Anda di halaman 1dari 9

BAB III

PEMBAHASAN
3.1 Sinopsis Novel Romeo Juliet
1.    Judul : Romeo Juliet
2.    Penulis : William Shakespeare
3.    Alih Bahasa : Manda Milawati A.
4.    Penerbit : Navila
5.    Tahun Terbit : 2010
6.    Tempat Terbit : Yogyakarta
7.    Jumlah halaman : xii + 184 halaman
8.    Kategori : Novel

Dikisahkan di Kota Verona, Italia, terdapat dua keluarga yang saling bermusuhan sejak lama,
yaitu Keluarga Montague dan Keluarga Capulet. Mulanya, Romeo yang berasal dari keluarga
Montague jatuh hati kepada Rosaline yang berasal dari keluarga Capulet. Suatu ketika, Tuan besar
Capulet, yaitu ayah Juliet, berencana mengadakan pesta besar dan mengundang semua rekan
bisnis serta teman-temannya. Keluarga Montague tentu saja tidak diundang. Namun, Romeo nekat
menghadiri pesta tersebut karena ingin bertemu Rosaline. Dengan kecerdasannya, ia pun sukses
menyamar dan menyelinap ke pesta tersebut. Begitu sampai di tengah pesta, perhatian Romeo
justru teralihkan dengan pesona Juliet, bukannya Rosaline. Romeo pun langsung jatuh hati. Di
tengah masa saling mengagumi satu sama lain, keduanya harus menelan kekecewaan setelah
mengetahui bahwa mereka lahir dari keluarga yang saling bermusuhan. Meski demikian, sepasang
remaja ini tidak ingin menyerah dengan permusuhan keluarga yang mereka dihadapi. Mereka
berusaha menyatukan diri di tengah ancaman dan kekerasan dari keluarga masing-masing. Dengan
bantuan teman Romeo, yaitu Pastor Laurance, mereka menikah secara diam-diam. Sayangnya, di
tengah kebahagiaan tersebut, salah satu sahabat Romeo meninggal ditangan sepupu Juliet, Tybalt.
Romeo yang awalnya tidak lagi menyimpan dendam untuk keluarga Capulet, akhirnya membalas
dengan membunuh Tybalt. Kejadian ini tentu saja memperbesar api permusuhan antara Capulet
dan Montague. Ayah Juliet yang tidak mengetahui pernikahan putrinya, memutuskan untuk
menikahkan Juliet dengan seorang pemuda bernama Paris. Cinta yang ditentang membuat Juliet
putus asa. Ia pun berkonsultasi dan membuat rencana dengan Pastor Laurance. Pastor Laurance
menyarankan agar Juliet pura-pura menyetujui pernikahan yang diatur ayahnya. Namun ketika pagi
hari menjelang pernikahan, dia harus minum ramuan yang akan membuatnya tampak seperti sudah
meninggal. Setelah itu, dia akan dimasukkan ke dalam lemari besi penguburan Capulet. Kemudian,
Pastor pun akan mengirimkan Romeo untuk menyelamatkannya. Ironisnya, sebelum rencana ini
sampai ke telinga Romeo, ia telah mengetahui kematian istri tercintanya dari orang lain. Dengan hati
yang hancur, Romeo pun pergi melihat Juliet untuk terakhir kalinya. Di sana, ia sempat dihadang
oleh Paris yang dengan sekejap dibunuh oleh romeo. Tak ada satu pun yang bisa menghentikannya
untuk bersatu dengan kekasih tercintanya. Di samping tubuh Juliet, ia menelan racun yang dibelinya
lalu mati seketika. Namun beberapa waktu kemudian, Juliet pun terbagun dengan sebuah harapan
kosong. Ia justru melihat tubuh suaminya yang tak berdaya lagi. Merasa tak punya alasan untuk
hidup, Juliet perlahan mengambil belati Romeo dan menghujam dirinya dengan benda tersebut.

3.2 Unsur Intrinsik Novel Romeo Juliet


1.      Tema
-         Tema mayor (pokok persoalam secara utuh) dalam novel Romeo Juliet adalah cinta tak sampai.
Dalam novel ini, diceritakan bahwa kisah asmara Romeo dan Juliet dihalangi oleh permusuhan
antara keluarga Romeo dengan keluarga Juliet. Kisah ini berakhir tragis, yaitu kematian antara
Romeo dan Juliet.
-         Tema Minor (pokok-pokok bagian atau sub-sub tema) :
a.       Kehidupan sosial masyarakat Verona. Berikut adalah kutipannya.
“…penduduk Verona menggunakan sungai tersebut untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan
untuk mengairi perkebunan mereka. Selain karena tanahnya yang subur, rakyat Verona juga pekerja
keras, hingga mereka hidup makmur dan tenteram. Hasil bumi yang berlimpah cukup untuk
menyangga kebutuhan hidup penduduk. Pangeran Verona masa itu adalah Pangeran Escalus,
seorang pangeran yang bijaksana dan tegas. Ia selalu memberikan hadiah bagi orang yang berjasa
dan member hukuman setimpal bagi orang yang berbuat jahat…” (halaman 7)
b.      Pemberontakan Romeo dan Juliet terhadap permusuhan keluarganya
Dalam kutipan :
“…Namun lain halnya dengan Romeo yang tidak mempedulikan perselisihan antardua keluarga.
Keinginan berkumpul dengan para gadis membuatnya bertindak nekat tanpa mempedulikan
dendam keluarga…” (halaman 18)
c.       Kesetiaan. Berikut adalah kutipannya.
“…Romeo membeli racun di apotek kecil untuk bunuh diri agar bisa mati bersama Juliet…” (halaman
181)
2.      Alur
Novel Romeo Juliet menggunakan alur maju. Adapun tahapan-tahapannya, yaitu:
 Perkenalan
Tahap perkenalan dalam Novel Romeo Juliet adalah terdapat dua keluarga yang tinggal di Verona,
yaitu keluarga Capulet dan keluarga Montague. Kedua keluarga tersebut saling bermusuhan.
Keluarga Capulet memiliki anak gadis bernama Juliet dan keluarga Montague memiliki anak laki-laki
bernama Romeo. Berikut adalah kutipannya.
“…Di Verona hidup dua orang bangsawan yang saling bermusuhan, yaitu Tuan Capulet dan Tuan
Montague…” (halaman 9)
“…Di tengah pertikaian dua keluarga yang tak kunjung usai, lahir seorang bocah dari keluarga
Montague bernama Romeo…” (halaman 10)
“…Mengertilah Romeo kalau si cantik jelita pemikat hati itu bukanlah tamu undangan. Ayahnya ialah
Tuan Capulet…” (halaman 30)
 Pertentangan
Pertentangan dalam Novel Romeo Juliet adalah Romeo dan Juliet jatuh hati kepada anak dari
musuh besar keluarganya sendiri. Berikut adalah kutipannya.
“…Romeo mendesah berat menghadapi kenyataan menyakitkan ini, menyalahkan nasib buruk
yang menimpa, saat berusaha melarikan diri dari siksaan cinta, ia malahan menemukan senyum
memikat seorang gadis puteri dari musuh keluarganya sendiri…” (halaman 30)
 Klimaks
Puncak konflik dari Novel Romeo Juliet ini adalah Juliet hendak dinikahkan secara paksa dengan
Paris oleh keluarganya. Juliet meminum obat yang membuatnya seolah-olah meninggal dunia.
Romeo yang mendapatkan informasi keliru mengira bahwa Juliet telah benar-benar meninggal,
sehingga ia membeli racun dan meminumnya di hadapan jasad Juliet yang sedang terbaring kaku.
Tak berapa lama, Juliet terbangun menemukan Romeo telah meninggal, sehingga ia pun bunuh diri
menggunakan belati Romeo. Berikut adalah kutipannya.
“…Hari Rabu depan bertempat di puri kita Freetown, engkau harus bersedia menikah dengan
Country Paris dan berjanji untuk menerima segala hal yang telah dibicarakan antara Paris, Aku, dan
Ibumu. Sudah semestinya sebagai seorang putri engkau berbakti, menghormati, mematuhi dan
mencintai aku sebagai ayahmu…” (halaman 132)
“…Rasa takut yang sangat menyerangnya, membuat ia menyambar gelas dengan gerakan cepat,
tanpa berpikir panjang, ia segera meneguk campuran ramuan dari pastor dan air yang ada di
dalamnya. Kemudian ia membaringkan diri dan menyilangkan kedua tangannya di dada dan
terhanyut dalam khayalan, menuju keadaan mati suri…” (halaman 156)
“…Romeo segera meminum racun yang dibeli dari apotek, lalu mencium Juliet sepuasnya lantas
tubuhnya mengejang, terbaring kaku. Nyawa pun terpegat, bercerai dari tubuhnya karena dipaksa
oleh racun jahanam itu…” (halaman 173)
“…Juliet melihat belati Romeo tergeletak, meraih dengan gerakan cepat lalu ditusukkan ke dadanya
sendiri. Tubuhnya roboh menimpa tubuh Romeo…” (halaman 175)

 Anti Klimaks
Anti klimaks dalam Novel Romeo Juliet adalah keluarga Capulet dan keluarga Montague
menemukan Romeo, Juliet, serta Paris telah tewas. Pastor Laurance menceritakan kisah cinta
Romeo dan Juliet kepada kedua keluarga tersebut. Berikut adalah kutipannya.
“…Tuan Capulet melihat sosok putrinya, “Ya Tuhan! Istriku! Lihat putri kita berdarah, dadanya
tertusuk belati! Lihat, sarung belati itu masih menggantung di punggung Romeo!” Nyonya Capulet
terpukul jiwanya. Ia mengeluh panjang “Oh, ini semua akan mempercepat kematianku!” Tiba-tiba
datang rombongan keluarga Montague. Pangeran Escalus segera menyambutnya dan berkata,
“Kemarilah Tuan Montague, karena engkau bangun pagi untuk menyaksikan putramu pergi
mendahuluimu.” Teriak Tuan Montague, “Oh betapa malang diriku!...” (halaman 177)
“…Pastor Laurance menjelaskan semua yang terjadi, “Akulah tertuduh utama dari semua kejadian
ini, karena berada pada waktu dan tempat yang sama…” (halaman 178)
 Penyelesaian
Keluarga Capulet dan keluarga Montague mengakhiri permusuhan, dan keduanya bersahabat
kembali. Berikut adalah kutipannya.
“…Oh saudaraku Montague, berikan tanganmu. Aku tak bisa meminta apa-apa lagi, selain demi
kehendak putriku untuk mendamaikan kita,” ucap Tuan Capulet sambil mengulurkan tangan. Uluran
tangan Tuan Capulet disambut Tuan Montague. Keduanya bersalaman! Yang hadir bertepuk
tangan. Kejadian amat langka tetapi sangat diharapkan oleh semua penghuni Verona telah
berlangsung. Tuan Montague runtuh keangkuhannya, demikian juga Tuan Capulet. Mereka menjadi
sahabat kembali…” (halaman 181)
3.      Latar
-         Latar Tempat
1.      Di Verona, dalam kutipan “…Di Verona hidup dua orang bangsawan yang saling bermusuhan, yaitu
Tuan Capulet dan Tuan Montague…” (halaman 9)
2.      Di kediaman Capulet, dalam kutipan “…Upacara perjamuan itu diselenggarakan di kediaman
Capulet…” (halaman 17)
3.      Di Gereja, dalam kutipan “…Sesampai di gereja, Juliet tidak berani menatap ke dalam gereja tempat
para pemuda kota berkumpul…” (halaman 60)
-         Latar Waktu
1.      Tengah malam, dalam kutipan “…Tengah malam ia memasuki ruangan bersama dengan lima orang
kawannya…” (halaman 18)
2.      Malam hari, dalam kutipan “…Tahukah engkau, malam menyembunyikan wajahku, jika tidak engkau
pasti melihat pipiku bersemu merah, karena engkau mendengar perkataanku malam ini…” (halaman
41)
3.      Pagi hari, dalam kutipan “…pagi itu sang pengasuh berusaha mempengaruhi pemikiran Juliet…”
(halaman 58)
4.      Hari Sabtu, dalam kutipan “…Hari Sabtu yang dinanti tiba, Juliet memakai pakaian berkabung, dan
meminta izin pada ibunya…” (halaman 60)
-         Latar Suasana
1.      Gembira karena merasa telah menemukan gadis impian, dan bingung karena gadis yang
diimpikannya berasal dari Keluarga Capulet yang merupakan musuh besar keluarga Romeo. Dalam
kutipan “…Romeo melihat dirinya berada dalam amukan badai baru yang mengguncang antara
harapan akan bertemu pelabuhan baru yang lebih menyenangkan dengan bahaya tersesat
menghadang. Kebingungan membuat Romeo tak mampu memikirkan tindakan selanjutnya…”
(halaman 21)
2.      Takut, dalam kutipan “…Baiklah Tuan, aku akan segera pergi dan tidak mengganggu apa yang
Tuan lakukan,” jawab Peter ketakutan seraya berlalu dengan tergopoh-gopoh…” (halaman 170)
3.      Gelisah, dalam kutipan “…Dengan segenap sisa tenaga ia berusaha menyembunyikan dukanya dari
semua orang. Ia hanya bisa sembunyi di dalam rumah, mondar-mandir dengan hati gelisah, sampai
akhirnya ia memutuskan untuk keluar…” (halaman 165)

4.      Penokohan
-         Pangeran Escalus, bersifat protagonis. Ia ingin mendamaikan permusuhan antara Keluarga Capulet
dengan Keluarga Montague. Dalam kutipan “…Pangeran Escalus benar-benar merasa prihatin
mendengar perselisihan kedua sahabat dekatnya itu. Dengan segenap daya upaya ia berusaha
mendamaikan kembali Tuan Capulet dan Tuan Montague…” (halaman 10)

-         Romeo
   Secara fisiologis, Romeo digambarkan sebagai laki-laki yang tampan, bertubuh tegap, keturunan
bangsawan, dan dikagumi oleh para gadis. Dalam kutipan “…para wanita nampak takjub dengan
mata terbelalak memandangnya. Mereka terpesona melihat tubuh tegap Romeo dipadu dengan
parasnya yang tampan alami. Mereka menganggap Romeo seumpama langit yang berpadu dengan
alam dan menjelma menjadi keindahan…” (halaman 19)
   Secara sosiologis, Romeo digambarkan sebagai laki-laki yang cerdas, cekatan, setia, dan tidak takut
bahaya atau suka mengambil risiko. Berikut adalah kutipannya.
“…Kala senggang, Romeo mengunjungi taman rumah Juliet secara sembunyi-sembunyi untuk
melihat sang kekasih dari kejauhan, agar tidak diketahui oleh orang lain…” (halaman 43)
“…Romeo membeli racun di apotek kecil untuk bunuh diri agar bisa mati bersama Juliet…” (halaman
181)

-         Juliet
Juliet digambarkan sebagai perempuan yang cantik, lemah lembut, keturunan bangsawan, bersifat
dewasa, sopan, setia, hormat kepada orang tua, dan dikagumi oleh para laki-laki dari keturunan
bangsawan ataupun laki-laki kebanyakan. Berikut adalah kutipannya.
“…perilaku terpuji Juliet pun ikut tumbuh. Ia selalu bersikap bijaksana, rendah hati dan penuh
kelembutan…” (halaman 160)
“…Juliet merupakan gadis istimewa, selain kecantikan parasnya, ia juga masih muda, menarik,
lincah dan menyenangkan bila dipandang. Kelebihan yang membedakan Juliet dengan gadis
kebanyakan ialah karena tumbuh dalam asuhan serta lingkungan yang mendukung serta mendapat
pendidikan bagus. Sebagai satu-satunya putri kesayangan Tuan Capulet, dalam usia yang masih
muda ia mampu bersikap bijaksana layaknya orang dewasa…” (halaman 126)

-         Pastor Laurance


Ia adalah seorang pastor yang arif, bijaksana, dan baik hati. Berikut adalah kutipannya.
“…kebijaksanaannya yang telah diketah“…kebaikan hati dan kebijaksanaan pastor tua itu disenangi
oleh seluruh penghuni kota. Mereka selalu berlindung dan mencari nasehat kepada Pastor
Laurance…” (halaman 51)
ui oleh banyak orang membuat para pangeran pun meminta nasehat pada pastor, kapanpun
memerlukan…” (halaman 52)
“…Romeo juga menyukai kearifan Pastor Laurance, ia selalu mencari pastor itu saat merasa
gundah dan diliputi kesusahan…” (halaman 52)

-         Tybalt
Ia berasal dari keturunan bangsawan, bersifat pemberani, bertubuh tegap dan kekar. Berikut adalah
kutipannya.
“…Tybalt merupakan seorang pemuda penuh semangat, bertubuh tinggi, kuat dengan lengan kekar
dan tangkas. Tybalt memiliki kedudukan paling terhormat disbanding pemuda lain dalam keluarga
Tuan Capulet. Mereka tidak perlu suara terompet untuk menantang lawan, cukuplah teriakan dan
suara keras Tybalt…” (halaman 75)

-         Paris
Ia berasal dari keluarga bangsawan. Paris adalah seorang laki-laki yang sangat tergila-gila dengan
Juliet. Paris pulalah yang akan dijodohkan dengan Juliet. Berikut adalah kutipannya.
“…Country Paris tampak tergila-gila pada gadis itu. Sorot matanya amat tajam, seolah-olah menelan
gadis itu dalam seketika waktu…” (halaman 20)
“…Nyonya Capulet sangat membanggakan Country Paris. Ia memuji Paris mulai dari kegagahan
tubuh, ketampanan paras, pemuda yang cakap, postur tubuh, kekayaan serta keramahan pria
tersebut seolah tak ada seorang pemuda pun yang mampu melebihi Paris…” (halaman 127)

-         Tuan Capulet, berwatak keras. Berikut adalah kutipannya.


“…Benar-benar gadis bodoh dan keras kepala! Mengapa engkau hanya memperturutkan hati berani
menolak kekayaan yang ditawarkan padamu, bahkan berani menentang keinginanku. Aku telah
bersumpah pada Tuhan Yang Maha Kuasa, Dia yang telah memberi kehidupan padaku dan
menganugerahkan masa muda hingga aku mampu memberikan dirimu pada istriku, engkau harus
mematuhi perintahku!” Kata Tuan Capulet kepada Juliet…” (halaman 131)
5.      Sudut Pandang
Sudut pandang yang digunakan dalam Novel Romeo Juliet adalah sudut pandang orang ketiga,
yaitu terlihat dari pengarang menggunakan kata ganti “dia atau ia” dan menyebut nama-nama
tokohnya sebagai kata ganti. Berikut adalah kutipannya.
“…ia merasa puas karena pasangannya disetujui bapa pastor…” (halaman 53)
“…mendengar kabar itu, Juliet merasakan kegembiraan yang luar biasa…” (halaman 93).
6.      Gaya Bahasa
-         Menggunakan bahasa perumpamaan, dalam kutipan “…usaha Pangeran Escalus ibarat ingin
memadamkan api, tapi apa daya air yang digunakan tak sebanding dengan besarnya api yang
menyala…” (halaman 10)
-         Bahasa perumpamaan, dalam kutipan “…ketika menatap sorot mata bak pijar bintang itu, rasa sakit
akibat rindu yang ditanggung Romeo bukannya sembuh, malah menimbulkan luka baru…” (halaman
11)
-         Terdapat majas personifikasi, dalam kutipan “…rasa cinta memaksa Romeo untuk tetap berlari,
maju tanpa henti. Dalam perjuangan menggapai cinta, ia terpanggang dan meleleh layaknya salju
terkena sinar matahari…” (halaman 13)
-         Majas personifikasi, dalam kutipan “…Tidak berapa lama, matanya membentur sesosok gadis
berwajah jelita dengan bentuk tubuh sempurna, sedang dirayu oleh Country Paris…” (halaman 20)
-         Majas personifikasi, dalam kutipan “…barangkali ia masih bisa menyaksikan senyum kekasihnya
dan masih dapat menikmati sinar mata yang dapat melumpuhkan jiwa itu…” (halaman 168)
7.      Amanat
Sebuah perselisihan tidak akan menyelesaikan masalah, bahkan akan menimbulkan
permasalahan baru. Oleh karena itu, selesaikanlah masalah dengan kepala dingin. Sebagai
manusia, dalam menjalani hidup kita harus memikirkan terlebih dahulu perbuatan yang akan kita
lakukan agar nantinya dapat berguna untuk diri sendiri dan orang lain.

3.3 Unsur Ekstrinsik Novel Romeo Juliet


A. Biografi Pengarang
William Shakespeare lahir pada tanggal 26 April 1564 di Stratford, Inggris. Shakespeare
adalah anak dari seorang pengusaha sarung tangan yang cukup sukses ketika itu. Ayahnya
bernama John Shakespeare dan ibunya adalah Mary Arden. Walau ia tinggal di lingkungan
pengusaha, namun bakat William bukanlah di situ. Ia lebih senang menulis dan berpuisi.
Shakespeare mengokohkan dirinya sebagai seorang penulis dan aktor.
William Shakespeare menikah pada tanggal 28 November 1582 dengan wanita yang usianya
delapan tahun lebih muda darinya, yaitu Anne Hathaway. Mereka dikaruniai tiga anak, yaitu
Susanna, si kembar Hamnet dan Judith. Namun sayang, Hamnet meninggal dunia. Shakespearre
kemudian menelurkan karyanya yang berjudul “The Tragical History of Hamlet, Prince of Denmark”.
Orang-orang mengira Shakespeare membuat karya itu terinspirasi dari kematian anaknya karena
namanya mirip dengan anaknya (Hamnet dengan Hamlet).
Shakespeare telah menjelma menjadi penulis yang kaya raya dan terkenal di masanya. Ratu
Elizabeth I sangat mengagumi karya-karyanya. Ratu Elizabeth adalah tamu tetap dari pertunjukan-
pertunjukan William. Shakespeare juga disukai ketika pemerintahan Raja James I. Shakespeare
sering diundang ke istana untuk mementaskan sandiwara. Shakespeare juga sering mengadakan
tur keliling negeri guna menambah pundi-pundi emasnya.
William Shakespeare menulis dari tahun 1586 hingga 1611 atau kurang lebih 25 tahun. Karya-
karyanya berupa Drama Tragedi (Romeo Juliet, Julius Caesar, Macbeth, Antony and Cleopatra
Coriolanus, dan lain-lain), Drama Komedi (The Comedy of Errors, All's Well That Ends Well, As You
Like It, A Midsummer Night's Dream, dan lain-lain), Drama Sejarah (King John, Richard II, Richard
III, dan lain-lain), dan puisi (Shakespeare's Sonnets, Venus and Adonis, The Rape of Lucrece, dan
lain-lain). Ia dinobatkan sebagai sastrawan Inggris yang karya-karyanya telah disadur ke berbagai
bahasa di dunia.
Shakespeare meninggal pada tahun 1616. Di batu nisannya tertulis "Blest be the man who
cast these stones, and cursed be he that moves my bones". Artinya terberkatilah ia yang menaruh
batu-batu ini, dan terkutuklah ia yang memindahkan tulang-tulangku.

B. Nilai-nilai yang terdapat dalam Novel Romeo Juliet


1.      Nilai Budaya
a.       Setiap malam-malam musim dingin di Verona, diadakan Upacara perjamuan dan pertunjukan untuk
menyambut Natal. Dalam kutipan “…malam-malam musim dingin melelahkan di Verona mulai
dimeriahkan berbagai pertunjukan untuk menyambut peringatan Natal. Musim mengundang gadis-
gadis kota untuk hadir dalam sebuah perjamuan…” (halaman 17)
b.      Perjodohan, dalam kutipan “…ia tak bisa menyembunyikan kebahagiaan hatinya dan segera
mencari Juliet untuk menyampaikan pembicaraan mereka, bercerita bahwa ayah Juliet telah
menemui Paris untuk membicarakan perjodohan mereka…” (halaman 127)
c.       Jika ada orang meninggal, jenazahnya dipakaikan busana yang bagus dan dibawa ke gereja.
Berikut adalah kutipannya.
“…selain itu siapa saja yang telah tiada akan dibawa menuju gereja mereka dengan tubuh
dibaringkan dalam peti terbuka, memakai pakaian paling bagus, bukan dibungkus oleh kain…”
(halaman 163)

2.      Nilai Adat Istiadat


Adat istiadat mengenai pemakaman jenazah. Berikut adalah kutipannya.
“…Di Italia telah ada sebuah kebiasaan yang berlaku secara umum. Mereka melakukan hal terbaik
untuk orang yang dikuburkan dengan sebuah upacara pemakaman. Setiap keluarga jika cukup
terkenal pasti membangun sebuah pusara untuk menggali lahan, atas nama keluarga sebagai
tempat menguburkan sanak saudaranya yang telah tiada. Pusara milik keluarga ini tidak digunakan
untuk mengubur mayat oleh pihak keluarga lain…” (halaman 163)

3.      Nilai Agama / Religius


a. Upacara Perjamuan adalah peringatan keagamaan untuk menyambut Natal. Dalam kutipan “…
perselisihan antardua keluarga itu ternyata tak bisa dikalahkan oleh sebuah peringatan
keagamaan…” (halaman 18)
b. Romeo berdoa, dalam kutipan “…ia menyatukan kedua tangan di depan dada, bersyukur kepada
Tuhan, dan menangis memohon ampunan surga, apabila mempunyai pemikiran lain selain
ketulusan cinta pada Juliet…” (halaman 49)

4.      Nilai Moral


a.       Baik hati dan suka membantu orang lain. Berikut adalah kutipannya.
“…keahlian itu dikuasai dengan niat tulus dan memang untuk membantu orang lain, bukan
digunakan untuk berbuat jahat. Semestinya tidak ada cara yang bisa digunakan manusia, selain
kebenaran yang disampaikan untuk melawan nafsu keserakahan. Kebaikan hati dan kebijaksanaan
pastor tua itu disenangi oleh seluruh penghuni kota. Mereka selalu berlindung dan mencari nasehat
kepada Pastor Laurance…” (halaman 51)
b.      Nilai moral negatif, dalam kutipan “…jika kedua orang tersebut dan para pengikutnya kebetulan
berpapasan, mereka akan saling berkelahi, berusaha membunuh dan melukai, tanpa memikirkan
akibatnya…” (halaman 9)
c.       Kesabaran Tuan Capulet ketika melihat Romeo ada dalam Upacara perjamuan. Dalam kutipan “…
Tuan Capulet mengabaikan kehadiran musuh, berusaha menekan kemarahan dengan alasan yang
tidak jelas. Mungkin lebih penting bagi mereka untuk menenangkan tetamu, para ksatria terhormat,
atau untuk menghindari balas dendam keluarga Tuan Montague…” (halaman 19)

5.      Nilai Pendidikan


a.       Sebagai manusia, kita harus berperilaku sopan dan terpuji terhadap sesama. Dalam kutipan “…
dalam usianya yang mulai beranjak dewasa, perilaku terpuji Juliet pun tumbuh. Ia selalu bersikap
bijaksana, rendah hati dan penuh kelembutan…” (halaman 160)
b.      Anak-anak dalam lingkungan terhormat diajarkan berbagai ajaran kesopanan dan ilmu-ilmu
kebijaksanaan. Dalam kutipan “…sebagaimana Romeo, gadis itu, Rosalina, juga berasal dari
lingkungan terhormat, dirawat dengan ajaran kebajikan, menimba ilmu kebijaksanaan di sekolah
dengan bimbingan seorang guru yang termasyhur…” (halaman 11)

6.      Nilai Ekonomi


a.       Seorang penjaga apotek miskin rela menjual racun paling berbahaya untuk menutupi keadaan
ekonominya. Berikut adalah kutipannya.
“…Kebutuhan mendesak yang harus dipenuhi oleh pelayan miskin itu bisa membuat ia mau menjual
barang terlarang untuk diperdagangkan. Dengan tangan terulur kepada orang miskin itu, Romeo
memperlihatkan emas berkilauan agar membakar hati si pelayan…” (halaman 165)
3.4 Aspek-aspek Kritik Sastra yang terkandung dalam Novel Romeo Juliet
1.      Aspek Kesejarahan
Aspek kesejarahan meliputi peristiwa yang terjadi, tempat, waktu, dan para pelaku peristiwa
tersebut. Peristiwa yang terjadi dalam novel Romeo Juliet adalah kisah asmara Romeo dan Juliet
tanpa sepengetahuan orang tuanya masing-masing. Keluarga Romeo dan keluarga Juliet saling
bermusuhan. Peristiwa tersebut terjadi di Kota Verona, Italia. Waktu terjadinya peristiwa itu berkisar
abad 15-16, karena terlihat dalam cerita bahwa seorang Pastor masih menyukai takhyul. Para
pelaku dalam cerita Romeo Juliet adalah Pangeran Escalus, Romeo, Juliet, Pastor Laurance,
Tybalt, Tuan Capulet, Tuan Montague, Ibunda Juliet, dan Paris.
Hal-hal faktual yang terdapat dalam novel tersebut adalah di Italia pada masa itu berlaku sistem
kekaisaran Romawi dan istana sentris. Budaya perjodohan juga sering dilakukan oleh kaum-kaum
bangsawan. Dengan adanya hal-hal faktual tersebut, ditambah dengan imajinasi William
Shakespeare yang cukup tinggi, maka lahirlah sebuah karya fenomenal, Romeo Juliet. Tragedi
Romeo Juliet dan kisah-kisah fiktif yang diciptakan oleh pengarang disatukan dengan fakta-fakta
yang ada di Italia.

2.      Aspek Rekreasi


Untuk mengetahui mode, cara berpikir, dan cara hidup masyarakat dalam karya sastra, bisa
diteropong berdasarkan kacamata zamannya. Karya sastra menggambarkan hidup-kehidupan
masyarakat ketika karya sastra itu diciptakan.
Jika kita teropong berdasarkan kacamata zamannya, kehidupan masyarakat dalam novel
Romeo Juliet sangat kental dan patuh terhadap budaya dan adat yang berlaku. Masyarakat sangat
patuh terhadap pangeran penguasa Verona dan keluarga-keluarga bangsawan, walaupun keluarga
bangsawan tersebut dalam keadaan berselisih. Itu artinya masyarakat menerima-menerima saja
apa yang dilakukan oleh pemimpinnya.
Cara berpikir kaum-kaum bangsawan pada masa itu kurang berkembang. Semisal, dalam
perjodohan. Para tetua kaum bangsawan lebih mementingkan materi dan derajat tanpa
mementingkan perasaan dan kebahagiaan pasangan yang dijodohkan. Seperti dalam kutipan “…
sesuatu hal yang perlu diketahui dari putrimu, jika ia telah mempunyai pilihan, maka semestinya
harus sesuai dengan kehalusan budinya dan lebih diutamakan memiliki derajat dan kekayaan yang
melebihi kita…” (halaman 125). Orang tua Juliet memilih Paris sebagai pendamping hidup Juliet
kelak. Selain karena kegagahan pemuda tersebut, ia juga tertarik dengan gelar kebangsawanan dan
kekayaan Paris.

3.      Aspek Kadar Artistik


a.       Nilai Hedonik
Sejak dulu, kisah cinta selalu memiliki daya tarik tersendiri. Novel Romeo Juliet menyuguhkan kisah
percintaan melalui pemilihan kata dan gaya bahasa yang sangat menarik untuk dinikmati. Dengan
pemilihan kata dan gaya bahasa yang disajikan membuat kita ikut hanyut dalam suasana
penceritaan novel tersebut.
Seperti dalam kutipan “…tidak ada hal lain yang lebih menyenangkan Juliet, selain kata-kata yang
membahagiakan yang ia dengar dari Romeo. Kata-kata yang meniupkan wanginya janji, kata-kata
yang membuat janji terasa madu itu terus bergema dalam relung-relung hati…” (halaman 50)

b.      Nilai Artistik


Dalam novel Romeo Juliet, William Shakespeare pandai mengungkapkan dan menyatukan hal-hal
faktual dengan daya imajinasinya dan dibungkus dengan gaya bahasa yang sungguh memikat.
Seperti dalam kutipan “…perselisihan antara keluarga Tuan Montague dan keluarga Tuan Capulet
sudah menumbuhkan akar dendam yang kuat. Bahkan Pangeran Escalus tak mampu membuat
kedua keluarga itu mencapai perdamaian, sebab masih tersisa percikan kemarahan yang setiap
saat bisa menimbulkan konflik…” (halaman 74)
Dari kutipan tersebut, hal-hal faktual dalam novel Romeo Juliet adalah bentuk pemerintahan dengan
sistem kekaisaran Romawi (negeri dikuasai oleh Pangeran, dan adanya sebutan Tuan untuk kepala
keluarga bangsawan). Hal-hal faktual itu dipadukan dengan daya imajinasi pengarang
(mengandaikan kedua keluarga bangsawan sedang dalam keadaan berselisih) yang dikemas
dengan gaya bahasa yang menarik.

c.       Nilai Sosiokultural


Nilai sosiokultural dalam novel Romeo Juliet adalah perjodohan. Perjodohan adalah sebuah kultur
atau budaya yang sering ditemui dalam kehidupan masyarakat zaman dulu. Dikisahkan bahwa Tuan
Capulet menjodohkan putrinya dengan lelaki yang sederajat dan memiliki materi yang melebihi
keluarganya. Berikut adalah kutipannya.
“…namun hanya satu pemuda yang menarik perhatian sang ibu, yaitu seorang pemuda putra
bangsawan terkenal bernama Country Paris. Begitu pula dengan Tuan Capulet. Selain karena
kegagahan pemuda tersebut, ia juga tertarik dengan gelar kebangsawanan dan kekayaan Paris…”
(halaman 127)
“…Hari Rabu depan bertempat di puri kita Freetown, engkau harus bersedia menikah dengan
Country Paris dan berjanji untuk menerima segala hal yang telah dibicarakan antara Paris, Aku, dan
Ibumu. Sudah semestinya sebagai seorang putri engkau berbakti, menghormati, mematuhi dan
mencintai aku sebagai ayahmu…” (halaman 132)

d.      Nilai Etis, Moral, dan Religius


Juliet yang hidup di keluarga terhormat, ia diajarkan berbagai nilai kebijaksanaan, tata karma, dan
sopan santun. Juliet sering melakukan pengampunan dosa ke Gereja setiap hari Sabtu. Itulah nilai
etis, moral, dan religius yang terdapat dalam novel Romeo Juliet. Berikut adalah kutipannya.
“…perilaku terpuji Juliet pun ikut tumbuh. Ia selalu bersikap bijaksana, rendah hati dan penuh
kelembutan…” (halaman 160).
“…agar pada hari Sabtu diijinkan untuk ke gereja, melakukan pengakuan dosa…” (halaman 59).

e.       Nilai Praktis


Nilai-nilai dalam novel Romeo Juliet yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari adalah
berbakti dan hormat kepada orang tua, kesetiaan, suka menolong, serta kasih sayang. Berikut
adalah kutipannya.
“…keahlian itu dikuasai dengan niat tulus dan memang untuk membantu orang lain, bukan
digunakan untuk berbuat jahat. Semestinya tidak ada cara yang bisa digunakan manusia, selain
kebenaran yang disampaikan untuk melawan nafsu keserakahan. Kebaikan hati dan kebijaksanaan
pastor tua itu disenangi oleh seluruh penghuni kota. Mereka selalu berlindung dan mencari nasehat
kepada Pastor Laurance…” (halaman 51)
“…rasa sayang dan hormat pada kedua orang tua yang telah merawat sejak kecil membuat Juliet
tidak menyanggah semua keinginan orang tuanya…” (halaman 127)

3.5 Deskripsi Kemasyarakatan dalam Novel Romeo Juliet


Karya sastra adalah mimesis dari kehidupan nyata. Begitu pula dengan novel. Disamping
menyajikan imajinasi pengarang, dalam novel juga menyajikan hal-hal yang sesuai dengan
kenyataan. Deskripsi kemasyarakatan dalam sebuah novel meliputi bagaimana kehidupan
masyarakat yang digambarkan dalam novel tersebut, apa pekerjaan masyarakatnya, dan
bagaimana karakter orangnya. Dalam pengantar Novel Romeo Juliet, dikatakan bahwa dalam benak
William Shakespeare terbersit suatu gagasan menakutkan untuk menulis cerita tragedi di tengah
Kota Verona yang damai. Ia membuat cerita tersebut sebagai cermin kehidupan.
Kehidupan masyarakat dalam Novel Romeo Juliet berada di bawah penguasa Verona.
Masyarakat sangat hormat kepada pemimpinnya. Dalam masa itu terdapat banyak keluarga
bangsawan diantaranya Keluarga Montague dan Keluarga Capulet. Untuk memenuhi kebutuhan
hidup, orang-orang dari kalangan biasa mengabdi pada keluarga bangsawan. Kesehariannya
mereka sebagai pengasuh, pembantu, dan yang sejenisnya. Keluarga Montague dan Keluarga
Capulet yang sedang dalam keadaan berselisih memiliki karakter yang sama, yaitu berwatak keras
sehingga tak ada yang mau memulai perdamaian. Dari situlah Romeo Montague dan Juliet Capulet
yang memang saling mencintai ingin mengakhiri perselisihan kedua orang tuanya dengan cara
menikah tanpa sepengetahuan orang tua mereka dan pada akhirnya mereka mengakhiri hidupnya
dengan cara yang tragis.

Anda mungkin juga menyukai