Anda di halaman 1dari 7

Unsur Intrinsik Novel Romeo Juliet

1. Tema

- Tema mayor (pokok persoalam secara utuh) dalam novel Romeo Juliet adalah cinta tak sampai.
Dalam novel ini, diceritakan bahwa kisah asmara Romeo dan Juliet dihalangi oleh permusuhan antara
keluarga Romeo dengan keluarga Juliet. Kisah ini berakhir tragis, yaitu kematian antara Romeo dan
Juliet.

- Tema Minor (pokok-pokok bagian atau sub-sub tema) :

a. Kehidupan sosial masyarakat Verona. Berikut adalah kutipannya.

“…penduduk Verona menggunakan sungai tersebut untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan untuk
mengairi perkebunan mereka. Selain karena tanahnya yang subur, rakyat Verona juga pekerja keras,
hingga mereka hidup makmur dan tenteram. Hasil bumi yang berlimpah cukup untuk menyangga
kebutuhan hidup penduduk. Pangeran Verona masa itu adalah Pangeran Escalus, seorang pangeran
yang bijaksana dan tegas. Ia selalu memberikan hadiah bagi orang yang berjasa dan member hukuman
setimpal bagi orang yang berbuat jahat…” (halaman 7)

b. Pemberontakan Romeo dan Juliet terhadap permusuhan keluarganya

Dalam kutipan :

“…Namun lain halnya dengan Romeo yang tidak mempedulikan perselisihan antardua keluarga.
Keinginan berkumpul dengan para gadis membuatnya bertindak nekat tanpa mempedulikan dendam
keluarga…” (halaman 18)

c. Kesetiaan. Berikut adalah kutipannya.

“…Romeo membeli racun di apotek kecil untuk bunuh diri agar bisa mati bersama Juliet…” (halaman
181)

2. Alur

Novel Romeo Juliet menggunakan alur maju. Adapun tahapan-tahapannya, yaitu:

v Perkenalan

Tahap perkenalan dalam Novel Romeo Juliet adalah terdapat dua keluarga yang tinggal di Verona, yaitu
keluarga Capulet dan keluarga Montague. Kedua keluarga tersebut saling bermusuhan. Keluarga Capulet
memiliki anak gadis bernama Juliet dan keluarga Montague memiliki anak laki-laki bernama Romeo.
Berikut adalah kutipannya.

“…Di Verona hidup dua orang bangsawan yang saling bermusuhan, yaitu Tuan Capulet dan Tuan
Montague…” (halaman 9)
“…Di tengah pertikaian dua keluarga yang tak kunjung usai, lahir seorang bocah dari keluarga Montague
bernama Romeo…” (halaman 10)

“…Mengertilah Romeo kalau si cantik jelita pemikat hati itu bukanlah tamu undangan. Ayahnya ialah
Tuan Capulet…” (halaman 30)

v Pertentangan

Pertentangan dalam Novel Romeo Juliet adalah Romeo dan Juliet jatuh hati kepada anak dari musuh
besar keluarganya sendiri. Berikut adalah kutipannya.

“…Romeo mendesah berat menghadapi kenyataan menyakitkan ini, menyalahkan nasib buruk yang
menimpa, saat berusaha melarikan diri dari siksaan cinta, ia malahan menemukan senyum memikat
seorang gadis puteri dari musuh keluarganya sendiri…” (halaman 30)

v Klimaks

Puncak konflik dari Novel Romeo Juliet ini adalah Juliet hendak dinikahkan secara paksa dengan Paris
oleh keluarganya. Juliet meminum obat yang membuatnya seolah-olah meninggal dunia. Romeo yang
mendapatkan informasi keliru mengira bahwa Juliet telah benar-benar meninggal, sehingga ia membeli
racun dan meminumnya di hadapan jasad Juliet yang sedang terbaring kaku. Tak berapa lama, Juliet
terbangun menemukan Romeo telah meninggal, sehingga ia pun bunuh diri menggunakan belati Romeo.
Berikut adalah kutipannya.

“…Hari Rabu depan bertempat di puri kita Freetown, engkau harus bersedia menikah dengan Country
Paris dan berjanji untuk menerima segala hal yang telah dibicarakan antara Paris, Aku, dan Ibumu.
Sudah semestinya sebagai seorang putri engkau berbakti, menghormati, mematuhi dan mencintai aku
sebagai ayahmu…” (halaman 132)

“…Rasa takut yang sangat menyerangnya, membuat ia menyambar gelas dengan gerakan cepat, tanpa
berpikir panjang, ia segera meneguk campuran ramuan dari pastor dan air yang ada di dalamnya.
Kemudian ia membaringkan diri dan menyilangkan kedua tangannya di dada dan terhanyut dalam
khayalan, menuju keadaan mati suri…” (halaman 156)

“…Romeo segera meminum racun yang dibeli dari apotek, lalu mencium Juliet sepuasnya lantas
tubuhnya mengejang, terbaring kaku. Nyawa pun terpegat, bercerai dari tubuhnya karena dipaksa oleh
racun jahanam itu…” (halaman 173)

“…Juliet melihat belati Romeo tergeletak, meraih dengan gerakan cepat lalu ditusukkan ke dadanya
sendiri. Tubuhnya roboh menimpa tubuh Romeo…” (halaman 175)

v Anti Klimaks
Anti klimaks dalam Novel Romeo Juliet adalah keluarga Capulet dan keluarga Montague menemukan
Romeo, Juliet, serta Paris telah tewas. Pastor Laurance menceritakan kisah cinta Romeo dan Juliet
kepada kedua keluarga tersebut. Berikut adalah kutipannya.

“…Tuan Capulet melihat sosok putrinya, “Ya Tuhan! Istriku! Lihat putri kita berdarah, dadanya tertusuk
belati! Lihat, sarung belati itu masih menggantung di punggung Romeo!” Nyonya Capulet terpukul
jiwanya. Ia mengeluh panjang “Oh, ini semua akan mempercepat kematianku!” Tiba-tiba datang
rombongan keluarga Montague. Pangeran Escalus segera menyambutnya dan berkata, “Kemarilah Tuan
Montague, karena engkau bangun pagi untuk menyaksikan putramu pergi mendahuluimu.” Teriak Tuan
Montague, “Oh betapa malang diriku!...” (halaman 177)

“…Pastor Laurance menjelaskan semua yang terjadi, “Akulah tertuduh utama dari semua kejadian ini,
karena berada pada waktu dan tempat yang sama…” (halaman 178)

v Penyelesaian

Keluarga Capulet dan keluarga Montague mengakhiri permusuhan, dan keduanya bersahabat kembali.
Berikut adalah kutipannya.

“…Oh saudaraku Montague, berikan tanganmu. Aku tak bisa meminta apa-apa lagi, selain demi
kehendak putriku untuk mendamaikan kita,” ucap Tuan Capulet sambil mengulurkan tangan. Uluran
tangan Tuan Capulet disambut Tuan Montague. Keduanya bersalaman! Yang hadir bertepuk tangan.
Kejadian amat langka tetapi sangat diharapkan oleh semua penghuni Verona telah berlangsung. Tuan
Montague runtuh keangkuhannya, demikian juga Tuan Capulet. Mereka menjadi sahabat kembali…”
(halaman 181)

3. Latar

- Latar Tempat

1. Di Verona, dalam kutipan “…Di Verona hidup dua orang bangsawan yang saling bermusuhan, yaitu
Tuan Capulet dan Tuan Montague…” (halaman 9)

2. Di kediaman Capulet, dalam kutipan “…Upacara perjamuan itu diselenggarakan di kediaman


Capulet…” (halaman 17)

3. Di Gereja, dalam kutipan “…Sesampai di gereja, Juliet tidak berani menatap ke dalam gereja tempat
para pemuda kota berkumpul…” (halaman 60)

- Latar Waktu

1. Tengah malam, dalam kutipan “…Tengah malam ia memasuki ruangan bersama dengan lima orang
kawannya…” (halaman 18)
2. Malam hari, dalam kutipan “…Tahukah engkau, malam menyembunyikan wajahku, jika tidak
engkau pasti melihat pipiku bersemu merah, karena engkau mendengar perkataanku malam ini…”
(halaman 41)

3. Pagi hari, dalam kutipan “…pagi itu sang pengasuh berusaha mempengaruhi pemikiran Juliet…”
(halaman 58)

4. Hari Sabtu, dalam kutipan “…Hari Sabtu yang dinanti tiba, Juliet memakai pakaian berkabung, dan
meminta izin pada ibunya…” (halaman 60)

- Latar Suasana

1. Gembira karena merasa telah menemukan gadis impian, dan bingung karena gadis yang
diimpikannya berasal dari Keluarga Capulet yang merupakan musuh besar keluarga Romeo. Dalam
kutipan “…Romeo melihat dirinya berada dalam amukan badai baru yang mengguncang antara harapan
akan bertemu pelabuhan baru yang lebih menyenangkan dengan bahaya tersesat menghadang.
Kebingungan membuat Romeo tak mampu memikirkan tindakan selanjutnya…” (halaman 21)

2. Takut, dalam kutipan “…Baiklah Tuan, aku akan segera pergi dan tidak mengganggu apa yang Tuan
lakukan,” jawab Peter ketakutan seraya berlalu dengan tergopoh-gopoh…” (halaman 170)

3. Gelisah, dalam kutipan “…Dengan segenap sisa tenaga ia berusaha menyembunyikan dukanya dari
semua orang. Ia hanya bisa sembunyi di dalam rumah, mondar-mandir dengan hati gelisah, sampai
akhirnya ia memutuskan untuk keluar…” (halaman 165)

4. Penokohan

- Pangeran Escalus, bersifat protagonis. Ia ingin mendamaikan permusuhan antara Keluarga Capulet
dengan Keluarga Montague. Dalam kutipan “…Pangeran Escalus benar-benar merasa prihatin
mendengar perselisihan kedua sahabat dekatnya itu. Dengan segenap daya upaya ia berusaha
mendamaikan kembali Tuan Capulet dan Tuan Montague…” (halaman 10)

- Romeo

· Secara fisiologis, Romeo digambarkan sebagai laki-laki yang tampan, bertubuh tegap, keturunan
bangsawan, dan dikagumi oleh para gadis. Dalam kutipan “…para wanita nampak takjub dengan mata
terbelalak memandangnya. Mereka terpesona melihat tubuh tegap Romeo dipadu dengan parasnya
yang tampan alami. Mereka menganggap Romeo seumpama langit yang berpadu dengan alam dan
menjelma menjadi keindahan…” (halaman 19)

· Secara sosiologis, Romeo digambarkan sebagai laki-laki yang cerdas, cekatan, setia, dan tidak takut
bahaya atau suka mengambil risiko. Berikut adalah kutipannya.
“…Kala senggang, Romeo mengunjungi taman rumah Juliet secara sembunyi-sembunyi untuk melihat
sang kekasih dari kejauhan, agar tidak diketahui oleh orang lain…” (halaman 43)

“…Romeo membeli racun di apotek kecil untuk bunuh diri agar bisa mati bersama Juliet…” (halaman
181)

- Juliet

Juliet digambarkan sebagai perempuan yang cantik, lemah lembut, keturunan bangsawan, bersifat
dewasa, sopan, setia, hormat kepada orang tua, dan dikagumi oleh para laki-laki dari keturunan
bangsawan ataupun laki-laki kebanyakan. Berikut adalah kutipannya.

“…perilaku terpuji Juliet pun ikut tumbuh. Ia selalu bersikap bijaksana, rendah hati dan penuh
kelembutan…” (halaman 160)

“…Juliet merupakan gadis istimewa, selain kecantikan parasnya, ia juga masih muda, menarik, lincah dan
menyenangkan bila dipandang. Kelebihan yang membedakan Juliet dengan gadis kebanyakan ialah
karena tumbuh dalam asuhan serta lingkungan yang mendukung serta mendapat pendidikan bagus.
Sebagai satu-satunya putri kesayangan Tuan Capulet, dalam usia yang masih muda ia mampu bersikap
bijaksana layaknya orang dewasa…” (halaman 126)

- Pastor Laurance

Ia adalah seorang pastor yang arif, bijaksana, dan baik hati. Berikut adalah kutipannya.

“…kebaikan hati dan kebijaksanaan pastor tua itu disenangi oleh seluruh penghuni kota. Mereka selalu
berlindung dan mencari nasehat kepada Pastor Laurance…” (halaman 51)

“…kebijaksanaannya yang telah diketahui oleh banyak orang membuat para pangeran pun meminta
nasehat pada pastor, kapanpun memerlukan…” (halaman 52)

“…Romeo juga menyukai kearifan Pastor Laurance, ia selalu mencari pastor itu saat merasa gundah dan
diliputi kesusahan…” (halaman 52)

- Tybalt

Ia berasal dari keturunan bangsawan, bersifat pemberani, bertubuh tegap dan kekar. Berikut adalah
kutipannya.

“…Tybalt merupakan seorang pemuda penuh semangat, bertubuh tinggi, kuat dengan lengan kekar dan
tangkas. Tybalt memiliki kedudukan paling terhormat disbanding pemuda lain dalam keluarga Tuan
Capulet. Mereka tidak perlu suara terompet untuk menantang lawan, cukuplah teriakan dan suara keras
Tybalt…” (halaman 75)

- Paris

Ia berasal dari keluarga bangsawan. Paris adalah seorang laki-laki yang sangat tergila-gila dengan Juliet.
Paris pulalah yang akan dijodohkan dengan Juliet. Berikut adalah kutipannya.

“…Country Paris tampak tergila-gila pada gadis itu. Sorot matanya amat tajam, seolah-olah menelan
gadis itu dalam seketika waktu…” (halaman 20)

“…Nyonya Capulet sangat membanggakan Country Paris. Ia memuji Paris mulai dari kegagahan tubuh,
ketampanan paras, pemuda yang cakap, postur tubuh, kekayaan serta keramahan pria tersebut seolah
tak ada seorang pemuda pun yang mampu melebihi Paris…” (halaman 127)

- Tuan Capulet, berwatak keras. Berikut adalah kutipannya.

“…Benar-benar gadis bodoh dan keras kepala! Mengapa engkau hanya memperturutkan hati berani
menolak kekayaan yang ditawarkan padamu, bahkan berani menentang keinginanku. Aku telah
bersumpah pada Tuhan Yang Maha Kuasa, Dia yang telah memberi kehidupan padaku dan
menganugerahkan masa muda hingga aku mampu memberikan dirimu pada istriku, engkau harus
mematuhi perintahku!” Kata Tuan Capulet kepada Juliet…” (halaman 131)

5. Sudut Pandang

Sudut pandang yang digunakan dalam Novel Romeo Juliet adalah sudut pandang orang ketiga, yaitu
terlihat dari pengarang menggunakan kata ganti “dia atau ia” dan menyebut nama-nama tokohnya
sebagai kata ganti. Berikut adalah kutipannya.

“…ia merasa puas karena pasangannya disetujui bapa pastor…” (halaman 53)

“…mendengar kabar itu, Juliet merasakan kegembiraan yang luar biasa…” (halaman 93).

6. Gaya Bahasa

- Menggunakan bahasa perumpamaan, dalam kutipan “…usaha Pangeran Escalus ibarat ingin
memadamkan api, tapi apa daya air yang digunakan tak sebanding dengan besarnya api yang
menyala…” (halaman 10)
- Bahasa perumpamaan, dalam kutipan “…ketika menatap sorot mata bak pijar bintang itu, rasa
sakit akibat rindu yang ditanggung Romeo bukannya sembuh, malah menimbulkan luka baru…”
(halaman 11)

- Terdapat majas personifikasi, dalam kutipan “…rasa cinta memaksa Romeo untuk tetap berlari,
maju tanpa henti. Dalam perjuangan menggapai cinta, ia terpanggang dan meleleh layaknya salju
terkena sinar matahari…” (halaman 13)

- Majas personifikasi, dalam kutipan “…Tidak berapa lama, matanya membentur sesosok gadis
berwajah jelita dengan bentuk tubuh sempurna, sedang dirayu oleh Country Paris…” (halaman 20)

- Majas personifikasi, dalam kutipan “…barangkali ia masih bisa menyaksikan senyum kekasihnya
dan masih dapat menikmati sinar mata yang dapat melumpuhkan jiwa itu…” (halaman 168)

7. Amanat

Sebuah perselisihan tidak akan menyelesaikan masalah, bahkan akan menimbulkan permasalahan baru.
Oleh karena itu, selesaikanlah masalah dengan kepala dingin. Sebagai manusia, dalam menjalani hidup
kita harus memikirkan terlebih dahulu perbuatan yang akan kita lakukan agar nantinya dapat berguna
untuk diri sendiri dan orang lain.

Anda mungkin juga menyukai