Anda di halaman 1dari 3

Speaker2 (00:03):

Film dimulai dengan keadaan yang menjekam, di mana ada seorang dokter bernama Yang Gisu yang berusaha
menghidupkan lagi mendiang putrinya. Dan selama bertahun-tahun, dia sudah melakukan banyak eksperimen
hingga menjadikan hewan-hewan reptil seperti kadal, ular, dan buaya darat sebagai objek percobaannya. Selain
itu, dia juga terpaksa membunuh asistennya yang menghalangi penelitian ini. Padahal Gisu memang harus
dihentikan karena dia telah melanggar aturan pemerintah dan juga rumah sakit. Namun bagusnya, dia tidak
melanggar aturan pemilu. Tapi setelah melakukan itu semua, dia akhirnya berhasil menghidupkan putrinya
meskipun belum pulih sepenuhnya dan hanya bisa buka tutup mata saja. Tidak berselang lama atasannya datang
bersama pasukan khusus yang ditugaskan untuk menangkapnya. Tapi sebelum itu terjadi, Gisu menyuntikan
serum hasil eksperimen ke tubuhnya sendiri karena dia ingin membuktikan bahwa usahanya selama ini tidak sia-
sia. Melihat itu, para pasukan khusus pun langsung menangkapnya, sebab Gisu semakin terlihat seperti orang
yang gila kekuasaan. Namun tiba-tiba tanpa adanya prediksi BMKG, inilah yang terjadi. Gara-gara gempa besar
itu, seluruh kota Sulhancur berkeping-keping dengan jumlah korban jiwa yang sangat banyak. Tapi tidak lama
setelahnya, orang-orang baru tahu kalau gempa itu terjadi di seluruh dunia atau dengan kata lain, kejadian ini
adalah pemanasan sebelum kiamat datang. Tiga tahun kemudian, dunia sudah berubah total, di mana
populasinya menurun drastis sebab terjadi kemarau panjang dan kelaparan. Karena setelah gempa besar, semua
sumber air dan makanan telah habis, sehingga manusia harus bertahan hidup dengan segala cara. Bahkan ada
yang terpaksa menjadi kanibal, akan tetapi sebagian besar orang mencari makan dengan berburu binatang buas
seperti yang dilakukan oleh pemuda bernama Jiwan ini. Di sini, dia terlihat sedang membidik seekor buaya darat
yang berukuran sangat besar dengan sebuah panah api. Ketika buaya itu sudah tumbang, Jiwan mendekatinya
secara perlahan untuk memastikan lagi kalau binatang sasarannya benar-benar mati. Tapi ternyata buayanya
masih hidup dan langsung mengejar Jiwan saat itu juga. Lalu tidak berselang lama, ada seorang bapak-bapak
yang saya kenal sekali tiba-tiba menarik buntutnya dan langsung bergelut dengan binatang buas tersebut. Dan
bapak-bapak brutal ini adalah The One and Only Madang Sok alias Mamang Don Lee yang memerankan tokoh
bernama Nam San di film ini. Kemudian kita diperkenalkan dengan seorang gadis cantik bernama Suna. Dan
walaupun tidak mandi selama 3 tahun, tapi dia tetap glowing dan enak untuk dipandang. Di gubuknya yang
sederhana, Suna tinggal bersama sang nenek yang selalu menjaganya nggak kebalik tuh. Terlebih lagi, seluruh
keluarga mereka telah tewas akibat gempa besar 3 tahun yang lalu. Dan sejak saat itu, Suna harus bertahan
hidup dengan neneknya hingga mereka sampai di sebuah desa yang warganya saling membantu satu sama lain.
Selain itu, mereka juga membuat alat penyaring air kotor yang bisa digunakan oleh semua penghuni desa. Dan
bahkan mereka juga membuat pasar untuk jual beli bahan makanan seperti yang dilakukan oleh Nam San dan
Jiwan. Mereka ini kayak pendagang kaki lima lah ya. Dan di sini mereka bertahan hidup dengan menjadi tukang
daging. Dan kali ini mereka berdua sedang menjual daging buaya yang baru saja mereka tangkap. Tapi karena
sistem keuangan dunia telah hancur, mereka kembali menggunakan sistem barter seperti zaman dulu. Dan
karena sistemnya adalah barter, artinya benda seperti emas sudah tidak ada harganya lagi. Maka dari itu Nam
San menolak perhiasan membeli salah satu janda yang ada di sana yang ingin membeli buntut buaya. Buntut
buaya lezat kok mau ditukar sama emas? Yang bener aja rugi dong. Tidak berselang lama Suna dan neneknya
datang untuk membeli daging kepada Nam San. Lalu di sini terungkap kalau Nam San adalah orang yang telah
menyelamatkan Suna ketika gempa besar terjadi. Dan sejak saat itu Suna pun menganggap Nam San sebagai
pamannya sendiri. Namun tidak lama kemudian desa itu kedatangan gerombolan gangster Gembel dengan mobil
akhir zaman dari tempat bernama Spalen. Akan tetapi kocaknya mereka mengaku sebagai polisi padahal sistem
pemerintahan telah hancur 3 tahun yang lalu.

Speaker3 (04:57):
Mereka kemudian menangkap beberapa warga yang dituduh sebagai penjahat.

Speaker2 (05:02):
Tidak berhenti di situ, mereka juga ingin menangkap Suna karena masih muda, cantik dan idaman cowok
gemini. Jiwan yang melihat itu pun tidak tinggal diam. Dia langsung menerjang para jamed itu demi
menyelamatkan gadis yang dia sangat sukai. Tapi sayangnya dia malah dikeroyok dan dihajar habis-habisan
oleh para gangster itu. Tapi untungnya Nam San kembali turun tangan dan membogam salah satu jamed sampai
mental yang membuat jamed lainnya marah dan menyerang Nam San saat itu juga.

Speaker 1 (05:38):
Suga!

Speaker2 (05:52):
Dan seperti biasanya Don Lee, eh Nam San, hanya butuh tangan kosong untuk menghantam dan mengalahkan
semua lawannya. Setelah itu Nam San mengintrogasi salah satu jamed itu yang ternyata adalah anak buah dari
musuh Nam San yang bernama Tiger. Dan setelah tahu identitas Nam San, para gangster pun langsung
ketakutan. Lalu di saat sedang mengintrogasi, Nam San melihat botol milik si jamed yang berisi air bersih.
Sonta Nam San pun bertanya dari mana si jamed mendapatkan air tersebut. Dan jamed itu pun menjawab kalau
dia mendapatkannya dari sebuah apartemen yang tidak roboh setelah gempa. Dan sepertinya tempat itu adalah
satu-satunya bangunan yang masih berdiri dengan sangat kokoh. Lalu setelah mendengar penjelasannya, Nam
San melepaskan para gangster dan melarang mereka untuk datang ke desanya lagi. Ketika mereka pergi, Jiwon
mengajak Nam San untuk pergi ke apartemen yang dimaksud oleh para gangster tadi. Akan tetapi Nam San
tidak terlalu yakin dengan perkataan mereka. Di saat sedang berbincang, mereka tiba-tiba melihat ada beberapa
orang berpakaian rapi yang sedang mengunjungi gubuk milik Suna dan neneknya. Karena curiga Nam San dan
Jiwon pun langsung mendatangi mereka. Dan ternyata mereka adalah penghuni apartemen yang ingin mengajak
Suna dan neneknya untuk tinggal di sana. Selain itu, salah satu dari mereka mengaku sebagai seorang guru yang
bertugas untuk mendidik anak-anak Korea yang selamat dari gempa. Dan tentu saja semua itu dilakukan demi
masa depan negara tersebut. Bu guru itu kemudian menjelaskan kepada Suna dan neneknya bahwa di apartemen
tersebut ada banyak makanan dan juga air bersih. Jadi nantinya Suna bisa merawat neneknya dengan baik. Dan
tidak hanya itu, dia juga bisa bersekolah bersama para remaja lainnya. Mendengar penjelasan bu guru, akhirnya
Suna dan neneknya memutuskan untuk ikut ke apartemen. Dan tanpa membuang waktu lagi, mereka pun
berpamitan kepada Nam San dan Jiwon. Suna lalu memberikan hadiah perpisahan kepada Jiwon yang berisi
gambar Jiwon ketika sedang memburu binatang buas. Son tak, Jiwon pun langsung terlihat bersemangat. Malam
harinya, Jiwon lagi-lagi mengajak Nam San untuk ikut tinggal di apartemen. Namun Nam San kembali menolak
karena tempat itu hanya untuk orang-orang yang terpilih. Dan selain itu, dia juga masih dibutuhkan oleh warga
desa sehingga dia memilih untuk tetap tinggal di tempatnya sekarang. Meskipun sebenarnya Nam San agak
sedih karena Suna sudah pergi. Apalagi Suna memiliki wajah untuk tinggal di tempatnya sekarang. Suna juga
memiliki wajah yang sangat mirip dengan mandiang anaknya. Di waktu yang bersamaan, Suna dan neneknya
sudah sampai di tempat penjemputan dimana mereka langsung dijemput oleh para tentara yang bertugas
menjaga apartemen. Di tempat ini, Suna bertemu dengan seorang gadis bernama Juye yang ternyata seumuran
dengannya. Dan sama seperti dirinya, Juye dan keluarganya juga diminta untuk tinggal di apartemen karena
selama ini mereka hidup di dalam ruang bawah tanah yang sangat tidak nyaman. Setelah berjalan cukup jauh,
nenek Suna mulai terlihat kelelahan mungkin karena dulunya pecandu Samsu. Hingga akhirnya, Beguru
meminta para tentara untuk mengantar para lansia ke klinik terdekat. Sementara itu, Suna dan Juye akan
langsung diantar ke apartemen oleh pasukan yang dipimpin oleh seorang tentara senior atau kita sebut saja nama
aslinya. Sersan Kwon enggak pakai tol. Tapi entah kenapa Suna agak curiga dengan gerak-gerik Kwon apalagi
setelah melihat Codet di belakang telinganya. Di sisi lain, para tentara tadi ternyata tidak mengantarkan nenek
Suna ke klinik. Mereka justru membawanya ke tepi curang bersama dengan lansia lainnya dan tiba-tiba... Tapi
di waktu yang sama, Namsan dan Jiwan melihat kejadian itu ketika mereka sedang berburu. Dan tanpa
membuang waktu, Namsan pun langsung menghabisi dua tentara jamet tersebut dengan parang andalannya.
Namun tidak disangka-sangka mereka berdua bangkit lagi seperti zombie dan kembali menyerang Namsan
dengan membabi buta. Dalam pertarungan ini, Namsan berhasil menahan salah satu jamet sedangkan Jiwan
justru terlihat sangat kewalahan. Tapi untungnya tentara jamet itu menginjak jebakan Batman yang membuat
kakinya tergantung. Tapi dengan brutalnya si jamet memotong kakinya sendiri agar terlepas dari jebakan dan
setelahnya dia kembali menyerang Jiwan. Namun tiba-tiba ada seorang wanita misterius yang datang membantu
Namsan dan Jiwan. Berkat bantuan si wanita, Namsan pun berhasil menghabisi para jamet dengan cara
memenggal kepala mereka, tumben memangdon libar-bar. Lalu setelah baku hantam, Namsan mengajak Jiwan
untuk menguburkan jasad si nenek di tanah sengketa sembari mendoakannya agar arwahnya tenang di sisi
Tuhan dan kuburannya tidak digusur pemerintah. Selepas menguburkan si nenek, Namsan dan Jiwan kembali
menghampiri wanita misterius. Dan untuk menjelaskan semuanya, Li pun akhirnya flashback ke tahun
sebelumnya di mana dia dan Kuan masih berada di tempat yang sangat berbahaya. Dan untuk menjelaskan
semuanya, Li pun akhirnya flashback ke tahun sebelumnya di mana dia dan Kuan masih berada di tempat yang
sangat berbahaya. Dan pada saat itu, mereka sedang mencari orang-orang yang selamat dari Gempa untuk
diepakuasi ke tempat yang lebih aman. Lalu singkat cerita, mereka menemukan sebuah apartemen yang berdiri
kokoh karena dibangun dengan semen tiga roda. Oleh karena nya, mereka memutuskan untuk mengurus tempat
tersebut bersama para warga yang selamat dari Gempa.

Speaker4 (12:28):
Namun pada suatu hari, ada seorang dokter yang datang ke tempat itu dan ternyata dokter yang dimaksud adalah
Yang Gisu.

Speaker2 (12:37):
Rupa-rupanya dia juga berhasil selamat dari Gempa dan ajaibnya dia sama sekali tidak terluka padahal di awal
film Gisu dan putrinya tertimpah bangunan rumah sakit. Tidak lama setelah kedatangannya, Li merasakan
kejanggalan di apartemen dimana para anak muda menghilang secara misterius seperti para aktivis di tahun
1998. Dan ternyata mereka dijadikan objek untuk membuat serum zombie agar Gisu bisa hidup abadi tanpa
perlu makan dan minum. Selain itu, dokter ODGJ ini juga telah membagikannya kepada Kwan CS dan
menjadikan mereka mesin pembunuh yang tidak terkalahkan. Li yang masih punya hati nurani akhirnya
memberontak kepada mereka semua. Sejak saat itu, Li memilih untuk kabur dari sana karena tidak mungkin
mengalahkan mereka semua. Tapi kali ini, dia ingin kembali menyelamatkan para anak muda dengan meminta
bantuan Nam San. Dan tanpa banyak berpikir, Nam San langsung mau membantu karena dia juga ingin
menyelamatkan Suna. Di sisi lain, Suna, Juye dan keluarganya baru saja sampai di wilayah apartemen dan
mereka pun langsung disambut oleh Gisu dan warga setempat. Rupa-rupanya Gisu telah diangkat menjadi
pemimpin di apartemen dan memiliki hak untuk membuat aturan bagi semua warganya. Tapi sampai saat ini,
para warga belum tahu sifat asli dokter ODGJ ini karena Gisu selalu berpura-pura baik di depan mereka seperti
capres menjelang pemilu. Setelah menyambut kedatangan Suna dan warga baru lainnya, dia menyuruh para
tentara untuk mengantarkan mereka ke kamar masing-masing. Dan seperti kata orang, di apartemen itu memang
ada sumber air bersih.

Speaker4 (14:42):
Di lain pihak, Nam San, Jiwon dan Lee sedang membuat rencana penyusupan ke dalam apartemen

Speaker2 (14:48):
dan menurut Lee satu-satunya cara adalah dengan masuk lewat ruang bawah tanah. Tapi Nam San tidak mau
bertindak secara gegabah. Dia justru ingin meminta bantuan dari seorang bos gangster yang sering keluar
mangkuk.

Anda mungkin juga menyukai