Anda di halaman 1dari 18

Meski novel ini adalah fiksi, 

Laut Bercerita menunjukkan kepada pembacanya bahwa negeri


ini pernah memasuki masa pemerintahan yang kelam. Novel ini didasarkan pada kisah dan
obrolan nyata para aktivis pra-reformasi. Kala itu suara aktivis dibatasi, serta diberantas
habis. Cerita ini membuat banyak pembaca meresapi fakta-fakta sejarah, akan apa yang
terjadi pada masa itu.

Novel terbagi menjadi dua bagian dan dua sudut pandang. Menceritakan sosok Biru Laut,
bagian pertama menunjukkan segala kepedihan dan ketakutan sebagai aktivis kritis yang
berani menyuarakan isu sosial pada medio 1991 sampai 1998. Kelompoknya dianggap
berbahaya, mereka pun ditangkap, dihukum secara fisik dan mental. Bagian kedua bercerita
mengenai sosok keluarga yang kehilangan saudara, Asmara Jati, dimulai dengan tahun 2000
sampai 2007.

Masuk

Buat Tulisan

News

Entertainment

Bisnis

Tekno & Sains

Otomotif
Bola & Sports

Food & Travel

Woman

Mom

Buzz

Lainnya

Trending

kumparanPLUS

Opini & Cerita

Peringkat Penulis

Berlangganan kumparanPLUS

Informasi Kerja Sama


Cara Menulis di kumparan

Beranda Buzz

8 Contoh Cerita Fiksi Pendek dengan


Berbagai Tema

Kabar Harian

Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.


Konten dari Pengguna

20 Juni 2022 17:48


·
waktu baca 13 menit

0
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Perbesar

Ilustrasi membaca cerita fiksi sekaligus berimajinasi dengan alur cerita yang disajikan. Foto: Unsplash

Cerita fiksi merupakan karya sastra yang ditemukan dalam berbagai


bentuk. Dalam penciptaannya, cerita fiksi terbentuk dari imajinasi sang
penulis. Lantas, seperti apa contoh cerita fiksi pendek?
ADVERTISEMENT

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, fiksi artinya rekaan, berdasarkan


khayalan, dan tidak berdasarkan kenyataan.
Cerita fiksi dapat diartikan sebagai karya sastra yang menceritakan sesuatu
dengan sifat rekaan, khayalan, dan sesuatu yang tidak ada, sehingga tidak
perlu dicari kebenarannya dalam dunia nyata.
Contoh Cerita Fiksi Pendek

Perbesar

Ilustrasi membaca cerita fiksi pendek sebagai hiburan. Foto: Unsplash

Menyadur dalam buku SUPER COMPLETE KELAS 4, 5, 6 SD/MI karagan


Meity Mudikawaty dkk., berikut tiga contoh cerita fiksi pendek dengan
latar cerita dan penokohan yang berbeda-beda.
1. Rawa Pening
Pada suatu masa di zaman dahulu hiduplah seorang anak yang sakti yang
dengan kesaktian tersebut membuat seorang penyihir jahat menjadi iri
kepadanya.
karena merasa tersaingi, penyihir jahat itu dengan teganya melakukan sihir
kepada anak itu, efek dari sihir itu membuat badan anak tersebut badannya
penuh luka dengan bau yang sangat menyengat dan akhirnya tidak ada
seorang pun yang mau mendekat kepadanya.
Suatu hari anak sakti ini mendapatkan mimpi, bahwa sebenarnya ada
seseorang wanita yang bisa mengobati penyakitnya tersebut. Lalu anak itu
pergi mendatangi setiap kampung untuk mencari perempuan tersebut.
Tapi karena luka dan baunya yang keluar sangat mengganggu anak ini
senantiasa di usir oleh masyarakat. mereka merasa jijik dan mengusirnya
dengan kejam.
Tiba pada suatu waktu ada pesta, dan anak ini dapat masuk dalam pesta
tersebut, tapi beberapa orang mengusir dan mencaci maki. kemudian
diseret keluar, ketika diseret ia berpesan kepada orang yang ada di pesta
tersebut.
“Dengan menancapkan satu lidi di atas tanah dan hanya dirinya yang dapat
mencabutnya”
Anak tersebut melakukan hal itu karena merasa kesal atas perlakuan
mereka kepadanya. beberapa orang mengabaikan perkataan anak tersebut
tapi mereka juga penasaran dengan ucapannya dan mencoba mencabut lidi
itu, namun tidak seorang pun yang dapat mencabutnya.
Hingga tanpa orang sadari anak itu mencabut lidi tersebut dan keluarlah air
dan menjadi mata air, semakin lama air yang keluar semakin deras hingga
menenggelamkan daerah itu, hingga menjadi telaga yang di beri nama
rawa pening.
Tidak ada satu orang pun yang selamat kecuali wanita yang telah
menolongnya, serta memberikan rumah dan merawatnya.
2. Singa dan Pemuda Baik
Di sebuah perkampungan hiduplah seorang pemuda miskin yang sebatang
kara. Ia tidak memiliki harta apapun kecuali gubuk rapuh peninggalan
orang tuanya. Untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya, pemuda
tersebut selalu mencari kayu bakar di hutan. Kemudian, kayu tersebut
dijual atau ditukar dengan bahan pokok lainnya.
Meski hidup serba kekurangan dan tidak memiliki siapa-siapa, pemuda
tersebut sangat baik dan juga penyabar. Pada suatu hari saat mencari kayu
bakar di hutan, ia mendengar suara auman keras di balik semak-semak.
Ternyata auman tersebut adalah berasal dari seekor singa yang sedang
kesakitan.
ADVERTISEMENT

Dengan rasa cemas, ia pun menghampiri singa tersebut yang sedang


kesakitan karena punggungnya tertusuk kayu. Dengan penuh rasa takut,
pemuda tersebut menghampiri sang singa sambil menenangkannya dengan
berkata.
“Tenanglah wahai raja hutan, aku tidak akan menyakitimu apalagi
membunuhmu. Aku akan membantu melepaskan kayu yang tertancap di
punggungmu.”
Mendengar perkataannya tersebut, singa pun terdiam seolah-olah ia
mempersilahkan sang pemuda untuk menolongnya. Tak lama kemudian,
kayu yang berada di punggung singa berhasil dicabut. Si pemuda langsung
lari dengan cepat karena merasa takut dimakan singa.
Ketika hendak kembali mencari kayu bakar, si pemuda tidak sengaja
menabrak kereta milik raja hingga kereta tersebut terbalik. Meski sudah
meminta maaf berkali-kali, raja tetap memerintahkan para pengawalnya
untuk menangkap pemuda tersebut dan memenjarakan dia.
ADVERTISEMENT

Tapi sangat naas, karena sang pemuda setelah beberapa saat dipenjara
langsung dijatuhi hukuman mati dengan cara di masukan ke dalam
kandang yang berisi hewan buas, lalu pada suatu malam si pemuda
mendapatkan hukuman tersebut dan dimasukkan ke dalam ruangan gelap
yang berisi binatang buas.
Dengan perasaan sedih dan pasrah sang pemuda merelakan dirinya untuk
menjadi santapan binatang buas tersebut. Tetapi si pemuda sangat heran,
karena binatang buas itu tidak menyentuhnya hanya diam saja dan tidak
menyentuhnya.
Saat beranjak siang, baru pemuda tersebut bisa melihat binatang apa yang
terdapat dalam kandang tersebut. Ternyata, binatang tersebut adalah singa
yang telah ia selamatkan beberapa hari yang lalu. Singa tersebut adalah
binatang peliharaan kesayangan milik sang raja. Kemudian pemuda itu
bertanya pada sng singa.
ADVERTISEMENT

“Kenapa kau tidak mau mematuhi perintah raja untuk memakanku wahai
singa?”
Dan singa pun menjawab pertanyaan tersebut, “Mana mungkin aku bisa
menyakiti orang yang telah menyelamatkan nyawaku.”
3. Penyihir Sombong
Di suatu desa yang damai dan tenteram hiduplah sepasang saudara kembar
yang bernama Maman dan Momon. Keduanya memiliki kemampuan
istimewa yaitu memiliki ilmu sihir. Tapi sifat keduanya sangat jauh
berbeda, Maman memiliki sifat yang sangat sombong dan kasar.
Sedangkan Momon mempunyai sifat yang baik dan juga penyabar.
Momon adalah kakak dari Maman yang selalu melarang adiknya untuk
menunjukkan kemampuan sihirnya pada teman-temannya. Tapi karena
Maman memiliki kemampuan yang lebih besar dari pada sang kakak,
Maman akhirnya malah semakin menjadi-jadi dan tidak mengindahkan
himbauan dari sang kakak. Ia mengubah semua benda di rumahnya
menjadi batu. Bahkan ia juga mengubah hewan peliharaan orang tuanya
menjadi batu.
ADVERTISEMENT

Sudah tidak terhitung berapa banyak nasihat dari Momon untuk tidak
melakukan hal tersebut, namun maman tak pernah mendengarkan nasihat
dari kakaknya tersebut. Terdapat satu benda di rumahnya yang belum ia
ubah menjadi batu, yaitu sebuah cermin. Ia mencoba membacakan mantra
di depan cermin untuk mengubahnya menjadi batu.
Akan tetapi, nahas bagi maman karena bacaan mantra tersebut malah
berbalik ke arahnya dan ia pun menjadi batu. Momon sangat bingung dan
sedih lalu mengunjungi guru sihir hebat untuk mengubah kembali sang
adik. Namun, penyihir tersebut tidak bisa mengubahnya karena ternyata
mantra tersebut bersifat abadi.
Dan yang bisa mengubahnya hanyalah orang yang membacakan mantra
untuk mengubah benda menjadi batu atau Maman sendiri. Karena Ia telah
berubah menjadi batu maka Ia tidak bisa mengucapkan mantra itu kembali.
ADVERTISEMENT

Mamanpun sangat menyesal karena telah menyalahgunakan sihirnya


dengan sombong dan tidak bisa kembali menjadi manusia.
Perbesar

Ilustrasi mendengarkan cerita fiksi pendek dengan tokoh berupa bintang. Foto: Unsplash

Contoh teks fiksi pendek berikut ini, dihimpun dari buku Siswa Bahasa
Indonesia SMP/MTs Kelas 9 milik Heriyanto, S.Pd., M.Pd. & Annis
Yuniastuti, S.Pd., M.Pd. Selengkapnya, simak uraian di bawah ini.
4. Si Kancil dan Buaya
Suatu hari Si Kancil sedang berjalan-jalan di pinggir hutan. Dia hanya
ingin mencari udara segar dan melihat matahari yang cerah bersinar. Di
dalam hutan terlalu gelap karena pohon-pohon sangat lebat.
Si Kancil ingin berjemur di bawah terik matahari. Di sana ada sungai besar
yang airnya dalam sekali. Setelah sekian lama berjemur, Si Kancil merasa
ada yang berbunyi di perutnya. Wah, rupanya Si Kancil sudah lapar. Si
Kancil membayangkan betapa nikmatnya kalau ada makanan kesukaannya
yaitu metimun. Namun kebun ketimun ada di seberang sungai, bagaimana
cara menyeberanginya ya? Si Kancil berfikir sejenak.
ADVERTISEMENT

Tiba-tiba Si Kancil melompat kegirangan, dan berteriak:


“Buaya….buaya…. ayo keluaaaaar….. Aku punya makanan untukmu…!!”
seperti itulah si Kancil berteriak kepada buaya-buaya yang banyak tinggal
di sungai yang dalam itu. Tak lama kemudian, seekor buaya muncul dari
dalam air, “Bruaaar… siapa yang teriak siang-siang begini.. mengganggu
tidurku saja.” “Hei Kancil, diam kau.. kalau tidak aku makan nanti kamu.”
Kata buaya kedua yang muncul bersamaan.
“Ada apa Kancil sebenarnya, ayo cepat katakan,” kata buaya.
“Begini buaya, maaf kalau aku mengganggu tidurmu, tapi aku akan bagi-
bagi daging segar buat buaya-buaya di sungai ini,” makanya kalian harus
keluar semua untuk menghabiskan daging-daging segar ini.
Mendengar bahwa mereka akan dibagikan daging segar, buaya-buaya itu
segera memanggil teman-temannya untuk keluar semua.
ADVERTISEMENT

“Hei, teman-teman semua, ada makanan gratis nih! Ayo kita


keluaaaar….!” pemimpin dari buaya itu berteriak memberikan komando.
Tak berapa lama, bermunculanlah buaya-buaya dari dalam air.
“Nah, sekarang aku harus menghitung dulu ada berapa buaya yang datang,
ayo kalian para buaya segera baris berjajar hingga ke tepi sungai di
sebelah sana,” “Nanti aku akan menghitung satu persatu.”
Lalu tanpa berpikir panjang, buaya-buaya itu segera mengambil posisi,
berbaris berjajar dari tepi sungai satu ke tepi sungai lainnya, sehingga
membentuk seperti jembatan.
“Oke, sekarang aku akan mulai menghitung,” kata si Kancil yang segera
melompat ke punggung buaya pertama, sambil berteriak,
“Satuuu….. duaaaa….. tigaaaa…..” begitu seterusnya sambil terus
meloncat dari punggung buaya yang satu ke buaya lainnya. Hingga
akhirnya si Kancil sampai di seberang sungai. Dan di dalam Hatinya
tertawa, “Mudah sekali ternyata.”
ADVERTISEMENT

Begitu sampai di seberang sungai, Kancil berkata pada buaya, “Hai buaya-
buaya bodoh, sebetulnya tidak ada daging segar yang akan aku bagikan.
Tidakkah kau lihat bahwa aku tidak membawa sepotong daging pun?”
“Sebenarnya aku hanya ingin menyeberangi sungai ini, dan aku butuh
jembatan untuk lewat,” kata si Kancil.
“Haaaa!….huaaaaaahh… sialan… Kancil nakal, ternyata kita cuma
dibohongi. Awas kau kancil ya.. kalau ketemu lagi saya makan kamu,”
kata buaya-buaya itu geram.
Si Kancil segera berlari menghilang di balik pepohonan dan menuju kebun
Pak Tani untuk mencari ketimun makanan kesukaannya.
5. Pengembala yang Suka Berbohong (The Boy Who Cried Wolf)
Di sebuah desa, hidup seorang bocah lelaki yang riang dengan ayahnya.
Ayah anak laki-laki itu memberi tahu dia bahwa dia sudah cukup umur
untuk mengawasi domba ketika mereka merumput di ladang.
ADVERTISEMENT

Setiap hari, ia harus membawa domba-domba itu ke ladang berumput dan


mengawasinya saat mereka merumput. Namun, bocah itu tidak bahagia
dan tidak ingin membawa domba ke ladang.
Dia ingin berlari dan bermain, tidak menonton domba yang membosankan
merumput di lapangan. Jadi, dia memutuskan untuk bersenang-senang.
Dia berteriak, “Serigala! Serigala!” sampai seluruh desa datang berlari
membawa batu untuk mengusir serigala sebelum bisa memakan domba
mana pun.
Ketika penduduk desa melihat bahwa tidak ada serigala, mereka
bergumam tentang bagaimana bocah itu membuang waktu mereka.
Keesokan harinya, bocah itu berteriak sekali lagi, “Serigala! Serigala!”
dan, sekali lagi, penduduk desa bergegas ke sana untuk mengusir serigala.
Bocah itu menertawakan ketakutan yang disebabkannya. Kali ini,
penduduk desa pergi dengan marah.
ADVERTISEMENT

Hari ketiga, ketika anak lelaki itu naik ke bukit kecil, tiba-tiba dia melihat
serigala menyerang domba-dombanya.
Dia berteriak sekeras yang dia bisa, “Serigala! Serigala! Serigala! ”, Tetapi
tidak ada satu pun penduduk desa yang datang untuk membantunya.
Penduduk desa berpikir bahwa dia mencoba membodohi mereka lagi dan
tidak datang untuk menyelamatkannya atau domba-dombanya. Bocah itu
kehilangan banyak domba pada hari itu, semua karena kejahilan dan
sifatnya yang suka berbohong.
6. Bos yang Berwibawa
Seorang bos di sebuah perusahaan besar tiba-tiba melakukan inspeksi
mendadak ke pabriknya untuk melihat kinerja para karyawannya. Di
pabrik keempat, ia menemukan seorang pria muda yang tengah bersandar
di dekat pintu, tampaknya ia tengah bersantai.
Semua pekerja yang ada di ruangan itu tengah sibuk bekerja, kecuali
dirinya. Si bos segera menghampir pemuda tersebut dan bertanya, "Berapa
gajimu seminggu?"
ADVERTISEMENT

Dengan sedikit terkejut, pemuda itu melihat ke arah si bos dan berkata,
"Hm.. sekitar 100.000 per minggu, kenapa memangnya?"
Si bos mengeluarkan dompetnya dan mengambil dua lembar uang 100
ribu-an. Ia mengulurkannya pada si pemuda, "Ini gajimu untuk dua
minggu dan cepat pergi dari sana. Aku tak mau melihatmu lagi!"
Dengan keterkejutan luar biasa dan juga takut, si pemuda segera
meninggalkan tempat tersebut tanpa banyak bicara. Lalu dengan muka
berwibawa si bos melihat para stafnya yang sedari tadi memperhatikan
adegan itu. "Adakah yang tahu, dari divisi manakah pemuda pemalas
tersebut?" tanya si bos.
Suasana menjadi hening sampai akhirnya seorang staf menjawab dengan
sedikit ketakutan, "Ia tak bekerja di sini. Ia adalah pengantar pizza yang
mengantar pesanan."
ADVERTISEMENT

7. Kisah Abu Nawas


Di sebuah negeri Timur Tengah tempatnya 1001 malam terjadi, ada
seorang pemuda bernama Abu Nawas yang membuat geger warga
kerajaan. Ia mengaku mau terbang kepada orang-orang namun tidak ada
yang percaya padanya.
Sebab kabar Abu Nawas yang mau terbang sangat heboh, berita ini pun
sampai ke telinga Baginda Raja. Baginda kemudian memerintahkan
rakyatnya untuk berkumpul di alun-alun untuk menyaksikan Abu Nawas
yang mau terbang, jika ia tidak berhasil maka Abu akan dihukum karena
berbohong.
Abu Nawas kemudian naik ke menara yang tinggi dan mengepak-
ngepakkan tangannya seperti mau terbang. Baginda Raja pun jenuh
menunggu dan memanggil Abu Nawas turun ke bawah dan bertanya
kenapa tidak kunjung terbang?
Abu Nawas pun menjawab ia bilang hanya mau terbang, bukan bisa
terbang. Mendengar hal ini pun Baginda tidak jadi menghukum Abu
karena ia tidak berbohong.
ADVERTISEMENT
8. Cerita Topan Anak yang Rajin
Di sebuah desa tinggallah seorang anak bernama Topan dengan ibunya.
Topan dan ibunya tidak punya banyak harta, ibunya bekerja sebagai
pedagang sayur di pasar dan Topan membantu ibunya dengan
menggembalakan kambing milik saudagar di desanya.
Suatu hari ketika Topan menggembalakan kambing di padang rumput
sambil membaca buku, datanglah seorang kakek tua yang terlihat
kelelahan meminta izin pada Topan untuk menumpang duduk di bawah
pohon.
Topan pun mempersilahkan kakek tersebut untuk duduk bersamanya
bahkan menawarkan bekal minuman yang ia bawa dari rumah. Kakek
bertanya kepada Topan, “Apakah Kamu tidak sekolah?” Dengan sedih
Topan menjawab bahwa keluarganya tidak punya uang untuk
menyekolahkan Topan.
Meski begitu, Topan tetap semangat dan rajin membaca dari buku-buku
yang ia pinjam dari temannya. Keesokan harinya sepulangnya dari
menggembalakan kambing, ibu Topan keluar dari rumah dan langsung
memeluk Topan. Katanya, Topan mendapat undangan untuk masuk ke
sekolah dengan biaya yang gratis.
ADVERTISEMENT

Alangkah kaget dan senangnya Topan ketika ia berangkat ke sekolah dan


bertemu dengan si kakek yang duduk bersamanya waktu itu ternyata
adalah kepala sekolah dari sekolah tempatnya ia akan belajar.
Cerita cerpen anak sekolah dasar tersebut sangat cocok diceritakan kepada
anak-anak sekolah agar tetap rajin belajar dan menggapai cita-cita meski
banyak batasnya.
Sifat Topan yang baik hati dan mau berbagi dengan sesama ketika bertemu
dengan kakek tua yang terlihat lelah juga bisa jadi contoh yang baik agar
anak bisa berbuat baik dengan siapa saja tidak memandang bulu dan tanpa
mengharapkan kebaikan. Kebaikan yang dilakukan bisa dibalas dalam
bentuk lain oleh orang lain.
Baca Juga: 7 Contoh Cerita Fantasi Pendek Terpopuler bagi Anak-Anak
ADVERTISEMENT
Jenis-Jenis Cerita Fiksi

Perbesar

Ilustrasi membaca cerita fiksi yang tersedia dalam berbagai jenis. Foto: Unsplash

Dalam penulisannya, cerita fiksi tidak memiliki batasan karena bergantung


pada kreativitas dan imajinasi penulis. Selain itu, cerita fiksi tersusun atas
tujuh unsur yang terdiri atas tema, tokoh, penokohan, plot, latar (tempat,
waktu, sosial-budaya), amanat, dan sudut pandang.
Penulisnya pun memiliki tujuan tertentu dalam penciptaan cerita fiksi, di
antaranya:

 Membenamkan pembacanya dalam pengalaman yang mungkin tidak


pernah dimiliki dalam kehidupan nyata.

 Memperkenalkan pada sosok orang yang mungkin tidak pernah


ditemui.

 Membawa ke tempat-tempat yang mungkin tidak pernah dikunjungi


dengan cara lain.
Dihimpun dari Modul Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI yang
ditulis oleh Moh. Shofiuddin Shofi, cerita fiksi terdiri atas 15 jenis. Simak
masing-masing penjelasannya berikut ini:
1. Fiksi Historis
Fiksi historis merupakan penulisan cerita fiksi yang berdasarkan pada
fakta sejarah. Dalam penulisannya, cerita ini terikat oleh fakta-fakta yang
dikumpulkan melalui penelitian berbagai sumber, tetapi juga memberi
ruang gerak untuk cerita fiksi.
ADVERTISEMENT

2. Fiksi Biografis
Sama seperti fiksi historis, penulisan cerita fiksi biografis didasarkan pada
fakta biografis.
3. Fiksi Sains
Fiksi sains adalah penulisan cerita yang berlandaskan pada fakta ilmu
pengetahuan.
4. Cerita Pendek (Cerpen)
Cerpen adalah karya sastra yang berbentuk prosa pendek.
5. Novelet
Karya yang panjang tulisannya lebih panjang dari cerpen, tetapi lebih
pendek dari novel.
6. Novel/Roman
Novel adalah cerita berbentuk prosa yang menyajikan permasalahan secara
kompleks dengan penggarapan unsur-unsur yang lebih luas dan detail.
7. Cerita Anak
Karya ini mencakup pengelompokan rentang umur yang beragam, mulai
dari 3-5 tahun, 6-9 tahun, dan 10-12 tahun.
8. Novel Remaja
Novel ini ditulis dengan target pembaca adalah remaja, sehingga masalah
yang disajikan sesuai dengan permasalahan remaja.
9. Dongeng
Dongeng merupakan cerita yang sepenuhnya hasil imajinasi atau khayalan
penulis.
10. Fabel
Fabel adalah cerita fiksi tentang binatang yang memiliki perilaku seperti
manusia.
ADVERTISEMENT

11. Hikayat
Hikayat adalah karya sastra lama Melayu berbentuk karangan bebas yang
berisi mengenai undang-undang, silsilah, dan sebagainya.
12. Legenda
Legenda merupakan cerita fiksi yang bercerita tentang kejadian alam, asal-
usul tempat, benda, atau kejadian di suatu daerah.
13. Mite
Cerita mite dibuat dengan latar belakang sejarah atau hal-hal yang sudah
dipercayai orang banyak bahwa peristiwa tersebut pernah terjadi. Mite
juga biasanya mengandung hal-hal gaib dan kesaktian yang luar biasa.
14. Cerita Penggeli Hati
Cerita ini dikenal juga dengan istilah cerita noodlehead, karena
mengandung hampir semua budaya rakyat. Cerita ini biasanya
mengandung unsur komedi, omong kosong, kemustahilan, ketololan dan
kedunguan.
15. Cerita Perumpamaan
Cerita perumpamaan adalah dongeng kiasan yang mengandung nasihat
dan bersifat mendidik.
Baca Juga: Perbedaan Mendasar antara Fabel dan Cerpen dalam Sastra
Indonesia
ADVERTISEMENT

(VIO)
Apa itu cerita fiksi?

Apa saja unsur-unsur dalam cerita fiksi?

Apa yang dimaksud dengan fabel?

Indepth
Maintenance

Novel

Alam

Sastra

Laporkan tulisan

Tim Editor

Transitional loading...

Loading...

Transitional loading...
Loading...

Anda mungkin juga menyukai