Anda di halaman 1dari 7

UAS FOLKLORE

CERITA RAKYAT ORANG SIBUNIAN SINGGALANG


NAGARI PANDAI SIKEK

NAMA : ZAKI ARDI


NIM : 06208420
KELAS : B

PROGAM STUDI TV DAN FILM


FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN
INSTITUT SENI INDONESIA PADANG PANJANG
2022/2023
A. PENDAHULUAN

Cerita rakyat adalah bentuk penuturan cerita yang pada dasarnya tersebar
secara lisan dan diwariskan turun temurun di kalangan masyarakat penduduk
secara tradisional (Depdikbud, 1982:1). Cerita rakyat yang terdapat di Nagari
ini adalah Legenda Orang Sibunian Gunung Singgalang. Bascom (dalam
Djamaris, 1990:98) mengemukakan bahwa legenda adalah cerita yang mempunyai
ciri-ciri mirip mite, yaitu dianggap benar-benar terjadi tetapi tidak dianggap suci.
Orang Sibunian adalah orang yang sudah hilang dan tidak diketahui
keberadaannya dan dianggap telah menjadi makhluk halus yang sering disebut
masyarakat dengan jin. Cerita ini telah diceritakan secara turun-temurun
sehingga diyakini masyarakat setempat keberadaannya masih ada sekarang.
Orang Sibunian memang diyakini benar adanya pada masa dahulu, tetapi
kebenaran dari cerita tersebut sampai sekarang masih simpang-siur. Legenda
Orang Sibunian Gunung Singgalang merupakan bagian dari legenda alam gaib.
Legenda alam gaib merupakan cerita atau bentuk kisah yang dianggap benar-
benar terjadi dan pernah dialami seseorang. Fungsi legenda ini adalah untuk
meneguhkan kebenaran “takhayul” atau kepercayaan rakyat. Dalam legenda alam
gaib ini diceritakan tentang seseorang yang pernah mengalami peristiwa yang
dianggap gaib. Orang Sibunian dulunya adalah manusia namun karena sesuatu
alasan mereka memohon kepada Allah agar sosok mereka disembunyikan
semenjak saat itu keturunan dari Orang Sibunian berubah menjadi makhluk halus.

Asal kata Sibunian itu sembunyi karena selalu tersembunyi makanya diberi
nama Sibunian orang Sibunian berubah menjadi makhluk halus karena rasa
malunya terhadap Nabi. Dulunya Orang Sibunian ingin mengundang Nabi
mengadakan syukuran karena tidak ada yang akan dimasak orang Sibunian
membunuh kucing untuk dijadikan sambal.
B. CUPLIKAN SKENARIO

“MIMPI BUNIAN”

1. Ext. Teras Rumah Tamrin. Pagi


Cast : Tamrin
Tamrin keluar dari rumah hendak pergi berkerja
sambil membawa golok dan karung mencari pelapah Enau
untuk di jual, Tamrin mencari kekampung sebelah di
Hutan lereng Gunung Singgalang.
2. Ext. Hutan Gunung Singgalang. Pagi

Cast : Tamrin

Tamrin Memanjat Pohon Anau dengan meletakan Golok


dan Karung dipinggangnya, Saat hendak memotong Anau
tiba tiba Goloknya sudah tidak ada, yang ada hanya
karungya, Tamrin turun kembali mencari goloknya di
sekitar Pohon Enau namun tidak menemukanya. Tamrin
berfikir mungkin goloknya di curi Orang Bunian.

Tamrin (O.S)

“Panteklah kama pai ladiang den tadi, pasti ko


ulahnyo si Bunian”

Terdengar bunyi suara lapar dari perut Tamrin, ia


memutuskan kembali kerumah untuk makan siang.

3. Int. Rumah Tamrin. Siang


Cast : Tamrin, Dua anak Gadis
Saat hendak makan dirumah, tamrin mendengar ada yang
memanggilnya diluar rumah, tamrin melihat ke jendela
sepertinya ada dua anak gadis, tiba tiba pikiran
tamrin kosong, tamrin pergi keluar rumah mengikuti
dua anak gadis tersebut.

4. Ext. Perkebunan Desa –Kaki Gunung Singgalang .


Siang
Cast : Tamrin, Warga

Tamrin berada di kaki Gunung Singgalang, disana


masih banyak orang yang berladang, Seorang bertanya
kepadanya.

Warga

“Nio pai kama Tamrin?”

Tamrin

“Ko kapai mancari Anau sabatang kaateh a Tuo”

Warga yang melihat tamrin tidak seperti biasanya dan


tatapanya kosong tapi ia tidak begitu curiga.

5. Ext. Dalam Hutan. Sore


Cast : Tamrin, Dua anak Gadis

Tamrin dengan keadaan setengah sadar melirik kearah


dua anak gadis tersebut merasa kebingungan, lalu
melihat kesikitarnya berisikan hutan lebat, tiba
tiba dua anak gadis itu sudah tidak ada didepanya,
sementara hari sudah sore, tamrin binggung kemana
hendak berjalan, dia terus menulusuri hutan sambil
mencari kedua anak gadis tersebut. Namun sampai
keadaan mulai gelap tamrin tidak juga menemukan dua
anak gadis itu.
6. Ext. Dalam Hutan. Malam
Cast : Tamrin

Tamrin mencoba keluar dari hutan itu namun tidak


berhasil, dia hanya pasrah sampai akhirnya merasa
kelelahan dan kemudian tertidur, tidak lama kemudian
tamrin merasakan haus ditenggorokanya, diapun
terbangun dan segera mencari sumber air di sungai.

7. Ext. Tepi Sungai – Dalam Hutan. Malam

Cast : Tamrin

Tidak berjalan jauh tamrin menemui sungai, diapun


segera meminumnya namun dia merasa janggal airnya
mempunyai rasa bermacam macam, Tamrin semakin lama
merasa janggal.

8. Ext. Tepi Sungai- Dalam Hutan. Malam


Cast : Tamrin

Waktu terus berlalu, tamrin terus berjalan dan


kembali menemukan malam, dia merasakan kelaparan
yang begigitu hebatnya, lagi lagi dia hanya meminum
air sungai yang rasanya berbeda beda itu, Tamrin
sudah semakin menyadari kalau dia benar tertsesat
didunia Si Bunian. Merasa kelahan tamrin tertidur di
tepi sungai.

9. Ext. Dalam Hutan – Siang


Cast : Tamrin

Tamrin terbangun merasa heran dia sudah tidak


berada di tepi sungai tiba tiba berada direrumputan,
tamrin terus berjalan kemudian menemukan pohon
kelapa bercabang tiga, tamrin segera memanjatnya
untuk mengambil buah kelapa untuk mengganjal
perutnya, pohon kelapa yang dipanjat semakin lama
semakin tinggi, tamrin yang merasa lelah tidak kuat
lagi untuk memanjat hingga dia pun terjatuh
berteriak keras.

10. Int. Kamar Tamrin. Malam


Cast : Tamrin

Tamrin terbangun, dengan keringat yang membasahi


tubuhnya, ternyata yang dia alami Cuma mimpi, tamrin
merasa sangat lega.

C. ARGUMEN PENULISAN

Foklor sebagian lisan adalah sebuah tradisi yang memiliki perpaduan antara
lisan dan unsur isyarat gerak. Isyarat gerak ini memiliki makna hubungan
terhadap sesuatu yang bersifat gaib. Misalnya saja, sebuah batu yang dianggap
memilki kekuatan kekebalan terhadap mereka yang memakainya. Sehingga foklor
sebagian lisan dapat pula dikatakan sebagai adat kebiasaan.

Cerita rakyat termasuk ke dalam foklor lisan. Cerita rakyat merupakan cerita
yang tumbuh dan berkembang di masyarakat, Cerita rakyat termasuk kedalam
kategori folklor lisan. Folklor lisan di wariskan melalui mulut ke mulut. Cerita
rakyat merupakan sebuah cerita yang dijabarkan secara naratif serta menceritakan
tentang kejadian-kejadian yang terjadi pada masa lalu di suatu daerah yang
memiliki hubungan dengan budaya yang ada di tempat tersebut. Sujiman (dalam
Endraswara, 2013, h.47) menjelaskan bahwa cerita rakyat merupakan cerita yang
tidak diketahui siapa dan kapan awal cerita tersebut diceritakan, cara cerita rakyat
ersebut ada hingga saat ini adalah dengan cara menceritakannya dari mulut ke
mulut secara turun temurun, bentuknya dapat berupa legenda, mitos, seni tradisi
ataupun dongeng.
Cerita Sibunian merupakan folklor lisan masyarakat Singgalang Nagari
Pandai Sikek. Folklor lisan ini mengalami transformasi dalam transgenre dan
translingual. Teori yang digunakan dalam penulisan yaitu teori tentang
transformasi yang dikemukakan oleh Riffaterre. Berdasarkan hasil penelusuran
karya ditemukan adanya ekspansi, konversi, modifikasi, dan irisan.

Ekspansi dalam penulisan ini melalui alur dan pengaluran, tokoh, dan
latar karena kisahnya lebih sederhana. Konversi yang terdapat dalam penulisan
Cuplikan melalui penyederhanaan alur dan pengaluran, tokoh, dan latar. Karya ini
menunjukkan keceritanya dengan cara memodifikasi kisah melalui keberadaan
tokoh maupun peralatan modern sesuai dengan zaman ini. Scenario ini
membangun masa lampau yang kemudian dikaitkan dengan kehidupan masa kini
dapat dipandang sebagai upaya ajakan melakukan refleksi. Irisan penciptaan ini
adalah adanya deskripsi cuplikan mengenai Cerita Orang Sibunian di Gunung
Singgalang.

Alasan dilakukannya Penulisan tentang cerita rakyat Orang Bunian ini


disebabkan kerena kekhawatiran tentang akan hilangnya cerita rakyat ini, hal itu
dilandasi oleh pencerita yang dianggap kini sudah mulai hilang, selain itu
generasi muda pun sudah hampir tidak dikenalkan lagi tentang cerita warisan
budaya ini. Hal itu disebabkan karena telah banyaknya budaya asing yang mulai
masuk ke Indonesia sehingga menimbukan pergeseran budaya di Indonesia.
Berbagai perubahan di kehidupan masyarakat Indonesia misalnya seperti
globalisasi tatanan kehidupan serta berkembangnya teknologi dan komunikasi
sehingga dapat memberikan pengaruh besar bagi masyarakat modern yang
akhirnya mulai melupakan tentang cerita warisan dari para leluhurnya sendiri
sehingga akhirnya dapat mempercepat proses hilangnya budaya lokal.

Anda mungkin juga menyukai