Anda di halaman 1dari 8

MESIN MESIN LISTRIK

Dosen : Drs. Aswardi, MT

Oleh :
Fachri Ilyas Jamil
18064022

Teknik Elektro
Fakultas Teknik
Universitas Negeri Padang
PRINSIP KERJA GENERATOR SINKRON 3 FASA
Setelah kita membahas di sini mengenai konstruksi dari suatu generator sinkron, maka artikel kali ini
akan membahas mengenai prinsip kerja dari suatu generator sinkron. Yang akan menjadi kerangka
bahasan kali ini adalah pengoperasian generator sinkron dalam kondisi berbeban, tanpa beban,
menentukan reaktansi dan resistansi dengan melakukan percobaan tanpa beban (beban nol), percobaan
hubung-singkat dan percobaan resistansi jangkar.

Seperti telah dijelaskan pada artikel-artikel sebelumnya, bahwa kecepatan rotor dan frekuensi dari
tegangan yang dibangkitkan oleh suatu generator sinkron berbanding lurus. Gambar 1 akan
memperlihatkan prinsip kerja dari sebuah generator AC dengan dua kutub, dan dimisalkan hanya
memiliki satu lilitan yang terbuat dari dua penghantar secara seri, yaitu penghantar a dan a’.

Untuk dapat lebih mudah memahami, silahkan lihat animasi prinsip kerja generator, di sini.

Gambar 1. Diagram Generator AC Satu Phasa Dua Kutub.

Lilitan seperti disebutkan diatas disebut “Lilitan terpusat”, dalam generator sebenarnya terdiri dari banyak
lilitan dalam masing-masing fasa yang terdistribusi pada masing-masing alur stator dan disebut “Lilitan
terdistribusi”. Diasumsikan rotor berputar searah jarum jam, maka fluks medan rotor bergerak sesuai
lilitan jangkar. Satu putaran rotor dalam satu detik menghasilkan satu siklus per detik atau 1 Hertz (Hz).

Bila kecepatannya 60 Revolution per menit (Rpm), frekuensi 1 Hz. Maka untuk frekuensi f = 60 Hz, rotor
harus berputar 3600 Rpm. Untuk kecepatan rotor n rpm, rotor harus berputar pada kecepatan n/60
revolution per detik (rps). Bila rotor mempunyai lebih dari 1 pasang kutub, misalnya P kutub maka
masing-masing revolution dari rotor menginduksikan P/2 siklus tegangan dalam lilitan stator. Frekuensi
dari tegangan induksi sebagai sebuah fungsi dari kecepatan rotor, dan diformulasikan dengan:

Untuk generator sinkron tiga fasa, harus ada tiga belitan yang masing-masing terpisah sebesar 120 derajat
listrik dalam ruang sekitar keliling celah udara seperti diperlihatkan pada kumparan a – a’, b – b’ dan c –
c’ pada gambar 2. Masing-masing lilitan akan menghasilkan gelombang Fluksi sinus satu dengan lainnya
berbeda 120 derajat listrik. Dalam keadaan seimbang besarnya fluksi sesaat :

ΦA = Φm. Sin ωt
ΦB = Φm. Sin ( ωt – 120° )
ΦC = Φm. Sin ( ωt – 240° )
Gambar 2. Diagram Generator AC Tiga Fasa Dua Kutub

Besarnya fluks resultan adalah jumlah vektor ketiga fluks tersebut adalah:
ΦT = ΦA +ΦB + ΦC, yang merupakan fungsi tempat (Φ) dan waktu (t), maka besar- besarnya fluks total
adalah:
ΦT = Φm.Sin ωt + Φm.Sin(ωt – 120°) + Φm. Sin(ωt– 240°). Cos (φ – 240°)

Dengan memakai transformasi trigonometri dari :

Sin α . Cos β = ½.Sin (α + β) + ½ Sin (α + β ),

maka dari persamaan diatas diperoleh :

ΦT = ½.Φm. Sin (ωt +φ )+ ½.Φm. Sin (ωt – φ) + ½.Φm. Sin ( ωt + φ – 240° )+ ½.Φm. Sin (ωt – φ)
+½.Φm. Sin (ωt + φ – 480°)

Dari persamaan diatas, bila diuraikan maka suku kesatu, ketiga, dan kelima
akan silang menghilangkan. Dengan demikian dari persamaan akan didapat
fluksi total sebesar, ΦT = ¾ Φm. Sin ( ωt - Φ ) Weber .

Jadi medan resultan merupakan medan putar dengan modulus 3/2 Φ dengan
sudut putar sebesar ω. Maka besarnya tegangan masing-masing fasa adalah :

E maks = Bm. ℓ. ω r Volt

dimana :

Bm = Kerapatan Fluks maksimum kumparan medan rotor (Tesla)


ℓ = Panjang masing-masing lilitan dalam medan magnetik (Weber)
ω = Kecepatan sudut dari rotor (rad/s)
r = Radius dari jangkar (meter

Konstruksi Generator Sinkron


Generator sinkron berbeban

If Ra XS = XL + Xm

IS

+
Rf Ea Vt
ZL
-

Rotor Stator

Rangkaian Ekuivalen Generator Sinkron Berbeban12

Bila generator diberi beban yang berubah – ubah maka besarnya tegangan terminal
Vt akan berubah – ubah pula. Hal ini disebabkan adanya :
- Jatuh tegangan karena resistansi jangkar (Ra).
- Jatuh tegangan karena reaktansi bocor jangkar (XL).
- Jatuh tegangan karena reaksi jangkar.

PF LEADING
TERMINAL VOLTS

PF UNITY

LOAD CURRENT

Karakteristik Generator AC Pada Berbagai Faktor Daya 13


Besar GGL armatur berbeban pada faktor daya beban = 1, PF tertinggal dan PF
mendahului adalah sebagai berikut :

 pf = 1

Ea = √(𝑉𝑡 + 𝐼𝑎 𝑅𝑎)2 + (𝐼𝑎 𝑋𝐿)2 .....................................................(2.7)

 pf = tertinggal

Ea = √(𝑉𝑡 𝐶𝑜𝑠 𝜃 + 𝐼𝑎 𝑅𝑎)2 + (𝑉𝑡 𝑆𝑖𝑛 𝜃 + 𝐼𝑎 𝑋𝐿)2 ........................(2.8)


 pf = mendahului

Ea = √(𝑉𝑡 𝐶𝑜𝑠 𝜃 + 𝐼𝑎 𝑅𝑎)2 + (𝑉𝑡 𝑆𝑖𝑛 𝜃 − 𝐼𝑎 𝑋𝐿)2 ........................(2.9)

Dimana : Ea = tegangan induksi pada jangkar per phasa (Volt) Vt =


tegangan terminal output per phasa (Volt)
Ra = resistansi jangkar per phasa (ohm) XL =
reaktansi bocor per phasa (ohm)

Generator sinkron keadaan jalan tanpa beban

Dengan memutar generator sinkron diputar pada kecepatan sinkron dan rotor diberi
arus medan (If), maka tegangan (Eo) akan terinduksi pada kumparan jangkar stator. Bentuk
hubungannya diperlihatkan pada persamaan berikut :

Eo = c.n. ɸ ..........................................................................................(2.3)6

Dimana : c = konstanta mesin

n = kecepatan putaran (rpm)

ɸ = fluks yang dihasilkan oleh If

Dalam keadaan tanpa beban arus jangkar tidak mengalir pada stator, karenanya
tidak terdapat pengaruh reaksi jangkar. Fluks hanya dihasilkan oleh arus medan (If).
If Ra XL

Rotor Stator

Rangkaian Ekuivalen Generator Sinkron Tanpa Beban

Ea

If

Grafik Hubungan Arus Penguat Medan (If) dan Ea 8

Besar GGL armatur tanpa beban pada faktor daya beban = 1, PF tertinggal dan PF
mendahului adalah sebagai berikut :
 pf = 1

Eo = √(𝑉𝑡 + 𝐼𝑎 𝑅𝑎)2 + (𝐼𝑎 𝑋𝑠)2 .....................................................(2.4)9

 pf = tertinggal

Eo = √(𝑉𝑡 𝐶𝑜𝑠 𝜃 + 𝐼𝑎 𝑅𝑎)2 + (𝑉𝑡 𝑆𝑖𝑛 𝜃 + 𝐼𝑎 𝑋𝑠)2 ........................(2.5)10


 pf = mendahului

Eo = √(𝑉𝑡 𝐶𝑜𝑠 𝜃 + 𝐼𝑎 𝑅𝑎)2 + (𝑉𝑡 𝑆𝑖𝑛 𝜃 − 𝐼𝑎 𝑋𝑠)2 ........................(2.6)11

Dimana : Eo = GGL armatur tanpa beban


Vt = tegangan terminal output per phasa (Volt) Ra
= resistansi jangkar per phasa (ohm)
Xs = reaktansi sinkron per phasa (ohm).

Anda mungkin juga menyukai