Anda di halaman 1dari 9

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL
1. Gambaran Umum Lokasi PKL
a. Letak Geografi
Secara geografis Desa Asunde merupakan salah satu Desa yang
berada di Kecamatan Besulutu Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi
Tenggara. Desa Asunde memiliki tiga dusun yaitu dusun I, dusun II dan
dusun III.
b. Mata pencaharian
Mata pencaharian pokok penduduk desa Asunde pada umumnya
sebagai petani. Mata pencaharian lain yaitu sebagai pegawai negeri sipil
(PNS) , petani , peternak , pengusaha kecil dan menengah, dan karyawan
perusahaan swasta.
c. Kependudukan
Desa Asunde dipimpin oleh seorang kepala desa dan dibantu oleh
Badan Pemusyawaratan Desa (BPD) serta setiap lingkungan dipimpin oleh
Kepala dusun. Dalam keorganisasian Desa Asunde terdapat sekretaris desa,
kepala kepengurusan pemerintahan, kepala kepengurusan umum, kepala
kepengurusan pembangunan, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM)
dan Tim penggerak PKK.
Kependudukan di Desa Asunde yang terdiri dari 3 dusun dengan
total penduduk sebanyak 375 jiwa, diuraikan sebagai berikut:

Tabel 1
Jumlah Penduduk Desa Asunde
Kependudukan Jumlah

Jumlah Jiwa 375

Jumlah KK 116

Jumlah Laki- laki 207


Jumlah Perempuan 168

Sumber: Data Sekunder desa Asunde 2016

d. Sarana dan prasarana desa


Sarana dan prasarana yang tersedia di Desa Asunde memiliki sejumlah
bangunan. Bangunan dibangun tersebar di dalam Desa Asunde. Berikut
bangunan yang terdapat di Desa Asunde:
Tabel 2
Sarana dan Prasarana Desa Asunde
Sarana dan Prasarana Jumlah

Kantor Desa 1 unit

Mesjid 1 unit

Sumber: Data Sekunder Desa Asunde 2016


2. Gambaran Umum Kader
a. Pendidikan kader
Tabel 3
Pendidikan Kader

Tingkat Pendidikan n %

Pendidikan menengah 2 40

Pendidikan tinggi 3 60

Total 5 100

b. Pengetahuan Kader
Tabel 4
Pengetahuan kader

Tingkat pengetahuan n %

Cukup (> 60) 5 100


c. Pekerjaan
Tabel 5
Pekerjaan Utama

Pekerjaan Utama n %

IRT 4 80

Pedagang 1 20

Total 5 100

d. Keterampilan Kader
Tabel 6
Keterampilan Kader

Keterampilan Kader n %

Terampil 3 60

Kurang terampil 2 40

Total 5 100

e. Pelatihan Kader

Tabel 7

Jenis Pelatihan Yang Perna Diikuti Kader

Jenis pelatihan n %

PKK 1 20

TDK IKUT 4 80

Total 5 100
f. Motifasi Alasan
Tabel 8
Motifasi Alasan

Motifasi Alasan n %

Mengapdi 3 60

Diperintah aparat 2 40
desa

Total 5 100

g. Motifasi Insentif
Tabel 9
Motifasi insentif

Motifasi Insentif n %

Menerima 5 100

h. Motifasi Dukungan
Tabel 10
Motifasi dukungan

Motifasi Dukungan n %

Didukung 4 80

Tidak didukung 1 20

Total 5 100

i. Keaktifan Kader
Tabel 11
Keaktifan kader

Keaktifan kader n %

Aktif 5 100
B. Pembahasan
Tabel 3 menunjukan bahwah sebagian besar sampel 60% (n=3) berada pada

kategori pendidikan tinggi, 40% (n=2) berada pada kategori pendidikan menengah.

Tabel 4 menunjukan bahwa sampel 100% (n=5) berada pada kategori pengetahuan

cukup. Tabel 5 menunjukan bahwa sebagian besar sampel 80% (n=4) berada pada

kategori pekerjaan utama kader yaitu ibu rumah tangga (IRT), 20% (n=1) berada dalam

kategori pekerjaan utama kader yaitu pedagang. Tabel 6 menunjukan bahwa sebagian

besar sampel 60% (n=3) berada pada kategori terampil dalam keterampilan kader, 40%

(n=2) berada dalam kategori tidak terampil dalam keterampilan kader. Tabel 7

menunjukan bahwa sebagian besar sampel 80% (n=4) berda dalam kategori tidak ikut

pelatihan kader, 20% (n=1) berada dalam kategori pelatihan PKK dalam pelatihan

kader. Tabel 8 menunjukan bahwa sebagian besar sampel 60% (n=3) berada dalam

kategori mengapdi dalam alasan menjadi kader, 40% (n=2) berada dalam kategori

diperinta aparat desa dalam alasan menjadi kader. Tabel 9 menunjukan bahwa sampel

100% (n=5) berada pada kategori menerima insentif. Tabel 10 menunjukan bahwa

sebagian besar sampel 80% (n=4) berada pada kategri mendapat dukungan, 20% (n=1)

berada pada kategori tidak didukung. Tabel 11 menunjukan bahwa sampel 100% (n=5)

berada pada kategori aktif.

Faktor – faktor yang mempengaruhi keaktifan kader yaitu :


1. Pengetahuan
Pengetahuan akan mendasari seseorang kader Posyandu dalam melakukan
perubahan perilaku, sehingga perilaku yang dilakukan akan lebih langgeng dari
pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan dapat diartikan
tahu atau mengerti sesudah melihat (menyaksikan, mengalami atau diajar). Kader
yang memiliki pengetahuan yang baik diharapkan akan dapat memberikan layanan
yang baik dan bermutu pada saat Posyandu. Pengetahuan dapat diartikan tahu atau
mengerti sesudah melihat (menyaksikan, mengalami atau diajar) pengetahuan kader
dapat meningkat seiring dengan lama menjadi kader, pengalaman di lapangan
dalam menangani kasus dan pelatihan-pelatihan yang telah diikuti. Dengan
pengetahuan yang bertambah diharapkan dapat memberikan pelayanan yang lebih
baik kepada masyarakat (Depkes RI, 2000).
2. Motivasi
Motivasi merupakan salah satu dari mekanisme terbentuknya perilaku dan
mengalami proses perubahan atau bagaimana ia dirubah. Motivasi sering diartikan
sebagai dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang (inner-drive) yang secara
sadar atau tidak sadar membuat orang berperilaku untuk mencapai tujuan yang
sesuai dengan kebutuhannya.Jadi yang dimaksud dengan dorongan tadi
padahakekatnya adalah kebutuhan (needs) yang muncul dari dalam diri orang itu
juga sehingga motivasi sering diartikan juga sebagai kebutuhan. (Hasan, 2010
3. Dukungan keluarga
Menurut sarwoo dalam chintia (2013 ), dikatakan dukungan adalah
upaya yang diberikan kepada orang lain, baik moril maupun materil untuk
memotiviasi orang tersebut melaksanakan kegiatan. Dukungan dapat timbul
berbagai macam pihak seperti teman sejawat, maupun dukungn dari pemberian
kebijakan. Tetapi dukungan keluarga merupakan dukungan yang paling terdekat
dan diharpkan memberikan motivasi yang kuat bagi kerja seorang kader.
4. Insentf
Menurut Notoatmodjo (2005), merupakan bahwa insentif merupakan
salah satu stimulus yang dapat menarik seseorang untuk melakukan sesuatu
karena dengan melakukan perilaku tersebut , maka ia akan mendapat imbalan.
Kebanyakan juga orang berpendapat bawah gaji atau insentif adalah alat yang
paling ampuh untuk mengikatkan motivasi kerja dan selanjutnya dapat
meningkatkan kinerja karyawan disuatu organisasi kerja.
BAB V

ANALISIS MASALAH

A. Identifikasi Masalah

Tabel 3.1

Target/Rujuka Pencapaian
No Sasaran Kesenjangan
n / saat ini

1 Kader tidak terampil 100 60 % 40

2 Tidak dilatih 100 80 % 20

Masalah utama pada kader di desa Asunde (60%) kader tidak terampil, (80%) kader
tidak terlatih.
B. Prioritas Masalah

Importancy T R Jumlah
N
Masalah P S R DU S PB PC
o
I B

1 Keterampilan 3 2 2 5 4 3 1 4 1 2880
kader

2 Pelatihan 5 4 2 1 5 5 4 2 2 9600
kader

Keterangan:
P : Prevalensi (besarnya masalah)
S : Severity (akibat yang ditimbulkan oleh masalah)
RI : Rate of Increase (Kenaikan besarnya masalah)
DU : Derajat Keinginan Masarakat Yang Tidak Terpenuh
SB : Social Benefit ( Keuntungan social karena selesainya masalah)
PB : Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah
PC : suasana politik
T : Kelayakan teknologi
R : Sumber daya yang tersedia

C. Rumusan Masalah
Masih tingginya tingginya tingkat pengetahuan kader diDesa Wonua mbae yang
kurang (60%).

D. Penyebab Masalah

Tidak dilatih Keaktifan kader

pengetahuan
kader

Keterampilan
kader

Gambar 4.1 diagram masalah tulang ikan

Terbentuknya masalah akan terlihat penyebabnya dari tujuan masalah. Alur tejadinya
masalah yang melibatkan banyak faktor seperti terlihat sebagai berikut:

Pengetahuan
kader

Keterampil kader Pelatihan

Gambar 4.2 Tujuan masalah


Pendataan dasar kader di Desa Wonua mbae di temukan semua kader
tidak terampil dalam melaksanakan tugasnya, di sebabkan kurangnya tingkat
pengetahuan dan tidak ada pelatihan untuk setiap kader.

Anda mungkin juga menyukai