Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

JUDUL

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas 2 Etika Profesi


Dosen Pengajar : Hj. Triyani Hayati, SPSI.,MM

Disusun Oleh :
1. Irma Sontana 2116191002
2. Aef Saefulloh 2116191005
3. Willi Aprianto 2116191021
4. Ridwan Hermawan S 2116191024
5. Reihan Zaidan M 2116191043

Kelas B
Angkatan 2019
PRODI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SANGGA BUANA YPKP
BANDUNG
2019

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayahnyalah kami dapat
menyelesaikan makalah ini tidak lupa sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. Kami sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah ini, penulisan
makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas 2 mata kuliah Etika Profesi yang berjudul “judulnya apa
ya”.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi pembaca dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kekurangan. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan untuk menyempurnakan tugas
yang akan datang. Akhir kata, semoga makalah ini berguna dan bermanfaat bagi pembaca.

Bandung, 27 November 2019

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam perlindungan data pribadi menjadi hangat diperbincangkan pasca kasus Cambridge
Analitica yang mengolah data pribadi pengguna Facebook di awal tahun 2018. Padahal isu
tentang data pribadi telah didiskusikan 38 tahun sebelumnya, yaitu dalam forum internasional
OECD dalam Guidelines Governing the Protection of Privacy and Transborder Flow of
Personal Data pada tahun 1980. Berdasarkan kasus Edward Joseph Snowden didalamnya
terdapat permasalahan tentang pengambilan data privasi warga Amerika Serikat yang di
ambil oleh CIA . Kemudian snowden mengatakan bahwa pembocoran PRISM dan
perintah FISA terkait dengan aksi pengambilan data oleh NSA
bertujuan mengungkapkan apa yang ia yakini sebagai tindakan berlebihan oleh pemerintah
untuk memantau aktivitas warga Amerika Serikat dan sudah terhubung dengan GDPR.
GDPR adalah General Data Protection Regulation berperan untuk mengatur bagaiman
perusahaan melindungi data pribadi warga Uni Eropa. Seluruh perusahaan yang menyimpan
data warga Uni Eropa wajib tunduk pada regulasi tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana bentuk pelanggaran pembocoran system data oleh Central Intelegence


Agency(CIA) oleh Edward Joseph Snowden ?
2. Alasan mengapa Edward Snowden di sebut pengkhianat oleh pemerintahan Amerika
Serikat ?
3. Apa kaitannya kasus Edward Snowden dengan Etika Profesi ?

1.3 Tujuan

1. Dengan cara memberitahukan warga negara amerika serikat tentang pembocoran data CIA
2. Karena Sudah Melanggar aturan pemerintah CIA Amerika Serikat
3. Kaitanya ,Karena Edward Snowden Tidak bisa mejaga kepercayaan pemerintah CIA
Padahal snowden mempunyai kelebihan tertentu
BAB II

PEMBAHASAN

TEORI ETIKA PROFESI

BAB III

PEMBAHASAN

KASUS EDWARD SNOWDEN (Pembocoran System Data CIA)

1.4 Pertama adalah program pemantauan hubungan telpon ratusan juta rakyat Amerika tiap hari,
guna menciptakan suatu database untuk melihat apakah ada tersangka terroris di luar negeri
yang menghubungi orang di Amerika.

Sementara yang kedua adalah program yang diberi nama PRISM yang memungkinkan NSA
dan FBI untuk secara langsung menyadap sembilan jaringan internet Amerika untuk
mengumpulkan data tentang penggunaan saluran elektronik itu, termasuk penyadapan audio,
video, foto dan email, dan untuk mengetahui informasi apa saja yang dicari orang. Tujuannya
adalah untuk mencari kegiatan-kegiatan yang mencurigakan yang datang dari luar negeri.

Snowden membantah bahwa pelaksanaan kedua program itu dilakukan dengan aman dan
sesuai hukum. Katanya, tiap analis bisa saja memilih siapa yang akan dipantau hubungan
elektroniknya. Kata Snowden lagi, ia sendiri punya otorita untuk menyadap telepon siapapun,
termasuk telepon Presiden Amerika.

Surat kabar itu mengatakan, Snowden melarikan diri dari Hawaii ke Hong Kong tanggal 20
Mei dan mungkin akan minta suaka politik di Eslandia.

National Security Agency, atau NSA, badan intelijen Amerika yang besar itu telah minta
bantuan Departemen Kehakiman untuk mengusut perkara pembocoran rahasia tadi. NSA
dilaporkan telah mengumpulkan ratusan juta nomor telpon penduduk Amerika dalam usaha
mencegah serangan terroris. Presiden Obama minggu lalu menjelaskan bahwa tindakan itu
telah disetujui oleh Kongres Amerika dan dijalankan dengan pengawasan ketat oleh
pengadilan

Anda mungkin juga menyukai