Anda di halaman 1dari 24

Sejarah berdirinya Bondowoso merupakan rangkaian peristiwa panjang yang dimulai dari

pengembangan wilayah kekuasaan Besuki ke arah selatan pada tahun 1789. Sebagaimana Peraturan
Daerah Kabupaten Bondowoso Nomor 5 Tahun 2011, perjalanan sejarah Bondowoso dapat
ditelusuri melalui proses penentuan Hari Jadi Kabupaten Bondowoso yang telah dilakukan dengan
penelusuran sejarah, dokumen, seminar dan studi komparasi yang melibatkan Sejarawan, Pakar
Hukum Tata Negara, Pemuka Masyarakat, Pemuka Agama dan seluruh pihak terkait untuk secara
bersama-sama merumuskan tanggal kelahiran Kabupaten Bondowoso dengan pendekatan sejarah,
yang dijabarkan sebagai berikut :

Berawal dari seorang anak yang bernama Raden Bagus Assra, dia adalah anak Demang Walikromo
dalam pemerintahan panembahan pamekasan di bawah Adikoro IV, menantu Tjakraningrat
Bangkalan. Demang Walikromo adalah Putra Adikoro IV.

Tahun 1743, terjadilah pemberontakan Ke Lesap terhadap Pangeran Tjakraningrat, karena sebagai
anak selir, dia tidak diakuinya. Pertempuran itu terjadi di Desa Bulangan dan menewaskan Adikoro
IV. Tahun 1750, pemberontakan dapat dipadamkan dengan tewasnya Ke Lesap dan terjadilah
pemulihan kekuasaan dengan diangkatnya putra Adikoro IV, yaitu Raden Tumenggung Adipati
Tjokrodiningrat. Tidak berapa lama, terjadilah perebutan kekuasaan kembali, dan pemerintahan
berada di bawah Tjokrodiningrat I Anak Adikoro III, yang bergelar tumenggung sepuh. khawatir
dengan keselamatan R. Bagus Assra, Nyi Sedabulangan membawa lari cucunya, mengikuti eksodus
besar besaran eks pengikut Adikoro IV ke wilayah Besuki.

Pada saat itulah Assra kecil ditemukan oleh Ki Patih Alus- Patih Wirodipuro, untuk kemudian
ditampung serta dididik ilmu bela diri dan ilmu agama. pada usia 17 tahun, Raden Bagus Assra
diangkat sebagai mantri anom dengan nama Abhiseka Mas Astrotruno. Dan tahun 1789 ditugaskan
memperluas wilayah kekuasaan Besuki ke arah selatan. Sebelum itu Raden Bagus Assra dinikahkan
dengan Putri Bupati Probolinggo.

Tahun 1794, Raden Bagus Assra menemukan suatu wilayah strategis di pedalaman yang kemudian di
sebut Bondowoso. Di wilayah ini, Raden Bagus Assra diangkat sebagai demang, dengan nama
Abhiseka Mas Ngabehi Astrotruno.

Dari hari kehari Raden Bagus Assra berhasil mengembangkan Kota Bondowoso. Tepat pada tanggal
17 Agustus 1819 atau pada Hari Selasa Kliwon, 25 Syawal 1234 H, Adipati Besuki Raden Aryo
Prowirodiningrat menjadikan wilayah Bondowoso lepas dari Besuki, dengan status Keranggan
Bondowoso.

Pada saat itulah, Raden Bagus Assra atau Mas Ngabehi Astrotruno diangkat sebagai penguasa
wilayah dan pimpinan agama, dengan gelar Mas Ngabehi Kertonegoro dan berpredikat Ronggo I.
Prosesi tersebut ditandai penyerahan tumbak Tunggul Wulung.

Pada masa pemerintahan Raden Bagus Assra, tahun 1818-1830, wilayah kekuasaannya meliputi
wilayah Bondowoso dan Jember. Pada tanggal 11 Desember 1854, Ki Ronggo Bagus Assra wafat di
bondowoso, dan dikebumikan di atas bukit kecil di Kelurahan Sekarputih Kecamatan Tegalampel,
yang kemudian dikenal dengan nama Makam Kironggo.

Berdasarkan fakta-fakta sejarah sebagaimana tersebut di atas, Pemerintah Kabupaten Bondowoso


memandang perlu untuk memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Raden Bagus Assra
atas perjuangannya dalam mengembangkan Bondowoso. Sehingga untuk ke depannya, perjuangan
beliau dapat terus dikenang setiap generasi di Kabupaten Bondowoso.

Pada akhirnya, tepatlah kiranya tanggal 17 Agustus 1819 yang bertepatan dengan 25 Syawal 1234
Hijriyah dijadikan sebagai Hari Jadi Kabupaten Bondowoso dengan penuangannya ke dalam
Peraturan Daerah Kabupaten Bondowoso.

Menyimak sejarah Bondowoso dan artikulasi bahasa terdapat tiga pendapat tentang asal-usul dan
arti dari kata Bondowoso, antara lain :

1. Bondowoso dari asal kata dibanda dan kuwasa. Artinya siapa saja tinggal di daerah Bondowoso
hendaklah ada ikatan batin yang mesra dengan Tuhan Yang Maha Esa (taqwa). Pemberian makna
dengan norma ini sesuai dengan pesan Ki Ronggo pembabat Bondowoso : Siapapun yang berdiam di
daerah babadanku berbuatlah yang jujur dan adil, serta bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa.Pesan
tersebut telah dituangkan dalam sesanti pada lambang daerah Kabupaten Bondowoso yang
berbunyi Swasthi Bhuwana Krta (Perda Kabupaten Daerah Tingkat II Bondowoso Nomor 34 Tahun
1975 tanggal 12 Mei 1975). Artinya Barang siapa di dunia melakukan amal perbuatan yang baik dan
menjauhkan diri dari perbuatan dosa akan mendapatkan kesempurnaan dan kebahagiaan hidup di
dunia dan akhirat.

2. Bandawasa berasal dari Bandhadan kuwasa. Pemberian nama ini didasarkan pada adanya
kesamaan antara kata banda dengan bunyi d dental dan bandha dengan bunyi d kakuminal. Padahal
kedua arti kata itu sangat berlainan, bahkan tidak ada kaitannya secaraetimologis (asal-usulnya).
Mungkin pendapat itu untuk menolak pendapat bahwa perkataan bandawasa dari dibanda sing
kuwasa, dalam arti tersiksa, terkutuk sehingga hidup miskin.Padahal Bondowoso subur makmur. Ini
merupakan harta karunia Tuhan Yang Maha Kuasa. 3. Perkataan bandawasa ada kaitannya dengan
kata bendhe dan maesa. Pendapat ini ada hubungannya dengan mitos bendhe milik Ki Patih Alus dan
maesa atau kerbau putih yang diberikan oleh Tumenggung Jayalelana Banger (Probolinggo) kepada
Ki Astrotuno (menantunya) ketika ia hendak membabat hutan Bondowoso.Konon menurut mitos
kerbau putih itu dilepaskan dari Besuki. Dimanapin kerbau itu berhenti, maka disitulah didirikan
rumah kediaman sebagai pusat pengendalian pemerintah. Cara mencari kerbau itu dengan menabuh
bendhe. Ternyata kerbau itu berhenti di Blindungan. Maka ditempat itulah kemudian didirikan
pendapa kabupaten. 1

3.1. Lambang dan Warna Lambang

1. Perisai warna dawar/ latar perisai kuning, tepian garis hitam.

2. Lukisan dalam bentuk pohon beringin yang terwujud dari bagianbagian kumpulan beberapa
bentuk gambaran.

3. Asap cerobong kereta api/ lokomotif putih, bergaris siluet, bentuk kepala sapi bertanduk beradu/
berlaga.
4. Perisai sebagai daun lambing, pada bagian atas dan bagian kiri, dan kanan atas terpotong
lengkung, bagian kanan kiri agak ke atas melekuk ke dalam dan bagian bawah berbentuk acelade.

5. Bentuk pohon beringin di bagian tengah perisai. Pemekaran bentuk pohon beringin terwujud dari
kumpulan bentuk :

a. Kepala kerbau putih bertanduk dungkul di dalam lingkaran berwarna dasar hitam, yang dilingkari
oleh dua buah lingkaran yang masing-masing berwarna merah dan hitam.

b. Lingkaran-lingkaran itu tampak merupakan bagian lukisan pada lokomotif berwarna hitam,
terlihat dari depan (muka). Cerobong kereta api terlukis di bawah kepulan asap.

Profil Kabupaten Bondowoso Tahun 2018

c. Di bawah lukisan kereta api (lokomotif) terdapat lukisan, tampak cemeti bersilang dengan parang
petani. Silang cemeti dengan parang dilingkari tasbih berwarna putih.

d. Di bawah lukisan cemeti, parang dan tasbih terlukis seikat padi, diatasnya terlihat dua buah
tongkol jagung terkuak kulitnya, menancap pada seikat padi.

e. Lukisan-lukisan tersebut diatas (a, b, c dan d) tampak dengan warna dasar biru, yang diapit oleh
dua lembar daun tembakau berwarna hijau, dengan tulang daun berwarna kuning. Pangkal daun
tembakau terletak pada samping kanan dan kiri lukisan padi melingkar ke atas, ujungnya menyentuh
ujung bawah lukisan gunung. Urat daun tembakau membagi lembar daun menjadi lima bagian dan
pada sisi dalam menjadi empat bagian.

f. Lukisan gunung berwarna biru berlandaskan dua garis lekuklekuk berwarna putih, yang
menghubungkan ujung-ujung daun tembakau dan puncaknya berhimpit dengan ujung cerobong
lokomotif. Dua garis lekukan/ lengkungan tersebut melukiskan alur air.

g. DI bawah lukisan padi, terpampang tulisan Bondowoso berwarna hitam pada sebuah bidang
persegi panjang, berwarna putih dengan tulisan dan garis tepi berwarna hitam.

6. Titik silang pada siluet gambar sapi berlaga (vide siluet asap) pusat lingkaran gambar lokomotif,
titik silang cemati-parang dan ujung bawah perisai, terletak pada garis tegak (vertikal), tepat di
tengah perisai.

3.2. Arti dan Makna Lambang Daerah

Arti dan makna dari gambaran lambang merupakan simbol pandangan filosofis suatu daerah
terhadap bentuk pengungkapan keadaan alam dan harapan yang mewujudkan cita-cita suatu
daerah.Daerah Bondowoso memiliki karakteristik wilayah, citra perjuangan rakyat serta

Profil Kabupaten Bondowoso Tahun 2018

8
pengembangan kesejahteraannya.Maka pengejawantahan perlambangan itu disimbulkan sebagai
berikut :

1. Perisai, melambangkan kesatuan pertahanan dari rakyat daerah, warna kuning emas
melambangkan keluhuran budi.

2. Pohon Beringin, melambangkan suatu pemerintahan yang senantiasa berusaha memberikan


pengayoman kepada rakyat.

3. Atas Kepala Kereta Api (Lokomotif), mengepul dalam bentuk garisgaris hitam yang mewujudkan
dua sapi beradu muka, menunjukan kebudayaan khusus serta kegemaran rakyat Bondowoso akan
aduan sapi.

4. Kepala Kerbau Putih berbentuk dangkal, melambangkan kerbau yang menunjukkan letak kota
sewaktu pembabatan Kota Bondowoso. Warna putih melambangkan kesucian, warna merah
melambangkan keberanian.

5. Kepala Kereta Api (Lokomotif), melambangkan keberanian perjuangan rakyat Bondowoso


melawan penjajah yang terkenal dalam peristiwa bersejarah Gerbong Maut pada 23 November
1947. Warna hitam yang tak pernah luntur melambangkan kekuatan serta ketetapan hati.

6. Cemeti, Parang, dan Tasbih, diambil dari segi sejarah peranan Ki Ronggo Bondowoso sebagai
perintis dan pembuka kota Bondowoso. Tasbih sebagai symbol dan pegangan Ki Ronggo Bondowoso
dengan kewibawaannya dilandasi ketekunannya beribadah serta ketakwaan kepada Tuhan Yang
Masa Esa. Cemeti lambang kewibawaan pemerintah daerah. Parang menunjukkan bahwa daerah
Bondowoso adalah daerah pertanian.

7. Jagung, Seni Karya, Padi, Daun Tembakau, menunjukkan hasil utama Kabupaten Bondowoso

8. Tulang Daun Tembakau Membagi Daun Tembakau Sebelah Luar Menjadi Lima Bagian,
melambangkan dasar negara Pancasila. Tulang

Profil Kabupaten Bondowoso Tahun 2018

Daun Tembakau Membagi Daun Tembakau Sebelah Dalam Menjadi Empat Bagian Dan Sebelah Luar
Menjadi Lima Bagian, melambangkan Undang-Undang Dasar 1945. Warna hijau melambangkan
kemakmuran daerah.

9. Gunung dan Air, menunjukan letak geografis daerah yang dikelilingi oleh gunung-gunung dengan
pengairan cukup. Warna biru melambangkan harapan atas kesuburan daerah.

3.3. Sejarah Lahirnya Sesanti Lambang Daerah

Pada tahun 1975 dirasakan bahwa lambang daerah Kabupaten Bondowoso belum lengkap dan
sempurna.Maka perlu ditambahkan sesanti.Untuk itulah diadakan sebuah usaha bersama
menciptakan sesanti lambang dengan kata-kata yang singkat tetapi mengandung pengertian filosofis
yang mencerminkan historis kultural kehidupan masyarakat Kabupaten Bondowoso. Setelah melalui
perbincangan dalam sidang DPRD Kabupaten Dati II Bondowoso pada tanggal 1 dan 2 Mei 1975,
dengan memadukan pertimbangan seorang pakar bahasa tentang susunan katakata sesanti,
membahasnya dan mencermati kata-kata Swastika Bhuwana Krti. Maka perlu untuk mengadakan
perubahan naskah dengan menimbang bahwa :

1. Perubahan istilah Swastika menjadi Swasthi. Alasan yang dikemukakan adalah istilah Swastika
dengan lambangnya berupa jentera yang berputar ke kanan mengingatkan lambang Negara Jerman
masa Adolf Hitler yang fasistis. Hal itu menimbulkan kesan kurang baik dari kalangan para intelektual
terhadap salah satu bagian wilayah Negara Republik Indonesia.

2. Perkataan Bhuwana Ktri hendaknya diubah menjadi Bhuwana Krta. Dengan pengaruh tata bunyi
bahasa Madura, perkataan Krti akan berubah ucapannya oleh masyarakat luas menjadi Krteyang
berarti pertunjukan tari/wayang topeng (wang Madura, khususnya di Prajekan).

3. Lebih-lebih uraian mengenai arti dan makna Swastika sebagai lambang sebagaimana tercantum
pada dokumen sejarah lahirnya Sesanti Daerah Kabupaten Bondowoso pada nomor 1 dan 2,
hendaknya dihapuskan mengingat tidak sesuai dengan pandangan sosio kultural masyarakat
Bondowosoyang penduduknya sebagian besar beragama Islam. Sedangkan pada konsep awal makna
Swasthika sebagai gambaran lambang agama Hindu.

Akhirnya terbitlah di dalam Lembaran Daerah Kabupaten Bondowoso Nomor 34 Tahun 1975 tentang
Perubahan untuk Pertama Kalinya Peraturan Daerah Kabupaten Bondowoso Nomor 1 Tahun 1970,
yang antara lain : Pasal 1 : Menetapkan Sesanti Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Bondowoso
yang berbunyi Swasthi Bhuwana Krta, yang mempunyai arti dan makna serta memberikan ajaran
falsafah : Barang siapa di dunia melakukan amal perbuatan yang baik dan menjauhkan diri dari
perbuatan dosa akan mendapatkan kesempurnaan dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Pasal 2 : (1) Mengubah pasal 2 Peraturan Daerah Kabupaten Bondowoso Nomor 1 Tahun 1970
sehingga berbunyi sebagai berikut : Lambang daerah terbagi atas empat bagian, yaitu : a) Perisai b)
Bentuk pohon beringin yang terwujud dari kumpulan beberapa bentuk lukisan. c) Asap kepala kerata
api (lokomotif) d) Pita kuning bertuliskan “Swasthi Bhuwana Krta” (2) Menambah satu ayat pada
pasal 3 Peraturan Daerah Kabupaten Bondowoso Nomor 1 Tahun 1970 sebagai berikut : Pita
berwarna kuning dengan garis tepi berwarna hitam terlukis di bagian bawah perisai, melengkung
sejajar dengan garis ujung perisai dimanamasing-masing ujung pita tersebut melekuk dan ujungnya
yang runcing menyentuh tepi sebelah lukisan daun tembakau dengan tulisan “Swasthi Bhuwana Krta
“ terdiri dari huruf balok berwarna hitam. Arti dari hubungan kata-kata sesanti Swasthi Bhuwana
Krta adalah :

a. SWASTHI, artinya : Selamat, bahagia lahir dan batin Merdeka Menyatu diri dengan
Tuhan untuk mendapatkan kebahagiaan lahir dan batin/ keselamatan dunia akhirat b.
BHUWANA KRTA, artinya kemakmuran dunia / kesempurnaan dunia. c. SWASTHI BHUWANA
KRTA, artinya Barang siapa di dunia melakukan amal perbuatan yang baik dan menjauhkan
diri dari perbuatan dosa akan mendapatkan kesempurnaan dan kebahagiaan hidup di dunia
dan akhirat.

Nama-nama Pimpinan wilayah dan Bupati yang pernah dan sedang memimpin Kabupaten
Bondowoso, sebagai berikut :

1. Ronggo Mas Ngabehi Kerto Negoro (Raden Bagus Asra). Periode tahun 1819-1830
2. Ronggo II Mas Ngabehi Kertokoesoemo (Djoko Sridin, Putra Raden Bagus Asra). Periode tahun
1830-1850

3. Regent van Bondowoso Raden TumenggungAdipati Abdoerahman Wirodipuro. Periode tahun


1850-1866

4. Regent van Bondowoso Raden Tumenggung Adipati Abdoerahman Wirodipuro. Periode tahun
1866-1879

5. Regent, Hoofd v/a Regent Schap Raden Tumenggung Wondokoesoemo. Periode tahun 1879-1891.

6. Regent, Hoofd v/a Regent Schap Kanjeng Raden Tumenggung Ario Adipati Kertosoebroto (Ismail).
Periode tahun 1891-1908

7. Regent, Hoofd v/a Regent Schap RT. Sentot Sastroprawiro. Periode tahun 1908-1925

8. Regent, Hoofd v/a Regent SchapRTA. Tirtohadi Sewojo. Periode tahun 1925-1928

9. RT. Prodjodiningrat. Periode tahun 1928-1934

10. RT. Herman Hidajat. Periode tahun 1934-1938

11. RT. Sjafioedin Admosoedirdjo. Periode tahun 19381945

12. R. Soetandoko. Periode tahun 1945-1946

13. RT. Saleh Soerjoningprodjo. Periode tahun 1946-1949

14. RT. Badroes Sapari. Periode tahun 1949-1950

15. RT. Koesno Koesoemowidjojo. Periode tahun 1950-1951

16. RT. Iskandar Z. SoedarmoSoemodiprodjo. Periode tahun 1951-1956

17. R. Soejarwo. Periode tahun 1957

18. R. Soetowo. Periode tahun 1957-1958

19. Djoemadi Moespan. Periode tahun 1958-1959

20. R. Soetowo. Periode tahun 1960-1964

21. R. Soemarto Partomihardjo. Periode tahun 1964-1965

22. Mayor R. Arifin Djauharman. Periode tahun 1965-1973

23. Kolonel R. Soerono. Periode tahun 1973-1978

24. Kolonel Mochammad Suwardhi. Periode tahun 19781983

25. Kolonel H. Mochammad Rivai. Periode tahun 1983-1988

26. Kolonel H. Agus Sarosa. Periode tahun 1988-1993


27. Kolonel H. Agus Sarosa. Periode tahun 1993-1998

28. Dr. H. Mashoed, MSi. Periode tahun 1998-2003

29. Dr. H. Mashoed, MSi.-Wakil Bupati Drs. KH. Salwa Arifin. Periode tahun 2003-2008

30. Bupati Drs. H. Amin Said Husni-Wakil Bupati H.A.Haris Son Haji, ST, MM. Periode tahun
20082013.

31. Bupati Drs. H. Amin Said Husni-Wakil Bupati Drs. KH. Salwa Arifin. Periode tahun 2013-2018.

32. Bupati Drs. KH. Salwa Arifin-Wakil Bupati H. Irwan Bachtiar Rachmat, SE, M.Si. Periode tahun
20182023.

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-20252

A. Visi

Visi Kabupaten Bondowoso yang dituangkan ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJPD) Tahun 2005-2025 adalah “Mewujudkan Kabupaten Bondowoso Sebagai Kawasan
Agribisnis yang Maju, Religius, Adil dan Makmur”.

Visi ini dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang selaras dengan tujuan pembangunan nasional yaitu
mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur; serta tujuan pembangunan Provinsi Jawa
Timur yang menitikberatkan pada agribisnis. Untuk mewujudkan Kabupaten Bondowoso yang maju,
adil dan makmur dilakukan melalui prioritas pembangunan bidang pertanian dengan tetap
melaksanakan kehidupan bernuansa religius.

B. Misi

Misi dibangun bertujuan untuk mencapai visi yang diinginkan. Adapun misi Kabupaten Bondowoso
tahun 2005-2025 yaitu :

1. Mewujudkan tata kelola lingkungan hidup secara seimbang dan berkelanjutan.

2. Meningkatkan pemanfaatan potensi sumber daya ekonomi berbasis agribisnis yang berdaya saing
dan mandiri secara berkelanjutan.

3. Mewujudkan pemberdayaan ekonomi secara lebih merata dan berkeadilan.

4. Menciptakan Sumber Daya Manusia yang handal dan berakhlak mulia.

5. Mewujudkan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup.

6. Meningkatan ketersediaan infrastruktur yang handal, mandiri, inovatif, berdaya saing dan
berwawasan lingkungan.

7. Mengembangkan tata kelola pemerintahan yang berbudaya kerja transparan, partisipatif, bersih,
akuntabel, profesional dan unggul.
5.2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2014-20183

A. VISI

Visi pembangunan Kabupaten Bondowoso tahun 2014-2018 adalah “Terwujudnya Masyarakat


Bondowoso yang Beriman, Berdaya, dan Bermartabat secara Berkelanjutan”.

Beriman, Berdaya, Bermartabat dan Berkelanjutan adalah empat kata kunci visi pembangunan
Kabupaten Bondowoso yang memiliki makna strategis dan mencerminkan cita-cita, harapan yang
ingin diwujudkan masyarakat Bondowoso. Pemahaman atas visi tersebut mengandung makna
terjalinnya sinergi yang harmonis antara pemerintah, masyarakat, dan semua stakeholders dalam
setiap proses manajemen pemerintahan dan pembangunan Kabupaten Bondowoso.

Secara filosofi visi tersebut dapat dijelaskan melalui makna yang terkandung di dalamnya, yaitu:

1. Beriman: adalah kondisi masyarakat Bondowoso yang secara khidmat dapat menjalankan ajaran
agama sesuai dengan keyakinan masingmasing individu serta hubungan yang harmonis dan toleran
antar umat beragama.

2. Berdaya: adalah kondisi masyarakat Bondowoso yang memiliki kemampuan baik tenaga, maupun
olah pikir untuk memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhan hidupnya, serta
memilikikeunggulan-keunggulan sehingga mampu untuk bersaing dalam segala bidang.

3. Bermartabat: adalah kondisi masyarakat Bondowoso yang memiliki derajat kehidupan yang tinggi
dengan kata lain diharapkan tercipta masyarakat sejahtera (makmur, aman, tenteram) yang diridhai
oleh Tuhan Yang Maha Esa.

4. Berkelanjutan: mengandung arti pembangunan dengan prinsip pertumbuhan dan pemerataan


yang merupakan kesatuan rangkaian dengan tahapan pembangunan sebelumnya, dilaksanakan
secara terus menerus dan berkesinambungan, serta dapat dinikmati oleh seluruh komponen
masyarakat di semua wilayah Kabupaten Bondowoso, tanpa pembatasan/diskriminasi dalam bentuk
apapun, baik individu, kelompok, gender, maupun kewilayahan sehingga akan meningkatkan
partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan, mengurangi gangguan keamanan, serta
menghapuskan potensi konflik sosial untuk tercapainya Bondowoso sebagai kawasan agribisnis yang
maju, religius, adil dan makmur.

B. MISI

Misi untuk mewujudkan visi “Terwujudnya Masyarakat Bondowoso yang Beriman, Berdaya dan
Bermartabat secara Berkelanjutan” sebagai berikut:

1. Melanjutkan peningkatan kualitas sumberdaya manusia yang sehat, cerdas, berakhlak mulia,
kreatif, inovatif dan bermartabat.

2. Melanjutkan peningkatan aksesibilitas dan kualitas pelayanan kebutuhan dasar rakyat serta
penanggulangan kemiskinan secara berkesinambungan.

3. Melanjutkan akselerasi kebangkitan ekonomi yang didukung optimalisasi potensi pertanian dan
pariwisata yang berdaya saing
tinggi, kemitraan strategis, dan pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan.

4. Melanjutkan tata kelola pemerintahan yang aspiratif, partisipatif, jujur dan amanah serta
didukung birokrasi yang reformatif.

5. Mewujudkan masyarakat yang responsif gender, menjunjung tinggi HAM serta penegakan hukum.

6. Melanjutkan peningkatan kuantitas dan kualitas infrastruktur dengan memperhatikan penataan


ruang dan kelestarian lingkungan hidup.

5.3. Strategi dan Arah Kebijakan

Strategi pembangunan daerah merupakan langkah-langkah untuk mewujudkan visi dan misi, yang
dijadikan salah satu rujukan penting dalam perencanaan pembangunan daerah (strategy
focussedmanagement). dirumuskan sebagai pernyataan yang menjelaskan cara mencapai tujuan
dan sasaran yang diperjelas dengan serangkaian arah kebijakan.

Untuk kurun waktu 2014-2018, Pemerintah Kabupaten Bondowoso menetapkan strategi yang akan
dikembangkan sebagai langkah taktis dan efektif untuk menjamin hasil yang maksimal dari
pelaksanaan berbagai program pembangunan yang merupakan strategi terpadu yang melibatkan
dukungan dan komitmen seluruh stakeholder dan SKPD yang ada. Secara garis besar, strategi
terpadu yang dikembangkan dan akan menjadi acuan dalam pelaksanaan berbagai program
pembangunan dalam kurun waktu 2014- 2018 adalah sebagai berikut:

1. Menyelenggarakan pembinaan keagamaan.

2. Memperluas akses dan peningkatan kualitas pendidikan.

3. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan.

4. Memperluas kesempatan kerja.

5. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam menangani kemiskinan.

6. Meningkatkan akses penduduk miskin terhadap pelayanan sosial.

7. Meningkatkan produktivitas dan kualitas Pertanian, perikanan dan kehutanan.

8. Mengembangkan Pariwisata.

9. Memfasilitasi Penanaman Modal/ Mendorong investasi.

10. Memberdayakan Koperasi dan UMKM.

11. Memberdayakan Industri dan Perdagangan.

12. Meningkatkan kualitas aparatur.

13. Meningkatkan tata kelola penyelenggaraan pemerintahan.

14. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas.


15. Meningkatkan kesadaran dan penegakan hukum.

16. Meningkatkan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.

17. Meningkatkan kapasitas penegak peraturan daerah dan perlindungan masyarakat.

18. Meningkatkan pembangunan, peningkatan, pemeliharaan/ rehabilitasi jalan dan jembatan,


jaringan irigasi, air bersih, dan energi.

19. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup.

Arah kebijakan adalah pedoman untuk mengarahkan rumusan strategi agar lebih terarah dalam
mencapai tujuan dan sasaran dari waktu ke waktu selama 5 (lima) tahun. Rumusan arah kebijakan
merasionalkan pilihan strategi agar memiliki fokus dan sesuai dengan pengaturan pelaksanaannya.

Oleh karena itu, dengan mengacu pada strategi diatas, maka untuk mewujudkan tujuan dan sasaran
RPJMD ditetapkan arah kebijakan yang komprehensif. Secara garis besar, arah kebijakan yang
menjadi acuan dalam pelaksanaan berbagai program pembangunan dalam kurun waktu 2014-2018
adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui peningkatan pendidikan dasar untuk semua,
derajat kesehatan masyarakat, dan pembinaan keagamaan.

2. Meningkatkan perlindungan sosial dan memberdayakan masyarakat.

3. Mempercepat pertumbuhan dan pemerataan ekonomi.

4. Meningkatkan pelayanan publik dan kinerja aparatur.

5. Meningkatkan ketenteraman, ketertiban, dan rasa aman masyarakat.

6. Menyediakan Infrastruktur yang memadai.

7. Meningkatkan pengelolaan Lingkungan hidup.

6.1 Data Umum

A. Kondisi Umum Daerah

1. Luas dan Batas Daerah

Kabupaten Bondowoso beradapada113048’10”-113048’26”Bujur Timur dan 7050’10”-7056’41”


Lintang Selatan dengan luaswilayah 1.560,10 km2 atau3,26% daritotal luas Provinsi Jawa Timur,
menempati urutan ke-12 dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur. Secara administratif dibatasi oleh:

1) Bagian utara : Kabupaten Situbondo.

2) Bagian selatan : Kabupaten Jember.

3) Bagian timur : Kabupaten Situbondo dan Banyuwangi.

4) Bagian barat : Kabupaten Probolinggo dan Situbondo.


Pembagian Wilayah Administrasi di Kabupaten Bondowoso terdiri dari 23 kecamatan, 10 kelurahan,
209 desa dan 1.412 dusun dengan pusat pemerintahan berada di Kecamatan Bondowoso.

Tabel 6.1 Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Bondowoso

No Kecamatan

Jumlah

Desa Kel Dusun

Luas (km2)

1. Maesan 12 0 62 64,25

2. Tamanan 9 0 52 29,60

3. Tlogosari 10 0 98 91,31

4. Sukosari 4 0 31 37,88

5. Pujer 11 0 80 35,91

6. Grujugan 11 0 49 36,14

7. Curahdami 11 1 111 42,98

8. Tenggarang 11 1 69 23,22

9. Wonosari 12 0 72 35,01

10. Tapen 9 0 52 48,60

11. Bondowoso 4 7 19 21,42

12. Wringin 13 0 92 58,01

13. Tegalampel 7 1 54 33,58

14. Klabang 11 0 49 102,81

15. Cermee 15 0 93 175,36

16. Prajekan 7 0 34 76,39

17. Pakem 8 0 47 72,66

18. Sumberwringin 6 0 71 138,61

19. Ijen 6 0 38 217,20

20. Binakal 8 0 51 27,37

21. Taman Krocok 7 0 47 53,62


22. Jambesari DS 9 0 41 27,47

23. Botolinggo 8 0 100 110,70

Jumlah 209 10 1.412 1.560,10

2. Letak dan Kondisi Geografis

Kondisi geografis wilayah Kabupaten Bondowoso didominasi oleh daerah dataran tinggi yang
bervariasi terdiri dari 44,4% pegunungan dan perbukitan, 30,7% dataran rendah dan 24,9% dataran
tinggi. Berada di antara pegunungan Kendeng Utara dengan puncaknya Gunung Raung, Gunung Ijen
di sebelah timur dan pengunungan Hyang dengan puncak Gunung Argopuro, Gunung Krincing
dan Gunung Kilap di sebelah barat. Sedangkan di sebelah utara terdapat Gunung Alas Sereh, Gunung
Biser dan Gunung Bendusa.

Pola aliran sungai dendritik terbentuk akibat geomorfologi perbukitan yang sangat dominan
mempengaruhi kondisi wilayah Kabupaten Bondowoso. Daerah Aliran Sungai (DAS) yang ada yaitu
DAS Sampean, DAS Deluwang dan DAS Banyuputih (Kalipahit) dengan aliransungai meliputi Sungai
Sampean yang membelah wilayah Kabupaten Bondowoso, Sungai Deluwang di sisi barat, dan Sungai
Telaga di sisi timur.

Jenis tanah regosol yang berasal dari material gunung berapi mencapai 782,87 km2 (50,18%)
menyusun sebagian besar wilayah Bondowoso. Tanah regosol sangat cocok ditanami padi, tebu,
palawija, tembakau, dan sayuran. Jenis tanah andosol mencapai luas 328,59 km2 (21,06%)
merupakan tanah yang berasal dari abu gunung berapi terdapat dilereng-lereng gunung api. Tanah
ini cocok untuk tanaman pada hutan hujan tropis, bambu, dan rumput. Sedangkan jenis latosol
merupakan tanah yang banyak mengandung zat besi dan aluminium, cocok untuk tanaman padi,
palawija, sayuran, buah-buahan, cengkih, cokelat, dan kopi.

Untuk tanaman pada hutan hujan tropis, bambu, dan rumput. Sedangkan jenis latosol merupakan
tanah yang banyak mengandung zat besi dan aluminium, cocok untuk tanaman padi, palawija,
sayuran, buahbuahan, cengkih, cokelat, dan kopi.

Luas Wilayah Menurut Karakteristik Tanah

No Jenis Tanah

Luas Km2 %

1. Litosol 49,00 3,14

2. Regosol 782,87 50,18

3. Andosol 328,59 21,06

4. Gromosol 5,10 0,33

5. Mediteran 112,30 7,20

6. Latosol 282,24 18,09


Jumlah 1.560,10 100,00

3. Topografi Wilayah

Kabupaten Bondowoso berada pada ketinggian antara 73-3.287 meter di atas permukaan laut (dpl),
dengan rata-rata ketinggian sebesar ± 253 meter dpl. Wilayah yang tertinggi yaitu 3.287 meter dpl
tepatnya dipuncak Gunung Raung yang masuk wilayah Desa Gunosari Kecamatan Tlogosari,
sedangkan dataran terendah dengan ketinggian 73 meter dpl berada di Desa Grujugan Kecamatan
Cermee.

Kabupaten Bondowoso memiliki tingkat kemiringan lereng yang bervariasi. Kondisi datar dengan
kemiringan 0o-2o seluas 190,83 km2 (12,23%), landai 2o-15o seluas 568,17 km2 (36,42%), agak
curam 15o-40o seluas 304,70 km2(19,53%) dan sangat curam diatas 40o seluas 496,40 km2
(31,82%).

Luas Wilayah Menurut Klasifikasi Ketinggian Tempat

No Ketinggian

Luas Km2 %

1. 0-100 meter dpl 50,94 3,27

2. 100-500 meter dpl 766,23 49,11

3. 500-1.000 meter dpl 308,10 19,75

4. > 1.000 meter dpl 434,83 27,87

Jumlah 1.560,10 100,00

4. Demografi

Penduduk Kabupaten Bondowoso hingga akhir Desember tahun 2017 mencapai 771.691 jiwa
dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) mencapai 293.627 KK, dari jumlah tersebut terdiri dari 389.752
jiwa penduduk berjenis kelamin laki-laki dan 381.939 jiwa berjenis kelamin perempuan. Rasio jenis
kelamin (rasio sex) penduduk Kabupaten Bondowoso mencapai 1,02 yang berarti bahwa dalam
setiap 100 jiwa penduduk perempuan terdapat 102 jiwa penduduk laki-laki. Komposisi Penduduk
kabupaten Bondowoso tahun 2017 disajikan dalam tabel berikut:

Komposisi Penduduk Kabupaten Bondowoso Menurut Kecamatan Tahun 2017

No Kecamatan

Komposisi Laki Perempuan Jumlah Rasio Sex

Kepadatan (Jiwa) (Jiwa) (Jiwa) (Jiwa/Km²)

1 Maesan 23.797 /22.722 /46.519 /1,05 /724,0


2 Grujugan 18.364 17.701 36.065 1,04 997,9
3 Tamanan 18.586 18.316 36.902 1,01 1.246,7
4 JambesariDS 18.044 17.495 35.539 1,03 1.293,7
5 Pujer 21.769 21.651 43.420 1 1.209,1
6 Tlogosari 25.117 24.218 49.335 1,04 540,3
7 Sukosari 7.428 7.332 14.760 1,01 389,7
8 Sumberwringin 15.900 15.432 31.332 1,03 226,0
9 Tapen 16.475 17.003 33.478 0,97 688,8
10 Wonosari 19.842 19.584 39.426 1,01 1.126,1
11 Tenggarang 20.282 19.666 39.948 1,03 1.720,4
12 Bondowoso 36.917 36.904 73.821 1 3.446,4
13 Curahdami 16.766 15.768 32.534 1,06 757,0
14 Binakal 8.207 8.165 16.372 1 598,2
15 Pakem 13.086 12.838 25.924 1,02 356,8
16 Wringin 19.281 18.906 38.187 1,02 658,3
17 Tegalampel 13.123 12.508 25.631 1,05 763,3
18 Taman Krocok 8.223 8.034 16.257 1,02 303,2
19 Klabang 9.635 9.760 19.395 0,98 188,6
20 Botolinggo 16.263 15.662 31.925 1,04 288,4
21 Ijen 6.441 6.049 12.490 1,06 57,5
22 Prajekan 13.039 13.001 26.040 1 340,9
23 Cermee 23.167 23.224 46.391 0,99 264,5
JUMLAH 389.752 381.939 771.691 1,02 494,6

Jumlah populasi penduduk terbanyak mencapai 73.821 jiwa (9,57%) berada di Kecamatan
Bondowoso dan jumlah populasi penduduk terkecil sebanyak 12.490 jiwa (1,62%) berada di
Kecamatan Ijen. Kepadatan penduduk Kabupaten Bondowoso pada tahun 2017, berkisar
494,6 jiwa/km2, dengan kepadatan penduduktertinggi berada di Kecamatan

B. Pemerintahan
1. Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah
Penyelenggaraan pemerintahan daerah, kepala daerah dibantu oleh perangkat daerah yang
dapat menyelenggarakan seluruh urusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh
pemerintahan daerah. Susunan organisasi perangkat daerah Kabupaten Bondowoso
dilaksanakan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat
Daerah dan Peraturan Daerah Kabupaten Bondowoso Nomor 7 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Bondowosoyang terdiri dari :
a. Sekretariat Daerah
b. Sekretariat DPRD
c. Inspektorat Daerah
d. Dinas Daerah
e. Badan Daerah
f. Kecamatan
Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Bondowoso
No Organisasi Perangkat Daerah Keterangan
a. Sekretariat Daerah Kabupaten Bondowoso Perda No 7 Tahun 2016
a. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat
1) Bagian Administrasi Pemerintahan
2) Bagian Hukum
3) Bagian Kesejahteraan Rakyat

b. Asisten Perekonomian dan Pembangunan


1) Bagian Administrasi Perekonomian
2) Bagian Administrasi Pembangunan dan Layanan Pengadaan

c. Asisten Administrasi Umum


1) Bagian Organisasi
2) Bagian Umum dan Protokol
3) Bagian Perlengkapan dan Keuangan

d. Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik


e. Staf Ahli Bupati Bidang Perekonomian, Pembangunan, dan Keuangan
f. Staf Ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia
b. Sekretariat DPRD
c. Inspektorat Kabupaten Bondowoso
d. Dinas Daerah
a. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
b. Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga
c. Dinas Kesehatan
d. Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan
e. Dinas Komunikasi dan Informatika
f. Dinas Lingkungan Hidup dan Perhubungan
g. Dinas Sosial
h. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
i. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
j. Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana
k. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
l. Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman
m. Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja
n. Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan
o. Dinas Perpustakaan dan Arsip
p. Dinas Pertanian
q. Satuan Polisi Pamong Praja

e. Badan Daerah
1. Badan Kepegawaian Daerah
2. Badan Pendapatan Daerah
3. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
4. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
f. Kecamatan
a. Kecamatan Bondowoso
b. Kecamatan Curahdami
c. Kecamatan Tegalampel
d. Kecamatan Taman Krocok
e. Kecamatan Tenggarang
f. Kecamatan Binakal
g. Kecamatan Wringin
h. Kecamatan Pakem
i. Kecamatan Tamanan
j. Kecamatan Jambesari Darussholah
k. Kecamatan Maesan
l. Kecamatan Grujugan
m. Kecamatan Pujer
n. Kecamatan Wonosari
o. Kecamatan Sukosari
p. Kecamatan Tlogosari
q. Kecamatan Prajekan
r. KecamatanTapen
s. Kecamatan Klabang
t. Kecamatan Botolinggo
u. Kecamatan Cermee
v. Kecamatan Sumberwringin
w. Kecamatan Ijen

Kelurahan : Perangkat Kecamatan untuk membantu atau melaksanakan sebagian tugas


camat
a. Kelurahan Badean
b. Kelurahan Kotakulon
c. Kelurahan Dabasah
d. Kelurahan Blindungan
e. Kelurahan Tamansari
f. Kelurahan Nangkaan
g. Kelurahan Kademangan
h. Kelurahan Sekar Putih
i. Kelurahan Curahdami
j. Kelurahan Tenggarang g

Badan/Dinas/Lembaga Lainnya
a. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
b. RSU dr. H. Koesnadi
2. Aparatur Sipil Negara (ASN) Kabupaten Bondowoso
Sisi ketenagakerjaan pada Aparatur Sipil Negara (ASN) dilingkup Pemerintah Kabupaten
Bondowoso pada tahun 2017 mencapai 9.097 orang terdiri dari 8.912 orang berstatus
Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 185 orang berstatus tenaga kontrak.

C. Potensi Unggulan

Potensi daerah adalah sumber daya, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia yang
dimiliki oleh suatu daerah. Melalui pengembangan potensi daerah diharapkan dapat memberikan
gambaransektor-sektor yang mendukung dalam kontribusi terhadap pertumbuhan perekonomian
dan penyerapan tenaga kerja. Potensi daerah Kabupaten Bondowoso terdiri dari:

1. Sektor Pertanian

Lapangan usaha kategori Pertanian,Kehutanan dan Perikanan merupakan salah satu kategori
lapangan usaha yang mempunyai kontribusi terbesar dalam pembentukan PDRB di Kabupaten
Bondowoso. Lapangan usaha Kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan memberi kontribusi
terhadap total PDRB atas dasar harga berlaku pada tahun 2016 sebesar 32.87% yang terdiri dari: (1)
sub kategori Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian menyumbang 30,53% dari PDRB,
(2) sub kategori Kehutanan dan Penebangan Kayu mencapai 1,22% dan (3) sub kategori Perikanan
sebesar 1,11%.

Prioritas yang harus dikembangkan dalam sektor pertanian antara

lain:

a. Tanaman bahan pangan dengan produksi utama adalah padi, jagung dan palawija.

b. Tanaman hortikultura atau komoditas sayur-sayuran meliputi cabe merah, cabe rawit, kentang,
kubis dan tomat.

c. Tanaman buah-buahan yang meliputi durian, mangga, alpukat, pisang dan rambutan.

d. Tanaman perkebunan meliputi kopi, kelapa, tembakau, dan tebu.

e. Tanaman kehutanan meliputi mahoni, jati, gemelina, dan sengon.

f. Peternakan meliputi sapi potong, kambing, domba ayam, ayam ras petelur, ayam ras pedaging dan
itik.

g. Perikanan meliputi kegiatan penangkapan, pembenihan dan pembudidayaan ikan air tawar seperti
mujair, lele dan nila.

2. Sektor Pertambangan

Kontribusi lapangan usaha kategori Pertambangan dan Penggalian dalam pembentukan PDRB
Kabupaten Bondowoso relatif stabil setiap tahunnya. Kategori lapangan usaha Pertambangan dan
Penggalian kontribusinya menempati urutan kesembilan terhadap total pembentukan PDRB.
Sektor pertambangan di Kabupaten Bondowoso yang memiliki potensi untuk dikembangkan adalah
penggalian dan pengambilan jenis barang galian batu-batuan antara lain: batu poles, batu gamping,
batu belah, tras, kalsit, gipsum, dan belerang.

Sedangkan potensi pertambangan minyak bumi, gas dan panas bumi yang berpeluang untuk
dikembangkan adalah pertambanganpanas bumi di wilayah pegunungan Ijen yang bisa
dimanfaatkan sebagai pembangkit tenaga listrik dan sekarang masih dalam tahap eksplorasi.

3. Sektor Perindustrian

Potensi pengembangan sektor industri adalah sektor industri pengolahan saat ini mampu menyerap
tenaga kerja dan menjadi peluang investasi/usaha. Menurut struktur ekonomi Bondowoso pada
kategori Industri Pengolahan, lapangan usaha yang menyumbang terbesar adalah sub kategori
Industri Makanan dan Minuman dan subkategori IndustriKertas dan barang dari Kertas, Percetakan
dan Reproduksi Media Rekaman, kemudian diikuti oleh sub kategori Industri Kayu, Barang dari Kayu
dan Gabus dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan sejenisnya, sub kategori Industri
Pengolahan Tembakau dan Industri Furniture sedangkan sub kategori yang lain hanya memiliki
kontribusi dibawah 3 (tiga) persen.

Potensi di sektor industri didominasi oleh sentra industri kecil dan menengah, antara lain:

a. Industri makanan dan minuman yang meliputi tahu/tempe, tape, kue, krupuk, keripik, dan air
mineral.

b. Industri pengelolaan tembakau seperti rokok

c. Industri tekstil seperti bordir dan batik

d. Industri barang galian bukan logam seperti batu bata, genteng

e. Industri barang kayu dan hasil hutan yang meliputi meubel dan anyaman bambu.

f. Industri logam seperti perhiasan/kuningan, pande besi

g. Barang lain seperti penggilingan gabah dan tepung.

4. Sektor Perdagangan

Bidang perdagangan besar (grosiran) dan eceran merupakan sektor perdagangan yang berpotensi
untuk dikembangkan. Perdagangan besar memiliki prospek yang baik namun membutuhkan
investasi yang cukup besar. Sedangkan perdagangan eceran saat ini telah berkembang dengan pesat
dengan kehadiran toko, minimarket, kios, dan lain-lain.

Sektor perdagangan yang menunjang aktivitas perekonomian masyarakat adalah berkembangnya


UMKM, pusat perdagangan dan jasa seperti hotel dan restauran yang representatif, sarana
perdagangan yang memadai seperti pasar daerah serta pengembangan kawasan perdagangan,
pertokoan dan perumahan.
Selama 4 (empat) tahun terakhir, kategori Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor menyumbang diatas 15%. Kontribusi kategori ini menduduki ranking ketiga dalam
pembentukan PDRB Kabupaten Bondowoso, pada tahun 2016 peranannya sebesar 15,84% terhadap
total nilai PDRB Kabupaten Bondowoso.

5. Sektor Pariwisata

Potensi pariwisata dapat dikembangkan dengan model inovasi yaitu mengembangkan potensi alam
yang ada menjadi lebih baik ataumengembangkan potensi kreativitas masyarakat Bondowoso.
Potensi alam yang dikembangkan adalah potensi keindahan dan keragaman wisata alam seperti:
kawah ijen, kawah wurung, arung jeram Bosamba, air terjun, dan agrowisata. Potensi kreativitas
yang dapat dikembangkan terdiri dari: (1). Potensi kebudayaan adalah potensi wisata yang
merupakan hasil cipta, rasa dan karsa, seperti peninggalan-peninggalan prasejarah, kesenian daerah
(singo ulung, kentrung, gambus, dan ludruk), dan kerajinan tangan (kuningan), (2). Potensi manusia
adalah potensi yang dikembangkan melalui kreasi manusia melalui even-even yang menjadi daya
tarik wisata seperti festival muharram, pawai budaya dan pementasan seni budaya daerah lainnya.

6.2 Hasil Pelaksanaan Pembangunan Kabupaten Bondowoso

A. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

1. Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

1) Pertumbuhan PDRB

Pertumbuhan ekonomi setiap tahun menunjukkan pertumbuhan positif yang ditunjukkan dengan
kenaikan nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Pada tahun 2013, PDRB Atas Dasar Harga
Berlaku (ADHB) Kabupaten Bondowoso mencapai angka sebesar Rp.11.792.641.200.000,- terus
meningkat menjadi Rp.15.858.503.300.000,- pada Tahun 2017 dan pada tahun 2017 diperkirakan
meningkat menjadi Rp.17.360.253.300.000,. Hal ini juga berlaku pada PDRB ADHK, setiap tahun
PDRB ADHK terus mengalami peningkatan dari Rp.10.140.110.900.000,- pada tahun 2013 meningkat
menjadi Rp.11.735.585.300.000,- pada tahun di Tahun 2017 dan diperkirakan sebesar
Rp.12.324.585.300.000,- pada tahun 2017. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dan PDRB Atas
Dasar Harga Konstan (ADHK) disajikan dalam grafik berikut:

13) Kebudayaan

Jumlah benda Situs danKawasan Cagar Budaya yang dilestarikan di wilayah Bondowoso mencapai
1.123 buah. Beberapa situs yang terdapat di wilayah Bondowoso antara lain :

Tabel 6.80 Situs-Situs Purbakala di Kabupaten Bondowoso

No Indikator Lokasi

1 Situs Pekauman Desa Grujugan, Kec Grujugan

2 Situs Betho Labeng (Batu pintu) Desa Ampelan, Kec Wringin


3 Situs Batu Gendang Desa Glingseran, Kec Wringin

3 Situs Goa Bhuta (Goa Buto) Desa Bajuran, Kec Cermee

4 Situs Batu Solor Desa Solor Kec Cermee

5 Situs Goa Buto Si Gember Desa Sumberwringin, Kec Sumberwringin

6 Situs Batu Kenong Desa Gunungsari, Kec Maesan

Bondowoso memiliki beberapa kesenian yang secara turun-temurun dari generasi ke generasi telah
menjadi bagian dari budaya masyarakat diantaranya :

Jenis Kesenian di Kabupaten Bondowoso

No Indikator Keterangan

1 Ludruk

2 Ronjengan

3 Singoulung

4 Hadrah

5 Samman

6 Kecopat

7 Gambus

8 Kentrung

9 Macapat

10 Telasan Serabi

11 Ketepong

12 Pencak Silat

13 Pojian

14 Topeng Dalang

15 Topeng Kona

16 Wayang Potehi

17 Ojung
Di Kabupaten Bondowoso terdapat 4 suku/etnis. Etnis terbanyak terdiri dari

sukuMadura dan Jawa serta

sebagiansuku Arab dan Cina.

Etnis Jawa sebagian besar berada di wilayah perkotaan,

sedangkan etnis Madura umumnya bermukim diwilayah kecamatan/pedesaan.

Bahasa lokal seharihari menggunaka bahasa Jawa dan Madura.

Jabatan Administrasi

Paragraf 1 Jenjang, Tanggung Jawab, dan Akuntabilitas

Pasal 50 Jenjang JA dari yang paling tinggi ke yang paling rendah terdiri atas: a. Jabatan
administrator; b. Jabatan pengawas; dan c. Jabatan pelaksana.

Jabatan Fungsional

Paragraf 1 Kedudukan, Tanggung Jawab, Tugas, Kategori, Jenjang, Kriteria, dan Akuntabilitas Jabatan
Fungsional

Pasal 67 Pejabat Fungsional berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab secara langsung kepada
pejabat pimpinan tinggi pratama, pejabat administrator, atau pejabat pengawas yang memiliki
keterkaitan dengan pelaksanaan tugas JF.

Pasal 68 JF memiliki tugas memberikan pelayanan fungsional yang berdasarkan pada keahlian dan
keterampilan tertentu.

Pasal 69 (1) Kategori JF terdiri atas: a. JF keahlian; dan b. JF keterampilan. (2) Jenjang JF keahlian
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, terdiri atas: a. ahli utama; b. ahli madya; c. ahli muda;
dan d. ahli pertama. (3) Jenjang JF keterampilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, terdiri
atas: a. penyelia; b. mahir; c. terampil; dan d. pemula.

Jabatan Pimpinan Tinggi

Paragraf 1 Jenjang, Fungsi, dan Akuntabilitas Jabatan Pimpinan Tinggi

Pasal 102

Jenjang JPT terdiri atas: a. JPT utama; b. JPT madya; dan c. JPT pratama.
PEMBERHENTIAN

Bagian Kesatu Dasar Pemberhentian

Paragraf 1 Pemberhentian atas Permintaan Sendiri

Pasal 238 (1) PNS yang mengajukan permintaan berhenti, diberhentikan dengan hormat sebagai
PNS. (2) Permintaan berhenti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat ditunda untuk paling lama
1 (satu) tahun, apabila PNS yang bersangkutan masih diperlukan untuk kepentingan dinas. (3)
Permintaan berhenti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditolak apabila: a. sedang dalam proses
peradilan karena diduga melakukan tindak pidana kejahatan; b. terikat kewajiban bekerja pada
Instansi Pemerintah berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan; c. dalam pemeriksaan
pejabat yang berwenang memeriksa karena diduga melakukan pelanggaran disiplin PNS; d. sedang
mengajukan upaya banding administratif karena dijatuhi hukuman disiplin berupa pemberhentian
dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS; e. sedang menjalani hukuman disiplin;
dan/atau f. alasan lain menurut pertimbangan PPK.

Pemberhentian Karena Mencapai Batas Usia Pensiun

Pasal 239 (1) PNS yang telah mencapai Batas Usia Pensiun diberhentikan dengan hormat sebagai
PNS. (2) Batas Usia Pensiun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yaitu: a. 58 (lima puluh delapan)
tahun bagi pejabat administrasi, pejabat fungsional ahli muda, pejabat fungsional ahli pertama, dan
pejabat fungsional keterampilan; b. 60 (enam puluh) tahun bagi pejabat pimpinan tinggi dan pejabat
fungsional madya; dan c. 65 (enam puluh lima) tahun bagi PNS yang memangku pejabat fungsional
ahli utama.

Pemberhentian karena Perampingan Organisasi atau Kebijakan Pemerintah

Pasal 241 (1) Dalam hal terjadi perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang
mengakibatkan kelebihan PNS maka PNS tersebut terlebih dahulu disalurkan pada Instansi
Pemerintah lain. (2) Dalam hal terdapat PNS yang bersangkutan tidak dapat disalurkan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan pada saat terjadi perampingan organisasi sudah mencapai usia 50 (lima
puluh) tahun dan masa kerja 10(sepuluh) tahun, diberhentikan dengan hormat dengan mendapat
hak kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (3) Apabila PNS
sebagaimana dimaksud pada ayat (1): a. tidak dapat disalurkan pada instansi lain; b. belum
mencapai usia 50 (lima puluh) tahun; dan c. masa kerja kurang dari 10 (sepuluh) tahun, diberikan
uang tunggu paling lama 5 (lima) tahun. (4) Apabila sampai dengan 5 (lima) tahun PNS sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) tidak dapat disalurkan maka PNS tersebut diberhentikan dengan hormat dan
diberikan hak kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (5) Dalam hal
pada saat berakhirnya pemberian uang tunggu PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (3) belum
berusia 50 (lima puluh) tahun, jaminan pensiun bagi PNS mulai diberikan pada saat mencapai usia 50
(lima puluh) tahun. (6) Ketentuan mengenai kriteria dan penetapan kelebihan PNS sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri.
Pemberhentian karena tidak Cakap Jasmani dan/atau Rohani

Pasal 242 (1) PNS yang tidak cakap jasmani dan/atau rohani diberhentikan dengan hormat apabila: a.
tidak dapat bekerja lagi dalam semua Jabatan karena kesehatannya; b. menderita penyakit atau
kelainan yang berbahaya bagi dirinya sendiri atau lingkungan kerjanya; atau c. tidak mampu bekerja
kembali setelah berakhirnya cuti sakit.

Pemberhentian Karena Meninggal Dunia, Tewas, atau Hilang

Pasal 243 (1) PNS yang meninggal dunia atau tewas diberhentikan dengan hormat sebagai PNS
dengan mendapat hak kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (2)
PNS dinyatakan meninggal dunia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) apabila: a. meninggalnya
tidak dalam dan karena menjalankan tugas; b. meninggalnya sedang menjalani masa uang tunggu;
atau c. meninggalnya pada waktu menjalani cuti di luar tanggungan negara. (3) PNS dinyatakan
tewas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) apabila meninggal: a. dalam dan karena menjalankan
tugas dan kewajibannya; b. dalam keadaan lain yang ada hubungannya dengan dinas, sehingga
kematian itu disamakan dengan keadaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a;

Pemberhentian karena Melakukan Tindak Pidana/Penyelewengan

Pasal 247 PNS dapat diberhentikan dengan hormat atau tidak diberhentikan karena dihukum
penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap karena
melakukan tindak pidana dengan hukuman pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan pidana
yang dilakukan tidak berencana.

Pemberhentian karena Pelanggaran Disiplin

Pasal 253 (1) PNS diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri apabila melakukan
pelanggaran disiplin PNS tingkat berat. (2) Pemberhentian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai
disiplin PNS.

Pemberhentian karena Mencalonkan Diri atau Dicalonkan Menjadi Presiden dan Wakil Presiden,
Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Dewan
Perwakilan Daerah, Gubernur dan Wakil Gubernur, atau Bupati/Walikota dan Wakil Bupati/ Wakil
Walikota

Pasal 254 (1) PNS wajib mengundurkan diri sebagai PNS pada saat ditetapkan sebagai calon Presiden
dan Wakil Presiden, Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Ketua, Wakil Ketua,
dan Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Gubernur dan Wakil Gubernur, atau Bupati/Walikota dan
Wakil Bupati/Wakil Walikota oleh lembaga yang bertugas melaksanakan pemilihan umum. (2)
Pernyataan pengunduran diri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat ditarik kembali

Pemberhentian karena Menjadi Anggota dan/atau Pengurus Partai Politik

Pasal 255 (1) PNS dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik. (2) PNS yang menjadi
anggota dan/atau pengurus partai politik wajib mengundurkan diri secara tertulis. (3) PNS yang
mengundurkan diri sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberhentikan dengan hormat sebagai PNS
terhitung mulai akhir bulan pengunduran diri PNS yang bersangkutan. (4) PNS yang melanggar
larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberhentikan tidak dengan hormat sebagai PNS. (5)
PNS yang menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik diberhentikan tidak dengan hormat
sebagai PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (4) terhitung mulai akhir bulan PNS yang
bersangkutan menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik.

Pemberhentian karena tidak Menjabat Lagi Sebagai Pejabat Negara

Pasal 256 (1) PNS yang tidak menjabat lagi sebagai ketua, wakil ketua, dan anggota Mahkamah
Konstitusi, ketua, wakil ketua, dan anggota Badan Pemeriksa Keuangan, ketua, wakil ketua, dan
anggota Komisi Yudisial, ketua dan wakil ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, menteri dan jabatan
setingkat menteri, kepala perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri yang berkedudukan sebagai
Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh, diberhentikan dengan hormat sebagai PNS apabila dalam
waktu paling lama 2 (dua) tahun tidak tersedia lowongan Jabatan. (2) Selama menunggu tersedianya
lowongan Jabatan sesuai dengan kompetensi dan kualifikasi PNS sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diaktifkan kembali sebagai PNS dan diberikan penghasilan sebesar 50% (lima puluh persen) dari
penghasilan Jabatan terakhir sebagai PNS sebelum diangkat sebagai pejabat negara sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. (3) Pemberhentian dengan hormat sebagai PNS
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terhitung mulai akhir bulan sejak 2 (dua) tahun tidak tersedia
lowongan Jabatan.

Pemberhentian karena Hal Lain

Pasal 257 (1) PNS yang telah selesai menjalankan cuti di luar tanggungan negara wajib melaporkan
diri secara tertulis kepada instansi induknya. (2) Batas waktu melaporkan diri secara tertulis
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lama 1 (satu) bulan

PERLINDUNGAN

Pasal 308 (1) Pemerintah wajib memberikan perlindungan berupa: a. jaminan kesehatan; b.
jaminan kecelakaan kerja; c. jaminan kematian; dan d. bantuan hukum.

Jenis Cuti

Pasal 310

Cuti terdiri atas: a. cuti tahunan; b. cuti besar; c. cuti sakit; d. cuti melahirkan; e. cuti karena alasan
penting; f. cuti bersama; dan g. cuti di luar tanggungan negara.

Anda mungkin juga menyukai