Disusun Oleh :
2
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Ditetapkan di : Talisayan
Pada tanggal : 06 Juni 2019
Direktur RSUD Talisayan
drg. Nursyamsi
NIP. 19770201 200502 2 001
3
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
4
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
Lampiran
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Talisayan
Nomor 187 / SK – DIR / RSUD.Talisayan / VI / 2019 Tentang Pedoman Pelayanan
Instalasi Laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah Talisayan
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Laboratorium Klinik adalah laboratorium kesehatan yang
melaksanakan pelayanan pemeriksaan spesimen klinik untuk
mendapatkan informasi tentang kesehatan perorangan terutama untuk
menunjang upaya diagnosis penyakit, penyembuhan penyakit, dan
pemulihan kesehatan. Cara Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Yang
Baik adalah pelaksanaan kegiatan untuk meningkatkan dan
memantapkan mutu hasil pemeriksaan laboratorium.
Setiap Laboratorium Klinik harus diselenggarakan secara baik dengan
memenuhi kriteria organisasi, ruang dan fasilitas, peralatan, bahan,
spesimen, metode pemeriksaan, mutu, keamanan, pencatatan dan
pelaporan. Kriteria organisasi, ruang dan fasilitas, peralatan, bahan,
spesimen, metode pemeriksaan, mutu, keamanan, pencatatan dan
pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan ketentuan
minimal yang harus dipenuhi dalam penyelenggaraan Laboratorium
Klinik.
Dalam keadaan keterbatasan sumber daya, beberapa kriteria dapat
tidak terpenuhi oleh Laboratorium Klinik sepanjang tidak mengurangi
mutu dan keakuratan data hasil pemeriksaan laboratorium dalam
pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Ketentuan lebih
lanjut mengenai organisasi, ruang dan fasilitas, peralatan, bahan,
spesimen, metode pemeriksaan, mutu, keamanan, pencatatan dan
5
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
6
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Penyelenggaraan pelayanan Unit Laboratorium Klinik
b. Menggambarkan identitas Unit Laboratorium Klinik
c. Terwujudnya suatu pelayanan yang sistematis, akurat, efisien dan
efektif
d. Meningkatkan mutu pelayanan Unit Laboratorium Klinik
2. Tujuan Khusus
a. Memudahkan pengontrolan kinerja di Unit Laboratorium Klinik
b. Menetapkan tugas, wewenang dan tanggung jawab di Unit
Laboratorium Klinik
C. RUANG LINGKUP
Instalasi Laboratorium RSUD Talisayan melaksanakan pengukuran,
penetapan, dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia untuk
penentuan jenis penyakit, penyebaran penyakit, kondisi kesehatan, atau faktor
yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan masyarakat di
wilayah kerja Instalasi Laboratorium Klinik RSUD Talisayan.
D. BATASAN OPERASIONAL
1. Laboratorium
Laboratorium adalah Tempat reset ilmiah,eksperimen,pengukuran
ataupun pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk
memungkinkan dilakukannya kegiatan – kegiatan tersebut secara
terkendali.
2. Laboratorium Klinik
Laboratorium Klinik adalah laboratorium kesehatan yang
melaksanakan pelayanan pemeriksaan specimen klinik untuk
mendapatkan informasi tentang kesehatan perorangan terutama untuk
menunjang upaya diagnosis penyakit, penyembuhan penyakit, dan
7
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
b. Pemeriksaan koagulasi
Pemeriksaan koagulasi adalah pemeriksaan yang meliputi:
masa pembekuan dan masa perdarahan.
c. Pemeriksaan Kimia
Pemeriksaan Kimia adalah pemeriksaan yang mencakup
beberapa pemeriksaan antara lain :Glukosa darah, Faal Hati (SGOT,
SGPT, Bilirubin Total, Bilirubin Direct, Bilirubin Indirect ,Albumin,
Total Protein Dan Globulin), Faal Ginjal (Ureum, Creatinin, Asam
Urat), Analisa Lipid (Cholesterol Total, Trigliceryde, HDL, dan LDL)
dan Elektrolit (Natrium (Na) ,K (Kalium), Cl (Klorida), Ca (Kalsium),
ph).
d. Pemeriksaan Urine
Pemeriksaan urine adalah pemeriksaan yang mencakup
beberapa pemeriksaan yang membutuhkan bahan urine antara lain
: Urine Lengkap, Sedimen, Tes Kehamilan, dan drug monitoring.
e. Pemeriksaan Immuno-serologi
Pemeriksaan Immuno-serologi adalah : pemeriksaan yang
mencakup beberapa pemeriksaan yang memerlukan serum sebagai
bahan pemeriksaan. Adapun pemeriksaan serologi antara lain widal,
HbsAg, Anti-HIV, Anti-HCV, Anti-HBsAg, Salmonelle IgG/IgM dan
Malaria ICT.
8
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
f. Pemeriksaan Mikrobiologi
Pemeriksaan Mikrobiologi adalah perneriksaan yang mencakup
beberapa pemeriksaan antara lain : Pengecatan BTA dan Feaces
Lengkap
3. Standar Pelayanan Laboratorium adalah sumber yang berlaku sesuai
dengan tingkat atau kelas rumah sakit dan sarana pelayanan kesehatan
lainnya yang menyelenggarakan pelayanan laboratorium tersebut.
4. Tenaga Profesional / Formal Laboratorium adalah tenaga yang mencakup
: dokter spesialis laboratorium ( Patologi Klinik ) dan ahli teknologi
laboratorium medis ( Analis Laboratorium ).
5. Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan adalah tenaga kesehatan dan
ilmuan berketerampilan tinggi yang melaksanakan dan mengevaluasi
prosdur laboratorium dengan memanfaatkan berbagai sumber daya.
6. Tenaga Penunjang Laboratorium adalah tenaga yang mencakup : Teknisi
Alat – alat Analyzer laboratorium, paramedis, petugas administrasi
laboratorium.
7. Standar Prosedur Operasional ( SPO ) adalah kumpulan instruksi, langkah
–langkah yang telah dibakukan untuk menyelesaikan proses kerja rutin
tertentu.
8. Ruangan
Luas ruangan setiap kegiatan cukup menampung peralatan yang
dipergunakan, aktifitas dan jumlah petugas yang berhubungan dengan
spesimen/pasien untuk kebutuhan pemeriksaan laboratorium. Semua
ruangan harus mempunyai tata ruang yang baik sesuai alur pelayanan
dan memperoleh sinar matahari/cahaya dalam jumlah yang cukup.
9. Peralatan Laboratorium
Laboratorium harus dilengkapi dengan semua peralatan yang
diperlukan sesuai dengan layanan yang disediakan sekalipun tidak
digunakan secara rutin. Pada saat instalasi alat maupun saat kerja rutin,
peralatan harus diperhatikan menunjukan kemampuan atau memenuhi
9
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
10
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
11
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
E. LANDASAN HUKUM
1. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 370/MENKES/SK/III/2007
tentang Standar Profesi Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan
2. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 129/MENKES/SK/II/2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 411 / MENKES / III / 2010 tentang
Laboratorium Klinik
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 43 Tahun 2013 tentang Cara
Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Yang Baik
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1691/MENKES/PER/VII/2011
tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit
6. Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
12
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Kualifikasi Tenaga
Jabatan Sertifikasi
Formal Informal yang ada
PenanggungJa
dr. Spesialis
wab Instalasi Pelatihan SIP dan STR -
Patologi Klinik
Laboratorium
Kepala Instalasi DIII/DIV Analis
Pelatihan SIP dan STR 1
Laboratorium Kesehatan
Analis DIII/DIV Analis
Pelatihan SIP dan STR 5
Kesehatan Kesehatan
Jumlah 6
13
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
B. Distribusi Ketenagaan
Pola pengaturan ketenagaan Instalasi Laboratorium yaitu:
1. Dinas Pagi
Yang bertugas dinas pagi berjumlah 2 (dua) orang yaitu: Kepala Ruangan
dan staff analis dengan rincian tugas pelaksanaan pemeriksaan
laboratorium dan administrasi serta sampling. Jam dinas jaga pagi adalah
pukul 07.30 – 14.00 WITA
2. Dinas sore
Yang bertugas sore hari sebanyak 1 (satu) orang dengan rincian
tugas pelaksanaan pemeriksaan laboratorium dan administrasi serta
samling. Jam dinas jaga sore adalah pukul 14.00 – 21.00 WITA
3. Dinas malam
Yang bertugas malam hari sebanyak 1 (satu) orang dengan rincian
tugas pelaksanaan pemeriksaan laboratorium dan administrasi serta
sampling. Jam dinas jaga sore adalah pukul 21.00 – 08.00 WITA
14
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
15
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
a. Lokasi
Dalam Pedoman Pengelolaan Laboratorium Klinik Rumah Sakit yang
diterbitkan oleh departemen Kesehatan RI tahun 1998 dinyatakan ―Instalasi
rumah sakit merupakan salah satu instalasi rumah sakit yang bukan saja
memberikan pelayanan untuk penderita rawat inap, tetapi juga penderita
rawat jalan dan rujukan. Karena itu laboratorium rumah sakit sebaiknya
terletak di daerah yang mudah dijangkau dari dalam maupun dari luar rumah
sakit. Secara khusus bagian dari laboratorium yang melayani gawat darurat
(lab cito) dan bank darah hendaknya terletak tidak jauh dari unit gawat
darurat dan laboratorium induk, jadi merupakan satu kelompok laboratorium.
b. Ruangan
Semua ruangan terutama yang digunakan untuk pemeriksaan spesimen
perlu mempunyai ventilasi yang baik dan mendapat sinar matahari yang
cukup. Ruang penerimaan spesimen dan pengambilan specimen sebaiknya
terpisah dari ruang pemeriksaan untuk mencegah kontaminasi, terutama
ruang pemeriksaan mikrobiologi. Menurut fungsinya, ruang-ruang dibagi
dalam:
1. Ruang pendaftaran
2. Ruang pemeriksaan
3. Ruang administrasi/pengolahan hasil
Untuk memudahkan pengawasan, ruang pemeriksaan dibagi menurut teknik
pemeriksaan atau sesuai dengan disiplin ilmu Patologi, yaitu:
1. Ruang Hematologi, Kimia Klinik dan Imunologi
2. Ruang Sekresi Ekskresi (Urine dan Feces)
3. Ruang Mikrobiologi
16
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
B. Standar Fasilitas
1. Fasilitas penunjang secara umum meliputi:
a. tersedia WC pasien dan petugas yang terpisah, jumlah sesuai
dengan kebutuhan.
b. penampungan/pengolahan limbah laboratorium.
c. keselamatan dan keamanan kerja.
d. ventilasi: 1/3 x luas lantai atau AC 1 PK / 20m2 yang
disertai dengan sistem pertukaran udara yang cukup.
e. penerangan harus cukup (1000 lux di ruang kerja, 1000-1500
lux untuk pekerjaan yang memerlukan ketelitian dan sinar
harus berasal dari kanan belakang petugas).
17
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
18
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
19
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
20
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
BAB III
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Registrasi (pendaftaran)
Register adalah proses dimana pasien melakukan proses pendaftaran
untuk melakukan pengambilan darah. Beberapa hal yang harus dicatat dalam
buku registrasi laboratorium, antara lain: nama pasien, tanggal lahir pasien,
nomor rekam medis, nomor register laboratorium, tanggal permintaan
pemeriksaan, asal ruangan yang meminta, nama dokter pengirim permintaan,
jenis kelamin, diagnose klinis, checklist jenis pemeriksaaan dan tanda tangan
dokter pengirim.
21
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
B. Pengelolaan Spesimen
Beberapa contoh pengolahan spesimen seperti tercantum dibawah ini:
2. Serum
a. Biarkan darah membeku terlebih dahulu pada suhu kamar
selama 20-30 menit, kemudian disentrifus 3000 rpm selama 5-
15 menit.
b. Pemisahan serum dilakukan paling lambat dalam waktu 2
jam setelah pengambilan spesimen.
c. Serum yang memenuhi syarat harus tidak kelihatan merah
dan keruh (lipemik).
22
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
3. Plasma
a. Kocok darah EDTA atau sitrat dengan segera secara pelan-
pelan.
b. Pemisahan plasma dilakukan dalam waktu 2 jam setelah
pengambilan spesimen.
c. Plasma yang memenuhi syarat harus tidak kelihatan merah dan
keruh (lipemik).
4. Urin
Untuk uji carik celup, urin tidak perlu ada perlakuan khusus,
kecuali pemeriksaan harus segera dilakukan sebelum 1 jam,
sedangkan untuk pemeriksaan sedimen harus dilakukan
pengolahan terlebih dahulu dengan cara:
23
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
24
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
25
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
a) Demam tifoid
Untuk pemeriksaan biakan darah, paling baik dilakukan
pada minggu I atau II sakit, sedangkan biakan urin atau
tinja dilakukan pada minggu II atau III.
b) Untuk pemeriksaan Widal dilakukan pada fase akut
dan penyembuhan.
c) Pemeriksaan biakan dan uji kepekaan kuman.
Spesimen harus diambil sebelum pemberian antibiotika.
d) Pemeriksaan Gonorrhoe
Untuk menemukan kuman gonorrhoe, pengambilan
sekret uretra sebaiknya dilakukan 2 jam setelah buang
air kecil yang terakhir.
e) Pemeriksaan mikrofilaria
Untuk menemukan parasit mikrofilaria dalam darah,
pengambilan darah sebaiknya dilakukan pada waktu
malam (antara jam 20-23).
f) Pemeriksaan tuberculosis
Dahak diambil pada pagi hari segera setelah pasien
bangun tidur memungkinkan ditemukan kuman M
tuberkulosis lebih besar dibandingkan dengan dahak
sewaktu.
g) Pemeriksaan narkoba
Pemeriksaan darah dan urin untuk deteksi morfin,ganja
dan lain-lain dipengaruhi oleh waktu /lama sejak
mengonsumsi.
26
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
5. Lokasi
Sebelum mengambil spesimen, harus ditetapkan terlebih
dahulu lokasi pengambilan yang tepat sesuai dengan jenis
pemeriksaan yang diminta, misalnya:
a) Spesimen untuk pemeriksaan yang menggunakan
darah vena umumnya diambil dari vena cubiti daerah
siku. Spesimen darah arteri umumnya diambil dari arteri
radialis di pergelangan tangan atau arteri femoralis di
daerah lipat paha. Spesimen darah kapiler diambil dari
ujung jari tengah tangan atau jari manis tangan bagian
tepi atau pada daerah tumit 1/3 bagian tepi telapak
kaki atau cuping telinga pada bayi. Tempat yang dipilih
tidak boleh memperlihatkan gangguan peredaran darah
seperti "cyanosis" atau pucat dan pengambilan tidak
boleh di lengan yang sedang terpasang infus.
b) Spesimen untuk pemeriksaan biakan, harus diambil di
tempat yang sedang mengalami infeksi, kecuali darah
dan cairan otak. Lokasi pengambilan darah untuk
pemeriksaan:
1) mikrofilaria: sampel diambil dari darah
kapiler (jari tangan). atau darah vena dengan anti
koagulan.
2) gas darah: sampel berupa darah heparin yang
diambil dari pembuluh arteri.
6. Volume
Volume spesimen yang diambil harus mencukupi kebutuhan
pemeriksaan laboratorium yang diminta atau dapat mewakili
objek yang diperiksa. Volume spesimen yang dibutuhkan
untuk beberapa pemeriksaan spesimen dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
27
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
Jenis Jumlah
HEMATOLOGI
Hematokrit Darah 2 ml K2/K3-EDTA 1 -1,5 G/P Suhu kamar (6
mg/ml darah jam)
28
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
Jenis
Spesimen Antikoagulan Wadah Stabilitas
Pemeriksaan
Jenis Jumlah
Na, K, Cl Serum 1 ml - G/P 20-25°C (14 hari) 4°C
(14 hari)
Kreatinin Serum 1 ml - G/P 4°C (24 jam)
-20°C (8 bulan)
GOT Serum 1 ml - G/P 20-25°C (> 3 hari
Aktivitas turun 10%)
4°C (>3 hari
Aktivitas turun 8%)
-20°C (7 hari)
GPT Serum 1 ml - G/P
20-25°C (> 3 hari
SEROLOGI
2 -8°C (2 -3 hari),
HBsAg Serum 2ml - G/P
Freezer compartment
(1 bulan),
Anti HBs Serum 2ml - Deep freezer -20°C
G/P (6 bulan, tidak boleh
gelas)
Anti HIV Serum 2ml -
G/P
URINALISA
29
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
Jenis
Spesimen Antikoagulan Wadah Stabilitas
Pemeriksaan
Jenis Jumlah
Urin rutin (pH, BJ, Urin pagi 15ml G/P Suhu kamar (1
protein, glukosa, jam) 4-8°C (1
urobilinogen, hari)
bilirubin, keton
Sedimen Urin Urin pagi 10ml - G/P Suhu kamar (1 jam)
4-8°C
Kehamilan Urin pagi 5ml - G/P Suhu kamar
(segera) 4-8°C (2
hari)
PARASITOLOGI
DAN
MIKROBIOLOGI
Malaria Darah 2 tetes - G Secepatnya
segar kapiler
(tetes
tebal-
tetes
tipis)
Keterangan:
P : Plastik (polietilen atau sederajat)
G : Gelas
T : Tabung reaksi
Volume : untuk jenis pemeriksaan lebih dari satu volume
spesimen disesuaikan dengan kebutuhan.
30
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
7. Teknik
Pengambilan specimen harus dilaksanakan dengan cara yang
benar, agar spesimen tersebut mewakili keadaan yang
sebenarnya.
Teknik pengambilan untuk beberapa spesimen yang sering
diperiksa.
a) Darah Vena (dengan cara plebotomi/menggunakan
tabung vakum)
1) Posisi pasien duduk atau berbaring dengan posisi
lengan pasien harus lurus, jangan membengkokkan
siku. Pilih lengan yang banyak melakukan aktivitas.
2) Pasien diminta untuk mengepalkan tangan
3) Pasang "torniquet"± 10 cm di atas lipat siku
4) Pilih bagian vena mediana cubiti
5) Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil
darahnya dengan alkohol 70% dan biarkan kering
untuk mencegah terjadinya hemolisis dan rasa
terbakar. Kulit yang sudah dibersihkan jangan
dipegang lagi.
6) Tusuk bagian vena tadi dengan jarum, lubang jarum
menghadap ke atas dengan sudut kemiringan antara
jarum dan kulit 15 derajat, tekan tabung vakum
sehingga darah terisap ke dalam tabung. Bila jarum
berhasil masuk vena, akan terlihat darah masuk
dalam semprit. Selanjutnya lepas torniquet dan
pasien diminta lepaskan kepalan tangan.
7) Biarkan darah mengalir ke dalam tabung sampai
selesai. Apabila dibutuhkan darah dengan
antikoagulan yang berbeda dan volume yang lebih
banyak, digunakan tabung vakum yang lain.
31
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
32
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
33
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
34
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
c) Urin Kateter
1) Lakukan disinfeksi dengan alkohol 70 % pada bagian
selang kateter yang terbuat dari karet (jangan bagian
yang terbuat dari plastik).
2) Aspirasi urin dengan menggunakan samprit sebanyak
kurang lebih 10 ml.
3) Masukkan ke dalam wadah steril dan tutup rapat.
4) Kirimkan segera ke laboratorium.
d) Tinja
Tinja untuk pemeriksaan sebaiknya yang berasal dari
defekasi spontan (tanpa bantuan obat pencahar), jika
pemeriksaan sangat diperlukan, dapat pula sampel tinja
diambil dari rektum dengan cara colok dubur.
e) Dahak
Pasien diberi penjelasan mengenai pemeriksaan dan
tindakan yang akan dilakukan, dan dijelaskan perbedaan
dahak dengan ludah.Bila pasien mengalami kesulitan
mengeluarkan dahak, pada malam hari sebelumnya
diminta minum teh manis atau diberi obat gliseril
guayakolat 200 mg.
1) Sebelum pengambilan spesimen, pasien diminta
untuk berkumur dengan air.
2) Bila memakai gigi palsu, sebaiknya dilepas.
3) Pasien berdiri tegak atau duduk tegak.
4) Pasien diminta untuk menarik nafas dalam, 2-3 kali
kemudian keluarkan nafas bersamaan dengan batuk
yang kuat dan berulang kali sampai sputum keluar.
35
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
b. Identifikasi
Pemberian identitas pasien dan atau spesimen merupakan
hal yang penting, baik pada saat pengisian surat
pengantar/formulir permintaan pemeriksaan, pendaftaran,
pengisian label wadah spesimen. Pada surat
pengantar/formulir permintaan pemeriksaan laboratorium
sebaiknya memuat secara lengkap:
1. Tanggal permintaan
2. Tanggal dan jam pengambilan specimen
3. Identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin,
alamat/ruang) termasuk rekam medik.
4. Identitas pengirim (nama, alamat, nomor telepon)
5. Nomor laboratorium
6. Diagnosis/keterangan klinik
7. Obat-obatan yang telah diberikan dan lama pemberian
8. Pemeriksaan laboratorium yang diminta
9. Jenis specimen
10. Lokasi pengambilan spesime
11. Volume specimen
12. Transpor media/pengawet yang digunakan
13. Nama pengambil specimen
14. Informed concern
36
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
37
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
38
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
39
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
D. Pemeriksaan Laboratorium
Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dalam memilih metode
yaitu:
1. Tujuan pemeriksaan
Tujuan melakukan suatu pemeriksaan antara lain untuk uji saring,
diagnostik dan evaluasi hasil pengobatan serta surveilans. Tiap tujuan
pemeriksaan memerlukan sensitivitas dan spesifisitas yang berbeda-
beda, sehingga perlu dipilih metode yang sesuai karena setiap
metode mempunyai sensitivitas dan spesifisitas yang berbeda-beda
pula.
40
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
2. Sensitivitas
Dikenal sensitivitas klinis dan sensitivitas analitik. Sensitivitas klinik
adalah persentase hasil positif sejati di antara pasien-pasien yang
berpenyakit.
Sensitivitas klinis = Positivitas di antara yang berpenyakit
Positif sejati
x 100%
Positif sejati + Negatif palsu
3. Spesifisitas
Dikenai spesifisitas klinis dan spesifisitas analitik. Spesifisitas klinis
adalah persentase hasil negatif sejati di antara pasien-pasien yang
sehat.
Negatif sejati
x 100 %
Negatif sejati + Positif palsu
41
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
E. Evaluasi
Metode yang telah digunakan perlu dikaji ulang secara periodik
mengingat.
1. llmu pengetahuan dan teknologi mengalami perkembangan dari
waktu ke waktu.
2. Untuk memastikan bahwa metode tersebut masih tetap memiliki
makna klinis sebagaimana dibutuhkan.
42
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
43
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
# MAKROSKOPIK
Warna
Kekeruhan
Bau
# Kimia
Berat Jenis 1,001 - 1,035
pH 4,6 - 8,0
Leukosit
Nitrit
Protein mg/dL
Glukosa < 25 mg/dL
Keton <5 mg/dL
Urobilinogen <1 mg/dL
Bilirubin < 0,5
Darah / Hb
# Sedimen
Eritrosit 0-2 / Lpb
Leukosit <5 / Lpb
Kristal / Lpb
Bakteri / Lpb
Epithel / Lpk
Silinder / Lpb
Pregnancy Test
Bakteriologi (BTA)
Pagi Negatif
Sewaktu Negatif
44
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
Kimia Darah
# Karbohidrat
Gula Darah Sewaktu 75 - 115 mg/dL
Gula Darah Puasa < 125 mg/dL
Gula Darah 2JPP < 120 mg/dL
# Lemak
Cholesterol Total 150 - 220 mg/dL
HDL Cholesterol 35 - 55 mg/dL
LDL Cholesterol < 150 mg/dL
Trigliserida < 150 g/dL
# Faal Ginjal
Ureum 20 - 40 mg/dL
Creatinin L : 0,7 - 1,1 / P : 0,6 - mg/dL
0,9
Asam Urat L : 3,4 - 7,0 / P : 2,4 - mg/dL
5,7
# Faal Hati
Bilirubin Total 0,3 - 1,0 mg/dL
Bilirubin Direct 0,1 - 0,3 mg/dL
Bilirubin Indirect
SGOT 0 - 35 U/L
SGPT 1 - 35 U/L
Protein Total 6,1 - 8,2 g/dL
Albumin 3,2 -,5,2 g/dL
Globulin 1,2 - 2,0 g/dL
Malaria DDR Negatif
Stadium
Hbs Ag Non Reaktif
HIV Non Reaktif
Malaria ICT p.f/p.v Negatif
Anti DengueI IgG/IgM Negatif
45
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
# MAKROSKOPIK
Warna
Bau
Konsistensi
Lendir Negatif
Darah Samar Negatif
Pus / Sisa Makanan Negatif
# MIKROSKOPIK
Eritrosit 0-2 / Lpb
Leukosit <5 / Lpb
Epithel / Lpb
Sisa Makanan / Lpb
Telur Cacing / Lpb
46
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
47
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
G. Nilai Kritis
Nilai kritis ditentukan dengan cara:
1. Kepala Instalasi Laboratorium menentukan parameter nilai kritis sesuai
referensi
2. Diadakan pertemuan dengan komite medis untuk mencari kesepakatan
nilai kritis
3. Hasil nilai kritis di ketahui oleh direktur
4. Diadakan sosialisasi berkaitan nilai kritis kepada analis, medis, dan
perawat
5. Nilai kritis dilaporkan dari petugas analis kepada petugas jaga ruangan
yang meminta untuk dilaporkan pada dokter penanggung jawab
pelayanan (DPJP) ±30 (bukan DPJP)
a. Pemeriksaan Elektrolit
Jenis Nilai Kritis
No Umur Satuan
Pemeriksaan Rendah Tinggi
1. Calsium Semua mmol/L < 0,8 > 1,54
2. Chlorida Semua mmol/L < 76 > 125
Kalium Anak 0 – 15
< 3,0 > 6,0
3. Th mmol/L
Dewasa <2,8 > 6,5
4. Natrium Semua mmol/L < 125 > 150
5. pH Semua Unit < 7,35 > 7,45
48
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
d. Pemeriksaan Imunoserologi
Jenis Nilai Kritis
No Umur Satuan
Pemeriksaan Rendah Tinggi
1. HBsAg Semua Tidak Ada Reaktif
49
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
I. Pananganan Limbah
Laboratorium menjadi salah satu sumber penghasil limbah cair, padat dan
gas yang berbahaya bila tidak ditangani secara benar. Karena itu pengelolaan
limbah harus dilakukan dengan semestinya agar tidak menimbulkan dampak
negatif.
1. Sumber, Sifat dan bentuk limbah
Limbah laboratorium dapat berasal dari berbagai sumber yaitu:
a. Bahan baku yang sudah kadaluarsa
b. Bahan habis pakai (contoh: Handscoon, Masker, Spuit)
c. Produk proses di dalam laboratorium (contoh: Sisa specimen)
d. Produk upaya penanganan limbah (contoh: Jarum suntik sekali
pakai)
50
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
51
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
2. Penampungan
Harus diperhatikan sarana penampungan limbah harus
memadai, diletakkan pada tempat yang pas, aman dan hygienis.
Pemadatan adalah cara yang efisien dalam penyimpanan limbah
yang bisa dibuang dengan landfill, namun pemadatan tidak boleh
dilakukan untuk limbah infeksius dan limbah benda tajam.
3. Pemisahan limbah
Untuk memudahkan mengenal berbagai jenis limbah yang akan
dibuang adalah dengan cara menggunakan kantong berkode
(umumnya menggunakan kode warna). Namun penggunaan kode
tersebut perlu perhatian secukupnya untuk tidak sampai
menimbulkan kebingunan dengan sistem lain yang mungkin juga
menggunakan kode warna, misalnya kantong untuk linen biasa,
linen kotor, dan linen terinfeksi di rumah sakit dan tempat-tempat
perawatan. Pada Tabel 3. disajikan contoh bagi unit yang
52
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
53
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
1. Pencatatan
Pencatatan kegiatan laboratorium dilakukan sesuai
dengan jenis kegiatannya. Ada 4 jenis pencatatan, yaitu:
a. Pencatatan kegiatan pelayanan
b. Pencatatan keuangan
c. Pencatatan logistik
d. Pencatatan kepegawaian
e. Pencatatan kegiatan lainnya, seperti pemantapan mutu internal,
keamanan laboratorium dan lain-lain
54
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
2. Pelaporan
Pelaporan kegiatan pelayanan laboratorium terdiri dari:
a. Laporan kegiatan rutin harian/bulanan/triwulan/tahunan
b. Laporan khusus (misalnya KLB, HIV, NAPZA dll)
c. Laporan hasil pemeriksaan
1. Tanggungjawab manajemen untuk membuat format
hasil:
Manajemen laboratorium harus membuat format
laporan hasil pemeriksaan. Format laporan dan cara
mengkomunikasikannya kepada pemakai harus
ditentukan dengan mendiskusikannya dengan
pengguna jasa laboratorium
2. Penyerahan hasil tepat waktu
Manajemen laboratorium ikut bertanggung jawab atas
diterimanya hasil pemeriksaan kepada orang yang sesuai
dalam waktu yang disepakati.
3. Komponen Laporan Hasil Pemeriksaan
Hasil harus dapat dibaca tanpa kesalahan dalam tulisan,
dan dilaporkan kepada orang yang diberi wewenang untuk
menerima dan menggunakan infromasi medis. Laporan
setidaknya harus mencakup hal-hal berikut:
a) Identifikasi dari pemeriksaan yang jelas dan tidak ragu-
ragu, termasuk prosedur pengukuran bila perlu.
b) Identifikasi laboratorium yang menerbitkan laporan.
55
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
56
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
a) Semua dokumen yang disimpan harus asli dan harus ada bukti
verifikasi pada dokumen dengan tanda tangan oleh
penanggungjawab/supervisor laboratorium (hard copy).
b) Berkas laboratorium disimpan selama 5 tahun. Untuk
kasus-kasus khusus dipertimbangkan tersendiri.
c) Berkas anak-anak harus disimpan hingga batas usia tertentu
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
d) Berkas laboratorium dengan kelainan jiwa disimpan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
e) Untuk memudahkan penelusuran pada kasus-kasus tertentu
misalnya dipakai sebagai barang bukti. Salinan atau berkas
hasil yang dilaporkan harus disimpan sedemikian sehingga
mudah ditemukan kembali. Lamanya waktu penyimpanan dapat
beragam, tetapi hasil yang telah dilaporkan harus dapat
ditemukan kembali sesuai kepentingan medis atau
sebagaimana dipersyaratkan oleh persyaratan nasional,
regional atau setempat
57
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
4. Pemusnahan Dokumen
Sebelum dimusnahkan, ambil informasi-informasi yang utama
terlebih dahulu. Pada pelaksanaan pemusnahan harus ada berita
acara sesuai prosedur yang berlaku, yang berisi:
a) Tanggal, bulan dan tahun pemusnahan;
b) Penanggungjawab/otorisasi pemusnahan dokumen.
5. Pengendalian Dokumen
a) Maksud dari pengendalian dokumen:
Laboratorium harus menetapkan, mendokumentasikan dan
memelihara prosedur untuk mengendalikan semua dokumen
dan informasi (dari sumber internal dan eksternal) yang
merupakan bagian dokumentasi mutunya. Salinan dari tiap
dokumen terkendali ini harus diarsipkan untuk acuan di
kemudian hari. Pimpinan laboratorium harus menetapkan
masa penyimpanan.
Dokumen terkendali ini harus disimpan dalam bentuk tertulis,
serta dapat disimpan dalam bentuk elektronik. Penyimpanan
dokumen disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
b) Cara pengendalian dokumen:
Harus tersedia prosedur yang memastikan bahwa:
1) Semua dokumen yang diberikan kepada petugas
laboratorium sebagai bagian dari sistem manajemen mutu
telah dikaji ulang dan disetujui oleh petugas yang
berwenang sebelum diterbitkan (sistem otorisasi dokumen
yang berlaku).
2) Setiap saat tersedia daftar terbaru yang mencantumkan
semua dokumen yang berlaku, revisi terbaru yang sah
berikut penyebarannya (disebut juga catatan pengendalian
dokumen).
58
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
59
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
60
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
BAB IV
LOGISTIK
Bagian Logistik
Bagian Logistik
Instalasi Perusahaan/Jasa
Dinas Kesehatan
Farmasi Barang
61
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
B. Perencanaan
1. Tingkat Persediaan
Pada umumnya tingkat persediaan harus selalu sama dengan
jumlah persediaan yaitu jumlah persediaan minimum ditambah
jumlah safety stock.
62
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
C. Permintaan
D. Penyimpanan
Bahan laboratorium yang sudah ada harus ditangani secara cermat
dengan mempertimbangkan :
63
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
3. Media dehidrasi
a. Media yang didehidrasi tidak dapat disimpan untuk waktu
yang tak terbatas terutama bila penutup wadah telah
dibuka
b. Jumlah keseluruhan harus dikemas dalam wadah yang
akan habis digunakan dalam 1–2 bulan
64
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
65
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
6. Penggunaan
Penggunaan barang dan reagensia yang lebih dahulu masuk
persediaan harus digunakan lebih dahulu. Sedangkan yang
memiliki Masa kadarluarsa pendek juga dipakai terlebih dahulu.
66
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
Keselamatan pasien atau patient safety adalah suatu sistem yang membuat
asuhan pasien di rumah sakit menjadi lebih aman. Sistem ini mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
B. Tujuan
1. Ketepatan Identifikasi:
a. Mengidentifikasi pasien sebagai individu yang akan menerima
pelayanan. Pasien diidentifikasi minimal menggunakan 2 (dua)
pengidentifikasi pasien yakni :
1. Nama lengkap (sesuai KTP / paspor / SIM)
68
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
69
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
70
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
h. Bila pasien berada di ruang rawat inap pastikan bel pasien mudah
dijangkau oleh pasien
i. Laporkan / bersihkan dengan segera genangan air di lantai
j. Jaga lingkungan rapi dan tidak menghalangi jalan pasien.
k. Laporkan / perbaiki dengan segera bila ada kerusakan (contoh: lampu
kamar/kamar mandi redup atau mati, rem pada kursi roda / bed sudah
aus / tidak layak, pipa bocor / menetes sehingga menyebabkan lantai
tergenang air dan licin, dsb).
72
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. Pengertian
73
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
B. Tujuan
Keselamatan kerja bertujuan untuk :
1. Mengetahui kegunaan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Laboratorium
2. Memahami bahaya dan tanda-tanda bahaya yang lazim digunakan di
laboratorium
3. Memahami dan dapat mengaplikasikan penggunaan Alat Pelindung Diri
(APD) dengan benar
74
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
75
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
76
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
77
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
78
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
79
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
b. Penilaian Risiko
Risiko harus dilakukan analisis dan evaluasi risiko untuk mengetahui
mana yang risiko tinggi, sedang dan rendah. Hasil penilaian dilakukan
intervensi atau pengendalian. Intervensi terhadap risiko
mempertimbangkan pada kategori risiko yang tinggi.
81
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
c. Pengendalian Risiko K3
Pengendalian risiko keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu
upaya pengendalian potensi bahaya yang ditemukan di tempat kerja.
Pengendalian risiko perlu dilakukan sesudah menentukan prioritas risiko.
Metode pengendalian dapat diterapkan berdasarkan hierarki dan lokasi
pengendalian. Hierarki pengendalian merupakan upaya pengendalian
mulai dari efektivitas yang paling tinggi hingga rendah, sebagai berikut:
82
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
1. Eliminasi
Eliminasi merupakan langkah pengendalian yang menjadi pilihan
pertama untuk mengendalikan pajanan karena menghilangkan
bahaya dari tempat kerja. Namun, beberapa bahaya sulit untuk benar-
benar dihilangkan dari tempat kerja.
2. Substitusi
Subtitusi merupakan upaya penggantian bahan, alat atau cara kerja
dengan alternatif lain dengan tingkat bahaya yang lebih rendah
sehingga dapat menekan kemungkinan terjadinya dampak yang
serius. Contohnya:
a. Mengganti tensi air raksa dengan tensi digital
b. Mengganti kompresor tingkat kebisingan tinggi dengan tipe yang
kebisingan rendah (tipe silent kompresor)
3. Pengendalian Teknik
Pengendalian teknik merupakan pengendalian rekayasa desain
alat dan/atau tempat kerja. Pengendalian risiko ini memberikan
perlindungan terhadap pekerja termasuk tempat kerjanya. Untuk
mengurangi risiko penularan penyakit infeksi harus dilakukan
penyekatan menggunakan kaca antara petugas loket dengan
pengunjung/pasien. Contoh pengendalian teknik yaitu: untuk
meredam suara pada ruang dengan tingkat bising yang tinggi seperti:
a. Pada poli gigi khususnya menggunakan unit dental dan
kompresor
b. Pada ruang genset
4. Pengendalian Administrasi
Pengendalian administrasi berfungsi untuk membatasi pajanan
pada pekerja. Pengendalian administrasi diimplementasikan
bersamaan dengan pengendalian yang lain sebagai pendukung.
83
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
h. Coverall
1. Penutup kepala Laboratorium, ruang sterilisasi, ruang tindakan, ruang KIA, dapur
6. Sarung tangan Ruang tindakan, ruang KIA, ruang tindakan dokter gigi, ruang
sterilisasi, laboratorium, dapur, cleaning service, optik, ruang
farmasi, unit tansfusi darah
85
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
Untuk faktor risiko biologi yang sangat infeksius dan bahan kimia,
dapat menggunakan bentuk APD secara lengkap atau merujuk
pada juknis terkait. Berikut penjelasan masing-masing APD beserta
contoh gambar APD:
1. Penutup Kepala (shower cap)
Alat penutup kepala adalah alat pelindung yang berfungsi untuk
melindungi kepala dari jatuhnya mikroorganisme yang ada
dirambut dan kulit kepala petugas terhadap alat- alat/daerah steril
dan juga sebaliknya untuk melindungi kepala/rambut petugas dari
percikan bahan–bahan dari pasien.
86
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
4. Masker
Masker atau alat pelindung pernafasan adalah alat yang
berfungsi untuk melindungi pernafasan dari mikrobakterium dan
virus yang ada di udara, dan zat- zat kimia yang digunakan. Bagi
SDM Fasyankes yang menggunakan respirator harus dilatih untuk
menggunakan dan memelihara respirator khusus secara tepat.
SDM Fasyankes harus tahu keterbatasan dan pengujian
kecocokan respirator secara tepat, minimal masker dengan tipe
N95 atau masker yang dapat memproteksi SDM dari paparan risiko
biologi maupun kimia.
87
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
88
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
Gambar 9. Apron
8. Coverall
Coverall adalah alat yang berfungsi untuk melindungi seluruh
tubuh dari kepala sampai kaki dari penularan melalui percikan
darah ataupun cairan tubuh sangat infeksius yang masuk melalui
mucous membrane atau luka. Penyediaan APD ini diutamakan
pada Fasyankes yang melakukan pelayanan dengan kasus
karantina atau Fasyankes dengan pandemic wabah, radiasi dan
paparan bahan kimia yang sangat toksik
89
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
90
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
91
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
1. Postur berdiri yang baik adalah posisi tegak garis lurus pada sisi tubuh
mulai dari telinga bahu pinggul dan mata kaki.
2. Posisi berdiri sebiknya berat badan bertumpu secara seimbang dua
kaki
92
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
93
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
94
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
95
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
96
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
97
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
98
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
99
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
100
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
d) Keselamatan Lift
Memastikan setiap lift harus memenuhi persyaratan
sesuai dengan peraturan perundang undangan.
e) Peringatan Bahaya/Sistem Alarm Pada Gedung
Setiap bangunan gedung harus dilengkapi dengan
sarana penyelamatan berupa sistem alarm, yang
dimaksudkan untuk memberikan peringatan dini berkaitan
dengan bahaya kebakaran, gempa dan lain- lain. Sistem
ini dapat diintegrasikan dengan sistem instalasi lift,
pressure fan untuk tangga darurat. Persyaratan
peringatan bahaya atau sistem alarm memiliki detektor
panas asap dan nyala api (heat detector). Penempatan
dan pemasangan detektor tersebut mengacu pada
peraturan yang berlaku.
f) Proteksi Kebakaran
Proteksi terhadap kebakaran gedung Fasyankes
sesuai dengan peraturan perundangan undangan dan
minimal tersedia APAR.
3. Memastikan memantau berfungsinya prasarana yang meliputi
instalasi listrik, sistem pencahayaan dan sistem grounding
(sistem pembumian), dan APAR.
4. Memastikan penghawaan/kebutuhan sirkulasi dan pertukaran
udara tersedia dengan baik, melalui bukaan dan/atau ventilasi
alami dan/atau ventilasi buatan. Dengan persyaratan sebagai
berikut:
a) Jumlah bukaan ventilasi alami tidak kurang dari 15%
terhadap luas lantai ruangan yang membutuhkan
ventilasi. Khusus ventilasi dapur minimal 20% dari luas
dapur (asap harus keluar dengan sempurna atau dengan
ada exhaust fan atau peralatan lain). Sedangkan sistem
101
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
103
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
104
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
105
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
106
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
107
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
108
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
109
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
110
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
111
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
a. Petugas/Tim K3 Laboratorium
Pengamanan kerja di laboratorium pada dasarnya menjadi
tanggung jawab setiap petugas terutama yang berhubungan
langsung dengan proses pengambilan spesimen, bahan, reagen
pemeriksaan.
112
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
114
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
116
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
117
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
118
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
119
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
120
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
122
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
123
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
f) Glutaraldehid
a) Untuk membunuh bakteri dan spora, glutaraldehid 10x
lebih kuat dari pada formaldehid. Aktivitasnya mampu
menembus lapisan protein
b) Relatif kurang toksik dibandingkan formaldehid
c) Diduga glutaraldehid bekerja dengan melekat pada gugus
sulfhidril atau amino. Sasaran sebenarnya dalam sel belum
diketahui
d) Sering digunakan untuk sterilisasi alat bedah
e) Dijual dalam bentuk larutan dengan konsentrasi 20 g/l
(2%) dan umumnya perlu diaktifkan dengan menambah
bikarbonat. Larutan akan bersifat alkalis dan harus
digunakan dalam 2 minggu. Jika larutan menjadi keruh
harus dibuang
f) Efek samping: bersifat iritatif, toksik dan mutagenik. Hindari
kontak dengan kulit, mata dan saluran napas.
Dekontaminasi
124
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
125
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
126
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
127
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
128
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
Otoklaf Kontaminasi Sterilisasi yang efektif
mikroorganisme
pada alat sekali
pakai dan alat yang
digunakan kembali
129
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
Pelindung Inhalasi aerosol Tertahannya partikel
pernafasa sebesar 1-5 mikron.
n Melindungi mata jika
menggunakan pelindung
muka penuh
Pelindung muka Pecahan, percikan Pelindung muka:
dan pelindung mata melindungi seluruh muka
Pelindung mata:
melindungi mata dan
bagian mata
Botol dengan tutup Aerosol, tetesan Perlindungan yang efektif
berulir
BAB VII
PENGENDALIAN MUTU
1. Pra analitik
a. Blanko permintaan laboratorium harus diisi dengan lengkap nama,
tanggal lahir, jenis kelamin, ruang/alamat, no RM, dr pengirim,
keterangan klinis pasien) ditanda tangani oleh dokter pengirim.
b. Pasien harus memenuhi persyaratan persiapan preanalitik
c. Pengecekkan atau pencocokkan identitas pasien dengan pasiennya
d. Pengambilan sampel sesuai dengan blanko permintaan laboratorium
2. Analitik
a. Persiapan reagen harus memenuhi syarat
b. Peralatan berfungsi dengan baik
c. QC sesuai kriteria westgard rule
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
Hingga saat ini RSUD Talisayan telah mengikuti kegiatan PME yang
diselenggarakan oleh Kementrian Kesehatan RI. Kegiatan PME tingkat
nasional yang telah diselenggarakan oleh pemerintah dan yang telah diikuti
laboratorium RSUD Talisayan sampai saat ini adalah :
a. Persiapan
1. Dilaksanakan setiap tahunnya
2. Calon peserta mengirimkan surat pendaftaran
3. Calon peserta mengirim kembali dan mendaftar dengan membayar
biaya PME
4. Calon peserta diseleksi, bila sudah memenuhi syarat maka diberi
nomor peserta
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372
f. Kriteria Penilaian
1. Z Score ≤ 2 = Memuaskan
2. 2 < Z Score ≤ = Peringatan
3. Z Score > 3 = Tidak Memuaskan