Anda di halaman 1dari 47

PEMERINTAH KABUPATEN BERAU

DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

Bentuk dan susunan naskah standar prosedur operasional adalah sebagai berikut.
A. Kepala
1. Kepala sebelah kiri memuat
2. Kop naskah standar prosedur operasional terdiri atas gambar logo
Pemerintah Kabupaten Berau dan nama RSUD Talisayan
3. Tulisan Standar Prosedur Operasional dicantumkan di bawah logo
Kabupaten Berau dan nama RSUD Talisayan
4. Kepala sebelah kanan memuat
5. Judul standar prosedur operasional yang ditulis dengan huruf kapital.
6. Nomor Dokumen, Nomor Revisi, dan Halaman dicantumkan secara
simetris dibawah judul.
7. Penomoran Standar Prosedur Opersional:
___ / ___ / ___ / __ /2019

Tahun

Bulan

Nama Pokja

Jenis Surat

Nomor Urut surat dari Sekretariat


akreditasi

8. Tanggal Terbit dicantumkan dibawah nomor dokumen.


9. Tanda Tangan dan Nama Jelas pejabat yang menetapkan standar prosedur
operasional dicantumkan dibawah nomor revisi dan halaman Batang Tubuh
B. Batang tubuh standar prosedur operasional terdiri atas pengertian, tujuan,
kebijakan, prosedur, dan unit terkait.

Page 1 of 47
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

MENINGKATKAN KEAMANAN OBAT DENGAN


KEWASPADAAN TINGGI ( HIGH ALERT MEDICATION )

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RSUD TALISAYAN
___ / ___ / ___ / ___ /2019 00 1/1
Kabupaten Berau

Ditetapkan di Talisayan,
STANDAR Tanggal Terbit Direktur RSUD Talisayan
PROSEDUR
OPERASIONAL
.............................
drg. Nursyamsi
NIP. 19770201 200502 2 001
PENGERTIAN Obat dengan kewaspadaan tinggi / ” High Alert ” adalah
obat-obat yang secara signifikan berisiko membahayakan
pasien bila digunakan dengan salah atau pengelolaan yang
kurang tepat.
TUJUAN 1. Mencegah kesalahan pemberian obat akibat nama obat
yang membingungkan ( Look alike and sound alike drugs
).  LASA/SALAD.
2. Mengurangi/ menghilangkan kejadian kesalahan
pemberian elektrolit konsentrat.
3. Mengurang resiko medication error akibat obat-obat atau
cairan lain dalam kontainer yang tidak berlabel.
4. Melakukan pemantauan, pengumpulan data medication
error akibat penggunaan dan pengelolaan ” high alert
medication ”, analisa data dan rencana tindak lanjut dari
kecendrungan kejadian.

Page 2 of 47
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

KEBIJAKAN 1. Keputusan Direktur No. 002/SK/RS XXX/I/2013, tentang


Kebijakan Peningkatan Keamanan Obat yang Perlu di
waspadai (High- Alert) Rumah Sakit XXX
2. Rumah sakit menyusun daftar obat yang bentuknya mirip
dan nama kedengaran mirip ( LASA/ SALAD ) dan review
minimal setiap 1 tahun.
3. Menetapkan tindakan pencegahan akibat kesalahan
karena tertukar/ salah penempatan obat LASA/ SALAD.
4. Elektrolit konsentrat tidak distok/ disimpan di ruang-ruang
rawat, kecuali untuk kebutuhan klinik boleh di stok dalam
jumlah terbatas di area-area tertentu misalnya kamar
operasi,
Dialysis unit, IGD, ICU/ICCU, penyimpanan dan
pemberian harus sesuai dengan persyaratan.Dialysis unit,
IGD, ICU/ICCU, penyimpanan dan pemberian harus
sesuai dengan persyaratan.
5. Untuk memenuhi kebutuhan penggunaan elektrolit
konsentrat pasien – pasien di ruang-ruang rawat terutama
potassium chloride, disiapkan langsung oleh staf bagian
Farmasi dalam bentuk sediaan yang sudah di dilusi.
6. Obat dan cairan lain yang ditempatkan dalam kontainer
harus diberi label termasuk bila hanya ada 1 jenis obat
yang sedang digunakan.
7. Buang obat atau cairan segera bila ditemukan tidak
berlabel.
8. Khusus di kamar operasi atau ruang prosedur, vial/ ampul
/ wadah obat atau cairan jangan dibuang sampai
prosedur atau tindakan selesai.

Page 3 of 47
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

9. Laporkan setiap insiden ” medication error ” menggunakan


format laporan insiden yang baku sesuai kebijakan RS.

PROSEDUR 1. Penempatan dan penanganan SALAD/ LASA


a. Semua obat yang masuk dalam daftar SALAD/ LASA
tidak ditempatkan di area yang berdekatan. Tempat obat
diberi label khusus dengan huruf cetak, warna jelas, dan
label cetakan.
b. Berikan pencahayaan yang terang pada tempat obat.
c. Melakukan double cek oleh 2 orang petugas yang
berbeda pada setiap melakukan dispensing obat.
d. Melakukan pengecekan ulang pada kemasan dan label
obat dengan membandingkan label pada resep/ catatan
obat pasien.
e. Bubuhkan tanda tangan petugas yang menyiapkan dan
saksi
f. Memastikan benar pasien dengan dua cara identifikasi,
benar obat, benar dosis, benar waktu, dan benar route
setiap kali akan memberikan obat kepada pasien.
g. Khusus obat injeksi dan narkotik lakukan double cek
bersama satu orang perawat lainnya mulai sejak
menyiapkan obat sampai pemberian kepada pasien.
h. Tanda tangan perawat yang memberikan dan saksi
pada catatan pengobatan pasien.
i. Tanda tangan perawat yang memberikan dan saksi
pada catatan pengobatan pasien.

2. Penyimpanan dan pengelolaan elektrolit konsentrat


a. Resep elektrolit konsentrat ( potassium chloride )
dikirimkan ke farmasi untuk disiapkan.

Page 4 of 47
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

b. Petugas Farmasi menyiapkan elektrolit konsentrat (


potassium Chloride ) yang sudah dilarutkan dalam
cairan infus dengan volume sesuai resep dokter untuk
sekali pakai.
c. Menerapkan teknik aseptik pada setiap menyiapkan
cairan
d. Beri label nama obat, jumlah, kekuatan, dan waktu
kadaluarsa.
e. Potassium chloride dikirimkan segera ke ruangan
untuk diberikan kepada pasien yang membutuhkan.
f. Tidak direkomendasikan menyimpan potassium
chloride yang sudah dilarutkan.
g. Potassium chloride disiapkan hanya untuk sekali
pakai.

3. Pelebelan obat dan kontainer


a. Segera beri label pada setiap obat atau cairan yang
sudah disiapkan dalam syringe atau kontainer,
termasuk kontainer steril.
b. Label dituliskan nama obat, kekuatan obat, jumlah,
tanggal kadaluarsa, dan waktu kadaluarsa bila
kadaluarsa terjadi dalam waktu < 24 jam.
c. Gunakan label cetakan dengan huruf dan warna yang
jelas.
d. Label pada kontainer steril segera lepaskan/ buang
pada setiap selesai suatu prosedur/tindakan

4. Pemantauan dan Pengumpulan data insiden


medication error

Page 5 of 47
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

a. Menentukan definisi kejadian medication error yang


harus dilaporkan dan menetapkan alat pemantauan
harian.
b. Melakukan pengumpulan data insiden medication error
harian
c. Menghitung data insiden setiap akhir bulan dengan
parameter penghitungan:

numerator X 100%
denominator

Numerator adalah total insiden dalam periode waktu


tertentu
Denominator adalah total hari rawat pada periode waktu
tertentu

UNIT TERKAIT 1. Inntalasi rawat jalan


2. Instalasi rawat inap
3. Instalasi bedah sentral
4. Instalasi gawat darurat
5. Instalasi Farmasi,
6. Rehabilitasi Medis.

Page 6 of 47
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

PENYIMPANAN OBAT
HIGH ALERT

RSUD TALISAYAN
Kabupaten Berau No. Dokumen No. Revisi Halaman

___ / ___ / ___ / ___ /2019 00 1/1

Ditetapkan di Talisayan,
STANDAR Tanggal Terbit Direktur RSUD Talisayan
PROSEDUR
OPERASIONAL
.............................
drg. Nursyamsi
NIP. 19770201 200502 2 001
PENGERTIAN Penyediaan dan penyimpanan obat golongan high alert
diruang rawat pasien.
TUJUAN 1. Menghindari kesalahan dalam pengambilan obat
2. Menjamin obat tersedia dengan aman
Memudahkan dalam pengawasan
KEBIJAKAN 1. Keputusan Direktur Nomor : 002/SK/RS XXX/I/2013
tentang kebijakan Peningkatan Keamanan obat yang
perlu diwaspadai (high- Allert) Rumah Sakit XXX
2. High alert medications memiliki risiko yang lebih tinggi
dalam menyebabkan komplikasi, efek samping, atau
bahaya. Hal ini dapat dikarenakan adanya rentang dosis
terapeutik dan keamanan yang sempit atau karena
insidens yang tinggi akan terjadinya kesalahan, maka obat
yang tergolong High Alert Medication harus diatur
penggunaannya maupun penyimpanannya.

Page 7 of 47
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

3. Metode untuk meminimalisasi kesalahan ini meliputi


beberapa strategi seperti:
a. menyediakan akses informasi mengenai high alert
medications
b. membatasi akses terhadap high alert medications
c. menggunakan label dan tanda ‘peringatan’ untuk high
alert medications
d. menstandarisasi prosedur instruksi/peresepan,
penyimpanan, persiapan, dan pemberian high alert
medications
e. melakukan prosedur pengecekan ganda¸untuk obat-
obat tertentu.
4. Obat-obatan jenis baru dan informasi keselamatan
tambahan lainnya akan ditinjau ulang dalam audit dan
revisi high alert medications oleh Komite Farmasi dan
Terapeutik
5. Obat-obatan yang termasuk dalam kategori high alert
medications diinventatisasi khusus dan disosialisasikan
kepada seluruh tenaga farmasi dan keperawatan.
PROSEDUR A. Persiapan
1. Alat :
a. Almari obat/ box obat/Troly/cabinet
b. Alat tulis
c. Label Obat high alert
d. Obat-obat high alet
1. High alert medications disimpan di pos perawat di dalam
troli atau cabinet yang memiliki kunci
2. Semua tempat penyimpanan harus diberikan label yang
jelas dan dipisahkan dengan obat-obatan rutin lainnya.
Jika high alert medications harus disimpan di area

Page 8 of 47
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

perawatan pasien, kuncilah tempat penyimpanan dengan


diberikan label ‘Peringatan: high alert medications’ pada
tutup luar tempat penyimpanan
3. Jika menggunakan dispensing cabinet untuk menyimpan
high alert medications, berikanlah pesan pengingat di
tutup cabinet agar pengasuh / perawat pasien menjadi
waspada dan berhati-hati dengan high alert medications.
Setiap kotak / tempat yang berisi high alert medications
harus diberi label
4. Infus intravena high alert medications harus diberikan
label yang jelas dengan menggunakan huruf / tulisan
yang berbeda dengan sekitarnya.

UNIT TERKAIT 1. Instalasi Rawat Inap


2. Instalasi Farmasi
3. Instalasi Bedah Sentral
4. Instalasi Gawat Darurat

Page 9 of 47
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

PENYIAPAN STOCK OBAT DAN ALAT KESEHATAN DI KAMAR


OPERASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSUD TALISAYAN
Kabupaten Berau
___ / ___ / ___ / ___ /2019 00 1/1

Ditetapkan di Talisayan,
STANDAR Tanggal Terbit Direktur RSUD Talisayan
PROSEDUR
OPERASIONAL
.............................
drg. Nursyamsi
NIP. 19770201 200502 2 001
PENGERTIAN Perbekalan farmasi adalah obat, alat dan bahan baku yang
dipergunakan untuk pelayanan kefarmasian
FIFO adalah sistem penyimpanan yang datang dahulu di
keluarkan lebih dahulu.
TUJUAN Tersedianya perbekalan farmasi yang digunakan dalam
pelayanan di Kamar Operas
KEBIJAKAN Keputusan Direktur No. 002/SK/RS XXX/I/2013, tentang
Kebijakan Peningkatan Keamanan Obat yang Perlu di
waspadai (High- Alert) Rumah Sakit

PROSEDUR A. Persiapan
1. Penampilan petugas farmasi :
a. Periksa kerapihan pakaian seragam
b. Periksa kelengkapan atribut
2. Alat-alat :
a. Alat tulis
B. Pelaksanaan
1. Setiap hari, petugas Shift pagi melakukan pengecekan
persediaan obat dan alat kesehatan yang ada di satelit
farmasi Instalasi Bedah Sentral

Page 10 of 47
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

2. Obat dan alat kesehatan dengan stok minimal atau


habis dituliskan di buku permintaan obat dan alat
kesehatan.
3. Persediaan obat dan alat kesehatan disediakan dalam
jumlah lebih pada hari sebelumnya apabila ada hari
libur lebih dari 1 hari.
4. Buku Permintaan obat dan alat kesehatan di serahkan
ke unit Distribusi Khusus dan Distribusi.
5. Pastikan jumlah perbekalan farmasi sesuai dengan
permintaan
6. Lakukan proses penyimpanan berdasarkan jenis
sediaan dengan metode FIFO

C. Hal yang harus diperhatikan

UNIT TERKAIT 1. Instalasi Farmasi

Page 11 of 47
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

PENYIMPANAN PERBEKALAN FARMASI

RSUD TALISAYAN No. Dokumen No. Revisi Halaman


Kabupaten Berau
___ / ___ / ___ / ___ /2019 00 1/1

Ditetapkan di Talisayan,
STANDAR Tanggal Terbit Direktur RSUD Talisayan
PROSEDUR
OPERASIONAL
.............................
drg. Nursyamsi
NIP. 19770201 200502 2 001
PENGERTIAN Perbekalan farmasi adalah sediaan farmasi yang terdiri dari obat,
bahan obat, alat kesehatan, reagensia, radio farmasi dan gas medis
TUJUAN 1. Memberi kemudahan dalam hal pencarian barang
2. Memberi kemudahan dalam hal monitoring perbekalan farmasi
sehingga kualitas tetap terjamin.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur No. 002/SK/RS XXX/I/2013, tentang
Kebijakan Peningkatan Keamanan Obat yang Perlu di waspadai
(High- Alert) Rumah Sakit Umum Daerah Talisayan

PROSEDUR A. Persiapan
1. Penampilan petugas farmasi :
c. Periksa kerapihan pakaian seragam
d. Periksa kelengkapan atribut
2. Alat-alat :
b. Alat tulis
B. Pelaksanaan
1. Petugas logistik farmasi meletakkan perbekalan
farmasi yang diterima pada tempat yang telah
ditentukan.
2. Petugas mengentry data faktur pembelian dan
masukkan masing-masing barang pada kartu stok.

Page 12 of 47
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

3. Simpan Narkotika dan psikotropika pada lemari


tersendiri dan terkunci.
4. Simpan Obat/bahan berbahaya dan bahan yang mudah
terbakar pada tempat yang terpisah dengan obat lain.
5. Simpan pada ruang/tempat dengan suhu yang sesuai.
a) Suhu dingin : 2-8°C
b) Suhu sejuk : 15-25°C
c) Suhu kamar : 25-30°C
6. Kepala urusan logistik farmasi melakukan evaluasi
kinerja penyimpanan setiap 6 bulan.
C. Hal yang perlu diperhatikan
1. Sistem penyimpanan dikelompokkan berdasarkan jenis
dan macam sediaan obat antara lain:
a) Bentuk sediaan obat
(tablet,kapsul,sirup,drop,salep/krim, injeksi, dan
infus)
b) Bahan baku
c) Nutrisi
d) Alat kesehatan
e) Gas medik
f) Bahan mudah terbakar
g) Bahan berbahaya
h) Reagensia
i) Film rontgen
2. Penyusunan berdasarkan alfabetis dari A-Z
FIFO: obat yang masuk terlebih dahulu diletakkan
didepan obat yang masuk kemudian.
FEFO: obat yang mempunyai expired date lebih dekat
diletakkan didepan obat expired date lebih lama.
3. Suhu ruangan penyimpanan:
a) Suhu dingin : 2-8°C
b) Suhu sejuk : 15-25°C
c) Suhu kamar : 25-30°C

UNIT TERKAIT 1. Instalasi Farmasi

Page 13 of 47
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

PETUNJUK PENYIMPANAN INJEKSI


PADA SUHU DINGIN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSUD TALISAYAN
Kabupaten Berau
___ / ___ / ___ / ___ /2019 00 1/1

Ditetapkan di Talisayan,
STANDAR Tanggal Terbit Direktur RSUD Talisayan
PROSEDUR
OPERASIONAL
.............................
drg. Nursyamsi
NIP. 19770201 200502 2 001
PENGERTIAN Suhu dingin (kulkas) adalah suhu penyimpanan dalam
kondisi selalu terkontrol dengan indikator thermometer pada
suhu berkisar 2 - 8ºC
TUJUAN Untuk menjaga mutu obat, maka penyimpanan obat harus
sesuai yang dipersyaratkan
KEBIJAKAN Keputusan Direktur No. 002/SK/RS XXX/I/2013, tentang
Kebijakan Peningkatan Keamanan Obat yang Perlu di
waspadai (High- Alert) Rumah Sakit Umum Daerah
Talisayan

PROSEDUR A. Persiapan
1. Penampilan petugas farmasi :
a. Periksa kerapihan pakaian seragam
b. Periksa kelengkapan atribut
2. Alat-alat :
a. Alat tulis

B. Pelaksanaa

Page 14 of 47
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

Obat injeksi dengan syarat penyimpanan pada suhu dingin


adalah:
1. Vaksin: BCG, Vaksin DPT (DPT, DPT Combo,
Infanrix) ,Vaksin Tetanus Toxoid /TT
2. Vaksin Hepatitis B (Hepafac Gene, Engerix B,
Hepatitis Uniject)
3. Vaksin Haemophilus Influenza tipe B (Hiberix, ACT-
HIB)
4. Vaksin Typhoid (Typhim Vi)
5. Vaksin Measles, Mumps, Rubella / MMR (Trimovax
Merieux)
6. Purified Protein Derivat/ PPD (Mantoux Test)
7. Anti Bisa Ular serum / ABU
8. Anti Tetanus Serum /ATS
9. Human Tetanus (Tetagam)
10. Ig hepatitis B manusia (Hyperhep/Bayhep)
11. Ephineprin / Adrenalin , simpan ditempat sejuk dan
terlindung dari cahaya
12. Calcitonin S.S (Miacalsic)
13. Octreotide (Sandostatin), pada suhu kamar-
terlindung cahaya stabil selama 2 minggu
14. Methylergometrine (Methergin, Pospargin)
15. Syntetic oksitosin (Syntocinon)
16. Erithropoietin Human(Eprex, Epoglobin),Epoetin 
Hemapo), EpoetiTn  (Recormon)
17. Desferioksamina-B (Desferal), pada suhu kamar
stabil selama 24 jam
18. Amoxycillin trihidrat- K clavulanat (Clavamox)
19. Human Insulin (Actrapid Novolet, Actrapid HM,
Insulatard Novolat, Insulatard HM, Mixtard Novolet,
Novomix, Novorapid, Apidra Solostar, Lantus
Solostar)
20. Streptokinase (Streptase) pada suhu 25°C stabil
selama 30 hari
21. Doxorubicin, bila sudah terbuka simpan dalam frezer
stabil selama 30 hari direkonstitusi stabil selama 7
hari dalam suhu kamar dan 15 hari pada suhu
dingin.
22. Plasma Immune globulin IV (human) (Gammaras)

Page 15 of 47
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

23. Supositorian Ketoprofen (Pronalges Suppo) dan


Ibuprofen (Proris Suppo)
24. Aminophyllin Suppo
25. Atracurium Beylate (Tracrium), stabil selama 24 jam
pada suhu 5-25°C, jangan dibekukan
26. Rocuronium Br (Roculax)
27. Semax , simpan dalam suhu 4-10°C
28. Sodium Hyaluronat (Osflex, Hyalgan)
29. Carbazochrom Sod. Sulfonat (Adona); Simpan pada
suhu 5-18°C dan hindarkan cahaya

UNIT TERKAIT 1. Instalasi Farmasi

Page 16 of 47
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

PETUNJUK PENYIMPANAN INJEKSI


PADA SUHU RUANG
RSUD TALISAYAN
Kabupaten Berau No. Dokumen No. Revisi Halaman

___ / ___ / ___ / ___ /2019 00 1/1

Ditetapkan di Talisayan,
STANDAR Tanggal Terbit Direktur RSUD Talisayan
PROSEDUR
OPERASIONAL
.............................
drg. Nursyamsi
NIP. 19770201 200502 2 001
PENGERTIAN Suhu kamar atau suhu ruang adalah suhu penyimpanan
dalam kondisi selalu terkontrol dengan indikator thermometer
pada suhu berkisar antara 25- 30 0C
TUJUAN Untuk menjaga mutu obat, maka penyimpanan obat harus
sesuai yang dipersyaratkan
KEBIJAKAN Keputusan Direktur No. 002/SK/RS XXX/I/2013, tentang
Kebijakan Peningkatan Keamanan Obat yang Perlu di
waspadai (High- Alert) Rumah Sakit Umum Daerah
Talisayan
PROSEDUR A. Persiapan
1. Penampilan petugas:
e. Periksa kerapihan pakaian seragam
f. Periksa kelengkapan atribut
2. Alat-alat :
c. Alat tulis
d. Termometer
B. Pelaksanaan

Page 17 of 47
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

1. SIMPAN PADA SUHU 25 – 300 C DAN TERLINDUNG


DARI CAHAYA
a. Clonidine HCl (Catapres)
b. Nicardipin HCl (Perdipin)
c. Dopamin HCl (Dopamin)
d. Mecobalamin (Methylcobalt)
e. Lidocain (Lidocain, Pehacain, Lidodex,
Lidonest)
f. Asam Traneksamat (Asam Traneksamat
gen, Kalnex)
g. Ketoprofen (Ketoprofen gen, Profenid,
Pronalges, Kaltrofen)
h. Furosemidum (Furosemid gen, Farsix,
Lasix)
i. Phytonadione (Vitamin K gen, Neo K)

2. SIMPAN PADA SUHU < 300 C DAN TERLINDUNG


DARI CAHAYA
1. Diltiazem HCl (Herbesser)
2. Metamizole Na (Antalgin, Novalgin,
Antrain)
3. Heptaminol HCl (Hept A myl)
4. Dexketropofen trometamol (Ketesse)
5. Na. Diklofenak (Voltaren)
6. Ketorolac (Ketorolac gen, Toradol,
Remopain, Torasik)
7. Ethamsylate (Dicynone)
8. Acefylline Piperazine (Ethaphylline)
9. Esomeprazole (Nexium)
10. Omeprazole (Losec, OMZ)
11. Tropisetron HCl (Navoban)
12. Albumin (Human albumin 20%, Plasbumin 20%,
Plasbumin 25%, Octalbin 20%, Albapure)
13. Ephedrin HCl ( Ephedrin )

C. Hal yang diperhatikan


Pastikan suhu dalam ruang penyimpanan benar dan tepat

Page 18 of 47
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

UNIT TERKAIT 1. Instalasi Farmasi

Page 19 of 47
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

PETUNJUK PENYIMPANAN INJEKSI


PADA SUHU SEJUK
RSUD TALISAYAN
Kabupaten Berau No. Dokumen No. Revisi Halaman

___ / ___ / ___ / ___ /2019 00 1/1

Ditetapkan di Talisayan,
STANDAR Tanggal Terbit Direktur RSUD Talisayan
PROSEDUR
OPERASIONAL
.............................
drg. Nursyamsi
NIP. 19770201 200502 2 001
PENGERTIAN Suhu Sejuk adalah suhu penyimpanan dalam kondisi selalu
terkontrol dengan indikator thermometer pada suhu berkisar
15-25 0C
TUJUAN Untuk menjaga mutu obat , maka penyimpanan obat harus
sesuai yang dipersyaratkan
KEBIJAKAN Keputusan Direktur No. 002/SK/RS XXX/I/2013, tentang
Kebijakan Peningkatan Keamanan Obat yang Perlu di
waspadai (High- Alert) Rumah Sakit Umum Daerah
Talisayan
PROSEDUR A. Persiapan
1. Penampilan petugas farmasi :
a. Periksa kerapihan pakaian seragam
b. Periksa kelengkapan atribut
2. Alat-alat :
a. Alat tulis
b. Termometer

Page 20 of 47
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

B. Pelaksanaan

1. SIMPAN PADA SUHU 15–25ºC DAN TERLINDUNG


DARI CAHAYA
a. Citicolin Nicholin, Brainact, Takelin, Neulin)
b. Ondansentron (Ondansentron, Narfoz,
Vomceran)
c. Aminophylline (Aminophylline)
d. Piracetam (Piracetam gen, Nootropil,
Neurotam, Fepiram)
e. Phenytoin Na (Phenytoin gen, Kutoin, Dilatin,
Ikaphen)
f. 6α methylprednisolon (Metil prednisolon G,
Medixon, Hexilon)
g. Dexamethasone (Dexamethasone, Cortidex,
Kalmethasone)
h. Metoklorpramid HCl Metoclorpramid gen,
Primperan, Tomit)
2. SIMPAN PADA SUHU 15-30ºC DAN TERLINDUNG
DARI CAHAYA
a. Vitamin B1, B6 & B12 (Farbion, Neurobion)
b. Norepinefrin bitartrat (Vascon)
c. Heparin Na (Heparin, Inviclot)
3. SIMPAN PADA RUANG BER – AC (DI BAWAH
25ºC) HINDARKAN DARI CAHAYA, DAN JANGAN
DIBEKUKAN
1. Oxytocin Sintetik (Induxin)
2. Lidocain (Lidocain, Pehacain, Lidodex,
Lidonest)
3. Amiodaren HCl (Cordarone)
4. Fondoparinux Na (Arixtra)
5. Enoxaparin Na (Lovenox)
6. Difenhidramin (Difenhidramin gen, Ikadril)
7. Co – dergokin mesyhat (Hydergin, Ergotika)
8. Ranitidin HCl (Ranitidin gen, Gastridin, Rantin,
Zantac), stabil selama 48 jam pada suhu kamar
9. Pantoprazole (Pantozole)
10. L – ornithine – L – aspartate (Hepa merz)
11. Calcii gluconas

Page 21 of 47
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

12. Fe (OH)3 sucrose complex (Venofer)


13. Neostigmin methylsulfate (Prostigmin)
14. Atropine Sulfate (Atropine sulfas gen)
15. Digoxin (Lanoxin, Fargoxin)
16. Na Hyaluronat (Hyalgan)
17. Pentoxyfilline (Tarontal)
18. Dobutamin HCl (Dobutamin guilini, Dobuject)
C. Hal yang diperhatikan
Pastikan ruang penyimpanan injeksi pada suhu yang telah
ditetapkan

UNIT TERKAIT 1. Instalasi Farmasi

Page 22 of 47
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

PEMBERIAN OBAT
HIGH ALERT

RSUD TALISAYAN
Kabupaten Berau No. Dokumen No. Revisi Halaman

___ / ___ / ___ / ___ /2019 00 1/1

Ditetapkan di Talisayan,
STANDAR Tanggal Terbit Direktur RSUD Talisayan
PROSEDUR
OPERASIONAL
.............................
drg. Nursyamsi
NIP. 19770201 200502 2 001
PENGERTIAN Memasukkan obat kedalam tubuh pasien baik secara interal
maupu parenteral

TUJUAN 1. Pasien mendapatkan obat secara aman dan nyaman


2. Terlaksananya prinsip 7 B (Benar nama pasien, nama obat,
dosis, waktu, akses masuk, indikasi dan dokumen)

KEBIJAKAN 1. Keputusan Direktur Nomor : 004/SK/RS XXX/I/2013


tentang kebijakan Identifikasi Pasien Rumah Sakit Umum
Daerah Talisayan

2. Keputusan Direktur Nomor : 002/SK/RS XXX/I/2013


tentang kebijakan Peningkatan Keamanan obat yang
perlu diwaspadai (high- Allert) Rumah Sakit Umum
Daerah Talisayan

Page 23 of 47
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

3. High alert medications memiliki risiko yang lebih tinggi


dalam menyebabkan komplikasi, efek samping, atau
bahaya. Hal ini dapat dikarenakan adanya rentang dosis
terapeutik dan keamanan yang sempit atau karena insidens
yang tinggi akan terjadinya kesalahan, maka obat yang
tergolong High Alert Medication harus diatur penggunaannya
maupun penyimpanannya.

4. Metode untuk meminimalisasi kesalahan ini meliputi beberapa


strategi seperti:
a. menyediakan akses informasi mengenai high alert
medications
b. membatasi akses terhadap high alert medications
c. menggunakan label dan tanda ‘peringatan’ untuk high
alert medications
d. menstandarisasi prosedur instruksi/peresepan,
penyimpanan, persiapan, dan pemberian high alert
medications
e. melakukan prosedur pengecekan ganda¸untuk obat-
obat tertentu.

5. Obat-obatan jenis baru dan informasi keselamatan


tambahan lainnya akan ditinjau ulang dalam audit dan
revisi high alert medications oleh Komite Farmasi dan
Terapeutik

6. Obat-obatan yang termasuk dalam kategori high alert


medications diinventatisasi khusus dan disosialisasikan
kepada seluruh tenaga farmasi dan keperawatan.

PROSEDUR A. Persiapan

Page 24 of 47
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

1. Penampilan petugas :
a. Periksa kerapihan pakaian seragam
b. Periksa kelengkapan atribut

2. Alat-alat :
Obat-obat yang akan diberikan
a. Formulir Daftar Obat Pasien
b. Alat tulis
B. Pelaksanaan :
1. Siapkan alat-alat untuk pelaksanaan tindakan
2. Ucapkan salam (Assalamu’alaikum,wr.wb)
3. Sebut nama dan peran anda
“ Saya (nama), saya sebagai perawat
penanggungjawab terhadap perawatan Bapak/Ibu saat
ini”
4. Informasikan pada pasien tentang tindakan yang akan
dilakukan
“ Bapak/ibu, saya akan memberikan obat (sebutkan
jenis obat
yang akan diberikan) sesuai dengan therapy
pengobatan Bapak/ibu dari dr…………. (sebutkan
nama DPJP yang member therapy)
5. Perawat harus selalu melakukan pengecekan ganda
(double-check) terhadap semua high alert medications
sebelum diberikan kepada pasien
6. Pengecekan Ganda Terhadap High Alert Medications
a. Pengecekan pertama
Petugas mempersiapkan obat dan hal-hal di
bawah ini untuk menjalani pengecekan ganda oleh
petugas kedua:

Page 25 of 47
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

1) Obat-obatan pasien dengan label yang masih


intak
2) Rekam medis pasien, catatan pemberian
medikasi pasien, atau resep/ instruksi tertulis
dokter
3) Obat yang hendak diberikan lengkap dengan
labelnya
b. Pengecekan kedua memastikan hal-hal berikut ini:
1) Obat telah disiapkan dan sesuai dengan
instruksi
2) Perawat pasien harus memverifikasi bahwa
obat yang hendak diberikan telah sesuai dengan
instruksi dokter.
3) Obat memenuhi 7 persyaratan
4) Membaca label dengan suara lantang kepada
perawat untuk memverifikasi kelima
persyaratan ini:
a) Obat tepat
b) Dosis atau kecepatannya tepat, termasuk
pengecekan ganda mengenai
penghitungan dan verifikasi pompa infuse
c) Rute pemberian tepat
d) Frekuensi / interval tepat
e) Diberikan kepada pasien yang tepat
f) Indikasi oabat
g) Dokumentasi
7. Ketika petugas kedua telah selesai melakukan
pengecekan ganda dan kedua petugas puas bahwa obat
telah sesuai, lakukanlah pencatatan pada rekam medis /
catatan pemberian medikasi pasien.

Page 26 of 47
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

8. Petugas kedua harus menulis ‘dicek oleh:’ dan diisi


dengan nama pengecek.
9. Pengecekan ganda akan dilakukan sebelum obat
diberikan kepada pasien
10. Pastikan infuse obat berada pada jalur/selang yang benar
dan lakukan pengecekan selang infuse mulai dari
larutan/cairan infuse, pompa, hingga tempat insersi
selang
11. Pastikan pompa infuse terprogram dengan kecepatan
pemberian yang tepat, termasuk ketepatan data berat
badan pasien.
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Gawat Darurat
3. Instalasi Intensive Care
4. High Care Unit (HCU)

Page 27 of 47
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

PENYIMPANAN PRODUK VAKSIN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSUD TALISAYAN
Kabupaten Berau
___ / ___ / ___ / ___ /2019 00 1/1

Ditetapkan di Talisayan,
STANDAR Tanggal Terbit Direktur RSUD Talisayan
PROSEDUR
OPERASIONAL
.............................
drg. Nursyamsi
NIP. 19770201 200502 2 001
PENGERTIAN Vaksin adalah sediaan obat yang mengandung virus hidup,
dilemahkan atau dimatikan, riketsia dimatikan atau bakteri
dimatikan. Diberikan untuk kerja pencegahan pada
pengembangan kekebalan aktif (yang didapat)

TUJUAN Menjamin kualitas produk vaksin yang dipakai di Rumah


Sakit Umum Daerah Talisayan
KEBIJAKAN Keputusan Direktur No. 002/SK/RS XXX/I/2013, tentang
Kebijakan Peningkatan Keamanan Obat yang Perlu di
waspadai (High- Alert) Rumah Sakit Umum Daerah
Talisayan
PROSEDUR A. Persiapan
Alat-alat :
a. Lemari pendingin
b. Thermometer
B. Pelaksanaan

Page 28 of 47
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

1. Petugas logistik farmasi menyimpan produk vaksin


dilemari pendingin tersendiri terpisah dari produk
farmasi lain.
2. Kontrol suhu lemari pendingin tiap pagi dengan
termometer yang sudah ditara.
3. Petugas mencatat pada form monitoring suhu, bila
suhu lebih atau kurang dari suhu 2-8C, segera
hubungi bagian pemeliharaan untuk mengecek
kondisi lemari pendingin.
4. Keluarkan sediaan vaksin segera dari lemari
pendingin dan disimpan dalam colling box yang
dilengkapi dengan icepack dan termometer bila terjadi
pemutusan arus listrik. Suhu dalam colling box selalu
dipantau dan selalu menunjukkan suhu 2-8 C
5. Segera menghubungi bagian listrik untuk
menghidupkan genset.
C. Hal yang perlu diperhatikan

1. Suhu lemari pendingin harus menunjukkan suhu 2-8 º


C
2. Lemari pendingin hanya boleh dibuka maksimal 1 kali
dalam sehari.
pelayanan yang sesuai dengan keterbatasan mobilisasi
Bapak/Ibu terjatuh selama dirawat dirumah sakit ini”.

UNIT TERKAIT Unit Farmasi

Page 29 of 47
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

RSUD TALISAYAN PETUNJUK PENYIMPANAN ANTIBIOTIK INJEKSI

Kabupaten Berau
No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 1/3

Tanggal terbit Ditetapkan


STANDAR Direktur ,
PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
Dr. ……………………………
NBM ……………………..
PETUNJUK PENYIMPANAN ANTIBIOTIK INJEKSI

1. Obat injeksi antibiotic injeksi yang masih sesuai kemasan pabrik pada umumnya stabil
pada suhu kamar, kering dan terlindungi dari cahaya langsung (bila tidak ada catatan
khusus)
2. Larutan antibiotic injeksi harus digunakan segera setelah direkontitusi/dioplos dalam
pelarut yang sesuai, bila disimpan dalam suhu dingin/kulkas pada umumnya akan stabil
selama 24 jam
3. Untuk menjaga mutu obat antibiotic, penyimpanan obat harus sesuai yang di
persyaratkan :
NO NAMA OBAT CARA PENYIMPANAN
1 Amoxycillin Suhu < 25 oC, sejuk, kering
(Amoxsan) Setelah rekonstitusi : Stabil pada suhu 25oC selama 1
jam dalam D5%, 6 jam dalam NaCl 0,9%. Penyimpanan
dalam refrigerator maksimal selama 3 hari
2 Ampisilin Gunakan segera setelah direkonsitusi, tidak disimpan di
(Vicillin) freezer, stabil dalam NaCl 0,9% pada suhu kamar selama
24 jam
3 Amikacin Sulfat Larutan stabil selama 24 jam pada suhu ruangan dan 60
(Amikin) hari pada suhu dingin ( 4 0 C), 30 hari pada suhu beku

Page 30 of 47
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

4 Cefotaxime Setelah rekonstitusi dengan Aqua p.i stabil sampai 24 jam


(Clacef) pada suhu kamar, 10 hari dalam kulkas (suhu < 5 0C), dan
(Claforan) 13 minggu dalam kondisi dibekukan.
(Rycef) Infus intravena stabil sampai 24 jam dalam suhu kamar
(220C ). Jika dicampur dalam D5% atau NaCl 0,9% larutan
stabil selama 24 jam pada suhu kamar atau 5 hari pada
suhu dingin.
5 Cefpirome Larutan yang telah direkonstitusi stabil selama 6 jam pada
(Cefrin) suhu kamar, (jangan terkena cahaya langsung), stabil
selama 24 jam bila dilindungi dari cahaya dan disimpan
dalam kulkas

6 Ceftriaxon Warnanya berkisar antara kuning muda hingga merah


(Rochepin) coklat, tergantung dari kadar dan lamanya penyimpanan;
(Broadced) sifat khas dari zat aktif ini tidak berpengaruh pada khasiat
(Terfacef) atau toleransi obat.
(Tricefin) Larutan yang telah direkonstittusi: stabil selama 6 jam
pada suhu kamar atau 24 jam pada suhu dingin (50C )
7 Cefazolin Setelah rekonstitusi stabil pada suhu kamar selama 48
(Cefazol) jam, sebaiknya disimpan di tempat yang telindung dari
cahaya (tempat gelap)
8 Ceftizoxime Larutan rekonstitusi stabil selama 7 jam pada suhu kamar
(Cefizox) dan 48 jam bila penyimpanannya pada suhu dingin / dalam
kulkas
Cefepime Larutan rekonstitusi stabil dalam 24 jam pada suhu 20-25
9 (Maxipime) 0C atau selama 7 hari di dalam lemari pendingin dengan
(Macef) suhu 2-8 0C

Page 31 of 47
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

PENYIMPANAN OBAT
HIGH ALERT
RSUD TALISAYAN
Kabupaten Berau
No. Dokumen No. Revisi Halaman

___ / ___ / ___ / ___ /2019 00 1/1

Ditetapkan di Talisayan,
STANDAR Tanggal Terbit Direktur RSUD Talisayan
PROSEDUR
OPERASIONAL
.............................
drg. Nursyamsi
NIP. 19770201 200502 2 001
PENGERTIAN Penyediaan dan penyimpanan obat golongan high alert
diruang rawat pasien.
TUJUAN 1. Menghindari kesalahan dalam pengambilan obat
2. Menjamin obat tersedia dengan aman
3. Memudahkan dalam pengawasan
KEBIJAKAN 1. Keputusan Direktur Nomor : 002/SK/RS XXX/I/2013
tentang kebijakan Peningkatan Keamanan obat yang
perlu diwaspadai (high- Allert) Rumah Sakit XXX
2. High alert medications memiliki risiko yang lebih tinggi
dalam menyebabkan komplikasi, efek samping, atau
bahaya. Hal ini dapat dikarenakan adanya rentang dosis
terapeutik dan keamanan yang sempit atau karena
insidens yang tinggi akan terjadinya kesalahan, maka

Page 32 of 47
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

obat yang tergolong High Alert Medication harus diatur


penggunaannya maupun penyimpanannya.
3. Metode untuk meminimalisasi kesalahan ini meliputi
beberapa strategi seperti:
a. menyediakan akses informasi mengenai high alert
medications
b. membatasi akses terhadap high alert medications
c. menggunakan label dan tanda ‘peringatan’ untuk high
alert medications
d. menstandarisasi prosedur instruksi/peresepan,
penyimpanan, persiapan, dan pemberian high alert
medications
e. melakukan prosedur pengecekan ganda¸untuk obat-
obat tertentu.
4. Obat-obatan jenis baru dan informasi keselamatan
tambahan lainnya akan ditinjau ulang dalam audit dan revisi
high alert medications oleh Komite Farmasi dan Terapeutik
5. Obat-obatan yang termasuk dalam kategori high alert
medications diinventatisasi khusus dan disosialisasikan
kepada seluruh tenaga farmasi dan keperawatan.

PROSEDUR A. Persiapan
1. Alat :
a. Almari obat/ box obat/Troly/cabinet
b. Alat tulis
c. Label Obat high alert
d. Obat-obat high alet
1. High alert medications disimpan di pos perawat di dalam
troli atau cabinet yang memiliki kunci

Page 33 of 47
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

2. Semua tempat penyimpanan harus diberikan label yang


jelas dan dipisahkan dengan obat-obatan rutin lainnya.
Jika high alert medications harus disimpan di area
perawatan pasien, kuncilah tempat penyimpanan dengan
diberikan label ‘Peringatan: high alert medications’ pada
tutup luar tempat penyimpanan
3. Jika menggunakan dispensing cabinet untuk menyimpan
high alert medications, berikanlah pesan pengingat di
tutup cabinet agar pengasuh / perawat pasien menjadi
waspada dan berhati-hati dengan high alert medications.
Setiap kotak / tempat yang berisi high alert medications
harus diberi label
4. Infus intravena high alert medications harus diberikan
label yang jelas dengan menggunakan huruf / tulisan yang
berbeda dengan sekitarnya.

UNIT TERKAIT 1. Instalasi Rawat Inap


2. Instalasi Farmasi
3. Instalasi Bedah Sentral
4. Instalasi Gawat Darurat

Page 34 of 47
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

PERESEPAN OBAT
HIGH ALERT

RSUD TALISAYAN
Kabupaten Berau No. Dokumen No. Revisi Halaman

___ / ___ / ___ / ___ /2019 00 1/1

Ditetapkan di Talisayan,
STANDAR Tanggal Terbit Direktur RSUD Talisayan
PROSEDUR
OPERASIONAL
.............................
drg. Nursyamsi
NIP. 19770201 200502 2 001
PENGERTIAN Pemberian atau penulisan resep oleh dokter untuk pasien
tehadap obat-obat high alert medication

TUJUAN 1. Pasien mendapatkan obat secara aman dan nyaman


2. Terlaksananya prinsip 6 B (Benar nama pasien, nama obat,
dosis, waktu, akses masuk, dan dokumen)

KEBIJAKAN Keputusan Direktur Nomor : 002/SK/RS XXX/I/2013 tentang


kebijakan Peningkatan Keamanan obat yang perlu
diwaspadai (high- Allert) Rumah Sakit Umum Daerah
Talisayan

PROSEDUR A. Persiapan

1. Penampilan petugas :
a. Periksa kerapihan pakaian seragam

Page 35 of 47
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

b. Periksa kelengkapan atribut


2. Alat-alat :
a. Formulir Daftar Obat Pasien
b. Alat tulis

B. Pelaksanaan :
1. Jangan berikan instruksi hanya secara verbal
mengenai high alert medications.
2. Instruksi ini harus mencakup minimal:
a. Nama pasien dan tanggal lahir/usia
b. No. RM
c. Tanggal dan waktu instruksi dibuat
d. Nama obat (generic), dosis, jalur pemberian, dan
tanggal pemberian setiap obat
e. Kecepatan dan atau durasi pemberian obat
3. Dokter harus mempunyai diagnosis, kondisi, dan
indikasi penggunaan setiap high alert medications
secara tertulis
4. Sistem instruksi elektronik akan memberikan
informasi terbaru secara periodic mengenai standar
pelayanan, dosis, dan konsentrasi
5. obat (yang telah disetujui oleh Komite Farmasi dan
Terapeutik), serta informasi yang dibutuhkan untuk
mengoptimalisasi keselamatan pasien.
6. Jika memungkinkan, peresepan high alert
medications haruslah terstandarisasi dengan
menggunakan instruksi tercetak.
7. Instruksi kemoterapi harus ditulis pada ‘Formulir
Instruksi Kemoterapi’ dan ditandatangani oleh
spesialis onkologi, informasi ini termasuk riwayat

Page 36 of 47
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

alergi pasien, tinggi badan, berat badan, dan luas


permukaan tubuh pasien. Hal ini memungkinkan ahli
farmasi dan perawat untuk melakukan pengecekan
ganda terhadap penghitungan dosis berdasarkan
berat badan dan luas permukaan tubuh.

UNIT TERKAIT 1. Instalasi Rawat Inap


2. Instalasi Gawat Darurat
3. Instalasi Intensive Care
4. High Care Unit (HCU)
5. Instalasi Rawat Jalan

Page 37 of 47
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

(JUDUL SPO)

RSUD TALISAYAN
Kabupaten Berau No. Dokumen No. Revisi Halaman

___ / ___ / ___ / ___ /2019 00 1/1

Ditetapkan di Talisayan,
STANDAR Tanggal Terbit Direktur RSUD Talisayan
PROSEDUR
OPERASIONAL
.............................
drg. Nursyamsi
NIP. 19770201 200502 2 001
PENGERTIAN ………………………………………………..
...................................................................

TUJUAN ………………………………………………..
....................................................................

KEBIJAKAN ………………………………………………..
....................................................................

PROSEDUR 1. ……………………………………………..
2. ……………………………………………..
3. dst………………………………………….

UNIT TERKAIT e. ………………………………………………


f. .................................................................

Page 38 of 47
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

(JUDUL SPO)

RSUD TALISAYAN
Kabupaten Berau No. Dokumen No. Revisi Halaman

___ / ___ / ___ / ___ /2019 00 1/1

Ditetapkan di Talisayan,
STANDAR Tanggal Terbit Direktur RSUD Talisayan
PROSEDUR
OPERASIONAL
.............................
drg. Nursyamsi
NIP. 19770201 200502 2 001
PENGERTIAN ………………………………………………..
...................................................................

TUJUAN ………………………………………………..
....................................................................

KEBIJAKAN ………………………………………………..
....................................................................

PROSEDUR 1. ……………………………………………..
2. ……………………………………………..
3. dst………………………………………….

UNIT TERKAIT g. ………………………………………………


h. .................................................................

Page 39 of 47
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

(JUDUL SPO)

RSUD TALISAYAN
Kabupaten Berau No. Dokumen No. Revisi Halaman

___ / ___ / ___ / ___ /2019 00 1/1

Ditetapkan di Talisayan,
STANDAR Tanggal Terbit Direktur RSUD Talisayan
PROSEDUR
OPERASIONAL
.............................
drg. Nursyamsi
NIP. 19770201 200502 2 001
PENGERTIAN ………………………………………………..
...................................................................

TUJUAN ………………………………………………..
....................................................................

KEBIJAKAN ………………………………………………..
....................................................................

PROSEDUR 1. ……………………………………………..
2. ……………………………………………..
3. dst………………………………………….

UNIT TERKAIT i. ………………………………………………


j. .................................................................

Page 40 of 47
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

(JUDUL SPO)

RSUD TALISAYAN
Kabupaten Berau No. Dokumen No. Revisi Halaman

___ / ___ / ___ / ___ /2019 00 1/1

Ditetapkan di Talisayan,
STANDAR Tanggal Terbit Direktur RSUD Talisayan
PROSEDUR
OPERASIONAL
.............................
drg. Nursyamsi
NIP. 19770201 200502 2 001
PENGERTIAN ………………………………………………..
...................................................................

TUJUAN ………………………………………………..
....................................................................

KEBIJAKAN ………………………………………………..
....................................................................

PROSEDUR 1. ……………………………………………..
2. ……………………………………………..
3. dst………………………………………….

UNIT TERKAIT k. ………………………………………………


l. .................................................................

Page 41 of 47
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

(JUDUL SPO)

RSUD TALISAYAN
Kabupaten Berau No. Dokumen No. Revisi Halaman

___ / ___ / ___ / ___ /2019 00 1/1

Ditetapkan di Talisayan,
STANDAR Tanggal Terbit Direktur RSUD Talisayan
PROSEDUR
OPERASIONAL
.............................
drg. Nursyamsi
NIP. 19770201 200502 2 001
PENGERTIAN ………………………………………………..
...................................................................

TUJUAN ………………………………………………..
....................................................................

KEBIJAKAN ………………………………………………..
....................................................................

PROSEDUR 1. ……………………………………………..
2. ……………………………………………..
3. dst………………………………………….

UNIT TERKAIT m. ………………………………………………


n. .................................................................

Page 42 of 47
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

(JUDUL SPO)

RSUD TALISAYAN
Kabupaten Berau No. Dokumen No. Revisi Halaman

___ / ___ / ___ / ___ /2019 00 1/1

Ditetapkan di Talisayan,
STANDAR Tanggal Terbit Direktur RSUD Talisayan
PROSEDUR
OPERASIONAL
.............................
drg. Nursyamsi
NIP. 19770201 200502 2 001
PENGERTIAN ………………………………………………..
...................................................................

TUJUAN ………………………………………………..
....................................................................

KEBIJAKAN ………………………………………………..
....................................................................

PROSEDUR 1. ……………………………………………..
2. ……………………………………………..
3. dst………………………………………….

UNIT TERKAIT o. ………………………………………………


p. .................................................................

Page 43 of 47
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

(JUDUL SPO)

RSUD TALISAYAN
Kabupaten Berau No. Dokumen No. Revisi Halaman

___ / ___ / ___ / ___ /2019 00 1/1

Ditetapkan di Talisayan,
STANDAR Tanggal Terbit Direktur RSUD Talisayan
PROSEDUR
OPERASIONAL
.............................
drg. Nursyamsi
NIP. 19770201 200502 2 001
PENGERTIAN ………………………………………………..
...................................................................

TUJUAN ………………………………………………..
....................................................................

KEBIJAKAN ………………………………………………..
....................................................................

PROSEDUR 1. ……………………………………………..
2. ……………………………………………..
3. dst………………………………………….

UNIT TERKAIT q. ………………………………………………


r. .................................................................

Page 44 of 47
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

(JUDUL SPO)

RSUD TALISAYAN
Kabupaten Berau No. Dokumen No. Revisi Halaman

___ / ___ / ___ / ___ /2019 00 1/1

Ditetapkan di Talisayan,
STANDAR Tanggal Terbit Direktur RSUD Talisayan
PROSEDUR
OPERASIONAL
.............................
drg. Nursyamsi
NIP. 19770201 200502 2 001
PENGERTIAN ………………………………………………..
...................................................................

TUJUAN ………………………………………………..
....................................................................

KEBIJAKAN ………………………………………………..
....................................................................

PROSEDUR 1. ……………………………………………..
2. ……………………………………………..
3. dst………………………………………….

UNIT TERKAIT s. ………………………………………………


t. .................................................................

Page 45 of 47
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

(JUDUL SPO)

RSUD TALISAYAN
Kabupaten Berau No. Dokumen No. Revisi Halaman

___ / ___ / ___ / ___ /2019 00 1/1

Ditetapkan di Talisayan,
STANDAR Tanggal Terbit Direktur RSUD Talisayan
PROSEDUR
OPERASIONAL
.............................
drg. Nursyamsi
NIP. 19770201 200502 2 001
PENGERTIAN ………………………………………………..
...................................................................

TUJUAN ………………………………………………..
....................................................................

KEBIJAKAN ………………………………………………..
....................................................................

PROSEDUR 1. ……………………………………………..
2. ……………………………………………..
3. dst………………………………………….

UNIT TERKAIT u. ………………………………………………


v. .................................................................

Page 46 of 47
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

(JUDUL SPO)

RSUD TALISAYAN
Kabupaten Berau No. Dokumen No. Revisi Halaman

___ / ___ / ___ / ___ /2019 00 1/1

Ditetapkan di Talisayan,
STANDAR Tanggal Terbit Direktur RSUD Talisayan
PROSEDUR
OPERASIONAL
.............................
drg. Nursyamsi
NIP. 19770201 200502 2 001
PENGERTIAN ………………………………………………..
...................................................................

TUJUAN ………………………………………………..
....................................................................

KEBIJAKAN ………………………………………………..
....................................................................

PROSEDUR 1. ……………………………………………..
2. ……………………………………………..
3. dst………………………………………….

UNIT TERKAIT w. ………………………………………………


x. .................................................................

Page 47 of 47

Anda mungkin juga menyukai