Anda di halaman 1dari 80

PEMERINTAH KABUPATEN BERAU

DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Laboratorium Klinik adalah laboratorium kesehatan yang


melaksanakan pelayanan pemeriksaan spesimen klinik untuk
mendapatkan informasi tentang kesehatan perorangan terutama
untuk menunjang upaya diagnosis penyakit, penyembuhan penyakit,
dan pemulihan kesehatan.

Cara Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Yang Baik adalah


pelaksanaan kegiatan untuk meningkatkan dan memantapkan mutu
hasil pemeriksaan laboratorium.

Setiap Laboratorium Klinik harus diselenggarakan secara baik


dengan memenuhi kriteria organisasi, ruang dan fasilitas, peralatan,
bahan, spesimen, metode pemeriksaan, mutu, keamanan, pencatatan
dan pelaporan.

Kriteria organisasi, ruang dan fasilitas, peralatan, bahan, spesimen,


metode pemeriksaan, mutu, keamanan, pencatatan dan pelaporan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan ketentuan minimal
yang harus dipenuhi dalam penyelenggaraan Laboratorium Klinik.

Dalam keadaan keterbatasan sumber daya, beberapa kriteria dapat


tidak terpenuhi oleh Laboratorium Klinik sepanjang tidak mengurangi
mutu dan keakuratan data hasil pemeriksaan laboratorium dalam
pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Ketentuan lebih lanjut mengenai organisasi, ruang dan fasilitas,


peralatan, bahan, spesimen, metode pemeriksaan, mutu, keamanan,
pencatatan dan pelaporan tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri
Kesehatan ini.

1
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu


organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat. Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah
pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa
pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata - rata penduduk,
serta yang penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar
pelayanan profesi yang ditetapkan.
Pelayanan laboratorium merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang diperlukan untuk menunjang upaya peningkatan keschatan,
pencegahan dan pengobatan penyakit sertapemulihan kesehatan.
Sebagai komponen penting dalampelayanan kesehatan, hasil
pcmeriksaan laboratorium digunakan untuk penetapan diagnosis, pemberian
pengobatan dan pemantauan hasil pengobatan serta penentuan prognosis.
Oleh karena itu, hasil pemeriksaan laboratorium harus terjamin mutunya.
Untuk meningkatkan mutu hasil pemeriksaan laboratorium, mutlak perlu
dilaksanakan kegiatan pemantapan mutu ( Quality Assurance ), yang
mencakup berbagai komponen kegiatan. Salah satu komponen kegiatan
adalah Praktek Laboratorium Yang Benar.

Berdasarkan hal tersebut di atas, di Instalasi Laboratorium perlu dibuat


standar pelayanan yang berlaku bagi semua pihak dalam tata cara
pelaksanaan pelayanan yang diberikan kepada pasien pada umumnya dan
pasien laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah Talisayan.

Berkaitan dengan hal tersebut diatas maka dalam melakukan pelayanan


laboratorium di RSUD Talisayan harus berdasarkan standar pelayanan
laboratorium RSUD Talisayan.

2
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
a. Sebagai pedoman pelayanan Unit Laboratorium Klinik
b. Penyelenggaraan pelayanan Unit Laboratorium Klinik
c. Menggambarkan identitas Unit Laboratorium Klinik
d. Terwujudnya suatu pelayanan yang sistematis, akurat, efisien dan
efektif
e. Meningkatkan mutu pelayanan Unit Laboratorium Klinik
2. Tujuan Khusus
a. Memudahkan pengontrolan kinerja di Unit Laboratorium Klinik
b. Menetapkan tugas, wewenang dan tanggung jawab di Unit
Laboratorium Klinik

C. RUANG LINGKUP
Unit Laboratorium Klinik Laboratorium RSUD Talisayan melaksanakan
pengukuran, penetapan, dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari
manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebaran penyakit, kondisi
kesehatan, atau faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan
dan masyarakat di wilayah kerja Unit Laboratorium Klinik RSUD Talisayan.

D. BATASAN OPERASIONAL

a. Pemeriksaan Hematologi
Pemeriksaan hematologi adalah : pemeriksaan yang meliputi
beberapa

pemeriksaan antara lain : Darah rutin, Hemoglobin, hematokrit, Leukosit,


Eritrosit, Hitung Jenis/Diff, Laju Endap Darah/LED, Malaria DDR,
Golongan Darah.

3
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

b. Pemeriksaan koagulasi
Pemeriksaan koagulasi adalah pemeriksaan yang meliputi:masa
pembekuan dan masa perdarahan.

c. Pemeriksaan Kimia
Pemeriksaan Kimia adalah pemeriksaan yang mencakup
beberapa pemeriksaan antara lain :Glukosa darah, Faal Hati
(SGOT,SGPT,Bilirubin Total, Bilirubin Direct,Bilirubin Indirect ,Albumin,
Total ProteinDan Globulin), Faal Ginjal (Ureum, Creatinin, Asam Urat),
Analisa Lipid (Cholesterol Total, Trigliceryde, HDL, LDL) dan Elektrolit
(Na,K,Cl,Ca,Ph).

d. Pemeriksaan Urine
Perneriksaan urine adalah pemeriksaan yang mencakup beberapa
pemeriksaan yang membutuhkan bahan urine antara lain : Urine
Lengkap, Sedimen, HCG, dan drug monitoring.

e. Pemeriksaan Faeces
Pemeriksaan feses adalah pemeriksaan yang mencakup beberapa
pemeriksaan yang membutuhkan bahan dari faeces antara lain : Faeces
rutin

f. Pemeriksaan Serologi/ Imunologi


Pemeriksaan Serologi/Imunologi adalah : pemeriksaan yang
mencakup beberapa pemeriksaan yang memerlukan serum sebagai
bahan pemeriksaan. Adapun pemeriksaan serologi antara lain HbsAg,
Salmonella lgM, Ig G/M anti Dengue, anti HIV,dan anti HBsAg, Malaria
ICT

g. Pemeriksaan Mikrobiologi
Pemeriksaan Mikrobiologi adalah perneriksaan yang mencakup
beberapa pemeriksaan antara lain : Pengecatan BTA

4
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

E. LANDASAN HUKUM

a. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 370/MENKES/SK/III/2007


tentang Standar Profesi Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan
b. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 129/MENKES/SK/II/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
c. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar
Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan
d. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 411 / MENKES / III / 2010 tentang
Laboratorium Klinik
e. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 43 Tahun 2013 tentang Cara
Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Yang Baik
f. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1691/MENKES/PER/VII/2011
tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit
g. Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan

5
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

Pada dasarnya kegiatan Laboratorium Klinik harus dilakukan oleh


petugas yang memiliki kualifikasi pendidikan dan pengalaman yang
memadai, serta memperoleh/memiliki kewenangan untuk melaksanakan
kegiatan di bidang yang menjadi tugas atau tanggung jawabnya.

Setiap laboratorium harus menetapkan seorang atau sekelompok orang


yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan yang berkaitan
dengan pemantapan mutu dan keamanan kerja. Pemenuhan kebutuhan
jenis, kualifikasi, dan jumlah tenaga Laboratorium Klinik dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Kegiatan Laboratorium harus dilakukan oleh petugas yang memiliki kualifikasi


pendidikan dan pengalaman yang memadai serta memperoleh kewenangan untuk
melaksanakan kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya. Unit Laboratorium
menetapkan petugas yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan berbagai
kegiatan pelayanan Laboratorium berdasarkan standar mutu dan keamanan kerja.
Pola ketenagaan dan kualifikasi SDM Instalasi Laboratorium RSUD Talisayan saat
ini:
Kualifikasi Tenaga
Jabatan Sertifikasi
Formal Informal yang ada
Ka. Instalasi Dr. Spesialis
Pelatihan SIP dan STR 1
Laboratorium Patologi Klinik
Koordinator DIII/DIV Analis
Pelatihan SIP dan STR 1
Laboratorium Kesehatan
Analis DIII/DIV Analis
Pelatihan SIP dan STR 5
Kesehatan Kesehatan
Adm.
SMA Pelatihan - 0
Laboratorium

6
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

Dilihat berdasarkan fungsinya, laboratorium kesehatan, yakni melakukan


pemeriksaan bahan yang berasal dari manusia atau bahan bukan dari manusia
yang tujuannya adalah menentukan jenis penyakit, penyebab penyakit, kondisi
kesehatan dan faktor yang berpengaruh pada kesehatan perorangan atau
masyarakat, maka kebutuhan SDM yang terbesar adalah Analis Kesehatan
sebagai tenaga teknis laboratorium

Analis Kesehatan memiliki tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh
dalam melaksanakan pelayanan laboratorium. Pelayanan laboratorium yang
dimaksud adalah pelayanan laboratorium secara menyeluruh meliputi salah satu
atau lebih bidang pelayanan, meliputi bidang hematologi, kimia klinik,
imunoserologi, mikrobiologi, toksikologi, kimia lingkungan, patologi anatomi
(histopatologi, sitopatologi, histokimia, imuno patologi, patologi molekuler), biologi
dan fisik

A. Pola Kebutuhan Tenaga


Kebutuhan Jumlah Tenaga Laboratorium berdasarkan penghitungan
beban kerja
1. Rata-rata pasien per hari
2. Jam pengerjaan /hari/pasien
3. Jam pengambilan sampel yang diperlukan/pasien/hari
4. Jam pengolahan sampel/pasien/hari
5. Jam kerja efektif setiap analis/hari (7 jam/hari)
a. Pra Analitik
1. Adminitrasi pemeriksaan kelengkapan data pasien 1
menit/pasien
2. Input data
3. Pengambilan sampel ±5 menit
4. Preparasi sampel ±5 menit
b. Analitik
1. Melakukan pemeriksaan cito ±60 menit
2. Melakukan pemeriksaan non-cito/tidak gawat darurat ±140 menit

7
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

c. Pasca Analitik
1. Mencatat hasil pemeriksaan di buku hasil masing-masing
parameter ±5 menit
2. Mencetak hasil dari print out ±5 menit/pasien
3. Pencatatan di buku ekspedisi dan distribusi hasil Laboratorium
±5 menit
B. Distribusi Ketenagaan
Pola pengaturan ketenagaan Instalasi Laboratorium yaitu

1. Dinas pagi
Yang bertugas sejumlah 2 orang Kategori:

a. 1 orang kepala ruang unit Laboratorium, sampling dan


administrasi
b. 1 orang Pelaksana hematologi, kimia, immunoserologi,
urinalisa dan mikrobiologi
c. Jam dinas dari jam 08.00 s/d jam 14.00
WITA

2. Dinas siang
Yang bertugas sejumlah 1 orang Kategori:

a. 1 orang pelaksana sampling, administrasi dan pemeriksaan


masing-masing parameter pemeriksaan
b. Jam dinas dari jam 14.00 s/d jam 21.00 WITA

3. Dinas malam
Yang bertugas sejumlah 1 (satu) orang Kategori:

a. 1 orang pelaksana sampling, administrasi dan pemeriksaan


masing-masing parameter pemeriksaan
b. Jam dinas dari jam 21.00 s/d jam 08.00 WIT

8
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

C. Pengaturan Jaga
Pengaturan Jaga Pelaksana Analis

1. Pengaturan jadwal dinas pelaksana analis dibuat oleh Kepala


ruangan unit laboratorium dan disetujui serta ditandatangani oleh
penanggungjawab unit laboratorium.
2. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan direalisasikan
ke analis pelaksana laboratorium setiap satu bulan
3. Untuk tenaga analis yang memiliki keperluan penting pada hari
tertentu maka analis tersebut dapat mengajukan permintaan dinas
pada lembar permintaan. Permintaan akan disesuaikan dengan
kebutuhan tenaga yang ada (apabila tenaga cukup dan berimbang
serta tidak mengganggu pelayanan maka permintaan disetujui).
4. Jadwal dinas terbagi atas dinas pagi, dinas sore, dinas malam, libur
dan cuti. Apabila analis yang berdinas berhalangan sehingga tidak
dapat bcrdinas sesuai jadwal yang telah ditetapkan (terencana ),
maka analis yang bersangkutan akan mencari tenaga analis
pengganti yaitu analis yang libur atau kesanggupan tenaga analis
yang lain

9
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang
a. Lokasi
Dalam Pedoman Pengelolaan Laboratorium Klinik Rumah Sakit yang
diterbitkan oleh departemen Kesehatan RI tahun 1998 dinyatakan
―Instalasi rumah sakit merupakan salah satu instalasi rumah sakit yang
bukan saja memberikan pelayanan untuk penderita rawat inap, tetapi juga
penderita rawat jalan. Karena itu laboratorium rumah sakit sebaiknya
terletak di daerah yang mudah dijangkau dari dalam maupun dari luar
rumah sakit.

b. Ruangan
Semua ruangan terutama yang digunakan untuk pemeriksaan
spesimen perlu mempunyai ventilasi yang baik dan mendapat sinar
matahari yang cukup. Ruang penerimaan spesimen dan pengambilan
specimen sebaiknya terpisah dari ruang pemeriksaan untuk mencegah
kontaminasi, terutama ruang pemeriksaan mikrobiologi.

Menurut fungsinya, ruang-ruang dibagi dalam:

1. Ruang penerimaan
2. Ruang pemeriksaan
3. Ruang administrasi/pengolahan hasil
Untuk memudahkan pengawasan, ruang pemeriksaan dibagi menurut
teknik pemeriksaan atau sesuai dengan disiplin ilmu Patologi, yaitu:

1. Ruang Hematologi, Kimia Klinik dan Imunologi


2. Ruang Sekresi Ekskresi (Urine dan Feces)
3. Ruang Mikrobiologi
Ruangan yang tidak kalah pentingnya adalah ruang penunjang seperti:
ruang penyimpanan bahan kimia/reagensia yang memenuhi persyaratan
keselamatan kerja dan persyaratan penyimpanan reagensia itu sendiri

10
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

antara lain ruang dingin atau lemari pendingin untuk penyimpanan


reagensia tertentu, WC serta tempat pembuangan sisa-sisa bahan
pemeriksaan (wastedisposal).

c. DENAH LABORATORIUM RUMAH SAKIT UMUM TALISAYAN


Keterangan:

A. Meja Administrasi J.. Safety Box


B. Lemari K. Sampah Medis
C. Meja Kecil L. Sampah Non Medis
D. Loket Pendaftaran Laboratorium M. Kulkas Reagen
E. Telepon Ruangan N. Telepon Ruangan
F. Pintu Masuk Ruang Depan O. Meja Pemeriksaan
G. Loket Pengambilan Hasil P. Spoel Hoek
H. Meja Kecil Q. Meja
I. Meja Sampling

B. Standar Fasilitas
1. Fasilitas penunjang secara umum meliputi:
a. tersedia WC pasien dan petugas yang terpisah, jumlah
sesuai dengan kebutuhan.
b. penampungan/pengolahan limbah laboratorium.
c. keselamatan dan keamanan kerja.
d. ventilasi: 1/3 x luas lantai atau AC 1 PK / 20m2 yang
disertai dengan sistem pertukaran udara yang cukup.
e. penerangan harus cukup (1000 lux di ruang kerja, 1000-
1500 lux untuk pekerjaan yang memerlukan ketelitian dan
sinar harus berasal dari kanan belakang petugas).
f. air bersih, mengalir, jernih, dapat menggunakan air PDAM
atau air bersih yang memenuhi syarat. Sekurang-kurangnya
20 liter/karyawan/hari.

11
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

g. listrik harus mempunyai aliran tersendiri dengan tegangan


stabil, kapasitas harus cukup. Kualitas arus, tegangan dan
frekuensi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Keamanan
dan pengamanan jaringan instalasi listrik terjamin, harus
tersedia grounding/arde. Harus tersedia cadangan listrik
(Genset, UPS) untuk mengantisipasi listrik mati.
h. tersedia ruang makan yang terpisah dari ruang
pemeriksaan laboratorium.

2. Persyaratan fasilitas kamar mandi/WC secara umum sebagai


berikut:

a. harus selalu terpelihara dan dalam keadaan bersih.


b. lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, tidak licin,
berwarna terang dan mudah dibersihkan.
c. pembuangan air limbah dari dilengkapi dengan penahan bau
(water seal).
d. letak Kamar mandi/WC tidak berhubungan langsung dengan
dapur, kamar operasi, dan ruang khusus lainnya.
e. lubang ventilasi harus berhubungan langsung dengan udara
luar.
f. kamar mandi/WC pria dan wanita harus terpisah.
g. Kamar mandi/WC karyawan harus terpisah dengan Kamar
mandi/WC pasien.
h. Kamar mandi / WC pasien harus terletak di tempat
yang mudah terjangkau dan ada petunjuk arah
i. harus dilengkapi dengan slogan atau peringatan untuk
memelihara kebersihan.
j. tidak terdapat tempat penampungan atau genangan air yang
dapat menjadi tempat perindukan nyamuk.

12
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

3. Tata Ruang dan Fasilitas Laboratorium


a. Ruangan laboratorium
1. Seluruh ruangan dalam laboratorium harus mudah
dibersihkan.
2. Pertemuan antara dua dinding dibuat melengkung.
3. Permukaan meja kerja harus tidak tembus air. Juga
tahan asam, alkali, larutan organik dan panas yang
sedang. Tepi meja dibuat melengkung.
4. Ada jarak antara meja kerja, lemari dan alat sehingga
mudah dibersihkan.
5. Ada dinding pemisah antara ruang pasien dan
laboratorium.
6. Tersedianya wastafel dengan air mengalir dalam setiap
ruangan laboratorium dekat pintu keluar.
7. Pintu laboratorium sebaiknya dilengkapi dengan label
KELUAR, alat penutup pintu otomatis dan diberi label
BAHAYA INFEKSI (BIOHAZARD).
8. Denah ruang laboratorium yang lengkap (termasuk
letak telepon, alat pemadam kebakaran, pintu keluar
darurat) digantungkan di beberapa tempat yang mudah
terlihat.
9. Tempat sampah kertas, sarung tangan karet/plastik, dan
tabung plastik harus dipisahkan dari tempat sampah
gelas/kaca/botol.
10. Tersedia ruang ganti pakaian, ruang makan/minum dan
kamar kecil.
11. Tanaman hias dan hewan peliharaan tidak
diperbolehkan berada diruang kerja laboratorium.
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

b. Koridor, gang, lantai dan tangga


1. Koridor, tangga dan gang harus bebas dari halangan.
2. Penerangan di koridor dan gang cukup.
3. Lantai laboratorium harus bersih, kering dan tidak licin.
4. Tangga yang memiliki lebih dari 4 anak tangga
dilengkapi dengan pegangan tangan.
5. Permukaan anak tangga rata dan tidak licin.
c. Sistem Ventilasi
1. Ventilasi laboratorium harus cukup.
2. Jendela laboratorium dapat dibuka dan dilengkapi
kawat anti nyamuk/lalat.
3. Udara dalam ruangan laboratorium dibuat mengalir
searah.
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Registrasi (pendaftaran)
Register adalah proses dimana pasien melakukan proses pendaftaran
untuk melakukan pengambilan darah. Beberapa hal yang harus dicatat
dalam buku registrasi laboratorium, antara lain: nama pasien, tanggal lahir
pasien, nomor rekam medis, nomor register laboratorium, tanggal
permintaan pemeriksaan, asal ruangan yang meminta, nama dokter pengirim
permintaan, jenis kelamin, diagnose klinis, checklist jenis pemeriksaaan dan
tanda tangan dokter pengirim.

1. Pasien rawat jalan


Pasien rawat jalan membawa blangko permintaan pemeriksaan
laboratorium. Petugas administrasi melakukan Registrasi sesuai dengan
jenis pemeriksaan yang diminta oleh dokter pada formulir permintaan
pemeriksaan Laboratorium. Respon time tercatat setelah proses
pengambilan darah dimeja sampling, sampai dengan validasi hasil
pemeriksaan. Setelah pengambilan darah pasien diberikan Kartu kendali
pelayanan untuk dibawa ke bagian kasir di loket pendaftaran dan dibawa
kembali ke laboratorium untuk pengambilan hasil laboratorium.

2. Pasien IGD/VK Bersalin


Petugas ruangan menelepon petugas ruangan laboratorium dengan
memberitahukan bahwa ada permintaan dengan jenis pemeriksaan yang
akan disebutkan dari formulir pemeriksaan yang telah diisi oleh dokter
pengirim permintaan. Kemudian petugas laboratorium yang menerima
telepon memberitahukan kepada petugas sampling bahwa ada
permintaan pemeriksaan diruangan yang meminta dan petugas sampling
pun langsung menuju ruangan yang meminta dan melakukan sampling
keruangan.
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

3. Pasien rawat inap


Petugas perawat membawa lembar formulir pemeriksaan yang sudah
ditanda tangani oleh dokter yang meminta permintaan keruang
laboratorium. Kemudian petugas adminstrasi laboratorium melakukan
registrasi dengan memasukan data-data pasien dan setelah didata
petugas administrasi memberikan kepetugas sampling selanjutnya
petugas sampling melakukan sampling keruangan yang meminta.
4. Pasien CITO
Perawat/dokter Rawat inap menghubungi petugas di ruang
laboratorium dengan menggunakan telepon. Petugas Laboratorium
keruangan yang meminta permintaan pemeriksaan kemudian melakukan
pengambilan Darah sesuai pemeriksaan yang tercantum dalam formulir
laboratorium atau sesuai dengan permintaan dokter.

B. Pengelolaan Spesimen
Beberapa contoh pengolahan spesimen seperti tercantum dibawah ini:

1. Darah (Whole Blood)


Darah yang diperoleh ditampung dalam tabung yang telah
berisikan antikoagulan yang sesuai, kemudian dihomogenisasi
dengan cara membolak-balik tabung kira-kira 10-12 kali secara
perlahan-lahan dan merata.

2. Serum
a. Biarkan darah membeku terlebih dahulu pada suhu kamar
selama 20-30 menit, kemudian disentrifus 3000 rpm selama
5-15 menit.
b. Pemisahan serum dilakukan paling lambat dalam waktu 2
jam setelah pengambilan spesimen.
c. Serum yang memenuhi syarat harus tidak kelihatan merah
dan keruh (lipemik).
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

3. Plasma
a. Kocok darah EDTA atau sitrat dengan segera secara pelan-
pelan.
b. Pemisahan plasma dilakukan dalam waktu 2 jam setelah
pengambilan spesimen.
c. Plasma yang memenuhi syarat harus tidak kelihatan merah
dan keruh (lipemik).
4. Urin
Untuk uji carik celup, urin tidak perlu ada perlakuan khusus,
kecuali pemeriksaan harus segera dilakukan sebelum 1 jam,
sedangkan untuk pemeriksaan sedimen harus dilakukan
pengolahan terlebih dahulu dengan cara:

a. Wadah urin digoyangkan agar memperoleh


sampel yang tercampur (homogen).
b. Masukkan ±15 ml urin ke dalam tabung sentrifus.
c. Putar urin selama 5 menit pada 1500-2000 rpm.
d. Buang supernatannya, sisakan ± 1 ml, kocoklah tabung untuk
meresuspensikan sedimen.
e. Suspensi sedimen ini sebaiknya diberi cat sternheimer-malbin
untuk menonjolkan unsur sedimen dan memperjelas
strukturnya.
5. Dahak
a. Masukkan dahak ke dalam tabung steril yang berisi NaOH 4 %
sama banyak.
b. Kocok dengan baik.
c. Inkubasi pada suhu kamar (25 -30°C) selama 15 -20 menit
dengan pengocokan teratur tiap 5 menit.
d. Sentrifus tabung dengan kecepatan tinggi selama 8-10 menit.
e. Buang supernatan ke dalam larutan lysol.
f. Ambil endapannya untuk dilakukan pemeriksaan.
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

C. Jenis Pengolahan Spesimen


1. Permintaan Pemeriksaan
2. Pengambilan, Pengumpulan, dan Identifikasi Specimen
a. Pengambilan
1. Peralatan
Secara umum peralatan yang digunakan harus memenuhi
syarat- syarat:
a) bersih.
b) kering.
c) tidak mengandung bahan kimia atau deterjen.
d) terbuat dari bahan yang tidak mengubah zat-zat yang
ada pada spesimen.
e) mudah dicuci dari bekas spesimen sebelumnya.
f) pengambilan spesimen untuk pemeriksaan biakan
harus menggunakan peralatan yang steril.
Pengambilan spesimen yang bersifat invasif harus
menggunakan peralatan yang steril dan sekali pakai
buang.
2. Wadah
a) Wadah spesimen harus memenuhi syarat:
b) terbuat dari gelas atau plastik.
c) tidak bocor atau tidak merembes.
d) harus dapat ditutup rapat dengan tutup berulir.
e) besar wadah disesuaikan dengan volume spesimen.
f) bersih.
g) kering.
h) tidak mempengaruhi sifat zat-zat dalam spesimen.
i) tidak mengandung bahan kimia atau deterjen.
j) untuk pemeriksaan zat dalam spesimen yang mudah
rusak atau terurai karena pengaruh sinar matahari,
maka perlu digunakan botol berwarna coklat (inaktinis).
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

k) untuk pemeriksaan biakan dan uji kepekaan kuman,


wadah harus steril. Untuk wadah specimen urin,
dahak, tinja sebaiknya menggunakan wadah yang
bermulut lebar.
3. Antikoagulan dan Pengawet
Antikoagulan adalah zat kimia yang digunakan untuk
mencegah sampel darah membeku. Pengawet adalah zat
kimia yang ditambahkan ke dalam sampel agar analit yang
akan diperiksa dapat dipertahankan kondisi dan jumlahnya
untuk kurun waktu tertentu.
Beberapa spesimen memerlukan bahan tambahan
berupa bahan pengawet atau antikoagulan. Beberapa
contoh penggunaan antikoagulan/pengawet yang
digunakan untuk spesimen dapat dilihat pada tabel 7.
Kesalahan dalam pemberian bahan tambahan tersebut
dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan. Bahan tambahan
yang dipakai harus memenuhi persyaratan yaitu tidak
mengganggu atau mengubah kadar zat yang akan
diperiksa.
4. Waktu
Pada umumnya pengambilan spesimen dilakukan pada
pagi hari, terutama untuk pemeriksaan kimia klinik,
hematologi, dan imunologi karena umumnya nilai normal
ditetapkan pada keadaan basal. Namun ada beberapa
pemeriksaan yang waktu pengambilan spesimennya harus
disesuaikan dengan perjalanan penyakit dan fluktuasi
harian, misalnya:
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

a) Demam tifoid
Untuk pemeriksaan biakan darah, paling baik dilakukan
pada minggu I atau II sakit, sedangkan biakan urin atau
tinja dilakukan pada minggu II atau III.
b) Untuk pemeriksaan Widal dilakukan pada fase akut
dan penyembuhan.
c) Pemeriksaan biakan dan uji kepekaan kuman.
Spesimen harus diambil sebelum pemberian
antibiotika.
d) Pemeriksaan Gonorrhoe
Untuk menemukan kuman gonorrhoe, pengambilan
sekret uretra sebaiknya dilakukan 2 jam setelah buang
air kecil yang terakhir.
e) Pemeriksaan mikrofilaria
Untuk menemukan parasit mikrofilaria dalam darah,
pengambilan darah sebaiknya dilakukan pada waktu
malam (antara jam 20-23).
f) Pemeriksaan tuberculosis
Dahak diambil pada pagi hari segera setelah pasien
bangun tidur memungkinkan ditemukan kuman M
tuberkulosis lebih besar dibandingkan dengan dahak
sewaktu.
g) Pemeriksaan narkoba
Pemeriksaan darah dan urin untuk deteksi morfin,ganja
dan lain-lain dipengaruhi oleh waktu /lama sejak
mengonsumsi.
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

5. Lokasi
Sebelum mengambil spesimen, harus ditetapkan terlebih
dahulu lokasi pengambilan yang tepat sesuai dengan jenis
pemeriksaan yang diminta, misalnya:
a) Spesimen untuk pemeriksaan yang menggunakan
darah vena umumnya diambil dari vena cubiti daerah
siku. Spesimen darah arteri umumnya diambil dari
arteri radialis di pergelangan tangan atau arteri
femoralis di daerah lipat paha. Spesimen darah
kapiler diambil dari ujung jari tengah tangan atau jari
manis tangan bagian tepi atau pada daerah tumit 1/3
bagian tepi telapak kaki atau cuping telinga pada bayi.
Tempat yang dipilih tidak boleh memperlihatkan
gangguan peredaran darah seperti "cyanosis" atau
pucat dan pengambilan tidak boleh di lengan yang
sedang terpasang infus.
b) Spesimen untuk pemeriksaan biakan, harus diambil di
tempat yang sedang mengalami infeksi, kecuali darah
dan cairan otak. Lokasi pengambilan darah untuk
pemeriksaan:
1) mikrofilaria: sampel diambil dari darah
kapiler (jari tangan). atau darah vena dengan anti
koagulan.
2) gas darah: sampel berupa darah heparin yang
diambil dari pembuluh arteri.
6. Volume
Volume spesimen yang diambil harus mencukupi
kebutuhan pemeriksaan laboratorium yang diminta atau
dapat mewakili objek yang diperiksa. Volume spesimen
yang dibutuhkan untuk beberapa pemeriksaan spesimen
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

Tabel 7. Beberapa spesimen dengan jenis antikoagulan/pengawet dan


wadah yang dipakai untuk pemeriksaan laboratorium dengan stabilitasnya

Jenis Spesimen Antikoagulan/ Wadah Stabilitas


Pemeriksaan Pengawet

Jenis Jumlah

HEMATOLOGI
Hematokrit Darah 2 ml K2/K3-EDTA 1 -1,5 G/P Suhu kamar (6 jam)
mg/ml darah

LED Darah 2 ml K2/K3-EDTA 1 -1,5 G/P Suhu kamar (2 jam)


Westergren mg/ml darah

Lekosit,hitun Darah 2 ml K2/K3-EDTA 1 -1,5 G/P Suhu kamar (2 jam)


g jumlah mg/ml darah

Trombosit Darah 2 ml K2/K3-EDTA 1 -1,5 G/P Suhu kamar (2 jam)


mg/ml darah

Masa Darah 4 ml Segera diperiksa


pendarahan
dan
masa
pembe
kuan
KIMIA KLINIK

Gula darah Darah 2 ml NaF-Oksalat 4,5 G/P 20-25°C (3 hari)


mg/ml darah 4°C (7 hari)
-20°C (3 bulan)
Serum 2 ml G/P 2-8°C (12 jam)
Kolesterol Serum 1 ml - G/P 20-25°C (6 hari)
4°C (6 hari)
-20°C (6 bulan)
Bilirubin Serum 1 ml - G/P Segera mungkin

Asam urat Serum 1 ml - G/P 20-25°C (5 hari)


4°C (5 hari)
-20°C (6 bulan)
Protein total Serum 1 ml - G/P 20-25°C (6 hari)
4°C (6 hari)
-20°C (10 hari)
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

Jenis Pemeriksaan Spesimen Antikoagulan Wadah Stabilitas


/
Pengawet
Jenis Jumlah

Na, K, Cl Serum 1 ml - G/P 20-25°C (14 hari) 4°C


(14 hari)
Kreatinin Serum 1 ml - G/P
4°C (24 jam)
-20°C (8 bulan)
GOT Serum 1 ml - G/P 20-25°C (> 3 hari
Aktivitas turun 10%)
4°C (>3 hari
Aktivitas turun 8%)
-20°C (7 hari)
GPT Serum 1 ml - G/P
20-25°C (> 3 hari

SEROLOGI

Widal Serum 2ml G/P

HBsAg Serum 2ml - G/P 2 -8°C (2 -3 hari),


Freezer compartment
(1 bulan),
Anti HBs Serum 2ml - Deep freezer -20°C
G/P (6 bulan, tidak boleh
gelas)
Anti HIV Serum 2ml -
G/P

Air bersih Air 1000 ml Suhu kamar (segera)

URINALISA

Pemeriksaan Urin Toluen G/P 4jam


urin 24 Jam 2-5 ml/urin 24
jam
Protein, Urin 5ml - P 20-25°C (4 hari)
penetapan
kuantitatif
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

Jenis Pemeriksaan Spesimen Antikoagulan Wadah Stabilitas


/
Pengawet
Jenis Jumlah

Urin rutin (pH, BJ, Urin 15ml G/P Suhu kamar (1


protein, glukosa, pagi jam) 4-8°C (1 hari)
urobilinogen,
bilirubin, keton
Sedimen Urin Urin 10ml - G/P Suhu kamar (1 jam)
pagi 4-8°C

Kehamilan Urin 5ml - G/P Suhu kamar


pagi (segera) 4-8°C (2
hari)
PARASITOLOGI DAN
MIKROBIOLOGI

Keterangan:
P : Plastik (polietilen atau sederajat)
G : Gelas
T : Tabung reaksi
Volume : untuk jenis pemeriksaan lebih dari satu volume
spesimen disesuaikan dengan kebutuhan.

7. Teknik
Pengambilan specimen harus dilaksanakan dengan
cara yang benar, agar spesimen tersebut mewakili keadaan
yang sebenarnya.
Teknik pengambilan untuk beberapa spesimen yang sering
diperiksa.
a) Darah Vena (dengan cara plebotomi/menggunakan
tabung vakum)
1) Posisi pasien duduk atau berbaring dengan posisi
lengan pasien harus lurus, jangan membengkokkan
siku. Pilih lengan yang banyak melakukan aktivitas.
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

2) Pasien diminta untuk mengepalkan tangan


3) Pasang "torniquet"± 10 cm di atas lipat siku
4) Pilih bagian vena mediana cubiti
5) Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil
darahnya dengan alkohol 70% dan biarkan kering
untuk mencegah terjadinya hemolisis dan rasa
terbakar. Kulit yang sudah dibersihkan jangan
dipegang lagi.
6) Tusuk bagian vena tadi dengan jarum, lubang jarum
menghadap ke atas dengan sudut kemiringan antara
jarum dan kulit 15 derajat, tekan tabung vakum
sehingga darah terisap ke dalam tabung. Bila jarum
berhasil masuk vena, akan terlihat darah masuk
dalam semprit. Selanjutnya lepas torniquet dan
pasien diminta lepaskan kepalan tangan.
7) Biarkan darah mengalir ke dalam tabung sampai
selesai. Apabila dibutuhkan darah dengan
antikoagulan yang berbeda dan volume yang lebih
banyak, digunakan tabung vakum yang lain.
8) Tarik jarum dan letakkan kapas alkohol 70 % pada
bekas tusukan untuk menekan bagian tersebut
selama ± 2 menit. Setelah darah berhenti, plester
bagian ini selama ± 15 menit.
9) Tabung vakum yang berisi darah dibolak-balik
kurang lebih 5 kali agar bercampur dengan
antikoagulan.
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

Kesalahan-kesalahan dalam pengambilan darah vena:

1) Mengenakan torniquet terlalu lama dan terlalu keras


sehingga mengakibatkan terjadinya hemokonsentrasi.
2) Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol.
3) Jarum dilepaskan sebelum tabung vakum terisi penuh,
sehingga mengakibatkan masuknya udara ke dalam
tabung dan merusak sel darah merah.
4) Mengocok tabung vakum dapat mengakibatkan
hemolisis.

b) Darah kapiler
1) Bersihkan bagian yang akan ditusuk dengan alkohol
70 % dan biarkan sampai kering lagi.
2) Peganglah bagian tersebut supaya tidak bergerak
dan tekan sedikit supaya rasa nyeri berkurang.
3) Tusuklah dengan cepat memakai lanset steril. Pada
jari tusuklah dengan arah tegak lurus pada garis-
garis sidik kulit jari, jangan sejajar dengan itu. Pada
daun telinga tusuklah pinggirnya, jangan
sisinya.Tusukan harus cukup dalam supaya darah
mudah keluar, jangan menekan-nekan jari atau
telinga untuk mendapat cukup darah. Darah yang
diperas keluar semacam itu telah bercampur dengan
cairan jaringan sehingga menjadi encer dan
menyebabkan kesalahan dalam pemeriksaan.
4) Buanglah tetes darah yang pertama keluar dengan
memakai segumpal kapas kering, tetes darah
berikutnya boleh dipakai untuk pemeriksaan.
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

Kesalahan-kesalahan dalam pengambilan darah kapiler:

1) Mengambil darah dari tempat yang memperlihatkan


adanya gangguan peredaran darah seperti vasokontriksi
(pucat), vasodilatasi (oleh radang, trauma, dsb), kongesti
atau cyanosis setempat.
2) Tusukan yang kurang dalam sehingga darah harus
diperas-peras keluar.
3) Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol. Bukan
saja darah itu diencerkan, tetapi darah juga melebar di
atas kulit sehingga sitkar diisap ke dalam pipet.
4) Tetes darah pertama dipakai untuk pemeriksaan.
5) Terjadi bekuan pada tetes darah karena terlalu lambat
bekerja.

c) Urin
1) Pada wanita
a. Pada pengambilan spesimen urin porsi
tengah yang dilakukan oleh penderita sendiri,
sebelumnya harus
b. diberikan penjelasan sebagai berikut:
c. Penderita harus mencuci tangan memakai
sabun kemudian dikeringkan dengan handuk.
d. Tanggalkan pakaian dalam, lebarkan labia
dengan satu tangan.
e. Bersihkan labia dan vulva menggunakan kasa
steril dengan arah dari depan ke belakang.
f. Bilas dengan air hangat dan keringkan dengan
kasa steril yang lain,
g. Selama proses ini berlangsung, keluarkan urin,
aliran urin yang pertama keluar dibuang. Aliran
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

urin selanjutnya ditampung dalam wadah yang


sudah disediakan.
h. Hindari urin mengenai lapisan tepi wadah.
i. Pengumpulan urin selesai sebelum aliran urin
habis.
j. Wadah ditutup rapat dan segera
dikirimkan ke laboratorium.
2) Pada laki-laki
a. Penderita harus mencuci tangan memakai
sabun.
b. Jika tidak disunat tarik kulit preputium ke
belakang, keluarkan urin, aliran yang pertama
keluar dibuang, aliran urin selanjutnya ditampung
dalam wadah yang sudah disediakan. Hindari
urin mengenai lapisan tepi wadah. Pengumpulan
urin selesai sebelum aliran urin habis.
c. Wadah ditutup rapat dan segera dikirim
ke laboratorium.
3) Pada bayi dan anak-anak
a. Penderita sebelumnya diberi minum untuk
memudahkan buang air kecil.
b. Bersihkan alat genital seperti yang telah
diterangkan di atas.
c. Pengambilan urin dilakukan dengan cara:
1. Anak duduk di pangkuan perawat.
2. Pengaruhi anak untuk mengeluarkan urin,
tampung urin dalam wadah atau kantung
plastik steril.
3. Bayi dipasang kantung penampung urin
pada alat genital.
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

d) Urin Kateter
1) Lakukan disinfeksi dengan alkohol 70 % pada bagian
selang kateter yang terbuat dari karet (jangan bagian
yang terbuat dari plastik).
2) Aspirasi urin dengan menggunakan samprit
sebanyak kurang lebih 10 ml.
3) Masukkan ke dalam wadah steril dan tutup rapat.
4) Kirimkan segera ke laboratorium.

e) Tinja
Tinja untuk pemeriksaan sebaiknya yang berasal dari
defekasi spontan (tanpa bantuan obat pencahar), jika
pemeriksaan sangat diperlukan, dapat pula sampel tinja
diambil dari rektum dengan cara colok dubur.

f) Dahak
Pasien diberi penjelasan mengenai pemeriksaan dan
tindakan yang akan dilakukan, dan dijelaskan
perbedaan dahak dengan ludah.Bila pasien mengalami
kesulitan mengeluarkan dahak, pada malam hari
sebelumnya diminta minum teh manis atau diberi obat
gliseril guayakolat 200 mg.
1) Sebelum pengambilan spesimen, pasien diminta
untuk berkumur dengan air.
2) Bila memakai gigi palsu, sebaiknya dilepas.
3) Pasien berdiri tegak atau duduk tegak.
4) Pasien diminta untuk menarik nafas dalam, 2-3 kali
kemudian keluarkan nafas bersamaan dengan batuk
yang kuat dan berulang kali sampai sputum keluar.
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

5) Dahak yang dikeluarkan langsung ditampung di


dalam wadah, dengan cara mendekatkan wadah ke
mulut.
6) Amati keadaan dahak. Dahak yang berkualitas baik
akan tampak kental purulen dengan volume cukup
(3-5 ml).
7) Tutup wadah dan segera kirim ke laboratorium.

b. Identifikasi
Pemberian identitas pasien dan atau spesimen merupakan
hal yang penting, baik pada saat pengisian surat
pengantar/formulir permintaan pemeriksaan, pendaftaran,
pengisian label wadah spesimen. Pada surat
pengantar/formulir permintaan pemeriksaan laboratorium
sebaiknya memuat secara lengkap:
1. Tanggal permintaan
2. Tanggal dan jam pengambilan specimen
3. Identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin,
alamat/ruang) termasuk rekam medik.
4. Identitas pengirim (nama, alamat, nomor telepon)
5. Nomor laboratorium
6. Diagnosis/keterangan klinik
7. Obat-obatan yang telah diberikan dan lama pemberian
8. Pemeriksaan laboratorium yang diminta
9. Jenis specimen
10. Lokasi pengambilan spesime
11. Volume specimen
12. Transpor media/pengawet yang digunakan
13. Nama pengambil specimen
14. Informed concern
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

Label wadah spesimen yang akan dikirim atau diambil ke


laboratorium harus memuat:
1. Tanggal pengambilan spesimen
2. Nama dan nomor Pasien
3. Jenis specimen

3. Pengiriman, dan Pengawetan Specimen


a) Pengiriman
Spesimen yang akan dikirim ke laboratorium lain (dirujuk),
sebaiknya dikirim dalam bentuk yang relatif stabil. Untuk
itu perlu diperhatikanpersyaratan pengiriman spesimen
antara lain:
1) Waktu pengiriman jangan melampaui masa stabilitas
spesimen.
2) Tidak terkena sinar matahari langsung.
3) Kemasan harus memenuhi syarat keamanan kerja
laboratorium termasuk pemberian label yang bertuliskan
"Bahan Pemeriksaan Infeksius" atau "Bahan
Pemeriksaan Berbahaya".
4) Suhu pengiriman harus memenuhi syarat.
5) Penggunaan media transpor untuk pemeriksaan
mikrobiologi.

4. Penerimaan, Penyimpanan, dan Telusur Specimen


a. Penerimaan
1. Penerima specimen
a) Laboratorium harus mempunyai loket khusus untuk
penerimaan spesimen. Jika jumlah spesimen tidak
banyak, maka penerimaan spesimen dapat dilakukan
pada meja khusus di dalam laboratorium.
b) Spesimen harus ditempatkan dalam wadah yang
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

tertutup rapat untuk mencegah tumpahnya /bocornya


specimen
c) Wadah harus dapat didisinfeksi atau diotoklaf.
d) Wadah terbuat dari bahan tidak mudah pecah/bocor.
e) Wadah diberi label tentang identitas spesimen.
f) Wadah diletakkan pada baki khusus yang terbuat
dari logam atau plastik yang dapat didisinfeksi atau
diotoklaf ulang.
g) Baki harus didisinfeksi/diotoklaf secara teratur setiap
hari.
h) Jika mungkin, wadah terletak di atas baki dalam
posisi berdiri.
2. Petugas penerima spesimen
a) Semua petugas penerima spesimen harus
mengenakan jas laboratorium.
b) Semua spesimen harus dianggap infeksi dan
ditangani dengan hati-hati.
c) Meja penerimaan spesimen harus dibersihkan dengan
disinfektan setiap hari.
d) Jangan menggunakan ludah untuk merekatkan label.
e) Dilarang makan/minum dan merokok saat bekerja.
f) Cuci tangan dengan sabun/disinfektan setiap selesai
bekerja dengan spesimen.
g) Tamu/pasien tidak diperbolehkan menyentuh
barang apapun yang terdapat pada meja dimana
spesimen tersimpan.
h) Petugas pembawa spesimen dalam laboratorum
i) Mengenakan jas laboratorium yang tertutup rapat
pada bagian depan saat membawa spesimen.
j) Membawa spesimen dengan baki rak khusus.
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

k) Jika spesimen bocor/tumpah di atas baki, baki


didekontaminasi dan sisa spesimen diotoklaf.
l) Lapor pada petugas/tim K3 laboratorium jika terluka
pada saat bekerja.
b. Penyimpanan
Spesimen yang sudah diambil harus segera diperiksa, karena
stabilitas spesimen dapat berubah. Faktor-faktor yang
mempengaruhi stabilitas spesimen antara lain:

a. Terjadi kontaminasi oleh kuman dan bahan kimia.


b. Terjadi metabolisme oleh sel-sel hidup pada spesimen.
c. Terjadi penguapan.
d. Pengaruh suhu.
e. Terkena paparan sinar matahari.

Beberapa spesimen yang tidak langsung diperiksa dapat


disimpan dengan memperhatikan jenis pemeriksaan yang
akan diperiksa. Persyaratan penyimpanan beberapa
spesimen untuk beberapa pemeriksaan laboratorium harus
memperhatikan jenis spesimen, antikoagulan/pengawet dan
wadah serta stabilitasnya.(terlihat pada tabel 7). Beberapa
cara penyimpanan spesimen:
a. Disimpan pada suhu kamar.
b. Disimpan dalam lemari es dengan suhu 2 -8°C.
c. Dibekukan suhu -20°C, -70°C atau -120°C
(jangan sampai terjadi beku ulang).
d. Dapat diberikan bahan pengawet.
e. Penyimpanan spesimen darah sebaiknya dalam
bentuk serum atau lisat.
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

c. Pembuangan
Simpan semua spesimen sesuai dengan nomor urut, tanggal dan
hari serta bulan penyimpanan.
1. Serum
Disimpan selama 24 jam pada suhu ruang, setelah itu
dibuang.
2. Darah EDTA
Sisa sampel darah EDTA disimpan selama 24 jam pada suhu
ruang, setelah itu dibuang.
3. Urine
Sisa sampel urin langsung dibuang pada shift bersangkutan
4. Feces
Sisa sampel feces langsung dibuang pada shift bersangkutan
5. Sputum
Sisa sampel Sputum langsung dibuang pada shift bersangkutan

D. Metode Pemeriksaan
Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dalam memilih metode
yaitu:
1. Tujuan pemeriksaan
Tujuan melakukan suatu pemeriksaan antara lain untuk uji saring,
diagnostik dan evaluasi hasil pengobatan serta surveilans. Tiap
tujuan pemeriksaan memerlukan sensitivitas dan spesifisitas yang
berbeda-beda, sehingga perlu dipilih metode yang sesuai karena
setiap metode mempunyai sensitivitas dan spesifisitas yang
berbeda-beda pula.
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

2. Sensitivitas
Dikenal sensitivitas klinis dan sensitivitas analitik. Sensitivitas klinik
adalah persentase hasil positif sejati di antara pasien-pasien yang
berpenyakit.
Sensitivitas klinis = Positivitas di antara yang berpenyakit

Positif sejati
x 100%
Positif sejati + Negatif palsu

Sensitivitas yang baik adalah yang mendekati 100%. Sensitivitas


analitik sering kali diartikan sebagai batas deteksi, yaitu kadar
terendah dari suatu analit yang dapat dideteksi oleh suatu metode.
Pemeriksaan dengan sensitivitas tinggi terutama dipersyaratkan
pada pemeriksaan untuk tujuan skrining.

3. Spesifisitas
Dikenai spesifisitas klinis dan spesifisitas analitik. Spesifisitas klinis
adalah persentase hasil negatif sejati di antara pasien-pasien yang
sehat.

Spesifisitas klinis = Negativitas di antara yang sehat

Negatif sejati
x 100 %
Negatif sejati + Positif palsu

Spesifisitas yang baik adalah yang mendekati 100%. Spesifisitas


analitik berkaitan dengan kemampuan dan akurasi suatu metode
untuk memeriksa suatu analit tanpa dipengaruhi zat-zat lain.
Sensitivitas 100% jarang diikuti dengan Spesifisitas 100% dan
sebaliknya.
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

Metode yang baik adalah metode yang memberikan sensitivitas dan


spesifisitas setinggi mungkin. Tidak ada satupun metode yang
bebas dari positif palsu atau negatif palsu.

4. Kecepatan hasil pemeriksaan yang diinginkan


Mengingat hasil pemeriksaan laboratorium sangat diperlukan dalam
pengambilan keputusan, maka waktu pemeriksaan yang diperlukan
sampai diperolehnya hasil untuk berbagai metode perlu
dipertimbangkan.
Misalnya pasien di unit gawat darurat memerlukan metode
pemeriksaan yang dapat memberikan hasil yang cepat untuk
keperluan diagnostik dan pengobatan.
5. Rekomendasi resmi
Berbagai metode pemeriksaan laboratorium dapat dipilih
berdasarkan rekomendasi dari suatu lembaga/badan yang diakui
atau organisasi profesi, antara lain:
a) WHO (World Health Organization)
b) IFCC (International Federation of Clinical Chemistry)
c) NCCLS (National Committee for Clinical Laboratory Standards)
d) ICSH (International Committee for Standarisation in Hematology)

E. EVALUASI
Metode yang telah digunakan perlu dikaji ulang secara periodik
mengingat.
1. llmu pengetahuan dan teknologi mengalami perkembangan dari
waktu ke waktu.
2. Untuk memastikan bahwa metode tersebut masih tetap memiliki
makna klinis sebagaimana dibutuhkan.

F. Pemeriksaan CITO
Pemeriksaan CITO merupakan pemeriksaan yang membutuhkan waktu
segera untuk didapatkan hasil agar pasien dapat segera tertangani dan
dapat menyelamatkan nyawa pasien.Waktu yang dibutuhkan untuk
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

pemeriksaan CITO <60 menit. Adapun pemeriksaan CITO meliputi:


Pemeriksaan darah rutin, Kimia Darah, HCG, CT, BT, Elektrolit

G. Nilai Rujukan (Nilai Rentang)


Nilai rujukan(nilai rentang) masing-masing parameter pemeriksaan di Instalasi
laboratorium meliputi:
1. Ditentukan oleh Kepala Instalasi Laboratorium
2. Nilai rujukan berdasarkan referensi alat/metode dan dari perhimpunan
dokter spesialis patologi klinik
3. Nilai rujukan berdasarkan umur dan jenis kelamin
4. Nilai rujukan dicantumkan dalam lembar hasil pemeriksaan
5. Apabila memungkinkan rujukan dapat diubah sesuai situasi dan kondisi
yang ada.
a. Nilai rentang pemeriksaan elektrolit
Parameter Nilai Range Unit

K 3,5 - 5,5 mmol/L


Na 135 - 145 mmol/L
Cl 96 - 106 mmol/L
iCa 1,1 - 1,35 mmol/L
pH 7,35 - 7,45
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

b. Nilai rentang pemeriksaan urinalisa dan mikrobiologi


Parameter Nilai Range Unit

# MAKROSKOPIK
Warna
Kekeruhan
Bau
# Kimia
Berat Jenis 1,001 - 1,035
pH 4,6 - 8,0
Leukosit
Nitrit
Protein mg/dL
Glukosa < 25 mg/dL
Keton <5 mg/dL
Urobilinogen <1 mg/dL
Bilirubin < 0,5
Darah / Hb
# Sedimen
Eritrosit 0-2 / Lpb
Leukosit <5 / Lpb
Kristal / Lpb
Bakteri / Lpb
Epithel / Lpk
Silinder / Lpb
Pregnancy Test

Bakteriologi (BTA)
Pagi Negatif
Sewaktu Negatif
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

c. Nilai rentang pemeriksaan kimia klinik dan immnuo-serologi


Parameter Nilai Range Unit

Kimia Darah
# Karbohidrat
Gula Darah Sewaktu 75 - 115 mg/dL
Gula Darah Puasa < 125 mg/dL
Gula Darah 2JPP < 120 mg/dL
# Lemak
Cholesterol Total 150 - 220 mg/dL
HDL Cholesterol 35 - 55 mg/dL
LDL Cholesterol < 150 mg/dL
Trigliserida < 150 g/dL
# Faal Ginjal
Ureum 20 - 40 mg/dL
Creatinin L : 0,7 - 1,1 / P : 0,6 - mg/dL
0,9
Asam Urat L : 3,4 - 7,0 / P : 2,4 - mg/dL
5,7
# Faal Hati
Bilirubin Total 0,3 - 1,0 mg/dL
Bilirubin Direct 0,1 - 0,3 mg/dL
Bilirubin Indirect
SGOT 0 - 35 U/L
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

SGPT 1 - 35 U/L
Protein Total 6,1 - 8,2 g/dL

Parameter Nilai Range Unit

Cocaine (COC) Negatif


Amphetamine (AMP) Negatif
Methampetamine (MET) Negatif
Morphin (MOP) Negatif
Tetrahydrocannabinol Negatif
(THC)

Albumin 3,2 -,5,2 g/dL


Globulin 1,2 - 2,0 g/dL

Malaria DDR Negatif


Stadium
Hbs Ag Non Reaktif
HIV Non Reaktif
Malaria ICT p.f/p.v Negatif
Anti DengueI IgG/IgM Negatif

d. Nilai rentang pemeriksaan multi drug


PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

Benzodizepine (BZO) Negatif

e. Nilai rentang pemeriksaan feses


Parameter Nilai Range Unit

# MAKROSKOPIK
Warna
Bau
Konsistensi
Lendir Negatif
Darah Samar Negatif
Pus / Sisa Makanan Negatif
# MIKROSKOPIK
Eritrosit 0-2 / Lpb
Leukosit <5 / Lpb
Epithel / Lpb
Sisa Makanan / Lpb
Telur Cacing / Lpb
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

f. Nilai rentang pemeriksan hematologi


Parameter Range Unit
Hemoglobin (Hb) P:12 - 14
g/dl
L: 13 - 16
Eritrosit (RBC) 4.00 – 5.50 106/ul
Leukosit (WBC) 4.50 – 10.0 103/ul
Jenis Leukosit (Diffcount)
Granulosit 42.0 – 85.0
Limpost 11.0 – 49.0 %
Monosit 0.00 – 11.2
Trombosit (PLT) 150 - 400 103/ul
Hematokrit (KCT) 32.1 – 56.0 %
Mcv 71.0 – 100 fl
Mch 27.0 – 31.0 pg
Mchc 31.0 – 37.0 g/dl
RDWc 10.0 – 19.7 %
RDWs fl
PCT 0.11 – 1.06 %
MPV 5.00 – 11.5 fl
PDWc 12.0 – 37.0 %
PDWs fl

H. Nilai Kritis
Nilai kritis ditentukan dengan cara:
1. Kepala Instalasi Laboratorium menentukan parameter nilai kritis sesuai
referensi
2. Diadakan pertemuan dengan komite medis untuk mencari kesepakatan
nilai kritis
3. Hasil nilai kritis di ketahui oleh direktur
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

4. Diadakan sosialisasi berkaitan nilai kritis kepada analis, medis, dan


perawat
5. Nilai kritis dilaporkan dari petugas analis kepada perawat atau dokter
jaga untuk dilaporkan pada dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP)
±30 menit setelah petugas laboratorium menelfon petugas ruangan yang
meminta (jika bukan DPJP)

B PEMERIKSAAN ELEKTROLIT
Nilai Kritis
Jenis
No Umur Satuan
Pemeriksaan Rendah Tinggi

1. Calsium Semua mmol/L < 0,8 > 1,54

2. Chlorida Semua mmol/L < 76 > 125

Kalium Anak 0 – 15 < 3,0 > 6,0


3. Th mmol/L
Dewasa <2,8 > 6,5

4. Natrium Semua mmol/L < 125 > 150

5. pH Semua Unit < 7,35 > 7,45


PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

C PEMERIKSAAN HEMATOLOGY DAN KOAGULASI


Nilai Kritis
Jenis
No Umur Satuan
Pemeriksaan Rendah Tinggi

Hemoglobin New Born < 10

1. Anak - Anak <6 > 20


g/dl
Dewasa <6 > 16 (wanita); 18
(pria)
Hematokrit New Born < 30 > 60
2. %
Dewasa < 20 > 60

Leukosit Neonatus < 5.0


(10^3)
ul
3.
Dewasa < 2.0
(10^3) > 30.0 (10^3)

Trombosit Semua < 50


4. ul (10^3) > 1000 (10^3)

Bleeding Semua Tidak


4. Time (BT) Menit Ada > 15 menit
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

D PEMERIKSAAN KIMIA KLINIK DAN URIN


Nilai Kritis
Jenis
No Umur Satuan
Pemeriksaan Rendah Tinggi

Glukosa Darah Neonatus < 45 > 325

1. Anak – Anak < 40


mg/dl > 170

Dewasa < 50 > 300

2. Ureum Dewasa mg/dl <8 > 50

3. Kreatinin Dewasa mg/dl Tidak Ada > 5,5

4. SGOT / SGPT Dewasa U/L Tidak Ada > 125

Bilirubin Total Neonatus


5. Tidak Ada
Anak - Anak mmol/L > 15
Dewasa

6. Protein Urin Dewasa mg/dl Tidak Ada >2+

E PEMERIKSAAN IMUNOSEROLOGI
Nilai Kritis
Jenis
No Umur Satuan
Pemeriksaan Rendah Tinggi

1. HBsAg Semua Tidak Ada Reaktif

I. Prosedur Verifikasi Sampel dan Hasil Laboratorium


1. Verifikasi Pra Analitik
a. Sampel tidak sesuai : Dilakukan pengambilan sampel ulang
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

b. Sampel sesuai : Petugas laboratorium melakukan Input data pasien


pada buku Register Laboratorium
2. Verifikasi Analitik
a. Melakukan preparasi sampel
b. Sampel tidak sesuai Dilakukan pengambilan sarnpel ulang
c. Sampel sesuai Dilanjutkan proses analitik akhir melakukan
pemeriksaan sampel ke alat laboratorium

3. Verifikasi Pasca Analitik


a. Verifikasi hasil akhir laboratorium diparaf oleh
analis.

J. Pengelolaan Limbah
Laboratorium menjadi salah satu sumber penghasil limbah cair, padat dan
gas yang berbahaya bila tidak ditangani secara benar. Karena itu pengelolaan
limbah harus dilakukan dengan semestinya agar tidak menimbulkan dampak
negatif.

1. Sumber, Sifat dan bentuk limbah


Limbah laboratorium dapat berasal dari berbagai sumber yaitu:
a. Bahan baku yang sudah kadaluarsa
b. Bahan habis pakai (contoh: Handscoon, Masker, Spuit)
c. Produk proses di dalam laboratorium (contoh: Sisa specimen)
d. Produk upaya penanganan limbah (contoh: Jarum suntik sekali
pakai) Penanganan limbah ditentukan oleh sifat limbah yang
digolongkan menjadi:

1. Buangan bahan berbahaya dan beracun


2. Limbah infeksius
3. Limbah radioaktif
4. Limbah umum
Setiap jenis limbah dibuang dalam wadah tersendiri yang diberi label
sesuai peraturan yang ada. Bentuk limbah yang dihasilkan dapat berupa
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

a. Limbah cair
Yaitu pelarut organik, bahan kimia untuk penguji, air bekas
pencucian alat, sisa sepsimen (darah dan cairan tubuh lainnya

b. Limbah padat
Peralatan habis pakai seperti alat suntik, sarung tangan, kapas,
botol specimen, kemasan reagen, sisa spesimen (ekskreta) dan
medium pembiakan.

c. Limbah gas
Dihasilkan dari penggunaan generator, sterilisasi dengan etilen
oksida atau dari thermometer yang pecah (uap air raksa)

2. Pemisahan limbah
a. limbah dipisahkan dalam kantong kuning untuk sampah infeksius dan
kantong sampah hitam non infeksius.
b. Limbah benda tajam / spuit bekas dimasukkan ke dalam wadah
khusus benda tajam yang tahan tusukan
c. Labeli tempat limbah.
d. Pergunakan alat pelindung setiap menangani limbah.
e. Limbah cair langsung dialirkan melalui IPAL

3. Pengumpulan dan pengangkatan limbah


a. Limbah benda tajam / spuit dikumpulkan pada wadah yang tahan
tusuk kemudian diambil oleh petugas cleaning service dan di bawa ke
tempat pengolahan limbah.
b. Limbah cair langsung dialirkan dan di buang melalui IPAL

K. Laporan Hasil dan Arsip


Laporan hasil dan arsip laboratorium diperlukan dalm perencanaan,
pemantauan dan evaluasi serta pengambilan keputusan untuk peningkatan
pelayanan laboratorium. Untuk itu kegiatan ini harus dilakukan secara cermat
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

dan teliti, karena kesalahan dalam pelaporan hasil akan mengakibatkan


kesalahan dalam menetapkan suatu tindakan.

Peraturan Menteri Kesehatan No.411/Menkes/Per/III/2010 tentang


pencatatan dan pelaporan, mewajibkan setiap laboratorium klinik
melaksanakan pencatatan pelaksanaan kegiatan laboratoium dan menyimpan
arsip mengenai: Surat permintaan pemeriksaan, Hasil pemeriksaan dan Hasil
pemantapan mutu

1. Pencatatan
Data pasien dan jenis pemeriksaan pasien baik rawat inap maupun
rawat jalan dilakukan pencatatan pada buku hasil masing-masing
parameter pemeriksaan.

2. Pembuatan/Pelaporan hasil
a. Pembuatan hasil pemeriksaan pasien baik rawat inap maupun
rawat jalan dilaporkan dalam bentuk lembar hasil Laboratorium.
1. Pembuatan dan pencetakan hasil:
2. Hasil pemeriksaan diberikan kepada petugas administrasi
untuk diinput data pasien dan jenis pemeriksaan yang diminta
3. Petugas Adminstrasi mencetak hasil yang dikeluarkan oleh
setiap alat pemeriksaan yang sudah diverifikasi oleh analis
Validasi hasil
b. Pelaporan Hasil:
1. Hasil Kritis: Hasil pemeriksaan laboratorium yang secara
signifikan diluar batas normal dan dapat mengindikasikan
kondisi yang mengancam terhadap nyawa pasien. Untuk itu
mendapat perlakuan khusus dalam pelaporan hasil. Bila
ditemukan hasil pemeriksaan yang masuk dalam kategori
Kritis petugas laboratorium setelah hasil di validasi harus
sesegera mungkin melaporkan ke unit layanan dimana pasien
dirawat melalui telepon.
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

2. Hasil Abnormal: Hasil pemeriksaan laboratorium yang extrim


namun bukan dalam kategori kritis. Bila menemukan hasil
abnormal perlu dievaluasi sebelum hasil di validasi. Bila hasil
abnormal tersebut sudah divalidasi petugas laboratorium
segera melaporkan ke unit layanan atau dokter yang mengirim
rujukan pemeriksaan melalui telepon.
3. Hasil Cito: Hasil pemeriksaan laboratorium yang dibutuhkan
dengan segera. Bila menerima formulir dan spesimen dengan
permintaan CITO diberi perlakuan khusus dan waktu yang
minimal (< 60 menit). Segera dilaporkan hasil pemerikasaan
ke unit layanan atau dokter yang merujuk melalui telepon.

L. Pemeliharaan dan Kalibrasi Alat


Peraturan Menteri kesehatan no.363/Menkes/Per/IV/1998 tanggal 8 April
tentang pengujian dan kalibrasi alat kesehatan, mewajibkan setiap alat
kesehatan yang dipergunakan di sarana pelayanan kesehatan dilakukan
pengujian dan kalibrasi secara berkala sekurang-kurangnya 1 (satu) kali
dalam setahun untuk menjamin ketelitian dan ketepatan serta keamanan
penggunaan alat kesehatan.

1. Pemeliharaan Peralatan
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

Pada setiap alat harus dilakukan pemeliharaan pencegahan


(preventive maintenance) yaitu semua kegiatan yang dilakukan agar
diperoleh kondisi yang optimal, dapat beroperasi dengan baik dan tidak
terjadi kerusakan. Kegiatan ini harus dilakukan secara rutin untuk
semua jenis alat, sehingga diperoleh peningkatan kualitas produksi,
peningkatan keamanan kerja, pencegahan produksi yang tiba-tiba
berhenti, penekanan waktu luang/pengangguran bagi tenaga pelaksana
serta penurunan biaya perbaikan. Untuk itu setiap alat harus
mempunyai kartu pemeliharaan yang diletakan pada setiap alat yang
mencatat setiap tindakan pemeliharaan yang dilakukan dan kelainan-
kelainan yang ditemukan. Bila ditemukan kelainan maka hal tersebut
harus segera dilaporkan kepada penanggungjawab alat untuk dilakukan
perbaikan.

2. Kalibrasi Peralatan
Kalibrasi adalah suatu kegiatan untuk menentukan kebenaran
konvensional penunjukan instrumen ukur dan bahan ukur. Kalibrasi
peralatan kesehatan bertujuan untuk memastikan hubungan antara nilai
–nilai yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukur, atau
nilai-nilai yang diabadikan pada suatu bahan ukur, dengan nilai
sebenarnya dari besaran yang diukur. Nilai sebenarnya adalah konsep
ideal yang tidak dapat diketahui dengan pasti. Salah satu faktor yang
dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium adalah peralatan
laboratorium, oleh karena itu alat perlu di kalibrasi secara berkala.Cara
kalibrasi sangat bervariasi, tergantung dari merek alat untuk itu perlu
mengikuti petunjuk masing-masing alat. Alat laboratorium yang sifatnya
kerjasama dengan vendor, maka yang melakukan kalibrasi terhadap
alat tersebut adalah vendor dan berkewajiban untuk memberikan
sertifikat kalibrasi sesuai dengan kesepakatan keduabelah pihak.
Kalibrasi alat laboratorium dilaksanakan dengan kegiatan sebagai
berikut:
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

a. Pengukuran kondisi lingkungan


b. Pemeriksaan kondisi fisik dan fungsi komponen alat
c. Pengukuran keselamatan kerja
d. Pengukuran kinerja sebelum dan setelah penyetelan atau
pemberian faktor kalibrasi sehingga nilai terukur sesuai dengan
nilai diabadikan pada bahan ukur
3. TROUBLE SHOOTING
Dalam melakukan pemeriksaan seringkali terjadi suatu
ketidakcocokan hasil, malfungsi alat ataupun kondisi yang tidak kita
inginkan yang mungkin disebabkan oleh karena adanya gangguan
pada peralatan. Untuk itu perlu adanya pemecahan masalah (trouble
shooting).
Trouble shooting adalah proses atau kegiatan untuk mencari
penyebab terjadinya penampilan alat yang tidak memuaskan, dan
memilih cara penanganan yang benar untuk mengatasinya. Makin
canggih suatu alat, akan makin kompleks permasalahan yang mungkin
terjadi. Hal-hal yang perlu diperhatikan bila terjadi permasalahan pada
peralatan.
a. Tetaplah tenang dan berpikirlah dengan jernih
b. Pastikan masalahnya.
c. Jangan membuat asumsi tentang kemungkinan permasalahan
d. Jika penanganan sederhana gagal, minta bantuan atasan atau
hubungi tehnisi untuk menanyakan masalah tersebut.
e. Tempelkan label bahwa alat rusak
f. Catatlah semua tindakan/upaya perbaikan pada kartu maintenance.
g. Jangan melakukan pemeriksaan pada alat yang bermasalah.
h. Berikan informasi terhadap unit layanan (via telepon atau
surat)atau pasien bahwa pemeriksaan terhambat dalam pemberian
hasil sehubungan dengan kondisi alat yang sedang bermasalah
bermasalah.
4. Centrifuge
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

a. Letakkan centrifuge pada tempat yang datar.


b. Gunakan tabung dengan ukuran dan tipe yang sesuai setiap tiap
centrifuge. Beban harus dibuat seimbang sebelum centrifuge
dijalankan kecuali pada centrifuge mikrohematokrit karena tabung
kapiler sangat kecil.
c. Pastikan bahwa pcnutup telah tertutup dengan baik dan kencang
sebelun centrifuge dijalankan.
d. Bersihkan dinding bagian dalam dengan larutan antiseptik setiap
minggu atau bila terjadi tumpahan atau tabung pecah.
e. Pada penggunaan centrifuge mikro hematokrit/tabung kapiler harus
ditutup pada salah satu ujungnya untuk menghindari keluar darah
f. Periksa bantalan pada wadah tabung, bila tidak ada maka tabung
mudah pecah waktu dicentrifuge karena adanya gaya centrifugal
yang kuat menekan tabung kaca ke dasar wadah, bantalan harus
sesuai dengan ukuran dan bentuk tabung.
g. Putar tombul kecepatan pelan-pelan sesuai kecepatan yang
diperlukan.
h. Hentikan segera bila beban tidak seimbang yaitu terdengar suara
aneh.
i. Jangan mengoperasikan sentrifus dengan tutup terbuka.
j. Jangan mengoperasikan centrifuge kecepatan yang lebih tinggi dari
keperluan.
k. Jangan membuka tutup centrifuge sebelum centrifuge bcnar-benar
berhenti
l. Perawatan setiap tahun
5. Mikroskop
a. Mikroskop diletakkan di tempat yang datar.
b. Biasakan memeriksa dengan menggunakan lensa objektif 10 x
lebih dahulu, bila sasaran jelas, perbesar dengan objektif 40 x dan
untuk pembesaran 100x gunakan minyak imersi.
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

c. Bersihkan lensa dengan kertas lensa yang dibasahi dengan xylol


setiap hari setelah selesai bekerja terutama bila terkena minyak
imersi.
d. Jangan membersihkan / merendam lensa dengan alcohol atau
sejenisnya karena akan melarutkan perekatnya sehingga lensa
dapat lepas dari rumahnya.
e. Jangan membiarkan mikroskop tanpa lensa okuler atau objektif,
karena kotoran akan mudah masuk saat mikroskop disimpan tanpa
lensa okuler atau objektif, karena kotoran akan mudah masuk.
f. Membersihkan dan melumasi penyangga setiap rninggu.
g. Mikroskop disimpan di tempat yang kelembabannya rendah,
jémgan menyentuh lensa dengan jari.
h. Periksa kelurusan sumbu kondensorsetiap bulan
6. Shaker/rotator
a. Bersihkan bagian luar dan bagian-bagian yang berputar
b. Kencangkan sekrup pada rangka pengocok
c. Minyak emersi
d. Periksa keausan sikat dan bagian berputar lainnya
7. Pipet
a. Gunakan pipet gelas yang sesuai clengan peruntukannya yaaitu
pipet transfer yang dipakai untuk mernindahkan sejumlah volume
yang tetap dan teliti serta pipet ukur yang dipakai untuk
memindahkan berbagai volume tertentu yang diinginkan.
b. Gunakan pipet yang bersih dan kering serta ujungnya masih utuh
dan tidak retak.
c. Cara penggunaaan pipet harus disesuaikan jenis pipet
d. Pemisahan cairan tidak boleh menggunalian mulut
e. Pemindahan cairan dari pipet ke dalam segera dilakukan . dengan
cara menempelkan ujung pipet yang telah dikeringkan dahulu
bagian luarnya dengam kertas tissuepada dinding wadah/bejana
dalam posisi tegak lurus dan cairan dibiarkan mengalir.
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

f. Pipet volumetric tidak boleh ditiup.


g. Pipet ukur yang mempunyai tandda cincin di bagian atasnya,
setelah semua cairan dialirkan maka sisa cairan diujung pipet
dikeluarkan dengan ditiup memakai alat bantu.
h. Pipet ukur yang tidak mempunyai cincin tidak boleh ditiup.
i. Pipet volume kccil (1-500 ul) harus dibilas dengan untuk
mengeluarkan sisa cairan yang menempel pada dinding bagian
dalam.
j. Pipet untuk pemeriksaan biakan harus steril
k. Pipet yang telah dipakai untuk memipet larutan basa harus dibilas
dahulu dengan larutan yang bersifat asam dengan konsentrasi
rendah sedangkan yang telah dipakai untuk mcmipct larutan asam
harus selama satu malam kemudian dibilas lagi dengan
aquademineral.
l. Pipet yang sudah dipakai harus direndam dalam larutan antiseptic
kemudian baru dicuci.
8. Pipet semiotomatik
a. Pada pipet semiotomatik, tip pipet tidak bolch dipakai ulang karena
pencucian tip pipet akan mempcngaruhi kelembapan plastic tip
pipet, juga pengeringan sering kali menyebabkan tip meramping
dan berubah bentuk saat pcmanasan.
b. Penggunaan tidak boleh melewati batas skala tip dan pipetnya.
c. Tip yang digunakan harus tcrpasang erat.
d. Sesudah penggunaan harus dibersihkan dan disimpan dengan baik
di dalam rak pipet.

9. Alat gelas
a. Tabung yang dipakai harus selalu bersih
b. Untuk pemakaian ulang, cuci gelas dengan detergen ( sedapatnya
netral ) dan oksidan (hipoklorit ) kemudian bilas dengan air mengalir
c. Cara pencucian :
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

1. Rendam alat yang dicuci dalam air bersih sampai bersih


2. kemudian rendam dalam larutan extrane netral 2% 10 menit
sampai 2 jam, bila alat terlalu kotor rendam lebih lama
3. cuci dengan air mengalir hingga bersih
4. Alat kaca dimasukkan dalam inkubator dengan suhu 50-60 °C
dan alat plastic dalam suhu kamar 15 - 25 0C.
10. TROUBLE SHOOT
a. Melakukan Pengecekan reagen
b. Melakukan QC untuk reagen dan kalibrasi alat. Jika tidak masuk
sesuai dengan ketentuan wesgard rule lakukan kalibrasi dengan
menggunakan kalibrator reagen.
c. Jika sudah dilakukan tetapi QC dan Kalibrasi tetap tidak bisa masuk
maka segera hubungi tehnisi alat / vendor.

BAB IV
LOGISTIK

Logistik adalah proses perencanaan atau pengadaan, implementasi, dan


pengendalian efisiensi, aliran biaya yang efektif dan penyimpanan bahan
baku, bahan setengah jadi, barang jadi dan informasi-informasi yang
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

berhubungan dari asal titik konsumsi dengan tujuan memenuhi kebutuhan


konsumen. Dalam pembahasan bab ini yang dimaksud dengan bahan
laboratorium adalah reagensia, standar, bahan kontrol, dan bahan pembantu
lainnya. Hal-hal yang akan dibahas adalah mengenai macam atau jenis dasar
pemilihan serta pengadaan dan penangananya.

A. Alur Permintaan Barang Bahan Medis dan Non Medis

Bagian Bagian Logistik


Pengadaan Instalasi Dinas Kesehatan
Laboratorium Farmasi

Bagian Logistik
Bagian Logistik
Instalasi Perusahaan/Jasa
Dinas Kesehatan
Farmasi Barang

B. Perencanaan

Pengadaan bahan laboratorium harus mempertimbangkan hal – hal sebagai


berikut :

1. Tingkat Persediaan
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

Pada umumnya tingkat persediaan harus selalu sama dengan


jumlah persediaan yaitu jumlah persediaan minimum ditambah
jumlah safety stock.

Tingkat persediaan minimum adalah jumlah bahan yang


diperlukan untuk memenuhi kegiatan operasional normal, sampai
pengadaan berikutnya dari pembekal atau ruang penyimpanan
umum.

2. Perkiraan jumlah kebutuhan


Perkiraan kebutuhan dapat diperoleh berdasarkan jumlah
pemakaian atau pembelian bahan dalam periode 6-12 bulan yang
lalu dan proyeksi jumlah pemeriksaan untuk periode 6-12 bulan
untuk tahun yang akan datang. Jumlah rata – rata pemakaian
bahan untuk satu bulan perlu dicatat.

3. Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan bahan ( delivery


time )
Lamanya waktu yang dibutuhkan mulai dari pemesanan sampai
bahan diterima dari pemasok perlu diperhitungkan, terutama untuk
bahan yang sulit didapat. Perencanaan dimulai dari Penanggung jawab
Logistik yang mendata kebutuhan barang – barang medis dan non
medis habis pakai setiap bulan, mengecek barang dan kebutuhan yang
diperlukan dan membuat bon permintaan barang yang kemudian
diserahkan kepada kepala ruangan laboratorium untuk ditandatangani
untuk kemudian diberikan kepada bagian pengadaan atau kebagian
farmasi sesuai dengan kebutuhan pemesanannya.

C. Permintaan

Permintaan barang tersebut dilakukan sesuai kebutuhan permintaan,


kebagian farmasi atau kebagian pengadaan dengan menggunakan formulir
bon permintan barang. Dalam keadaan mendesak dan stock barang di
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

laboratorium kosong, maka permintaan barang bisa dilakukan sewaktu –


waktu pada jam kerja sesuai kebutuhan.

D. Penyimpanan
Bahan laboratorium yang sudah ada harus ditangani secara cermat
dengan mempertimbangkan :

1. Perputaran pemakaian dengan menggunakan kaidah :


a. Pertama masuk – petama keluar ( FIFO – first in – first out ), yaitu
bahwa barang yang lebih dahulu masuk persediaan harus
digunakan lebih dahulu.
b. Masa kadaluarsa pendek dipakai dahulu ( FEFO – first expired –
first out ). Hal ini adalah untuk menjamin barang tidak rusak akibat
penyimpanan yang terlalu lama.
2. Tempat penyimpanan
3. Suhu / kelembaban
4. Sirkulasi udara
5. Incompatibility / Bahan kimia yang tidak boleh bercampur

Hal-hal yang harus diperhatikan :

1. Reagen buatan sendiri


Harus diketahui sifat-sifat bahan kimia yang dibuat. Reagen
tertentu tidak boleh disimpan berdekatan atau dicampur karena
dapat bereaksi. Penyimpanan reagen tertentu mempunyai
persyaratan khusus, misalnya:

a. Larutan pewarna disimpan dalam botol kaca berwarna coklat


b. Larutan yang menyerap cahaya dan dapat mengalami reaksi
fotokimia disimpan dalam botol gelas putih
c. Cairan dan larutan organik disimpan dalam botol kaca
berwarna coklat
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

d. Disimpan pada suhu ruangan (15–25 0C) atau suhu kulkas (2 –


80C) atau suhu beku atau disesuaikan dengan suhu standart
dari masing-masing reagen.
2. Reagen jadi (Komersial)
a. Tutuplah botol waktu penyimpanan
b. Tidak boleh terkena sinar matahari langsung
c. Beberapa reagen tidak boleh diletakkan pada tempat yang
tidak berdekatan satu dengan lainnya.
d. Bahan-bahan yang berbahaya diletakkan di bagian
bawah/lantai dengan label tanda bahaya
e. Buat kartu stok yang memuat tanggal penerimaan,
tanggal kadaluarsa, tanggal wadah reagen dibuka, jumlah
reagen diambil dan jumlah reagen sisa serta nama
petugas yang mengambil.
f. Disimpan pada suhu ruangan (15–250C) atau suhu kulkas
(2–80C) atau suhu beku atau disesuaikan dengan suhu
standart dari masing-masing reagen.
3. Media dehidrasi
a. Media yang didehidrasi tidak dapat disimpan untuk waktu
yang tak terbatas terutama bila penutup wadah telah
dibuka
b. Jumlah keseluruhan harus dikemas dalam wadah yang
akan habis digunakan dalam 1–2 bulan
c. Saat diterima, semua wadah tertutup rapat
d. Tanggal penerimaan harus dicatat pada setiap wadah
e. Semua media dehidrasi harus disimpan ditempat gelap,
sejuk (suhu < 250C) dan berventilasi baik. Rak-rak
penyimpanan tidak boleh ditempatkan didekat autoklaf
atau tempat pencucian karena kelembaban dan suhu
yang tinggi.
f. Tanggal membuka wadah harus dicatat pada wadah tersebut.
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

4. Media yang telah dilarutkan


Hindari terkena cahaya matahari langsung atau panas. Media
yang diperkaya dengan darah, bahan organik atau antibiotik harus
disimpan dalam lemari.

5. Bahan-bahan kimia yang tidak boleh tercampur (incompatible)


Banyak bahan kimia di laboratorium yang dapat
menimbulkan reaksi berbahaya jika tercampur satu sama lain,
reaksi tersebut dapat berupa kebakaran dan atau ledakan,
seperti:

No Bahan Kimia Hindakan Kontak Dengan


1 Ammonium Nitrat Asam KKlorat, Nitrat, Debu
Organik, Pelarut Organik
MudahTerbakar, Bubuk Logam
2 Asam Asetat Asam Kromat, Asam Nitri, Perklorat
Peroksida
3 Karbon Aktif Oksidator (Klorat, Perklorat,
Hipoklorit)
4 Asam Kromat Asama Asetat, Gliserin, Alkohol,
Bahan Kimia Mudah Terbakar
5 Cairan Mudah Amonium Nitrat, Asam Kromat,
Terbakar Hidrogen Peroksida, Asam Nitrat
6 Hidrokarbon Flour, Klor, Asam Kromat,
(benzene, Peroksida
benzin, butana,
terpentin)
7 Kalium Asam Sulfat dan Asam lainnya
klorat/perklorat
8 Kalium Gliserin, etilen glikol, asam sulfat
permanganat
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

6. Penggunaan
Penggunaan barang dan reagensia yang lebih dahulu masuk
persediaan harus digunakan lebih dahulu. Sedangkan yang
memiliki Masa kadarluarsa pendek juga dipakai terlebih dahulu.
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

BAB V
KESELAMATAN PASIEN

Instalasi Laboratorium RSUD Talisayan mempunyai peran dalam


meningkatkan keselamatan pasien di rumah sakit dengan menerapkan program 6
sasaran keselamatan pasien. Sesuai dengan jenis pelayanannya, instalasi
laboratorium menjalankan program sasaran keselamatan pasien untuk
meminimalkan terjadinya kesalahan pemeriksaan laboratorium dan melaksanakan
langkah-langkah pencegahannya.

A. PENGERTIAN

Keselamatan pasien atau patient safety adalah suatu sistem yang


membuat asuhan pasien di rumah sakit menjadi lebih aman. Sistem ini
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil.

Laboratorium klinik berperan serta dalam upaya meminimalkan kesalahan


medis dan meningkatkan keselamatan pasien. Pemeriksaan laboratorium
digunakan secara luas dalam pemeriksaan pasien, sehingga kesalahan
laboratorium memiliki dampak yang luar biasa terhadap keselamatan pasien.
WHO sebagai organisasi kesehatan internasional, memiliki inisiatif untuk
menciptakan suatu upaya di banyak bidang, termasuk pemberian hasil
laboratorium, dan bantuan dalam penafsiran data laboratorium.

B. TUJUAN

Tujuan dari keselamatan pasien di rumah sakit adalah:

1. Mengetahui penatalaksanaan, hambatan serta harapan yang


berkaitan dengan penatalaksanaan Patient Safety.
2. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit atau
laboratorium.
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

3. Meningkatkan akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan


masyarakat.
4. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit.
5. Memastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar
C. TATA LAKSANA KESELAMATAN PASIEN

Mengingat pentingnya keselamatan pasien di rumah sakit dan tidak


menutup kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pemeriksaan
laboratorium maka perlu diatur pelaksanaan keselamatan pasien. Dari hasil
penelitian para ahli bahwa 70% penatalaksanaan terhadap pasien
tergantung pada hasil laboratorium. Kesalahan yang timbul mengakibatkan
kondisi buruk sampai pada kematian. 70% kesalahan yang timbul di
laboratorium adalah dari proses pra analitik. Penatalaksanaan keselamatan
pasien diatur dalam program keselamatan pasien yang dilakukan di
laboratorium patologi klinik mengacu kepada 6 sasaran keselamatan pasien
yang berlaku di RSUD Talisayan yaitu :

1. Ketepatan identifikasi pasien


2. Peningkatan komunikasi efektif
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
4. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi
5. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan (contoh : hand
hygiene/kebersihan tangan)
6. Pengurangan risiko pasien jatuh.

Untuk mensikapi 6 sasaran keselamatan pasien tersebut diatas laboratorium


klinik. RSUD Talisayan menerapkannya sebagai berikut :

1. Ketepatan Identifikasi:
a. Mengidentifikasi pasien sebagai individu yang akan menerima
pelayanan. Pasien diidentifikasi minimal menggunakan 2 (dua)
pengidentifikasi pasien yakni :
1. Nama lengkap (sesuai KTP / paspor / SIM)
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

2. Tanggal lahir (atau menggunakan tanggal MRS, sampai diketahui


identitas yang jelas) atau nomer rekam medis
b. Proses identifikasi pasien dilakukan mulai dari Pendaftaran
pemeriksaan laboratorium, baik rawat inap maupun rawat jalan,
pengambilan sampel / plebothomi, pendistribusian spesimen,
prosesing spesimen, autoruns, sampai pada penyerahan hasil
kepada pasien.
c. Menanyakan secara verbal nama lengkap pasien dan tanggal lahir
serta minta pasien untuk mengejakannya jika memungkinkan.
d. Membandingkan selalu identitas pasien dilabel sampel dan formulir
permintaan atau bon pemeriksaan laboratorium.
e. Pemberian label dilakukan saat pengambilan sampel tepat disisi
pasien
f. Label spesimen berisi nama pasien, tanggal-bulan-tahun lahir dan
nomor register Laboratorium.
2. Meningkatkan komunikasi efektif dengan menggunakan metode TBAK
a. RSUD Talisayan menetapkan metode TBAK sebagai pola
komunikasi efektif yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan
dipahami oleh penerima demi peningkatan keselamatan pasien dan
berlaku untuk semua lini pelayanan
b. Petugas laboratorium yang menerima instruksi lisan / lewat telepon
wajib melakukan penulisan / pencatatan (writing down), pembacaan
ulang (read back) dan konfirmasi ulang (check back / verifikasi).
Petugas laboratorium menjalankan klarifikasi permintaan
pemeriksaan laboratorium yang tidak jelas atau tidak terbaca kepada
DPJP atau perawat dan mengklarifikasi kondisi klinis pasien yang
mempengaruhi hasil laboratorium kepada kepala jaga / perawat
ruangan.
c. Setiap petugas laboratorium wajib melakukan komunikasi metode
TBAK dalam melaporkan seluruh informasi hasil pasien baik lisan
maupun melalui telepon menggunakan buku komunikasi TBAK yang
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

isinya adalah nama pelapor dan penerima laporan jelas, tanggal &
jam dan isi laporan (critical result, hasil CITO, hasil out of range) .
Pelaporan nilai hasil pemeriksaan adalah nilai hasil pemeriksaan
yang memerlukan tindakan segera.
3. Peningkatan Keamanan Obat Yang Perlu Diwaspadai (HAM)
Petugas laboratorium memahami kebijakan tentang peningkatan
keamanan obat yang perlu diwaspadai (high alert medication / HAM)

4. Kepastian Tepat Lokasi, Tepat Prosedur, Tepat Pasien Operasi


Petugas laboratorium memahami kebijakan kepastian tepat lokasi,
tepat prosedur dan tepat pasien operasi

5. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan (hand hygiene /


kebersihan tangan)
a. Melakukan hand higiene / kebersihan tangan menurut 5 moment
kebersihan tangan yang sudah ditetapkan oleh WHO :
1. Moment 1 : sebelum kontak dengan pasien.
2. Moment 2 : sebelum tindakan aseptik.
3. Moment 3 : setelah terkena cairan tubuh pasien.
4. Moment 4 : setelah kontak dengan pasien.
5. Moment 5 : setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien.
b. Melakukan teknik kebersihan tangan tangan yang baik dan benar
sesuai dengan prosedur kebersihan tangan yang sudah ditetapkan
oleh rumah sakit
c. Melakukan kebersihan tangan sesuai dengan jenis menurut area
dan tindakan yang dilakukan yaitu:
1. Kebersihan tangan dengan air mengalir dan sabun (sosial) di
ruang istirahat petugas, ruang atministrasi.
2. Kebersihan tangan dengan berbahan dasar alkohol (handrub)
pada saat pengambilan sampling baik di ruang sampling rawat
jalan maupun ruang rawat pasien.
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

3. Lakukan kebersihan tangan dan ganti sarung tangan setiap kali


melakukan tindakan pengambilan spesimen untuk menghindari
kontaminasi silang antar pasien.
d. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) pada saat melakukan
tindakan kegiatan laboratorium di area infeksius untuk menghindari
terjadinya infeksi silang yaitu:
1. Menggunakan APD (Jas Laboratorium lengan panjang, sarung
tangan / gloves, masker surgical) di ruangan prosesing.
2. Menggunakan APD (Jas laboratorium lengan panjang, sarung tangan /
gloves, masker surgical, dan google pada saat pembuatan larutan reagen
pewarnaan).
6. Kewaspadaan Bersama Pencegahan pasien Jatuh
a. Kenali dan tanggap terhadap pasien dengan kondisi lemah, cara
berjalan yang tidak aman (goyah), memakai alat bantu jalan (kursi
roda, tongkat, walker)
b. Waspada resiko jatuh pada pasien yang memakai gelang kuning
c. Bantu pasien dengan gangguan keseimbangan dan lemah
d. Upayakan pasien tidak berdiri lama saat menerima pelayanan
(anjurkan pasien untuk duduk atau sediakan tempat duduk saat
menunggu pelayanan diberikan).
e. Bantu pasien supaya aman saat berpindah dari kursi roda/brankar ke
tempat tidur dan sebaliknya.
f. Pastikan rem pada tempat tidur, brankar, dan kursi roda berfungsi
dan terkunci.
g. Tutup pengaman bed (hek) dan anjurkan keluarga mendampingi
pasien
h. Bila pasien berada di ruang rawat inap pastikan bel pasien mudah
dijangkau oleh pasien
i. Laporkan / bersihkan dengan segera genangan air di lantai
j. Jaga lingkungan rapi dan tidak menghalangi jalan pasien.
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

k. Laporkan / perbaiki dengan segera bila ada kerusakan (contoh: lampu


kamar/kamar mandi redup atau mati, rem pada kursi roda / bed sudah aus / tidak
layak, pipa bocor / menetes sehingga menyebabkan lantai tergenang air dan licin,
dsb).
BAB VI

KESELAMATAN KERJA

A. Pengertian

Keselamatan (safety) memiliki arti keadaan terbebas dari celaka (accident)


ataupun hampir celaka (incident atau near miss). Kesehatan (health) menurut
undang-undang No. 23 tahun 1992 adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa,
dan sosial yang memungkinkan seseorang untuk hidup secara sosial dan
ekonomis. Sedangkan kerja (occupation) berarti kegiatan atau usaha untuk
mencapai tujuan.

Menurut OSHA (2003), kesehatan dan keselamatan kerja (K3) merupakan


multidisiplin ilmu yang terfokus pada penerapan prinsip ilmiah dalam
memahami adanya resiko yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan
manusia dalam lingkungan industri maupun diluar industri.

Keselamatan kerja di laboratorium adalah keselamatan yang berkaitan


dengan penggunaan alat-alat laboratorium, bahan dan proses pemeriksaan,
tempat pemeriksaan dan lingkungannya serta cara-cara melakukan
pemeriksaan. Keselamatan kerja menyangkut segenap proses pemeriksaan di
laboratorium, sedangkan kecelakaan kerja adalah kejadian yang tak terduga
dan tidak diharapkan yang terjadi pada saat proses pemeriksaan sedang
berlangsung. Peristiwa tersebut tidak disengaja dan direncanakan.

B. Tujuan

Keselamatan kerja bertujuan untuk :

1. Mengetahui kegunaan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Laboratorium
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

2. Memahami bahaya dan tanda-tanda bahaya yang lazim digunakan


di laboratorium
3. Memahami dan dapat mengaplikasikan penggunaan Alat Pelindung Diri
(APD) dengan benar
C. Tatalaksana Keselamatan Kerja
1. Keselamatan Kerja Dalam Laboratorium Klinik
Bekerja dalam laboratorum klinik mempunyai risiko terkena bahan
kimia maupun bahan yang bersifat infeksius. Risiko tersebut dapat terjadi
karena kelalaian dan sebab-sebab lain diluar kemampuan manusia.
Menjadi suatu tanggung jawab bagi manusia untuk mempelajari
kemungkinan adanya bahaya dalam pekerjaan agar mampu
mengendalikan bahaya serta mengurangi resiko sekecil-kecilnya melalui
pemahaman mengenai berbagai aspek bahaya dalam lingkungan
laboratorium, mengarahkan para pekerja dalam melaksanakan
keselamatan dan kesehatan kerja.
Laboratorium harus merupakan tempat yang aman bagi pekerjanya,
terhadap setiap kemungkinan terjadinya kecelakaan, sakit maupun
gangguan kesehatan. Hanya dalam laboratorium yang bebas dari rasa
kekhawatiran akan kecelakaan dan keracunan seseorang dapat bekeraja
dengan produktif dan efisien. Keadaan yang sehat dalam laboratorium,
dapat diciptakan apabila ada kemauan dari setiap pekerja untuk menjaga
dan melindungi diri. Diperlukan suatu kesadaran dan tanggung jawab,
bahwa kecelakaan dapat berakibat pada diri sendiri dan orang lain serta
lingkungannya.Tanggung jawab moral dalam keselamatan kerja
memegang peranan penting dalam pencegahan kecelakaan disamping
dislipin setiap individu terhadap perautran juga memberikan andil besar
dalam keselamatan kerja.
2. Penanganan Spesimen

Dalam penanganan spesimen perlu diperhatikan cara


pemeliharaan/mempertahankan kualitas kerja (perfomance) pada setiap
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

taraf/langkah dalam keseluruhan rantai prosesnya.


Pengambilan/pengumpulan spesimen, transportasi dan proses
merupakan mata rantai yang penting, tetapi justru sebagian besar
menganggap tidak perlu diawasi secara khusus.

Masing-masing laboratorium mempunyai cara kerja yang bervariasi,


oleh karena itu perlu adanya kewaspadaan terhadap spesimen-
spesimen kiriman/rujukan. Paling tepat adalah bila laboratorium rujukan
memberi petunjuk kepada laboratorium perujuk (yang merujuk)
mengenai cara persiapan, pengambilan, penanganan dan pengiriman
spesimen, jenis spesimen dan diagnosa penderita bila perlu, agar tidak
terjadi kesalahan apabila hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan klinis.

Idealnya petunjuk ini disusun secara sistematis per jenis


pemeriksaan/parameter yang mudah dimengerti oleh petugas di semua
laboratorium perujuk. Selain petunjuk berdasarkan parameter, perlu juga
ditambahkan petunjuk umum tentang sampling berdasarkanjenis
spesimennya tentang bagaimana cara memperoleh dan menanganinya,
bila perlu diberi label terhadap diagnosa penyakit yang berbahaya
seperti berlabel bulatan merah bila terinfeksi HIV/AIDS.

3. Risiko Pemakaian Alat Pelindung Diri Bagi Petugas Laboratorium


Kesehatan.

Kecelakaan kerja adalah kejadian tidak terduga dan tidak


diharapkan. Biasanya kecelakaan menyebabkan kerugian material dan
penderitaan dari yang paling ringan sampai pada yang paling berat.
Untuk menghindari risiko dari kecelakaan dan terinfeksinya petugas
laboratorium khususnya pada laboratorium kesehatan sebaiknya
dilakukan tindakan pencegahan seperti pemakaian alat pelindung diri,
apabila petugas laboratorium tidak menggunakan alat pengaman, akan
semakin besar kemungkinan petugas laboratorium terinfeksi bahan
berbahaya, khususnya berbagai jenis virus.
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

4. Alat Pelindung Diri (APD)

Alat Pelindung Diri (APD) merupakan peralatan pelindung yang


digunakan oleh seorang pekerja untuk melindungi dirinya dari
kontaminasi lingkungan.APD dalam bahasa Inggris dikenal dengan
sebutan Personal Protective Equipment (PPE).Dengan melihat kata
"personal" pada kata PPE terebut, maka setiap peralatan yang
dikenakan harus mampu memproteksi si pemakainya.Sebagai contoh,
proteksi telinga (hearing protection) yang melindungi telinga
pemakainya dari transmisi kebisingan, masker dengan filter yang
menyerap dan menyaring kontaminasi udara, dan jas laboratorium yang
memberikan perlindungan pemakainya dari kontaminisasi bahan kimia.

APD dapat berkisar dari yang sederhana hingga relatif lengkap,


seperti baju yang menutup seluruh tubuh pemakai yang dilengkapi
dengan masker khusus dan alat bantu pernafasan yang dikenakan di
kala menangani tumpahan bahan kimia yang sangat berbahaya. APD
yang sering dipakai antara lain, proteksi kepala (ex. helm), proteksi
mata dan wajah (ex. pelindung muka, kacamata pelindung), respirator
(ex. masker dengan filter), pakaian pelindung (ex. baju atau jas yang
tahan terhadap bahan kimia), dan proteksi kaki (ex. sepatu tahan bahan
kimia yang menutupi kaki hingga mata kaki).

a. Perlindungan Mata dan Wajah

Proteksi mata dan wajah merupakan persyaratan yang mutlak


yang harus dikenakan oleh pemakai saat bekerja dengan bahan
kimia.Hal ini dimaksud untuk melindungi mata dan wajah dari
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

kecelakaan sebagai akibat dari tumpahan bahan kimia, uap kimia,


dan radiasi. Secara umum perlindungan mata terdiri dari :

1. Kacamata pelindung
2. Goggle
3. Pelindung wajah
4. Pelindung mata special (goggle yang menyatu dengan
masker khusus untuk melindungi mata dan wajah dari
radiasi dan bahaya laser). Walaupun telah banyak model,
jenis, dan bahan dari perlindungan mata tersebar di pasaran
hingga saat ini,tetap harus berhati-hati dalam memilihnya,
karena bisa saja tidak cocok dan tidak cukup aman
melindungi mata dan wajah Anda dari kontaminasi bahan
kimia yang berbahaya.
b. Perlindungan Badan

Baju yang dikenakan selama bekerja di laboratorium, yang


dikenal dengan sebutan jas laboratorium ini, merupakan suatu
perlengkapan yang wajib dikenakan sebelum memasuki
laboratorium.Jas laboratorium yang kerap sekali di kenal oleh
masyarakat pengguna bahan kimia ini terbuat dari katun dan
bahan sintetik.Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika
Anda menggunakan jas laboratorium, kancing jas laboratorium
harus terpasang semuanya dan ukuran dari jas laboratorium pas
dengan ukuran badan pemakainya.Jas laboratorium yang
digunakan adalah jas lengan panjang berbahan katun dengan
bagian ujung lengan berupa elastik karet sehingga tidak ada sisa
ujung lengan yang menjuntai.

Jas laboratorium merupakan pelindung badan Anda dari


tumpahan bahan kimia dan api sebelum mengenai kulit
pemakainya. Jika jas laboratorium Anda terkontaminasi oleh
tumpahan bahan kimia, lepaslah jas tersebut secepatnya.
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

Selain jas laboratorium, perlindungan badan lainnya adalah


Apron.Apron sering kali digunakan untuk memproteksi diri dari
cairan yang bersifat korosif dan mengiritasi.Perlengkapan yang
berbentuk seperti celemek ini biasanya terbuat dari karet atau
plastik. Apron yang terbuat dari plastik tidak dikenakan pada area
larutan yang mudah terbakar dan bahan-bahan kimia yang dapat
terbakar yang dipicu oleh elektrik statis, karena apron jenis ini
dapat mengakumulasi loncatan listrik statis.

c. Perlindungan Tangan

Kontak pada kulit tangan merupakan permasalahan yang


sangat penting apabila terpapar oleh bahan infeksius atau bahan
kimia korosif dan beracun. Pemakaian sarung tangan dapat
menjadi solusi untuk menghindari kontak bahan-bahan tersebut.
Tidak hanya melindungi tangan terhadap bahan infeksius, bahan
kimia korosif dan beracun, sarung tangan juga dapat memberikan
perlindungan dari peralatan yang pecah, permukaan benda yang
kasar atau tajam dan material yang bersuhu panas atau dingin.

Sarung tangan yang digunakan petugas laboratorium di RSUD


Talisayan adalah sarung tangan bersih berbahan karet / latex, non-
sterile dan dispossible (sekali pakai). Khusus untuk petugas di
rawat jalan, sarung tangan diganti tiap 10 pasien, dengan catatan
tidak kotor, tidak terkena darah atau cairan tubuh pasien serta
selalu melakukan tindakan kebersihan tangan 6 langkah dengan
handrub alcohol base tiap kali akan melakukan tindakan
pengambilan darah.

d. Perlindungan Pernafasan

Kontaminasi bahan kimia yang paling sering masuk ke dalam


tubuh manusia adalah lewat pernafasan.Banyak sekali partikel-
partikel udara, debu, uap dan gas yang dapat membahayakan
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

pernafasan.Laboratorium merupakan salah satu tempat kerja


dengan bahan kimia yang memberikan efek kontaminasi tersebut.

Para pekerja di laboratorium harus memakai perlindungan


pernafasan, atau masker yang sesuai. Pemilihan masker yang
sesuai didasarkan pada jenis kontaminasi, kosentrasi, dan batas
paparan. Beberapa jenis perlindungan pernafasan dilengkapi
dengan filter pernafasan yang berfungsi untuk menyaring udara
yang masuk. Filter masker tersebut memiliki masa pakai. Apabila
tidak dapat menyaring udara yang terkontaminasi lagi, maka filter
tersebut harus diganti.

Setiap pengguna bahan kimia haruslah mengerti pentingnya


memakai APD yang sesuai sebelum bekerja dengan bahan kimia.
Selain itu, setiap APD yang dipakai harus sesuai dengan jenis
bahan kimia yang ditangani.Semua hal tersebut tentunya
mempunyai dasar, yaitu kesehatan dan keselamatan kerja di
laboratorium.

e. Program pemeriksaan kesehatan

Program pemeriksaan kesehatan untuk karyawan di RSUD


Talisayan idealnya dilakukan setiap tahun sekali. Adapun jenis
pemeriksaan, teknis pelaksanaan dan tindak lanjut hasil
pemeriksaan merujuk pada Panduan Pemeliharaan Kesehatan
Karyawan yang diatur oleh bagian K3 RS.
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

BAB VII

PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu laboratorium kesehatan adalah semua kegiatan yang


ditujukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan
laboratorium.Pengendalian mutu internal adalah pencegahan dan pengawasan
yang dilaksanakan oleh masing-masing laboratorium secara terus menerus agar
diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat.Cakupan objek pengendalian mutu
internal meliputi aktivitas : tahap pra-analitik, tahap analitik dan tahappasca-
analitik. Program Pengendalian Mutu Laboratorium dilaksanakan untuk
pendekatan dan perbaikan terus menerus pada proses pelayanan kesehatan
sesuai kebutuhan pasien dan pihak-pihak yang berkepentingan

A. Pemantapan Mutu Internal (PMI)

Program pengendalian mutu internal dilaksanakan dan diukur secara


berkala untuk mengetahui sejauhmana kualitas pelayanan dapat berjalan
dengan baik dan dapat diterima oleh masyarakat dan pelanggan/konsumen.
Indikator mutu laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah majenangmeliputi
indikator klinik, indikator yang berorientasi pada waktu dan indikator ratio
yang berdasarkan pada efektifitas (effectivenes), efisiensi (efficiency),
keselamatan (safety) dan kelayakan (appropriateness).

1. Pra analitik
a. Blanko permintaan laboratorium harus diisi dengan lengkap nama,
tanggal lahir, jenis kelamin, ruang/alamat, no RM, dr pengirim,
keterangan klinis pasien) ditanda tangani oleh dokter pengirim.
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

b. Pasien harus memenuhi persyaratan persiapan preanalitik


c. Pengecekkan atau pencocokkan identitas pasien dengan
pasiennya
d. Pengambilan sampel sesuai dengan blanko permintaan
laboratorium
2. Analitik
a. Persiapan reagen harus memenuhi syarat
b. Peralatan berfungsi dengan baik
c. QC sesuai kriteria westgard rule
d. Sampel memenuhi persyaratan (kualitasdan kuantitas)
e. Pengecekkan identitas pasien dengan sampel.
f. Analisa sampel sesuai dengan blanko permintaan.
3. Pasca analitik
a. Melakukan pengecekan identitas pasien pada hasil laboratorium
dengan blanko permintaan laboratorium
b. Verifikasi hasil oleh analis
c. Print hasil
d. Hasil akhir laboratorium diparaf oleh analis yang bcrwenang dan
divalidasi serta ditandatangan oleh dokter penanggung jawab
laboratorium.
e. Bila dokter penanggung jawab tidak ditempat vcrifikasi hasil akhir
laboratorium diparaf oleh analis jaga
B. Pemantapan Mutu Eksternal (PME)

Pemantapan Mutu Eksternal adalah kegiatan yang diselenggarakan


secara periodik oleh pihak lain di luar laboratorium yang bersangkutan untuk
memantau dan menilai penampilan suatu laboratorium RSUD Talisayan.
Penyelenggaraan kegiatan Pemantapan Mutu Eksternal (PME) dapat
dilaksanakan oleh pihak pemerintah, swasta atau internasional.

Dalam pelaksanaannya, kegiatan Pemantapan Mutu Eksternal ini


mengikutsertakan semua laboratorium, baik milik pemerintah maupun
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

swasta dan dikaitkan dengan akreditasi laboratorium kesehatan serta


perizinan laboratorium swasta.

Kegiatan pemantapan mutu eksternal ini sangat bermanfaat bagi suatu


laboratorium sebab dari hasil evaluasi yang diperolehnya dapat menunjukan
performance (penampilan / proficiency) laboratorium dalam bidang
pemeriksaan yang ditentukan. Untuk itu pada waktu melaksanakan kegiatan
ini (PME) tidak boleh diperlakukan secara khusus, pada waktu melakukan
pemeriksaan harus dilakukan oleh petugas yang biasa melakukan
pemeriksaan tersebut dengan menggunakan peralatan / reagen/ metoda
yang biasa dipakai sehingga hasil laboratorium yang sebenarnya. Setiap
nilai yang diterima dari penyelenggara di catat dan dievaluasi untuk mencari
penyebab-penyebab dan mengambil langkah-langkah perbaikan.

Hingga saat ini RSUD Talisayan telah mengikuti kegiatan PME yang
diselenggarakan oleh Kementrian Kesehatan RI. Kegiatan PME tingkat
nasional yang telah diselenggarakan oleh pemerintah dan yang telah diikuti
laboratorium RSUD Talisayan sampai saat ini adalah :

1. Pemantapan Mutu Eksternal bidang Kimia Klinik yang dikenal dengan


PNPME-K (Program Nasional Pemantapan Mutu Eksternal Bidang Kimia
Klinik). Dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan. Penilaian dilakukan
dengan menentukan nilai target (median) berdasarkan nilai konsensus
peserta. Setelah mendapatkan nilai target (median), kemudian hasil
dihitung menggunakan uji Z-Score.
2. Pemantapan Mutu Eksternal bidang Hematologi yang dikenal dengan
PNPME-H (Program Nasional Pemantapan Mutu Eksternal Bidang
Hematologi). Diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan. Penilaian
dilakukan dengan menentukan nilai target (median) berdasarkan nilai
konsensus peserta. Setelah mendapatkan nilai target (median),
kemudian hasil dihitung menggunakan uji Z-Score.
Pelaksanaan Pemantapan Mutu Eksternal (PME) terdiri dari beberapa tahap
yang harus dilakukan. Tahap-tahapnya meliputi :
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

a. Persiapan
1. Dilaksanakan setiap tahunnya
2. Calon peserta mengirimkan surat pendaftaran
3. Calon peserta mengirim kembali dan mendaftar dengan membayar
biaya PME
4. Calon peserta diseleksi, bila sudah memenuhi syarat maka diberi
nomor peserta
5. Peserta menerima kiriman bahan kontrol (serum kontrol)
b. PengirimanSerum Kontrol
1. Serum kontrol diterima oleh Instalasi Laboratorium RSUD Talisayan
peserta beserta blangko pengisian
2. Kelengkapan dokumen terdiri dari :
a) Formulir hasil
b) Petunjuk pelaksanaan
c) Daftar alat dan reagen
d) Daftar pemeriksaan
3. Petugas analis mencatat tanggal bahan PME datang dan tanggal
pengerjaan/pemeriksaan di lembar formulir.
4. Bahan kontrol:
Bahan kontrol dapat berasal dari manusia, binatang atau
merupakan bahan kimia murni.Bahan kontrol berbentuk
bubuk.Penggunaan bentuk padat bubuk atau strip harus dilarutkan
lebih dahulu dengan aquabidest. Pada umumnya pemeriksaan di
bidang kimia klinik dan imuno-serologi menggunakan bentuk padat
bubuk (liofilisat) atau bentuk cair (pooled sera). Di bidang hematologi
digunakan bentuk cair menyerupai darah.

c. Pemeriksaan Serum Kontrol


1. Serum kontrol diperiksa sesuai dengan tanggal yang ditetapkan,
biasanya dilakukan serentak di seluruh Indonesia.
2. Diperlakukan seperti sampel pasien
3. Menggunakan alat dan reagen yang rutin digunakan
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

4. Dikerjakan oleh tenaga pelaksana yang biasa memeriksa


5. Hasil diisi pada blangko hasil yang telah disediakan oleh
penyelenggara sesuai dengan nama parameter, metode
pemeriksaan dan alat yang digunakan dan dilengkapi dengan kode
isian.
6. Hasil dikirim secepatnya setelah ditandatangani penanggung jawab
atau kepala laboratorium via fax, email atau pos ke BBLK Surabaya
d. Hasil Pemantapan Mutu Eksternal
1. Hasil yang diterima dicatat tanggal terima untuk masing-masing
siklus
2. Sifat pengolahan data berdasarkan :
a) Metode pemeriksaan
b) Alat yang digunakan
c) Jumlah data yang ada
e. Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan oleh Balai Besar Laboratorium dan hasil
evaluasi akan dikirimkan ke tiap laboratorium peserta.

f. Kriteria Penilaian
1. Z Score ≤ 2 = Memuaskan
2. 2 < Z Score ≤ = Peringatan
3. Z Score > 3 = Tidak Memuaskan
PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

BAB VIII

PENUTUP

Pedoman Pelayanan Laboratorium RSUD Talisayan ini memiliki peranan


penting bagi pelaksanaan kegiatan sehari-hari tenaga laboratorium yang bertugas
sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan khususnya pelayanan di
laboratorium.
Penyusunan Pedoman Pelayanan Laboratorium ini adalah langkah awal
menuju suatu proses yang panjang sehingga memerlukan dukungan dan kerja
sama dari berbagai pihak dalam penerapannya untuk mencapai tujuannya. Kami
menyadari bahwa Pedoman Pelayanan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kami menerima kritik dan saran guna penyempurnaan pedoman ini.
Semoga Pedoman Pelayanan Laboratorium ini bermanfaat bagi petugas
laboratorium dan seluruh orang yang bekerja di RSUD Talisayan dalam
meningkatkan kualitas pelayanan kepada pasien yang datang ke Rumah Sakit ini.

Talisayan, 06 Juni 2019

DIREKTUR RSUD TALISAYAN


PEMERINTAH KABUPATEN BERAU
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TALISAYAN
Jl. Sultan Hasanuddin, Poros Talisayan
TALISAYAN 77372

drg. Nursyamsi
NIP. 19770201 200502 2 001

Anda mungkin juga menyukai