ZYGOMICOTA
ZYGOMICOTA
ZYGOMICOTA
2. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, jamur Zygomycota berkembangbiak dengan
dua cara, yaitu secara aseksual (vegetatif) dengan menghasilkan spora serta secara
seksual (generatif) dengan peleburan dua hifa (jantan dan betina) melalui proses
konjugasi. Adapun tahapan reproduksi jamur Zygomycota secara aseksual dan seksual
diperlihatkan pada tabel di bawah ini.
3. Tahapan Reproduksi Aseksual dan Seksual Jamur Zygomycota
10. Reproduksi seksual atau generatif dilakukan dengan cara konjugasi. Pembiakan seksual
terjadi jika dua ujung hifa yang “berbeda” bersentuhan. Untuk memudahkan dalam
membedakan kedua hifa itu, ditulis dengan membubuhkan tanda (+) dan tanda (-), yaitu
hifa (+) dan hifa (-). Kedua ujung hifa itu menggembung membentuk progametangium
yang akan menjadi gametangium.
11.
12. Kedua gametangium melebur menjadi satu badan yang disebut zigospora. Setiap inti
haploid dari gametangium (+) melebur dengan inti haploid dari gametangium (-) menjadi
inti diploid. Dinding zigospora menebal sehingga tahan terhadap keadaan lingkungan
yang tidak menguntungkan dalam waktu lama.
13.
14. Jika keadaan lingkungan sudah memungkinkan, dari zigospora akan tumbuh sporangium
dan inti-inti diploid di dalamnya membelah secara meiosis menjadi inti haploid.
Sporangium yang sudah masak akan pecah, spora haploid keluar dan tumbuh menjadi
hifa baru, untuk melanjutkan daur hidupnya. Jamur ini mengalami keturunan diploid
yang singkat.
15.
1. Reproduksi Aseksual
Pembentukan spora aseksual yang disebut konidiospora. Hifa haploid yang sudah dewasa akan
menghasilkan tangkati yang disebut konidiofor. Pada ujung tangkai ini akan terbentuk spora.
Lalu spora tersebut diterbangkan angin. Spora yang diterbangkan ini dikenal dengan istilah
konidia. Ketika kondisi lingkungan menguntungkan, maka konidia akan berkecambah menjadi
hifa yang haploid. Hifa tersebut akan bercabang membentuk miselium yang berkromosom
haploid.
REPRODUKSI ASCOMYCOTA
2. Reproduksi Seksual
a. Reproduksi Seksual pada Ascomycota Uniseluler
Reproduksi seksual pada ascomycota uniseluler diawali dengan konjugasi (penyatuan dua sel
haploid yang berbeda jenis). Hasil penyatuan tersebut akan membentuk zigot. Lalu zigot ini akan
tumbuh menjadi askus diploid. Inti dari askus diploid ini akan membelah secara miosis dan
menghasilkan 4 inti haploid. Kemudian akan terbentuk dinding sel di sekitar 4 inti tadi. Ketika
askus sudah matang, mereka akan pecah dan mengeluarkan askopsora, apabila askospora jatuh di
tempat yang cocok, maka mereka akan berkembang menjadi individu baru.
Kemudian askogonium akan tumbuh menjadi hifa dikariotik yang bercabang-cabang dan
tergabung dalam askokarp (tubuh buah). Ujung-ujung dari hifa di askokarp ini akan membentuk
suatu askus dikariotik. Di dalam askus akan terjadi kariogami (peleburan inti) sehingga akan
terbentuk suatu inti yang berkromosom diploid. Inti diploid ini kemudian membelah secara
meiosis dan menghasilkan 4 nukleus haploid. Masing masing dari nukleus tersebut akan
membelah secara mitosis sehingga menghasilkan 8 nukleus. Kemudian disekitar nukleus tersebut
akan terbentuk dinding sel serta askospora yang berkromosom haploid. Jika askus sudah matang,
maka askospora akan membesar, ketika askus pecah, askospora yang jatuh pada tempat yang
cocok akan berkecambah dan menjadi hifa haploid yang baru.
3. BASIDIOMYCOTA
Ciri-Ciri Basidiomycota
Secara umum, ciri-ciri atau karakteristik jamur yang termasuk dalam divisi Basidiomycota antara
lain sebagai berikut.
■ Multiseluler (bersel banyak).
■ Merupakan jamur makroskopis, dapat dilihat langsung, dan mempunyai ukuran besar.
■ Bersifat saprofit atau parasit pada organisme lain dan mikoriza.
■ Semua anggota divisi Basidiomycota berhabitat di darat.
■ Hifanya bersekat (septat), mengandung inti haploid dengan sambungan apit (clamp
connection).
■ Mempunyai tubuh buah yang bentuknya seperti payung yang terdiri dari bagian batang dan
tudung. Pada bagian bawah tudung tampak adanya lembaran-lembaran (bilah) yang merupakan
tempat terbentuknya basidium. Tubuh buah disebut basidiokarp.
■ Bentuk tubuh buah bervariasi, ada yang seperti payung, bola, papan, lembaran berleku-lekuk
dan sebagainya.
■ Tubuh buah disebut basidiokarp, terdiri atas jalinan hifa bersekat dan dikariotik (setiap intinya
berpasangan).
■ Warna tubuh buah beraneka ragam (bewarna-warni).
■ Sebagian besar dapat dikonsumsi, namun ada beberapa jamur dapat pula mematikan. Beberapa
anggota dari genus Amanita mengandung racun yang sangat mematikan. Beberapa jenis
Basidiomycota juga dapat membahayakan tumbuhan, misalnya menyebabkan kematian pada
tanaman ladang. Contoh Basidiomycota lainnya, yaitu Auricularia polytricha (jamur
kuping), Volvariella volvaceae (jamur merang), dan Ganoderma.
■ Reproduksi secara seksual dengan membentuk basidiospora dan dan jarang melakukan
reproduksi aseksual yaitu dengan fragmentasi hifa.
■ Basidiospora terbentuk di luar basidium.
■ Setiap basidium mengandung 2 atau 4 basidiospora, masing-masing berinti satu dan haploid.
Seluruh basidiospora berkumpul membentuk tubuh buah (basidiokarp).
■ Basidiokarp sering membentuk struktur seperti batang yang disebut stalk dan seperti payung
yang disebut tudung.
■ Memiliki tiga jenis Miselium yaitu sebagai berikut.
Jenis Penjelasan
Miselium
Miselium dihasilkan dari spora yang baru tumbuh. Mula-mula miselium ini berinti
primer banyak, kemudian terbentuk septa yang mengandung satu inti dan haploid.
Miselium dihasilkan dari plasmogami atau persatuan dua hifa yang bersesuaian. Miselium
sekunder ini berinti dua yang masing-masing haploid.
Miselium terdiri atas miselium sekunder yang telah bersatu membentuk semacam
tersier jaringan, misalnya membentuk basidiokarp dan basidiofor.
Selanjutnya, basidium membentuk empat tonjolan (sterigmata) yang berisi protoplasma dan
keempat inti haploid tadi masing-masing akan mengisi tiap tonjolan dan terbentuk empat buah
basidiospora haploid.
Cara perkembangbiakan Basidiomycota dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu secara
generatif (seksual) dan secara vegetatif (aseksual). Lalu seperti apa proses dan tahapannya?
Berikut ini penjelasannya.
1. Reproduksi Seksual Basidiomycota
Adapun tahapan perkembangbiakan Basidiomycota secara seksual atau generatif adalah sebagai
berikut.
1. Spora berinti haploid+ dan haploid– tumbuh menjadi hifa+ dan hifa– .
2. Hifa+ dan hifa– akan melebur menjadi hifa dikariotik (2 inti).
3. Hifa dikariotik tumbuh menjadi miselium dan akhirnya membentuk tubuh buah (basidiokarp).
4. Ujung-ujung hifa pada basidiokarp menggelembung (disebut basidium) dan dua inti haploid
menjadi satu inti diploid.
5. Inti diploid membelah secara meiosis menjadi 4 inti haploid. Basidium membentuk 4 tonjolan
dan masing-masing tonjolan diisi 1 inti haploid yang akan berkembang menjadi spora disebut
basidiospora.
6. Basidiospora yang sudah masak akan terlepas dari basidium dan jika jatuh di tempat yang
cocok akan tumbuh menjadi hifa.
2. Reproduksi Aseksual Basidiomycota
Reproduksi secara aseksual terjadi dengan membentuk konidiospora. Konidia adalah spora yang
dihasilkan dengan jalan membentuk sekat melintang pada ujung hifa atau dengan diferensiasi
hingga terbentuk banyak konidia.Hifa haploid yang sudah dewasa akan menghasilkan konidiofor
(tangkai konidia).
Pada ujung konidiofor kemudian terbentuk spora. Lalu spora tersebut akan diterbangkan oleh
angin. Apabila kondisi lingkungan menguntungkan, maka konidia akan berkecambah menjadi
hifa yang haploid.
Info Biologi!
Clathrus archeri yang Menarik Lalat
Clathrus archeri adalah fungus Australasia istimewa dengan tangan berwarna merah
terang yang berbentuk sungut. Jamur ini tumbuh di padang rumput atau hutan dan
menarik lalat dengan baunya yang kuat dan memuakkan. Lalat hinggap di spora yang
lengket dan membawanya serta. Dengan cara ini, spora berperan dalam penyebaran
jamur.
Hifa tersebut akan terus berkembang membentuk miselium yang masih bersifat dikariotik,
sehingga akan terbentuk tubuh buah basidiokarp yang bentuknya seperti payung. Basidiokarp ini
akan menghasilkan basidium yang terdapat pada lapisan disebut himenium.
Di tempat tersebut akan terjadi kariogami, yaitu persatuan dua inti menjadi satu dan inti ini akan
mengalami pembelahan meiosis untuk membentuk 4 spora haploid yang disebut dengan
basidiospora, demikian seterusnya.
Info Biologi!
Spore Print
Spore print atau cetakan spora adalah gambaran spora di dalam basidium (tubuh buah)
yang diletakkan pada selembar kertas. Teknik ini merupakan salah satu tahap dalam
karakterisasi sifat dan ciri suatu jenis jamur anggota Basidiomycotina. Para ahli mikologi
sering melakukannya sebelum menentukan nama ilmiah suatu jenis jamur anggota
Basiodiomycota.
Beberapa jenis Basidiomycota enak dimakan dan aman, namun banyak ditemukan jenis yang
menghasilkan racun mikotoksin yang dapat menyebabkan kematian jika termakan. Jamur yang
dibudidayakan karena mempunyai nilai ekonomis disebut jamur. Berikut ini adalah beberapa
contoh jamur Basidiomycota dan peranannya bagi kehidupan manusia.
Contoh Jamur Basidiomycota yang menguntungkan
■ Volvariella volvacea (jamur merang)
Jamur ini mempunyai tubuh buah berbentuk seperti payung, terdiri atas lembaran-lembaran
(bilah), yang berisi basidium. Tubuh buahnya berwarna putih kemerah-merahan. Jamur ini
merupakan sumber protein, kadar kalorinya tinggi, tetapi kadar kolesterolnya rendah. Karena
memiliki nilai ekonomi yang tinggi, jamur ini banyak dibudidayakan.
■ Auricularia polythrica (jamur kuping)
Jamur kuping merupakan jamur saprofi t pada kayu yang mati. Tubuh buahnya berbentuk seperti
daun telinga (kuping), berwarna merah kecoklat-coklatan. Rasanya enak dan bisa dimakan
seperti sayuran. Jamur ini pun sekarang sudah banyak dibudidayakan.
■ Jamur tiram (Pleurotus sp.), jamur kayu atau jamur tiram. Jamur ini enak untuk dikonsumsi,
habitat yang baik pada lingkungan yang mengandung banyak lignin dan selulosa. Jamur ini telah
banyak dibudidayakan dengan medium serbuk gergaji.
Info Biologi!
Kandungan protein jamur tiram 3,5 - 4% dari berat basah, berarti proteinnya 2 kali lipat
dibandingkan asparagus dan kubis. Bila dihitung dengan berat kering, jamur ini
mengandung protein 19-35%, sementara beras 7,3%, gandum 13,2%, kedelai 39,5%,
susu sapi 25,5%. Dengan demikian kandungan protein jamur ini tertinggi setelah kedelai.
Selain itu, jamur ini juga mengandung asam amino essensial yang tidak bisa disintesis
dalam tubuh.
■ Jamur shitake merupakan jamur yang sering diproduksi di Cina dan Jepang, hidup pada
batang kayu.
■ Lentinous edodes, jenis jamur ini selain dapat dikonsumsi manusia juga dapat dipergunakan
sebagai bahan obat.
■ Amanita caesarina, Tidak seperti Amanita muscaria yang beracun, jamur Amanita caesaria
yang berwarna oranye cerah memiliki rasa yang lezat dan merupakan makanan kegemaran kaisar
Romawi yang bernama Nero.
Ciri-Ciri Deuteromycota
Secara umum, ciri-ciri atau karakteristik jamur yang termasuk dalam divisi Deuteromycota
antara lain sebagai berikut.
■ Multiseluler (bersel banyak) yang membentuk hifa tak bersekat, namun beberapa jenis
merupakan organisme bersel tunggal yang membentuk pseudomiselium (miselium semu) pada
kondisi lingkungan yang menguntungkan.
■ Sebagian besar mikroskopis (tidak dapat diamati dengan mata telanjang).
■ Dinding sel terbuat dari zat kitin.
■ Pada jenis-jenis tertentu ditemukan hifa bersekat dengan sel yang berinti satu, namun
kebanyakan berinti banyak..
■ Terbentuk spora secara vegetatif dan belum diketahui fase kawinnya sehinga disebut jamur
tidak sempurna atau imperfekti.
■ Berkembang biak dengan membentuk spora aseksual melalui fragmentasi dan konidium yang
bersel satu atau bersel banyak. Sedangkan reproduksi seksual belum diketahui.
■ Banyak yang bersifat merusak atau menyebabkan penyakit pada hewan-hewan ternak, manusia
dan tanaman budidaya.
■ Hidup secara saprofit maupun parasit.
■ Biasanya berhabitat di tempat yang lembab.
Beberapa kelompok yang lain merupakan parasit pada protozoa dan hewan-hewan kecil lainnya
dengan berbagai cara. Beberapa jenis juga ditemui pada semut dan sarang rayap.
Beberapa jamur parasit pada hewan-hewan kecil mengembangkan unbranched body di dalam
tubuh korbannya, kemudian secara perlahan-lahan menyerap nutrien sampai korbannya mati.
Setelah itu jamur tersebut memproduksi rantai spora yang mungkin menempel atau termakan
oleh hewan-hewan lain yang akan menjadi korbannya.
Cara lain adalah dengan menangkap mangsanya dengan hifa yang dapat menusuk, dengan
menumpangi dan melekat pada amuba. Salah satu kelompok jamur penghuni tanah ada yang
mampu menangkap cacing nematoda dengan membentuk cincin hifa atau hyphal loop.
Ukuran cicin hifa tersebut lebih kecil dari ukuran tubuh nematoda dan runcing pada kedua
ujungnya. Ketika nematoda memasukkan kepalanya ke dalam cincin hifa, cacing tersebut
cenderung berusaha keluar dengan bergerak maju, bukan mundur, sehingga cacing tersebut
justru terjebak pada kumparan hifa jamur tersebut. Perhatikan gambar berikut ini.
Setelah berhasil menjerat korbannya, jamur tersebut kemudian membentuk haustoria yang
tumbuh menembus ke dalam tubuh cacing dan mencernanya.
Deuteromycota juga memiliki beberapa anggota yang merupakan penyebab penyakit pada
tanaman, di antaranya adalah sebagai berikut.
■ Sclerotium rolfsie adalah jamur yang menyebabkan penyakit busuk pada tanaman budidaya.
■ Helminthosporium oryzae adalah contoh jamur parasit yang dapat merusak kecambah dan
buah serta dapat menimbulkan noda-noda berwarna hitam pada daun inangnya (padi dan
jagung).
■ Alternaria parasit pada tanaman kentang.
■ Fusarium parasit pada tanaman tomat dan kapas.
■ Diplodia parasit pada tanaman jagung.
■ Verticillium banyak menyerang bibit tanaman.
■ Colletrichum parasit pada bawang merah
4. DEUTEROMYCOTA