Anda di halaman 1dari 16

1.

ZYGOMICOTA
2. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, jamur Zygomycota berkembangbiak dengan
dua cara, yaitu secara aseksual (vegetatif) dengan menghasilkan spora serta secara
seksual (generatif) dengan peleburan dua hifa (jantan dan betina) melalui proses
konjugasi. Adapun tahapan reproduksi jamur Zygomycota secara aseksual dan seksual
diperlihatkan pada tabel di bawah ini.
3. Tahapan Reproduksi Aseksual dan Seksual Jamur Zygomycota

No Reproduksi Aseksual Reproduksi Seksual


.
1. Ujung hifa membentuk gelembung Dua ujung hifa berbeda, yaitu hifa– dan
sporangium yang menghasilkan hifa+ bersentuhan.
spora.
2. Bila spora jatuh di tempat yang Kedua ujung hifa menggelembung membentuk
cocok akan tumbuh menjadi hifa gametangium yang terdapat banyak inti haploid.
baru.
3. Hifa bercabang-cabang membentuk Inti haploid gametangium melebur membentuk
miselium. zigospora diploid.
4. Tubuh jamur terdiri dari rhizoid, Zigospora berkecambah tumbuh menjadi
sporangiofor dengan sporangium.
sporangiumnya, dan stolon.
5. Sporangium menghasilkan spora Di dalam sporangium terjadi meiosis dan
baru. menghasilkan spora haploid. Spora haploid keluar,
jika jatuh di tempat cocok akan tumbuh menjadi hifa.
4.

5. Siklus Hidup Zygomycota


6. Siklus atau daur hidup dari jamur Rhizopus stolonifer yang tumbuh pada roti,
memperlihatkan siklus seksual dan aseksual Zygomycota. Perhatikan gambar di bawah
ini yang menunjukkan siklus hidup Rhizopus sp.
7.
8. Berdasarkan gambar di atas, pada reproduksi seksual, jamur ini menghasilkan zigospora.
Sedangkan reproduksi aseksualnya dengan perkecambahan (germinasi) spora. Spora
tersebut tersimpan di dalam sporangium (kotak spora). Jika spora matang, sporangium
akan pecah, sehingga spora menyebar terbawa angin. Apabila spora tersebut jatuh di
tempat yang sesuai, maka spora akan tumbuh menjadi hifa baru.
9.

10. Reproduksi seksual atau generatif dilakukan dengan cara konjugasi. Pembiakan seksual
terjadi jika dua ujung hifa yang “berbeda” bersentuhan. Untuk memudahkan dalam
membedakan kedua hifa itu, ditulis dengan membubuhkan tanda (+) dan tanda (-), yaitu
hifa (+) dan hifa (-). Kedua ujung hifa itu menggembung membentuk progametangium
yang akan menjadi gametangium.
11.

12. Kedua gametangium melebur menjadi satu badan yang disebut zigospora. Setiap inti
haploid dari gametangium (+) melebur dengan inti haploid dari gametangium (-) menjadi
inti diploid. Dinding zigospora menebal sehingga tahan terhadap keadaan lingkungan
yang tidak menguntungkan dalam waktu lama.
13.

14. Jika keadaan lingkungan sudah memungkinkan, dari zigospora akan tumbuh sporangium
dan inti-inti diploid di dalamnya membelah secara meiosis menjadi inti haploid.
Sporangium yang sudah masak akan pecah, spora haploid keluar dan tumbuh menjadi
hifa baru, untuk melanjutkan daur hidupnya. Jamur ini mengalami keturunan diploid
yang singkat.
15.

16. Contoh dan Peranan Zygomycota


17. Zygomycota memiliki beberapa jenis yang mudah dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Beberapa diantaranya merupakan jamur pada makanan. Jenis-jenis jamur tersebut antara
lain:
18. ■ Rhizophus stolonifera, jamur ini tampak sebagai benang-benang berwarna putih,
memiliki rizoid dan stolon. Merupakan saprofit yang hidup pada bungkil kedelai dan
bermanfaat dalam pembuatan tempe. Rhizophus oryzae, yang terdapat pada ragi tempe ini
mempunyai daya untuk memecah putih telur dan lemak. Oleh karena itu, ia berperan
dalam pembuatan tempe dan oncom putih. Jamur tempe mempunyai hifa yang berguna
untuk menyerap makanan dari kacang kedelai. Dalam waktu dua sampai tiga hari,
kumpulan hifa tersebut akan membungkus kedelai yang kemudian disebut tempe. Selain
pada tempe, jamur ini juga dapat tumbuh di tempat-tempat yang lembap.
19. ■ Rhizophus oryzae, terdapat pada ragi tape dan digunakan untuk pembuatan sake
(minuman khas Jepang).
20. ■ Rhizophus olygosporus, dapat membantu terbentuknya tempe, yaitu dapat membantu
menguraikan protein kedelai menjadi protein sederhana dan asam amino, dengan bantuan
enzim yang dikeluarkan. Karena dia mampu menguraikan, sehingga mempunyai
kesamaan fungsi dengan bakteri.
21. ■ Rhizophus nigricans, jamur ini dapat menghasilkan asam fumarat.
22. ■ Rhizopus pylobolus yang sering ditemukan tumbuh pada kotoran kuda mempunyai
sporangium yang dapat menunjukkan gerak fototropi, yaitu gerak tumbuh
membengkoknya sporangium ke arah datangnya cahaya.
23. ■ Mucor mucedo, jamur ini hidup secara saprofit. Sering dijumpai pada roti, sisa-sisa
makanan dan kotoran ternak. Miselium jamur ini berkembang di dalam substrat.
Memiliki sporangium yang dilengkapi oleh sporangiofor.
24. ■ Mucor javanicus, berperan dalam pembuatan tapai karena jamur ini terdapat dalam ragi
tapai. Jamur ini termasuk makhluk hidup yang mempunyai daya untuk mengubah tepung
menjadi gula.
25. ■ Entomophthera culicis, digunakan untuk mengendalikan populasi nyamuk Aedes
aegypty (penyebar penyakit demam berdarah). Hal ini dikarenakan jamur ini bisa hidup
sebagai parasit di dalam rongga tubuh nyamuk, selanjutnya akan menggerogoti membran
tubuh nyamuk bagian dalam sehingga lama kelamaan nyamuk tersebut akan mati.
26. ■ Entomophtora muscae parasit pada lalat.
27. ■ Basidiobolus ranarum menyebabkan penyakit pada manusia.
28. ■ Pilobolus sp. Jamur ini sering disebut ‘pelempar topi’ atau cap thrower, karena bila
sporangiumnya telah masak, jamur ini bisa melontarkannya sampai sejauh 8 meter. Spora
tersebut kemudian melekat pada rumput atau tumbuhan lain. Ketika tumbuhan tersebut
dimakan hewan, spora jamur yang melekat tersebut akan berkecambah di dalam saluran
pencernaan dan akan tumbuh pada kotoran yang dikeluarkan hewan tersebut.
2. ASCOMYCOTA
Ciri-Ciri Ascomycota
Secara umum, ciri-ciri atau karakteristik jamur yang termasuk dalam divisi Ascomycota antara
lain sebagai berikut.
■ Merupakan jamur sejati (Eumycota) bersama dengan Basidiomycota dan Deuteromycota.
■ Bersel satu (uniseluler) atau bersel banyak (multiseluler).
■ Ascomycota multiseluler memiliki hifa bersekat
■ Dinding sel terbuat dari kitin.
■ Bersifat heterotrof baik sebagai saprofit maupun sebagai parasit dan ada yang bersimbiosis
dengan organisme lain.
■ Hifa bersekat-sekat dan di tiap sel biasanya berinti satu (haploid).
■ Beberapa jenis Ascomycota dapat bersimbiosis dengan ganggang hijau dan ganggang biru
membentuk lumut kerak.
■ Mempunyai alat pembentuk spora yang disebut askus, yaitu suatu sel yang berupa gelembung
atau tabung tempat terbentuknya askospora. Askospora merupakan hasil dari reproduksi
generatif.
■ Askus memiliki bentuk struktur yang mirip kantung.
■ Bentuk askokarp beragam atau bervariasi, ada yang berbentuk seperti botol, mangkuk, dan
bola.
■ Reproduksi dilakukan secara seksual dan aseksual.

1. Reproduksi Aseksual

a. Reproduksi Aseksual pada Ascomycota Uniseluler


Reproduksi aseksual pada uniseluler terjadi dengan pembentukan tunas yang disebut
blastophora. Pembentukan ini diawali dengan menonjolnya dinding tubuh. Selama proses
pembentukan tunas, nukleus dalam sel induk membelah dan akan bergerak ke sel tunas.
Kemudian sel tunas tersebut akan memisahkan diri dari sel induk untuk menjadi individu baru.
Terkadang, sel tunas ini tetap menempel pada sel induk membentuk rantai hifa semu yang
disebut pseudohifa.

b. Reproduksi Aseksual pada Ascomycota Multiseluler


Pada ascomycota multiseluler, reproduksi aseksual ini dapat terjadi melalui dua cara, yaitu :
Melalui fragmentasi hifa yang membuat hifa dewasa akan berpisah dengan induknya dan tumbuh
menjadi hifa jamur yang baru.

Pembentukan spora aseksual yang disebut konidiospora. Hifa haploid yang sudah dewasa akan
menghasilkan tangkati yang disebut konidiofor. Pada ujung tangkai ini akan terbentuk spora.
Lalu spora tersebut diterbangkan angin. Spora yang diterbangkan ini dikenal dengan istilah
konidia. Ketika kondisi lingkungan menguntungkan, maka konidia akan berkecambah menjadi
hifa yang haploid. Hifa tersebut akan bercabang membentuk miselium yang berkromosom
haploid.

REPRODUKSI ASCOMYCOTA
2. Reproduksi Seksual
a. Reproduksi Seksual pada Ascomycota Uniseluler
Reproduksi seksual pada ascomycota uniseluler diawali dengan konjugasi (penyatuan dua sel
haploid yang berbeda jenis). Hasil penyatuan tersebut akan membentuk zigot. Lalu zigot ini akan
tumbuh menjadi askus diploid. Inti dari askus diploid ini akan membelah secara miosis dan
menghasilkan 4 inti haploid. Kemudian akan terbentuk dinding sel di sekitar 4 inti tadi. Ketika
askus sudah matang, mereka akan pecah dan mengeluarkan askopsora, apabila askospora jatuh di
tempat yang cocok, maka mereka akan berkembang menjadi individu baru.

b. Reproduksi Seksual pada Ascomycota Multiseluler


Reproduksi seksual pada scomycota multiseluler terjadi dengan pertemuan hifa (+) dengan hifa
(-) yang masing-masing memiliki kromosom haploid. Hifa (+) membentuk askogonium (alat
reproduksi betina), sedangkan hifa (-) membentuk anteridium (alat reproduksi jantan).
Askogonium kemudian akan membuat sebuah saluran yang menuju anteridium yang disebut
trikogin. Nah melalui trikogin ini akan terjadi proses plasmogami (penyatuan dua atau lebih
protoplasma).

Kemudian askogonium akan tumbuh menjadi hifa dikariotik yang bercabang-cabang dan
tergabung dalam askokarp (tubuh buah). Ujung-ujung dari hifa di askokarp ini akan membentuk
suatu askus dikariotik. Di dalam askus akan terjadi kariogami (peleburan inti) sehingga akan
terbentuk suatu inti yang berkromosom diploid. Inti diploid ini kemudian membelah secara
meiosis dan menghasilkan 4 nukleus haploid. Masing masing dari nukleus tersebut akan
membelah secara mitosis sehingga menghasilkan 8 nukleus. Kemudian disekitar nukleus tersebut
akan terbentuk dinding sel serta askospora yang berkromosom haploid. Jika askus sudah matang,
maka askospora akan membesar, ketika askus pecah, askospora yang jatuh pada tempat yang
cocok akan berkecambah dan menjadi hifa haploid yang baru.

D. BEBERAPA CONTOH JAMUR ASCOMYCOTA YANG DIKENAL


 Saccaharomyces, yaitu jamur ascomycota yang sering kita sebut dengan ragi.
Saccaharomyces merupakan ascomycota yang uniseluler yang tidak memilikibadan buah.
Biasanya dimanfaatkan untuk pembuatan tapai, roti dan anggor melalui fermentasi.
 Penicillium, merupakan anggota ascomycota yang hidup sebagai saprofil pada bahan
organik. Penicillium biasanya dijumpai pada buah yang busuk dan beras yang rusak. Konidianya
berwarna hijau. Beberapa penicillium dapat dimanfaatkan menjadi antibiotik.
 Trichodermal resei, merupakan kelompok ascomycota yang dapat menghasilkan enzim
selulase (enzim yang menguraikan selulosa).
 Aspergillus oryzae, merombak zat padi dalam pembuatan minuman beralkohol.

3. BASIDIOMYCOTA
Ciri-Ciri Basidiomycota
Secara umum, ciri-ciri atau karakteristik jamur yang termasuk dalam divisi Basidiomycota antara
lain sebagai berikut.
■ Multiseluler (bersel banyak).
■ Merupakan jamur makroskopis, dapat dilihat langsung, dan mempunyai ukuran besar.
■ Bersifat saprofit atau parasit pada organisme lain dan mikoriza.
■ Semua anggota divisi Basidiomycota berhabitat di darat.
■ Hifanya bersekat (septat), mengandung inti haploid dengan sambungan apit (clamp
connection).
■ Mempunyai tubuh buah yang bentuknya seperti payung yang terdiri dari bagian batang dan
tudung. Pada bagian bawah tudung tampak adanya lembaran-lembaran (bilah) yang merupakan
tempat terbentuknya basidium. Tubuh buah disebut basidiokarp.
■ Bentuk tubuh buah bervariasi, ada yang seperti payung, bola, papan, lembaran berleku-lekuk
dan sebagainya.
■ Tubuh buah disebut basidiokarp, terdiri atas jalinan hifa bersekat dan dikariotik (setiap intinya
berpasangan).
■ Warna tubuh buah beraneka ragam (bewarna-warni).
■ Sebagian besar dapat dikonsumsi, namun ada beberapa jamur dapat pula mematikan. Beberapa
anggota dari genus Amanita mengandung racun yang sangat mematikan. Beberapa jenis
Basidiomycota juga dapat membahayakan tumbuhan, misalnya menyebabkan kematian pada
tanaman ladang. Contoh Basidiomycota lainnya, yaitu Auricularia polytricha (jamur
kuping), Volvariella volvaceae (jamur merang), dan Ganoderma.
■ Reproduksi secara seksual dengan membentuk basidiospora dan dan jarang melakukan
reproduksi aseksual yaitu dengan fragmentasi hifa.
■ Basidiospora terbentuk di luar basidium.
■ Setiap basidium mengandung 2 atau 4 basidiospora, masing-masing berinti satu dan haploid.
Seluruh basidiospora berkumpul membentuk tubuh buah (basidiokarp).
■ Basidiokarp sering membentuk struktur seperti batang yang disebut stalk dan seperti payung
yang disebut tudung.
■ Memiliki tiga jenis Miselium yaitu sebagai berikut.

Jenis Penjelasan
Miselium
Miselium dihasilkan dari spora yang baru tumbuh. Mula-mula miselium ini berinti
primer banyak, kemudian terbentuk septa yang mengandung satu inti dan haploid.
Miselium dihasilkan dari plasmogami atau persatuan dua hifa yang bersesuaian. Miselium
sekunder ini berinti dua yang masing-masing haploid.
Miselium terdiri atas miselium sekunder yang telah bersatu membentuk semacam
tersier jaringan, misalnya membentuk basidiokarp dan basidiofor.

Struktur Tubuh Basidiomycota


Ciri jamur Basidiomycota adalah memiliki basidium. Kelompok jamur ini dikenal karena tubuh
buahnya tampak jelas di permukaan tanah atau substrat lainnya. Tubuh buah bentuknya
bermacam-macam, ada yang seperti payung, bola atau papan. Misalnya, jamur merang
(Volvariella volvacea) dengan tubuh buah berbentuk payung.

Secara umum, tubuh buah mempunyai 4 bagian, yaitu sebagai berikut.


■ Tubuh buah (stipe) merupakan suatu massa miselium yang tumbuh tegak.
■ Tudung (pileus) merupakan bagian yang ditopang oleh stipe. Sewaktu muda, pileus
dibungkus oleh selaput yang disebut velum universale yang akan pecah menjelang dewasa.
■ Volva adalah sisa pembungkus yang terdapat di dasar tangkai.
■ Bilah (lamella) merupakan bagian bawah dari tudung, berbentuk helaian, dan tersusun atas
lembaran.
■ Annulus, posisinya melingkari batang berbentuk cincin.
■ Gill merupakan bagian di bawah tudung yang berupa bilah-bilah berbentuk lembaran seperti
insang tempat basidium menghasilkan basidiospora sebagai alat reproduksi secara generatif.
Tubuh buah jamur Basidiomycota disebut basidiokarp, terdiri atas jalinan hifa bersekat dan
dikariotik (setiap sel intinya berpasangan). Pada saat pembentukan basidiospora, ujung-ujung
hifa menggembung membentuk basidium yang di dalamnya terjadi peleburan dua inti haploid
menjadi satu inti diploid, disusul dengan pembelahan meiosis yang menghasilkan 4 inti haploid.

Selanjutnya, basidium membentuk empat tonjolan (sterigmata) yang berisi protoplasma dan
keempat inti haploid tadi masing-masing akan mengisi tiap tonjolan dan terbentuk empat buah
basidiospora haploid.

Cara Reproduksi Basidiomycota


Baca Juga:

 Apa Peranan Jamur Bagi Kehidupan Manusia? Berikut Penjelasannya


 4 Macam Klasifikasi Jamur dan Contohnya Lengkap
 Contoh & Peranan Jamur Zygomycota, Ascomycota, Basidiomycota dan Deuteromycota

Cara perkembangbiakan Basidiomycota dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu secara
generatif (seksual) dan secara vegetatif (aseksual). Lalu seperti apa proses dan tahapannya?
Berikut ini penjelasannya.
1. Reproduksi Seksual Basidiomycota
Adapun tahapan perkembangbiakan Basidiomycota secara seksual atau generatif adalah sebagai
berikut.
1. Spora berinti haploid+ dan haploid– tumbuh menjadi hifa+ dan hifa– .
2. Hifa+ dan hifa– akan melebur menjadi hifa dikariotik (2 inti).
3. Hifa dikariotik tumbuh menjadi miselium dan akhirnya membentuk tubuh buah (basidiokarp).
4. Ujung-ujung hifa pada basidiokarp menggelembung (disebut basidium) dan dua inti haploid
menjadi satu inti diploid.
5. Inti diploid membelah secara meiosis menjadi 4 inti haploid. Basidium membentuk 4 tonjolan
dan masing-masing tonjolan diisi 1 inti haploid yang akan berkembang menjadi spora disebut
basidiospora.
6. Basidiospora yang sudah masak akan terlepas dari basidium dan jika jatuh di tempat yang
cocok akan tumbuh menjadi hifa.
2. Reproduksi Aseksual Basidiomycota
Reproduksi secara aseksual terjadi dengan membentuk konidiospora. Konidia adalah spora yang
dihasilkan dengan jalan membentuk sekat melintang pada ujung hifa atau dengan diferensiasi
hingga terbentuk banyak konidia.Hifa haploid yang sudah dewasa akan menghasilkan konidiofor
(tangkai konidia).

Pada ujung konidiofor kemudian terbentuk spora. Lalu spora tersebut akan diterbangkan oleh
angin. Apabila kondisi lingkungan menguntungkan, maka konidia akan berkecambah menjadi
hifa yang haploid.
Info Biologi!
Clathrus archeri yang Menarik Lalat
Clathrus archeri adalah fungus Australasia istimewa dengan tangan berwarna merah
terang yang berbentuk sungut. Jamur ini tumbuh di padang rumput atau hutan dan
menarik lalat dengan baunya yang kuat dan memuakkan. Lalat hinggap di spora yang
lengket dan membawanya serta. Dengan cara ini, spora berperan dalam penyebaran
jamur.

Siklus Hidup Basidiomycota


Bagaimana daur hidup basidiomycota? Silahkan kalian perhatikan gambar dan penjelasan berikut
ini.
Spora yang dihasilkan oleh basidium (basidiospora) bersifat haploid dan tumbuh membentuk
hifa-hifa yang bersekat, tiap sekat berinti satu, ada yang sebagai hifa + (jantan) dan ada hifa –
(betina). Jika keduanya bertemu akan terjadi plasmogami/percampuran plasma sel dan akan
terbentuk sel hifa yang dikariotik/dua inti.

Hifa tersebut akan terus berkembang membentuk miselium yang masih bersifat dikariotik,
sehingga akan terbentuk tubuh buah basidiokarp yang bentuknya seperti payung. Basidiokarp ini
akan menghasilkan basidium yang terdapat pada lapisan disebut himenium.

Di tempat tersebut akan terjadi kariogami, yaitu persatuan dua inti menjadi satu dan inti ini akan
mengalami pembelahan meiosis untuk membentuk 4 spora haploid yang disebut dengan
basidiospora, demikian seterusnya.

Info Biologi!
Spore Print
Spore print atau cetakan spora adalah gambaran spora di dalam basidium (tubuh buah)
yang diletakkan pada selembar kertas. Teknik ini merupakan salah satu tahap dalam
karakterisasi sifat dan ciri suatu jenis jamur anggota Basidiomycotina. Para ahli mikologi
sering melakukannya sebelum menentukan nama ilmiah suatu jenis jamur anggota
Basiodiomycota.

Contoh dan Peranan Basidiomycota


Jamur yang sering kita lihat dalam kehidupan sehari-hari sebagian besar termasuk dalam kelas
Basidiomycota. Saat ini telah diketahui kurang lebih 12.000 jenis Basidiomycota dan tidak ada
satu pun yang menyebabkan infeksi penyakit pada manusia. Kebanyakan Basidiomycota adalah
saprobe dan parasit pada tumbuhan dan serangga.

Beberapa jenis Basidiomycota enak dimakan dan aman, namun banyak ditemukan jenis yang
menghasilkan racun mikotoksin yang dapat menyebabkan kematian jika termakan. Jamur yang
dibudidayakan karena mempunyai nilai ekonomis disebut jamur. Berikut ini adalah beberapa
contoh jamur Basidiomycota dan peranannya bagi kehidupan manusia.
Contoh Jamur Basidiomycota yang menguntungkan
■ Volvariella volvacea (jamur merang)
Jamur ini mempunyai tubuh buah berbentuk seperti payung, terdiri atas lembaran-lembaran
(bilah), yang berisi basidium. Tubuh buahnya berwarna putih kemerah-merahan. Jamur ini
merupakan sumber protein, kadar kalorinya tinggi, tetapi kadar kolesterolnya rendah. Karena
memiliki nilai ekonomi yang tinggi, jamur ini banyak dibudidayakan.
■ Auricularia polythrica (jamur kuping)
Jamur kuping merupakan jamur saprofi t pada kayu yang mati. Tubuh buahnya berbentuk seperti
daun telinga (kuping), berwarna merah kecoklat-coklatan. Rasanya enak dan bisa dimakan
seperti sayuran. Jamur ini pun sekarang sudah banyak dibudidayakan.
■ Jamur tiram (Pleurotus sp.), jamur kayu atau jamur tiram. Jamur ini enak untuk dikonsumsi,
habitat yang baik pada lingkungan yang mengandung banyak lignin dan selulosa. Jamur ini telah
banyak dibudidayakan dengan medium serbuk gergaji.

Info Biologi!
Kandungan protein jamur tiram 3,5 - 4% dari berat basah, berarti proteinnya 2 kali lipat
dibandingkan asparagus dan kubis. Bila dihitung dengan berat kering, jamur ini
mengandung protein 19-35%, sementara beras 7,3%, gandum 13,2%, kedelai 39,5%,
susu sapi 25,5%. Dengan demikian kandungan protein jamur ini tertinggi setelah kedelai.
Selain itu, jamur ini juga mengandung asam amino essensial yang tidak bisa disintesis
dalam tubuh.

■ Jamur shitake merupakan jamur yang sering diproduksi di Cina dan Jepang, hidup pada
batang kayu.
■ Lentinous edodes, jenis jamur ini selain dapat dikonsumsi manusia juga dapat dipergunakan
sebagai bahan obat.
■ Amanita caesarina, Tidak seperti Amanita muscaria yang beracun, jamur Amanita caesaria
yang berwarna oranye cerah memiliki rasa yang lezat dan merupakan makanan kegemaran kaisar
Romawi yang bernama Nero.

Contoh Jamur Basidiomycota yang merugikan


■ Amanita phalloides
Amanita phalloides merupakan salah satu anggota suku Amanitaceae. Amanita, merupakan
cendawan yang indah, tetapi juga merupakan anggota daftar cendawan yang mematikan di bumi,
mengandung cukup racun untuk membunuh seorang dewasa hanya dengan sepotong tubuhnya.
Jamur ini hidup sebagai saprofit pada kotoran hewan ternak, memiliki tubuh buah berbentuk
seperti payung.
■ Puccinia graminis (jamur karat)
Jamur ini hidup parsit pada daun rumput-rumputan (Graminae), tubuhnya makroskopik, tidak
memiliki tubuh buah, dan sporanya berwarna merah kecoklatan seperti warna karat.
■ Ustilago maydis, jamur ini parasit pada tanaman jagung, menyerang sukam daun, tongkol,
jumbai dan tangkai. Ciri yang paling menyolok jika tanaman jagung diserang jamur ini adalah
adanya beberapa butiran jagung pada tongkolnya menjadi jauh lebih besar dari ukuran normal.
■ Calvatia gigantea, dikenal dengan nama giant puffball, memiliki tubuh buah yang sangat
besar dengan diameter lebih dan 1 meter, sehingga dapat mengeluarkan spora berjumlah
trilyunan.
■ Amanita muscaria, jamur ini menghasilkan racun muskarin yang dapat membunuh lalat.
Hidup pada kotoran ternak.
■ Ganoderma applanatum (jamur kayu) jamur ini menyebabkan kerusakan pada kayu.
■ Ganoderma pseudoferreum, jamur ini penyebab busuk akar pada tanaman coklat, kopi, teh,
karet dan tanaman perkebunan lain.
■ Puccinia graminis, menimbulkan penyakit pada tanaman tebu dan jagung.
■ Ustilago scitamanae parasit pada pucuk daun tanaman Graminae.
■ Puccinia arachidis, parasit pada tanaman kacang tanah.
■ Phakospora pachyrhizi, parasit pada tanaman kedelai.
■ Amanita verna beracun, hidup di tanah putih atau merah.
■ Exobasidium vexans hidup parasit pada tanaman teh.

Ciri-Ciri Deuteromycota
Secara umum, ciri-ciri atau karakteristik jamur yang termasuk dalam divisi Deuteromycota
antara lain sebagai berikut.
■ Multiseluler (bersel banyak) yang membentuk hifa tak bersekat, namun beberapa jenis
merupakan organisme bersel tunggal yang membentuk pseudomiselium (miselium semu) pada
kondisi lingkungan yang menguntungkan.
■ Sebagian besar mikroskopis (tidak dapat diamati dengan mata telanjang).
■ Dinding sel terbuat dari zat kitin.
■ Pada jenis-jenis tertentu ditemukan hifa bersekat dengan sel yang berinti satu, namun
kebanyakan berinti banyak..
■ Terbentuk spora secara vegetatif dan belum diketahui fase kawinnya sehinga disebut jamur
tidak sempurna atau imperfekti.
■ Berkembang biak dengan membentuk spora aseksual melalui fragmentasi dan konidium yang
bersel satu atau bersel banyak. Sedangkan reproduksi seksual belum diketahui.
■ Banyak yang bersifat merusak atau menyebabkan penyakit pada hewan-hewan ternak, manusia
dan tanaman budidaya.
■ Hidup secara saprofit maupun parasit.
■ Biasanya berhabitat di tempat yang lembab.

Cara Hidup Deuteromycota


Semua jamur anggota divisi artifisial ini bereproduksi secara aseksual dengan konidia. Konidia
dibentuk diujung konidiosfora, secara langsung pada hifa yang bebas. Beberapa jenis hidup pada
dedaunan dan sisa-sisa tumbuhan yang tenggelam di dasar sungai yang berarus deras.

Beberapa kelompok yang lain merupakan parasit pada protozoa dan hewan-hewan kecil lainnya
dengan berbagai cara. Beberapa jenis juga ditemui pada semut dan sarang rayap.

Beberapa jamur parasit pada hewan-hewan kecil mengembangkan unbranched body di dalam
tubuh korbannya, kemudian secara perlahan-lahan menyerap nutrien sampai korbannya mati.
Setelah itu jamur tersebut memproduksi rantai spora yang mungkin menempel atau termakan
oleh hewan-hewan lain yang akan menjadi korbannya.

Cara lain adalah dengan menangkap mangsanya dengan hifa yang dapat menusuk, dengan
menumpangi dan melekat pada amuba. Salah satu kelompok jamur penghuni tanah ada yang
mampu menangkap cacing nematoda dengan membentuk cincin hifa atau hyphal loop.

Ukuran cicin hifa tersebut lebih kecil dari ukuran tubuh nematoda dan runcing pada kedua
ujungnya. Ketika nematoda memasukkan kepalanya ke dalam cincin hifa, cacing tersebut
cenderung berusaha keluar dengan bergerak maju, bukan mundur, sehingga cacing tersebut
justru terjebak pada kumparan hifa jamur tersebut. Perhatikan gambar berikut ini.
Setelah berhasil menjerat korbannya, jamur tersebut kemudian membentuk haustoria yang
tumbuh menembus ke dalam tubuh cacing dan mencernanya.

Cara Reproduksi Deuteromycota


■ Reproduksi aseksual terjadi dengan menghasilkan konidia atau menghasilkan hifa khusus yang
disebut konidiofor.
■ Meskipun tidak memiliki reproduksi seksual, tetapi rekombinasi genetiknya masih dapat
terjadi, sehingga disebut dengan paraseksualitas. Siklus paraseksual ini merupakan proses
mengirim materi genetik tanpa melalui pembelahan meiosis dan perkembangan dari struktur
seksual.

Contoh Deuteromycota dan Peranannya


Pada manusia, jamur anggota divisi Deuteromycota umumnya menyebabkan penyakit. Contoh-
contohnya adalah sebagai berikut.
■ Epidermophyton floocosum menyebabkan penyakit kaki atlet (kutu air).
■ Microsporum sp. dan Trichophyton sp. menyebabkan penyakit kurap atau panu. Karena hidup
dikulit, kedua jamur tersebut sering disebut juga sebagaidermatophytes.
■ Candida albicans merupakan jamur mikroskopis yang memiliki bentuk tubuh mirip ragi, tetapi
sifat hidupnya adalah parasit. Penyakit yang ditimbulkannya adalah penyakit keputihan yang
terjadi karena adanya infeksi pada vagina.
■ Tinea versicolor penyebab panu.
■ Melazasia fur-fur, penyebab panu.
■ Trychophyton tonsurans, menimbulkan ketombe di kepala.

Deuteromycota juga memiliki beberapa anggota yang merupakan penyebab penyakit pada
tanaman, di antaranya adalah sebagai berikut.
■ Sclerotium rolfsie adalah jamur yang menyebabkan penyakit busuk pada tanaman budidaya.
■ Helminthosporium oryzae adalah contoh jamur parasit yang dapat merusak kecambah dan
buah serta dapat menimbulkan noda-noda berwarna hitam pada daun inangnya (padi dan
jagung).
■ Alternaria parasit pada tanaman kentang.
■ Fusarium parasit pada tanaman tomat dan kapas.
■ Diplodia parasit pada tanaman jagung.
■ Verticillium banyak menyerang bibit tanaman.
■ Colletrichum parasit pada bawang merah
4. DEUTEROMYCOTA

Anda mungkin juga menyukai