Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

FISIKA
MENGENAI ALAT OPTIK DAN CAHAYA

Disusun oleh :

Wanda Syahayu
Rini Alvionita
Eka Br Sembiring
Amelia Fahira
Lisma Ismail
Tia Ramadhani

KELOMPOK 5
KELAS A2

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita hadiahkan kehadirat Allah SWT, Karena dengan rahmat dan karunianya
makalah Optik dan Cahaya dapat diselesaikan. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi
tugas mata kuliah Fisika II.

Tidak lupa kami berterimakasih kepada Ibu Rizka Nurlaila S.Si., M.Si., selaku dosen
Fisika II yang telah memberikan tugas ini sehingga menambah pengetahuan kami mengenai
Optik dan Cahaya.

Dengan penuh kesadaran bahwa tidak ada yang sempuna didunia ini selain Allah SWT,
maka makalah ini juga tidak terlepas dari segala kekurangan dan sangat jauh dari kata sempurna.

Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat menyempurnakan, memperbaiki, dan
mengembangkan makalah ini sangat saya harapkan.

Lhokseumawe, 23 Mei 2018

Penyusun

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………..…….….......................1
Daftar Isi…………………………………………………...……………………2
BAB I PENDAHULUAN…………………………………… …......................3
A. Latar Belakang…………………………………..……………… …………. 3
B. Rumusan Masalah…………………………………..………………………..3
C. Tujuan Penulisan…………………………………..…………………………3
BAB II PEMBAHASAN………………………………………........................4
A. Pengertian Cahaya……………………………..….… ……………………...4
B. Sumber Sumber Cahaya…………………………………..………………….4
C. Pemantulan Cahaya (Refleksi) ……………… ……………………...............5
D Pembiasan Cahaya (Refraksi………………………………………………….8
E. Cahaya Tampak dan Pelangi………………………………………………….9
F. Pengertian Alat Alat optik…………………………………………….……...10
G. Pengertian Mata, Kamera, Lup, Teropong dan Mikroskop………………….10

BAB III PENUTUP……………………………………………………………16


Kesimpulan…………………………………………….………………………...16

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………..….…………..17

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cahaya merupakan salah satu contoh gelombang elektromagnetik, gelombang yang tidak
memerlukan medium sebagai media perambatannya. Misalnya, pada siang hari tampak terang
karena cahaya matahari menerangi bumi. Walaupun matahari berada jauh dari bumi dan
dipisahkan oleh ruang hampa di ruang angkasa, namun cahaya matahari mampu sampai di bumi.

Di sekitar kita, ada banyak sekali benda yang memancarkan cahaya. Benda yang dapat
memancarkan cahaya dinamakan sumber cahaya. Ada dua macam sumber cahaya, yaitu sumber
cahaya alami dan sumber cahaya buatan. Sumber cahaya alami merupakan sumber cahaya yang
menghasilkan cahaya secara alamiah dan setiap saat, contohnya matahari dan bintang Sumber
cahaya buatan merupakan sumber cahaya yang memancarkan cahaya karena dibuat oleh
manusia, dan tidak tersedia setiap saat, contohnya lampu senter, lampu neon, dan lilin.

B. Rumusan Masalah

1.Apa yang dimaksud dengan Cahaya?


2.Apa yang dimaksud dengan Sumber Cahaya? Dan apa apa saja sumbernya?
3. Apa yang dimaksud dengan Pemantulan Cahaya?
4. Apa yang dimaksud dengan Pembiasan Cahaya?
5. Apa yang dimaksud dengan Cahaya Tampak dan Pelangi?
6. Apa itu Alat-alat Optik?
7. Apa yang dimaksud dengan Mata, Kamera, Lup, Teropong dan Mikroskop?

C. Tujuan Penulisan
1.Mengetahui apa yang dimaksud dengan Cahaya
2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan sumber cahaya dan apa saja sumbernya
3. Mengetahui apa itu Pemantulan Cahaya
4. Mengetahui apa itu Pembiasan Cahaya
5. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Cahaya Tampak dan Pelangi
6. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Alat-alat Optik
7. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Mata, Kamera, Lup, Teropong dan Mikroskop

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Cahaya
Cahaya merupakan salah satu bentuk energi. Sumber cahaya memancarkan energi cahaya
secara radiasi sehingga energi ini disebut energi radiasi .
Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang merambat secara transversal. Cepat
rambat ccahaya di ruang hampa kira-kira 300.000 km/s (300.000.000 m/s). Besaran fisis yang
dimiliki cahaya mirip dengan besaran fisis yang dimiliki gelombang, seperti panjang gelombang,
cepat rambat gelombang, dan frekuensi gelombang.
Cahaya yang hanya bisa dilihat oleh mata manusia disebut cahaya tampak.

B. Sumber Cahaya
Sumber cahaya adalah benda yang bisa menghasilkan cahaya. Sumber cahaya dibedakan
menjadi dua yakni sumber cahaya alami adalah benda yang dapat memancarkan cahayanya
sendiri, seperti matahari, api dan bioluminesens. Dan sumber cahaya buatan adalah benda yang
dapat memancarkan cahaya akibat suatu proses tertentu.

1. Perambatan Cahaya dan Pembentukan Bayangan


Cahaya merambat menurut lintasan yang berbentuk garis lurus. Pembentukan bayangan
suatu benda disebabkan oleh sifat cahaya yang merambat menurut garis lurus. Anggapan cahaya
yang merambat menurut garis lurus disebut optik geometrik.
Akibat cahaya merambat lurus, benda yang tidak tembus cahaya seperti buku,
pohon,kertas, atau tubuh manusia akan membentuk bayangan apabila terkena cahaya.

2. Bayangan Umbra dan Penumbra


Jika sebuah benda tidak tembus cahaya dikenai cahaya, di belakang benda tersebut akan
terbentuk dua bayangan, yaitu bayangan inti dan bayangan kabur. Bayangan inti disebut umbra
dan bayangan kabur disebut penumbra.

4
C. Pemantulan Cahaya (Refleksi)
Pada pemantulan, berkas cahaya yang datang mengenai suatu benda disebut sinar datang,
sedangkan berkas cahaya yang meninggalkan benda (dipantulkan) disebut sinar pantul.
Berkas cahaya yang dipantulkan bergantung pada jenis permukaan benda. Bila cahaya
mengenai permukaan kasar maka cahaya akan di pantulkan secara tersebar yang disebut dengan
pemantulan baur. Namun, bila cahaya mengenai permukaan yang mulus maka cahaya akan
dipantulkan secara teratur yang disebut dengan pemantulan teratur.
Pemantulan teratur banyak dimanfaatkan seperti pada kaca spion dan pembuatan berlian.
Benda yang dapat memantulkan cahaya secara teratur akan kelihatan mengkilap, sedangkan
benda yang memantulkan cahaya secara baur akan kelihatan redup.
Selain bergantung pada jenis permukaan, pemantulan cahaya selalu mengikuti suatu
aturan yang disebut hukum pemantulan cahaya, yang berbunyi sebagai berikut.

Hukum Pemantulan Cahaya (Hukum Snellius)


1. Sinar dating, garis normal, dan sinar pantul terletak pada satu bidang datar.
2. Sudut datang cahaya (i) sama dengan sudut pantul cahaya (r), atau (<AON = <NOB)
Sudut sinar datang dan sudut sinar pantul diukur terhadap garis normal.
Garis normal adalah garis yang tegak lurus terhadap bidang pantul.
5
 Pemantulan Cahaya pada Cermin Datar
Sifat bayangan pada cermin datar; maya, tegak, sama besar, jarak bayangan sama dengan
jarak benda, tinggi bayangan sama dengan tinggi benda, dan posisi bayangan berlawanan
dengan posisi benda.

 Pemantulan Cahaya pada Cermin Cekung

SU = sumbu utama

P = titik pusat kelengkungan cermin

F = titik focus cermin

O = titik pusat optic

R = jari-jari cermin

f = jarak titik focus cermin


O-F= ruang I
F-P = ruang II
P- tak hingga = ruang III
O-tak hingga = ruang IV

6
 Sinar-sinar istimewa pada cermin cekung

1. Sinar datang sejajar sumbu


utama dipantulkan melalui
titik focus

2. Sinar datang melalui titik


fokus dipantulkan sejajar
sumbu utama.

3. Sinar datang melalui titik


pusat cermin dipantulkan
kembali melalui titik pusat
cermin.

RUMUS CERMIN CEKUNG

So = jarak benda
Si = jarak bayangan
f = jarak fokus cermin cekung
R = jari-jari cermin cekung
Catatan: pada cermin cekung f dan R bernilai negatif (+) 7
 Pemantulan Cahaya pada Cermin Cembung
Bagian-bagian cermin cembung

O-F = ruang I
F-P = ruang II
P-tak terhiungga = ruang III
O-tak terhingga = ruang IV
SU = sumbu utama
P = titik pusat kelengkungan cermin
F = titik focus cermin
O = titik pusat optic
R = jari-jari cermin
f = jarak titik focus cermin

RUMUS CERMIN CEMBUNG

So = jarak benda

Si = jarak bayangan

f = jarak focus cermin cembung

R = jari-jari cermin cembung

C. Pembiasan Cahaya

Hukum pembiasan cahaya:

8
1. Sinar dating, sinar bias, dan garis normal terletak pada satu bidang datar.
2. Perbandingan antara proyeksi sinar dating dan proyeksi sinar bias ( ) selalu tetap.
(Tetapan ini disebut indeks bias) n1 dan n2 = Indek bias udara, dan indeks bias kaca

Pembiasan Cahaya atau Refraksi adalah peristiwa pembelokan arah rambat cahaya, yang
terjadi ketika cahaya tersebut berpindah dari medium satu ke medium lainnya. Pembelokan
cahaya ini terjadi karena perubahan kecepatan cahaya ketika memasuki medium yang berbeda.
Setiap medium memiliki kerapatan yangg berbeda.
Pembiasan arah rambat cahaya bergantung pada suatu aturan atau hukum yang disebut
hukum pembiasan. Hukum pembiasan ditemukan oleh seorang ahli matematika asal Belanda
yang bernama Willebrord van Roijen Snell sehingga hukum ini lebih dikenal dengan sebutan
hukum Snellius. Hukum Snellius berbunyi sebagai berikut.
1. Sinar datang, sinar bias, dan garis normal terletak pada satu bidang datar dan berpotongan di
satu titik.
2. Sinar yang datang dari medium kurang rapat menuju medium yang lebih rapat akan
dibiaskan mendekati garis normal. Sebaliknya sinar yang datang dari medium lebih rapat ke
medium kurang rapat akan dibiaskan menjauhi garis normal.
Kerapatan medium yang mempengaruhi cepat rambat cahaya, selanjutnya disebut dengan
indeks bias. Indeks bias merupakan perbandingan antara cepat rambat cahaya di dalam vakum
dan cepat rambat cahaya di dalam medium.
Nilai sudut bias, bergantung pada nilai sudut datangnya. Bila sudut datangnya semakin besar
maka sudut biasnya juga semakin besar, tetapi pertambahannya tidak terjadi secara linier.

E. Cahaya Tampak dan Pelangi


Cahaya di alam ini banyak sekali jenisnya. Ada cahaya yang dapat dilihat dan ada cahaya
yang tidak dapat dilihat. Cahaya yang tidak dapat dilihat misalnya cahaya sinar-X, sinar
inframerah, sinar ultraviolet dan sianr yang dihailkan oleh zat radioaktif. Mata manusia hanya
mampu melihat cahaya tertentu. Cahaya yang dapat dilihat oleh manusia disebut cahaya tampak.
Cahaya tampak yang berwarna putih, sebenarnya terdiri atas sejumlah warna yaitu merah,
jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu (Me-Ji-Ku-Hi-Bi-Ni-U). Setiap warna memiliki
panjang gelombang dan energi tertentu. Warna merah memiliki panjang gelombang terpanjang,
tetapi energinya paling kecil. Sementara warna ungu memiliki panjang gelombang terpendek,
tetapi energinya paling besar.
Cahaya bisa terurai menjadi penyusunnya melalui suatu peristiwa penguraian cahaya,
contohnya pelangi. Peristiwa penguraian cahaya ini disebut dispersi cahaya. Tiga warna yang
berfungsi sebagai filter yaitu merah, hijau dan biru disebut warna pokok.

F. Pengertian Alat-Alat OPTIK


Alat optik adalah alat-alat yang salah satu atau lebih komponennya menggunakan benda optik,
seperti: cermin, lensa, serat optik atau prisma.

G.Pengertian Mata, Kamera, Lup, Teropong dan Mikroskop

 Mata

Mata merupakan salah satu contoh alat optik, karena dalam pemakaiannya mata
membutuhkan berbagai benda-benda optik seperti lensa.

1.Kornea adalah bagian mata yang melindungi permukaan mata dari kontak dengan udara luar.
2.Iris adalah selaput tipis yang berfungsi untuk mengatur kebutuhan cahaya dalam pembentukan
bayangan.
3.Lensa adalah bagian mata yang berfungsi untuk memfokuskan bayangan pada retina.
4.Retina berfungsi sebagai layar dalam menangkap bayangan benda, di tempat ini terdapat

simpul-simpul syaraf optik.


5.Otot siliar berfungsi untuk mengatur daya akomodasi mata. 10
 Kamera

Kamera merupakan alat optik yang dapat memindahkan atau mengambil gambar dan
menyimpannya dalam bentuk file, film maupun print-out. Kamera menggunakan lensa positif
dalam membentuk bayangan. Sifat bayangan yang dibentuk kamera adalah nyata, terbalik,
dan diperkecil.

Bagian-bagian dari kamera secara sederhana terdiri dari:

1. Lensa cembung
2. Film
3. Diafragman
4. Aperture

 Lup

Lup adalah alat optik yang memiliki fungsi untuk memperbesar bayangan benda. Lensa
yang digunakan adalah lensa cembung. Bayangan yang dibentuk oleh lup memiliki sifat:
maya, tegak, dan diperbesar.

11
11
Ada dua cara bagaimana menggunakan lup yaitu:

1. Dengan cara mata berakomodasi maksimum


2. Dengan cara mata tidak berakomodasi

Pada mata berakomodasi maksimum

Ø Perbesaran sudut atau perbesaran angular

 Teropong

Teropong atau teleskop adalah sebuah alat yang digunakan untuk melihat benda-benda
yang jauh sehingga tampak lebih jelas dan lebih dekat. Secara umum teropong terdiri atas
dua buah lensa positif. Satu lensa mengarah ke obyek dan disebut lensa obyektif dan satu
lensa mengarah ke mata dan disebut lensa okuler.

Prinsip utama pembentukan bayangan pada teropong adalah: lensa obyektif membentuk
bayangan nyata dari sebuah obyek jauh dan lensa okuler berfungsi sebagai lup. Panjang teropong
adalah jarak antara lensa obyektif dan lensa okulernya.

Jenis-Jenis Teropong :
1. Teropong Bintang

Teropong bintang digunakan untuk mengamati obyek-obyek yang ada di langit (bintang).
Teropong bintang terdiri dari sebuah lensa cembung yang berfungsi sebagai lensa obyektif
dengan diameter dan jarak fokus besar, sedangkan okulernya adalah sebuah lensa cembung
dengan jarak fokus pendek.
2.Teropong Bumi

Teropong bumi digunakan untuk mengamati obyek-obyek yang jauh dipermukaan bumi.
Teropong ini akan menghasilkan bayangan yang nampak lebih jelas, lebih dekat dan tidak
terbalik. Teropong bumi terdiri dari tiga lensa positif dan salah satunya berfungsi sebagai
pembalik bayangan.

3.Teropong Panggung

Teropong panggung adalah teropong yang mengkombinasikan antara lensa positif dan lensa
negatif. Lensa negatif digunakan sebagai pembalik dan sekaligus sebagai okuler. Sifat bayangan
yang terbentuk adalah maya,tegak, dan diperkecil.

 Mikroskop

Mikroskop adalah alat yang digunakan untuk mengamati benda-benda kecil. Mikroskop yang
paling sederhana menggunakan kombinasi dua buah lensa positif, dengan panjang titik fokus
obyektif lebih kecil daripada jarak titik fokus lensa okuler.

Pengamatan menggunakan mikroskop dengan mata berakomodasi maksimum.

13
Perbesaran mikroskop pada pengamatan ini adalah:

dan

Keterangan:

S(Ob) = Jarak benda lensa obyektif dalam meter

S’(Ob) = Jarak bayangan lensa obyektif dalam meter

PP = titik dekat pengamat dalam meter

f(Ok) = panjang fokus lensa okuler dalam meter

Pengamatan menggunakan mikroskop dengan mata tidak berakomodasi.

Perbesaran mikroskop pada pengamatan ini adalah:

keterangan:

S(Ob) = Jarak benda lensa obyektif dalam meter


S’(Ob) = Jarak bayangan lensa obyektif dalam meter

PP = titik dekat pengamat dalam meter

f(Ok) = panjang fokus lensa okuler dalam meter

Panjang Mikroskop

Panjang mikroskop diukur dari jarak antara lensa obyektif dan lensa okuler. Untuk masing-
masing jenis pengamatan, panjang mikroskop dapat dihitung dengan cara yang berbeda.

A. Mata berakomodasi maksimum

d = Si(Ob) + So(Ok)

B. Mata tak berakomodasi

d = Si(Ob) + f(Ok)

Keterangan:

d = panjang mikroskop dalam meter

Si(Ob) = jarak bayangan lensa obyektif dalam meter

So(Ok) = jarak benda lensa okulerdalam meter

f(Ok) = jarak fokus lensa okuler dalam meter

PENERAPAN ALAT OPTIK

Penerapan alat optik dalam kehidupan sehari-hari di antaranya kamera untuk memotret
gambar, lup untuk melihat benda-benda agar terlihat lebih jelas/besar, mikroskop untuk
mengamati sel atau jaringan yang tidak dapat teramati dengan mata telanjang..

15
BAB III
PENUTUP

Cahaya merupakan salah satu gelombang elektromagnetik; suatu gelombang yang tidak
memerlukan medium sebagai media perambatannya. Cahaya dihasilkan oleh suatu sumber
cahaya, memiliki panjang gelombang pada rentang antara 400 nm hingga 600 nm. Beberapa
sifat-sifat umum dari cahaya diantaranya cahaya dapat menembus benda bening (transparan).
Bila mengenai penghalang, maka cahaya akan membentuk bayang-bayang.

Alat optik merupakan alat-alat fisis yang memanfaatkan sifat pemantulan dan pembiasan
cahaya. Beberapa alat optik diantaranya mata, lup, kamera, mikroskop, dan teleskop. Mata
merupakan alat optik alami yang dialami manusia. Pembentukan bayangan yang jatuh di retina
(pada mata) bersifat nyata, terbalik, dan diperkecil. Pada mata normal umumnya dapat melihat
pada jarak 25 cm (titik dekat mata) hingga jarak tak terhingga (titik jauh mata). Ada beberapa
kejadian dimana terjadi ketidaknormalan penglihatan atau cacat mata. Beberapa cacat mata yang
biasanya terjadi diantaranya rabun jauh (miopi), rabun dekat (hipermetropi), mata tua
(presbiopi), dan asigmatisma (silindris).

16
DAFTAR PUSTAKA

Halliday, D., Resnick, R. (1997). Physics , terjemahan: Patur Silaban dan Erwin Sucipto. Jakarta:
Erlangga.
Microsoft Encarta Premium 2009
Muslim, dkk. (2006). Konsep Dasar Fisika. Bandung. UPI Press
Pratiwi, P.R. dkk. (2008). CTL Ilmu Pengetahuan Alam SMP Kelas VIII. Jakarta: Depdiknas.
Rositawaty, S & Aris Muharam. (2008). Senangnya Belajar IPA Kelas 5. Jakarta: Pusat
Perbukuan Depdiknas.
Sulistyanto, H & Edy Wiyono. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI Kelas V. Jakarta:
Pusat Perbukuan Depdiknas.
Tim SEQIP. (2003). Buku IPA Guru Kelas 5. Jakarta: Dirjen Dikdasmen Depdiknas
Tipler, P.A. (1998). Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Erlangga.

17

Anda mungkin juga menyukai