Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN ASISTENSI

PRAKTIKUM STATISTIKA INDUSTRI


MODUL 2
TEORI PROBABILITAS

Instruktur : Ima Ratnasari, S.T., M.T.


Asisten : Riski Septian Rachman
Novita Yanti Nababan

Dhesya Tiaramadhanti
(0517101008)

LABORATORIUM SISTEM INFORMASI DAN KEPUTUSAN


PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

1.1.1 Teori Probabilitas

Suatu perusahaan terdapat kejadian atau peristiwa yang tidak terduga sehingga sulit
untuk menebak dengan benar. Kejadian yang tidak terduga membuat kesempatan
yang seharusnya didapatkan oleh perusahaan dengan memperhitungkan
kesempatan yang sangat besar malah akan menjadi hilang. Berdasarkan hal
tersebut, kita perlu menghitung kesempatan-kesempatan terhadap suatu kejadian
yang ada dengan menggunakan teori probabilitas.

Teori Probabilitas atau biasa disebut juga dengan derajat kepastian mempelajari
bagaimana kita dapat mengukur peluang kemungkinan yang akan terjadi terhadap
suatu peristiwa atau event. Terjadinya suatu peristiwa pada probabilitas dapat
diukur dengan rentang nilai nol hingga satu. Ukuran data untuk menghitung
peluang suatu kejadian ada yang harus diurutkan seperti permutasi dan ada yang
tidak perlu memperhatikan urutan data dalam perhitungan seperti kombinasi.

Praktikum Statistika Industri pada Modul 2 yang membahas tentang Teori


Probabilitas, praktikan melakukan perhitungan 2 kasus dengan menggunakan 3
metode. Perhitungan yang dilakukan oleh praktikan yaitu menghitung peluang,
permutasi, dan kombinasi. Praktikan melakukan perhitungan peluang dengan
mengacak data hingga 100 data yang dibagi kedalam 2 kelompok yaitu kiri dan
kanan serta praktikan mendapatkan data random sebanyak 30 data dari Instruktur.
Perhitungan yang dilakukan oleh praktikan selanjutnya yang terdiri dari permutasi
sebagian, permutasi menyeluruh, permutasi keliling, dan permutasi data
berkelompok dan kombinasi sebagian dengan nama depan praktikan, nama lengkap
praktikan serta NPM praktikan.

1
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM STATISTIKA INDUSTRI

1.2 TUJUAN PENULISAN

1.2.1 Teori Probabilitas

Praktikum modul 2 membahas Teori Probabilitas pada Praktikum Statistika Industri


bertujuan agar praktikan mampu:

1. Mengetahui perbedaaan permutasi dan kombinasi.


2. Mengetahui hasil perhitungan peluang, peluang irisan, peluang gabungan, dan
peluang bersyarat pada kasus 1.
3. Mengetahui hasil perhitungan pemutasi sebagian, permutasi menyeluruh,
permutasi keliling, permutasi data berkelompok, dan kombinasi sebagian.

TEKNIK INDUSTRI 2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 TEORI PROBABILITAS

Probabilitas adalah suatu indeks atau nilai yang digunakan untuk menentukan
tingkat terjadinya suatu kejadian yang bersifat random (acak). Probabilitas
merupakan indeks atau nilai maka probabilitas memiliki batas-batas yaitu mulai
dari 0 sampai dengan 1. Mempelajari probabilitas ada 3 kunci yang harus diketahui,
yaitu:

1. Percobaan (experiment)

Pengamatan terhadap beberapa aktivitas atau proses yang memungkinkan


timbulnya paling sedikit dua peristiwa tanpa memperhatikan peristiwa mana yang
akan terjadi

2. Hasil (outcome)

Suatu hasil dari sebuah percobaan. Dalam hasil ini semua kejadian akan dicatat atau
dalam artian seluruh peristiwa yang akan terjadi dalam sebuah percobaan.

3. Peristiwa (event)

Kumpulan dari satu atau lebih hasil yang terjadi pada sebuah percobaan atau
kegiatan

2.1.1 Pendekatan Perhitungan Probabilitas

Pengertian probabilitas dapat dilihat melalui tiga macam pendekatan yaitu


pendekatan klasik, pendekatan frekuensi relatif, dan pendekatan subjektif.

1. Pendekatan klasik.

Probabilitas diartikan sebagai hasil bagi dari banyaknya peristiwa yang dimaksud
dengan seluruh peristiwa yang mungkin menurut pendekatan klasik, probabilitas
dirumuskan :
𝑥
𝑃(𝐴) =
𝑛

3
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM STATISTIKA INDUSTRI

Keterangan :

P(A) = probabilitas terjadinya kejadian A.

x = peristiwa yang dimaksud.

n = banyaknya peristiwa.

2. Konsep Frekuensi Relatif

Menurut pendekatan frekuensi relatif, probabilitas diartikan sebagai proporsi waktu


terjadinya suatu peristiwa dalam jangka panjang, jika kondisi stabil atau frekuensi
relatif dari suatu peristiwa dalam sejumlah besar percobaan.

Nilai probabilitas ditentukan melalui percobaan, sehingga nilai probabilitas itu


merupakan limit dari frekuensi relatif peristiwa tersebut. Menurut pendekatan
frekuensi relatif, probabilitas dirumuskan :

𝑓𝑖
𝑃(𝑋𝑖) =
𝑛
keterangan :

P(Xi) = probabilitas peristiwa i.

fi = frekuensi peristiwa i.

n = banyaknya peristiwa yang bersangkutan.

3. Probabilitas Subjektif
Menurut pendekatan subjektif, probabilitas diartikan sebagai tingkat kepercayaan
individu yang didasarkan pada peristiwa masa lalu yang berupa terkaan saja.

2.1.2 Manfaat Probabilitas dalam Penelitian

Manfaat probabilitas dalam kehidupan sehari-hari adalah membantu kita dalam


mengambil suatu keputusan, serta meramalkan kejadian yang mungkin terjadi. Jika
kita tinjau pada saat kita melakukan penelitian, probabilitas memiliki beberapa
fungsi antara lain:

1. Membantu peneliti dalam pengambilan keputusan yang lebih tepat.


Pengambilan keputusan yang lebih tepat dimagsudkan tidak ada keputusan yang

TEKNIK INDUSTRI 4
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM STATISTIKA INDUSTRI

sudah pasti karena kehidupan mendatang tidak ada yang pasti kita ketahui dari
sekarang, karena informasi yang didapat tidaklah sempurna.
2. Dengan teori probabilitas kita dapat menarik kesimpulan secara tepat atas
hipotesis yang terkait tentang karakteristik populasi.
Menarik kesimpulan secara tepat atas hipotesis (perkiraan sementara yang
belum teruji kebenarannya) yang terkait tentang karakteristik populasi pada
situssi ini kita hanya mengambil atau menarik kesimpulan dari hipotesis bukan
berarti kejadian yang akan dating kita sudah ketehaui apa yang akan terjadi.
3. Mengukur derajat ketidakpastian dari analisis sampel hasil penelitian dari suatu
populasi.

2.1.3 Percobaan, Ruang Sampel, Titik Sampel, dan Peristiwa

Percobaan adalah proses pelaksanaan pengukuran atau observasi yang


bersangkutan atau dapat juga dikatakan suatu kejadian yang memberikan suatu
hasil yang dapat diamati. Hasil yang diamati dalam suatu percobaan disebut hasil
percobaan. Ruang sampel adalah himpunan semua hasil yang mungkin pada suatu
percobaan. Ruang sampel suatu percobaan dapat dinyatakan dalam bentuk diagram
pohon atau tabel. Titik sampel adalah setiap anggota dari ruang sampel suatu
percobaan, atau hasil dari percobaan atau anggota-anggota dari ruang sampel atau
kemungkinan-kemungkinan yang muncul.

2.1.4 Probalilitas Beberapa Peristiwa

Probabilitas beberapa peristiwa merupakan probabilitas yang terjadi pada dua


peristiwa atau lebih, baik yang terjadi secara bersamaan maupun yang tidak terjadi
bersamaan. Perobabilitas beberapa peristiwa dibagi menjadi tiga macam yaitu
mutually exclusive, nonexclusive dan independen.

1. Peristiwa saling lepas (mutually exclusive)

Dua peristiwa atau lebih disebut peristiwa saling lepas jika kedua atau lebih
peristiwa itu tidak dapat terjadi pada saat yang bersamaan. Jika peristiwa A dan B
saling lepas, probabilitas terjadinya peristiwa tersebut adalah:

P( A atau B) = P(A) + P(B) atau P(A∪B) = P(A) + P(B)

TEKNIK INDUSTRI 5
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM STATISTIKA INDUSTRI

Keterangan:

P(A) = Peluang peristiwa A.

P(B) = Peluang peristiwa B.

P(A∪B) = Peluang peristiwa A gabung peristiwa B.

2. Peristiwa tidak saling lepas (non-exclusive)

Dua peristiwa atau lebih yang dapat terjadi bersamaan. Maka dari itu peristiwa tidak
saling lepas juga disebut sebagai peristiwa bersama. Jika peristiwa A dan B tidak
saling, maka probabilitasnya dirumuskan dengan:

P( A atau B) = P(A) + P(B) – P(A dan B)

P(A∪B) = P(A) + P(B) – P(A∩B)

Keterangan:

P(A) = Peluang peristiwa A.

P(B) = Peluang peristiwa B.

P(A∪B) = Peluang peristiwa A gabung peristiwa B.

P(A∩B) = Peluang peristiwa A irisan peristiwa B.

3. Peristiwa saling bebas (peristwa independen)

Dua peristiwa atau lebih apabila terjadi dimana satu peristiwa tidak mempengaruhi
peristiwa yang lain. Probabilitas ini dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

a. Probabilitas marginal atau probabilitas tidak bersyarat

Probabilitas marginal merupakan probabilitas terjadinya suatu peristiwa yang tidak


memiliki hubungan dengan peristiwa yang lain. Artinya peristiwa-peristiwa
tersebut tidak saling mempengaruhi.

b. Probabilitas gabungan

Perobabilitas gabungan merupakan dua peristiwa atau lebih yang terjadi secara
berurutan dan peristiwa-peristiwa tersebut tidak saling mempengaruhi. Probabilitas
peristiwa jika peristiwa A dan peristiwa B merupakan probabilitas gabungan adalah

P(A dan B) = P(AB) = P(A) x P(B)

TEKNIK INDUSTRI 6
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM STATISTIKA INDUSTRI

Jika peristiwa A, B, dan C gabung maka probabilitasnya adalah:

P(A∩B∩C) = P(A∩B) = P(A) x P(B) x P(C)

Keterangan:

P(A∩B∩C) = irisan antara peluang peristiwa A dan B dan C.

P(A∩B) = irisan antara peluang peristiwa A dan B.

P(B) × P(C) = peluang terjadinya peristiwa A terhadap C.

P(A) × P(B) = hasil kali peluang terjadinya peristiwa A terhadap B.

c. Probabilitas bersyarat

Probabilitas bersyarat merupakan perobabilitas terjadinya suatu peristiwa dengan


syarat peristiwa lain harus terjadi. Peristiwa–peristiwa tersebut tidak saling
mempengaruhi. Probabilitas bersyarat dirumuskan:

P(A|B) = P(B)

Keterangan:

P(B) = peluang terjadinya peristiwa B.

P(A|B) = hasil bagi peluang terjadinya peristiwa A terhadap B.

2.1.5 Pengolahan Terhadap Kejadian

Berikut ini adalah macam-macam dari pengolahan terhadap kejadian dalam


peluang.

1. Irisan Dua Kejadian

Gambar 2.1 Irisan Dua Kejadian


(Sumber: academia.edu)
Irisan dua kejadian A dan B dilambangkan dengan A B, adalah kejadian yang
mengandung semua unsur persekutuan kejadian A dan B. Contoh: A = {1, 2, 3, 4}
dan B = {2, 4, 6, 8} maka A B = {2, 4}. Unsur-unsur dalam himpunan A B

TEKNIK INDUSTRI 7
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM STATISTIKA INDUSTRI

mewakili terjadinya secara sekaligus kejadian A dan B, oleh karena itu haruslah
merupakan unsur-unsur, dan hanya unsur-unsur yang termasuk dalam A dan B
sekaligus. Unsur-unsur itu dapat diperinci menurut kaidan A B = {x|x A dan x
B}, sedangkan lambang berarti “adalah anggota” atau “termasuk dalam”.

2. Kejadian Saling Terpisah

Gambar 2.2 Kejadian Saling Terpisah


(Sumber: academia.edu)
Dua kejadian A dan B saling terpisah bila A ∩ B = ø, artinya dua kejadian tersebut
tidak ada persekutuan. Contoh: A = {1,2,4} dan B = {2,5,6} maka A ∩ B = ø yang
berarti kejadian A dan B saling terpisah. Contoh sebuah dadu dilemparkan. Misal
A adalah kejadian munculnya bilangan genap dan B adalah kejadian munculnya
bilangan ganjil. Kejadian A = {2,4,6} dan B = {1,3,5} tidak memiliki titik
persekutuan karena bilangan ganjil dan genap tidak mungkin muncul bersamaan
pada satu kali lemparan dadu.
3. Paduan Dua Kejadian

Gambar 2.3 Paduan Dua Kejadian


(Sumber: academia.edu)
Paduan dua kejadian A dan B, dinyatakan dengan lambang A∪B ialah kejadian yang
mengandung semua unsur yang termasuk A dan B atau keduanya.

4. Komplemen Suatu Kejadian

Gambar 2.4 Komplemen Suatu Kejadian


(Sumber: academia.edu)

TEKNIK INDUSTRI 8
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM STATISTIKA INDUSTRI

Komplemen suatu kejadian A relatif terhadap S adalah himpunan semua anggota


S yang bukan anggota A. Dilambangkan dengan A’. Contoh: S = {buku, ponsel,
mp3, kertas, laptop}. Jika A = {buku, laptop, kertas}. Maka komplemen A adalah
A’ = {ponsel, mp3}.

2.1.6 Permutasi dan Kombinasi

A. Permutasi

Permutasi adalah suatu susunan objek yang berbeda-beda. Satu permutasi berbeda
dari yang lainnya jika susunan urutan atau isinya berbeda-beda. Permutasi dibagi
menjadi 4 macam, yaitu:

1. Permutasi Menyeluruh

Permutasi menyeluruh adalah penyusunan objek kedalam suatu urutan tertentu.


Komposisi yang dapat dicari dengan menggunakan rumus:

nPr = n!

2. Permutasi Sebagian

Permutasi sebagian adalah penyusunan sebagian objek ke dalam suatu urutan


tertentu. Jumlah permutasi suatu kelompok yang terdiri atas n objek yang berbeda
yang kemudian diambil sekaligus sebanyak r tanpa pengulangan akan sebanyak.
𝑛!
nPr = (𝑛−𝑟)!

3. Permutasi Keliling

Permutasi yang terjadi pada sekelompok objek yang membentuk suatu lingkaran
disebut permutasi keliling. Jumlah permutasi dari n objek yang disusun dalam suatu
lingkaran adalah

P = (n-1)!

4. Permutasi Data Kelompok

Apabila terdapat suatu kelompok yang terdiri dari n objek dimana n1 merupakan
kumpulan objek yang sama (tidak dapat dibedakan), n2 merupakann kumpulan
objek lain yang sama dan seterusnya hingga n kumpulan objek yang sama dan n1 +

TEKNIK INDUSTRI 9
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM STATISTIKA INDUSTRI

n2 + .. + n = n, maka jumlah permutasi dari n objek yang meliputi seluruh objek


tersebut adalah:
𝑛!
𝑃 = (𝑛1!𝑛2!𝑛3!….𝑛!)

B. Kombinasi

Kombinasi adalah suatu susunan dari objek yang berbeda-beda, yang mana satu
kombinasi berbeda dengan yang lainnya hanya jika isi diri susunannya berbeda.

1. Kombinasi Menyeluruh

Kombinasi menyeluruh adalah penyusunan semua objek ke dalam suatu tempat


dengan urutan yang tidak diperhatikan.

2. Kombinasi Sebagian

Kombinasi sebagian adalah penyusunan sebagaian objek ke dalam suatu tempat


dengan urutan yang tidak diperhatikan. Jumlah kombinasi dari suatu kelompok
yang terdiri dari n objek yang berbeda yang kemudian diambil sekaligus sebanyak
r tanpa pengulangan, maka akan diperoleh cara sebanyak:
𝑛!
nCr = (𝑛−𝑟)𝑟!

TEKNIK INDUSTRI 10
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 PENGUMPULAN DATA

4.1.1 Teori Probabilitas

Praktikan diberi oleh instruktur sebanyak 2 kasus untuk menghitung peluang,


permutasi, dan kombinasi.

Kasus 1

Praktikan melakukan pengambilan data hingga 100 data dan data tersebut diambil
sebanyak 30 data dari Instruktur untuk mengukur peluang. Berikut ini data
merupakan 100 data yang telah dikumpulkan oleh praktikan:

Tabel 4.1 Pengumpulan 100 Data


Kiri Kanan
77 62 27 31 71 45 6 85 38 32
96 51 98 2 50 24 39 49 8 40
87 58 28 21 54 95 3 1 92 60
76 9 97 72 20 100 70 55 7 80
41 36 56 65 78 59 33 52 18 83
10 26 14 74 81 4 93 29 11 73
79 68 30 42 44 75 22 17 15 82
37 12 46 84 88 23 57 5 19 90
25 61 94 34 47 69 64 35 89 67
53 13 43 63 66 86 16 99 91 48
(Sumber: Pengumpulan Data)

Tabel 4.2 30 Data dari Instruktur untuk Peluang


Data dari Ibu
69 4 71 53 68 44 39 23 2 28
77 46 93 12 79 63 24 64 29 72
13 90 73 16 70 96 100 88 9 18

Kasus 2

1. Menentukan permutasi sebagian menggunakan nama depan praktikan


“DHESYA”.
2. Menentukan permutasi menyeluruh menggunakan nama depan praktikan
“DHESYA”.
3. Menentukan permutasi keliling dengan menggunakan NPM praktikan
(0517101008).

11
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM STATISTIKA INDUSTRI

4. Menentukan permutasi data perkelompok menggunakan nama lengkap


praktikan “DHESYA TIARAMADHANTI”.
5. Menentukan kombinasi sebagian dengan menggunakan nama depan praktikan
“DHESYA”.

4.2 PENGOLAHAN DATA

4.2.1 Teori Probabilitas

Kasus 1

Tabel 4.3 Hasil 100 Data Random Kiri dan Kanan


Kiri Kanan
77 62 27 31 71 45 6 85 38 32
96 51 98 2 50 24 39 49 8 40
87 58 28 21 54 95 3 1 92 60
76 9 97 72 20 100 70 55 7 80
41 36 56 65 78 59 33 52 18 83
10 26 14 74 81 4 93 29 11 73
79 68 30 42 44 75 22 17 15 82
37 12 46 84 88 23 57 5 19 90
25 61 94 34 47 69 64 35 89 67
53 13 43 63 66 86 16 99 91 48
(Sumber: Pengolahan Data)

Tabel 4.4 Hasil Data Peluang 100 Data


Kiri (C) Kanan (D) Total
Ganjil (A) 7 6 13
Genap (B) 9 8 17
Total 16 14 30
(Sumber: Pengolahan Data)

Data yang sudah dikumpulkan sebanyak 100 data lalu diolah untuk mendapatkan
beberapa hasil peluang seperti dibawah ini:

1. Peluang
13
a. P(A) = 30 = 0,43 = 43%
17
b. P(B) = 30 = 0,57 = 57%
16
c. P(C) = 30 = 0,53 = 53%
14
d. P(D) = 30 = 0,47 = 47%

TEKNIK INDUSTRI 12
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM STATISTIKA INDUSTRI

2. Peluang Irisan
7
a. P(A ∩ C) = 30 = 0,23 = 23%
6
b. P(A ∩ D) = 30 = 0,2 = 20%
9
c. P(B ∩ C) = 30 = 0,3 = 30%
8
d. P(B ∩ D) = 30 = 0,27 = 27%

3. Peluang Gabungan

a. P(A ∪ C)= P(A) + P(C) – P(A ∩ C)


13 16 7
= 30 + 30 - 30
22
= 30 = 0,73 = 73%

b. P(A ∪ D)= P(A) + P(D) – P(A ∩ D)


13 14 6
= 30 + 30 - 30
21
= 30 = 0,7 = 70%

c. P(B ∪ C)= P(B) + P(C) – P(B ∩ C)


17 16 9
= 30 + 30 - 30
24
= 30 = 0,8 = 80%

d. P(B ∪ D)= P(B) + P(D) – P(B ∩ D)


17 14 8
= 30 + 30 - 30
15
= 30 = 0,77 = 77%

4. Peluang Bersyarat
7
𝑃(𝐴 ∩ 𝐶) 30
a. P(A∣C )= = 16 = 0,4375 = 43,75%
𝑃(𝐶)
30
6
𝑃(𝐴 ∩ 𝐷) 30
b. P(A∣D) = = 14 = 0,43 = 43%
𝑃(𝐷)
30
9
𝑃(𝐵 ∩ 𝐶) 30
c. P(B∣C) = = 16 = 0,5625 = 56,25%
𝑃(𝐶)
30
8
𝑃(𝐵 ∩ 𝐷) 30
d. P(B∣D) = = 14 = 0,57 = 57%
𝑃(𝐷)
30

TEKNIK INDUSTRI 13
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM STATISTIKA INDUSTRI

Kasus 2

Kasus 2 yang dihitung dari nama depan praktikan “DHESYA”, nama lengkap
praktikan “DHESYA TIARAMADHANTI”, dan NPM praktikan (0517101008).
Perhitungannya adalah sebagai berikut:

1. Permutasi sebagian

Nama Praktikan: Dhesya (6 huruf)

Dik: n = 6 r=4

Penyelesaian:
𝑛!
nPr = (𝑛−𝑟)!

6!
6P4 = (6−4)!

6!
= (2)!
6𝑥5𝑥4𝑥3𝑥2𝑥1
= 2𝑥1

= 360 cara
2. Permutasi Menyeluruh

Nama Praktikan: Dhesya (6 huruf)

Dik: n = 6 r=4

Penyelesaian:

nPr = n!

6P4 = 6!

= 6x5x4x3x2x1 = 720 cara

Praktikan membuat diagram pohon hanya 120 cara dengan nama praktikan
“DHESY”. Berikut ini diagram pohon untuk nama praktikan “DHESY” dengan 120
cara adalah sebagai berikut:

TEKNIK INDUSTRI 14
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM STATISTIKA INDUSTRI

S Y
E
Y S

E Y
H S
Y E

E S
Y
S Y

S Y
H
Y S

H Y
E S
Y H

H S
Y
S H
D

E Y
H
Y E

H Y
S E
Y H

H E
Y
E H

E S
H
S E

H S
Y E
S H

H E
S
E H
Gambar 4.1 Diagram Pohon Huruf D
(Sumber: Pengolahan Data)

TEKNIK INDUSTRI 15
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM STATISTIKA INDUSTRI

S Y
E
Y S

E Y
D S
Y E

E S
Y
S E

S Y
D
Y S

D Y
E S
Y D

D S
Y
S D
H

E Y
D
Y E

D Y
S E
Y D

D E
Y
E D

E S
D
S E

D S
Y E
S D

D E
S
E D
Gambar 4.2 Diagram Pohon Huruf H
(Sumber: Pengolahan Data)

TEKNIK INDUSTRI 16
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM STATISTIKA INDUSTRI

S Y
H
Y S

H Y
D S
Y H

H S
Y
E H

S Y
D
Y S

D Y
H S
Y D

D S
Y
S D
E

H Y
D
Y H

D Y
S H
Y D

D H
Y
H D

H S
D
S H

D S
Y H
S D

D H
S
H D
Gambar 4.3 Diagram Pohon Huruf E
(Sumber: Pengolahan Data)

TEKNIK INDUSTRI 17
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM STATISTIKA INDUSTRI

E Y
H
Y E

H Y
D E
Y H

H E
Y
E H

S Y
D
Y S

D Y
H S
Y D

D S
Y
S D
S

H Y
D
Y H

D Y
E H
Y D

D H
Y
H D

H S
D
S H

D S
Y H
S D

D H
S
H D
Gambar 4.4 Diagram Pohon Huruf S
(Sumber: Pengolahan Data)

TEKNIK INDUSTRI 18
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM STATISTIKA INDUSTRI

E S
H
S E

H S
D E
S H

H E
S
E H

E S
D
S E

D S
H E
S D

D E
S
E D
Y

H S
D
S H

D S
E H
S D

D H
S
H D

H E
D
E H

D E
S H
E D

D H
E
H D
Gambar 4.5 Diagram Pohon Huruf Y
(Sumber: Pengolahan Data)

TEKNIK INDUSTRI 19
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM STATISTIKA INDUSTRI

3. Permutasi keliling

Menghitung permutasi keliling diambil dari 2 digit terakhir NPM praktikan


(0517101008), perhitungannya adalah sebagai berikut:

n=8
Penyelesaian:
P = (n-1)!
P = (8-1)!
P = 5040 cara

4. Permutasi Data Berkelompok

Menghitung permutasi data berkelompok diambil dari nama lengkap praktikan


“DHESYA TIARAMADHANTI”. Berikut ini perhitungan untuk menyelesaikan
permutasi data berkelompok adalah sebagai berikut:

Dik:
D=2 T=2

H=2 I=2

E=1 R=1

S=1 M=1

Y=1 N=1

A=5

Dit: Permutasi data berkelompok?


𝑛!
𝑃 = (𝑛1!𝑛2!𝑛3!𝑛4!𝑛5!𝑛6!𝑛7!𝑛8!𝑛9!𝑛10!𝑛11!)
19!
P = (2!2!1!1!1!5!2!2!1!1!1!)
19×18×17×16×15×14×13×12×11×10×9×8×7×6×5×4×3×2×1
P= ( )
2×1×2×1×1×1×1×5×4×3×2×1×2×1×2×1×1×1×1

𝑃 = 6,335682313x 1013 cara

TEKNIK INDUSTRI 20
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM STATISTIKA INDUSTRI

5. Kombinasi Sebagian

Nama Praktikan: Dhesya (6 huruf)

Dik: n = 6 r=4

Jawab:
𝑛!
nCr = (𝑛−𝑟)!𝑟!
6!
6C4 = (6−4)!4!
6×5×4×3×2×1!
= (2)!4!
6×5×4×3×2×1
= (2×1)4×3×2×1

= 15 cara

TEKNIK INDUSTRI 21
BAB V
ANALISIS

5.1 TEORI PROBABILITAS

Praktikan mengumpulkan 100 data acak atau random yang terdiri dari 50 data acak
disebelah kiri dan 50 data acak disebelah kanan. Seratus data yang telah dikumpulan
oleh praktikan, terdapat 30 data terpilih yang diberikan oleh Instruktur untuk
menghitung peluang irisan, peluang gabungan, dan peluang bersyarat. Berikut ini
adalah hasil perhitungan peluang yang telah diolah oleh praktikan:

Tabel 5.1 Hasil Perhitngan Peluang 100 Data Random


No. Kelompok Perhitungan Peluang Irisan Peluang Gabungan Peluang Bersyarat
1 Ganjil Kiri (AC) 0,23 0,73 0,4375
2 Ganjil Kanan (AD) 0,20 0,70 0.43
3 Genap Kiri (CD) 0,30 0,80 0,5625
4 Genap Kanan (BD) 0,27 0,77 0,57
(Sumber: Pengolahan Data)

Berdasarkan hasil perhitungan peluang 100 data random pada tabel 5.1, hasil untuk
mendapatkan peluang irisan contohnya menghitung pada kelompok ganjil kiri (AC)
(P(A ∩ C)) artinya peluang A dan peluang C yaitu 0,23 atau dari hasil bagi jumlah
dari data ganjil disebelah kiri yaitu terdapat 7 sampel dengan jumlah sampel semua
data yaitu ada 30 sampel. Hasil perhitungan peluang gabungan, contohnya pada
kelompok ganjil kiri (AC) (P(A ∪ C)) yaitu 0,73 yang artinya nilai 0,73 merupakan
peluang A atau peluang C yang tidak saling mempengaruhi atau kejadian pada
peluag A dan C terjadi secara berurutan (bersama-sama). Hasil perhitungan peluang
bersyarat, contohnya pada kelompok ganjil kanan (AD) (P(A∣D)) yaitu 0,43 yang
artinya nilai tersebut peluang A harus bersyarat dengan peluang D atau kejadian
pada peluang A syaratnya peluang D harus terjadi sehingga kejadian-kejadian yang
ada pada peluang A dan D saling mempengaruhi.

Perhitungan selanjutnya terdapat pada kasus 2 yaitu menghitung permutasi dan


kombinasi. Permutasi yang dihitung oleh praktikan yaitu permutasi sebagian,
permutasi menyeluruh, permutasi keliling, dan permutasi data berkelompok.
Perhitungan pada permutasi sebagian diambil dari nama praktikan “DHESYA”
terdiri dari 6 huruf yang kemungkinan terjadi yaitu terdapat 360 cara. Hasil dari

22
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM STATISTIKA INDUSTRI

permutasi meyeluruh yang telah diolah oleh praktikan yaitu terdapat 720 cara yang
didapat dari 6! (6×5×4×3×2×1 = 720 cara) dan contoh dari permutasi menyeluruh
yang diambil dari nama praktikan “DHESYA” yaitu (HESYAD), (ESYADH),
(SYADHE), (YADHES), (ADHESY), dan seterusnya hingga 720 cara. Permutasi
keliling diambil dari 2 digit terakhir NPM praktikan (0517101008) hasil
perhitungannya yaitu 5040 cara untuk duduk secara melingkar. Permutasi data
berkelompok diambil dari nama lengkap praktikan “DHESYA
TIARAMADHANTI” dengan hasil perhitungannya yaitu 6,335682313x 1013 cara.
Kombinasi sebagian dihitung dari nama depan praktikan dengan hasil 15 cara.

TEKNIK INDUSTRI 23
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 KESIMPULAN

6.1.1 Teori Probabilitas

Kesimpulan yang didapatkan dari modul dua dalam Praktikum Statistika Industri
yaitu:

1. Permutasi adalah penyusunan kejadian suatu peristiwa atau data kedalam suatu
urutan tertentu. Kombinasi adalah penyusunan kejadian suatu peristiwa atau
data yang tidak memperhatikan urutan tertentu.
2. Hasil peluang pada kasus 1 untuk peluang A, B, C, dan D yaitu 0,43; 0,57; 0,53;
dan 0,47. Hasil peluang irisan pada AC, AD, CD, dan BD yaitu 0,23; 0,20; 0,30;
dan 0,27. Hasil dari peluang gabungan pada AC, AD, CD, dan BD yaitu 0,73;
0,70; 0,80; dan 0,77. Hasil peluang bersyarat pada AC, AD, DC, dan BD yaitu
0,4375; 0,43; 0,5625; dan 0,57.
3. Hasil perhitungan permutasi sebagian yaitu 360 cara. Hasil dari permutasi
menyeluruh terdapat 720 cara. Hasil perhitungan permutasi keliling 5040 cara
duduk melingkar atau keliling. Hasil perhitungan permutasi data bekelompok
yang memakai nama panjang praktikan terdapat 6,335682313x 1013 cara. Hasil
perhitungan dari kombinasi sebagian terdapat 15 cara.

6.2 SARAN

6.2.1 Teori Probabilitas

Praktikum mengenai Teori Probabilitas yang telah dilakukan, maka dapat


disarankan sebagai berikut:

1. Praktikan harus lebih teliti dalam pembuatan diagram pohon.


2. Praktikan harus lebih fokus dalam mengolah d ata terutama dalam mencari
peluang dari data yang telah dikumpulkan.
3. Praktikan harus menguasai materi yang telah diajarkan.

24

Anda mungkin juga menyukai