Dhesya Tiaramadhanti
(0517101008)
Suatu perusahaan terdapat kejadian atau peristiwa yang tidak terduga sehingga sulit
untuk menebak dengan benar. Kejadian yang tidak terduga membuat kesempatan
yang seharusnya didapatkan oleh perusahaan dengan memperhitungkan
kesempatan yang sangat besar malah akan menjadi hilang. Berdasarkan hal
tersebut, kita perlu menghitung kesempatan-kesempatan terhadap suatu kejadian
yang ada dengan menggunakan teori probabilitas.
Teori Probabilitas atau biasa disebut juga dengan derajat kepastian mempelajari
bagaimana kita dapat mengukur peluang kemungkinan yang akan terjadi terhadap
suatu peristiwa atau event. Terjadinya suatu peristiwa pada probabilitas dapat
diukur dengan rentang nilai nol hingga satu. Ukuran data untuk menghitung
peluang suatu kejadian ada yang harus diurutkan seperti permutasi dan ada yang
tidak perlu memperhatikan urutan data dalam perhitungan seperti kombinasi.
1
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM STATISTIKA INDUSTRI
TEKNIK INDUSTRI 2
BAB II
LANDASAN TEORI
Probabilitas adalah suatu indeks atau nilai yang digunakan untuk menentukan
tingkat terjadinya suatu kejadian yang bersifat random (acak). Probabilitas
merupakan indeks atau nilai maka probabilitas memiliki batas-batas yaitu mulai
dari 0 sampai dengan 1. Mempelajari probabilitas ada 3 kunci yang harus diketahui,
yaitu:
1. Percobaan (experiment)
2. Hasil (outcome)
Suatu hasil dari sebuah percobaan. Dalam hasil ini semua kejadian akan dicatat atau
dalam artian seluruh peristiwa yang akan terjadi dalam sebuah percobaan.
3. Peristiwa (event)
Kumpulan dari satu atau lebih hasil yang terjadi pada sebuah percobaan atau
kegiatan
1. Pendekatan klasik.
Probabilitas diartikan sebagai hasil bagi dari banyaknya peristiwa yang dimaksud
dengan seluruh peristiwa yang mungkin menurut pendekatan klasik, probabilitas
dirumuskan :
𝑥
𝑃(𝐴) =
𝑛
3
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM STATISTIKA INDUSTRI
Keterangan :
n = banyaknya peristiwa.
𝑓𝑖
𝑃(𝑋𝑖) =
𝑛
keterangan :
fi = frekuensi peristiwa i.
3. Probabilitas Subjektif
Menurut pendekatan subjektif, probabilitas diartikan sebagai tingkat kepercayaan
individu yang didasarkan pada peristiwa masa lalu yang berupa terkaan saja.
TEKNIK INDUSTRI 4
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM STATISTIKA INDUSTRI
sudah pasti karena kehidupan mendatang tidak ada yang pasti kita ketahui dari
sekarang, karena informasi yang didapat tidaklah sempurna.
2. Dengan teori probabilitas kita dapat menarik kesimpulan secara tepat atas
hipotesis yang terkait tentang karakteristik populasi.
Menarik kesimpulan secara tepat atas hipotesis (perkiraan sementara yang
belum teruji kebenarannya) yang terkait tentang karakteristik populasi pada
situssi ini kita hanya mengambil atau menarik kesimpulan dari hipotesis bukan
berarti kejadian yang akan dating kita sudah ketehaui apa yang akan terjadi.
3. Mengukur derajat ketidakpastian dari analisis sampel hasil penelitian dari suatu
populasi.
Dua peristiwa atau lebih disebut peristiwa saling lepas jika kedua atau lebih
peristiwa itu tidak dapat terjadi pada saat yang bersamaan. Jika peristiwa A dan B
saling lepas, probabilitas terjadinya peristiwa tersebut adalah:
TEKNIK INDUSTRI 5
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM STATISTIKA INDUSTRI
Keterangan:
Dua peristiwa atau lebih yang dapat terjadi bersamaan. Maka dari itu peristiwa tidak
saling lepas juga disebut sebagai peristiwa bersama. Jika peristiwa A dan B tidak
saling, maka probabilitasnya dirumuskan dengan:
Keterangan:
Dua peristiwa atau lebih apabila terjadi dimana satu peristiwa tidak mempengaruhi
peristiwa yang lain. Probabilitas ini dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
b. Probabilitas gabungan
Perobabilitas gabungan merupakan dua peristiwa atau lebih yang terjadi secara
berurutan dan peristiwa-peristiwa tersebut tidak saling mempengaruhi. Probabilitas
peristiwa jika peristiwa A dan peristiwa B merupakan probabilitas gabungan adalah
TEKNIK INDUSTRI 6
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM STATISTIKA INDUSTRI
Keterangan:
c. Probabilitas bersyarat
P(A|B) = P(B)
Keterangan:
TEKNIK INDUSTRI 7
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM STATISTIKA INDUSTRI
mewakili terjadinya secara sekaligus kejadian A dan B, oleh karena itu haruslah
merupakan unsur-unsur, dan hanya unsur-unsur yang termasuk dalam A dan B
sekaligus. Unsur-unsur itu dapat diperinci menurut kaidan A B = {x|x A dan x
B}, sedangkan lambang berarti “adalah anggota” atau “termasuk dalam”.
TEKNIK INDUSTRI 8
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM STATISTIKA INDUSTRI
A. Permutasi
Permutasi adalah suatu susunan objek yang berbeda-beda. Satu permutasi berbeda
dari yang lainnya jika susunan urutan atau isinya berbeda-beda. Permutasi dibagi
menjadi 4 macam, yaitu:
1. Permutasi Menyeluruh
nPr = n!
2. Permutasi Sebagian
3. Permutasi Keliling
Permutasi yang terjadi pada sekelompok objek yang membentuk suatu lingkaran
disebut permutasi keliling. Jumlah permutasi dari n objek yang disusun dalam suatu
lingkaran adalah
P = (n-1)!
Apabila terdapat suatu kelompok yang terdiri dari n objek dimana n1 merupakan
kumpulan objek yang sama (tidak dapat dibedakan), n2 merupakann kumpulan
objek lain yang sama dan seterusnya hingga n kumpulan objek yang sama dan n1 +
TEKNIK INDUSTRI 9
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM STATISTIKA INDUSTRI
B. Kombinasi
Kombinasi adalah suatu susunan dari objek yang berbeda-beda, yang mana satu
kombinasi berbeda dengan yang lainnya hanya jika isi diri susunannya berbeda.
1. Kombinasi Menyeluruh
2. Kombinasi Sebagian
TEKNIK INDUSTRI 10
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Kasus 1
Praktikan melakukan pengambilan data hingga 100 data dan data tersebut diambil
sebanyak 30 data dari Instruktur untuk mengukur peluang. Berikut ini data
merupakan 100 data yang telah dikumpulkan oleh praktikan:
Kasus 2
11
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM STATISTIKA INDUSTRI
Kasus 1
Data yang sudah dikumpulkan sebanyak 100 data lalu diolah untuk mendapatkan
beberapa hasil peluang seperti dibawah ini:
1. Peluang
13
a. P(A) = 30 = 0,43 = 43%
17
b. P(B) = 30 = 0,57 = 57%
16
c. P(C) = 30 = 0,53 = 53%
14
d. P(D) = 30 = 0,47 = 47%
TEKNIK INDUSTRI 12
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM STATISTIKA INDUSTRI
2. Peluang Irisan
7
a. P(A ∩ C) = 30 = 0,23 = 23%
6
b. P(A ∩ D) = 30 = 0,2 = 20%
9
c. P(B ∩ C) = 30 = 0,3 = 30%
8
d. P(B ∩ D) = 30 = 0,27 = 27%
3. Peluang Gabungan
4. Peluang Bersyarat
7
𝑃(𝐴 ∩ 𝐶) 30
a. P(A∣C )= = 16 = 0,4375 = 43,75%
𝑃(𝐶)
30
6
𝑃(𝐴 ∩ 𝐷) 30
b. P(A∣D) = = 14 = 0,43 = 43%
𝑃(𝐷)
30
9
𝑃(𝐵 ∩ 𝐶) 30
c. P(B∣C) = = 16 = 0,5625 = 56,25%
𝑃(𝐶)
30
8
𝑃(𝐵 ∩ 𝐷) 30
d. P(B∣D) = = 14 = 0,57 = 57%
𝑃(𝐷)
30
TEKNIK INDUSTRI 13
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM STATISTIKA INDUSTRI
Kasus 2
Kasus 2 yang dihitung dari nama depan praktikan “DHESYA”, nama lengkap
praktikan “DHESYA TIARAMADHANTI”, dan NPM praktikan (0517101008).
Perhitungannya adalah sebagai berikut:
1. Permutasi sebagian
Dik: n = 6 r=4
Penyelesaian:
𝑛!
nPr = (𝑛−𝑟)!
6!
6P4 = (6−4)!
6!
= (2)!
6𝑥5𝑥4𝑥3𝑥2𝑥1
= 2𝑥1
= 360 cara
2. Permutasi Menyeluruh
Dik: n = 6 r=4
Penyelesaian:
nPr = n!
6P4 = 6!
Praktikan membuat diagram pohon hanya 120 cara dengan nama praktikan
“DHESY”. Berikut ini diagram pohon untuk nama praktikan “DHESY” dengan 120
cara adalah sebagai berikut:
TEKNIK INDUSTRI 14
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM STATISTIKA INDUSTRI
S Y
E
Y S
E Y
H S
Y E
E S
Y
S Y
S Y
H
Y S
H Y
E S
Y H
H S
Y
S H
D
E Y
H
Y E
H Y
S E
Y H
H E
Y
E H
E S
H
S E
H S
Y E
S H
H E
S
E H
Gambar 4.1 Diagram Pohon Huruf D
(Sumber: Pengolahan Data)
TEKNIK INDUSTRI 15
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM STATISTIKA INDUSTRI
S Y
E
Y S
E Y
D S
Y E
E S
Y
S E
S Y
D
Y S
D Y
E S
Y D
D S
Y
S D
H
E Y
D
Y E
D Y
S E
Y D
D E
Y
E D
E S
D
S E
D S
Y E
S D
D E
S
E D
Gambar 4.2 Diagram Pohon Huruf H
(Sumber: Pengolahan Data)
TEKNIK INDUSTRI 16
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM STATISTIKA INDUSTRI
S Y
H
Y S
H Y
D S
Y H
H S
Y
E H
S Y
D
Y S
D Y
H S
Y D
D S
Y
S D
E
H Y
D
Y H
D Y
S H
Y D
D H
Y
H D
H S
D
S H
D S
Y H
S D
D H
S
H D
Gambar 4.3 Diagram Pohon Huruf E
(Sumber: Pengolahan Data)
TEKNIK INDUSTRI 17
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM STATISTIKA INDUSTRI
E Y
H
Y E
H Y
D E
Y H
H E
Y
E H
S Y
D
Y S
D Y
H S
Y D
D S
Y
S D
S
H Y
D
Y H
D Y
E H
Y D
D H
Y
H D
H S
D
S H
D S
Y H
S D
D H
S
H D
Gambar 4.4 Diagram Pohon Huruf S
(Sumber: Pengolahan Data)
TEKNIK INDUSTRI 18
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM STATISTIKA INDUSTRI
E S
H
S E
H S
D E
S H
H E
S
E H
E S
D
S E
D S
H E
S D
D E
S
E D
Y
H S
D
S H
D S
E H
S D
D H
S
H D
H E
D
E H
D E
S H
E D
D H
E
H D
Gambar 4.5 Diagram Pohon Huruf Y
(Sumber: Pengolahan Data)
TEKNIK INDUSTRI 19
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM STATISTIKA INDUSTRI
3. Permutasi keliling
n=8
Penyelesaian:
P = (n-1)!
P = (8-1)!
P = 5040 cara
Dik:
D=2 T=2
H=2 I=2
E=1 R=1
S=1 M=1
Y=1 N=1
A=5
TEKNIK INDUSTRI 20
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM STATISTIKA INDUSTRI
5. Kombinasi Sebagian
Dik: n = 6 r=4
Jawab:
𝑛!
nCr = (𝑛−𝑟)!𝑟!
6!
6C4 = (6−4)!4!
6×5×4×3×2×1!
= (2)!4!
6×5×4×3×2×1
= (2×1)4×3×2×1
= 15 cara
TEKNIK INDUSTRI 21
BAB V
ANALISIS
Praktikan mengumpulkan 100 data acak atau random yang terdiri dari 50 data acak
disebelah kiri dan 50 data acak disebelah kanan. Seratus data yang telah dikumpulan
oleh praktikan, terdapat 30 data terpilih yang diberikan oleh Instruktur untuk
menghitung peluang irisan, peluang gabungan, dan peluang bersyarat. Berikut ini
adalah hasil perhitungan peluang yang telah diolah oleh praktikan:
Berdasarkan hasil perhitungan peluang 100 data random pada tabel 5.1, hasil untuk
mendapatkan peluang irisan contohnya menghitung pada kelompok ganjil kiri (AC)
(P(A ∩ C)) artinya peluang A dan peluang C yaitu 0,23 atau dari hasil bagi jumlah
dari data ganjil disebelah kiri yaitu terdapat 7 sampel dengan jumlah sampel semua
data yaitu ada 30 sampel. Hasil perhitungan peluang gabungan, contohnya pada
kelompok ganjil kiri (AC) (P(A ∪ C)) yaitu 0,73 yang artinya nilai 0,73 merupakan
peluang A atau peluang C yang tidak saling mempengaruhi atau kejadian pada
peluag A dan C terjadi secara berurutan (bersama-sama). Hasil perhitungan peluang
bersyarat, contohnya pada kelompok ganjil kanan (AD) (P(A∣D)) yaitu 0,43 yang
artinya nilai tersebut peluang A harus bersyarat dengan peluang D atau kejadian
pada peluang A syaratnya peluang D harus terjadi sehingga kejadian-kejadian yang
ada pada peluang A dan D saling mempengaruhi.
22
UNIVERSITAS WIDYATAMA PRAKTIKUM STATISTIKA INDUSTRI
permutasi meyeluruh yang telah diolah oleh praktikan yaitu terdapat 720 cara yang
didapat dari 6! (6×5×4×3×2×1 = 720 cara) dan contoh dari permutasi menyeluruh
yang diambil dari nama praktikan “DHESYA” yaitu (HESYAD), (ESYADH),
(SYADHE), (YADHES), (ADHESY), dan seterusnya hingga 720 cara. Permutasi
keliling diambil dari 2 digit terakhir NPM praktikan (0517101008) hasil
perhitungannya yaitu 5040 cara untuk duduk secara melingkar. Permutasi data
berkelompok diambil dari nama lengkap praktikan “DHESYA
TIARAMADHANTI” dengan hasil perhitungannya yaitu 6,335682313x 1013 cara.
Kombinasi sebagian dihitung dari nama depan praktikan dengan hasil 15 cara.
TEKNIK INDUSTRI 23
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapatkan dari modul dua dalam Praktikum Statistika Industri
yaitu:
1. Permutasi adalah penyusunan kejadian suatu peristiwa atau data kedalam suatu
urutan tertentu. Kombinasi adalah penyusunan kejadian suatu peristiwa atau
data yang tidak memperhatikan urutan tertentu.
2. Hasil peluang pada kasus 1 untuk peluang A, B, C, dan D yaitu 0,43; 0,57; 0,53;
dan 0,47. Hasil peluang irisan pada AC, AD, CD, dan BD yaitu 0,23; 0,20; 0,30;
dan 0,27. Hasil dari peluang gabungan pada AC, AD, CD, dan BD yaitu 0,73;
0,70; 0,80; dan 0,77. Hasil peluang bersyarat pada AC, AD, DC, dan BD yaitu
0,4375; 0,43; 0,5625; dan 0,57.
3. Hasil perhitungan permutasi sebagian yaitu 360 cara. Hasil dari permutasi
menyeluruh terdapat 720 cara. Hasil perhitungan permutasi keliling 5040 cara
duduk melingkar atau keliling. Hasil perhitungan permutasi data bekelompok
yang memakai nama panjang praktikan terdapat 6,335682313x 1013 cara. Hasil
perhitungan dari kombinasi sebagian terdapat 15 cara.
6.2 SARAN
24