LAPORAN PRAKTIKUM
STATISTIKA INDUSTRI
Disusun Oleh
FAKULTAS TEKNIK
JAKARTA
2021
ASLAB 1
ASLAB 2
BAB I
PELUANG SEDERHANA
Sebagian besar peristiwa yang terjadi di alam ini, baik yang berupa peristiwa-
peristiwa yang sifatnya alami maupun yang dirancang oleh manusia, seperti terjadinya
hujan di hari-hari tertentu pada suatu bulan tertentu, munculnya bintang berekor di
langit, terjadinya badai, demikian pula mahasiswa yang memperoleh nilai A, B, atau C
dari suatu matakuliah, merupakan peristiwa-peristiwa yang tidak memiliki
ketidakpastian. Terhadap peristiwa-peristiwa tersebut, hanya mungkin dilakukan
pendugaan-pendugaan berdasarkan pada peristiwa-peristiwa yang sebelumnya.
Pendugaan yang paling mendekati ketepatan, apabila mendasarkan pada penyelidikan
terhadap semua peristiwa untuk seluruh kasus nampaknya tidak mungkin.
Oleh karena itu, pada umumnya dasar pendugaan dilakukan hanya terhadap
sebagian peristiwa saja dan juga sebagian kasus saja. Dengan demikian dimungkinkan
terdapat ketidaktelitian dalam melakukan pendugaan tersebut. Proporsi besarnya
ketepatan pendugaan tersebut disebut sebagai peluang.
Peluang adalah suatu ukuran yang menunjukkan seberapa besar kemungkinan
suatu peristiwa terjadi di antara keseluruhan peristiwa yang mungkin terjadi. Pada
banyak percobaan, terjadi suatu kasus yang hasil percobaan tersebut tidak dapat
diramalkan dengan pasti. Seseorang melakukan percobaan di bawah kondisi yang sama
maka hasil yang diperoleh akan tetap sama.
Teori peluang adalah suatu kejadian yang ditunjukkan dengan angka untuk
mengetahui seberapa besar kemungkinan suatu kejadian akan terjadi. Nilai
peluang yang rendah menunjukkan bahwa kemungkinan suatu peristiwa akan
terjadi sangat kecil. Sebaliknya jika nilai peluang tinggi (mendekati 1) maka
kemungkinan besar suatu peristiwa akan terjadi.
Dalam kehidupan sehari-hari sering mendengar perkiraan terjadinya hujan dalam
bentuk peluang baik secara kualitatif seperti “kemungkinannya kecil akan terjadi hujan
esok hari”, atau dalam bentuk kuantitatif seperti “kemungkinan hujan esok hari sekitar
30%”. Dengan begitu orang-orang tidak akan yakin dengan perkiraan tersebut. Gejala
seperti ini tidak bisa diambil dari satu sisi saja tetapi dapat mengambil beberapa
variabel yang terkait dengan peristiwa tersebut.
Oleh karena itu, peluang yang berdasarkan teori peluang dapat memberikan
tingkat keyakinan yang lebih tinggi bagi orang yang memerlukannya. Dalam hal ini,
akan dipelajari mengenai peluang bagaimana suatu kejadian dapat diperkirakan
hasilnya.
Pembuatan laporan ini ditujukan untuk mengasah kompetensi mahasiswa dalam
hal peluang. Diharapkan pembuatan laporan ini dapat membantu mahasiswa statistika
dalam memahami aplikasi peluang pada data-data yang sudah tersedia.
1.2. Tujuan Praktikum
n(A)
P(A) =
n(S)
Keterangan:
Tidak Banjir
Banjir 25%
Dengan syarat n ≤ r
Keterangan:
1.3.2.4 Kombinasi
Kombinasi 𝑟 unsur dari 𝑛 unsur ialah himpunan bagian
n!
C rn=
r ! ( n−r ) !
Dengan syarat 𝑛 ≤ 𝑟
Keterangan:
𝑛 = banyaknya ruang sampel
𝑛(𝐴)
P(A) =
𝑛(𝑆)
1.3.3.1.3 Peluang Subjektif
Peluang subjektif dapat didefinisikan adalah
sebuah bilangan antara 0 dan 1 yang digunakan
seseorang untuk menyatakan perasaan ketidakpastian
tentang terjadinya peristiwa tertentu. Peluang 0
berarti seseorang merasa bahwa peristiwa tersebut
tidak mungkin terjadi, sedangkan peluang 1 berarti
bahwa seseorang yakin bahwa peristiwa tersebut pasti
terjadi. Definisi ini jelas merupakan pandangan
subjektif atau pribadi tentang peluang.
Meski peluang subjektif tidak didasarkan pada
suatu eksperimen ilmiah, namun penggunaannya tetap
bisa dipertanggungjawabkan. Dalam menentukan nilai
peluang ini, seorang pengambil keputusan tetap
menggunakan prinsip-prinsip logis yang didasarkan
pada pengalaman yang diperolehnya. Seorang
pengambil keputusan sudah mengetahui secara nyata apa
faktor-faktor yang mempengaruhi keputusannya
sehingga dia bisa memprediksi apa kira-kira yang akan
terjadi dari keputusan yang diambilnya.
Seorang pengambil keputusan sudah
mengetahui secara nyata, apa faktorfaktor yang
mempengaruhi keputusannya, sehingga dia bisa
memprediksi apa kira-kira yang bakal terjadi dari
keputusan yang diambilnya.
Hal yang masih menjadi pertanyaan adalah
apakah peluang subjektif dapat digunakan untuk
keperluan analisis statistika selanjutnya? Kelompok
statistika objektif menolak penggunaan peluang
subjektif ini.
Bab ini tudak bertujuan untuk membahas
perdebatan ini, kecuali bahwa penggunaan peluang
subjektif tampak sesuai dalam pengambilan,
khususnya keputusan bisnis. Berbeda halnya dengan
penelitian kimia, pertanian, farmasi, kedokteran atau
ilmu eksakta lainnya yang memang harus
menggunakan peluang objektif sebagai dasar
analisisnya. Sampai saat ini pengambilan keputusan
berdasarkan peluang subjektif masih dibilang sebagai
salah satu tehnik manajerial yang baik.
A B
A B
𝑃 ( A ∩ B)
P (B | A) =
𝑃 (𝐴)
Dimana:
P (B | A) = peluang peristiwa B terjadi dengan syarat
peristiwa A terjadi lebih dahulu
No
. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 A G A G A A G A A A
2 G A G A G G G G G A
3 G A G A A G A G A A
4 A A A A G A G G G G
5 A G G G G G G A A A
6 A G A A G A A A G G
7 A G A A A A G A A A
8 G A A G G G A G G A
9 A G G G G A G G G A
10 G A G A A A G A A A
Pada 1 keping uang logam terdapat dua permukaan yaitu, angka dan
gambar. Sehingga ruang sampel yang dimiliki oleh 1 keping uang logam adalah
angka dan gambar. Karna pada percobaan 1 dilakukan 100 kali pelemparan uang
logam, maka peluang dari masing- masing ruang sampel:
47
1. P (Gambar) = =0,47
100
53
2. P (Angka) = =0,53
100
Percobaan 2: Peluang 2 Keping Uang Logam
N
o. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A G A G A A G A G A
1 G A G G A G A G G G
A A A A G G A A A G
2 G G G A A G G G A A
G A G G A G G A G A
3 G G G A G G A G A A
G A A G A G G G A G
4 G G G G G A G G G A
A A G G A G G G G G
5 A G A A G A A A G G
G A A A A G A G A G
6 A G A G G A G A G A
G A A G A G G A A A
7 G G G A G A G A G A
A A G A G A G G A G
8 G G A A A G G A G G
G G A G G A G A A G
9 A A G G A G A G G G
A A A G A G A A G A
10 G G G A A G G G G A
41
2. P (AG) = =0,41
100
28
2. P (GA) = =0,28
100
20
3. P (GG) = = 0,2
100
Percobaan 3: Peluang 3 Keping Uang Logam
No
. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
AG GG GA AG AA AG GA AG GG AG
1 G A G G G A G G G A
AG GA GA GA GA GG AG AG AA GA
2 A G G G A A G A A G
GG AG GA AG AG GG GA AG GG AA
3 A G A G A G A G A G
GG AG AG AG AG GA GG GG AA GA
4 A A G A A A A G G G
AG GA GA GA AG GA GG GG GG GG
5 A G A G A A A A G A
GA GA GA AG AG GA AG GA AG GA
6 A G G A G G G G G G
AG GA AG GG AG GG GG AA GG AG
7 G A A A G A G G A A
AG GA GG AA GA AG GG GA AG GA
8 A A G G G G A G G G
AG AG AG GG GA AG GA AG GA GA
9 G A A A G A G A G G
AG AG AG GA AG GG AG GG GA AA
10 G G G G A G G A G G
13
1. P (AAA) = =0,13
100
7
2. P (GGG) = =0,07
100
31
3. P (AAG) = = 0,31
100
58
4. P (GGA) = =0,58
100
Percobaan 4: Peluang Pengambilan 1 Kartu Remi
No
. 1 2 3 4 5 6 7
1 M H M M H M M
2 M H M M M H H
3 H H M H M H M
4 M H H M H H M
5 H M H H M M H
6 H M H M H M H
7 M M H M H H M
Pada kartu remi terdapat dua kemungkinan jumlah warna yang muncul
yaitu Merah dan Hitam. Sehingga ruang sampel yang dimiliki oleh 1 kartu remi
adalah Merah dan Hitam. Karna pada percobaan 4 dilakukan 49 kali pengambilan
1 kartu remi , maka peluang dari masing-masing ruang sampel:
25
1. P (Merah) = = 0,51
49
24
2. P (Hitam) = = 0,49
49
10
1. P (MM) = 0,20
49
30
2. P (MH) = =0,61
49
9
3. P (HH) = = 0,18
49
1.5. Kesimpulan dan Saran
1.5.1 Kesimpulan
1.5.2 Saran
Dalam melakukan percobaan pelemparan uang logam, pelemparan dadu
dan pengambilan kartu bridge hendaknya dilakukan dengan lebih cermat.
Ketika melakukan perhitungan peluang secara manual dibutuhkan kesabaran
dan ketelitian.