Laporan Kemah Kerja GT
Laporan Kemah Kerja GT
Disusun Oleh :
Kelompok 23
23116002 Lestari
i
LEMBAR PENILAIAN LAPORAN KEMAH KERJA
- Lestari (23116002)
ii
KATA PENGANTAR
Rasa puji syukur penulis panjatkan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
segala rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyusun serta menyelesaikan
laporan akhir Kemah Kerja 2019 ini. Penyusunan laporan memberikan suatu
perantara pemahaman yang telah dilakukan Penulis selama kemah kerja untuk
menyalurkan informasi mengenai hal tersebut.
Dalam hal ini laporan sangat penting sebagai laporan terakhir mengenai
hasil pengukuran serta hasil akhir sebagai mediator dalam penyaluran pemahaman
serta penerapan dari pengetahuan yang telah penulis dapatkan selama masa
perkuliahan.
penulis mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya yang telah
berperan penting dalam kegiatan Kemah Kerja sebagaimana dengan baiknya
rangkaian kegiatan kemah kerja 2019. penulis pun menyadari akan banyaknya hal
yang mempengaruhi dari laporan kemah kerja tersebut, oleh karena itu penulis
sangat berharap kritik serta saran untuk dapat menyempurnakannya.
Besar harapan penulis supaya laporan yang telah disusun dapat bermanfaat
bagi pembaca. Kritik dan saran juga sangat penulis butuhkan terkait laporan ini.
Akhir kata penulis ucapkan terimakasih.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vi
DAFTAR TABEL.................................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.4 Metodelogi................................................................................................3
iv
2.4.2 Pengukuran Kerangka Vertikal..............................................................12
BAB V ANALISIS................................................................................................27
5.2.......................................................................................................................30
BAB VI PENUTUP..............................................................................................32
6.1 Kesimpulan..............................................................................................32
6.2 Rekomendasi...........................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................33
LAMPIRAN..........................................................................................................34
v
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Metode Polar.......................................................................................6
Gambar 3. 1 Wilayah
Pengukuran………………………………………………………………………
13
Gambar 3. 2 Diagram Alir......................................................................................15
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I PENDAHULUAN
Selain itu, dalam kegiatan Kemah Kerja ini salah satu yang jadi bahan penilaian yaitu
dari pelaporan. Oleh karenanya, laporan ini kami buat sebagai bahan wajib dari
kegiatan Kemah Kerja ini sendiri.
1
1.2 Maksud Dan Tujuan
2. Mahasiswa Peserta Kemah Kerja mampu mengambil data, mengolah data, hingga
memvisualisasikan data tersebut menjadi sebuah peta.
3. Mahasiswa peserta Kemah Kerja mampu bekerja dalam tekanan dan bekerjasama
dengan baik sebagai tim.
Lingkup pekerjaan yang dilakukan pada kegiatan Kemah Kerja ini sendiri
yaitu meliputi waktu dan lokasi 17 – 30 Juli 2019 di kawasan lahan Institut Teknologi
Sumatera (Mulai dari samping Jalan Terusan Ryacudu hingga gerbang batas
belakang). Yang dilakukan ialah melakukan pengukuran beda tinggi di antar titik
kerangka untuk mendapatkan kerangka dasar vertikal (KDV), kemudian melakukan
pengukuran sudut untuk mendapatkan kerangka dasar horizontal (KDH), pengukuran
sendiri menggunakan alat ukur beda tinggi yaitu waterpass sedangkan pengukuran
KDH dilakukan menggunakan Total Station. Kemudian dilakukan pengukuran detail
dan situasi untuk membuat peta topografi.
Ruang lingkup Kemah Kerja ini meliputi:
a. Pemeriksaan dan koreksi alat b. Peninjauan lapangan
2
c. Pengukuran dan pengolahan kontrol horizontal utama dengan Metode
Radial GPS
d. Pengukuran dan perhitungan kontrol horizontal perapatan dengan
Metode Poligon
e. Pengukuran dan perhitungan kontrol vertikal utama dengan Metode
Sipat Datar
f. Pengukuran dan perhitungan detail situasi
g. Penggambaran peta secara digital
h. Editing dan finalisasi peta
i. Ekspose hasil kemah kerja
1.4 Metodelogi
Ada dua data yang digunakan yaitu data primer dan data
sekunder. Data primer Kemah Kerja 2019 ini yaitu data dari
pengukuran terestris dan data sekundernya ialah citra dari hasil foto
udara maupun citra satelit. Untuk metode yang digunakan yaitu
metode bowditch untuk pengolahn KDH dan perhitungan beda tinggi
untuk KDV serta perhitungan azimuth untuk mengolah detail dan
situasi.
3
1.4.3 Pendekatan Analisis
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
5
Gambar 1. 1 Metode Polar
6
Triangulasi digunakan apabila daerah pengukuran mempunyai
ukuran panjang dan lebar yang sama, maka dibuat jaring segitiga.
f. Metode Trilaterasi
Trilaterasi digunakan apabila daerah yang diukur ukuran salah
satunya lebih besar daripada ukuran lainnya, maka dibuat rangkaian
segitiga. Pada cara ini sudut yang diukur adalah semua sisi segitiga.
Metode Trilaterasi yaitu serangkaian segitiga yang seluruh jarak
jaraknya di ukur di lapangan.
g. Metode Triangulaterasi
Merupakan metode gabungan antara metoda triangulasi dan
trilaterasi. Dengan demikian, pada metoda ini semua sudut dan jarak
dari segi-tiga jaringan tersebut menjadi obyek ukuran.
h. Metode Astronomis
Merupakan metode yang menentukan posisi horizontal suatu
titik, berdasarkan pengamatan posisi benda-benda langit. Dengan
metoda ini, posisi titik tempat pengamatan ditentukan posisi dalam
besaran Lintang, Bujur (meridian) dan azimuth ke arah titik target.
i. Metode Fotogrametris
Metode fotogrametri merupakan suatu metoda penentuan titik
berdasarkan foto udara suatu daerah, di mana titik tersebut harus dapat
diidentifikasikan lokasinya pada foto udara . Titik pada foto, dikaitkan
dengan posisi titik kontrol tanah (GCP) untuk dapat dinyatakan
posisinya.
j. Medode Satelit
Berdasarkan kemajuan ilmu pengetahuan, maka sebagai ganti
metoda astronomis, digunakan metoda satelit. Salah satu prinsip dasar
metoda ini adalah pengaruh frekuensi relatif terhadap kecepatan yang
dikenal dengan Efek Doppler. Perkembangan berikutnya, model
metoda Doppler telah ditinggalkan dan sekarang digantikan dengan
7
GPS (Global Positioning System). GPS dapat menjawab posisi titik
yang diamati dalam waktu cepat dan mudah.
11
2. Jarak pandang antara alat ukur sipat datar dan rambu maksimum 100
meter
3. Pengukuran setiap seksi dilakukan pergi-pulang secara independen
atau dengan dua kedudukan alat (double stand)
4. Pengukuran dalam satu seksi dianggap selesai jika selisih beda tinggi
antara pengukuran pergi dan pengukuran pulang lebih kecil atau sama
dengan 18 mm√d
5. Pengukuran ulang dalam satu seksi harus dilakukan jika selisih beda
tinggi pergi dan pulang tidak memenuhi toleransi 18 mm√d.
Pengukuran ulang paling sedikit dilakukan satu kali pengukuran pergi
dan satu kali pengukuran pulang atau double stand
6. Pengukuran ulang dianggap selesai jika selisih beda tinggi ukuran
pergi dan pulang memenuhi toleransi 18 mm√d
7. Pengikatan ke titik kontrol yang memiliki orde lebih tinggi
8. Setiap kali pengukuran dilakukan tiga pembacaan yaitu Benang Atas
(BA), Benang Tengah (BT) dan Benang Bawah (BB)
9. Benang Atas (BA), Benang Tengah (BT) dan Benang Bawah (BB),
mempunyai kontrol pembacaan: 2 BT = BA + BB
10. Pengukuran beda tinggi dilakukan setiap slag. Dalam setiap slag, beda
jarak antara alat ukur sipat datar ke rambu belakang dan ke rambu
muka tidak boleh lebih dari 5 %
12
BAB III METODELOGI
Kegiatan Kemah Kerja ini dilaksanakan pada 17 – 30 Juni 2019 dan lokasinya
di wilayah lahan Institut Teknologi Sumatera, yang lebih tepatnya di wilayah 23 yang
tertera pada gambar di bawah ini :
13
3.2 Batasan Kegiatan
Pada kegiatan Kemah Kerja 2019 ini area yang dipetakan ialah wilayah
Institut Teknologi Sumatera yang dimana ada 27 pembagian wilayah yang telah
dibagi rata menyesuaikan dengan jumlah kelompok peserta pada Kemah Kerja 2019
ini. Kemudian per kelompok tersebut memetakan wilayah bagian yang telah dibagi
tadi. Untuk kelompok 23 ini sendiri memetakan wilayah 23 yang letaknya terlihat
pada gambar gambar 3.1. kegiatan pelaksanaan Kemah Kerja ini sendiri mengacu
kepada Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kemah Kerja 2019 yang telah dibentuk
menyesuaian syarat SNI yang berlaku. Kemudian selain mengikuti KAK yang ada
kegiatan kemah kerja ini juga telah dibuat aturan-aturan yang harus ditaati.
14
Mulai
Persiapan Administrasi
dan Manajemen
Orientasi Lapangan
Pengambilan Data
TIDAK
Data Sesuai Toleransi
YA
Selesai
15
3.3 Data dan Metode
a. Data Primer
b. Data Sekunder
16
c. Periksa jumlah sudut hasil pengukuran untuk melihat kesalahan sudut
pengukuran memasuki batas toleransi yang diperlukan yaitu 10”.
Menentukan batas toleransi kesalahan dengan cara sebagai berikut:
𝑓� ≤ � √�
𝑓� ≤ 10� √�
∑β = (n-2) x 1800
𝑓� = ∑� sin �
𝑓� = ∑� cos �
h. Hitung koordinat:
dan
17
dan
18
h. Hitung koreksi dari ΔH: DH = ΔH - ∑ΔH x Bobot
3. Hitung Perataan
20
Gambar 6.
Gambar 3. 4 Ilustrasi Titik Detail
Zi = Zn + ∆Zi
Interpolasi kontur karena menggunakan skala pengukuran 1:1000
maka, menghitung kontur interval adalah sebagai berikut:
21
3.4 Tahapan Post-Processing Data
22
3.4.2 Penyusunan Laporan
Dalam proses penyusunan laporan, selain harus memperhatikan
berbagai prinsip dan syarat dalam penyusunan laporan, juga harus
memperhatikan tata caranya. Pada intinya, tata cara penyusunan laporan
dimulai dari tahap persiapan yang mencakup penentuan kerangka
permasalahan, tujuan penulisan laporan, dan proses pengumpulan data,
kemudian membuat kerangka laporan dan diakhiri dengan tahap penulisan
laporan itu sendiri.
1. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan dilakukan untuk dapat merumuskan secara jelas
latar belakang dan masalah laporan, tujuan laporan, target waktu
laporan, data yang relevan untuk disajikan, dan sumber-sumber data.
2. Pengumpulan dan Penyajian Data
Dalam proses pengumpulan harus selalu mengacu pada permasalahan
dan tujuan yang telah ditetapkan. Data yang diperoleh dari pengukuran,
kemudian dikumpulkan, selanjutnya data itu dikelompokkan, dan diolah
yang dan disajikan dalam bentuk peta.
3. Sistematika Laporan
Tahap berikutnya adalah menentukan bagian-bagian utama laporan
atau lazim disebut sistematika laporan, kemudian sub-sub bagian
laporan yang nantinya akan dijabarkan lebih lanjut dalam kalimat-
kalimat.
4. Penulisan Laporan
Penulisan laporan dilakukan agar adanya penggambaran dari hasil
pengukuran yang menjelaskan dan memberikan informasi pada tahap
penulisan laporan, dan harus mengacu pada sistematika yang telah
ditetapkan, sehingga laporan tersebut dapat tersaji secara runtut, dan
mudah dipahami.
5. Ekspose Kemah Kerja
23
Ekspose Kemah Kerja merupakan tahap akhir dari pelaksanaan
Kemah Kerja Teknik Geomatika Institut Teknologi Sumatera yaitu
berupa pemaparan hasil kerja dari masing- masing kelompok dalam
bentuk presentasi.
3.4.3 Luaran
Pembuatan laporan dilakukan untuk memberikan gambaran hasil
pelaksanaan survei yang telah dilakukan, sehingga dapat diketahui
kondisi areal pekerjaan secara umum, informasi lainnya yang berkaitan
dengan pelaksanaan survei dan pemetaan.
Data-data yang diserahkan setelah pelaksanaan survei, pemetaan dan
pengolahan data selesai dilaksanakan adalah:
a. 1 Lembar Peta Topografi dari masing-masing kelompok dengan skala
pengukuran 1:1000 dengan ukuran kertas minimal A3 (menyesuaikan
wilayah pengukuran)
b. 1 Lembar Peta Topografi untuk wilayah keseluruhan skala pengukuran
1:1.000 dengan ukuran kertas 2,1 m x 3 m
c. 1 Rangkap Laporan Kemah Kerja
d. presentasi hasil Kemah Kerja 2019
24
BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH
25
kawasan kelompok 23 berdampingan dengan tutupan lahan berupa ladang singkong,
ladang semangka, dan ladang jagung.
26
BAB V ANALISIS
Pada hasil pegukuran kerangka dasar horizontal data yang terakhir dan masuk
di tolerasnsinya yaitu koreksi sudut -33” dari toleransi 41” data ini didapatkan setelah
melakukan pengulangan sebanyak dua kali pada hari yang berbeda. Pada saat
pengukuran pertama sebelum pengulangan selesai, koreksi sudut yang kami dapatkan
yaitu 126º. Dimana pada saat mendapatkan hasil sebesar ini kami langsung
mencocokkan hasil sudut yang didapat dengan gambar sketsa yang telah kami buat
pada saat pengukurandan hasilnya ialah didapatkan hasil sudut yang blunder dimana
di sudut tersebut terdapat kesalahan dengan komunikasi antara pembidik dan pencatat
yang kemudian mendapatkan kesalahan koreksi sudut sebesar itu. Alasan lain kenapa
terjadi blunder ini kemungkinan karena pada saat pengambilan data tersebut cuaca
sudah terik dan setiap anggota kelompok sudah merasakan kelelahan dan akibatnya
terjadilah gagal komunikasi tersebut. Kemudian setelah melakukan pengulangan kami
masih mendapatkan koreksi 2’25” yang artinya itu masih belum masuk kedalam
toleransi yang 41”. Jadi kami melakukan pengulangan pada satu titik lagi dan
setelahnya baru lah didapatkan koreksi sudut -33” tadi. Untuk alasan kenapa
pengukuran kerangka dasar horizontal ini cukup sulit untuk masuk ke toleransinya
beberapa di antara nya ialah yang pertama adalah tidak semua anggota kelompok
menguasai pengukuran dengan menggunakan alat terestris tetapi peran penggunaan
alat juga harus tetap dibagi rata. Kemudian yang kedua yaitu kondisi ketersediaan alat
yang kurang mencukupi untuk semua kelompok karena jumlah kelompok ada 27 dan
alat GTS/ES/OS hanya tersedia 11 dan sisanya menggunakan DT itupun hanya
tersedia 8 dan jika di jumlahkan pun masih belum mencukupi kebutuhan secara
27
menyeluruh dan masih harus diterapkan sistem bergantian ataupun bergabung. Yang
kemudian ini menghambat pengukuran dan pengukuran yang dilakukan terkesan
tergesah-gesah layaknya kejar setoran yang sudah tentunya mengurangi kemungkinan
akurasi baik didapatkan. Kemudian yang selanjutnya yaitu lokasi yang cukup jauh
juga memakan waktu pengukuran sehingga pengukuran dilakukan saat matahari
sudah mulai naik dan karena kejar target tadi yang seharusnya di atas pukul 11 siang
sudah tidak boleh melakukan pengukuran ini tetap saja dilanjutka. Beberapa alasan
lain terkait ketilitian pengukuran KDH ini seperti kesalah dari alat ukur, pembiasan
cahaya matahari, kesalahan bidikan dan lain sebagainya juga mempengaruhi data
yang dihasilkan.
Pada pengukuran kerangka dasar vertikal juga hampir sama dengan kerangka
dasar horizontal yang telah dijabarkan di atas. Namun kami tetap melakukan
pengukuran ulang, ini dikarenakan disaat setelah melakukan pengolahan hasil data
pengukuran dan data sudah masuk toleransi 18 mm(√D). Dimana syarat pengukuran
ulang diatur dalam SNI adalah pengukurannya diulang dalam satu seksi dan tentunya
dengan slag yang genap yang artinya mengurangi kesalahan dalam pengukuran .
Syarat pengukuran beda tinggi pergi dan pulang yang telah disampaikan salah satu
asisten adalah < 2mm. Dalam pengukuran beda tinggi ini tentu ada faktor
penghambat yang ada pada lapangan, dimana faktor penghambat tersebut adalah
terdapat disalah satu seksi pengukuran yang memiliki kemiringan lereng yang cukup
terjal/curam sehingga kelompok kami menambah slag cukup banyak untuk dapat
mengukur dengan baik.
28
5.2 Analisis Kemiringan Lahan dan Watershed
1 0-8 Datar
2 >8-15 Landai
4 >25-45 Curam
3. Tutupan lahan
29
Dengan keterangan:
n = jumlah kontur
ki = kontur interval
a = panjang diagonal jaring dengan panjang 1 cm
pi = penyebut skala peta
S = besar sudut lereng (%)
Pada kelompok 23 tidak memiliki daerah aliran sungai yang besar, namun
pada daerah kelompok 23 terdapat parit yang terhubung/terairi keembung wilayah 23
dimana parit kecil tersebut menjadi pengair atau jalur aliran air menuju embung.
30
31
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.2 Rekomendasi
Untuk kegiatan Kemah Kerja berikutnya dari penulis sendiri ada beberapa
rekomendasi diantaranya ialah :
3. Asisten menegur jika ada peserta yang melakukan kesalahan agar tidak
diulang lagi, dan bukan cuma dicatat nama tanpa diberitahu salahnya apa.
32
DAFTAR PUSTAKA
Indra, P. (n.d.). Elephant Respon Unit (Eru) Way Kambas, Bukan Tempat Wisata.
Retrieved Febuari 2, 2019, from
http://www.duniaindra.com/2017/11/elephant-respon-unit-eru-way-
kambas.html
Kemah Kerja 2019. (2019, juni). Kerangka Acuan Kerja Kemah Kerja Teknik
Geomatika 2019. p. 41.
33
LAMPIRAN
HR V
STA TARGET TA TT
O , ,, O ,
B 137 58 16 91 23
1.65
2M LB 317 58 16 268 37
1.645
B 264 55 56 88 9
1.51
A14 8A LB 84 55 55 271 51
B 104 14 50 91 46
1.55
B5 LB 284 14 54 268 13
1.568
B 277 32 52 88 12
1.55
220 8B LB 97 32 49 271 47
B 56 32 47 91 53
1.58
8A LB 236 32 57 268 6
1.632
B 169 0 43 90 43
1.51
22N B6 LB 349 0 53 269 16
B 111 27 4 89 24
1.47
8B LB 291 27 9 270 35
1.56
B 318 52 39 89 0
1.54
22M B7 LB 138 52 44 270 59
B 320 4 47 91 0
1.65
B6 LB 140 4 48 268 59
1.582
B 160 34 28 88 30
1.56
22L 8C LB 340 34 31 271 29
B 67 49 50 91 28
1.56
B7 LB 247 49 26 265 31
1.62
B 223 46 7 89 27
1.51
22K 8D LB 43 45 44 270 32
B 343 53 53 90 48
1.5
8C LB 163 54 12 269 12
1.703
B 119 17 58 88 39
1.46
B27 B15 LB 299 18 8 271 20
B 96 5 32 91 24
8D 1.525
LB 276 5 16 268 35
1.57
B 267 10 46 88 59
B16 1.64
21E LB 87 10 33 270 59
21D B15 B 1.47 1.625 78 15 55 91 10
34
LB 258 15 43 268 48
B 236 3 49 89 18
8E 1.4
LB 56 3 35 270 40
B 39 1 39 90 36
B16 1.56
LB 219 1 50 269 23
1.575
B 128 44 58 92 6
8F 1.7
B29 LB 308 44 58 267 54
B 57 32 43 87 51
8E 1.51
LB 237 32 43 272 7
1.604
B 243 42 14 92 53
2K 1.62
B28 LB 63 42 14 267 6
B 197 33 25 87 4
8F 1.635
LB 17 33 25 272 55
1.61
B 10 55 44 93 26
2L 1.63
23B LB 190 55 44 266 33
B 282 42 15 86 25
2K 1.64
LB 102 42 18 273 35
1.448
B 106 30 32 88 1
2M 1.4
B41 LB 286 30 23 271 58
B 194 16 48 91 52
2L 1.58
LB 14 16 48 268 6
1.51
B 13 23 14 90 0
B5 1.53
23C LB 193 23 14 269 59
B 4 14 59 89 56
2K 1.5
LB 184 14 59 270 3
1.53
B 169 41 45 91 35
2M 1.7
23D LB 349 41 45 268 23
B 231 42 13 88 22
2L 1.59
LB 51 42 35 271 37
1.47
B 333 48 11 92 1
B5 1.6
A13 LB 153 48 31 267 58
B 6 23 2 87 57
2L 1.5
LB 186 23 2 272 1
1.65
B 185 47 47 88 37
B5 1.5
23A LB 5 47 47 271 22
KTL 0.000389772
1.
35
FORMULIR PENGUKURAN LEVELING
NAMA SURVEYOR TABEL PENGUKURAN
LOKASI
TINGGI JARAK TINGGI JARAK JARAK JARAK SLAG BED
TITIK SLAG STAND TA
BELAKANG BELAKANG MUKA MUKA SLAG RATA-RATA TING
A14
2.582 0.644
1 1.58 2.425 31.5 0.487 31.4 62.9 1.9
A14 - 2.267 0.33
1 63
22O 2.546 0.609
2 1.572 2.388 31.5 0.451 31.6 63.1 1.9
2.231 0.293
3.26 0.923
1 1.6 3.063 39.7 0.718 41.1 80.8 2.3
22O - 2.863 0.512
2 81.1
22N 3.298 0.96
2 1.65 3.099 39.8 0.752 41.6 81.4 2.3
2.9 0.544
1.39 2.56
1 1.25 1.145 49 2.31 50 99 -1.1
22N - 0.9 2.06
3 99
22M 1.43 2.6
2 1.30 1.184 49 2.35 50 99 -1.1
0.94 2.1
2.34 0.69
1 1.62 2.105 47.3 0.456 46.7 94 1.6
22M - 1.867 0.223
4 94.55
22L 2.342 0.699
2 1.59 2.106 47.3 0.459 47.8 95.1 1.6
1.869 0.221
3.094 0.709
1 1.61 2.861 46.9 0.475 46.8 93.7 2.3
2.625 0.241
22L - 22K 5 93.65
3.141 0.751
2 1.63 2.904 47.2 0.52 46.4 93.6 2.3
2.669 0.287
1.803 0.997
22K - 1 1.62 1.612 38.1 0.803 38.7 76.8 0.8
6 76.7
B27 1.422 0.61
2 1.65 1.859 38.1 1.049 38.5 76.6 0.8
36
1.668 0.858
1.478 0.664
2.335 0.77
1 1.57 2.195 28.3 0.623 29.6 57.9 1.5
B27 - 2.052 0.474
7 57.85
21E 2.405 0.845
2 1.64 2.265 28.1 0.695 29.7 57.8 1.5
2.124 0.548
2.051 0.912
1 1.43 1.91 28.5 0.767 29.2 57.7 1.1
21E - 1.766 0.62
8 57.85
21D 2.09 0.95
2 1.5 1.946 29 0.804 29 58 1.1
1.8 0.66
2.339 1.378
1 1.42 2.115 44.8 1.154 44.8 89.6 0.9
21D - 1.891 0.93
9 89.6
B29 2.421 1.46
2 1.5 2.199 44.6 1.235 45 89.6 0.9
1.975 1.01
0.828 2.548
1 1.5 0.744 16.6 2.457 18 34.6 -1.7
B29 - 0.662 2.368
10 34.6
B28 0.872 2.589
2 1.54 0.788 16.6 2.499 18 34.6 -1.7
0.706 2.409
1.088 2.041
1 1.5 1.003 17.2 1.954 17.2 34.4 -0.9
B29 - 0.916 1.869
11 34.4
B28 0.951 1.903
2 1.38 0.865 17.2 1.818 17.2 34.4 -0.9
0.779 1.731
1.153 2.372
1 1.605 1.075 15.5 2.291 16.2 31.7 -1.2
B28 - 0.998 2.21
12 31.65
23B 1.205 2.425
2 1.645 1.128 15.6 2.345 16 31.6 -1.2
1.049 2.265
B28 - 13 1 1.6 0.723 15.8 2.74 15.7 31.5 31.45 -2.0
23B 0.645 2.66
0.565 2.583
37
0.747 2.763
2 1.64 0.668 15.9 2.685 15.5 31.4 -2.0
0.588 2.608
0.971 2.399
1 1.58 0.919 10.4 2.348 10 20.4 -1.4
23B - 0.867 2.299
14 20.25
B41 0.947 2.375
2 1.545 0.897 10.1 2.326 10 20.1 -1.4
0.846 2.275
0.695 2.708
1 1.46 0.646 9.9 2.658 9.8 19.7 -2.0
23B - 0.596 2.61
15 19.65
B41 0.712 2.724
2 1.48 0.664 9.7 2.674 9.9 19.6 -2.0
0.615 2.625
0.894 2.247
1 1.479 0.845 9.8 2.199 9.7 19.5 -1.3
23B - 0.796 2.15
16 19.6
B41 0.89 2.242
2 1.475 0.839 10 2.194 9.7 19.7 -1.3
0.79 2.145
0.569 1.235
1 1.33 0.497 14.7 1.16 15 29.7 -0.6
23B - 0.422 1.085
17 29.9
B41 0.598 1.266
2 1.36 0.524 14.8 1.19 15.3 30.1 -0.6
0.45 1.113
4.18 0.995
1 1.61 3.925 51 0.72 55 106 3.2
B41 - 3.67 0.445
18 106.5
23C 4.185 1.0
2 1.63 3.927 51.6 0.724 55.4 107 3.2
3.669 0.446
2.58 2.562
1 1.53 2.332 49.5 2.31 50.2 99.7 0.0
23C - 2.085 2.06
19 99.9
23D 2.581 2.563
2 1.5 2.332 49.6 2.31 50.5 100.1 0.0
2.085 2.058
23D - 20 1 1.655 0.901 46.5 3.37 45 91.5 91.9 -2.4
A13 0.667 3.146
38
0.436 2.92
0.93 3.41
2 1.67 0.7 46.3 3.181 46 92.3 -2.4
0.467 2.95
1.46 0.706 2.661
1 0.584 24.5 2.542 24.1 48.6 -1.9
A13 - 0.461 2.42
21 48.45
22A 1.53 0.744 2.701
2 0.622 24.4 2.582 23.9 48.3 -1.9
0.5 2.462
1.4 0.987 2.682
1 0.864 24.6 2.559 24.7 49.3 -1.6
A13 - 0.741 2.435
22 49.3
22A 1.47 1.044 2.739
2 0.92 24.4 2.614 24.9 49.3 -1.6
0.8 2.49
1.518 1.505
1 1.48 1.37 29.5 1.358 29.4 58.9 0.0
22A - 1.223 1.211
23 58.7
A14 1.583 1.568
2 1.45 1.437 29.3 1.424 29.2 58.5 0.0
1.29 1.276
3.58 1.067
1 1.512 3.483 19.5 0.968 19.9 39.4 2.5
22A - 3.385 0.868
24 39.45
A14 3.63 1.115
2 1.52 3.533 19.6 1.016 19.9 39.5 2.5
3.434 0.916
39
PEMBACAAN
HORIZONTAL
NOMOR TINGGI (mm) BENANG (mm) DES VERTIKAL D
STA TRGT ALAT PATOK TGH ATAS BWH ⁰ ′ ″ ⁰ ′ ″
P17 0 0 0 0.00 0 0 0
JL1 1610 2,000 500 850 150 92 15 20 92.26 89 34 34 8
JL2 1610 2,000 1500 1840 1160 85 10 20 85.17 0 0 0
SR1 1610 2,000 1500 1840 1160 93 35 40 93.59 0 0 0
JL3 1610 2,000 1500 1845 1155 87 22 40 87.38 0 0 0
JL4 1610 2,000 1500 850 2150 97 24 0 97.40 0 0 0
P18 JL5 1610 2,000 1500 1800 1200 86 22 40 86.38 0 0 0
JL6 1610 2,000 1500 1740 1260 84 6 20 84.11 0 0 0
JL7 1610 2,000 1300 1615 985 97 33 20 97.56 0 0 0
JL8 1610 2,000 1600 1838 1362 82 56 40 82.94 0 0 0
JL9 1610 2,000 600 890 310 92 18 20 92.31 0 0 0
JL10 1610 2,000 800 1000 600 81 12 20 81.21 0 0 0
JL11 1610 2,000 700 930 470 91 58 0 91.97 0 0 0
40
NOMOR TINGGI (m) BACAAN (m) HORIZONTAL VERTIKAL
DES
STA TRGT ALAT JALON SD HD VD ⁰ ′ ″ ⁰ ′
42
JL 1 1.560 2.000 17.605 17.60 0.40 3 34 14 3.57 88 34
JL 2 1.560 2.000 13.469 13 0 5 31 42 5.53 88 20
JL 3 1.560 2.000 8.963 9 -2 10 36 32 10.61 88 31
-
22 K 77 77 0.83 0 0 0 0.00 90 37
SKG
1 1.620 2.000 30.88 30.852 1.26 144 1 34 144.03 87 39
SKG
2 1.620 2.000 61 61.172 -1 11 14 51 11.25 90 43
SKG
3 1.620 2.000 59 58.744 2 135 33 52 135.56 88 4
SKG
4 1.620 2.000 79 78.675 -2 54 16 47 54.28 91 7
SKG
5 1.620 3.000 81 80.507 2 135 43 16 135.72 88 21
23C
SKG
6 1.620 2.000 92 92.165 1 102 10 46 102.18 89 39
SKG
7 1.620 2.000 94 94.044 -1 95 38 18 95.64 90 2
SKG
8 1.620 2.000 101 100.73 3 128 0 54 128.02 88 29
SKG
9 1.620 2.000 111 110.55 -2 71 20 40 71.34 90 55
SKG
10 1.620 2.000 61 60.956 1 112 38 25 112.64 88 51
SKG
11 1.620 2.000 52 51.581 0 88 58 11 88.97 89 52
SKG
12 1.620 2.000 63 63.436 -1 27 14 51 27.25 90 58
SKG
13 1.620 2.000 119 119.48 -1 70 17 28 70.29 91 29
B27 -
B27 2 1.600 59 59 1.61 0 0 0 0.00 91 34
-
LDJ 1 1.632 2.000 102.526 102.50 2.52 84 14 10 84.24 92 22
LDJ 2 1.632 2.000 112.762 113 -3 91 15 54 91.27 92 5
LDJ 3 1.632 2.000 112.457 112 -3 91 27 38 91.46 92 1
LDJ 4 1.632 2.000 140.348 140 -3 84 56 27 84.94 92 25
0.00
K1 1.632 2.000 27.606 28 -1 77 11 31 77.19 91 24
K2 1.632 2.000 51.409 51 2 81 45 10 81.75 91 50
K3 1.632 2.000 74.738 75 -3 75 4 47 75.08 92 12
K4 1.632 2.000 18.391 18 0 85 29 48 85.50 90 39
21 E
B29 0.00
21D 2 1.530 90 90 - 0 0 0 0.00 90 35
0.92
43
-
LDJ 5 1.540 2.000 85.747 85.95 0.52 1 33 21 1.56 90 21
21D 1.540 1.530 89.601 90 -1 0 0 0 0.00 90 35
LDJ 5 1.540 2.000 85.747 86 -1 1 33 21 1.56 90 21
JL4 1.540 2.000 85.718 86 -1 0 4 41 0.08 90 21
JL5 1.540 2.000 58.657 59 0 1 9 57 1.17 90 6
JL6 1.540 2.000 15.206 15 0 7 44 16 7.74 88 18
LDJ 6 1.540 2.000 58.909 59 0 3 13 23 3.22 90 11
LDJ 7 1.540 2.000 4.699 5 0 85 46 9 85.77 88 14
B28 2 2.000 64 63 3.27 0 0 0 0.00 87 2
K5 1.550 2.000 42.622 42.53 2.84 1 24 31 1.41 86 10
K6 1.550 2.000 25.314 25 2 4 51 12 4.85 85 40
K7 1.550 2.000 8.115 8 0 158 39 49 158.66 90 31
B29
K8 1.550 2.000 26.901 27 0 171 23 43 171.40 93 21
K9 1.550 2.000 49.502 49 -3 173 59 59 174.00 94 1
K10 1.550 2.000 74.099 74 -3 171 54 57 171.92 93 8
-
A14 1 1.560 63 63 1.73 0 0 0 0.00 91 34
JL 7 1 2.000 60.752 60.71 2.18 172 25 49 172.43 87 56
JL 8 1 2.000 56.079 56 2 174 10 30 174.18 87 47
JL 9 1 2.000 51.492 51 2 176 44 29 176.74 87 45
23B JL 10 1 2.000 119.988 120 -4 78 34 17 78.57 91 45
JL 11 1 3.000 121.232 121 -3 79 33 42 79.56 92 23
JL 12 1 3.000 121.568 122 -4 80 44 56 80.75 91 41
K 11 1 2.000 12.88 13 0 13 45 33 13.76 89 20
K 12 1 2.000 23.604 24 0 23 25 24 23.42 90 39
K 13 1 2.000 38.654 39 -1 22 2 10 22.04 91 15
K 14 1 2.000 57.377 57 -1 20 51 3 20.85 91 27
K 15 1 2.000 70.393 70 -2 22 30 18 22.51 91 35
K 16 1 2.000 80.232 80 -3 20 52 58 20.88 91 54
B22O K 17 1 2.000 83.13 83 -3 17 9 52 17.16 91 56
K 18 1 2.000 81.149 81 -3 18 55 58 18.93 91 53
K 19 1 2.000 59.926 60 -1 25 12 51 25.21 91 14
K 20 1 2.000 5.668 6 1 34 14 21 34.24 82 59
K 21 1 2.000 42.836 43 0 113 17 58 113.30 89 10
44
K7 1.550 2.000 8.115 8 0 158 39 49 158.66 90 31
K8 1.550 2.000 26.901 27 0 171 23 43 171.40 93 21
K9 1.550 2.000 49.502 49 -3 173 59 59 174.00 94 1
K10 1.550 2.000 74.099 74 -3 171 54 57 171.92 93 8
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
Lampiran 4 Dokumentasi Kemah Kerja
62