Anda di halaman 1dari 62

IIITNTERI PI)RTANiAN

REPL:BLIK INDONFSiA

PERATURAN#8ilt?fl
F""'H"1*i&5prEpllff JNDoNESTA

TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PEMANFAATAN DANA ALOKASI KHUSUS


BIDANG PERTANIAN TAHUN 2014

DENGAN RAHMAT TUHAN I'ANG MAHA ESA

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa untuk mencapai empat target sukses


pembangunan pertanian diperlukan kegiatan
Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi Unit Pelaksana
Teknis Daerah (UPTD)/Balai Perbenihan,
Pembangunan/Rehabilitasi UPTD/Balai Proteksi
Tanaman, Pembangunan/ Rehabilitasi/ Renovasi
(UPTD)/Balai Perbibitan dan Laboratorium Kesehatan
Hewan, Pengembangan Prasarana dan Sarana Air,
Pengembangan Prasarana dan Sarana Lahan,
Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi Balai
Penyuluhan Pertanian (BPP) di Kecamatan dan
Pembangunan Lumbung Pangan Masyarakat,
Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi UPTD/Balai
Perbenihan/Perbibitan dan Pembangunan/
Rehabilitasi/Renovasi Tempat Penampungan Susu dan
Rumah Potong Hewan Unggas (RPH-U);
b. bahwa untuk membantu Pemerintah Provinsi dan
Kabupaten / Kota dalam penyediaan fisik prasarana dan
sarana pertanian, Pemerintah Pusat perlu
mengalokasikan Dana Alokasi Khusus Bidang
Penanian Tahun 2014;
c. bah.,va berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalarn huruf a, huruf b dar untuk
menindaklanjuti Pasal 59 ayat (1) Peraturan
Perr:erintah Nomor 55 Tahun 2O05 terrtang Dana
Perimbangan, maka perlu menetapkan Petunjuk Teknis
Pemanfaatan Dana Alokasi Khusus Bidang Pertanian
Tahun 2014;

Mengingat : Nomor 17 Tahun 2003 tentang


1. Undang-Undang
Keuangan Negara (trmbaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2OO4 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara
Repubtik Indonesia i'lomor 4355);
3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2OO4 tentang
Pemeriksaan, Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara (kmbaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4421);
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2OO4 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2OO4 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437);
6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2OO4 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2OO4 Nomor L26, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
7. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2O06 tentang Sistem
Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006
Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4660);
8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2OI3 tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun
Anggaran 2014;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang
Dana Perimbangan (kmbaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor L37, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);
58 Tahun 20O5 tentang
10. Peraturan Pemerintah Nomor
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan
lrmbaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
11. Peraturan Pemerintah Nomor45 Tahun 2013 tentang
Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2013 Nomor 103, Tambahan kmbaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5423);
12. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 20O9 tentang
Pembentukan Ihbinet Indonesia Bersatu II;
13, Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 20O9 tentang
Pembentukan dan Organisasi Kementerian lJegara
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2011
(kmbaran Negara Republik Indonesia Tahun 2O11
Nomor 141);
(2) DAK Bidang Pertanian Provinsi meliputi:
a. Pembangunan/ Rehabilitasi/ Renovasi UPTD/Balai Perbenihan dan
Penyediaan Sarana Pendukungnya;
b. Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi UPTD/Balai Proteksi Tanaman
dan Penyediaan Sarana Pendukungnya;
c. Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi UPTD/Balai Perbibitan dan
Laboratorium Kesehatan Hewan dan Penyediaan Sarana Pendukungnya.

(3) DAK Bidang Pertanian Kabupaten/Kota meliputi:


a. Pembangunan Prasarana dan Sarana Air;
b. Pembangunan Prasarana dan Sarana Lahan;
c. Pembangunan/ Rehabilitasi/ Renovasi Balai Penyuluhan Pertanian (BPP)
di Kecamatan dan Penyediaan Sarana Penyuluhan;
d. Pembangu.nan Lumbung Pangan Masyarakat dan Lantai Jemur dan/
atau Penyediaan Sarana Pendukungnya;
e. Pembangunan/ Rehabilitasi/ Renovasi UPTD lBaJar Perbenihan/
Perbibitan dan Penyediaan Sarana Pendukungnya;
f. Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi Tempat Penampungan Susu dan
Rumah Potong Hewan Unggas (RPH-U) serta Penyediaan Sarana
Pendukungnya.

Pasal 4

Kegiatan Dana Alokasi Khusus Bidang Pertanian Tahun 2O14 sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 3 merupakan kegiatan pilihan, sehingga daerah dapat
memilih satu atau beberapa kegiatan sesuai dengan prioritas dan kebijakan
daerah serta ketersediaan pagu anggaran.

Pasal 5

Besarnya pagu anggaran Dana Alokasi Khusus Bidang Pertanian di Provinsi


dan Kabupaten/ Kota Tahun 2014 setiap daerah sesuai yang ditetapkan oleh
Menteri Keuangan.
Pasal 6

Penanggungiawab dan Pengelola Kegiatan Dana Alokasi Khusus Bidang


Pertanian Tahun 2014 terdiri atas:
a. Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi yaitu Dinas Provinsi yang
membidangi Tanaman Pangan dan Hortikultura, Perkebunan, Peternakan
dan Kesehatan Hewan; dan
b. Satuan Ke{a Perangkat Daerah Kabupaten/ Kota yaitu
Dinas/Badair/Kantor Kabupaten/Kota yang membidangi Tanaman
Pangan dan Hortikultura, Perkebunan, Peternakan dan Kesehatan Hewan,
Penyuluhan Pertanian, Ketahanan Pangan dan/ atau sebutan lainnya di
Kabupaten/Kota sesuai dengan kewenangan, tugas, dan fungsinya.

Pasal 7

Kegiatan di luar kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3' tidak Capat
dibiayai dari Dana Alokasi Khusus Bidang Pertanian Tahun 2O14.
Pasal 8

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 16 Desenher

Salinan Peraturan irri disampaikan kepada Yth.:


Ketua Badan Pemeriksa Keuangan;
Menteri Keuangan;
Menteri Dalam Negeri;
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala BAPPENAS;
Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan, Kementerian Keuangan;
Direktur Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan;
Pimpinan Unit Kerja Eselon I di Lingkungan Kementerian Pertanian;
Gubernur Penerima Dana Alokasi Khusus Bidang Pertanian seluruh
Indonesia:
9. Bupati/Walikota Penerima Dana Alokasi Khusus Bidang Pertanian seluruh
Indonesia.

5
DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN..... ......... ....'........ ... I


A. Latar belakang....... t

B. Maksud dan Tujuan... """""" """ 2

C. Sasarau.... "" "" """ 2

D. Ruang Lingkup........ ' ' " """""""' 3

BAB II, KEBIJAKAN DAN KEGIATAN PEMANFAATAN DAK BIDANG


PERTANIAN TAHUN 2014 ......,..... 3
A. Kcbijakan DAK Bidang Pertanian Tahun 2014 ........ '."" " " 3
B. Kegiatan Pemanfaatan DAK Bidang Pertanian Tahun 2014"" 3
C. Tahapan.Perencanaan DAK Bidang Pertanian Tahun 2014
Di Pusat........ ..'....4
D. Persyalai2n Pemanfaatan DAK Bidang Pertanian
Tahun 20 14.. """""" 4

E. Pe laksanaan Pemanfaatan DAI{ Bidang Pcrtanian


'lahun 2014.. ..........5

BAB III. KEGIATAN DAK BIDANG PERTANIAN PROVINSI..." 6


A. Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi U[rID/
Balai Perbenihan dan Penyediaan Sarana Pendukungnya.... 6
1. Pembangunan / Rehabilitasi/ Renovasi UPfD/
Balai Perbenihan Tanaman Pangan............ -......... .......... 6
2. Pembangr-rnan/Rehabilitasi/Renovasi UPTD/
Balai Perbenihan Hortikultura............ . . ... . .... .....'...'-.. 7
3. Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi UFrID/
Balai Pengawasan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan
dan Hortikultura (BPSBTPH).. ........... ... ..........'-.-.- 9
4. Pc mba ngu nan / Rehabr litasi/ Ren ovasi UFrID/
Balai Perbenihan Perkebunan ..... . .......... l0
B. Pembangunan/ Rehabilitasi/ Re novasi UPTD/ Balai
Protcksi Tanaman dan Penyediaan Sarana Pcndukungnya.. 11
1. Pembangunan / Rehabilitasi/ Rcnovasi UPID/
Baieii Proteksi Tanaman... . '..-.....'...,..'... .... 12
2. Pembangunan / Re frabilitasi / Renovasi UP'I'D /
Balai Proteksi Tanaman Perkebunan... ....... 15
C. Pembangunan/Rehabilitasi Renovasi UPTD/Balai
Perbibitan dan Laboratorium Keschatan hcwan dan
Penyediaan Sarana Penclukungnya.................-. 17

1. Pem bangunan / Reha bilitasi/ Renovasi UPTD/Balai


Pcrbibitan..... . .... .....'....."' 17
2. Pembangu nan / Rehabilitasi/ Renovasi Bangunan
Laboratorium Kesehatan Hewan..... ..... ..... 1B

BAB IV. KEGIATAN DAK BIDANG PERTANIAN KABUPATEN/KOTA... T.9


A Pengembangan Prasarana dan Sarana Air ............................ 20
1. Irigasi AirTanah ....'...'......-... 20
2. Irige.si Air Permukaan................... ............. 2I
3. Embung.. ....-.-.'. 21
4. Dam Parit.............. .'........'......22
B. Pembangunan Prasarana dan Sarana Lahan I
Jalan Pertantan... .. .. ......... . ..........22
i. Pcmbangunan .Jalan Usaha'l'ani (.lUT) ............ .. ............ 22
2. Pcmbanguiran Jaian Produksi........ ... ...23
C. Pembangunan / Rehzrbilitasi/ Renovasi Balai Penyuluhan
Pertaniair (BPP) di Kecamatan dan Penyediaan
sarana Penyuluhan... ..................23
1. Prioritas Pemanlaatan DAK Bidang Pertanian
Tahun 2014 untuk BPP di Kccamatan ........ 23
2. Rehabilitasi/ Renovasi /Kantor BPP di Ke cam atan.......... 24
3. Penyediaan Sarana Penyuluhan... ..........-....24
4. Pembangunan Kantor BPP di Keoamatan.............. ........... 24
5. Persyaratan Lokasi Pembangunan
Kantor BPP di Kecamatan.............. ............25
D. Pembangunarr Lumbung Pangan Masyarakat clan Lantai
Jcmur darr /atau Pcnyediaa n Sarana Pendukungnya............ 25
E. Pembangunan/ Rehabilitasi/ Renovasi Balai Perbenihan dan
Perbibilan selta Pcnyediaan Sarana Pendukungnya..... ..'...' 25
1. Pembangunan / Rehabilitasi/ Renovasi UPID/
Balai Perbenihan Tanaman Pangan' ........ - -.. -... -'.. -... -.... 26
2. Pcmbangunan/ Rchabilitasi/ Rcnovasi UPID/
Balai Pcr:ber-riharn FIortikultura . ... . . ....... .. .'.....'....-....27
3. Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi UPfD/
Balai Perbenihan Perkcbunan................. ....................... 29
4. Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi UFrfD/
Balai Perbibitan Ternak..... ....................... 29
F. Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi Tempat
Penampungan Susu dan Rumah Potong Hewarr Unggas
(RPH-U) perta Penyediaan Sarana Pendukungnya......,.......... 30
1. Pcmbangunan / Rehabilitasi/ Renovasi Tempat
Penampungan Susu (TPS).... .........'......'...' 30
2. Pembangunan/ Rehabilitasi/ Renovasi Rumah Potong
Herlan Unggas (RPH-U)......... .................'.' 3l

BAB V. PEMBINAAN DANPELAPORAN.............. ........,,..,,32


A. Pembinaan.................. .." .'.'..... 32
B. Pelaporan .....'.'...... 33

BABVI. PENUTUP..... ............35

Format
l. Pagu Alokasi DAK Bidang Pertanian Tahun 2014 untuk Provinsi dan
Kabupaten/Kota;
2. Format Laporan Pelaksanaan Kegiatan DAK Bidang Pertanian Tahun 2013.

vtl
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR i lT7/penrcntat/OT.140/lz/20t3
TANGGAL : 16 Desenber 201j

PETUNJUK TEKNIS PEMANFAATAN DANA ALOKASI KHUSUS


BIDANG PERTANIAN TAHUN 2014

BAB I
PENDAHULUAN

A. L,atar belakang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun
ke-5 (2010-2O14) mengarahkan pembangunan pertanian memiliki
peran strategis dalam perekonomian nasional melalui kontribusinya
dalam pembentukan modal, penyediaan bahan pangan, bahan baku
industri, pakan dan bio-energi, penyerap tenaga kerja, sumber
devisa negara dan sumber pendapatan masyarakat, serta berperan
dalam pelestarian lingkungan melalui praktek budidaya pertanian
yang ramah lingkungan, sehingga arah kebijakan dan strategi yang
ditempuh pada RPJMN 2OIO-2OL4 difokuskan pada kesejahteraan
ralcyat dalam aspek ekonomi dan pangan.

Dalam upaya meningkatkan peran strategis pertanian tersebut,


Rencana Strategis Kementerian Pbrtanian tahun 2010-2014 telah
menetapkan EMPAT TARGET SUKSES yang ingin dicapai
Kementerian Pertanian yaitu: (1) pencapaian swasembada kedelai,
gula dan daging sapi dan swasembada berkelanjutan untuk padi
dan jagung; (2) peningkatan diversifikasi pangan; (3) peningkatan
nilai tambah, daya saing dan ekspor; serta (4) peningkatan
kesejahteraan petani. Strategi pembangunan pertanian yang
ditempuh difokuskan pada penanganan tujuh aspek dasar yang
disebut TUJUH GEMA REVITALISASI, yaitu (1) revitalisasi lahan; (2)
revitalisasi perbenihan dan perbibitan; (3) revitalisasi infrastruktur
dan sarana; (4) revitalisasi sumber daya manusia; (S) revrtalisasi
pembiayaan petani; (6) revitalisasi kelembagaan petani; dan (7)
revitalisasi teknologi dan industri hilir.

Pencapaian Empat Target Sukses tersebut tentunya tidak mudah,


karena kebijakan, program dan kegiatan yang disusun harus
mampu menjawab permasalahan mendasar dan isu strategis
pembangunan pertanian saat ini, antara lain: (1) meningkatnya
kerusakan lingkungan dan perubahan iklim global, (2) terbatasnya
ketersediaan infrastruktur, (3) belurn optimalnya sistem perbenihan
dan perbibitan nasional, (4) terbatasnya akses petani terhadap
permodalan dan masih tingginya suku bunga usaha tani, (5) masih
lemahnya kapasitas kelembagaan petani dan penyuluh, (6) masih
rendahnya nilai tukar petani serta (7) kurangnya koordinasi antar
pusat-daerah maupun antar sektor terkait.

Untuk menjawab berbagai permasalahan mendasar tersebut,


diatasi melalui kerangi:a regulasi dan kebijakan guna memberikan
iklim yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya usaha
pertanian, disamping itu juga melalui fasilitasi APBN guna
menyediakan infrastruktur publik dan pemberdayaan petani.
Sebagaimana diketahui bersama, pembangunan pertanian akan
mampu meningkatkan nilai tambah dan daya saing apabila
dilaksanakan dengan pendekatan kawasan yang dikelola dengan
sistem agribisnis. Efektivitas dan keberhasilan program
pembangunan pertanian akan dicapai apabila di setiap kawasan
dibangun dengan kegiatan yang terpadu dan rrutlti-gears, serta
mampu mensinergiskan sumber-sumber pembiayaan yang ada
antara lain dari APBN, APBD, BUMN, BUMD, investasi swasta dan
masyarakat.

Dalam rangka menyediakan infrastruktur dasar di bidang pertanian


yang menjadi urusan- Pemerintah Provinsi, dan pemerintah
Kabupaten / Kota serta memiliki prioritas nasional akan dibiayai dari
Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pertanian. Infrastruktur dasar
di bidang pertanian tersebut antara lain: Balai Perbenihan Provinsi,
Bdai Proteksi Provinsi, Balai Perbibitan dan l,aboratorium
Kesehatan Hewan Provinsi serta Infrastruktur air dan lahan, Balai
Penyuluhan Pertanian (BPP) di Kecamatan, Lumbung Pangan
Masyarakat, Balai Perbenihan/Perbibitan Kabupaten/Kota, Tempat
Penampungan Susu, Rumah Potong Hewan Unggas.

Guna mengarahkan pelaksanaan DAK Bidang Pertanian agar


berjalan efektif dan efisiensi dalam pencapaian sasaran yang
diharapkan, maka perlu menetapkan Petunjuk Teknis Pemanfaatan
DAK Bidang Pertanian Tahun 2014.

B. Maksud dan Tujuan


1. Maksud
Maksud ditetapkannya Petunjuk Teknis pemanfaatan DAK
Bidang Pertanian Tahun 2OI4 ini sebagai acuan dalam
penJrusunan RKA/DPA APBD Provinsi dan Kabupaten/ Kota,
pemanfaatan dan pelaksanaan kegiatan serta pembinaan,
pemantauan dan pelaporan DAK Bidang Pertanian.

2. Trrjuan
Tujuan Pemanfaatan DAK Bidang Pertanian Tahun 2Ol4 rni
untuk:
a. menyediakan prasar€rna dan sarana fisik dasar pembangunan
pertanian;
b. memperkuat kapasitas kelembagaan penyuluhan pertanian
dan ketahanan pangan masyarakat; dan
c. meningkatkan kineda pembangunan pertanian di daerah.

C. Sasaran
Sasaran Pengalokasian DAK Bidang Pertanian Tahun 2Ol4 pada
SKPD lingkup Pertanian, yaitu:
1. SKPD yang menangani Bidang Pertanian, Hortikultura,
Perkebunan dan Peternakan lingkup Provinsi;
2. SKPD yang menangani Bidang Pertanian, Hortikultura,
Perkebunan, Peternakan, Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan
Pangan lingkup Kabupaten/ Kota.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup yang diatur dalam petunjuk Teknis pemanfaatan
DAK Bidang Pertanian Tahun 2014 ini meliputi:
1. Kebljakan dan Kegiatan Pemanfaatan DAK Bidang pertanian;
2. Kegiatan DAK Bidang Pertanian Provinsi;
3. Kegiatan DAK Bidang Pertanian Kabupaten/ Kota; dan
4. Pembinaan dan Pelaporan DAK Bidang Pertanian.

BAB II
KEBIJAKAN DAN KEGIATAN PEMANFAATAN DAK
BIDANG PERTANIAN TAHUN 2014

A. Kebijakan DAK Bidang Pertanian Tahun 2014


Kebijakan DAK Bidang Pertanian Tahun 2014 diarahkan untuk:
1. mendukung pencapaian target surplus beras 10 (sepuluh) juta ton
pada Tahun 2OL4 dan peningkatan produksi komoditas pertanian
strategis lainnya dengan melakukan refoatsing kegiatan DAK Bidang
Pertanian Tahun 2014 pada Pembangunan/perbaikan prasarana dan
sarana dasar Pertanian di Provinsi dan Kabupaten / Kota.
2. mendukung penyediaan kebutuhan infrastruktur dan pelayanan
dasar pertanian pada kawasan pengembangan komoditas strategis
nasional.
3. mendukung penyediaan prasarana dan sarana laboratorium skala
prioritas, kesiapan SDM pengelola laboratorium dan memperhatikan
asas manfaat.

B. Kegiatan Pemanfaatan DAK Bidang Pertanian Tahun 2Ol4


Kegiatan pemanfaatan DAK Bidang pertanian Tahun 2OL4 di
prioritaskan untuk:
Kegiatan DAK Bidang Pertanian Provinsi meliputi (1) pembangunanT
Rehabilitasi/Renovasi UPTD/Balai perbenihan dan penyediaan sa-rana
pendukungnya, (2) Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi UptD/Balai
Proteksi Tanaman dan penyediaan sarana pendukungnya dan (3)
Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi UPTD/Bafai perbibitan dan
Laboratorium Kesehatan Hewan serta penyediaan sarana
pendukungnya.

Adapun Kegiatan DAK Bidang Pertanian Kabupaten/ Kota meliputi (l)


Pengembangan Prasarana dan Sarana Air mencakup lrigasi Air Tanah,
Irigasi Air Permukaan, Embung dan Dam parit, (2) pengembangan
Prasarana dan Sarana Jalan Pertanian mencakup Jalan Usaha Tani dan
Jalan Produksi, (3) Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi Balai
Penyuluhan Pertanian (BPP) di Kecamatan dan penyediaan Sarana
Penyuluhan, (4) Pembangunan Lumbung Pangan Masyarakat dan lantai
jemur dan atau penyedian sarana pendukungnya, (S) pembangunan/
Rehabilitasi/ Renovasi UPTD/Balai perbenihan/ perbibitan dan
penyediaan sarana pendukungnya, dan (6) Pembangunan/ Rehabilitasi/
Renovasi Tempat Penampungan Susu dan Rumah Potong Hewan Unggas
(RPHU) serta penyediaan sarana pendukungnya.
C. Tahapan Perencanaan DAK Bidang Pertanian Tahun 2014 di pusat
Tahapan Perencanaan DAK Bidang pertanian Tahun 2014 sebagai
berikut:
l. Surat Kementerian Keuangan Nomor S-BO/MK.7 /2O13 tanggal 15
Februari 2013 tentang Penyampaian laporan DAK Tahun 2OL2 dan
Persiapan Pengalokasian DAK Tahun 2014;
2. Surat Kepala Biro Perencanaan Kementerian pertanian Nomor
lO7lKU.3IOlA.llOll2OI3 taaggal 22 Januari 20l3 tentang Usulan
Kebutuhan Pendanaan DAK Bidang Pertanian Tahun 2Ol4;
3. Sosialisasi Juknis Pemanfaatan DAK Bidang Pertanian Tahun 2013
dan pengumpulan data teknis DAK Bidang Pertanian Tahun 2014
serta evali.lasi dan pelaporan DAK Bidang Pertanian Tahun 2012
yang dilaksanakan di 2 (dua) wilayah yaitu Wilayah Barat tanggal 21
- 23 Maret 2013 di Bandung - Jawa Barat dan wilayah Timur tanggal
26 - 28 Maret 2013 di SurabayaJawa Timur;
4. Pengiriman data teknis DAK Bidang Pertanian Tahun 2014 ke
Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan
untuk dilakukan perhitungan alokasi anggaran DAK Bidang
Pertanian Tahun 2OL4 untuk provinsi dan Kabupaten/Kota
berdasarkan Kriteria Umum, Khusus dan Teknis;
5. Hasil Pengolahan data teknis DAK Bidang pertanian oleh Direktorat
Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan dibahas
dengan Badan Anggaran DPR-RI;
6. Kesepakatan alokasi anggaran DAK Bidang pertanian Tahun 2014
antara Badan Anggaran DPR-RI dengan Menteri Keuangan
ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan tentang alokasi
anggaran DAK Bidang Pertanian Tahun 2Ol4 lingkup provinsi dan
Kabupaten/Kota;
7. Pelaksanaan penelahaan rencana kerja dan anggar€rn (RKA) DAK
Bidang Pertanian Tahun 2014 provinsi dan Kabupaten/ Kota oleh
Biro Perencanaan dan Eselon I terkait bulan November 2013;
8. Penyusunan dan Penetapan Petunjuk Teknis pemanfaatan DAK
Bidang Pertanian Tahun 2OL4 oleln Menteri pertanian; dan
9. Pencantuman daftar alokasi anggaran dan format laporan DAK
Bidang Pertanian Tahun 2014 sebagaimana tercantum dalam Format
1, Format 2a, dan Format 2b yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan ini.

D. Persyaratan Pemanfaatan DAK Bidang Pertanian Tahun 2Ol4


Persyaratan Pemanfaatan DAK Bidang Pertanian Tahun 2OI4 antara
lain:
1. Sebagai komitmen dan tanggungiawab pemerintah provinsi dan
Kabupaten/ Kota dalam pelaksanaan kegiatan DAK Bidang pertanian
Tahun 2014, maka Provinsi dan Kabupaten/Kota penerima DAK
Bidang Pertanian wajib menyediakan Dana Pendamping ApBD
Provinsi dan Kabupaten/ Kota tahun 2O14 sekurang-kurangnya
sebesar 10% (sepuluh persen) dari nilai DAK yang diterimanya untuk
membiayai kegiatan fisik;

4
2. Selain penyediaan Dana Pendamping sebesar l0% (sepuluh persen)
untuk membiayai kegiatan lisik, masih diperlukan dukungan dana
APBD diluar dana pendamping 10% (sepuluh persen) tersebut yang
besarnya disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan daerah
untuk kegiatan operasional (non fisik) antara lain: (1) biaya
administrasi, (2) biaya desain perencanaan dan penyiapan frsik, (3)
biaya pemeliharaan prasarana, sarana dan peralatan, (4) biaya
seleksi Calon Petani/Calon Lokasi (CP/CL) dan Survei Investigasi
Desain (SID), serta (5) koordinasi, pemantauan, evaluasi dan
pelaporan; dan
3. Dalam rangka meningkatkan kinerja penyediaan prasarana dan
sarana pertanian, maka DAK Bidang Pertanian Tahun 2014
disinergikan dengan anggaran Dekonsentrasi dan T\rgas Pembantuan
di Provinsi dan Tugas Pembantuan di Kabupaten/Kota serta sumber-
sumber pembiayaan lainnya.
E. Pelaksanaan Pemanfaatan DAK Bidang Pertanian Tahun 2014
1. Pelaksanaan kegiatan DAK Bidang Pertanian Tahun 2014 untuk
pen5rusunan RKA/DPA DAK Bidang Pertanian secara teknis mengacu
kepada Petunjuk Teknis Pemanfaatan DAK Bidang Pertanian Tahun
2014, sedangkan secara administrasi keuangan mengacu kepada
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2009 tentang
Pengelolaan Dana Alokasi Khusus di Daerah;
2. Pemanfaatan sisa anggaran DAK Bidang Pertanian Tahun 2013 dan
tahun-tahun sebelumnya dapat digunakan kembali di Tahun 2O14
dengan menggunakan Petunjuk Teknis Pemanfaatan DAK Bidang
Pertanian Tahun 2013 dan 2014;
3. Penggunael sisa anggaran DAK Bidang Pertanian Tahun 2013 dan
tahun-tahun sebelumnya untuk menambah target dan capaian
sasaran kinerja kegiatan DAK Bidang Pertanian Tahun 2013 yang
telah ditetapkan dalam Petunjuk Teknis Pemanfaatan DAK Bidang
Pertanian Tahun 2013:
4. Sisa anggaran DAK Bidang Pertanian Tahun 2013 dan tahun-tahun
sebelumnya tidak boleh digunakan sebagai dana pendamping APBD
Tahun 2014;
5. Penggunaan sisa anggaran DAK Bidang Pertanian Tahun 2013 tidak
perlu menggunakan dana pendamping dari APBD Tahun 2014;
6. Sisa €rnggaran DAK Bidang Pertanian Tahun 2013 tidak dapat
dialokasikan untuk kegiatan DAK diluar Bidang Pertanian;
7. SKPD lingkup Pertanian yang tidak menggunakan sisa anggaran
DAK Bidang Pertanian Tahun 2013 untuk kegiatan DAK Bidang
Pertanian di Tahun 2014, maka akan dikenakan sanksi (hnishment)
bagt SKPD tersebut dalam perhitungan alokasi DAK Bidang
Pertanian Tahun 20151
8. Pelaksanaan pengadaan barang/jasa untuk kegiatan DAK Bidang
Pertanian Tahun 2014 harus mengacu pada Peraturan Presiden
Nomor 54 Tahun 2010 tentang pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan
Presiden Nomor 70 Tahun 2OI2, yaitu Kegiatan secara Kontraktual
yang merupakan kegiatan fisik untuk membangun/
merehabilitasi/merenovasi prasarana dan sarana fisik dasar di
bidang pertanian dengan akun belanja barang/jasa dan belanja
modal:

5
9. Hibah DAK Bidang Pertanian yaitu barang/asset Daerah yang
bersumber dari anggaran DAK Bidang Pertanian Tahun 2014 dapat
dihibahkan kepada lembaga swadaya/kelompok masyarakat selaku
penerima hibah apabila di pandang lebih efrsien, efektif dan
bermanfaat. Mekanisme hibah barang/asset Daerah diatur lebih
lanjut dalam Peraturan Kepala Daerah;
10. Revisi kegiatan DAK Bidang Perlanian Tahun 2Ol4 agar mengacu
pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 tahun 2013 tentang
Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Tahun Anggaran 2014.
Hal-hal khusus lainnya, pada Angka 25 Permendagri Nomor 27
Tahun 2013 menyatakan program dan kegiatan yang dibiayai dari
dana transfer dan sudah jelas peruntukannya seperti dana darurat,
dana bencana alam dan pelaksanaan kegiatan dalam keadaan
damrat dan/mendesak lainnya yang belum cukup tersedia dan/atau
belum dianggarkan dalam APBD dapat dilaksanakan mendahului
penetapan Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD dengan cara:
(1) menetapkan Peraturan Kepala Daerah tentang perubahan
penjabaran APBD dan memberitahukan kepada Pimpinan DPRD; (2)
menJrusun RKA SKPD dan mengesahkan DPA SKPD sebagai dasar
pelaksanaan kegiatan; (3) Ditampung dalam Peraturan Daerah
tentang perubahan APBD, atau dicantumkan dalam LRA, apabila
Pemerintah Daerah telah menetapkan perubahan APBD atau tidak
melakukan perubahan APBD.

BAB III
KEGIATAN DAK BIDANG PERTANIAN PROVINSI

Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi UPTD/Balai Perbenihan dan


Penyediaan Sarana Pendukungnya.

UPTD/ Balai Perbenihan Bidang Pertanian meliputi Balai Perbenihan


Tanaman Pangan (Balai Benih Padi dan/atau Balai Benih Palawija),
Balai Perbenihan Hortikultura, Balai Pengawasan dan Sertifikasi
Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSBTPH) serta Balai
Perbenihan Perkebunan.

Pembangunan fisik bangunan UPTD/Balai Perbenihan harus dilahan


bersertifrkat hak milik pemerintah Provinsi dan sebelum dilakukan
pembangunan agar didahului dengan desain perencanaan dan
pengawas€ul.

Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi kantor UPTD/Balai Perbenihan


dapat dilengkapi dengan penyediaan sarana penunjangnya antara
lain: listrik/genset, Air Conditioner (AC) dan sumur/pompa air serta
tempat penampungan air.
1. Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi UPID/Balai Perbenihan
Tanaman Pangan
Pemanfaatan DAK Bidang Pertanian Tahun 2Ol4 untuk
Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi dan penyediaan aarana
pendukung UPfD/ Balai Perbenihan Tanaman Pangan yang
memiliki tugas dan fungsi perbanyakan benih sumber mencakup:
a. Pembangunan UPTD/ Balai Perbenihan Tanaman Pangan
Jenis dan luas maksimal bangunan baru terdiri atas:
1) Bangunan Kantor (Ruang Kepala,Staff, dan
Ruang Tamu) 2OO m2;
2) Gudang gsnih (termasuk Cool Storagel 2OO m2i
3) Gudang Peralatan 150 m2;
4) Gudang Prosessing/Werk loods 300 m2;
5) Gudang Saprodi 50 m2;
6) Laboratorium 20 m2i
7) Lantai jemur 100 mz;
8) Pagar UPTD/Balai
Ukuran panjang dan lebar (luas) bangunan dapat disesuaikan
kondisi wilayah setempat.
b. Rehabilitasi/Renovasi UPID/Balai Perbenihan yang meliputi
bangunan kantor, gudang benih, gudang peralatan, gudang
prosessing, gudang saprodi, laboratorium, lantai jemur dan
pagar;
c. Penyediaan sarara pengairan arttara lain pembangunan sumur
dalam (deep roell), embung, Iong storage, jaringan/ saluran
irigasi teknis, pintu air berikut sarana pendistribusiannya (pipa,
selang, dan pompa air);
d. Penyediaan peralatan produksi antara Iatn mini iractor, hand
tractor, mist blouer, twnd sprayer, power spraAer, cangkul,
arft/parang, alat mesin panen, kendaraan roda 3 (tiga)
dilengkapi dengan bak angkut, landak dan mesin pemotong
rumput;
e. Penyediaan peralatan pengolahan/penyimpanan Benih antara
lain power tlvesLer, silo, dryer, box dryer, seed cleaner, grader,
winnower seed cleaner, bag closer dan timbangan;
f. Penyediaan peralatan Laboratorium antara lain moi.sture tester,
germinator, timbangan analitik, thermohggrograpl4 meja
kemlrrnian dan mechanical diuiden
g. Pembangunan/ Rehabilitasi/ Renovasi Jalan Usaha Tani di areal
. Balai Perbenihan; dan
h. Dukungan sarana roda-2 (dua) untuk Petugas Benih Tanaman
(PBT) Pangan PNS sesuai kebutuhan.

2. Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi UPTD/Balai perbenihan


Hortikultura
Pemanfaatan DAK Bidang Pertanian Tahun 2OI4 untuk
Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi dan penyediaan sarana
pendukung UPTD/Balai Perbenihan Tanaman Hortikultura yang
memiliki tugas dan fungsi perbanyakan benih Hortikultura
mencakup:
a. Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi UPTD/Balai Perbeirihan
Hortikultura yang meliputi:
l) Kantor Balai;
2) Gudang peralatan;
3) Pagar kantor Balai; dan
4) Jalan kebun Balai.
b. Prasarana dan sarana mendukung pengembangan perbenihan
Hortikultura meliputi:
1) Pengembangan Benih Tanaman Buah, komponennya dapat
mencakup:
a) P,embangunanTrehabilitasi/renovasi Screen House, untuk
Blok Fondasi (BF) dan Blok Penggandaan Mata Tempel
(BPMT) komoditas jeruk. Dengan spesifikasi sebagai berikut
atap net 1O0 mesh, rangka besi, pondasi batu kali, dinding
net 100 mesh, pintu masuk ganda dan jaringan irigasi
(springkle). Ukuran minimal Screen House Uaitu 168 I/P;
b) Pembangunan shading net (rumah bayang), dengan
spesilikasi sebagai berikut atap net, rangka besi, dan
pondasi batu kali. Ukuran minimal Stnding net gaitu 168
ilP;
c) Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi gudang benih;
d) Penyediaan sarana pengairan yaitu pompa air dan
instalasinya; dan
e) Penyediaan alat dan mesin produksi benih yaitu pouer
spraVer, mini tractor, kendaraan roda 3 (tiga) dilengkapi
dengan bak angkut.

2) Pengembangan Benih Tanaman Sayuran dan Tanaman


Biofarmaka, komponennya dapat mencakup:
a)Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi laboratorium kultur
jaringan;
b) Pembangunan/ Rehabilitasi/ Renovasi screen Lnuse benih
kentang dengan ukuran minimum 300 fr2, dengan
spesifikasi: fondasi batu kdi di sekeliling bangunan screen;
rangka baja ringan berlapis galuanic; screen: bahan PE
Monovilamen, beranyaman rajut, warna putih, angin yang
tembus 47 (l5o/ol, mesh 36158 lubang/cm linear, berat ILO
gram/ mmz; pintu masuk screen dibuat ganda (pintu pertama
menuju ruang yang terdapat bak desinfektan, pintu kedua
menuju tempat pertanaman); terdapat bak semen untuk
desinfektan; jaringan irigasi untuk penyiraman tanaman;
pompa air jet pump diesel dan bak nutrisi;
c) Pembangunan shading net (rumah bayang) untuk benih cabe
ukuran minimum 2OO m2, dengan spesifikasi sebagai berikut
untuk shading atap tipe anyaman rajut, warna putih
transparan, tingkat pencahayaan 76 - 8lo/o, pencahayaan
yang tembus 66 - 7lo/o, angin yang tembus 38 - 43o/o,
lubang/cm2: 73, mesh lubang pori: 38, bahan PE
monovilamen; fondasi batu kali di sekeliling bangunan
screen; rangka baja ringan berlapis galuanic; untuk screen
sgmpping: bahan PE Monouilamen, beranyaman rajut, warna
putih transparan, tingkat pencahayaan 68 - 73o/o,
pencahayaan yang tembus 63 - 690/o, angin yang tembus 20 -
29o/o, lubangf cm.2:. 127, mesh (lubang pori): 66; terdapat
jaringan irigasi untuk penyiraman tanaman; pompa air jet
pump diesel1'

8
d) Pembangunan/ Rehabilitasi/ Renovasi gudang benih bawang
merah, bawang putih dan tanaman obat dengan minimum
luasan 75 m2, dengan spesifikasi bangunan pennanen
(beton), terdapat para-para kayu bertingkat di dalam seluruh
bangunan (untuk bawang merah dan putih), ventilasi dan
sirkulasi udara di dalam bangunan harus cukup dan terdapat
sarana perapian/cerobong pengasapan apabila gudang
dibangun di dataran tinggi;
e) Penyediaan sarana pengairan yaitu pompa air dan
instalasinya; dan
f) Penyediaan alat dan mesin produksi benih yaif.t pouer
sprager, mini tractor, kendaraan roda 3 (tiga) dilengkapi
dengan bak angkut.

3) Pengembangan Benih Tanaman Florikultura, komponennya


dapat mencakup:
a) Pembangunan/ Rehabilitasi/ Renovasi screen house benih
krisan dengan spesifikasi sebagai berikut: pondasi batu kali,
rangka bangunan; pintu dan rak perakaran dari besi, atap
plastic W I4o/o, dinding dengan insect sreen, sarana irigasi
lengkap dengan bak penampungan air, paralon dan
springkle, sarana penerangan dengan lampu TL. Ukuran
minimal 300 mz;
b) Pembangu^an shading net (rumah bayang) urtuk leattrer leaf
dengan spesifikasi sebagai berikut: paranet 70 - 75%o, mulsa
plastic hitam perak, bambu petung, instalasi air (bak
penampungan, sumur, pompa, tnnd spragefl;
c) Penyediaan sarana pengairan yaitu pompa air dan
instalasinya;
d) Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi laboratorium kultur
jaringan;
e) Penyediaan peralatan laboratorium kultur jaringan; dan
f) Penyediaan alat dan mesin produksi benih antara la)n power
spraAer, mini tractor, kendaraan roda 3 (tiga) dilengkapi
dengan bak angkut.

3. Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi UPTD/Balai pengawasan


Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSBTpH)
Dalam memenuhi kebutuhan untuk pengawasan dan sertifikasi
benih maka prasarana dan sarana Balai harus sesuai standar
BPSB Tanaman Pangan dan Hortikultura.

Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi UPTD/Balai Pengawasan


dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura
(BPSBTPH) terdiri dari:
a. Pembangunan kantor BPSRTPH
Jenis bangunan kantor BPSBTPH antara lain:
1) Ruangan kantor:
a) Ruang Administrasi/TU;
b) Ruang Penilaian Varietas;
o
c) Ruang Sertifikasi Benih;
d) Ruang Pengawasan Pemasaran; dan
el Ruang Laboratorium: iaboraturium kering, laboraturium
basah, ruang arsip benih dan ruang bahan peninjauan.
2l Green House/ Rumah Kaca; dan
3) Ruang Pertemuan/Aula.
b. Rehabilita.si/ renovasi kantor BPSBTPH
Jenis rehabilitasi/ renovasi kantor BPSBTPH antara lain
ruangan kantor, rumah kaca, ruang pertemuan.
c. Penyediaan sarana dan prasarana pengairan yang antara lain
pembangunan sumur dalam (deep uelt), pompa air dan
instalasinva).
d. Penyediaan peralatan laboratorium/ sub laboratorium antara
lain Seed Devider, Timbangan digital, timbangan kapasitas 1,2
Kg, timbangan analitik, electrical moisture tester, Germinator
elektik suhu berganti, Germinator elektrik suhu tetap, ruang
perkecambahan dengan suhu terkendali, Laminar Jlou cabinet,
Seed puitg workable, Seed puritg blouer, ouen dan
perlengkapanflya, microskope stereo, mikroscope compund,
kanrera, alat pendingrn (AC), Refigerator, kalkulator (mini
compet), hand counter, blouer, mesin ketik, bak kecarnbah,
luxmeter, glasstuare, rak arsip benih, kursi laboratorium, flling
cabinet, rak untuk blangko dan komputer.

4. Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi UPTD/Balai Perbenihan


Perkebunan Provinsi
Guna memenuhi kebutuhan untuk peningkatan mutu benih
perkebunan, maka diperlukan pembangunan/ rehabilitasi/
renovasi UPTD/Balai Perbenihan Perkebunan serta penyediaan
prasarana dan sarana balai yang harus sesuai standar Balai
Perbenihan Perkebunan.

Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi UPTD/balai perbenihan


perkebunan serta penyediaan sarana pendukungnya mencakup:
a. Pembangunan Kantor UPTD/Balai Perbenihan Perkebunan.
Jenis dan luas bangunan kantor UPTD/Ba1ai perbenihan
Perkebunan dengan ukuran maksimal terdiri atas:
1) Ruang Kepala Balai 20 lJ:'2;
2) Ruang Tata Usaha 40 m2
3) Ruang Pelayanan Teknis 40 m2
4) Ruang Jabatan fungsional 40 m2
5) Ruang Pertemuan 60 m2
6) Ruang Laboratorium 24O m2
7) Ruang Penyimpanan Benih 20 m2;
8) Gudang 20 m2;
9) Garasi 15 m2;
10) Tempat parkir 30 m2;
11) Rumah Kaca 50 mz;
12) Toilet 16 m2;
13) Pagar Kantor (uPrD/Balai).
Ukuran panjang dan lebar (luas) ruangan dapat disesuaikan
dengan kondisi wilayah setempat.
10
b.Rehabilitasi/Renovasi UPTD/ Balai Perbenihan Perkebunan
yang terdiri atas:
1) Rehabilitasi UPTD/Balai Perbenihan Perkebunan yaitu
memperbaiki/mengganti semua elemen bangunan yang
rusak.
2) Renovasi UPTD / Balai Perbenihan Perkebunan yaitu
merubah/menambah/memperluas bangunan yang ada.
c. Penyediaan Sarana Pendukung UPTD/ Balai Perbenihan
Perkebunan
Penyediaan sarana pendukung UPTD/Balai Perbenihan
mencakup:
l) Penyediaan sarana laboratorium daya kecambah benih antara
latn Germinator (wadah perkecambahan), pengepres, wadah
plastik, meja kursi pengujian, petridish bertutup, pinset,
loupe, termometer, rak plastik, gelas ukur (ukuran 25 ml, 50
ml dan 100 ml), gelas piala (ukuran 100 ml, 250 ml dan l00O
ml), tabung reaksi, lemari es dan timbangan;
2) Penyediaan sarana laboratorium mutu benih antara lain
Timbangan Analitik, Meia Kemurnian, Ginder, Alat Pengukur
Kadar Air, Desikator, Inkubator/ Eksikator, Duiden Petridish
bertutup, Mikroskop, Corong, Prnsef, Meia Kursi penguiian,
Thbrmometer, Timbangan Kasar, Ouen, Magnifer lamp, Loupe,
Seng kemurnian, Sarung Tangan;
3) Penyediaan sarana laboratorium kesehatan benih antara lain
Masker, Sarung Tangan, Jangka Sorong, Timbangan Analitik,
Timbangan Kecil, Loupe, Pinset, Scalpel, Petridbh bertutup,
Erlenmeger, Bunsen, Mikroskop, Meja Kaca;
4) Penyediaan sarana rumah kaca antara lain Rak Kayu/Besi,
Gembor, Tlermometer, Hugrometer, Kran Air/ Slang Air,
Penggaris/Meteran, Bak Perkecambahan;
5) Penyediaan sarana ruang penyimpanan contoh benih antara
lain AC, Rak Penyimpan Benih, Timbangan, Kantong Plastik,
Meja dan Kursi; dan
6) Penyediaan kendaraan roda-2 (dua) untuk Pengawas Benih
Tanaman (PBT) Perkebunan PNS sesuai kebutuhan.

B. Pembangunan / Rehabilitasi /Renovasi UPTD lBalat Proteksi


Tanaman dan Penyediaan Sarana pendukungnya

Balai Proteksi/ Perlindungan Tanaman di Provinsi merupakan


kelembagaan Perlindungan Tanaman (pangan, hortikultura, dan
perkebunan) yang melaksanakan kewenangan di bidang
pengamatan/pemantauan dan pengendalian OPT serta dampak
perubahan iklim.

Pembangunan fisik bangunan UPTD/Balai Proteksi Tanaman harus


dilahan bersertifikat hak milik pemerintah Provinsi dan sebelum
ciilakukan pembangunan agar didahului dengan desain perencanaan
dan pengawasan.
Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi kantor UPTD/Balai Proteksi
Tanaman dapat dilengkapi dengan penyediaan sarana penunjangnya
antara lain: listrik/genset, Air Conditioner (AC) dan sumur/pompa
air serta tempat penampungan air.

1l
l.Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi UPTD/Balai Proteksi
Tanaman
Balai proteksi tanaman mempunyai fungsi meliputi:
a. Pelayanan diagnostik OPT, xtrveilanslpengamatan OPT,
penerapan teknologi Pengendalian Hama Terpadu (PHT) dan
ramah lingkungan. Fungsi tersebut dilaksanakan oleh
Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit TPH (LPHP TPH)
di wilayah/ kawasan lintas Kabupaten/ Kota;
b. Pelayanan pengendalian OPT dilaksanakan oleh Brigade
Proteksi Tanaman (BPT); dan
c. Pemantauan dan analisis residu pestisida serta Pengawasan
peredaran pestisida.

Balai Proteksi/Perlindungan Tanaman sebagai UPTD / Balai yang


ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah dan/ atau Peraturan
Gubernur.

Anggaran DAK Bidang Pertanian Tahun 2014 hanya dapat


digunakan untuk pembangunan/ perbaikan prasarana, sarana dan
peralatan yang berumur ekonomis panjang, meliputi:

a.Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi UPTD/Balai Proteksi


Tanaman yaitu BPTPH, Laboratorium/Instalasi Pengamatan
Hama dan Penyakit Tanaman Pangan dan Hortikukltura (LPHP-
TPH) dan Laboratorium pestisida:

- BPTPH (ukuran bangunan maksimal)


1) ruang kepala balai 36 m2
2) ruang administrasi pelayanan teknis
3) ruang staf 36 m2
4) ruang rapat/ pertemuan 36 mz
5) kamar mandi 3m2
6) dapur 6m2
7) gudang peralatan/bahan 20 m2

- LPHP (ukuran bangunan maksimal)


1) ruang kepala Laboratorium 12 m2
2) laboratorium hama 45 m2
3) meja laboratorium 3,5 m2
4) laboratorium penyakit 45 m2
5) laboratorium diagnosis dan koleksi OPT 45 m2
6) ruang voucher spesimen OPT 12 m2
7) laboratorium Agens Hayati 45 m2
8) ruang pertemuan 24 m2
9) ruang administrasi pelayanan teknis 24 m2
10) ruang staf 24 m2
lll green tause 45 m2
12) gudang peralatan/bahan 20 rfi
- LaboratoriumPestisida
1) ruang Kepala Laboratorium Pestisida 12 rn2
2) ruang Preparasi Residu Pestisida l8 m2
3) ruang Preparasi Mutu Pestisida 15 m2
4) ruang Instnrmen Aas dan Spektoplwtometer 36 m2
5) ruang Timbangan (neraca analitik) 6 rn2
l2
6) ruang GC dan Clvomatographi 12 m2
7) ruangHPLC 12 m2
8) ruang penerima sampel/tobbg 24 mz
9) ruang staf analisis L2 m2
lO) gudang bahan kimia 3,5 rnz
11) toilet

b. Penyediaan Pe ralatan / Mesin LPHP dan Sarana Pendukung


Laboratorium
Pemanfaatan laboratorium (LPHP) dalam rangka diagnosis,
surueilans dan koleksi, serta perbanyakan agens hayati dan
pestisida nabati, yaitu terdiri dari alat/mesin untuk
Iaboratorium Hama, laboratorium Penyakit, laboratorium Agens
Lnyati, Screen House dan gudang.
Peralatan Standar Laboratorium Pestisida:
- GC-MS, GC
- HPLC
- Spectophotometer
- Neraca analitik digital
- Ultra T\rrrax
Spesifikasi Peralatan Standar Laboratorium di UPTD BPTPH
adalah sebagai berikut:
l) Alat pengolah d,ata/ Laboratory Work Stationf Personal
Computer
Core i5-24005,836; 6GB DDR3; 1TB HDD; VGA Nuidia
GeFore GT525M lGB; 23" WLED Touctscreen.
2) Air Conditioner(ACl
Model Inuerter CS-S18MKP split; 2 PK; Wattage 290-j,7OO
(1,a4Qu; Dimensi (PxLxT : 1070 x 290 x 235mm).
3l Compound Microscope
T\tbe (Suiueled from 8"-33" continuouslg); Illumination
(Integrated 35 W halogen lamp); Egepieces (10 x for field of
view of 2O mm); ftand (S-position nosepiee, stoge drive ight);
CCD basic resolution (1388 x 1038 = 1..4 megap*els); pixel
size (4.65 pm x 4.65 pm); Sensor size (6.3 mm x 4.9 mm,
equiualent 1/2" (diagonal 7.9 mm); Spectral range (Approx.
4O0 nm-700 nm, IR-Filter); Max. file size per image (Approx.
4.3 MB at 1388 x 1038 pixels at 3 x 8 bits); (24 bit color
dcpth); Readoui of subframes (Freelg selectable); Signal
amplification (24 dB analog); Digitization (3 x 8 bits/pixel);
Interfae (FireWire IEEE 1394a (400 megabits/s); Range of
Integration time (1 ms up to 4 s); Liue image (15 fps at 1388 x
1O38 pixels, full frame; 26 fps at 768 x 520 pixels, subframe;
28 fps at 600 x 480 pixels, subframe); Housing 45 mm x 45
rnm x 44.5 mm; Power supplg (8-36 V, 3.5 W pouer supplg;
Ambient condition +5" to +45" Celsiug max. 80ok relatiue
tumitg, Include Computer, LCD Monitor and Printer.
4) Stereo Zoom Microsape
Z,oom range (20 : 1); Eyepieces (WPL 1Ox/23 Br. Foc);
Objectives (Plan Apo S l.Ox); Magnification 7.5x ... 150x;
Object Field (mm) 30.7 ... 1.5; FWD (mm) 60; Tte ergofitbe
viewing angle (behteen 5 and 45 degrees); CCD bo,sic
13
resolution (1388 x 1038 = 1.4 megapixels); Pixel siz.e (4.65 pm
x 4.65 pm); Sensor size (6.3 mm x 4.8 mm, equiualent 1/2"
(diagonal 7.9 mm); Spectral range (Approx. 400 nm-70o nm,
IR-Fitter); Max. file size per image (Approx. 4.3 MB at 1388 x
1038 pixels at 3 x 8 bits); (24 bit color depth); Readout of
atbframes (ROI) Fteetg selectable; Signal amplification (24 dB
analog); Digitization (3 x I bits/pixel); Interfae (FireWire IEEE
1394a (400 megabits/ s); Range of integration time (1 ms up to
4 s); Liue image (15 fps at 1388 x 1O38 pixels, fullframe; 26
fps at 768 x 520 pixels, subframe; 28 fps at 60O x 480 pixel.s,
subframe; Housing (45 mm x 45 mm x 44.5 mm); Power
supplg (8-36 V, 3.5 W power supplA prouided bg FireWire bus
from PC @rtemal power supplg onlg for notebook operation
reEired); Ambient condition (+5" to +45" CeLsil-ts, max. SOok
relatiue tumitg, (operation) no condensation, free air
ciranlation reqtired. Keg benefits :_Exellent 3D-effea up b tte
higlest magnification Comfortable, secttrelg reproducible
otrzerational and antrol concept Seamless integration into the
modular sgstem of the SteREO Disauery generation.
5l kit
Di,secting
Komponen gunting ganti titik halus; pisau bedah tanpa
pegangan; 21 blades; dua tang; dua jarum; kait ranta dan
kaca pembesar.
6) GPS
Mappirq Features: Updatable, Routes, BuiIt-In Maps; Number
of Wagpoints: 2000; Displag Features: Color Displag, TFT
Displag; Displag Size: 2.6 "; Screen Resolution: 160 x 240;
Built-In Memory Storage Capacitg: 4.3G8; Media Tlpe
Compatibilitg: MicroSD Card, USB Driue; Wired Connectiuitg:
USB; Battery Ltfe: Up to 76 Hours; Includes: .. USB Cable,
Carabiner Clip, Instruchon Manual; Power Source: Batteries;
Protectiue Qualities: Waterproofi Dimensions: 6,3 " H x
1.4 " W x 2.4 " D; Weight: 0.6 Lb.
7l Kamera DSLR
Approx. 5.1" x 3.9" x 3.1 " / 129.9 x 99.7 x 77.99 mm; 12.6
MP; CMOS ; Singgle Lens Kit; RGB pimary nlor filters; (1)
Manual Cleaning (2) Dust Delete Data aquisition and
appendirq.
8) Autoclaue (Sterilisasi Basah)
Model: SX-300 ( 44L) , SX-500 ( sBL) , SX-7oo ( 79L); Operating
temperahre range Stenlizing 1OS < 135" C0.019 < 0.212Mpa;
Heating 45 < 104' CO < 0.015Mpa; Warming 45 < 95' C;
Maximum operating pressure 0.263MPa O.2SMpa;
Temperature Displag Digital; Pressure gauge Displag Analog;
Displag range 0 < 0.4Mpa; Heat source 7.5kW electric teater
2kW etectric leater 3kW electric heater; Time Dbplag Digital
Displag; Warming Vaiable: 0 - 99hours; Chamber dimen'sions
E 325 x 553mm E 325 x 733mm 370 x 774mm.
'E
e) Microlitre Centrifuge (Mikro 200 Capacity : 24 x 1.5 - 2.0 m)
t4
lO) Shaker
Control: P.I.D microprocessor; Shaking Speed: 30-3O0 rpm
(tlrpm); Shaking Motion: Reciprocating; Timer: O-5O0 tnurs;
Setting: Digital; Displag: LCD; Moximum Capacitg: 7.5Kg;
Platfurm Size: 330x350 mm; Erteior Si-z,e: 400x350x15o mm;
Voltage: AC 220V 50/60H2; Pouer: 25W; Weight: 15Kg;
Warrantg: 1 gear.
11) Kompor Gas + Tabung
l2l Ouen (Sterilisasi Kering)
13) Laminair Air Flow
Extemal Dimensions: 1950 x 750 x 1175 mm; (Width x Depth)
76.8" x 29.5" x 46.3"; Intemal Work Zone (1870 x 550 x 570
mm 73.6" x 21.7" x 22.4"); Air Volume (At Initial Velocity) (1727
cmh (+/-192 cmh) 1O16 cfm (+/-113 cfm)); Maximum Power
Consumption / Cunent (1631W/ 7.09A); Net Weight
(Apprortmate) 208 kgs /443 lbs; Mox Shipping Weight 297 kgs
/ 655 lbs; Max Shipping Dimensions (2100 x 950 x 1730 mm);
(W x D x H) (82.7" x 37.4" x 64.2'); Max Shipping Volume (3.45
cbm / 115.0 cbfl.
l4) Perajang Kompos
15) Blender
J set Dispersing element, I sel R 182 Boss Head, 1 set RH3
strap clamp, 1 set R1827 Plate Stand, 1 set Filtration Unit.
16l Box for Glass Specimen TLbes
l7l Sprayer
l8l Power Sprager
I9l &aing Fog
20) Jaring Serangga
c. Penyediaan peralatan untuk mendukung operasional Brigade
Proteksi Tanaman (BPT) dalam rangka gerakan pengendalian
OPT antara lain knapsack spraAer, power sprauer dan stuing fog.
d. Pengadaan Penyediaan Mobilitas Lapangan berupa kendaraan
roda-2 (dua) bagi petugas Pengendali Organisme Pengganggu
T\rmbuhan (POPI) PNS sesuai kebutuhan.

2. Pembangunan/ Rehabilitasi/ Renovasi UPTD/Balai Proteksi


Tanaman Perkebunan

UPTD /Balai Proteksi Tanaman Perkebunan adalah Unit Pelaksana


Teknis Dinas (UPTD) atau Balai yang menangani periindungan
perkebunan di Provinsi. UPTD atau Balai Proteksi Tanaman
Perkebunan dibentuk sebagai upaya mengoptimalkan perangkat
perlindungan di daerah yang terdiri dari Laboratorium Lapangan,
Laboratorium Utama Pengendalian Hayati (LUPH), Laboratorium
Sub Lab Hayati dan Unit Pembinaan dan Perlindungan Tanaman
(UPPT) Perkebunan.

Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi UPTD/Balai Proteksi


Tanaman Perkebunan dan penyediaan sarana pendukungnya
mencakup:
15
a. Pembangunan kantor UPTD / Bdai Proteksi Tanaman
Perkebunan

Jenis dan luas bangunan kantor UPTD/ Balai Proteksi Tanaman


perkebunan dengan ukuran maksimal terdiri atas:
1) Laboratorium pengendalian hama 30 o2;
2) Laboratorium Pengendalian penyakit dan gulma 30 -z;
3) Laboratorium Agens Pengendali Hayati 30 -z;
4) Ruang Kepala 18 mz;

5) Rriang tata usaha 18 m2;

6) Ruang Jabatan Fungsional 60 i"z;


7) Ruang pertemuan 60 a2;
8) Dapur 7,5 rr2;
9) Gudang 7,5 .rr2;

1O) Kamar mandi (2 buah) 7,5 m2;

11) Rumah Kaca 50 r.,z;

l2) Asi'ama peserta pelatihan 25O rrz;


13) l,antai jemur 500 nz;
14) Kebun demplot 5O0O -z;
15) Koridor penghubung bangunan (UPTD/Balai)
16) Pagar kantor (UPTD/Balai)

Ukuran panjang dan lebar (luas) ruangan dapat disesuaikan


dengan kondisi n'ilayah setempat.
b. Rehabilitasi/Renovasi dilakukan terhadap kantor UP/ID/ Balai
Proteksi Tanaman Perkebunan yang struktur kelembagaannya
telah ditetqpkan dengan SK Gubernur I Kepala Daerah Provinsi.
c, Penyediaan Sarana Pendukung UPTD/ Balai Proteksi Tanaman
Perkebunan

Penyediaan Sarana Pendukung UPTD/ Baiai Proteksi Tanaman


Perkebunan meliputi peralatan pengendalian Brigade Proteksi
Tanainan Perkebunan dan sarana Laboratorium:
1) Peralatan pengendalian Brigade Proteksi Tanaman
Perkebunan antara lain: Mist Blouer, Pouter sprager (PS-3O),
fogger, gergaji mesin, bor batang knapsack, spraAer, pompa
jinjing, pompa pungung, selang isap, selang, nozle, kantong
air, perlengkapan pengamanan petugas pemadam kebakaran
dan alat pertanian kecil (APK).
2) Penyediaan Sarana laboratorium antara lain: kulkas,
autoclaps, couerslips mikroskop, slide mikroskop, sweet net,
timbangan analitik, erlemenger, disecting set, telesap
binocula6 hand nunter, AC, PH meter, altimeter, tabung reaksi
dan gelas ukur;
3) Penyediaan Sarana meubelair asrama peserta pelatihan
antara lain: tempat tidur, lemari pakaian, meja belajar, kursi,
uthite board;
T6
4) Penyediaan Sarana ke{a Ruang kepala, ruang TU, ruang
pertemuan, ruang jabatan fungsional antara lain: meja kursi
kerja, kardek, lemari arsip, dan uhite board; dan
5) Penyediaan Kendaraan roda-2 (dua) untuk Petugas
Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) dan
pemantau kebakaran lahan dan kebun PNS sesuai
kebutuhan.
C. Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi UPTD/Balai Pembibitan dan
Laboratorium Kesehatan Hewan
Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) dan Laboratorium Kesehatan
Hewan yang dimaksud adalah kelembagaan Pemerintah Provinsi
Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan yang melaksanakan fungsi
pelayanan pembibitan ternak, pembibitan hijauan pakan ternak, dan
pelayanan kesehatan hewan.

Pembangunan fisik bangunan UPTD/Balai Perbibitan dan


Laboratorium Kesehatan Hewan harus dilahan bersertifikat hak milik
pemerintah Provinsi dan sebelum dilakukan pembangunan agar
didahului dengan desain perencanaan dan pengawasan.
Pembangunan/ Rehabilitasi/ Renovasi kantor UPID/ Balai Perbibitan
dan Laboratorium Kesehatan Hewan dapat dilengkapi dengan
penyediaan sarana penunjangnya antara lain: listrik/genset, Air
Conditioner (AC) dan sumur/pompa air serta tempat penampungan
air.
Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi UPID Perbibitan dan
Laboratorium Kesehatan Hewan sebagai berikut:
1. Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi UPTD/Balai Perbibitan
UPTD dimaksud terdiri dari Balai Pembibitan Ternak (sapi, kerbau,
babi, kambing, domba, itik dan ayam lokal) dan Pembibitan HPT
(Hijauan Pakan Ternak). Termasuk dalam hal ini adalah Balai
Inseminasi Buatan Daerah (BIBD).
Anggaran DAK Tahun 2014 diprioritaskan untuk pembangunan/
Rehabilitasi/Renovasi kantor Balai, kandang ternak, pembukaan
dan peremajaan kebun HPT, dan sarana pendukungnya antara
lain:
a. Pembangunan UPTD
Pembangunan UPID diprioritaskan untuk UPTD Pembibitan
Ternak yaitu pengadaan bangunan kantor baru secara
keseluruhan termasuk penyediaan sarana penunjangnya. Jenis
dan luas maksima-l bangunan kantor UPTD baru, adalah
sebagai berikut:
1) Ruang Kepala 20 m2;
2) Ruang Tata Usaha 40 m2
3) Ruang Pelayanan Teknis 40 m2
4) Ruang Jabatan Fungsional 4O m2
5) Ruang Pertemuan 60 m2
6) Ruang Penyimpanan 3O m2
7) Gudang Peralatan 20 m2
8) Gudang Pakan 60 m2
9) Garasi l5 mz
10) Tempat parkir 3O mz
1 1l Toilet 16 m2

t7
Jenis bangunan lainnya seperti kandang, ruang penetasan,
bangunan pengolah limbah, pagar, laboratorium, shelter,
bangunan penanganan ternak (cattle yard/, pembukaan dan
peremajaan HPI disesuaikan dengan kondisi wilayah setempat.

b. Rehabilitasi/Renovasi UPTD
Rehabilitasi/renovasi UPID dapat digunakan untuk bangunan
kantor, kandang ternak, laboratorium, gudang peralatan,
gudang pakan, garasi, toilet, pengolahan limbah ternak, shelter,
cattle gard, dan pagar kantor.

c. Penyediaan Sarana Pendukung UPTD


Sarana pendukung UPTD terdiri dari: peralatan renrding
(timbangan, tongkat, pita ukur, identitas ternak, computer dan
printef, chopper, hand traktor, sarana pengangkut rumput,
mesin tetas, peralatan penampung semen(dummg, artiftcial
uagina set'1, peralatan prossesing semen (mikroskop, timbangan
d@ital, leating, layar monitor, cool toP, inanbator,
hnemocgtometer, fiilling-sealing, PH meter, spektronik,
alat/mesin printer straru, rak stra ut, container freezing, antainer
storage, dan peraiatan sterilisasf, kendaraan roda-2 (dua)'
kendaraan roda-3 (tiga) dilengkapi dengan bak pengangkut dan
instalasi air.

2.Pembangunan/ Rehabilitasi/ Renovasi Bangunan Laboratorium


Kesehatan Hewan
Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi bangunan laboratorium
kesehatan hewan dilaksanakan dengan memperhatikan tingkat
keamanan biologis (Bioseatritg I'euetl.

Acuan tata ruang Pembangunan/ Rehabilitasi/ Renovasi laboratorium


kesehatan hewan dan sarana pendukungnya antara lain:
a. Pembangunan Laboratorium Kesehatan Hewan Tipe B, ukuran
maksimal 1000 m2, antara lain:
1) ruang kepala laboratorium;
2l ruang administrasi;
el ruang pertemuan;
4) ruang penerima sampel;
s) laboi.aforium (makro patologi, parasitologi, bakteiitbgi,
serologi, virologi, ruang pembuatan media,ruang penyimpanan
media, ruang sterilisasi ruang ganti pakaian dan biomobkier);
6) kandang hewan Percobaan;
7) ruang pemeriksaan;
8) gudang peralatan/ bahan;
9) bangunan/sarana pengolahan limbah;
10) kamar mandi/wc;
11) Pagar Laboratorium Kesehatan Hewan.

b.Rehabili'"asi/Renovasi Laboratorium Kesehatan Hewan yaitu


memperbaiki/mengganti/rnenambah atau memperluas elemen
bangunan laboratorium yang rusak.
c. Penyediaan peralatan Laboratorium Kesehatan Hewan antara lain:
Peralatan Makro Patotogi (meja otopsi untuk hewan kecil, gergaji
tulang, pisau nekrop si, scalpel, pinset anatomis dan sirurgis serta
l8
gunting); Peralatan Bakteriologi (refrigerator (2-8oC), freezer (O-
20oC), ina.tbators (45oC, 37oC, 25oC), mikroskop (dipoint),
analgtical balances, pH meter, Botol Durham, Autoclaue,
StomacLter, Bacterial counter, mikropipet, multi ctnnnel pipet,
tabung reaksi (5m1, 10m1, lSml, 2Oml), bunsen bumer, pippete
uolumetrix (1m1, 2ml, Sml, 10ml), botol duran (10oml dan 25oml)
dan Erlenmeger); Peralatan Virologi (refrigerator 2-8oC, Freezer O-(-
30oC), mixers, entrifuges, mikroskop lfluorescent, binocular
(inuerted for tissue anlhtre obseruationsl, analgtical balance, pH
meter, Iaminar flota cabinet, Erlenmeger, gelas ukur, trypsinazer,
gelas beku, deep freez,er -70oC atau liquid nitrogen tank dan glass
warel; Peralatan Serologi (lemari pendingin refrigerator 2-8oC,
centrifuge, pH meter dan I unit ELISA + computer settirry (ELISA
Reader) ultra sonicl; Peralatan Parasitologi (centrifuge, lemai
pendingin refrigerator, mikroskop, botol pewarnaan, stop uatclg
pipet uolumetrk local, sentifuge hematocrit dan glass warQ dan
peralatan penunjang (sarung tangan, masker, penutup kepala,
gogle, sepatu boot dan warepackl.
d. Penyediaan Peralatan Incenerator.
e. Pengadaan kendaraan roda-2 (dua) untuk Petugas medik
ueterinary dan paramedlk ueterinary PNS sesuai kebutuhan.

BAB IV
KEGIATAN DAK BIDANG PERTANIAN KABUPATEN/KOTA

Kegiatan DAK. Bidang Pertanian Kabupaten/Kota meliputi Pengembangal


Prasarana dan Sarana Air yang mencakup: Irigasi Air Tanah, Irigasi Air
Permukaan, Embung dan Dam Parit. Pengembangan Prasarana dan Sarana
Lahal/Jalan Pertanian yang mencakup: Jalan Usaha Tani (JUT) dan Ja1an
Produksi, Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi Balai Penyuluhan Pertanian
(BPP) di Kecamatan dan Penyediaan Sarana Penyuluhan, Pembangunart
Lumbung Pangan Masyarakat dan Lantai Jemur dan atau Penyediaan Sarana
Pendukungnya, Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi UPTD/Balai
Perbenihan/Perbibitan dan Penyediaan Sarala Pendukungnya.
Pembangunan / Rehabilitasi/Rcnovasi Tempat Penampungan Susu dan Rumah
Potong Hewan Unggas (RPH-U) serta Penyediaan Sarana Pendukungrrya.

Kabupaten/ Kota yang sering dilanda kekeringan dan kebanjiran agar


memprioritaskan pemanfaatan DAK Bidang Pertanian Tahun 2014
untuk pengembangan prasarana dan sarana air. Untuk mendukung
pengembangan kawasan pertanian maka diperlukan pengembangan
Jalan Usaha Tani (JUT) yang difokuskan pada sentra tanaman pangan
dan pengembangan jalan produksi difokuskan pada sentra tanaman
hortikultura, perkebunan dan peternakan.

Kabupaten/Kdta yang mempunyai potensi areal sawah irigasi teknis


agar memprioritaskan pemanfaatan DAK Bidang Pertanian Tahun 2014
untuk pembangunan / rehabilitasi/ renovasi balai perbenihan/ perbibitan
dan penyedian sarana pendukungnya'

Kabupaten/Kota yang mempunyai potensi areal pertanian -agar


memprioritaskan pemanfaatan DAK Bidang Pertanian Tahun 2O14
untu-k Pembangunan/ Rehabilitasi/ Renovasi kantor BPP di Kecamatan
dan penyedia€ur sarana peny uluhan.

l9
Untuk Kabupaten/ Kota yang mempunyai potensi lahan kering maupun
persawahan dapat dibangun lumbung pangan masyarakat dan lantai jemur
dalam rangka mewujudkan cadangan pangan masyarakat sesuai dengan
potensi dan kebutuhan masyarakat.

Untuk Kabupaten/Kota yang mempunyai potensi pengembangan sapi


perah dapat dibangun UPTD/Balai Perbibitan Ternak dan
potong dan sapi
tempat penampungan susu, sedangkan yang mempunyai potensi
pengembangan unggas dapat dibangun rumah potong hewan unggas.

Dana DAK dapat digunakan untuk pengadaan kendaraan operasional roda-


2 (dua) bagi Mantri Tani, Petugas Teknis Peternakan dan Kesehatan Hewan
serta Petugas Penyuluh Pertanian Pegawai Negeri Sipil (PNS) sesuat
kebutuhan yang belum memiliki kendaraan roda-2 (dua).

Pembangunan/ Rehabilitasi/ Renovasi Prasarana dan sarana


Kabupaten/Kota

A. Pengembangan Prasarana dan Sarana Air


Penyediaan prasarana dan sarana air yang dialokasikan dalam DAK
Bidang Pertanian Tahun 2014 diarahkan untuk membangun fasilitas
sumber air baru melalui pembangunan irigasi air tanah, pembanguilan
irigasi air permukaan, dan pembangunan embung, serta Dam parit yang
digunakan untuk dimanfaatkan sebagai suplesi air irigasi mendukung
usaha Tanaman Pangan.

Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan pengembangan


prasarana dan sarana air di Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, apabila
dibutuhkan kendaraan operasional Roda-2 (dua) untuk Mantri Tani
(PNS) dapat diadakan sesuai kebutuhan.

Kegiata-n DAK Bidang Pertanian Tahun 2014 untuk penyediaan dan


Pengembangan Irigasi Air Tanah, Irigasi Air Permukaan, Pembangunan
Embung dan Dam Parit sena dapat dilengkapi jaringan/ saluran irigasi.
.sebelum pelaksanaan pernbangunan fasilitas sumber air baru, perlu
dilengkapi dengan Surueg Inuestigasi Desain (SID).

J. Irigasi Air Tanah


Kegiatan irigasi air tanah merupakan pemanfaatan air tanah dalam
dan air tanah dangkal yang dinaikkan ke permukaan untuk
dimanfaatkan sebagai sumber air irigasi.

Komponen irigasi air tanah, antara lain: sumur bor/gali, pornpa air
dan perlengkapannya, rumah pompa, dan jaringan irigasi air tanah,
dengan uraian sebagai berikut:
a. Pembangunan sumur dengan cara pengeboran atau digali untuk
Daerah yang mempunyai potensi air tanah cukup baik.
b. Penyediaan pompa air dan perlengkapannya agar rnenggunakan
jenii pompa sentifugal ataupun submersibel, yang digerakan
denga.t penggerak motor diesel/ bensin, motor listrik ataupun
tenaga surya.
c. Pembangunan rumah pompa air berupa bangunan permanen dan
cukup kuat untuk menahan getaran mesin dengan pengamanan
yang baik untuk pompa yang berkapasitas besar atau disesuaikan
dengan kebutuhan.
d. Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) untuk
mengaliikan air dari PomPa air ke lahan usaha tani'
20
2. Irigasi Air Permukaan
Kegiatan irigasi air permukaan merupakan pemanfaatan air
permukaan (sungai, danau, mata air, air bekas galian tambang)
dimana pada lokasi tersebut mempunyai potensi air permukaan.

Kegiatan yang dapat dilaksanakan dalam pengembangan irigasi air


permukaan, antara lain: pompanisasi, hidram, pipanisasi, kincir air,
dan bendung kecil, dengan uraian sebagai berikut:
a. Pompanisasi yaitu upaya mengambil air dari sumber air perrnukaan
yang diangkat dengan mempergunakar pompa air, serta didistribusikan
dengan menggunalan saluran terbuka atau saluran tertutup. Sumber
tenaga bagi pompa air ini dapat menggunakan BBM, listrik, kincir angin,
maupun panel surya.
b. Hidram adalah upaya mengambil air dari sumber air permukaan (sungai
dan danau) dengan menaikkan air dari tempat yang lebih rendah
ketempat yang lebih tinggi dari sumber air. Sistem ini menggunakan
prinsip beda tinggi dan tekanarr air.
c. Pipani.sasi, yaitu upaya untuk menyalurkan sumber air permukaan
dengan menggunakan pipa, dimana dalam penyalurannya dapat dibantu
dengan m€nggunakan pompa ataupun memanfaatkan gaya gravitasi.
d. Kincir air, yaitu untuk menaikan sumber air permukaan dengan
memanfaatkan tenaga dari aliran/arus air. Pada umunrnya kincir air
terdiri dari poros, lingkaran roda yang dilengkapi dengan tabung dan
sudu-sudu yang dipasang pada sekeliling roda.
3. Embung
Embung adalah bangunan konservasi air berbentuk kolam untuk
menampung air limpasan (run offl serta sumber air lainnya, yang
selanjutnya dialirkan ke lahan pertanaman sehingga dapat berfungsi
sebagai suplesi air bagi tanaman pangan dalam usaha pertanian.

Dalam pembangunan embung yang dibiayai melalui DAK Bidang


Pertanian Tahun 2Ol4 perlu memperhatikan beberapa hal sebagai
berikut:
a. lokasi sesuai dengan peruntukan dan harus dapat memenuhi
kaidah-kaidah konservasi air.
b. Lahan yang digunakan untuk pembangunan embung merupakan
lahan bbbas atas sengketa dan dibuktikan dengan penetapan
keputusan Bupati/Walikota.
c. Kondisi ftsik tanah pada lokasi pembangunan embung " fidalc
porus" dan merupakan daerah pertanian tanaman pangan yang
memerlukan pasokan air dari embung sebagai suplesi air irigasi.
Bila kondisi tanah lokasi embung " porus" maka dasar embung
harus dilapis (Ilinning / plastik/tanah liat I geotekstitl.
d. Bangunan embung terdiri atas kolam sesuai kondisi lapangan
dengan kapasitas minimal 8O0 ms, bendung dan pelimpas (pada
pelimpas perlu dibuat kolam olak), pintu penguras, pintu
irigasi/ saluran pemasukan (inlet), pintu irigasi / saluran
pengeluaran (outlet).
e. Sebagai bangunan suplesi air irigasi maka air dari embung harus
dibuatkan saluran irigasi untuk mendistribusikan air dari pintu
outlet sampai ke petakan lahan usaha tani penerima manfaat

2T
4. Dam Parit
Dam parit merupakan bangunan untuk meninggikan permukaan air
dengan membendung aliran permukaan atau sungai kecil yang
mempunyai potensi sebagi sumber air irigasi.

Dalam membangun Dam parit yang dibiayai melalui DAK Bidang


Pertanian Tahun 2014 perlu memperhatikan beberapa hal sebagai
berikut:
a. Dam Parit dibangun dengan membendung aliran air untuk
meninggikan muka air dari sungai dan mengalirkan langsung ke
Iahan usaha tani.
b. Bangunan Dam Parit harus memperhatikan kemudahan dalam
membendung dan mendistribusikan air serta struktur tanah yang
kuat untuk pondasi bendung.
c. Bangunan Dam parit yaitu talud/j agaan (free board), bangunan
bendung/ pelimpas, pengendali/pintu air, pintu penguras' saluran
irigasi, dan kolam olak.
d. Konstruksi Dam parit yaitu talud/jagaan dan bendung yang
terbuat dari pasangan batu dan kolam olak batu/ beton bertulang.

B. Pembangunan Prasarana dan Sarana Lahan/Jalan Pertanian

1. Pembangunan Jalan Usaha Tani (JUT)


Jalan usaha tani yaitu prasarana transportasi pada kawasan
pertanian tanaman pangan untuk pengangkutan sarana produksi
menuju lahan pertanian, memperlancar mobilitas alat dan mesin
pertanian serta mengangkut hasil produk pertanian dari lahan
pertanian menuju tempat pengumpulan sementara, tempat
pengolahan atau pasar.

Pengembangan jalan usaha tani yang dibiayai melalui DAK Bidang


Pertanian Tahun 2O14 perlu memperhatikan beberapa hal sebagai
berikut:
a. Pembuatan jalan usaha tani yaitu membuat jalan usaha tani baru
sesuai kebutuhan;
b. Rehabilitasi jalan usaha tani yaitu memperbaiki kualitas jalan
usaha tani yang sudah rusak tanpa peningkatan kapasitas; dan
c. Peningkatan kapasitas jalan usaha tani yaitu jalan usaha tani
yang sudah ada ditingkatkan tonase/kapasitasnya sehingga bisa
dilalui oleh kendaraan yang lebih berat/lebih besar.

kbar badan jalan usaha tani minimal dapat dilalui kendaraan roda-3
(tiga) dan dibuatkan tempat untuk berpapasan, sedangkan
kapasitasnya disesuaikan dengan jenis komoditas yang akan diangkut
dan alat angkut yang akan digu.nakan.

Spesifikasi dan komponen jalan usaha tani (balat jalan, badan, jalary
saluran drainase, goronggorong dan jembatanl disesuaikan dengan
kebutuhan lapangan.

22
2. Pembangunan Jalan Produksi
Jalan produksi yaitu prasarana transportasi yang dibangun pada
kawasan Hortikultura, Perkebunan dan Peternakan yang sudah ada
tanaman / ternak yang di miliki petani Hortikultura, Perkebunan dan
Petemakan. Jalan produksi ditujukan untuk pengangkutan sarana
produksi menuju lahan pertanian, memperlancar mobilitas alat dan
mesin pertanian serta mengangkut hasil produk pertanian dari lahan
pertanian menuju tempat pengumpulan sementara, tempat
pengolahan atau pasar.

Pengembangan jalan produksi yang dibiayai melalui DAK Bidang


Pertanian Tahun 2014 perlu memperhatikan beberapa hal sebagai
berikut:
a. Pembuatan jalan produksi yaitu membuat jalan produksi baru
sesuai kebutuhan;
b. Rehabilitasi jalan produksi yaitu memperbaiki kualitas jalan
produksi yang sudah rusak tanpa peningkatan kapasitas; dan
c. Peningkatan kapasitas jalan produksi yaitu jalan produksi yang
sudah ada ditingkatkan tonase/kapasitasnya sehingga bisa dilalui
oleh kendaraan yang lebih berat/lebih besar.

Lebar badan jalan produksi minimal dapat dilalui kendaraan roda 4


(empat) dan dibuatkan tempat untuk berpapasan, sedangkan
kapasitasnya disesuaikan dengan jenis komoditas yang akan diangkut
dan alat angkut yang akan digunakan.

Spesifikasi dan komponen jalan produksi (balat jalan' badan jala4


saluran drainase, goronggorong dan jembatan) disesuaikan dgngan
kebutuhan lapangan.

C. Pembangunan/ Rehabilitasi/ Renovasi Balai Penyuluhan Pertanian (BPP)


di Kecamatan dan Penyediaan Sarana Penyuluhan

Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di Kecamatan adalah kelembagaan


penyuluhan pemerintah pada tingkat Kecamatan sebagai tempat
pertemuan para penyuluh dan pelaku utama (petani) untuk
melaksanakan kegiatan penyuluhan dan proses pembelajaran antara lain:
percontohan/demplot, Latihan dan Kunjungan (LAKU), kaji terap,
peny._,sun"tt dan pengembangan materi penyuluhan spesifik lokasi, serta
pengembangan model usaha tani bagi pelaku utama (petani)'

Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi Balai Penyuluhan Pertanian (BPP)


di Kecamatan dapat dilengkapi dengan sarana penunjang berupa:
listrik/genset, Air Conditioner (AC), sumur/pompa air dan tempat
penampungan air.

1. Prioritas Pemanfaatan DAK Bidang Pertanian Tahun 2014 untuk BPP


di Kecamatan
a.Kabupaten/KotayangtelahmemilikikantorBPPdiKecamatan
yang
-nla".tgkondisi bangunannya msak, maka pemanfaatan DAK
Pertanian Tahun 2OL4 diproritaskan untuk
rehabilitasi/renovasi Kantor BPP di Kecamatan;

23
b. Kabupaten/Kota yang telah memiliki kantor BPP di Kecamatan
dan kondisinya baik, maka pemanfaatannya diprioritaskan untuk
pengadaan sarana penyuluhan berupa: seperangkat alat bantu
pembelajaran untuk penyrrluhan pertanian di kantor BPP di
Kecamatan dan pembangunan pagar (pagar untuk Kantor BPP,
bukan pagar untuk lahan BPP di Kecamatan) serta pengadaan
kendaraan Roda-2 (dua) untuk penyuluh pertanian Pegawai Negeri
Sipil (PNS) sesuai kebutuhan;
c. Kabupaten/ Kota yang telah memenuhi kriteria poin a dan b
tersebut di atas, maka pemanfaatan DAK Bidang Pertanian Tahun
2014 untuk pembangunan Kantor BPP di Kecamatan yang baru.
2 Rehabilitasi/Renovasi Kantor BPP di Kecamatan
Rehabilitasi kantor BPP di Kecamatan yaitu memperbaiki/mengganti
semua elemen bangunan yang rusak.

Renovasi bangunan BPP di Kecamatan yaitumemperbaiki/


merubah/ menambah/ memperluas bangunan yang ada'

3 Penyediaan Sarana Penyrrluhan


Penyediaan sarana penl'uluhan dapat digunakan untuk membeli
seperangkat alat bantu pembelajaran penyuluhan Pertanian BPP di
Kecamatan dan penyediaan kendaraan roda-2 (dua) bagi penyuluh
pertanian PNS sesuai kebutuhan.

Seperangkat alat bantu pembelajaran penyrrluhan Pertanian BPP di


Kecamatan untuk memenuhi standar pelayanan minimal antara lain:
LCD projector, Screen, wireless, megaphone, MIC, televisi, VCD/ DW
plager, white board, tape recorder, computer (desktop dan laptop),
pinter, displag, meubelair (kursi dan meja rapat) dan digital camera
(Photo dan Video).

DAK Bidang Pertanian Tahun 2OI4 dapat digunakan untuk


penyediaan prasarana dan sarana lahan percontohan antara lain:
Hand tractor Roda-2 (dua) dan Pompa Air.

4 Pembangunan Kantor BPP di Kecamatan


Jenis dan luas bangunan kantor BPP di Kecamatan maksimal terdiri
atas:
a. Ruang Kepala balai 9 n'P;
b. Ruang rapat/ Pertemuan 40 m2;
c. Ruang fungsional/ penyuluh 20 m2;
d. Ruang perpustakaan 15 m2;
e. Ruang peragaan f tuorkshoP
f. Ruang pengolahan data 10 m2;
g. Ruang dapur dan kamar mandi 12 m2; dan
h. Rumah dinas Kepala balai 64 rn2t
i. Pagar Kantor BPP
Ukuran panjang dan lebar (luas) ruangan serta bentuk bangunan
dapat disesuaikan dengan standar dan kondisi wilayah setempat'
24
5 Persyaratan Lokasi Pembangunan Kantor BPP di Kecamatan
Persyaratan lokasi pembangunan kantor BPP di Kecamatan antara
lain letak lahan strategis, mudah dijangkau oleh pelaku utama dan
pelaku usgha serta mendukung prasarana dan sarana penyuluhan
untuk mengoptimalkan fungsi BPP di Kecamatan.
Selain untuk pembangunan Kantor BPP di Kecamatan, maka lahan
BPP juga dapat digunakan sebagai tempat percontohan sesuai
dengan potensi wilayah/ komoditas unggulan Daerah setempat.

D. Pembangunan Lumbung Pangan Masyarakat dan Lantai Jemur dan/


atau. Penyediaan Sarana Pen dukungnya

Lumbung Pangan Masyarakat merupakan sarana penyimpanan pangan


pokok dalam mewujudkan cadangan pangan masyarakat untuk
antisipasi masa paceklik (masa tanam), gejolak harga dan bencana alam.
Pembangunan lumbung pangan masyarakat dan lantai jemur serta
penyediaan sarana penunjangnya perlu memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
1. lokasi lumbung pangan masyarakat berada di Sentra Produksi dan
atau Daerah rawan pangan;
2. Kelompok€asaran adalah kelompok afrnitas atau kelompok lumbung
pangan atau kelompok tani atau Gabungan Kelompok Tani
(Gapoktan);
3. Kelompok sasaran tersebut belum pernah mendapat fasilitas yang
sama (pembangunan fisik lumbung) pada saat yang bersamaan atau
pada tahun-tahun sebelumnYa;
4. Kelompok yang tahun-tahun sebelumnya pernah mendapat fasilitas
frsik lumbung pangan, bisa mendapat fasilitas lantai jemur dan atau
rice milling unit (RMU) pada tahun berikutnya, agar lumbung pangan
dapat berfungsi lebih optimal;
5. Khusus untuk pengadaan RMU hanya dapat disediakan pada
lumbung pangan di sentra Produksi Padi;
6. Lahan tempat pembangunan lumbung pangan masyarakat dan lantai
jemur disediakan oleh kelompok alinitas atau kelompok lumbung
pangan atau kelompok tani atau Gabungan Kelompok Tani
(Gapoktan);
7. Kapasitas lumbung pangan masyarakat berukuran maksimal 6O ton
per Unit;
8. Sebelum pembangunan lumbung pangan masyarakat didahului
dengan desain perencanaan dan pada saat pelaksanaan
pembangunan dilakukan pengawasan; dan
9. Desain perencanaan dan pengawasan untuk pembangunan lumbrrng
pangan masyarakat dan lantai jemur dibiayai dari dana APBD diluar
dana pendamping frsik sebesar 1O 7o.

E. Pembangunan/ Rehabilitasi/ Renovasi Balai Perbenihan dan Perbibitan


serta Penyediaan Sarana Pendukungnya
penyediaan prasarana dan sarana balai perbenihan/perbilitan dibangun
di atas tanair milik Pemerintah Kabupaien/Kota yang sejak awal sudah
dipersiapkair untuk balai perbenihan/perbibitan dalam bentuk legal
25
formal: peraturan daerah, peraturan Bupati/Wa-likota atau surat
keputusan Bupati/Walikota. DAK tidak boleh digunakan untuk
mernbangun Balai Perbenihan/Perbibitan yang status tanahnya belum
jelas. Penyediaan prasarana dan sarana balai perbenihan/perbibitan
juga bisa untuk kelembagaan yang sudah dalam bentuk UPTD yang
tupoksinya untuk pengembangan perbenihan/ perbibitan.

Disamping untuk membangunan Balai Perbenihan/ Perbibitan, DAK juga


bisa digunakan untuk merehabilitasi atau merenovasi UPTD
Perbenihan/ Perbibitan yang ada.

Pembangunan fi sik bangunan UPTD / Balai Perbenihan/ Perbibitan harus


dilahan bersertifikat hak milik pemerintah Kabupaten/ Kota. Sebelum
dilakukan pembangunan agar didahului dengan desain perencanaan
dan pengawasan. Biaya untuk desain perencanaan dan pengawasan
dalam pembangunan fisik harus disediakan dari APBD (di luar 10 %
dana pendamping APBD).

Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi kantor UPTD/Bdai Perbenihan/


Perbibitan di Kabupaten/Kota dapat dilengkapi dengan penyediaan
sarana penunjangnya antara lain: listrik/genset, Air Conditioner (AC)
dan sumur/pompa air serta tempat penampungan air.

1. Pembangunan/ Rehabilitasi/ Renovasi Balai Perbenihan Tanaman


Pangan dan penyediaan sarana pendukungnya.
Dalam memenuhi kebutuhan penyediaan prasarana dan sarana
Balai Benih sesuai dengan standar Balai Benih Tanaman Pangan
(Padi dan Palawija) terdiri dari:
a. Jenis dan luas bangunan Balai Benih yang dibangun baru
' maksimal terdiri atas:
1) Bangunan kantor (ruang kepala,staf, ruang tamu) 5O m2;
2) Gudang benih (termasu'E cool storagel lOO m2;
3) Gudang peralatan 150 m2;
4) Gudang prosessing/ urerk loods 100 m2;
5) Gudang saprodi 50 mz;
6) Lab<rratorium 20 m2;
7) Lantai jemur 100 m2;
8) Pagar UPTD/Baiai

Ukuran panjang dan lebar (luas) bangunan dapat disesuaikan


dengan kondisi wilaYah setemPat.
b. Rehabilitasi/renovasi UPTD / Balai Perbenihan meliputi bangunan
kantor, gudang benih, gudang peralatan, gudang prosessing,
gudang saprodi, laboratorium, lantai jemur dan pagar.
c. Penyediaan sarana pengairan antara lain pembangunan s3mul
storage, jaringan/ saluran irigasi
'piniu u.,elQ, embung, longpendistribusiannya
d.alam (deep
teknis, air berikut sarana (pipa, selang,
dan pompa air).
d. Penyediaan peralatan produksi
-hantd antara lain mini tractor, han'd
traitor, misi blouter, sprager, power spraaer, 9m lul:
arit/parang, alat mesin panen, kendaraan roda-3 (tiga) dilengkapi
dengan bak angkut, landak dan mesin pemotong rumput'
26
e. Penyediaan peralatan Pengolahan/Penyimpanan Benih antara lain
power thresher, silo, dryer, box dryer, seed cleaner, grader,
ruinnotuer seed cleaner, bag closer dan timbangan.
f. Penyediaan peralatan Laboratorium antara lain moishre tester,
germinator, timbangan analitik, thermohygrograph, meja
kemurnian dan mechanical diuider.
g. Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi jalan usaha tani di areal
balai benih.

2. Pembangunan/ Rehabilitasi/ Renovasi Balai Perbenihan Hortikultura

Anggaran DAK di prioritaskan untuk Pembangunan/ Rehabilitasi/


Renovasi UPTD/Balai Perbenihan dan penyediaan sarana
pendukungnya, termasuk di daiamnya kelengkapan prasarana,
sarana, dan peralatan untuk berfungsinya Balai Perbenihan
Hortikultura.

Pemanfaatan DAK Bidang Pertanian Tahun 2014 iranya dapat


digunakan untuk prasarana, sarana dan peralatan yang bemmur
ekonomis panjang.

a.Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi UPID/Balai Perbenihan


Hortikultura meliputi:
1) Kantor balai;
2) Gudang peralatan;
3) pagar kantor balai;
4)jalan kebun balai;
5) Penyediaan listrik/genset dan sumur/pompa air.

b. Prasararra dan sarana mendukung pengembangan perbenihan


Hortikultura meliputi:
l)Pengembangan Benih Tanaman Buah, komponennya dapat
mencakup:
a) Pembangunan/rehabilitasi/renovasi Screen House, untuk
Blok Fondasi (BF) dan Blok Penggandaan Mata Tempel
(BPMT) komoditas jeruk. Dengan spesifikasi sebagai berikut
Atap net 100 mesh, Rangka besi, Pondasi batu kali, Dinding
net 100 mesh, Pintu masuk ganda dan Jaringan irigasi
(Spingklel. Ukuran minimal Screen House gaitu 168 IUP;
b) Pembangunan shading net (rumah bayang)' Dengan
spesilikasi sebagai berikut atap net, rangka besi, dan pondasi
batu kali. Ukuran minimal Shading net gaitu 168 IUP;
c) Pcmbangunan/ Rehabilitasi/ Renovasi gudang benih;
d) Penyediaan sarana pengairan yaitu pompa air dan
instalasinya
e) Penyediaan alat dan mesin produksi benih antara lain power
sp,rager, mini tractor, kendaraan roda 3 (tiga) dilengkapi
dengan bak angkut.

27
2) Pengembangan Benih Tanaman Sayuran dan Tanaman
Biofarmaka, komponennya dapat mencakup:

a)Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi laboratorium kultur


jaringan.
b) Pembangunan/ Rehabilitasi/ Renovasi screen tnuse benih
kentang dengan ukuran minimum 300 fr2, dengan
spesifikasi: fondasi batu kali di sekeliling bangunan screen;
rangka baja ringan berlapis galuanic; screen: bahan PE
Monovilamen, beranyaman rajut, warna putih, angin yang
tembus 47 ft5%), mesh 36/58 lubang/cm linear, berat 110
gram/ mm2; pintu masuk screen dibuat ganda (pintu pertama
menuju ruErng yang terdapat bak desinfektan, pintu ke dua
menuju tempat pertanaman); terdapat bak semen untuk
desinfektan; jaringan irigasi untuk penyiraman tanaman;
pompa air jet pump diesel dan bak nutrisi.
c) Pembangun an stnding net (rumah bayang) untuk benih cabe
ukuran minimum 2OO m2, dengan spesifikasi sebagai berikut
untuk shading atap tipe anyaman rajut, warna putih
transparan, tingkat pencahayaan 76 - 8Lo/o, pencahayaan
yang tembus 66 - 7lo/o, angin yang tembus 38 - 43o/o,
lubang/cm2: 73, mesh lubang pori: 38, bahan PE
monovilamen; fondasi batu kali di sekeliling bangunan screery
rangka baja ringan berlapis galuanic; untuk screen sampping:
bahan PE Monouilamen, beranyaman rajut, warna putih
transparan, tingkat pencahayaan 68 - 7 3o/o, pencahayaan
yang tembus 63 - 690/o, angin yang tembus 20 - 29o/o,
lubang/cm2: 127, mesh (lubang poil: 66; terdapat jaringan
irigasi untuk penyiraman tanaman; pompa air jet pump diesel.
d) Pembangunan/ Rehabilitasi/ Renovasi gudang benih bawang
merah, bawang putih dan tanaman obat dengan minimum
luasan 75 m2, dengan spesifikasi bangunan perrnanen
(beton), terdapat para-para kayu bertingkat di dalam seluruh
bangunan (untuk bawang merah dan putih), ventilasi dan
sirkulasi udara di dalam bangunan harus cukup dan terdapat
sarana perapian/cerobong pengasapan apabila gudang
dibangun di dataran tinggi.
e) Penyediaan sarana pengairan yaitu pompa air dan
instalasinya.
Penyediaan alat dan mesin produksi benih antara lain pouter
fl
spraAer, mini tractor, kendaraan roda 3 (tiga) dilengkapi
dengan bak angkut.
3) Pengembangan Benih Tanaman Florikultura' komponennya
dapat mencakup:
a) Pembangunan/ Rehabilitasi/ Renovasi screen house benih
krisan dengan spesilikasi sebagai berikut : pondasi batu kali'
rangka bangunan; pintu dan rak perakaran dari besi' atap
plastic W !4o/o, dinding dengan insect sreen, sarana irigasi
iengkap dengan bak penampungan air, paralon dan springkle,
sarana penerangan dengan lampu TL. Ukuran minimal 300
m2i

28
b) Pembangunan shadirq net (rumah bayang) untuk leather leaf
dengan spesifikasi sebagai berikut: paranet 70 - 75%, mulsa
plastic hitam perak, bambu petung, instalasi air (bak
penampungan, sumur, pompa, hand sprayer);
c) Penyediaan sarana pengairan yaitu pompa air dan
instalaginya;
d)Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi laboratorium kultur
jaringan;
e) Penyediaan peralatan laboratorium kultur jaringan; dan
f) Penyediaan alat dan mesin produksi benih antara Iain pouer
spraVer, mini tractor, kendaraan roda 3 (tiga) dilengkapi
dengan bak angkut.

3. Pembangunan/Rehabiiitasi/Renovasi Balai Perbenihan


Perkebunan.

Penyediaan prasarana dan sarana balai perbenihan perkebunan


diprioritaskan untuk pembangunan/rehabilitasi/renovasi balai
benih yaitu kebun induk, kebun entres, kebun bibit, gudang;
rumah lindung (screen hutsel; jalan kebun, penyediaan peralatan
produksi benih (termasuk kultur jaringan), penyediaan sarana
pengairan (termasuk pompa air, sprinket) dan penyediaan
sarana/ peralatan pembenihan.

4. Pembangunan/ Rehabilitasi/ Renovasi Balai Perbibitan Ternak

Dalam rangka meningkatkan dan memenuhi kebutuhan


prasarana dan sarana UPTD, maka perlu dilakukan upaya untuk
membangun/merehabilitasi/merenovasi UPID milik Pemerintah
Daerah Kabupaten/ Kota, khususnya UPTD pembibitan ternak,
hijauan pakan ternak, dan inseminasi buatan.

Anggaran DAK Bidang Pertanian Tahun 2014 diprioritaskan untuk


Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi kantor, kandang ternak,
dan sarana pendukung lainnya.

a. Pembangunan UPTD Perbibitan Ternak dan Hijauan Pakan


Ternak (HPT)
Pembangunan diprioritaskan untuk UPTD Pembibitan Ternak
dan HPT secara keseluruhan termasuk penyediaan sarana
penunjangnya. Jenis dan luas maksimal bangunan kantor
UPTD baru, adalah sebagai berikut:
l) Kepala
Ruang 20 mz
2) Ruang Tata Usaha 4O m2
3) Ruang Pelayanan Teknis 40 m2
4) Ruang Jabatan Fungsional 40 m2
5) Ruang Pertemuan 60 m2
6) Ruang PenyimPanan 30 m2
7) Gudang Peralatan 20 m2
8) Gudang Pakan 60 m2
9) Garasi 15 m2
1O) Tempat parkir 30 m2
11) Toilet
29
Jenis bangunan lainnya seperti kandang, ruang penetasan,
bangunan pengolah limbah, pagar, laboratorium, shelter,
bangunan penanganan terr:ek (cattle garQ, pembukaan dan
peremajaan HPT, pembukaan penggembalaan ternak, holding
ground, dll disesuaikan dengan kondisi wilayah setempat.

b. Rehabilitasi/Renovasi UPTD
Rehabilitasi/renovasi UPTD dapat digunakan untuk bangunan
kantor, kandang ternak, laboratorium, gudang peralatan,
gudang pakan, garasi, toilet, pengolahan limbah ternak,
shelter, cattle gard, dan pagar kantor.
c. Penyediaan sarana pendukung UPTD
Sarana pendukung UPID terdiri dari: peralatan rearding
(timbangan, tongkat, pita ukur, identitas ternak, computer datt
printer), cLopper, tnnd traktor, sarana pengangkut rumput,
mesin tetas, peralatan penampung semen (dummg, artificial
uagirua setl, peralatan prossesing semen (mikroskop, timbangan
digital, heating, layar monitor, aol top, incubator,
haemocgtometer, fiilling'sealing, pH meter, spektronile,
alat/mesin pinter straut, rak strau.t, container freezing,
mntainer storage, dan peralatan stenlisasr), kendaraan roda-2
(duai, kendaraan roda-3 (tigal, genset, dan instalasi air'

F. Pembangunan/ Rehabilitasi/ Renovasi Tempat Penampungan Susu


(TPS) dan Rumah Potong Hewan Unggas (RPH-U) serta Penyediaan
Sarana Pendukungnya

I Pembangunan/ Rehabilitasi/ Renovasi Tempat Penampungan Susu


(rPS)
Tempat penampungan susu adalah suatu usaha kelompok yang
kegiatannya melakukan pengumpulan susu, untuk selanjutnya
dijual dan atau untuk usaha pengolahan susu.

Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi tempat penampungan susu


untuk memenuhi persyaratan hggiene-sanitasi dalam rangka
penerapan jaminan keamanan pangan pada mata rantai produksi
iusu segar di kelompoktani/gapoktan (sentra penghasil susu)
yang ada di Kabupaten/Kota, meliputi:

a. Pembangunan TPS, mencakuP:


Bangunan dengan ukuran maksimal 200 M2 yang terdiri dari
1)
ruang penampungan susu, pengolahan susu, pengujian
kualitas susu dan ruang penyimpanan (cool rooml;
2) Ruang cuci peralatan susu (milk canl dengan ukuran
maksimal 10 m2;
3) Tandon air dengan ukuran maksimal 5O m3;
4) Instalasi saluran air.
b.Rehabilitasi/renovasi tempat penampungan susu mencakuD
bangunan, ruang cuci perlatan susu, tandon air dan instalasi
saluran air.
c. Penyediaan peralatan dan penunjang TPS' mencangkup:
1) Cooling uni t (mitk tank, uater pump dan refrigerator unit) ;
2l Water Heater;
30
3) Milkcan;
4) Peralatan p asteurisasi;
5) Pompa air;
6) Peralatan pengujian susu;
7) Listrik/Genset;
8) Kendaraan Roda-3 (tiga) untuk sarana angkut susu.

2 Pembangunan/ Rehabilitasi/ Renovasi Rumah Potong Hewan


Unggas (RPH-U)

RPH-U adalah kompleks bangunan tempat pemotongan unggas


dengan design dan konstruksi khusus yang memenuhi
persyaratan teknis dan higiene untuk menjamin keamanan dan
kualitas produk unggas yang konsumsi masyarakat. RPH-U
dibangun di daerah sentra produksi unggas atau sentra konsumen
yang dikelola Pemerintah Kabupaten / Kota maupun swasta.

Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi RPH-U meliputi bangunan,


peralatan utama dan peralatan pendukung yang terdiri dari:

a. Pembangunan rumah potong hewan unggas dengan luas


maksimal 500 m2, yang meliPuti:
1) Bangunan RPH-U dengan luas maksimal 500 m2;
2) Kandang penampungan unggas ( ukuran maksimal 2OO m2
atau mampu menarnpung 3.000 ekor);
3) Ruang Kantor;
4) Ruang Area Kotor (temPat pengantungan unggas' tempat
perendaman air panas, tempat pencabutan bulu, dan tempat
pengeluaran jeroan);
5) Ruang Area Bersih (tempat pencucian karkas, tempat
perendaman/pendinginan karkas, tempat penanganan dan
perrimbangan karkas);
6) Instalasi Pengolahan Limbah (IPAL);
7) Tandon air dengan ukuran maksimal 50 m3;
8) Drainase.
b. Rehabilitasi/Renovasi Rumah Potong Hewan unggas mencakup:
rrang produksi, kandang Penampungan unggas, instalasi
pengolahan limbah, tandon air, dan drainase.
c. Penyediaan peralatan utama Rumah Potong Hewan Unggas
antara lain:
1) Alat penggantungan unggas hidup (sackle tnlder);
2l Bak penamPungan darah;
3) Bak perebus air panas (scaldefl, yang dilengkapi dengan
kompor dan tabung gas;
4l Alat pencabut bulu (Plucked;
5) Meja eviscerasi/ pengeluaran jeroan;
6) Bak Pencucian karkas;
31
7l Bak perendaman/pendinginan karkas;
8) Meja penanganan karkas;
9) Timbangan;
10) Dipping kal<r (foot deepl.
d. Penyediaan peralatan dan Mesin Pendukung Rumah Potong
Hewan Unggas, mencakup:
1) Pisau;
2) Talenan;
3l Box/ crate;
4) Peralatan sanitasi;
5l Water sprageri
6) Genset;
7) Kendaraan roda-3 (tiga) sarana angkut unggas.

BAB V
PEMBINAAN DAN PELAPORAN

Pembinaan
1. Sekretariat Jenderal cq. Biro Perencanaan bersama-sama
Eselon-I lingkup Kementerian Pertanian terkait melakukan
pembinaan, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan
DAK Bidang Pertanian Tahun 2014 lingkup Pertanian Provinsi
dan atau Kabupaten/ Kota.
2. Dinas/Badan lingkup Pertanian Provinsi melakukan
pembinaan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
kegiatan DAK Bidang Pertanian Tahun 2014 lingkup Pertanian
Kabupaten/Kota.
3. Kepala Dinas/Badan lingkup Pertanian Kabupaten/Kota
melakukan konsultasi dan koordinasi dengan Kepala
Dinas/Badan lingkup Pertanian Provinsi dalam menyusun
RKA- DAK Bidang Pertanian Tahun 2014 untuk mensinergikan
terhadap program/ kegiatan yang terkait dengan bidang
pertanian.
4. Mekanisme pengusulan data teknis DAK Bidang Pertanian
Tahun 2015- unluk Dinas/Badan lingkup Pertanian Provinsi
disampaikan oleh Kepala Dinas/Badan secara resmi ke
Sekretaris Jenderal cq. Kepala Biro Perencanaan Kementerian
Pertanian dengan tembusan Gubernur dan Eselon-I terkait.
Adapun sofiapg dan hardcopg dapat dikirim melalui Fax.
(02i) - 78839618 dan atau emailke: pa.kementan@gmail.com.
5. -untuk data teknis DAK Bidang Pertanian
Mekanisme pengusulan
Tahun 20f5 Dinas/Badan lingkup Pertanian
Kabupaten/ Kota harus disampaikan melalui Kepala
oinaJ/eadan lingkup Pertanian Provinsi untuk diteruskan
secara resmi G Sekretaris Jenderal cq' Kepala Biro
Perencanaan Kementerian Pertanian dengan tembusan
Bupati/Walikota dan Eselon I terkait. Adapun -s-o7t^copg dan
naiacopg dapat dikirim melalui Fax. (O21) - 78839618 dan
atau email ke: pa.kementan@.gmail.com.

32
6. Dokumen Pengguna Anggaran (DPA) DAK Bidang Pertanian
Tahun 2014 lingkup Pertanian Provinsi agar disampaikan oleh
Kepala Dinas/Badan secara resmi ke Sekretaris Jenderal cq.
Kepala Biro Perencanaan Kementerian Pertanian dengan
tembusan Gubernur dan Eselon-I terkait. Adapun sofiapg
dan tnrdcopg dapat dikirim melalui Fax. (021)-78839618 dan
atau email ke: pa.kementan@email.com.
7. Dokumen Pengguna Anggaran (DPA) DAK Bidang Pertanian
Tahun 2Ol4 lingkup Pertanian Kabupaten/Kota harus
disampaikan melalui Kepala Dinas/Badan lingkup Pertanian
Provihsi untuk diteruskan dan disamoaikan secara resmi ke
Sekretaris Jenderal cq. Kepala Biro Peiencanaan Kementerian
Pertanian dengan tembusan Bupati/Walikota dan Eselonl
terkait. Adapun soficopg dan hardcopg dapat dikirim melalui
Fax. (021)-78839618 dan atau email ke:
pa. kementan@email.com.
8. Biaya pembinaan, pen1rusunan data teknis, pemantauan,
evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan DAK Bidang
Pertanian Tahun 2014 lingkup Pertanian Provinsi dibebankan
pada APBD Provinsi.
9. Biaya pembinaan, pen)'usunan data teknis, pemantauan,
evaluasi kegiatan DAK Bidang Pertanian Tahun 2014 lingkup
Pertanian Kabupaten/Kota dibebankan pada APBD
Kabupaten/Kota.
1O. Kepala Dinas/Badan Lingkup Pertanian Provinsi dan
Kabupaten/Kota yang tidak mengirimkan DPA DAK Bidang
Pertanian Tahun 2Ol4 ke Sekretaris Jenderal Cq Kepala Biro
Perencanaan Kementerian Pertanian akan dikenakan Sanksi
(Punishmentl terhadap alokasi anggaran DAK Bidang pertanian
Tahun 2015.

B. Pelaporan
1. Kepala Dinas/Badan lingkup Pertanian Provinsi pelaksana DAK
Bidang Pertanian Tahun 2013 wajib menyamp,aikan lapgrSl
triwulan dan tahunan tentang realisasi pelaksanaan DAK
Bidang Pertanian Tahun 2013 kepada Sekretaris Jenderal c'q'
Kepali Biro Perencanaan Kementerian Pertanian, - dengan
tembrrsan Direktiir Jenderal Perimbangan Keuangan
Kementerian Keuangan, Direktur Jenderal/ Kepala Badan
lingkup Kementerian Pertanian terkait dan Gubernur terkait.
2. KepaTa Dinas/Badan lingkup Pertanian Kabu-paten / Kota
pel-aksana DAK Bidang Pertanian - Tahun 2013 Yajiq
henyampaikan laporan triwulan dan tahunan ler-ltang. re-alisa.si
pelai<san'aan DAK-Bidang Pertanian lahgn 2O13 kepada Kep.ala
binas/Badan lingkup Peltanian Provinsi untuk- diteruskan .dan
disampaikan seiari resmi ke Sekretaris Jenderal c.q Kepala
Biro Perencanaan Kementerian Pertanian, dengan tembusan
Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Keme.nterian
Keuangan, Direktur Jenderal/Kepala Badan lingkup
Kemen-terian Pertanian terkait dan Bupati/Walikota terkait'
3. Format laporan triwulan dan tahunan mengacu Pada format
yang tertuang pada format laporan triwulanan dan tahunal
"""sri"l Suraf Edaran Bersama Kepala Bappenas, Menteri
Keuanqan dan Menteri Dalam Negeri, Nomor
0239/il{.PPN/ rr /2oos, sF-r722|MK-O7 l2OO8 €n Nomor
900/3556/Si dentang Petunjuk Pelaksanaan Pemantauan
Teknis Peiaksanaan d-an Evaluasi Pemanfztatan Dana Alokasi
Khusus.
33
Laporan triwulanan yang ditujukan ke Sekretaris Jenderal c.q
Kepala Biro Perencanaan Kementerian Pertanian paling lambat
diterima minggu pertama setiap triwulan berakhir uia pos, fax
(021-7804156, 78839618) dan atau email ke alamat
biroren. kementan@email. com.
a. Untuk triwulan I (Januari Maret) paling lambat diterima
-
minggu pertama April berupa laporan perenc€rnaan kegiatan
sebagaimana format 8 (khusus untuk laporan triwulan I,
kolom yang digunakan hanya kolom 1 s/d 8);
b. Untuk triwulan II (April - Juni) paling lambat diterima minggu
pertama Juli;
c. Untuk triwulan III (Juli - September) paling lambat diterima
minggu pertama Oktober;
d. Untuk triwulan IV (Oktober - Desember) yang sekaligus
sebagai laporan tahunan paling lambat diterima minggu
pertama tahun berikutnya; dan
e. Format laporan triwulan dan tahunan DAK Bidang Pertanian
Tahun 2013 sebagaimana tercantum dalam Format 2a dan
Format 2b yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan ini.
4. Laporan akhir tahun anggaran DAK Bidang Pertanian Provinsi
Tahun 2013 lingkup Pertanian Provinsi disampaikan oleh
Kepala Dinas/Badan kepada Sekretaris Jenderal c'q' Kepala
Biro Perencanaan Kementerian Pertanian dengan tembusan
Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian
Keuangan, Direktur Jenderal/Kepala Badan lingkup
Kementerian Pertanian terkait dan Gubernur terkait'
5. Laporan akhir tahun anggaran DAK Bidang Pertanian Tahun
ZO1S tingkup Pertanian Kabupaten/Kota disampaikan oleh
Kepala Oit""7e"d"tt kepada Kepala Dinas/Badan tiryklp
Pertanian Provinsi untuk diteruskan dan disampaikan kepada
Sekretaris Jenderal c'q Kepala Biro Perencanaan Kementerian
Pertanian dengan tembusan Direktur Jenderal Perimbangan
Keuangan Kementerian Keuangan, Direktur Jenderal/Kepala
Badan lingkup Kementerian Pertanian terkait dan
Bupati / Walikota terkait.
akhir tahun anggaran DAK Bidang Pertanian Tahun
6. Laporan
2Ol3 memuat gambaran umum' keluaran (output)' hasil
(outcome), dampak (impact) dari kegiatan DAK Bidang Pertanian
i"htrn iotg d"tt realisasi anggaran' hambatan, dan masalah
yang dihadapi, serta saran perbaikan di masa mendatang'
7. Hasil laporan DAK Bidang Pertanian Tahun 2O13 menjadi
salah
satu dasar penilaian dalam menetapkan alokasi anggaran DAK
Bidang Pertanian Tahun 2O15'
8. Bagi SKPD lingkup pertanian Provinsi dan Kabupaten/Kota
yang tidak menyampaikan laporan -DAK. Bidang Pertanian
iaftutt 2013 ke Sekretaris Jenderal Cq Kepala Biro Perencanaan
akandikenakansanksi{Punishment|terhadappengalokasian
anggaran DAK Bidang Pertanian Tahun 2015'
34
BAB VI
PENUTUP

Kegiatan-kegiatan yang dibiayai dari DAK Bidang Pertanian Tahun 2014


sebagaimana diuraikan dalam Petunjuk Teknis Pemanfaatan DAK Bidang
Pertanial Tahun 2014 merupakan kegiatan pilihan, dimana Gubernur
dan Bupati/Walikota dapat memilih kegiatan sesuai prioritas Daerah.

Pemilihan kegiatan DAK Bidang Pertanian Tahun 2014 mengacu kepada


program kegiatan jangka menengah sesuai Renstra Kementerian
Pertanian.

Agar pelaksanaan kegiatan DAK Bidang Pertanian Tahun 2OL4 dapat


berdaya dan berhasil guna, maka kegiatan DAK Bidang Pertanian Tahun
2014 disinergikan dengan kegiatan yang bersumber dari pendanaan
lainnya (seperti dana Dekonsentrasi, dana T\rgas Pembantuan, APBD
Provinsi dan Kabupaten / Kota serta sumber-sumber dana lainnya).

ANIAN
NESIA,

35
Format 1.
ALOKASI DAK BIDANG PERTANIAN TA. 2OT4

BIDANG PERTANIAN 'datam juta

ProvinsiAceh 11.445.080
Kab. Aceh Barat 4.218.440
Kab. Aceh Besar 6.371.280
Kab. Aceh Selatan 6.189,860
Kab. Aceh Si 4.120.210
Kab. Aceh Tensah 4.589,220
Kab. Aceh Tenggara 5.528.460
Kab. Aceh Timur 7.677,400
Kab. Aceh Utara
Kab. Bireuen 6.705,570
Kab. Pidie
Kab. Simeulue 3.901,130
Kota Banda Aceh
Kota Saban 2.816.480
Kota Lan 2.928,140
Kota Lhokseumawe 2.596.150
Kab. Nagan Raya 5.173,450
Kab. Aceh Ja 4.695,790
Kab. Aceh Barat Daya 5.780,700
Kab. Gayo Lues 5.167.320
Kab. Aceh Tamian 5.039.830
Kab. Bener Meriah 5.594.830
Kab. Pidie Ja
Kota Subulussalam 2.562.160
Provinsi Sumatera Utara 9.350.120
Kab. Asahan 5.450.940
BIDANG PERTANIAN (dalam j

2
Kab. Dairi 4.423.610
Kab. DeliSerdang 6.405.280
Kab. Karo
Kab. Labuhanbatu 3.910,470
Kab. Lan 6.299.040
Kab. Nias 4.190,610
Kab. Simaluneun
Kab. Tapanuli Selatan 6.140,450
Kab. TapanuliTengah 5.021.910
Kab. Tapanuli Utara
Kab. Toba Samosir
Kota Biniai 2.748.820
Kota Pematangsiantar 2.557.590
Kota Tebing Tinggi 2.824,460
Kab. Pakpak Bharat 4.087.460
Kab. Nias Selatan 4.350,420
Kab. Humba Hasundutan 4.492,720
Kab. Serda Bedaeai 6.060.300
Kab. Samosir 4.793.810
Kab. Batubara 4.234,360
Kab. Padane Lawas 3.794.940
Kab. Pada Lawas Utara 3.722,480
Kab. Labuhanbatu Selatan 3.321,110
Kab. Labuhanbatu Utara 4.284.840
Kab. Nias Barat 3.367,280
Kota Gunungsitoli 2.652.230
Provinsi Sumatera Barat 7.792.220
Kab. Lima puluh Kota 4.625,120
Kab. 7.271,890
BIDANG PERTANIAN (dalamj

Kab. Kepulauan Mentawai 4.947,700


Kab. Padane Pariaman 6.469.910
Kab. Pasaman 5.510.390
Kab. Pesisir Selatan 7.387.830
Kab. Sijunjung 5.374.450
Kab. Solok 5.511.550
Kab. Tanah Datar 6.537.870
Kota Bukitti
Kota Padang Panjang 2.943,240
Kota Padang
Kota Pavakumbuh 2.771,180
Kota Sawahlunto
Kota Solok 3.017.030
Kota Pariaman
Kab. Pasaman Barat 5.149.900
Kab. Dharmasra
Kab. Solok Selatan
ProvinsiRiau
Kab. Kamoar 6.407,210
Provinsi Kepulauan Riau 4.706.100
Kab. Natuna 3.238.580
Kab. Kepulauan Anambas
ProvinsiJambi 5.962,510
Kab. Batanghari 6.914.620
Kab. Buneo 5.759.320
Kab. Kerinci 5.686.870
Kab. Merangin 5.716.440
Kab. Muaro Jambi 4.152.610
Kab. Sarolan
BIDANG PERTANIAN

Kab. Tebo 3.614,610


Kota Jambi 3.014.080
Kota Sungai Penuh 3.020,280
Provinsi Sumatera Selatan
Kab. Lahat 4.889,180
Kab. Musi Banyuasin 8.246,270
Kab. Musi Rawas
Kab. n Komering llir 8.259,330
Kota Pasar Alam 2.505.280
Kota Lubukli 2.642.320
Kota Prabumulih
Kab. Banvuasin 14.839.720
Kab. n llir 7.019.330
Kab. Ogan Komering Ulu Timur
Kab. n Komering Ulu Selatan 5.806.720
Kab. Empat Lawa 4.267,510
Provinsi Ke n Bangka Belitu 5.200,790
Kab. Banska 3.931,000
Kab. Belitung 3.826,980
Kota Pangkal Pinan 2.499.880
Kab. Baneka Selatan 3.768,030
Kab. Bangka Te 3.732.030
Kab. Ba
Kab. Belituns Timur 3.511.040
Provinsi Be lu 6.204.270
Kab. Be lu Selatan 5.475.850
Kab. Bengkulu Utara 5.283.670
Kab. Rejang Lebo 5.420.960
Kota Bengkulu 3.227,910
BIDANG PERTANIAN (dalam

Kab. Kaur 4.756.890


Kab, Seluma 5.832,020
Kab. Mukomuko 5.643.440
Kab. Lebo 4.761,810
Kab. Kepahian 4.594.380
Kab. Bengkulu Tengah 4.215.590
Provinsi Lampu 8.705,760
Kab. Lampung Barat 5.030,1 10
Kab. Lampung Selatan 6.591.080
Kab. Lampung Te 7.543.050
Kab. Lamou 4.242.940
Kab. Lampuns Timur 9.304,930
Kab. Tan 7.557,850
Kab. Tulang Bawa 6.368,520
Kab. Wav Kanan 7.470.130
Kota Metro 3.740,640
Kab. Pesawaran 6.130,270
Kab. Prin 5.436,990
Kab. Mesuii 5.058.490
Kab. Tulang Bawang Barat 4.987.210
Provinsi Jawa Barat 14.564.310
Kab. Bandun 9.322,540
Kab. Bekasi 8.213.290
Kab. Bogor 9.436.430
Kab. Ciamis 12.565.590
Kab. Cianjur 7.730,400
Kab. Cirebon 9.752.470
Kab. Garut 9.080,810
Kab. Indrama 17.927.150
BIDANG PERTANIAN

Kab. Karawang 12.81 1,960


Kab. Kunin
Kab. Majalengka 10.251,890
Kab. Purwakarta 5.548,230
Kab. Suban 11.429.270
Kab. Sukabumi 13.471.020
Kab. Sumeda 9.517,270
Kab. Tasikmal
Kota Cirebon 2.552,610
Kota Tasikmala 2.865.490
Provinsi Banten
Kab. Lebak 6.795,370
Kab, Pandegla 8.897,030
Kab. Seran
Kota Serang 2.810.970
ProvinsiJawa Ten 21.147,960
Kab. Banjarnegara 5.829.510
Kab. Banvurnas
Kab. Batan 7.298.490
Kab. Blora
Kab. Bovolali 8.296.330
Kab. Brebes 11.325,740
Kab. Cilaca 12.433.250
Kab. Demak 7.825,130
Kab. G 11.072.690
Kab. Jeoara 6.6s7.500
Kab. Karanganyar
Kab. Kebumen 7.637.960
Kab. Kendal 6.575.200
BIDANG PERTANI.AN (dalam j L r UPL(Ira

I 2 3
159 Kab. Klaten 8.535,460
150 Kab. Kudus 5.023.280
151 Kab. Magelang 6.961.020
L62 Kab. Pati 10.267.680
163 Kab. Pekalongan 4.889.620
t64 Kab. Pemalang 8.7s9,550
165 Kab. Purbalingga 5.606,180
L66 Kab. Purworejo 4.993.830
t67 Kab. Rembang 7.377.340
168 Kab..Senrarang
6.931.840
169 Kab. Sragen
8.238,510
170 Kab. Sukoharjo
5.714.530
771 Kab. Tegal
6.191.260
L72 Kab. Temanggung
5.304.230
t73 Kab. Wonogiri 6.780,570
174 Kab. Wonosobo
5.191.810
L75 Kota Magelang 2.394,930
L76 Kota Pekalongan 2.283,830
777 Kota Salatiga
2.646.530
t78 Kota Surakarta 2.326,570
779 Kota Tegal 2.266,420
xtv Provinsi Daerah lstimewa yogvakarta 6.555,990
180 Kab. Bantul
6.086,350
181 Kab. Gunung Kidul 7.296,790
t82 Kab. Kulon Progo 4.031,920
183 Kab. Sleman 5.206,370
XV ProvinsiJawa Timur 21.948,320
L84 Kab. Bangkalan 7.117,870
185 Kab. Banyrlwangi 7.588.160
BIDANG PERTANIAN

Kab. Blitar 6.253.000


Kab. Bojonegoro 8.401.050
Kab. Bondowoso 6.887,350
Kab. Gresik
Kab. Jember
Kab. Jomba 12.584,340
Kab. Kediri 7.263.780
Kab. Lamongan 14.792.080
Kab. Lumaian 8.564.020
Kab. Madiun
Kab. Masetan 7.812.960
Kab. Mala 13.149,500
Kab. Moiokerto 6.591.010
Kab. Neaniuk
Kab. Ngawi
Kab. Pacitan 5.475.320
Kab. Pamekasan 7.105,140
Kab. Pasuruan
Kab. Ponoroso 7.358.100
Kab. Probolin 7.809.200
Kab. Sampang 9.264,650
Kab. Sidoario 6.405.430
Kab. Situbondo 8.639.800
Kab. Sumenep 5.940.270
Kab. Tren lek 5.881,260
Kab. Tuban 7.855.480
Kab. Tulunga 7.290.220
Kota Blitar 2.688.470
Kota Madiun 2.232.520
BIDANG PERTANIAN (dalam

Kota Pasuruan 2.437.100


Kota Probolinsso 2.651,860
Kota Batu 3.201.430
Provinsi Kalimantan Barat 7.887,090
Kab. Be 4.780.230
Kab. Landak 6.641.700
Kab. Kapuas Hulu
Kab. Ketapang
Kab. Pontianak 4.778.830
Kab. Sambas 7 .571,140
Kab. San 5.707,720
Kab. Sintan 5.791.980
Kota Singkawang 2.798.190
Kab. Sekadau 4.525,870
Kab. Melawi 4.099.010
Kab. Utara 4.610,370
Kab. Kubu Ra
Provinsi Kalimantan T 6.474.940
Kab. Barito Selatan
Kab. Barito Utara 3.589,420
Kab. Kapuas 12.059,100
Kab. Kotawaringin Barat 5.491,680
Kab. Kotawarinsin Timur 7.686.770
Kota Palan
Kab. Barito Timur 5.446,180
Kab. Pulans Pisau
Kab. Gunung Mas 3.834,820
Kab. Lamandau 4.229,380
Kab. Sukamara 3.967,690
Kab. Katinean 4.510.000
Kab. Seruvan
BIDANG PERTANIAN

Provinsi Kalimantan Selatan


Kab. Banjar 6.733.540
Kab. Barito Kuala 8.614.970
Kab. Hulu Sungai Selatan 6.463.810
Kab. Hulu SungaiTen 5.212.200
Kab. Hulu Sungai Utara 7.222.644
Kab. Tanah Laut 6142.610
Kab. Tapin 6.923,130
Kota Banjarbaru 2.933.080
Provinsi Kalimantan Timur
Kab. Kutai Barat 5.313,210
Kab. Malinau 3.485.210
Kab. Nunukan 4.670.250
Provinsi Sulawesi Utara 7.018.200
Kab. Bolaans Monsondow 6.613.460
Kab. Minahasa 6.362.470
Kab. Kepulauan Sangihe 5.764.980
Kota Bitung 3.112,960
Kota Manado 3.056,400
Kab. Kepulauan Talaud 6.620.570
Kab. Minahasa Selatan 6.367.390
Kota Tomohon 3.718.190
Kab. Minahasa Utara 5.470.490
Kota Kotamo 2.867.020
Kab. Bolaang Mongondow Utara 4.524,800
Kab. Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 3.851.750
Kab. Minahasa Tenggara 5.643,900
Kab. Bolaang Mongondow Timur 3.897,820
Kab. Bolaang Mongondow Selatan
BIDANG PERTANIAN

Provinsi Gorontalo 6.594.830


Kab. Boalemo 4.768.580
Kab. Gorontalo 5.797,820
Kota Gorontalo 2.997.820
Kab. Pohuwato 5.628.100
Kab. Bone Bolaneo 4.970,040
Kab. Gorontalo Utara 4.642.350
Provinsi Sulawesi T 6.951,740
Kab. Ban 6.399,450
Kab. Ban i Kepulauan 3.682.260
Kab. Buol 4.783.970
Kab. Toli-Toli 4.358.850
Kab. Don la
Kab. Morowali 4.312.380
Kab. Poso 6.067.920
Kota Palu 3.199.030
Kab. Parigi Moutong 7.299,970
Kab. Toio Una-Una 3.896.260
Kab. Siei 5.452.320
Provinsi Sulawesi Selatan 9.647,800
Kab. Bantaen 5.067.200
Kab. Barru 5.175.230
Kab. Bone
Kab. Bulukumba 5.516,120
Kab. Enreka 6.523,740
Kab. Gowa 6.053,010
Kab. jeneponto 5.172.830
Kab. Luwu 7.177,190
Kab. Luwu Utara 6.067,570
BIDANG PERTANIAN (dalam juta rupiah)

ALOI{ASI
1 2 3
296 Kab, Maros 5.941,670
297 Kab. Pangkajene dan Kepulauan 4.584,710
298 Kab. Pinrang 7.746,690
299 Kab. Kepulauan Selayar 4.213,920
300 Kab. Sidenreng Rappang 6.537,670
301 Kab. Sinjai 5.254,630
302 Kab. Scppeng 5.780,550
303 Kab, Takalar 5.234,700
304 i(ab. Tana Toraia 5.860,530
30s Kab. Wajo 8.752,370
306 Kota Parepare 2.704,880
307 Kota Palopc 3.508,920
308 Kab. Luwu Timur 5.694,690
309 Kab, Toraja Utara 5.595,060
XXIV Provinsi Sulawesi Barat 6.216,840
310 Kab. Majene 4.435,610
311 Kab. Mamuju 4.964,620
31.2 Kab. Polewali Mandar 5.847,260
313 Kab. Mamasa 6.734,450
31,4 Kab. Mamuiu Utara 3.976,040
xxv Provinsi Sulawesi Tenggara 6.777,560
315 Kab. Buton 6.313,350
316 Kab. Konawe 6.185,180
317 Kab. Kolaka 4.794,590
318 Kab. lvluna 6.191 ,160
319 Kota Kendari 3.377,890
320 Kota Bau-bau 3.484,530
32r Kab. Konawe Selatan 6.284,540
322 Kab. Bombana 4.405,900
BIDANG PERTANTAN

Kab. Wakatobi 4.143,140


Kab. Kolaka Utara 4.758,400
Kab. Konawe Utara 3.563.620
Kab. Buton Utara 4.729.620
Provinsi Bali 6.900,820
Kab. Bangli 4.470.890
Kab. Buleleng
Kab. Gia 4,900,310
Kab. Jembrana
Kab. Karangasem 4.706,950
Kab. Klun 5.312.380
Kab. Tabanan
Provinsi Nusa T ra Barat 8.794,850
Kab. Bima 9.414.030
Kab. Dompu 5.780,900
Kab. Lombok Barat
Kab. Lombok Te
Kab. Lombok Timur
Kab. Sumbawa 9.601.290
Kota Mataram 3.549.810
Kota Bima 3.054.820
Kab. Sumbawa Barat 4.584.150
Kab. Lombok Utara
Provinsi Nusa T Timur 9.153.150
Kab. Alor 3.769,100
Kab. Belu 4.705.150
Kab. Ende 3.794.230
Kab. Flores Timur 5.075,030
Kab. Kupan 4.954.190
BIDANG PERTANIAN

Kab. Lembata
Kab. Ma 7.076.150
Kab. Neada 4.569.600
Kab. Sikka 5.210.770
Kab. Sumba Barat 4.087.000
Kab. Sumba Timur 5.211.400
Kab. Timor Tensah Selatan 6.822.160
Kab. Timor Te h Utara
Kota Kupan 2.708.480
Kab. Rote Ndao 4.976.370
Kab. Man rai Barat 5.830.000
Kab. Naeekeo 6.800.070
Kab. Sumba Barat 3.765.980
Kab. Sumba Te 3.304,510
Kab. ManggaraiTimur 3.857.100
Kab. Sabu Raiiua 4.198.270
Provinsi Maluku
Kab. Maluku Ten ra Barat
Kab. Maluku Tengah 6.112,400
Kab. Maluku Ten
Kab. Buru
Kota Ambon 2.493,690
Kab. Seram Bagian Barat 4.789.460
Kab. Seram Bagian Timur 3.438.480
Kota Tual 2.456.150
Kab. Maluku Barat Da 6.982.930
Kab. Buru Selatan 3.964.260
Provinsi Maluku Utara 6.467,330
Kab. Halmahera Tengah 6.078.510
BIDANG PERTANIAN juta

Kab. Halmahera Barat 5.354.450


Kota Ternate 3.824.640
Kab. Halmahera Timur 4.662.870
Kota Tidore Keoulauan 3.732,920
Kab. Kepulauan Sula 4.441.480
Kab. Halmahera Selatan 3.702.350
Kab. Halmahera Utara
Kab. Pulau Morotai 4.101.740
Provinsi Pa 9.125,560
Kab. Jayapura 6.843.170
Kab. Jayawi 6.898.600
Kab. Nabire 3.960,350
Kab. Puncak Jaya 5.119.510
Kab. Kepulauan Ya 5.059,120
Kota Ja 3.524,220
Kab. Sarmi
Kab. Keerom 4.20116A
Kab. Yahukimo 3.824.590
Kab. Pegunungan Bintan 8.138.050
Kab. Tolikara 8.038.080
Kab. Boven Dieoel 5.174,990
Kab. Asmat 4.353.240
Kab. Waro 4.675.220
Kab. Mamberamo 4.655,230
Kab. Yalimo 9.469.730
Kab. Lannv Ja 8.325,400
Kab. Nduga 6.733,410
Kab. Dosivai 4.729.830
Kab. Deiyai 4.492.040
BIDANG PERTANIAN (dalam

Provinsi Papua Barat 6.005,220


Kab. Sorong 6.038.960
Kab. Manokwari 6.874,260
Kab. Fakfak 3.369.870
Kota Sorong 3.355.120
Kab. Sorong Selatan 3.543,880
Kab. Raia Amoat 4.074,420
Kab. Teluk Bintuni 4.105.960
Kab. Teiuk Wondama 4.025.150
Kab. Kaimana 3.826,420
Kab. Maybrat 6.996.720
Kab. Tambrauw 7.803,980
(

di
EF
?:
ci 2

3
T
!|t
i5
tl
ttE!
t
'c i;! :,
; Fi
J | 'il
s
G' i s{1
'e ,i!

;E ??ift* r?iii
!r i EE$sit iserg
;liE;$ii$l !iiii
tg !gslg3e3
i: iiiii Ei i
iili
s
iii
tt t!t!!i!! ; i;i
$E
E

2
Iiiiiiiiiii
I ,EI XXEXXJtd ,tEliF
5F oFo69
3-.or.
I

io,

d.

FT
HT
x!
;fr
a
Bo
:T
E* ix
! UP

E "TE
F
g
r ilE
at gg!
€I. tE
.3
sE E!

i E II{ Ei il?$i
gg
EEg.;rEEti ,[;its
+E5
E?irlgBiil
Ji
EbXETXXE €EEEg
ss tsgg$g$$$
iE EXiic€i€
rirS!!Ir!E
!EE5E!gNES ssfl3i
II !Ei!EiEE
ila! [
gEE ??Et???i
r1? F FFFF FFF
STTETiJJiEX a$$i€ E
F!
^>
: 8! t**'-"
E rsd
e !.eR J-.-'c

Anda mungkin juga menyukai