Anda di halaman 1dari 369

1

2
3
4
5
6
7
8
9
Bab Prolog - Kehidupan Baru Sehari-Hari
“Shido! Aku memanggang sesuatu yang disebut kue kering!”

Rambut berwarna gelapnya berkibaran dekat pinggangnya.


Matanya berbinar bagaikan kristal berkilauan.

Seorang gadis dengan kecantikan yang tidak masuk akal


mengucapkan kata-kata tersebut dengan bersemangat, sambil
mengulurkan kotak yang dipegangnya pada Shidou.

Itsuka Shidou sedang berada dalam tekanan luar biasa saat


membalikkan badannya dan memanggil nama gadis itu.

“To-Tohka...”

“Ummu? Apa!?”

Menyunggingkan senyum cerah yang seolah dapat membuat


bunga-bunga bermekaran di sekitarnya, gadis itu —— Yatogami
Tohka menjawab.

“...Err, mengenai itu...”

Terlalu banyak hal-hal yang ingin dikatakannya, tapi ia tidak


menemukan kata-kata yang cocok menghadapi senyum menawan
itu.

Tanpa menyadari ada yang aneh dengan ekspresi Shidou, Tohka


mengangkat penutup kotaknya.

“Yang lebih penting lagi Shido, coba lihat!”

10
Berbagai macam benda di dalamnya berbentuk tidak karuan dan
dapat terlihat bekas gosong di mana-mana. Semua itu hampir tidak
bisa dibilang kue kering.

Shidou dan Tohka berada pada kelas yang sama, tapi agar ‘setiap
murid secara individual mendapatkan pendidikan menyeluruh’...
atau begitulah alasan yang dibuat, berbagai hal seperti praktikum
lab dan PKK-pun dilakukan secara berkelompok kecil.

Note: PPK singkatan dari Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, atau


dalam Bahasa Inggris disebut Home Economics.

Dengan kata lain, hanya para gadis yang mengikuti PKK hari ini.

“Ini...”

“Ummu, aku meminta yang lainnya untuk mengajariku. Aku sudah


membuatnya, jadi cobalah!”

“...”

Shidou menggigil.

Perasaan ini bukanlah disebabkan oleh kue-kue buatan Tohka.


Untuk bicara gampangnya —— di dalam ruangan kelas, anak-anak
lelaki lainnya sedang menontoninya dengan pandangan sebal.

Tapi hal itu bukannya tidak beralasan.

Kenyataan bahwa ia dapat menikmati kue buatan tangan sang gadis


menjadikannya target kecemburuan anak lelaki lainnya.

Apalagi, dengar-dengar tepat setelah pindah, si Yatogami Tohka


langsung meroket naik di ‘Most Wanted Girlfriends Ranking’ (yang
dirumorkan).
11
Yang paling dekat dengannya, sahabat yang ada tepat di
sampingnya, Tonomachi Hiroto sedang memasang pandangan
hampa (“Fuck, fuck, fuuuuck... Itsuka yang baik hati cuma Itsuka
yang mati.”) sambil menggerutu tentang sesuatu dibalik tarikan
nafasnya.

“? Kenapa Shido? Kau tidak mau makan?”

“Err... b-bukan... mengenai itu...”

Shidou berkata selagi pipinya berkedut karena gugup. Bahu Tohka


mulai terkulai sedikit demi sedikit.

“Muu... begitu ya, karena Shido pandai memasak...”

"! I-Bukan karena itu. Aku-aku akan memakannya!"

Shidou memantapkan keputusannya, dan mengambil sepotong kue


kering dari kotak itu.

Lalu, saat ia perlahan mengangkatnya ke mulut——

“...!?”

Ketika perhatiannya terarah ke lain tempat, sebuah bayang-bayang


keperakan terbang lurus di depan matanya.

Tembakan itu datang dari arah koridor, setelah menghancurkan kue


di tangan Shidou menjadi serpihan-serpihan kecil, benda itu
menghujam dinding.

“A-apa...!?”

Ia berteriak setelah tubuhnya menjadi kaku dengan sendirinya.

12
Setelah mengamati ulang lintasan bayang-bayang keperakan itu, ia
melihat sebuah garpu tersangkut di dinding. *jriiing*... begitu bunyi
getarannya. Garpu itu berdesain simpel. Mungkin dari kafetaria.

“Apa, siapa yang melakukannya!? Bahaya, tahu!”

Tohka berteriak sambil berbalik ke arah koridor. Shidou juga


melakukannya, matanya tertuju pada arah tersebut.

“......”

Sedang berdiri di sana seperti baru saja melempar sesuatu


beberapa detik yang lalu, seorang gadis terdiam dengan tangan
kanan yang dijulurkan.

Dia berkulit terang, dan memiliki rambut yang menyapu bagian atas
bahunya. Fitur dirinya tidaklah umum, namun anggun; dia tidak
menampilkan ekspresi seperti apapun pada wajahnya, memberikan
impresi layaknya boneka tak bernyawa.

“To-Tobiichi?”

“Nu.”

Peluh menyusuri pipi Shidou, sedangkan Tohka mengernyitkan


alisnya dengan tidak senang.

Gadis ini——Tobiichi Origami, perlahan mendekati mereka sambil


menatap keduanya.

Setelah berhenti di hadapan Shidou, dia mengangkat penutup


kotak yang dipegang tangan kirinya. Mengulurkannya sebagaimana
Tohka telah melakukannya beberapa saat yang lalu.

13
“Kamu tidak perlu memakan yang dibuat Yatogami Tohka itu
dengan mulutmu. Kalau kamu mau sesuatu untuk dimakan, coba
ini—”

Di dalam kotak itu, kue-kue kering berbentuk sempurna dan serupa


ditempatkan dengan rapi. Terlihat seperti produk keluaran pabrik.

“E—Errrr...”

“Jangan mengganggu! Shido baru saja mau memakan kueku!”

Selagi Shidou sedang kesulitan membalasnya, Tohka menjawab


dengan nada tinggi.

Namun. Origami tidak bergeming sekalipun. Ekspresinya bahkan


tidak mengernyit saat dia menggelengkan kepala.

“Yang mengganggu itu kamu. Sebaiknya kamu pergi secepatnya.”

“Apa kau bilang? Kau datang setelahku tapi bertingkah sok dan
seenaknya!”

“Urutan kedatangan kita tidaklah penting. Aku tidak bisa


membiarkannya menelan kuemu.”

“A— Apa kau bilang!?”

“Kamu tidak mencuci tanganmu cukup bersih. Apalagi, ketika


memanggang, kamu tersedak ketika tepung terigumu sedang
mengembang saat fermentasi, membuatmu bersin tiga kali. Kuemu
tidak higienis.”

“Ap......”

14
Seolah baru saja dilemparkan ke tengah-tengah ruang hampa, mata
Tohka berputar-putar.

Entah kenapa, pada saat Origami selesai berbicara, para siswa di


sekitar mulai berisik dan bersemangat. Semua pandangan tertuju
pada kue Tohka.

Namun Tohka tidak terlihat menyadari bahwa perhatian padanya


sedang meningkat; *Grrr...* dia mengepalkan tangan.

“Shi-Shido kan kuat, jadi sebegitu saja tidak apa-apa baginya!”

“Kamu sepertinya tidak sadar akan konsekuensinya —— Dan lagi,


kamu salah menakar bahan-bahanmu. Aku pikir dengan meloncati
beberapa tahapan dalam resep, kue-kue kering itu tidak bisa
dibilang selesai.”

“...?!”

Ketika Origami mengatakan itu, Tohka mengernyit, dia menatap


Origami beserta kue-kuenya.

“Ap... kenapa kau tidak bilang-bilang tadi saat pelajaran?”

“Bukan keharusan bagiku untuk menegaskan itu. —Bagaimanapun


juga, sudah jelas kalau kue ku lebih berpeluang untuk memuaskan
Shidou.”

“Be-berisik! Tidak mungkin kue dari orang sepertimu bisa enak!”

Tohka menyahut, matanya berputar-putar pada kecepatan tak


terhentikan. Dia mengambil sebuah kue dari kotak Origami, dan
memasukkannya ke dalam mulutnya.

15
Lalu terdengar suara renyah selagi dia mulai mengunyah——

“Fuaa...”

Pipinya bersipu warna pink sakura, sambil membuat ekspresi penuh


sukacita. Kelihatannya kue itu enak.

Namun Tohka langsung mengubah ekspresinya dengan cara


menggelengkan kepalanya kuat-kuat.

“Fu-Fuun, tidak jadi masalah! Kalau kuemu seperti itu, punyaku pasti
lebih enak!”

“Sepertinya itu tidak mungkin. Sebaiknya kamu akui kekalahanmu


dengan terhormat.”

“Apa kau bilang!?’

“Apa?”

“Te-tenanglah, kalian berdua”

Kalau mereka dibiarkan, bisa-bisa terjadi pertarungan begitu saja;


karena itu Shidou memotong dan membuat jarak di antara mereka,
sambil berkata “Oi, oi” untuk menenangkan mereka.

“Nu... kalau begitu Shido, kue kering siapa yang mau kau makan?”

“Eh?”

Dan, menghadapi kalimat seperti itu dengan tiba-tiba, Shidou


mengeluarkan suara bodoh.

16
Tohka dan Origami, dari kiri dan kanan pada saat bersamaan,
mengulurkan kotak mereka.

“Jadi, Shido?”

“...”

Baik Tohka dan Origami memiliki kilatan di mata mereka yang dapat
menembus dan menjebak musuh, dan saat mereka menatap
Shidou, keringat mulai mengalir di pipinya.

17
18
... Entah bagaimana, itu adalah suasana dimana tidak peduli yang
mana yang dia makan, dia akan terbunuh.

Shidou mengikuti naluri bertahan hidupnya - dan mengambil kue dari


kedua wadah dengan kedua tangannya, dan meletakkannya di
mulutnya pada saat yang bersamaan.

"Uh, y-ya, mereka luar biasa! Kedua kuemu rasanya enak!"

Tohka dan Origami menatap kondisi Shidou.

"Umu, kue ku dimakan lebih cepat!"

"Punyaku 0,02 detik lebih cepat."

Kata-kata ini sama-sama dikatakan pada waktu yang sama.

"..."

"..."

Dan kemudian, wajah mereka dengan tenang bertemu.

"... Errrr"

Hari ini bukan pertama kalinya suasana seperti itu.

Shidou merasa ingin menyerah atau sesuatu seperti itu, tetapi


melompat sekali lagi di antara keduanya.

Dan pada saat itu, seperti yang diharapkan dari kedua belah pihak,
sejumlah besar tekanan yang dibangun di kepalan mereka dilepaskan
dan diarahkan ke vital masing-masing ——dan akhirnya memukul
kepala dan perut bocah malang yang berada di antara mereka.

19
Bab 1 - Misi: Dibawah Satu Atap
Bagian 1
“...Haaa...”

Shidou menghela nafas panjang dalam-dalam.

Melangkah di jalanan perumahan diiringi matahari yang perlahan


tenggelam, ia menyeret tungkai dan lututnya seperti orang tua,
pelan-pelan berjalan maju.

Terbersit keletihan di wajahnya, dan, entah mengapa, poni yang


hampir menutupi matanya telah kehilangan kilaunya.

Meskipun ia seorang pemuda yang baru berumur 16 tahun......ia


terlihat lebih tua dari usianya.

Tapi, itu sudah sewajarnya!

“...Haaa.”

Sekali lagi ia mengeluh.

Pada akhirnya, Tohka dan Origami mulai bertengkar, terpaksa


Shidou menengahi.

Tambah lagi, konflik di antara mereka berdua bukan hal baru.

Meski Tohka baru bulan lalu masuk ke Raizen High School dimana
Shidou bersekolah, mereka berdua sudah bersaing seperti ini setiap
hari.

20
——Bagaimanapun juga, kalau memang yang terjadi cuma adu
mulut gadis-gadis sekolahan seperti biasa, kondisi Shidou mungkin
tidak akan sekritis ini.

“...”

Shidou mengingat-ingat wujud Tohka dan Origami sebulan lalu.

Di satu sisi, seorang roh kejam yang dianggap sebagai malapetaka


yang akan memporak-porandakan dunia.

Di sisi lain adalah seorang Wizard Anti-Spirit Team dari Angkatan


Darat Bela Diri Jepang (JGSDF).

Keduanya merupakan gadis dengan kekuatan abnormal melebihi


manusia biasa.

Untuk saat ini, seorang manusia biasa, Shidou, berperan sebagai


mediator di antara kedua gadis itu.

“Yang benar saja, mereka berdua tidak bisa akur apa...?”

Setelah mengatakan itu, Shidou menundukkan kepala dengan


pandangan suram, menyadari kebodohan kata-katanya sendiri.

Sampai satu bulan lalu, mereka berdua bermaksud mencabut nyawa


masing-masing.

Sekarang ini, untuk mencegah kekuatan Roh Tohka lepas kendali,


Origami dan anggota AST lainnya menghindari mengincar
nyawanya berdasarkan [perintah]... Tentu saja, membangun
hubungan yang baik tidak akan menjadi hal yang mudah.

21
Akan tetapi, kalau ini berlanjut terus, tubuh Shidou tidak akan
bertahan, sebagaimana dapat diperkirakan dari situasi ini.

Shidou kemudian menghela nafas terdalamnya namun——

“Hmm...?”

Tiba-tiba, ia mengangkat kepalanya.

Tanpa diduga, selagi berdiri seorang diri, ia merasakan sesuatu yang


menetes dingin di lehernya.

“...Uwaa”

Ia mengatakannya seolah sedang mengerang, kerutan muncul di


wajahnya.

Sebelum ia menyadarinya, langit sudah mulai ditutupi awan-awan


abu-abu gelap.

“Hujan ya? Hei, hei, bukannya perkiraan cuaca bilang akan cerah?”

Ia mengomel tentang ramalan cuaca yang akhir-akhir ini seringkali


meleset.

Dan dengan timing yang sulit dipercaya seakan ini sudah


direncanakan dari awal, *crik crik*, tetesan besar air mulai
membasahi jalanan beraspal.

“Gawat...”

Buru-buru ia mengangkat tas yang dipegangnya ke atas kepala.

Lalu dengan segera berlari kecil menuju rumahnya.

22
Akan tetapi, seakan sedang menertawakan Shidou, hujan tersebut
menjadi lebat dalam sekejap.

“Hei, hei, yang benar saja...”

Merasakan sensasi dingin menyebar di seluruh seragamnya, Shidou


mengernyitkan alis dengan jengkel.

Saat ini kedua orang-tuanya sedang berada di luar dalam


perjalanan bisnis, maka pekerjaan rumah diserahkan pada Shidou,
ia, alih-alih memikirkan hal-hal seperti “bajuku menempel di
badanku, tidak nyaman sekali” atau “jangan sampai aku kena flu”,
malah lebih mengkhawatirkan apakah pakaiannya akan kering hari
berikutnya. Masalah yang biasanya diserahkan pada ibu rumah
tangga. Sambil mencoba sebisanya agar pakaiannya tidak basah, ia
berlari sepanjang jalan ke rumah meskipun ia sadar itu akan
menjadi usaha yang sia-sia.

Namun, segera setelah berbelok kanan di sebuah pertigaan...

“Ah...?”

Di tengah hujan deras, Shidou tiba-tiba berhenti berlari.

Ia menahan mati rasa di kakinya. Sebenarnya bukan karena kakinya


capai, atau karena ia sudah tidak lagi peduli akan kehujanan.

Tapi karena di hadapannya ——

Alih-alih butiran air yang jatuh dari langit, ada hal lain yang menarik
perhatiannya dari kejauhan.

“Anak perempuan...?”

23
Bibir Shidou mengucapkan kata-kata itu.

Ya, rupanya itu memang seorang anak perempuan.

Sebuah mantel dengan desain yang lucu, menyelubungi tubuhnya,


membentuk siluet mungil.

Wajahnya tidak terlihat, sebagian besar karena tudungnya yang


dipasang hiasan telinga kelinci menutupi seluruh mukanya.

Yang paling mencolok adalah tangan kirinya.

Boneka kelinci yang terkesan komikal terpasang di sana.

Gadis itu, di jalanan kosong tanpa kehadiran orang lain… *pyon*


*pyon* ...sedang berjingkrak-jingkrak dengan senangnya.

“Apa...?”

Shidou menyipitkan mata dan mengamati sang gadis.

Dalam kepalanya, terproses berbagai pertanyaan.

‘Kenapa anak itu tidak memegang payung tapi malahan melompat


naik turun di bawah terpaan hujan?’— Bukan, bukan pertanyaan itu.

Kenapa?

Kenapa ia merasa seolah pandangannya tercuri oleh gadis itu?


Pertanyaan seperti itulah.

Memang dia mengenakan pakaian yang menarik pandangan.

Tapi bukan, bukan karena itu.

24
Meskipun ia tidak dapat mengungkapkannya dengan baik dalam
kata-kata, sensasi yang tidak nyaman meluap-luap dalam pikiran
Shidou.

Sensasi yang tidak bisa dipahaminya. Tambah lagi, ia akhir-akhir ini


merasakan sensasi yang serupa.

“...”

Hujan dingin melekat di kulitnya selagi pakaiannya membasah,


namun ia tidak lagi memedulikan ketidaknyamanannya.

Ia hanya bisa menatap gadis itu, yang sedang menari bebas di


tengah-tengah terpaan hujan dingin—

*Sraaaat*!

“Ha...?”

Ia membuka matanya, terkaget dengan apa yang baru saja terjadi.

…Si gadis kehilangan tumpuannya.

Muka dan perutnya membentur keras tanah, menyipratkan


genangan air. Secara tidak sengaja, boneka di tangan kirinya
terlepas dan melayang ke depan.

Kemudian, jatuh tengkurap di tanah, dia berhenti bergerak.

“...O-oi!”

Shidou dengan panik bergegas, dan membalikkan badannya sambil


memapah tubuh kecilnya.

25
“K-kau baik-baik saja? Oi!”

Untuk pertama kalinya, ia dapat melihat wajah sang gadis.

Usianya mungkin sekitar umur adik Shidou - Kotori. Rambut azur


yang mengembang, bibir halus berwarna merah muda, dan dia
adalah seorang gadis yang terlihat seperti boneka Prancis jelita.

“...!”

Lalu, sang gadis membuka matanya, menampakkan bulu-bulu


matanya yang panjang dan pupilnya yang bagaikan batu safir.

“Ahh...syukurlah. Kau tidak apa-apa?”

Usai Shidou mengatakan itu, wajah gadis tersebut pucat pasi dan
matanya berputar-putar, lalu dia melonjak seakan mencoba
melarikan diri dari Shidou.

Sesudah itu, dia membuat jarak; seluruh tubuhnya mulai sedikit


gemetar. Dia melihat Shidou dengan tatapan ketakutan.

“...Err...”

Yah, meskipun ia cuma bermaksud menolongnya, ia memang


menyentuh tubuhnya tiba-tiba tadi, mungkin itu memang tindakan
yang sembrono... meski begitu, Shidou tetap merasa sedikit syok.

“Me-mengenai itu. Aku cuma——”

“...! Tolong, jangan... mendekat..."

“Eh?”

26
Baru saja Shidou melangkah maju, gadis itu berkata dengan takut-
takut.

“Jangan, sakiti...aku.”

Gadis itu lanjut berkata demikian.

Mungkinkah dia memandang Shidou sebagai orang yang akan


menyakitinya? Memang begitulah kelihatannya, dia terlihat seperti
hewan kecil yang sedang ketakutan.

“Errr...”

Dan, Shidou, yang tidak tahu harus bereaksi apa, melihat boneka
yang jatuh di tanah.

Sepertinya itu yang sebelumnya jatuh dari tangan si gadis. Perlahan


ia membungkuk, mengambilnya, lalu membawakannya pada gadis
itu.

“Ini...punyamu?”

“...!”

Gadis itu terbelalak dan hendak bergegas menuju Shidou, namun


tiba-tiba berhenti.

Meskipun dia mau mengambil kembali boneka itu, dia memasang


wajah yang mengekspresikan ketakutan untuk mendekati Shidou,
jadi dengan gelisah dia menanti timing yang lebih baik.

Ketika Shidou melihat kondisi gadis itu, ia menyunggingkan senyum


pahit. Lalu ia memajukan tangan yang memegang boneka itu untuk
mengurangi jarak.

27
“...!”

Bahu gadis itu tersentak ——mungkin karena sadar dengan niat


Shidou, dia bergerak maju mendekat perlahan-lahan.

Lalu, dia menyambar boneka itu dari tangan Shidou dan


memakainya di tangan kiri.

Segera setelahnya, gadis itu mulai memainkan mulut boneka agar


membuka dan menutup.

[Yahaa——, maaf ya kak. Kamu sudah menolongku—]

Sepertinya suara perut, pikir Shidou, selagi kelinci itu membuat


suara berlaras tinggi.

Boneka itu memiringkan kepala ke samping, melihat wajah gadis itu


seakan sedang menanyainya... dan seolah ingin menengahi Shidou
dan si gadis, boneka kelinci itu lanjut berbicara.

[———Hmmm hei—, waktu kamu membangunkanku tadi,


sepertinya kamu menyentuh Yoshinon di sana-sini ya. Jadi,
bagaimana rasanya hmmm? Ayo jujur dan beritahu kami—
bagaimana?]

“H-haah...?”

Boneka itu membuat kesan seumpama sedang tertawa *kara*


*kara*, bergemeretak dan bergerak seirama.

[Ya ampun—— Jangan pura-pura, dasar mesum... yah, kali ini, kamu
sudah menolongku, jadi anggap saja ini special service yang
kuberikan untuk ka。mu.]

28
“...A, aah, iya."

Setelah si boneka mengucapkan kata-kata itu, ia mengembalikan


senyuman pahit.

[Daaah. Arigatou-san.]

Note: Arigatou – yang artinya ‘terima kasih’, akhiran ‘-san’ digunakan


untuk sapaan hormat kepada pihak kedua. Boneka itu sedang bermain
kata-kata, bila ditranslasi ke Bahasa Inggris kurang lebih menjadi ‘Mr.
Thank You’.

Setelah si boneka mengucapkan kata-kata tersebut, gadis itu tiba-


tiba berbalik dan lari menjauh.

“Aah—oi!"

Biarpun Shidou memanggilnya, gadis itu tidak merespon.

Dia lanjut berlari mengikuti jalanan yang menikung. Sosoknya


seketika itu juga menghilang.

“Apa-apaan… yang tadi itu?”

Beberapa detik telah berlalu setelah ia melihat kepergian gadis aneh


itu. Shidou masih tetap berdiri di tempat yang sama; ia berkata
demikian seraya menggaruk pipi.

“...Ah.”

Kemudian ia tersadar.

Ia tidak sadar tadi karena perhatiannya teralih oleh sang gadis——


sekujur tubuh Shidou sekarang basah kuyub.

29
Tambah lagi, karena tadi lututnya menyentuh tanah, celana
panjangnya jadi kotor sekali.

“Uwaa——yang benar saja...”

Sambil bertanya-tanya apakah masih ada penghilang noda di


rumah, ia mengacak-acak dan menggaruk rambutnya. Tetesan-
tetesan air terlempar dari rambutnya ke segala arah.

Tidak ada yang bisa ia lakukan karena sudah sebasah ini. Maka,
Shidou mengesampingkan mood-nya, mencoba menghibur diri,
dan kembali berjalan pulang.

“Ahhh...aku basah kuyub.”

Beberapa menit telah berlalu sejak ia mulai menggerutu sambil


berjalan.

“...Hm?”

Setelah tiba akhirnya di depan rumah, selagi ia memasukan kunci ke


pintu masuk, Shidou sedikit mengerutkan dahi.

Sesudah memutar pegangan pintu, ia menariknya.

Seperti yang diduganya, pintu yang tadinya terkunci setelah ia pergi


terbuka tanpa perlawanan.

“——Kotori… anak itu, akhirnya dia pulang juga.”

Mengambil nafas dalam-dalam, raut muka Shidou menjadi sedikit


kaku.

30
Adik Shidou, Itsuka Kotori, yang bersekolah di SMP di lingkungan
tempat tinggalnya, sebagai seorang murid SMP berusia tiga belas
tahun.

Dan pada saat yang sama, dia juga adalah pemimpin organisasi
yang menangani Roh lewat cara damai. <Ratatoskr>.

Karena adiknya harus memproses berbagai macam hal mengenai


perlindungan Roh Tohka, dia tidak pernah pulang ke rumah dari
bulan lalu. Shidou menghela nafas saat bayangan wajah Kotori
muncul di dalam pikirannya.

“Dasar.”

Walaupun ia mengerti kalau Kotori sedang sibuk dengan kasus


Tohka, ia tetap tidak bisa memaafkannya karena tidur di luar rumah
tanpa persetujuannya.

Meskipun dia tetap menghadiri sekolah seperti biasa...sebagai


seorang kakak, ia harus menceramahinya sebentar.

“Lagipula——”

Shidou menelan ludah.

Ada banyak pertanyaan yang harus Shidou tanyakan pada Kotori,


tidak peduli bagaimanapun juga.

Shidou sudah mengalami berbagai peristiwa yang sulit dipercaya


baru sebulan yang lalu.

Kotori berperan penting dalam peristiwa-peristiwa itu.

“...”

31
Padahal hanya bertemu dengan adiknya, namun membuat
jantungnya berdebar-debar.

Shidou meneguhkan hatinya dan “eei!” menepuk pipinya sendiri.


Kemudian, ia melangkahkan kaki ke dalam rumah.

“——Aku pulang.”

Ia melepas sepatu serta kaus kaki yang basah karena hujan,


menggulung ujung celana panjangnya agar tidak meninggalkan
bekas kaki basah di lantai kayu sambil berjalan.

Dari koridor, ia dapat mendengar suara datang dari televisi; tidak


diragukan lagi Kotori sedang berada di ruang keluarga.

Shidou berbalik arah ke kamar mandi dan berjinjit menujunya.

Bagaimanapun juga, tidak mungkin ia melakukan pembicaraan


selagi basah kuyub. Lebih baik ia memasuki ruang keluarga setelah
mengeringkan tubuh dan mengganti pakaian.

Sambil memegang tas dan kaus kaki dengan satu tangan, Shidou
membuka pintu kamar mandi seperti yang biasa ia lakukan.

Dan—

“——!?”

Sekejap itu juga, tubuh Shidou membeku.

—Di dalam kamar mandi ada sosok seorang gadis.

Di balik rambut gelap malam itu adalah mata yang bercahaya


bagaikan kristal.

32
Kalaupun ia menambahkan sepuluh kata pujian yang paling
berlebihan sekalipun yang dapat ia pikirkan, itu masih belum cukup
untuk menggambarkan bahkan 10% dari kecantikan gadis rupawan
yang memancarkan keberadaan yang luar biasa ini.

Gadis itu, satu-satunya di dalam memori Shidou.

Sebagai seorang Roh yang seharusnya membawa kehancuran pada


dunia. Namun juga murid kelas 2-4, nomor absen 35 dari sekolah
umum Raizen High School.

Yatogami Tohka ada di sana.

—Tidak ada sepotong pakaian pun yang menyelimuti tubuhnya.

“To-Tohka...?”

Shidou bergumam, terngaga.

Kaki-tangannya dapat menyatakan keindahan artistik. Seketika itu


juga, retina Shidou, saraf optiknya, sel otaknya, bergetar, memanas
dan meledak.

Dia memiliki buah dada yang dapat muat sepenuhnya di dalam


tangan Shidou, pinggang yang langsing, dan bokong yang terlihat
mulus. Seluruh gadis di dunia ini akan menyimpan perasaan takjub
yang dapat menembus batas kecemburuan maupun keirian pada
tubuh telanjang yang menawan nan misterius ini.

“...?!”

Dan akhirnya, bahunya tersentak dan Tohka berbalik wajah ke arah


Shidou.

33
“Ap...Shi-Shido!?”

“—! Ah, err, bukan, ini salah paham...! Ini karena—”

Sekalipun ia tidak tahu apa yang salah, kata-kata tersebut dengan


sendirinya keluar dari mulut Shidou.

“Cu-cukup, cepat keluar...!”

“Guefugh...!?”

Shidou menerima tinju lurus yang mantap di perutnya,


membuatnya melayang ke belakang, menabrak dinding, dan jatuh
keras di lantai, bokongnya duluan.

Dalam sekejap, *brak!*, pintu kamar mandi tertutup rapat.


“*kuh*, *kuh* ...haa, anak itu, dia serius meninjuku.”

Dia berkata sambil terbatuk keras, namun pikirannya membetulkan


sedikit.

Kalau Tohka benar-benar serius meninjunya, tubuh Shidou mungkin


sudah menjadi lemari penyimpanan yang bisa dilepas atas-bawah.

Berangsur-angsur, rasa nyeri di ulu hatinya, serta rasa pusing dan


bayangan krem kulit yang mengaburkan pandangannya mulai
menghilang.—— sepertinya ia juga berhasil menenangkan detak
jantungnya.

Lalu, pintu kamar mandi terbuka sedikit. Wajah Tohka mengintip


lewat celah itu dengan muka yang menyala merah terang.

“...Apa kau melihatnya, Shido?”

34
“—!”

Shidou menggelengkan kepala mati-matian pada Tohka, yang


menatapnya dengan gencar.

...Sebenarnya dia melihat sedikit, tapi kalau ia dengan naifnya jujur


memberitahu Tohka, kali ini bisa-bisa seluruh tubuhnya muat
dimasukkan ke dalam tas koper.

Untuk sekarang ini Tohka mengerti dan sepakat dengannya, setelah


Tohka bergumam “muu...”, dia membuka pintu lebar-lebar.

Tentu saja, Tohka sudah memakai pakaian.

Tapi itu bukan seragam sekolahnya seperti biasa. Sepertinya Kotori


meminjamkannya; jubah mandi favorit Shidou.

Karena ukuran tubuh Tohka sedikit lebih besar, kulit yang tampak
dari leher sampai tulang selangka, membuatnya entah kenapa jadi
terlihat agak erotik. Hal ini membuat Shidou agak bingung di mana
harus menempatkan pandangannya.

Akan tetapi, sekarang bukanlah waktunya untuk memikirkan hal itu.


Ia mengangkat jari pada Tohka, seraya berteriak.

“Ap-Apa yang kau lakukan di sini, Tohka...!”

Namun Tohka memiringkan kepala ke samping, bingung dengan


apa yang dibicarakan Shidou.

“Apa? Kau belum dengar dari adikmu? Kurasa, hmm— sesuatu


semacam latihan. Aku diberitahu kalau aku akan tinggal di sini
untuk sementara waktu.”

35
Dia berkata dengan santai.

“L-latihan...!?”

Setelah Shidou mengernyitkan alis, ia membalikkan pandangan ke


arah koridor.

Lalu berdiri, berjalan dengan terburu-buru, dan membanting pintu


terbuka sambil kebingungan.

“Kotori! Apa maksudnya ini!?”

“Oh—”

Saat ia melakukan itu, anak berambut twin-tail yang sedang duduk


di sofa, menonton televisi, berbalik, mengarahkan mata bundar
bagaikan biji ek itu pada Shidou.

“Ooh, onii-chan. Selamat datang kembali”

“I-iya, aku pulang...bukaaaan!”

Ia membalas begitu saja tanpa berpikir, lalu menggelengkan kepala


habis-habisan.

“Kau membawa Tohka kesini, bukan...? Oh, dan latihan, apa maksud
dari semua ini...!?”

“Nah, nah... tenang, tenang.”

“Bagaimana mungkin aku bisa tenang!? Ke-kenapa kau bawa Tohka


ke sini...? Seharusnya dia pulang dengan Reine-san seperti biasa
bukan!”

36
“Eh? Err—mengenai itu—”

Kotori mengulurkan jari pada arah dapur.

“Oh...?”

Shidou mengarahkan pandangan menuju arah yang ditunjuk


Kotori—dan sekali lagi, ia membatu.

“.....Ahh, maaf mengganggu.”

Begitu katanya.

Di sana adalah seorang wanita dengan muka yang sangat


mengantuk, tiba di meja makan yang memisahkan ruang keluarga
dengan dapur. Dia sedang banyak menambahkan gula batu ke
dalam cangkir yang mengepulkan uap panas.

—Dia adalah Murasame Reine, Petugas Analisis <Ratatoskr>


sekaligus asisten guru homeroom yang bertanggung jawab atas
kelas Shidou.

Kebetulan, dia sedang tidak memakai seragam militer seperti


biasanya, yakni sebuah jubah putih, melainkan baju tidur ibu Shidou
dengan handuk mengantung di lehernya. Rambutnya sepertinya
sedikit basah.

“Re-Reine-san? Apa yang kau lakukan...?”

“......Hmmm?”

Setelah sejenak merenungkan pertanyaan Shidou, dia menggaruk


kepala dan berkata:

37
“......Ahh, maaf, aku terlalu banyak pakai gula ya?”

“Bukan, bukan itu masalahnya!”

Mau tak mau Shidou menyahuti.

Reine memang memasukkan gula batu cukup banyak untuk


khawatir akan kena hyperglycemia, tapi itu tidak penting untuk
sekarang ini.

Note: Hyperglycemia adalah Kondisi tingginya jumlah gula di dalam


plasma darah, biasanya disebabkan oleh Diabetes Melitus (Kencing
Manis).

Untuk menenangkan detak jantungnya sendiri, Shidou menepuk


pelan dadanya dan melanjutkan, berkata: “Apa maksud dari semua
ini? Harusnya Tohka sekarang ini tinggal di <Fraxinus> bukan?”

Tohka, yang sekarang ini ada dalam proteksi <Ratatoskr>, sekarang


ini seharusnya tinggal di area terisolir, yang juga merupakan bagian
dari interior pesawat udara organisasi tersebut yang bernama
<Fraxinus>. Dengar-dengar Tohka juga pergi ke sekolah lewat sana.

Meskipun kekuatannya disegel, dia tadinya dikenal sebagai Roh


yang membawa kehancuran atas dunia.

Semua diatur sedemikian rupa agar, jika sewaktu-waktu, terjadi


sesuatu, dapat diambil tindakan langsung. Bukan hanya untuk hal
itu, agar dapat mengadakan pemeriksaan berkala secara efisien,
sepertinya ditempatkan sebuah segel yang kuat di area terisolir
tersebut, di mana juga terdapat beberapa ruangan yang telah
disiapkan.

Karena itu, setelah Tohka pulang sekolah, seharusnya dia kembali


dengan Reine ke <Fraxinus>...

38
“......Ahh, benar juga. Aku seharusnya menjelaskan dulu padamu.”

Reine berkata sambil mengusap mata, di mana terdapat lingkaran-


lingkaran hitam di sekitarnya.

“......Tapi, sebelum itu.”

“Sebelum itu...?”

“......Lebih baik kamu ganti baju dulu, bukan? Nanti lantainya basah.”

Setelah diingatkan seperti itu, “Ah”, demikian Shidou bergumam.

39
Bagian 2
“... Jadi? Apa maksud semua ini?”

Shidou, setelah berganti pakaian sehari-hari, mengarahkan


pandangan ke arah Reine dan Kotori, yang sedang duduk di sisi lain
meja.

Ketiga orang ini sekarang sedang berada di lantai dua kediaman


Itsuka, di dalam kamar Kotori.

Ruangan itu berukuran enam petak tatami. Kamar tersebut berisikan


lemari baju pink, sebuah tempat tidur, dan sejumlah banyak
aksesori menarik serta boneka-boneka yang ditaruh di seluruh
ruangan.

Pada mulanya ia ingin melanjutkan pembicaraan di ruang keluarga,


namun karena adanya beberapa topik sensitif yang sebaiknya tidak
mencapai telinga Tohka, mereka pindah lokasi kemari.

Kebetulan, Tohka sedang terhipnotis menonton tayangan ulang


anime di ruang keluarga. Dia akan diam begitu selama dua puluh
menit ke depan.

“Hmm—mengenai ini.”

Kotori menyentuh pipi halusnya dengan jari, mendorongnya ke atas.

“Dari hari ini untuk ke depannya, Tohka untuk sementara akan


tinggal di rumah kita!”

Lalu, mengepulkan dadanya dengan bangga, dia memasang


senyuman polos.

40
“Karena itu aku tanya kenapa bisa jadi seperti iniiiiiii!’

“......Ahh tenang dulu, Shintarou.”

Setelah Shidou berteriak, Reine membuka mulut.

Entah karena sengaja atau tidak, dia masih salah menyebut


namanya.

“Bukan Shintarou, Shidou.”

“......Ahh, kau benar. Aku tarik kembali. Maaf, Shin.”

“......”

Bukannya ditarik kembali, malah jadi nama panggilan.

Ia mau tak mau menyangka kalau itu dilakukannya secara sengaja


tapi...kalau ia perhatikan baik-baik wajahnya, mau tak mau ia-pun
berpikir kalau Reine memang salah menyebut namanya.

Bagaimanapun juga, Shidou tidak dapat memojokkan Reine lagi


mengenai namanya lebih dari ini.

“......Alasannya kurang lebih dapat terbagi dua.”

Reine mulai berbicara dengan suara yang terdengar tenang.

“......Pertama——mengenai siapa yang akan mengurusi


rehabilitas Tohka untuk kedepannya.”

“Rehabilitas......apa maksudmu?”

41
“......Shin. Bulan lalu, kamu mencium Tohka dan menyegel
kekuatannya, benar?”

“...Ugh, i-iya...”

Shidou menundukkan kepala karena takluk.

Di saat bersamaan, perasaan dari waktu itu muncul kembali,


mukanya sedikit memerah.

“Ooh—muka Onii-chan memerah- Lucunya~~”

“Be-berisik!”

Kotori, yang terlihat menikmati itu, mengatakannya dengan riang


dengan sepenuh hatinya. Shidou memalingkan pandangannya
dengan canggung.

“......Yah, tidak apa-apa, tapi ada satu masalah... sekarang ini ada
semacam koneksi yang mengalir di antara Shin dan Tohka.”

“Koneksi? Apa maksudnya?”

“......Mudahnya, ketika kondisi mental Tohka tidak stabil, ada


kemungkinan kekuatan spiritual yang tersegel dalam tubuhmu akan
mengalir kembali.”

“Ap...?”

Tubuh Shidou membeku ketakutan.

——Jadi segel yang dipasang pada kekuatan spiritual Tohka akan


mengembalikan kekuatan itu padanya...?

42
Bukannya itu berarti Tohka sekali lagi akan mempunyai kemampuan
untuk membelah langit dan bumi dalam satu ayunan?

Kalau memang begitu kasusnya—— kemungkinan ini bisa


membuat orang-orang gemetar dengan membayangkannya saja.

“......Seperti yang kamu tahu, Tohka sekarang ini tinggal di dalam


area terisolir <Fraxinus>.”

Entah dia sadar atau tidak dengan kepanikan Shidou, Reine lanjut
berbicara dengan halus.

“......Walaupun kami biasanya memonitori kondisi Tohka...entah


kenapa, ketika dia berada di <Fraxinus>, tingkat stres yang terukur
lebih tinggi dibandingkan dengan saat berada di sekolah.”

“Be-begitukah?”

“......Ya. tambah lagi, kelihatannya dia tidak menyukai pemeriksaan


berkala yang berlangsung dua kali sehari. Meskipun sekarang ini dia
bisa memakluminya, akan sulit bahkan bagi seorang ahli sekalipun
untuk mengatakan kalau kami dapat melanjutkan ini—— dan
karena itulah—”

Reine menyentuh dagu dengan jari-jarinya.

“—Dengan mempertimbangkan hasil yang didapatkan dari


pemeriksaan yang sudah stabil, kami akan memindahkan tempat
tinggal Tohka ke luar <Fraxinus> untuk sementara.”

“O-oh...begitu ya.”

43
“......Ya. Karena berbagai situasi ini, sudah diputuskan bahwa Tohka
akan tinggal di rumah ini untuk beberapa waktu sementara
bangunan residensial khusus Roh sedang dibangun.”

“Tunggu sebentar.”

Shidou menaruh tangan di dahi, wajahnya mengkerut.

“......Ada apa?”

“Ke-kenapa harus di rumahku...?”

Reine menggerutu pelan pada pertanyaan Shidou.

“......Yah, terus terang saja— ketika dia ada bersamamu, mental


Tohka ada pada kondisi paling stabil.”

“Eh...”

Segera setelah kata-kata tersebut dilontarkan, ia menahan nafas.

“......Dengan kata lain— meski sulit bagi kami untuk memastikan ini,
Tohka belum mempercayai manusia lain selain kamu. Baik itu aku
ataupun Kotori, meskipun kami punya banyak kesempatan untuk
berinteraksi dengannya—— hasilnya akhirnya tidak sama
sepertimu…...pertama-tama, meskipun cuma sedikit, kami akan
mengamankan sebuah tempat. Lalu, kami akan menguji apabila
Tohka mampu tinggal dalam kehidupan normal.”

“...Begitu...”

Shidou menyeka peluh di dahinya.

44
Tentu saja, setelah penjelasan tersebut, semuanya terlihat jelas
untuk Shidou.

Apa lagi— yah, ia diberitahu kalau Tohka mempercayainya... ia tidak


keberatan dengan hal itu.

Tapi, seolah berubah pikiran, perlahan ia menggelengkan kepala. Ini


bukanlah sebuah permintaan yang dapat dengan mudah ia terima.
Seakan mencoba mengelak, ia melemparkan pertanyaan baru pada
Reine.

“Lalu...apa alasan yang satu lagi?”

“......Ahh, yang ini lebih blak-blakan —Shin, ini untuk latihanmu.”

“...”

Kata-kata yang terucap saat ia mengganti pakaian beberapa waktu


lalu terulang.

Latihan. Dengan satu kata itu, berbagai ingatan tidak


menyenangkan muncul ke permukaan pikirannya.

“Oh ya, topik itu sepertinya sempat disinggung...tapi, tidak ada


alasan untuk latihan lebih lanjut kan?”

“......Hmmm? Memangnya kenapa?”

“Kenapa...karena kekuatan Roh sudah tersegel...”

Ketika Shidou berkata demikian, Reine kemudian terangguk-


angguk, kepalanya berayun ke samping.

“......Siapa bilang Tohka adalah Roh satu-satunya?”

45
“Eh...? Apa maksudmu... itu”

“......Sesuai dengan yang ku katakan. Ciri khas dari makhluk


pembawa malapetaka—juga dikenal dengan sebutan Roh—yakni
menyebabkan spacequake. Namun Tohka bukan satu-satunya. Pada
saat ini, kami sudah memastikan keberadaan yang lain selain Tohka.

“Ap——”

Shidou tiba-tiba merasa seperti jantungnya sedang ditarik dan


diremas.

—Roh. Jadi Tohka bukan satu-satunya?

Entah karena gelisah atau takut, perutnya terasa mulas karena


emosi yang sulit dijelaskan. Tubuhnya gemetar terus menerus,
terasa dari tangan kakinya sampai ujung jarinya.

Tapi Reine tidak peduli dengan ketegangan Shidou, dan


melanjutkan.

“......Shin. Kami ingin kamu melanjutkan mengambil peran dalam


bercakap-cakap dengan para Roh. Itulah maksud dari latihan ini.”

“...Ka-kau bercanda—”

Pada saat itulah sesuatu menghantam lututnya, kemudian ia


mengerang.

“——Hmm?”

Kotori, yang dari tadi diam mendengarkan pembicaraan,


mengangkat suara kecilnya.

46
Tanpa disadari, warna pita yang mengikat rambut twintail-nya
sudah berganti dari putih ke hitam.

“——!”

… Shidou merasa sudah pernah melihat ini sebelumnya. Kotori


sekarang sedang dalam Mode Komandan.

“Kau tidak mau, Shidou? Apa kau bilang kau tidak suka mengencani
para Roh dan membuat mereka jatuh hati padamu?”

Nada bicaranya benar-benar berbeda dibandingkan dengan


beberapa detik sebelumnya. Dengan menampakkan kesan layaknya
orang dewasa, Kotori berbicara.

—Benar.

<Ratatoskr> menawarkan metode ini untuk menaklukan para Roh,


yakni melalui cara damai dan tanpa kekerasan— Yaitu agar Shidou
berhubungan baik dengan para Roh, kemudian menyegel kekuatan
mereka di dalam tubuhnya sendiri— diutarakan dengan kata-kata
sekalipun, itu adalah tindakan yang tidak masuk akal.

“Uh, te, tentu saja tidak!”

Shidou telah mengatakannya, Kotori sedikit membungkuk ke depan


sambil membuka mulut.

“Fuun— Kalau begitu, kita tidak bisa berbuat apa-apa lagi.”

“Ah...?”

47
“Kita hanya bisa diam menonton dunia porak-poranda
akibat spacequake atau sabar menunggu terjadinya sebuah
keajaiban sambil membiarkan AST membunuh para Roh. Mungkin
diantara dua kemungkinan itu.”

“...!”

Setelah diberitahu seperti itu, Shidou kehilangan kata-kata.

Bukan karena ia sudah lupa akan hal itu— tapi menghadapi


kenyataan itu di muka sekali lagi membuat jantungnya dihujam rasa
sakit yang menusuk.

Para Roh, yang berdiam di dimensi alternatif yang dikatakan


sebagai dunia lain, sekali-kali akan muncul di dunia ini.

Pada saat-saat seperti ini, akan ada goncangan besar di dinding


antar-dimensi, menyebabkan terjadinya fenomena yang dikenal
sebagai spacequake.

Baik pada skala besar atau kecil– selama Roh muncul di daerah
tertentu, daerah tersebut akan hancur porak-poranda, seolah ada
bom yang meledak.

Sesudah itu, para Roh akan dikenal sebagai eksistensi yang


berbahaya, dan orang-orang pun akan mencoba memusnahkan
mereka dengan cara apapun lewat bantuan kekuatan militer para
anggota Anti Spirit Team, AST dari Angkatan Darat Bela Diri Jepang.

“Kemampuan luar biasa yang dapat menyegel kekuatan Roh—


kaulah satu-satunya orang di dunia ini yang memilikinya. Namun,
kau bilang kau tidak mau melakukan ini. Bukannya itu berarti tidak
ada alternatif lain lagi?”

48
“...A, apa-apaan... itu...”

Shidou terlihat seperti sedang kesakitan.


Sebuah tanggung jawab yang berat telah dibebankan padanya
tanpa diketahuinya. Perutnya mulai terasa sakit karena beratnya
tugas ini.

Tapi—dari awal semua asumsi-asumsi itu...

Masih banyak yang harus dipastikan Shidou tidak peduli apapun.

“—Kotori.”

“Ada apa?”

Sepertinya dia sudah menebak-nebak apa yang Shidou ingin


tanyakan, Kotori menjawab dengan perlahan.

“...Pertama-tama, tolong beritahu aku apa sebenarnya <Ratatoskr>?


Sejak kapan kau mengikuti organisasi semacam itu? Dan—
mengenai kemampuanku, kemampuan apa sebenarnya ini?”

Ya. Itulah yang selalu ingin diketahui Shidou.

Karena Kotori selalu di luar rumah, ia tidak pernah bisa menanyakan


hal itu padanya.

Kotori menghela nafas, dan mengambil cemilan favoritnya—sebuah


Chupa chups—dari sakunya. Hanya setelah melepas bungkus dan
menaruhnya di dalam mulutlah baru dia mulai berbicara.

“—Ada benarnya juga. Ini juga kesempatan yang bagus untuk


memberitahumu, jadi aku akan langsung pada intinya.”

49
Setelah berkata demikian, dia menyandarkan punggungnya ke
bantalan di belakang.

“<Ratatoskr> dibentuk oleh para sukarela... yah, mudahnya,


semacam asosiasi perlindungan alam— Dan tentu saja,
keberadaannya tidak diberitahukan pada publik.”

“Asosiasi perlindungan alam... huh...”

Entah kenapa, ia merasa kalau itu tidak masuk akal, dan karena itu
ia ragu-ragu menyela pembicaraan. Jadi untuk menandakan ia ingin
Kotori lanjut berbicara, Shidou mengiyakan saja.

“Yup... tambah lagi, tujuan utama dan alasan terbentuknya


<Ratatoskr>— adalah untuk melindungi para Roh dan memberikan
kehidupan yang indah dan bahagia...... yah, kelihatannya ada juga
orang-orang korup di dalam grup pimpinan terbesar, Rounds, yang
ingin melakukan hal-hal seperti mendapatkan kekuatan luar biasa
para Roh.”

“Ah...? Bukannya untuk mencegah spacequake?”

“Yah, tentu saja itu juga. Tapi itu gol tambahan. Kalau kamu
memandangnya seperti itu, berarti kami sama saja seperti para
AST.”

“... Hmm, yah, kupikir kau benar. Jadi... ada juga organisasi semacam
itu. Kapan dan kenapa kau jadi komandan di sana? Aku sama sekali
tidak tahu.”

Ia mengucapkan kata-kata itu dengan nada tidak senang.

Meskipun ia tidak punya maksud untuk berkata ‘Jangan


merahasiakan apapun dariku’, ini merupakan hal yang penting—

50
sampai menyimpan rahasia seperti terlibat dalam hal yang dapat
membahayakan hidupnya. Sebagai seorang kakak, ia merasa sedikit
tidak puas.

Menebak perasaannya itu, Kotori mendengus.

“Aku ditunjuk sebagai komandan satuan tempur <Ratatoskr> ...


sekitar lima tahun lalu, kupikir.”

“Lima tahun lalu... ya— tunggu, ap...!?”

Setelah Shidou menyelesaikan hitungan sederhana di dalam


kepalanya— ia mengangkat kepalanya kembali ke posisi semula.

“Jangan omong kosong. Lima tahun lalu...kau baru berumur delapan


tahun bukan!?”

Shidou terpukul oleh rasa tidak percaya.

Meskipun itu memang bukan organisasi seperti kebanyakan, tetap


saja, menunjuk gadis seumuran anak tahun ketiga sekolah dasar
sebagai komandan, itu gila.

“Yah, selama tahun-tahun itu, semacam latihan. Kenyataannya,


baru-baru ini saja aku mengambil jabatan pemimpin.”

“Bu-bukan, bukan tentang itu. Kenapa juga harus seorang gadis


kecil yang—”

“Yah, bagaimana ya? <Ratatoskr> menyadari kalau aku punya


tingkat inteligensi yang berlimpah.”

“Memangnya aku bisa percaya dengan hal seperti itu!”

51
“Walaupun kau bilang seperti itu, mau bagaimana lagi kalau itu
kenyataannya. Kenapa kau tidak bisa lebih menurut dan percaya
kata-kata adikmu? Kau pikir kau akan terlihat pintar kalau kau
meragukan kata-kata orang lain?”

...Sikapnya itu jauh berbeda dari Kotori yang manis seperti biasanya.
Keringat membasahi pipi Shidou.

“... Kepribadian gandamu itu, apa itu gara-gara <Ratatoskr>?”


Setelah Shidou berkata demikian, “Fuun”, Kotori mendengus.

“Sederhana dan kasar sekali. Berpikirlah sebelum berbicara. Lagipula


ini karena—”

“Karena...?”

“............”

Setelah Kotori menatap Shidou dengan ekspresi rumit, dia


memalingkan kepalanya dan mengabaikan kata-kata Shidou.

“—Itu bukan masalah yang penting. Sekarang, kita sedang berbicara


tentang <Ratatoskr>. Tambah lagi, sekitar lima tahun lalu, terjadi
sebuah insiden yang menjadi titik balik bagi organisasi.”

“Oi, jangan begitu saja mengalihkan—”

Tapi, kata-kata Shidou terhenti di tengah-tengah.

Karena Kotori menaruh jarinya di pegangan Chupa Chups yang


dimakannya, mengambilnya keluar dari mulut dan mengarahkannya
ke Shidou.

52
“—Karena ditemukan seorang anak lelaki yang dapat menyegel
kekuatan para Roh dengan ciuman, <Ratatoskr> kemudian dengan
penuh keyakinan mengalihkan tujuannya ke arah perlindungan
para Roh.”

“Ap...”

Alis Shidou mengkerut karena terkejut.

“A-anak itu...aku?”

“Ya.”

Kotori mengangguk, dan sekali lagi, menaruh Chupa Chups kembali


ke dalam mulutnya.

Dan bagi Shidou, semuanya menjadi kacau balau di dalam


kepalanya. Setelah semua informasi diberikan padanya dalam sekali
jalan, tidak mungkin baginya untuk memproses seluruhnya.

“Tu, tunggu sebentar... pertama-tama, kenapa juga aku diberi


kemampuan semacam ini?”

“Tidak tahu.”

“Hah...? Ti-Tidak Tidak Tidak. Jangan mencoba membuat kabur


masalah ini.”

“Aku bukannya sengaja membuatnya jadi tidak jelas. Aku benar-


benar tidak tahu. Lewat perantaraan sebuah ciuman, kemampuan
itu dapat mencuri dan mengambil kekuatan Roh, dan menyegelnya
aman-aman di dalam tubuh seseorang. Yang ku tahu hanyalah
kalau kau punya kemampuan ini. Alasan kenapa kau bisa
memilikinya, aku sendiri juga tidak tahu.”

53
“La, lalu, bagaimana kau bisa tahu aku punya kemampuan seperti
ini! Dan lima tahun lalu! Apa sebenarnya yang terjadi waktu itu!”

Segera setelah Shidou mengatakan itu sambil menggaruk kepala...


Kotori memalingkan pandangannya ke lantai.

“...”

Setelah melihat dirinya yang terlihat berbeda dari biasanya dan


memasang ekspresi sedih, Shidou terkejut.

Dia terlihat seperti sedang merasakan kesedihan mendalam. Seperti


sedang mengenang ingatan yang menyakitkan.

——Seperti sedang merasakan penyesalan atas kesalahan yang


tidak bisa diperbaiki.

Wajah itu—

“Ko-Kotori...?”

Ketika Shidou memanggil namanya, Kotori sadar kembali, bahunya


sedikit gemetar.

“Eh, err—aah, mengenai itu ditemukan lewat mesin observasi


<Ratatoskr>. Begitulah. Dan aku juga diurus lewat metode yang
sama.”

Dia benar-benar berbeda dibandingkan dengan Commander Mode-


nya yang biasa. Tambah lagi, Kotori mengucapkan kata-kata samar
tersebut sikap menghindar.

Namun Shidou... karena alasan tertentu, ia tidak lagi sampai hati


untuk membicarakan topik ini.

54
“Ba-bagaimanapun juga—”

Setelah Kotori terbatuk dan berdeham, dia menunjuk Shidou


dengan jarinya.

“Sekarang ini, informasi paling penting adalah Shidou punya


kemampuan untuk menangani para Roh. Mengerti!? Jadi buatlah
keputusan— Mulai dari sekarang, apa kau bersedia atau tidak untuk
menaklukan hati para Roh untuk kami?”

“...”

Shidou mengatupkan mulut tidak senang. Itu merupakan


pertanyaan yang penempatannya cukup buruk.

Shidou adalah satu-satunya yang dapat menyegel kekuatan


para Roh.

Kalau Shidou tidak melakukannya, para Roh— pada dasarnya,


keberadaan dan situasi mereka sama dengan Tohka, jadi Shidou
punya niat untuk menyelamatkan mereka. Setiap kali mereka
datang ke belahan dunia ini, AST akan menyerang mereka.

Biarpun itu bukan niat sang gadis untuk menghancurkan dunia ini.
Menghadapi keputusan satu-sisi, menyimpulkan mereka sebagai
bencana dan mengincar nyawa mereka.

Dan lagi—— permasalahan dengan spacequake.

Seandainya kekuatan para Roh tidak disegel, suatu hari nanti, ada
kemungkinan bencana dahsyat berskala-besar seperti Eurasia itu
terulang kembali.

55
Shidou menghela nafas dalam-dalam dan menggaruk lepas
beberapa helai rambutnya.

“... Beri aku waktu sebentar, aku perlu memikirkannya dulu.”

“—Yah, tidak apa-apa untuk sekarang.”

Kotori berkata sambil menghela nafas, dan mengarahkan


pandangan ke arah Reine, yang sedang duduk di sampingnya.

“Kalau begitu Reine, persiapannya.”

“......Hmm, serahkan padaku ... atau lebih tepatnya, semuanya sudah


selesai.”

Setelah Reine berkata sambil menghuyungkan kepalanya, Kotori


bersiul.

“Mantap. Sigap sekali.”

“... Persiapan? Apa maksudnya?”

Muncul perasaan tidak enak ketika mereka berdua melakukan


percakapan yang meresahkan itu. Shidou bertanya selagi keringat
mengaliri pipinya.

Lalu, Kotori menjawab layaknya itu hal yang natural untuk


dilakukan.

“Eh? Kamar Tohka sudah selesai disiapkan. Dia akan menggunakan


kamar tamu di lantai dua.”

“Tu-tunggu! Kau bilang akan memperbolehkanku berpikir sebentar,


bukan!”

56
“Ya, karena itulah kau tidak perlu khawatir dengan hal-hal di sini.
Silahkan ambil waktumu berpikir.”

“Jangan bicara bercanda!”

Selagi Shidou berteriak, Kotori menutupi telinganya “yare-yare”.


“Kau berisik. Bagaimanapun juga, sampai daerah residensial khusus
selesai dibangun, kita tidak punya pilihan lain selain
memperbolehkan Tohka tinggal di sini. Pada saat kau selesai
membuat keputusan, akan sudah terlambat untuk latihan.”

“Biarpun kau bilang seperti itu... kupikir ada yang salah kalau
seorang gadis dan seorang lelaki muda sebaya tinggal di rumah
yang sama...”

Selagi muka Shidou memerah padam ketika mengatakan itu, Kotori


dengan dingin menertawakannya.

“Kalau kau sampai bisa melakukan ‘kesalahan’ semacam itu, kami


tidak mungkin kesulitan sama sekali kan.”

“Guh...”

Memang agak menyedihkan sampai-sampai ia tidak bisa


menyangkalnya.

“Tapi, biar apapun juga...!”

Dan, selagi Shidou masih bersikeras melawan, dari belakang


Shidou—pintu yang terpasang di kamar Kotori, *glatak*, terbuka.

“...!”

57
Bahunya tersentak, lalu berbalik ke belakang.

Sambil bertanya-tanya sudah berapa lama dia ada di sana, dari


koridor Tohka memberinya tatapan gelisah.

“... Shido. Sudah kuduga, tidak boleh ya? Aku... tidak boleh tinggal
di sini?”
“...Uh.”

Dengan alisnya membentuk 八, Tohka memandangi dengan tatapan


sedih, membuat Shidou kehilangan kata-kata.

...Kalau ada manusia yang bisa bilang ‘tidak’ pada situasi ini, ia ingin
bertemu dengannya.

Shidou mengeluuuuh panjang.

“... A-aku mengerti...”

58
Bagian 3
"... Jadi, berbicara tentang pelatihan ini, apa itu? Apa yang akan
kamu lakukan untukku?"

Shidou, setelah kepalanya diseret sekitar tiga jam yang lalu—


Setelah menghabiskan makan malamnya, Shidou bertanya pada
Kotori, yang duduk di sofa ruang tamu.

Satu-satunya yang ada di ruang keluarga Itsuka adalah Shidou dan


Kotori.

Setelah semua itu, Reine kembali ke <Fraxinus>. Adapun Tohka,


setelah makan malam, dia melanjutkan menuju ruang tamu.

Asesoris yang dia gunakan saat tinggal di daerah terisolasi


<Fraxinus> telah dikirimkan beberapa saat yang lalu. Sepertinya dia
sedang membongkar barang bawaannya sekarang.

"Tidak ada yang khusus, tidak apa-apa untuk melakukan apa-apa."

Kotori, yang rambutnya diikat dengan pita hitam, mengatakan itu


sambil menggerakkan bibirnya, yang memiliki batang selesai yang
tergantung di mulutnya (tentu saja, itu bukan tembakau, tetapi
Chupa Chups).

"Hah ...? Apa maksudmu? Setelah mengatakan semua itu tentang


pelatihan."

"Tidak——, berbicara secara akurat, tema kali ini adalah untuk


menjalani gaya hidup yang biasa ... kurasa."

"Ah?"

59
"Pada dasarnya, latihanmu, berdasarkan asumsi bahwa kamu akan
berkencan dengan semua Roh mulai sekarang, adalah mengatur
percakapan dengan gadis-gadis tanpa merasa gugup."

"... Ah, sekarang aku memikirkannya, kamu memang mengatakan


sesuatu seperti itu."

Setelah dia ingat harus berlatih dengan galge bulan lalu dan
menjalani pelatihan dalam seni menggoda — pipinya berkedut.

"Kali ini, kita akan membuat yang terbaik dari 'hidup bersama
dengan seorang gadis' sebagai pelatihan pertempuran langsung.
Intinya adalah bahwa bahkan jika kamu tiba-tiba menghadapi
situasi pengetatan dada dengan seorang gadis, kamu akan tetap
tenang dan dapat berperilaku sopan dan bertindak sesuai. "

"... Haa."

"Itu sebabnya Shidou, selama kamu tinggal bersama dengan Tohka,


tidak peduli apa pun kejadian nakal yang akan terjadi, akan lebih
baik jika kamu bisa mengatasi situasi tanpa kebingungan."

"Apa ... Ada apa dengan itu ..."

Alis Shidou membentuk kerutan besar, dan dia mengerang.

Tiba-tiba sebuah pertanyaan baru muncul di benaknya.

"... Ngomong-ngomong, kenapa aku harus merayu para Roh? Kamu


bisa menyegel kekuatan Roh dengan berciuman, kan? Kalau begitu,
tidak perlu untuk tiba-tiba menyerang——"

60
"Ya ampun, memaksakan dirimu pada orang lain seperti yang kamu
sukai, Shidou? Semoga beruntung tidak muncul namamu di koran
pagi."
"Aku tidak akan berada di dalamnya!"

Saat Shidou berteriak, Kotori mengangkat bahu dengan lega.

"——Tidak berguna. Jika para Roh tidak membuka hati mereka


pada Shidou, mereka tidak akan membiarkanmu menyegel
kekuatan mereka sepenuhnya."

"I-Begitukah ...?"

"Ya, dan aku tidak secara khusus bermaksud bahwa mereka harus
saling mencintai. Paling tidak, akan sulit jika mereka tidak cukup
mempercayaimu sehingga mereka tidak menolak ciuman itu. Itulah
sebabnya Reine memantau para Roh. secara individu pada suasana
hati dan perasaan positif mereka. "

"Ha, Haaa ..."

Semakin dia mendengar tentang ini, semakin sulit untuk memahami


apa kemampuannya.

"... Hm?"

Dan— Shidou memutar kepalanya.

Untuk Kotori, sepertinya dia mulai menggerakkan bibirnya secara


normal.

"... Aku mengerti, aku mengerti. Un ... nanti ..."

61
Jika dia mencermati, di telinga kanan Kotori, dia bisa melihat dia
mengenakan intercam kecil.

"Kotori? Kamu bicara dengan siapa?"


"——Aah, bukan apa-apa. Jangan khawatir tentang itu—— yang
lebih penting Shidou."

Maka, Kotori melompat dari sofa dan berdiri.

"Aku ingin pergi ke toilet."

"Hah? Kenapa kamu tidak pergi saja saja."

"Dari apa yang kulihat beberapa saat yang lalu, bola lampu padam.
Bisakah kamu melanjutkan dan mengubahnya?"

"-? Ahh ... aku tidak keberatan."

Sementara Shidou berpikir bahwa Kotori sangat mencurigakan, dia


mengeluarkan bola lampu cadangan dari salah satu rak.

Dia kemudian mengambil bangku yang dimaksudkan untuk jenis


pekerjaan ini dan menuju toilet.

Dan kemudian, setelah dia meletakkan bangku di lantai dia


melanjutkan untuk membuka pintu—

"- !?"

Posturnya membeku sesuai.

Tapi itu hal yang wajar untuk dilakukan. Yang pasti— itu karena
tamunya ada di sana, di toilet.

62
"Apa ... shidou !?"

Tohka saat ini duduk di sana dengan celana dalamnya di bawah


lutut.
"To ... To-To-To-To-To-To-To Tohka ... !? Apa yang kau lakukan
selama——"

Shidou meremas suara itu, sementara dia merasakan denyut


nadinya tiba-tiba bertambah cepat.

Aneh. Pintu toilet tidak dikunci.

Selain itu, bola lampu yang Kotori katakan keluar - bersinar terang
dan mempesona. Kebetulan, sakelar lampu yang dipasang di
samping pintu mati.

Ini tidak masuk akal, bagi seseorang yang masuk dengan tiba-tiba
untuk dapat melihat taktik ini.

"I-Itu kalimatku !, cepat dan tutup!"

Dengan pipi Tohka memerah bit, pada saat yang sama dengan satu
tangan menarik ujung gaunnya, dia dengan kasar meraih kertas
toilet yang dipasang di dinding, dan kemudian melemparkannya ke
wajah Shidou dengan sekuat tenaga.

"Goah ... !?"

Meskipun itu hanya tisu toilet yang lembut, tetapi jika dilempar
dengan tiba-tiba, itu masih akan memiliki dampak yang cukup.

Shidou mengerang, dan pingsan menghadap ke atas di tempat itu.

63
* Gulung**Gulung**Gulung* …… dan, tisu toilet yang telah memulai
serangan kamikaze pada hidung Shidou menarik garis putih di
sepanjang koridor.

Note : Serangan bunuh diri, digunakan pada Perang Dunia, di mana


pesawat ditabrakkan ke musuh, kamikaze berarti ‘Angin Dewa’

"A-Apa yang terjadi ...?"

Dan ketika Shidou sedang menatap langit-langit, Kotori muncul di


atas.

"Itu menyedihkan. Meskipun aku baru saja memberitahumu untuk


tidak panik dan gugup."

Karena posisinya yang menakutkan ketika Shidou berbaring di


punggungnya, pakaian dalamnya sepenuhnya terbuka. Yah, bahkan
jika itu adalah Shidou, karena itu adalah celana saudara
perempuannya, dia tidak panik.

"... Kotori. Ini salahmu ..."

Saat Shidou mengatakan itu, Kotori mengambil Chupa Chups


dengan tongkatnya, mengeluarkan permen dari mulutnya dan
mengangkatnya di samping bibirnya.

64
65
... Apa yang terjadi adalah bahwa mereka memperkirakan kapan
Tohka akan memasuki toilet, sebelum mengirim Shidou untuk
menyerang. Dan terlebih lagi, mereka bermain dengan sopan
dengan kunci pintu dan lampu.

"——Kondisi Shidou selalu dipantau oleh <Fraxinus>. Kemudian kru


dan AI akan menilai masing-masing tingkat keberhasilan Shidou
yang sesuai secara individual— Dan tentu saja kali ini, ini adalah
kegagalan."

Setelah mengatakan itu, Kotori menunjukkan Shidou sesuatu yang


dia sembunyikan di belakangnya.

"Ah…?"

Itu radio berukuran kecil.

Kotori memasukkan baterai ke dalamnya, dan cocok dengan


frekuensinya. Saat dia melakukan itu——

"—Dunia ini, penuh dengan tipuan. Orang-orang dewasa semuanya


busuk. Kita tidak bisa seperti itu. Tunjukkan pada mereka kekuatan -
keajaiban yang meluap-luap. Kita tidak bisa menghentikan kaki kita
yang akan menghadapi masa depan—"

... Itu adalah sebuah puisi yang dia dengar dari suatu tempat yang
dibacakan dengan keras.

Benar. Itu adalah sesuatu yang Shidou tulis ketika dia masih di
sekolah menengah.

"Gy ... Gyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahh !?"

66
Shidou berteriak seolah-olah dia telah berhenti berfungsi,
mengeluarkan baterai radio dan menjatuhkannya.

"Bahkan jika kamu melakukan itu tidak ada gunanya. Lagipula, itu
sudah ditayangkan."

"Apa ... !?"

Wajah Shidou benar-benar diwarnai merah.

"Itu adalah penerus Penalti dari yang terakhir kali. Akan menjadi
masalah jika kamu tidak menganggapnya serius hanya karena ini
adalah latihan—— yah, santai. Selama kamu tidak salah, seperti
mengungkapkan nama penulis tidak akan terjadi. "

"Bukankah itu mengatakan bahwa jika aku salah mengartikannya,


itu akan terungkap!"

"Itu sebabnya aku mengatakan itu sebelum itu terjadi sehingga


kamu bisa terbiasa dengannya. Bukannya aku menyuruhmu untuk
membuatnya mendapatkan semua mesra. Tidak peduli seberapa
gugupnya kamu, jika kamu tenang dan mampu bertindak Sejalan
dengan itu, kau lulus. "

"I-Itu tidak masuk akal ..."

Galge itu jauh lebih baik. Pelatihan kali ini memiliki tingkat kesulitan
yang terlalu tinggi untuk Shidou, yang tidak memiliki kekebalan.

"Ngomong-ngomong, bukankah kamu bilang kita seharusnya tidak


membuat stabilitas mental Tohka lebih buruk ...!?"

"Ahhhh, yah itu bukan masalah. Ada banyak hal yang akan
menyebabkan emosinya berayun. Dalam peristiwa semacam ini,

67
kemungkinan kekuatan Roh mundur kembali kepadanya sangat
rendah."

"T-Tapi meski begitu ..."

Dan, sementara Shidou mengatakan itu, dari punggungnya sebuah


- * pekik * - suara bergema.

Tohka membuka pintu toilet sedikit, dan setengah dari wajahnya


yang sepenuhnya merah mengintip.

"Ke-Tohka…?"

Meskipun itu adalah kesalahan Kotori sejak awal, tetapi bagi


seseorang yang ketahuan melakukan sesuatu seperti mengintip
beberapa saat yang lalu, sulit untuk saling berhadapan. Shidou
mengalihkan pandangannya dan berkata dengan suara lembut.

"Ma-Maaf ... itu tidak disengaja. Maafkan aku ..."

Setelah dia mengatakan itu, Tohka, dengan pipi yang memerah


malu, menunjuk ke garis putih di sepanjang koridor yang dia
fokuskan.

"... Aku akan memaafkanmu ... jadi erm, beberapa ... bagaimana,
bisakah kamu mengambilkan kertas untukku?"

"Ah…"

Yang mengingatkannya bahwa kertas toilet yang dimaksudkan


untuk penggunaan darurat mungkin keluar.

68
Shidou mengambil kertas toilet yang jatuh di koridor dengan
tangannya, menggulungnya kembali dan menyerahkannya kepada
Tohka.

69
Bagian 4
"Shidou, tampaknya bak mandi sudah siap, jadi silakan saja."
Jebakan macam apa yang kau atur kali ini ...?

Shidou menguatkan dirinya, ketika Kotori melemparkan kata-kata


itu padanya, itu sekitar 8 Malam

"... Kamar mandinya, ya."

Shidou menjawab dengan suara hampa, dan merayap kepalanya ke


ruang tamu.

Saat Kotori sedang berbaring, dia memegang controller dari konsol


game yang terhubung ke televisi.

Seperti yang diharapkan, kehadiran Tohka— tidak ada.

Benar. Beberapa saat yang lalu, ketika Shidou menjauh selama


beberapa menit, sosok Tohka telah menghilang.

Kotori mengatakan bahwa dia pergi untuk mendapatkan sesuatu


dari kamarnya ... setelah mencapai tahap ini, Shidou tidak naif untuk
mempercayainya.

"... Tidak, aku baik-baik saja dengan mengambilnya setelah itu.


Bagaimana denganmu, Kotori?"

"……"

*Berkedut*

70
Kotori, yang menikmati bergoyang bersama dalam sinkronisasi
dengan BGM game, menghentikan jari-jarinya sejenak. Shidou tidak
mengabaikannya.

"Aku akan lulus. Sekarang adalah bagian yang baik."

! Dia mengatakan itu dengan wajah poker sambil menatap layar.

—Shidou yakin akan hal ini.

Ini adalah jebakan yang dibuat oleh Kotori.

Sementara Shidou tidak ada di sana, mereka menyuruh Tohka


masuk ke kamar mandi, sama dengan kejadian toilet beberapa saat
yang lalu, dan mereka kemudian akan meminta Shidou masuk.
Mereka mungkin berencana untuk menghasilkan situasi yang
bahagia dan memalukan.

Seorang komandan dengan banyak strategi di kepalanya seperti


Itsuka Kotori tidak akan pernah mengabaikan kesempatan seperti
skenario mandi klasik.

Namun, Shidou sudah mengalami insiden kamar mandi ketika dia


kembali ke rumah. Tidak mungkin dia akan jatuh cinta untuk yang
kedua kalinya.

Sambil mengangkat bahu kecil dengan bahunya — sudah waktunya


untuk memainkan kartunya yang tersembunyi dan berharga.

"Oh baik, jangan seperti itu— terutama hari ini, karena kita akan
menggunakan pencairan gelembung mandi."

"- !?"

71
Dalam sekejap. Ekor kembar Kotori berkedut dan mengacak-acak.

Setiap orang dalam keluarga Itsuka memiliki kesempatan untuk


menikmati gas berkarbonasi ketika gelembung mandi leleh
digunakan. Namun, hanya orang pertama yang mandi ditugaskan
untuk menempatkan mereka.

Karena itu, Kotori hampir tidak pernah melewatkan peran ini


sebelumnya.

"……"

"……"

Sesaat hening setelah makan malam.

Jika seseorang yang tidak tahu apa-apa melihat ini, mereka


mungkin akan melihat pemandangan sunyi seorang saudara lelaki
dan perempuan.

Tapi— sekarang, perang psikologis yang parah (?) Telah terjadi di


antara keduanya.

-Nah, apa yang akan kamu lakukan sekarang, Kotori?

Saat ini dalam pikiran Shidou, Kastil Kotori yang tidak bisa ditembus
sedang diserang oleh bom gelembung, pemandangan yang benar-
benar nyata terbuka.

Kotori, dengan tenang, menggerakkan jari kakinya. Shidou yakin


akan kemenangannya, dan mengangkat sisi bibirnya.

—Fu, hahahahahaha! Jangan memandang rendahku, anak nakal.

72
Karena aku, Itsuka Shidou, telah menjadi saudaramu selama
bertahun-tahun, bukan hanya untuk pertunjukan.

Tapi, untuk sesaat, Kotori menjawab dengan suara bergetar.

"Dia ... Heeeeeeeeeeeee, Ya …… Itu bagus ... Shidou, lanjutkan ...


pertama."

"Apa ..."

Dari respon yang tak terduga itu, Shidou mengangkat alisnya -


Tidak peduli seberapa besar dia dalam mode Komandan, tidak
mungkin Kotori bisa melawan kekuatan magis dari gelembung
mandi!

... Dan, melihat dari dekat, bahu Kotori gemetar, dia mengerti bahwa
dengan melihat itu dan dari melihat tangan kanannya
mencengkeram tangan kirinya dengan erat.

"……"

Dia benar-benar memegangnya.

Dan pada saat itu,

"Kotori, maaf membuatmu menunggu. Yah, ini tantangan!"

Dari belakang sebuah suara bergema, Shidou berbalik dengan


kaget.

Di sana ada, Tohka berdiri di sana sambil memegang sesuatu yang


tampak seperti selimut.

"Tohka ?!"

73
"Nu, ada apa Shidou? Membuat wajah yang aneh."

"T-Tidak ... kemana kamu pergi?"

"Un. Kotori memintaku untuk bermain-main dengannya, tapi hari ini


agak dingin. Jadi aku pergi untuk menemukan sesuatu yang bisa
menutupi lututku dari bagian dalam kamarku."

"... Apa-"

Dari kata-kata Tohka, Shidou secara refleks terhuyung. Dia merasa


penglihatannya mulai berubah dan kabur.

-Apakah Kotori mengatakan yang sebenarnya? Shidou, membuat


dirinya semua bekerja untuk apa-apa ... !?

"…Aku akan mandi…"

Untuk beberapa alasan rasanya seperti kehilangan. Shidou keluar


dari ruang tamu dengan goyah.

"-? Shidou, ada apa?"

"…Aku berharap."

Suara-suara kedua terdengar di belakangnya saat dia meninggalkan


koridor. Dia menyiapkan pakaian dan handuk mandi secara acak,
sebelum membuka pintu ruang ganti kamar mandi.

"……"

Untuk berjaga-jaga, dia mengetuk pintu kamar mandi sebelum


membukanya.

74
"... Apa, benar-benar tidak ada siapa-siapa."

Dia menghela nafas lega, dan dengan cepat melepas pakaiannya


sebelum memasuki kamar mandi. Saat dia meraih solusi gelembung
di tangannya— dia tiba-tiba merasa seperti telah melakukan
sesuatu yang buruk pada Kotori.

Dia berpikir untuk membiarkan Kotori menggunakannya besok. Dia


melemparkan aditif air mandi biasa yang tidak menghasilkan
gelembung ke dalam bak mandi.

Dan kemudian dia dengan cepat mencuci tubuhnya sebelum


memasukkan tubuhnya ke dalam bak mandi yang diwarnai dengan
warna putih susu.

"Fuu ~~"

Desahan panjang dan ramping. Banyak gema berulang bergema


dari dinding kamar mandi dan kembali ke telinganya.

"Hari ini lagi ... Melelahkan ......"

Dia membenamkan bahunya ke dalam bak mandi air panas, dan


menghela napas lagi.

Dari pori-pori tubuhnya, rasanya seluruh kelelahan tubuhnya


meleleh.

Shidou, mengambil waktu dan perlahan menutup kelopak matanya.

... Dan sekarang, dia bertanya-tanya berapa lama waktu berlalu.

"-Fun, fufufufu-n, fufu-n ~"

75
Suara seseorang yang bersenandung, membawa Shidou keluar dari
kebingungannya.

"Ah ...? Apa ...?"

Shidou menggosok matanya yang terlihat mengantuk, dan


menghadap ke arah dari mana suara senandung itu berasal—

"-!"

Tubuhnya menegang, dan dia mengutuk dirinya sendiri karena


membiarkan penjagaannya turun.

Tapi itu wajar. Karena saat ini, menghadap ke kaca yang


memisahkan kamar mandi dari ruang ganti, dia melihat sosok samar
gadis berambut hitam.

"I-Ini tujuanmu ya, Kotori—!"

Shidou mengerang sambil menahan perutnya.

Membuatnya terlihat seperti pola yang sama seperti terakhir kali


dan kemudian menggunakan serangan mendadak.

Bukannya Shidou pindah ke tempat Tohka, tapi sebaliknya.

Meski sederhana, itu adalah strategi yang efektif. Karena saat ini,
Shidou tidak punya tempat untuk lari.

"Aku telah ditipu. Kotori—!"

Saat ini dalam pikiran Shidou; Kotori mengenakan kacamata hitam


sambil membuat tawa yang tidak pantas dan berkata, [Karena kamu

76
masih kecil] sambil menyeruput segelas wiski. Adegan itu melayang
di benaknya.

Setelah selesai melepas pakaiannya, Tohka meletakkan tangannya


di pintu kamar mandi.

"-!"

Shidou dalam kebingungan, dan tanpa berpikir, terjun ke bak mandi


dan menutup tutupnya sebelum dia ditemukan.

Dan kemudian seolah-olah dalam penampilan seseorang yang


lewat, suara pembukaan pintu terdengar.

Selanjutnya, dengan suara * berderik *, tutup bak mandi telah


dihapus. Lalu-

"Tou!"

*Guyur!*

Dan, tanpa memeriksa bagian dalam bak mandi, Tohka dengan


penuh semangat melompat ke bak mandi.

Memercikkan ke dalam air panas - dan pada saat yang sama,


Shidou merasakan sesuatu yang lembut mendaratkan perutnya.

"Nu?"

Dan akhirnya, Tohka merasa ada sesuatu yang tidak biasa.

Dengan demikian ... Shidou tidak bisa lagi menahan napas dan
pecah dari permukaan air susu dengan dia membuat 'pose hari
yang baik' di wajahnya.

77
"Y-Yo."

"……"

Setelah itu hanya dalam beberapa detik.

"—— !?"

Tohka, wajahnya bersinar semerah tomat, dan mengangkat teriakan


yang tidak terdengar seperti suara.

"Tenang, Tohka ...!"

"-! Kamu idiot! J-Jangan keluar ...!"

Tohka meraih kepala Shidou dengan seluruh kekuatannya, dan


menjatuhkannya ke air.

Secara alami, Shidou yang tidak bernapas dengan baik, tidak


memiliki oksigen yang cukup di paru-parunya.

"-! …………!"

Dan kemudian dikunci di grapple ini di bak mandi untuk sementara


waktu.

Shidou akhirnya kehilangan kesadaran, * celepuk * ... dan mulai


mengambang di bak mandi.

Di suatu tempat di benaknya; Kotori berkata [Ya, itu payah], dia


merasa seperti dia lagi mendengar suara panjang dari radio— tapi
tidak ada yang bisa dilakukan Shidou.

78
Bagian 5
"Itu adalah benar — benar-benar ...... pengalaman buruk."

Dia entah bagaimana mengembalikan kesadarannya. Shidou setelah


keluar dari bak mandi, mencuci tumpukan piring di wastafel dan
menyiapkan nasi besok. Akhirnya kembali ke kamarnya sendiri— dia
benar-benar lelah.

Jarum jam berubah menjadi 11:00.

Anak-anak yang baik, baik Tohka dan Kotori, sudah tidur di kamar
masing-masing.

Meskipun untuk anak sekolah menengah yang sehat, masih terlalu


dini — kelelahan hari ini sama sekali tidak normal.

—Seperti yang diduga, bahkan untuk Kotori, hari ini melelahkan.

Shidou memasuki kamarnya dan kemudian menyelam ke tempat


tidurnya. Dia langsung tertidur.

"...... ri. Kotori, tolong bangun. Sudah waktunya."

Semua orang sudah tertidur — itu sudah lama sampai malam. Dia
merasa gendang telinga kanannya bergetar dan Kotori
mengerutkan alisnya.

"U …… nn ……"

Tetapi, untuk dibangunkan oleh sesuatu seperti itu, tidur 13 tahun


(seperti Itsuka Kotori) bukan yang dangkal.

79
Di atas tempat tidurnya dia memutar tubuhnya, menggulung
selimut dan melilitkannya ke tubuhnya sebelum berbalik ke
samping, dan sekali lagi mulai mengeluarkan suara tidur yang
tenang.

"... Kotori. Kotori. Tolong jangan kembali tidur"

"Tidak ~"

Kotori menggunakan tangannya untuk menggosok matanya yang


berkedip lemah, dan dengan lamban mengangkat tubuhnya.

"Apa itu ... Oniii-chaan ..."

"…… Maaf tapi aku bukan Shin. Ini aku, Reine."

Dia membuat putaran kecil dengan lehernya, dan "Fuaaaaaaaa


………" menguap lebar.

"Reine ...? Ada apa, di saat seperti ini ..."

Sementara Kotori sedang menggosok matanya dengan satu tangan,


dan yang lain berayun di samping tempat tidur, menemukan
ponselnya sambil meraba-raba dengan tangannya, dia menyalakan
lampu di layar menu dan memicingkan matanya ke arah layar.

Itu 3:20 Pagi Itu adalah saat ketika, semua anak baik dan buruk
berada di dalam mimpi mereka.

"... Persiapannya sudah siap. Kami menyerahkan instruksi terakhir


padamu."

Setelah diberitahu itu, Kotori [ah] membuka mulutnya dengan celah


kecil.

80
"Un ... Oh ya ... aku memintamu ... untuk membantuku ... bangun ..."
Sementara Kotori menggelengkan kepalanya seperti Reine, dia
sekali lagi meraih ke arah area di sekitar tempat tidurnya.

Dan dia mengambil tangannya, sebuah permen seukuran mulut


yang dia letakkan di sana. Dia kemudian merobek bungkusnya yang
berantakan dan memasukkannya ke mulutnya.

"-!"

Pada saat itu, di lidahnya sesuatu seperti perasaan seperti ledakan


dikirimkan ke otaknya. Kotori menggoncangkan seluruh tubuhnya.
Dan pada saat yang sama, aroma menyegarkan dan merangsang
melewati rongga hidungnya.

Ya, itu bukan Chupa Chups yang biasa. Itu adalah senjata
rahasianya, Super Mental Candy yang super menyegarkan yang
digunakan Kotori hanya ketika dia ingin menahan rasa kantuknya.

Kotori mengambil pita hitamnya di tangannya, dan mengikat


rambutnya di ekor kembarnya yang biasa.

"Ah- aku sudah bangun. Maaf tentang itu, Reine."

"... Aku tidak keberatan - tanpa penundaan, ini laporannya. Shin saat
ini dalam kondisi tidur."

"Begitu. Dan, bagaimana dengan anggota lainnya?"

"... Aku menyuruh mereka siaga seperti yang diperintahkan. Kita


bisa pergi kapan saja."

"Itu sudah cukup."

81
Ketika Kotori mengatakan itu, dia membunuh suara langkah kakinya
dan meninggalkan kamarnya, turun menuruni tangga dan mencapai
pintu depan.

Dan kemudian, dengan suara * kachinn *, pintunya tidak terkunci.

Di depan pintu depan ada seragam pertempuran hitam dan


Balaclava. Ada beberapa pria di pakaian mirip Pasukan Amerika ini
siap siaga.

Note : Penutup kepala yang dapat diatur agar memperlihatkan sebagian


kecil dari wajah saja (biasanya hanya mata dan hidung). Selain untuk
satuan-satuan militer, sering juga dipakai oleh pemain ski

"Targetnya ada di lantai dua. Aku mengandalkan kalian semua."

"Roger."

Orang-orang itu mematuhi instruksi Kotori, dan menyerbu rumah


Itsuka tanpa membuat suara dengan kaki mereka.

"Bu ... Bu ..."

Shidou mengeluarkan erangan kecil, dan di atas tempat tidur dia


dengan ringan merentangkan tulang punggungnya.

Matanya menyambut cahaya matahari pagi yang datang dari


jendela, dan suara kicauan burung memasuki telinganya.

"Tidak ... Sudah pagi ya,"

Dia menguap, sambil mengedipkan matanya, dia berbalik ke sisi lain


tempat tidur.

-Dan.

82
"Ah ...? Apa ini ...?"

Rasanya seperti pipinya menyentuh sesuatu yang lembut. Shidou


mengangkat alisnya sedikit.

Untuk menemukan identitasnya, dia perlahan meletakkan


tangannya di sekitar kepalanya, dan meraba-raba.

Ketika dia melakukan itu, dari arah di atas kepalanya.

"Tidak ..."

Apa yang—

Sebuah suara lucu terdengar.

"……"

Shidou berhenti bernapas sejenak, dan mengumpulkan pikirannya.

Dia melihat sekelilingnya. Di depan matanya ada kain bulu tipis. Dan
di langit-langit, dia bisa melihat lampu, yang berbeda dari kamarnya
sendiri.

Di sana— Ini bukan kamar Shidou.

Menilai dari interior kamar ... Sepertinya itu adalah ruang tamu di
lantai dua yang jarang dia masuki.

"Ya ~ ng Ber ~ arti…"

Dia perlahan, dengan sangat lambat memalingkan wajahnya untuk


melihat ke atas kepalanya.

83
"…… Mu?"

84
85
Di sana, seperti yang diharapkan, adalah penampilan Tohka yang
indah.

Dia mungkin bangun beberapa saat yang lalu. Seketika Shidou


mengangkat pandangannya ke atas — mata mereka bertemu.

"……"

"……"

Setelah beberapa detik.

"Hiiiiiiiii——"

"Apa ...?"

Shidou dan Tohka tersedak pada waktu yang hampir bersamaan —


dan dengan cepat mereka berdua bangkit dari tempat itu, seolah-
olah sebuah gong dibunyikan untuk memulai dimulainya suatu
kompetisi, mereka membelah diri mereka sendiri dan mengambil
jarak tertentu — satu menuju sisi bantal dan lainnya menuju sisi
kaki tempat tidur.

"A-Apa yang kamu lakukan, Shidou! Kenapa kamu di tempat tidurku


...!?"

"A-Aku-Tidak-Tahu! Ke-Ke-Ke-Ke-Apa yang aku lakukan di sini ...!?"

"Yang bertanya adalah aku!"

"Kamu benarrr!"

Shidou, sementara dalam ketegangan yang tak bisa dijelaskan


berteriak.

86
Dan, pada saat itu pintu kamar terbuka, Kotori muncul.

"Oke, Keluar! Tenang sedikit lagi, Shidou."

"…… Kotori …… !? Jangan-jangan bilang, ini ulahmu!"

"Coba kulihat, tentang apa ini. Bukankah ini tentang Shidou yang
tidak dapat menahan libido birunya yang meluap-luap, jadi dia
merangkak ke kasur Tohka? Berhenti membuat tuduhan aneh
padaku."

Kotori mengangkat bahu sambil bertingkah bodoh, dan


mengatakan itu dengan senyum kecil di wajahnya.

"Apa ...?"

Dari kata-kata itu, wajah Tohka memerah, dan menarik selimut


untuk menutupi dadanya.

"Aku-aku tidak bersalah!"

Dia berteriak, Kotori tidak peduli dan karena alasan tertentu, mulai
mengeluarkan ponsel dari sakunya.

Tapi itu, untuk beberapa alasan properti Shidou.

"Kamu ... Bukan itu teleponku. Apa yang kamu lakukan?"

"Eh? Aah."

Kotori tersenyum kecil, dan memutar layar ponsel sehingga bisa


menghadap Shidou.

87
Di layar itu sebuah surat telah ditulis. Dan nama penerima—
Tonomachi Hiroto, teman Shidou, sedang ditampilkan.

"- !?"

Shidou tersedak. Itu karena artikel surat itu tentang—

"Ada stasiun radio yang luar biasa. Cobalah dengarkan itu. Itu
benar-benar membuat hatiku gemetar. Ini akan mengubah
pandanganmu tentang kehidupan."

Setelah menulis sesuatu seperti itu, dia meletakkan URL halaman


web di bagian akhir pesan.

"Hah ...? A-Apa URL itu ..."

"Aah, acara kemarin mulai ditransmisikan di radio internet. Dengan


ini di internet, siapa pun dapat mendengarkan karya Shidou kapan
saja mereka mau."

"Apa ... !?"

Shidou, matanya terbuka lebar karena ketakutan dan mengulurkan


tangannya.

"Hen-Henti——"

Sebelum Shidou menyelesaikan kata-katanya, Kotori menekan


tombol kirim.

"Gyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa !?"

Dia berteriak dan mengambil kembali ponselnya, dan mati-matian


menekan tombol batal — terlambat.

88
Karena kenyamanan peradaban modern yang mengirimkan
informasi dengan cepat, sepotong informasi bencana telah dikirim
kepada temannya.

"A-Apa yang kamu lakukan ...!"

"Ini Penalti. Akan merepotkan jika kamu akan panik hanya dengan
menyentuh payudara Tohka dengan pipimu."

"Un, Bahkan jika kamu mengatakan itu ... pada ...?"

Dia merasakan perasaan tidak nyaman setelah mendengar kata-kata


Kotori, dia kemudian memutar lehernya.

... Kalau dipikir-pikir, saat dia mendapatkan kesadarannya, dia


merasa seperti menyentuh benda yang sangat lunak.

Dia dengan takut-takut memandang ke arah tempat Tohka berada,


matanya dipenuhi lingkaran.

Dan kemudian, untuk beberapa alasan dia ingat perasaan dari tadi
dan mulai menyentuh tubuhnya — setelah menyentuh area di mana
payudaranya berada, seluruh tubuhnya menegang.

"……"

Puf! Tampaknya hampir seolah asap akan naik, wajah Tohka benar-
benar merah.

"U ... Uwaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!"

Dan kemudian Tohka mengangkat jeritan yang luar biasa, dan mulai
meraih benda-benda di sekitarnya dan melempar secara acak.

89
"Uwahh ……… Tenang, Tohka!"

Shidou entah bagaimana menghindar, dan mencoba meninggalkan


ruangan tetapi, dia tertabrak ornamen Akebeko, dan pingsan.

Note : Ornamen Akebeko adalah sejenis mainan dari prefektur


Fukushima dalam bentuk sapi merah, juga digunakan sebagai jimat
melawan cacar

90
Bab 2 – Gadis di Bawah Hujan
Bagian 1
"Oh, Itsuka ... Eh? Apa yang terjadi padamu?"

Saat itu pagi dan Shidou, yang menyeret kakinya yang berat ke
ruang kelas, dipanggil dengan suara bingung oleh Tonomachi.

Yah bahkan jika itu bukan dia, melihat keadaannya saat ini, semua
orang akan memiliki kesan yang sama juga.

Karena apakah itu wajah atau tangannya, seluruh tubuhnya praktis


dibalut perban, di atas itu langkah-langkahnya sangat mengejutkan
sehingga sepertinya dia akan jatuh kapan saja.

"... Aah, sedikit sesuatu."

Shidou tersenyum masam sambil mengatakan itu, lalu menghela


nafas kecil.

Ke samping Tonomachi, seolah-olah dia ingat sesuatu, menahan


tawanya.

"Oh ya, aku mendengar radio itu, ada apa dengan itu? Itu sangat
menarik."

Wajah Shidou berkedut setelah mendengar kata-kata itu.

"K-kau sudah mendengarnya? Itu ..."

"Oh, aku mendengarkannya sedikit sebelum aku meninggalkan


rumah. Tapi ... itu seharusnya lelucon, kan? Akan menakutkan kalau
itu nyata."

91
"Ah ... Hahahaha ... Ya, k-kau benar ..."

Shidou tertawa kering dan mengalihkan pandangannya.

"Men-Meninggalkan itu selain Tonomachi, apa yang kamu lihat?"

Shidou mengangkat suaranya untuk mengubah topik karena akan


merepotkan jika dia lebih tertarik pada siaran radio itu.

Tonomachi tampak seperti sedang menatap serius pada halaman


gravure di belakang majalah manga.

Note : Dari gravure idol, istilah yang digunakan untuk menyebut model
Jepang yang berpose dengan hanya mengenakan pakaian dalam atau
pakaian renang.

"Ah, ini— Oh ya, aku juga ingin bertanya tentang sesuatu."

"A-apa itu?"

Shidou memintanya kembali. Tonomachi sangat serius dan terus


berbicara.

"Perawat, miko, atau pelayan ...... yang mana yang paling kamu
sukai?"

Note : Miko adalah seorang pendeta wanita di kuil-kuil Shinto.


Tonomachi sedang menanyakan preferensi Shidou terhadap gadis
dengan tiga macam pakaian tersebut.

"…Hah?"

Shidou mengeluarkan suara kaget karena pertanyaan tak terduga


Tonomachi.

92
"Sudah diputuskan bahwa kostum gravure untuk edisi berikutnya
akan didasarkan pada jajak pendapat para pembaca ... Ini sangat
menyusahkan."

"... Ahh, begitukah ..."

Shidou menjawab sambil menghela nafas. Tonomachi sepertinya


tidak keberatan dan mendorong majalah itu ke arah Shidou.
"Jadi? Yang mana yang kamu suka !?"

"Eh ... errrrmm ... lalu ...... pelayan ...?"

Shidou menjawab karena ditekan oleh kekuatan Tonomachi yang


tidak biasa. Pada saat itu, alis Tonomachi tiba-tiba berkedut.

"A-Apa yang salah?"

"——Untuk berpikir bahwa kamu ingin pelayan! Aku minta maaf


tapi persahabatan kita berakhir di sini!"

"……"

Shidou, menggaruk pipinya, lalu berjalan ke kursinya sendiri.

"H-Hei, kamu mau kemana? Itsuka!"

"…… Persahabatan kita berakhir di sini kan?"

"Hei, Apa-apaan ini? Apakah kamu tidak terlalu serius. Apakah kamu
tidak berpikir dunia di mana kekasih Pembantu dan kekasih Perawat
dapat hidup berdampingan dengan damai juga baik?"

Sepertinya Tonomachi ada di fraksi Perawat.

93
Shidou meletakkan tasnya di kursinya, sambil mengabaikan
Tonomachi yang melemparkan majalah di atas meja dan
mengikutinya.

Pada saat itu, gadis yang duduk di sampingnya yang sedang


membaca buku referensi yang besar - Origami Tobiichi melirik ke
arahnya.

"……"

"O-Oh ... Tobiichi, selamat pagi."

"Selamat pagi."

Origami menjawab dengan suara monoton dan kemudian


memiringkan kepalanya.

"Pembantu?"

Sepertinya dia mendengar percakapan tadi. Shidou melambaikan


tangannya dengan bingung.

"... Eh, t-tidak, jangan pikirkan itu."

"Aku melihat."

Origami membuat balasan singkat dan sekali lagi mengembalikan


pandangannya ke arah buku itu.

"Selamat pagi-"

Segera setelah itu, Tonomachi melambaikan tangannya ke arahnya,


tetapi ekspresi Origami tidak berubah sedikit pun.

94
Tonomachi mengangkat bahu dengan berlebihan, dan mulai
menggiling Shidou di samping perutnya.

"Meskipun ini terjadi setiap saat. Kenapa selalu kamu yang selalu
mendapat balasan setelah sambutan? K-Kamu ..."

"Ba-Bagaimana aku tahu? Hentikan sudah."

Shidou melepaskan Tonomachi yang menyebalkan itu, dan tiba di


kursinya.

Pintu ruang kelas terbuka, dan Tohka masuk.

Tentu saja, karena Tohka yang sekarang tinggal di rumah keluarga


Itsuka, rute ke sekolah persis sama dengan Shidou. Namun, jika
mereka pergi ke sekolah bersama-sama itu mungkin akan terlihat
mencurigakan, jadi Tohka harus pergi sedikit kemudian setelah
Shidou.

Selain itu, dia masih dipengaruhi oleh induksi mengerikan yang dia
terima setelah pindah ke rumahnya kemarin. Dia tidak tahan
menambahkan lebih banyak bahan bakar ke api ketika 75 hari
belum berlalu.

"……"

Tohka diam-diam duduk di kursinya di sisi kanan meja Shidou dan


tanpa memandangnya, dia menggerakkan bibirnya.

"... Err, tentang ... pagi ini, aku minta maaf. Apakah tubuhmu baik-
baik saja?"

Sepertinya dia masih peduli tentang masalah itu pagi ini. Shidou
menggaruk pipinya sambil tersenyum pahit.

95
"O-Oh ... Jangan khawatir tentang itu ..."

"Mu ……"

Tohka mengangguk kecil. Dan akhirnya— Shidou menyadari


sesuatu.

"…Ah."

Beberapa teman sekelas mendengarkan percakapan mereka dan


mengirimi mereka tatapan tertarik.

Tapi, sepertinya Tohka belum menyadarinya.

"T-Tapi kamu juga salah. Kamu tiba-tiba ... Kamu tahu ... aku
terkejut."

Karena kata-kata Tohka, semua orang yang mendengarkan menarik


napas.

"To-Tohka ... Kenapa kita tidak bicara nanti ...?"

"Hah? Kenapa begitu?"

Tohka menghadap Shidou sambil memiringkan kepalanya, dan


akhirnya memperhatikan tatapan yang datang dari semua orang.

"... Eh?"

Tohka tersentak kaget dan keringat mulai jatuh di pipinya. Dia ingat
bahwa kemarin di rumah dijelaskan kepadanya bahwa fakta bahwa
Shidou dan Tohka tinggal bersama adalah rahasia.

96
"B-Bukan itu yang kamu pikirkan semua orang! Bukannya aku dan
Shidou hidup bersama !?"

"—— !?"

Semua orang dari kelas mengerutkan kening pada saat bersamaan.

"I-Idiot…"

Shidou bergumam pelan dan kemudian dengan sengaja berbicara


dengan suara keras.

"A-Aaah! Di pagi hari ketika pergi ke sekolah, kita secara kebetulan


bertemu satu sama lain! Apakah kamu baik-baik saja Tohka !?"

"Mu ...? U-Umu, tidak masalah!"

Tohka sepertinya sudah menebak apa yang Shidou maksudkan,


meskipun sulit, mereka menyatukan kebohongan mereka.

Yah, meskipun itu memang terlihat agak dipaksakan ... Awalnya,


pembicaraan tentang [seorang pria dan wanita sekolah menengah
yang hidup bersama] itu sendiri terdengar tidak realistis, dia terus
mengoceh sampai semua orang merasa puas untuk berjaga-jaga.

... Yah meskipun begitu, masih ada satu orang di sisi kiri Shidou
yang tidak puas ... Seorang siswa perempuan melepaskan tatapan
yang akan membuat siapa pun kedinginan.

"……"

Entah bagaimana, dia merasa seperti akan keluar compang-


camping. Shidou menghela nafas panjang.

97
—Namun, masalah itu akan diselesaikan dengan kecepatan yang
mengejutkan.

Bel ke-4 berbunyi dan bergema di seluruh gedung, menunjukkan


bahwa istirahat makan siang telah dimulai.

Dan pada saat bersamaan,

"Shidou! Sudah waktunya makan siang!"

"……"

Di meja Shidou— di sebelah kiri dan kanan, * Jyan *! meja merapat


di kedua sisi.

Dan tentu saja, di sebelah kanannya adalah Tohka, dan di sebelah


kiri adalah Origami.

"... Nu ... Apa yang kamu inginkan? Kamu mengganggu kami."

"Itu kalimatku."

Dari kiri dan kanan Shidou, tatapan tajam dipertukarkan dari kedua
sisi.

"Kami-Baiklah ...... Tenang. Bukankah tidak apa-apa jika semua


orang makan bersama? Benar ...?"

Ketika Shidou mengatakan itu, dengan enggan, Tohka dan Origami


diam-diam duduk. Dan kemudian mereka berdua mengeluarkan
bento mereka sendiri dari tas masing-masing.

Note : Bento dari kata diatas adalah istilah dari Bahasa Jepang yaitu
Makan siang buatan sendiri biasanya dalam kotak kecil terbuka yang
berisi nasi dan beberapa lauk.

98
Shidou mengikuti, mengeluarkan bento-nya sendiri, dan
meletakkannya di atas meja. Mereka semua membuka kelopaknya
bersama, dan kemudian—

"……"

Dia melihat mata Origami sedikit melebar, dan dia mengutuk


dirinya sendiri karena tidak siap.

Bento Shidou adalah sesuatu yang dia buat untuk dirinya sendiri di
pagi hari. Dan tentu saja itu dibuat bersama dengan Kotori
(meskipun dia belum kembali ke rumah bulan ini).

Secara alami— jika perlu untuk menyiapkan porsi orang lain dari
bento yang disiapkan dengan tergesa-gesa, itu adalah tugas Shidou
untuk melakukannya.

"……"

Origami memberi Shidou tatapan dingin, dan membandingkan


kotak bento Shidou dan Tohka— memeriksa isinya.

—Menu yang sama diatur di dalam kedua bento mereka, terlihat


identik.

"Nu, a-apa? Bahkan jika kamu menatapku seperti itu, aku tidak akan
memberikannya padamu ..."

Tohka tidak menyadari keseriusan masalah ini dan menatap Origami


dengan bingung.

"Apa artinya ini?"

"I-Ini ..."

99
Ketika Origami mengajukan pertanyaannya, Shidou mengeluarkan
keringat dingin dan menghindari kontak mata.

"S-Sebenarnya. Ini dijual oleh penjual makan siang pagi ini dan
kebetulan Tohka juga ada di sana—"

"Pembohong."

Origami menyela Shidou di tengah jalan, dan kemudian melepas


tutup kotak bento Shidou.

"154 hari yang lalu, kamu membeli ini di toko diskon yang ada di
depan stasiun seharga 1580 yen, dan kamu masih
menggunakannya. Ini bukan sesuatu dari penjual makan siang."

"B-Bagaimana kamu tahu sesuatu seperti itu-?"

"Itu tidak penting sekarang."

Tidak, dia berpikir bahwa ini adalah pertanyaan penting, tapi dia
dikalahkan oleh Origami dan tidak dalam posisi untuk mengatakan
apa-apa. Seperti barusan, kata-katanya akan terhenti di tengah
jalan.

"Muu, apa yang kalian bicarakan barusan! Jangan pisah kelompok!"

Dari samping, Tohka yang merasa ditinggalkan, mengangkat


suaranya, mengembungkan pipinya.

Dan, pada saat itu.

* Uuuuuuuuuuuuuuuuuuuu ----------- *

Alarm keras terdengar dan bergema di seluruh kota.

100
Dalam sekejap, ruang kelas yang bising saat istirahat makan siang,
tiba-tiba menjadi sunyi.

—Itu adalah alarm spacequake.

Sekitar 30 tahun yang lalu, ancaman terhadap manusia, bencana


terburuk, disebut spacequake, dan menjadi pertanda bencana.

"……"

Pada saat itu, Origami menunjukkan ekspresi ragu-ragu, dan


kemudian segera berdiri dari kursinya dan meninggalkan ruang
kelas dengan kecepatan yang luar biasa.

"... Eh?"

Shidou dalam keadaan bingung dan hanya bisa mengikutinya


menggunakan matanya ... Yah, meskipun sedikit tidak bijaksana, dia
tidak bisa membantu tetapi berpikir bahwa dia diselamatkan oleh
alarm yang berdering pada waktu yang tepat.

Sementara Tobiichi Origami adalah seorang siswa, dia juga seorang


individu yang berbakat di AST Pasukan Bela Diri Darat.

Berarti, dia sedang menuju ke medan perang tepat pada saat ini—
Untuk membunuh para Roh, seperti situasi dengan Tohka
sebelumnya.

"……"

Shidou menggertakkan giginya.

Dia tahu dia tidak bisa menghentikan Origami. Tapi-

101
Di sana, di pintu ruang kelas, suara seorang gadis menggema dalam
keadaan bingung.

"…… Semua orang, ini alarmnya. Tolong segera evakuasi ke tempat


perlindungan bawah tanah."

Guru fisika mengenakan mantel putih— Reine, mengarahkan jari-


jarinya ke arah koridor.

Setelah para siswa menelan air liur mereka, mereka keluar menuju
koridor satu per satu.

"Nu? Shidou, ke mana semua orang pergi?"

Tohka bertanya sambil melihat teman sekelas lainnya dan


memiringkan kepalanya.

"Ah-Aah ... ke tempat penampungan. Ada satu di bawah sekolah."


"Berlindung…?"

"Aah. Untuk saat ini, mari tinggalkan penjelasan untuk nanti. Kita
juga akan Tohka."

"Nu-Nuu."

Dengan menyesal Tohka melirik bento yang belum tersentuh, dan


berdiri mengikuti instruksi Shidou.

Mereka mengikuti teman-teman sekelas lainnya dan keluar ke


koridor.

"…… Shin. Kamu datang ke sini."

Riene menangkap kerah baju Shidou.

102
"Eh, Reine-san? Dengan cara ini berarti ..."

"…… Bukankah ini sudah jelas? Kita akan pergi ke <Fraxinus>."

Ketika Shidou menanyainya, dia mengangkat suaranya tetapi tidak


cukup keras untuk memungkinkan siswa lain mendengarnya, dan
Reine menjawab.

“…… Itu baru satu hari …… Kamu mungkin belum membuat


keputusan tentang apa yang akan kamu lakukan mulai sekarang.
Tapi ada sesuatu yang ingin kami tunjukkan kepadamu. Roh dan
situasi saat ini.”

Shidou menelan ludahnya untuk melembabkan tenggorokannya


yang kering dan mengepalkan tinjunya.

"... Aku mengerti. Aku akan pergi."

Reine membuat anggukan kecil mengantuk dengan satu mata


terbuka, dan setelah melihat para siswa yang berbaris, dia
menghadap ke pintu masuk.

"...... Yah, ayo cepat. Itu tidak akan lama sebelum spacequake."

"Y-Ya. Dan— Ah, Reine-san. Apakah tidak apa-apa jika kita tidak
membawa Tohka?"

Katanya sambil melirik ke arah Tohka.

Berbicara tentang Tohka, dia melihat dengan bingung pada teman-


teman sekelas yang mengantri untuk evakuasi.

"…… Aah, ini tentang itu— Umu, kita akan meminta Tohka
mengungsi ke penampungan bersama semua orang."

103
"Eh? Apakah tidak apa-apa?"

"...... Aah. Dengan kekuatannya saat ini dalam keadaan tersegel,


Tohka tidak jauh berbeda dari manusia lain. Juga, jika dia melihat
pertempuran antara Roh dan AST, dia mungkin akan bermasalah
jika dia mengingat waktu kejadiannya. "Aku sudah memberitahumu,
kan? [Ratatoskr] ingin menghindari Tohka menumpuk stres
sebanyak mungkin."

"Tidak tapi……"

Tepat ketika Shidou ingin mengatakan sesuatu, turun dari arah


koridor, sebuah suara bernada tinggi bergema.

"Ho-Hora, Itsuka-kun, dan Yatogami-san, bahkan Murasame-sensei


juga! T-Tolong jangan berhenti dan berdiri di sana! Jika kalian
berdua tidak bergegas dan mengungsi, bahayanya berbahaya!"

Guru wali kelas Shidou, Okamine Tamae, dijuluki Tama-chan,


mengangkat bahu kecilnya dan mengatakan itu dengan tergesa-
gesa. Namun, arti kata-katanya membingungkan.

"...... Un, jika kita tertangkap kita akan berakhir dalam situasi yang
menjengkelkan. Ayo pergi."

Reine memberi isyarat dengan matanya dan menghadap ke arah


pintu masuk.

"Eh, ah tunggu sebentar—"

Meskipun sedikit mengkhawatirkan, itu tidak bisa membantu.


Shidou membuat erangan kecil dan menggaruk kepalanya. Dia
kemudian mengambil tangan Tohka dan meletakkannya di tangan
Tama-chan.

104
"Sensei, aku mengandalkanmu untuk merawat Tohka!"

"Fue? Eh? Ah, kamu-ya, tentu saja."

Tama-chan dengan cepat dipercayakan dengan Tohka, matanya


berputar-putar seolah-olah dia tiba-tiba tercengang, sambil
mengatakan [Aku-aku juga seorang guru juga! "].

"Shidou ...?"

Tohka mengangkat alisnya dengan gelisah.

"Tohka, dengarkan. Tolong evakuasi bersama dengan Sensei ke


tempat penampungan."

"Bagaimana denganmu? Apa yang akan kamu lakukan Shido?"

"Ah ... aku, punya tugas penting untuk dilakukan. Majulah tanpa
aku. Oke?"

"...! Ah! Shi-shidou!"

"Itsuka-kun! Murasame-sensei juga !? Kemana kalian berdua pergi


!?"

Sambil mendengar suara khawatir dari pasangan yang tertinggal,


Shidou dan Reine berlari ke luar gedung sekolah.

105
Bagian 2
"—Aah, kalian berdua datang. Roh akan segera muncul. Aku
mengandalkanmu untuk persiapan, Reine."

Dari kursi kapten, Kotori mengatakan ini kepada mereka, dengan


Shidou dan Reine telah tiba di jembatan <Fraxinus>.

"…Ah."

Reine membuat anggukan kecil, mengibaskan ujung mantel


putihnya, dan duduk di konsolnya di jembatan bawah.

"—Sekarang ..."

Dan, ketika Shidou tetap diam, Kotori bertanya padanya sambil


memiringkan kepalanya.

"Meskipun kami minta maaf karena kami tidak memberi kau banyak
waktu tetapi apakah kau sudah membuat keputusan? Shidou."

"... Uh—"

Dia tersedak. Tapi, dari atas jembatan, suara keras dari sirene
bergema.

"Ap ... Apa?"

"Pembacaan gelombang Roh yang luar biasa kuat telah terdeteksi!


Akan datang!"

Teriakan seorang anggota kru laki-laki datang dari jembatan yang


lebih rendah, dan mata Shidou berputar dari kebingungan.

106
Ketika Kotori mendengar teriakan itu, *Merebut* dia menjentikkan
jarinya.

"Oke. Ganti monitor Utama ke gambar di mana situs prediksi


berada."

Ketika Kotori memberi perintah, pandangan mata tentang kota


diproyeksikan pada monitor utama.

Itu adalah jalan utama yang dipenuhi banyak toko. Tentu saja tidak
ada sosok manusia yang terlihat, seolah-olah itu adalah kota hantu.
Di tengah gambar itu, *Melengkung*.

"Eh ...?"

Pada awalnya, dia mengira bahwa proyektor gambar mengalami


beberapa masalah tetapi— itu salah.

Ruang angkasa.

Ruang, yang semula kosong, terdistorsi, seolah-olah riak di


permukaan air diciptakan dengan melemparkan batu ke sana.

"A-Apa ini ...?"

"Ara? Apakah ini pertama kalinya Shidou melihat ini?"

Saat Kotori mengatakan itu, distorsi ruang tumbuh lebih besar—


Dia berpikir bahwa cahaya kecil dihasilkan di layar, dan bersama
dengan suara ledakan, layar telah berubah putih pucat.

"——!"

107
Meskipun dia tahu bahwa ini adalah peristiwa yang terjadi di dalam
layar, dia secara naluriah menutupi wajahnya dengan tangannya.

Setelah beberapa detik, sambil perlahan-lahan menjatuhkan


tangannya, dia membuka matanya, dan di layar ada pemandangan
yang sama sekali berbeda dari sebelumnya.

Di kota, sebuah lubang telah terbuka.

Tidak ada cara lain untuk mengekspresikannya.

Sebagian bangunan yang seharusnya dibariskan, dicukur menjadi


bentuk mangkuk yang dangkal.

Toko-toko, lampu jalan, tiang telepon, dan bahkan permukaan jalan


yang seharusnya ada di sana, semuanya, telah menghilang.

Terlebih lagi, mungkin karena efek setelah ledakan, daerah


sekitarnya tampak seperti badai besar telah melanda.

Kekacauan ini ... menyerupai tempat itu sekitar satu bulan yang lalu,
tempat ia pertama kali bertemu Tohka.

Yang berarti, tadi, itu—

"... Spacequake ..."

Shidou berkata dengan suara bergetar, Kotori [benar] menyetujui.

"—Ini adalah distorsi dimensi yang terjadi ketika Roh datang ke


dunia ini. Dan bencana alam yang memicu secara alami."

"……"

108
Dia telah melihat reruntuhan bangunan berkali-kali tetapi ini adalah
pertama kalinya dia melihat saat ledakan terjadi.

Telapak tangannya berkeringat.

Ada kalanya dia mencoba mencari tahu fenomena di kepalanya —


dan berkat pengalaman ini, dia akhirnya merasa seperti
memahaminya.

Dia memahami teror yang ditimbulkannya— Kota, ruang tempat


orang menjalani kehidupan sehari-hari, dihancurkan, semuanya
dalam sekejap.

"Yah, setidaknya kali ini ledakannya dalam skala kecil."

"Sepertinya begitu."

Kotori dan pria jangkung tepat di belakangnya— Wakil komandan


Kannazuki Kyouhei, berkomentar.

"Nasib baik - adalah apa yang ingin aku katakan, tetapi karena ini
adalah [Pertapa], ini seharusnya normal."

"Yah, kurasa begitu. Bahkan di antara para Roh, dia memiliki sifat
tipe jinak."

Shidou, masih diam, menyatukan alisnya.

—Apa ledakan tadi, itu berskala kecil?

Awalnya, dia tidak mengerti apa yang Kotori dan yang lainnya
bicarakan, tapi kemudian langsung ingat.

109
Mungkin itu masalahnya. Karena spacequake itu meninggalkan
kawah berdiameter sekitar 10 meter. Dari sudut pandang mereka,
itu harus kecil dibandingkan dengan yang lain.

Tentu saja ... bahkan jika dia sepenuhnya memahami ini sekarang ...

"... Hei, Kotori."

Sesuatu dalam pembicaraan Kotori dan yang lain mengganggu


Shidou. Dia membuka mulut untuk berbicara.

"Apa itu [Pertapa]?"

"Aah, itu adalah nama kode Roh yang baru saja muncul. Tunggu
sebentar— Bisakah kamu memperbesar layar?"

Kotori, mengarahkan jarinya ke arah anggota kru di jembatan yang


lebih rendah.

Ketika dia melakukan itu, gambar melebar, menuju kawah yang


tepat di tengah kota.

Dan dengan itu, sesuatu berubah di layar.

"…Hujan?"

Shidou bergumam pelan.

Tanpa peringatan, ia berpikir bahwa layar menjadi lebih gelap, *


tetesan ** tetesan *, hujan mulai turun.

Tapi— bukan itu yang membuatnya tertarik, dia tidak lagi peduli
dengan hujan.

110
Di tengah area yang tampak seperti kawah, mereka dapat
mendeteksi sosok seorang gadis kecil.

"- ?!"

Sebuah kejutan menghantam jantungnya, seolah-olah itu telah


dicengkeram cakar elang, dan melewati seluruh tubuhnya.

Berdiri di tengah layar yang diperbesar, adalah sosok seorang gadis.


Dan terlebih lagi— dia mengenalinya.

"Ah, itu ..."

Ditutupi oleh kerudung dengan telinga kelinci seperti aksesoris,


adalah seorang gadis berambut biru.

Dia terlihat berusia sekitar 13 hingga 14 tahun, mengenakan mantel


besar dan pakaian dalam yang terbuat dari bahan misterius.

Dan di tangan kirinya, dengan desain lucu, boneka kelinci yang


sedang dia gunakan.

Jika mata dan otak Shidou bekerja dengan baik ... maka tanpa
ragu—

Gadis yang dia temui kemarin ketika dia pulang dari sekolah.

"-? Apa yang salah Shidou?"

Melihat Shidou bertingkah aneh, Kotori berbicara dengan suara


ragu.

Shidou, setelah menatap layar sekali, menegaskan kembali dirinya.

111
"A-Aku pernah bertemu dengan gadis itu sebelumnya ..."

"Apa yang kamu katakan? Kapan ini terjadi?"

"Baru kemarin ... ketika aku kembali ke rumah dengan tergesa-gesa,


hujan mulai turun—"

Shidou, mengingat-ingat, berbicara singkat tentang peristiwa yang


terjadi kemarin.

112
113
Setelah mendengar Shidou berbicara sebentar, Kotori mengarahkan
jari-jarinya kepada para kru di jembatan yang lebih rendah.

"Kirim pembacaan gelombang Roh dari kemarin pukul 16.00 - 17.00


ke terminalku, ASAP!"

Dan kemudian dia menurunkan pandangannya ke layar yang dia


pegang, dan menggaruk kepalanya dengan frustrasi.

"... Itu tidak mengenali nilai numerik utama gangguan itu ya. Itu
sama dengan Tohka terakhir kali ... Shidou, mengapa kamu tidak
memberitahuku ini di rumah kemarin?"

"Jangan katakan sesuatu yang mustahil. Aku tidak tahu dia adalah
Roh ketika pertama kali bertemu dengannya ...!"

Di saat yang sama Shidou berteriak, speaker yang dipasang di


jembatan <Fraxinus> meraung dengan suara keras.

"-!? Apa yang sedang terjadi-"

"—Roh memang muncul ... Jadi kita bukan satu-satunya yang


mengambil tindakan."

Ujung jari Shidou bergerak sedikit dari kata-kata Kotori.


"AST ... ya?"

"Baiklah."

Dia melirik ke arah layar— Asap berputar di sekitar tempat Roh itu -
yang sekarang disebut [Hermit]. Mungkin, sebuah rudal atau
semacam ledakan diluncurkan padanya.

114
Dan di sekelilingnya, sejumlah kecil manusia yang mengenakan baju
besi mekanik sedang melayang.

Anti-Spirit Team Pasukan Bela Diri Darat, singkatnya, AST.

Berbeda dari organisasi, [Ratatoskr], yang dipimpin oleh Kotori dan


yang lainnya, mereka adalah tim khusus yang memegang kekuatan
militer yang bertujuan untuk menghilangkan semua Roh.

Di dalam asap, siluet kecil * Hop *, melompat keluar— Itu [Hermit].


Gadis dengan tangan kirinya dimasukkan ke dalam boneka keluar.
Dia memutar tubuhnya untuk melarikan diri dari anggota AST
sekitarnya memegang tanah mereka, dan melompat ke langit.

Anggota AST segera merespon, dan mengejar [Hermit] sekaligus.

Dan dengan senjata yang dipasang di baju besi mereka, sejumlah


besar amunisi ditembakkan.

"-! Awas!"

Secara refleks Shidou telah berteriak — tetapi peringatan itu tidak


melakukan apa pun yang berguna di layar. Rentetan besar peluru
dan peluru kendali yang dilepaskan oleh anggota AST mengenai
tubuh [Hermit] tanpa ampun.

"Orang-orang itu ...... melakukan itu pada gadis itu ..."

Matanya terbuka lebar, dan dia menggiling bagian belakang gigi ini.

"...... Apa yang ingin kamu katakan setelah sekian lama?"

Saat dia melakukan itu, Kotori, mengatakan itu sambil membuka


matanya setengah.

115
"Apakah kamu tidak belajar apa-apa ketika ini terjadi pada Tohka?
Kepada AST, tidak peduli penampilan apa yang diambil oleh para
Roh. Satu-satunya hal yang penting adalah rasa kewajiban mereka
untuk melindungi dunia ini. Bagi orang-orang itu, mereka akan
menolak keberadaan berbahaya dan ikuti naluri bertahan hidup
mereka seperti binatang. "

"Tapi ... meski begitu!"

Saat Shidou membuka mulutnya, dari asap, gadis itu melompat ke


langit sekali lagi.

Tapi- [Hermit] tidak melawan dan hanya berlari dari satu tempat ke
tempat lain.

"Gadis itu ... Kenapa dia tidak melawan?"

"Ini tidak biasa. Bahkan di antara para Roh [Hermit] adalah tipe yang
sangat patuh."

"…Kemudian-"

"Jika kamu meminta AST untuk berbelas kasihan, itu tidak


berguna— Selama gadis itu adalah Roh, mereka tidak akan
berhenti."

"... Kuh!"

Menanggapi jawaban yang datar itu, Shidou menggigit bibirnya.


Tidak ... Bahkan jika dia mengulangi dirinya sendiri, dia sudah tahu
jawabannya.

Disposisi, atau kepribadiannya, ke AST tidak masalah.

116
Bagi mereka, mereka hanya peduli tentang mengalahkan musuh
yang menyebabkan kerusakan pada dunia ini.

—Metode yang bisa menggulingkan situasi ini ... hanya ada satu
cara.

Shidou mengepalkan jari-jarinya begitu erat, dia berpikir bahwa


darah akan mengalir keluar. Diam-diam, dia berdeham.

"... Kotori."

"Apa?"

"... Jika bukan karena kekuatan Rohnya ... gadis itu tidak akan
pernah menjadi sasaran AST, kan?"

Ketika Shidou mengatakan itu, Kotori menyatukan kedua alisnya,


dan matanya menatap Shidou.

"Ya— Itu benar sekali."

"Gempa angkasa ... itu tidak akan terjadi kan?"

"Benar."

Shidou terdiam sesaat, dia mengambil napas dalam-dalam, dan


terus berbicara.

"—Dan aku bisa mewujudkannya?"

"Jika kamu masih tidak percaya padaku setelah melihat kondisi


Tohka saat ini, maka aku tidak keberatan jika kamu meragukan aku."

"……"

117
Setelah Shidou menggaruk kepalanya, dia menggunakan kedua
tangannya untuk menarik pipinya.

Dia dengan lembut mengangkat matanya yang ke bawah, dan


menegaskan kembali tekadnya.

"Bantu aku dengan ini, Kotori! ... Aku — ingin menyelamatkan gadis
itu ...!"

"—Fufu…"

Kotori, tampak bahagia, membuat tongkat permennya berdiri.

"Sekarang saatnya— Onii-chan."

Dia berbalik menghadap kru di jembatan yang lebih rendah, dan


berteriak.

"Semua anggota bersiap untuk penangkapan Tingkat Satu!"

"ROGER!"

Anggota kru mulai memanipulasi konsol mereka sekaligus.

Saat Kotori menatap pemandangan ini, dia menjilat bibirnya.

"Sekarang - mari mulai Perang Kencan kita!"

118
Bagian 3
"—Hei, Tama-chan sensei."

Tohka yang telah mengungsi ke tempat penampungan bawah


tanah tipe besar yang didirikan di sekolah, seolah-olah untuk
menekan perasaan gemerisiknya, meraih ujung roknya dengan erat,
dan bertanya pada Tamae yang duduk tepat di sampingnya.

"Ya-Yatogami-san bahkan kamu sudah mulai memanggilku begitu


..."

Tamae menghadap ke arah Tohka, Tamae sekarang sudah tenang


sedikit dibandingkan dengan beberapa waktu lalu.

Tapi Tohka, mengabaikan desakan penolakan Tama, melanjutkan


kata-katanya.

"Kedengarannya tadi, apa itu? Apa-apaan tempat ini?"

"A-Apa yang kamu katakan. Alarm tadi adalah alarm spacequake.


Karena mungkin ada kemungkinan spacequake terjadi, semua
orang telah dievakuasi ke tempat penampungan bawah tanah
karena itu akan aman di sini."

"Spacequake ...? Apa itu?"

Tohka memiringkan kepalanya, dan Tama-chan memasang ekspresi


'terkejut'.

"Eh? Apa itu spacequake? Kamu tidak tahu?"

"…… Muu."

119
Setelah diberi tahu itu, Tohka membuat wajah canggung dan tidak
bahagia.

Tampaknya hal 'spacequake' ini, adalah kata yang diketahui semua


orang.

Mungkin ada kemungkinan dia mengajukan pertanyaan buruk.


Tohka telah diperingatkan oleh Shidou untuk menghindari
melakukan hal-hal yang mungkin menonjol. "Menjadi sangat bodoh
tidak apa-apa, tetapi cobalah untuk menghindari melewati batas
yang dapat menyebabkan mengekspos dirimu sendiri."

Dan, tidak tahu bagaimana menangani kesunyian, Tama-chan


menjabat tangannya dengan panik.

"Ah, tidak tidak, tidak apa-apa. Kurasa, masih ada orang yang tidak
tahu."

"... Nu, maaf."

Tama-chan berkata [tidak, tidak] sekali lagi, dan mengangkat


jarinya.

"Gempa angkasa adalah istilah umum untuk terjadinya bencana


skala besar. Nah, dengan kata sederhana, suatu hari tiba-tiba di
dunia di suatu tempat, * DON *, ledakan terjadi. Meskipun ada
banyak teori yang diajarkan seperti 'Perubahan Tekanan Atmosfer'
teori 'atau' teori Plasma 'tetapi penyebab sebenarnya masih belum
diklarifikasi. "

Note : Perubahan Tekanan Atmosfer yang dimaksud adalah Teori Hukum


Kompresibilitas Gas atau bisa disebut Teori Plasma atau juga Teori Boyle
pada ilmu Fisika.

"—Ledakan, katamu?"

120
Melalui penjelasan Tama-chan, Tohka mengangkat alisnya.

"Ya. Yang terbesar sampai saat ini adalah sekitar 30 tahun yang lalu.
Bencana Langit Eurasia. Ada sekitar 150 juta korban, itu adalah
bencana terburuk sejak awal sejarah."

"Ap-Ada apa dengan itu, bukankah itu berbahaya!"

"Ya. Itulah sebabnya semua orang mengungsi ke Shelters - Yah,


meskipun belum ada spacequake sebesar itu - di lingkungan ini,
selama beberapa tahun terakhir telah terjadi ledakan skala kecil
yang sering terjadi."

Dari ceramah Tama-chan, alis Tohka bersatu erat.

"La-Lalu kenapa tidak shidou di sini pada saat berbahaya ini,


kemana dia pergi?"

"Eh ...? Eh, errrr ...... itu ……"

Tamae, menyesuaikan kacamatanya dengan canggung,


memandang ke siswa lain yang duduk di sekitar.

"……"

Sambil tetap diam Tohka, mulai mencengkeram ujung roknya yang


ada di tangannya lebih kencang.

"…… Shidou."

* Buk * Buk *

Di sekitar area dadanya, dia mendengar suara-suara ini.

121
Untuk beberapa alasan dia tidak tahu …… Dia memiliki firasat buruk.
Dan kemudian, ketika detak jantungnya mencapai klimaks.

"…… Uh."

Tohka segera mengangkat wajahnya.

"Errrr ...... T-Tidak apa-apa. Meskipun aku tidak bisa melihatnya di


sekitar sini ... Aku pikir dia kemungkinan besar melupakan sesuatu
dan kembali untuk mengambilnya. Dia seharusnya sudah kembali
ke sini sekarang, di suatu tempat di sekitar sini di Shelter ..."

Dan, Tamae yang mengamati bagian dalam Shelter mengembalikan


pandangannya ke Tohka.

"Ara ……? Ya-Yatogami-san?"

Dia melihat di mana Tohka berdiri sebelumnya tetapi, sosoknya


menghilang.

122
Bagian 4
"Fuu ... Lewat sini kan?"

Shidou yang telah dikirim ke tanah menggunakan teleporter di


bagian bawah [Fraxinus], mengikuti suara di intercam kecil yang
dilengkapi dengan telinga kanannya.

"Ya. Roh sudah ada di dalam gedung. Jangan membuat kesalahan


dengan kontak pertama."

"...... Dimengerti."

Shidou mengatakan itu sementara keringatnya menetes di pipinya,


dan memisahkan tangannya dari intercam.

Dan kemudian, untuk menenangkan jantungnya yang berdenyut,


dia menarik napas dalam-dalam.

Saat ini, Shidou berada di menara departemen besar di luar distrik


perbelanjaan.

Tampaknya [Pertapa], adalah Roh yang memiliki tingkat penampilan


yang cukup tinggi— Dengan menggunakan statistik pola gerakan,
yang juga memasukkan hasil analisis pemikiran Reine, mereka dapat
memperkirakan rute Roh yang paling mungkin.

Dan tentu saja, karena pergerakan AST, ada kemungkinan rute akan
berubah. Jika itu terjadi, mereka akan memulihkan Shidou, dan
kemudian menuju ke lokasi yang diprediksi selanjutnya— Namun,
pada saat ini lokasi department store ini ideal.

Peralatan utama AST— unit CR tidak cocok untuk pertempuran di


dalam ruangan.

123
Dan tentu saja, mungkin ada kemungkinan mereka akan
menghancurkan gedung untuk mengeluarkan Roh seperti yang
mereka lakukan pada Tohka. Tetapi, untuk saat ini, mereka harus
menunggu Roh keluar dari gedung sendirian.

Dan karena itu selama waktu ini, tanpa AST mengetahuinya, itu
adalah kesempatan berharga bagi Shidou untuk menyelinap ke
medan perang dan bercakap-cakap dengan Roh, bahkan jika hanya
untuk beberapa menit.

"……"

Pada pertengahan April, saat mengenakan intercam ini dan


mengikuti instruksi dari [Ratatoskr], dia ingat saat itu dia berbicara
dengan Tohka.

Dan untuk berpikir itu, bahkan belum sebulan sejak itu. Dia tidak
berpikir bahwa dia akan sekali lagi kembali ke medan perang tetapi
tidak bisa membantu.

Untuk beberapa alasan aneh yang dia tidak bisa mengerti, Shidou
memiliki kekuatan yang luar biasa.

Jika dia menggunakan kekuatan itu, itu bisa menghentikan


spacequakes. Juga dikatakan bahwa itu bisa menghentikan
serangan pada Roh juga.

—Dan terlebih lagi, itu adalah sesuatu yang Shidou harapkan dan
harapkan.

"... Yah, meskipun aku berpikir begitu."

124
Shidou menghela nafas kecil ... —Dan alasannya, dia harus merayu
para Roh dan mencium mereka— tingkat kesulitannya agak terlalu
tinggi untuk Shidou.

"—Shidou. Sinyal [Hermit] telah memasuki area."

"-!"

Dari suara tak terduga yang digema oleh Kotori, itu membuat tubuh
Shidou gugup.

Dan, pada saat itu juga.

"—Kau, kamu datang ke sini untuk menggertak Yoshinon juga ...?"

"... Uh !?"

Dan tiba-tiba sebuah suara menggema dari atas kepala, Shidou


dengan cepat mengangkat kepalanya.

Di sana ada [Hermit], yang saat ini mengambang terbalik seolah-


olah dia menentang hukum gravitasi.

"Salahmu- Karena Yoshinon adalah gadis yang baik hati yang belum
melakukan kesalahan - Eh, tidak?"

Tiba-tiba, tubuh gadis itu yang terbalik, berputar-putar di udara—


meluruskan dirinya sendiri, sebelum mendarat di tanah dan berdiri
di sana.

Dan kemudian, * bising * * bising * dia menggerakkan mulut


boneka itu.

125
"oOOYaa? Aku bertanya-tanya siapa itu tapi bukankah itu
keberuntungan Onii-chan yang sesat?"

Setelah menatap Shidou dengan wajah serius, bonekanya dengan


terampil * pon *, memukul tangannya bersama.

... Serius, bagaimana kau mengendalikan sesuatu sejauh itu hanya


dengan satu tangan?

Tetapi sekarang bukan waktu dan situasi untuk menanyakan hal


seperti itu.

Segera, dari telinga kanannya terdengar suara Kotori, [tunggu


sebentar].

Tepat setelah kata-kata [Pertapa].

① "Aah, lama tidak bertemu. Bagaimana kabarmu? Kamu baik-baik


saja?" Terus terang memberi salam normal.

② "Orang sesat yang beruntung? Apa maksudmu dengan Orang


Sesat, Huh!" Berikan tsukkomi kasual.

Note : Tsukkomi Kasual adalah sejenis permainan yang membalas


ucapan komedik dengan cara mengkritik atau membetulkan kata – kata
lawan bicara

③ "Fuu ……, aku tidak tahu. Karena aku, hanya seorang


pengembara yang lewat." Pergi dengan tindakan 'Hard-Boil'.

Melihat 3 pilihan yang ditampilkan pada monitor utama <Fraxinus>,


Kotori menjilat bibirnya.

126
Ngomong-ngomong— pada monitor jembatan, segala macam
parameter lain sedang ditampilkan, termasuk proyeksi yang
diperbesar dari patung [Hermit], berbagai statistik dan jendela teks.

Tidak masalah bagaimana kau melihatnya, itu adalah permainan


simulasi cinta — singkatnya layar Galge.

"Semua anggota, Mulailah memilih pilihanmu!"

Bersama dengan perintah Kotori, para kru dari jembatan bawah


menekan tombol di tangan mereka.

Semua bersama—— ①, ②, ③, semuanya menerima kurang lebih


jumlah suara yang sama.

"Eeh? Seharusnya ②! Karakter utama yang galge ini adalah tipe


Tsukommi! Itu harus yang itu!"

Salah satu anggota kru bersikeras. Namun, segera suara lain datang
dari arah lain.

"—Tapi, bukankah itu berbahaya karena kita tidak tahu pasti


tentang karakter lawan? Kupikir ① akan pantas di sini."

"Tidak, tidak, dari data yang kami kumpulkan sampai sekarang, kita
tahu bahwa [Hermit] jarang mengambil kesempatan untuk
menyerang manusia! Kita harus menyiapkan konfrontasi dengan
memilih ③!"

"…… Fuumu."

Setelah mendengar pendapat dari ketiga arah, Kotori menyentuh


rahangnya dan mengerang.

127
Dan kemudian, menghadap ke arah mike dia membuka bibirnya.

"—Shidou, pilih ③."

"…… Uh, apa-apaan itu ..."

Shidou, menggumamkan itu sementara pantatnya menyentuh


lantai.

Perintah dikirimkan ke telinganya oleh Kotori— Itu benar-benar gila.

"Uun? Ada apa?"

Boneka itu dengan terampil memiringkan kepalanya.

Ini bukan waktunya untuk berdebat.

Shidou segera berdiri dari tempat itu, menemukan kursi yang


dipajang di dekatnya, dia meletakkan salah satu kakinya di kursi.

"Fuu ……, aku tidak tahu. Karena aku, hanya seorang pengembara
yang lewat ………"

* Swoosh *

Setelah dengan sombong mengatakan itu, dia mulai mengotori


rambutnya.

... Sejujurnya, itu benar-benar memalukan.

"……"

Boneka yang [Hermit] kendalikan, * terdiam * dengan mulut terbuka


lebar.

128
Persis seperti itu, beberapa detik berlalu.

"... H-Hei, Kotori. Apa yang akan kita lakukan dengan atmosfer ini
……?"

Dan, saat Shidou membuat suara kecil ketidakpuasan pada Kotori.

"Fu ……, Ha-Hahahahahahaha!"

Boneka, * gemerincing ** gemerincing * menggelengkan kepalanya


sambil tertawa.

"Apaaaaaa? Tanpa diduga Onii-chan apakah kamu orang yang


bercanda? Ahahaha, tidak ada yang akan melakukan itu saat ini."

"Ha-Haha …… Aku senang kamu menikmatinya."

Shidou mengikuti arahan boneka dan tertawa datar. Tidak ada yang
menggunakan [orang jenaka] saat ini aku pikir, tapi dia menahan
diri untuk mengatakan itu.

*kesuraman*

"…… Yah yah, maaf soal itu."

Kotori yang sombong menjawab dengan suara kecil, dan Shidou


mengembalikan pandangannya ke [Hermit].

Seolah mencocokkannya, boneka itu bertemu dengan tatapan


Shidou.

"Iyaa—, tapi aku beruntung Onii-chan yang cabul. Kita bertemu lagi
di tempat yang aneh ini— Ahaha, aku menyambut orang seperti ya
Onii-san— Tampaknya semua orang membenci Yoshinon— Jika aku

129
meninggalkan tempat ini, mereka mungkin akan mulai
menyerangku lagi—— "

Setelah mengatakan itu, sekali lagi mulai tertawa.

"Yah, itu Roh yang mengejutkan, ceria."

Dari telinga kanannya, Shidou mendengar kata-kata yang sama


yang dia pikirkan. Seperti yang diharapkan, bahkan Kotori
memikirkan hal yang sama.

Dan, di dalam kata-kata [Pertapa], ada kata yang menarik minatnya.


Dia membuka mulutnya sedikit.

"Hei ... Siapa Yoshinon?"

Ketika Shidou bertanya, boneka itu membuat ekspresi terkejut, dan


membuka mulutnya lebar-lebar.

"Ah, kesalahan apa! Untuk Yoshinon dari semua orang, untuk


melupakan perkenalanku sendiri! Yoshinon adalah Yoshinon — aku
lucu kan? Lucu kan?"

"Aah, aahh ... itu nama yang bagus."

Karena ditekan oleh boneka yang tegang, dia mengangguk.


Ketika dia melakukan itu, dari telinga kanannya dia mendengar
suara ragu Kotori.

"—Yoshinon, ya? Fuun, Roh ini berbeda dari Tohka — dia memiliki
informasi tentang namanya sendiri."

"Ah…"

130
Tampaknya benar setelah diberitahu bahwa— Tohka, tidak memiliki
nama sendiri.

Kata [Tohka], adalah nama yang diberikan oleh Shidou.

Pikirannya tiba-tiba terganggu, ketika boneka itu mendekati


wajahnya.

"Hm jadi? Siapa nama Onii-chan?"

"Ah ... Aah —— Namaku Shidou. Ini Itsuka Shidou."

"Shidou ya? —Itu nama yang keren. Yah, itu tidak mengalahkan
Yoshinon ~~"

"O-Oh ... terima kasih. Errr ... Yoshinon?"

"Hai Hai— Ada apa? —Ini adalah apa yang membuat Yoshinon
terkesan oleh — Roh perbatasan Shidou-kun —membuat
percakapan yang cerdas — dan menggunakan nama yang baru saja
kamu ingat beberapa saat yang lalu——"

Setelah memberikan senyum kering pada boneka yang membuat


gerakan berlebihan dengan membuka tangannya lebar-lebar,
Shidou melanjutkan kata-katanya.

"Tidak, ini bukan hal yang sangat penting, tapi sesat ... Yoshinon
yang aku bicarakan - bukan bonekanya tapi itu namamu kan?"

Dengan mengatakan itu ia mengarahkan pandangannya melewati


boneka itu, ke arah punggungnya—— gadis bermata biru.

"……"

131
Ketika dia melakukan itu, boneka yang telah riang mengobrol
sampai sekarang, tiba-tiba terdiam.

Setelah itu, dari intercam telinga kanannya, * Piiii! *, * Piiiii! * Suara


alarm bergema.

"—Uh, Shidou, nilai-nilai suasana hatinya tiba-tiba turun. Apa yang


baru saja kau katakan?"

"Eh ...? Tidak, aku hanya, bertanya mengapa dia tidak berbicara
daripada menggunakan berbicara dengan hal perut ..."

Ketika Shidou dengan jujur menyuarakan pertanyaan itu, boneka itu


bergoyang mendekat ke wajahnya.

"—Aku tidak mengerti apa yang Shidou-kun katakan ... Apa itu
bicara perut?"

Nada suaranya tetap tenang. Ngomong-ngomong, ekspresi wajah


boneka itu tidak berubah sama sekali.

Namun, dia merasakan tekanan yang luar biasa kuat, Shidou


mundur selangkah.

"T-Tidak …… Tentang itu."

"Shidou. Kamu bisa memikirkan suatu alasan nanti. Kamu perlu


memperbaiki suasana hati Roh sekarang."

Sebuah instruksi datang dari Kotori. Shidou menggerakkan bibirnya


sambil menghindari kontak mata.

"Kamu — Ya kamu benar! Yoshinon adalah Yoshinon. Ya ...... Haha ...


ha."

132
Ketika dia melakukan itu.

"Uun, kamu——, itu karena Shidou-kun adalah pria nakal——"

Suasana mengerikan dari tadi menghilang seolah-olah itu bohong,


suara boneka bergema di nada tinggi.

"…… A-Apa tadi tadi?"

"Tak tahu ... Yah, tidak peduli seberapa ramah dia, lawannya adalah
Roh. Itu ide yang buruk untuk menurunkan penjagaanmu."

Ketika Shidou mengangguk kecil, dia mengarahkan pandangannya


kembali ke [Yoshinon].

"Errr——"

Meskipun dia tidak segera mengeluarkan kata-kata.

Ketika Shidou ragu untuk mengatakan sesuatu. Suara kesal Kotori


tersentak.

"Jangan membeku sekarang. Aturlah agar Roh tidak lari."

"... Ba-bagaimana ...?"

"Hal semacam itu, tidak jelas apa yang perlu kamu lakukan? Kamu
berada di dalam department store besar, kamu tahu? Karena kamu
punya waktu, kamu harus bisa berkencan, kan? Kamu mengerti?
Dengar— Bukan [mengapa bukankah kita punya kencan?] - Ini [mari
kita kencan], itulah tujuannya. Jangan berikan lawan pilihan untuk
memilih. "

"Ha-Haa ……"

133
Sambil merasa gugup Shidou, kembali menghadap [Yoshinon].

"M-Mari kita berkencan?"

Dan tanpa basa-basi, dia mengulangi kalimat itu persis seperti yang
didengar.

"...... Tanpa pengaturan apa pun. Tidak bisakah kamu memainkannya


sedikit lebih lancar?"

Kotori berkata dengan kecewa.

[Yoshinon] sepertinya tidak bereaksi. Tidak, agaknya ketegangan itu


telah meningkat, membuatnya sulit untuk mengatakan apa pun.
*tepuk tangan*

Boneka itu bertepuk tangan kecil.

"HoHo ~~! Itu bagus—— Terlepas dari bagaimana kamu terlihat,


kamu cukup berani untuk memberikan undangan seperti itu. Ufuun,
tentu saja itu baik-baik saja. Sebaliknya, aku akhirnya bertemu
dengan manusia yang bisa melakukan percakapan yang layak
dengan. Jadi itu lebih seperti Yoshinon menjadi orang yang
menginginkannya ~~ "

Dengan mengatakan, * bising * * bising * tertawa.

"A-Aku mengerti ……"

"...... Yah, aku kira semuanya ternyata baik-baik saja pada akhirnya."
Sambil mendengar suara Kotori bercampur dengan desahannya,
Shidou bersama [Yoshinon], mulai berjalan di sekitar department
store (Toko serba ada) bersama.

134
Bagian 5
"……"

Origami, yang seluruh tubuhnya dibungkus oleh setelan kabel dan


diisi dengan amunisi untuk senjata jarak jelajahnya, sedang
berpatroli di langit di atas department store.

Di sekelilingnya ada beberapa anggota AST lain dengan peralatan


yang sama terbang di sekitar, dan mereka semua menguatkan diri.

AST— Anti-Spirit Team, sebagai unit khusus JGSDF, mereka adalah


tim dengan karakteristik luar biasa dan sangat istimewa.

Disiapkan dengan mesin yang dapat mengubah fantasi menjadi


kenyataan — Realizer. Mereka adalah tim yang dibentuk untuk
melawan musibah yang dapat menghancurkan dunia— para Roh.

Namun, hanya sejumlah kecil manusia yang bisa menggunakan unit


Combat Realizer (Unit CR) dalam pertarungan praktis — batas ini
menghasilkan perekrutan anggota yang tidak teratur seperti
Origami.

Tinggal di sebuah rumah di luar garnisun, apalagi dia diizinkan


pergi ke sekolah, dan baru diberangkatkan ketika ada keadaan
darurat.

Note : Garnisun adalah sejenis tempat kamping tempat tinggal prajurit


baik selama pelatihan maupun saat masa tugas.

Meskipun dia menerima perlakuan khusus ini, dia adalah anggota


JGSDF yang frekuensi pengirimannya sangat tinggi.

"……"

135
Tetesan hujan terus menerus menghujani permukaan Territory yang
dikerahkannya. Roh itu— sudah hampir satu jam sejak [Pertapa]
pertama kali memasuki gedung.

Note : Territory adalah sebuah pengaruh area yang diciptakan oleh CR-
Unit, memungkinkan imajinasi pengguna Unit menjadi Kenyataan.

Tapi, [Hermit] masih bersembunyi di dalam, bahkan sekarang dia


belum muncul.

"—Tampak seperti dia sangat gigih."

Dan melalui pemancarnya, dia mendengar suara kapten timnya,


Kusakabe Ryouko.

"Ini jarang bahkan untuk [Hermit]. Untuk tinggal di satu tempat


seperti ini. Biasanya dia akan terlihat * Hop * * Hop * melompat-
lompat di sekitar tempat sekarang."

Benar, satu-satunya pola gerakan [Hermit] kebanyakan hanya


melarikan diri.

Setiap kali Origami dan yang lainnya melancarkan serangan, dia


hanya akan berlarian, bahkan tanpa melawan.

Tapi, jika dia mendapatkan pengetahuan bahwa dengan


melewatkan waktu di dalam gedung bisa mengakibatkan [Hilang]
—— bagi Origami ini bukan masalah yang lucu.

"Izin untuk menyerang?"

Origami bertanya dengan suara lembut, dan Ryouko menjawab


dengan sedikit desahan di suaranya:

136
"—Aku memang mencoba meminta izin, untuk berjaga-jaga tetapi
mereka mengatakan tetap siaga."

"Bahkan jika struktur bangunan itu runtuh, ada kemungkinan untuk


perbaikan."

"... Yah, jika kamu berpikir tentang hal itu secara logis, itu akan
menjadi masalah. Tapi itu tidak sesederhana itu. Seseorang harus
membayar untuk unit perbaikan, itu tidak gratis— Jika situasi ini
seperti Kelas [Princess], seperti terakhir kali maka itu akan baik-baik
saja— Tapi kali ini targetnya adalah kelas [Hermit] yang lemah, kau
tahu? "

"……"

[Princess].

Dari nama kode itu, Origami sedikit mengernyitkan alisnya.

Tidak tahu detail pasti dari apa yang dia lalui tetapi Roh yang
memegang nama kode itu sekarang, gadis manusia— Yatogami
Tohka, yang menghadiri sekolah menengah yang sama dengan
Origami.

Tentu saja, Origami telah mengkonfirmasi keberadaan Tohka, telah


memberi tahu Ryouko tentang hal itu.

Tetapi untuk beberapa alasan mereka tidak dapat mendeteksi


bacaan Roh yang datang darinya, sehingga izin serangan tidak
diberikan.

Meminta hal yang mustahil dan kemudian mendaftarkan


keluarganya, mereka tidak dapat menemukan sesuatu yang
mencurigakan.

137
Paling tidak, pada saat ini - walaupun Origami sangat tidak puas -
dia adalah warga negara Jepang, sebuah eksistensi yang merupakan
kewajiban Origami untuk melindungi.

Dan sebagainya-

"……?"

Origami menyipitkan matanya secara tak terduga.

Pada saat itu, dari sudut matanya, dia merasa melihat kilau rambut
hitam yang indah.

Benar. Seolah-olah dia melihat Tohka di sana.

Menatap ke bawah — ke daerah yang sudah tidak bisa dihuni lagi;


dia menghadapi jalan utama yang berada di bawah hujan lebat.

"……"

Tapi, dia tidak bisa mengkonfirmasi keberadaan Tohka.

Origami menggelengkan kepalanya diam-diam. Sepertinya dia


menjadi tegang.

Jika dia membiarkan Roh menyelinap pergi seperti ini, itu akan
memalukan. Origami menarik nafas ringan, memfokuskan kembali
dirinya dan melanjutkan patroli.

138
Bagian 6
—Suatu waktu telah berlalu sejak dia bertemu [Yoshinon].

Shidou dan [Yoshinon] sedang mengobrol, sambil berjalan di sekitar


bagian dalam department store.

Seperti biasa, terkadang Kotori akan membisikkan beberapa


instruksi ke telinganya — anehnya [Yoshinon] memiliki kerentanan
yang rendah terhadap lelucon; betapapun lumpuhnya *
gemerincing * * gemerincing * dia masih akan tertawa.

Pada kenyataannya, jembatan <Fraxinus> sedang memantau


kondisi mentalnya, dan nilai-nilai baik dilaporkan.

Itu akan membuat orang berpikir bahwa perubahan mendadak


dalam sikapnya sebelumnya adalah semacam kesalahan pada saat
ini segala sesuatunya berkembang dengan baik.

"—Fumu, ini melampaui dugaanku."

Kotori mengatakan kata-kata itu.

"Mungkin dia memiliki karakteristik yang menarik orang. Kesan


yang baik juga bagus. Bahkan jika aku mengatakan untuk
menciumnya sekarang, dia tidak akan menolak, kan?"

"... Hei, hei."

Dia tidak bisa memastikan apakah kata-kata itu hanya lelucon atau
apakah dia serius, dia menggaruk pipinya.

Namun pada kenyataannya, Shidou juga terkejut.

139
Meskipun dia bisa berbicara dengan Tohka secara normal sekarang,
pertama kali mereka bertemu, dia punya kasus ketidakpercayaan
yang serius terhadap manusia — setiap kali dia mendapat ide yang
salah, dia akan menghadapi pengalaman hidup atau mati.

…Tapi.

"Seperti yang kupikir bisa ngobrol pasti Men ~ yenang ~ Kan.


Sepertinya orang-orang lain itu kasar—"

"Ha ha ha."

Boneka * gemerincing * * gemerincing * membuka mulutnya dan


mengucapkan kata-kata itu, dan dia menjawab dengan nada
tercekik.

... Bagaimana Anda mengatakannya? Dia masih bermasalah.


Harapan yang dia harapkan untuk dikabulkan— Percakapan
berjalan dengan lancar dan hidup, dan nilai-nilai di tingkat kasih
sayang wanita itu meningkat, maka seharusnya tidak ada masalah
…… itu yang seharusnya, tapi ...

"……"

Shidou diam-diam, melirik ke arah gadis yang mengutak-atik


bonekanya.

Saat bertemu dengannya kemarin, dan hari ini juga. Satu-satunya


yang berbicara adalah boneka melalui hal tentang perut. Mulut
orang itu sendiri bahkan tidak bergerak sedikit pun.

Itu seperti ... ya, dia seperti penarik tali untuk boneka di teater
panggung.

140
"——Ooo?"

"…… Uh!"

Dan, Shidou tiba-tiba terkejut ketika boneka itu secara tak terduga
memalingkan wajahnya ke arahnya.

"Luar biasa !! Apa itu—!"

Boneka itu dengan gembira bertepuk tangan dan berlari ke tempat


yang telah ditunjukkannya— Ya, tentu saja yang melakukan lari
adalah orang itu sendiri.

Objek yang menarik perhatian [Yoshinon], adalah benda yang


berkumpul di salah satu sudut toko mainan, sebuah gimnasium
hutan kecil yang dibuat untuk anak-anak kecil.

Di kastil plastik yang sangat berwarna-warni, dia dengan terampil


memanjat hanya dengan tangan dan kakinya.

Dan ketika dia mencapai puncaknya.

"Wahaha! Bagaimana Shidou-kun ~? Apakah aku keren? Apakah


Yoshinon Cool ~?"

Suara seperti itu memantul padanya.

"H-Hei, berbahaya kalau kamu berdiri di sana."

Gym hutan dirancang untuk penggunaan dalam ruangan dan untuk


anak-anak. Bahkan jika itu tidak sebesar itu, dia mungkin melukai
dirinya sendiri jika dia jatuh dari atas.

141
Tidak, meskipun ia tahu ia bisa terbang ke langit, tapi untuk
beberapa alasan dalam pikiran Shidou, ia teringat citra kemarin dia
[Meluncuuuuuuuuuuuuuuuuuuuur!].

Dengan panik, dia bergegas ke pangkalan gimnasium hutan.

Tapi [Yoshinon] menjabat tangan boneka tidak puas.

"Tidak, meskipun aku bertanya apakah aku keren atau tidak — dan,
wa-wawawa ... !?"

"Apa—!"

Mungkin keseimbangannya rusak ketika dia melakukan tindakan itu,


di atas gym hutan [Yoshinon] mengepakkan tangannya seolah dia
sedang menari, dan kemudian jatuh tepat di atas Shidou.

Dan seperti itu, saat mematahkan jatuhnya [Yoshinon], mereka jatuh


ke lantai.

"Uh ... ihee ……"

Sementara wajahnya menghadap ke atas, dia mengeluarkan suara


itu. Dan untuk beberapa alasan, gigi depannya sakit.

Dan— dia punya firasat buruk.

Entah bagaimana, gadis dengan rambut biru, wajahnya yang


anggun ada di sana— tepat di depannya.

—Dan tepat di sekitar area bibirnya, sensasi lembut yang aneh


dirasakan.

"——Umh !?"

142
Setelah beberapa detik, dia mengerti situasi saat ini bahwa dia
ditempatkan di bawah sekarang.

"... Wow. Bagus, Shidou!"

Bahkan Kotori berpikir bahwa perkembangan ini tidak terduga. Dia


mengeluarkan suara terkejut.

Itu yang diharapkan. Karena saat ini Shidou berada— dengan gadis
yang jatuh dari atas, ia hanya berhasil bertukar ciuman dengan
sempurna dengannya.

"……"

—Tetap diam, [Yoshinon] mengangkat tubuhnya. Dan pada saat itu,


bibir mereka akhirnya berpisah.

Tanpa diduga ...... mereka mencium.

Tetapi dengan ini, kekuatan [Yoshinon] harus disegel.

Tapi ... bertanya-tanya mengapa, dibandingkan dengan bulan lalu,


selama waktu dia bertukar ciuman dengan Tohka — kali ini tidak
ada perasaan hangat yang mengalir ke tubuhnya atau bagaimana
kau mengatakannya? -

—Dan, sekali lagi dari sisi lain intercam, sirene yang keras bergema.

"Apa ...?"

Dia mengeluarkan suaranya sambil mengangkat alisnya —


bukankah kekuatannya sudah disegel?

143
Tetapi suara ini adalah, ketika suasana hati Roh pecah, sesuatu yang
akan berdering ketika bahaya mendekati Shidou.

Ini berarti [Yoshinon] sekarang—

"Aduh aduh— …… Maaf maaf, Shidou-kun. Aku ceroboh——"


Tetapi ketika [Yoshinon], * bising * * bising * memindahkan
bonekanya, dia berbicara dengan tenang.

"Eh ...?"

Tercengang, dia membuka matanya lebar-lebar. Di [Yoshinon], yang


tidak menunjukkan tanda-tanda kemarahan.

Jika itu masalahnya, lalu apa suara alarm yang dikirim ke telinganya?
"——Shidou, ini darurat ... Dan kemungkinan besar, jenis terburuk
yang mungkin."

Dan Kotori, berkata dengan suara panik yang luar biasa.

"Hah ...? Apa itu ...?"

Dan. Dari belakang, * langkah *, suara kaki dengan kuat melangkah


ke tanah, Shidou menggelengkan bahunya.

Dengan takut-takut, dia menoleh untuk melihat ke belakang.

Dan di sana ada— wajah yang tak terduga.

"To-Tohka ……?"

Matanya melebar ketika dia memanggil nama gadis yang berdiri di


sana.

144
Ya, orang yang berdiri di sana sekarang adalah Tohka, yang
seharusnya dievakuasi ke tempat penampungan bawah tanah SMA
Raizen.

Dan terlebih lagi, mungkin itu karena hujan yang turun, tubuhnya
basah kuyup. Seolah-olah dia berlari dengan kecepatan penuh
barusan, dia sekarang terengah-engah.

"——Shidou."

Seolah ingin menghalangi proses berpikir Shidou, tubuh Tohka


bergoyang, dan sambil bergoyang dia mengeluarkan suaranya.

Dia bertanya-tanya mengapa - dengan dia hanya memanggil


namanya, menyebabkan menggigil di punggungnya.

"...... Apa yang kamu lakukan tadi?"

"…… Eh? A-Apa maksudmu ...?"

Pada pertanyaan itu dia menyentuh bibirnya tanpa berpikir— dan


segera mendapatkan kembali pikirannya dia meletakkan tangannya
di belakang punggungnya.

Tapi Tohka, tidak senang dengan tanggapan itu, sambil membuat


ekspresi seperti anak kecil yang menggerutu, dia meremas suaranya
yang bergetar dari tenggorokannya.

"—Set-Setelah membuatku begitu khawatir ......"

"Eh ……?"

"Apa yang kamu lakukan main mata dengan girllllllll !!!!!!!!"

145
*MENGINJAK*----!!

Tohka berteriak, dan saat kakinya menyentuh tanah, di tengah lantai


di mana dia berdiri * Dentang *! Dan, itu runtuh membentuk kawah
kecil; retakan menyebar keluar dari pusat gempa.

"Ap-Apaapaapaapaapa ……!"

Karena situasi yang tiba-tiba, Shidou membuka matanya lebar-lebar


dan gemetar ketakutan.

Gadis SMA biasa, tidak bisa memecahkan lantai hanya dengan


menginjak lantai.

Dan tentu saja meskipun Tohka bukan gadis sekolah menengah


biasa ... kekuatan Rohnya seharusnya sudah disegel— Mengikuti
logika itu, dalam situasi saat ini kekuatan yang ia tunjukkan
seharusnya hanya kekuatan fisiknya ...

"A-Apa artinya ini, Kotori ……?"

Ketika dia menanyakan itu, Kotori menjawab sambil menghela nafas


melalui intercam.

"Itu sebabnya ……… inilah yang kami coba katakan kepadamu


sebelumnya. Antara Shidou dan Tohka sebuah tautan melewati
kalian berdua, dan jika kondisi mental Tohka menjadi tidak stabil,
kami khawatir beberapa kekuatannya akan mundur kembali. ke
dalam dirinya. "

"H-Huh? Apa maksudmu dengan itu, apakah kamu mengatakan


bahwa kondisi mental Tohka sekarang tidak stabil?"

146
"Ya. Jadi, sebelum situasi ini memburuk, kamu harus memperbaiki
suasana hati Tohka entah bagaimana."

"B-Bahkan jika kamu mengatakan itu bagaimana aku harus


melakukan—"

Selama waktu dia mengatakan itu, Tohka berhasil mencapai


pangkalan gym hutan di mana Shidou dan [Yoshinon] terjerat.

Dan kemudian dia memalingkan pandangan tajamnya di antara


mereka berdua, [mumumu ...] dia bergumam sambil tetap terkunci.
Lalu, * silau *! mengirim pandangan ke arah Shidou, diikuti oleh
tatapan tajam pada [Yoshinon] dia mengulurkan jarinya yang
runcing.

"... Shidou. Tugas penting yang kamu katakan harus kamu lakukan,
apakah bertemu dengan gadis ini di sini?"

"Ah, tidak, tentang itu ..."

Tidak juga, meskipun menurut kata-kata itu, itu memang benar


tetapi haruskah dia menjawab dengan 'Ya' sekarang, dia ragu
apakah akan memberitahu Tohka niatnya yang sebenarnya atau
tidak.

Dan saat itu.

"...... Ya, ya ...... aku mengerti sekarang ..."

[Yoshinon] yang telah menatap kosong pada Tohka sejak dia


pertama kali muncul, mengeluarkan suara bernada tinggi.

Di wajah kelinci Wayang itu, ada orang iseng seperti senyum - dia
bertanya-tanya bagaimana itu bisa sampai di sana.

147
"Onee-san? Err——"

"...... Ini Tohka."

Ketika boneka itu mengatakan itu, Tohka menjawab dengan nada


mengecilkan hati.

"Kalau begitu Tohka-chan ~ Meskipun aku merasa tidak enak


untukmu tetapi sepertinya Shidou-kun telah kehilangan minat
padamu."

"Apa—?"

"- !?"

Tohka dan Shidou keduanya terengah-engah pada saat yang sama,


dan kemudian menghadap ke arah boneka itu.

"Ya mengerti, bagaimana aku mengatakannya? Mendengar


percakapanmu, sepertinya dia melanggar janji Tohka-chan dan
kemudian datang untuk mengunjungi Yoshinon kan? Bukankah ini
inti dari ceritanya?"

"…… Uh."

Tohka memiringkan bahunya, dan membuat wajah seperti dia bisa


menangis kapan saja.

"K-Kamu, apa yang kamu bilang —— mguhhhh !?"

Ketika Shidou mengangkat suaranya ke arah ucapan Boneka——


Tohka, * raih *, raih mulutnya dengan kedua tangan.

"Apakah kamu akan diam untuk sementara waktu shidou?"

148
Sambil melepaskan kekuatan yang tidak akan memungkinkannya
untuk menyetujui atau menolak, menggunakan kekuatan yang luar
biasa, dia * menggiling * * menggiling * menjepit cengkeramannya
di tulang pipinya.

"……! ……!"

Boneka itu dalam suasana hati yang menyenangkan dan dengan


nada [tidak bisa tidak seperti], terus berbicara.

"Ya—, Kak—, maaf, tapi ini mungkin salah Yoshinon ~


penampilannya terlalu menawan ~"

"Gu-Gugu ……"

"Sebenarnya bukan karena aku berbicara buruk tentang Tohka-


chan, kau tahu? Tapi ~ aku tidak bisa menyalahkan Shidou-kun
karena meninggalkan Tohka-chan dan berlari ke Yoshinon ~"

149
150
"U-Ugahhh !!"

Untuk beberapa saat, sementara Tohka masih mencengkeram wajah


Shidou dan menekan bahunya yang gemetaran, setelah mencapai
batas kemampuannya, dia berteriak.

Dan akhirnya, dia melepaskan tangannya dari wajah Shidou.

"D-Diam! Shutup shutup shutup! Itu tidak bagus! Hal semacam itu
tidak baik!"

"Eehh—, bahkan jika mengatakan itu tidak baik. HoraaHoraa,


Shidou-kun bagaimana kalau mengatakannya dengan jelas, bahwa
Tohka-chan sudah menjadi anak yang tidak diinginkan."

"-!"

Saat itu juga, Tohka tiba-tiba meraih kerah boneka.

Dan tentu saja karena bonekanya kecil, ia mudah dilepaskan dari


tangan gadis-gadis itu, kemudian diangkat ke udara.

"- !?"

Dan, kepada gadis yang bonekanya diambil darinya, matanya mulai


berputar.

Saat berikutnya bola matanya berkedip, wajahnya pucat pasi, dan


keringat muncul di wajahnya.

Kebetulan nafasnya semakin kasar, dan jari-jarinya * Kedutan * *


Kedutan * mulai bergetar.

"Yo-Yoshinon ……?"

151
Shidou, saat dia menggosok pipinya yang masih kesakitan, dan
pada [Yoshinon] yang telah menunjukkan perubahan yang begitu
cepat, dia memberikan pandangan khawatir.

Tapi, sepertinya Tohka tidak menyadari keadaan di mana [Yoshinon]


berada. Perhatiannya tertuju pada boneka yang dia genggam
dengan kedua tangannya, seperti pisau yang dia berikan tatapan
tajam, dan mendekatinya.

"Aku ...... aku BUKAN anak yang tidak diinginkan! ... kata shidou ... ...
kata shidou bahwa aku ... dia berkata bahwa tidak apa-apa bagiku
untuk berada di sini! Lagi-lagi menghina dan aku tidak akan
memaafkanmu! HEY! Bagaimana kalau mengatakan sesuatu !? "

Mungkin berpikir bahwa boneka itu yang mengeluarkan suara, dia


meraih leher kelinci, dan mengocoknya.

"……! ……!"

Melihat pada situasi itu, [Yoshinon] mulai mengeluarkan tangisan


yang tidak terdengar seperti suara.

Seolah-olah sikap tenang yang dia pegang tadi adalah dusta,


seluruh tubuhnya gemetar seperti Chihuahua. [2B 6]

Dan kemudian [Yoshinon], memasang kembali kerudungnya untuk


menutupi matanya seolah-olah dia berusaha menghindari terlihat,
dengan gugup, dia menarik-narik kemeja Tohka.

"Nu. A-Apa? Jangan ganggu aku. Aku sedang berbicara dengan


orang ini di sini, sekarang."

"—Gii ... sudah ... kembali ... kumohon ……"

152
Untuk mencoba dan mengambil kembali boneka itu, Tohka itu
mengangkat tinggi dengan kedua tangannya, [Yoshinon] * Hop * *
Hop * melompat-lompat.

Omong-omong, itu mungkin pertama kalinya sejak kemarin dia


mendengar suara aslinya.

"—Apa yang kamu lakukan Shidou? Kondisi mental Yoshinon


memburuk. Cepat dan hentikan!"

Dan, dari telinga kanannya, suara Kotori bergema.

Sambil menggaruk pipinya, Shidou, berbicara dengan malu-malu


dengan suaranya yang bergetar.

"H-Hei ... Tohka. Err …… itu ... maukah kamu mengembalikan itu
padanya?"

"…… Uh!"

Ketika dia melakukan itu, Tohka, mendengar kata-kata Shidou,


matanya terbuka lebar karena terkejut.

"Shidou ...... Seperti yang kupikir ... kamu memilih gadis ini dan
bukan aku ... ..."

"Ha ... huh? Tidak, ini bukan tentang itu—"

Dan pada saat bersamaan.

"…… [Zadkiel] ……"

"-!"

153
Saat dia memikirkan itu, [Yoshinon] tiba-tiba mengangkat tangan
kanannya ke udara dan kemudian mengayunkannya, tepat di
bawahnya.

Dalam sekejap, dari lantai ia menerobos— sebuah boneka raksasa


muncul di tempat itu.

"Apa ... !?"

Panjang seluruh tubuh harus sekitar 3 meter; Singkatnya, itu adalah


boneka mainan yang mengambil ukuran ragdoll ukuran penuh.

Tubuh luar terbuat dari bahan seperti emas halus, dan pola putih
diukir di sana-sini di sana.

Dan juga pada bagian yang kelihatannya kepalanya, kelinci panjang


seperti telinga bisa dilirik.

"B-boneka ......!?"

"—Apa ... apakah ini— !?"

Shidou dan Tohka, mengeluarkan suara mereka pada saat


bersamaan.

[Yoshinon], menempel di bagian belakang boneka yang muncul


tepat di bawah kakinya sendiri, dan di dua lubang yang terletak di
punggungnya dia memasukkan kedua kakinya ke dalamnya.

Momen selanjutnya— mata boneka bersinar merah, dan sambil


mengguncang tubuhnya yang seperti orang bodoh, *
Guooooooooooooooooooo *, itu mengangkat raungan rendah.

154
Dan bersamaan dengan itu, asap putih mulai keluar dari tubuh
boneka itu.

"Dingin……!?"

Dia menarik kembali kakinya tanpa berpikir.

Asap itu, mirip dengan nitrogen cair, adalah sesuatu pada suhu di
bawah nol.

"—Manifestasi Malaikat pada saat ini ... !? Shidou, ini buruk, larilah!"

"Huh ... huh …… !? A-Apa itu Malaikat !!"

Tiba-tiba teriakan Kotori bergema di telinga kanannya, dia


kemudian mengangkat suara keras tanpa berpikir.

"Itu muncul tepat di depanmu kan! Perisai absolut yang melindungi


para Roh dan datang bersama dengan AstralDress itu menjadi
tombak terkuat! Membuat Roh menjadi Roh [keajaiban yang
memiliki bentuk]! Apakah kamu sudah lupa tentang Tohka
[Sandalphon] !? "

[Sandalphon]. Mendengar nama itu, Shidou menggerakkan alisnya


karena terkejut.

Bulan lalu. Itu adalah sesuatu yang terwujud ketika Tohka masih
memiliki kekuatan Rohnya, takhta raksasa dan pedang.

Dengan acara ini ditampilkan. Itu sangat sederhana.

Maksudnya— meskipun mereka berciuman. Dia tidak bisa menyegel


kekuatan Roh.

155
Jadi, ketika dia berpikir bahwa [Yoshinon] menarik tangannya
kembali, boneka itu— [Zadkiel] bersama dengan raungan rendah,
membungkukkan tubuhnya.

Ketika itu terjadi, jendela-jendela department store mulai pecah,


satu demi satu, dan membiarkan hujan masuk dan mendarat di
lantai toko interior.

Tidak— tepatnya, itu sedikit berbeda.

Bukan karena jendela pecah yang memungkinkan hujan masuk,


rasanya lebih seperti, tetesan hujan melempari kaca jendela dengan
kekuatan luar biasa dari luar sampai memaksa masuk.

"Eh …… !?"

Shidou membuka matanya lebar-lebar karena terkejut, dan


sementara kakinya gemetar, dia melihat boneka yang muncul di
depannya. - * Twist *, boneka itu memalingkan wajahnya ke arah
Tohka.

"......! Tohka!"

Shidou berteriak cepat dan menarik tangan Tohka, dan ketika dia
memegangi tubuh Tohka, dia menyebabkan mereka jatuh ke tanah.

"Apa …… Shidou !?"

Suara Tohka menggetarkan gendang telinganya. Namun, pada saat


yang sama ketika dia berbicara, di tempat Tohka berdiri beberapa
saat yang lalu, sejumlah besar benda seperti peluru melintas.

156
Semua peluru itu dengan jelas menembus rak barang di sekitar
mereka, setelah itu semuanya berubah menjadi cairan transparan
dan mengalir ke tanah.

"Hu-Hujan ... !?"

Benar. Dari jendela yang pecah, tetesan hujan yang mengeras


seperti hujan es, mengabaikan gravitasi dan dilepaskan di Tohka.
Dan— di sana, [Zadkiel] didorong oleh [Yoshinon] bergerak.

"... Uh."

Dalam sekejap untuk melindungi Tohka, dia berbalik ke arah


[Zadkiel].

Tapi, [Zadkiel] menendang tanah dengan melakukan manuver tajam


yang tidak cocok dengan siluetnya yang bergerak lambat, ia
melewati tempat Tohka berada sekarang, dan seperti itu ia
melompat keluar melalui jendela yang pecah.

Di tengah-tengah manuver ini - boneka yang jatuh di tanah dari


tangan Tohka, dimakan ke dalam area mulut boneka itu.

"……"

Tak lama setelah itu, Shidou berbalik dan mengalihkan pandangan


dari [Yoshinon], dia sedikit membuka mulutnya.

"K-Kita aman ... kan?"

"...... Ya. Sinyal sudah sepenuhnya menghilang. Kamu cukup


gegabah bukan, Shidou?"

Dari telinga kanannya, dia mendengar suara itu.

157
"Ya ... tapi kenapa itu tiba-tiba—"

Saat dia sedang berbicara—

"Sudah cukup, cepat dan pergi ......!"

Wajahnya terdorong menjauh dan Shidou * Flip * berguling ke


tanah dari tempat itu.

"Sekarang ...!?"

Tidak perlu memikirkan alasannya. Tohka yang ada di tangan


Shidou barusan.

Wajahnya memerah dan dia mengepalkan giginya, dia membuat


ekspresi sama dengan anak manja, dia kemudian dengan bahunya
gemetar, berdiri.

"To-Tohka…?"

"...! Jangan menyentuhku!"

"Aduh…"

Shidou mengerutkan kening tanpa berpikir, dan kemudian ketika


dia menarik tangannya, pada saat itu Tohka membuat wajah
terkejut.

Tapi segera setelah itu dia menjadi [mumumu …………], * pui * dan
dia memalingkan wajahnya.

"A-Apa yang terjadi padamu, Tohka ...?"

158
"Diam! Jangan bicara padaku! D-Daripada aku, gadis itu lebih
penting kan ...!"

"H-Huh ...? Apa yang kamu katakan—"

Ketika Shidou membuat suara tercengang, Tohka mulai menendang


tanah dengan frustrasi.

"U-U-U-UUuuuuuuuuuuuuu— !!"

"Aa …… Uwaa ... !?"

Dengan setiap tendangan, celah lain dimasukkan ke lantai, dan itu


ambruk.

Shidou yang tidak bisa lagi mempertahankan keseimbangannya,


berguling ke dalam lubang.

159
Bagian 7
"—Semua anggota AST melapor. Ada gerakan oleh Roh. Lanjutkan
serangan sesuka hati saat dilihat."

Dari gendang telinganya, seluruh tubuh Origami yang terbungkus


setelan kabel, mendengar komunikasi yang masuk.

"—Roger."

Ketika Origami menjawab, dia memperbaiki postur menembaknya


dengan kedua tangannya mencengkeram Anti-Spirit Gatling Gun
[Auldist].

Peralatan terbaru, senjata tipe jarak jauh yang dirancang untuk


dengan cepat menembakkan sejumlah besar peluru dari luar
jangkauan lawan.

Hujan yang mulai turun pada saat yang sama ketika [Hermit]
muncul, yang telah memantul dari permukaan luar wilayah
pribadinya, tidak memengaruhi persiapan mereka di luar gedung,
ketika dia terus menatap bacaan Roh yang secara langsung menjadi
ditunjukkan ke retina.

Saat itu juga.

- * GON *, bersama dengan suara itu, Roh mengecam lubang di


dinding bangunan, dan awan debu terangkat.

Bersamaan dengan itu semua, bacaan Roh menyala di layar retina.

"-Api!"

160
Pada saat yang sama dengan gema dari perintah kapten Ryouko,
Origami dan yang lainnya menarik pemicu mereka sekaligus.

Suara gemuruh yang mengerikan bergema saat bangunan itu


diliputi oleh ratusan peluru, dan debu awan yang mengerikan
diangkat ke udara.

"……"

Origami, sambil masih meletakkan jarinya di pelatuk, menyipitkan


matanya.

Karena Territory memberinya penglihatan manusia super yang


disempurnakan, ia melihat bayangan yang bergerak dengan
kecepatan tinggi di dalam awan debu.

Origami sambil tetap diam mengeluarkan perintahnya dari dalam


benaknya.

Seolah menanggapi kehendaknya, rudal kecil yang terletak di dalam


kompartemen kaki peralatannya diaktifkan, dari kaki kiri dan kanan,
masing-masing dimuat dengan 10 putaran, misil pengarah
diluncurkan untuk diarahkan ke [Hermit].

"- !?"

Roh yang berada di tengah-tengah peluru Anti Gatling Gun


menembaknya— [Pertapa], segera mengalihkan pandangannya ke
arah rudal-rudal pengarah yang mendekatinya, dan membuat
ekspresi terkejut.

"-!"

161
Ketika [Hermit] menarik kedua tangannya, boneka itu dengan
ringan menari-nari di udara, dan mengibaskan misil-misil pengejar
yang mengejar.

Tetapi, pada saat itu sudah terlambat, anggota AST yang tersisa,
telah mengunci figur Roh.

Dari belakang peluru kendali, dan dengan rentetan peluru Gatling


datang dari segala arah. Menghindari semua itu mustahil.

"Kya——!"

Pada saat yang sama, Origami mendengar tangisan kecil dari suatu
tempat dengan superhearing-nya, ledakan yang sangat keras terjadi
di mana semua peluru telah berdampak sekaligus.

Kemungkinan besar, sebagian besar serangan akan dibatalkan oleh


AstralDress yang menutupi Roh— bahkan [Pertapa] kemungkinan
besar akan keluar tanpa terluka apalagi menyebutkan Roh kelas
[Princess].

Saat ini, pada titik benturan, mereka mengkonfirmasi bahwa boneka


raksasa itu jatuh.

"——Oke! Jangan mengistirahatkan tanganmu dari serangan!


Tembak! Tembak!"

Perintah Ryouko bergema. Tapi--

Jari yang diletakkan Origami pada pelatuknya bergerak-gerak.


Mereka mengkonfirmasi bahwa tubuh Roh dari boneka raksasa itu
menghilang dan menghilang ke angkasa.

"Kita Kehilangan …… dia?"

162
Dari bisikan seseorang, telah dikirim dan didengar oleh seluruh
anggota tim AST.

Ketika Roh kembali ke sisi lain, yang mereka sebut dimensi lain -
mereka mengklasifikasikannya sebagai [Hilang].

Meskipun AST memiliki tujuan untuk menghilangkan Roh dengan


kekuatan militer, sangat sulit untuk sepenuhnya mengalahkan Roh
yang memiliki kemampuan pertempuran besar, umumnya ketika
kondisi [Hilang] ini terjadi, operasi telah dianggap sukses.

Dan, oleh karena itu, awan-awan melayang pergi dan cahaya


matahari menyinari.

Hujan yang menghantam Wilayah itu segera berhenti.

"—Semua anggota, kita semua kembali ke markas."

"……"

Dari suara Ryouko, Origami menurunkan moncong pistolnya, dan


menonaktifkan sistem senjatanya.

Tapi, pada saat dia mengikuti punggung Ryouko dan kembali ke


pangkalan—

"……?"

Dari penglihatannya yang ditingkatkan karena Wilayahnya, sesuatu


yang aneh menarik perhatiannya, dia menurunkan ketinggiannya
sementara untuk menyelidiki.

163
Bab 3 – Belas Kasih yang Sangat Terdistorsi
Bagian 1
"Hei, Tohkaa ~ ……"

Sambil mengeluarkan suara bingung, Shidou * mengetuk * *


mengetuk *, mengetuk pintu.

Tapi ... tidak ada jawaban.

"Tohka ...... aku memohon padamu, dengarkan aku tentang apa


yang harus aku katakan."

Sekali lagi, dia mengatakan itu sambil mengetuk pintu.

Ketika dia melakukan itu— * Don! * Suara keras terjadi dan seluruh
rumah bergetar.

"... Uh!"

Karena keributan yang tiba-tiba, dia menggerakkan bahunya secara


refleks.

Dan, dari pintu tempat Shidou mengetuk pintu, sebuah suara


bergumam bergema.

"…… Fuun. Jangan ganggu aku ... Cepat dan pergi ke sisi itu Idiot –
Idiot."

Dan dengan respons itu, masalahnya berakhir seperti itu. Tohka


benar-benar merajuk.

"Haaaah ... Apa yang harus aku lakukan ...?"

164
Shidou benar-benar bingung, dia menghela nafas dengan muram
sambil menggosok alisnya dengan jari-jarinya.

Shidou saat ini berada di depan sebuah pintu yang terletak di


bagian terdalam dari lantai 2 di kediaman Itsuka, ada kata [Tohka]
tertulis di atas kertas dan ditempelkan ke pintu.

Sudah 5 jam sejak [Yoshinon] kembali ke dunia lain.

Setelah itu, dia diambil oleh <Fraxinus>, dan kembali ke rumahnya,


yang merupakan hal yang baik. Tetapi, ketika memasuki rumah dia
menemukan bahwa Tohka telah mengunci dirinya di dalam
kamarnya dan menolak untuk keluar.

"—Shidou. Punya waktu sebentar? Ada sesuatu yang ingin aku


konfirmasi."

Dari intercam yang ada di telinga kanannya terdengar suara Kotori.

"Ah ……? Bagaimana sekarang, ini bukan waktu yang tepat untuk
itu—"

"Shidou, kamu benar-benar mencium Yoshinon dengan benar,


kan?"

"…… Uh, ya? Tiba-tiba apa ini ...?"

Dari pertanyaan tiba-tiba, Shidou membuat suara melengking.

"Jawab saja, pada saat itu bibir Shidou dan Yoshinon bertemu
bersama. Itu bukan kesalahan, benar?"

"…… Ah, yaa ……"

165
"Fumu ……"

"J-Jadi apa yang salah dengan itu? Aku mengatakan ini dulu, itu
benar-benar kecelakaan—"

"Aku tahu itu. Alih-alih itu, aku bahkan akan memuji kamu karena
mencapai tujuan yang kita tuju."

"... Lalu apa itu?"

Ketika Shidou bertanya, Kotori setelah mengeluh [umu] menjawab


"—Tampaknya meskipun kamu berciuman, kamu tidak bisa
menyegel kekuatan Roh sama sekali."

Setelah diberi tahu bahwa mata Shidou melebar.

Betul. Bahkan setelah mencium [Yoshinon], dia masih menggunakan


kekuatan Rohnya.

"Yah, tingkat kasih sayang tidak dinaikkan setinggi waktu itu


dengan Tohka dan tentu saja menyegel semua kekuatan itu tidak
mungkin, tapi meskipun begitu— sedikit memprihatinkan bahwa
tidak sedikit pun dari itu bisa disegel. Dalam nilai numerik, aku
berpikir bahwa bahkan pada tahap itu akan dibagi 2 atau bahkan 3.
"

Setelah mengatakan itu, dia sekali lagi kembali berbicara pada


dirinya sendiri.

"... Entah bagaimana entah Yoshinon memiliki kemampuan khusus


yang tersembunyi, atau—"

"Hei, HHeeeeiiii, Kotori. Aku pikir Yoshinon juga masalah besar tapi
...... salah."

166
Sambil mengatakan itu, Shidou mengarahkan matanya ke pintu
Tohka.

Kotori mungkin menebak apa yang dipikirkan Shidou dan langsung


menjawab.

"—Ahh, ini tentang Tohka, ya? Bagaimana kondisinya sekarang?"


"Sama seperti apa yang bisa kamu lihat ...... aku sedang mencoba
berbicara dengannya sekarang, tapi itu tidak baik."

"Aku mengerti. Dari melihat nilai numerik, tampaknya kekuatannya


sementara muncul kembali, meskipun kemudian mereka mengalir
kembali ke Pass dan sekali lagi disegel. Tapi ... akan lebih baik jika
kau bergegas dan memperbaiki suasana hatinya."

"Suasana hatinya …… tapi bagaimana?"

"...... Shin. Jika kamu baik-baik saja, maukah kamu menyerahkan


masalah ini kepadaku?"

Setelah Shidou bertanya, dia mendengar suara aneh yang


mengantuk dari intercam— Itu adalah Reine.

"Eh ...?"

"...... Seperti yang diharapkan, dia mulai kesal tentang hal itu. Jika
aku tidak salah, besok adalah hari Sabtu. Apakah kamu keberatan
meninggalkan Tohka kepadaku di sore hari? Mari kita lihat ......
Bagaimana kalau kamu membiarkan kami keluar dan membeli
bahan makanan?"

"Aku tidak keberatan tapi apa ini tiba-tiba?"

Beberapa saat setelah Shidou bertanya, Reine menghela nafas.

167
"……… Dengan hal-hal seperti ini, lebih baik jika orang yang
bersangkutan [shin] tidak ada di sana. Ini adalah sifat lembut hati
seorang wanita. Ingat itu."

"Ha-Haaa ……"

Shidou, menggaruk pipinya dengan perasaan bingung.

168
Bagian 2
"...... Dan jadi, itu saja, Tohka. Aku berpikir untuk pergi berbelanja,
maukah kamu menemaniku?"

Hari berikutnya, 13 Mei (Sabtu) Jam 10 Pagi.

Seperti yang dia katakan kemarin, Reine mengunjungi rumah Itsuka


dan mengucapkan kata-kata itu di depan kamar Tohka.

Pakaiannya saat ini bukan jubah putih biasa atau seragam tentara.
Dari saku dadanya, boneka beruang yang ditutupi bekas luka
mengintip dari baju seperti pakaian dengan bagian bawah berwarna
gelap. Ada juga tas di bahunya, menunjukkan bahwa dia berencana
untuk pergi keluar dan membeli sesuatu.

Tapi Tohka sama dengan kemarin, dan dari balik pintu terdengar
suara jengkel.

"Diam, tinggalkan aku sendiri ………!"

Dia masih terdengar marah. Shidou, yang berdiri tepat di samping


Reine menghela nafas.

"Dia sudah seperti ini sejak kemarin."

"……… Fumu."

Reine meletakkan tangannya di dagunya untuk menunjukkan


bahwa dia sedang berpikir.

Dan kemudian dari tas, dia mengeluarkan terminal seperti


komputer, dan mulai mengotak-atik menggunakan tangannya yang
lain.

169
Setelah melihat layar terminal, dia menutupnya dan melangkah
maju menuju pintu.

"……… Tohka."

"Aku menyuruhmu meninggalkanku sendirian ………! Aku wa—"

"……… Aku sedang berpikir untuk makan sesuatu di luar saat


berbelanja. Bagaimana?"

Ketika Reine mengatakan itu, Tohka tiba-tiba terdiam.


Dan kemudian, setelah 10 detik.

...

*Berderak*

Pintu kamar terbuka, dan dari dalam, wajah marah Tohka muncul.
Dia mungkin belum berganti pakaian sejak kemarin; dia masih
mengenakan seragam sekolah menengahnya. Terlebih lagi
pakaiannya masih basah. Omong-omong, mungkin dia belum tidur,
ada lingkaran hitam di bawah matanya. Jika dia berjalan di samping
Reine, yang lain akan mengatakan mereka bersaudara.

"Apa ...?"

Shidou membuka matanya lebar karena terkejut.

"Re-Reine-san ……? Apa yang kamu lakukan ………?"

"………… Tidak ada. Itu karena nilainya kelaparan meningkat. Kupikir


mungkin sudah saatnya dia mencapai batasnya sekarang."

170
"Aku mengerti ……… eh, kemarin malam aku mencoba
memanggilnya untuk makan malam, tetapi dia tidak keluar ..."

"...... Itu bagus, dia mungkin tidak ingin melihat wajahmu."

"……"

Dan dia diberi tahu kata-kata kasar seperti itu secara langsung dan
jelas.

Tapi itu benar. Tohka, yang akhirnya keluar, setelah melihat Shidou *
pui * dia memalingkan wajahnya, dan berjalan pergi dengan
langkah-langkah berat.

"Cepat dan ayo pergi!"

"……… Un, ayo lakukan itu. Hujan juga sudah turun sejak pagi ini.
Tolong jangan lupa membawa payung."

Sambil mengatakan itu, Reine melakukan kontak mata dengan


Shidou yang sepertinya mengatakan [Serahkan ini padaku].

"……… A-Aku mengandalkanmu."

Satu-satunya hal yang Shidou bisa lakukan adalah mengirim mereka


berdua.

Dan seperti itulah dia berdiri di sana dengan bingung selama


beberapa menit.

"Errrr ………"

171
Tapi, dia segera menyadari bahwa dia membuang-buang waktu. Dia
dengan ringan menarik pipinya untuk mendapatkan kembali
ketenangannya dan kemudian menuruni tangga.

"Lagipula ini libur sekolah ... Kurasa aku akan pergi berbelanja juga
di sore hari."

Dia berencana untuk berbelanja kemarin sepulang sekolah, tetapi


karena berbagai hal dia tidak bisa pergi.

Shidou buru-buru selesai berpakaian, dan meninggalkan rumah


membawa payung bersamanya.

"Payung — yah, aku akan bertahan kalau-kalau, karena Kotori masih


tidur."

Setelah membuka payung dan mengatakan itu, Shidou membuat


jejak kaki di jalan hujan.

—Dan kemudian, bertanya-tanya berapa lama dia menghabiskan


waktu berjalan.

"……… Uh !?"

Di tengah berjalan ke jalan perbelanjaan, dia melihat bagian


belakang seseorang yang dia kenal. Shidou lalu menghentikan
kakinya.

Itu, karena dia menemukan seseorang dengan telinga seperti kelinci


menempel pada tudung berwarna hijau.

"Yo-Yoshinon ………?"

Shidou, mengangkat alisnya saat nama itu keluar dari mulutnya.

172
Ya, karena area dihancurkan oleh spacequake kemarin, dari sisi lain
dari tanda masuk larangan yang dipasang, sosok Roh [Yoshinon]
ada di sana.

Shidou menyembunyikan tubuhnya di balik dinding, mengamati


[Yoshinon].

"Alarm ...... tidak berdering ...... Eh, pola yang sama dengan Tohka
pada waktu itu, ya."

Berbicara tentang itu, ketika dia bertemu [Yoshinon] pertama kali,


alarm tidak berdering. Mungkin karena, dia adalah Roh yang sering
datang dan pergi ke dimensi ini dari dunia lain.

"……… Tapi, apa hal terbaik yang harus dilakukan sekarang ...?"

Sekarang, setelah dia menemukannya, tidak mungkin dia bisa


mengabaikannya sekarang — dia tidak tahu tindakan apa yang
harus dia lakukan.

Setelah Shidou meluangkan waktu memikirkan pikirannya — dia


menekan tombol di ponselnya.

Setelah mendengar nada panggil yang berlangsung sebentar, ia


mendengar suara mengantuk dari gagang telepon selulernya.

“……… Fua ~ aku …… Halo ………? Onii-chan …………?”

Jelas suara dia baru saja bangun. Dan tentu saja, itu adalah saudara
perempuan Shidou, Kotori.

"Hei. Selamat pagi, Kotori."

"Unn- ...... Selamat pagi. Ada apa …………?"

173
"... Ini darurat. Aku menemukan Yoshinon."

"………"

Saat Shidou mengatakan itu, di sisi lain ponselnya, * Pukul! * *


Pukul! *, Dia mendengar suara pipi dipukul dengan sekuat tenaga.
Dan tepat setelah itu suara yang bermartabat, yang dia tahu dan
pada saat yang sama tidak, bergema.

"—Beritahu aku tentang keseluruhan situasi secara terperinci."

"Y-Ya."

Sementara sedikit dikuasai oleh perubahan yang tiba-tiba, Shidou


menjelaskan situasi saat ini dengan cara yang sederhana.

"……… Begitu. Penampilan hening lainnya ya? Ini meresahkan— Jadi,


keberadaan Shidou belum ditemukan oleh Roh, kan?"

"Aahhh ...... Kurasa begitu. Apa yang harus aku lakukan?"

"Apakah kamu memiliki intercam?"

"Eh? Aah— ya untuk berjaga-jaga."

Shidou, dengan ringan merasakan sakunya untuk mengkonfirmasi


perasaan perangkat kecil itu ada di sana.

Sejak berselingkuh dengan Tohka, dia disuruh membawa satu


kalau-kalau ada masalah.

"Itu bagus. Pakai itu. Jangan lupa Roh dan siap untuk pesanan."
"Eh? Tung—"

174
—— * rebut * * toot *, * toot *, * toot *. Panggilan terputus.

"Ber-Bersiaplah ………"

Dari instruksi yang ceroboh, dia mengangkat alisnya.

Karena, tidak ada lagi yang bisa dia lakukan. Dia diam-diam
meletakkan intercam ke telinganya, dan mengintip kondisi
[Yoshinon].

Setelah 5 menit berlalu, dari intercam dia mendengar suara adik


perempuannya yang berharga.

Tampaknya dia telah menyelesaikan persiapannya dalam waktu


singkat, dan kemudian bergerak menuju <Fraxinus>.

"—Bisakah kamu mendengarku? Shidou."

"...... Ya, aku bisa mendengarmu."

"Kita tidak bisa meninggalkannya sendirian jika ini berlanjut. Untuk


sekarang mari kita membuat kontak dulu."

"...... Dipahami."

Setelah bernafas dengan baik, dia berjalan dengan stabil menuju


[Yoshinon].

Bahkan sekarang [Yoshinon] tidak berada di negara bagian untuk


menyadari Shidou ada di sana, dia mati-matian menatap tanah.

"……… Kalau begitu, bicaralah padanya."

"Eeh ... T-Tolong tunggu sebentar."

175
Karena Shidou mendekati Roh, sebuah jendela ditampilkan di
monitor utama bridge.

①Waktu yang sama ketika mencoba berbicara dengannya, hadap


ke atas setelah berguling lalu tunjukkan perutmu, untuk
menunjukkan bahwa kau tidak memiliki permusuhan terhadapnya.

②Segera memeluknya erat, untuk memberi tahu dia cinta dari sisi
ini.

③Untuk menunjukkan bahwa kamu tidak bersenjata, berbicaralah


dengannya setelah telanjang bulat.

Metode untuk menghindari memprovokasi Roh, ditunjukkan dalam


3 pola.

"* Cih * Meskipun sakit untuk tidak memiliki Reine di sini, tidak ada
yang bisa dilakukan."

Kotori, setelah melihat sekilas ke kursi kosong di jembatan bawah,


dia mendecakkan lidahnya.

Saat ini, Reine harus mengambil belanja Tohka sekarang. Mereka


juga tidak bisa mengambil kesempatan untuk meninggalkan Tohka
dan menurunkan suasana hatinya lebih jauh.

"—Semua anggota, pilih!"

Bersama dengan perintah itu, dari tampilan di tangan Kotori, pilihan


kru muncul di sana.

—①, ②, ③. Secara keseluruhan, hampir semua suara dari jumlah


itu dikumpulkan.

176
"* Cih * Ini agak rusak."

Sementara Kotori bergumam frustrasi, suara-suara dari jembatan


yang lebih rendah bergema.

"Seharusnya ①! Untuk binatang, mengekspos perut adalah pose


untuk menyerah! Pihak lain akan merasa lebih aman!"

"Konyol! Jelas ② yang memutuskan! Kelinci mati ketika mereka


kesepian!"

"Itu hanya seorang gadis yang mengenakan tudung kelinci —


bahkan bukan kelinci sungguhan! Meninggalkan komandan itu, itu
adalah nomor pilihan ③ !, untuk menunjukkan bahwa tidak ada
motif tersembunyi dari sisi ini — itu adalah untuk telanjang, ada
yang telanjang. tidak ada pilihan lain selain telanjang! "

"Diam, pak tua! Kamu hanya ingin melihat anak SMA telanjang!"

"Apa ……? Uh, komentar yang kasar! Tidakkah kamu tahu !? Ketika
membujuk seorang pria primitif yang telah dibawa kembali ke
zaman modern, telanjang bulat adalah cara paling efektif untuk
pergi!"

"Pembicaraan macam apa itu! Omong-omong, ② pilih ②!"

"Tidak, itu pasti ①!"

"Telanjang! Telanjang!"

"…………Diam!"

* Bam * !, konsol tertabrak, dan kru yang mulai panas, diteriaki.

177
Dan di dalam bridge yang tenang, dia perlahan mengambil mic’e
dan—

"——Shidou, sebelum berbicara dengannya, lepaskan bajumu."


Dia dengan tenang, mengatakan itu.

Kemudian dari jembatan yang lebih rendah, beberapa anggota kru


perempuan, dan untuk beberapa alasan aneh satu anggota kru laki-
laki, melakukan pose Nyali.

Note : Pose Nyali atau asal terjemahannya Guts Pose adalah pose yang
dilakukan dengan membuat lengan bergerak ke atas dan ke bawah
sejajar

Tapi-

"Tidak mungkin!"

Teriakan Shidou bergema bersamaan dengan yang disampaikan


melalui speaker.

"- !?"

[Yoshinon] di layar, * piku * menggerakkan bahunya karena terkejut.

"………! Ini buruk."

Saat Shidou menjerit, [Yoshinon], berbalik ke arahnya dengan


gerakan bergetar.

Wajahnya berubah pucat dan giginya berbunyi, seluruh tubuhnya


mulai bergetar.

"………… Hai, aku …………… u"

178
Dan dengan demikian, dia membuat wajah yang menunjukkan
bahwa dia akan menangis kapan saja sekarang dan segera
mengangkat tangan kanannya tinggi-tinggi.

Hati Shidou mengerut seolah diperas oleh tangan ilusi.

Dia memiliki kenangan tentang gerakan itu. Kemarin, [Yoshinon]


bersikap seperti ini ketika boneka raksasa itu terwujud.

"Tung ..., Tunggu! Tenang!"

Tetapi, bahkan jika seperti yang dia katakan, itu tidak mungkin
mereka bisa berkomunikasi.

Ketika Kotori juga menyadari apa yang [Yoshinon] coba lakukan, dia
juga berteriak.

"Shidou! Untuk saat ini jika kamu masih punya waktu - pilihlah ①!
Tunjukkan padanya perutmu dan berguling!"

"Hu, —— Haaaaah ……… !?"

"Cepat!"

Tidak ada jalan lain.

Setelah Shidou melempar payungnya ke tanah, di jalan basah


dengan hujan, * Gulung *, dia melempar dirinya ke bawah dan
berguling.

"Aku menyerah, aku menyerah."

"………… !?"

179
Pada saat itu, ketika [Yoshinon] akan mengayunkan tangannya ke
bawah, dia membuat wajah tercengang.

Dan kemudian, dengan takut-takut, dia perlahan menurunkan


tangannya ke posisi semula, dan mulai memeriksa kondisi Shidou
saat ini.

"……… A-Apa kita berhasil ..."

"—Mungkin, cobalah berbicara dengannya saat kamu menghindari


memprovokasi dia."

Diberitahu itu, Shidou yang masih berguling, perlahan-lahan


mengangkat lehernya.

"……… Y-Yo ………"

"………………"

Bahkan ketika dia mencoba berbicara dengannya, [Yoshinon] terus


menatapnya dalam mode siaga penuh.

"A-Apa yang salah dengan hari ini ……………?"

"………………"

"I-Ini hujan yang luar biasa ………………"

"………………"

Tidak ada, tidak ada balasan yang kembali.

"…………… Apa yang akan aku lakukan tentang ini?"

180
Shidou mencoba memiringkan kepalanya ke samping.

Itu mungkin sebuah kesalahan tetapi— saat ini, dia berpikir bahwa
dia bisa melihat tangan kiri [Yoshinon].

Artinya, dia tidak mengenakan bonekanya.

Pada saat yang sama Shidou mengangkat alisnya dengan ragu,


sekali lagi suara yang menahan bergema dari Kotori.

Dan sekali lagi pilihan muncul di monitor <Fraxinus>.

① Berjalanlah dan dekati dia sambil berbicara dengan cara yang


ulet, dan isi jarak yang jauh.

②Untuk mendapatkan kembali ketenangan normal, mundur


sementara.

③ Tanyakan padanya mengapa dia tidak memakai bonekanya.

"Fumu ………"

Setelah melihat hasil total dari anggota kru, yang ditampilkan di


layar kecil di tangannya, Kotori membuat dengungan kecil.

Yang paling umum adalah, ③. Seperti yang diharapkan semua


orang, menyadari bahwa dia tidak mengenakan bonekanya.

Dan tentu saja itu juga masalah yang bahkan Kotori ingin
mengetahuinya.

"Shidou, pilih ③. Dia mungkin kehilangan bonekanya, dan mungkin


sekarang sedang mencarinya. Lagipula sudah waktunya untuk
mendapatkan reaksi, coba tanyakan padanya tentang bonekanya."

181
"……… Mengerti."

Dengan Shidou setuju, dia membuka mulutnya.

"Hei ………… kamu, apa kamu mungkin, mencari bonekamu …………?"

"………………!"

Saat Shidou mengatakan itu, [Yoshinon] segera membuka matanya


lebar-lebar.

Dan ketika dia memikirkan itu, dia berlari ke arahnya dan dia segera
meraih kepalanya, seolah untuk mengajukan pertanyaan dia
menggelengkan kepalanya keras.

"………………! ……………… !?"

"Ah, aduh duh duh duh ……………! Tunggu, tolong hentikan itu."

Ketika dia mengatakan itu, [Yoshinon] dengan cepat melepaskan


tangannya dari kepala Shidou.

Shidou bangkit sambil memandangi gadis itu, dan dia kemudian


mencoba bertanya lagi.

"Seperti yang diharapkan …………… kamu sedang mencarinya."

Dan [Yoshinon] terus menganggukkan kepalanya dengan keras.

Setelah itu, dia menatap Shidou dengan mata yang sangat khawatir.
Seolah-olah, dia menanyakan keberadaan boneka itu.

"……………… Eh, maaf. Aku tidak tahu di mana itu juga …………"

182
Ketika Shidou mengatakan itu, [Yoshinon] membuat wajah seolah-
olah dunia akan segera berakhir, dan kehilangan kekuatannya dia
tenggelam ke lantai.

Dan tepat seperti itu dia menundukkan kepalanya, [ue …………, e


…………] dan suara tangisan mulai keluar.

"Er, errrrr ……………"

Jika dia mengamuk, akan sangat meresahkan, tetapi ini juga


menyusahkan dengan caranya sendiri. Shidou dengan cepat jatuh
panik dengan pandangannya yang berkeliaran.

"——Tenanglah, Shidou."

Dan, suara jujur Kotori disampaikan ke gendang telinganya.


Menerima reaksi [Yoshinon], jendela dikerahkan di layar untuk
ketiga kalinya.

① "Pria seperti itu, aku akan membuatmu melupakannya"


memohon padanya sebagai pria yang dapat diandalkan.

② "Bersama denganku, mari kita pergi mencari boneka itu"


menarik baginya sebagai pria yang baik.

③ "Sebenarnya aku adalah boneka selama ini!" menarik baginya


sebagai seorang pria yang dipenuhi dengan rasa humor.

"Semua anggota, pilihanmu!"

Ketika Kotori mengirimkan pesanan itu, hasil total ditampilkan pada


layar kecilnya.

Suara terbanyak ada di ②, yang berikutnya adalah ①. Dan hanya


satu suara di ③.

183
"Yah, ② adalah pilihan yang paling aman. ……… tapi siapa orang
yang memilih sesuatu seperti ③."

"………… Kalau begitu, itu pilihan yang buruk?"

Dari belakang, suara Kannazuki yang putus asa bergumam.

"………………"

Kotori mengabaikannya dan menarik mike ke arahnya.

"Shidou, temani dia untuk mencari boneka itu."

Dan dari belakang, [aah, permainan yang mengabaikan juga tidak


terlalu buruk …………!] Terdengar tetapi, dia mengabaikannya.

"Er, erm tentang ini, Yoshinon."

"………………!"

Saat Shidou mengangkat suaranya, tubuh [Yoshinon] bergetar


karena terkejut lagi.

Dan ketika dia segera melambaikan tangannya, genangan air di


sekelilingnya naik, membentuk seperti peluru yang meledak di
dekat tempat Shidou duduk.

"Tidak …………… tidak waaaa !?"

Tanpa pikir panjang, tubuhnya sesak.

"Ma-maaf! Aku tidak bermaksud menakutimu!"

184
Seolah-olah untuk memeriksa kondisi di sisinya, tanpa menurunkan
pengawalnya dia dengan hati-hati melihat ke sana (……… secara
komparatif, ketika mata mereka bertemu dia akan berpaling) ke
[Yoshinon], dia memperbaiki postur tubuhnya dan sedikit
menundukkan kepalanya.

Dan untuk menunjukkan bahwa tidak akan ada perlawanan, dia


mengangkat kedua tangannya, lalu melanjutkan kata-katanya.

"Err ……… A-Jika tidak apa-apa ........ aku, juga akan membantu untuk
mencari boneka bersamamu?"

"……………!"

Saat Shidou mengatakan itu, [Yoshinon] membuka matanya lebar


karena terkejut.

Setelah beberapa detik, dan untuk pertama kalinya wajahnya


berubah sangat cerah, * um * * um * dia mengayunkan kepalanya
dengan keras ke atas dan ke bawah.

Setelah Shidou mengeluarkan [oke], dia akhirnya mengangkat


pinggulnya dari tanah yang basah.

Itu cukup basah tetapi, yah, sekarang bukan waktunya untuk peduli.
"Ermmmm ……… jadi, tentang itu. Boneka itu, di mana dan kapan
kamu kehilangannya?"

Ketika ditanya, seolah dia ragu-ragu, mata [Yoshinon] berkeliaran,


dan kemudian dia membuka bibirnya yang berwarna bunga sakura.

"…………Kemarin…………"

185
Dan kemudian, dia menarik telinga kelinci yang tersangkut di kap
mesin dan menutupi wajahnya, sambil menyembunyikan matanya
dia terus berbicara dengan canggung.

"Orang-orang yang menakutkan …………, ketika aku menyadari


………… kami diserang, aku kehilangan bonekaku..."

"Hmmm ……………? Kamu, diserang oleh AST ya?"

Ketika Shidou mengatakan itu, [Yoshinon] melemparkan kepalanya


ke bawah secara vertikal.

"Begitu, setelah itu ………………"

Sementara Shidou sedang berbicara, dia melihat sekeliling dengan


menjulurkan lehernya ke kiri lalu ke kanan.

Apakah itu menghancurkan bangunan atau jalan yang retak, ia


memperluas pandangannya semaksimal mungkin. Ini akan menjadi
tugas yang sulit.

Dan, seolah-olah cocok dengan reaksi itu, dari telinga kanannya


suara disampaikan dari <Fraxinus>.

"——Kami akan mengirimkan kamu sebanyak kamera yang kami


miliki. Cobalah untuk berkomunikasi dengannya sebanyak mungkin
selagi mencari."

Untuk menunjukkan bahwa Shidou mengerti, dia sedikit menusuk


intercam, dan sekali lagi mengarahkan matanya ke [Yoshinon].

"Oke ...... sekarang, mari kita mulai mencari, Yoshinon."

"……………!"

186
[Yoshinon] menyetujui —— setelah bergumam sedikit di mulutnya,
dia mengeluarkan suaranya.

"Aku, aku …………"

"Eh?"

"Aku ……… bukan, Yoshinon, ……… tapi Yoshino. Yoshinon ………


adalah temanku ………”

"Yoshino …………?"

Ketika Shidou menjawabnya dengan menyebutkan namanya, gadis


itu— Yoshino mencoba melarikan diri.

"Ah ………… tunggu!"

Dan, mungkin dia terkejut dengan suara itu, Yoshino menyentak


bahunya lagi.

Pada saat itu, hujan di sekitar Yoshino tiba-tiba berubah menjadi


sesuatu seperti jarum dan terbang menuju Shidou.

"Uwaaaaaaaa !?"

Dia menundukkan kepalanya di tempat dengan panik, dan entah


bagaimana berhasil menghindarinya.

Tidak apa-apa karena hanya ada sedikit. Tapi, jika ini ditembak lebih
ke arah tubuh Shidou, dia akan menjadi kaktus sekarang.

"T-Tenang! Ini aku, ini aku!"

187
Ketika Yoshino berbalik ke arah ini sambil bergerak-gerak, dan
setelah melihat wajah Shidou, dia menarik napas dalam-dalam.

Shidou berdiri sambil berbicara dengan nada malu-malu.

"J-Jika tidak apa-apa gunakan ini ………… meskipun kamu sudah


basah, masih lebih baik daripada tidak apa-apa kan?"

Dia mengambil payung yang baru saja dia buang, dan


memberikannya kepada Yoshino.

"???"

"Aah, beginilah caramu menggunakannya."

Dia meraih tangan Yoshino saat dia memiringkan kepalanya karena


penasaran, dan kemudian mengangkatnya.

Ketika dia melakukan itu, dia terkejut oleh kenyataan bahwa hujan
tidak lagi menyentuhnya, dan Yoshino mendongak dengan mata
yang berbalik dengan takjub.

Payung vinil transparan itu memukul mundur hujan yang jatuh dan
menerpa sambil bersinar terang.

"………………! ……………!"

Yoshino bersemangat, mengibaskan tangannya yang lain yang tidak


memegang payung.

"Y-Ya, kamu senang dengan itu ya? Gunakan itu, gunakan itu!"

Dan setelah Shidou mengatakan itu, Yoshino mengalihkan


pandangannya ke Shidou seolah dia bertanya padanya.

188
"Ah aku?"

Yoshino mengangguk berulang kali.

"Aah, aku baik-baik saja. Tidak apa-apa gunakan saja."

Setelah ragu-ragu melihat payung dan kemudian ke Shidou untuk


beberapa saat.

"Te………..rima ka…………..sih."

Dan setelah dia membungkuk dan menundukkan kepalanya,


mereka melanjutkan pencarian mereka untuk boneka itu.

"Melakukan sesuatu yang keren seperti itu."

Dari telinga kanannya, dia mendengar Kotori menggoda seperti


suara.

"Diam-Diam."

"—Nah, jika Roh merasa seperti itu, sesuatu seperti kemeja basah
bisa segera dikeringkan. Tapi bahkan sebelum itu, dia tidak
kesulitan membuat peluru hujan dari film tak terlihat yang dia buat."

"A-Apa itu benar?"

……… Yah, itu tidak terlalu masalah. Dia hanya tidak tahan untuk
menonton, seorang gadis kecil basah kuyup oleh hujan.

Shidou dengan ringan menyeka wajahnya yang basah, dan memulai


pencarian.

189
Bagian 3
"—Bagaimana hasilnya? Apakah kamu menemukan bonekanya?"

"Tidak, belum. Kami belum menemukannya."

Ketika Kotori mengajukan pertanyaan, dia mendengar jawaban dari


seorang awak di jembatan bawah.

Waktu sekarang 12:30 malam Sudah hampir 2 jam sejak Shidou dan
Yoshino memulai pencarian mereka. Jika mereka terus bekerja di
bawah hujan ini, tubuh mereka akan menjadi terlalu dingin dan,
kelelahan mereka juga akan menumpuk.

Itu akan baik-baik saja jika [Ratatoskr] dapat mengirim anggota


departemen mekanik juga tetapi— akan berbahaya jika terlalu
banyak orang yang dilemparkan ke dalam pencarian, mereka
mungkin menakut-nakuti Yoshino dan kemudian mereka mungkin
kehilangan segalanya. Bahkan jika dia tidak takut pada mereka, ada
kemungkinan bahwa kesan baiknya yang seharusnya hanya pergi ke
Shidou, akan tersebar ke berbagai arah.

"Bagaimana dengan gambarnya?"

Mata Kotoris menoleh ke sisi kanannya, dan para kru yang


mengutak-atik konsol mereka, tanpa memalingkan muka,
menjawab balik.

"Resolusi itu agak kasar tapi ………… kita bisa mengaturnya entah
bagaimana."

"Kalau begitu, angkat itu di monitor."

190
Kotori mengatakan bahwa, dan pada satu bagian dari monitor
jembatan <Fraxinus>, gambar-gambar dari daerah sekitar waktu
pertempuran kemarin antara AST dan Yoshino sedang
diproyeksikan.

Rasanya seperti diseret ke dalam gempa susulan pertempuran,


kamera mengambil jarak untuk mendapatkan gambar yang lebih
baik dari daerah itu, dan dibandingkan dengan resolusi dari
sekarang kualitas gambar sekarang cukup buruk.

"Dia tidak lagi memiliki boneka itu—— dalam bayangan ketika Roh
hilang."

Setelah beberapa saat, gambar diperbesar dan ditutup-tutupi pada


Yoshino.

"—Kembalikan, gambar dari sesaat sebelum serangan AST


mendarat, kita dapat mengkonfirmasi bahwa boneka itu ada di
mulut Malaikat. Benar untuk berpikir bahwa itu hilang selama
serangan itu."

"Jadi, di mana boneka penting itu?"

"Karena asap semakin tebal, walaupun aku tidak bisa mengatakan


itu pasti tapi …………. Aku bisa memastikan bayangannya jatuh, aku
pikir skenario terburuknya adalah terbakar karena serangan itu telah
dihindari. "

"Fumu ……………"

Kotori menggunakan tangannya dan memukul rahangnya.

"Tepat setelah ketika Yoshino Hilang, bukankah ada gambar yang


tersisa dari lingkungan?"

191
"A-Aku akan mencoba mencarinya."

Dan, pada saat itu pembicara pergi, * riiinnnngg * suara seperti itu
keluar dan dia mendengarnya.

"Yoshino?"

"……………!"

Sudah hampir 3 jam, sejak mereka mulai mencari boneka itu.


Sementara Shidou sedang menyisir rambutnya yang basah, dia
melihat ke arah Yoshino di sebelahnya yang masih mencari boneka
itu.

Tampaknya dia menyadari suara yang luar biasa lucu menggema.

Yoshino sekali lagi karena dia takut, dia menggerakkan bahunya —


mungkin dia sedikit terbiasa dengan suara Shidou, kali ini dia tidak
membuat peluru air jarum dan menembaknya.

"………Apakah kamu lapar?"

Ketika Shidou bertanya, wajah Yoshino memerah dan * pun * * pun


* mengayunkan kepalanya dari sisi ke sisi.

Tetapi, pada saat itu, perutnya menggerutu.

"………………………!"

Tampaknya Roh juga lapar.

Dia mendengar bahwa untuk bentuk kehidupan yang disebut Roh,


semua yang diperlukan untuk makanan adalah energi Roh tetapi ...

192
yang berbicara, setelah kekuatan Tohka disegel, dia menjadi sangat
rakus.

"…………Apa yang harus aku lakukan."

Meskipun dia tidak tahu sudah berapa lama sejak Yoshino mulai
mencari boneka itu, tapi karena sudah lewat tengah hari, akan aneh
jika tidak lapar. Perut Shidou juga sedikit kosong.

Menggunakan jarinya, Shidou memberikan intercam-nya sedikit,


dan suara dari Kotori yang sudah menebak subjek apa yang akan
dia angkat:

"——Hmm kurasa begitu, bagaimana kalau istirahat sambil makan


siang?"

"Tidak ……… kurasa kamu benar."

Setelah melakukan peregangan ringan ia berkata kepada Yoshino.

"Yoshino, ayo istirahat, oke?"

Ketika Shidou mengatakan itu, Yoshino mengayunkan kepalanya ke


samping. Dan kemudian perutnya menggerutu lagi.

"………………!"

Dan, setelah Yoshino berpikir sejenak, dia akhirnya setuju dengan


ragu-ragu.

"Oke, kalau begitu …………"

Setelah mengatakan itu, Shidou menata ulang pikirannya.

193
Dia punya dompet untuk berjaga-jaga, tetapi jika dia basah, akan
sulit untuk memasuki toko.

Shidou meletakkan tangannya di wajahnya untuk sementara waktu,


dan kemudian dia mengetuk intercam.

"……………… Hei, Kotori. Jika ini tentang tempat peristirahatan,


apakah rumah kita baik-baik saja?"

Dan tepat setelah mengatakan itu. Kotori membuat suara kaget


yang berlebihan.

"Wow. Sudah lama tidak melihat Anda dan Anda berubah cukup
berani. Jika Anda berencana menekannya, berhati-hatilah. "

"……Hei."

"Aku tahu. ………… Yah, bagaimanapun juga, tidak ada tempat lain
untuk pergi, aku akan mengizinkannya secara khusus."

"Roger."

Shidou membuat balasan singkat dan kemudian, berbicara dengan


Yoshino.

"Baiklah kalau begitu ……… ayo pergi."

Yoshino sambil tetap diam, mengangguk kecil.

194
Bagian 4
"…… Umu."

Sementara Tohka menggosok perut dan mendesah, dia mengikuti


Reine saat mereka berjalan melewati kota di tengah hujan.

Dia merasa agak tidak enak karena tidak makan apa pun kemarin
sore, dan karena tidak banyak tidur.

Tapi, alasan kegelisahan ini bukan karena dia kurang tidur atau dari
perutnya yang kosong — Tohka entah bagaimana mengerti itu.

"………………"

Tohka menggertakkan giginya, dan * cipratan * menendang tanah


yang basah.

Tetapi bahkan jika dia melakukan sesuatu seperti itu, tidak mungkin
pusaran menjengkelkan di bagian bawah perutnya akan berakhir
begitu saja.

Dan Reine yang sedang berjalan di depannya tiba-tiba berhenti


berjalan. Tohka berhenti tepat di ambang menabraknya.

"...... Bagaimana kalau kita pergi dan makan siang dulu. Apakah
tempat ini baik-baik saja?"

Tepat di depan mereka ada sebuah bangunan dengan papan nama


berwarna-warni. Jika dia tidak salah, tempat ini adalah restoran
keluarga.

Tohka mengangguk.

195
"Un ... Ini akan membantu jika kamu melakukan itu. Perutku sangat
kosong sehingga aku pikir aku akan mati."

"...... Kalau begitu, mari kita masuk."

Ketika mereka berdua melipat payung mereka dan memasuki toko,


mengikuti petugas toko, mereka duduk di ujung area bebas rokok.

Segera, mereka menelusuri menu dan memesan.

Sambil menunggu perintah mereka datang, untuk menenangkan


perutnya, dia minum air yang diletakkan petugas di atas meja dalam
satu tegukan.

"...... Tohka."

Reine, menghadap Tohka dengan sepasang mata dihiasi oleh


kantong mata tebal dan berawan.

"Apa?"

"...... Sebelum makanan sampai di sini, aku ingin bicara sedikit ......
apa tidak apa-apa?"

"Nu ... Yah, aku tidak keberatan tapi ...... Pembicaraan macam apa
itu?"

Tohka, untuk menunjukkan bahwa dia waspada, dia mengangkat


tubuhnya dari meja dan mengangguk.

Wanita yang dikenal sebagai Murasame Reine itu ……… sulit


dimengerti karena dia sepertinya selalu memikirkan sesuatu — dan
karena kebiasaan itu, rasanya dia bisa melihat apa saja — rasanya
agak menjengkelkan.

196
Entah dia menyadari apa yang dipikirkan Tohka pada saat itu, Reine
tetap dalam suasana hati yang melamun dan mengeluarkan mesin
seperti benda dari tasnya, dan kemudian membuka lipatannya di
atas meja.

"Apa itu?"

"………… Aah, tolong jangan pedulikan ini."

Sambil mengatakan itu, Reine menggunakan tangannya yang lain


dan * klik * * klik * …… dan ringan mengoperasikannya.

Dia memusatkan perhatian pada terminal, penuh dengan rasa ingin


tahu tetapi Tohka akhirnya berhasil mengabaikannya, dan
mengembalikan pandangannya kembali ke Reine.

Ketika dia melakukan itu, Reine mengembalikan matanya ke Tohka


dan membuka bibirnya.

"...... Yah, aku tidak pandai bercakap-cakap jadi aku akan langsung
ke titik. Tohka, alasan kamu kesal - tidak, akan lebih baik jika kamu
bisa - bisakah kamu memberitahuku alasan mengapa kamu telah
kesal dan asal usulnya? "

"—Kuh."

Dari kata-kata Reine, Tohka secara tidak sengaja tersentak.

"Eh, aku tidak benar-benar—"

"...... Seperti yang diharapkan, kamu tidak bisa memaafkan Shin


karena bertemu dengan wanita lain."

Shin. Nama panggilan hanya digunakan saat merujuk ke Shidou.

197
"Apa, kenapa dia harus muncul di sana ..."

"...... Oh ya, apakah itu tidak ada hubungannya dengan dia?"

"…………"

Tohka meletakkan sikunya di atas meja, dan kemudian menggaruk


kepalanya sebagai tanda menyerah.

Dan setelah mendesah, dia berkata dengan suara yang menderita.

"…Aku tidak mengerti."

"...... Tidak mengerti apa?"

Reine memiringkan kepalanya ke samping saat dia menjawab. Dan


Tohka yang wajahnya turun, mengangkat wajahnya ke atas.

"Umu ……… Bahkan aku sendiri tidak tahu mengapa itu berubah
menjadi perasaan semacam ini."

Dia tampak bermasalah saat melanjutkan kata-katanya.

"Kemarin …… shidou, meninggalkan sekolah dan —— itu, mencium


atau apa pun namanya, gadis itu."

Ciuman. Hanya satu kata itu, menyebabkan rasa sakit di sekitar area
dadanya.

"...... Aah, sepertinya begitu."

"Ini tidak benar-benar ... Ini bukan urusanku siapa shidou bertemu
dengan dan di mana, dan siapa pun dia mencium. Aku tidak
seharusnya menemukan kesalahan di dalamnya. ... Tapi, saat aku

198
melihat itu, itu sudah —Bagaimana aku harus mengatakannya? Itu
agak — ya, itu perasaan yang agak buruk. "

"…………… Fumu."

"Ketika aku menyadari apa yang telah terjadi ………… aku mulai
meninggikan suaraku. Terlebih lagi ...... Tepat setelah itu, kelinci itu
berkata bahwa gadis itu jauh lebih penting baginya daripada aku
...... aku sudah — sedih, dan takut, untuk sejauh aku tidak bisa
melakukan apa-apa, dan aku menjadi tidak mampu memahami apa
yang terjadi sama sekali …………. Aku bahkan tidak mengerti apa
artinya ini ……… ini adalah pertama kalinya ini terjadi. "

Dan sekali lagi dia menghela nafas.

"Seperti yang diharapkan …………… Apakah ada yang salah


denganku?"

"………… Tidak, kamu tidak sakit atau apa. Itu respon normal dan
sehat"

"B-Benarkah begitu?"

"...... Aah, itu tidak perlu dikhawatirkan. Tapi —— lebih baik jika kita
membersihkan kesalahpahaman itu terlebih dahulu."

"Salah paham…?"

"...... Aah, mengenai ciuman itu, itu benar-benar kecelakaan, dan ......
itu tidak berarti gadis itu lebih penting bagi Shin daripada Tohka."

Setelah Reine mengatakan itu, dia melihat sekilas ke mesin, ketika


Tohka mengangkat wajahnya.

199
"Eh, benarkah ...?"

"……Itu benar."

"T-Tapi shidou adalah ..."

"...... Jika dia tidak menganggapmu sebagai seseorang yang


berharga baginya, apakah kamu berpikir bahwa dia akan pergi
sejauh membahayakan hidupnya sendiri hanya untuk
menyelamatkanmu?"

"—Ah…"

Setelah diberi tahu itu, Tohka kehilangan kata-kata.

Dia benar-benar lupa tentang pusaran emosi yang aneh dan tak
terlukiskan yang memengaruhi jantung dan perutnya.

—Kemarin, bukankah Shidou melindungi Tohka? Sama seperti


bulan lalu?

Dan terlebih lagi, terlepas dari mengetahui peluang kematian


dengan ditembak oleh seorang pembunuh.

Tohka, sambil mendorong tangannya di sekitar area dadanya,


menelan ludahnya.

"……………, aku—"

Aku bodoh sekali

Tohka menggelengkan tenggorokannya untuk mengerang, lalu


menggaruk kepalanya lagi.

200
Dan setelah itu, segera berdiri dari kursinya.

"…… Tohka?"

"Maaf, bisakah kita menunda belanja hari ini ke hari lain?"

Tohka menggigit bibirnya sebelum mengeluarkan suaranya lagi.

"...... Aku harus, minta maaf kepada shidou."

Setelah memukul rahangnya dengan tangannya, Reine


mengangguk kecil.

"...... Lalu pergi."

"Aku bersyukur."

Tohka membuat jawaban singkat dan meninggalkan restoran


keluarga mengambil payung di tangannya, dia berlari ke kota hujan.

"………… Fumu. Yah, itu adalah satu masalah yang diselesaikan ......
mungkin?"

Reine bergumam ketika dibiarkan sendirian, dia melirik beberapa


nilai dari grafik yang ditampilkan pada terminal kecil.

Fakta bahwa pikiran dan tubuh Tohka akan terganggu oleh kejadian
ini sudah diduga.

Meskipun dia cemberut seperti anak manja ……… Jika Tohka, benar-
benar berpikir buruk tentang Shidou, dia tidak akan membenci
gadis yang ditemui Shidou.

201
Ngomong ngomong ngomong-ngomong, dari perasaan
menjengkelkan bahwa dia tidak bisa menenangkan diri, dia belajar
teror yang aneh dan tak terlukiskan dan kegelisahan ……… berbicara
tentang yang paling dekat dengan kebenaran.

Karena itu, bahkan tanpa mood-nya diperbaiki, pikiran untuk


mengubah kesadaran Tohka sendiri, tidak terlalu sulit.

Ya — tapi, lebih baik jika dia bisa menyadarinya sendiri.

Fakta itu — Shidou melindunginya, dan makna seperti apa yang


berlaku, dan ketika saatnya tiba, ketika dia menemukan jawaban itu,
dia akan tahu apa yang sebenarnya dia rasakan.

"Yah, kecemburuan juga merupakan bagian dari cinta."

Dia bergumam sambil menutup terminal.

"...... Tapi, kita harus hati-hati.

Bisa juga, emosi cinta akan menghancurkan dunia. "

Lalu,

"——Maaf untuk penantian panjang! Ini burger keju set ganda nasi
dengan porsi besar ayam goreng, set tiram goreng, campuran
panggangan, margarita, dan spageti bolognaise. Dan harap hati-
hati dengan piring besi panas."

"…… Un?"

Dan dari penampilan petugas toko yang tiba-tiba, makanan tinggi


kalori Tohka berjejer di atas meja.

202
"Silakan luangkan waktu dan nikmati."
Petugas itu menurunkan bagian atas tubuhnya dengan sudut 45
derajat seperti dia terbiasa dengan itu sehingga membuat busur,
dan kemudian meninggalkan tempat itu.

Reine yang ditinggalkan sendirian, menggaruk pipinya di depan


makanan yang berlimpah itu.

"……… Ini …… mengganggu."

203
Bagian 5
"Mari kita lihat ………… kita punya telur, ah, ada juga daging ayam.
Ada nasi yang tersisa di penanak nasi juga ……… Kurasa Oyakodon
tidak apa-apa."

Note : Oyakodon atau masakan beras Jepang dalam sebuah mangkuk, di


mana ayam, telur, irisan daun bawang (atau kadang-kadang bawang
biasa), dan bahan-bahan lainnya direbus bersama-sama dalam sebuah
jenis sup yang dibuat dengan kecap dan kaldu, kemudian disajikan di
atas mangkuk nasi besar.

Dia dengan kasar menentukan menu apa yang akan dibuat dari
melihat ke dalam lemari es, dan segera setelah mengeluarkan
bahan-bahan yang dibutuhkan, dia mengintip ke arah ruang tamu.

Di sana ada Yoshino yang dengan penuh rasa ingin tahu melihat-
lihat hal-hal di dekatnya sambil duduk di sofa.

Ketika Shidou kembali, dia segera mengganti pakaiannya tapi gaun


Yoshino masih merupakan mantel kelinci yang sama dari
sebelumnya. Seperti yang Kotori katakan, bahkan setelah
dimandikan oleh hujan, dia sama sekali tidak basah.

Sama seperti gaun ringan Tohka, ini mungkin AstralDress atau


semacamnya.

"Bisakah kamu menunggu beberapa saat. Aku akan segera selesai.


—Ah, jika kamu bebas kamu bisa menonton televisi."

"…………?"

Shidou mengatakan itu sambil mengupas dan memotong bawang,


Yoshino memiringkan kepalanya dengan rasa ingin tahu.

204
"Un, ada remote kontrol di sana — ya ya, sekarang tekan tombol kiri
atas."

Mengikuti instruksi Shidou, Yoshino menekan tombol remote


kontrol.

Ketika dia melakukan itu, televisi di sepanjang dinding menyala, dan


* Wahahaha! * Suara seperti itu bergema.

"——!"

Pada saat itu, tubuh Yoshino meringkuk; air yang terkumpul di bak
cuci naik, berubah menjadi peluru dan ditembak di layar televisi.

"Apa ...?"

"Dasar idiot, meskipun aku sudah bilang jangan menakuti dia."

Di telinga kanannya, dia mendengar suara mengkritik Kotori.

Dan berbicara tentang Yoshino, dia membuka matanya yang


tertutup rapat, dan menundukkan kepalanya ke arah Shidou dengan
panik.

"T-Tidak ………… Jangan khawatir tentang hal itu. Maaf telah


membuatmu takut."

Tepat setelah Shidou membuat senyum kering, dia melanjutkan


dengan masakannya.

Dia memanaskan panci yang memiliki air yang diukur di dalamnya,


dan melemparkan daging ayam yang diiris dan daun bawang. Dan
ketika sampai mendidih, dia memasukkan telur yang sudah dikocok.

205
Dan kemudian dia membiarkannya mengalir di atas mangkuk berisi
nasi. Akhirnya ia menyebarkan peterseli Jepang di atasnya, dan itu
lengkap.

Karena dia sudah terbiasa dengan pekerjaan seperti ini, bahkan


tidak butuh 10 menit baginya untuk menyelesaikan memasak.

"Ini dia, sudah selesai. Ayo cepat dan isi perut kita sehingga kita bisa
pergi dan menemukan Yoshinon baik-baik saja."

Sambil berbicara, dia memegang mangkuk dengan kedua


tangannya dan menuju ke ruang tamu.

Dia meletakkan satu di depan Yoshino dan tepat di depannya dia


menempatkan bagiannya sendiri, dan dia masuk dapur lagi untuk
mendapatkan kursi, beberapa sumpit, dan sendok untuk berjaga-
jaga, sebelum kembali ke ruang tamu.

"Nah, Itadakimasu."

Shidou bertepuk tangan sambil mengatakan itu, dan Yoshino


meniru gerakan itu lalu menundukkan kepalanya.

Kemudian dia meraih sendok dengan tangannya, mengambil satu


sendok oyakodon khusus Shidou, dan membawanya ke mulutnya.

"…………………!"

Ketika Yoshino melakukan itu, matanya segera terbuka lebar, dan *


banting * * banting * mulai memukul meja.

"Tidak?"

206
Tapi ketika Shidou menghadap ke arahnya, dia memalingkan
mukanya karena malu.

Setelah itu, Yoshino sepertinya ingin mengatakan sesuatu


kepadanya, tetapi sebaliknya dia membuat wajah malu dan
kesulitan memasukkannya ke dalam kata-kata, * gu * dia memberi
Shidou jempol.

"O-Ou ……………"

Shidou membuat senyum masam, dan menjawab kembali dengan


mengacungkan jempol. Tampaknya itu sesuai dengan keinginannya.

Dia mungkin sangat lapar, Yoshino membuka mulut kecilnya


dengan sekuat tenaga, dan mulai mengunyah.

Dan — dengan memperkirakan saat Yoshino akan selesai makan,


Kotori mulai berbicara.

"Apakah kamu masih ingin istirahat? Aku masih ingin lebih banyak
informasi jika mungkin dari Roh. Karena ini adalah kesempatan yang
baik, mengapa kamu tidak bertanya pada Yoshino berapa
umurnya?"

"Pertanyaan?"

Dan ketika Shidou bertanya balik, Kotori segera menyarankannya


untuk bertanya.

"……… Aah, aku mengerti."

Shidou, saat dia menghabiskan mangkuknya, dia menghembuskan


nafas puas dan kemudian mengalihkan pandangannya ke Yoshino.

207
"Hei ……… Yoshino. Ada beberapa hal yang ingin kuketahui —
bisakah aku mengajukan beberapa pertanyaan padamu?"

Yoshino memiringkan kepalanya karena penasaran.

"Err ... kamu tampaknya merawatnya dengan sangat berharga.


Boneka itu — Yoshinon, keberadaan seperti apa itu bagimu ...?"

Ketika Yoshino mengajukan pertanyaan itu, dia dengan malu-malu


membuka mulutnya dengan susah payah.

"Yoshinon, apakah ………… seorang tem...an, dan juga ……………


seorang pahla...wan."

"Pahlawan?"

Ketika ditanya lagi, Yoshino mengangguk.

"Yoshinon adalah ... ... ideku, ideal ... ... kerinduan dari ... ... diriku.
Tidak seperti aku ... ... tidak lemah, tidak seperti aku ... ... tidak ragu-
ragu ... ... itu kuat, dan keren ..."

"Diri idealmu ... ya."

Shidou menggaruk pipinya, dan mengingat kembali saat dia


bertemu Yoshino di dalam department store.

Yah, tentu saja Yoshino saat ini dibandingkan dengan Yoshino yang
berbicara melalui boneka, dari nada ke sikap itu seperti dia adalah
orang yang berbeda. Tapi-

"Aku… suka Yoshino saat ini lebih baik ..."

208
Pada saat Tohka muncul, dia ingat jumlah lelucon yang terkumpul
dari boneka itu, dia membuat senyum pahit.

Tentu saja, selama waktu itu Yoshino berbicara dengan riang tapi —
dia tidak tahan lagi.

Meskipun sulit untuk mendengar apa yang dia katakan, meskipun


dia canggung, Yoshino dengan jujur menjawab pertanyaannya, dan
itu adalah perasaan yang baik.

Tetapi pada saat Shidou mengucapkan kata-kata itu, wajah Yoshino


menjadi * poof *, wajahnya memerah. Dia kemudian
membungkukkan punggungnya dan menggunakan kerudung untuk
menutupi dan menyembunyikan wajahnya.

"Yo-Yoshino ...? Ada apa?"

Shidou mengatakan bahwa ketika sedang mencoba mengintip,


Yoshino menurunkan tangan yang memegang kap dan, secara
bertahap mengangkat wajahnya.

"……… Itu, kata-kata itu, karena ... ... itu adalah pertama kalinya ... ...
ada yang mengatakannya seperti itu."

"B-Begitukah ...?"

Yoshino membuat persetujuan yang mendalam.

Yah ... awalnya dia adalah Roh yang hanya memiliki sedikit
kesempatan untuk berkomunikasi dengan seseorang. Mungkin
karena sesuatu seperti itu.

"Shidou, apakah itu ... ... dalam perhitunganmu?"

209
Dan, di sana Kotori mengajukan pertanyaan seperti itu.

"Hah? Ap-kalkulasi apa ...?"

"...... Tidak apa-apa. Jika tidak maka tidak apa-apa."

"Ha-Haah ...?"

Adalah adiknya yang mengatakan sesuatu yang tidak masuk akal,


Shidou mengernyitkan alisnya.

"Jangan pedulikan itu. Tidak ada masalah untuk saat ini — hanya
tak terduga betapa tenangnya kamu, aku kira hasil dari 'latihan
bersama' mulai terlihat."

"……Aku berharap."

Shidou menjawab dengan samar. Tentu saja dia tenang sampai


tingkat tertentu tetapi, dia bisa membedakan apakah itu dari hasil
pelatihan atau tidak.

Tapi, dia tidak mampu diduduki oleh pihak lain. Shidou


mengarahkan pandangannya kembali ke Yoshino, dan menanyakan
pertanyaan berikutnya.

"Jadi —— Err, Yoshino, tampaknya meskipun kamu diserang oleh


AST, kamu jarang membalas, alasan apa yang kamu lakukan untuk
melakukan itu?"

Ketika Yoshino ditanyai ………… dia melihat ke bawah lagi.

Tepat setelah dia meraih borgol gaun dalam dengan komposisi film
ringan seperti Astral Dress Tohka, dia mengeluarkan suara yang
akan terdengar seperti itu akan menghilang.

210
"………… Aku ...... benci, hal-hal yang menyakitkan. Aku juga benci ......
hal-hal menakutkan. Tentunya, orang-orang itu juga ...... apakah rasa
sakitnya, atau hal-hal menakutkan, aku pikir mereka ...... tidak
menginginkannya juga. Itulah sebabnya , Aku …… "

Itu adalah suara yang kecil dan samar, Shidou bisa dengan mudah
melewatkan apa yang dia coba katakan.

Tetapi karena itu — dari kata-kata itu Shidou, merasakan


gelombang seperti menusuk ke dalam hatinya.

"………… Yoshino ………… kamu, hanya untuk alasan seperti itu—"


Tapi, Shidou tidak menyelesaikan akhir kalimatnya.

Sementara seluruh tubuh Yoshino gemetaran, dia terus berbicara.

"Tapi ……… itu karena, aku ... ... aku, lemah ... ... dan seorang
pengecut. Jika aku sendirian ... ... aku tidak berguna. Aku ... ... takut
disakiti, ketika aku tidak bisa, melakukan apa pun ... ... itu di dalam
kepalaku ... ... akan menjadi gila ..., itu sebabnya, aku mungkin ... ...
melakukan hal-hal buruk kepada semua orang ... "

Di tengah jalan, itu menjadi suara air mata.

Setelah mengisap ingusnya, dia melanjutkan.

"Itu sebabnya ... ... Yoshinon ... ... adalah pahlawanku ... ... ketika
Yoshinon ... ... bersamaku, bahkan, jika aku takut ... ... dia akan
mengatakan ... ... tidak apa-apa. Dan, kemudian ... ... itu akan benar-
benar menjadi baik-baik saja. Itu sebabnya ... ... itu sebabnya. "
"…………… Kuh."

211
Shidou secara tidak sengaja menggigit bibirnya. Dia mencengkeram
kedua tangannya begitu keras, sehingga darah mungkin
menyembur keluar.

Jika dia tidak melakukan itu — dia tidak tahan lagi.

Yoshino. Gadis kecil ini. Terlalu baik — dan terlalu sedih.

Entah itu [rasa sakit] atau [menakutkan] hal-hal itu sudah pasti
bahwa dia tidak menyukainya.

Memikirkan musuh, yang telah menargetkannya berkali-kali dengan


permusuhan, niat buruk dan niat membunuh, namun — tetap saja
dia memutuskan untuk tidak melukai mereka. Dia memilih untuk
melakukan itu? Suatu hal yang sulit?

Yoshino — lemah?

Kepala Yoshino gemetaran karena evaluasinya sendiri — tidak


mungkin, dia lemah.

Aah, tapi, itu — rasa belas kasihan yang kejam, dan sangat kejam.

"——"

Tanpa pikir panjang Shidou berdiri dari kursinya.

Dan kemudian berputar di sekitar meja dan berlutut di samping


Yoshino — dan begitu saja, dia dengan lembut membelai kepala
Yoshino.

"……………, e ..., err"

"Aku akan."

212
"——, ……?"

"Aku akan menyelamatkanmu."

Dia mengatakan itu dan, Yoshino menatap dengan heran. Tanpa


peduli, Shidou melanjutkan.

213
214
"Aku pasti akan, menemukan Yoshinon. Dan …………
menyerahkannya kepadamu. Bukan itu saja. Aku akan membuat
Yoshinon tidak lagi perlu melindungimu. Kamu tidak perlu lagi
menghadapi mereka dengan hal-hal yang [menyakitkan] atau
[menakutkan]. Aku tidak akan membiarkan mereka di dekatmu. Aku
akan — menjadi, pahlawanmu. "

Sambil menepuk-nepuk kepalanya melalui tudung, dia mengatakan


kalimat yang benar-benar keluar dari karakter.

Tapi — dia tidak berhenti di situ.

Karena, dalam kebaikan Yoshino, ada sesuatu yang kurang penting.

Itu hanya satu masalah yaitu, bahkan jika dia memiliki rahmat
seorang yang suci, rahmat itu tidak akan ditampilkan sebagai
imbalan kepadanya.

Jika itu alasannya, maka tidak ada pilihan selain diberikan dari luar.

Tidak lagi, tentang apa yang akan terjadi pada Roh atau apa yang
tidak, itu tidak lagi relevan baginya.

Kepada Yoshino. Bagi gadis kecil yang terlalu baik ini, tidak ada
yang menyelamatkannya, hal semacam itu, dia tidak bisa
memaafkannya.

Ya — itu yang dia pikirkan.

"……………? ……………?"

Selama waktu itu, mata Yoshino menjadi hitam dan putih tetapi,
setelah 10 detik berlalu, dia membuka bibirnya.

215
"………Terima kasih banyak."

"………… Ou."

Dia sedikit senang ketika Yoshino dengan jujur mengatakan hal


seperti itu. Dia mengangguk kecil.

Tapi, selama kesempatan itu Yoshino mengeluarkan suaranya, dia


tanpa sengaja mengalihkan pandangannya ke bibir imut itu ………
merasa tidak nyaman Shidou mengalihkan pandangannya.

"…………? Shidou ... ... -san ...?"

Yoshino memiringkan kepalanya sambil menatap Shidou.

"Tidak, err, tentang itu …………… Ini tentang sebelumnya. Maaf."

"Eh ……………?"

"Tidak …………… bagaimana kamu mengatakannya ... aku


menciummu."

Singkatnya, bukan kepribadian Shidou untuk membicarakan hal ini,


tapi ……………… mungkin masalah penting bagi seorang gadis. Dia
memasukkan artinya dalam permintaan maaf dan mengatakannya.

Tapi Yoshino dalam keadaan kosong dan menatap heran, sekali lagi
dia memiringkan kepalanya.

Itu seperti, dia tidak mengerti apa yang baru saja Shidou katakan.

"………… Apa itu ciuman?"

"Eh? Aah, itu ………… bibir saling bersentuhan, seperti ini ..."

216
Meskipun Shidou menjelaskan kepadanya, Yoshino membuat wajah
seolah-olah dia tidak mengerti sama sekali, dan kemudian
mendorong wajahnya langsung ke wajah Shidou.

"Apakah seperti ini?"

"……………… Uh!"

Itu adalah jarak yang, jika dia mendekatkan wajahnya, bibir mereka
akan bersentuhan.

Hatinya akan terbang keluar dalam situasi berbahaya ini tetapi,


Shidou ingat hidupnya bersama berlatih dengan Tohka, dan entah
bagaimana berhasil berpura-pura memiliki wajah yang tenang.

"Uh, ah, aah ………… ya, rasanya seperti itu."

Tapi Yoshino mengerang kecil, dan sekali lagi dia berkata dengan
suara lembut.

"…… Aku, tidak ingat …… jelas."

"…… Eh?"

Mendengar jawaban itu, Shidou mengerutkan kening.

Tetapi — pada saat itu juga.

"Shidou ...! Maaf, aku—"

Tiba-tiba pintu terbuka dan Tohka yang meninggalkan rumah pagi-


pagi, ketika dia bernapas keras di pundaknya, memasuki ruang
tamu.

217
Dan kemudian, dia melihat sosok Shidou dan Yoshino saling
berhadapan dan akan berciuman kapan saja, * piki *, dan tubuhnya
menegang.

"Eh ……?"

Tepat setelah itu, Shidou membuat wajah linglung.

"To-To, To-To-To-To-To-To-To-To-To-To-To-Tohka ..."!

Di wajahnya, keringat menyembur keluar.

"……………Hai……"

Yoshino mungkin merasakan sesuatu yang aneh, dia berbalik ke


belakang, dan mengeluarkan suara lembut.

Tapi itu mungkin sesuatu yang tidak bisa dihindari. Bagi Yoshino,
Tohka harus menjadi lawan menakutkan yang mengambil
bonekanya darinya — dan di atas itu, Tohka yang diam-diam
berlama-lama di sekitar pintu masuk ruang tamu, tekanan yang sulit
untuk dijelaskan keluar dari dirinya.

Kebetulan dari tadi, suara keras keluar dari bel di telinga kanannya
menunjukkan itu adalah situasi darurat.

"…………………"

Sambil diam, Tohka membuat senyum yang sangat lembut, dan


begitu saja dia perlahan memasuki ruang tamu.

- * Kedutan *, perasaan seperti itu dikirimkan ke tangannya.


Tampaknya juga tubuh Yoshino bergetar.

218
"To-Tohka, ini ……"

Itu seperti kondisi mentalnya berubah menjadi seorang pria yang


ketahuan selingkuh di tempat kejadian kejahatan, Shidou dengan
tergesa-gesa menggerakkan tangannya.

Tapi Tohka melewati mereka berdua, meninggalkan ruang tamu dan


langsung menuju dapur, dia kemudian mengeluarkan semua
makanan dan minuman dari lemari es dan rak, dan begitu saja dia
keluar ke koridor.

Dari pintu, * dadadadada * langkah kaki seperti itu bisa didengar —


dan saat dia mengira itu mencapai lantai dua, kali ini * BAM *, suara
pintu yang dibanting bisa terdengar.

………… Sepertinya, dia berencana untuk menutup dirinya lagi.

Dan terlebih lagi, kali ini pengepungan dengan persediaan makanan


yang cukup.

"Er, errr …………………"

"………… Itu berubah menjadi sesuatu yang menjengkelkan."

Dari telinga kanannya, dia mendengar suara bercampur dengan


desahan.

"A-Apa yang harus aku lakukan sekarang ...?"

"Untuk saat ini, kamu hanya bisa meninggalkannya sendirian untuk


saat ini. Bahkan jika Shidou mencoba dan berbicara dengannya
sekarang, itu hanya akan menyebabkan efek sebaliknya."

"B-Begitukah ……"

219
Dia mengatakan itu, dan melihat sekilas pada Yoshino yang duduk
di sampingnya.

Tapi, bertanya-tanya kapan itu terjadi, sosok Yoshino yang


seharusnya berada di atas sofa tiba-tiba menghilang.

"Apakah ……? Yoshino?"

"——Tampak seperti, dia [Hilang] ke dunia lain ketika Tohka


mendekatinya. Memiliki bonekanya diambil, pasti pengalaman yang
cukup traumatis baginya."

"…Aku melihat."

Fuu, dia menghembuskan napas yang baik — dan mengerutkan


kening karena perasaan yang buruk.

Tampaknya Yoshino ingat Tohka mengambil bonekanya.

Meski begitu …… dia bilang dia tidak bisa mengingat ciuman


dengan Shidou.

Tidak, bahkan kemarin dia pasti juga dalam keadaan bahwa dia
tidak keberatan; mungkin saja dia tidak memiliki emosi khusus
terhadap tindakan berciuman. Roh memiliki pengetahuan dan rasa
nilai yang berbeda tergantung pada apa masalahnya, mungkin ada
kemungkinan seperti itu.

Tapi — dalam reaksi Yoshino ada, sedikit rasa tidak nyaman.

Shidou menyentuh mulutnya, sambil menggerakkan bibirnya.

"Hei, Kotori ...... ada sesuatu yang aku khawatirkan. Bisakah kamu
menyelidikinya untukku?"

220
"Apa?"

Shidou, memberitahunya pertanyaan yang melayang di benaknya.

"Fuun ...... aku mengerti, aku akan mengirim Reine untuk


menyelidikinya ketika dia kembali."

"Ou, aku mengandalkanmu."

Dan, ketika Shidou mengatakan itu, Kotori melanjutkan seolah dia


mengingat sesuatu.

"………… Aah, ya ya, meskipun aku melewatkan kesempatan untuk


mengatakan ini karena gangguan Shidou tapi kami punya kabar
baik."

"Ah?"

"Dari penyelidikan yang kami dapatkan dari gambar-gambar itu,


kami telah mengkonfirmasi keberadaan boneka itu."

"Sungguh ?! Di mana boneka itu sekarang?"

"Boneka Itu berada-"

Ketika Kotori memberitahunya lokasi itu, pipi Shidou berkedut.

"U ………………… ugah!"

Di kamar di bagian terdalam dari lantai dua tempat Tohka bergegas


masuk, sambil memakan makanan yang berada dalam jangkauan
lengan yang dia bawa beberapa saat yang lalu, dia mengangkat
teriakan itu. Nah dari sudut pandang orang lain, itu adalah cara
makan yang menegangkan.

221
"Apa ini ……… Apa MOU ini ……………! Gu, muguuuu …………….!"

Ketika Tohka tidak ada di rumah, Shidou mengundang gadis kecil


itu dari beberapa hari yang lalu.

Sebagai peristiwa yang merupakan satu-satunya hal yang terjadi,


tidak ada faktor untuk membuat Tohka marah sama sekali.

Shidou adalah teman baik Tohka. Dan teman itu membawa teman
baru kembali.

Bukan kesalahan bahwa metode interaksi Tohka yang benar


seharusnya berdamai dengan Shidou dan meminta maaf atas apa
yang terjadi beberapa hari yang lalu, setelah itu [Selamat datang,
dan maaf tentang apa yang terjadi sebelumnya], sambil
mengatakan itu dan mengambil tangan gadis kecil itu.

Tetapi — dia tidak bisa melakukannya.

Saat dia melihat Shidou dan gadis itu sendirian di ruangan, apa
yang disebut [firasat buruk] menyerbu seluruh tubuhnya, dan
menjadi mustahil baginya untuk berada di tempat itu.

"Uuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu …………………!"

Tohka menghancurkan makanan satu per satu, dan berjongkok di


tempat.

"…………… Shidou—"

—Aku ingin meminta maaf, untuk shidou. Aku ingin berdamai -


dengan shidou.

Perasaan itu bukan dusta.

222
Tapi ……… karena [perasaan buruk] berputar-putar di dalam
dadanya, dia tidak bisa melakukannya.

Sementara berada dalam posisi duduk di lantai sambil


menggenggam lututnya, Tohka mengerang kesakitan.

223
Bab 4 – Berbagai Permintaan di Rumah Tobiichi
"Kami bertemu ... di sini, kan?"

Shidou memegang tas kertas berisi kue-kue di tangan kirinya,


sementara di sebelah kanan peta digambar di atas kertas memo.
Tepat setelah mendesah muram, dia menatap apartemen bertingkat
tinggi.

Untuk menenangkan kegugupannya, dia menepuk dadanya, [Ini


pekerjaan, itu tidak bisa dihindari] dan mengambil napas dalam-
dalam.

... Tapi, bagaimanapun juga.

"Kenapa aku harus melakukan sesuatu seperti perampok ...?"

"Tidak banyak pilihan. Shidou adalah satu-satunya orang yang bisa


diundang ke kediaman Tobiichi."

Ketika Shidou mengeluh, dari intercam yang dipasang di telinga


kanannya, dia mendengar suara Kotori.

Ya — sekarang Shidou telah tiba di rumah Origami Tobiichi yang


merupakan apartemen.

Dari gambar-gambar yang diselidiki dengan cermat pada waktu itu,


ketika Yoshino menjadi Hilang — kami menemukan bahwa ketika
Origami kembali ke markas, ia mengambil boneka itu dan
membawanya kembali.

Satu-satunya cara untuk mendapatkan kembali itu adalah: "Hei


Tobiichi, apakah tidak apa-apa jika aku datang ke rumahmu untuk
bermain?"

224
Dia menanyakan hal ini padanya beberapa hari yang lalu dan
dengan demikian dia diundang ke rumahnya.

"... Ngomong-ngomong, sejak awal apakah ada kebutuhan bagiku


untuk diundang ke sini? Jika itu seperti mengambil satu boneka,
seharusnya mudah bagi [Ratatoskr] untuk—"

"... Kami mencoba, khususnya."

"Eh?"

Dari desahan kata-kata campur aduk, Shidou memiringkan


kepalanya.

"Aku mengatakan bahwa meskipun kita mencoba menyusup 3 kali


beberapa hari yang lalu, semuanya gagal - Di ruangan itu ada laser
infra merah yang dipasang, gas air mata yang menyembur keluar,
bahkan senjata penjaga dipasang di tempat penting. bagian-bagian
ruangan ........ 6 anggota divisi mekanik kami dikirim ke rumah sakit.
Serius, ada apa dengan gadis yang bertarung dengan itu? "

"Ha-Haa ..."

"Ada kemungkinan untuk mengambilnya dengan memasukkan dan


menggunakan paksa secara paksa tapi - jika kita memiliki hak
istimewa untuk mendapatkan undangan ... Maka bukankah itu
pilihan yang lebih baik?"

"…Aku mengerti."

Bagi Shidou yang adalah orang yang pemalu, itu adalah pekerjaan
yang sangat enggan dilakukan tapi ... Ketika dia melihat kegelisahan
pada Yoshino, dia tidak bisa lagi mengatakan apa-apa.

225
Dan terlebih lagi — bagi Shidou sendiri, ada sesuatu yang ingin dia
diskusikan dengan Origami.

Dan, ada satu hal lagi yang mengganggu Shidou — Shidou


mengajukan pertanyaan pada Kotori.

"Omong-omong, bagaimana kabar Tohka?"

"Sama seperti biasanya. Dia dikurung di kamarnya."

"…Aku melihat."

Shidou menggaruk pipinya bermasalah.

Beberapa hari yang lalu, tepat setelah dia melihat Yoshino diundang
ke rumahnya, kondisi Tohka masih tetap aneh.

Tidak, itu tidak berarti bahwa dia terus mengunci dirinya di


kamarnya seperti terakhir kali; dia pergi ke sekolah dengan benar
tetapi entah bagaimana dia merasa seperti dia menghindarinya
karena suatu alasan.

Dan setelah dia mengajukan pertanyaan, dia menenangkan diri.


Itu adalah masalah yang bisa menyebabkan sakit perut, tetapi ini
lebih penting sekarang.

"-Baik."

Shidou memutuskan sendiri, dan menghadap pintu apartemen dia


melangkah maju.
Pintu otomatis terbuka, dan ke mesin yang dipasang di dekat pintu
masuk, dia mengetikkan nomor rumah Origami.

Ketika dia melakukan itu, dia segera mendengar suara Origami.

226
"Mengenali."

"A-Ah ... ini aku, Itsuka Shidou."

"Masuklah."

Segera setelah dia mengatakan itu, pintu otomatis pintu masuk


bagian dalam terbuka.

Shidou, sementara masih ragu-ragu memasuki apartemen, dan naik


lift 6 lantai ke atas, begitu saja dia mencapai nomor kamar yang
ditentukan.

"... Baiklah kalau begitu, sesuai rencana."

"Oke, serahkan padaku."

Dia mengatakan itu, dan Kotori membalas dengan kata-kata itu.


Saat ini, terbang di sekitar Shidou adalah kamera berukuran super
terkontrol [Ratatoskr] yang berukuran sebesar bug.

Rencananya adalah — ketika Shidou mendapatkan perhatian


Origami, kamera akan berkeliling melakukan pencarian.

"... Fuu."

Dan setelah menarik napas dalam-dalam sekali lagi, dia


membunyikan bel pintu.

Ketika dia melakukan itu, segera — seolah-olah Origami sedang


menunggu di depan pintu, pintu terbuka.

"H-Hei Tobiichi. Maaf karena membuat permintaan yang tidak


masuk akal—"

227
Shidou dengan ringan mengangkat tangannya untuk memberi
salam — dan membeku. * percikan * Dia menjatuhkan tas berisi kue
yang dia bawa di tangan kirinya. Keheningan yang mengikutinya
seakan staf sekarang tidak dapat menikmati kue lezat yang telah ia
rencanakan sebelumnya.

Alasannya sederhana — pakaian Origami adalah ...

Memang benar ini adalah rumah Tobiichi. Adalah kebebasannya


untuk memakai apa yang diinginkannya. Itu bukan sesuatu yang
Shidou harus keluhkan.

Tapi itu hanya — di luar dugaan.

Sepotong biru tua dengan celemek berjumbai yang melekat


padanya. Dan di kepalanya, gaun kepala imut.

Ya, saat ini dia dari kepala hingga kaki, dengan kostum gaya
pelayan lengkap.

Jenius nomor 1 di sekolah menengahnya, dari semua hal.


Permafrost itu, Nona Tobiichi Cocytus Origami.

"E-Errr …… T.o.b.i.i.c.h.i.-s.a.n ...?"

"Iya?"

Permata berkeringat terbentuk di wajah Shidou sementara dia


mengeluarkan suaranya, tapi Origami hanya memiringkan
kepalanya sedikit. Ekspresinya seperti biasa, tanpa ekspresi seperti
boneka.

Itu adalah keadaan dimana Origami berada.

228
Sejujurnya, "Aku saudara kembar Origami, cosplay yang mencintai
Irogami-chan!" Dalam skenario seperti itu, Shidou mempercayakan
harapannya pada skenario singkat ini, tetapi harapannya benar-
benar hancur.

"T-Tidak ... pakaian macam apa itu ... kamu?"

Origami, menurunkan matanya ke pakaiannya sendiri dengan rasa


ingin tahu dan setelah itu, memiringkan kepalanya sekali lagi.
"Kamu tidak suka itu?"

"Tidak ...... Ini bukan tentang itu ......"

Alih-alih membencinya, itu lebih seperti dia menginginkan lebih


banyak, tetapi akan memalukan untuk mengatakannya.

…… Entah bagaimana, dia tidak bisa menatap lurus lagi. Sementara


wajah Shidou merah, matanya berkeliaran mencoba menghindari
menatapnya.

"Masuklah."

Tanpa menunjukkan tanda-tanda peduli, Origami mengundang


Shidou ke dalam ruangan.

"M-Maaf mengganggu kamu ..."

Shidou mengambil kantong kertas yang jatuh di lantai, dan


menutup pintu dengan jari-jarinya yang sedikit bergetar memegang
kenop.

"……?"

229
Dan, Shidou mengerutkan kening. Tiba-tiba dari intercam, derau
statis bergema.

Seolah ingin bertanya pada Kotori apa yang salah, dia menusuk
intercam. Ketika dia melakukan itu, dia mendengar sedikit suara
Kotori bercampur dengan statis.

"Ku ……… eh, Jangan bilang padaku ——— gangguan —— Sial—,


tidak bis —— tehubu——, entah bagaiman——"

Dia mendengarnya sampai di sana dan kemudian, * jepret *, suara


itu terputus, dan dia tidak lagi bisa mendengar apa pun darinya.

"…… !? O-Oi ..."

"Apa yang salah?"

Ketika dia bertanya pada intercam, Origami yang ada di depannya


berbalik.

"Ah ... T-Tidak ... Bukan apa-apa."

"Aku melihat."

Origami berbalik ke arah yang dihadapinya, dan dia menghela


nafas.

Dia tidak tahu alasannya tetapi tampaknya transmisi tidak sampai di


sini. Jika itu masalahnya, maka kamera juga mungkin tidak
berfungsi.

Tidak ... bahkan jika kebetulan kameranya masih berfungsi.


Situasinya masih sama karena mereka tidak dapat mengirim
informasi kembali ke Shidou.

230
Intinya adalah — saat ini dia tidak punya pilihan selain berhasil
menyelesaikan misi ini sendirian.

"... Oi oi, apa kamu serius?"

Setelah Shidou menggerutu dalam volume yang tidak bisa didengar


Origami, dia menggaruk jidatnya.

Tetapi bahkan jika dia menyatakan ketidaksenangannya, tidak ada


yang akan berubah. Untuk mengkonfirmasi tekadnya, Shidou
menelan ludahnya dan mengejar Origami.

Dan kemudian, Origami melanjutkan, dan memasuki ruang tamu.

"... Un? Bau ini adalah ..."

Dan, saat dia memasuki ruang tamu, dia mencium aroma manis
yang mengambang.

Meskipun, rasanya tidak seperti bau makanan. Dengan kata lain, ini
adalah—

"Tobiichi? Apakah kamu menggunakan dupa?"

"Iya."

"He, heee ………"

Bagaimana kau mengatakannya, itu sedikit tidak terduga. Mungkin


itu adalah gambar yang diciptakan sendiri tetapi, Tobiichi Origami
tampaknya bukan tipe yang tertarik pada hal-hal atau kesenangan
semacam ini.

231
Dia merasa dia melihat sisi dirinya yang tidak ditunjukkannya
kepada teman-teman sekelasnya yang lain sebelumnya, itu sedikit
memalukan.

... Tapi, bertanya-tanya mengapa.

Aroma ini, ketika dia mengendus sebagian, kepalanya menjadi


sedikit kosong, seperti jika kamu kehilangan fokus, seluruh
kesadaranmu akan terpesona ...... yah, itu adalah produk yang
sangat efektif untuk menciptakan relaksasi suasana hati.

"Silahkan duduk."

"Ah, aah ..."

Setelah diberitahu itu, dia duduk di depan meja kopi yang


ditempatkan di tengah ruang tamu.

"……"

Dan kemudian, setelah melihat Shidou duduk, Origami juga


menurunkan pinggulnya untuk duduk.

Tepat di samping Shidou.

"Eh ...?"

Biasanya, dia berpikir bahwa dia seharusnya duduk berseberangan


dengannya tetapi di rumah Tobiichi ini mungkin hal yang normal.

Melihat wajah Origami yang menyegarkan, dia mulai bertanya-


tanya apakah akal sehatnya benar atau salah, Shidou mulai sedikit
tidak pasti.

232
"Berbuat salah…"

"……"

"Tentang itu…"

"………"

Setelah beberapa saat. Shidou mengangguk setuju.

-Ya, aku mengerti. Seperti yang diharapkan, untuk keluarga Tobiichi


posisi ini adalah yang standar. Tidak ada keringat mengalir di
pipinya. Itu karena ini adalah hal yang normal untuk dilakukan.

Tapi seperti yang diharapkan, situasi mulai canggung, merasa


bahwa dialah yang harus memulai percakapan, Shidou membuka
bibirnya.

"To-Tobiichi?"

"Iya?"

"Tidak, itu hanya pertanyaan sederhana …… Tobiichi, kamu tinggal


di sini sendirian?"

Origami, membuat persetujuan kecil.

"... Aku-aku mengerti."

Mungkin …… adalah seperti yang dia pikirkan, tetapi ketika sudah


diperjelas, fakta bahwa dia menyusup ke dalam rumah seorang
gadis, di mana dia tinggal sendirian, detak jantungnya mulai
beringas.

233
"K-Kapan kamu mulai hidup sendiri?"

Ketika Shidou bertanya padanya, seolah melengkapi dia terus


menambahkan.

"Tepat setelah orang tua-ku meninggal 5 tahun yang lalu, aku


tinggal bersama nenek-ku untuk sementara waktu tetapi sekitar
waktu aku masuk sekolah menengah, aku pindah ke sini sendirian."

"Hidup sendiri mulai dari sekolah menengah ya ... bukankah itu


masalah?"

"Sepertinya bukan itu masalahnya."

Dia mengatakan itu dengan penggunaan minimal otot-otot


wajahnya, dan terus menatap wajah Shidou. Dan seperti yang Anda
tahu, jaraknya sangat dekat.

... Itu entah bagaimana, meskipun mereka hanya melakukan


percakapan tetapi ada suasana aneh yang berkembang.

Shidou berusaha menyembunyikan rasa malunya darinya, dia


menggaruk bagian belakang kepalanya dengan berlebihan.

"Tidak, haha, ha ... tapi seperti yang kukira, aku benar-benar berpikir
kamu luar biasa. Cepat atau lambat aku mungkin akan mulai hidup
sendiri juga, tetapi entah bagaimana, jika aku sendirian apakah itu
makanan atau pembersihan, itu akan menjadi masalah."

"Tidak masalah."

"Eh?"

234
Kepada Origami yang dengan jelas menyatakan itu, dia
memalingkan wajahnya kepadanya dengan heran.

"Aku akan lakukan."

Tubuh Shidou membeku dalam sekejap.

"Uh ... !? Errr ... itu berarti ..."

Namun, lebih cepat daripada Shidou berbicara, Origami berdiri dari


tempatnya.

"Eh? ..."

"Tunggu disini."

Dan seperti itu bahkan tanpa suara langkah kaki, dia berjalan ke
dapur.

Tampaknya dia pergi ke dapur untuk menyiapkan teh.

Shidou menatap kosong ke punggung Origami yang berdiri di


dapur …… dan segera mengayunkan lehernya ke samping.

"... Oh ya, bonekanya adalah ..."

Dia bergumam lembut, dan mengirim pandangannya ke sekeliling


interior ruangan.

Set lengkap furnitur sederhana berwarna terang diatur dengan


indah di dalam ruangan.

235
Alih-alih seperti keperempuanan, dia tidak bisa merasakan
keberadaan ruangan ini digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Itu
seperti desain interior rumah model.

"... Un."

Dari survei cepat, dia tidak bisa melihat benda seperti boneka.

Objek itu sendiri terbatas di sini tetapi ruang struktur rumah itu
besar, itu akan menjadi masalah menemukannya.

Dan terlebih lagi, itu adalah masalah bagaimana cara menipu mata
Origami. Seperti yang diharapkan, akan perlu untuk mulai mencari
dengan benar ketika Origami mengambil nampan. Tidak,
seharusnya sebaliknya, Shidou akan berpura-pura mengambil
nampan dan kemudian—

Dan seperti itu, Origami kembali membawa nampan berisi sepasang


piring dan cangkir teh dengan gula dan susu.

Sambil diam, dia mengatur semua itu di atas meja.

"Bagaimanapun juga."

Mengatakan itu, ketika mendekati Shidou dan sekali lagi dia


menurunkan pinggulnya untuk duduk di sampingnya …… dia
bertanya-tanya mengapa, dibandingkan dengan sekarang jaraknya
lebih dekat kali ini.

"Ah-Aah. Terima kasih."

Bau itu berbeda dari dupa, aroma samar sampo Origami melayang
ke rongga hidungnya.

236
Setelah menyeka keringat yang secara alami dimuntahkan
menggunakan lengan bajunya, dia mengulurkan tangannya ke
cangkir teh.

"…… !?"

Tapi, tepat sebelum dia menyentuh cangkir itu, dia mengerutkan


alisnya secara naluriah.

Isi cangkir teh antara Origami dan Shidou, jelas berbeda.

Dari melihat teh Origami, warnanya jelas, transparan, dan cokelat


kemerahan.

Dan yang lain milik Shidou, dia tidak bisa mengerti apa yang ada di
bagian bawah cawan sampai dia goyah, itu adalah lumpur seperti
cairan.

Dia pikir itu kopi untuk sesaat tapi ... itu salah.

Untuk mencoba dan mengidentifikasi cairan apa itu, dia


menurunkan wajahnya ke arah itu, saat dia mendekat, aroma
menjengkelkan yang setara dengan senjata biologis atau limbah
nuklir, melakukan serangan di dalam rongga hidung Shidou.

"——Enfrt !?"

Secara naluriah, tubuhnya membungkuk ke belakang seperti busur.

"Apa yang salah?"

"A-Apa yang salah ... apa-apaan ini !?"

"Teh, dari luar negeri."

237
"I-Itu negara yang sangat istimewa ..."

Shidou mengerutkan kening sambil mencubit hidungnya dan


mengintip cangkir itu lagi. Naluri binatang Shidou dengan keras
kepala mengatakan padanya untuk menolak meminumnya—
Mungkin, jika dia minum ini dia akan dikenali sebagai orang
dewasa, mungkin itu hal yang semacam itu.

"Ah ... Tobiichi? Aku merasa tidak enak karena kamu menyiapkan
sesuatu yang sangat berharga. Aku, mungkin lemah terhadap ini—"

Tapi, dengan Shidou menahan diri, Origami mengarahkan cangkir


teh lebih jauh ke arah Shidou.

"Tidak …… Tobiichi?"

"Bagaimanapun juga."

"Tidak, ini tidak berarti ..."

"Bagaimanapun juga."

"Err, tentang ini"

"Bagaimanapun juga."

"……… Itadakimasu."

Entah bagaimana, dia merasa seperti dia membenci karakternya


sendiri. Pada akhirnya tanpa menolaknya, Shidou menghadap ke
cangkir lagi.

"……"

238
Tapi, seperti yang diharapkan jika dia hanya minum seperti ini akan
terasa aneh.

Bahkan jika itu hanya sedikit, Shidou ingin membuat rasanya lebih
ringan. Dia mengambil susu yang diletakkan di atas meja dengan
tangannya yang lain, dan menuangkannya ke dalam cangkir berisi
cairan itu.

... Berbicara tentang hasilnya, itu tidak larut ke dalamnya.

Itu benar-benar terpisah dan susu itu melayang di permukaan teh


— itu seperti lautan yang dituangkan minyaknya ke dalamnya.
Sebaliknya, dia merasa bahwa situasi saat ini semakin buruk.

"... Eei, aku tidak peduli lagi!"

Ketika Shidou mengambil keputusan, dia mengangkat cangkir, dan


membiarkan cairan mengalir ke kedalaman tenggorokannya.

"—Obufuuu ... !?"

Dia tidak kehilangan aromanya tetapi rasa yang merangsang itu


melanggar selera Shidou.

Mungkin ada kemungkinan dia tidak akan pernah memasukkan ini


ke dalam mulutnya tetapi dia merasa bahwa jika dia minum asam
klorida rasanya mungkin sama, itu adalah rasa yang dia rasakan
sekarang. Itu tidak pahit atau pedas, hanya saja menyakitkan.

"Tu ......, Air ...!"

Tapi, tidak ada air dalam jangkauan tangannya.

"……!"

239
Shidou segera, memecahkan kemasan kotak kue yang telah
dibawanya, dan kemudian mendorong biskuit berbentuk manusia
yang rusak dari [kue luar biasa Tenguu], ke dalam mulutnya.

Note : Kue Luar Biasa Tenguu yang dimaksud adalah Kue Manisan
Tenguu.

Manis manis menyebar di dalam mulutnya. ... Shidou kehilangan


seluruh energinya dan jatuh telentang, dan akhirnya menarik napas.

"Haa ..., haa ..."

Dan-

"…Ah?"

Shidou menekan dadanya.

Entah kenapa, anehnya tubuhnya panas; rasanya seperti tubuhnya


terbakar. ... Dia bertanya-tanya apakah suhu hari ini tinggi.

Selain itu.

"……"

Entah kenapa Origami, meletakkan tangannya di samping wajah


Shidou yang sekarang menghadap ke atas karena dia terjatuh.
Tubuhnya duduk di atas area perutnya — dia telah mengambil
posisi tunggangan.

"…… !? Tobiichi !?"

"Iya?"

240
Seolah-olah Shidou adalah orang yang mengatakan hal-hal aneh,
dia membalas dengan dingin dan tenang.

"T-Tidak, apa yang kamu ..."

"Aku tidak bisa?"

"K-Kukira kamu ... tidak bisa."

Sementara Shidou menahan kepalanya dari hampir dipeluk, entah


bagaimana dia membuat kata-kata itu.

Apakah itu berat badan Origami yang moderat, bau yang hanya
dimiliki oleh gadis-gadis, sentuhan lembut, atau gemerisik pakaian
pelayan, ini buruk bahkan jika Anda tidak mencampur semua itu
bersama-sama. Jika dia sedikit santai, rasanya seperti dia akan
mengaktifkan Kartu Perangkap padanya.

Note : Trik yang dilakukan dalam seri Yu-Gi-Oh ketika pemain akan
membalik kartu jebakan. Dalam hal ini, Origami menggunakan salah
satu trik di balik lengan bajunya.

"Aku melihat."

Ketika Origami mengatakan itu, dia mengedipkan matanya.

"Kalau begitu, lakukan perdagangan."

"Hah...?"

"Sebagai imbalan bagiku minggir, aku hanya punya satu


permintaan. Aku ingin kamu menelannya tanpa syarat."

"A-Apa itu ...?"

241
Tepat setelah dia menelan ludahnya, dia bertanya.

Ketika dia melakukan itu, Origami, setelah meluangkan waktu


dengan tidak biasa, dia mengeluarkan suara lembut.

"Kamu, panggil Yatogami Tohka dengan Tohka."

"Heh ...? Aah ... kamu-ya kamu benar."

Shidou mengangguk kecil. Itu memang benar.

Tidak, karena nama [Tohka] pada awalnya diberikan kepadanya oleh


Shidou, itu adalah hal yang normal untuk dilakukan. Pembicaraan
tentang memalsukan nama keluarga di register keluarga untuknya
adalah yang dilakukan Reine.

242
243
"Tapi kamu memanggilku, dengan menggunakan Tobiichi."

"Ah, aah ……"

"Ini sangat tidak adil."

Dengan mengatakan itu, * pui * Origami memalingkan wajahnya.

"Eh ……? Tidak, err ..."

Shidou menimbang niat Origami tetapi tanda tanya mengambang


di kepalanya.

"Jadi ini artinya ...? Haruskah aku memanggil Tohka dengan


Yatogami mulai sekarang? Entah bagaimana aku tidak terbiasa
dengan itu ..."

"………"

Origami tanpa berkata apa-apa, mengencangkan tunggangan,


menambah beban di perutnya.

Itu sekitar berat gadis normal. Itu tidak seberat itu.

Tapi tetap saja, pertanyaannya bukan tentang itu. Karena perasaan


uap hampir keluar dari telinganya, Shidou menyerang.

"Lalu ... Lalu apa yang kamu suruh aku lakukan ... !?"

Ketika Origami melonggarkan mount kembali normal, sambil


memalingkan wajahnya sedikit, dia mengeluarkan kata-katanya.

"Aku ingin kamu, memanggilku Origami."

244
"Berbuat salah……"

"Kamu tidak bisa?"

Origami mengatakan itu padanya.

Meskipun itu adalah suara vokal yang biasa tanpa aksen apa pun
tetapi — hanya sedikit, dia merasa bahwa dia memegang gema
yang tidak aman dalam suaranya.

"Tidak ... bukan berarti aku tidak bisa ...... aku pikir."

"Aku melihat."

"………"

"………"

Dan lagi untuk sementara, keheningan mengalir.

Ini sudah diduga, bahkan Shidou mengerti itu. ... Setelah berdehem,
dia menggelengkan tenggorokannya.

"Errrr ……… O-Origami."

"………"

Ketika Shidou memanggilnya seperti itu, Origami mengangkat


pinggulnya dari perut Shidou tanpa mengatakan apa-apa, dan
kemudian berdiri di tempat.

Dan kemudian sementara tanpa ekspresi, * hop *, dia melompat.

"Heh…?"

245
Karena pemandangannya yang nyata, Shidou yang juga bangkit,
menatapnya dengan heran.

Tetapi Origami tidak dalam sikap untuk peduli tentang itu; dia
membuka bibirnya sedikit.

"—Shidou."

"……!"

Ngomong-ngomong, ini mungkin pertama kalinya Origami


memanggilnya begitu. ... Rasanya seperti biasanya [Itsuka Shidou],
dia akan dipanggil dengan nama lengkapnya.

"O, Ou."

Entah bagaimana dia merasakan sesuatu yang gatal ketika


membalas kembali padanya, dan setelah itu Origami * hop *
melompat sekali lagi, dan tentu saja otot-otot wajahnya tidak
bergerak satu inci pun.

…… Mungkin itu, dia senang.

Setelah terbenam dalam aftertaste, beberapa detik berlalu dan


Origami mengarahkan matanya ke bawah dan dia menarik napas
dalam-dalam.

Lalu-

"Tunggu sebentar."

Entah kenapa dia tiba-tiba mengatakan itu, dan berbalik.

"O-Oi, Tobi—"

246
"………"

"... Origami, kemana kamu pergi?"

"Mandi."

Origami, menoleh ke Shidou dan membuat pandangan sekilas, dan


hanya mengucapkan kata itu sebelum meninggalkan ruang tamu.

"Hah…?"

Shidou yang ditinggalkan sendirian di ruang tamu, setelah


tercengang untuk sementara waktu, dia akhirnya mengerti
situasinya, [hafuu] dan dia menarik napas dalam-dalam. Sama
seperti itu, dia sekali lagi jatuh terlentang.

"Ah-"

Dia meletakkan tangannya di dadanya.

Jantungnya berdetak pada tingkat yang luar biasa.

Tapi, dia tidak bisa terus melakukan itu. Tepat setelah beberapa
detik, dia segera membangunkan tubuhnya.

"Oh ya ……! Bukankah ini kesempatan yang baik untuk menemukan


bonekanya?"

Karena banyaknya pengalaman merangsang yang dia miliki, dia


hampir lupa tentang tujuan hari ini, untuk menemukan boneka itu.
Ini adalah pembukaan yang sudah diantisipasi — kesempatan sekali
seumur hidup.

"Tapi kenapa dia ...... tiba-tiba harus mandi?"

247
Dia memutar lehernya, apakah dia berkeringat atau apa?

…… Tapi sebenarnya bukankah dia sedikit tidak berdaya? Jika


Shidou memiliki keberanian lebih, mungkin ada kemungkinan dia
pergi dan mengintip kamar mandi. Tingkah laku barusan juga sama
tapi, dia merasa bahwa Origami tidak terlalu memperhatikan hal-hal
semacam ini.

"...... Yah, itu tidak mengubah fakta bahwa aku diselamatkan."

Shidou berdiri tegak dan dia mulai memeriksa ruang tamu dengan
lebih teliti dibandingkan survei cepat sebelumnya.

"Tempat-tempat yang terlihat jelas di mana itu bisa dengan mudah


dilihat ...... tidak."

Dia bergumam, dan sambil menyembunyikan langkahnya, dia juga


memeriksa bagian tengah rak.

Pada kenyataannya, mungkin lebih efektif jika dia mencarinya


dengan menyebarkan semua benda dari dalam, seperti pencarian
rumah pencuri, tapi ...... jelas dia tidak bisa melakukan hal seperti itu
di sini.

Tujuan absolut kali ini adalah untuk memulihkan boneka Yoshino,


tetapi juga untuk tidak membiarkan Origami merasakan apa yang
dia lakukan semaksimal mungkin.

"... Entah bagaimana, sulit untuk diselidiki karena aku harus


mengatur semuanya kembali seperti semula ..."

Karena semua bagian dalam ruang laci telah diatur dengan cermat,
jika pengaturannya tidak aktif, ia akan segera menemukannya.

248
Tetapi, jika dia harus selalu mempertimbangkan itu, tidak ada yang
bisa dicapai. Sambil mengaturnya kembali ke tempat normalnya
sebisa mungkin, ia melanjutkan pencariannya.

"Sepertinya itu tidak ada di dalam ruang tamu ... yang berarti ..."

Shidou membawa matanya ke dapur yang dipisahkan oleh meja


makan.

Dia berpikir bahwa kemungkinan itu ada di sana rendah tetapi


kemungkinan boneka digunakan sebagai sarung tangan oven tidak
nol. Ini mungkin ide yang baik untuk melihat sekilas berjaga-jaga.

"Ayo lihat…?"

Ketika dia tiba di dapur, dia mencari secara sistematis mulai dari
lemari ke bawah bak cuci, dia memeriksa semuanya.

"Tidak ... ini?"

Dan, alis Shidou berkedut.

Di tempat sampah yang terletak di bagian terdalam dapur, ia


melihat beberapa botol kosong di dalamnya.

"Apa-apaan ini…?"

Dia memiringkan kepalanya, dan menggunakan tangannya untuk


mengambilnya.

"Deadly Red Viper."

" Unparalleled black nose goblin."

249
"Soft shell turtle gourd 1000."

"The Great Mana."

Dll, dll, dll ...

Itu adalah jajaran minuman energi bermutu tinggi yang tidak


berguna, yang biayanya tidak tahu berapa ribu yen.

Tidak peduli bagaimana Anda melihatnya, ini bukan jenis barang


yang harus diambil oleh seorang gadis sekolah menengah sebagai
pengganti nutrisi.

Shidou menggaruk pipinya.

... Yah, kemungkinan besar itu adalah sesuatu yang mustahil tetapi,
dia berpikir bahwa, jika ini semua dituangkan ke dalam panci dan
direbus, itu mungkin menghasilkan cairan dengan rasa yang sangat
kuat.

Kebetulan, jika diberikan kepada seorang pria untuk diminum, tidak


hanya seluruh tubuhnya akan berubah menjadi emas dan segera
berubah menjadi mode hiper, bagian tertentu dari daerah
bawahnya mungkin akan berubah menjadi merah karena panas
yang dihasilkan.

"Ya-Yah, itu adalah pelanggaran privasi untuk mengorek selera


orang lain."

Yah, melakukan pencarian rumah di dalam rumah gadis itu sendiri,


adalah gangguan privasi peringkat sangat tinggi, jadi Shidou sama
sekali tidak terdengar meyakinkan bahkan jika dia mengatakan
sesuatu.

250
"Seperti yang diharapkan, itu bukan di dapur. Jadi tempat
selanjutnya adalah—"

Shidou mengembalikan obat minum botol kembali ke tempat


sampah, dan mulai berjalan, sementara dia memusatkan
perhatiannya di pintu masuk ruang tamu.

Dia yakin bahwa di koridor, di mana dia memasuki rumah tetapi


tepat sebelum ruang tamu adalah pintu; satu-satunya pintu ke kiri.
Sekarang sudah lebih dari 15 menit sejak Origami pergi ke kamar
mandi. Merasa perlu meningkatkan langkahnya, Shidou bergegas
ke koridor.

Dan berjalan ke pintu terakhir tanpa berhenti—

"... Uh."

Setengah jalan, dia menghentikan kakinya.

Tepat di depan pintu terakhir, ada pintu yang terhubung ke pintu


kamar mandi, dan dia mendengar suara air jatuh dari pancuran
yang datang dari sana.

Detak jantungnya yang telah turun sedikit, tiba-tiba berduri lagi.

"... Tenang, tenang."

Untuk sementara dia menulis kata [人] di telapak tangannya tiga kali
dan menelannya, dia mencoba membayangkan Origami memiliki
kepala kentang, dan dia juga mencoba menghitung bilangan prima
untuk menenangkan dirinya.

…… Jujur, dia benar-benar tidak tenang.

251
Untuk beberapa alasan hari ini, Berserker di dalam kepala Shidou
menjadi liar. Serius apa alasannya? Itu seperti rangsangan karena
telah meminum banyak jenis obat kuat.

Note : Berserker adalah sebutan untuk seseorang yang bertarung dengan


gaya bertarung yang serupa dengan amukan/tidak terkendali.

Jika dia melanjutkan dan tinggal di sini, mungkin ada Kemungkinan


dia akan melakukan sesuatu yang gila.

Shidou dengan tidak sabar meletakkan tangannya di pintu terakhir


dan membuka pintunya.

"……… Ini ... kamar tidur."

Di ruang enam tikar tatami, tempat tidur dan lemari pakaian diatur.

"……… Unn?"

Dan, segera setelah memasuki ruangan, Shidou membuat suara


ragu saat dia menyipitkan matanya.

... Entah bagaimana, dia merasa ada sesuatu yang tidak pada
tempatnya.

Kamarnya kecil ...? Tidak, ini—

"... Gadis itu tidur di ranjang yang cukup besar."

Benar. Untuk beberapa alasan tempat tidur berukuran ganda. Berkat


itu, ruangan itu anehnya terlihat kecil.

Dan secara misterius, dibandingkan dengan perabot lain tempat


tidur ini anehnya baru. Baru seperti dalam, tampaknya itu adalah

252
produk yang hanya dihapus dari kemasannya hanya dalam
beberapa hari terakhir.

"Apakah dia membeli yang baru baru-baru ini ...? Tidak, tapi tetap
saja ..."

Sambil mengatakan bahwa dia pindah ke sisi bantal tempat tidur —


dan kemudian memutar kepalanya lagi.

Bisa dibandingkan dengan pembuat tempat tidur hotel, di atas


seprai yang sangat indah, ada dua bantal yang disusun
berdampingan.

Dan terlebih lagi, di sampul bantal sebuah pesan [No Problem


(Tidak Masalah)], disulam di atasnya.

"………"

Dia membalikkannya ke belakang.

Di belakang [I Don’t Mind (Aku tidak keberatan)] ditulis di sana.


Tidak ada ruang untuk opsi.

Note : Bantal yang dimaksud adalah mirip seperti tulisan ‘Yes’ atau ‘No’.
Pada dasarnya tujuan bantal ini digunakan oleh pasangan yang baru
saja ingin melakukan Hubungan Malam Pertama tetapi malu-malu.

"………"

Setelah diam itu lebih lama dari sebelumnya.

"Ya-Kalau begitu ……… di mana bonekanya ..."

Karena dia tidak memahaminya, tidak peduli seberapa banyak dia


memikirkannya — akhirnya Shidou, berhenti memikirkannya.

253
Dan — di sana.

"Ah."

Shidou yang wajahnya mendongak mengeluarkan suara kecil.


Di atas lemari pakaian tinggi yang terletak di sisi ruangan, sebuah
bayangan yang agak dikenali sedang diabadikan di sana.

Sebuah boneka kelinci yang diberi desain lucu — tanpa kesalahan,


milik Yoshino.

"Jadi kamu ada di tempat seperti itu ya ..."

Seperti ini, dia bisa menyelamatkan Yoshino sekarang. Di sisi


Shidou, dia mengambil nafas.

Tapi, saat Shidou mengambil langkah menuju arah lemari pakaian,


pada saat itu.

"………"

Dari luar kamar, * kachin *, dia mendengar suara seperti itu.

Note : Maksud kata * Kachin * yang artinya dalam Bahasa Jepang adalah
Decing atau suara Gemerencang.

Itu bukan suara pintu normal. Itu kemungkinan besar, suara kamar
mandi dibuka.

Tampaknya, Origami selesai mandi.

"Ini buruk……"

254
Shidou dengan cepat meraih boneka di atas lemari pakaian, dan
memasukkannya ke dalam sakunya dengan paksa; dia kemudian
membunuh suara langkah kakinya dan kembali ke ruang tamu.

Itu dalam luasnya rambut. Dia berhasil tepat waktu. Shidou menarik
nafas kecil.

Satu-satunya yang tersisa setelah ini adalah untuk memegang ini,


dan mundur dengan aman.

... Tingkat kesulitan pada hal terakhir yang harus dilakukan ... ... dia
merasa itu akan tinggi jika dia melakukannya, dan berharap itu
hanya imajinasinya.

"Ah ……… Oh ya."

Tiba-tiba, dia mengeluarkan suaranya yang terdengar seperti


monolog internal.

Tujuan terpenting untuk mengunjungi rumah Tobiichi, dia berhasil


mencapainya.

Tapi Shidou, memiliki satu lagi tujuan pribadi untuk dirinya sendiri.

Itu adalah langkah Origami ketika dia diundang ke dalam rumah,


dan dia tidak bisa menarik utas dari percakapan tapi ……… mungkin
tidak ada kesempatan lain selain ini.

Sekali lagi — dia ingin mencoba berbicara dengan Origami.

Mengenai Roh.

Dan, seperti itu, dan seolah menunda pemikiran Shidou, dia


membuka pintu ruang tamu. Tampaknya Origami kembali.

255
Shidou * meneguk * meminum air liurnya, sambil mengeluarkan
suaranya dia menghadap ke arahnya.

"H-Hei, Origami. Ada sesuatu yang ingin kutanyakan padamu—"


Tapi.

"Aku ………… Uh !?"

Shidou mengarahkan matanya pada Origami, dan berhenti di


tubuhnya.

Keadaan Origami yang ada di dalam ruang tamu, bukan pakaian


pelayan dari sekarang - Dia sekarang telanjang dan ditutupi dengan
handuk mandi.

Terlebih lagi, karena dia baru saja mandi di air, handuk itu dengan
anggun menempel padanya, karena itu garis tubuhnya naik ke
permukaan. Keindahan yang sangat memikat ada di udara.

"Apa, Apapap ………"

Tidak peduli berapa banyak ini adalah rumahnya sendiri, itu adalah
waktu berkunjung, dan pada saat memiliki seorang lelaki yang
berada pada generasi yang sama dengan dia di rumahnya, seperti
yang diharapkan, penampilannya terlalu abnormal.

"Apa?"

Tetapi ketika Origami mengatakan itu seperti hal yang sangat


normal, dia memiringkan kepalanya sedikit seolah bertanya-tanya
mengapa Shidou membeku.

"...... Ah, aah, apakah kamu lupa baju ganti? Ah, hahahaha ………
kamu cukup canggung ya."

256
Ketika Shidou tertawa kering, seperti mesin yang belum diminyaki,
dia menghadap ke arah lusa.

"………"

Terlebih lagi, ketika terdiam Origami mendekati Shidou tanpa


membuat suara langkah kaki — sama seperti yang baru saja terjadi,
dia melipat lututnya ke bagian yang dia hirup, dan dia kemudian
merasakan suhu hangat di sana di daerah itu.

"- !?"

Shidou terkejut dan menyentak bahunya, dia kemudian mengambil


jarak agak jauh dari Origami dengan melompat.

"……?"

Origami memiringkan kepalanya dengan heran.

"Apa yang salah?"

"Apa ..., ada apa ..."

Sementara dia mengatakan itu, Origami terus mengisi celah di


kejauhan.

Shidou dengan putus asa menutup dirinya dengan pikiran — dan


segera melepaskan suaranya.

"O-Origami! Err — ad, ada sesuatu yang ingin aku tanyakan


padamu!"

Origami, berhenti di jalurnya.

257
"Apa?"

"Ah …… aah, err …………"

Untuk mengkonfirmasi sesuatu, Shidou menekan intercam.


Ada — tidak ada suara, bisa didengar. Komunikasi itu, benar-benar
terputus.

Jika sekarang, tidak peduli apa yang dia katakan, itu tidak akan
dikirimkan ke Kotori dan yang lainnya.

Setelah memperkuat tekadnya, Shidou membuka mulutnya.

"Err ……… Origami. Kamu— benci, para Spirit ……… kan?"

"………"

Saat Shidou mengucapkan kata-kata itu, dia merasa bahwa suasana


hati Origami berubah.

Dia sedikit memiringkan kepalanya, seolah dia meragukan Shidou


karena mengemukakan topik itu.

"Mengapa?"

Origami menatap langsung ke mata Shidou dan bertanya.

Ini wajar saja. Karena berbicara jujur, itu tidak masuk akal. Jika dia
tidak dapat berkomunikasi dengan <Fraxinus> maka, dia pasti akan
menghindari membocorkan informasi yang tidak diinginkan, dia
mungkin dimarahi bahwa dia telah menimbulkan kecurigaan yang
tidak diinginkan.

Tapi Shidou, tidak tahan untuk tidak bertanya lagi.

258
Untuk Origami. Karena Roh, dia kehilangan orang tuanya — dan
sekarang, membawa taringnya pada Roh.

"…………… Tidak, salah — tentang itu. B-Bahkan di antara para Roh,


ada orang baik ……… hal seperti itu."

"Mustahil."

Tanpa berpikir, itu segera ditebang.

"Bahkan dengan hanya muncul Roh akan menghancurkan dunia.


Hanya dengan [Berada di sini] mereka menghancurkan dunia. Itu
jahat. Itu adalah bencana. Mereka adalah musuh semua makhluk
hidup."

"C ...... Cara seperti itu mengatakan itu adalah—"

"-Aku tidak akan pernah lupa."

Kalimat Shidou terputus di tengah jalan.

Ekspresinya, dan nada suaranya, tidak berubah sedikitpun tapi ………


dia bertanya-tanya mengapa, dia merasakan udara dingin yang
mengintimidasi darinya.

"5 tahun yang lalu, Roh yang membunuh orang tua-ku."

"5 tahun lalu?"

Ketika Shidou membuat suara tercengang, Origami mengangguk


kecil dan melanjutkan.

259
"5 tahun yang lalu, kebakaran berskala besar terjadi di kota Tenguu
Kota Nankou."

"Eh ...?"

Shidou mengangkat alisnya. Shidou dulu tinggal di sana juga


sebelumnya.

Karena api rumahnya terbakar, dan rumah saat ini sekarang adalah
setelah dia pindah.

"Masalahnya secara resmi ditutup-tutupi tetapi ... api itu — dimulai


oleh Roh."

"Apa ……?"

Shidou membuka matanya lebar karena terkejut.

"Itu adalah Roh yang memiliki nyala api merah murni menutupi
dirinya. Aku — kehilangan segalanya karena Roh itu. Aku pasti tidak
akan memaafkannya. Aku tidak akan membiarkan orang lain
merasakan hal yang sama seperti yang kulakukan sebelumnya."

Meskipun lembut tapi, dia mengatakannya dengan suara yang


membuatnya berpikir itu dipenuhi dengan tekad yang kuat, Origami
mengepalkan tangannya dengan erat.

"Dan, tentu saja — Yatogami Tohka tidak terkecuali."

"Eh ...?"

Karena nama Tohka tiba-tiba muncul dalam percakapan, Shidou


menatap heran.

260
"Saat ini dia ... tidak dikukuhkan sebagai Roh. Tapi, aku tidak bisa
mengampuni keberadaannya."

"……… T-Tapi, jika Tohka sekarang tidak menyebabkan spacequake,


dia tidak akan mengamuk. Jika itu terjadi kemudian — dia tidak
berbeda dengan gadis normal kan?"

Tapi, tanpa menunjukkan setitik keraguan atau keraguan di mana


Origami mengayunkan kepalanya ke samping.

"Memang benar bahwa pembacaan Rohnya telah menghilang. Tapi,


karena alasannya masih belum jelas, itu normal dan siap untuk
skenario terburuk."

"……… I-Itu adalah—"

Shidou menjadi ragu-ragu.

Poin yang dikatakan Origami benar. Itu karena, dia tidak tahu
bahwa kekuatan Tohka telah disegel oleh kemampuan Shidou.

"Tapi ...... bahkan jika spacequake itu terjadi, itu bukan keinginan
mereka untuk mewujudkannya !? Meski begitu—"

"-?"

Ketika Shidou mengatakannya seperti itu, Origami memiringkan


kepalanya dengan rasa ingin tahu.

"Bagaimana kau tahu bahwa?"

"……… Eh, tidak, itu—"

261
Dia terlalu banyak bicara. Shidou menemukan beberapa jawaban
yang menghindar sementara pandangannya berenang di sekitar.

Tapi, Origami terus menggunakan suara yang monoton.

"Karena ini adalah kesempatan yang bagus, ada juga sesuatu yang
ingin aku tanyakan padamu."

"A-Apa itu ……?"

"Pada 21 April. Aku melihatmu ketika aku sedang di tengah


operasi."

"…… Uh."

Ketika dia mengatakan tanggal itu, punggung Shidou membeku.

Tanggal itu adalah — hari ketika Tohka datang ke dunia ini dengan
diam-diam.

Ini berarti — pada hari itu, hari dimana Tohka mendapatkan


kekuatannya tersegel oleh ciuman dari Shidou.

"Orang seperti apakah kamu?"

Sementara dia menatap Shidou dengan mata damai, Origami


mengatakan itu.

"Tidak, errr, tentang itu ..."

Dia tidak bisa membocorkan informasi tentang [Ratatoskr]. Shidou


menjadi bingung—

"………"

262
Tapi, dia menggigit bibir bawahnya dan bernapas untuk
menenangkan dirinya.

"... Tobiichi. Kamu mungkin tidak percaya ini tapi — bahkan jika itu
sedikit, bisakah kamu mendengarkan apa yang harus aku katakan?"
Tanpa setitik keraguan, Origami menundukkan kepalanya ke depan.

"Un …… err, itu. Meskipun aku tidak bisa mengatakannya secara


spesifik ...... pada kenyataannya, aku telah bertemu dengan Roh
berkali-kali, dan aku telah berbicara dengan mereka— Bukan hanya
Tohka ……… Yoshino juga."

"Yoshino?"

"Aah— itu Roh yang kamu sebut [Hermit]."

Meskipun ekspresi Origami tidak bergerak sama sekali, saat Shidou


mengatakan itu, * bernafas *, rasanya napasnya yang biasa menjadi
sedikit lebih cepat.

"Itu sangat berbahaya. Kamu harus menghentikannya."

Dengan suara yang tidak memiliki aksen, dia memperingatkannya.

Tapi Shidou mengayunkan kepalanya ke samping.

"—Tobiichi. Kamu, pernahkah kamu pernah mencoba berbicara


dengan Yoshino ……? Tidak — mungkin tidak. Karena kamu bahkan
tidak tahu namanya."

Dia membalikkan seluruh tubuhnya ke arah Origami, dan


melanjutkan.

263
"Aku mohon padamu. Bahkan jika itu sedikit, bahkan jika itu sedikit
tidak apa-apa. Jika Yoshino muncul dari dunia lain kali ini, cobalah
berbicara dengannya— Sama seperti apa yang kamu katakan,
mungkin ada roh-roh jahat di luar sana. Tapi, Tohka dan Yoshino—
Aku tidak tahu bagaimana aku akan mengatakannya tetapi ...
mereka benar-benar ... orang baik ...! Gadis-gadis itu sangat baik,
mereka sangat baik sehingga jarang menemukan mereka bahkan di
manusia masyarakat……!"

"………"

Tanpa mengatakan apa-apa, Origami menatap Shidou dalam


kondisi yang sangat tenang.

Tenang. Tapi dia tidak bisa merasakan udara dingin dan misterius
itu lagi, sebaliknya itu adalah tatapan misterius.

"………"

—Ah, begitu. Shidou akhirnya menyadarinya.

Dia tahu bahwa Origami tidak memiliki wewenang untuk membuat


keputusan kiri dan kanan untuk AST.

Tetapi meski begitu, alasan baginya untuk mengambil risiko


kebocoran informasi hanya agar dia dapat berbicara dengan
Origami tentang masalah ini — itu karena dia hanya harus
melakukannya.

Tentu saja, alasan terbesar adalah untuk menyelamatkan Yoshino,


tapi itu bukan satu-satunya alasan yang dia miliki.

Yaitu, dia merasa bahwa dia akhirnya memahaminya dengan


mengalaminya secara langsung.

264
"Aku — mengerti, aku ………"

Sekali lagi, Shidou menatap matanya ke arah Origami.

"Aku ...... aku pikir aku ingin melakukan sesuatu tentang Yoshino —
aku ingin menyelamatkannya, aku juga ingin kamu menerima Tohka
juga. Namun, pada tingkat yang sama dengan keinginan itu. Aku
tidak ingin kamu, Tobiichi — ya, Aku tidak ingin kau membunuh
semua ... orang baik itu ...! "

"………"

"Aku tahu itu, kamu juga orang yang baik juga ......! Meskipun kamu
masih di sekolah menengah, tapi kamu berjuang untuk melindungi
dunia! Itu bukan sesuatu yang bisa dilakukan siapa pun. Aku
menghargai kamu untuk itu."

Benar. Shidou tidak memiliki hak untuk mengatakan bahwa Origami


salah.

Dia kehilangan orang tuanya karena Roh 5 tahun yang lalu — dan
dia tidak ingin para korban lain menjadi seperti dia lagi, dia adalah
gadis bangsawan yang mengambil senjata untuk melindungi orang
lain.

Pada penentuan itu, tidak mungkin kata-kata murahan Shidou bisa


menodainya.

Tapi-

"Bagaimana …… bagaimana keadaan menjadi begini ...... Tidak ada


siapa-siapa — tidak ada yang buruk sama sekali. Tohka, Yoshino,
dan Tobiichi, bahkan kamu juga, kamu semua masih orang baik."

265
"Itu adalah-"

Mulai berbicara, setelah Origami menelan ludah, dia melanjutkan.

"Yaitu, sesuatu yang tidak bisa dihindari."

"…… Uh."

"Secara sementara, hal-hal yang kamu katakan adalah benar,


tentang [Hermit] tidak ingin memiliki konflik dengan kami —Tapi,
faktanya, dia adalah Roh. Karena itu ancaman gempa yang terjadi
masih ada. Kita tidak bisa abaikan saja bahaya yang mengancam
banyak orang ini, hanya untuk satu gadis itu saja. "

Itu adalah pernyataan yang sangat akurat. Kotori juga mengatakan


hal yang sama.

Tentunya, jika ada seseorang yang salah, itu mungkin Shidou.

Shidou, mengalihkan matanya ke tangannya yang menumpuk


keringat, saat mencoba menyembunyikan ekspresinya dia
menggiling gerahamnya.

Di kepalanya, dia bisa mengerti apa yang baru saja dikatakan


Origami. Tetapi dia tidak bisa menyetujuinya, tidak peduli
bagaimana dia mencoba.

"—Ada satu hal terakhir yang ingin aku konfirmasikan."

Ketika dia mengatakan itu, Origami memiringkan kepalanya dengan


rasa ingin tahu.

"Jika kalian semua tidak bisa mengkonfirmasi kekuatan Roh, seperti


Tohka — tidak akan ada alasan untuk menyerang Roh itu lagi, kan?"

266
Benar. Apa yang Shidou katakan adalah pikiran idealisnya. Itu terlalu
tidak masuk akal.

—Tapi, karena insiden Tohka ada kemungkinan bahwa pikiran yang


tidak masuk akal ini bisa berhasil.

"………"

Origami terdiam beberapa saat sebelum menjawab.

"Dari sudut pandang saya, itu bukan niat saya untuk melakukannya.
Hanya karena bacaannya menghilang, terlalu berbahaya untuk
meninggalkan Roh sendirian."

"……… Eh, semacam itu—"

"—Tapi. Untuk para petinggi, selama tidak ada konfirmasi tentang


bacaan Roh, kita tidak punya pilihan selain untuk mengenalinya
sebagai manusia. Aku tidak bisa menyerangnya berdasarkan
penilaianku sendiri."

"A-Apa artinya?"

"Pertanyaan itu, menunjukkan tanda-tanda positif"

Origami mengatakan itu sambil tetap tenang.

Shidou, tanpa sadar meminum air liurnya, dan menggenggam


tangannya dengan erat.

"—Terima kasih. Sudah cukup sekarang sejak aku mendengarnya."

"Aku melihat."

267
Setelah Origami menjawab dengan kalimat pendek itu.

"—Apakah itu alasan mengapa ... kamu bilang kamu ingin datang
hari ini?"

Hanya sedikit, sedikit demi sedikit kelopak matanya jatuh, saat dia
mengucapkan kata-kata itu.

Meskipun tidak ada perubahan pada suaranya yang tidak memiliki


aksen, untuk beberapa alasan dia bisa merasakan bahwa dia tidak
bahagia.

"Uh, tidak ...... t-tidak ada hal seperti itu. Alasan aku datang ke sini
hari ini, adalah untuk berbicara dengan Tobiichi ......"

Seperti yang diharapkan, dia tidak bisa mengatakan apa-apa


tentang boneka itu, jadi dia berbohong.

Karena intercam mati, menjadi tugas Shidou untuk melakukan


pencarian — Awalnya, ketika kamera melakukan pencarian, itu
seharusnya menjadi tujuan Shidou untuk mengalihkan perhatian
Origami melalui percakapan dan untuk mencegah menimbulkan
kecurigaan.

"………"

Begitu Origami mendengar jawaban Shidou, suasana yang menjadi


sedikit berduri menghilang dalam sekejap.

Dan kemudian, dia terus mendekati Shidou untuk kedua kalinya.


Tetapi, pada saat itu.

* UUUUUUUUUUUUuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu— *

268
Dan, alarm spacequake berdering dari luar.

"A-Alarmnya ...?"

"………"

Origami terdiam beberapa saat. Sebelum berdiri dia menarik napas.

"Origami ……?"

"—Pengiriman. Cepat dan pergi ke tempat penampungan."

Origami hanya mengatakan itu sebelumnya, pergi ke koridor.

Tepat setelah Shidou ditinggal sendirian dan tercengang untuk


sementara waktu.

"... Jangan bilang, Yoshino—?"

Dia mengangkat alisnya dari alarm yang mengguncang gendang


telinganya — dan menggenggam erat boneka di dalam sakunya.

269
Bab 5 – Bumi yang Membeku
Bagian 1
"……… !?"

Yoshino membuka matanya. Dan dia gemetar panik.

Bersamaan dengan perasaan bangun setelah tertidur dalam gelap -


angin sepoi-sepoi menyapu pipinya dan pemandangan kota
mengalir ke pemandangannya.

"Eh ……………, ah ……"

Yoshino melihat sekelilingnya.

Dia ada di dalam — kota yang dia tidak tahu.

Satu-satunya hal yang mengelilingi Yoshino adalah kawah yang


terbentuk dari ledakan semacam yang telah menghancurkan daerah
itu.

Dan langit terasa dingin dan hujan.

Itu adalah sesuatu yang sudah dia alami berkali-kali, pengalaman


yang mulai membuatnya bosan — itu adalah perasaan dunia nyata.
Tetapi jika ada sesuatu yang berbeda kali ini adalah —— bahwa
temannya yang tak tergantikan hilang dari tangan kirinya.

"………!"

Dari langit, dia mendengar suara yang dia ingat.

270
Dan di sana ada - seperti yang diprediksi Yoshino, sejumlah
manusia ditutupi dengan mesin dan baju besi yang melayang di
atasnya.

"—Target dikonfirmasi. Semua anggota, lakukan serangan."

""Baik.""

Setelah respon itu, manusia menembakkan banyak peluru dari


lengan dan kaki mereka ke Yoshino.

"……………………… !?"

Yoshino tersentak dan terbang ke langit dengan menendang tanah.

Sama seperti itu, untuk menghindari serangan dari manusia, dia


menggunakan manuver kompleks dan melarikan diri.

"Jangan biarkan dia melarikan diri!"

"" —Roger. ""

Dia mendengar suara-suara seperti itu bergema di belakangnya,


dan lebih banyak peluru ditembakkan padanya.

Itu adalah serangan terakhir, karena masing-masing serangan


memegang tingkat kekuatan mematikan masing-masing. Jika bukan
karena AstralDress, serangan akan mengakibatkan Yoshino
terbunuh lebih dari 100 kali, itu adalah penjelmaan dari niat
membunuh dan kedengkian.

"………! ………!"

271
Sementara Yoshino menari di langit merasa bingung, dia juga
mengangkat teriakan yang tak terdengar.

Detak jantungnya berubah kasar,

Perutnya mulai sakit,

Dan matanya berputar berputar-putar.

Yoshino tidak bisa mentolerir kejahatan dan niat membunuh yang


menargetkan dia dari orang lain.

Biasanya akan berbeda.

Biasanya, [Yoshinon] akan berbicara untuknya dari tangan kirinya.


Karena [Yoshinon] sangat andal, itu akan bertindak seolah-olah
serangan ini tidak ada artinya.

Karena itulah, Yoshino akan merasa aman dan baik-baik saja. Dan
dia akan menahan diri untuk tidak menyakiti orang lain.

Tapi, sekarang—

"Kya ………………"

Yoshino merasakan dampak yang kuat di belakangnya, dan saat dia


membuat jeritan lembut dia jatuh ke tanah.

Itu bukan serangan yang bisa menembus AstralDress. Namun, itu


adalah serangan berat yang mengirim Yoshino, dengan
perlindungan AstralDress-nya, ke tanah.

Perasaan takut menyebar di dalam hati Yoshino sejauh itu tidak bisa
dihindari.

272
* Gemerincing * * Gemerincing * giginya menangis,

* Berderak * * Berderak * kakinya bergetar,

* Berguncang * * Berguncang * dan pandangannya bergetar.

Bagian dalam kepalanya sudah lembek ke tingkat yang tidak bisa


ditolong.

"U, a, a ………"

* zaa *, * zaa * ----- dan hujan semakin kuat.

"—Oke, mari kita lanjutkan sampai sejauh ini."

Pada saat yang sama ketika wanita gaya pemimpin mengatakan


kata-kata itu, semua manusia dan senjata tidak menyenangkan
mereka semua diarahkan ke Yoshino sekaligus.

Dan kemudian, dari mesin, niat membunuh yang mereka lepaskan


sejauh ini dituangkan ke dalamnya, dan terbentuk sebelum
diluncurkan padanya.

Sesaat sebelum dampak. Yoshino mengangkat tangan kanannya


tinggi-tinggi ke langit.

-Dan.

"…………… <Zadkiel> ………… !?"

Dia mengayunkan tangannya ke bawah, bersama dengan nama


malaikat itu.

"——Turunkan dia !?"

273
Suara Ryouko yang agak bersemangat terdengar melalui pemancar.

Sementara Origami mendesah panjang dan tipis, tanpa


menurunkan penjagaannya, dia melihat sekeliling permukaan bumi
yang dipenuhi asap.

"……………………"

Sudah hampir 30 menit, setelah warga selesai mengungsi dan alarm


berbunyi.

Saat mereka mengkonfirmasi sosok [Hermit], Origami dan anggota


tim lainnya segera memulai rencana pemusnahan mereka.

Saat ini di daerah itu ada 9 anggota AST mengambang di udara,


ditutupi dengan peralatan jarak jauh.

Bersama dengan setelan kabel yang menutupi mereka dan unit


pendorong normal sebagai pusatnya, itu adalah peralatan
pemusnahan yang memiliki sejumlah besar amunisi anti-Roh yang
dimuat di dalamnya.

Biasanya berat peralatan akan terlalu berat untuk dipindah-


pindahkan tetapi — itu dikompensasi oleh gravitasi yang
menetralkan medan listrik absolut, Territory yang dihasilkan oleh
Realizer.

Semua anggota menghadapi pengunjung, [Pertapa], dan Ryouko


sedang menonton situasi.

"Apa—?"

Suara seseorang yang dipenuhi kebingungan, disampaikan ke


semua telinga anggota melalui pemancar.

274
Asap yang menutupi area di mana [Yoshino] jatuh dengan segera —
dan dari bagian dalam asap, sesosok boneka dengan siluet yang
berpikiran pelan muncul, yang belum dikonfirmasi hingga beberapa
saat yang lalu.

—Di punggungnya, tubuh kecil [Hermit] melekat erat padanya.

"Itu adalah-"

Suara suara Ryouko melalui pemancar menggetarkan gendang


telinga Origami.

Ada kenangan tentang boneka itu. Itu adalah senjata [Hermit] yang
dipanggil dari terakhir kali — Malaikat.

Dan dengan demikian, boneka itu mengambil posisi membungkuk,


dan ketika dia berpikir bahwa kedua kaki depannya menyentuh
tanah, * Guoooo *, zat seperti asap putih dilepaskan dari bagian
perut tepat melewati empat kaki, dan dari mulut.

Boneka itu lalu memutar kepalanya dan menghadap ke langit.

- * KuooooOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOO * ———

Dan, itu menimbulkan raungan aneh yang meninggalkan


dengungan di telinga.

Ketika hal itu terjadi — boneka sebagai pusatnya, suara renyah


datang dari tanah, dan tanah menjadi putih dan bertambah dalam
radius.

"A-Apa ini ……… !?"

Suara anggota tim yang dipenuhi dengan kegelisahan bergema.

275
Tapi boneka [Hermit] tidak peduli dengan tim, dan terus
mengeluarkan udara dingin yang jahat dan mengaum.

Setiap kali melakukan itu, tanah terus memutih.

"…………"

Origami mengirim pandangannya ke kiri dan ke kanan.

276
277
Gambar yang diproyeksikan dalam pandangannya adalah — seluruh
kota, memiliki fenomena yang sama terjadi.

Tiba-tiba genangan air yang terbuat dari hujan lebat mulai naik, dan
seketika membeku membentuk es berbentuk jarum yang tak
terhitung jumlahnya yang dikomersialkan.

Embun beku merambat dan jatuh di sekitar jalan dan bangunan


kota, situasinya seperti memiliki satu kota yang dimasukkan ke
dalam freezer.

Dalam sekejap mata — Origami dan yang lainnya memiliki


penglihatan tertutup es.

Dan menambahkan pada situasi yang mengerikan ini, daerah


tempat mereka berada sekarang mendapatkan air tanpa henti dari
langit.

Ketika sejumlah besar tetesan hujan, menyentuh tanah yang


tertutup es, maka segera diserap ke dalam tanah.

Invasi tanpa akhir dan tumbuhnya kastil es.

Itu apa, Kota Tenguu ditutup dengan.

"………………… Kuh! Semua anggota! Jangan goyah! Tembak!"

Bersama dengan perintah Ryouko, Origami menembakkan instruksi


itu ke otaknya.

Dan moncong yang dilengkapi ke seluruh tubuhnya, diaktifkan


sekaligus.

278
Anggota AST lainnya bertindak sama, dan menembak [Hermit]
dengan semua amunisi yang mereka miliki.

Tapi-

"…………"

Origami berhenti bernapas sejenak.

Sebelum amunisi mereka mencapai [Pertapa], mereka membeku


jauh darinya, tanpa menyulutnya, amunisi itu jatuh ke tanah.
Origami segera mengirim instruksi ke otaknya, dan analisis
sederhana dioperasikan.

Ketika dia melakukan itu, banyak bacaan energi Roh yang lemah
tetapi sangat banyak muncul pada pandangannya, itu sangat
menakutkan.

"Apa ……… apa yang terjadi?"

"—Itu mungkin, salah hujan."

"Ah, hujan?"

Di tengah kebingungan tim, Origami membuat jawaban singkat.

"Ya, meskipun sedikit, hujan mengandung kekuatan Roh."

Hujan deras tidak meninggalkan celah dalam pandangannya.

Saat menyentuh amunisi, akan tertutup es dan bahkan senjata akan


membeku sebelum jatuh ke tanah.

279
Hujan menutupi kekuatan Roh dan udara dingin. Di tirai air ini, dan
kastil-kastil es yang menutupi tanah, bertindak sebagai tembok
pelindung yang kuat untuk melindungi tuannya yang diabadikan.

"…………!"

Dan — pada saat itu, [Hermit] menunjukkan beberapa gerakan saat


dia melekat pada boneka raksasa itu kembali.

Guoooooooooooooooooooooooooooooooooo —— dan itu


menimbulkan raungan yang seperti suara mesin yang bergerak,
raungan ini lebih besar dibandingkan dengan barusan, boneka itu
kemudian membungkukkan tubuhnya ke belakang.

Aspek itu sedikit berbeda dari biasanya.

Ya, dengan kata-kata, alih-alih melepaskan udara dingin, itu seolah-


olah menghisap atmosfer dengan menarik napas besar.

"………….! Semua anggota, berlindung!"

Pada saat yang sama Ryouko membuat pesanan itu, dia mengirim
instruksi mental dari otaknya ke unit pendorong, dan meninggalkan
wilayah udara tempat Origami dan yang lainnya melayang beberapa
saat yang lalu.

Saat itu juga, ketika dia memikirkan itu, boneka itu memindahkan
kepalanya kembali ke tempat normalnya, bersama dengan suara
tidak menyenangkan yang dapat merobek telinganya, dari mulut,
seberkas sinar biru dilepaskan.

"Uwa ………… !?"

"Gu——"

280
Di pemancar, dia bisa mendengar suara kesedihan dari anggota
lain. Tampaknya, sudah terlambat untuk melarikan diri.

"———"

Dia membuat tubuhnya berputar di udara, dan melihat sekilas ke


bawah.

Di sana ada 2 batu es dengan radius 3 meter, * guling * * guling *


yang berguling-guling.

Tidak ada kesalahan. Itu adalah pemilik suara sedih yang dia dengar
dari sisi lain pemancar tadi.

"…………., Apakah mereka dibekukan bersama dengan Wilayah ……?


Ini bukan lelucon ...... !?"

"……………………"

Sambil mendengar suara anggota tim lainnya, Origami


mengarahkan matanya ke perilaku [Hermit] tanpa menurunkan
penjagaannya.

Dan — mungkin [Hermit] merasa bahwa anggota AST berantakan,


itu menunjukkan beberapa gerakan sekali lagi.

Ketika ia berpikir bahwa Origami dan yang lainnya telah


memalingkan punggung mereka, boneka itu mendarat ke tanah
dengan empat kakinya, dan begitu saja dengan kecepatan yang luar
biasa, ia melarikan diri seperti meluncur di tanah yang beku.

"Kuh ……… .kita mengejarnya!"

"Roger!"

281
Origami dan yang lainnya mengirim instruksi ke otak mereka
sendiri, dan mengemudikan unit Thruster.

282
Bagian 2
"……………….!?"

Tohka sedang tidur di kamar terdalam yang terletak di lantai dua


rumah Itsuka; dia segera mengangkat wajahnya ketika suara
ledakan yang tak terduga bergema.

"A-Apa ……… ..!?"

Dia mengangkat tubuhnya karena dia terkejut dengan situasi


berbahaya, * gemuruh * * gemuruh *, dia membuka jendela
sementara suara-suara ini terjadi.

Pada saat itu, Tohka mengguncang tubuhnya tanpa sadar.

Alih-alih perasaan takut yang keterlaluan, dia menggigil karena


kedinginan yang tak terduga, angin yang masuk dari luar jendela.

Itu sangat aneh sehingga suhu di sekitarnya turun. Tohka melihat


sekeliling dengan suasana hati yang buruk sambil mengerutkan
kening.

"I-Ini ………"

Hujan turun di satu sisi pandangannya, terlebih lagi, saat hujan


menyentuh tanah yang membeku dan berubah menjadi es.

"A-Apa yang sedang terjadi sekarang …………"

Dan, pada saat itu, dia tiba-tiba teringat sesuatu dari tadi.

Selama dia tidur siang di sore hari, dia merasakan sesuatu seperti
suara Uuuuuuuuuuuuu—— bergema.

283
Dia berpikir bahwa itu adalah mimpi atau sesuatu, tapi itu ………

"Apakah itu ………… benda yang disebut alarm …….?? Yang berarti ini
adalah ……… .pasangan gempa?"

Gambar ledakan dan sebagainya sangat berbeda dari apa yang dia
dengar dari instruktur Tama-chan, dari apa yang dia lihat, itu adalah
situasi yang aneh. Dia harus bergegas dan mengungsi ke tempat
penampungan yang disebut.

Dan — pada saat itu ketika Tohka hendak meninggalkan ruangan.

"…………… !?"

Di luar jendela, sebuah benda aneh lewat dengan kecepatan luar


biasa.

Itu adalah boneka dengan panjang tubuh 3 meter yang memiliki


bentuk pendek dan gagah.

Terlebih lagi di bagian belakang boneka, itu dikendarai oleh


seorang gadis dengan mantel berwarna hijau.

"Itu …… sejak saat itu."

Ya, itu adalah gadis yang Shidou temui.

Pada saat yang sama dia memastikan itu, Tohka, merasakan getaran
di hatinya.

Dia tidak punya dasar. Tetapi untuk beberapa alasan — dia tidak
bisa tidak merasa bahwa Shidou mungkin bersama gadis itu.

"……………"

284
Setelah menggigit bibirnya, Tohka berlari keluar ruangan.

285
Bagian 3
"Apa ………, apa-apaan ini, ini ………?"

Sambil memegang boneka di tangannya, Shidou yang baru saja


meninggalkan apartemen membuka matanya lebar pada
pandangan yang menyebar di depannya.

Bagaimanapun, lanskap kota yang dia kenal, berubah menjadi


negeri ajaib musim dingin.

Terlebih lagi, itu bukan salju yang menumpuk di atasnya. Kota itu
murni, beku.

"—Apakah kamu tidak mendengar alarm? Ini Yoshino."

Dari intercam yang menjaga kesunyiannya, dia bisa mendengar


suara Kotori darinya.

"Mengesampingkan itu. Apa yang kamu lakukan sebelum Roh


terwujud? Kamu mengambil waktu yang manis meninggalkan
ruangan."

"………… Tidak, aku tertangkap oleh birdlime yang didirikan di pintu


masuk depan."

Note : Birdlime adalah zat perekat yang digunakan dalam menjebak


burung. Tersebar di cabang atau ranting, dimana burung dapat
mendarat dan ditangkap. Penggunaannya illegal di banyak Yurisdiksi.

Ya, ketika dia mencoba meninggalkan kamar Origami, kakinya


dicengkeram oleh perangkap; itu adalah sesuatu yang akan
memperlambatnya agar tidak keluar.

286
………………Tapi itu jebakan yang aneh. Meskipun itu akan memakan
waktu seseorang tetapi itu bukan jebakan yang tidak mungkin
untuk melarikan diri. Jika dia mengatakan yang mana, alih-alih
menangkap penyusup dari luar, itu akan memperlambat seseorang
untuk melarikan diri dari dalam...

"……………Tidak tidak tidak tidak."

Sekarang bukan waktunya untuk mengkhawatirkan hal-hal seperti


itu. Dia menggelengkan kepalanya dan mendapatkan kembali
pikirannya.

"Jadi ini ... yang dilakukan Yoshino?"

"Benar."

Dia mengatakan itu sambil melihat kota yang tertutup es dan Kotori
membalasnya.

"Ini bukan situasi di mana kamu bisa meluangkan waktu dengan


santai dan membuat rencana. Air hujan semula seharusnya
dikeringkan, tetapi bahkan yang membeku, jika situasi ini berlanjut
mungkin ada kemungkinan kerusakan serius dapat disebabkan oleh
perlindungan tanah dan bawah tanah."

Setelah menarik nafas panjang, Kotori melanjutkan.

"—Satu-satunya yang bisa menghentikan Yoshino adalah kamu, dan


boneka itu. Apakah kamu akan melakukannya?"

"Tentu saja. Aku tidak bisa meninggalkan Yoshino dan kota seperti
ini lagi."

287
"…………… Shin, ada satu hal yang ingin kukatakan, apakah tidak
apa-apa?"

Dan, dari intercam, dia mendengar suara mengantuk. Itu adalah


Reine.

"……………… Aku banyak melakukan penyelidikan tetapi —


tampaknya, pertanyaanmu tidak selalu salah paham."

Berbicara tentang — Pertanyaan, mungkin itu yang Shidou


tanyakan, ketika Yoshino mengunjungi rumahnya beberapa hari
yang lalu.

Sekarang dia memikirkannya, dia merasa bahwa Kotori


menyebutkan dia akan meminta Reine untuk menyelidikinya.

"…………… Karena kita tidak punya waktu, aku akan memberitahumu


detail singkatnya. Yoshino adalah—"

Reine menjelaskan situasinya secara singkat.

"………………"

Pada saat yang sama ketika dia mendengar itu, perasaan hatinya
yang terjepit erat, melewati seluruh tubuh Shidou.

Tapi — secara misterius itu tidak mengejutkan.

Satu-satunya perasaan yang dia miliki adalah persetujuan, aah, jika


itu Yoshino, itu bisa dimengerti——

Dan keyakinan mutlak, seperti yang diharapkan, aku perlu


menyelamatkan gadis itu.

288
"………… Kotori."

Dia menatap kota itu lagi dan menarik napas. Dia kemudian
memutuskan, memukul dadanya beberapa kali yang berdetak
kencang.

Dia mungkin bisa menebak niat Shidou hanya dengan itu, suara
Kotori terdengar kembali.

"—Sangat Baik. Berlari lurus ke kanan, sampai kamu keluar dari jalan
utama. Melihat kecepatan dan arah yang Yoshino tuju, kamu akan
mencapai di sana dalam waktu sekitar 5 menit. Jika dari tempat itu
kamu bisa mencapai itu lokasi di depannya. "

"Roger ………!"

Menerima instruksi, dia dengan cepat menginjak tanah dengan


kuat. Tapi,

"Cepat dan selesai tingkatkan kasih sayangnya, dan beri dia


ciuman."

"……………… Uhh."

……………… Itu adalah cara khusus untuk mengatakannya dari mulut,


Shidou menjadi sedikit malu karenanya.

"Ada apa? Apakah ada masalah?"

"T-Tidak ………… .Meski ini bukan tentang itu tapi ........errr."

Shidou mengatakan itu sambil sedikit memerah, Kotori mendesah


[haa] seolah dia bosan dengannya.

289
"Kenapa kamu malu sekarang? Bukannya ini yang pertama kali
kamu lakukan."

Dari kata-kata Kotoris, Shidou ingat apa yang terjadi di dalam


department store, wajahnya menjadi lebih merah karena itu.

"I ……… Itu, mungkin benar tapi …………… Tidak, bagaimana aku
mengatakan ini? Meskipun itu seperti kecelakaan pada waktu itu
tetapi ... Jika aku harus melakukannya dengan sengaja, maka
rasanya seperti kejahatan atau sesuatu ... "

"—Aah, ada apa ini? Apakah ada kemungkinan Shidou menjadi


seorang lolicon?"

"………… Te, itu, itu salah!"

"Reaksi itu. Tepat Sasaran? Apakah zona pemogokanmu dari


sekolah menengah ke bawah? Kyaa — menakutkan. Aku harus
berhati-hati mulai sekarang."

Kotori berkata dengan nakal.

"Oi oi."

Dan Shidou membalas sambil menggaruk pipinya.

"Tidak, itu tidak akan terjadi."

Tidak peduli seberapa banyak dia tidak terhubung dengan darah,


Kotori adalah saudara perempuannya dan mereka telah dibesarkan
bersama sejak mereka masih muda.

Seperti yang diharapkan, tidak mungkin hal seperti itu terjadi.

290
"…………………"

"Kotori?"

"Diam, cepat pergi!"

Jarang sekali Kotori, dalam mode Komandannya yang menindas,


mengangkat suaranya sambil berteriak.

"Ap-Apa yang salah dengannya ………?"

Sementara Shidou merasa sulit untuk memahaminya, dia berlari di


tengah hujan yang dingin.

Dia entah bagaimana mempertahankan kecepatannya, sambil


berlari di jalan yang beku.

Dan segera dia tiba di jalan utama tanpa ada yang terlihat — dia
kemudian dengan kuat mencengkeram kakinya di tanah.

"-Dia datang."

Tepat setelah peringatan Kotori — segera, dia melihat bayangan


yang lamban.

Itu adalah bentuk yang halus dan anorganik. Di kepalanya, telinga


panjang seperti kelinci. Tidak ada kesalahan. Itu adalah Malaikat
<Zadkiel> yang dipanggil Yoshino.

Shidou, angkat suaranya sampai pita suaranya hampir hancur.

"—Yoshinoooooooooooo!"

"…………………!"

291
Yoshino yang melekat pada bagian belakang boneka yang bergerak
dengan kecepatan ekstrim, menunjukkan beberapa reaksi.

Tampaknya, dia memperhatikan Shidou.

<Zadkiel> yang bergerak seperti meluncur di jalan yang beku,


berhenti tepat di depan Shidou.

Dan ketika dia berpikir boneka yang cerdik itu menekuk tubuhnya,
Yoshino yang melekat pada punggungnya, mengangkat wajahnya
yang basah karena menangis.

"H-Hei, Yoshino. Lama tidak bertemu."

"………… Shidou-san ………"

Yoshino mengangkat tubuhnya, dan * tidak * * tidak *


mengayunkan kepalanya secara vertikal.

Pada kesempatan itu, Yoshino mengeluarkan tangannya yang


dimasukkan ke dalam lubang di belakang <Zadkiel>. Di jari Yoshino
banyak benda mirip cincin bersinar, dan dari dalam interior
<Zadkiel>, ada tapak tipis yang terbentang. Seperti boneka, itu
mungkin digunakan untuk mengontrol gerakan <Zadkiel>.

"Yoshino, ada sesuatu yang ingin kuberikan padamu."

"…………?"

Setelah menyeka air matanya dengan lengan bajunya, Yoshino


memiringkan kepalanya seolah bertanya padanya.

"Aah, ini—"

292
Dan, saat itu ketika Shidou mengeluarkan boneka yang disimpan di
sakunya.

"Shidou!
"
Saat yang sama ketika suara Kotori bergema, dari belakang Shidou
semacam cahaya, diarahkan dan ditembakkan ke Yoshino.

Tembakan itu menyerempet ujung bahu dan pipinya Yoshino, saat


terus lewat di belakangnya.

"Apa …………?"

Suara Shidou tersumbat, dan dia segera menoleh untuk melihat ke


belakang.

Di sana Origami ditutupi dengan peralatan yang terlalu berlebihan,


dan mengambang di udara sambil membawa meriam besar.

"O-Origami ………"

Dan terlebih lagi, bukan hanya itu. Bertanya-tanya ketika itu terjadi,
di lingkungan Shidou dan Yoshino, para penyihir AST berkumpul di
sekitar mereka.

"—Anak muda di sebelah sana. Itu berbahaya. Jauhkanlah dirimu


dari gadis itu."

Dengan suara yang dilewatkan menggunakan mesin, wanita yang


tampaknya menjadi kapten membuat pidato praktis.

Tapi,

"U — ah, ah, ah, ah, ah ......"

293
Dan segera suara seperti itu datang dari belakangnya, Shidou
memalingkan wajahnya kembali ke arah aslinya.

Yoshino memandangi figur anggota AST dan, * gemetar *


gemetaran * tubuhnya mulai bergetar.

"………………… Uh."

Shidou, mengangkat alisnya dan tersentak.

"Ah, aaaah, UAAAAAAAaaaaaaaaaaahhhhhhhh ---------!"

Dia berteriak, Yoshino kemudian memasukkan kedua tangannya ke


<Zadkiel> lagi.

Dan sementara menyebarkan udara yang sangat dingin di


sekitarnya, ia meluncur ke arah punggungnya.

"U, Yoshino ……….! Tunggu!"

Permohonan Shidou tidak bisa mencapai.

<Zadkiel> yang sedang dikendalikan oleh Yoshino, adalah *


Guuooooooooooooooooooo * -------- membuat suara seperti itu
sambil menghisap atmosfer sekitarnya.

"I-Itu …… ..!"

Tohka yang berlari di kota yang beku, ketakutan melihat


pemandangan yang dilihatnya.

Di jalan yang bersih, dia bisa mengenali sosok Shidou, gadis


berambut biru yang dia lihat beberapa hari yang lalu, dan juga
anggota AST yang berdiri di sana.

294
Dan, gadis yang menggerakkan boneka itu mundur ke belakang
boneka itu, dan boneka itu membungkuk ke belakang dan mulai
menghisap atmosfer di sekitarnya.

"——Uh."

Tohka merasakan dinginnya perasaan dingin di perutnya.

Satu-satunya level yang dia bisa gambarkan perasaan itu adalah


semacam insting, tapi entah bagaimana dia mengerti apa itu. Dan
benda itu — bukan sesuatu yang baik.

Sulit untuk mengatakannya, tapi, benar, getaran atmosfer dan


momen sebelum Tohka menggunakan <Sandalphon> dengan
sekuat tenaga untuk melakukan pukulan terakhir, itu sangat mirip.

"……………..Shidou!"

Tohka mengangkat suaranya.

Tapi, dia mengerti bahwa bahkan jika dia memanggilnya, tidak ada
artinya untuk melakukannya.

Tohka segera menginjak tumitnya di tanah.

"<Sandalphon> …………!"

Dan, dia memanggil nama itu. Itu adalah pedang terakhir Tohka,
tahta. Itu adalah nama mukjizat yang memiliki bentuk.

"……………………………, Kuh—"

Tetapi tidak ada yang terjadi. Tohka mengubah wajahnya.

295
Bukannya dia tidak memprediksi ini. Dia memang menerima banyak
penjelasan dari Kotori dan yang lainnya, untuk berjaga-jaga.

Seperti apa keberadaan Tohka. Dan apa yang Kotori dan yang
lainnya rencanakan akan lakukan dengan Tohka.

Dan setelah proses itu, Tohka juga diberitahu mengapa


kekuatannya disegel.

Tentu, itu akan bohong jika dia tidak gelisah pada awalnya. Itu
karena kekuatan yang dimilikinya sampai sekarang, tiba-tiba
menghilang semua dalam satu hari.

Bergantung pada situasinya, dia mengerti bahwa itu adalah faktor


yang diperlukan untuk menjalani kehidupan normal dengan Shidou
dan manusia lainnya.

Berbicara dengan jujur — gaya hidup Tohka saat ini sangat


menyenangkan.

Meskipun dia masih tidak toleran terhadap Origami, dan masih


tidak sepenuhnya mempercayai Kotori atau Reine.

Tapi, hari-hari berlalu bersama dengan Shidou, bersinar bersinar


dan mengalir dengan perasaan yang belum pernah dia rasakan
sebelumnya.

-Tapi.

"<Sandalphon> —— <Sandalphon>! <Sandalphon> ……… eh!"

Demi menyelamatkan Shidou, saat ini, dia sekali lagi mencari


kekuatan yang seharusnya tidak dibutuhkan.

296
Dia menginjak tumitnya ke lantai, berulang-ulang.

Tetapi, tidak peduli berapa banyak dia mencoba, <Sandalphon>


tidak akan terwujud.

"Kuh — aku mohon padamu …… Tolong keluar, <Sandalphon>


………!"

Dia mengepalkan giginya, dan alisnya mendekati satu sama lain,


sementara dia hampir menangis, dia terus menendang lantai.

"………… Kuh."

Di dalam kepalanya, pemandangan jelas Shidou jatuh dari peluru


pembunuhan muncul kembali.

Perutnya benar-benar dicungkil. Shidou jatuh tak berdaya. Dirinya


tidak bisa melakukan apa-apa.

Dia sama sekali tidak ingin mengalaminya lagi.

—Pada saat itu, <Zadkiel> gadis itu menggerakkan kepalanya


kembali ke posisi semula.

"……………… Uh!"

* Goyang * * gemetar * Kondisi mental Tohka, berubah tidak stabil.


Jumlah stres yang luar biasa yang cukup untuk membuat dia sadar
adalah, menguasai dalam kepala Tohka.

"Ku — a, aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhh!"

Dan kemudian, saat <Zadkiel> melepaskan udara dingin yang


kental dari mulutnya.

297
"U-Uuwahh ……… !?"

Shidou jatuh di pantatnya tanpa sengaja.

Dia dikalahkan oleh tekanan luar biasa <Zadkiel>.

Anggota AST yang tersebar di lingkungannya memprakarsai


serangan beruntun ke <Zadkiel> ketika mulai menghisap di
atmosfer sekitarnya, tetapi semua serangan terhalang oleh hujan di
sekitarnya.

Dan dengan demikian —— aliran udara dingin yang sangat kuat


dilepaskan oleh <Zadkiel> milik Yoshino.

"Apa——?"

Meskipun dia tidak tahu tentang detailnya tetapi dari satu-satunya


pengetahuan yang dia miliki, itu adalah serangan yang mungkin
akan merampok Shidou dalam hidupnya, dan dia entah bagaimana
berharap bahwa ini akan menjadi masalahnya.

Menilai dari waktu dan kecepatan — itu adalah sesuatu yang


mustahil untuk dihindari.

"Shidou—"

Dan, dia mendengar suara Origami, tetapi sudah terlambat. Shidou


menutup matanya tanpa sengaja—

Setelah tubuhnya kaku selama beberapa detik, tetapi tidak merasa


tidak nyaman, dia meremas lehernya dan membuka matanya.

"I-Ini adalah—?"

298
Dan ketika dia tercengang dia membuka mulutnya.

Itu karena, sebelum Shidou menyadarinya, sebuah tahta raksasa


naik di depannya, dan itu mungkin telah melindungi Shidou dari
serangan Yoshino.

"San .... <Sandalphon> ………….?"

Benar. Itu adalah singgasana mewah dengan tekstur logam. Di


sandaran tangan baja berwarna biru, bagian belakang gagang
pedang menyembul keluar seperti mengintip.

Itu, tidak lain adalah senjata Roh Tohka yang tiada bandingnya—
<Sandalphon>.

"Ke-Kenapa ini—?"

"-Itu mudah."

Dari telinga kanannya, suara Kotori bergema.

"Kotori …………? Apa artinya ini? Bukankah kekuatan Tohka disegel?"

"Sudah kubilang sebelumnya. Jika kondisi mental Tohka berubah


tidak stabil, ada kemungkinan kekuatan yang seharusnya disegel
akan melawan balik, dari Shidou ke Tohka — Meskipun itu jauh dari
kekuatan penuhnya tetapi tidak terduga baginya untuk dapat
memanggil malaikatnya ………………. Yah, bukankah kamu disayang,
Shidou? "

"Hah ……….? J-Jadi kenapa Tohka—"

Ketika Shidou terperangah, ada gerakan di sekitarnya.

299
Shidou bukan satu-satunya yang terkejut dengan takhta yang tiba-
tiba muncul. Yoshino memasang wajah seolah dia melihat sesuatu
yang keluar dari dunia ini, dan segera mengendalikan <Zadkiel>
dan menggunakannya untuk melarikan diri dengan kecepatan luar
biasa.

Anggota AST mengaktifkan pendorong mereka dan mengejarnya.

Origami juga melirik tahta mewah di depan Shidou, dan setelah


membuat kerutan kecil. Dia mengikuti anggota AST lainnya dan
mengejar Yoshino.

"……………………"

Setelah Shidou kosong selama beberapa saat, dia segera membuka


matanya lebar-lebar.

"Oh ya, aku juga harus mengejar Yoshino—"

Dan,

"Shidou!"

Dari belakang, dia mendengar namanya dipanggil.

Itu nada yang lucu, dan intonasi yang unik. Dan yang lebih penting,
tahta mewah tepat di depannya. Tidak perlu mencari tahu siapa
pemilik suara itu — itu adalah Tohka.

"Tohka ……… ya? Eh—?"

Tapi ketika Shidou menghadap ke arahnya, dia membuka matanya


lebar-lebar pada sosok Tohka yang dia tidak kenal melihatnya.

300
Tohka mengenakan seragam sekolahnya yang biasa di Raizen,
tetapi — apakah itu dadanya atau roknya, bagian terpentingnya,
diayunkan dengan selaput cahaya yang indah.

"Tohka, apa itu ………….?"

"Nu?"

Ketika Shidou mengatakan itu, Tohka menurunkan pandangannya


dan melihat tubuhnya sendiri sambil berkedip karena terkejut.

"Ooo !? Apa ini! Astral Dress !?"

Tampaknya dia akhirnya menyadari apa keadaannya saat ini setelah


ditunjukkan. Tohka mengangkat suara terkejut.

Dan setelah beberapa saat, menepuk dan menyentuh selaput


cahaya, dia segera mengangkat wajahnya dan mengembalikan
pandangannya ke arah Shidou.

"Yang lebih penting — shidou, apa kamu baik-baik saja? Apa kamu
terluka?"

"Ah ……… aah. Terima kasih."

Shidou menjawab sambil menatap tahta mewah yang naik di


depannya.

Dan ketika dia melakukan itu, Tohka memalingkan muka dengan


canggung dan melanjutkan dengan suara gemetar.

"Err ……… ..tentang itu, aku, aku minta maaf ……… dalam banyak
hal."

301
"Eh …………?"

Ketika Shidou menjawab dengan kosong, Tohka [muumuu]


mengerang.

"Itu sebabnya ………! Aku, jengkel dengan sesuatu yang tidak


kuketahui dan ... err, aku tidak bisa mengungkapkan rasa terima
kasihku kepada shidou ……… karena aku menyebabkan banyak
masalah jadi — aku selalu, ingin meminta maaf kepadamu …… "

"Tidak …………… itu, itu memang salahku ………"

Meskipun dia seharusnya menunjukkan rasa hormat karena


menolak kata-kata Tohka tetapi — tidak ada waktu, sekarang.

Shidou * menelan * menelan ludahnya.

Malaikat <Sandalphon> dan juga Astral Dress, yang berasal dari


Roh yang dikenal sebagai Tohka.

Bahkan dia tidak dalam kondisi lengkap tetapi tidak mengubah


fakta bahwa dia masih memiliki kekuatan super yang melebihi umat
manusia.

Kekuatan Roh yang bisa menentang <Zadkiel> milik Yoshino. Dan


juga unit AST CR.

Shidou membenamkan dirinya dengan pikirannya selama beberapa


detik dan mengarahkan matanya kembali ke Tohka.

"—Tohka, aku punya permintaan."

"Nu ……? Kenapa formalitas tiba-tiba?"

302
Tohka meremas lehernya dengan rasa ingin tahu.

Shidou berlutut tanpa ragu sama sekali, dan menundukkan


kepalanya sangat rendah.

"Shi-shidou?"

"—Aku mohon. Pinjamkan aku kekuatanmu. Aku tahu meminta


sesuatu seperti ini darimu tidak masuk akal. Tapi, aku ingin — dia,
aku harus menyelamatkan Yoshino tidak peduli apa pun …………!"

"…………………"

Setelah dia terdiam sesaat, Tohka menggemakan suaranya sedikit.

"Yoshino yang kamu bicarakan - apakah gadis itu?"

"Aah."

"………… Uh."

Setelah memperpendek napasnya, Tohka melanjutkan dengan kata-


katanya. Dia agak — sedih.

"…………… Begitu. Seperti yang kupikirkan, gadis itu penting. —Lebih


dari ... aku."

"…………… Uh? Siapa yang mengatakan sesuatu seperti itu?"

Shidou mengangkat wajahnya, dan melihat mata Tohka.

"Eh ……………?"

"Itu salah — ini bukan sesuatu seperti .... itu."

303
"Shidou. Itu berbahaya. Jangan memberi tahu Tohka informasi yang
tidak perlu—"

Dia mengabaikan apa yang dikatakan Kotori dan membuka


bibirnya.

"Gadis itu — sama denganmu, Tohka."

"Sama………?"

"Aah, Yoshino sama denganmu —— Roh."

"…………… !? Gadis itu?"

Tohka membuat suara yang meragukan sambil mengangkat alisnya.

"—Tidak hanya itu. Karena dia ... juga memegang kekuatan yang dia
tidak bisa lakukan sendiri, sama seperti kamu, dia telah merasakan
sakit selama ini …………!"

"……………"

"Aku — berjanji padanya. Bahwa aku akan menjadi pahlawan dan


aku akan menyelamatkannya. ……… Tapi, hanya dengan kekuatanku,
aku bahkan tidak bisa mengejarnya ………!"

Sekali lagi, dia menunduk dalam-dalam.

"Aku mohon padamu, Tohka. Tolong pinjami aku …………


kekuatanmu!"

"…………………"

Keheningan mengalir.

304
Tapi — itu tidak berlangsung lama.

* Suuuu--… ..haaaaaaa *, dia mendengar suara seseorang bernafas.

"…………… Eh, haha."

Gema tawa kecil juga terdengar.

Ketika dia mengangkat wajahnya, dia mengerti bahwa Tohka


meletakkan tangannya di dahinya.

Dan mulut itu, mulai bergerak.

"………… Aah, aku mengerti. Itu benar. Bagaimana aku melupakan


sesuatu seperti ini. —Orang yang menyelamatkanku, adalah pria
seperti ini."

"Tohka ……?"

Karena hujan, dia tidak bisa mendengar dengan baik apa yang baru
saja dikatakan Tohka. Dia membalasnya dengan ragu.

Tetapi tanpa menjawab kembali, Tohka segera membalikkan


tubuhnya.

"—Yang harus kulakukan adalah mengejar gadis itu, kan?"

Suara bermartabat Tohka bergetar di dalam gendang telinga


Shidou, seolah-olah itu menghapus suara hujan.

"…………, Tohka!"

"Jangan katakan lagi. Waktu sangat berharga."

305
Setelah mengatakan itu dia berjalan beberapa langkah dan, * GAN
*! Dia menendang tahta mewah <Sandalphon> yang ada di tempat
itu.

Ketika dia melakukan itu, tahta raksasa jatuh ke depan dan berubah
menjadi bentuk yang aneh.

"I-Ini adalah—?"

"Naik itu. Kamu sedang terburu-buru, kan?"

Ketika Tohka naik di bagian belakang tahta, dia mendesak Shidou


untuk naik.

"Ah, aah …………"

Sambil bingung, Shidou mengikuti Tohka dan mengendarai


<Sandalphon>. Alih-alih tahta, ia memiliki penampilan perahu yang
canggung atau papan selancar.

"—Bawa terus."

Dan, pada saat yang sama Tohka mengucapkan kata-kata pendek


itu.

"…………………… !?"

Dengan akselerasi luar biasa, <Sandalphon> mulai meluncur di


tanah beku.

Tubuhnya diserang oleh tekanan angin dan gravitasi yang


mematikan. Shidou segera menempel pada dekorasi di bagian
belakang.

306
Tapi Tohka hampir tidak meraih apapun, dan berdiri dengan tenang
di belakang <Sandalphon> seolah-olah dia memiliki magnet kuat
yang dilengkapi di bawah telapak kakinya.

"Jika kita menahan kecepatan kita akan melupakannya! Kita akan


terus seperti ini!"

"O — Ou ………"

Di dalam tekanan angin yang luar biasa, Shidou nyaris tidak


mengeluarkan suaranya.

"—Serius."

Dan, dari intercam di telinga kanannya, sebuah suara seolah


seseorang menyerah menggema. Itu Kotori.

"Meskipun Tohka merespons dengan cukup baik, itu semua baik


tapi — itu ceroboh, Shidou."

"Maaf, aku akan mendengarkan pengajaranmu nanti ...! Pinjamkan


aku kekuatanmu sekarang tanpa mengatakan apa-apa, Kotori ......!"

Ketika Shidou mengatakan itu, Kotori mendesah, dan terus


berbicara.

"—Tentu saja. Adalah misi kami untuk menyelamatkan para Roh.


Kami tidak akan menyia-nyiakan upaya apa pun ketika
membantumu."

"Aku berhutang budi padamu …………!"

Dan, pada saat itu kecepatan <Sandalphon> meningkat. Shidou


menaruh kekuatan di lehernya, dan entah bagaimana meletakkan

307
kakinya di belakang <Sandalphon>, dan sementara didukung oleh
Tohka mereka terus bergerak maju di atas es.

308
Bagian 4
"——Tim B, pergi duluan! Kita akan menjebak [Hermit]!"

"Roger!"

Dari pemancar, dia mendengar suara-suara Ryouko dan anggota


AST lainnya meresponsnya.

Origami bersama dengan 2 anggota AST, dengan hati-hati


mengubah arah mereka, dan mundur dari tim utama mengejar
[Hermit].

Lokasi target akan sekitar 1 kilometer di depan dari titik


persimpangan.

Sementara Territory menetralkan kekuatan G, yang cukup kuat


untuk secara normal membuat kesadaran seseorang menjadi kabur
atau membuatnya tidak mungkin untuk membuka mata mereka
karena tekanan angin, mereka mencapai lokasi yang ditargetkan.

"……………"

Dan dengan perasaan menendang udara, dia menggunakan rem,


dan mengalihkan ke arah itu.

Dalam pandangannya, dia sudah melihat sekilas [Hermit] yang maju


ke arahnya.

Pada saat yang sama 3 anggota sebagai tim B mengkonfirmasi


penampakan, mereka mengirim diri mereka ke kiri dan kanan,
mereka membuat instruksi dalam pikiran mereka dan 2 unit jangkar
yang dilengkapi dengan pendorong di bawah ketiak mereka,
ditembakkan ke tanah.

309
Dari total 6 unit jangkar, benang ringan direntangkan, dan dililit
satu sama lain untuk membentuk jaring.

"——Pengiriman web laser selesai, mesin Beta dan Gamma diikat


bersama dikonfirmasi."

"Oke, kita akan memojokkannya!"

Ketika Origami mengatakan itu, dia mendengar suara teriakan


Ryouko melalui pemancar yang mengejar [Hermit].

"………… !?"

[Hermit] akhirnya tiba dan sepertinya menyadari bahwa


penyergapan telah dilakukan untuknya.

Tapi —— sudah terlambat.

Dari depan, dan kedua kiri dan kanan cahaya jaring yang terjerat
dengan sihir menghalangi jalannya.

Dari belakang, Ryouko dan tim A mengejarnya.

Dan dari atas, Origami dan tim B mengambang dengan web Laser
yang lengkap.

"A ——— ah, ah, aah ………… ——"

[Hermit] yang melekat pada bagian belakang boneka itu, membuka


matanya lebar-lebar dan mengeluarkan suara yang dipenuhi
keputusasaan.

"Semua anggota — serang!"

310
Namun, AST tidak menunjukkan simpati atau belas kasihan kepada
Roh lawan.

Bersama dengan perintah, semua anggota AST mengeluarkan bilah


laser <No pain> yang merupakan peralatan tempur jarak dekat
bertenaga tinggi, dan dibebankan pada [Hermit].

-Tapi,

"U …….a, aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhh—


!?"

Pada saat yang sama dengan teriakan [Hermit], ada turbulensi luar
biasa yang terjadi di sekitarnya.

Dan tetesan hujan yang turun membeku dan berubah menjadi


hujan es, berputar-putar dan menutupi [Hermit], itu menjadi bentuk
kubah badai salju.

Origami tidak peduli tentang itu, dan mengayunkan <No pain> di


penghalang badai es yang melindungi [Hermit].

Namun, ada perubahan langsung.

Dari titik yang menyentuh penghalang, bilah <No Pain (Tanpa Rasa
Sakit)> dan Territory di sekitar Origami mengeluarkan suara pecah
dan mulai membeku.

Origami segera, membuat pedang <No Pain> lenyap, dan


menonaktifkan Territory-nya.

"…………… Ku——"

311
Berat tubuhnya dan peralatan yang dia kenakan, tiba-tiba kembali
dan pemandangan yang dia jelas terlihat sampai sekarang menjadi
buram dan dia menjadi tidak bisa melihat.

Selain itu, udara dingin yang menusuk yang memenuhi kota dan
tetesan hujan dingin yang turun dari langit, menyerang tubuh
Origami untuk pertama kalinya.

Dalam sekejap mata, dari lingkungan rumah kaca itu menjadi


seperti mendaki gunung salju di tengah musim dingin. Jantungnya
membuat lompatan besar seolah-olah dia ketakutan, dan itu
membuat napas Origami terasa sakit.

"Wilayah Dasar diaktifkan kembali."

Di dalam perasaan melelahkan yang hampir membuatnya pingsan,


dia entah bagaimana berhasil mengeluarkan bahasa itu dari
mulutnya.

Ketika dia melakukan itu, penghalang tak terlihat sekali lagi muncul
di sekitar Origami, dan dengan lembut membuat tubuhnya
melayang. Dia mengaktifkan pendorongnya, dan entah bagaimana
berhasil melarikan diri dari penghalang [Hermit].

"Kuh ………… Semuanya, kamu baik-baik saja !?"

Suara Ryouko terdengar. Mereka mungkin telah menggunakan


metode yang sama seperti Origami untuk melarikan diri dari
penghalang [Hermit] juga.

Tetapi ketika semua suara yang menanggapi dihitung, termasuk


Origami, totalnya hanya 5.

312
2 lebih banyak orang mungkin membeku bersama dengan Wilayah
mereka.

"…………………"

Origami mengarahkan matanya ke kubah badai salju yang lahir di


atas jalan beku.

Goooooooooooooo —— itu membuat lolongan rendah sambil


memutar pusaran air, ia memiliki belahan sekitar radius 10 meter.

Peluru es yang dipenuhi dengan mana Roh mengamuk, dan


membentuk benteng udara dingin.

Pisau plasma dan Wilayah yang biasanya tidak memiliki zat juga
dibekukan, menjadi jelas bahwa ini bukan badai salju yang normal.

"Cih ………… ini menyebalkan. Apa yang akan kita lakukan tentang
ini?"

"—Tidak seperti tidak ada jalan."

Dia mengatakan itu, dia mengirim data penghalang yang dia pindai
sebelumnya ke anggota lain.

"Ini adalah……"

"Ya. Nilai mana yang menutupi penghalang bukanlah masalah


besar. Itu akan bereaksi terhadap output sihir Wilayah kita, dan
untuk sementara waktu akan memfokuskan kekuatan
pertahanannya pada satu tempat itu."

"Yang berarti ...... dalam kondisi Territory yang tidak diaktifkan, kita
tidak akan membeku?"

313
"Mungkin."

Ketika Origami mengatakan itu, Ryouko mengerang dengan susah


payah.

"Itu kedengarannya tidak realistis. Tidak peduli berapa banyak kita


bisa lolos dari kebekuan, itu masih merupakan penghalang dengan
gumpalan peluru es berputar di sekitarnya. Meskipun jas kabel
memiliki beberapa sifat tahan-peluru yang tertanam di dalamnya
tapi ...... …… Aku tidak berpikir tubuh kita akan bertahan sampai kita
menjangkau dia. "

Ryouko mengatakan itu, dan anggota lain mengangkat


pendapatnya.

"Bagaimana - pemboman serangan menggunakan pistol tanpa sihir


diterapkan pada mereka."

"………… Itu juga akan sulit. Bahkan jika kebetulan kita bisa melewati
penghalang, Roh masih memiliki AstralDress yang kamu tahu?
Menggunakan serangan fisik yang tidak tercakup dalam sihir, kita
bahkan tidak akan menyebabkan setelah semua cidera bagi Roh. "

Itu benar, apa yang dikatakan Ryouko sebenarnya masuk akal.

Astral Dress Roh, hanya bisa dipatahkan oleh output sihir yang
dirilis oleh Realizer.

Namun, penghalang badai salju yang menutupi sekeliling ini


memiliki bacaan sihir semacam itu.

Ini adalah dinding 2 lapis atribut yang berbeda. Itu hal yang
merepotkan.

314
Tapi, Origami mengaktifkan pendorongnya dan, terbang ke langit.

"Origami?"

"Melakukannya seperti ini tidak apa-apa."

Origami menggumamkan itu, mengarahkan matanya ke bawah dan


mempersiapkan napasnya, untuk meningkatkan fokusnya.

Dan di sekitarnya, wilayah yang dikerahkan yang biasanya memiliki


radius 3 meter langsung diperluas menjadi hampir 10 meter.

Jari-jari wilayah, semakin diperluas, semakin rendah kepadatan yang


akan menyebabkan nilai kemampuannya turun.

Wilayah yang sekarang telah diperluas ke radius kelas 10 meter


mungkin tidak akan bisa menghentikan serangan Roh.

Tapi — sekarang ini baik-baik saja. Persis seperti itu Origami


mendekati sebuah apartemen di dekat situ.

"——!"

- * GOGOGOGOGO * ……!

Bagian atas bangunan yang memasuki jangkauan Territory yang


diperluas dipelintir, dan diangkat di udara.

Beton dinding luar terkelupas, bahan insulasi panas merobek-robek,


dan suara yang menyakitkan bagi telinga terdengar dan fondasi
beton bangunan itu dipuntir secara paksa. Mungkin perabot kantor
di dalam gedung, apakah komputer pribadi atau dokumennya
bocor keluar dari Territory, dan jatuh terpisah.

315
Itu cukup berat. Otaknya mulai mendapatkan beban yang kuat dan
sakit kepala hebat menyerang Origami.

"O-Origami ……… !? Apa yang kamu lakukan?"

Origami tidak peduli padanya dan terus membuat bagian atas


bangunan mengapung, dia kemudian terbang di atas penghalang
[Hermit].

Dan kemudian, setelah mengambil nafas kecil dia berkata,


"Hancurkan dia, dengan jumlah material yang bagus. Dengan ini,
penghalang harus dinonaktifkan untuk sesaat. Dan kita bertujuan
itu."

"………… Serius, kamu selalu gegabah ......!"

Setelah Ryouko mengatakan itu sambil menghela nafas, dia


memberikan perintah.

"Semuanya, apakah kamu mendengar itu !? Meskipun itu kasar


tetapi sepertinya tidak ada cara lain. Semua anggota, isi output ke
maksimum dan siaga di luar jangkauan penghalang! Semua orang
akan menyerang pada saat yang sama ketika penghalang
menghilang! "

"Roger!"

Para Wizard AST yang tersisa, menyiapkan sikap mereka dengan


semua peralatan mereka dan mengaktifkan Realizers mereka.

Origami bersiap dengan bernafas, dan mengayunkan tangan yang


membawa bangunan itu.

316
Benjolan logam dan beton yang memiliki berat yang luar biasa,
jatuh tepat ke arah kubah badai salju.

-Tapi,

Origami sedikit mengubah alisnya.

Pada bagian-bagian bangunan yang baru saja dijatuhkannya, dia


tertarik pada satu garis di atasnya, dan mengikuti garis itu,
bongkahan beton raksasa itu terbelah menjadi dua.

"…………………"

Tidak — itu belum semuanya.

Puing-puing yang terpisah itu dipotong-potong halus dan terlebih


lagi semuanya terjadi dalam sekejap.

Pada saat menyentuh tanah, semuanya berubah menjadi pecahan


dan puing-puing yang lebih kecil.

Dan penghalang [Hermit] itu — masih, menjadi kuat.

"Ini adalah-"

Dan pada saat dia mengeluarkan suara itu, dari telinganya * Bip * *
Bip * bel yang sakit didengar.

"Origami! R-Roh bacaan meningkat! Bacaan ini adalah—"

Sebelum Ryouko bahkan bisa menyelesaikannya, Origami membuat


Territory yang telah meluas hingga kelas hampir 10 meter,
menyingkat menjadi hampir 2 meter yang lebih kecil dari yang
biasanya.

317
Peralatan berskala besar yang dipukul di luar bidang Territory
mengikuti hukum gravitasi dan jatuh ke tanah.

Pada saat itu — di depan Origami, rambut berwarna malam menari.

"…………!"

Di Territory yang macet bersama untuk meningkatkan karakteristik


defensif, beban yang kuat dipaksakan padanya.

Bahkan tidak perlu memikirkan alasannya. Itu karena gadis yang


muncul tepat di depannya, datang mengiris Origami dengan
pedangnya.

"Fuun, kamu bertahan melawan itu ya?"

"…………… Yatogami ... Tohka."

Origami mengatakan nama itu seperti sedang mengerang, dan


mengeluarkan bilah laser <Tidak sakit> dari pinggulnya, dan
melepaskan serangan pedang ke Tohka yang tubuhnya ditutupi di
sana-sini oleh Astral Dress terbatasnya.

"To-"

Setelah Tohka menghindari itu dalam sekejap, dia meletakkan


kakinya di atas pagar atap di gedung terdekat.

"Apa yang kamu lakukan di sini?"

Sambil menghadap pedang cahaya padanya, dia bertanya pada


Tohka yang tiba-tiba muncul.

318
Sambil membalik rambut depannya yang basah dari hujan ke
belakang, Tohka membuat senyum yang tidak pantas.

"—Fuun, maaf soal itu, aku tidak akan membiarkanmu mengganggu


Shidou."

"………………"

Meskipun bertanya-tanya mengapa nama Shidou muncul, Origami


memperbaiki cengkeramannya pada <No pain>.

"Kuh — kenapa [Princess] muncul di sini? Apakah dia datang ke sini


untuk menyelamatkan [Hermit]?"

Ryouko mengatakan itu kesal.

Benar. Roh dengan peringkat AAA — nama kode [Princess].

Dari gadis di depannya, pembacaan Roh yang biasanya tidak dapat


dideteksi sekarang, memberikan sinyal yang lemah.

"——Kuh, kita akan berurusan dengan [Hermit] nanti. Semua


anggota mengubah targetmu menjadi [Princess]!"

Ryouko berteriak — itu mungkin keputusan yang paling tepat.

Mungkin itu adalah kesempatan untuk menembak [Hermit] tetapi


mereka tidak akan berdaya jika [Princess] menyerang mereka, ketika
mereka fokus pada penembakan.

Penghalang itu jelas merupakan masalah, tetapi selama mereka


mengambil jarak darinya, [Hermit] tidak akan memulai serangan
sendiri, itu adalah keputusan alami untuk menunda serangannya.

319
320
Tetapi — dia bertanya-tanya mengapa.

Ryouko dan yang lainnya melayang dari tanah, dan menatap Tohka
yang melihat ke arah mereka; dia merasa bahwa Tohka
mengangguk kecil. Itu seperti — harapannya berjalan sesuai
rencana.

Namun, tidak ada cukup waktu untuk pertimbangan cermat. Ketika


Tohka menendang pagar bangunan, dia sekali lagi mengangkat
pedangnya dan mendekati Origami.

"Kuh—"

Origami menguatkan cengkeramannya ke pedang cahayanya dan,


menendang langit untuk menerima tantangannya.

321
Bagian 5
Kembali 3 menit sebelum situasi.

"—Apa itu !? Shidou!"

Pada <Sandalphon> yang mengendarai di jalan beku dengan


kecepatan super, Shidou didukung oleh Tohka dan hampir tidak
bertahan. Ketika Tohka mengatakan itu, Shidou mengangkat
wajahnya.

"……………… Apa …………!"

Pemandangan yang cukup aneh.

Di tanah, badai salju berputar, itu adalah belahan bumi yang dibuat
dengan indah — dan di sekitarnya adalah para penyihir AST, yang
sedang mempersiapkan diri mereka dengan senjata mereka yang
berlebihan.

"Apa-apaan itu ... apakah itu ………!!"

"……………… Ini penghalang yang dibangun Yoshino. Fumu, itu dibuat


dengan cukup baik."

Saat Shidou mengatakan itu, Reine menjelaskan secara singkat hasil


analisis pada kubah udara dingin.

Sihir — yang artinya, itu adalah benteng es yang melakukan


serangan balik otomatis ketika bereaksi terhadap output serangan
sihir unit CR AST.

322
Dari informasi Reine, Shidou menyederhanakannya lebih jauh
sebelum menjelaskannya kepada Tohka. Tohka [muu ……]
meletakkan tangannya di bawah rahangnya dan mengerang keras.

Dan, kali ini, suara Kotori menggetarkan gendang telinga kanannya.

"Segalanya menjadi bermasalah. Dengan itu seperti itu, tidak ada


yang bisa mendekati Yoshino."

Jika berpikir secara normal, itu benar.

Tapi— * Geguk * Shidou meminum air liurnya dan, [Tidak]


menggerakkan bibirnya.

Ada satu lagi. Ada sesuatu yang masih mengganggunya.

"Meskipun itu adalah sesuatu yang harus kita uji untuk


mengetahuinya tapi ...... tapi itu mungkin tidak perlu."

"Apa katamu?"

Dan, perubahan muncul di pemandangan lebih jauh di depan.


Ketika dia berpikir bahwa Origami melayang ke langit, dia merobek
bagian atas bangunan terdekat, dan memindahkannya di atas
penghalang Yoshino.

"Apa ……?"

"—Tsk, apakah dia berencana untuk menghancurkan penghalang


seperti itu? Itu cara yang cukup drastis untuk melakukannya."

Kotori, mengatakannya dengan nada menjengkelkan.

"Ap-Apa yang harus kita lakukan untuk—"

323
Dan, saat Shidou mengatakan itu.

"—Bukan."

Tohka yang berdiri di dekatnya sedikit menggelengkan


tenggorokannya.

"Shidou akan menggunakan metode semacam itu ... yang kamu


tahu tentang ... untuk menyelamatkan sesuatu Yoshino itu?"

"………… Tidak, err ……… Aku tidak tahu apakah itu mungkin atau
tidak—"

Ketika dia mengatakan itu, dia mengepalkan giginya.

"—Tidak, ada cara. Aku akan melakukan sesuatu tentang itu ……


pasti."

"Aku melihat."

Ketika Tohka mengatakan itu, * nyengir, dan dia mengangkat ujung


bibirnya.

"Tohka ……?"

"Kalau begitu, aku akan menyerahkan masalah itu kepada shidou.


Tinggalkan AST atau apa pun bagiku. Aku pasti tidak akan ...
membiarkan mereka mengganggu shidou."

Tohka meninggalkan kata-kata itu, dan berlari maju dari


<Sandalphon> yang masih bergerak — ketika dia meraih gagang
pedang yang muncul dari ujung runcing di belakang singgasana.

324
Dia kemudian menendang bagian belakang kursi begitu saja, dan
terbang di udara — dia terbang ke arah Origami, yang masih
membawa bangunan.

"Ga .... gadis itu ……….!"

Sementara Shidou masih menempel pada <Sandalphon> yang


masih bergerak, dia membuka matanya lebar karena terkejut.

Tapi, dia segera menggigit bagian dalam mulutnya dan


memperbaiki pikirannya, dan dengan tegas menghadap ke depan.
Hal yang akan dia lakukan sekarang berbahaya, tapi dia tidak akan
berteriak betapa cerobohnya itu.

Roh Tohka. Gadis yang akhirnya berhasil melarikan diri dari siklus
pertempuran tanpa akhir.

Gadis itu sekarang — untuk menyelamatkan Yoshino — dan juga


untuk mendukung tekad Shidou, sekali lagi melompat ke medan
perang.

Selain membayar kembali resolusi itu, tidak ada tindakan lain yang
bisa Shidou lakukan sekarang untuk dimaafkan—!

Shidou menurunkan tubuhnya, dan sambil berpegangan pada


<Sandalphon>, dia bergegas menuju penghalang Yoshino.

Dan di tengah pergi ke sana, untuk membuat konfirmasi


terakhirnya, Shidou mengajukan pertanyaan pada Kotori.

"—Kotori. Ada sesuatu yang ingin aku konfirmasi denganmu."

"Apa itu?”

325
"Karena itu adalah sesuatu yang aku tidak benar-benar khawatirkan,
ada satu hal ……… aku lupa bertanya. Aku ... pada hari ketika
kekuatan Tohka disegel — ditembak oleh Origami kan?"

Benar. Jika ingatan Shidou benar. Pada hari itu, Shidou secara keliru
dikecam oleh Origami.

Dan kemudian, dia terluka, dengan luka yang tidak bisa


diselamatkan orang normal.

Setelah keheningan satu ketukan, Kotori membalas.

"Ya. —Itu benar."

"Apa-apaan ini ...... itu? Apakah itu juga, di antara kemampuanku


yang tidak bisa dijelaskan?"

"………… Itu akan, setengah benar dan setengah salah."

"Dan maksudmu?"

Ketika dia bertanya kembali, setelah Kotori membuat erangan


seolah dia berada dalam dilema, dia kemudian melanjutkan kata-
katanya.

"Memang benar bahwa itu adalah di antara kemampuan Shidou.


Bagaimanapun juga ketika tubuhmu telah menerima kerusakan
yang mengancam jiwa, tubuhmu akan dinyalakan dengan api dan,
sekali lagi dihidupkan kembali. Ini adalah kemampuan curang
monster undead yang memalukan. - Bukan seperti, kita,
membiarkannya tetap tidak bisa dijelaskan. "

Shidou menatap heran.

326
Tapi — tidak ada waktu untuk itu sekarang.

"—Benar sekarang, aku tidak akan bertanya apa alasannya untuk


saat ini. Tapi ada sesuatu yang ingin aku tanyakan lagi. Bahkan jika
aku terluka oleh cedera yang mengancam jiwa, aku bisa pulih dari
itu. Tidak ada kesalahan di sana. kanan?"

"—Ya. Itu afirmatif."

Kotori membalas, Shidou menarik napas dalam-dalam.

"……… Itu hebat. Jika itu hanya imajinasiku, aku akan menuju ke
kematianku sekarang."

"………… Shidou ... Jangan bilang padaku kamu berencana untuk ..."

Dan — pada saat Kotori mengatakan itu, bangunan yang melayang


di langit dipotong-potong oleh Tohka, itu menjadi serpihan beton
dan jatuh ke tanah di bawahnya.

Segera, para anggota AST di daerah sekitarnya, mengubah target


mereka menjadi Tohka, dan melayang ke langit.

Dengan gangguan itu, <Sandalphon> yang Shidou naiki, berhasil


mencapai pangkalan penghalang Yoshino.

Atau mungkin — dengan kekuatan yang terlalu berlebihan, ujung


runcing singgasana menyorong ke penghalang.

"Eek ………… !?"

* Gakun * gemetar yang kuat menyerang Shidou.

327
Tapi, dia tidak bisa tetap kaget lama. Bagian yang disentuh
<Sandalphon> ketika menyentuh penghalang, sementara jeritan
bernada sangat tinggi terdengar, itu juga membeku.

Pasti, pasti bereaksi terhadap Mana <Sandalphon>.

"Ini buruk…………"

Ketika Shidou turun dari <Sandalphon> dengan panik, dia berdiri


tepat di depan badai salju besar dalam bentuk pusaran air.

Itu adalah penghalang badai es yang mengamuk. Ketika dia


melihatnya tepat di depannya, intensitasnya adalah perbedaan
besar.

"Yoshino — ada di dalam ini."

Setelah bergumam, ia memindahkan boneka itu dari sakunya ke


pakaiannya.

Dia kemudian membungkukkan tubuhnya ke depan untuk


menutupinya — dan Shidou mengambil satu langkah ke depan.

"Shidou, tolong hentikan. Apa yang kamu rencanakan?"

Dari telinga kanannya, kata-kata penahan masuk. Tapi Shidou tidak


menghentikan kakinya.

"—Uh, apakah kamu berencana untuk memasuki penghalang hanya


dengan tubuhmu? Dan hanya dengan bergantung pada kekuatan
pemulihanmu? Itu terlalu sembrono. Hentikan!"

Dari kata-kata mengagumkan yang membuatnya berpikir bahwa itu


bukan dari mode Komandan, Shidou membuat tawa kering.

328
"Oi oi ……… Selama aku ditembak, kudengar kau bahkan tidak
sedikit gelisah, tahu?"

"Situasi pada waktu itu berbeda. Di daerah di mana badai salju


bertiup, lingkar luar penghalang internal adalah 5 meter dari target.
Ini 5 meter, kamu mengerti? Di jarak itu, itu seperti maju sambil
ditembak oleh sebuah senapan, kamu mengerti? Dan apa lagi, jika
Mana terdeteksi di dalam radius itu, kamu akan membeku seperti
<Sandalphon> Tohka "

Dan terus dan terus, Kotori terus berbicara.

"Apakah kamu mengerti apa yang aku katakan? Aku katakan selama
kamu berada di tepi luar penghalang, luka kamu tidak akan
sembuh. Perbedaannya sangat besar dibandingkan dengan
ditembak oleh satu peluru. Jika kemampuanmu habis setengah
jalan , tidak ada kesalahan kamu akan mati !? "

"…………… Mana— Jadi kemampuan pemulihanku, apakah kekuatan


Roh ya?"

"…………… Uh."

Dia mendengar suara Kotori tersedak.

Tapi, Shidou tidak menghentikan kakinya.

Dapat dimengerti bahwa ini adalah langkah bodoh, tetapi dia tidak
bisa berhenti.

Itu karena Shidou membuat janji.

Bahwa dia akan menyelamatkan Yoshino. Dan dia sendiri — akan


menjadi pahlawan Yoshino.

329
Setelah menarik napas dalam-dalam, ia mengambil langkah di
dalam penghalang.

"Shidou—! Shidou! Berhenti!"

Kotori mulai berteriak dengan putus asa.

"—Hentikan ……… ..itu, Onii-chan—"

Tetapi mencapai di ujung suara, di telinga Shidou, dia hanya bisa


mendengar suara badai salju yang kejam.

330
Bagian 6
"U, e ………… .., e ………… uh."

Di tengah penghalang, Yoshino berjongkok di belakang <Zadkiel>,


dan menangis.

Itu adalah daerah yang sangat sunyi yang tidak akan terpikirkan
oleh siapa pun di dalam badai salju yang mengamuk. Hanya suara
Yoshino yang menangis dan terisak-isak yang bisa terdengar
bergema nyaring.

Dia sangat takut dan tidak bisa keluar. Tapi, di sini — cukup, sepi.

"Yo ... shi ... non …… eh ……"

Dengan suara penuh air mata, dia memanggil nama temannya.

"BENAR."

"……………… !?"

Yoshino menggerakkan bahunya karena terkejut, dan segera


mengangkat kepalanya dan melihat sekeliling.

"——!"

Dan kemudian, Yoshino menyeka air matanya dan membuka


matanya lebar-lebar.

Itu karena tepat di perbatasan tepi luar dan bagian dalam


penghalang, dia melihat boneka yang dia kenal.

"!, Yoshinon …… !?"

331
Yoshino berteriak dan melompat dari punggung <Zadkiel>, dan
berlari ke tempat itu.

Tidak mungkin Yoshino bisa melakukan kesalahan.

Boneka itu adalah salah satu teman Yoshino [Yoshinon], yang telah
hilang selama beberapa hari terakhir.

Tapi-

"………………Hai Aku…………!"

*Gedebuk*!.

Dari belakang [Yoshinon], seseorang jatuh ke dalam dan Yoshino


secara naluriah menghentikan kakinya.

Tidak — berbicara dengan tepat, orang yang jatuh ke dalam adalah


orang yang mengenakan [Yoshinon] di tangan mereka.

Dia tidak tahu siapa itu dengan penampilan.

Itu karena orang yang jatuh memiliki seluruh tubuhnya yang


berlumuran darah dan luka-luka.

"Uh ………"

Orang itu pasti secara paksa memasuki penghalang Yoshino. Dari


tubuh yang jatuh, sejumlah besar darah mengalir ke daerah di
sekitarnya.

Mata Yoshino yakin akan hal itu. Ini, alih-alih menggambarkannya


sebagai manusia, lebih dekat dengan mayat.

332
Tapi segera Yoshino tidak lagi perlu memeriksa tubuh.

Itu karena --- tiba-tiba, tubuh yang dia pikir setengah mati, mulai
bersinar. Itu seperti banyak luka yang dibuat pada tubuh menjadi
dijilat oleh api yang merangkak di permukaan mereka.

Sementara Yoshino tercengang, luka-luka orang itu lenyap.

Dan — akhirnya fitur wajah bisa dipahami.

"…………… !? Shidou-san ………"

Yoshino mengeluarkan suara yang penuh kejutan.

Ya, manusia usang itu adalah Itsuka Shidou.

Shidou berguling dan, ketika dia menghadap ke atas di tempat itu, *


fuuuuuuu * …………… Dia menghela nafas dalam-dalam.

"Aku ...... aku pikir aku akan mati ..."

Shidou, yang nyaris berhasil masuk ke dalam penghalang, menarik


napas besar. Dan setelah jantungnya, yang hampir berhenti,
menjadi tenang, dia perlahan mengangkat tubuhnya.

Meskipun bagian luar dari penghalang itu adalah badai salju seperti
senapan mesin, bagian dalamnya benar-benar sunyi. Itu adalah area
yang tidak ada yang aneh di dalamnya. Entah bagaimana itu
mengingatkannya pada bagian dalam igloo.

Dan tepat di dalamnya, ada boneka raksasa dan seorang gadis


dengan mata seperti kelinci yang diwarnai merah.

"—Yoshino!"

333
Ketika Shidou memanggilnya, dia berdiri sambil membawa boneka
kelinci.

"Seperti yang dijanjikan, aku — datang untuk menyelamatkanmu


…………!"

Ketika dia melakukan itu, setelah Yoshino menatap kosong,

"U, e, eeeeeeeee …………………"

Air mata di matanya menumpuk dan dia mulai menangis.

"Uwah …………… .., aa— T-Jangan menangis. Di-Apakah aku entah


bagaimana melakukan sesuatu yang buruk …… ..?"

Shidou buru-buru menggerakkan tangannya, tapi Yoshino


mengayunkan kepalanya ke samping.

“Kamu ………………. Salah, aku …………… .senang ……… kamu ………


..datang ……… ..”

Setelah dia mengatakan itu, [Ueeeeee ……] dia mulai menangis lagi.

Sementara Shidou membuat tawa masam pada penampilan itu, dia


menggunakan tangan kanannya dan dengan lembut menepuk
kepala Yoshino.

Dan kemudian, dengan boneka yang diletakkan di tangan kirinya, *


gemerincing * * gemerincing *, ia mencoba memindahkannya.

"Ya-ha-, sudah lama tidak bertemu. Apakah kamu sudah melakukan


yang hebat?"

334
Dia menggumamkan mulutnya saat berbicara untuk membuatnya
terlihat seperti bicara perut.

Meskipun itu adalah tindakan yang dieksekusi dengan buruk,


Yoshino dengan senang hati mengayunkan kepalanya ke depan.

Jika Anda berpikir secara normal, itu mungkin pemandangan yang


aneh.

Itu karena, [Yoshinon] adalah boneka yang bergerak oleh hal


berbicara dengan perut Yoshino.

Tapi-

Shidou ingat apa yang dikatakan Reine beberapa waktu lalu.

"…………… Dari hasil penyelidikan, mengenai kelas Roh saat ini yang
kami pantau, kami menemukan ada satu lagi bacaan kecil dan tidak
biasa yang disembunyikan di sana."

"Errr ………… yang artinya—?"

"…………… Ini pada dasarnya berarti ada kepribadian lain yang ada di
dalam Yoshino yang hanya muncul ketika dia memakai boneka itu."

"!, It-Itu artinya ………… .Yoshino tahu itu tentang dirinya juga?"

"………………… Mungkin begitu, mungkin tidak. Tapi ada satu hal yang
pasti, orang yang kamu ajak ngobrol di department store, alih-alih
menjadi Yoshino, adalah kepribadian lain yang muncul melalui
medium boneka. Yoshino pada saat itu akan meninggalkan semua
interaksi dengan Yoshinon dan dekat dengan keadaan di mana dia
sengaja menutup hatinya. Itulah alasan mengapa kekuatannya tidak
disegel meskipun dia dicium."

335
"……………"

"………… Ada satu hal lagi. Mengenai alasan mengapa Yoshinon


muncul, ada sesuatu yang sangat menarik tentang itu."

"Sesuatu yang menarik?"

"………… Aah, ada banyak alasan mengapa dia melahirkan


kepribadian baru selain yang sudah dia miliki tetapi — yang paling
populer adalah mungkin melarikan diri dari hal-hal seperti
perlakuan buruk, penderitaan yang kuat atau stres. Singkatnya ,
alasan dia secara tidak sengaja membuat kepribadian lain adalah
untuk membuatnya seolah-olah orang lain mengambil pengalaman
menyakitkan daripada dirinya sendiri. "

"Jadi itu berarti ……… yang diharapkan, itu menyakitkan bahwa AST
bertujuan untuk hidupnya—?"

"………… Tidak. —Ini cukup sulit untuk dipercaya tapi gadis ini, untuk
menghindari melukai manusia alih-alih dirinya sendiri, mungkin
melahirkan kepribadian baru untuk mengendalikan kekuatannya
sendiri"

"——Uh."

"…………… .Shin. Tolong, kamu pasti harus menyelamatkan gadis itu.


Kamu akan berbohong ……… jika kamu tidak ingin pergi
menyelamatkan gadis kecil yang baik hati dan lembut ini."

—Pada percakapan itu.

"……………………"

"Terima kasih banyak."

336
Dan, tanpa diduga, Yoshino menunduk.

"Eh?"

"………… Untuk, menghemat, Yoshinon."

Setelah Shidou menggaruk pipinya, [aah] dia mengangguk.

"Yang berikutnya — Yoshino. Aku akan menyelamatkanmu."

"Eh ………….?"

Yoshino membalas dengan penasaran. Shidou kemudian berlutut


untuk menatap mata Yoshino.

Dia tidak bisa mendengar apa pun dari intercam. Pasti rusak saat
dia melewati penghalang.

Sangat menyakitkan untuk tidak mengetahui apa kondisi mental


Yoshino, tetapi tidak ada pilihan.

Bagaimanapun, dia harus melakukannya.

Kontak dengan Yoshino ketika dia kehilangan bonekanya dan


percakapan yang baru saja dia lakukan.

Hanya pada saat-saat itu, dia percaya bahwa dia mendapatkan


persyaratan minimum untuk kepercayaan Yoshino.

"—Err, tentang itu, Yoshino. Untuk menyelamatkanmu — errm, ada


satu hal yang harus kamu lakukan."

"Apa itu?"

337
Sementara Shidou membiarkan air liurnya mengalir ke
tenggorokannya yang kering karena kegugupan, dia melanjutkan
kata-katanya.

"……… Errm, jangan anggap aku sebagai lelaki aneh tolong ……


Apakah kamu masih ingat tentang ciuman itu?"

Dalam sekejap, Yoshino membuat wajah kosong, dan segera


mengayunkan kepalanya secara vertikal.

"…… Uh, aku, aku mengerti. Errrr —— ermm ... untuk


menyelamatkanmu, kamu harus melakukannya ……… Tidak, aku
benar-benar tidak bermaksud dengan cara yang aneh! Ini adalah—"

Dan-

"—Eh?"

Dan suara Shidou berhenti di sana.

Alasannya sederhana — Yoshino tiba-tiba menutup matanya.


Dan di bibir Shidou * Chu *, dia menciumnya.

Pada saat itu, Shidou diserang oleh ... entah bagaimana perasaan
hangat mengalir ke tubuhnya,

"……………….!? Yo-Yoshino ………?"

"…………………?"

Yoshino memiringkan kepalanya sedikit ke samping.

"Apakah ……………… aku ... salah ...?"

338
"T-Tidak ……… kamu tidak salah ……… .tapi ..."

Ketika Shidou mengatakan itu, Yoshino mengangguk setuju.

"Jika itu yang ……… ..Shidou-san berkata, aku akan percaya itu."

Pada saat itu— <Zadkiel>, yang berdiri dengan malas di belakang


Yoshino dan pakaian dalam yang menyelimutinya, berubah menjadi
partikel cahaya dan meleleh ke atmosfer.

Dan kemudian ……… penghalang badai salju yang mengelilingi


Yoshino dan Shidou, tiba-tiba kehilangan energinya dan
menghilang.

Pundak Yoshino mengejang karena terkejut.

"………………, Shidou, san ………… .ini—"

Yoshino dalam keadaan di mana dia tidak tahu apa yang sedang
terjadi, jadi matanya berputar-putar. Dan untuk menutupi
penampilannya yang setengah telanjang, dia berjongkok.

Entah bagaimana ketika dia membuat reaksi seperti itu, Shidou


mulai merasa malu lagi juga.

"Ah ………… aah, un, errr …………… Aku pikir kamu memiliki banyak
hal yang ingin kamu katakan! T-Tapi untuk saat ini—"

Dan — pada saat itu.

"Tidak ………"

Yoshino memicingkan matanya dari kecerahan. Setelah awan mulai


cerah - sinar matahari mulai turun.

339
"Ini hangat-"

Seolah-olah itu adalah pertama kalinya bagi Yoshino untuk melihat


matahari, dia sangat kagum.

Tidak, itu mungkin benar-benar pertama kalinya dia melihatnya.


Shidou mengingat kembali. Dia tidak tahu apakah itu sifat Yoshino
untuk mengendalikan air dan udara dingin, tapi rasanya setiap kali
dia muncul di dunia ini, hujan selalu turun.

"Can ~ tik."

Dia bingung, bergumam.

Yoshino mengatakan itu sambil melihat ke langit.

Shidou juga, tertarik padanya dan mengangkat wajahnya.

Dan kemudian, dia segera menemukan apa yang Yoshino tatap.

Di langit yang terhapus dari awan berwarna abu-abu — ada pelangi


yang luar biasa, membentang menembusnya.

—Tapi, selesai itu tidak bertahan lama. Tanpa diduga tubuh Shidou
dan Yoshino tertutupi oleh perasaan mengambang yang misterius.

"Nowah ………!"

"………… !?"

Ada kenangan tentang perasaan ini. Itu adalah perangkat


transportasi <Fraxinus>.

340
Kotori pasti sudah, mengambilnya setelah mengkonfirmasi
pemeteraian selesai.

"………………dan."

Setelah beberapa saat, pandangan Shidou bukan lagi kota yang


tertutup es, tetapi justru bagian dalam kapal <Fraxinus> yang biasa
dilihatnya.

"…………….!? …………… !?"

Seperti yang diharapkan, Yoshino berkedip karena terkejut.

Dan — Shidou menoleh ke kehadiran lain yang muncul di area itu.

"Ooo ………… jadi kamu aman, shidou."

Di sana ada — Tohka berdiri dengan seragam SMA Raizen-nya yang


dibakar di beberapa tempat. Tampaknya, bersama dengan Shidou
dan Yoshino, Tohka yang berada di tengah pertempuran juga
diambil.

"Tohka—! A-Apa kamu baik-baik saja !?"

Saat Shidou mengatakan itu, Tohka mendesah — tangan yang


memegang pedang dan selaput cahaya yang muncul di bagian-
bagian penting tubuhnya, menghilang ke udara tipis.

"Umu. Ini bukan masalah besar ……… bukannya itu, bukankah


kondisimu jauh lebih buruk?"

"Ah……………"

341
Setelah itu ditunjukkan, Shidou menggaruk bagian belakang
kepalanya.

Pakaian Shidou sekarang diwarnai merah dengan darahnya sendiri,


dan kebetulan itu juga berlubang.

"Hai Aku……………"

Dan, Yoshino mengangkat suara ketakutan, dan bersembunyi di


balik bayangan Shidou.

Tampaknya dia masih tidak baik dengan Tohka. Shidou tanpa


sengaja membuat tawa kering.

"Tidak apa-apa Yoshino. Gadis ini Tohka. Dia bersamaku — ketika


kami pergi untuk menyelamatkanmu."

Ketika Shidou mengatakan itu, Yoshino dengan takut-takut


mengarahkan matanya ke wajah Tohka.

"Toh ... ka ……… san."

"……………… nu."

Setelah Tohka melihat Yoshino dengan ekspresi rumit, [umu] dia


kemudian mengangguk kecil.

"Hmm ……?"

Dan, alis Shidou mengerutkan kening.

Datang dari koridor, langkah kaki yang keras bergema.

342
Kemudian pintu ruang transporter terbuka, dan Kotori masuk
dengan napasnya yang kasar.

"Ko-Kotori …………?"

Setelah Shidou mengucapkan keterkejutannya pada intrusi yang


tiba-tiba, Kotori menatap seluruh tubuh Shidou seolah sedang
memeriksanya.

Lalu,

"Kamu — kakak bodoh ………!"

"Higuuh ………….!?"

Kotori mengangkat tinjunya ke atas dengan semua kekuatannya


dan, mengeluarkan pukulan kuat pada ulu hati Shidou.

Terlebih lagi, sentuhan ajaib juga ditambahkan ke pukulan. Itu


adalah sekrup gabus yang sangat baik.

"Guhaa ………… Apa ... apa yang kamu lakukan !?"

"Melakukan sesuatu yang sangat bodoh ………! Kamu seharusnya


hanya mendengarkan apa yang aku katakan!"

"Eh? Apa kamu—?"

Shidou ingin mengangkat suara yang menuduh tetapi — dia


dihentikan setengah jalan.

Alasannya sederhana. Itu karena saudari yang baru saja melepaskan


tinju sekarang, menekan wajahnya ke dada Shidou, dan meletakkan

343
tangannya di sekitar tubuhnya seperti itu, * Gyuu *, dia
memasukkan kekuatan ke lengannya.

"………… Kamu harus benar, membuat perhitungan yang tepat pada


batas pemulihan sebelumnya ........! Dan bergerak sesuai dengan apa
yang aku katakan, itu pasti akan lebih aman …………"

"Koto ... ri …………"

Shidou menghela napas, dan menepuk kepala Kotori.

"Maaf, karena melakukan sesuatu yang gegabah."

344
345
"………… Kamu benar-benar tidak berpikir. Bahkan amuba lebih
bijaksana. Kamu makhluk setengah-sel."

Sementara Kotori masih mendorong wajahnya ke dadanya, * Tiup *!


Dan dia meniup hidungnya, dan akhirnya melepaskan tubuhnya.

Shidou yang bagian dadanya kemejanya berlumur ingus,


menggaruk pipinya sambil tersenyum masam.

Namun, Kotori menunjukkan bahwa dia tidak peduli tentang itu.


Omong-omong — saat wajahnya meninggalkan dada Shidou,
metode pengalamatannya yang biasa dalam mode Komandan yang
berlidah dingin kembali.

"—Seriusnya, bergerak sesukamu …… Kalian semua diperiksa dari


kepala sampai ujung kaki. Jadi ikuti aku."

Dia mengatakan itu dan * Pui * memalingkan muka, dan pergi


melalui koridor.

"Ha ha…………"

Setelah Shidou membuat tawa tak berdaya, dia kemudian


mengarahkan wajahnya ke arah Yoshino dan Tohka.

"Oke …… Baiklah kalau begitu, ayo pergi ……… Hmm ……?"

Dia bertanya-tanya mengapa, Tohka menatap Shidou dengan wajah


tidak senang.

"Tohka …………? Apa ada yang salah?"

"!, Tidak-Tidak ada! Cepat dan pergi!"

346
Ketika dia mengatakan itu, Tohka berjalan berat.

"Ada apa dengan dia?"

Setelah mengatakan itu, Shidou, menggerakkan kakinya bersama


dengan Yoshino dan mengejar punggung Tohka.

347
Bab Epilog – Masa Lalu yang Mulai Mengambil Tindakan
Bagian 1
"Wha ... Apa-apaan iniiiiiiiiiiiiiiiii !?"

Sudah dua hari sejak kekuatan Yoshino disegel.

Setelah ujian selesai, Shidou dan Tohka akhirnya diizinkan kembali


ke rumah. Pada hari itu, ketika dia bangun di pagi hari, tepat di
samping kediaman Itsuka, sesuatu seperti gedung apartemen
berdiri di sana.

Di tanah yang kosong hanya dua hari yang lalu, seolah-olah dengan
* Don *, tiba-tiba ada di sana.

Itu seperti ditipu oleh rubah atau rakun.

"Apa ...? Bukankah aku sudah memberitahumu sebelumnya? Kami


sedang membuat tempat tinggal khusus hanya untuk penggunaan
Roh." Kotori yang mengantuk berkata dari belakang, menggosok
matanya.

"...! Jangan bilang ini yang kamu bicarakan?"

"Ya. Meskipun terlihat seperti apartemen normal, daya tahannya


seratus kali lebih besar dari biasanya. Ia memiliki Realizer yang
berfungsi, dan resistansi mana juga sempurna. Jika ada sedikit
kekerasan, tidak ada yang abnormal yang bocor keluar."

"Tidak, bukan itu yang aku tanyakan! Kapan benda ini dibangun ?!
Ini tidak mungkin dibangun hanya dalam sehari!"

"Yah, bahkan tim rekonstruksi bencana JGSDF dapat memperbaiki


bangunan yang hancur hanya dalam satu malam."
348
"Apa ...?"

Dengan mengatakan itu, sepertinya itu benar. Pasti efek yang


dibuat oleh Realizer sesuatu.

"... Yang berarti, ketika kamu mengatakan bahwa kediaman itu akan
segera dibangun, itu hanya permainan kata-kata."

"Jangan berbicara buruk tentang orang lain. Aku sudah bilang


sebelumnya bahwa ini adalah masa percobaan bagi Tohka yang
tinggal di luar."

"... Nu."

Ada banyak hal yang tidak bisa dia telan, tetapi sia-sia bertarung
dengannya.

Kotori berbalik, dan berjalan ke arah rumah.

"—Jadi karena itu, Tohka akan tinggal di sebelah mulai besok. Aku
sudah memberitahunya. Dia seharusnya mengemasi barang-
barangnya sekarang."

"Ah, aah ... aku mengerti. Kurasa begitu ..."

Shidou menggaruk pipinya.

Yah, dia seharusnya tinggal di daerah perumahan di tempat


pertama, dan kesehatan mental Shidou akhirnya akan menjadi stabil
karena ini tapi ... sepertinya dia tidak akan merasa sedikit kesepian
dengan kepergiannya.

"Ara, ada apa Shidou? Apakah kamu ingin tinggal bersama Tohka
lebih lama?"

349
"!, Tidak, i-itu benar-benar bukan masalahnya ..."

Shidou membantah dengan panik, tetapi Kotori hanya mengangkat


bahu.

"Yah, jika kamu ingin membuat semacam kesalahan, kesempatan


terakhirmu untuk melakukannya adalah sekitar hari ini atau besok."

"A ... Apa yang kamu katakan ?!"

"Meng ~ erikan. Mundur, mundur."

Sementara Shidou berteriak dengan wajah merah, Kotori melompat


dan memasuki rumah.

"... Serius, Kotori itu."

Shidou menggaruk kepalanya dengan lega dan menghela nafas


sebelum menginjakkan kaki di rumah.

Dan-

"Tidak ...?"

Shidou tiba-tiba mengangkat alisnya.

Ada seorang gadis kecil mengenakan sepotong lucu, dan di


kepalanya sebuah peti mati yang menutupi wajahnya, dia berlari
keluar seperti dia melompat dan mendekatinya.

"! Yoshino !?"

Shidou memanggil nama gadis kecil itu. Astral Dress tidak menutupi
tubuhnya tetapi— tidak ada kesalahan.

350
Diantara Jalan, itu karena ada boneka kelinci yang dikenakan di
tangan kiri gadis kecil itu.

"Ya-Ha, Shidou-kun." Sebuah suara bernada tinggi bergema saat


boneka Yoshinon berdentang.

"Aku- aku akhirnya bertemu denganmu. Maaf aku tidak


mengucapkan terima kasih tentang menyelamatkanku sebelumnya."

"Ah, tidak, tidak apa-apa. Apa yang kamu lakukan di sini? Apakah
ujian sudah selesai?"

"Un—, ini hanya ujian pertama. Masih ada lagi, tapi aku ingin
mengucapkan terima kasih kepada Shidou-kun dulu. Jadi aku diberi
izin khusus untuk keluar sedikit."

Ketika dikatakan itu, boneka itu menatap langit seolah-olah


menatap Fraxinus.

"Yah, dengan itu, jika semua ujian sudah selesai, mari kita kencan
lagi, oke?"

"Ah, aah ... baiklah."

"Fufu, kalau begitu, sampai jumpa lagi ~." Yoshinon berkata sambil
mengayunkan tangan kecilnya.

Setelah itu, Yoshino mengejang dan mengayunkan bahunya, dan


ragu-ragu menghadap ke arah Shidou.

"Tidak ...? Ada apa?"

"——Ah, er ..."

351
Dan, ketika Shidou mendengar suara itu, bahunya terangkat.
Alih-alih suara Yoshinon, Shidou mendengar suara alami Yoshino
yang tidak salah lagi.

"Apakah itu ... oke ... jika aku datang ... dan bermain ... lagi?" Setelah
mengatakan itu, dia dengan takut-takut melirik ke arah Shidou.

"O ... ou, datanglah kapan saja kamu mau!"

Setelah mendengar jawaban itu, wajah Yoshino menjadi cerah dan


dia menundukkan kepalanya, lalu lari.

"Fufu, bagus, bagus. Kamu bekerja keras."

"... Un."

Percakapan seperti itu dipertukarkan dengan boneka itu.

"... Ha ha." Shidou menghela nafas sebelum tersenyum.

Omong-omong, itu mungkin pertama kalinya Yoshino berbicara


dengan bonekanya.

Meskipun dia tidak tahu alasan mengapa ... dia merasa sedikit
bahagia.

"Baiklah kalau begitu."

Setelah melakukan peregangan ringan, ia kemudian memasuki


rumah.

Dia naik tangga, dan ketika dia hendak memasuki kamarnya, Shidou
mendengar suara lembut.

352
Pintu ruang tamu yang terletak jauh di dalam koridor terbuka
perlahan, dan dari sana, setengah dari wajah Tohka mengintip
keluar dan menatap Shidou.

"... A-Apa itu?" Kata Shidou, alisnya mendekat.

"…………………" Tohka, diam, mengeluarkan tangannya dari celah


pintu dan membuat isyarat tangan untuk datang.

"Kamu ingin aku datang?"

* angguk * angguk *

Dan kemudian begitu saja, Tohka kembali duduk di dalam ruangan.

"Berbuat salah…"

Ekspresi bingung melayang di wajah Shidou untuk sementara


waktu, tetapi perlahan mengambil waktu dan berjalan.

Dia mengetuk berjaga-jaga, sebelum membuka pintu.

Tohka berada di sisi kanan ruangan — dan berdiri di depan rak


yang ditempatkan dekat dinding. Shidou terus berjalan sampai dia
berada di tengah ruangan, menghadap Tohka.

"Apakah ada yang salah? Tohka?"

Ketika Shidou bertanya padanya, Tohka menggigit bibirnya sedikit


dan kemudian mengangkat wajahnya.

"... Un. Kamu mungkin sudah mendengar ini dari Kotori tapi ... Mulai
besok, diputuskan bahwa aku akan tinggal di sebelah."

353
"Ah, aah. Sepertinya begitu."

"Jadi ... umm, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan dengan Shidou,
selagi aku masih bisa."

"Berbicara?"

"... Umu."

Tohka dengan lembut memalingkan pandangannya, seolah-olah dia


memiliki sesuatu yang sulit dikatakan.

"Kemarin, selama pemeriksaan ... Aku banyak mendengar dari ...


Kotori dan Reine."

"——! Errrrrrr ... maksudmu ...?"

"Un ... itu tentang Kotori dan yang lainnya, bagaimana mereka
mencoba menyelamatkan kita Roh ... dan Shidou yang membantu
mereka dengan itu."

Mengambil napas dalam-dalam untuk memperlambat detak


jantungnya, Tohka kemudian mengalihkan pandangannya kembali
ke Shidou.

"Aku ingin berbicara tentang sesuatu ... yang terhubung dengan itu
.... Shidou. Aku mohon padamu. Mulai sekarang, jika Roh seperti aku
dan Yoshino muncul, aku ingin kamu menyelamatkan mereka."

"Eh ...?" Shidou membuka matanya lebar-lebar.

"Dari apa yang Kotori katakan, tampaknya ada sejumlah Roh yang
masih belum dikonfirmasi. Di antara mereka, harus ada beberapa

354
sepertiku, mereka yang tidak ingin bertarung tetapi masih terseret
ke dalamnya— ... semacam itu hal, hanya menyedihkan."

Tohka mengatakan itu, sambil membuat senyum yang agak sedih.

"Itu sebabnya tolong ... Dengan kekuatan Shidou, tolong


selamatkan Roh-roh itu. ... Sama seperti ketika kamu
menyelamatkanku."

"……………………"

Shidou menelan ludahnya dan menatap Tohka lagi.

"………… Err, bagaimana aku mengatakannya? Ummm ………"

Kon * Shidou memukul dahinya.

Karena perselingkuhan Tohka dan Yoshino, dia seharusnya


mengambil keputusan, tetapi untuk beberapa alasan dia ragu-ragu
ingin memasukkannya ke dalam kata-kata. Shidou menggelengkan
kepalanya sedikit sebelum membuka mulutnya.

"—Aah. Aku berencana untuk melakukannya."

"………………"

Meskipun Tohka telah mendapatkan jawaban yang dia inginkan,


untuk beberapa alasan dia tersenyum dengan wajah yang rumit.

"Un ... aku berhutang padamu. Tapi ... ada ... satu hal lagi. Apakah
tidak apa-apa?"

"Ya, ada apa? Katakan saja padaku."

355
"Tidak ..."

Tohka menggumamkan sesuatu dan menggerakkan mulutnya,


tetapi dia segera melemparkan wajahnya ke bawah.

Eh? Apa katamu?"

Dia tampak seperti mengatakan sesuatu tetapi— dia tidak bisa


mendengarnya.

Sementara Shidou berusaha mendengar dengan lebih jelas, dia


mengambil langkah ke arah Tohka dan—

"... Uh !?"

Tohka dengan cepat mengangkat wajahnya dan merangkul leher


Shidou, mendorongnya ke ranjang begitu saja.

Lalu-

"Unguuu ... !?"

Pada saat itu, seolah dia ragu-ragu, Tohka perlahan-lahan


menyatukan bibirnya dengan bibir Shidou.

Dari tindakan tiba-tiba itu, otaknya jatuh dalam kekacauan dan


menjerit.

Dia berpikir dia masih di dalam mimpinya atau sesuatu, jika itu
masalahnya, metafora seperti apa yang ada dalam mimpi ini Freud-
sensei atau sesuatu seperti itu, dia dilarikan dengan pikiran yang tak
terhindarkan dalam sekejap.

356
Tapi, tanpa bantuan mencubit pipinya untuk memastikan, organ-
organ sensor yang digunakan di seluruh tubuh Shidou terus-
menerus memberitahunya bahwa INI ADALAH KENYATAAN!

Aroma manis eksklusif yang dimiliki gadis-gadis hanya menggelitik


rongga hidungnya. Raut wajah Tohka tepat di depannya. Berat
badan yang nyaman bersandar di seluruh tubuhnya. Dan anggota
badan lunak yang membuatnya secara naluriah ingin memeluk
mereka.

Selanjutnya— sensasi bibir yang tidak bisa digambarkan dengan


kata-kata dan rasa cairan cair yang bukan miliknya.

Dengan semua itu tercampur menjadi satu, sensasi persendian itu


menginjak-injak semua sel otak Shidou.

Tidak dapat menahan atau beradaptasi dengan situasi, 10 detik


berlalu.

"Puhaaa ..."

Tampaknya selama ciuman itu, Tohka telah berhenti bernapas.


Seolah mengambil nafas, Tohka menghela napas.

Dan saat masih pada posisi meningkat, dia menatap mata Shidou.

"To-Tohka ... apa yang kamu ...?"

Ketika Shidou mengatakan itu, Tohka melanjutkan dengan tatapan


tetapnya.

"... Aku akan menganggap ini sebagai pelunasanku kali ini."

357
"Eh?" Shidou menjawab dengan datar, dan Tohka memalingkan
muka karena malu.

"... Aku bertanya-tanya mengapa. Itu hanya tindakan bibir yang


bersentuhan ... tapi itu tidak terasa buruk. Dan secara misterius—
aku tidak ingin melakukannya dengan orang lain selain Shidou. Dan
bersama dengan itu ... Aku tidak tahu apakah ini benar atau salah
tetapi ... ketika Shidou ... err, ada di dalam gedung atau sesuatu dan
berciuman dengan Yoshino ... bagaimana aku bisa mengatakan ini ...
aku ... merasa tidak enak. "

Sementara Shidou masih tidak responsif, Tohka terus berbicara


sambil malu.

"... Itu sebabnya. Err, mengenai itu ... jangan lakukan itu, dengan
orang lain, lagi."

"………… Eh? Errrr—"

Jelas bahwa Tohka tidak diberitahu metode apa yang digunakan


untuk menyegel kekuatan Roh. Apa permintaan yang saling
bertentangan. Permintaan yang dia tuntut adalah sesuatu yang
mustahil.

"Balasan!"

"Y ... Ya."

Terkalahkan oleh Tohka, Shidou secara tidak sengaja setuju


dengannya.

358
Bagian 2
Di ruang briefing yang terletak di sudut garnisun kota JGSDF
Tenguu, personel tempur dan personel non-tempur berbaris
berturut-turut.

Sesi laporan operasi beberapa hari yang lalu, serta untuk pertemuan
strategis untuk pembacaan Roh baru yang diamati di lingkungan,
semua ini dikumpulkan oleh perintah Ryouko.

"………………"

Di dalamnya, anggota JGSDF Tobiichi Origami diam-diam menatap


tangannya di atas meja, seolah-olah untuk menekan pikirannya
yang tidak senang.

2 hari yang lalu, karena halangan Putri, Hermit berhasil melarikan


diri.

Selain itu, sang Princess juga tiba-tiba menghilang di tengah


pertempuran.

Terlebih lagi - itu adalah bacaan yang berbeda dari apa yang
biasanya tertinggal ketika dia tersesat.

Semua anggota yang dibekukan bersama dengan Wilayah mereka


oleh Hermit aman tapi ... Bahkan jika AST mengalahkan Roh pada
akhirnya, mereka tidak diberi pencapaian besar, dan satu-satunya
hal yang tersisa untuk dilakukan hanyalah kembali ke mendasarkan.

Itu normal untuk berada dalam suasana hati yang buruk.

Selain itu, dia masih tidak tahu apakah Shidou (yang seharusnya
berada di rumah Origami) pergi ke kota ketika alarm berdering atau

359
tidak— Dan kebetulan, untuk beberapa alasan, boneka yang dia
ambil beberapa hari yang lalu, juga telah menghilang dari
rumahnya ... Dia agak menyukainya.

Tentu saja, itu tidak seperti dia meragukan Shidou.

Alih-alih itu, kebetulan jika Shidou mencuri barang-barang pribadi


Origami, itu adalah hal yang baik dengan caranya sendiri, Origami
berencana untuk tidak membuat pertanyaan lebih lanjut tentang ini.

Dan — pada saat itu, pintu kamar terbuka, Ryouko yang merupakan
kapten AST menunjukkan wajahnya.

Semua anggota di ruang briefing berdiri sekaligus, dan memberi


hormat.

"Ah— tidak apa-apa. Duduk, duduk."

Ketika Ryouko mengatakan itu dengan kesal, dia berdiri di depan


semua orang.

"Nah, kurasa semua orang berkumpul. —Yah, aku berencana untuk


segera memulai pertemuan tapi ………… sebelum itu. Sementara
semua orang senang aku punya kabar buruk."

"……………?"

Ketika para anggota membuat wajah penasaran, * Mendesah *


Ryouko menghela nafas.

"………… Karena penampilan Roh di kota Tenguu besar, dan kita


berada dalam posisi yang perlu memberikan hasil lebih banyak.
Personel tambahan telah ditugaskan untuk bergabung dengan kita."

360
"Personel tambahan ……… kan?"

"Ya. Ace top yang sangat energik. Dalam hal menggunakan Realizer,
tidak mengherankan bahwa dia berada di peringkat 5 teratas di
dunia. —Bahkan, sepertinya dia telah membunuh Spirit sendirian."

Note : Maksud kata Ace pada kasus ini adalah seseorang unggulan yang
bisa juga disebut Kartu As dalam sebuah pasukan.

"………… !?"

Dari kata-kata Ryouko, para anggota mulai berisik.

Itu hanya normal. Dibutuhkan 10 anggota elit untuk melawan Roh


yang melebihi kapasitas seseorang, dan satu orang mengambil Roh
sendirian.

Mendapat jawaban yang diprediksi Ryouko, dia mengangkat bahu,


dan kemudian melihat ke pintu yang dia masuki beberapa waktu
lalu.

"-Masuklah."

"Baik."

Seolah ingin membalas kembali ke suara Ryouko, sebuah suara imut


bergema.

Dan kemudian pintu terbuka sekali lagi — dan seorang gadis


berjalan ke kamar.

"…………… !?"

Dalam sekejap, semua anggota AST yang berbaris di ruang


pengarahan, mengangkat alis mereka sekaligus.
361
Tapi itu normal. Itu karena orang yang masuk, adalah seorang gadis
yang tidak peduli bagaimana kamu melihatnya adalah siswa sekolah
menengah.

Dia memiliki wajah yang cerdas, dan kuncir kuda diikat di belakang
kepalanya. Dia adalah seorang gadis karakteristik dengan tahi lalat
hitam tepat di bawah mata kirinya.

"……………………"

Origami, bergerak dan menggerakkan bahunya. —Di wajah gadis


itu, dia merasa seperti pernah melihatnya di suatu tempat
sebelumnya.

“Aku letnan dua Takamiya Mana, tolong berkenalan mulai dari


sekarang."

Mana berbalik dengan seragam JGSDF yang terlihat seperti item


cosplay, dan kemudian memberi hormat.

"Letnan Satu Kusakabe …………… .siapa dia?"

Seorang anggota, melontarkan pertanyaan kepada Ryouko.

Ryouko [Pertanyaan ini muncul seperti yang diduga haa ………]


membuat wajah seperti itu dan membuka mulutnya.

"Aku baru saja memberitahumu. Itu adalah Ace-sama Top yang aku
bicarakan sebelumnya."

"Haaa ……….!?"

Semua anggota mengerutkan kening sekaligus.

362
Mana memiringkan kepalanya bertanya-tanya apa yang terjadi
dengan reaksi semua orang.

"Apakah ada yang salah?"

Dia mengatakan itu, dengan rasa hormat yang normal kepada


semua orang.

"Apa yang dimaksud dengan apa yang salah? …………. K-Kamu ...
bukankah kamu masih anak-anak— !?"

Ketika salah satu anggota mengatakan itu, Mana * Fuuu * menghela


nafas.

"Aku tidak berpikir ada masalah dengan itu. Itu tidak berhubungan
dengan ini dan usia seseorang hanya karakteristik individu. —Apa
ada satu di antara kamu yang bisa mengalahkanku?"

Mana mengatakan itu, dan itu tidak seperti dia menggunakan


sarkasme, tapi dia hanya mengatakan yang sebenarnya.

"Apa ………?"

Anggota yang bertanya itu menatap dengan heran, karena fakta


bahwa dia tidak memperkirakan bahwa dia akan mendapatkan
balasan seperti itu kembali.

"Lihat aku, di antara yang di sini—"

Dan, Mana mengarahkan pandangannya ke arah Origami.

"—Itu seharusnya berada di sekitar levelmu. Meskipun


persentasenya rendah tetapi kamu sepertinya punya kesempatan."

363
"……………………"

Origami tidak membalas, dan diam-diam menghadap ke belakang.

Ketika dia melakukan itu, Ryouko * Pokan * memukul kepala Mana


dengan ringan.

"Berhenti mengoceh yang tidak berguna. Aku akan menunjukkan


gambar-gambar dari hari sebelum kemarin, jadi cepatlah dan duduk
di suatu tempat yang kosong."

"Baik."

Mana menjawab dengan kalimat pendek itu, dan dengan gerak kaki
yang indah, dia pergi dan duduk di samping Origami.

"Baiklah kalau begitu…………"

Dan, ketika Ryouko mengoperasikan tombol di dekat dinding, layar


turun dari langit-langit, dan penerangan ruangan redup. Dia
kemudian mengoperasikan terminal di tangannya, dan segera,
gambar kondisi pertempuran dari 2 hari muncul.

Gambar-gambar ketika Origami mencoba untuk memecahkan


penghalang [Hermit] yang dibangun ditampilkan di layar—

"—Suatu gangguan, masuk ke sini."

Pada saat yang sama ketika Ryouko mengatakan itu dengan suara
jengkel, sosok [Putri] ditampilkan di layar.

Ryouko, membuat layar memperbesar — dan di depan penghalang,


ada satu anak laki-laki yang dipastikan berdiri di depannya.

364
Origami sedikit tersentak. Tidak ada kesalahan. Itu adalah — Shidou.
Dan,

"………………… Uh."

Mana yang duduk di sampingnya tiba-tiba memegangi kepalanya,


dan mengerang kecil.

Untuk sementara Mana menggunakan tangannya dan menekan sisi


kepalanya seolah-olah untuk menekan sakit kepala tetapi — dia
segera mengangkat wajahnya, * gataa * dan suara berdirinya
terdengar.

"Hmm ……? Ada apa? Ada yang salah?"

Ryouko mengatakannya dengan suara ragu.

Tapi Mana tidak menjawab dan, menatap Shidou yang ditampilkan


di layar, dia kemudian membuka mulutnya.

"—Onii-sama?"

"…………?"

Origami mengerutkan kening, dan menatap sisi wajah Mana.

Dan kemudian — dia menyadari wajah sebenarnya dari perasaan


aneh yang baru saja dia miliki.

Gadis itu, memberikan suasana yang sama, seperti milik Itsuka


Shidou.

365
Kata Penutup
Lama tidak melihat Tachibana Koushi di sini.

Jika kamu membeli volume ke-2 dan mengabaikan volume ke-1,


dan jika kamu menggunakan metode langka dan tidak biasa ini,
maka senang bertemu denganmu, Aku Tachibana Koushi. Jika kamu
membeli volume 1 dan 2 bersama-sama dan baru saja membaca
kata penutup Volume 1 beberapa saat yang lalu, maka senang
bertemu denganmu lagi itu Tachibana Koushi yang tersenyum
dengan berani sambil memiringkan gelas.

Bagaimana Anda menyukai [Date A Live Volume 2 - Yoshino


Puppet]?. Aku akan merasa senang jika kamu menikmatinya.

Pahlawan yang akan kita bicarakan kali ini adalah Roh Yoshino yang
kedua.

Meskipun nama karakter ini membutuhkan banyak percobaan


tetapi, rasanya seperti nama Yoshino dipilih relatif mudah tanpa
kesulitan. Sebaliknya Shidou dan Reine memiliki komplikasi bagus
di dalamnya, sedikit sebelum ketika naskah yang lengkap mencapai
nama Tohka, Aku tidak sengaja menulis miliknya sebagai [000]. Ada
apa dengan siaran yang melarang Heroine?

Tapi Yoshino ini, selama penjelasan desain dari atasanku, [Begitu,


rasanya dia adalah gadis hutan] aku diberitahu itu dan [!?] Aku
menjadi seperti itu.

"Gadis hutan"

…………… Hmm? Itu adalah gambar Yoshino sebelum diubah.


Gambarannya seperti sejenis otot Amazon jenis. dia akan menjadi
Amazoness gaya Jepang dan namanya, akan terasa seperti

366
[Yushinuo Lelebul Pocahontas]. Mereka takut pada suku saingan
[Badai gila], dan juga akan menjadi tipe orang kasar yang akan
mengamuk di hutan. Makanan favorit mereka adalah daging
mentah.

Dan, ketika aku berada di kesalahpahaman terbesar, aku diberitahu


bahwa [Gadis hutan] seharusnya menjadi [perempuan seperti peri
yang hidup di hutan].

Eeeh ---- bahkan jika aku tidak mau menyerah, tapi itu seperti
dikecam oleh seseorang yang bersembunyi di dalam semak dengan
pakaian kamuflase.

Dan, di sini ada pengumuman yang ingin aku sampaikan.

Menurut prediksi berikutnya, [Date A Live Volume 3] akan menjadi


yang berikutnya yang akan diterbitkan.

Dan direncanakan [Soukyuu no Karma 8] akan diterbitkan setelah


itu. Bagi para pembaca yang membaca [Karma], akan sangat
membantu jika kamu menunggu lebih lama.

Bagi orang-orang, aku tidak pernah membaca [Karma] sebelumnya!


maka silakan gunakan kesempatan ini untuk membacanya.

Selain itu, sepertinya komik untuk [Date A Live] telah diputuskan.


YaHoi !.

Untuk informasi lebih rinci, silakan tunggu sebentar.

Nah, kali ini juga, terima kasih atas berbagai metode dan upaya
yang dibuat buku ini. Tentu saja supervisor ilustrator Tsunako-san,
dan supervisor desain, terima kasih atas pekerjaan kelas satu setiap

367
kali kamu semua membantuku. Aku telah di bawah perawatan
kalian dengan serius.

Yang selanjutnya. Dalam [Date A Live Volume 3], tidak seperti Tohka
dan Yoshino, direncanakan bahwa Roh jahat akan memasuki
panggung. Itu akan membuatku bahagia jika kamu mencarinya.

Nah, Aku berdoa agar kita bisa bertemu lagi.

Tachibana Koushi

368
Date A Live Volume 02 – Puppet Yoshino
Author: Tachibana Koushi
Illustrator: Tsunako
Translated and Edited by Arief Wibowo/Kaneki LN

369

Anda mungkin juga menyukai