Anda di halaman 1dari 5

Anjing rakun

Untuk anjing rakun dalam mitologi Jepang, lihat Tanuki

Anjing rakun (Nyctereutes procyonoides, bahasa Inggris: Raccoon dog) adalah hewan mamalia dari
famili Canidae dan satu-satunya spesies dari genus Nyctereutes. Hewan ini disebut anjing rakun
karena terlihat mirip rakun (Procyon lotor) dan asal kata procyonoides adalah procyon (rakun).

Anjing rakun berasal dari hutan rimba di wilayah Asia Timur, seperti: Siberia, daerah Sungai Ussuri,
Vietnam bagian utara, Korea, dan Jepang. Dari tahun 1928 hingga tahun 1957, industri mantel bulu
mengintroduksi sekitar 4.000 hingga 9.000 anjing rakun ke Eropa dan Uni Soviet.[1] Selain itu, anjing
rakun digunakan sebagai hewan buruan dan lewat rute Polandia serta Jerman Timur, menyebar
hidup di alam bebas di negara Skandinavia, Jerman, dan Perancis.[2]

- Pemerian
Panjang tubuh 50–60 cm, berat badan 3–10 kg. Anjing rakun pendek dan gendut, kakinya pendek,
berbulu lebat, dan memiliki ekor yang mengembang. Bulu berwarna coklat tua kekuningan karena
ujung bulu berwarna kekuningan, dan bulu yang agak pendek berwarna sedikit abu-abu. Bulu
membentuk lingkaran berwarna hitam di bagian muka sekitar mata. Selain itu, warna hitam juga
terdapat pada bagian kaki dan ujung ekor. Di musim dingin, bulu menjadi lebih panjang
dibandingkan bulu di musim panas.

Dalam bahasa Jepang, anjing rakun disebut Tanuki yang merujuk pada 2 subspesies asli Jepang: N. p.
albus (anjing rakun putih Hokkaido) dan N. p. viverrinus (anjing rakun biasa) asal Honshu, Shikoku,
dan Kyushu. Anjing rakun Hokkaido memiliki kaki dan bulu yang sedikit lebih panjang dibandingkan
anjing rakun biasa. Tanuki digambarkan dalam cerita rakyat Jepang sebagai makhluk yang nakal,
kocak, riang gembira, dan ahli menyamar atau berubah bentuk. Cerita rakyat berjudul Bunbuku
Chagama dan Gunung Kachi-kachi menampilkan Tanuki sebagai tokoh utama.

- Makanan
Anjing rakun memiliki cakar melengkung yang membantunya sewaktu memanjat pohon. Moyang
anjing rakun hidup di atas pohon di hutan lebat bersama-sama hewan keluarga famili Felidae, tetapi
turun dari atas pohon untuk mencari mangsa hingga ke padang rumput. Anjing rakun akhirnya
menjadi hewan pemburu mangsa seperti hewan famili Canidae yang lain.

Anjing rakun adalah hewan nokturnal yang berburu makanan sesudah matahari tenggelam dan
jarang menampakkan diri di waktu siang. Dalam semalam, anjing rakun bisa mengembara hingga
sejauh 20 km. Mangsa bergantung pada habitat dan musim. Anjing rakun merupakan pemangsa
segala yang bisa ditemui, mulai dari hewan-hewan kecil seperti tikus, kodok dan katak, burung, ikan,
serangga, hingga buah-buahan. Dari tempat tinggalnya yang tidak jauh di perbukitan, anjing rakun
sering muncul di perkampungan manusia dan diketahui suka mengacak-acak sampah.
- Perilaku sosial
Anjing rakun adalah hewan penyendiri dan bukan hewan teritorial. Beberapa ekor anjing rakun bisa
bersama-sama berkeliaran dalam radius 50 hektare yang sama. Di satu tempat juga bisa ditemui
beberapa liang anjing rakun yang berdekatan. Walaupun bisa bersuara, anjing rakun tidak menyalak
seperti layaknya anggota famili Canidae, sehingga kemunculannya sering tidak disadari manusia.
Anjing rakun yang dominan menunjukkan kekuasaan dengan melengkungkan ekornya membentuk
huruf "u" terbalik.

Anjing rakun memiliki tempat buang air bersama. Di dalam radius wilayah perburuan seekor anjing
rakun bisa ditemukan sekitar 10 lokasi jamban yang digunakan secara teratur. Tumpukan kotoran
diperkirakan sebagai sarana tukar menukar informasi antar sesama anjing rakun. Dalam semalam
sewaktu memburu mangsa, hewan ini bisa menggunakan 2 sampai 3 tempat buang air. Di suatu
lokasi jamban, tumpukan kotoran bisa mencapai diameter 50 cm dan tinggi 20 cm.

Anjing rakun merupakan satu-satunya anggota famili Canidae yang menjalani torpor (hibernasi) di
musim dingin. Di musim gugur, berat badan bisa bertambah hingga sekitar 5 kg karena hewan ini
menumpuk lemak untuk digunakan di musim dingin. Di daerah dingin yang banyak tumpukan salju,
anjing rakun melewatkan sebagian besar musim dingin dengan bersembunyi di dalam liang.

Hewan ini terkenal suka berpura-pura mati atau berpura-pura tidur. Anjing rakun diketahui begitu
takut dengan suara senapan hingga pingsan hanya dengan mendengarnya saja. Anjing rakun yang
disangka sudah mati dan mau dipungut pemburu secara tiba-tiba bangun dan lari.

- Reproduksi
Anjing rakun cenderung hidup berpasangan seumur hidup. Sesama anjing rakun jantan sering terjadi
perkelahian memperebutkan betina. Musim berbiak dimulai setelah keluar dari liang di awal musim
semi (bulan Februari atau Maret). Masa bunting adalah 60 hari, dan seekor betina biasanya
menghasilkan 5 hingga 6 ekor sekali beranak. Di selatan Finlandia, anjing rakun sekali beranak bisa
menghasilkan 9 ekor (dan sewaktu "beruntung" bisa sampai 10 ekor), hingga jumlah maksimum 16
ekor.[3] Anak-anak yang baru dilahirkan dijaga selama seminggu oleh jantan dan betina di dalam
liang. Setelah itu, anjing rakun jantan membantu betina mencari makan untuk anak selama 50
hari.[4] Selama masa laktasi, betina juga diberi makan oleh anjing rakun jantan karena kalau tidak,
susu yang dihasilkan tidak cukup untuk jumlah anak anjing rakun yang banyak.[5] Di musim semi
tahun yang sama, ukuran tubuh anak anjing rakun mencapai ukuran tubuh anjing rakun dewasa dan
menjadi siap berbiak di usia 1 tahun. Harapan hidup anjing rakun di alam bebas tidak sampai 3
tahun, walaupun bisa hidup sampai 11 tahun di tempat penangkaran.[6]

- Nama masakan
Di Jepang, sup berisi daging anjing rakun disebut Tanuki-jiru (sup Tanuki), tetapi saat ini sup Tanuki
tidak mengandung daging anjing rakun lagi. Daging yang dimasak bukan daging anjing rakun (tanuki)
melainkan daging hewan lain yang disebut Anaguma. Daging anjing rakun memiliki bau tidak enak
dan kabarnya tidak enak dimakan. Istilah "Tanuki" juga digunakan untuk soba kuah dan udon kuah
yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan daging anjing rakun.
singa
Singa (bahasa Sanskerta: Siṃha, atau dalam bahasa Latin: Panthera leo) adalah spesies hewan dari
keluarga felidae atau jenis kucing. Singa merupakan hewan yang hidup berkelompok. Biasanya
terdiri dari seekor jantan dan banyak betina. Kelompok ini menjaga daerah kekuasaannya. Umur
singa antara 10 sampai 15 tahun di alam bebas, tetapi dalm penangkaran memungkinkan lebih dari
20 tahun.

Singa betina jauh lebih aktif dalam berburu, sedangkan singa jantan lebih santai bersikap menunggu
dan meminta jatah dari hasil buruan para betinanya. Singa jantan dipercaya lebih unggul dan
perkasa dibandingkan dengan kucing besar lainnya, tetapi kelemahan singa ialah tidak bisa
memanjat pohon sebagus kucing-kucing besar lainnya. Singa jantan ditumbuhi bulu tebal di sekitar
tengkuknya, hal ini lebih menguntungkan untuk melindungi tengkuknya, terutama dalam
perkelahian bebas antara kucing besar yang cenderung menerkam tengkuk untuk melumpuhkan
musuhnya.Kucing besar lainnya, seperti citah dan macan tutul memiliki ukuran tubuh jauh lebih kecil
dibanding singa. Walaupun berasal dari keluarga yang sama dengan harimau, singa tidak suka
dengan air. Berbeda dengan harimau yang suka dengan air.

Singa yang terkenal di dunia adalah Bongo. Singa yang menjadi bintang film dalam film George of the
Jungle. Bongo adalah singa paling jinak yang meninggal karena sakit paru-paru. Singa kedua yang
paling jinak di dunia adalah Zamba yang merupakan peliharaan Ralph Helfer.

- Hidup
Singa habitatnya di padang pasir. Hewan ini tergolong noktural, dalam sehari 20 jam berbaring di
bebatuan atau di bawah pohon yang teduh. Tiap kelompok terdiri dari jantan 1-6 ekor, betina 4-15
ekor. Wilayah kekuasaan satu kelompok antara 20–400 km2. Jika makanan habis, singa betina sehari
penuh mencari makanan sambil meluaskan wilayah kekuasaan. Tugas singa jantan adalah
melindungi betina dari singa jantan kelompok lain, dan menjaga wilayah kekuasaan. Saat merebut
wilayah kelompok lain, jantan yang merebut kelompok lain akan membunuh anak singa yang berada
di kelompok yang direbut. Kecepatan lari singa jantan adalah 58 km/jam.

Makanannya daging, biasanya memangsa mamalia besar yang beratnya sekitar 50–500 kg. Selain itu,
singa juga memangsa mamalia kecil seperti burung, reptil, dan serangga. Singa biasanya berburu
sewaktu malam, tetapi kalau di rumput panjang yang bisa menutup tubuh bisa berburu siang hari.
Biasanya, singa betina yang berburu dan hasil buruan dimonopoli singa jantan.

- Musim kawin
Pada saat musim kawin, sekali kopulasi waktunya adalah 20 detik, sehari bisa menikah 50 kali.
Waktu hamilnya 98-120 hari, dan betina yang hamil akan meniggalkan kelompok untuk sementara.
Sekali melahirkan akan melahirkan 1-6 ekor. Waktu menyusuinya adalah 7-10 bulan. Selama 1
minggu, bayi singa tidak bisa melihat. Setelah 3 minggu sudah bisa jalan. Betina yang melahirkan
tidak akan kembali ke kelompok sebelum anaknya berusia 6-8 minggu. Anak singa sudah dapat
makan daging setelah umur 3 bulan. Anak singa sering mati karena dibunuh jantan dari kelompok
lain atau tidak dirawat oleh singa betina karena ketersediaan makanan yang sedikit. Anak singa yang
hidup sampai 1 tahun hanya 40%, sampai 2 tahun adalah 20%, kalau sudah menjadi singa dewasa
persentase kematiannya menurun. Singa jantan umur 3-4 tahun sudah menjadi singa dewasa, dan
singa betina 3 tahun sudah menjadi singa dewasa. Pernah ada singa yang dipelihara sampai umur 24
tahun.
- Hubungan dengan manusia
Karena pembukaan hutan, pembuangan limbah pabrik yang disebabkan manusia, jumlah singa
menjadi langka. Karena ulah-ulah manusia itu singa menjadi sering menerkam manusia, seperti yang
terjadi di Tanzania pada tahun 2004 yang mengorbankan 35 orang pekerja di pertambangan. Antara
tahun 1994 sampai 2004 di Tanzania, singa telah menerkam 815 orang, dan 563 orang lainnya
dimangsa. Namun sekarang ini singa dipakai para polisi di Afrika untuk membantu menangkap
pemburu liar.

- Berburu
Berburu secara berkelompok dan mengejar mangsa. Alasan jantan tidak berburu adalah bulu lebat
dan badan besar sehingga bisa langsung ketahuan mangsa, selain itu singa jantan tidak selincah
singa betina karena berat jantung singa jantan adalah 0,41 % dari seluruh tubuh sedangkan singa
betina berat jantungnya 0,51 % dari berat seluruh tubuh, karena itu kecepatan berlari singa betina
lebih cepat sehingga mencapai 81 km/jam. Walaupun singa betina bisa lari dengan kecepatan
tersebut, singa betina hanya bisa mempertahankan energinya hanya dalam waktu beberapa menit.
Karena itu, sebelum menyerang mangsa, singa betina mendekati mangsa sampai 30 m dari mangsa
dan lebih memilih berburu pada malam hari. Untuk menjatuhkan mangsa dalam satu terkaman,
singa menerkam bagian hidung atau mulut sehingga mangsa tidak bisa bernapas.

Singa biasanya menerkam mamalia besar seperti zebra, babi, antelop, dll. Kalau ada kesempatan,
singa bisa menyerang bintang besar yang beratnya sekitar 300 kg. Walaupun bisa menyerang
hewan-hewan besar seperti badak dewasa, jerapah, dan gajah, namun jarang dilakukan singa karena
dapat menyebabkan luka dan cedera pada singa. Biasanya, sekali makan singa bisa memakan 30 kg
daging. Kalau tidak bisa memakan habis mangsa, beberapa jam berhenti makan sehabis itu makan
lagi. Minimal singa jantan dewasa memerlukan 7 kg daging per hari, singa betina dewasa
memerlukan 5 kg daging per hari.Anak singa pertama kali berburu pada umur 3 bulan. Meskipun
dinamakan, tetapi sebatas ikut berburu. Waktu berburu sebenarnya adalah sewaktu umur sekitar
1,2 tahun.

- Singa dalam cerita


Singa dianggap hewan yang paling megah dan sering dianggap raja rimba dalam cerita-cerita seperti
dongeng. Singa sering dijadikan sebagai tokoh antagonis, tetapi singa juga sering dijadikan tokoh
protagonis seperti dalam film animasi The Lion King. Selain itu, ada sebuah sinetron yang berjudul
Manusia Harimau yang menggambarkan watak singa yang senang berkelompok dengan cara
mengeroyok di saat bersaing hidup dengan harimau.

Anda mungkin juga menyukai