Anda di halaman 1dari 4

1.

Konsep dan kriteria usaha mikro kecil menengah


 Indonesia
Definisi
1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang ini.
2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi
kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan
jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam
UndangUndang ini.
Kriteria
(1) Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut:
a. memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah).
(2) Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:
a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta
rupiah).
(3) Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut:
a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima
ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh
milyar rupiah).
 World Bank
1. Micro Enterprise, dengan kriteria :
 Jumlah karyawan kurang dari 10 orang
 Pendapatan setahun tidak melebihi $ 100 ribu
 Jumlah aset tidak melebihi $ 100 ribu
2. Small Enterprise, dengan kriteria :
 Jumlah karyawan kurang dari 30 orang
 Pendapatan setahun tidak melebihi $ 3 juta
 Jumlah aset tidak melebihi $ 3 juta
3. Medium Enterprise, dengan kriteria :
 Jumlah karyawan maksimal 300 orang
 Pendapatan setahun hingga sejumlah $ 15 juta
 Jumlah aset hingga sejumlah $ 15 juta
 Eropa
1. Micro-sized Enterprise, dengan kriteria :
 Jumlah karyawan kurang dari 10 orang
 Pendapatan setahun tidak melebihi $ 2 juta
 Jumlah aset tidak melebihi $ 2 juta
2. Small-sized Enterprise, dengan kriteria :
 Jumlah karyawan kurang dari 50 orang
 Pendapatan setahun tidak melebihi $ 10 juta
 Jumlah aset tidak melebihi $ 13 juta
3. Medium-sized Enterprise, dengan kriteria :
 Jumlah karyawan kurang dari 250 orang
 Pendapatan setahun tidak melebihi $ 50 juta
 Jumlah aset tidak melebihi $ 50 juta
2. Perbedaan IKM dan UMKM
IKM UKM
(Industri Kecil Menengah) (Usaha Mikro Kecil Menengah)

Industri yang memiliki skala industri Sebuah istilah yang mengacu ke jenis usaha
Definisi
kecil dan menengah. kecil yang memiliki kekayaan bersih paling
banyak Rp 200.000.000 tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

 Industri Kecil  Usaha Mikro


Kriteria
Memperkerjakan paling banyak a. memiliki kekayaan bersih paling banyak
19 orang tenaga kerja. Rp50.000.000,00 tidak termasuk tanah dan
Nilai investasi kurang dari bangunan tempat usaha; atau
Rp 1.000.000.000,00 tidak b. memiliki hasil penjualan tahunan paling
termasuk tanah dan bangunan banyak Rp300.000.000,00.
tempat usaha.  Usaha Kecil
Tanag dan bangunan tempat a. Kekayaan bersih lebih dari
usaha lokasinya menjadi satu Rp50.000.000,00 sampai dengan paling
dengan lokasi tempat tinggal banyak Rp500.000.000,00 tidak termasuk
pemilik usaha. tanah dan bangunan tempat usaha; atau
 Industri Menengah b. Hasil penjualan tahunan lebih dari
Memperkerjakan paling banyak Rp300.000.000,00 sampai dengan paling
19 orang tenaga kerja. banyak Rp2.500.000.000,00.
Nilai investasi paling sedikit  Usaha Menengah
Rp 1.000.000.000,00, atau a. Kekayaan bersih lebih dari
Memperkerjakan paling sedikit Rp500.000.000,00 sampai dengan paling
20 orang tenaga kerja. banyak Rp10.000.000.000,00 tidak
Nilai investasi paling banyak termasuk tanah dan bangunan tempat
Rp 15.000.000.000,00 usaha; atau
b. Hasil penjualan tahunan lebih dari
Rp2.500.000.000,00 sampai dengan paling
banyak Rp50.000.000.000,00.
 Budi Jaya Logam, Bidang  Batik Notohadinegoro, UKM batik
Contoh
Usaha Industri Logam asal  Usaha Dagang Bandar Mina, eksportir
Pati, Jawa Tengah. ikan kerapu macan dan bebek
 CV. ATS, Bidang Usaha
Industri Makanan dan
Minuman asal Makassar,
Sulawesi Selatan.
 CV. Pondok Prima ART,
Bidang Usaha Industri Kayu
dan Barang Kayu Jadi asal
Bali.

3. Keunggulan dan kelemahan UMKM dan IKM


Keunggulan Kekurangan

Kesulitan pemasaran
UMKM dikelola oleh tim kecil, masing-
masing berwenang untuk menentukan
keputusan. Sehingga UMKM lebih
fleksibel.
Keterbatasan financial
Produk-produk dan ide-ide baru dapat
dirancang, digarap, dan diluncurkan
dengan cepat.
Keterbatasan sumber daya manusia (SDM)
Struktur Biaya Rendah, karena biasanya
UMKM didirikan di rumah sendiri dan
menerima sokongan dari pemerintah.
Masalah bahan baku, keterbatasan bahan baku dan
Kemampuan fokus di sektor yang
input-input lain.
spesifik,
Keterbatasan teknologi, UMKM di Indonesia umumnya
masih menggunakan teknologi tradisonal dan manual.

Anda mungkin juga menyukai