Anda di halaman 1dari 895

TUJUAN NO.

INDIKATOR YANG DIRENCANAKAN


NO. TPB PEMBANGUNAN INDIKATOR INDIKATOR TPB DALAM RPJMD
BERKELANJUTAN

1 Mengakhiri Kemiskinan 1.2.1* Persentase penduduk yang Persentase penduduk yang hidup di
dalam Segala Bentuk hidup di bawah garis bawah garis kemiskinan nasional
Dimanapun kemiskinan nasional, menurut
jenis kelamin dan kelompok
umur.

1 Mengakhiri Kemiskinan 1.3.1.(a) Proporsi peserta jaminan Persentase penduduk yang menjadi
dalam Segala Bentuk kesehatan melalui SJSN Bidang peserta Jamkesnas dan/atau Jamkesda
Dimanapun Kesehatan. (TPB/Perpres 59 Th. 2017)

1 Mengakhiri Kemiskinan 1.3.1.(b) Proporsi peserta Program Persentase pekerja formal yang menjadi
dalam Segala Bentuk Jaminan Sosial Bidang peserta BPJS Ketenagakerjaan
Dimanapun Ketenagakerjaan. (TPB/Perpres 59 Th. 2017)

1 Mengakhiri Kemiskinan 1.3.1.(c) Persentase penyandang Cakupan SPM Sosial (SPM Sosial/Lokalisasi
dalam Segala Bentuk disabilitas yang miskin dan TPB)
Dimanapun rentan yang terpenuhi hak
dasarnya dan inklusivitas.
1 Mengakhiri Kemiskinan 1.3.1.(d) Jumlah rumah tangga yang Persentase PMKS yang memperoleh
dalam Segala Bentuk mendapatkan bantuan tunai bantuan sosial (Permendagri 86/2017)
Dimanapun bersyarat/Program Keluarga
Harapan.

1 Mengakhiri Kemiskinan 1.4.1.(a) Persentase perempuan pernah (sudah diwakili oleh Indikator 3.1.2.*)
dalam Segala Bentuk kawin umur 15-49 tahun yang
Dimanapun proses melahirkan terakhirnya
di fasilitas kesehatan.

1 Mengakhiri Kemiskinan 1.4.1.(b) Persentase anak umur 12-23 Sudah diwakili indikator 3.2.2b
dalam Segala Bentuk bulan yang menerima
Dimanapun imunisasi dasar lengkap.

1 Mengakhiri Kemiskinan 1.4.1.(c) Prevalensi penggunaan Sudah diwakili indikator 3.7.1a


dalam Segala Bentuk metode kontrasepsi (CPR)
Dimanapun semua cara pada Pasangan
Usia Subur (PUS) usia 15-49
tahun yang berstatus kawin.
1 Mengakhiri Kemiskinan 1.4.1.(d) Persentase rumah tangga yang Sudah diwakili indikator 6.1.1.(a)
dalam Segala Bentuk memiliki akses terhadap
Dimanapun layanan sumber air minum
layak dan berkelanjutan.

1 Mengakhiri Kemiskinan 1.4.1.(e) Persentase rumah tangga yang (sudah diwakili oleh Indikator 6.2.1.
dalam Segala Bentuk memiliki akses terhadap (b)/SPM PUPR)
Dimanapun layanan sanitasi layak dan
berkelanjutan.

1 Mengakhiri Kemiskinan 1.4.1.(f) Persentase rumah tangga (masuk ke TPB Permukiman dan
dalam Segala Bentuk kumuh perkotaan. Perkotaan)
Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan 1.4.1.(g) Angka Partisipasi Murni (APM) (sudah diwakili oleh Indikator 4.1.1.(d)
dalam Segala Bentuk SD/MI/sederajat.
Dimanapun
1 Mengakhiri Kemiskinan 1.4.1.(h) Angka Partisipasi Murni (APM) (sudah diwakili oleh Indikator 4.1.1.(e)
dalam Segala Bentuk SMP/MTs/sederajat.
Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan 1.4.1.(i) Angka Partisipasi Murni (APM) (sudah diwakili oleh Indikator 4.1.1.( f)
dalam Segala Bentuk SMA/MA/sederajat.
Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan 1.4.1.(j) Persentase penduduk umur 0- (sudah diwakili indikator 16.9.1)
dalam Segala Bentuk 17 tahun dengan kepemilikan
Dimanapun akta kelahiran.
1 Mengakhiri Kemiskinan 1.4.1.(k) Persentase rumah tangga (sudah diwakili oleh Indikator 7.1.1.*)
dalam Segala Bentuk miskin dan rentan yang
Dimanapun sumber penerangan utamanya
listrik baik dari PLN dan bukan
PLN.

1 Mengakhiri Kemiskinan 1.5.1* Jumlah korban meninggal, Cakupan pelayanan SPM untuk
dalam Segala Bentuk hilang, dan terkena dampak penanggulangan bencana (SPM Trantib)
Dimanapun bencana per 100.000 orang.

1 Mengakhiri Kemiskinan 1.5.1.(a) Jumlah lokasi penguatan Cakupan pelayanan SPM untuk
dalam Segala Bentuk pengurangan risiko bencana penanggulangan bencana (SPM Trantib)
Dimanapun daerah.

1 Mengakhiri Kemiskinan 1.5.1.(b) Pemenuhan kebutuhan dasar Cakupan pelayanan SPM untuk
dalam Segala Bentuk korban bencana sosial. penanggulangan bencana (SPM Sosial
Dimanapun dan/atau SPM Trantiblinmas)

1 Mengakhiri Kemiskinan 1.5.1.(c) Pendampingan psikososial Cakupan pelayanan SPM untuk


dalam Segala Bentuk korban bencana sosial. penanggulangan bencana (SPM Sosial
Dimanapun
1 Mengakhiri Kemiskinan 1.5.1.(d) Jumlah daerah bencana Cakupan pelayanan SPM pendidikan
dalam Segala Bentuk alam/bencana sosial yang
Dimanapun mendapat pendidikan layanan
khusus. (SMAB=Sekolah/
Madrasah Aman Bencana)

1 Mengakhiri Kemiskinan 1.5.1.(e) Indeks risiko bencana pada Cakupan pelayanan SPM untuk
dalam Segala Bentuk pusat-pusat pertumbuhan penanggulangan bencana (SPM Trantib)
Dimanapun yang berisiko tinggi.

1 Mengakhiri Kemiskinan 1.5.2.(a) Jumlah kerugian ekonomi Cakupan pelayanan SPM untuk
dalam Segala Bentuk langsung akibat bencana. penanggulangan bencana (SPM Trantib)
Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan 1.5.3* Dokumen strategi Cakupan pelayanan SPM untuk


dalam Segala Bentuk pengurangan risiko bencana penanggulangan bencana (SPM Trantib)
Dimanapun (PRB) tingkat nasional dan
daerah.

1 Mengakhiri Kemiskinan 1.a.1* Proporsi sumber daya yang (Tidak termasuk Indikator, tapi masuk
dalam Segala Bentuk dialokasikan oleh pemerintah dalam analisis keuangan daerah (BAB III))
Dimanapun secara langsung untuk
program pemberantasan
kemiskinan.
1 Mengakhiri Kemiskinan 1.a.2* Pengeluaran untuk layanan (Tidak termasuk Indikator, tapi masuk
dalam Segala Bentuk pokok (pendidikan, kesehatan dalam analisis keuangan daerah (BAB III))
Dimanapun dan perlindungan sosial)
sebagai persentase dari total
belanja pemerintah.

2 Menghilangkan 2.1.1* Prevalensi Ketidakcukupan Proporsi penduduk dengan asupan kalori


Kelaparan, Mencapai Konsumsi Pangan (Prevalence di bawah tingkat konsumsi minimum
Ketahanan Pangan dan of Undernourishment). (standar yang digunakan Indonesia 2.100
Gizi yang Baik, serta Kkal/kapita/hari) (Permendagri 86)/KLHS
Meningkatkan Pertanian RPJMD
Berkelanjutan

2 Menghilangkan 2.1.1.(a) Prevalensi kekurangan gizi Angka prevalensi balita gizi kurang
Kelaparan, Mencapai (underweight) pada anak (permendagri 86)
Ketahanan Pangan dan balita.
Gizi yang Baik, serta
Meningkatkan Pertanian
Berkelanjutan

2 Menghilangkan 2.1.2* Prevalensi penduduk dengan Prevalensi penduduk dengan kerawanan


Kelaparan, Mencapai kerawanan pangan sedang pangan sedang atau berat, berdasarkan
Ketahanan Pangan dan atau berat, berdasarkan pada pada Skala Pengalaman Kerawanan
Gizi yang Baik, serta Skala Pengalaman Kerawanan Pangan (Indikator TPB)/KLHS RPJMD
Meningkatkan Pertanian Pangan.
Berkelanjutan
2 Menghilangkan 2.1.2.(a) Proporsi penduduk dengan (sudah diwakili oleh indikator 2.1.1.*)
Kelaparan, Mencapai asupan kalori minimum di
Ketahanan Pangan dan bawah 1400 kkal/kapita/hari.
Gizi yang Baik, serta
Meningkatkan Pertanian
Berkelanjutan

2 Menghilangkan 2.2.1* Prevalensi stunting (pendek (sudah diwakili oleh Indikator 2.1.1.(a)
Kelaparan, Mencapai dan sangat pendek) pada anak
Ketahanan Pangan dan di bawah lima tahun/balita.
Gizi yang Baik, serta
Meningkatkan Pertanian
Berkelanjutan

2 Menghilangkan 2.2.1.(a) Prevalensi stunting (pendek (sudah diwakili oleh Indikator 2.1.1.(a)
Kelaparan, Mencapai dan sangat pendek) pada anak
Ketahanan Pangan dan di bawah dua tahun/baduta.
Gizi yang Baik, serta
Meningkatkan Pertanian
Berkelanjutan

2 Menghilangkan 2.2.2* Prevalensi malnutrisi (berat (sudah diwakili oleh Indikator 2.1.1.(a)
Kelaparan, Mencapai badan/tinggi badan) anak
Ketahanan Pangan dan pada usia kurang dari 5 tahun,
Gizi yang Baik, serta berdasarkan tipe.
Meningkatkan Pertanian
Berkelanjutan

2 Menghilangkan 2.2.2.(a) Prevalensi anemia pada ibu Cakupan pelayanan SPM untuk ibu hamil
Kelaparan, Mencapai hamil. (SPM Kesehatan)
Ketahanan Pangan dan
Gizi yang Baik, serta
Meningkatkan Pertanian
Berkelanjutan
2 Menghilangkan 2.2.2.(b) Persentase bayi usia kurang Cakupan pelayanan SPM untuk bayi baru
Kelaparan, Mencapai dari 6 bulan yang lahir (SPM Kesehatan)
Ketahanan Pangan dan mendapatkan ASI eksklusif.
Gizi yang Baik, serta
Meningkatkan Pertanian
Berkelanjutan

2 Menghilangkan 2.2.2.(c) Kualitas konsumsi pangan yang Skor Pola Pangan Harapan (PPH) dan
Kelaparan, Mencapai diindikasikan oleh skor Pola tingkat konsumsi ikan (Indikator
Ketahanan Pangan dan Pangan Harapan (PPH) TPB)/KLHS RPJMD
Gizi yang Baik, serta mencapai; dan tingkat
Meningkatkan Pertanian konsumsi ikan.
Berkelanjutan

2 Menghilangkan 2.3.1* Nilai Tambah Pertanian dibagi (menunggu hasil analisa Sdt 3)
Kelaparan, Mencapai jumlah tenaga kerja di sektor
Ketahanan Pangan dan pertanian (rupiah per tenaga
Gizi yang Baik, serta kerja).
Meningkatkan Pertanian
Berkelanjutan

2 Menghilangkan 2.5.1* Jumlah varietas unggul Peningkatan produksi tanaman pangan


Kelaparan, Mencapai tanaman dan hewan untuk dan ternak untuk pemenuhan kebutuhan
Ketahanan Pangan dan pangan yang dilepas. pangan (Lokalisasi Indikator TPB)
Gizi yang Baik, serta
Meningkatkan Pertanian
Berkelanjutan
2 Menghilangkan 2.5.2* Proporsi hewan ternak dan Proporsi ketersediaan daging untuk
Kelaparan, Mencapai sejenisnya, diklasifikasikan pemenuhan kebutuhan pangan (Lokalisasi
Ketahanan Pangan dan menurut tingkat risiko Indikator TPB)
Gizi yang Baik, serta kepunahan: berisiko, tidak
Meningkatkan Pertanian berisiko, dan risiko yang tidak
Berkelanjutan diketahui.

3 Menjamin Kehidupan 3.1.1* Angka Kematian Ibu (AKI). Angka Kematian Ibu per 100,000 kelahiran
yang Sehat dan hidup (Permendagri 86/TPB)
Meningkatkan
Kesejahteraan Seluruh
Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan 3.1.2* Proporsi perempuan pernah Cakupan pertolongan persalinan di


yang Sehat dan kawin umur 15-49 tahun yang fasilitas kesehatan dan/atau oleh tenaga
Meningkatkan proses melahirkan terakhirnya kesehatan terlatih (Penyesuaian
Kesejahteraan Seluruh ditolong oleh tenaga Permendagri 86/ Lokalisasi TPB)
Penduduk Semua Usia kesehatan terlatih.

3 Menjamin Kehidupan 3.1.2.(a) Persentase perempuan pernah (sudah diwakili oleh Indikator 3.1.2.*)
yang Sehat dan kawin umur 15-49 tahun yang
Meningkatkan proses melahirkan terakhirnya
Kesejahteraan Seluruh di fasilitas kesehatan.
Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan 3.2.1* Angka Kematian Balita (AKBa) Angka Kematian Balita per 1000 kelahiran
yang Sehat dan per 1000 kelahiran hidup. hidup (Permendagri 86/Lokalisasi TPB)
Meningkatkan
Kesejahteraan Seluruh
Penduduk Semua Usia
3 Menjamin Kehidupan 3.2.2* Angka Kematian Neonatal Angka Kematian Neonatal per 1000
yang Sehat dan (AKN) per 1000 kelahiran kelahiran hidup (Permendagri 86)
Meningkatkan hidup.
Kesejahteraan Seluruh
Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan 3.2.2.(a) Angka Kematian Bayi (AKB) per Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000
yang Sehat dan 1000 kelahiran hidup. kelahiran hidup (Permendagri 86)
Meningkatkan
Kesejahteraan Seluruh
Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan 3.2.2.(b) Persentase kabupaten/kota Cakupan Desa/kelurahan Universal Child


yang Sehat dan yang mencapai 80% imunisasi Immunization (UCI) (Permendagri 86)
Meningkatkan dasar lengkap pada bayi.
Kesejahteraan Seluruh
Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan 3.3.1.(a) Prevalensi HIV pada populasi Prevalensi HIV/AIDS (persen) dari total
yang Sehat dan dewasa. populasi (Permendagri 86)
Meningkatkan
Kesejahteraan Seluruh
Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan 3.3.2.(a) Insiden Tuberkulosis (ITB) per Tingkat prevalensi Tuberkulosis (per
yang Sehat dan 100.000 penduduk. 100.000 penduduk) (Permendagri 86)
Meningkatkan
Kesejahteraan Seluruh
Penduduk Semua Usia
3 Menjamin Kehidupan 3.3.3* Kejadian Malaria per 1000 Angka kejadian Malaria per 1000 orang
yang Sehat dan orang. (Permendagri 86)/Lokalisasi TPB
Meningkatkan
Kesejahteraan Seluruh
Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan 3.3.3.(a) Jumlah kabupaten/kota yang (sudah diwakili oleh Indikator 3.3.3*)
yang Sehat dan mencapai eliminasi malaria.
Meningkatkan
Kesejahteraan Seluruh
Penduduk Semua Usia
3 Menjamin Kehidupan 3.3.4.(a) Persentase kabupaten/kota (tidak dipakai)
yang Sehat dan yang melakukan deteksi dini
Meningkatkan untuk infeksi Hepatitis B.
Kesejahteraan Seluruh
Penduduk Semua Usia
3 Menjamin Kehidupan 3.3.5* Jumlah orang yang (tidak dipakai)
yang Sehat dan memerlukan intervensi
Meningkatkan terhadap penyakit tropis yang
Kesejahteraan Seluruh terabaikan (Filariasis dan
Penduduk Semua Usia Kusta).
3 Menjamin Kehidupan 3.3.5.(a) Jumlah provinsi dengan (tidak dipakai)
yang Sehat dan eliminasi Kusta.
Meningkatkan
Kesejahteraan Seluruh
Penduduk Semua Usia
3 Menjamin Kehidupan 3.3.5.(b) Jumlah kabupaten/kota (tidak dipakai) / konfirmasi ke Subdit
yang Sehat dan dengan eliminasi filariasis Kesehatan
Meningkatkan (berhasil lolos dalam survei
Kesejahteraan Seluruh penilaian transmisi tahap I).
Penduduk Semua Usia
3 Menjamin Kehidupan 3.4.1.(a) Persentase merokok pada (tidak ada data)
yang Sehat dan penduduk umur ≤18 tahun.
Meningkatkan
Kesejahteraan Seluruh
Penduduk Semua Usia
3 Menjamin Kehidupan 3.4.1.(b) Prevalensi tekanan darah Prevalensi tekanan darah tinggi (Indikator
yang Sehat dan tinggi. TPB)
Meningkatkan
Kesejahteraan Seluruh
Penduduk Semua Usia
3 Menjamin Kehidupan 3.4.1.(c) Prevalensi obesitas pada (tidak ada data)
yang Sehat dan penduduk umur ≥18 tahun.
Meningkatkan
Kesejahteraan Seluruh
Penduduk Semua Usia
3 Menjamin Kehidupan 3.4.2* Angka kematian (insidens rate) (tidak ada data)
yang Sehat dan akibat bunuh diri.
Meningkatkan
Kesejahteraan Seluruh
Penduduk Semua Usia
3 Menjamin Kehidupan 3.4.2.(a) Jumlah kabupaten/kota yang Cakupan Pelayanan SPM Gangguan Jiwa
yang Sehat dan memiliki puskesmas yang Berat (SPM Kesehatan/Lokalisasi TPB)
Meningkatkan menyelenggarakan upaya
Kesejahteraan Seluruh kesehatan jiwa.
Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan 3.5.1(a) Jumlah penyalahguna (tidak ada data pada skala kabupaten)
yang Sehat dan narkotika dan pengguna
Meningkatkan alkohol yang merugikan, yang
Kesejahteraan Seluruh mengakses layanan rehabilitasi
3 Menjamin Kehidupan
Penduduk Semua Usia 3.5.1(b) Jumlah
medis. yang mengakses (tidak ada data pada skala kabupaten)
yang Sehat dan layanan pasca rehabilitasi.
Meningkatkan
Kesejahteraan Seluruh
3 Menjamin Kehidupan
Penduduk Semua Usia 3.5.1.(c) Jumlah korban (Kewenangan Pusat)
yang Sehat dan penyalahgunaan NAPZA yang
Meningkatkan mendapatkan rehabilitasi
Kesejahteraan Seluruh sosial di dalam panti sesuai
Penduduk Semua Usia standar pelayanan.

3 Menjamin Kehidupan 3.5.1.(d) Jumlah lembaga rehabilitasi (Kewenangan Pusat)


yang Sehat dan sosial korban penyalahgunaan
Meningkatkan NAPZA yang telah
Kesejahteraan Seluruh dikembangkan/dibantu.
Penduduk Semua Usia
3 Menjamin Kehidupan 3.5.1.(e) Prevalensi penyalahgunaan (tidak ada data pada skala kabupaten)
yang Sehat dan narkoba.
Meningkatkan
Kesejahteraan Seluruh
Penduduk Semua Usia
3 Menjamin Kehidupan 3.5.2* Konsumsi alkohol (liter per (tidak ada data pada skala kabupaten)
yang Sehat dan kapita) oleh penduduk umur ≥
Meningkatkan 15 tahun dalam satu tahun
Kesejahteraan Seluruh terakhir.
Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan 3.7.1* Proporsi perempuan usia angka prevalensi pemakaian kontrasepsi
yang Sehat dan reproduksi (15-49 tahun) atau (Perpres 59/ Lokalisasi TPB)
Meningkatkan pasangannya yang memiliki
Kesejahteraan Seluruh kebutuhan keluarga berencana
Penduduk Semua Usia dan menggunakan alat
kontrasepsi metode modern.

3 Menjamin Kehidupan 3.7.1.(a) Angka prevalensi penggunaan Angka pemakaian kontrasepsi/CPR bagi
yang Sehat dan metode kontrasepsi (CPR) perempuan menikah usia 15 - 49
Meningkatkan semua cara pada Pasangan (Permendagri 86/Lokalisasi TPB)
Kesejahteraan Seluruh Usia Subur (PUS) usia 15-49
Penduduk Semua Usia tahun yang berstatus kawin.

3 Menjamin Kehidupan 3.7.1.(b) Angka penggunaan metode Persentase Penggunaan Kontrasepsi


yang Sehat dan kontrasepsi jangka panjang Jangka Panjang (MKJP) (Permendagri
Meningkatkan (MKJP) cara modern. 86/lokalisasi TPB)
Kesejahteraan Seluruh
Penduduk Semua Usia
3 Menjamin Kehidupan 3.7.2* Angka kelahiran pada Angka kelahiran remaja (perempuan usia
yang Sehat dan perempuan umur 15-19 tahun 15–19) per 1.000 perempuan usia 15–19
Meningkatkan (Age Specific Fertility tahun (ASFR 15–19) (Permendagri
Kesejahteraan Seluruh Rate/ASFR). 86/lokalisasi TPB)
Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan 3.7.2.(a) Total Fertility Rate (TFR). Total Fertility Rate (TFR) (Permendagri
yang Sehat dan 86/lokalisasi TPB)
Meningkatkan
Kesejahteraan Seluruh
Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan 3.8.1.(a) Unmet need pelayanan Cakupan Layanan SPM Kesehatan
yang Sehat dan kesehatan. (Lokalisasi TPB/SPM Kesehatan)
Meningkatkan
Kesejahteraan Seluruh
Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan 3.8.2* Jumlah penduduk yang Diwakili Oleh Jamkesda/Jamkesnas


yang Sehat dan dicakup asuransi kesehatan
Meningkatkan atau sistem kesehatan
Kesejahteraan Seluruh masyarakat per 1000
Penduduk Semua Usia penduduk.

3 Menjamin Kehidupan 3.8.2.(a) Cakupan Jaminan Kesehatan Diwakili indikator 1.3.1.(a)


yang Sehat dan Nasional (JKN).
Meningkatkan
Kesejahteraan Seluruh
Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan 3.9.3.(a) Proporsi kematian akibat (Tidak ada data)


yang Sehat dan keracunan.
Meningkatkan
Kesejahteraan Seluruh
Penduduk Semua Usia
3 Menjamin Kehidupan 3.a.1* Persentase merokok pada (Tidak ada data)
yang Sehat dan penduduk umur ≥15 tahun.
Meningkatkan
Kesejahteraan Seluruh
3 Menjamin Kehidupan
Penduduk Semua Usia 3.b.1.(a) Persentase ketersediaan obat Cakupan SPM Kesehatan (Lokalisasi
yang Sehat dan dan vaksin di Puskesmas. TPB/SPM Kesehatan)
Meningkatkan
Kesejahteraan Seluruh
Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan 3.c.1* Kepadatan dan distribusi Rasio tenaga medis per satuan penduduk
yang Sehat dan tenaga kesehatan. (Permendagri 86/SPM
Meningkatkan Kesehatan/Lokalisasi TPB)
Kesejahteraan Seluruh
Penduduk Semua Usia

4 Menjamin Kualitas 4.1.1* Proporsi anak-anak dan Cakupan SPM Pendidikan ( SPM
Pendidikan yang Inklusif remaja: (a) pada kelas 4, (b) Pendidikan Pendidikan Dasar/Lokalisasi
dan Merata serta tingkat akhir SD/kelas 6, (c) TPB)
Meningkatkan tingkat akhir SMP/kelas 9 yang
Kesempatan Belajar mencapai standar kemampuan
Sepanjang Hayat untuk minimum dalam: (i) membaca,
Semua (ii) matematika.
4 Menjamin Kualitas 4.1.1.(a) Persentase SD/MI (Kewenangan Pusat)
Pendidikan yang Inklusif berakreditasi minimal B.
dan Merata serta
Meningkatkan
Kesempatan Belajar
Sepanjang Hayat untuk
Semua
4 Menjamin Kualitas 4.1.1.(b) Persentase SMP/MTs (Kewenangan Pusat)
Pendidikan yang Inklusif berakreditasi minimal B.
dan Merata serta
Meningkatkan
Kesempatan Belajar
Sepanjang Hayat untuk
Semua
4 Menjamin Kualitas 4.1.1.(c) Persentase SMA/MA (Kewenangan Pusat)
Pendidikan yang Inklusif berakreditasi minimal B.
dan Merata serta
Meningkatkan
Kesempatan Belajar
Sepanjang Hayat untuk
Semua
4 Menjamin Kualitas 4.1.1.(d) Angka Partisipasi Kasar (APK) Angka Partisipasi Kasar (APK)
Pendidikan yang Inklusif SD/MI/sederajat. SD/MI/sederajat (Permendagri 86)
dan Merata serta
Meningkatkan
Kesempatan Belajar
Sepanjang Hayat untuk
Semua

4 Menjamin Kualitas 4.1.1.(e) Angka Partisipasi Kasar (APK) Angka Partisipasi Kasar (APK)
Pendidikan yang Inklusif SMP/MTs/sederajat. SMP/MTs/sederajat (Permendagri 86)
dan Merata serta
Meningkatkan
Kesempatan Belajar
Sepanjang Hayat untuk
Semua

4 Menjamin Kualitas 4.1.1.(f) Angka Partisipasi Kasar (APK) Angka Partisipasi Kasar (APK)
Pendidikan yang Inklusif SMA/SMK/MA/sederajat. (Permendagri 86/Lokalisasi TPB).
dan Merata serta
Meningkatkan
Kesempatan Belajar
Sepanjang Hayat untuk
Semua
4 Menjamin Kualitas 4.1.1.(g) Rata-rata lama sekolah Angka rata-rata lama sekolah
Pendidikan yang Inklusif penduduk umur ≥15 tahun.
dan Merata serta
Meningkatkan
Kesempatan Belajar
Sepanjang Hayat untuk
Semua

4 Menjamin Kualitas 4.2.2.(a) Angka Partisipasi Kasar (APK) Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan
Pendidikan yang Inklusif Pendidikan Anak Usia Dini Anak Usia Dini (Permendagri 86/Lokalisasi
dan Merata serta (PAUD). TPB).
Meningkatkan
Kesempatan Belajar
Sepanjang Hayat untuk
Semua

4 Menjamin Kualitas 4.3.1.(a) Angka Partisipasi Kasar (APK) (sudah diwakili oleh Indikator 4.1.1.(f))
Pendidikan yang Inklusif SMA/SMK/MA/sederajat.
dan Merata serta
Meningkatkan
Kesempatan Belajar
Sepanjang Hayat untuk
Semua

4 Menjamin Kualitas 4.3.1.(b) Angka Partisipasi Kasar (APK) Angka Partisipasi Kasar (APK)
Pendidikan yang Inklusif Perguruan Tinggi (PT). (Permendagri 86/Lokalisasi TPB)
dan Merata serta
Meningkatkan
Kesempatan Belajar
4 Sepanjang Kualitas
Menjamin Hayat untuk 4.4.1* Proporsi remaja dan dewasa Besaran tenaga kerja yang mendapatkan
Semua
Pendidikan yang Inklusif dengan keterampilan teknologi pelatihan berbasis kompetensi
dan Merata serta informasi dan komunikasi (Permendagri 86/Lokalisasi TPB)
Meningkatkan (TIK).
Kesempatan Belajar
Sepanjang Hayat untuk
Semua
4 Menjamin Kualitas 4.5.1* Rasio Angka Partisipasi Murni (sudah diwakili oleh Indikator 4.1.1.(d, e,
Pendidikan yang Inklusif (APM) perempuan/laki-laki di f))
dan Merata serta (1) SD/MI/sederajat; (2)
Meningkatkan SMP/MTs/sederajat; (3)
Kesempatan Belajar SMA/SMK/MA/sederajat; dan
Sepanjang Hayat untuk Rasio Angka Partisipasi Kasar
Semua (APK) perempuan/laki-laki di
(4) Perguruan Tinggi.

4 Menjamin Kualitas 4.6.1.(a) Persentase angka melek aksara Penduduk yang berusia >15 Tahun melek
Pendidikan yang Inklusif penduduk umur ≥15 tahun. huruf (tidak buta aksara)
dan Merata serta
Meningkatkan
Kesempatan Belajar
Sepanjang Hayat untuk
Semua

4 Menjamin Kualitas 4.6.1.(b) Persentase angka melek aksara (sudah diwakili oleh Indikator 4.6.1.(a)
Pendidikan yang Inklusif penduduk umur 15-24 tahun
dan Merata serta dan umur 15-59 tahun.
Meningkatkan
Kesempatan Belajar
Sepanjang Hayat untuk
Semua
4 Menjamin Kualitas 4.a.1* Proporsi sekolah dengan akses Cakupan SPM Pendidikan (Mutu
Pendidikan yang Inklusif ke: (a) listrik (b) internet untuk Pelayanan SPM Pendidikan)
dan Merata serta tujuan pengajaran, (c)
Meningkatkan komputer untuk tujuan
Kesempatan Belajar pengajaran, (d) infrastruktur
Sepanjang Hayat untuk dan materi memadai bagi
Semua siswa disabilitas, (e) air minum
layak, (f) fasilitas sanitasi dasar
per jenis kelamin, (g) fasilitas
cuci tangan (terdiri air,
sanitasi, dan higienis bagi
semua (WASH).

4 Menjamin Kualitas 4.b.1* Jumlah bantuan resmi (Kewenangan Pusat)


Pendidikan yang Inklusif Pemerintah Indonesia kepada
dan Merata serta mahasiswa asing penerima
Meningkatkan beasiswa kemitraan negara
Kesempatan Belajar berkembang.
Sepanjang Hayat untuk
Semua

4 Menjamin Kualitas 4.c.1* Persentase guru TK, SD, SMP, Guru yang memenuhi kualifikasi SI/DIV
Pendidikan yang Inklusif SMA, SMK, dan PLB yang (SPM/Permendagri 86)
dan Merata serta bersertifikat pendidik.
Meningkatkan
Kesempatan Belajar
Sepanjang Hayat untuk
Semua
5 Mencapai Kesetaraan 5.1.1* Jumlah kebijakan yang Jumlah kebijakan yang responsif gender
Gender dan responsif gender mendukung mendukung pemberdayaan perempuan
Memberdayakan Kaum pemberdayaan perempuan. (Indikator TPB)
Perempuan
5 Mencapai Kesetaraan 5.2.1* Proporsi perempuan dewasa Rasio KDRT (Permendagri 86/Lokalisasi
Gender dan dan anak perempuan (umur TPB)
Memberdayakan Kaum 15-64 tahun) mengalami
Perempuan kekerasan (fisik, seksual, atau
emosional) oleh pasangan
atau mantan pasangan dalam
12 bulan terakhir.

5 Mencapai Kesetaraan 5.2.1.(a) Prevalensi kekerasan terhadap Sudah diwakili 5.2.1*


Gender dan anak perempuan.
Memberdayakan Kaum
Perempuan

5 Mencapai Kesetaraan 5.2.2* Proporsi perempuan dewasa Sudah diwakili 5.2.1*


Gender dan dan anak perempuan (umur
Memberdayakan Kaum 15-64 tahun) mengalami
Perempuan kekerasan seksual oleh orang
lain selain pasangan dalam 12
bulan terakhir.

5 Mencapai Kesetaraan 5.2.2.(a) Persentase korban kekerasan Cakupan perempuan dan anak korban
Gender dan terhadap perempuan yang kekerasan yang mendapatkan penanganan
Memberdayakan Kaum mendapat layanan pengaduan oleh petugas terlatih di dalam
Perempuan komprehensif. unit pelayanan terpadu
5 Mencapai Kesetaraan 5.3.1* Proporsi perempuan umur 20- Cakupan Pasangan Usia Subur (PUS) yang
Gender dan 24 tahun yang berstatus kawin istrinya dibawah 20 tahun
Memberdayakan Kaum atau berstatus hidup bersama
Perempuan sebelum umur 15 tahun dan
sebelum umur 18 tahun.

5 Mencapai Kesetaraan 5.3.1.(a) Median usia kawin pertama Rata-rata usia kawin pertama wanita
Gender dan perempuan pernah kawin
Memberdayakan Kaum umur 25-49 tahun.
Perempuan

5 Mencapai Kesetaraan 5.3.1.(b) Angka kelahiran pada Sudah diwakili indikator 3.7.2*
Gender dan perempuan umur 15-19 tahun
Memberdayakan Kaum (Age Specific Fertility
Perempuan Rate/ASFR).

5 Mencapai Kesetaraan 5.3.1.(c) Angka Partisipasi Kasar (APK) (sudah diwakili oleh Indikator 4.1.1.(f))
Gender dan SMA/SMK/MA/ sederajat.
Memberdayakan Kaum
Perempuan
5 Mencapai Kesetaraan 5.5.1* Proporsi kursi yang diduduki Proporsi kursi yang diduduki perempuan
Gender dan perempuan di parlemen di DPR
Memberdayakan Kaum tingkat pusat, parlemen
Perempuan daerah dan pemerintah
daerah.

5 Mencapai Kesetaraan 5.5.2* Proporsi perempuan yang Proporsi keterwakilan perempuan sebagai
Gender dan berada di posisi managerial. pengambil keputusan di lembaga eksekutif
Memberdayakan Kaum (Perpres 59 2017/ Lokalisasi TPB)
Perempuan
5 Mencapai Kesetaraan 5.6.1* Proporsi perempuan umur 15- (Tidak ada data)/Konfirmasi Sdt PPKB
Gender dan 49 tahun yang membuat
Memberdayakan Kaum keputusan sendiri terkait
Perempuan hubungan seksual,
penggunaan kontrasepsi, dan
layanan kesehatan reproduksi.

5 Mencapai Kesetaraan 5.6.1.(a) Unmet need KB (Kebutuhan Cakupan PUS yang ingin ber-KB tidak
Gender dan Keluarga Berencana/KB yang terpenuhi (unmet need) (Permendagri
Memberdayakan Kaum tidak terpenuhi). 86/Lokalisasi TPB)
Perempuan

5 Mencapai Kesetaraan 5.6.1.(b) Pengetahuan dan pemahaman (sudah diwakili indikator 3.7.1.(b))
Gender dan Pasangan Usia Subur (PUS)
Memberdayakan Kaum tentang metode kontrasepsi
Perempuan modern.

5 Mencapai Kesetaraan 5.6.2* Undang-undang atau (Kewenangan Pusat)


Gender dan Peraturan Pemerintah (PP)
Memberdayakan Kaum yang menjamin perempuan
Perempuan umur 15-49 tahun untuk
mendapatkan pelayanan,
informasi dan pendidikan
terkait kesehatan seksual dan
reproduksi.

5 Mencapai Kesetaraan 5.b.1* Proporsi individu yang (sudah diwakili oleh Indikator 9.c.1.(a)
Gender dan menguasai/memiliki telepon
Memberdayakan Kaum genggam.
Perempuan
6 Menjamin Ketersediaan 6.1.1.(a) Persentase rumah tangga yang Proporsi rumah tangga dengan akses
serta Pengelolaan Air memiliki akses terhadap berkelanjutan terhadap air minum layak,
Bersih dan Sanitasi yang layanan sumber air minum perkotaan dan perdesaan (Permendagri
Berkelanjutan layak. 86/Lokalisasi TPB)

6 Menjamin Ketersediaan 6.1.1.(b) Kapasitas prasarana air baku Cakupan SPM Pekerjaan Umum (Mutu
serta Pengelolaan Air untuk melayani rumah tangga, pelayanan PU)
Bersih dan Sanitasi yang perkotaan dan industri, serta
Berkelanjutan penyediaan air baku untuk
pulau-pulau.

6 Menjamin Ketersediaan 6.1.1.(c) Proporsi populasi yang (sudah diwakili oleh Indikator 6.1.1.(a))
serta Pengelolaan Air memiliki akses layanan
Bersih dan Sanitasi yang sumber air minum aman dan
Berkelanjutan berkelanjutan.

6 Menjamin Ketersediaan 6.2.1.(a) Proporsi populasi yang (Tidak ada data)


serta Pengelolaan Air memiliki fasilitas cuci tangan
Bersih dan Sanitasi yang dengan sabun dan air.
Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan 6.2.1.(b) Persentase rumah tangga yang Persentase rumah tinggal bersanitasi
serta Pengelolaan Air memiliki akses terhadap (Permendagri 86/Cakupan pelayanan SPM
Bersih dan Sanitasi yang layanan sanitasi layak. PU)
Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan 6.2.1.(c) Jumlah desa/kelurahan yang Pelaksanaan sanitasi total berbasis
serta Pengelolaan Air melaksanakan Sanitasi Total masyarakat (STBM) (Lokalisasi Indikator
Bersih dan Sanitasi yang Berbasis Masyarakat (STBM). TPB)
Berkelanjutan
6 Menjamin Ketersediaan 6.2.1.(d) Jumlah desa/kelurahan yang Jumlah desa/kelurahan yang Open
serta Pengelolaan Air Open Defecation Free (ODF)/ Defecation Free (ODF)/ Stop Buang Air
Bersih dan Sanitasi yang Stop Buang Air Besar Besar Sembarangan (SBS) (Indikator TPB)
Berkelanjutan Sembarangan (SBS).

6 Menjamin Ketersediaan 6.2.1.(e) Jumlah kabupaten/kota yang Cakupan Pelayanan SPM PU/Lokalisasi TPB
serta Pengelolaan Air terbangun infrastruktur air
Bersih dan Sanitasi yang limbah dengan sistem terpusat
Berkelanjutan skala kota, kawasan dan
komunal.

6 Menjamin Ketersediaan 6.2.1.(f) Proporsi rumah tangga yang Sudah diwakili indikator 6.2.1.f
serta Pengelolaan Air terlayani sistem pengelolaan
Bersih dan Sanitasi yang air limbah terpusat.
Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan 6.3.1.(a) Jumlah kabupaten/kota yang Sudah diwakili indikator 6.2.1.f
serta Pengelolaan Air ditingkatkan kualitas
Bersih dan Sanitasi yang pengelolaan lumpur tinja
Berkelanjutan perkotaan dan dilakukan
pembangunan Instalasi
Pengolahan Lumpur Tinja
(IPLT).

6 Menjamin Ketersediaan 6.3.1.(b) Proporsi rumah tangga yang Sudah diwakili indikator 6.2.1.b
serta Pengelolaan Air terlayani sistem pengelolaan
Bersih dan Sanitasi yang lumpur tinja.
Berkelanjutan
6 Menjamin Ketersediaan 6.3.2.(a) Kualitas air danau. Indeks Kualitas Air (Permendagri 86) pada
serta Pengelolaan Air berbagai sumber air
Bersih dan Sanitasi yang
Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan 6.3.2.(b) Kualitas air sungai sebagai (sudah diwakili oleh indikator 6.3.2.(a))
serta Pengelolaan Air sumber air baku.
Bersih dan Sanitasi yang
Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan 6.4.1.(a) Pengendalian dan penegakan Jumlah izin penggunaan air tanah
serta Pengelolaan Air hukum bagi penggunaan air (Lokalisasi Indikator TBP)
Bersih dan Sanitasi yang tanah.
Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan 6.4.1.(b) Insentif penghematan air Dicantumkan di dalam analisis fiskal
serta Pengelolaan Air pertanian/perkebunan dan
Bersih dan Sanitasi yang industri.
Berkelanjutan
6 Menjamin Ketersediaan 6.5.1.(a) Jumlah Rencana Pengelolaan Jumlah Rencana Pengelolaan Daerah
serta Pengelolaan Air Daerah Aliran Sungai Terpadu Aliran Sungai Terpadu (RPDAST) yang
Bersih dan Sanitasi yang (RPDAST) yang diinternalisasi diinternalisasi ke dalam Rencana Tata
Berkelanjutan ke dalam Rencana Tata Ruang Ruang Wilayah (RTRW).
Wilayah (RTRW).

6 Menjamin Ketersediaan 6.5.1.(b) Jumlah stasiun hidrologi dan (kewenangan Pusat)


serta Pengelolaan Air klimatologi yang dilakukan
Bersih dan Sanitasi yang updating dan revitalisasi.
Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan 6.5.1.(c) Jumlah jaringan informasi (kewenangan Pusat)


serta Pengelolaan Air sumber daya air yang
Bersih dan Sanitasi yang dibentuk.
Berkelanjutan
6 Menjamin Ketersediaan 6.5.1.(d) Jumlah Daerah Aliran Sungai Jumlah Daerah Aliran Sungai (DAS) yang
serta Pengelolaan Air (DAS) yang meningkat jumlah meningkat jumlah mata airnya
Bersih dan Sanitasi yang mata airnya dan jumlah DAS
Berkelanjutan yang memiliki Memorandum
of Understanding (MoU) lintas
Negara.
6 Menjamin Ketersediaan 6.5.1.(e) Luas pengembangan hutan Jumlah izin perhutanan sosial yang
serta Pengelolaan Air serta peningkatan hasil hutan diterbitkan
Bersih dan Sanitasi yang bukan kayu (HHBK) untuk
Berkelanjutan pemulihan kawasan DAS.

6 Menjamin Ketersediaan 6.5.1.(f) Jumlah wilayah sungai yang Jumlah Forum DAS yang terbentuk
serta Pengelolaan Air memiliki partisipasi
Bersih dan Sanitasi yang masyarakat dalam
Berkelanjutan pengelolaan daerah tangkapan
sungai dan danau.
6 Menjamin Ketersediaan 6.5.1.(g) Kegiatan penataan (sudah diwakili oleh Indikator 6.5.1.(f))
serta Pengelolaan Air kelembagaan sumber daya air.
Bersih dan Sanitasi yang
Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan 6.5.1.(h) Jumlah DAS Prioritas yang (sudah diwakili oleh Indikator 6.5.1.(d)
serta Pengelolaan Air meningkat jumlah mata airnya
Bersih dan Sanitasi yang melalui konservasi sumber
Berkelanjutan daya air di daerah hulu DAS
serta sumur resapan.

6 Menjamin Ketersediaan 6.5.1.(i) Jumlah DAS Prioritas yang (sudah diwakili oleh Indikator 15.3.1.(a))
serta Pengelolaan Air dipulihkan kesehatannya
Bersih dan Sanitasi yang melalui pembangunan
Berkelanjutan embung, dam pengendali,
dam penahan skala kecil dan
menengah.

6 Menjamin Ketersediaan 6.6.1.(a) Jumlah danau yang (sudah diwakili oleh indikator 6.3.2.(a))
serta Pengelolaan Air ditingkatkan kualitas airnya.
Bersih dan Sanitasi yang
Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan 6.6.1.(b) Jumlah danau yang (sudah diwakili oleh indikator 6.3.2.(a))
serta Pengelolaan Air pendangkalannya kurang dari
Bersih dan Sanitasi yang 1%.
Berkelanjutan
6 Menjamin Ketersediaan 6.6.1.(c) Jumlah danau yang menurun (sudah diwakili oleh indikator 6.3.2.(a))
serta Pengelolaan Air tingkat erosinya.
Bersih dan Sanitasi yang
Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan 6.6.1.(d) Luas lahan kritis dalam (kewenangan Pusat)


serta Pengelolaan Air Kesatuan Pengelolaan Hutan
Bersih dan Sanitasi yang (KPH) yang direhabilitasi.
Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan 6.6.1.(e) Jumlah Daerah Aliran Sungai (sudah diwakili oleh indikator 6.5.1.(i))
serta Pengelolaan Air (DAS) prioritas yang dilindungi
Bersih dan Sanitasi yang mata airnya dan dipulihkan
Berkelanjutan kesehatannya.

7 Menjamin Akses Energi 7.1.1* Rasio elektrifikasi. Presentase rumah tangga pengguna listrik
yang Terjangkau, Andal, (Permendagri 86/Lokalisasi TPB)
Berkelanjutan dan
Modern untuk Semua

7 Menjamin Akses Energi 7.1.1.(a) Konsumsi listrik per kapita. (Kewenangan Pusat)
yang Terjangkau, Andal,
Berkelanjutan dan
Modern untuk Semua
7 Menjamin Akses Energi 7.1.2.(a) Jumlah sambungan jaringan (Kewenangan Pusat)
yang Terjangkau, Andal, gas untuk rumah tangga.
Berkelanjutan dan
Modern untuk Semua
7 Menjamin Akses Energi 7.1.2.(b) Rasio penggunaan gas rumah (Kewenangan Pusat)
yang Terjangkau, Andal, tangga.
Berkelanjutan dan
Modern untuk Semua
7 Menjamin Akses Energi 7.2.1* Bauran energi terbarukan.
yang Terjangkau, Andal,
Berkelanjutan dan
Modern untuk Semua
7 Menjamin Akses Energi 7.3.1* Intensitas energi primer. (Kewenangan Pusat)
yang Terjangkau, Andal,
Berkelanjutan dan
Modern untuk Semua
8 Meningkatkan 8.1.1* Laju pertumbuhan PDB per Tercantum di dalam Analisis Kesejahteraan
Pertumbuhan Ekonomi kapita. Masyarakat (BAB II)
yang Inklusif dan
Berkelanjutan,
Kesempatan Kerja yang
Produktif dan
Menyeluruh, serta
Pekerjaan yang Layak
untuk Semua

8 Meningkatkan 8.1.1.(a) PDB per kapita. Tercantum di dalam Analisis Kesejahteraan


Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat (BAB II)
yang Inklusif dan
Berkelanjutan,
Kesempatan Kerja yang
Produktif dan
Menyeluruh, serta
Pekerjaan yang Layak
untuk Semua

8 Meningkatkan 8.2.1* Laju pertumbuhan PDB per Tercantum di dalam Analisis Kesejahteraan
Pertumbuhan Ekonomi tenaga kerja/Tingkat Masyarakat (BAB II)
yang Inklusif dan pertumbuhan PDB riil per
Berkelanjutan, orang bekerja per tahun.
Kesempatan Kerja yang
Produktif dan
Menyeluruh, serta
Pekerjaan yang Layak
untuk Semua
8 Meningkatkan 8.3.1* Proporsi lapangan kerja (Tidak ada data)
Pertumbuhan Ekonomi informal sektor non-pertanian,
yang Inklusif dan berdasarkan jenis kelamin.
Berkelanjutan,
Kesempatan Kerja yang
Produktif dan
Menyeluruh, serta
Pekerjaan yang Layak
8 Meningkatkan
untuk Semua 8.3.1.(a) Persentase tenaga kerja Tercantum di dalam Analisis Aspek
Pertumbuhan Ekonomi formal. Pelayanan Umum terkait ketenagakerjaan
yang Inklusif dan (BAB II)/Tingkat partisipasi angkatan kerja
Berkelanjutan, (Permendagri 86)(Konfirmasi sdt. Naker)
Kesempatan Kerja yang
Produktif dan
Menyeluruh, serta
Pekerjaan yang Layak
8 Meningkatkan
untuk Semua 8.3.1.(b) Persentase tenaga kerja Tercantum di dalam Analisis Aspek
Pertumbuhan Ekonomi informal sektor pertanian. Pelayanan Umum terkait ketenagakerjaan
yang Inklusif dan (BAB II)
Berkelanjutan,
Kesempatan Kerja yang
Produktif dan
Menyeluruh, serta
Pekerjaan yang Layak
8 Meningkatkan
untuk Semua 8.3.1.(c) Persentase akses UMKM Persentase UMKM yang mendapatkan
Pertumbuhan Ekonomi (Usaha Mikro, Kecil, dan pembiayaan dari lembaga keuangan
yang Inklusif dan Menengah) ke layanan (Perbankan maupun non-perbankan)
Berkelanjutan, keuangan. (Lokalisasi Indikator TPB)
Kesempatan Kerja yang
Produktif dan
Menyeluruh, serta
Pekerjaan yang Layak
8 Meningkatkan
untuk Semua 8.5.1* Upah rata-rata per jam (Tidak ada data)
Pertumbuhan Ekonomi pekerja.
yang Inklusif dan
Berkelanjutan,
Kesempatan Kerja yang
Produktif dan
Menyeluruh, serta
Pekerjaan yang Layak
untuk Semua
8 Meningkatkan 8.5.2* Tingkat pengangguran terbuka Tingkat pengangguran terbuka
Pertumbuhan Ekonomi berdasarkan jenis kelamin dan (Permendagri 86, Lokalisasi TPB)
yang Inklusif dan kelompok umur.
Berkelanjutan,
Kesempatan Kerja yang
Produktif dan
Menyeluruh, serta
Pekerjaan yang Layak
untuk Semua

8 Meningkatkan 8.5.2.(a) Tingkat setengah (Tidak ada data) (Konfirmasi sdt. Naker)
Pertumbuhan Ekonomi pengangguran.
yang Inklusif dan
Berkelanjutan,
Kesempatan Kerja yang
Produktif dan
Menyeluruh, serta
8 Meningkatkan
Pekerjaan yang Layak 8.6.1* Persentase usia muda (15-24 Persentase tingkat pengangguran terbuka
Pertumbuhan
untuk Semua Ekonomi tahun) yang sedang tidak (Permendagri 86/Lokalisasi TPB)
yang Inklusif dan sekolah, bekerja atau
Berkelanjutan, mengikuti pelatihan (NEET).
Kesempatan Kerja yang
Produktif dan
Menyeluruh, serta
8 Meningkatkan
Pekerjaan yang Layak 8.8.1.(a) Jumlah perusahaan yang Keselamatan dan perlindungan
Pertumbuhan
untuk Semua Ekonomi menerapkan norma K3. (Permendagri 86/Lokalisasi TPB)
yang Inklusif dan
Berkelanjutan,
Kesempatan Kerja yang
Produktif dan
Menyeluruh, serta
Pekerjaan yang Layak
untuk Semua
8 Meningkatkan 8.9.1* Proporsi kontribusi pariwisata Kontribusi sektor pariwisata terhadap
Pertumbuhan Ekonomi terhadap PDB. PDRB (Permendagri 86/Lokalisasi TPB)
yang Inklusif dan
Berkelanjutan,
Kesempatan Kerja yang
Produktif dan
Menyeluruh, serta
Pekerjaan yang Layak
untuk Semua

8 Meningkatkan 8.9.1.(a) Jumlah wisatawan Kunjungan wisata


Pertumbuhan Ekonomi mancanegara.
yang Inklusif dan
Berkelanjutan,
Kesempatan Kerja yang
Produktif dan
Menyeluruh, serta
Pekerjaan yang Layak
untuk Semua

8 Meningkatkan 8.9.1.(b) Jumlah kunjungan wisatawan (sudah diwakili oleh Indikator 8.9.1.(a))
Pertumbuhan Ekonomi nusantara.
yang Inklusif dan
Berkelanjutan,
Kesempatan Kerja yang
Produktif dan
Menyeluruh, serta
Pekerjaan yang Layak
untuk Semua
8 Meningkatkan 8.9.1.(c) Jumlah devisa sektor PAD sektor pariwisata (Permendagri
Pertumbuhan Ekonomi pariwisata. 86/Lokalisasi TPB)
yang Inklusif dan
Berkelanjutan,
Kesempatan Kerja yang
Produktif dan
Menyeluruh, serta
Pekerjaan yang Layak
untuk Semua

8 Meningkatkan 8.9.2* Jumlah pekerja pada industri (Tidak ada data) (Konfirmasi sdt. Naker)
Pertumbuhan Ekonomi pariwisata dalam proporsi
yang Inklusif dan terhadap total pekerja.
Berkelanjutan,
Kesempatan Kerja yang
Produktif dan
Menyeluruh, serta
8 Meningkatkan
Pekerjaan yang Layak 8.10.1* Jumlah kantor bank dan ATM (Tidak ada data)
Pertumbuhan
untuk Semua Ekonomi per 100.000 penduduk dewasa
yang Inklusif dan
Berkelanjutan,
Kesempatan Kerja yang
Produktif dan
Menyeluruh, serta
8 Meningkatkan
Pekerjaan yang Layak 8.10.1.(a) Rata-rata jarak lembaga (Tidak ada data)
Pertumbuhan
untuk Semua Ekonomi keuangan (Bank Umum).
yang Inklusif dan
Berkelanjutan,
Kesempatan Kerja yang
Produktif dan
Menyeluruh, serta
8 Meningkatkan
Pekerjaan yang Layak 8.10.1.(b) Proporsi kredit UMKM (Tidak ada data)
Pertumbuhan
untuk Semua Ekonomi terhadap total kredit.
yang Inklusif dan
Berkelanjutan,
Kesempatan Kerja yang
Produktif dan
Menyeluruh, serta
Pekerjaan yang Layak
untuk Semua
9 Membangun 9.1.1.(a) Kondisi mantap jalan nasional. (kewenangan Pusat)
Infrastruktur yang
Tangguh, Meningkatkan
Industri Inklusif dan
Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi

9 Membangun 9.1.1.(b) Panjang pembangunan jalan (kewenangan Pusat)


Infrastruktur yang tol.
Tangguh, Meningkatkan
Industri Inklusif dan
Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi

9 Membangun 9.1.1.(c) Panjang jalur kereta api. (kewenangan Pusat)


Infrastruktur yang
Tangguh, Meningkatkan
Industri Inklusif dan
Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi

9 Membangun 9.1.2.(a) Jumlah bandara. Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/Terminal


Infrastruktur yang Bis (Permendagri 86)
Tangguh, Meningkatkan
Industri Inklusif dan
Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi

9 Membangun 9.1.2.(b) Jumlah dermaga (sudah diwakili indikator 9.1.2.(b))


Infrastruktur yang penyeberangan.
Tangguh, Meningkatkan
Industri Inklusif dan
Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi
9 Membangun 9.1.2.(c) Jumlah pelabuhan strategis. (sudah diwakili indikator 9.1.2.(b))
Infrastruktur yang
Tangguh, Meningkatkan
Industri Inklusif dan
Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi

9 Membangun 9.2.1* Proporsi nilai tambah sektor Kontribusi sektor industri terhadap PDRB
Infrastruktur yang industri manufaktur terhadap (Permendagri 86/ Lokalisasi TPB)
Tangguh, Meningkatkan PDB dan per kapita.
Industri Inklusif dan
Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi

9 Membangun 9.2.1.(a) Laju pertumbuhan PDB Kontribusi sektor industri terhadap PDRB
Infrastruktur yang industri manufaktur. (Permendagri 86/ Lokalisasi TPB)
Tangguh, Meningkatkan
Industri Inklusif dan
Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi

9 Membangun 9.2.2* Proporsi tenaga kerja pada Tersedia pada gambaran umum
Infrastruktur yang sektor industri manufaktur. demografis
Tangguh, Meningkatkan
Industri Inklusif dan
Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi

9 Membangun 9.3.1* Proporsi nilai tambah industri (tidak ada data)


Infrastruktur yang kecil terhadap total nilai
Tangguh, Meningkatkan tambah industri.
Industri Inklusif dan
Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi
9 Membangun 9.3.2* Proporsi industri kecil dengan (tidak ada data)
Infrastruktur yang pinjaman atau kredit.
Tangguh, Meningkatkan
Industri Inklusif dan
Berkelanjutan, serta
9 Mendorong
MembangunInovasi 9.4.1* Rasio Emisi CO2/Emisi Gas (tidak ada data)
Infrastruktur yang Rumah Kaca dengan nilai
Tangguh, Meningkatkan tambah sektor industri
Industri Inklusif dan manufaktur.
Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi

9 Membangun 9.4.1(a) Persentase Perubahan Emisi Persentase Perubahan Emisi CO2/Emisi


Infrastruktur yang CO2/Emisi Gas Rumah Kaca. Gas Rumah Kaca (Indikator TPB)
Tangguh, Meningkatkan
Industri Inklusif dan
Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi

9 Membangun 9.5.1* Proporsi anggaran riset (tidak ada data)


Infrastruktur yang pemerintah terhadap PDB.
Tangguh, Meningkatkan
Industri Inklusif dan
Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi

9 Membangun 9.c.1* Proporsi penduduk yang Proporsi rumah tangga dengan akses
Infrastruktur yang terlayani mobile broadband. internet (Permendagri 86/Lokalisasi TPB)
Tangguh, Meningkatkan
Industri Inklusif dan
Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi
9 Membangun 9.c.1.(a) Proporsi individu yang Presentase penduduk yang menggunakan
Infrastruktur yang menguasai/memiliki telepon hp/telepon (Permendagri 86/Lokalisasi
Tangguh, Meningkatkan genggam TPB)
Industri Inklusif dan
Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi

9 Membangun 9.c.1.(b) Proporsi individu yang (sudah diwakili indikator 9.c.1*)


Infrastruktur yang menggunakan internet
Tangguh, Meningkatkan
Industri Inklusif dan
Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi

10 Mengurangi 10.1.1* Koefisien Gini. Masuk di Bab II (Analisis Kesejahteraan


Kesenjangan Intra- dan Masyarakat)
Antarnegara

10 Mengurangi 10.1.1.(a) Persentase penduduk yang Diwakili oleh indikator 1.2.1*


Kesenjangan Intra- dan hidup di bawah garis
Antarnegara kemiskinan nasional, menurut
jenis kelamin dan kelompok
umur.

10 Mengurangi 10.1.1.(b) Jumlah daerah tertinggal yang Jumlah daerah tertinggal yang
Kesenjangan Intra- dan terentaskan. terentaskan. (Indikator TPB)
Antarnegara

10 Mengurangi 10.1.1.(c) Jumlah desa tertinggal. Jumlah desa tertinggal (indikator TPB)
Kesenjangan Intra- dan
Antarnegara
10 Mengurangi 10.1.1.(d) Jumlah Desa Mandiri. Jumlah Desa Mandiri (Indikator TPB)
Kesenjangan Intra- dan
Antarnegara

10 Mengurangi 10.1.1.(e) Rata-rata pertumbuhan Rata-rata pertumbuhan ekonomi di


Kesenjangan Intra- dan ekonomi di daerah tertinggal. daerah tertinggal (indikator TPB)
Antarnegara

10 Mengurangi 10.1.1.(f) Persentase penduduk miskin Diwakili oleh indikator 1.2.1*


Kesenjangan Intra- dan di daerah tertinggal.
Antarnegara

10 Mengurangi 10.2.1* Proporsi penduduk yang hidup (tidak ada data)


Kesenjangan Intra- dan di bawah 50 persen dari
Antarnegara median pendapatan, menurut
jenis kelamin dan penyandang
difabilitas.

10 Mengurangi 10.3.1.(a) Indeks Kebebasan Sipil. (Kewenangan Pusat)


Kesenjangan Intra- dan
Antarnegara

10 Mengurangi 10.3.1.(b) Jumlah penanganan (Kewenangan Pusat)


Kesenjangan Intra- dan pengaduan pelanggaran Hak
Antarnegara Asasi Manusia (HAM).
10 Mengurangi 10.3.1.(c) Jumlah penanganan Cakupan perempuan dan anak korban
Kesenjangan Intra- dan pengaduan pelanggaran Hak kekerasan yang mendapatkan penanganan
Antarnegara Asasi Manusia (HAM) pengaduan oleh petugas terlatih di dalam
perempuan terutama unit pelayanan terpadu
kekerasan terhadap
perempuan.

10 Mengurangi 10.3.1.(d) Jumlah kebijakan yang (Kewenangan Pusat)


Kesenjangan Intra- dan diskriminatif dalam 12 bulan
Antarnegara lalu berdasarkan pelarangan
diskriminasi menurut hukum
HAM Internasional.

10 Mengurangi 10.4.1.(a) Persentase rencana anggaran (Kewenangan Pusat)


Kesenjangan Intra- dan untuk belanja fungsi
Antarnegara perlindungan sosial
pemerintah pusat.

10 Mengurangi 10.4.1.(b) Proporsi peserta Program (sudah diwakili indikator 1.3.1.(b))


Kesenjangan Intra- dan Jaminan Sosial Bidang
Antarnegara Ketenagakerjaan.

10 Mengurangi 10.7.2. (a) Jumlah dokumen kerjasama (kewenangan Pusat)


Kesenjangan Intra- dan ketenagakerjaan dan
Antarnegara perlindungan pekerja migran
antara negara RI dengan
negara tujuan penempatan.
10 Mengurangi 10.7.2. (b) Jumlah fasilitasi pelayanan (kewenangan Pusat)
Kesenjangan Intra- dan penempatan TKLN
Antarnegara berdasarkan okupasi.

11 Menjadikan Kota dan 11.1.1.(a) Proporsi rumah tangga yang Rasio rumah layak huni (Permendagri
Permukiman Inklusif, memiliki akses terhadap 86/Lokalisasi TPB)
Aman, Tangguh dan hunian yang layak dan
Berkelanjutan terjangkau.

11 Menjadikan Kota dan 11.1.1.(b) Jumlah kawasan perkotaan Pemenuhan standar pelayanan perkotaan
Permukiman Inklusif, metropolitan yang terpenuhi kota yang aman, nyaman dan layak huni
Aman, Tangguh dan standar pelayanan perkotaan pada aspek permukiman (Indikator TPB)
Berkelanjutan (SPP).

11 Menjadikan Kota dan 11.1.1.(c) Jumlah kota sedang dan kota (Diwakili indikator 11.1.b)
Permukiman Inklusif, baru yang terpenuhi SPP.
Aman, Tangguh dan
Berkelanjutan

11 Menjadikan Kota dan 11.2.1.(a) Persentase pengguna moda Jumlah orang/barang yang terangkut
Permukiman Inklusif, transportasi umum di angkutan umum (Permendagri
Aman, Tangguh dan perkotaan. 86/lokalisasi TPB)
Berkelanjutan
11 Menjadikan Kota dan 11.2.1.(b) Jumlah sistem angkutan rel (kewenangan Pusat)
Permukiman Inklusif, yang dikembangkan di kota
Aman, Tangguh dan besar.
Berkelanjutan

11 Menjadikan Kota dan 11.3.1.(a) Jumlah kota sedang di luar (kewenangan Pusat)
Permukiman Inklusif, Jawa yang diarahkan sebagai
Aman, Tangguh dan pengendali (buffer) arus
Berkelanjutan urbanisasi dan sebagai pusat
pertumbuhan utama.

11 Menjadikan Kota dan 11.3.1.(b) Jumlah Metropolitan baru di (kewenangan Pusat)


Permukiman Inklusif, luar Jawa sebagai Pusat
Aman, Tangguh dan Kegiatan Nasional (PKN).
Berkelanjutan

11 Menjadikan Kota dan 11.3.2.(a) Rata-rata institusi yang (Tercantum di dalam KLHS RPJMD bagian
Permukiman Inklusif, berperan secara aktif dalam peran para pihak)
Aman, Tangguh dan Forum Dialog Perencanaan
Berkelanjutan Pembangunan Kota
Berkelanjutan.

11 Menjadikan Kota dan 11.3.2.(b) Jumlah lembaga pembiayaan (Tercantum di dalam KLHS RPJMD bagian
Permukiman Inklusif, infrastruktur. peran para pihak)
Aman, Tangguh dan
Berkelanjutan

11 Menjadikan Kota dan 11.4.1.(a) Jumlah kota pusaka di (kewenangan Pusat)


Permukiman Inklusif, kawasan perkotaan
Aman, Tangguh dan metropolitan, kota besar, kota
Berkelanjutan sedang dan kota kecil.
11 Menjadikan Kota dan 11.5.1* Jumlah korban meninggal, (cakupan layanan SPM tramtiblinmas
Permukiman Inklusif, hilang dan terkena dampak
Aman, Tangguh dan bencana per 100.000 orang.
Berkelanjutan

11 Menjadikan Kota dan 11.5.1.(a) Indeks Risiko Bencana (cakupan layanan SPM tramtiblinmas
Permukiman Inklusif, Indonesia (IRBI).
Aman, Tangguh dan
Berkelanjutan

11 Menjadikan Kota dan 11.5.1.(b) Jumlah kota tangguh bencana (kewenangan Pusat)
Permukiman Inklusif, yang terbentuk.
Aman, Tangguh dan
Berkelanjutan

11 Menjadikan Kota dan 11.5.1.(c) Jumlah sistem peringatan dini (cakupan layanan SPM tramtiblinmas
Permukiman Inklusif, cuaca dan iklim serta
Aman, Tangguh dan kebencanaan.
Berkelanjutan

11 Menjadikan Kota dan 11.5.2.(a) Jumlah kerugian ekonomi Jumlah kerugian ekonomi langsung akibat
Permukiman Inklusif, langsung akibat bencana. bencana (Indikator TPB)
Aman, Tangguh dan
Berkelanjutan

11 Menjadikan Kota dan 11.6.1.(a) Persentase sampah perkotaan Tersedianya fasilitas pengurangan sampah
Permukiman Inklusif, yang tertangani. di perkotaan (Permendagri 86/Lokalisasi
Aman, Tangguh dan TPB)
Berkelanjutan
11 Menjadikan Kota dan 11.6.1.(b) Jumlah kota hijau yang Penerapan green waste pada kota-kota
Permukiman Inklusif, mengembangkan dan metropolitan
Aman, Tangguh dan menerapkan green waste di
Berkelanjutan kawasan perkotaan
metropolitan.

11 Menjadikan Kota dan 11.7.1.(a) Jumlah kota hijau yang Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan
Permukiman Inklusif, menyediakan ruang terbuka Luas Wilayah ber HPL/HGB (Permendagri
Aman, Tangguh dan hijau di kawasan perkotaan 86/Lokalisasi TPB)
Berkelanjutan metropolitan dan kota sedang.

11 Menjadikan Kota dan 11.7.2.(a) Proporsi korban kekerasan (Diwakili indikator 16.3.1a)
Permukiman Inklusif, dalam 12 bulan terakhir yang
Aman, Tangguh dan melaporkan kepada polisi.
Berkelanjutan

11 Menjadikan Kota dan 11.b.1* Proporsi pemerintah kota yang Cakupan pelayanan SPM untuk
Permukiman Inklusif, memiliki dokumen strategi penanggulangan bencana (SPM Trantib)
Aman, Tangguh dan pengurangan risiko bencana.
Berkelanjutan
11 Menjadikan Kota dan 11.b.2* Dokumen strategi Cakupan pelayanan SPM untuk
Permukiman Inklusif, pengurangan risiko bencana penanggulangan bencana (SPM Trantib)
Aman, Tangguh dan (PRB) tingkat daerah.
Berkelanjutan

12 Menjamin Pola Produksi 12.1.1* Jumlah kolaborasi tematik (kewenangan Pusat)


dan Konsumsi yang quickwins program.
Berkelanjutan

12 Menjamin Pola Produksi 12.4.1.(a) Jumlah peserta Proper yang (kewenangan Pusat)
dan Konsumsi yang mencapai minimal ranking
Berkelanjutan Biru.

12 Menjamin Pola Produksi 12.4.2.(a) Jumlah limbah B3 yang Jumlah limbah B3 yang dikelola
dan Konsumsi yang terkelola dan proporsi limbah
Berkelanjutan B3 yang diolah sesuai
peraturan perundangan
(sektor industri).
12 Menjamin Pola Produksi 12.5.1.(a) Jumlah timbulan sampah yang Presentase jumlah sampah yang
dan Konsumsi yang didaur ulang. terkurangi melalui 3R
Berkelanjutan

12 Menjamin Pola Produksi 12.6.1.(a) Jumlah perusahaan yang Jumlah perusahaan yang menerapkan
dan Konsumsi yang menerapkan sertifikasi SNI ISO sertifikasi SNI ISO 14001. (Indikator TPB_
Berkelanjutan 14001.

12 Menjamin Pola Produksi 12.7.1.(a) Jumlah produk ramah (tidak ada data)
dan Konsumsi yang lingkungan yang teregister.
Berkelanjutan

12 Menjamin Pola Produksi 12.8.1.(a) Jumlah fasilitas publik yang Cakupan SPM dalam hal mutu pelayanan
dan Konsumsi yang menerapkan Standar
Berkelanjutan Pelayanan Masyarakat (SPM)
dan teregister.

13 Mengambil Tindakan 13.1.1* Dokumen strategi (sudah diwakili oleh Indikator 11.b.2*)
Cepat untuk Mengatasi pengurangan risiko bencana
Perubahan Iklim dan (PRB) tingkat nasional dan
Dampaknya daerah.

13 Mengambil Tindakan 13.1.2* Jumlah korban meninggal, (sudah diwakili oleh Idikator 11.5.1*)
Cepat untuk Mengatasi hilang dan terkena dampak
Perubahan Iklim dan bencana per 100.000 orang.
Dampaknya
13 Mengambil Tindakan 13.2.1* Dokumen Biennial Update (kewenangan Pusat)
Cepat untuk Mengatasi Report (BUR) Indonesia.
Perubahan Iklim dan
Dampaknya

13 Mengambil Tindakan 13.2.1.(a) Dokumen pelaporan Laporan inventarisasi GRK


Cepat untuk Mengatasi penurunan emisi gas rumah
Perubahan Iklim dan kaca (GRK).
Dampaknya

14 Melestarikan dan 14.2.1.(a) Tersedianya kerangka Tersedianya kerangka kebijakan, dan


Memanfaatkan secara kebijakan, dan instrumen instrumen terkait penataan ruang laut
Berkelanjutan Sumber terkait penataan ruang laut nasional.
Daya Kelautan dan nasional.
Samudera untuk
Pembangunan
Berkelanjutan

14 Melestarikan dan 14.2.1.(b) Terkelolanya 11 wilayah Terkelolanya 11 wilayah pengelolaan


Memanfaatkan secara pengelolaan perikanan (WPP) perikanan (WPP) secara berkelanjutan.
Berkelanjutan Sumber secara berkelanjutan.
Daya Kelautan dan
Samudera untuk
Pembangunan
Berkelanjutan
14 Melestarikan dan 14.4.1* Proporsi tangkapan jenis ikan Proporsi tangkapan jenis ikan yang berada
Memanfaatkan secara yang berada dalam batasan dalam batasan biologis yang aman.
Berkelanjutan Sumber biologis yang aman.
Daya Kelautan dan
Samudera untuk
Pembangunan
Berkelanjutan

14 Melestarikan dan 14.5.1* Jumlah luas kawasan Jumlah luas kawasan konservasi perairan.
Memanfaatkan secara konservasi perairan.
Berkelanjutan Sumber
Daya Kelautan dan
Samudera untuk
14 Pembangunandan
Melestarikan 14.6.1.(a) Persentase kepatuhan pelaku Persentase kepatuhan pelaku usaha.
Berkelanjutan
Memanfaatkan secara usaha.
Berkelanjutan Sumber
Daya Kelautan dan
Samudera untuk
Pembangunan
Berkelanjutan
14 Melestarikan dan 14.b.1* Ketersediaan kerangka hukum/ Ketersediaan kerangka hukum/ regulasi/
Memanfaatkan secara regulasi/ kebijakan/ kebijakan/ kelembagaan yang mengakui
Berkelanjutan Sumber kelembagaan yang mengakui dan melindungi hak akses untuk perikanan
Daya Kelautan dan dan melindungi hak akses skala kecil.
Samudera untuk untuk perikanan skala kecil.
Pembangunan
Berkelanjutan

14 Melestarikan dan 14.b.1.(a) Jumlah provinsi dengan Jumlah provinsi dengan peningkatan akses
Memanfaatkan secara peningkatan akses pendanaan pendanaan usaha nelayan.
Berkelanjutan Sumber usaha nelayan.
Daya Kelautan dan
Samudera untuk
Pembangunan
Berkelanjutan

14 Melestarikan dan 14.b.1.(b) Jumlah nelayan yang Jumlah nelayan yang terlindungi.
Memanfaatkan secara terlindungi.
Berkelanjutan Sumber
Daya Kelautan dan
Samudera untuk
14 Pembangunan
Melestarikan dan 14.c.1* Tersedianya kerangka (Kewenangan Pusat)
Berkelanjutan secara
Memanfaatkan kebijakan dan instrumen
Berkelanjutan Sumber terkait pelaksanaan the United
Daya Kelautan dan Nations Convention on the
Samudera untuk Law of the Sea (UNCLOS).
Pembangunan
Berkelanjutan
15 Melindungi, Merestorasi 15.1.1.(a) Proporsi tutupan hutan Rasio luas kawasan tertutup pepohonan
dan Meningkatkan terhadap luas lahan berdasarkan hasil pemotretan citra satelit
Pemanfaatan keseluruhan. dan survei foto udara
Berkelanjutan Ekosistem
Daratan, Mengelola
Hutan secara Lestari,
Menghentikan
Penggurunan,
Memulihkan Degradasi
Lahan, serta
Menghentikan
Kehilangan
Keanekaragaman Hayati

15 Melindungi, Merestorasi 15.2.1.(a) Luas kawasan konservasi (kewenangan Pusat)


dan Meningkatkan terdegradasi yang dipulihkan
Pemanfaatan kondisi ekosistemnya.
Berkelanjutan Ekosistem
Daratan, Mengelola
Hutan secara Lestari,
Menghentikan
Penggurunan,
Memulihkan Degradasi
Lahan, serta
15 Menghentikan
Melindungi, Merestorasi 15.2.1.(b) Luas usaha pemanfaatan hasil (tidak ada data)
Kehilangan
dan Meningkatkan hutan kayu restorasi
Keanekaragaman
Pemanfaatan Hayati ekosistem.
Berkelanjutan Ekosistem
Daratan, Mengelola
Hutan secara Lestari,
Menghentikan
Penggurunan,
Memulihkan Degradasi
Lahan, serta
Menghentikan
Kehilangan
Keanekaragaman Hayati
15 Melindungi, Merestorasi 15.2.1.(c) Jumlah kawasan konservasi (kewenangan Pusat)
dan Meningkatkan yang memperoleh nilai indeks
Pemanfaatan METT minimal 70%.
Berkelanjutan Ekosistem
Daratan, Mengelola
Hutan secara Lestari,
Menghentikan
Penggurunan,
Memulihkan Degradasi
Lahan, serta
15 Menghentikan
Melindungi, Merestorasi 15.2.1.(d) Jumlah Kesatuan Pengelolaan Jumlah UPTD KPH yang terbentuk di
Kehilangan
dan Meningkatkan Hutan. daerah
Keanekaragaman
Pemanfaatan Hayati
Berkelanjutan Ekosistem
Daratan, Mengelola
Hutan secara Lestari,
Menghentikan
Penggurunan,
Memulihkan Degradasi
Lahan, serta
15 Menghentikan
Melindungi, Merestorasi 15.3.1.(a) Proporsi luas lahan kritis yang Rehabilitasi hutan dan lahan kritis
Kehilangan
dan Meningkatkan direhabilitasi terhadap luas
Keanekaragaman
Pemanfaatan Hayati lahan keseluruhan.
Berkelanjutan Ekosistem
Daratan, Mengelola
Hutan secara Lestari,
Menghentikan
Penggurunan,
Memulihkan Degradasi
Lahan, serta
Menghentikan
Kehilangan
Keanekaragaman Hayati
15 Melindungi, Merestorasi 15.5.1* Persentase populasi 25 jenis (kewenangan Pusat)
dan Meningkatkan satwa terancam punah
Pemanfaatan prioritas.
Berkelanjutan Ekosistem
Daratan, Mengelola
Hutan secara Lestari,
Menghentikan
Penggurunan,
Memulihkan Degradasi
Lahan, serta
15 Menghentikan
Melindungi, Merestorasi 15.6.1* Tersedianya kerangka legislasi, (kewenangan Pusat)
Kehilangan
dan Meningkatkan administrasi dan kebijakan
Keanekaragaman
Pemanfaatan Hayati untuk memastikan pembagian
Berkelanjutan Ekosistem keuntungan yang adil dan
Daratan, Mengelola merata.
Hutan secara Lestari,
Menghentikan
Penggurunan,
Memulihkan Degradasi
Lahan, serta
15 Menghentikan
Melindungi, Merestorasi 15.7.1.(a) Persentase penyelesaian (kewenangan Pusat)
Kehilangan
dan Meningkatkan tindak pidana lingkungan
Keanekaragaman
Pemanfaatan Hayati hidup sampai dengan P21 dari
Berkelanjutan Ekosistem jumlah kasus yang terjadi.
Daratan, Mengelola
Hutan secara Lestari,
Menghentikan
Penggurunan,
Memulihkan Degradasi
Lahan, serta
15 Menghentikan
Melindungi, Merestorasi 15.7.1.(b) Jumlah penambahan spesies (kewenangan Pusat)
Kehilangan
dan Meningkatkan satwa liar dan tumbuhan alam
Keanekaragaman
Pemanfaatan Hayati yang dikembangbiakan pada
Berkelanjutan Ekosistem lembaga konservasi.
Daratan, Mengelola
Hutan secara Lestari,
Menghentikan
Penggurunan,
Memulihkan Degradasi
Lahan, serta
Menghentikan
Kehilangan
Keanekaragaman Hayati
15 Melindungi, Merestorasi 15.8.1.(a) Rumusan kebijakan dan (kewenangan Pusat)
dan Meningkatkan rekomendasi karantina hewan
Pemanfaatan dan tumbuhan, serta
Berkelanjutan Ekosistem keamanan hayati hewani dan
Daratan, Mengelola nabati.
Hutan secara Lestari,
Menghentikan
Penggurunan,
Memulihkan Degradasi
Lahan, serta
15 Menghentikan
Melindungi, Merestorasi 15.9.1.(a) Dokumen rencana Dokumen Rencana Induk Pengelolaan
Kehilangan
dan Meningkatkan pemanfaatan keanekaragaman Keanekaragaman Hayati Daerah
Keanekaragaman
Pemanfaatan Hayati hayati.
Berkelanjutan Ekosistem
Daratan, Mengelola
Hutan secara Lestari,
Menghentikan
Penggurunan,
Memulihkan Degradasi
Lahan, serta
15 Menghentikan
Melindungi, Merestorasi 15.c.1.(a) Persentase penyelesaian (kewenangan Pusat)
Kehilangan
dan Meningkatkan tindak pidana lingkungan
Keanekaragaman
Pemanfaatan Hayati hidup sampai dengan P21 dari
Berkelanjutan Ekosistem jumlah kasus yang terjadi.
Daratan, Mengelola
Hutan secara Lestari,
Menghentikan
Penggurunan,
Memulihkan Degradasi
Lahan, serta
16 Menghentikan
Menguatkan Masyarakat 16.1.1.(a) Jumlah kasus kejahatan (kewenangan Pusat)
Kehilangan
yang Inklusif dan Damai pembunuhan pada satu tahun
Keanekaragaman
untuk Pembangunan Hayati terakhir.
Berkelanjutan,
Menyediaan Akses
Keadilan untuk Semua,
dan Membangun
Kelembagaan yang
Efektif, Akuntabel, dan
Inklusif di Semua
Tingkatan
16 Menguatkan Masyarakat 16.1.2.(a) Kematian disebabkan konflik (kewenangan Pusat)
yang Inklusif dan Damai per 100.000 penduduk.
untuk Pembangunan
Berkelanjutan,
Menyediaan Akses
Keadilan untuk Semua,
dan Membangun
Kelembagaan yang
Efektif, Akuntabel, dan
16 Inklusif di Semua
Menguatkan Masyarakat 16.1.3.(a) Proporsi penduduk yang (kewenangan Pusat)
Tingkatan
yang Inklusif dan Damai menjadi korban kejahatan
untuk Pembangunan kekerasan dalam 12 bulan
Berkelanjutan, terakhir.
Menyediaan Akses
Keadilan untuk Semua,
dan Membangun
Kelembagaan yang
Efektif, Akuntabel, dan
16 Inklusif di Semua
Menguatkan Masyarakat 16.1.4* Proporsi penduduk yang (tidak ada data)
Tingkatan
yang Inklusif dan Damai merasa aman berjalan
untuk Pembangunan sendirian di area tempat
Berkelanjutan, tinggalnya.
Menyediaan Akses
Keadilan untuk Semua,
dan Membangun
Kelembagaan yang
Efektif, Akuntabel, dan
Inklusif di Semua
Tingkatan
16 Menguatkan Masyarakat 16.2.1.(a) Proporsi rumah tangga yang Rasio KDRT (Permendagri 86/Lokalisasi
yang Inklusif dan Damai memiliki anak umur 1-17 TPB)
untuk Pembangunan tahun yang mengalami
Berkelanjutan, hukuman fisik dan/atau agresi
Menyediaan Akses psikologis dari pengasuh
Keadilan untuk Semua, dalam setahun terakhir.
dan Membangun
Kelembagaan yang
Efektif, Akuntabel, dan
Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat 16.2.1.(b) Prevalensi kekerasan terhadap Cakupan perempuan dan anak korban
yang Inklusif dan Damai anak laki-laki dan anak kekerasan yang mendapatkan penanganan
untuk Pembangunan perempuan. pengaduan oleh petugas terlatih di dalam
Berkelanjutan, unit pelayanan terpadu (Permendagri
Menyediaan Akses 86/Lokalisasi TPB)
Keadilan untuk Semua,
dan Membangun
Kelembagaan yang
Efektif, Akuntabel, dan
Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat 16.2.3.(a) Proporsi perempuan dan laki- Cakupan perempuan dan anak korban
yang Inklusif dan Damai laki muda umur 18-24 tahun kekerasan yang mendapatkan penanganan
untuk Pembangunan yang mengalami kekerasan pengaduan oleh petugas terlatih di dalam
Berkelanjutan, seksual sebelum umur 18 unit pelayanan terpadu (Permendagri
Menyediaan Akses tahun. 86/Lokalisasi TPB)
Keadilan untuk Semua,
dan Membangun
Kelembagaan yang
Efektif, Akuntabel, dan
Inklusif di Semua
Tingkatan
16 Menguatkan Masyarakat 16.3.1.(a) Proporsi korban kekerasan Cakupan perempuan dan anak korban
yang Inklusif dan Damai dalam 12 bulan terakhir yang kekerasan yang mendapatkan penanganan
untuk Pembangunan melaporkan kepada polisi. pengaduan oleh petugas terlatih di dalam
Berkelanjutan, unit pelayanan terpadu (Permendagri
Menyediaan Akses 86/Lokalisasi TPB)
Keadilan untuk Semua,
dan Membangun
Kelembagaan yang
Efektif, Akuntabel, dan
Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat 16.3.1.(b) Jumlah orang atau kelompok (kewenangan Pusat)


yang Inklusif dan Damai masyarakat miskin yang
untuk Pembangunan memperoleh bantuan hukum
Berkelanjutan, litigasi dan non litigasi.
Menyediaan Akses
Keadilan untuk Semua,
dan Membangun
Kelembagaan yang
Efektif, Akuntabel, dan
16 Inklusif di Semua
Menguatkan Masyarakat 16.3.1.(c) Jumlah pelayanan peradilan (kewenangan Pusat)
Tingkatan
yang Inklusif dan Damai bagi masyarakat miskin
untuk Pembangunan melalui sidang di luar gedung
Berkelanjutan, pengadilan; pembebasan
Menyediaan Akses biaya perkara; dan Pos
Keadilan untuk Semua, Layanan Hukum.
dan Membangun
Kelembagaan yang
Efektif, Akuntabel, dan
16 Inklusif di Semua
Menguatkan Masyarakat 16.3.2. (a) Proporsi tahanan yang (kewenangan Pusat)
Tingkatan
yang Inklusif dan Damai melebihi masa penahanan
untuk Pembangunan terhadap seluruh jumlah
Berkelanjutan, tahanan.
Menyediaan Akses
Keadilan untuk Semua,
dan Membangun
Kelembagaan yang
Efektif, Akuntabel, dan
Inklusif di Semua
Tingkatan
16 Menguatkan Masyarakat 16.5.1.(a) Indeks Perilaku Anti Korupsi (kewenangan Pusat)
yang Inklusif dan Damai (IPAK).
untuk Pembangunan
Berkelanjutan,
Menyediaan Akses
Keadilan untuk Semua,
dan Membangun
Kelembagaan yang
Efektif, Akuntabel, dan
16 Inklusif di Semua
Menguatkan Masyarakat 16.6.1* Proporsi pengeluaran utama Dicantumkan di dalam gambaran
Tingkatan
yang Inklusif dan Damai pemerintah terhadap keuangan
untuk Pembangunan anggaran yang disetujui.
Berkelanjutan,
Menyediaan Akses
Keadilan untuk Semua,
dan Membangun
Kelembagaan yang
Efektif, Akuntabel, dan
16 Inklusif di Semua
Menguatkan Masyarakat 16.6.1.(a) Persentase peningkatan Opini Dicantumkan di dalam gambaran
Tingkatan
yang Inklusif dan Damai Wajar Tanpa Pengecualian keuangan/gambaran umum daerah
untuk Pembangunan (WTP) atas Laporan Keuangan
Berkelanjutan, Kementerian/ Lembaga dan
Menyediaan Akses Pemerintah Daerah
Keadilan untuk Semua, (Provinsi/Kabupaten/Kota).
dan Membangun
Kelembagaan yang
Efektif, Akuntabel, dan
Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat 16.6.1.(b) Persentase peningkatan Sistem Dicantumkan di dalam gambaran


yang Inklusif dan Damai Akuntabilitas Kinerja keuangan/gambaran umum daerah
untuk Pembangunan Pemerintah (SAKIP)
Berkelanjutan, Kementerian/Lembaga dan
Menyediaan Akses Pemerintah Daerah (Provinsi/
Keadilan untuk Semua, Kabupaten/Kota).
dan Membangun
Kelembagaan yang
Efektif, Akuntabel, dan
Inklusif di Semua
Tingkatan
16 Menguatkan Masyarakat 16.6.1.(c) Persentase penggunaan E-
yang Inklusif dan Damai procurement terhadap belanja
untuk Pembangunan pengadaan.
Berkelanjutan,
Menyediaan Akses
Keadilan untuk Semua,
dan Membangun
Kelembagaan yang
Efektif, Akuntabel, dan
16 Inklusif di Semua
Menguatkan Masyarakat 16.6.1.(d) Persentase instansi (kewenangan Pusat)
Tingkatan
yang Inklusif dan Damai pemerintah yang memiliki nilai
untuk Pembangunan Indeks Reformasi Birokrasi
Berkelanjutan, Baik Kementerian/Lembaga
Menyediaan Akses dan Pemerintah Daerah
Keadilan untuk Semua, (Provinsi/ Kabupaten/Kota).
dan Membangun
Kelembagaan yang
Efektif, Akuntabel, dan
Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat 16.6.2.(a) Persentase Kepatuhan (kewenangan Pusat)


yang Inklusif dan Damai pelaksanaan UU Pelayanan
untuk Pembangunan Publik Kementerian/Lembaga
Berkelanjutan, dan Pemerintah Daerah
Menyediaan Akses (Provinsi/ Kabupaten/Kota).
Keadilan untuk Semua,
dan Membangun
Kelembagaan yang
Efektif, Akuntabel, dan
Inklusif di Semua
Tingkatan
16 Menguatkan Masyarakat 16.7.1.(a) Persentase keterwakilan Proporsi kursi yang diduduki perempuan
yang Inklusif dan Damai perempuan di Dewan di DPR (Permendagri 86/Lokalisasi TPB)
untuk Pembangunan Perwakilan Rakyat (DPR) dan
Berkelanjutan, Dewan Perwakilan Rakyat
Menyediaan Akses Daerah (DPRD).
Keadilan untuk Semua,
dan Membangun
Kelembagaan yang
Efektif, Akuntabel, dan
Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat 16.7.1.(b) Persentase keterwakilan Presentase partisipasi perempuan di


yang Inklusif dan Damai perempuan sebagai lembaga pemerintah (Permendagri
untuk Pembangunan pengambilan keputusan di 86/Lokalisasi TPB)
Berkelanjutan, lembaga eksekutif (Eselon I
Menyediaan Akses dan II).
Keadilan untuk Semua,
dan Membangun
Kelembagaan yang
Efektif, Akuntabel, dan
Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat 16.7.2.(a) Indeks Lembaga Demokrasi. (kewenangan Pusat)


yang Inklusif dan Damai
untuk Pembangunan
Berkelanjutan,
Menyediaan Akses
Keadilan untuk Semua,
dan Membangun
Kelembagaan yang
Efektif, Akuntabel, dan
Inklusif di Semua
Tingkatan
16 Menguatkan Masyarakat 16.7.2.(b) Indeks Kebebasan Sipil. (kewenangan Pusat)
yang Inklusif dan Damai
untuk Pembangunan
Berkelanjutan,
Menyediaan Akses
Keadilan untuk Semua,
dan Membangun
Kelembagaan yang
Efektif, Akuntabel, dan
16 Inklusif di Semua
Menguatkan Masyarakat 16.7.2.(c) Indeks Hak-hak Politik. (kewenangan Pusat)
Tingkatan
yang Inklusif dan Damai
untuk Pembangunan
Berkelanjutan,
Menyediaan Akses
Keadilan untuk Semua,
dan Membangun
Kelembagaan yang
Efektif, Akuntabel, dan
16 Inklusif di Semua
Menguatkan Masyarakat 16.9.1* Proporsi anak umur di bawah Rasio bayi berakte kelahiran (Permendagri
Tingkatan
yang Inklusif dan Damai 5 tahun yang kelahirannya 86/Lokalisasi TPB)
untuk Pembangunan dicatat oleh lembaga
Berkelanjutan, pencatatan sipil, menurut
Menyediaan Akses umur.
Keadilan untuk Semua,
dan Membangun
Kelembagaan yang
Efektif, Akuntabel, dan
Inklusif di Semua
Tingkatan
16 Menguatkan Masyarakat 16.9.1.(a) Persentase kepemilikan akta Cakupan penerbitan akta kelahiran
yang Inklusif dan Damai lahir untuk penduduk 40% (Permendagri 86/Lokalisasi TPB)
untuk Pembangunan berpendapatan bawah.
Berkelanjutan,
Menyediaan Akses
Keadilan untuk Semua,
dan Membangun
Kelembagaan yang
Efektif, Akuntabel, dan
Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat 16.9.1.(b) Persentase anak yang memiliki Rasio bayi berakte kelahiran (Permendagri
yang Inklusif dan Damai akta kelahiran. 86/Lokalisasi TPB)
untuk Pembangunan
Berkelanjutan,
Menyediaan Akses
Keadilan untuk Semua,
dan Membangun
Kelembagaan yang
Efektif, Akuntabel, dan
Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat 16.10.1.(a) Jumlah penanganan (kewenangan Pusat)


yang Inklusif dan Damai pengaduan pelanggaran Hak
untuk Pembangunan Asasi Manusia (HAM).
Berkelanjutan,
Menyediaan Akses
Keadilan untuk Semua,
dan Membangun
Kelembagaan yang
Efektif, Akuntabel, dan
Inklusif di Semua
Tingkatan
16 Menguatkan Masyarakat 16.10.1.(b) Jumlah penanganan (kewenangan Pusat)
yang Inklusif dan Damai pengaduan pelanggaran Hak
untuk Pembangunan Asasi Manusia (HAM)
Berkelanjutan, perempuan terutama
Menyediaan Akses kekerasan terhadap
Keadilan untuk Semua, perempuan.
dan Membangun
Kelembagaan yang
Efektif, Akuntabel, dan
Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat 16.10.2* Jumlah negara yang (kewenangan Pusat)


yang Inklusif dan Damai mengadopsi dan
untuk Pembangunan melaksanakan konstitusi,
Berkelanjutan, statutori dan/atau jaminan
Menyediaan Akses kebijakan untuk akses publik
Keadilan untuk Semua, pada informasi.
dan Membangun
Kelembagaan yang
Efektif, Akuntabel, dan
16 Inklusif di Semua
Menguatkan Masyarakat 16.10.2.(a) Tersedianya Badan Publik yang (Tidak ada data)
Tingkatan
yang Inklusif dan Damai menjalankan kewajiban
untuk Pembangunan sebagaimana diatur dalam UU
Berkelanjutan, No. 14 Tahun 2008 tentang
Menyediaan Akses Keterbukaan Informasi Publik.
Keadilan untuk Semua,
dan Membangun
Kelembagaan yang
Efektif, Akuntabel, dan
Inklusif di Semua
Tingkatan
16 Menguatkan Masyarakat 16.10.2.(b) Persentase penyelesaian (kewenangan Pusat)
yang Inklusif dan Damai sengketa informasi publik
untuk Pembangunan melalui mediasi dan/atau
Berkelanjutan, ajudikasi non litigasi.
Menyediaan Akses
Keadilan untuk Semua,
dan Membangun
Kelembagaan yang
Efektif, Akuntabel, dan
16 Inklusif di Semua
Menguatkan Masyarakat 16.10.2.(c) Jumlah kepemilikan sertifikat (Tidak ada data)
Tingkatan
yang Inklusif dan Damai Pejabat Pengelola Informasi
untuk Pembangunan dan Dokumentasi (PPID) untuk
Berkelanjutan, mengukur kualitas PPID dalam
Menyediaan Akses menjalankan tugas dan fungsi
Keadilan untuk Semua, sebagaimana diatur dalam
dan Membangun peraturan perundang-
Kelembagaan yang undangan.
Efektif, Akuntabel, dan
16 Inklusif di Semua
Menguatkan Masyarakat 16.a.1* Tersedianya lembaga hak asasi (kewenangan Pusat)
Tingkatan
yang Inklusif dan Damai manusia (HAM) nasional yang
untuk Pembangunan independen yang sejalan
Berkelanjutan, dengan Paris Principles.
Menyediaan Akses
Keadilan untuk Semua,
dan Membangun
Kelembagaan yang
Efektif, Akuntabel, dan
16 Inklusif di Semua
Menguatkan Masyarakat 16.b.1.(a) Jumlah kebijakan yang (kewenangan Pusat)
Tingkatan
yang Inklusif dan Damai diskriminatif dalam 12 bulan
untuk Pembangunan lalu berdasarkan pelarangan
Berkelanjutan, diskriminasi menurut hukum
Menyediaan Akses HAM Internasional.
Keadilan untuk Semua,
dan Membangun
Kelembagaan yang
Efektif, Akuntabel, dan
17 Inklusif di Semua
Menguatkan Sarana 17.1.1* Total pendapatan pemerintah Dicantumkan di dalam gambaran
Tingkatan
Pelaksanaan dan sebagai proporsi terhadap PDB keuangan KLHS RPJMD/Dokumen RPJMD
Merevitalisasi Kemitraan menurut sumbernya.
Global untuk
Pembangunan
Berkelanjutan
17 Menguatkan Sarana 17.1.1.(a) Rasio penerimaan pajak Dicantumkan di dalam gambaran
Pelaksanaan dan terhadap PDB. keuangan RPJMD
Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk
Pembangunan
17 Berkelanjutan
Menguatkan Sarana 17.1.2* Proporsi anggaran domestik Dicantumkan di dalam gambaran
Pelaksanaan dan yang didanai oleh pajak keuangan RPJMD
Merevitalisasi Kemitraan domestik.
Global untuk
Pembangunan
17 Berkelanjutan
Menguatkan Sarana 17.3.2.(a) Proporsi volume remitansi TKI (kewenangan Pusat)
Pelaksanaan dan (dalam US dollars) terhadap
Merevitalisasi Kemitraan PDB.
Global untuk
Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana 17.4.1* Proporsi pembayaran utang (kewenangan Pusat)


Pelaksanaan dan dan bunga (Debt Service)
Merevitalisasi Kemitraan terhadap ekspor barang dan
Global untuk jasa.
Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana 17.6.1.(a) Jumlah kegiatan saling berbagi (kewenangan Pusat)


Pelaksanaan dan pengetahuan dalam kerangka
Merevitalisasi Kemitraan Kerjasama Selatan-Selatan dan
Global untuk Triangular
Pembangunan
Berkelanjutan
17 Menguatkan Sarana 17.6.2.(a) Persentase jaringan tulang (kewenangan Pusat)
Pelaksanaan dan punggung serat optik nasional
Merevitalisasi Kemitraan yang menghubungkan Ibukota
Global untuk Kabupaten/Kota (IKK).
Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana 17.6.2.(b) Tingkat penetrasi akses tetap (kewenangan Pusat)


Pelaksanaan dan pitalebar (fixed broadband) di
Merevitalisasi Kemitraan Perkotaan dan di Perdesaan.
Global untuk
Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana 17.6.2.(c) Proporsi penduduk terlayani Persentase penduduk


Pelaksanaan dan mobile broadband yang menggunakan
Merevitalisasi Kemitraan HP/telepon
Global untuk
Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana 17.8.1* Proporsi individu yang Proporsi rumah tangga dengan akses
Pelaksanaan dan menggunakan internet. internet
Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk
Pembangunan
Berkelanjutan
17 Menguatkan Sarana 17.8.1.(a) Persentase kabupaten 3T yang Proporsi rumah tangga dengan akses
Pelaksanaan dan terjangkau layanan akses internet
Merevitalisasi Kemitraan telekomunikasi universal dan
Global untuk internet.
Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana 17.9.1.(a) Jumlah indikasi pendanaan (kewenangan Pusat)


Pelaksanaan dan untuk pembangunan kapasitas
Merevitalisasi Kemitraan dalam kerangka KSST
Global untuk Indonesia.
Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana 17.10.1.(a) Rata-rata tarif terbobot di (kewenangan Pusat)


Pelaksanaan dan negara mitra Free Trade
Merevitalisasi Kemitraan Agreement (FTA) (6 negara).
Global untuk
Pembangunan
Berkelanjutan
17 Menguatkan Sarana 17.11.1.(a) Pertumbuhan ekspor produk Dicantumkan di dalam gambaran
Pelaksanaan dan non migas keuangan
Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk
Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana 17.13.1* Tersedianya Dashboard (tidak ada data)


Pelaksanaan dan Makroekonomi.
Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk
17 Menguatkan
Pembangunan Sarana 17.17.1.(a) Jumlah proyek yang Jumlah proyek yang ditawarkan untuk
Pelaksanaan
Berkelanjutandan ditawarkan untuk dilaksanakan dilaksanakan dengan skema Kerjasama
Merevitalisasi Kemitraan dengan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
Global untuk Pemerintah dan Badan Usaha
Pembangunan (KPBU).
Berkelanjutan
17 Menguatkan Sarana 17.17.1.(b) Jumlah alokasi pemerintah Diwakili indikator 17.17.1.(a)
Pelaksanaan dan untuk penyiapan proyek,
Merevitalisasi Kemitraan transaksi proyek, dan
Global untuk dukungan pemerintah dalam
Pembangunan Kerjasama Pemerintah dan
Berkelanjutan Badan Usaha (KPBU).

17 Menguatkan Sarana 17.18.1.(a) Persentase konsumen Badan (kewenangan Pusat)


Pelaksanaan dan Pusat Statistik (BPS) yang
Merevitalisasi Kemitraan merasa puas dengan kualitas
Global untuk data statistik.
Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana 17.18.1.(b) Persentase konsumen yang (kewenangan Pusat)


Pelaksanaan dan menjadikan data dan informasi
Merevitalisasi Kemitraan statistik BPS sebagai rujukan
Global untuk utama.
Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana 17.18.1.(c) Jumlah metadata kegiatan (kewenangan Pusat)


Pelaksanaan dan statistik dasar, sektoral, dan
Merevitalisasi Kemitraan khusus yang terdapat dalam
Global untuk Sistem Informasi Rujukan
Pembangunan Statistik (SIRuSa).
Berkelanjutan
17 Menguatkan Sarana 17.18.1.(d) Persentase indikator SDGs (kewenangan Pusat)
Pelaksanaan dan terpilah yang relevan dengan
Merevitalisasi Kemitraan target.
Global untuk
Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana 17.18.2* Jumlah negara yang memiliki (tidak ada data)
Pelaksanaan dan undang-undang statistik
Merevitalisasi Kemitraan nasional yang tunduk pada
Global untuk Prinsip-prinsip fundamental
Pembangunan Statistik Resmi.
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana 17.18.2.(a) Review Undang-Undang (kewenangan Pusat)


Pelaksanaan dan Nomor 16 Tahun 1997 tentang
Merevitalisasi Kemitraan Statistik.
Global untuk
Pembangunan
Berkelanjutan
17 Menguatkan Sarana 17.18.3.(a) Tersusunnya National Strategy (kewenangan Pusat)
Pelaksanaan dan for Development of Statistics
Merevitalisasi Kemitraan (NSDS).
Global untuk
Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana 17.19.1.(a) Jumlah pejabat fungsional (kewenangan Pusat)


Pelaksanaan dan statistisi dan pranata komputer
Merevitalisasi Kemitraan pada Kementerian/Lembaga.
Global untuk
Pembangunan
Berkelanjutan
17 Menguatkan Sarana 17.19.1.(b) Persentase (kewenangan Pusat)
Pelaksanaan dan Kementerian/Lembaga yang
Merevitalisasi Kemitraan sudah memiliki pejabat
Global untuk fungsional statistisi dan/atau
Pembangunan pranata komputer.
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana 17.19.1.(c) Persentase terpenuhinya (kewenangan Pusat)


Pelaksanaan dan kebutuhan pejabat fungsional
Merevitalisasi Kemitraan statistisi dan pranata komputer
Global untuk Kementerian/Lembaga.
Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana 17.19.2 (a) Terlaksananya Sensus (kewenangan Pusat)


Pelaksanaan dan Penduduk dan Perumahan
Merevitalisasi Kemitraan pada tahun 2020.
Global untuk
Pembangunan
Berkelanjutan
17 Menguatkan Sarana 17.19.2.(b) Tersedianya data registrasi Diwakili indikator 16.9.1.(a)
Pelaksanaan dan terkait kelahiran dan kematian
Merevitalisasi Kemitraan (Vital Statistics Register)
Global untuk
Pembangunan
Berkelanjutan
17 Menguatkan Sarana 17.19.2.(c) Jumlah pengunjung eksternal (kewenangan Pusat)
Pelaksanaan dan yang mengakses data dan
Merevitalisasi Kemitraan informasi statistik melalui
Global untuk website.
Pembangunan
Berkelanjutan
17 Menguatkan Sarana 17.19.2.(d) Persentase konsumen yang (kewenangan Pusat)
Pelaksanaan dan puas terhadap akses data
Merevitalisasi Kemitraan Badan Pusat Statistik (BPS).
Global untuk
Pembangunan
Berkelanjutan
17 Menguatkan Sarana 17.19.2.(e) Persentase konsumen yang (kewenangan Pusat)
Pelaksanaan dan menggunakan data Badan
Merevitalisasi Kemitraan Pusat Statistik (BPS) dalam
Global untuk perencanaan dan evaluasi
Pembangunan pembangunan nasional.
Berkelanjutan
319

Catatan:
Terdapat 29 indikator yang sama/identik dengan indikator lainnya. Sehingga, total indikator TPB Indonesia adalah 290 indikator. Dar
TARGET YANG HARUS DITETAPKAN DOKUMEN/ DATA YANG HARUS CATATAN
DALAM RPJMD DISIAPKAN

Menentukan persentase penurunan tingkat Target kemiskinan masing-masing daerah yang Akan lebih lengkap jika daerah dapat
kemiskinan di daerah sampai akhir periode ditentukan secara nasional mengkategorikan penduduk miskin
RPJMD dengan mempertimbangkan target berdasarkan jenis kelamin dan kelompok
nasional umur

Menentukan persentase penduduk miskin dan Data kemiskinan bersumber dari: TNP2K dan Daerah harus menghitung kapasitas pusat
tidak mampu yang menjadi peserta Jamkesnas Kemensos, serta BPS. Di samping itu, juga untuk pembiayaan Jamkesnas dan daerah
dan/atau Jamkesda di daerah sampai akhir perlu ditelusuri permasalahan-permasalahan dapat menghitung kebutuhan untuk Jamkesda
periode RPJMD dengan mempertimbangkan dalam pelaksanaan Jamkesnas sesuai dengan kemampuannya. Mengingat
target nasional kebijakan ini untuk kepentingan masyarakat di
daerah maka daerah juga perlu
mempersiapkan kegiatan dalam mendukung
suksesnya Jamkesnas

Menentukan persentase pekerja formal yang Data peserta BPJS Ketenagakerjaan bersumber Dinas Ketenagakerjaan memiliki tanggung
menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan dari: Kemenaker, BPJS Ketenagakerjaan, dll. jawab memberikan perlindungan terhadap
tenaga kerja yang bekerja di sektor formal
untuk mendapatkan fasilitas BPJS
Ketenagakerjaan

Menentukan persentase penyandang cacat Data daerah


fisik dan mental, serta lanjut usia tidak
potensial yang telah menerima jaminan sosial
Menentukan persentase PMKS yang Sumber data: Kemensos, TNP2K, Kemenko Jenis-jenis bantuan sosial/subsidi yang
memperoleh bantuan sosial PMK, Kemendagri, BPS diberikan Pemerintah antara lain: Rastra,
listrik, LPG, BBM, PKH, KIP, KIS, dll.
Mengingat program ini dari pusat, maka peran
daerah dalam RPJMD diwujudkan dalam
bentuk kegiatan-kegiatan yang mendukung
atau mempercepat akses bantuan tersebut
kepada masyarakat.
Menentukan persentase rumah tangga yang Data rumah tangga dengan akses listrik PLN Indikator ini mengakomodasi rumah tangga
memiliki akses listrik dan non PLN yang tersedia di kantor cabang yang berada di daerah 3T (terluar, terdepan,
PLN setempat maupun data daeri daerah. tertinggal) baik miskin atau tidak.
Daerah dapat menyediakan alokasi anggaran
untuk membangun infrastruktur/akses listrik
bagi wilayah yang belum teraliri listrik dan
daerah dapat menyediakan bantuan sosial
untuk pemasangan listrik bagi masyarakatnya.

Sesuai dengan SPM SPM

Sesuai dengan SPM SPM

Sesuai dengan SPM SPM

Sesuai dengan SPM SPM


Sesuai dengan SPM SPM

Sesuai dengan SPM SPM

Sesuai dengan SPM SPM

Sesuai dengan SPM SPM

Masuk dalam skenario pembiayaan fiskal


dalam RPJMD. Dalam deskripsinya sebaiknya
secara eksplisit memberikan pembahasan
terkait hal ini.
Masuk dalam skenario pembiayaan fiskal
dalam RPJMD. Dalam deskripsinya sebaiknya
secara eksplisit memberikan pembahasan
terkait hal ini.

Menentukan persentase penduduk yang Sumber data : Badan Ketahanan Pangan, BPS,
memenuhi standar konsumsi pangan Dinas Kesehatan, Dinas Pangan
minimum

Menentukan penurunan angka prevalensi


balita gizi kurang berupa stunting, malnutrisi,
underweight, dengan kategori berdasarkan
umur bawah lima tahun/balita dan bawah dua
tahun/baduta

Menentukan angka kerawanan pangan sedang Angka kerawanan pangan berdasarkan pada
atau berat, berdasarkan pada Skala DDDT Pangan KLHS RPJMD.
Pengalaman Kerawanan Pangan. Pencapaian prevalensi didasarkan pada data-
data analisis ekonomi.
Menentukan cakupan pelayanan SPM
Kesehatan yang secara spesifik untuk ibu
hamil
Menentukan cakupan pelayanan SPM
Kesehatan yang secara spesifik termasuk
pemberian ASI eksklusif bagi bayi baru lahir

Menentukan peningkatan skor Pola Pangan


Harapan (PPH) dan tingkat konsumsi ikan.

Menentukan peningkatan jumlah produksi


tanaman pangan dan ternak untuk
pemenuhan kebutuhan pangan
Menentukan peningkatan ketersediaan daging
untuk pemenuhan kebutuhan pangan

Menentukan penurunan angka kematian ibu SPM


per 100.000 kelahiran

Menentukan peningkatan cakupan


pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
terlatih untuk perempuan usia 15-49 tahun

Menentukan jumlah penurunan Angka SPM


Kematian Balita per 1000 kelahiran hidup
Menentukan penurunan Angka Kematian SPM
Neonatal per 1000 kelahiran hidup

Menentukan penuruan Angka Kematian Bayi SPM


(AKB) per 1000 kelahiran hidup

Menentukan peningkatan cakupan SPM


desa/kelurahan Child Immunization (UCI)

Menentukan tingkat penurunan tingkat SPM


prevalensi HIV/AIDS dari total populasi Dalam penyediaan datanya dapat
dikategorikan berdasarkan kelompok umur

Menentukan tingkat penurunan prevalensi SPM


Tuberkulosis (per 100.000 penduduk)
Menentukan jumlah penurunan kejadian Dalam penjelasan perlu ditegaskan kawasan
malaria per 1000 orang yang sudah bebas dari malaria

Menentukan penurunan prevalensi tekanan


darah tinggi.
Sesuai dengan SPM
Menentukan tingkat peningkatan pemakaian
kontrasepsi

Menentukan tingkat peningkatan pemakaian


kontrasepsi/CPR bagi perempuan menikah
usia 15-49

Menentukan tingkat peningkatan Penggunaan


Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)
Menentukan tingkat penurunan angka
kelahiran remaja (perempuan usia 15–19) per
1.000 perempuan usia 15–19 tahun (ASFR 15–
19)

Menentukan tingkat penurunan Total Fertility


Rate (TFR)

Sesuai dengan SPM

Menentukan persentase penduduk yang


menjadi peserta Jamkesnas dan/atau
Jamkesda di daerah sampai akhir periode
RPJMD dengan mempertimbangkan target
nasional

Menentukan persentase penduduk yang


menjadi peserta Jamkesnas dan/atau
Jamkesda di daerah sampai akhir periode
RPJMD dengan mempertimbangkan target
nasional
Sesuai dengan SPM

Menentukan peningkatan jumlah tenaga


medis per satuan penduduk

Sesuai dengan SPM


Menentukan peningkaan APK SD/MI/sederajat

Menentukan peningkaan APK


SMP/MTsI/sederajat

Menentukan peningkatan APK


SMA/SMK/MA/sederajat
Menentukan peningkatan rata-rata lama
sekolah penduduk usia 15 tahun ke atas

Menentukan peningkatan Angka Partisipasi


Kasar (APK) Pendidikan Anak Usia Dini

Menentukan peningkatan proporsi


keterampilan teknologi informasi dan
komunikasi pada remaja dan dewasa
Menentukan tingkat peningkatan angka melek
aksara penduduk umur 15 tahun ke atas

Menentukan tingkat peningkatan angka melek


aksara penduduk umur 15 tahun ke atas
Menentukan peningkatan jumlah guru yang
memenuhi kualifikasi SI/DIV

Menentukan peningkatan jumlah kebijakan


yang responsif gender mendukung
pemberdayaan perempuan
Menentukan tigkat penurunan rasio KDRT kekerasan (fisik, seksual, atau emosional) oleh
pasangan atau mantan pasangan dalam 12
bulan terakhir.

Menentukan peningkatan penanganan


pengaduan kasus kekerasan pada perempuan
dan anak yang ditangani oleh petugas terlatih
di dalam unit layanan terpadu
Menentukan peningkatan keterwakilan
perempuan di DPR

Menentukan peningkatan keterwakilan


perempuan sebagai pengambil keputusan di
lembaga eksekutif
Menentukan tingkat unmet need PUS yang
ingin ber-KB
Menentukan peningkatan rumah tangga
dengan akses berkelanjutan terhadap air
minum layak, perkotaan dan perdesaan

Menentukan peningkatan rumah tinggal


bersanitasi

Menentukan peningkatan jumlah


desa/kelurahan yang melaksanakan sanitasi
total berbasis masyarakat (STBM)
Menentukan peningkatan jumlah
desa/kelurahan yang Open Defecation Free
(ODF)/ Stop Buang Air Besar Sembarangan
(SBS)
Menentukan peningkatan indeks kualitas air Kualitas air danau, sungai, dan sumber air
pada berbagai sumber lainnya

Menentukan tingkat pengendalian dan


penegakan hukum bagi penggunaan air tanah
melalui pemberian izin penggunaan air tanah
Menentukan jumlah RPDAST yang RTRW daerah Indikator ini hanya untuk daerah yang berada
diinternalisasi dalam RTRW (untuk daerah di wilayah 108 DAS Prioritas
yang berada di 108 DAS Prioritas)

Menentukan jumlah Daerah Aliran Sungai Data jumlah mata air dan sumur resapan Sumber data: Dinas yang menangani sumber
(DAS) yang meningkat jumlah mata airnya daya air

Menentukan jumlah izin perhutanan sosial Data izin perhutanan sosial yang diterbitkan Daerah berperan dalam proses penerbitan izin
yang diterbitkan perhutanan sosial sesuai dengan
kewenangannya

Menentukan jumlah Forum DAS yang SK pembentukan Forum DAS


terbentuk
Menentukan jumlah embung, dam RPDAST
pengendali, dam penahan skala kecil dan
menengah
Menentukan peningkatan rasio elektrifikasi
rumah tangga
Sumber data : BPS, Susenas

Sumber data : BPS, Susenas

Sumber data : BPS, Susenas


Menentukan peningkatan persentase tingkat
layanan UMKM pada lembaga keuangan
Menentukan tingkat penurunan
pengangguran terbuka

Menentukan tingkat penurunan


pengangguran terbuka
Meningkatkan kontribusi sektor pariwisata
terhadap PDRB

Wisatawan mancanegara dan wisatawan


nusantara
Meningkatkan kontribusi sektor pariwisata
terhadap PAD

Data jumlah lembaga keuangan tersedia di


BPS
Meningkatkan jumlah Pelabuhan
Laut/Udara/Terminal Bis
Menentukan target total kontribusi sektor
industri terhadap RPJMD

Menentukan target total kontribusi sektor


industri terhadap RPJMD
Menentukan penurunan persentase
perubahan emisi CO2/Emisi GRK

Menentukan tingkat peningkatan proporsi


rumah tangga dengan akses internet
menentukan peningkatan persentase
penduduk yang menggunakan hp/telepon

Menentukan besaran penurunan indeks gini

Menentukan peningkatan jumlah daerah


tertinggal yang terentaskan.

Menentukan berkurangnya jumlah desa


tertinggal
Menentukan peningkatan jumlah desa
mandiri

Menentukan peningkatan rata-rata


pertumbuhan ekonomi di daerah tertinggal
Menentukan peningkatan ketersediaan rasio
rumah layak huni

Menentukan peningkatan permukiman


perkotaan yang aman, nyaman dan layak huni

Menentukan besaran jumlah peningkatan


orang/barang yang terangkut angkutan umum
Menentukan jumlah peningkatan ketersediaan
fasilitas pengurangan sampah di perkotaan
Menentukan peningkatan jumlah kota yang
menerapkan konsep green waste

Menentukan peningkatan rasio Rasio Ruang


Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah ber
HPL/HGB
Menentukan peningkatan Jumlah limbah B3
yang dikelola
Menentukan peningkatan Presentase jumlah
sampah yang terkurangi melalui 3R

Menentukan peningkatan Jumlah perusahaan


yang menerapkan sertifikasi SNI ISO 14001
SIDIK

Menentukan peningkatan kerangka kebijakan


dan instrumen di daerah yang menunjang
penataan ruang laut nasional
Menentukan peningkatan proporsi
tangkapan jenis ikan yang berada dalam
batasan biologis yang aman

Menentukan peningkatan persentase


kepatuhan pelaku usaa
Meneyediakan kerangka hukum / kebijakan/
kelembagaan yang mengakui dan melindungi
hak akses untuk perikanan skala kecil.

Menentukan tingkat peningkatan akses


pendanaan usaha nelayan

menentukan peningkatan Jumlah nelayan


yang terlindungi
Menentukan peningkatan rasio luas kawasan Di luar kawasan hutan
tertutup pepohonan berdasarkan hasil
pemotretan citra satelit dan survei foto udara
Menentukan jumlah UPTD KPH yang Pergub UPTD KPH
terbentuk di daerah

Menentukan tingkat penurunan luasan lahan (sudah diwakili oleh Indikator 6.5.1.(e))
kritis melalui rehabilitasi
(kewenangan pusat)
Menentukan peningkatan pemanfaatan
keanekaragaman hayati untuk mendukung
pertumbuhan ekonomi
Menentukan penurunan rasio KDRT

Menentukan tingkat prevalensi kekerasan


terhadap anak

Menentukan tingkatn prevalensi kekerasan


terhadap anak
Menentukan tingkat prevalensi kekerasan
terhadap anak
Menentukan peningkatan keterwakilan
perempuan di DPR

Menentukan peningkatan keterwakilan


perempuan di lembaga pemerintah
Meningkatnya jumlah bayi yang berakte
kelahiran
Meningkatnya jumlah bayi yang berakte
kelahiran

Meningkatnya jumlah bayi yang berakte


kelahiran
Menentukan tingkat proporsi penduduk yang
terlayani mobile broadband

Menentukan peningkatan Proporsi rumah


tangga dengan akses internet
Menentukan peningkatan Proporsi rumah
tangga dengan akses internet

Menentukan peningkatan jumlah proyek yang


ditawarkan untuk dilaksanakan dengan skema
KPBU
total indikator TPB Indonesia adalah 290 indikator. Dari 290 indikator, 14 di antaranya merupakan indikator khusus untuk daerah dengan kriteria tertentu. Dengan demikian, indika
u. Dengan demikian, indikator yang berlaku umum untuk semua daerah adalah sebanyak 276 indikator
NO.
NO. TPB TUJUAN TPB PILAR TARGET
1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.2
Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.3


Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.3


Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.3


Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.3


Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.4


Segala Bentuk Dimanapun
1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.4
Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.4


Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.4


Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.4


Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.4


Segala Bentuk Dimanapun
1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.4
Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.4


Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.4


Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.4


Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.4


Segala Bentuk Dimanapun
1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.5
Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.5


Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.5


Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.5


Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.5


Segala Bentuk Dimanapun
1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.5
Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.5


Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.5


Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.a


Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.a


Segala Bentuk Dimanapun
2 Menghilangkan Kelaparan, SOSIAL 2.1
Mencapai Ketahanan Pangan dan
Gizi yang Baik, serta Meningkatkan
Pertanian Berkelanjutan

2 Menghilangkan Kelaparan, SOSIAL 2.1


Mencapai Ketahanan Pangan dan
Gizi yang Baik, serta Meningkatkan
Pertanian Berkelanjutan

2 Menghilangkan Kelaparan, SOSIAL 2.1


Mencapai Ketahanan Pangan dan
Gizi yang Baik, serta Meningkatkan
Pertanian Berkelanjutan

2 Menghilangkan Kelaparan, SOSIAL 2.1


Mencapai Ketahanan Pangan dan
Gizi yang Baik, serta Meningkatkan
Pertanian Berkelanjutan

2 Menghilangkan Kelaparan, SOSIAL 2.2


Mencapai Ketahanan Pangan dan
Gizi yang Baik, serta Meningkatkan
Pertanian Berkelanjutan

2 Menghilangkan Kelaparan, SOSIAL 2.2


Mencapai Ketahanan Pangan dan
Gizi yang Baik, serta Meningkatkan
Pertanian Berkelanjutan

2 Menghilangkan Kelaparan, SOSIAL 2.2


Mencapai Ketahanan Pangan dan
Gizi yang Baik, serta Meningkatkan
Pertanian Berkelanjutan
2 Menghilangkan Kelaparan, SOSIAL 2.2
Mencapai Ketahanan Pangan dan
Gizi yang Baik, serta Meningkatkan
Pertanian Berkelanjutan

2 Menghilangkan Kelaparan, SOSIAL 2.2


Mencapai Ketahanan Pangan dan
Gizi yang Baik, serta Meningkatkan
Pertanian Berkelanjutan

2 Menghilangkan Kelaparan, SOSIAL 2.2


Mencapai Ketahanan Pangan dan
Gizi yang Baik, serta Meningkatkan
Pertanian Berkelanjutan

2 Menghilangkan Kelaparan, SOSIAL 2.3


Mencapai Ketahanan Pangan dan
Gizi yang Baik, serta Meningkatkan
Pertanian Berkelanjutan

2 Menghilangkan Kelaparan, SOSIAL 2.5


Mencapai Ketahanan Pangan dan
Gizi yang Baik, serta Meningkatkan
Pertanian Berkelanjutan
2 Menghilangkan Kelaparan, SOSIAL 2.5
Mencapai Ketahanan Pangan dan
Gizi yang Baik, serta Meningkatkan
Pertanian Berkelanjutan

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.1


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.1


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.1


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.2


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.2


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.2


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia
3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.2
dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.3


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.3


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.3


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.3


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.3


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.3


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.3


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.3


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.4


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia
3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.4
dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.4


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.4


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.4


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.5


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.5


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.5


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.5


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia
3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.5
dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.5


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.7


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.7


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.7


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.7


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.7


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.8


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia
3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.8
dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.8


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.9


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.a


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.b


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.c


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

4 Menjamin Kualitas Pendidikan SOSIAL 4.1


yang Inklusif dan Merata serta
Meningkatkan Kesempatan Belajar
Sepanjang Hayat untuk Semua

4 Menjamin Kualitas Pendidikan SOSIAL 4.1


yang Inklusif dan Merata serta
Meningkatkan Kesempatan Belajar
Sepanjang Hayat untuk Semua
4 Menjamin Kualitas Pendidikan SOSIAL 4.1
yang Inklusif dan Merata serta
Meningkatkan Kesempatan Belajar
Sepanjang Hayat untuk Semua

4 Menjamin Kualitas Pendidikan SOSIAL 4.1


yang Inklusif dan Merata serta
Meningkatkan Kesempatan Belajar
Sepanjang Hayat untuk Semua

4 Menjamin Kualitas Pendidikan SOSIAL 4.1


yang Inklusif dan Merata serta
Meningkatkan Kesempatan Belajar
Sepanjang Hayat untuk Semua

4 Menjamin Kualitas Pendidikan SOSIAL 4.1


yang Inklusif dan Merata serta
Meningkatkan Kesempatan Belajar
Sepanjang Hayat untuk Semua

4 Menjamin Kualitas Pendidikan SOSIAL 4.1


yang Inklusif dan Merata serta
Meningkatkan Kesempatan Belajar
Sepanjang Hayat untuk Semua

4 Menjamin Kualitas Pendidikan SOSIAL 4.3


yang Inklusif dan Merata serta
Meningkatkan Kesempatan Belajar
Sepanjang Hayat untuk Semua

4 Menjamin Kualitas Pendidikan SOSIAL 4.3


yang Inklusif dan Merata serta
Meningkatkan Kesempatan Belajar
Sepanjang Hayat untuk Semua

4 Menjamin Kualitas Pendidikan SOSIAL 4.4


yang Inklusif dan Merata serta
Meningkatkan Kesempatan Belajar
Sepanjang Hayat untuk Semua
4 Menjamin Kualitas Pendidikan SOSIAL 4.5
yang Inklusif dan Merata serta
Meningkatkan Kesempatan Belajar
Sepanjang Hayat untuk Semua

4 Menjamin Kualitas Pendidikan SOSIAL 4.6


yang Inklusif dan Merata serta
Meningkatkan Kesempatan Belajar
Sepanjang Hayat untuk Semua

4 Menjamin Kualitas Pendidikan SOSIAL 4.6


yang Inklusif dan Merata serta
Meningkatkan Kesempatan Belajar
Sepanjang Hayat untuk Semua

4 Menjamin Kualitas Pendidikan SOSIAL 4.a


yang Inklusif dan Merata serta
Meningkatkan Kesempatan Belajar
Sepanjang Hayat untuk Semua

4 Menjamin Kualitas Pendidikan SOSIAL 4.b


yang Inklusif dan Merata serta
Meningkatkan Kesempatan Belajar
Sepanjang Hayat untuk Semua
4 Menjamin Kualitas Pendidikan SOSIAL 4.c
yang Inklusif dan Merata serta
Meningkatkan Kesempatan Belajar
Sepanjang Hayat untuk Semua

5 Mencapai Kesetaraan Gender dan SOSIAL 5.1


Memberdayakan Kaum
Perempuan

5 Mencapai Kesetaraan Gender dan SOSIAL 5.2


Memberdayakan Kaum
Perempuan

5 Mencapai Kesetaraan Gender dan SOSIAL 5.2


Memberdayakan Kaum
Perempuan

5 Mencapai Kesetaraan Gender dan SOSIAL 5.2


Memberdayakan Kaum
Perempuan

5 Mencapai Kesetaraan Gender dan SOSIAL 5.2


Memberdayakan Kaum
Perempuan

5 Mencapai Kesetaraan Gender dan SOSIAL 5.3


Memberdayakan Kaum
Perempuan

5 Mencapai Kesetaraan Gender dan SOSIAL 5.3


Memberdayakan Kaum
Perempuan
5 Mencapai Kesetaraan Gender dan SOSIAL 5.3
Memberdayakan Kaum
Perempuan

5 Mencapai Kesetaraan Gender dan SOSIAL 5.3


Memberdayakan Kaum
Perempuan

5 Mencapai Kesetaraan Gender dan SOSIAL 5.5


Memberdayakan Kaum
Perempuan

5 Mencapai Kesetaraan Gender dan SOSIAL 5.5


Memberdayakan Kaum
Perempuan

5 Mencapai Kesetaraan Gender dan SOSIAL 5.6


Memberdayakan Kaum
Perempuan

5 Mencapai Kesetaraan Gender dan SOSIAL 5.6


Memberdayakan Kaum
Perempuan

5 Mencapai Kesetaraan Gender dan SOSIAL 5.6


Memberdayakan Kaum
Perempuan
5 Mencapai Kesetaraan Gender dan SOSIAL 5.6
Memberdayakan Kaum
Perempuan

5 Mencapai Kesetaraan Gender dan SOSIAL 5.b


Memberdayakan Kaum
Perempuan

6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.1


Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.1


Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.1


Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.2


Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.2


Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan
6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.2
Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.2


Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.2


Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.2


Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.3


Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.3


Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan
6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.3
Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.4


Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.4


Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan
6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.5
Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.5


Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.5


Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.5


Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.5


Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan
6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.5
Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.5


Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.5


Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.5


Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan
6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.6
Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.6


Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.6


Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.6


Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.6


Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan

7 Menjamin Akses Energi yang EKONOMI 7.1


Terjangkau, Andal, Berkelanjutan
dan Modern untuk Semua

7 Menjamin Akses Energi yang EKONOMI 7.1


Terjangkau, Andal, Berkelanjutan
dan Modern untuk Semua
7 Menjamin Akses Energi yang EKONOMI 7.1
Terjangkau, Andal, Berkelanjutan
dan Modern untuk Semua

7 Menjamin Akses Energi yang EKONOMI 7.1


Terjangkau, Andal, Berkelanjutan
dan Modern untuk Semua

7 Menjamin Akses Energi yang EKONOMI 7.2


Terjangkau, Andal, Berkelanjutan
dan Modern untuk Semua

7 Menjamin Akses Energi yang EKONOMI 7.3


Terjangkau, Andal, Berkelanjutan
dan Modern untuk Semua

8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.1


Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua

8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.1


Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua

8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.2


Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua

8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.3


Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua
8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.3
Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua

8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.3


Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua

8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.3


Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua

8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.5


Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua

8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.5


Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua

8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.5


Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua

8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.6


Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua
8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.8
Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua

8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.9


Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua

8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.9


Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua

8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.9


Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua

8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.9


Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua

8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.9


Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua

8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.10


Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua
8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.10
Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua

8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.10


Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua

9 Membangun Infrastruktur yang EKONOMI 9.1


Tangguh, Meningkatkan Industri
Inklusif dan Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi

9 Membangun Infrastruktur yang EKONOMI 9.1


Tangguh, Meningkatkan Industri
Inklusif dan Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi

9 Membangun Infrastruktur yang EKONOMI 9.1


Tangguh, Meningkatkan Industri
Inklusif dan Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi

9 Membangun Infrastruktur yang EKONOMI 9.1


Tangguh, Meningkatkan Industri
Inklusif dan Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi

9 Membangun Infrastruktur yang EKONOMI 9.1


Tangguh, Meningkatkan Industri
Inklusif dan Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi
9 Membangun Infrastruktur yang EKONOMI 9.1
Tangguh, Meningkatkan Industri
Inklusif dan Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi

9 Membangun Infrastruktur yang EKONOMI 9.2


Tangguh, Meningkatkan Industri
Inklusif dan Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi

9 Membangun Infrastruktur yang EKONOMI 9.2


Tangguh, Meningkatkan Industri
Inklusif dan Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi

9 Membangun Infrastruktur yang EKONOMI 9.2


Tangguh, Meningkatkan Industri
Inklusif dan Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi

9 Membangun Infrastruktur yang EKONOMI 9.3


Tangguh, Meningkatkan Industri
Inklusif dan Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi

9 Membangun Infrastruktur yang EKONOMI 9.3


Tangguh, Meningkatkan Industri
Inklusif dan Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi

9 Membangun Infrastruktur yang EKONOMI 9.4


Tangguh, Meningkatkan Industri
Inklusif dan Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi
9 Membangun Infrastruktur yang EKONOMI 9.4
Tangguh, Meningkatkan Industri
Inklusif dan Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi

9 Membangun Infrastruktur yang EKONOMI 9.5


Tangguh, Meningkatkan Industri
Inklusif dan Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi

9 Membangun Infrastruktur yang EKONOMI 9.c


Tangguh, Meningkatkan Industri
Inklusif dan Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi

9 Membangun Infrastruktur yang EKONOMI 9.c


Tangguh, Meningkatkan Industri
Inklusif dan Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi

9 Membangun Infrastruktur yang EKONOMI 9.c


Tangguh, Meningkatkan Industri
Inklusif dan Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi

10 Mengurangi Kesenjangan Intra- EKONOMI 10.1


dan Antarnegara

10 Mengurangi Kesenjangan Intra- EKONOMI 10.1


dan Antarnegara

10 Mengurangi Kesenjangan Intra- EKONOMI 10.1


dan Antarnegara
10 Mengurangi Kesenjangan Intra- EKONOMI 10.1
dan Antarnegara

10 Mengurangi Kesenjangan Intra- EKONOMI 10.1


dan Antarnegara

10 Mengurangi Kesenjangan Intra- EKONOMI 10.2


dan Antarnegara

10 Mengurangi Kesenjangan Intra- EKONOMI 10.3


dan Antarnegara

10 Mengurangi Kesenjangan Intra- EKONOMI 10.3


dan Antarnegara

10 Mengurangi Kesenjangan Intra- EKONOMI 10.3


dan Antarnegara

10 Mengurangi Kesenjangan Intra- EKONOMI 10.3


dan Antarnegara

10 Mengurangi Kesenjangan Intra- EKONOMI 10.4


dan Antarnegara
10 Mengurangi Kesenjangan Intra- EKONOMI 10.4
dan Antarnegara

10 Mengurangi Kesenjangan Intra- EKONOMI 10.7


dan Antarnegara

10 Mengurangi Kesenjangan Intra- EKONOMI 10.7


dan Antarnegara

11 Menjadikan Kota dan Permukiman LINGKUNGAN 11.1


Inklusif, Aman, Tangguh dan
Berkelanjutan

11 Menjadikan Kota dan Permukiman LINGKUNGAN 11.1


Inklusif, Aman, Tangguh dan
Berkelanjutan

11 Menjadikan Kota dan Permukiman LINGKUNGAN 11.2


Inklusif, Aman, Tangguh dan
Berkelanjutan
11 Menjadikan Kota dan Permukiman LINGKUNGAN 11.2
Inklusif, Aman, Tangguh dan
Berkelanjutan

11 Menjadikan Kota dan Permukiman LINGKUNGAN 11.3


Inklusif, Aman, Tangguh dan
Berkelanjutan

11 Menjadikan Kota dan Permukiman LINGKUNGAN 11.3


Inklusif, Aman, Tangguh dan
Berkelanjutan

11 Menjadikan Kota dan Permukiman LINGKUNGAN 11.3


Inklusif, Aman, Tangguh dan
Berkelanjutan

11 Menjadikan Kota dan Permukiman LINGKUNGAN 11.3


Inklusif, Aman, Tangguh dan
Berkelanjutan
11 Menjadikan Kota dan Permukiman LINGKUNGAN 11.4
Inklusif, Aman, Tangguh dan
Berkelanjutan

11 Menjadikan Kota dan Permukiman LINGKUNGAN 11.5


Inklusif, Aman, Tangguh dan
Berkelanjutan

11 Menjadikan Kota dan Permukiman LINGKUNGAN 11.5


Inklusif, Aman, Tangguh dan
Berkelanjutan

11 Menjadikan Kota dan Permukiman LINGKUNGAN 11.5


Inklusif, Aman, Tangguh dan
Berkelanjutan
11 Menjadikan Kota dan Permukiman LINGKUNGAN 11.5
Inklusif, Aman, Tangguh dan
Berkelanjutan

11 Menjadikan Kota dan Permukiman LINGKUNGAN 11.5


Inklusif, Aman, Tangguh dan
Berkelanjutan

11 Menjadikan Kota dan Permukiman LINGKUNGAN 11.6


Inklusif, Aman, Tangguh dan
Berkelanjutan

11 Menjadikan Kota dan Permukiman LINGKUNGAN 11.6


Inklusif, Aman, Tangguh dan
Berkelanjutan

11 Menjadikan Kota dan Permukiman LINGKUNGAN 11.7


Inklusif, Aman, Tangguh dan
Berkelanjutan
11 Menjadikan Kota dan Permukiman LINGKUNGAN 11.7
Inklusif, Aman, Tangguh dan
Berkelanjutan

12 Menjamin Pola Produksi dan LINGKUNGAN 12.1


Konsumsi yang Berkelanjutan

12 Menjamin Pola Produksi dan LINGKUNGAN 12.4


Konsumsi yang Berkelanjutan

12 Menjamin Pola Produksi dan LINGKUNGAN 12.4


Konsumsi yang Berkelanjutan

12 Menjamin Pola Produksi dan LINGKUNGAN 12.5


Konsumsi yang Berkelanjutan
12 Menjamin Pola Produksi dan LINGKUNGAN 12.6
Konsumsi yang Berkelanjutan

12 Menjamin Pola Produksi dan LINGKUNGAN 12.7


Konsumsi yang Berkelanjutan

12 Menjamin Pola Produksi dan LINGKUNGAN 12.8


Konsumsi yang Berkelanjutan

13 Mengambil Tindakan Cepat untuk LINGKUNGAN 13.1


Mengatasi Perubahan Iklim dan
Dampaknya

13 Mengambil Tindakan Cepat untuk LINGKUNGAN 13.1


Mengatasi Perubahan Iklim dan
Dampaknya
13 Mengambil Tindakan Cepat untuk LINGKUNGAN 13.2
Mengatasi Perubahan Iklim dan
Dampaknya

13 Mengambil Tindakan Cepat untuk LINGKUNGAN 13.2


Mengatasi Perubahan Iklim dan
Dampaknya

14 Melestarikan dan Memanfaatkan LINGKUNGAN 14.2


secara Berkelanjutan Sumber Daya
Kelautan dan Samudera untuk
Pembangunan Berkelanjutan

14 Melestarikan dan Memanfaatkan LINGKUNGAN 14.2


secara Berkelanjutan Sumber Daya
Kelautan dan Samudera untuk
Pembangunan Berkelanjutan
14 Melestarikan dan Memanfaatkan LINGKUNGAN 14.4
secara Berkelanjutan Sumber Daya
Kelautan dan Samudera untuk
Pembangunan Berkelanjutan

14 Melestarikan dan Memanfaatkan LINGKUNGAN 14.5


secara Berkelanjutan Sumber Daya
Kelautan dan Samudera untuk
Pembangunan Berkelanjutan

14 Melestarikan dan Memanfaatkan LINGKUNGAN 14.6


secara Berkelanjutan Sumber Daya
Kelautan dan Samudera untuk
Pembangunan Berkelanjutan

14 Melestarikan dan Memanfaatkan LINGKUNGAN 14.b


secara Berkelanjutan Sumber Daya
Kelautan dan Samudera untuk
Pembangunan Berkelanjutan

14 Melestarikan dan Memanfaatkan LINGKUNGAN 14.b


secara Berkelanjutan Sumber Daya
Kelautan dan Samudera untuk
Pembangunan Berkelanjutan

14 Melestarikan dan Memanfaatkan LINGKUNGAN 14.b


secara Berkelanjutan Sumber Daya
Kelautan dan Samudera untuk
Pembangunan Berkelanjutan
14 Melestarikan dan Memanfaatkan LINGKUNGAN 14.c
secara Berkelanjutan Sumber Daya
Kelautan dan Samudera untuk
Pembangunan Berkelanjutan

15 Melindungi, Merestorasi dan LINGKUNGAN 15.1


Meningkatkan Pemanfaatan
Berkelanjutan Ekosistem Daratan,
Mengelola Hutan secara Lestari,
Menghentikan Penggurunan,
Memulihkan Degradasi Lahan,
serta Menghentikan Kehilangan
Keanekaragaman Hayati

15 Melindungi, Merestorasi dan LINGKUNGAN 15.2


Meningkatkan Pemanfaatan
Berkelanjutan Ekosistem Daratan,
Mengelola Hutan secara Lestari,
Menghentikan Penggurunan,
Memulihkan Degradasi Lahan,
serta Menghentikan Kehilangan
Keanekaragaman Hayati

15 Melindungi, Merestorasi dan LINGKUNGAN 15.2


Meningkatkan Pemanfaatan
Berkelanjutan Ekosistem Daratan,
Mengelola Hutan secara Lestari,
Menghentikan Penggurunan,
Memulihkan Degradasi Lahan,
serta Menghentikan Kehilangan
Keanekaragaman Hayati

15 Melindungi, Merestorasi dan LINGKUNGAN 15.2


Meningkatkan Pemanfaatan
Berkelanjutan Ekosistem Daratan,
Mengelola Hutan secara Lestari,
Menghentikan Penggurunan,
Memulihkan Degradasi Lahan,
serta Menghentikan Kehilangan
Keanekaragaman Hayati
15 Melindungi, Merestorasi dan LINGKUNGAN 15.2
Meningkatkan Pemanfaatan
Berkelanjutan Ekosistem Daratan,
Mengelola Hutan secara Lestari,
Menghentikan Penggurunan,
Memulihkan Degradasi Lahan,
serta Menghentikan Kehilangan
Keanekaragaman Hayati

15 Melindungi, Merestorasi dan LINGKUNGAN 15.3


Meningkatkan Pemanfaatan
Berkelanjutan Ekosistem Daratan,
Mengelola Hutan secara Lestari,
Menghentikan Penggurunan,
Memulihkan Degradasi Lahan,
serta Menghentikan Kehilangan
Keanekaragaman Hayati

15 Melindungi, Merestorasi dan LINGKUNGAN 15.5


Meningkatkan Pemanfaatan
Berkelanjutan Ekosistem Daratan,
Mengelola Hutan secara Lestari,
Menghentikan Penggurunan,
Memulihkan Degradasi Lahan,
serta Menghentikan Kehilangan
Keanekaragaman Hayati

15 Melindungi, Merestorasi dan LINGKUNGAN 15.6


Meningkatkan Pemanfaatan
Berkelanjutan Ekosistem Daratan,
Mengelola Hutan secara Lestari,
Menghentikan Penggurunan,
Memulihkan Degradasi Lahan,
serta Menghentikan Kehilangan
Keanekaragaman Hayati

15 Melindungi, Merestorasi dan LINGKUNGAN 15.7


Meningkatkan Pemanfaatan
Berkelanjutan Ekosistem Daratan,
Mengelola Hutan secara Lestari,
Menghentikan Penggurunan,
Memulihkan Degradasi Lahan,
serta Menghentikan Kehilangan
Keanekaragaman Hayati
15 Melindungi, Merestorasi dan LINGKUNGAN 15.7
Meningkatkan Pemanfaatan
Berkelanjutan Ekosistem Daratan,
Mengelola Hutan secara Lestari,
Menghentikan Penggurunan,
Memulihkan Degradasi Lahan,
serta Menghentikan Kehilangan
Keanekaragaman Hayati

15 Melindungi, Merestorasi dan LINGKUNGAN 15.8


Meningkatkan Pemanfaatan
Berkelanjutan Ekosistem Daratan,
Mengelola Hutan secara Lestari,
Menghentikan Penggurunan,
Memulihkan Degradasi Lahan,
serta Menghentikan Kehilangan
Keanekaragaman Hayati

15 Melindungi, Merestorasi dan LINGKUNGAN 15.9


Meningkatkan Pemanfaatan
Berkelanjutan Ekosistem Daratan,
Mengelola Hutan secara Lestari,
Menghentikan Penggurunan,
Memulihkan Degradasi Lahan,
serta Menghentikan Kehilangan
Keanekaragaman Hayati

15 Melindungi, Merestorasi dan LINGKUNGAN 15.c


Meningkatkan Pemanfaatan
Berkelanjutan Ekosistem Daratan,
Mengelola Hutan secara Lestari,
Menghentikan Penggurunan,
Memulihkan Degradasi Lahan,
serta Menghentikan Kehilangan
Keanekaragaman Hayati

16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.1


Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan
16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.1
Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.1


Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.1


Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.2


Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan
16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.2
Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.2


Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.3


Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.3


Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.3


Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan
16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.3
Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.5


Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.6


Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.6


Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.6


Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan
16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.6
Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.6


Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.6


Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.7


Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.7


Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan
16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.7
Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.7


Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.7


Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.10


Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.10


Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan
16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.10
Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.10


Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.10


Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.10


Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan
16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.a
Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.b


Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan

17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.1


dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.1


dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.1


dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.3


dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.4


dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan
17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.6
dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.6


dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.6


dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.6


dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.8


dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan
17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.8
dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.9


dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.10


dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.11


dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.13


dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.17


dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.17


dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan
17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.18
dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.18


dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.18


dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.18


dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.18


dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan
17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.18
dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.18


dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.19


dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.19


dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.19


dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.19


dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.19


dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan
17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.19
dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.19


dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.19


dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan
NO.
TARGET INDIKATOR
Pada tahun 2030, mengurangi setidaknya setengah proporsi 1.2.1*
laki-laki, perempuan dan anak-anak dari semua usia, yang
hidup dalam kemiskinan di semua dimensi, sesuai dengan
definisi nasional.

Menerapkan secara nasional sistem dan upaya perlindungan 1.3.1.(a)


sosial yang tepat bagi semua, termasuk kelompok yang paling
miskin, dan pada tahun 2030 mencapai cakupan substansial
bagi kelompok miskin dan rentan.

Menerapkan secara nasional sistem dan upaya perlindungan 1.3.1.(b)


sosial yang tepat bagi semua, termasuk kelompok yang paling
miskin, dan pada tahun 2030 mencapai cakupan substansial
bagi kelompok miskin dan rentan.

Menerapkan secara nasional sistem dan upaya perlindungan 1.3.1.(c)


sosial yang tepat bagi semua, termasuk kelompok yang paling
miskin, dan pada tahun 2030 mencapai cakupan substansial
bagi kelompok miskin dan rentan.

Menerapkan secara nasional sistem dan upaya perlindungan 1.3.1.(d)


sosial yang tepat bagi semua, termasuk kelompok yang paling
miskin, dan pada tahun 2030 mencapai cakupan substansial
bagi kelompok miskin dan rentan.

Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua laki-laki dan 1.4.1.(a)


perempuan, khususnya masyarakat miskin dan rentan, memiliki
hak yang sama terhadap sumber daya ekonomi, serta akses
terhadap pelayanan dasar, kepemilikan dan kontrol atas tanah
dan bentuk kepemilikan lain, warisan, sumber daya alam,
teknologi baru, dan jasa keuangan yang tepat, termasuk
keuangan mikro.
Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua laki-laki dan 1.4.1.(b)
perempuan, khususnya masyarakat miskin dan rentan, memiliki
hak yang sama terhadap sumber daya ekonomi, serta akses
terhadap pelayanan dasar, kepemilikan dan kontrol atas tanah
dan bentuk kepemilikan lain, warisan, sumber daya alam,
teknologi baru, dan jasa keuangan yang tepat, termasuk
keuangan mikro.

Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua laki-laki dan 1.4.1.(c)


perempuan, khususnya masyarakat miskin dan rentan, memiliki
hak yang sama terhadap sumber daya ekonomi, serta akses
terhadap pelayanan dasar, kepemilikan dan kontrol atas tanah
dan bentuk kepemilikan lain, warisan, sumber daya alam,
teknologi baru, dan jasa keuangan yang tepat, termasuk
keuangan mikro.

Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua laki-laki dan 1.4.1.(d)


perempuan, khususnya masyarakat miskin dan rentan, memiliki
hak yang sama terhadap sumber daya ekonomi, serta akses
terhadap pelayanan dasar, kepemilikan dan kontrol atas tanah
dan bentuk kepemilikan lain, warisan, sumber daya alam,
teknologi baru, dan jasa keuangan yang tepat, termasuk
keuangan mikro.

Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua laki-laki dan 1.4.1.(e)


perempuan, khususnya masyarakat miskin dan rentan, memiliki
hak yang sama terhadap sumber daya ekonomi, serta akses
terhadap pelayanan dasar, kepemilikan dan kontrol atas tanah
dan bentuk kepemilikan lain, warisan, sumber daya alam,
teknologi baru, dan jasa keuangan yang tepat, termasuk
keuangan mikro.

Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua laki-laki dan 1.4.1.(f)


perempuan, khususnya masyarakat miskin dan rentan, memiliki
hak yang sama terhadap sumber daya ekonomi, serta akses
terhadap pelayanan dasar, kepemilikan dan kontrol atas tanah
dan bentuk kepemilikan lain, warisan, sumber daya alam,
teknologi baru, dan jasa keuangan yang tepat, termasuk
keuangan mikro.
Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua laki-laki dan 1.4.1.(g)
perempuan, khususnya masyarakat miskin dan rentan, memiliki
hak yang sama terhadap sumber daya ekonomi, serta akses
terhadap pelayanan dasar, kepemilikan dan kontrol atas tanah
dan bentuk kepemilikan lain, warisan, sumber daya alam,
teknologi baru, dan jasa keuangan yang tepat, termasuk
keuangan mikro.

Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua laki-laki dan 1.4.1.(h)


perempuan, khususnya masyarakat miskin dan rentan, memiliki
hak yang sama terhadap sumber daya ekonomi, serta akses
terhadap pelayanan dasar, kepemilikan dan kontrol atas tanah
dan bentuk kepemilikan lain, warisan, sumber daya alam,
teknologi baru, dan jasa keuangan yang tepat, termasuk
keuangan mikro.

Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua laki-laki dan 1.4.1.(i)


perempuan, khususnya masyarakat miskin dan rentan, memiliki
hak yang sama terhadap sumber daya ekonomi, serta akses
terhadap pelayanan dasar, kepemilikan dan kontrol atas tanah
dan bentuk kepemilikan lain, warisan, sumber daya alam,
teknologi baru, dan jasa keuangan yang tepat, termasuk
keuangan mikro.

Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua laki-laki dan 1.4.1.(j)


perempuan, khususnya masyarakat miskin dan rentan, memiliki
hak yang sama terhadap sumber daya ekonomi, serta akses
terhadap pelayanan dasar, kepemilikan dan kontrol atas tanah
dan bentuk kepemilikan lain, warisan, sumber daya alam,
teknologi baru, dan jasa keuangan yang tepat, termasuk
keuangan mikro.

Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua laki-laki dan 1.4.1.(k)


perempuan, khususnya masyarakat miskin dan rentan, memiliki
hak yang sama terhadap sumber daya ekonomi, serta akses
terhadap pelayanan dasar, kepemilikan dan kontrol atas tanah
dan bentuk kepemilikan lain, warisan, sumber daya alam,
teknologi baru, dan jasa keuangan yang tepat, termasuk
keuangan mikro.
Pada tahun 2030, membangun ketahanan masyarakat miskin 1.5.1*
dan mereka yang berada dalam kondisi rentan, dan mengurangi
kerentanan mereka terhadap kejadian ekstrim terkait iklim dan
guncangan ekonomi, sosial, lingkungan, dan bencana.

Pada tahun 2030, membangun ketahanan masyarakat miskin 1.5.1.(a)


dan mereka yang berada dalam kondisi rentan, dan mengurangi
kerentanan mereka terhadap kejadian ekstrim terkait iklim dan
guncangan ekonomi, sosial, lingkungan, dan bencana.

Pada tahun 2030, membangun ketahanan masyarakat miskin 1.5.1.(b)


dan mereka yang berada dalam kondisi rentan, dan mengurangi
kerentanan mereka terhadap kejadian ekstrim terkait iklim dan
guncangan ekonomi, sosial, lingkungan, dan bencana.

Pada tahun 2030, membangun ketahanan masyarakat miskin 1.5.1.(c)


dan mereka yang berada dalam kondisi rentan, dan mengurangi
kerentanan mereka terhadap kejadian ekstrim terkait iklim dan
guncangan ekonomi, sosial, lingkungan, dan bencana.

Pada tahun 2030, membangun ketahanan masyarakat miskin 1.5.1.(d)


dan mereka yang berada dalam kondisi rentan, dan mengurangi
kerentanan mereka terhadap kejadian ekstrim terkait iklim dan
guncangan ekonomi, sosial, lingkungan, dan bencana.
Pada tahun 2030, membangun ketahanan masyarakat miskin 1.5.1.(e)
dan mereka yang berada dalam kondisi rentan, dan mengurangi
kerentanan mereka terhadap kejadian ekstrim terkait iklim dan
guncangan ekonomi, sosial, lingkungan, dan bencana.

Pada tahun 2030, membangun ketahanan masyarakat miskin 1.5.2.(a)


dan mereka yang berada dalam kondisi rentan, dan mengurangi
kerentanan mereka terhadap kejadian ekstrim terkait iklim dan
guncangan ekonomi, sosial, lingkungan, dan bencana.

Pada tahun 2030, membangun ketahanan masyarakat miskin 1.5.3*


dan mereka yang berada dalam kondisi rentan, dan mengurangi
kerentanan mereka terhadap kejadian ekstrim terkait iklim dan
guncangan ekonomi, sosial, lingkungan, dan bencana.

Menjamin mobilisasi yang signifikan terkait sumber daya dari 1.a.1*


berbagai sumber, termasuk melalui kerjasama pembangunan
yang lebih baik, untuk menyediakan sarana yang memadai dan
terjangkau bagi negara berkembang, khususnya negara kurang
berkembang untuk melaksanakan program dan kebijakan
mengakhiri kemiskinan di semua dimensi.

Menjamin mobilisasi yang signifikan terkait sumber daya dari 1.a.2*


berbagai sumber, termasuk melalui kerjasama pembangunan
yang lebih baik, untuk menyediakan sarana yang memadai dan
terjangkau bagi negara berkembang, khususnya negara kurang
berkembang untuk melaksanakan program dan kebijakan
mengakhiri kemiskinan di semua dimensi.
Pada tahun 2030, menghilangkan kelaparan dan menjamin 2.1.1*
akses bagi semua orang, khususnya orang miskin dan mereka
yang berada dalam kondisi rentan, termasuk bayi, terhadap
makanan yang aman, bergizi, dan cukup sepanjang tahun.

Pada tahun 2030, menghilangkan kelaparan dan menjamin 2.1.1.(a)


akses bagi semua orang, khususnya orang miskin dan mereka
yang berada dalam kondisi rentan, termasuk bayi, terhadap
makanan yang aman, bergizi, dan cukup sepanjang tahun.

Pada tahun 2030, menghilangkan kelaparan dan menjamin 2.1.2*


akses bagi semua orang, khususnya orang miskin dan mereka
yang berada dalam kondisi rentan, termasuk bayi, terhadap
makanan yang aman, bergizi, dan cukup sepanjang tahun.

Pada tahun 2030, menghilangkan kelaparan dan menjamin 2.1.2.(a)


akses bagi semua orang, khususnya orang miskin dan mereka
yang berada dalam kondisi rentan, termasuk bayi, terhadap
makanan yang aman, bergizi, dan cukup sepanjang tahun.

Pada tahun 2030, menghilangkan segala bentuk kekurangan 2.2.1*


gizi, termasuk pada tahun 2025 mencapai target yang
disepakati secara internasional untuk anak pendek dan kurus di
bawah usia 5 tahun, dan memenuhi kebutuhan gizi remaja
perempuan, ibu hamil dan menyusui, serta manula.

Pada tahun 2030, menghilangkan segala bentuk kekurangan 2.2.1.(a)


gizi, termasuk pada tahun 2025 mencapai target yang
disepakati secara internasional untuk anak pendek dan kurus di
bawah usia 5 tahun, dan memenuhi kebutuhan gizi remaja
perempuan, ibu hamil dan menyusui, serta manula.

Pada tahun 2030, menghilangkan segala bentuk kekurangan 2.2.2*


gizi, termasuk pada tahun 2025 mencapai target yang
disepakati secara internasional untuk anak pendek dan kurus di
bawah usia 5 tahun, dan memenuhi kebutuhan gizi remaja
perempuan, ibu hamil dan menyusui, serta manula.
Pada tahun 2030, menghilangkan segala bentuk kekurangan 2.2.2.(a)
gizi, termasuk pada tahun 2025 mencapai target yang
disepakati secara internasional untuk anak pendek dan kurus di
bawah usia 5 tahun, dan memenuhi kebutuhan gizi remaja
perempuan, ibu hamil dan menyusui, serta manula.

Pada tahun 2030, menghilangkan segala bentuk kekurangan 2.2.2.(b)


gizi, termasuk pada tahun 2025 mencapai target yang
disepakati secara internasional untuk anak pendek dan kurus di
bawah usia 5 tahun, dan memenuhi kebutuhan gizi remaja
perempuan, ibu hamil dan menyusui, serta manula.

Pada tahun 2030, menghilangkan segala bentuk kekurangan 2.2.2.(c)


gizi, termasuk pada tahun 2025 mencapai target yang
disepakati secara internasional untuk anak pendek dan kurus di
bawah usia 5 tahun, dan memenuhi kebutuhan gizi remaja
perempuan, ibu hamil dan menyusui, serta manula.

Pada tahun 2030, menggandakan produktivitas pertanian dan 2.3.1*


pendapatan produsen makanan skala kecil, khususnya
perempuan, masyarakat penduduk asli, keluarga petani,
penggembala dan nelayan, termasuk melalui akses yang aman
dan sama terhadap lahan, sumber daya produktif, dan input
lainnya, pengetahuan, jasa keuangan, pasar, dan peluang nilai
tambah, dan pekerjaan nonpertanian.

Pada tahun 2020, mengelola keragaman genetik benih, 2.5.1*


tanaman budidaya dan hewan ternak dan peliharaan dan
spesies liar terkait, termasuk melalui bank benih dan tanaman
yang dikelola dan dianekaragamkan dengan baik di tingkat
nasional, regional dan internasional, serta meningkatkan akses
terhadap pembagian keuntungan yang adil dan merata, hasil
dari pemanfaatan sumber daya genetik dan pengetahuan
tradisional terkait, sebagaimana yang disepakati secara
internasional.
Pada tahun 2020, mengelola keragaman genetik benih, 2.5.2*
tanaman budidaya dan hewan ternak dan peliharaan dan
spesies liar terkait, termasuk melalui bank benih dan tanaman
yang dikelola dan dianekaragamkan dengan baik di tingkat
nasional, regional dan internasional, serta meningkatkan akses
terhadap pembagian keuntungan yang adil dan merata, hasil
dari pemanfaatan sumber daya genetik dan pengetahuan
tradisional terkait, sebagaimana yang disepakati secara
internasional.

Pada tahun 2030, mengurangi rasio angka kematian ibu hingga 3.1.1*
kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup.

Pada tahun 2030, mengurangi rasio angka kematian ibu hingga 3.1.2*
kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup.

Pada tahun 2030, mengurangi rasio angka kematian ibu hingga 3.1.2.(a)
kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup.

Pada tahun 2030, mengakhiri kematian bayi baru lahir dan 3.2.1*
balita yang dapat dicegah, dengan seluruh negara berusaha
menurunkan Angka Kematian Neonatal setidaknya hingga 12
per 1000 KH (Kelahiran Hidup) dan Angka Kematian Balita 25
per 1000.

Pada tahun 2030, mengakhiri kematian bayi baru lahir dan 3.2.2*
balita yang dapat dicegah, dengan seluruh negara berusaha
menurunkan Angka Kematian Neonatal setidaknya hingga 12
per 1000 KH (Kelahiran Hidup) dan Angka Kematian Balita 25
per 1000.

Pada tahun 2030, mengakhiri kematian bayi baru lahir dan 3.2.2.(a)
balita yang dapat dicegah, dengan seluruh negara berusaha
menurunkan Angka Kematian Neonatal setidaknya hingga 12
per 1000 KH (Kelahiran Hidup) dan Angka Kematian Balita 25
per 1000.
Pada tahun 2030, mengakhiri kematian bayi baru lahir dan 3.2.2.(b)
balita yang dapat dicegah, dengan seluruh negara berusaha
menurunkan Angka Kematian Neonatal setidaknya hingga 12
per 1000 KH (Kelahiran Hidup) dan Angka Kematian Balita 25
per 1000.

Pada tahun 2030, mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, 3.3.1.(a)


malaria, dan penyakit tropis yang terabaikan, dan memerangi
hepatitis, penyakit bersumber air, serta penyakit menular
lainnya.

Pada tahun 2030, mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, 3.3.2.(a)


malaria, dan penyakit tropis yang terabaikan, dan memerangi
hepatitis, penyakit bersumber air, serta penyakit menular
lainnya.

Pada tahun 2030, mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, 3.3.3*


malaria, dan penyakit tropis yang terabaikan, dan memerangi
hepatitis, penyakit bersumber air, serta penyakit menular
lainnya.

Pada tahun 2030, mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, 3.3.3.(a)


malaria, dan penyakit tropis yang terabaikan, dan memerangi
hepatitis, penyakit bersumber air, serta penyakit menular
lainnya.

Pada tahun 2030, mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, 3.3.4.(a)


malaria, dan penyakit tropis yang terabaikan, dan memerangi
hepatitis, penyakit bersumber air, serta penyakit menular
lainnya.

Pada tahun 2030, mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, 3.3.5*


malaria, dan penyakit tropis yang terabaikan, dan memerangi
hepatitis, penyakit bersumber air, serta penyakit menular
lainnya.

Pada tahun 2030, mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, 3.3.5.(a)


malaria, dan penyakit tropis yang terabaikan, dan memerangi
hepatitis, penyakit bersumber air, serta penyakit menular
lainnya.

Pada tahun 2030, mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, 3.3.5.(b)


malaria, dan penyakit tropis yang terabaikan, dan memerangi
hepatitis, penyakit bersumber air, serta penyakit menular
lainnya.

Pada tahun 2030, mengurangi hingga sepertiga angka kematian 3.4.1.(a)


dini akibat penyakit tidak menular, melalui pencegahan dan
pengobatan, serta meningkatkan kesehatan mental dan
kesejahteraan.
Pada tahun 2030, mengurangi hingga sepertiga angka kematian 3.4.1.(b)
dini akibat penyakit tidak menular, melalui pencegahan dan
pengobatan, serta meningkatkan kesehatan mental dan
kesejahteraan.

Pada tahun 2030, mengurangi hingga sepertiga angka kematian 3.4.1.(c)


dini akibat penyakit tidak menular, melalui pencegahan dan
pengobatan, serta meningkatkan kesehatan mental dan
kesejahteraan.

Pada tahun 2030, mengurangi hingga sepertiga angka kematian 3.4.2*


dini akibat penyakit tidak menular, melalui pencegahan dan
pengobatan, serta meningkatkan kesehatan mental dan
kesejahteraan.

Pada tahun 2030, mengurangi hingga sepertiga angka kematian 3.4.2.(a)


dini akibat penyakit tidak menular, melalui pencegahan dan
pengobatan, serta meningkatkan kesehatan mental dan
kesejahteraan.

Memperkuat pencegahan dan pengobatan penyalahgunaan zat, 3.5.1(a)


termasuk penyalahgunaan narkotika dan penggunaan alkohol
yang membahayakan.

Memperkuat pencegahan dan pengobatan penyalahgunaan zat, 3.5.1(b)


termasuk penyalahgunaan narkotika dan penggunaan alkohol
yang membahayakan.

Memperkuat pencegahan dan pengobatan penyalahgunaan zat, 3.5.1.(c)


termasuk penyalahgunaan narkotika dan penggunaan alkohol
yang membahayakan.

Memperkuat pencegahan dan pengobatan penyalahgunaan zat, 3.5.1.(d)


termasuk penyalahgunaan narkotika dan penggunaan alkohol
yang membahayakan.
Memperkuat pencegahan dan pengobatan penyalahgunaan zat, 3.5.1.(e)
termasuk penyalahgunaan narkotika dan penggunaan alkohol
yang membahayakan.

Memperkuat pencegahan dan pengobatan penyalahgunaan zat, 3.5.2*


termasuk penyalahgunaan narkotika dan penggunaan alkohol
yang membahayakan.

Pada tahun 2030, menjamin akses universal terhadap layanan 3.7.1*


kesehatan seksual dan reproduksi, termasuk keluarga
berencana, informasi dan pendidikan, dan integrasi kesehatan
reproduksi ke dalam strategi dan program nasional.

Pada tahun 2030, menjamin akses universal terhadap layanan 3.7.1.(a)


kesehatan seksual dan reproduksi, termasuk keluarga
berencana, informasi dan pendidikan, dan integrasi kesehatan
reproduksi ke dalam strategi dan program nasional.

Pada tahun 2030, menjamin akses universal terhadap layanan 3.7.1.(b)


kesehatan seksual dan reproduksi, termasuk keluarga
berencana, informasi dan pendidikan, dan integrasi kesehatan
reproduksi ke dalam strategi dan program nasional.

Pada tahun 2030, menjamin akses universal terhadap layanan 3.7.2*


kesehatan seksual dan reproduksi, termasuk keluarga
berencana, informasi dan pendidikan, dan integrasi kesehatan
reproduksi ke dalam strategi dan program nasional.

Pada tahun 2030, menjamin akses universal terhadap layanan 3.7.2.(a)


kesehatan seksual dan reproduksi, termasuk keluarga
berencana, informasi dan pendidikan, dan integrasi kesehatan
reproduksi ke dalam strategi dan program nasional.

Mencapai cakupan kesehatan universal, termasuk perlindungan 3.8.1.(a)


risiko keuangan, akses terhadap pelayanan kesehatan dasar
yang baik, dan akses terhadap obat- obatan dan vaksin dasar
yang aman, efektif, berkualitas, dan terjangkau bagi semua
orang.
Mencapai cakupan kesehatan universal, termasuk perlindungan 3.8.2*
risiko keuangan, akses terhadap pelayanan kesehatan dasar
yang baik, dan akses terhadap obat- obatan dan vaksin dasar
yang aman, efektif, berkualitas, dan terjangkau bagi semua
orang.

Mencapai cakupan kesehatan universal, termasuk perlindungan 3.8.2.(a)


risiko keuangan, akses terhadap pelayanan kesehatan dasar
yang baik, dan akses terhadap obat- obatan dan vaksin dasar
yang aman, efektif, berkualitas, dan terjangkau bagi semua
orang.

Pada tahun 2030, secara signifikan mengurangi jumlah 3.9.3.(a)


kematian dan kesakitan akibat bahan kimia berbahaya, serta
polusi dan kontaminasi udara, air, dan tanah.

Memperkuat pelaksanaan the Framework Convention on 3.a.1*


Tobacco Control WHO di seluruh negara sebagai langkah yang
tepat.

Mendukung penelitian dan pengembangan vaksin dan obat 3.b.1.(a)


penyakit menular dan tidak menular yang terutama
berpengaruh terhadap negara berkembang, menyediakan akses
terhadap obat dan vaksin dasar yang terjangkau, sesuai the
Doha Declaration tentang the TRIPS Agreement and Public
Health, yang menegaskan hak negara berkembang untuk
menggunakan secara penuh ketentuan dalam Kesepakatan atas
Aspek-Aspek Perdagangan dari Hak Kekayaan Intelektual terkait
keleluasaan untuk melindungi kesehatan masyarakat, dan
khususnya, menyediakan akses obat bagi semua.

Meningkatkan secara signifikan pembiayaan kesehatan dan 3.c.1*


rekrutmen, pengembangan, pelatihan, dan retensi tenaga
kesehatan di negara berkembang, khususnya negara kurang
berkembang, dan negara berkembang pulau kecil.

Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua anak perempuan 4.1.1.(a)


dan laki-laki menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah
tanpa dipungut biaya, setara, dan berkualitas, yang mengarah
pada capaian pembelajaran yang relevan dan efektif.

Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua anak perempuan 4.1.1.(b)


dan laki-laki menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah
tanpa dipungut biaya, setara, dan berkualitas, yang mengarah
pada capaian pembelajaran yang relevan dan efektif.
Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua anak perempuan 4.1.1.(c)
dan laki-laki menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah
tanpa dipungut biaya, setara, dan berkualitas, yang mengarah
pada capaian pembelajaran yang relevan dan efektif.

Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua anak perempuan 4.1.1.(d)


dan laki-laki menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah
tanpa dipungut biaya, setara, dan berkualitas, yang mengarah
pada capaian pembelajaran yang relevan dan efektif.

Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua anak perempuan 4.1.1.(e)


dan laki-laki menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah
tanpa dipungut biaya, setara, dan berkualitas, yang mengarah
pada capaian pembelajaran yang relevan dan efektif.

Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua anak perempuan 4.1.1.(f)


dan laki-laki menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah
tanpa dipungut biaya, setara, dan berkualitas, yang mengarah
pada capaian pembelajaran yang relevan dan efektif.

Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua anak perempuan 4.1.1.(g)


dan laki-laki menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah
tanpa dipungut biaya, setara, dan berkualitas, yang mengarah
pada capaian pembelajaran yang relevan dan efektif.

Pada tahun 2030, menjamin akses yang sama bagi semua 4.3.1.(a)
perempuan dan laki-laki, terhadap pendidikan teknik, kejuruan
dan pendidikan tinggi, termasuk universitas, yang terjangkau
dan berkualitas.

Pada tahun 2030, menjamin akses yang sama bagi semua 4.3.1.(b)
perempuan dan laki-laki, terhadap pendidikan teknik, kejuruan
dan pendidikan tinggi, termasuk universitas, yang terjangkau
dan berkualitas.

Pada tahun 2030, meningkatkan secara signifikan jumlah 4.4.1*


pemuda dan orang dewasa yang memiliki keterampilan yang
relevan, termasuk keterampilan teknik dan kejuruan, untuk
pekerjaan, pekerjaan yang layak dan kewirausahaan.
Pada tahun 2030, menghilangkan disparitas gender dalam 4.5.1*
pendidikan, dan menjamin akses yang sama untuk semua
tingkat pendidikan dan pelatihan kejuruan, bagi masyarakat
rentan termasuk penyandang cacat, masyarakat penduduk asli,
dan anak-anak dalam kondisi rentan.

Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua remaja dan proporsi 4.6.1.(a)
kelompok dewasa tertentu, baik laki-laki maupun perempuan,
memiliki kemampuan literasi dan numerasi.

Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua remaja dan proporsi 4.6.1.(b)
kelompok dewasa tertentu, baik laki-laki maupun perempuan,
memiliki kemampuan literasi dan numerasi.

Membangun dan meningkatkan fasilitas pendidikan yang ramah 4.a.1*


anak, ramah penyandang cacat dan gender, serta menyediakan
lingkungan belajar yang aman, anti kekerasan, inklusif dan
efektif bagi semua.

Pada tahun 2020, secara signifikan memperluas secara global, 4.b.1*


jumlah beasiswa bagi negara berkembang, khususnya negara
kurang berkembang, negara berkembang pulau kecil, dan
negara-negara Afrika, untuk mendaftar di pendidikan tinggi,
termasuk pelatihan kejuruan, teknologi informasi dan
komunikasi, program teknik, program rekayasa dan ilmiah, di
negara maju dan negara berkembang lainnya.
Pada tahun 2030, secara signifikan meningkatkan pasokan guru 4.c.1*
yang berkualitas, termasuk melalui kerjasama internasional
dalam pelatihan guru di negara berkembang, terutama negara
kurang berkembang, dan negara berkembang kepulauan kecil.

Mengakhiri segala bentuk diskriminasi terhadap kaum 5.1.1*


perempuan dimanapun.

Menghapuskan segala bentuk kekerasan terhadap kaum 5.2.1*


perempuan di ruang publik dan pribadi, termasuk perdagangan
orang dan eksploitasi seksual, serta berbagai jenis eksploitasi
lainnya.

Menghapuskan segala bentuk kekerasan terhadap kaum 5.2.1.(a)


perempuan di ruang publik dan pribadi, termasuk perdagangan
orang dan eksploitasi seksual, serta berbagai jenis eksploitasi
lainnya.

Menghapuskan segala bentuk kekerasan terhadap kaum 5.2.2*


perempuan di ruang publik dan pribadi, termasuk perdagangan
orang dan eksploitasi seksual, serta berbagai jenis eksploitasi
lainnya.

Menghapuskan segala bentuk kekerasan terhadap kaum 5.2.2.(a)


perempuan di ruang publik dan pribadi, termasuk perdagangan
orang dan eksploitasi seksual, serta berbagai jenis eksploitasi
lainnya.

Menghapuskan semua praktik berbahaya, seperti perkawinan 5.3.1*


usia anak, perkawinan dini dan paksa, serta sunat perempuan.

Menghapuskan semua praktik berbahaya, seperti perkawinan 5.3.1.(a)


usia anak, perkawinan dini dan paksa, serta sunat perempuan.
Menghapuskan semua praktik berbahaya, seperti perkawinan 5.3.1.(b)
usia anak, perkawinan dini dan paksa, serta sunat perempuan.

Menghapuskan semua praktik berbahaya, seperti perkawinan 5.3.1.(c)


usia anak, perkawinan dini dan paksa, serta sunat perempuan.

Menjamin partisipasi penuh dan efektif, dan kesempatan yang 5.5.1*


sama bagi perempuan untuk memimpin di semua tingkat
pengambilan keputusan dalam kehidupan politik, ekonomi, dan
masyarakat.

Menjamin partisipasi penuh dan efektif, dan kesempatan yang 5.5.2*


sama bagi perempuan untuk memimpin di semua tingkat
pengambilan keputusan dalam kehidupan politik, ekonomi, dan
masyarakat.

Menjamin akses universal terhadap kesehatan seksual dan 5.6.1*


reproduksi, dan hak reproduksi seperti yang telah disepakati
sesuai dengan Programme of Action of the International
Conference on Population andDevelopment and the Beijing
Platform serta dokumen-dokumen hasil reviu dari konferensi-
konferensi tersebut.

Menjamin akses universal terhadap kesehatan seksual dan 5.6.1.(a)


reproduksi, dan hak reproduksi seperti yang telah disepakati
sesuai dengan Programme of Action of the International
Conference on Population andDevelopment and the Beijing
Platform serta dokumen-dokumen hasil reviu dari konferensi-
konferensi tersebut.

Menjamin akses universal terhadap kesehatan seksual dan 5.6.1.(b)


reproduksi, dan hak reproduksi seperti yang telah disepakati
sesuai dengan Programme of Action of the International
Conference on Population andDevelopment and the Beijing
Platform serta dokumen-dokumen hasil reviu dari konferensi-
konferensi tersebut.
Menjamin akses universal terhadap kesehatan seksual dan 5.6.2*
reproduksi, dan hak reproduksi seperti yang telah disepakati
sesuai dengan Programme of Action of the International
Conference on Population andDevelopment and the Beijing
Platform serta dokumen-dokumen hasil reviu dari konferensi-
konferensi tersebut.

Meningkatkan penggunaan teknologi yang memampukan, 5.b.1*


khususnya teknologi informasi dan komunikasi untuk
meningkatkan pemberdayaan perempuan.

Pada tahun 2030, mencapai akses universal dan merata 6.1.1.(a)


terhadap air minum yang aman dan terjangkau bagi semua.

Pada tahun 2030, mencapai akses universal dan merata 6.1.1.(b)


terhadap air minum yang aman dan terjangkau bagi semua.

Pada tahun 2030, mencapai akses universal dan merata 6.1.1.(c)


terhadap air minum yang aman dan terjangkau bagi semua.

Pada tahun 2030, mencapai akses terhadap sanitasi dan 6.2.1.(a)


kebersihan yang memadai dan merata bagi semua, dan
menghentikan praktik buang air besar di tempat terbuka,
memberikan perhatian khusus pada kebutuhan kaum
perempuan, serta kelompok masyarakat rentan.

Pada tahun 2030, mencapai akses terhadap sanitasi dan 6.2.1.(b)


kebersihan yang memadai dan merata bagi semua, dan
menghentikan praktik buang air besar di tempat terbuka,
memberikan perhatian khusus pada kebutuhan kaum
perempuan, serta kelompok masyarakat rentan.
Pada tahun 2030, mencapai akses terhadap sanitasi dan 6.2.1.(c)
kebersihan yang memadai dan merata bagi semua, dan
menghentikan praktik buang air besar di tempat terbuka,
memberikan perhatian khusus pada kebutuhan kaum
perempuan, serta kelompok masyarakat rentan.

Pada tahun 2030, mencapai akses terhadap sanitasi dan 6.2.1.(d)


kebersihan yang memadai dan merata bagi semua, dan
menghentikan praktik buang air besar di tempat terbuka,
memberikan perhatian khusus pada kebutuhan kaum
perempuan, serta kelompok masyarakat rentan.

Pada tahun 2030, mencapai akses terhadap sanitasi dan 6.2.1.(e)


kebersihan yang memadai dan merata bagi semua, dan
menghentikan praktik buang air besar di tempat terbuka,
memberikan perhatian khusus pada kebutuhan kaum
perempuan, serta kelompok masyarakat rentan.

Pada tahun 2030, mencapai akses terhadap sanitasi dan 6.2.1.(f)


kebersihan yang memadai dan merata bagi semua, dan
menghentikan praktik buang air besar di tempat terbuka,
memberikan perhatian khusus pada kebutuhan kaum
perempuan, serta kelompok masyarakat rentan.

Pada tahun 2030, meningkatkan kualitas air dengan 6.3.1.(a)


mengurangi polusi, menghilangkan pembuangan, dan
meminimalkan pelepasan material dan bahan kimia berbahaya,
mengurangi setengah proporsi air limbah yang tidak diolah, dan
secara signifikan meningkatkan daur ulang, serta penggunaan
kembali barang daur ulang yang aman secara global.

Pada tahun 2030, meningkatkan kualitas air dengan 6.3.2.(a)


mengurangi polusi, menghilangkan pembuangan, dan
meminimalkan pelepasan material dan bahan kimia berbahaya,
mengurangi setengah proporsi air limbah yang tidak diolah, dan
secara signifikan meningkatkan daur ulang, serta penggunaan
kembali barang daur ulang yang aman secara global.
Pada tahun 2030, meningkatkan kualitas air dengan 6.3.2.(b)
mengurangi polusi, menghilangkan pembuangan, dan
meminimalkan pelepasan material dan bahan kimia berbahaya,
mengurangi setengah proporsi air limbah yang tidak diolah, dan
secara signifikan meningkatkan daur ulang, serta penggunaan
kembali barang daur ulang yang aman secara global.

Pada tahun 2030, secara signifikan meningkatkan efisiensi 6.4.1.(a)


penggunaan air di semua sektor, dan menjamin penggunaan
dan pasokan air tawar yang berkelanjutan untuk mengatasi
kelangkaan air, dan secara signifikan mengurangi jumlah orang
yang menderita akibat kelangkaan air.

Pada tahun 2030, secara signifikan meningkatkan efisiensi 6.4.1.(b)


penggunaan air di semua sektor, dan menjamin penggunaan
dan pasokan air tawar yang berkelanjutan untuk mengatasi
kelangkaan air, dan secara signifikan mengurangi jumlah orang
yang menderita akibat kelangkaan air.
Pada tahun 2030, menerapkan pengelolaan sumber daya air 6.5.1.(a)
terpadu di semua tingkatan, termasuk melalui kerjasama lintas
batas yang tepat.

Pada tahun 2030, menerapkan pengelolaan sumber daya air 6.5.1.(b)


terpadu di semua tingkatan, termasuk melalui kerjasama lintas
batas yang tepat.

Pada tahun 2030, menerapkan pengelolaan sumber daya air 6.5.1.(c)


terpadu di semua tingkatan, termasuk melalui kerjasama lintas
batas yang tepat.

Pada tahun 2030, menerapkan pengelolaan sumber daya air 6.5.1.(d)


terpadu di semua tingkatan, termasuk melalui kerjasama lintas
batas yang tepat.

Pada tahun 2030, menerapkan pengelolaan sumber daya air 6.5.1.(e)


terpadu di semua tingkatan, termasuk melalui kerjasama lintas
batas yang tepat.
Pada tahun 2030, menerapkan pengelolaan sumber daya air 6.5.1.(f)
terpadu di semua tingkatan, termasuk melalui kerjasama lintas
batas yang tepat.

Pada tahun 2030, menerapkan pengelolaan sumber daya air 6.5.1.(g)


terpadu di semua tingkatan, termasuk melalui kerjasama lintas
batas yang tepat.

Pada tahun 2030, menerapkan pengelolaan sumber daya air 6.5.1.(h)


terpadu di semua tingkatan, termasuk melalui kerjasama lintas
batas yang tepat.

Pada tahun 2030, menerapkan pengelolaan sumber daya air 6.5.1.(i)


terpadu di semua tingkatan, termasuk melalui kerjasama lintas
batas yang tepat.
Pada tahun 2020, melindungi dan merestorasi ekosistem terkait 6.6.1.(a)
sumber daya air, termasuk pegunungan, hutan, lahan basah,
sungai, air tanah, dan danau.

Pada tahun 2020, melindungi dan merestorasi ekosistem terkait 6.6.1.(b)


sumber daya air, termasuk pegunungan, hutan, lahan basah,
sungai, air tanah, dan danau.

Pada tahun 2020, melindungi dan merestorasi ekosistem terkait 6.6.1.(c)


sumber daya air, termasuk pegunungan, hutan, lahan basah,
sungai, air tanah, dan danau.

Pada tahun 2020, melindungi dan merestorasi ekosistem terkait 6.6.1.(d)


sumber daya air, termasuk pegunungan, hutan, lahan basah,
sungai, air tanah, dan danau.

Pada tahun 2020, melindungi dan merestorasi ekosistem terkait 6.6.1.(e)


sumber daya air, termasuk pegunungan, hutan, lahan basah,
sungai, air tanah, dan danau.

Pada tahun 2030, menjamin akses universal layanan energi 7.1.1*


yang terjangkau, andal dan modern.

Pada tahun 2030, menjamin akses universal layanan energi 7.1.1.(a)


yang terjangkau, andal dan modern.
Pada tahun 2030, menjamin akses universal layanan energi 7.1.2.(a)
yang terjangkau, andal dan modern.

Pada tahun 2030, menjamin akses universal layanan energi 7.1.2.(b)


yang terjangkau, andal dan modern.

Pada tahun 2030, meningkat secara substansial pangsa energi 7.2.1*


terbarukan dalam bauran energi global.

Pada tahun 2030, melakukan perbaikan efisiensi energi di 7.3.1*


tingkat global sebanyak dua kali lipat.

Mempertahankan pertumbuhan ekonomi per kapita sesuai 8.1.1*


dengan kondisi nasional dan, khususnya, setidaknya 7 persen
pertumbuhan produk domestik bruto per tahun di negara
kurang berkembang.

Mempertahankan pertumbuhan ekonomi per kapita sesuai 8.1.1.(a)


dengan kondisi nasional dan, khususnya, setidaknya 7 persen
pertumbuhan produk domestik bruto per tahun di negara
kurang berkembang.

Mencapai tingkat produktivitas ekonomi yang lebih tinggi, 8.2.1*


melalui diversifikasi, peningkatan dan inovasi teknologi,
termasuk melalui fokus pada sektor yang memberi nilai tambah
tinggi dan padat karya.

Menggalakkan kebijakan pembangunan yang mendukung 8.3.1*


kegiatan produktif, penciptaan lapangan kerja layak,
kewirausahaan, kreativitas dan inovasi, dan mendorong
formalisasi dan pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan
menengah, termasuk melalui akses terhadap jasa keuangan.
Menggalakkan kebijakan pembangunan yang mendukung 8.3.1.(a)
kegiatan produktif, penciptaan lapangan kerja layak,
kewirausahaan, kreativitas dan inovasi, dan mendorong
formalisasi dan pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan
menengah, termasuk melalui akses terhadap jasa keuangan.

Menggalakkan kebijakan pembangunan yang mendukung 8.3.1.(b)


kegiatan produktif, penciptaan lapangan kerja layak,
kewirausahaan, kreativitas dan inovasi, dan mendorong
formalisasi dan pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan
menengah, termasuk melalui akses terhadap jasa keuangan.

Menggalakkan kebijakan pembangunan yang mendukung 8.3.1.(c)


kegiatan produktif, penciptaan lapangan kerja layak,
kewirausahaan, kreativitas dan inovasi, dan mendorong
formalisasi dan pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan
menengah, termasuk melalui akses terhadap jasa keuangan.

Pada tahun 2030, mencapai pekerjaan tetap dan produktif dan 8.5.1*
pekerjaan yang layak bagi semua perempuan dan laki-laki,
termasuk bagi pemuda dan penyandang difabilitas, dan upah
yang sama untuk pekerjaan yang sama nilainya.

Pada tahun 2030, mencapai pekerjaan tetap dan produktif dan 8.5.2*
pekerjaan yang layak bagi semua perempuan dan laki-laki,
termasuk bagi pemuda dan penyandang difabilitas, dan upah
yang sama untuk pekerjaan yang sama nilainya.

Pada tahun 2030, mencapai pekerjaan tetap dan produktif dan 8.5.2.(a)
pekerjaan yang layak bagi semua perempuan dan laki-laki,
termasuk bagi pemuda dan penyandang difabilitas, dan upah
yang sama untuk pekerjaan yang sama nilainya.

Pada tahun 2020, secara substansial mengurangi proporsi usia 8.6.1*


muda yang tidak bekerja, tidak menempuh pendidikan atau
pelatihan.
Melindungi hak-hak tenaga kerja dan mempromosikan 8.8.1.(a)
lingkungan kerja yang aman dan terjamin bagi semua pekerja,
termasuk pekerja migran, khususnya pekerja migran
perempuan, dan mereka yang bekerja dalam pekerjaan
berbahaya.

Pada tahun 2030, menyusun dan melaksanakan kebijakan 8.9.1*


untuk mempromosikan pariwisata berkelanjutan yang
menciptakan lapangan kerja dan mempromosikan budaya dan
produk lokal.

Pada tahun 2030, menyusun dan melaksanakan kebijakan 8.9.1.(a)


untuk mempromosikan pariwisata berkelanjutan yang
menciptakan lapangan kerja dan mempromosikan budaya dan
produk lokal.

Pada tahun 2030, menyusun dan melaksanakan kebijakan 8.9.1.(b)


untuk mempromosikan pariwisata berkelanjutan yang
menciptakan lapangan kerja dan mempromosikan budaya dan
produk lokal.

Pada tahun 2030, menyusun dan melaksanakan kebijakan 8.9.1.(c)


untuk mempromosikan pariwisata berkelanjutan yang
menciptakan lapangan kerja dan mempromosikan budaya dan
produk lokal.

Pada tahun 2030, menyusun dan melaksanakan kebijakan 8.9.2*


untuk mempromosikan pariwisata berkelanjutan yang
menciptakan lapangan kerja dan mempromosikan budaya dan
produk lokal.

Memperkuat kapasitas lembaga keuangan domestik untuk 8.10.1*


mendorong dan memperluas akses terhadap perbankan,
asuransi dan jasa keuangan bagi semua.
Memperkuat kapasitas lembaga keuangan domestik untuk 8.10.1.(a)
mendorong dan memperluas akses terhadap perbankan,
asuransi dan jasa keuangan bagi semua.

Memperkuat kapasitas lembaga keuangan domestik untuk 8.10.1.(b)


mendorong dan memperluas akses terhadap perbankan,
asuransi dan jasa keuangan bagi semua.

Mengembangkan infrastruktur yang berkualitas, andal, 9.1.1.(a)


berkelanjutan dan tangguh, termasuk infrastruktur regional dan
lintas batas, untuk mendukung pembangunan ekonomi dan
kesejahteraan manusia, dengan fokus pada akses yang
terjangkau dan merata bagi semua.

Mengembangkan infrastruktur yang berkualitas, andal, 9.1.1.(b)


berkelanjutan dan tangguh, termasuk infrastruktur regional dan
lintas batas, untuk mendukung pembangunan ekonomi dan
kesejahteraan manusia, dengan fokus pada akses yang
terjangkau dan merata bagi semua.

Mengembangkan infrastruktur yang berkualitas, andal, 9.1.1.(c)


berkelanjutan dan tangguh, termasuk infrastruktur regional dan
lintas batas, untuk mendukung pembangunan ekonomi dan
kesejahteraan manusia, dengan fokus pada akses yang
terjangkau dan merata bagi semua.

Mengembangkan infrastruktur yang berkualitas, andal, 9.1.2.(a)


berkelanjutan dan tangguh, termasuk infrastruktur regional dan
lintas batas, untuk mendukung pembangunan ekonomi dan
kesejahteraan manusia, dengan fokus pada akses yang
terjangkau dan merata bagi semua.

Mengembangkan infrastruktur yang berkualitas, andal, 9.1.2.(b)


berkelanjutan dan tangguh, termasuk infrastruktur regional dan
lintas batas, untuk mendukung pembangunan ekonomi dan
kesejahteraan manusia, dengan fokus pada akses yang
terjangkau dan merata bagi semua.
Mengembangkan infrastruktur yang berkualitas, andal, 9.1.2.(c)
berkelanjutan dan tangguh, termasuk infrastruktur regional dan
lintas batas, untuk mendukung pembangunan ekonomi dan
kesejahteraan manusia, dengan fokus pada akses yang
terjangkau dan merata bagi semua.

Mempromosikan industrialisasi inklusif dan berkelanjutan, dan 9.2.1*


pada tahun 2030, secara signifikan meningkatkan proporsi
industri dalam lapangan kerja dan produk domestik bruto,
sejalan dengan kondisi nasional, dan meningkatkan dua kali
lipat proporsinya di negara kurang berkembang.

Mempromosikan industrialisasi inklusif dan berkelanjutan, dan 9.2.1.(a)


pada tahun 2030, secara signifikan meningkatkan proporsi
industri dalam lapangan kerja dan produk domestik bruto,
sejalan dengan kondisi nasional, dan meningkatkan dua kali
lipat proporsinya di negara kurang berkembang.

Mempromosikan industrialisasi inklusif dan berkelanjutan, dan 9.2.2*


pada tahun 2030, secara signifikan meningkatkan proporsi
industri dalam lapangan kerja dan produk domestik bruto,
sejalan dengan kondisi nasional, dan meningkatkan dua kali
lipat proporsinya di negara kurang berkembang.

Meningkatkan akses industri dan perusahaan skala kecil, 9.3.1*


khususnya di negara berkembang, terhadap jasa keuangan,
termasuk kredit terjangkau, dan mengintegrasikan ke dalam
rantai nilai dan pasar.

Meningkatkan akses industri dan perusahaan skala kecil, 9.3.2*


khususnya di negara berkembang, terhadap jasa keuangan,
termasuk kredit terjangkau, dan mengintegrasikan ke dalam
rantai nilai dan pasar.

Pada tahun 2030, meningkatkan infrastruktur dan retrofit 9.4.1*


industri agar dapat berkelanjutan, dengan peningkatan efisiensi
penggunaan sumberdaya dan adopsi yang lebih baik dari
teknologi dan proses industri bersih dan ramah lingkungan,
yang dilaksanakan semua negara sesuai kemampuan masing-
masing.
Pada tahun 2030, meningkatkan infrastruktur dan retrofit 9.4.1(a)
industri agar dapat berkelanjutan, dengan peningkatan efisiensi
penggunaan sumberdaya dan adopsi yang lebih baik dari
teknologi dan proses industri bersih dan ramah lingkungan,
yang dilaksanakan semua negara sesuai kemampuan masing-
masing.

Memperkuat riset ilmiah, meningkatkan kapabilitas teknologi 9.5.1*


sektor industri di semua negara, terutama negara-negara
berkembang, termasuk pada tahun 2030, mendorong inovasi
dan secara substansial meningkatkan jumlah pekerja penelitian
dan pengembangan per 1 juta orang dan meningkatkan
pembelanjaan publik dan swasta untuk penelitian dan
pengembangan.

Secara signifikan meningkatkan akses terhadap teknologi 9.c.1*


informasi dan komunikasi, dan mengusahakan penyediaan
akses universal dan terjangkau internet di negara-negara kurang
berkembang pada tahun 2020.

Secara signifikan meningkatkan akses terhadap teknologi 9.c.1.(a)


informasi dan komunikasi, dan mengusahakan penyediaan
akses universal dan terjangkau internet di negara-negara kurang
berkembang pada tahun 2020.

Secara signifikan meningkatkan akses terhadap teknologi 9.c.1.(b)


informasi dan komunikasi, dan mengusahakan penyediaan
akses universal dan terjangkau internet di negara-negara kurang
berkembang pada tahun 2020.

Pada tahun 2030, secara progresif mencapai dan 10.1.1*


mempertahankan pertumbuhan pendapatan penduduk yang
berada di bawah 40% dari populasi pada tingkat yang lebih
tinggi dari rata-rata nasional.

Pada tahun 2030, secara progresif mencapai dan 10.1.1.(a)


mempertahankan pertumbuhan pendapatan penduduk yang
berada di bawah 40% dari populasi pada tingkat yang lebih
tinggi dari rata-rata nasional.

Pada tahun 2030, secara progresif mencapai dan 10.1.1.(b)


mempertahankan pertumbuhan pendapatan penduduk yang
berada di bawah 40% dari populasi pada tingkat yang lebih
tinggi dari rata-rata nasional.
Pada tahun 2030, secara progresif mencapai dan 10.1.1.(e)
mempertahankan pertumbuhan pendapatan penduduk yang
berada di bawah 40% dari populasi pada tingkat yang lebih
tinggi dari rata-rata nasional.

Pada tahun 2030, secara progresif mencapai dan 10.1.1.(f)


mempertahankan pertumbuhan pendapatan penduduk yang
berada di bawah 40% dari populasi pada tingkat yang lebih
tinggi dari rata-rata nasional.

Pada tahun 2030, memberdayakan dan meningkatkan inklusi 10.2.1*


sosial, ekonomi dan politik bagi semua, terlepas dari usia, jenis
kelamin, difabilitas, ras, suku, asal, agama atau kemampuan
ekonomi atau status lainnya.

Menjamin kesempatan yang sama dan mengurangi 10.3.1.(a)


kesenjangan hasil, termasuk dengan menghapus hukum,
kebijakan dan praktik yang diskriminatif, dan mempromosikan
legislasi, kebijakan dan tindakan yang tepat terkait legislasi dan
kebijakan tersebut.

Menjamin kesempatan yang sama dan mengurangi 10.3.1.(b)


kesenjangan hasil, termasuk dengan menghapus hukum,
kebijakan dan praktik yang diskriminatif, dan mempromosikan
legislasi, kebijakan dan tindakan yang tepat terkait legislasi dan
kebijakan tersebut.

Menjamin kesempatan yang sama dan mengurangi 10.3.1.(c)


kesenjangan hasil, termasuk dengan menghapus hukum,
kebijakan dan praktik yang diskriminatif, dan mempromosikan
legislasi, kebijakan dan tindakan yang tepat terkait legislasi dan
kebijakan tersebut.

Menjamin kesempatan yang sama dan mengurangi 10.3.1.(d)


kesenjangan hasil, termasuk dengan menghapus hukum,
kebijakan dan praktik yang diskriminatif, dan mempromosikan
legislasi, kebijakan dan tindakan yang tepat terkait legislasi dan
kebijakan tersebut.

Mengadopsi kebijakan, terutama kebijakan fiskal, upah dan 10.4.1.(a)


perlindungan sosial, serta secara progresif mencapai kesetaraan
yang lebih besar.
Mengadopsi kebijakan, terutama kebijakan fiskal, upah dan 10.4.1.(b)
perlindungan sosial, serta secara progresif mencapai kesetaraan
yang lebih besar.

Memfasilitasi migrasi dan mobilitas manusia yang teratur, 10.7.2. (a)


aman, berkala dan bertanggung jawab, termasuk melalui
penerapan kebijakan migrasi yang terencana dan terkelola
dengan baik.

Memfasilitasi migrasi dan mobilitas manusia yang teratur, 10.7.2. (b)


aman, berkala dan bertanggung jawab, termasuk melalui
penerapan kebijakan migrasi yang terencana dan terkelola
dengan baik.

Pada tahun 2030, menjamin akses bagi semua terhadap 11.1.1.(b)


perumahan yang layak, aman, terjangkau, dan pelayanan dasar,
serta menata kawasan kumuh.

Pada tahun 2030, menjamin akses bagi semua terhadap 11.1.1.(c)


perumahan yang layak, aman, terjangkau, dan pelayanan dasar,
serta menata kawasan kumuh.

Pada tahun 2030, menyediakan akses terhadap sistem 11.2.1.(a)


transportasi yang aman, terjangkau, mudah diakses dan
berkelanjutan untuk semua, meningkatkan keselamatan lalu
lintas, terutama dengan memperluas jangkauan transportasi
umum, dengan memberi perhatian khusus pada kebutuhan
mereka yang berada dalam situasi rentan, perempuan, anak,
penyandang difabilitas dan orang tua.
Pada tahun 2030, menyediakan akses terhadap sistem 11.2.1.(b)
transportasi yang aman, terjangkau, mudah diakses dan
berkelanjutan untuk semua, meningkatkan keselamatan lalu
lintas, terutama dengan memperluas jangkauan transportasi
umum, dengan memberi perhatian khusus pada kebutuhan
mereka yang berada dalam situasi rentan, perempuan, anak,
penyandang difabilitas dan orang tua.

Pada tahun 2030, memperkuat urbanisasi yang inklusif dan 11.3.1.(a)


berkelanjutan serta kapasitas partisipasi, perencanaan
penanganan permukiman yang berkelanjutan dan terintegrasi
di semua negara.

Pada tahun 2030, memperkuat urbanisasi yang inklusif dan 11.3.1.(b)


berkelanjutan serta kapasitas partisipasi, perencanaan
penanganan permukiman yang berkelanjutan dan terintegrasi
di semua negara.

Pada tahun 2030, memperkuat urbanisasi yang inklusif dan 11.3.2.(a)


berkelanjutan serta kapasitas partisipasi, perencanaan
penanganan permukiman yang berkelanjutan dan terintegrasi
di semua negara.

Pada tahun 2030, memperkuat urbanisasi yang inklusif dan 11.3.2.(b)


berkelanjutan serta kapasitas partisipasi, perencanaan
penanganan permukiman yang berkelanjutan dan terintegrasi
di semua negara.
Mempromosikan dan menjaga warisan budaya dunia dan 11.4.1.(a)
warisan alam dunia.

Pada tahun 2030, secara signifikan mengurangi jumlah 11.5.1*


kematian dan jumlah orang terdampak, dan secara substansial
mengurangi kerugian ekonomi relatif terhadap PDB global yang
disebabkan oleh bencana, dengan fokus melindungi orang
miskin dan orang-orang dalam situasi rentan.

Pada tahun 2030, secara signifikan mengurangi jumlah 11.5.1.(a)


kematian dan jumlah orang terdampak, dan secara substansial
mengurangi kerugian ekonomi relatif terhadap PDB global yang
disebabkan oleh bencana, dengan fokus melindungi orang
miskin dan orang-orang dalam situasi rentan.

Pada tahun 2030, secara signifikan mengurangi jumlah 11.5.1.(b)


kematian dan jumlah orang terdampak, dan secara substansial
mengurangi kerugian ekonomi relatif terhadap PDB global yang
disebabkan oleh bencana, dengan fokus melindungi orang
miskin dan orang-orang dalam situasi rentan.
Pada tahun 2030, secara signifikan mengurangi jumlah 11.5.1.(c)
kematian dan jumlah orang terdampak, dan secara substansial
mengurangi kerugian ekonomi relatif terhadap PDB global yang
disebabkan oleh bencana, dengan fokus melindungi orang
miskin dan orang-orang dalam situasi rentan.

Pada tahun 2030, secara signifikan mengurangi jumlah 11.5.2.(a)


kematian dan jumlah orang terdampak, dan secara substansial
mengurangi kerugian ekonomi relatif terhadap PDB global yang
disebabkan oleh bencana, dengan fokus melindungi orang
miskin dan orang-orang dalam situasi rentan.

Pada tahun 2030, mengurangi dampak lingkungan perkotaan 11.6.1.(a)


per kapita yang merugikan, termasuk dengan memberi
perhatian khusus pada kualitas udara, termasuk penanganan
sampah kota.

Pada tahun 2030, mengurangi dampak lingkungan perkotaan 11.6.1.(b)


per kapita yang merugikan, termasuk dengan memberi
perhatian khusus pada kualitas udara, termasuk penanganan
sampah kota.

Pada tahun 2030, menyediakan ruang publik dan ruang terbuka 11.7.1.(a)
hijau yang aman, inklusif dan mudah dijangkau terutama untuk
perempuan dan anak, manula dan penyandang difabilitas.
Pada tahun 2030, menyediakan ruang publik dan ruang terbuka 11.7.2.(a)
hijau yang aman, inklusif dan mudah dijangkau terutama untuk
perempuan dan anak, manula dan penyandang difabilitas.

Melaksanakan the 10-Year Framework of Programmes on 12.1.1*


Sustainable Consumption and Production Patterns, dengan
semua negara mengambil tindakan, dipimpin negara maju,
dengan mempertimbangkan pembangunan dan kapasitas
negara berkembang.

Pada tahun 2020 mencapai pengelolaan bahan kimia dan 12.4.1.(a)


semua jenis limbah yang ramah lingkungan, di sepanjang siklus
hidupnya, sesuai kerangka kerja internasional yang disepakati
dan secara signifikan mengurangi pencemaran bahan kimia dan
limbah tersebut ke udara, air, dan tanah untuk meminimalkan
dampak buruk terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.

Pada tahun 2020 mencapai pengelolaan bahan kimia dan 12.4.2.(a)


semua jenis limbah yang ramah lingkungan, di sepanjang siklus
hidupnya, sesuai kerangka kerja internasional yang disepakati
dan secara signifikan mengurangi pencemaran bahan kimia dan
limbah tersebut ke udara, air, dan tanah untuk meminimalkan
dampak buruk terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.

Pada tahun 2030, secara substansial mengurangi produksi 12.5.1.(a)


limbah melalui pencegahan, pengurangan, daur ulang, dan
penggunaan kembali.
Mendorong perusahaan, terutama perusahaan besar dan 12.6.1.(a)
transnasional, untuk mengadopsi praktek-praktek berkelanjutan
dan mengintegrasikan informasi keberlanjutan dalam siklus
pelaporan mereka.

Mempromosikan praktek pengadaan publik yang berkelanjutan, 12.7.1.(a)


sesuai dengan kebijakan dan prioritas nasional.

Pada tahun 2030, menjamin bahwa masyarakat di mana pun 12.8.1.(a)


memiliki informasi yang relevan dan kesadaran terhadap
pembangunan berkelanjutan dan gaya hidup yang selaras
dengan alam.

Memperkuat kapasitas ketahanan dan adaptasi terhadap 13.1.1*


bahaya terkait iklim dan bencana alam di semua negara.

Memperkuat kapasitas ketahanan dan adaptasi terhadap 13.1.2*


bahaya terkait iklim dan bencana alam di semua negara.
Mengintegrasikan tindakan antisipasi perubahan iklim ke dalam 13.2.1*
kebijakan, strategi dan perencanaan nasional.

Mengintegrasikan tindakan antisipasi perubahan iklim ke dalam 13.2.1.(a)


kebijakan, strategi dan perencanaan nasional.

Pada tahun 2020, mengelola dan melindungi ekosistem laut 14.2.1.(a)


dan pesisir secara berkelanjutan untuk menghindari dampak
buruk yang signifikan, termasuk dengan memperkuat
ketahanannya, dan melakukan restorasi untuk mewujudkan
lautan yang sehat dan produktif.

Pada tahun 2020, mengelola dan melindungi ekosistem laut 14.2.1.(b)


dan pesisir secara berkelanjutan untuk menghindari dampak
buruk yang signifikan, termasuk dengan memperkuat
ketahanannya, dan melakukan restorasi untuk mewujudkan
lautan yang sehat dan produktif.
Pada tahun 2020, secara efektif mengatur pemanenan dan 14.4.1*
menghentikan penangkapan ikan yang berlebihan,
penangkapan ikan ilegal dan praktek penangkapan ikan yang
merusak, serta melaksanakan rencana pengelolaan berbasis
ilmu pengetahuan, untuk memulihkan persediaan ikan secara
layak dalam waktu yang paling singkat yang memungkinkan,
setidaknya ke tingkat yang dapat memproduksi hasil maksimum
yang berkelanjutan sesuai karakteristik biologisnya.

Pada tahun 2020, melestarikan setidaknya 10 persen dari 14.5.1*


wilayah pesisir dan laut, konsisten dengan hukum nasional dan
internasional dan berdasarkan informasi ilmiah terbaik yang
tersedia.

Pada tahun 2020, melarang bentuk-bentuk subsidi perikanan 14.6.1.(a)


tertentu yang berkontribusi terhadap kelebihan kapasitas dan
penangkapan ikan berlebihan, menghilangkan subsidi yang
berkontribusi terhadap penangkapan ikan ilegal, yang tidak
dilaporkan dan tidak diatur dan menahan jenis subsidi baru,
dengan mengakui bahwa perlakuan khusus dan berbeda yang
tepat dan efektif untuk negara berkembang dan negara kurang
berkembang harus menjadi bagian integral dari negosiasi
subsidi perikanan pada the World Trade Organization.

Menyediakan akses untuk nelayan skala kecil (small-scale 14.b.1*


artisanal fishers) terhadap sumber daya laut dan pasar.

Menyediakan akses untuk nelayan skala kecil (small-scale 14.b.1.(a)


artisanal fishers) terhadap sumber daya laut dan pasar.

Menyediakan akses untuk nelayan skala kecil (small-scale 14.b.1.(b)


artisanal fishers) terhadap sumber daya laut dan pasar.
Meningkatkan pelestarian dan pemanfaatan berkelanjutan 14.c.1*
lautan dan sumber dayanya dengan menerapkan hukum
internasional yang tercermin dalam the United Nations
Convention on the Law of the Sea, yang menyediakan kerangka
hukum untuk pelestarian dan pemanfaatan berkelanjutan
lautan dan sumber dayanya, seperti yang tercantum dalam ayat
158 dari “The future we want”.

Pada tahun 2020, menjamin pelestarian, restorasi dan 15.1.1.(a)


pemanfaatan berkelanjutan dari ekosistem daratan dan
perairan darat serta jasa lingkungannya, khususnya ekosistem
hutan, lahan basah, pegunungan dan lahan kering, sejalan
dengan kewajiban berdasarkan perjanjian internasional.

Pada tahun 2020, meningkatkan pelaksanaan pengelolaan 15.2.1.(a)


semua jenis hutan secara berkelanjutan, menghentikan
deforestasi, merestorasi hutan yang terdegradasi dan
meningkatkan secara signifikan forestasi dan reforestasi secara
global.

Pada tahun 2020, meningkatkan pelaksanaan pengelolaan 15.2.1.(b)


semua jenis hutan secara berkelanjutan, menghentikan
deforestasi, merestorasi hutan yang terdegradasi dan
meningkatkan secara signifikan forestasi dan reforestasi secara
global.

Pada tahun 2020, meningkatkan pelaksanaan pengelolaan 15.2.1.(c)


semua jenis hutan secara berkelanjutan, menghentikan
deforestasi, merestorasi hutan yang terdegradasi dan
meningkatkan secara signifikan forestasi dan reforestasi secara
global.
Pada tahun 2020, meningkatkan pelaksanaan pengelolaan 15.2.1.(d)
semua jenis hutan secara berkelanjutan, menghentikan
deforestasi, merestorasi hutan yang terdegradasi dan
meningkatkan secara signifikan forestasi dan reforestasi secara
global.

Pada tahun 2020, menghentikan penggurunan, memulihkan 15.3.1.(a)


lahan dan tanah kritis, termasuk lahan yang terkena
penggurunan, kekeringan dan banjir, dan berusaha mencapai
dunia yang bebas dari lahan terdegradasi.

Melakukan tindakan cepat dan signifikan untuk mengurangi 15.5.1*


degradasi habitat alami, menghentikan kehilangan
keanekaragaman hayati, dan, pada tahun 2020, melindungi dan
mencegah lenyapnya spesies yang terancam punah.

Meningkatkan pembagian keuntungan yang adil dan merata 15.6.1*


dari pemanfaatan sumber daya genetik, dan meningkatkan
akses yang tepat terhadap sumber daya tersebut, sesuai
kesepakatan internasional.

Melakukan tindakan cepat untuk mengakhiri perburuan dan 15.7.1.(a)


perdagangan jenis flora dan fauna yang dilindungi serta
mengatasi permintaan dan pasokan produk hidupan liar secara
ilegal.
Melakukan tindakan cepat untuk mengakhiri perburuan dan 15.7.1.(b)
perdagangan jenis flora dan fauna yang dilindungi serta
mengatasi permintaan dan pasokan produk hidupan liar secara
ilegal.

Pada tahun 2020, memperkenalkan langkah-langkah untuk 15.8.1.(a)


mencegah masuknya dan secara signifikan mengurangi dampak
dari jenis asing invasif pada ekosistem darat dan air, serta
mengendalikan atau memberantas jenis asing invasif prioritas.

Pada tahun 2020, mengintegrasikan nilai-nilai ekosistem dan 15.9.1.(a)


keanekaragaman hayati ke dalam perencanaan nasional dan
daerah, proses pembangunan, strategi dan penganggaran
pengurangan kemiskinan.

Meningkatkan dukungan global dalam upaya memerangi 15.c.1.(a)


perburuan dan perdagangan jenis yang dilindungi, termasuk
dengan meningkatkan kapasitas masyarakat lokal mengejar
peluang mata pencaharian yang berkelanjutan.

Secara signifikan mengurangi segala bentuk kekerasan dan 16.1.1.(a)


terkait angka kematian dimanapun.
Secara signifikan mengurangi segala bentuk kekerasan dan 16.1.2.(a)
terkait angka kematian dimanapun.

Secara signifikan mengurangi segala bentuk kekerasan dan 16.1.3.(a)


terkait angka kematian dimanapun.

Secara signifikan mengurangi segala bentuk kekerasan dan 16.1.4*


terkait angka kematian dimanapun.

Menghentikan perlakuan kejam, eksploitasi, perdagangan, dan 16.2.1.(a)


segala bentuk kekerasan dan penyiksaan terhadap anak.
Menghentikan perlakuan kejam, eksploitasi, perdagangan, dan 16.2.1.(b)
segala bentuk kekerasan dan penyiksaan terhadap anak.

Menghentikan perlakuan kejam, eksploitasi, perdagangan, dan 16.2.3.(a)


segala bentuk kekerasan dan penyiksaan terhadap anak.

Menggalakkan negara berdasarkan hukum di tingkat nasional 16.3.1.(a)


dan internasional dan menjamin akses yang sama terhadap
keadilan bagi semua.

Menggalakkan negara berdasarkan hukum di tingkat nasional 16.3.1.(b)


dan internasional dan menjamin akses yang sama terhadap
keadilan bagi semua.

Menggalakkan negara berdasarkan hukum di tingkat nasional 16.3.1.(c)


dan internasional dan menjamin akses yang sama terhadap
keadilan bagi semua.
Menggalakkan negara berdasarkan hukum di tingkat nasional 16.3.2. (a)
dan internasional dan menjamin akses yang sama terhadap
keadilan bagi semua.

Secara substansial mengurangi korupsi dan penyuapan dalam 16.5.1.(a)


segala bentuknya.

Mengembangkan lembaga yang efektif, akuntabel, dan 16.6.1*


transparan di semua tingkat.

Mengembangkan lembaga yang efektif, akuntabel, dan 16.6.1.(a)


transparan di semua tingkat.

Mengembangkan lembaga yang efektif, akuntabel, dan 16.6.1.(b)


transparan di semua tingkat.
Mengembangkan lembaga yang efektif, akuntabel, dan 16.6.1.(c)
transparan di semua tingkat.

Mengembangkan lembaga yang efektif, akuntabel, dan 16.6.1.(d)


transparan di semua tingkat.

Mengembangkan lembaga yang efektif, akuntabel, dan 16.6.2.(a)


transparan di semua tingkat.

Menjamin pengambilan keputusan yang responsif, inklusif, 16.7.1.(a)


partisipatif dan representatif di setiap tingkatan.

Menjamin pengambilan keputusan yang responsif, inklusif, 16.7.1.(b)


partisipatif dan representatif di setiap tingkatan.
Menjamin pengambilan keputusan yang responsif, inklusif, 16.7.2.(a)
partisipatif dan representatif di setiap tingkatan.

Menjamin pengambilan keputusan yang responsif, inklusif, 16.7.2.(b)


partisipatif dan representatif di setiap tingkatan.

Menjamin pengambilan keputusan yang responsif, inklusif, 16.7.2.(c)


partisipatif dan representatif di setiap tingkatan.

Menjamin akses publik terhadap informasi dan melindungi 16.10.1.(a)


kebebasan mendasar, sesuai dengan peraturan nasional dan
kesepakatan internasional.

Menjamin akses publik terhadap informasi dan melindungi 16.10.1.(b)


kebebasan mendasar, sesuai dengan peraturan nasional dan
kesepakatan internasional.
Menjamin akses publik terhadap informasi dan melindungi 16.10.2*
kebebasan mendasar, sesuai dengan peraturan nasional dan
kesepakatan internasional.

Menjamin akses publik terhadap informasi dan melindungi 16.10.2.(a)


kebebasan mendasar, sesuai dengan peraturan nasional dan
kesepakatan internasional.

Menjamin akses publik terhadap informasi dan melindungi 16.10.2.(b)


kebebasan mendasar, sesuai dengan peraturan nasional dan
kesepakatan internasional.

Menjamin akses publik terhadap informasi dan melindungi 16.10.2.(c)


kebebasan mendasar, sesuai dengan peraturan nasional dan
kesepakatan internasional.
Memperkuat lembaga-lembaga nasional yang relevan, 16.a.1*
termasuk melalui kerjasama internasional, untuk membangun
kapasitas di semua tingkatan, khususnya di negara berkembang,
untuk mencegah kekerasan serta memerangi terorisme dan
kejahatan.

Menggalakkan dan menegakkan undang-undang dan kebijakan 16.b.1.(a)


yang tidak diskriminatif untuk pembangunan berkelanjutan.

Memperkuat mobilisasi sumber daya domestik, termasuk 17.1.1*


melalui dukungan internasional kepada negara berkembang,
untuk meningkatkan kapasitas lokal bagi pengumpulan pajak
dan pendapatan lainnya.

Memperkuat mobilisasi sumber daya domestik, termasuk 17.1.1.(a)


melalui dukungan internasional kepada negara berkembang,
untuk meningkatkan kapasitas lokal bagi pengumpulan pajak
dan pendapatan lainnya.

Memperkuat mobilisasi sumber daya domestik, termasuk 17.1.2*


melalui dukungan internasional kepada negara berkembang,
untuk meningkatkan kapasitas lokal bagi pengumpulan pajak
dan pendapatan lainnya.

Memobilisasi tambahan sumber daya keuangan untuk negara 17.3.2.(a)


berkembang dari berbagai macam sumber.

Membantu negara berkembang untuk mendapatkan 17.4.1*


keberlanjutan utang jangka panjang melalui kebijakan-
kebijakan yang terkoordinasi yang ditujukan untuk membantu
pembiayaan utang, keringanan utang dan restrukturisasi utang,
yang sesuai, dan menyelesaikan utang luar negeri dari negara
miskin yang berutang besar untuk mengurangi tekanan utang.
Meningkatkan kerjasama Utara-Selatan, Selatan-Selatan dan 17.6.1.(a)
kerjasama triangular secara regional dan internasional terkait
dan akses terhadap sains, teknologi dan inovasi, dan
meningkatkan berbagi pengetahuan berdasar kesepakatan
timbal balik, termasuk melalui koordinasi yang lebih baik antara
mekanisme yang telah ada, khususnya di tingkat Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB), dan melalui mekanisme fasilitasi
teknologi global.

Meningkatkan kerjasama Utara-Selatan, Selatan-Selatan dan 17.6.2.(a)


kerjasama triangular secara regional dan internasional terkait
dan akses terhadap sains, teknologi dan inovasi, dan
meningkatkan berbagi pengetahuan berdasar kesepakatan
timbal balik, termasuk melalui koordinasi yang lebih baik antara
mekanisme yang telah ada, khususnya di tingkat Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB), dan melalui mekanisme fasilitasi
teknologi global.

Meningkatkan kerjasama Utara-Selatan, Selatan-Selatan dan 17.6.2.(b)


kerjasama triangular secara regional dan internasional terkait
dan akses terhadap sains, teknologi dan inovasi, dan
meningkatkan berbagi pengetahuan berdasar kesepakatan
timbal balik, termasuk melalui koordinasi yang lebih baik antara
mekanisme yang telah ada, khususnya di tingkat Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB), dan melalui mekanisme fasilitasi
teknologi global.

Meningkatkan kerjasama Utara-Selatan, Selatan-Selatan dan 17.6.2.(c)


kerjasama triangular secara regional dan internasional terkait
dan akses terhadap sains, teknologi dan inovasi, dan
meningkatkan berbagi pengetahuan berdasar kesepakatan
timbal balik, termasuk melalui koordinasi yang lebih baik antara
mekanisme yang telah ada, khususnya di tingkat Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB), dan melalui mekanisme fasilitasi
teknologi global.

Mengoperasionalisasikan secara penuh bank teknologi dan 17.8.1*


sains, mekanisme pembangunan kapasitas teknologi dan
inovasi untuk negara kurang berkembang pada tahun 2017 dan
meningkatkan penggunaan teknologi yang memampukan,
khususnya teknologi informasi dan komunikasi.
Mengoperasionalisasikan secara penuh bank teknologi dan 17.8.1.(a)
sains, mekanisme pembangunan kapasitas teknologi dan
inovasi untuk negara kurang berkembang pada tahun 2017 dan
meningkatkan penggunaan teknologi yang memampukan,
khususnya teknologi informasi dan komunikasi.

Meningkatkan dukungan internasional untuk melaksanakan 17.9.1.(a)


pembangunan kapasitas yang efektif dan sesuai target di
negara berkembang untuk mendukung rencana nasional untuk
melaksanakan seluruh tujuan pembangunan berkelanjutan,
termasuk melalui kerjasama Utara-Selatan, Selatan-Selatan dan
Triangular.

Menggalakkan sistem perdagangan multilateral yang universal, 17.10.1.(a)


berbasis aturan, terbuka, tidak diskriminatif dan adil di bawah
the World Trade Organization termasuk melalui kesimpulan dari
kesepakatan di bawah Doha Development Agenda.

Secara signifikan meningkatkan ekspor dari negara 17.11.1.(a)


berkembang, khususnya dengan tujuan meningkatkan dua kali
lipat proporsi negara kurang berkembang dalam ekspor global
pada tahun 2020.

Meningkatkan stabilitas makroekonomi global, termasuk 17.13.1*


melalui koordinasi kebijakan dan keterpaduan kebijakan.

Mendorong dan meningkatkan kerjasama pemerintah-swasta 17.17.1.(a)


dan masyarakat sipil yang efektif, berdasarkan pengalaman dan
bersumber pada strategi kerjasama.

Mendorong dan meningkatkan kerjasama pemerintah-swasta 17.17.1.(b)


dan masyarakat sipil yang efektif, berdasarkan pengalaman dan
bersumber pada strategi kerjasama.
Pada tahun 2020, meningkatkan dukungan pengembangan 17.18.1.(a)
kapasitas untuk negara berkembang, termasuk negara kurang
berkembang dan negara berkembang pulau kecil, untuk
meningkatkan secara signifikan ketersediaan data berkualitas
tinggi, tepat waktu dan dapat dipercaya, yang terpilah
berdasarkan pendapatan, gender, umur, ras, etnis, status
migrasi, difabilitas, lokasi geografis dan karakteristik lainnya
yang relevan dengan konteks nasional.

Pada tahun 2020, meningkatkan dukungan pengembangan 17.18.1.(b)


kapasitas untuk negara berkembang, termasuk negara kurang
berkembang dan negara berkembang pulau kecil, untuk
meningkatkan secara signifikan ketersediaan data berkualitas
tinggi, tepat waktu dan dapat dipercaya, yang terpilah
berdasarkan pendapatan, gender, umur, ras, etnis, status
migrasi, difabilitas, lokasi geografis dan karakteristik lainnya
yang relevan dengan konteks nasional.

Pada tahun 2020, meningkatkan dukungan pengembangan 17.18.1.(c)


kapasitas untuk negara berkembang, termasuk negara kurang
berkembang dan negara berkembang pulau kecil, untuk
meningkatkan secara signifikan ketersediaan data berkualitas
tinggi, tepat waktu dan dapat dipercaya, yang terpilah
berdasarkan pendapatan, gender, umur, ras, etnis, status
migrasi, difabilitas, lokasi geografis dan karakteristik lainnya
yang relevan dengan konteks nasional.

Pada tahun 2020, meningkatkan dukungan pengembangan 17.18.1.(d)


kapasitas untuk negara berkembang, termasuk negara kurang
berkembang dan negara berkembang pulau kecil, untuk
meningkatkan secara signifikan ketersediaan data berkualitas
tinggi, tepat waktu dan dapat dipercaya, yang terpilah
berdasarkan pendapatan, gender, umur, ras, etnis, status
migrasi, difabilitas, lokasi geografis dan karakteristik lainnya
yang relevan dengan konteks nasional.

Pada tahun 2020, meningkatkan dukungan pengembangan 17.18.2*


kapasitas untuk negara berkembang, termasuk negara kurang
berkembang dan negara berkembang pulau kecil, untuk
meningkatkan secara signifikan ketersediaan data berkualitas
tinggi, tepat waktu dan dapat dipercaya, yang terpilah
berdasarkan pendapatan, gender, umur, ras, etnis, status
migrasi, difabilitas, lokasi geografis dan karakteristik lainnya
yang relevan dengan konteks nasional.
Pada tahun 2020, meningkatkan dukungan pengembangan 17.18.2.(a)
kapasitas untuk negara berkembang, termasuk negara kurang
berkembang dan negara berkembang pulau kecil, untuk
meningkatkan secara signifikan ketersediaan data berkualitas
tinggi, tepat waktu dan dapat dipercaya, yang terpilah
berdasarkan pendapatan, gender, umur, ras, etnis, status
migrasi, difabilitas, lokasi geografis dan karakteristik lainnya
yang relevan dengan konteks nasional.

Pada tahun 2020, meningkatkan dukungan pengembangan 17.18.3.(a)


kapasitas untuk negara berkembang, termasuk negara kurang
berkembang dan negara berkembang pulau kecil, untuk
meningkatkan secara signifikan ketersediaan data berkualitas
tinggi, tepat waktu dan dapat dipercaya, yang terpilah
berdasarkan pendapatan, gender, umur, ras, etnis, status
migrasi, difabilitas, lokasi geografis dan karakteristik lainnya
yang relevan dengan konteks nasional.

Pada tahun 2030, mengandalkan inisiatif yang sudah ada, untuk 17.19.1.(a)
mengembangkan pengukuran atas kemajuan pembangunan
berkelanjutan yang melengkapi Produk Domestik Bruto, dan
mendukung pengembangan kapasitas statistik di negara
berkembang.

Pada tahun 2030, mengandalkan inisiatif yang sudah ada, untuk 17.19.1.(b)
mengembangkan pengukuran atas kemajuan pembangunan
berkelanjutan yang melengkapi Produk Domestik Bruto, dan
mendukung pengembangan kapasitas statistik di negara
berkembang.

Pada tahun 2030, mengandalkan inisiatif yang sudah ada, untuk 17.19.1.(c)
mengembangkan pengukuran atas kemajuan pembangunan
berkelanjutan yang melengkapi Produk Domestik Bruto, dan
mendukung pengembangan kapasitas statistik di negara
berkembang.

Pada tahun 2030, mengandalkan inisiatif yang sudah ada, untuk 17.19.2 (a)
mengembangkan pengukuran atas kemajuan pembangunan
berkelanjutan yang melengkapi Produk Domestik Bruto, dan
mendukung pengembangan kapasitas statistik di negara
berkembang.

Pada tahun 2030, mengandalkan inisiatif yang sudah ada, untuk 17.19.2.(b)
mengembangkan pengukuran atas kemajuan pembangunan
berkelanjutan yang melengkapi Produk Domestik Bruto, dan
mendukung pengembangan kapasitas statistik di negara
berkembang.
Pada tahun 2030, mengandalkan inisiatif yang sudah ada, untuk 17.19.2.(c)
mengembangkan pengukuran atas kemajuan pembangunan
berkelanjutan yang melengkapi Produk Domestik Bruto, dan
mendukung pengembangan kapasitas statistik di negara
berkembang.

Pada tahun 2030, mengandalkan inisiatif yang sudah ada, untuk 17.19.2.(d)
mengembangkan pengukuran atas kemajuan pembangunan
berkelanjutan yang melengkapi Produk Domestik Bruto, dan
mendukung pengembangan kapasitas statistik di negara
berkembang.

Pada tahun 2030, mengandalkan inisiatif yang sudah ada, untuk 17.19.2.(e)
mengembangkan pengukuran atas kemajuan pembangunan
berkelanjutan yang melengkapi Produk Domestik Bruto, dan
mendukung pengembangan kapasitas statistik di negara
berkembang.
INDIKATOR TARGET (PERPRES 59/2017)

Persentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan Menurunnya tingkat


nasional, menurut jenis kelamin dan kelompok umur. kemiskinan pada tahun 2019
menjadi 7-8% (2015: 11,13%).

Proporsi peserta jaminan kesehatan melalui SJSN Bidang Meningkatnya persentase


Kesehatan. penduduk yang menjadi
peserta jaminan kesehatan
melalui SJSN Bidang
Kesehatan menjadi minimal
95% pada tahun 2019

Proporsi peserta Program Jaminan Sosial Bidang Meningkatnya Kepesertaan


Ketenagakerjaan. Program Sistem Jaminan
Sosial Nasional (SJSN) Bidang
Ketenagakerjaan pada tahun
2019 menjadi 62,4 juta pekerja
formal dan 3,5 juta pekerja
informal (2014: Formal 29,5
juta; Informal 1,3 juta).

Persentase penyandang disabilitas yang miskin dan rentan Meningkatnya persentase


yang terpenuhi hak dasarnya dan inklusivitas. penyandang difabilitas miskin
dan rentan yang menerima
bantuan pemenuhan
kebutuhan dasar pada tahun
2019 menjadi 17,12% (2015:
14,84%).

Jumlah rumah tangga yang mendapatkan bantuan tunai Menurunnya jumlah keluarga
bersyarat/Program Keluarga Harapan. sangat miskin yang
mendapatkan bantuan tunai
bersyarat menjadi 2,8 juta
pada tahun 2019 (2015: 3
juta).

Persentase perempuan pernah kawin umur 15-49 tahun Meningkatnya cakupan


yang proses melahirkan terakhirnya di fasilitas kesehatan. persalinan di fasilitas
pelayanan kesehatan untuk
40% penduduk berpendapatan
terbawah pada tahun 2019
menjadi 70%
Persentase anak umur 12-23 bulan yang menerima Meningkatnya cakupan
imunisasi dasar lengkap. imunisasi dasar lengkap pada
anak usia 12-23 bulan untuk
40% penduduk berpendapatan
terbawah pada tahun 2019
menjadi 63%.

Prevalensi penggunaan metode kontrasepsi (CPR) semua Meningkatnya cakupan angka


cara pada Pasangan Usia Subur (PUS) usia 15-49 tahun yang pemakaian kontrasepsi semua
berstatus kawin. cara pada perempuan usia 15-
49 tahun untuk 40% penduduk
berpendapatan terbawah pada
tahun 2019 menjadi 65%.

Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap Meningkatnya akses air minum
layanan sumber air minum layak dan berkelanjutan. layak untuk 40% penduduk
berpendapatan terbawah pada
tahun 2019 menjadi 100%.

Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap Meningkatnya akses sanitasi
layanan sanitasi layak dan berkelanjutan. layak untuk 40% penduduk
berpendapatan terbawah pada
tahun 2019 menjadi 100%.

Persentase rumah tangga kumuh perkotaan. Meningkatnya jumlah rumah


tangga berpendapatan rendah
yang dapat mengakses hunian
layak pada tahun 2019 menjadi
18,6 juta untuk 40% penduduk
berpendapatan terbawah.
Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/sederajat. Meningkatnya Angka
Partisipasi Murni SD/MI/
Sederajat pada tahun 2019
menjadi 94,78% (2015:
91,23%).

Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/sederajat. Meningkatnya Angka


Partisipasi Murni SMP/MTs/
Sederajat pada tahun 2019
menjadi 82,2% (2015:
79,97%).

Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/MA/sederajat. Meningkatnya Angka


Partisipasi Kasar
SMA/SMK/MA/Sederajat pada
tahun 2019 menjadi 91,63%
(2015: 82,42%).

Persentase penduduk umur 0-17 tahun dengan kepemilikan Kepemilikan akte lahir untuk
akta kelahiran. penduduk 40% berpendapatan
terbawah pada tahun 2019
menjadi 77,4%.

Persentase rumah tangga miskin dan rentan yang sumber Meningkatnya akses
penerangan utamanya listrik baik dari PLN dan bukan PLN. penerangan untuk penduduk
40% berpendapatan terbawah
menjadi 100% pada tahun
2019.
Jumlah korban meninggal, hilang, dan terkena dampak (tidak ada dalam lampiran
bencana per 100.000 orang. Perpres 59/2017)

Jumlah lokasi penguatan pengurangan risiko bencana Meningkatnya jumlah lokasi


daerah. penguatan pengurangan risiko
bencana daerah pada tahun
2019 menjadi 39 daerah (2015:
35 daerah).

Pemenuhan kebutuhan dasar korban bencana sosial. Terpenuhinya kebutuhan dasar


korban bencana sosial hingga
tahun 2019 menjadi 151 ribu
(2015: 43 ribu).

Pendampingan psikososial korban bencana sosial. Terlaksananya pendampingan


psikososial korban bencana
sosial hingga tahun 2019
menjadi 81,5 ribu (2015: 21,5
ribu).

Jumlah daerah bencana alam/bencana sosial yang Meningkatnya jumlah daerah


mendapat pendidikan layanan khusus. (SMAB=Sekolah/ bencana alam/bencana sosial
Madrasah Aman Bencana) yang mendapat pendidikan
layanan khusus pada tahun
2019 menjadi 450 (2015: 100).
Indeks risiko bencana pada pusat-pusat pertumbuhan yang Menurunnya indeks risiko
berisiko tinggi. bencana pada pusat-pusat
pertumbuhan yang berisiko
tinggi dari 58 menjadi 118,6 di
133 Kabupaten/Kota
(2014:169,4).

Jumlah kerugian ekonomi langsung akibat bencana. (tidak ada dalam lampiran
Perpres 59/2017)

Dokumen strategi pengurangan risiko bencana (PRB) tingkat (tidak ada dalam lampiran
nasional dan daerah. Perpres 59/2017)

Proporsi sumber daya yang dialokasikan oleh pemerintah (tidak ada dalam lampiran
secara langsung untuk program pemberantasan Perpres 59/2017)
kemiskinan.

Pengeluaran untuk layanan pokok (pendidikan, kesehatan (tidak ada dalam lampiran
dan perlindungan sosial) sebagai persentase dari total Perpres 59/2017)
belanja pemerintah.
Prevalensi Ketidakcukupan Konsumsi Pangan (Prevalence of (tidak ada dalam lampiran
Undernourishment). Perpres 59/2017)

Prevalensi kekurangan gizi (underweight) pada anak balita. Menurunnya prevalensi


kekurangan gizi (underweight)
pada anak balita pada tahun
2019 menjadi 17% (2013: 19,6
%).

Prevalensi penduduk dengan kerawanan pangan sedang (tidak ada dalam lampiran
atau berat, berdasarkan pada Skala Pengalaman Kerawanan Perpres 59/2017)
Pangan.

Proporsi penduduk dengan asupan kalori minimum di Menurunnya proporsi


bawah 1400 kkal/kapita/hari. penduduk dengan asupan
kalori minimum di bawah 1400
kkal/kapita/hari pada tahun
2019 menjadi 8,5 % (2015:
17,4%).

Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada anak (tidak ada dalam lampiran
di bawah lima tahun/balita. Perpres 59/2017)

Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada anak Menurunnya prevalensi
di bawah dua tahun/baduta. stunting (pendek dan sangat
pendek) pada anak di bawah
dua tahun/baduta pada tahun
2019 menjadi 28% (2013:
32,9%).

Prevalensi malnutrisi (berat badan/tinggi badan) anak pada (tidak ada dalam lampiran
usia kurang dari 5 tahun, berdasarkan tipe. Perpres 59/2017)
Prevalensi anemia pada ibu hamil. Menurunnya prevalensi
anemia pada ibu hamil pada
tahun 2019 menjadi 28%
(2013: 37,1%).

Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapatkan Persentase bayi usia kurang
ASI eksklusif. dari 6 bulan yang mendapat
ASI eksklusif menjadi 50%
pada tahun (2013: 38%).

Kualitas konsumsi pangan yang diindikasikan oleh skor Pola Meningkatnya kualitas
Pangan Harapan (PPH) mencapai; dan tingkat konsumsi konsumsi pangan yang
ikan. diindikasikan oleh skor Pola
Pangan Harapan (PPH)
mencapai 92,5 (2014: 81,8),
dan tingkat konsumsi ikan
menjadi 54,5 kg/kapita/tahun
pada tahun 2019 (2015: 40,9
kg/kapita/tahun).

Nilai Tambah Pertanian dibagi jumlah tenaga kerja di sektor (tidak ada dalam lampiran
pertanian (rupiah per tenaga kerja). Perpres 59/2017)

Jumlah varietas unggul tanaman dan hewan untuk pangan (tidak ada dalam lampiran Perpres
yang dilepas. 59/2017)
Proporsi hewan ternak dan sejenisnya, diklasifikasikan (tidak ada dalam lampiran Perpres
menurut tingkat risiko kepunahan: berisiko, tidak berisiko, 59/2017)
dan risiko yang tidak diketahui.

Angka Kematian Ibu (AKI). Menurunnya angka kematian


ibu per 100 ribu kelahiran
hidup pada tahun 2019
menjadi 306 (2010: 346).
Proporsi perempuan pernah kawin umur 15-49 tahun yang Meningkatnya persentase
proses melahirkan terakhirnya ditolong oleh tenaga persalinan oleh tenaga
kesehatan terlatih. kesehatan terampil pada tahun
2019 menjadi 95 % (2015:
91,51%).

Persentase perempuan pernah kawin umur 15-49 tahun Meningkatnya persentase


yang proses melahirkan terakhirnya di fasilitas kesehatan. persalinan di fasilitas
pelayanan kesehatan pada
tahun 2019 menjadi 85 %
(2015: 75%).

Angka Kematian Balita (AKBa) per 1000 kelahiran hidup. (tidak ada dalam lampiran
Perpres 59/2017)

Angka Kematian Neonatal (AKN) per 1000 kelahiran hidup. (tidak ada dalam lampiran
Perpres 59/2017)

Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 kelahiran hidup. Menurunnya angka kematian
bayi per 1000 kelahiran hidup
pada tahun 2019 menjadi 24
(2012-2013: 32).
Persentase kabupaten/kota yang mencapai 80% imunisasi Meningkatnya persentase
dasar lengkap pada bayi. kabupaten/ kota yang
mencapai 80% imunisasi dasar
lengkap pada bayi pada tahun
2019 menjadi 95% (2015:
71,2%).

Prevalensi HIV pada populasi dewasa. Menurunnya prevalensi HIV


pada populasi dewasa tahun
2019 menjadi <0,5% (2014:
0,46%).
Insiden Tuberkulosis (ITB) per 100.000 penduduk. Menurunnya prevalensi
Tuberculosis (TB) per 100.000
penduduk pada tahun 2019
menjadi 245 (2013: 297).

Kejadian Malaria per 1000 orang. (tidak ada dalam lampiran


Perpres 59/2017)

Jumlah kabupaten/kota yang mencapai eliminasi malaria. Meningkatnya jumlah


kabupaten/kota dengan
eliminasi malaria pada tahun
2019 menjadi 300 (2013: 212).

Persentase kabupaten/kota yang melakukan deteksi dini (tidak ada dalam lampiran
untuk infeksi Hepatitis B. Perpres 59/2017)

Jumlah orang yang memerlukan intervensi terhadap (tidak ada dalam lampiran
penyakit tropis yang terabaikan (Filariasis dan Kusta). Perpres 59/2017)

Jumlah provinsi dengan eliminasi Kusta. Meningkatnya jumlah provinsi


dengan eliminasi kusta
sebanyak 34 provinsi pada
tahun 2019 (2013:20).
Jumlah kabupaten/kota dengan eliminasi filariasis (berhasil Meningkatnya jumlah
lolos dalam survei penilaian transmisi tahap I). kabupaten/kota dengan
eliminasi filariasis pada tahun
2019 menjadi 35.
Persentase merokok pada penduduk umur ≤18 tahun. Menurunnya persentase
merokok pada penduduk usia
≤18 tahun pada tahun 2019
menjadi 5,4% (2013: 7,2%).
Prevalensi tekanan darah tinggi. Menurunnya prevalensi
tekanan darah tinggi pada
tahun 2019 menjadi 24,3%
(2013: 25,8%).
Prevalensi obesitas pada penduduk umur ≥18 tahun. Tidak meningkatnya prevalensi
obesitas pada penduduk usia
18 tahun ke atas pada tahun
2019 menjadi 15,4% (2013:
15,4%).

Angka kematian (insidens rate) akibat bunuh diri. (tidak ada dalam lampiran
Perpres 59/2017)

Jumlah kabupaten/kota yang memiliki puskesmas yang Meningkatnya jumlah


menyelenggarakan upaya kesehatan jiwa. Kabupaten/Kota yang memiliki
puskesmas yang
menyelenggarakan upaya
kesehatan jiwa pada tahun
2019 menjadi 280 (2015: 80).

Jumlah penyalahguna narkotika dan pengguna alkohol yang (tidak ada dalam lampiran
merugikan, yang mengakses layanan rehabilitasi medis. Perpres 59/2017)

Jumlah yang mengakses layanan pasca rehabilitasi. (tidak ada dalam lampiran Perpres
59/2017)

Jumlah korban penyalahgunaan NAPZA yang mendapatkan Meningkatnya jumlah korban


rehabilitasi sosial di dalam panti sesuai standar pelayanan. penyalahgunaan NAPZA yang
mendapatkan rehabilitasi sosial di
dalam panti sesuai standar
pelayanan pada tahun 2019
menjadi 210 (2015: 200) dan di
luar panti pada tahun 2019
menjadi 4.319 (2015: 1.464).

Jumlah lembaga rehabilitasi sosial korban penyalahgunaan Meningkatnya jumlah Lembaga


NAPZA yang telah dikembangkan/dibantu. Rehabilitasi Sosial Korban
Penyalahgunaan NAPZA yang
telah dikembangkan/dibantu
pada tahun 2019 menjadi 85
(2015: 75).
Prevalensi penyalahgunaan narkoba. Terkendalinya laju prevalensi
penyalahgunaan narkoba pada
akhir tahun 2019 menjadi angka
0,02% (2015: 0,05%).

Konsumsi alkohol (liter per kapita) oleh penduduk umur ≥ (tidak ada dalam lampiran Perpres
15 tahun dalam satu tahun terakhir. 59/2017)

Proporsi perempuan usia reproduksi (15-49 tahun) atau Meningkatnya angka


pasangannya yang memiliki kebutuhan keluarga berencana prevalensi pemakaian
dan menggunakan alat kontrasepsi metode modern. kontrasepsi suatu cara pada
tahun 2019 menjadi 66%
(2012-2013 :61,9%).

Angka prevalensi penggunaan metode kontrasepsi (CPR) Meningkatnya cakupan angka


semua cara pada Pasangan Usia Subur (PUS) usia 15-49 pemakaian kontrasepsi semua
tahun yang berstatus kawin. cara pada perempuan usia 15-
49 tahun untuk 40% penduduk
berpendapatan terbawah pada
tahun 2019 menjadi 65%.

Angka penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang Meningkatnya angka


(MKJP) cara modern. penggunaan metode
kontrasepsi jangka panjang
(MKJP) cara modern pada
tahun 2019 menjadi 23,5%
(2012-2013:18,3%).

Angka kelahiran pada perempuan umur 15-19 tahun (Age Menurunnya angka kelahiran
Specific Fertility Rate/ASFR). pada remaja usia 15-19 tahun
(age specific fertility
rate/ASFR) pada tahun 2019
menjadi 38 (2012-2013: 48).

Total Fertility Rate (TFR). Menurunnya Total Fertility Rate


(TFR) pada tahun 2019
menjadi 2,28 (2012:2,6).

Unmet need pelayanan kesehatan. Menurunnya unmeet need


pelayanan kesehatan pada
tahun 2019 menjadi 9,91%
(2012-2013:11,4%).
Jumlah penduduk yang dicakup asuransi kesehatan atau (tidak ada dalam lampiran
sistem kesehatan masyarakat per 1000 penduduk. Perpres 59/2017)

Cakupan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Meningkatnya cakupan


Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) pada tahun 2019
minimal 95% (2015:60%).

Proporsi kematian akibat keracunan. (tidak ada dalam lampiran Perpres


59/2017)

Persentase merokok pada penduduk umur ≥15 tahun. (tidak ada dalam lampiran
Perpres 59/2017)

Persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas. (tidak ada dalam lampiran Perpres
59/2017)

Kepadatan dan distribusi tenaga kesehatan. (tidak ada dalam lampiran


Perpres 59/2017)

Persentase SD/MI berakreditasi minimal B. Meningkatnya persentase


SD/MI berakreditasi minimal B
pada tahun 2019 menjadi
84,2% (2015:68,7%).

Persentase SMP/MTs berakreditasi minimal B. Meningkatnya persentase


SMP/MTs berakreditasi
minimal B pada tahun 2019
menjadi 81% (2015:62,5%).
Persentase SMA/MA berakreditasi minimal B. Meningkatnya persentase
SMA/MA berakreditasi minimal B
pada tahun 2019 menjadi 84,6%
(2015:73,5%).

Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/sederajat. Meningkatnya Angka


Partisipasi Kasar (APK)
SD/MI/sederajat pada tahun
2019 menjadi 114,09% (2015:
108%).

Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/sederajat. Meningkatnya APK


SMP/MTs/sederajat pada
tahun 2019 menjadi 106,94%
(2015: 100,7%).

Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA/sederajat. Meningkatnya APK


SMA/SMK/MA/sederajat pada
tahun 2019 menjadi 91,63%
(2015: 76,4%).

Rata-rata lama sekolah penduduk umur ≥15 tahun. Meningkatnya rata-rata lama
sekolah penduduk usia di atas
15 tahun pada tahun 2019
menjadi 8,8 tahun (2015: 8,25
tahun).

Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA/sederajat. Meningkatnya APK SMA/ SMK/


MA/ sederajat pada tahun 2019
menjadi 91,63 % (2015: 76,4 %).

Angka Partisipasi Kasar (APK) Perguruan Tinggi (PT). Meningkatnya APK Perguruan
Tinggi (PT) pada tahun 2019
menjadi 36,73 % (2015: 29,9%).

Proporsi remaja dan dewasa dengan keterampilan teknologi (tidak ada dalam lampiran
informasi dan komunikasi (TIK). Perpres 59/2017)
Rasio Angka Partisipasi Murni (APM) perempuan/laki-laki di 4.1. Rasio Angka Partisipasi
(1) SD/MI/sederajat; (2) SMP/MTs/sederajat; (3) Murni (APM) perempuan/laki-
SMA/SMK/MA/sederajat; dan Rasio Angka Partisipasi Kasar laki di SD/MI/paket A yang
(APK) perempuan/laki-laki di (4) Perguruan Tinggi.
setara gender pada tahun
2019. 4.2 Rasio APM
perempuan/laki-laki di
SMP/MTs/ Paket B yang setara
gender pada tahun 2019. 4.3
Rasio APK perempuan/laki-laki
di SMA/SMK/MA yang setara
gender pada tahun 2019. 4.4
Rasio APK perempuan/laki-laki
pada PT dan PTA yang setara
gender pada tahun 2019.

Persentase angka melek aksara penduduk umur ≥15 tahun. Meningkatnya rata-rata angka
melek aksara penduduk usia di
atas 15 tahun pada tahun 2019
menjadi 96,1% (2015: 95,2%).

Persentase angka melek aksara penduduk umur 15-24 Meningkatnya persentase


tahun dan umur 15-59 tahun. angka melek aksara penduduk
usia dewasa usia 15-59 tahun
pada tahun 2019.

Proporsi sekolah dengan akses ke: (a) listrik (b) internet (tidak ada dalam lampiran
untuk tujuan pengajaran, (c) komputer untuk tujuan Perpres 59/2017)
pengajaran, (d) infrastruktur dan materi memadai bagi
siswa disabilitas, (e) air minum layak, (f) fasilitas sanitasi
dasar per jenis kelamin, (g) fasilitas cuci tangan (terdiri air,
sanitasi, dan higienis bagi semua (WASH).

Jumlah bantuan resmi Pemerintah Indonesia kepada (tidak ada dalam lampiran Perpres
mahasiswa asing penerima beasiswa kemitraan negara 59/2017)
berkembang.
Persentase guru TK, SD, SMP, SMA, SMK, dan PLB yang (tidak ada dalam lampiran
bersertifikat pendidik. Perpres 59/2017)

Jumlah kebijakan yang responsif gender mendukung Meningkatnya jumlah


pemberdayaan perempuan. kebijakan yang responsif
gender mendukung
pemberdayaan perempuan
pada tahun 2019 bertambah
sebanyak 16 (2015: 19).

Proporsi perempuan dewasa dan anak perempuan (umur (tidak ada dalam lampiran
15-64 tahun) mengalami kekerasan (fisik, seksual, atau Perpres 59/2017)
emosional) oleh pasangan atau mantan pasangan dalam 12
bulan terakhir.

Prevalensi kekerasan terhadap anak perempuan. Menurunnya prevalensi kasus


kekerasan terhadap anak
perempuan pada tahun 2019
(2013: 20,48 %).
Proporsi perempuan dewasa dan anak perempuan (umur (tidak ada dalam lampiran
15-64 tahun) mengalami kekerasan seksual oleh orang lain Perpres 59/2017)
selain pasangan dalam 12 bulan terakhir.

Persentase korban kekerasan terhadap perempuan yang Meningkatnya persentase


mendapat layanan komprehensif. kasus kekerasan terhadap
perempuan yang mendapat
layanan komprehensif pada
tahun 2019 menjadi 70%
(2015: 50%).

Proporsi perempuan umur 20-24 tahun yang berstatus (tidak ada dalam lampiran
kawin atau berstatus hidup bersama sebelum umur 15 Perpres 59/2017)
tahun dan sebelum umur 18 tahun.

Median usia kawin pertama perempuan pernah kawin Meningkatnya median usia
umur 25-49 tahun. kawin pertama perempuan
(pendewasaan usia kawin
pertama) pada tahun 2019
menjadi 21 tahun (2012: 20,1
tahun).
Angka kelahiran pada perempuan umur 15-19 tahun (Age Menurunnya ASFR 15-19 tahun
Specific Fertility Rate/ASFR). pada tahun 2019 menjadi 38
tahun (2012: 48 tahun).

Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA/ sederajat. Meningkatnya APK


SMA/SMK/MA/sederajat pada
tahun 2019 menjadi 91,63%
(2015: 75,4%).

Proporsi kursi yang diduduki perempuan di parlemen Meningkatnya keterwakilan


tingkat pusat, parlemen daerah dan pemerintah daerah. perempuan di DPR (Hasil Pemilu
2014: 16,6%).

Proporsi perempuan yang berada di posisi managerial. Meningkatnya keterwakilan


perempuan sebagai pengambil
keputusan di lembaga
eksekutif (Eselon I dan II)
(2014: Eselon I = 20,66% dan
Eselon II = 16,39%).

Proporsi perempuan umur 15-49 tahun yang membuat (tidak ada dalam lampiran Perpres
keputusan sendiri terkait hubungan seksual, penggunaan 59/2017)
kontrasepsi, dan layanan kesehatan reproduksi.

Unmet need KB (Kebutuhan Keluarga Berencana/KB yang Menurunnya unmeet need


tidak terpenuhi). kebutuhan ber-KB pada tahun
2019 menjadi 9,9% (2012-
2013: 11,4 %).

Pengetahuan dan pemahaman Pasangan Usia Subur (PUS) Meningkatnya pengetahuan


tentang metode kontrasepsi modern. dan pemahaman Pasangan
Usia Subur (PUS) tentang
metode kontrasepsi modern
minimal 4 jenis pada tahun
2019 menjadi 85% (2012: 79,8
%).
Undang-undang atau Peraturan Pemerintah (PP) yang Tersedianya regulasi yang
menjamin perempuan umur 15-49 tahun untuk menjamin perempuan untuk
mendapatkan pelayanan, informasi dan pendidikan terkait mendapatkan pelayanan,
kesehatan seksual dan reproduksi. informasi, dan pendidikan terkait
keluarga berencana dan
kesehatan reproduksi.

Proporsi individu yang menguasai/memiliki telepon (tidak ada dalam lampiran


genggam. Perpres 59/2017)

Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap Meningkatnya akses terhadap
layanan sumber air minum layak. layanan air minum layak pada
tahun 2019 menjadi 100%
(2014: 70%).

Kapasitas prasarana air baku untuk melayani rumah tangga, Meningkatnya kapasitas
perkotaan dan industri, serta penyediaan air baku untuk prasarana air baku untuk
pulau-pulau. melayani rumah tangga,
perkotaan dan industri pada
tahun 2019 menjadi 118,6
m3/detik (2015: 51,44
m3/detik) dan penyediaan air
baku untuk 60 pulau.

Proporsi populasi yang memiliki akses layanan sumber air Meningkatnya akses terhadap
minum aman dan berkelanjutan. layanan air minum layak pada
tahun 2019 menjadi 100%
(2014: 70%).

Proporsi populasi yang memiliki fasilitas cuci tangan dengan (tidak ada dalam lampiran
sabun dan air. Perpres 59/2017)

Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap Meningkatnya akses terhadap
layanan sanitasi layak. sanitasi yang layak pada tahun
2019 menjadi 100% (2014:
60,9%).
Jumlah desa/kelurahan yang melaksanakan Sanitasi Total Meningkatnya jumlah
Berbasis Masyarakat (STBM). desa/kelurahan yang
melaksanakan Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat (STBM)
menjadi 45.000 pada tahun
2019 (2015: 25.000).

Jumlah desa/kelurahan yang Open Defecation Free (ODF)/ (tidak ada dalam lampiran
Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS). Perpres 59/2017)

Jumlah kabupaten/kota yang terbangun infrastruktur air Terbangunnya infrastruktur air


limbah dengan sistem terpusat skala kota, kawasan dan limbah dengan sistem terpusat
komunal. skala kota, kawasan, komunal
pada tahun 2019 di 438
kabupaten/kota.

Proporsi rumah tangga yang terlayani sistem pengelolaan (tidak ada dalam lampiran
air limbah terpusat. Perpres 59/2017)

Jumlah kabupaten/kota yang ditingkatkan kualitas Peningkatan kualitas pengelolaan


pengelolaan lumpur tinja perkotaan dan dilakukan air limbah sistem setempat
pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT). melalui peningkatan kualitas
pengelolaan lumpur tinja
perkotaan dan pembangunan
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
(IPLT) di 409 kabupaten/kota.

Kualitas air danau. Pengelolaan kualitas air, baik di


sungai, waduk, danau, situ, muara
sungai, pantai termasuk
perbaikan sistem monitoring
hidrologis dan kualitas air dengan
indikator membaiknya kualitas air
di 15 danau, 5 wilayah sungai.
Kualitas air sungai sebagai sumber air baku. Peningkatan kualitas air sungai
sebagai sumber air baku menuju
baku mutu rata-rata air sungai
kelas II.

Pengendalian dan penegakan hukum bagi penggunaan air Pengendalian dan penegakan
tanah. hukum bagi penggunaan air tanah
yang berlebihan yang diiringi
dengan percepatan penyediaan
dan pengelolaan air baku
kawasan perekonomian, dan
penerapan kebijakan pengenaan
tarif air industri yang kompetitif.

Insentif penghematan air pertanian/perkebunan dan Pemberian insentif


industri. penghematan air
pertanian/perkebunan dan
industri termasuk penerapan
prinsip reduce,
mengembangkan reuse dan
recycle, ser-ta pengembangan
konsep pemanfaatan air
limbah yang aman untuk
pertanian (safe use of
astewater in agriculture).
Jumlah Rencana Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Terpadu Internalisasi 108 Rencana
(RPDAST) yang diinternalisasi ke dalam Rencana Tata Ruang Pengelolaan Daerah Aliran
Wilayah (RTRW). Sungai Terpadu (RPDAST)
yang sudah disusun ke dalam
Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW).

Jumlah stasiun hidrologi dan klimatologi yang dilakukan Updating dan revitalisasi stasiun
updating dan revitalisasi. hidrologi dan klimatologi di 8
Wilayah Sungai dan Pembentukan
jaringan informasi sumber daya
air di 8 Wilayah Sungai.

Jumlah jaringan informasi sumber daya air yang dibentuk. Pembentukan jaringan informasi
sumber daya air di 8 Wilayah
Sungai.

Jumlah Daerah Aliran Sungai (DAS) yang meningkat jumlah Meningkatnya jumlah Daerah
mata airnya dan jumlah DAS yang memiliki Memorandum Aliran Sungai (DAS) yang
of Understanding (MoU) lintas Negara. meningkat jumlah mata airnya
dan 19 DAS yang memiliki
Memorandum of Understanding
(MoU) lintas Negara pada tahun
2019.

Luas pengembangan hutan serta peningkatan hasil hutan Pemulihan kesehatan DAS melalui
bukan kayu (HHBK) untuk pemulihan kawasan DAS. pengembangan Hutan Tanaman
Rakyat (HTR), Hutan
Kemasyarakat (HKm), Hutan Desa
(HD), Hutan Adat dan Hutan
Rakyat (HR) serta peningkatan
Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK)
seluas 12,7 Juta Ha.
Jumlah wilayah sungai yang memiliki partisipasi masyarakat Peningkatan partisipasi
dalam pengelolaan daerah tangkapan sungai dan danau. masyarakat dalam pengelolaan
daerah tangkapan sungai dan
danau di 10 Wilayah Sungai

Kegiatan penataan kelembagaan sumber daya air. Melanjutkan penataan


kelembagaan sumber daya air,
antara lain dengan:
Mensinergikan pengaturan
kewenangan dan tanggung jawab
di semua tingkat pemerintahan
beserta seluruh pemang-ku
kepentingan serta
menjalankannya secara konsisten;
Meningkatkan ke-mampuan
komunikasi, kerjasama, dan
koordinasi antarlembaga serta
antar-wadah koordinasi
pengelolaan sumber daya air yang
telah terbentuk; dan
Meningkatkan kapasitas
kelembagaan pengelolaan
sumber daya air.

Jumlah DAS Prioritas yang meningkat jumlah mata airnya Perlindungan mata air dan
melalui konservasi sumber daya air di daerah hulu DAS Pemulihan kesehatan sungai di 5
serta sumur resapan. DAS Prioritas (DAS Ciliwung, DAS
Citarum, DAS Serayu, DAS
Bengawan Solo dan DAS Brantas)
dan 10 DAS prioritas lainnya
sampai dengan tahun 2019.

Jumlah DAS Prioritas yang dipulihkan kesehatannya melalui Perlindungan mata air dan
pembangunan embung, dam pengendali, dam penahan Pemulihan kesehatan sungai di 5
skala kecil dan menengah. DAS Prioritas (DAS Ciliwung, DAS
Citarum, DAS Serayu, DAS
Bengawan Solo dan DAS Brantas)
dan 10 DAS prioritas lainnya
sampai dengan tahun 2019.
Jumlah danau yang ditingkatkan kualitas airnya. Meningkatnya kualitas air pada 15
danau pada tahun 2019.

Jumlah danau yang pendangkalannya kurang dari 1%. Meningkatnya 15 danau yang
pendangkalannya kurang dari 1%
pada tahun 2019.

Jumlah danau yang menurun tingkat erosinya. Meningkatnya danau yang


menurun tingkat erosinya menjadi
15 danau pada tahun 2019.

Luas lahan kritis dalam Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Mengurangi luasan lahan kritis
yang direhabilitasi. melalui rehabilitasi di dalam KPH
seluas 5,5 juta hektar pada tahun
2019.

Jumlah Daerah Aliran Sungai (DAS) prioritas yang dilindungi Perlindungan mata air dan
mata airnya dan dipulihkan kesehatannya. Pemulihan kesehatan sungai di 5
DAS Prioritas (DAS Ciliwung, DAS
Citarum, DAS Serayu, DAS
Bengawan Solo dan DAS Brantas)
dan 10 DAS prioritas lainnya
sampai dengan tahun 2019.

Rasio elektrifikasi. Meningkatnya rasio elektrifikasi


menjadi 96,6% pada tahun 2019
(2014: 81,5%).

Konsumsi listrik per kapita. Meningkatnya konsumsi listrik per


kapita menjadi 1.200 KWh pada
tahun 2019 (2014: 843 KWh).
Jumlah sambungan jaringan gas untuk rumah tangga. Tercapainya jaringan gas 1,1 juta
sambungan rumah tangga pada
tahun 2019 (2014: 200 ribu).

Rasio penggunaan gas rumah tangga. (tidak ada dalam lampiran Perpres
59/2017)

Bauran energi terbarukan. Bauran energi terbarukan


mencapai 10-16% pada tahun
2019.

Intensitas energi primer. Intensitas energi primer


(penurunan 1% per tahun)
menjadi 463,2 SBM pada tahun
2019.

Laju pertumbuhan PDB per kapita. (tidak ada dalam lampiran


Perpres 59/2017)

PDB per kapita. Meningkatnya Produk


Domestik Bruto (PDB) per
kapita per tahun menjadi lebih
dari Rp 50 juta pada tahun
2019 (2015: Rp 45,2 juta).

Laju pertumbuhan PDB per tenaga kerja/Tingkat Pertumbuhan PDB riil per
pertumbuhan PDB riil per orang bekerja per tahun. orang yang bekerja meningkat
hingga tahun 2019.

Proporsi lapangan kerja informal sektor non-pertanian, (tidak ada dalam lampiran
berdasarkan jenis kelamin. Perpres 59/2017)
Persentase tenaga kerja formal. Persentase tenaga kerja formal
mencapai 51% pada tahun
2019 (2015: 42,2%).

Persentase tenaga kerja informal sektor pertanian. (tidak ada dalam lampiran Perpres
59/2017)

Persentase akses UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Akses Layanan Keuangan
Menengah) ke layanan keuangan. formal Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM) 25% pada
tahun 2019 (2014: 17,8%).

Upah rata-rata per jam pekerja. (tidak ada dalam lampiran


Perpres 59/2017)

Tingkat pengangguran terbuka berdasarkan jenis kelamin (tidak ada dalam lampiran Perpres
dan kelompok umur. 59/2017)

Tingkat setengah pengangguran. (tidak ada dalam lampiran Perpres


59/2017)

Persentase usia muda (15-24 tahun) yang sedang tidak Meningkatnya keterampilan
sekolah, bekerja atau mengikuti pelatihan (NEET). pekerja rentan agar dapat
memasuki pasar tenaga kerja.
Jumlah perusahaan yang menerapkan norma K3. Terciptanya lingkungan kerja yang
aman dan sehat.

Proporsi kontribusi pariwisata terhadap PDB. Meningkatnya kontribusi


pariwisata menjadi 8%
terhadap PDB pada tahun
2019 (2014: 4,2%).

Jumlah wisatawan mancanegara. Meningkatnya jumlah


wisatawan mancanegara
menjadi 20 juta pada tahun
2019 (2014: 9 juta).

Jumlah kunjungan wisatawan nusantara. (tidak ada dalam lampiran


Perpres 59/2017)

Jumlah devisa sektor pariwisata. (tidak ada dalam lampiran


Perpres 59/2017)

Jumlah pekerja pada industri pariwisata dalam proporsi (tidak ada dalam lampiran
terhadap total pekerja. Perpres 59/2017)

Jumlah kantor bank dan ATM per 100.000 penduduk (tidak ada dalam lampiran Perpres
dewasa 59/2017)
Rata-rata jarak lembaga keuangan (Bank Umum). Meningkatnya perluasan akses
permodalan dan layanan
keuangan melalui penguatan
layanan keuangan hingga
tahun 2019.

Proporsi kredit UMKM terhadap total kredit. Meningkatnya perluasan akses


permodalan dan layanan
keuangan melalui penguatan
layanan keuangan hingga tahun
2019.

Kondisi mantap jalan nasional. (tidak ada dalam lampiran Perpres


59/2017)

Panjang pembangunan jalan tol. Terbangunnya jalan tol sepanjang


1.000 km pada tahun 2019 (2014:
820 km).

Panjang jalur kereta api. Bertambahnya panjang jalur


kereta api sepanjang 3.258 km
pada tahun 2019 (2014: 237).

Jumlah bandara. Meningkatnya jumlah bandara


menjadi 252 pada tahun 2019
(2014: 210).

Jumlah dermaga penyeberangan. Meningkatnya jumlah dermaga


penyeberangan menjadi 275 pada
tahun 2019 (2014: 954 km).
Jumlah pelabuhan strategis. Terbangunnya pelabuhan strategis
untuk menunjang tol laut pada 24
pelabuhan pada tahun 2019.

Proporsi nilai tambah sektor industri manufaktur terhadap (tidak ada dalam lampiran
PDB dan per kapita. Perpres 59/2017)

Laju pertumbuhan PDB industri manufaktur. Meningkatnya laju


pertumbuhan PDB industri
manufaktur sehingga lebih
tinggi dari pertumbuhan PDB
(2015: 4,3%).

Proporsi tenaga kerja pada sektor industri manufaktur. (tidak ada dalam lampiran
Perpres 59/2017)

Proporsi nilai tambah industri kecil terhadap total nilai (tidak ada dalam lampiran
tambah industri. Perpres 59/2017)

Proporsi industri kecil dengan pinjaman atau kredit. (tidak ada dalam lampiran Perpres
59/2017)

Rasio Emisi CO2/Emisi Gas Rumah Kaca dengan nilai (tidak ada dalam lampiran Perpres
tambah sektor industri manufaktur. 59/2017)
Persentase Perubahan Emisi CO2/Emisi Gas Rumah Kaca. Berkurangnya emisi CO2
mendekati 26% pada tahun 2019.

Proporsi anggaran riset pemerintah terhadap PDB. (tidak ada dalam lampiran Perpres
59/2017)

Proporsi penduduk yang terlayani mobile broadband. (tidak ada dalam lampiran
Perpres 59/2017)

Proporsi individu yang menguasai/memiliki telepon (tidak ada dalam lampiran


genggam Perpres 59/2017)

Proporsi individu yang menggunakan internet (tidak ada dalam lampiran


Perpres 59/2017)

Koefisien Gini. Koefisien Gini pada tahun


2019 menjadi 0,36 (2014:
0,41).

Persentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan Tingkat kemiskinan pada tahun
nasional, menurut jenis kelamin dan kelompok umur. 2019 menjadi 7-8% dari jumlah
penduduk (2015:11,13%).

Jumlah daerah tertinggal yang terentaskan. Jumlah daerah tertinggal yang


terentaskan sebanyak 80
kabupaten pada tahun 2019.
Rata-rata pertumbuhan ekonomi di daerah tertinggal. (tidak ada dalam lampiran Perpres
59/2017)

Persentase penduduk miskin di daerah tertinggal. Menurunnya persentase


penduduk miskin di daerah
tertinggal menjadi 14% pada
tahun 2019 (2014: 16,64%).

Proporsi penduduk yang hidup di bawah 50 persen dari (tidak ada dalam lampiran
median pendapatan, menurut jenis kelamin dan Perpres 59/2017)
penyandang difabilitas.

Indeks Kebebasan Sipil. Meningkatnya Indeks Kebebasan


Sipil menjadi 87 pada tahun 2019
(2015: 80,3).

Jumlah penanganan pengaduan pelanggaran Hak Asasi (tidak ada dalam lampiran Perpres
Manusia (HAM). 59/2017)

Jumlah penanganan pengaduan pelanggaran Hak Asasi (tidak ada dalam lampiran Perpres
Manusia (HAM) perempuan terutama kekerasan terhadap 59/2017)
perempuan.

Jumlah kebijakan yang diskriminatif dalam 12 bulan lalu (tidak ada dalam lampiran
berdasarkan pelarangan diskriminasi menurut hukum HAM Perpres 59/2017)
Internasional.

Persentase rencana anggaran untuk belanja fungsi (tidak ada dalam lampiran Perpres
perlindungan sosial pemerintah pusat. 59/2017)
Proporsi peserta Program Jaminan Sosial Bidang Meningkatnya kepesertaan
Ketenagakerjaan. Sistem Jaminan Sosial
Nasional bidang
ketenagakerjaan untuk tenaga
kerja formal pada tahun 2019
menjadi 62,4 juta dan tenaga
kerja informal pada tahun 2019
menjadi 3,5 juta (2014: Formal
29,5 juta; Informal 1,3 juta).

Jumlah dokumen kerjasama ketenagakerjaan dan Meningkatnya kerjasama dalam


perlindungan pekerja migran antara negara RI dengan rangka melindungi hak dan
negara tujuan penempatan. keselamatan tenaga migran.

Jumlah fasilitasi pelayanan penempatan TKLN berdasarkan Meningkatnya tata kelola


okupasi. penyelenggaraan penempatan
tenaga migran.

Jumlah kawasan perkotaan metropolitan yang terpenuhi Terwujudnya pemenuhan standar


standar pelayanan perkotaan (SPP). pelayanan perkotaan kota yang
aman, nyaman dan layak huni
pada aspek permukiman paling
sedikit di 12 Kawasan Perkotaan
Metropolitan hingga tahun 2019.

Jumlah kota sedang dan kota baru yang terpenuhi SPP. Terwujudnya pemenuhan standar
pelayanan perkotaan kota yang
aman, nyaman dan layak huni
pada aspek permukiman paling
sedikit di 20 Kota Sedang dan 10
Kota Baru hingga tahun 2019.

Persentase pengguna moda transportasi umum di Meningkatnya pangsa


perkotaan. pengguna moda transportasi
umum di perkotaan menjadi
32% hingga tahun 2019 (2014:
23%).
Jumlah sistem angkutan rel yang dikembangkan di kota Dikembangkannya sistem
besar. angkutan rel di 10 kota besar
hingga tahun 2019.

Jumlah kota sedang di luar Jawa yang diarahkan sebagai Optimalisasi sedikitnya 20 kota
pengendali (buffer) arus urbanisasi dan sebagai pusat sedang di luar Jawa yang
pertumbuhan utama. diarahkan sebagai pengendali
(buffer) arus urbanisasi dan
sebagai pusat pertumbuhan
utama yang mendorong
keterkaitan kota dan desa.

Jumlah Metropolitan baru di luar Jawa sebagai Pusat Terwujudnya pembangunan 5


Kegiatan Nasional (PKN). Metropolitan baru di Luar Jawa
sebagai Pusat Kegiatan Nasional
(PKN) hingga tahun 2019 (2014:
2).

Rata-rata institusi yang berperan secara aktif dalam Forum Meningkatnya peran swasta,
Dialog Perencanaan Pembangunan Kota Berkelanjutan. organisasi masyarakat dan
organisasi profesi secara aktif,
dalam Forum Dialog Perencanaan
dan Pembangunan Kota
Berkelanjutan.

Jumlah lembaga pembiayaan infrastruktur. Tersedianya lembaga


pembiayaan infrastruktur.
Jumlah kota pusaka di kawasan perkotaan metropolitan, Terwujudnya kota dan kawasan
kota besar, kota sedang dan kota kecil. per-kotaan layak huni melalui
pengembangan kota pusaka
berbasis karakter sosial budaya
(heritage city) di kawasan
perkotaan metropolitan, kota
besar, sedang, dan kecil, hingga
tahun 2019.

Jumlah korban meninggal, hilang dan terkena dampak (tidak ada dalam lampiran
bencana per 100.000 orang. Perpres 59/2017)

Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI). Menurunnya Indeks Risiko


Bencana (IRB) mencapai 30%
hingga tahun 2019.

Jumlah kota tangguh bencana yang terbentuk. Meningkatnya kapasitas


masyarakat dan kelembagaan
dalam membangun ketahanan
kota terhadap perubahan iklim
dan bencana (urban resilience).
Jumlah sistem peringatan dini cuaca dan iklim serta Tersedianya sistem peringatan
kebencanaan. dini cuaca dan iklim serta
kebencanaan.

Jumlah kerugian ekonomi langsung akibat bencana. (tidak ada dalam lampiran
Perpres 59/2017)

Persentase sampah perkotaan yang tertangani. Meningkatnya cakupan


penanganan sampah
perkotaan menjadi 80% pada
tahun 2019 (2013: 46%).

Jumlah kota hijau yang mengembangkan dan menerapkan Terwujudnya kota hijau yang
green waste di kawasan perkotaan metropolitan. berketahanan iklim dan bencana
melalui pengembangan dan
penerapan green water, green
waste (pengelolaan sampah dan
limbah melalui reduce-reuse-
recycle), green transportation
khususnya di 7 kawasan
perkotaan metropolitan, hingga
tahun 2019.

Jumlah kota hijau yang menyediakan ruang terbuka hijau di Terwujudnya kota hijau yang
kawasan perkotaan metropolitan dan kota sedang. berketahanan iklim, melalui
penyediaan ruang terbuka hijau,
paling sedikit di 12 kawasan
perkotaan metropolitan dan 20
kota sedang, hingga tahun 2019.
Proporsi korban kekerasan dalam 12 bulan terakhir yang (tidak ada dalam lampiran
melaporkan kepada polisi. Perpres 59/2017)

Jumlah kolaborasi tematik quickwins program. Tersusunnya konsep kebijakan


rencana operasional pola
konsumsi dan produksi
berkelanjutan dan pengembangan
sistem pendukungnya berupa
kolaborasi tematik quick wins
program hingga tahun 2019.

Jumlah peserta Proper yang mencapai minimal ranking (tidak ada dalam lampiran Perpres
Biru. 59/2017)

Jumlah limbah B3 yang terkelola dan proporsi limbah B3 Meningkatnya pengelolaan


yang diolah sesuai peraturan perundangan (sektor industri). limbah B3 menjadi 150 juta ton
pada tahun 2019 (2015: 100 juta
ton).

Jumlah timbulan sampah yang didaur ulang. Meningkatnya pengelolaan


sampah terpadu (reduce,
reuse, and recycle/3R) melalui
beroperasinya 115 unit recycle
center skala kota dengan
kapasitas 20 ton per hari
hingga tahun 2019 (2015: 1
unit).
Jumlah perusahaan yang menerapkan sertifikasi SNI ISO Meningkatnya jumlah perusahaan
14001. yang menerapkan sertifikasi SNI
ISO 14001 (Sistem Manajemen
Lingkungan/SML) hingga tahun
2019.

Jumlah produk ramah lingkungan yang teregister. Dikembangkannya produk


ramah lingkungan berupa
kategori/kriteria produk yang
teregister dalam pengadaan
publik (Green Public
Procurement, GPP) hingga
tahun 2019.

Jumlah fasilitas publik yang menerapkan Standar Pelayanan (tidak ada dalam lampiran
Masyarakat (SPM) dan teregister. Perpres 59/2017)

Dokumen strategi pengurangan risiko bencana (PRB) tingkat Menurunnya Indeks Risiko
nasional dan daerah. Bencana
melalui strategi pengurangan
risiko bencana tingkat nasional
dan daerah hingga tahun 2019.

Jumlah korban meninggal, hilang dan terkena dampak (tidak ada dalam lampiran
bencana per 100.000 orang. Perpres 59/2017)
Dokumen Biennial Update Report (BUR) Indonesia. Terwujudnya penyelenggaraan
inventarisasi Gas Rumah Kaca
(GRK), serta monitoring,
pelaporan dan verifikasi Emisi
GRK yang dilaporkan dalam
dokumen Biennial Update
Report (BUR) ke-3 hingga
tahun 2019 (2015: dokumen
BUR ke-1).

Dokumen pelaporan penurunan emisi gas rumah kaca Terwujudnya penyelenggaraan


(GRK). inventarisasi Gas Rumah Kaca
(GRK), serta monitoring,
pelaporan dan dalam dokumen
Biennial Update Report (BUR)
ke-3 hingga tahun 2019 (2015:
dokumen BUR ke-1).

Tersedianya kerangka kebijakan, dan instrumen terkait Terwujudnya tata kelola


penataan ruang laut nasional. pemanfaatan sumber daya
kelautan melalui ketersediaan
kebijakan, kerangka hukum, dan
instrumen terkait penataan ruang
laut nasional, serta terkelolanya
11 wilayah pengelolaan perikanan
(WPP) secara berkelanjutan
hingga tahun 2019 (2015: 5 WPP).

Terkelolanya 11 wilayah pengelolaan perikanan (WPP) Terwujudnya tata kelola


secara berkelanjutan. pemanfaatan sumber daya
kelautan melalui ketersediaan
kebijakan, kerangka hukum, dan
instrumen terkait penataan ruang
laut nasional, serta terkelolanya
11 wilayah pengelolaan perikanan
(WPP) secara berkelanjutan
hingga tahun 2019 (2015: 5 WPP).
Proporsi tangkapan jenis ikan yang berada dalam batasan Meningkatnya produksi perikanan
biologis yang aman. tangkap menjadi 6.982.560 ton
pada tahun 2019 (2015:
6.299.290 ton).

Jumlah luas kawasan konservasi perairan. Bertambahnya luasan kawasan


konservasi perairan seluas 20 juta
ha sampai dengan tahun 2019
(2015: 17,3 juta Ha).

Persentase kepatuhan pelaku usaha. Terkendalinya Illegal, Unreported,


Unregulated (IUU) fishing dan
kegiatan di laut yang merusak
ditandai dengan kepatuhan
sebanyak 87% pelaku usaha pada
tahun 2019 (2015: 66 %).

Ketersediaan kerangka hukum/ regulasi/ kebijakan/ (tidak ada dalam lampiran Perpres
kelembagaan yang mengakui dan melindungi hak akses 59/2017)
untuk perikanan skala kecil.

Jumlah provinsi dengan peningkatan akses pendanaan (tidak ada dalam lampiran Perpres
usaha nelayan. 59/2017)

Jumlah nelayan yang terlindungi. (tidak ada dalam lampiran Perpres


59/2017)
Tersedianya kerangka kebijakan dan instrumen terkait (tidak ada dalam lampiran Perpres
pelaksanaan the United Nations Convention on the Law of 59/2017)
the Sea (UNCLOS).

Proporsi tutupan hutan terhadap luas lahan keseluruhan. Meningkatnya kualitas


lingkungan hidup melalui
peningkatan tutupan
lahan/hutan hingga tahun 2019

Luas kawasan konservasi terdegradasi yang dipulihkan Tercapainya luas kawasan


kondisi ekosistemnya. konservasi terdegradasi yang
dipulihkan kondisi
ekosistemnya seluas 100.000
ha hingga tahun 2019
(2015:10.000 ha).

Luas usaha pemanfaatan hasil hutan kayu restorasi Meningkatnya usaha


ekosistem. pemanfaatan hasil hutan kayu
restorasi ekosistem seluas
500.000 ha hingga tahun 2019
(2015: 100.000 ha).

Jumlah kawasan konservasi yang memperoleh nilai indeks (tidak ada dalam lampiran Perpres
METT minimal 70%. 59/2017)
Jumlah Kesatuan Pengelolaan Hutan. (tidak ada dalam lampiran Perpres
59/2017)

Proporsi luas lahan kritis yang direhabilitasi terhadap luas Berkurangnya luasan lahan
lahan keseluruhan. kritis melalui rehabilitasi seluas
5,5 juta hektar di dalam
Kesatuan Pemangkuan Hutan
(KPH) dan Daerah Aliran
Sungai (DAS) Prioritas hingga
tahun 2019 (2015: 1,25 juta
hektar).

Persentase populasi 25 jenis satwa terancam punah Meningkatnya 10% populasi 25


prioritas. jenis satwa terancam punah pada
tahun 2019 (2015: 2%).

Tersedianya kerangka legislasi, administrasi dan kebijakan (tidak ada dalam lampiran Perpres
untuk memastikan pembagian keuntungan yang adil dan 59/2017)
merata.

Persentase penyelesaian tindak pidana lingkungan hidup Meningkatnya persentase


sampai dengan P21 dari jumlah kasus yang terjadi. penyelesaian tindak pidana
lingkungan hidup sampai dengan
P21 sebesar 5% per tahun dari
jumlah kasus yang terjadi hingga
tahun 2019 (2015: 5%/tahun).
Jumlah penambahan spesies satwa liar dan tumbuhan alam (tidak ada dalam lampiran Perpres
yang dikembangbiakan pada lembaga konservasi. 59/2017)

Rumusan kebijakan dan rekomendasi karantina hewan dan Meningkatnya sistem karantina
tumbuhan, serta keamanan hayati hewani dan nabati. dan keamanan hayati melalui
pelaksanaan tiga kebijakan terkait
pada tahun 2019 (2015: 3).

Dokumen rencana pemanfaatan keanekaragaman hayati. Meningkatnya pemanfaatan


keanekaragaman hayati untuk
mendukung pertumbuhan
ekonomi, daya saing nasional dan
kesejahteraan masyarakat hingga
tahun 2019.

Persentase penyelesaian tindak pidana lingkungan hidup Meningkatnya persentase


sampai dengan P21 dari jumlah kasus yang terjadi. penyelesaian tindak pidana
lingkungan hidup sampai dengan
P21 sebesar 5% per tahun dari
jumlah kasus yang terjadi hingga
tahun 2019 (2015: 5%/tahun).

Jumlah kasus kejahatan pembunuhan pada satu tahun (tidak ada dalam lampiran
terakhir. Perpres 59/2017)
Kematian disebabkan konflik per 100.000 penduduk. (tidak ada dalam lampiran
Perpres 59/2017)

Proporsi penduduk yang menjadi korban kejahatan (tidak ada dalam lampiran
kekerasan dalam 12 bulan terakhir. Perpres 59/2017)

Proporsi penduduk yang merasa aman berjalan sendirian di Meningkatnya upaya


area tempat tinggalnya. keberlanjutan pembangunan
sosial yang ditandai dengan
terkendalinya kekerasan terhadap
anak, perkelahian, Kekerasan
Dalam Rumah Tangga (KDRT), dan
meningkatnya keamanan yang
tercermin dalam rendahnya
konflik horizontal dan rendahnya
tingkat kriminalitas.

Proporsi rumah tangga yang memiliki anak umur 1-17 (tidak ada dalam lampiran
tahun yang mengalami hukuman fisik dan/atau agresi Perpres 59/2017)
psikologis dari pengasuh dalam setahun terakhir.
Prevalensi kekerasan terhadap anak laki-laki dan anak Menurunnya prevalensi
perempuan. kekerasan
terhadap anak pada tahun
2019 (2013: 38,62% untuk
anak laki-laki dan 20,48%
untuk anak perempuan).

Proporsi perempuan dan laki-laki muda umur 18-24 tahun (tidak ada dalam lampiran
yang mengalami kekerasan seksual sebelum umur 18 Perpres 59/2017)
tahun.

Proporsi korban kekerasan dalam 12 bulan terakhir yang (tidak ada dalam lampiran
melaporkan kepada polisi. Perpres 59/2017)

Jumlah orang atau kelompok masyarakat miskin yang Jumlah orang atau kelompok
memperoleh bantuan hukum litigasi dan non litigasi. masyarakat miskin yang
memperoleh bantuan hukum
litigasi sebanyak 3.021 orang
dan non litigasi sebanyak
3.645 orang pada tahun 2019.

Jumlah pelayanan peradilan bagi masyarakat miskin melalui Jumlah pelayanan peradilan bagi
sidang di luar gedung pengadilan; pembebasan biaya masyarakat miskin melalui sidang
perkara; dan Pos Layanan Hukum. di luar gedung pengadilan pada
tahun 2019: 55.665 perkara;
pembebasan biaya perkara pada
tahun 2019: 3.200 perkara; dan
Pos Layanan Hukum pada tahun
2019: 96.500 perkara.
Proporsi tahanan yang melebihi masa penahanan terhadap (tidak ada dalam lampiran Perpres
seluruh jumlah tahanan. 59/2017)

Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK). Meningkatnya Indeks Perilaku


Anti Korupsi (IPAK) menjadi
4,0 pada tahun 2019 (2015:
3,6).

Proporsi pengeluaran utama pemerintah terhadap (tidak ada dalam lampiran Perpres
anggaran yang disetujui. 59/2017)

Persentase peningkatan Opini Wajar Tanpa Pengecualian Meningkatnya persentase opini


(WTP) atas Laporan Keuangan Kementerian/ Lembaga dan Wajar Tanpa Pengeculian
Pemerintah Daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota). (WTP) atas laporan keuangan
pada tahun 2019 untuk
Kementerian/Lembaga: 95%,
Provinsi: 85%,
Kabupaten:60%, Kota: 65%
(2015 untuk K/L: 74%,
Provinsi: 52%, Kabupaten:
30%, Kota:41%).

Persentase peningkatan Sistem Akuntabilitas Kinerja Meningkatnya persentase Skor


Pemerintah (SAKIP) Kementerian/Lembaga dan Pemerintah B atas Sistem Akuntabilitas
Daerah (Provinsi/ Kabupaten/Kota). Kinerja Instansi Pemerintah
(SAKIP) untuk
Kementerian/Lembaga: 85%,
Provinsi: 75%,
Kabupaten/Kota: 50% pada
tahun 2019 (2015: K/L:
60,24%, Provinsi: 30,30%,
Kabupaten/Kota: 2,38%).
Persentase penggunaan E-procurement terhadap belanja Meningkatnya penggunaan E-
pengadaan. procurement terhadap belanja
pengadaan menjadi 80% pada
tahun 2019 (2013: 30%).

Persentase instansi pemerintah yang memiliki nilai Indeks Meningkatnya persentase


Reformasi Birokrasi Baik Kementerian/Lembaga dan instansi pemerintah yang
Pemerintah Daerah (Provinsi/ Kabupaten/Kota). memiliki nilai Indeks Reformasi
Birokrasi Baik untuk
Kementerian/Lembaga menjadi
75%, Provinsi: 60%,
Kabupaten/Kota: 45% pada
tahun 2019 (2015: untuk K/L:
47%, Provinsi: NA,
Kabupaten/Kota: NA).

Persentase Kepatuhan pelaksanaan UU Pelayanan Publik Meningkatnya persentase


Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah (Provinsi/ Kepatuhan pelaksanaan UU
Kabupaten/Kota). Pelayanan Publik untuk
Kementerian: 100%, Lembaga:
100%, Provinsi: 100%,
Kabupaten/Kota: 80% pada
tahun 2019.

Persentase keterwakilan perempuan di Dewan Perwakilan Meningkatnya keterwakilan


Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). perempuan di DPR dan DPRD
(Hasil Pemilu 2014 untuk DPR:
16,6%).

Persentase keterwakilan perempuan sebagai pengambilan Meningkatnya keterwakilan


keputusan di lembaga eksekutif (Eselon I dan II). perempuan sebagai pengambil
keputusan di lembaga
eksekutif (Eselon I dan II)
(2014: Eselon I = 20,66% dan
Eselon II = 16,39%).
Indeks Lembaga Demokrasi. Meningkatnya Indeks Lembaga
Demokrasi menjadi 71 pada
tahun 2019 (2015: 66,87).

Indeks Kebebasan Sipil. Meningkatnya Indeks Kebebasan


Sipil menjadi 87 pada tahun 2019
(2015: 80,30).

Indeks Hak-hak Politik. Meningkatnya Indeks Hak-hak


Politik menjadi 68 pada tahun
2019 (2015: 70,63).

Jumlah penanganan pengaduan pelanggaran Hak Asasi Terwujudnya penghormatan,


Manusia (HAM). perlindungan, dan pemenuhan
HAM, yang ditunjukkan dengan
meningkatnya penanganan
pengaduan pelanggaran HAM.

Jumlah penanganan pengaduan pelanggaran Hak Asasi Terwujudnya penghormatan,


Manusia (HAM) perempuan terutama kekerasan terhadap perlindungan, dan pemenuhan
perempuan. HAM, yang ditunjukkan dengan
meningkatnya penanganan
pengaduan pelanggaran HAM.
Jumlah negara yang mengadopsi dan melaksanakan (tidak ada dalam lampiran Perpres
konstitusi, statutori dan/atau jaminan kebijakan untuk akses 59/2017)
publik pada informasi.

Tersedianya Badan Publik yang menjalankan kewajiban Terukurnya Badan Publik dalam
sebagaimana diatur dalam UU No. 14 Tahun 2008 tentang menjalankan kewajiban
Keterbukaan Informasi Publik. sebagaimana diatur dalam UU No.
14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik,
yang ditunjukkan dengan
meningkat-nya indikator
kewajiban mengumum-kan
informasi publik, menyediakan
informasi publik, mengelola dan
mendokumentasikan informasi
publik, serta informasi publik.

Persentase penyelesaian sengketa informasi publik melalui Terlaksananya proses


mediasi dan/atau ajudikasi non litigasi. penyelesaian sengketa informasi
publik melalui mediasi dan/atau
ajudikasi non litigasi dengan
persentase 85% register per tahun
berjalan.

Jumlah kepemilikan sertifikat Pejabat Pengelola Informasi Meningkatnya kualitas Pejabat


dan Dokumentasi (PPID) untuk mengukur kualitas PPID Pengelola Informasi dan
dalam menjalankan tugas dan fungsi sebagaimana diatur Dokumentasi (PPID) dalam
dalam peraturan perundang-undangan.
menjalankan tugas dan fungsi
sebagaimana diatur dalam
peraturan perundang-
undangan yang ditandai
dengan adanya sertifikasi
PPID.
Tersedianya lembaga hak asasi manusia (HAM) nasional (tidak ada dalam lampiran Perpres
yang independen yang sejalan dengan Paris Principles. 59/2017)

Jumlah kebijakan yang diskriminatif dalam 12 bulan lalu (tidak ada dalam lampiran
berdasarkan pelarangan diskriminasi menurut hukum HAM Perpres 59/2017)
Internasional.

Total pendapatan pemerintah sebagai proporsi terhadap (tidak ada dalam lampiran
PDB menurut sumbernya. Perpres 59/2017)

Rasio penerimaan pajak terhadap PDB. Tercapainya rasio penerimaan


perpajakan terhadap PDB di
atas 12% per tahun (2015:
10,7%).

Proporsi anggaran domestik yang didanai oleh pajak (tidak ada dalam lampiran
domestik. Perpres 59/2017)

Proporsi volume remitansi TKI (dalam US dollars) terhadap (tidak ada dalam lampiran Perpres
PDB. 59/2017)

Proporsi pembayaran utang dan bunga (Debt Service) (tidak ada dalam lampiran Perpres
terhadap ekspor barang dan jasa. 59/2017)
Jumlah kegiatan saling berbagi pengetahuan dalam Meningkatnya pelaksanaan
kerangka Kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular kerjasama pembangunan Selatan-
Selatan dan Triangular.

Persentase jaringan tulang punggung serat optik nasional Tersedianya jaringan tulang
yang menghubungkan Ibukota Kabupaten/Kota (IKK). punggung serat optik nasional
yang menghubungkan seluruh
pulau besar dan kabupaten/kota
yang menjangkau 100%
kabupaten/kota pada tahun 2019
(2015: 82% kabupaten/kota).

Tingkat penetrasi akses tetap pitalebar (fixed broadband) di Meningkatnya penetrasi akses
Perkotaan dan di Perdesaan. tetap pita lebar (fixed
broadband) pada tahun 2019
di: - Perkotaan (20 Mbps)
menjangkau 71% rumah
tangga (2015: 38%) dan 30%
populasi (2015: 16%). -
Perdesaan (10 Mbps)
menjangkau 49% rumah
tangga (2015: 26%) dan 6%
populasi (2015: 3%).

Proporsi penduduk terlayani mobile broadband Meningkatnya penetrasi akses


bergerak pita lebar (mobile
broadband) dengan kecepatan
1 Megabyte per second (Mbps)
pada tahun 2019 di: -
Perkotaan menjangkau 100%
populasi. - Perdesaan
menjangkau 52% populasi.

Proporsi individu yang menggunakan internet. (tidak ada dalam lampiran


Perpres 59/2017)
Persentase kabupaten 3T yang terjangkau layanan akses Tersedianya jangkauan
telekomunikasi universal dan internet. layanan akses telekomunikasi
universal dan internet
mencapai 100% di wilayah
Universal Service Obligation
(USO), dengan prioritas
daerah terpencil, terluar, dan
perbatasan.

Jumlah indikasi pendanaan untuk pembangunan kapasitas (tidak ada dalam lampiran Perpres
dalam kerangka KSST Indonesia. 59/2017)

Rata-rata tarif terbobot di negara mitra Free Trade Menurunnya rata-rata tarif
Agreement (FTA) (6 negara). terbobot di negara Free Trade
Agreement (FTA) mitra (6 negara)
menjadi 6,78 pada tahun 2019
(2015: 9,05).

Pertumbuhan ekspor produk non migas Meningkatnya pertumbuhan


ekspor produk non migas 5%
pada tahun 2019 (2015: -9,8%).

Tersedianya Dashboard Makroekonomi. Tersedianya dashboard


makroekonomi.

Jumlah proyek yang ditawarkan untuk dilaksanakan dengan Tersedianya alternatif pembiayaan
skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). untuk pembangunan melalui
skema Kerjasama Pemerintah
Swasta (KPS)/Kerjasama
Pemerintah dengan Badan Usaha
Dalam Penyediaan Infrastruktur
(KPBU).

Jumlah alokasi pemerintah untuk penyiapan proyek, Tersedianya alokasi dana APBN
transaksi proyek, dan dukungan pemerintah dalam untuk penyiapan, transaksi dan
Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). dukungan Pemerintah bagi proyek
KPS/KPBU.
Persentase konsumen Badan Pusat Statistik (BPS) yang (tidak ada dalam lampiran Perpres
merasa puas dengan kualitas data statistik. 59/2017)

Persentase konsumen yang menjadikan data dan informasi (tidak ada dalam lampiran Perpres
statistik BPS sebagai rujukan utama. 59/2017)

Jumlah metadata kegiatan statistik dasar, sektoral, dan (tidak ada dalam lampiran Perpres
khusus yang terdapat dalam Sistem Informasi Rujukan 59/2017)
Statistik (SIRuSa).

Persentase indikator SDGs terpilah yang relevan dengan (tidak ada dalam lampiran Perpres
target. 59/2017)

Jumlah negara yang memiliki undang-undang statistik (tidak ada dalam lampiran Perpres
nasional yang tunduk pada Prinsip-prinsip fundamental 59/2017)
Statistik Resmi.
Review Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang (tidak ada dalam lampiran Perpres
Statistik. 59/2017)

Tersusunnya National Strategy for Development of Statistics (tidak ada dalam lampiran Perpres
(NSDS). 59/2017)

Jumlah pejabat fungsional statistisi dan pranata komputer (tidak ada dalam lampiran Perpres
pada Kementerian/Lembaga. 59/2017)

Persentase Kementerian/Lembaga yang sudah memiliki (tidak ada dalam lampiran Perpres
pejabat fungsional statistisi dan/atau pranata komputer. 59/2017)

Persentase terpenuhinya kebutuhan pejabat fungsional (tidak ada dalam lampiran Perpres
statistisi dan pranata komputer Kementerian/Lembaga. 59/2017)

Terlaksananya Sensus Penduduk dan Perumahan pada (tidak ada dalam lampiran Perpres
tahun 2020. 59/2017)

Tersedianya data registrasi terkait kelahiran dan kematian (tidak ada dalam lampiran
(Vital Statistics Register) Perpres 59/2017)
Jumlah pengunjung eksternal yang mengakses data dan (tidak ada dalam lampiran
informasi statistik melalui website. Perpres 59/2017)

Persentase konsumen yang puas terhadap akses data (tidak ada dalam lampiran
Badan Pusat Statistik (BPS). Perpres 59/2017)

Persentase konsumen yang menggunakan data Badan Pusat (tidak ada dalam lampiran Perpres
Statistik (BPS) dalam perencanaan dan evaluasi 59/2017)
pembangunan nasional.
TARGET (PERPRES 59/2017) - KEWENANGAN NO.
INDIKATOR INDIKATOR RPJMD SPM
ringkasan PUSAT RPJMD
Menurun menjadi 7-8% Pusat A.1.AKM.7 Persentase penduduk
diatas garis kemiskinan

Meningkat menjadi 95% Pusat

Meningkat menjadi 62,4 juta Pusat A.2.UWND.1.5 Besaran pekerja/buruh


pekerja formal; 3,5 juta yang menjadi peserta
pekerja informal program Jamsostek

Meningkat menjadi 17,12% Pusat A.2.UWD.6.9 Persentase SOSIAL


penyandang cacat fisik
dan mental, serta
lanjut usia tidak
potensial yang telah
menerima jaminan
sosial

Menurun menjadi 2,8 juta Pusat A.2.UWD.6.1 Persentase PMKS yang


memperoleh bantuan
sosial

Meningkat menjadi 70% Pusat A.2.UWD.2.12 Cakupan pertolongan KESEHATA


persalinan oleh tenaga N
kesehatan yang
memiliki kompetensi
kebidanan
Meningkat menjadi 63%. Pusat A.2.UWD.2.13 Cakupan KESEHATA
Desa/kelurahan N
Universal Child
Immunization (UCI)

Meningkat menjadi 65% Pusat A.2.UWND.8.10 Angka pemakaian KESEHATA


kontrasepsi/CPR bagi N
perempuan menikah
usia 15 - 49

Meningkat menjadi 100% Pusat A.2.UWD.3.1.1 Proporsi rumah tangga PEKERJAA


5 dengan akses N UMUM
berkelanjutan
terhadap air minum
layak, perkotaan dan
perdesaan

Meningkat menjadi 100% Pusat A.2.UWD.3.1.7 Persentase rumah PEKERJAA


tinggal bersanitasi N UMUM

Meningkat menjadi 18,6 juta Pusat A.2.UWD.4.6 Persentase luasan


permukiman kumuh di
kawasan perkotaan
Meningkat menjadi 94,78% Pusat A.2.UWD.1.4.1 Angka Partisipasi PENDIDIK
Murni (APM) AN
SD/MI/Paket A

Meningkat menjadi 82,2% Pusat A.2.UWD.1.4.2 Angka Partisipasi PENDIDIK


Murni (APM) AN
SMP/MTs/Paket B

Meningkat menjadi 91,63% Pusat A.2.UWD.1.4.3 Angka Partisipasi PENDIDIK


Murni (APM) AN
SMA/SMK/MA/Paket C

Meningkat menjadi 77,4%. Pusat A.2.UWND.6.7 Cakupan penerbitan


akta kelahiran

Meningkat menjadi 100% Pusat A.2.UP.4.1 Persentase rumah


tangga pengguna listrik
Menurun Pusat KETENTE
RAMAN,
KETERTIB
AN
UMUM,
DAN
PERLIND
UNGAN
MASYARA
KAT

Meningkat menjadi 39 daerah Pusat KETENTE


RAMAN,
KETERTIB
AN
UMUM,
DAN
PERLIND
UNGAN
MASYARA
KAT

Meningkat menjadi 151 ribu Pusat A.2.UWD.6.7 Persentase korban SOSIAL


bencana yang
menerima bantuan
sosial selama masa
tanggap darurat

Meningkat menjadi 81,5 ribu Pusat A.2.UWD.6.7 Persentase korban SOSIAL


bencana yang
menerima bantuan
sosial selama masa
tanggap darurat

Meningkat menjadi 450 Pusat SOSIAL


Menurun menjadi 118,6 Pusat KETENTE
RAMAN,
KETERTIB
AN
UMUM,
DAN
PERLIND
UNGAN
MASYARA
KAT

Menurun Pusat

ada Pusat KETENTE


RAMAN,
KETERTIB
AN
UMUM,
DAN
PERLIND
UNGAN
MASYARA
KAT

Meningkat Pusat

Meningkat Pusat A.2.PU.2.5; Persentase belanja


A.2.PU.2.6 pendidikan (20%);
Persentase belanja
kesehatan (10%)
Menurun Pusat A.2.UWD.2.15 Proporsi penduduk
dengan asupan kalori
di bawah tingkat
konsumsi minimum
(standar yang
digunakan Indonesia
2.100 Kkal/kapita/hari)

Menurun menjadi 17% Pusat A.1.AKM.15 Prevalensi balita gizi KESEHATA


kurang N

Menurun Pusat A.1.AKM.30 Penanganan daerah


rawan pangan

Menurun menjadi 8,5 % Pusat A.2.UWD.2.15 Proporsi penduduk


dengan asupan kalori
di bawah tingkat
konsumsi minimum
(standar yang
digunakan Indonesia
2.100 Kkal/kapita/hari)

Menurun Pusat KESEHATA


N

Menurun menjadi 28% Pusat KESEHATA


N

Menurun Pusat A.1.AKM.14/15 Persentase balita gizi KESEHATA


buruk/kurang gizi N
Menurun menjadi 28% Pusat KESEHATA
N

Meningkat menjadi 50% Pusat KESEHATA


N

Meningkat menjadi: skor PPH Pusat A.2.UP.8.2 Konsumsi ikan


92,5; tingkat konsumsi ikan
54,5 kg/kapita/tahun

Meningkat Pusat

Meningkat Pusat
Menurun Pusat

Menurun menjadi 306 Pusat A.2.UWD.2.5. Angka Kematian Ibu KESEHATA


per 100,000 kelahiran N
hidup

Meningkat menjadi 95% Pusat A.2.UWD.2.12 Cakupan pertolongan KESEHATA


persalinan oleh tenaga N
kesehatan yang
memiliki kompetensi
kebidanan

Meningkat menjadi 85 % Pusat A.2.UWD.2.12 Cakupan pertolongan KESEHATA


persalinan oleh tenaga N
kesehatan yang
memiliki kompetensi
kebidanan

Menurun Pusat A.2.UWD.2.3 Angka Kematian Balita KESEHATA


per 1000 kelahiran N
hidup

Menurun Pusat A.2.UWD.2.4 Angka Kematian KESEHATA


Neonatal per 1000 N
kelahiran hidup

Menurun menjadi 24 Pusat A.2.UWD.2.1 Angka Kematian Bayi KESEHATA


(AKB) per 1000 N
kelahiran hidup
Meningkat menjadi 95% Pusat A.2.UWD.2.13 Cakupan KESEHATA
Desa/kelurahan N
Universal Child
Immunization (UCI)

Menurun menjadi <0,5% Pusat A.2.UWD.2.3 Prevalensi HIV/AIDS KESEHATA


(persen) dari total N
populasi

Menurun menjadi 245 Pusat A.2.UWD.2.20 Tingkat prevalensi KESEHATA


Tuberkulosis (per N
100.000 penduduk)

Menurun Pusat A.2.UWD.2.26 Angka kejadian


Malaria

Meningkat menjadi 300 Pusat

Meningkat Pusat

Menurun Pusat

Meningkat menjadi 34 Pusat


provinsi

Meningkat menjadi 35. Pusat

Menurun menjadi 5,4% Pusat


Menurun menjadi 24,3% Pusat KESEHATA
N

Menurun Pusat KESEHATA


N

Menurun Pusat

Meningkat menjadi 280 Pusat KESEHATA


N

Meningkat Pusat

Meningkat Pusat

Meningkat menjadi: Di dalam Pusat


panti 210; di luar panti 4.319

Meningkat menjadi 85 Pusat


Menurun menjadi angka 0,02% Pusat

Menurun Pusat

Meningkat menjadi 66% Pusat KESEHATA


N

Meningkat menjadi 65% Pusat A.2.UWND.8.10 Angka pemakaian KESEHATA


kontrasepsi/CPR bagi N
perempuan menikah
usia 15 - 49

Meningkat menjadi 23,5% Pusat A.2.UWND.8.14 Persentase KESEHATA


Penggunaan N
Kontrasepsi Jangka
Panjang (MKJP)

Menurun menjadi 38 Pusat A.2.UWND.8.11 Angka kelahiran KESEHATA


remaja (perempuan N
usia 15–19) per 1.000
perempuan usia 15–19
tahun (ASFR 15–19)

Menurun menjadi 2,28 Pusat A.2.UWND.8.2 Total Fertility Rate


(TFR)

Menurun menjadi 9,91% Pusat


Meningkat Pusat

Meningkat menjadi minimal Pusat


95%

Menurun Pusat

Menurun Pusat

Meningkat Pusat KESEHATA


N

Meningkat Pusat A.2.UWD.2.10 Rasio tenaga medis per KESEHATA


satuan penduduk N

Meningkat menjadi 84,2% Pusat

Meningkat menjadi 81% Pusat


Meningkat menjadi 84,6% Pusat

Meningkat menjadi 114,09% Pusat A.2.UWD.1.2 Angka partisipasi kasar PENDIDIK


AN

Meningkat menjadi 106,94% Pusat A.2.UWD.1.2 Angka partisipasi kasar PENDIDIK


AN

Meningkat menjadi 91,63% Pusat A.2.UWD.1.2 Angka partisipasi kasar PENDIDIK


AN

Meningkat menjadi 8,8 tahun Pusat A.1.AKM.12 Angka rata-rata lama PENDIDIK
sekolah AN

Meningkat menjadi 91,63 % Pusat A.2.UWD.1.2 Angka partisipasi kasar PENDIDIK


AN

Meningkat menjadi 36,73 % Pusat

Meningkat Pusat A.2.UWND.1.9 Besaran tenaga kerja


yang mendapatkan
pelatihan berbasis
kompetensi
Meningkat Pusat A.2.UWD.1.4.1; Angka Partisipasi PENDIDIK
A.2.UWD.1.4.2; Murni (APM) AN
A.2.UWD.1.4.3 SD/MI/Paket A; Angka
Partisipasi Murni
(APM) SMP/MTs/Paket
B; Angka Partisipasi
Murni (APM)
SMA/SMK/MA/Paket C

Meningkat menjadi 96,1% Pusat A.2.UWD.1.18 Penduduk yang PENDIDIK


berusia >15 Tahun AN
melek huruf (tidak
buta aksara)

Meningkat Pusat A.2.UWD.1.17 Angka melek huruf PENDIDIK


penduduk usia 15-24 AN
tahun, perempuan dan
laki-laki

Meningkat Pusat PENDIDIK


AN

Meningkat Pusat
Meningkat Pusat PENDIDIK
AN

bertambah sebanyak 16 Pusat

Menurun Pusat A.2.UWND.2.4 Rasio KDRT

Menurun menjadi kurang dari Pusat


20,48%

Menurun Pusat

Meningkat menjadi 70% Pusat A.2.UWND.2.7 Cakupan perempuan


dan anak korban
kekerasan yang
mendapatkan
penanganan
pengaduan oleh
petugas terlatih di
dalam unit pelayanan
terpadu

Menurun Pusat A.2.UWND.8.12 Cakupan Pasangan


Usia Subur (PUS) yang
istrinya dibawah 20
tahun

Meningkat menjadi 21 tahun Pusat A.2.UWND.8.30 Rata-rata usia kawin


pertama wanita
Menurun menjadi 38 tahun Pusat A.2.UWND.8.11 Angka kelahiran
remaja (perempuan
usia 15–19) per 1.000
perempuan usia 15–19
tahun (ASFR 15–19)

Meningkat menjadi 91,63% Pusat A.2UWD.1.2 Angka partisipasi kasar PENDIDIK


AN

Meningkat Pusat A.2.UWND.2.2 Proporsi kursi yang


diduduki perempuan
di DPR

Meningkat Pusat

Meningkat Pusat

Menurun menjadi 9,9% Pusat A.2.UWND.8.13 Cakupan PUS yang


ingin ber-KB tidak
terpenuhi (unmet
need)

Meningkat menjadi 85% Pusat


ada Pusat

Meningkat Pusat A.2.UWND.10.3 Persentase penduduk


yang menggunakan
HP/telepon

Meningkat menjadi 100% Pusat A.2.UWD.3.1.1 Proporsi rumah tangga PEKERJAA


5 dengan akses N UMUM
berkelanjutan
terhadap air minum
layak, perkotaan dan
perdesaan

Meningkat menjadi 118,6 Pusat PEKERJAA


m3/detik N UMUM

Meningkat menjadi 100% Pusat A.2.UWD.3.1.1 Proporsi rumah tangga PEKERJAA


5 dengan akses N UMUM
berkelanjutan
terhadap air minum
layak, perkotaan dan
perdesaan

Meningkat Pusat

Meningkat menjadi 100% Pusat A.2.UWD.3.1.7 Persentase rumah PEKERJAA


tinggal bersanitasi N UMUM
Meningkat menjadi 45.000 Pusat
(skala nasional)

Meningkat Pusat

Meningkat menjadi 438 Pusat PEKERJAA


kabupaten/kota. N UMUM

Meningkat Pusat

Meningkat menjadi 409 Pusat


kabupaten/kota

Meningkat Pusat A.2.UWND.5.6 Peningkatan Indeks


Kualitas Air
Meningkat Pusat A.2.UWND.5.6 Peningkatan Indeks
Kualitas Air

ada Pusat

ada Pusat
ada Pusat

8 WS Pusat

8 WS Pusat

19 DAS Pusat

Luas areal perhutanan sosial Pusat A.2.UP.3.1 Rehabilitasi hutan dan


sesuai alokasi di masing-masing lahan kritis
provinsi (lihat peta PIAPS
KemenLHK)
10 WS (skala nasional) Pusat

ada Pusat

15 DAS Prioritas Pusat

15 DAS Prioritas Pusat A.2.UWD.3.1.1 Persentase


1 pembangunan turap di
wilayah jalan
penghubung dan aliran
sungai rawan longsor
15 danau prioritas Pusat A.2.UWND.5.6 Peningkatan Indeks
Kualitas Air

15 danau prioritas Pusat

15 danau prioritas Pusat

5,5 juta ha (skala nasional) Pusat A.2.UP.3.1 Rehabilitasi hutan dan


lahan kritis

15 DAS Prioritas Pusat A.2.UP.3.1 Rehabilitasi hutan dan


lahan kritis

Meningkat menjadi 96,6% Pusat A.2.UP.4.1 Presentase rumah


tangga pengguna listrik

Meningkat menjadi 1.200 KWh Pusat


1,1 juta sambungan rumah Pusat
tangga

Meningkat Pusat

10-16% Pusat

Menurun menjadi 463,2 SBM Pusat


(skala nasional)

Meningkat Pusat A.1.AKM.1 Pertumbuhan PDRB

Meningkat menjadi lebih dari Pusat A.1.AKM.3 PDRB per Kapita


Rp 50 juta

Meningkat Pusat A.1.AKM.21 Laju pertumbuhan PDB


per tenaga kerja

Meningkat Pusat
51% Pusat

Meningkat Pusat

25% Pusat

Meningkat Pusat

Menurun Pusat A.1.AKM.19 Tingkat pengangguran


terbuka

Menurun Pusat

Meningkat Pusat
Ada Pusat A.2.UWND.1.4 Keselamatan dan
perlindungan

Meningkat menjadi 8% Pusat A.1.AKM.39 Kontribusi sektor


pariwisata terhadap
PDRB

Meningkat menjadi 20 juta Pusat A.2.UP.1.1 Kunjungan wisata


(skala nasional)

Meningkat Pusat A.2.UP.1.1 Kunjungan wisata

Meningkat Pusat A.2.UP.1.3 PAD sektor pariwisata

Meningkat Pusat

Meningkat Pusat
Menurun (mendekat) Pusat

Meningkat Pusat

Meningkat Pusat

1000 Km (skala nasional) Pusat

Bertambah 3.258 km Pusat

Meningkat Pusat A.2.UWND.9.4 Jumlah Pelabuhan


Laut/Udara/Terminal
Bis

Meningkat Pusat A.2.UWND.9.4 Jumlah Pelabuhan


Laut/Udara/Terminal
Bis
24 pelabuhan (skala nasional) Pusat A.2.UWND.9.4 Jumlah Pelabuhan
Laut/Udara/Terminal
Bis

Meningkat Pusat A.1.AKM.42 Kontribusi sektor


industri terhadap
PDRB

Lebih tinggi dari Pusat A.1.AKM.42 Kontribusi sektor


pertumbuhan PDB industri terhadap
PDRB

Meningkat Pusat

Meningkat Pusat

Meningkat Pusat

Menurun Pusat
Menurun menjadi mendekati Pusat
26%

Meningkat Pusat

Meningkat Pusat A.2.UWND.10.4 Proporsi rumah tangga


dengan akses internet

Meningkat Pusat A.2.UWND.10.3 Presentase penduduk


yang menggunakan
hp/telepon

Meningkat Pusat A.2.UWND.10.4 Proporsi rumah tangga


dengan akses internet

Menurun menjadi 0,36 Pusat A.1.AKM.4 Indeks Gini

Menurun menjadi 7-8% Pusat A.1.AKM.7 Presentase penduduk


di atas garis
kemiskinan

80 Kabupaten (skala nasional) Pusat


Meningkat Pusat

Menurun menjadi 14% Pusat A.1.AKM.7 Presentase penduduk


di atas garis
kemiskinan

Menurun Pusat

Meningkat menjadi 87 Pusat

Meningkat Pusat

Meningkat Pusat A.2.UWND.2.7 Cakupan perempuan


dan anak korban
kekerasan yang
mendapatkan
penanganan
pengaduan oleh
petugas terlatih di
dalam unit pelayanan
terpadu

ada Pusat

Meningkat Pusat
Meningkat menjadi: TK Pusat A.2.UWND.1.5 Besaran pekerja/buruh
formal 62,4 juta; TK informal yang menjadi peserta
3,5 juta program Jamsostek

Meningkat Pusat

Meningkat Pusat

12 kawasan perkotaan Pusat


metropolitan (skala nasional)

Paling sedikit 20 kota sedang Pusat


dan 10 kota baru (skala
nasional)

Meningkat menjadi 32% Pusat A.2.UWND.9.9 Jumlah orang/barang


yang terangkut
angkutan umum
ada Pusat

Minimal 20 kota sedang (skala Pusat


nasional)

5 metropolitan (skala nasional) Pusat

Meningkat Pusat

Ada Pusat
ada Pusat

Menurun Pusat A.2.UWD.6.8 Persentase korban KETENTE


bencana yang RAMAN,
dievakuasi dengan KETERTIB
mengunakan sarana AN
prasarana t UMUM,
DAN
PERLIND
UNGAN
MASYARA
KAT

Menurun menjadi 30% Pusat KETENTE


RAMAN,
KETERTIB
AN
UMUM,
DAN
PERLIND
UNGAN
MASYARA
KAT

Meningkat Pusat KETENTE


RAMAN,
KETERTIB
AN
UMUM,
DAN
PERLIND
UNGAN
MASYARA
KAT
ada Pusat KETENTE
RAMAN,
KETERTIB
AN
UMUM,
DAN
PERLIND
UNGAN
MASYARA
KAT

Menurun Pusat

Meningkat menjadi 80% Pusat A.2.UWD.3.1.1 Tersedianya fasilitas


7 pengurangan sampah
di perkotaan

Meningkat/ada Pusat

Meningkat/ada Pusat A.2.UWD.3.2.1 Rasio Ruang Terbuka


Hijau per Satuan Luas
Wilayah ber HPL/HGB
Meningkat Pusat A.2.UWND.2.7 Cakupan perempuan
dan anak korban
kekerasan yang
mendapatkan
penanganan
pengaduan oleh
petugas terlatih di
dalam unit pelayanan
terpadu

ada Pusat

Meningkat Pusat

Meningkat menjadi 150 juta ton Pusat A.2.UWD.5.11 Jumlah limbah B3 yang
(skala nasional) dikelola

20 ton per hari (skala Pusat A.2.WND.5.44 Presentase jumlah


nasional) sampah yang
terkurangi melalui 3R
Meningkat Pusat

Meningkat Pusat

Meningkat Pusat

ada Pusat KETENTE


RAMAN,
KETERTIB
AN
UMUM,
DAN
PERLIND
UNGAN
MASYARA
KAT

Menurun Pusat KETENTE


RAMAN,
KETERTIB
AN
UMUM,
DAN
PERLIND
UNGAN
MASYARA
KAT
Ada Pusat

ada Pusat A.2.UWND.5.9 Laporan inventarisasi


GRK

ada Pusat

11 WPP Pusat
Meningkat menjadi 6.982.560 Pusat A.2.UP.8.5 Proporsi tangkapan
ton (skala nasional) ikan yang berada
dalam batasan biologis
yang aman

Meningkat menjadi 20 juta ha Pusat


(skala nasional)

Meningkat menjadi 87% Pusat A.2.UWND.5.32 Pembinaan dan


pengawasan terkait
ketaatan penanggung
jawab usaha dan/atau
kegiatan yang diawasi
ketaatannya terhadap
izin lingkungan, izin
PPLH, dan PUU LH
yang diterbitkan oleh
pemerintah daerah
kabupaten/kota

ada Pusat

Meningkat Pusat A.2.UP.8.3 Cakupan bina


kelompok nelayan

Meningkat Pusat
ada Pusat

Meningkat Pusat A.2.UWD.3.2.5 Rasio luas kawasan


tertutup pepohonan
berdasarkan hasil
pemotretan citra
satelit dan survei foto
udara

Meningkat menjadi 100.000 Pusat


ha (skala nasional)

Meningkat menjadi 500.000 Pusat


ha (skala nasional)

Meningkat Pusat
Meningkat Pusat

5,5 juta ha (skala nasional) Pusat A.2.UWD.3.1 Rehabilitasi hutan dan


lahan kritis

Meningkat menjadi 10% (skala Pusat


nasional)

ada Pusat

Meningkat 5% Pusat
Meningkat Pusat

3 kebijakan Pusat

Meningkat Pusat

Meningkat 5% Pusat

Menurun Pusat
Menurun Pusat

Menurun Pusat

Meningkat Pusat

Menurun Pusat A.2.UWND.2.4 Rasio KDRT


Menurun Pusat A.2.UWND.2.7 Cakupan perempuan
dan anak korban
kekerasan yang
mendapatkan
penanganan
pengaduan oleh
petugas terlatih di
dalam unit pelayanan
terpadu

Menurun Pusat

Meningkat Pusat A.2.UWND.2.7 Cakupan perempuan


dan anak korban
kekerasan yang
mendapatkan
penanganan
pengaduan oleh
petugas terlatih di
dalam unit pelayanan
terpadu

Litigasi 3.021 orang, non- Pusat


litigasi 3.654 orang

Pelayanan peradilan bagi Pusat


masyarakat miskin melalui
sidang di luar gedung
pengadilan: 55.665 perkara;
Pembebasan biaya perkara:
3.200 perkara; dan Pos Layanan
Hukum: 96.500 perkara.
Menurun Pusat

Meningkat menjadi 4,0 Pusat

Meningkat Pusat

Meningkat menjadi: Pusat A.1.AKM.27 Opini BPK


Kementerian/Lembaga: 95%,
Provinsi: 85%,
Kabupaten:60%, Kota: 65%

Meningkat menjadi: Pusat


Kementerian/Lembaga: 85%,
Provinsi: 75%,
Kabupaten/Kota: 50%
Menjadi menjadi 80% Pusat

Meningkatk menjadi: Pusat


Kementerian/Lembaga 75%,
Provinsi: 60%,
Kabupaten/Kota: 45%

Meningkat menjadi: Pusat


Kementerian: 100%,
Lembaga: 100%, Provinsi:
100%, Kabupaten/Kota: 80%

Meningkat Pusat A.2.UWND.2.2 Proporsi kursi yang


diduduki perempuan
di DPR

Meningkat Pusat A.2.UWND.2.1 Presentase partisipasi


perempuan di lembaga
pemerintah
Meningkat menjadi 71 Pusat

Meningkat menjadi 87 Pusat

Meningkat menjadi 68 Pusat

Ada Pusat

ada Pusat A.2.UWND.2.7 Cakupan perempuan


dan anak korban
kekerasan yang
mendapatkan
penanganan
pengaduan oleh
petugas terlatih di
dalam unit pelayanan
terpadu
Meningkat Pusat

ada Pusat

85% Pusat

Meningkat Pusat
ada Pusat

ada Pusat

Meningkat Pusat A.1.AKM.26 Persentase PAD


terhadap pendapatan

Di atas 12% Pusat

Meningkat Pusat

Meningkat Pusat

Meningkat Pusat
Meningkat Pusat

100% Pusat

Meningkat menjadi: Pusat A.2.UWND.10.4 Proporsi rumah tangga


Perkotaan (20 Mbps) 71% dengan akses internet
rumah tangga dan 30%
populasi; Perdesaan (10
Mbps) 49% rumah tangga
dan 6% populasi

Meningkat menjadi: Pusat A.2.UWND.10.4 Proporsi rumah tangga


Perkotaan 100% populasi; dengan akses internet
Perdesaan 52% populasi.

Meningkat Pusat A.2.UWND.10.4 Proporsi rumah tangga


dengan akses internet
100% Pusat

Meningkat Pusat

Menurun menjadi 6,78 Pusat

Meningkat 5% Pusat A.1.ADS.6 Rasio ekspor + impor


tehadap PDB (indikator
keterbukaan ekonomi)

ada Pusat

ada Pusat

ada Pusat
Meningkat Pusat

Meningkat Pusat

Meningkat Pusat

Meningkat Pusat

Meningkat Pusat
ada Pusat

ada Pusat

Meningkat Pusat

Meningkat Pusat

Meningkat Pusat

terlaksana Pusat

ada Pusat
Meningkat Pusat

Meningkat Pusat

Meningkat Pusat

308
Kekhususan Referensi Indikator yang
JENIS URUSAN Indikator sama/identik
sosial

kesehatan 3.8.2.(a)

sosial 10.4.1.(b)

sosial

sosial

kesehatan

3.1.2.(a)
kesehatan

kesehatan 3.7.1.(a)

pekerjaan umum & 6.1.1.(c)


penataan ruang

pekerjaan umum &


penataan ruang

6.2.1.(b)

perumahan rakyat
& kawasan
permukiman
pendidikan 4.5.1*

pendidikan 4.5.1*

pendidikan 4.5.1*

administrasi 16.9.1.(b)
kependudukan &
catatan sipil

energi & sumber


daya mineral
ketenteraman,
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat

ketenteraman,
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat

sosial

sosial

sosial
ketenteraman, khusus untuk Buku III
ketertiban umum, 120 RPJMN
& perlindungan kabupaten/kot 2015-2019
masyarakat a yang
menjadi pusat
pertumbuhan
beresiko tinggi

ketenteraman, 11.5.2.(a)
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat

ketenteraman, 11.b.1*
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat

sosial

sosial
pangan 2.1.1.(a)

kesehatan

pangan

pangan 2.1.1.*

kesehatan

kesehatan

kesehatan
kesehatan

kesehatan

pangan

tenaga kerja

pangan
pangan

kesehatan

kesehatan

kesehatan

1.4.1.(a)

kesehatan

kesehatan

kesehatan
kesehatan

kesehatan

kesehatan

kesehatan

kesehatan

kesehatan

kesehatan

kesehatan

kesehatan

kesehatan
kesehatan

kesehatan

kesehatan

kesehatan

kesehatan

kesehatan

sosial

sosial
kesehatan

kesehatan

kesehatan

kesehatan 1.4.1.(c)

kesehatan

kesehatan

kesehatan

kesehatan
kesehatan

kesehatan 1.3.1.(a)

kesehatan

kesehatan

kesehatan

kesehatan

pendidikan

pendidikan
pendidikan

pendidikan

pendidikan

pendidikan 4.3.1.(a)

pendidikan

pendidikan 4.1.1.(f)

pendidikan 4.5.1*

tenaga kerja
pendidikan 1.4.1.(g/h/i)

pendidikan 4.6.1.(b)

pendidikan 4.6.1.(a)

pendidikan

pendidikan
pendidikan

pemberdayaan
perempuan &
perlindungan anak

pemberdayaan
perempuan &
perlindungan anak

pemberdayaan
perempuan &
perlindungan anak

pemberdayaan
perempuan &
perlindungan anak

pemberdayaan
perempuan &
perlindungan anak

pemberdayaan
perempuan &
perlindungan anak

pemberdayaan
perempuan &
perlindungan anak
pemberdayaan
perempuan &
perlindungan anak

pendidikan 4.1.1.(f)

pemberdayaan
perempuan &
perlindungan anak 16.7.1.(a)

pemberdayaan
perempuan &
perlindungan anak

pemberdayaan
perempuan &
perlindungan anak

kesehatan

kesehatan
pemberdayaan
perempuan &
perlindungan anak

komunikasi & 9.c.1.(a)


informatika

pekerjaan umum & 1.4.1.(d)


penataan ruang

pekerjaan umum &


penataan ruang

pekerjaan umum & 1.4.1.(d)


penataan ruang

pekerjaan umum &


penataan ruang

pekerjaan umum & 1.4.1.(e)


penataan ruang
pekerjaan umum &
penataan ruang

pekerjaan umum &


penataan ruang

pekerjaan umum &


penataan ruang

pekerjaan umum &


penataan ruang

pekerjaan umum &


penataan ruang

lingkungan hidup Khusus untuk


daerah yang
terdapat salah
satu dari 15
danau
prioritas dan 5
wilayah sungai 6.6.1.(a)
lingkungan hidup

lingkungan hidup

lingkungan hidup
lingkungan hidup Khusus untuk SK.
daerah yang 328/Menhu
berada di t-II/2009
dalam wilayah TENTANG
108 DAS PENETAPAN
Prioritas DAERAH
ALIRAN
SUNGAI
(DAS)
PRIORITAS
DALAM
RANGKA
RENCANA
PEMBANGU
NAN
JANGKA
MENENGAH
(RPJM)
TAHUN
2010-2014

lingkungan hidup

lingkungan hidup

lingkungan hidup

kehutanan
pekerjaan umum &
penataan ruang

lingkungan hidup

lingkungan hidup

lingkungan hidup

6.6.1.(e)
lingkungan hidup Khusus untuk 6.3.2.(a)
daerah yang
terdapat salah
satu dari 15
danau
prioritas

lingkungan hidup Khusus untuk


daerah yang
terdapat salah
satu dari 15
danau
prioritas

lingkungan hidup Khusus untuk


daerah yang
terdapat salah
satu dari 15
danau
prioritas

kehutanan

kehutanan 6.5.1.(i)

energi & sumber


daya mineral

energi & sumber


daya mineral
energi & sumber
daya mineral

energi & sumber


daya mineral

energi & sumber


daya mineral

energi & sumber


daya mineral

statistik

statistik

tenaga kerja

tenaga kerja
tenaga kerja

tenaga kerja

koperasi, usaha
kecil, & menengah

tenaga kerja

tenaga kerja

tenaga kerja

tenaga kerja
tenaga kerja

pariwisata

pariwisata

pariwisata

pariwisata

tenaga kerja

penanaman modal
penanaman modal

koperasi, usaha
kecil, & menengah

perhubungan

perhubungan

perhubungan

perhubungan

perhubungan
perhubungan Khusus daerah
yang terdapat
24 pelabuhan
tol laut

perindustrian

perindustrian

tenaga kerja

perindustrian

perindustrian

lingkungan hidup
lingkungan hidup

pendidikan

komunikasi &
informatika
17.6.2.(c)

komunikasi & 5.b.1*


informatika

komunikasi & 17.8.1*


informatika

sosial

sosial

pemberdayaan Khusus untuk


masyarakat & desa daerah/kabup
aten tertinggal
pemberdayaan Khusus untuk
masyarakat & desa daerah/kabup
aten tertinggal

sosial Khusus untuk


daerah/kabup
aten tertinggal

sosial

sosial 16.7.2.(b)

ketenteraman,
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat 16.10.1.(a)

pemberdayaan
perempuan &
perlindungan anak

16.10.1.(b)

ketenteraman,
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat 16.b.1.(a)

sosial
sosial 1.3.1.(b)

tenaga kerja

tenaga kerja

pekerjaan umum & khusus daerah


penataan ruang yang
menjadi/memi
liki kawasan
perkotaan
metropolitan

pekerjaan umum & khusus untuk PP No.


penataan ruang kota sedang 6/2008
dan kota baru tentang
RTRW
Nasional

perhubungan
perhubungan Khusus kota besar

pekerjaan umum & khusus 20 kota RPJMN 2015-2019


penataan ruang sedang di luar
jawa (1 papua,
1 maluku, 2
Nusa
Tenggara, 6
sulawesi, 4
kalimantan, 6
sumatera)

pekerjaan umum & khusus RPJMN 2015-2019


penataan ruang kab/kota di
luar jawa yang
ditetapkan
sebagai
kawasan
metropolitan
baru sbg PKN

pekerjaan umum &


penataan ruang

pekerjaan umum &


penataan ruang
pekerjaan umum & Khusus untuk
penataan ruang kabupaten
kota yang
menjadi kota
pusaka di
kawasan
perkotaan
metropolitan,
kota besar,
kota sedang,
dan kota kecil

ketenteraman,
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat

13.1.2*

ketenteraman,
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat

ketenteraman,
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat
ketenteraman,
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat

ketenteraman, 1.5.2.(a)
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat

lingkungan hidup

lingkungan hidup khusus untuk


daerah yang
memiliki
kawasan
perkotaan
metropolitan

pekerjaan umum & khusus untuk


penataan ruang daerah yang
memiliki
kawasan
perkotaan
metropolitan
dan kota
sedang
ketenteraman,
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat

16.3.1.(a)

lingkungan hidup

lingkungan hidup

lingkungan hidup

lingkungan hidup
lingkungan hidup

lingkungan hidup

lingkungan hidup

ketenteraman, 11.b.2*
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat

ketenteraman, 11.5.1*
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat
lingkungan hidup

lingkungan hidup

kelautan &
perikanan

kelautan & Khusus untuk Permen KKP


perikanan daerah yang No.
berada di PER.01/ME
salah satu dari N/2009
11 WPP
kelautan &
perikanan

kelautan &
perikanan

kelautan &
perikanan

kelautan &
perikanan

kelautan &
perikanan

kelautan &
perikanan
kelautan &
perikanan

kehutanan

kehutanan

kehutanan

kehutanan
kehutanan

lingkungan hidup

lingkungan hidup

lingkungan hidup

lingkungan hidup

15.c.1.(a)
lingkungan hidup

lingkungan hidup

lingkungan hidup

lingkungan hidup 15.7.1.(a)

ketenteraman,
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat
ketenteraman,
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat

ketenteraman,
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat

ketenteraman,
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat

pemberdayaan
perempuan &
perlindungan anak
pemberdayaan
perempuan &
perlindungan anak

pemberdayaan
perempuan &
perlindungan anak

pemberdayaan 11.7.2.(a)
perempuan &
perlindungan anak

ketenteraman,
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat

ketenteraman,
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat
ketenteraman,
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat

statistik

Keuangan

Keuangan

Keuangan
Keuangan

Keuangan

Balitbang Daerah

pemberdayaan 5.5.1*
perempuan &
perlindungan anak

pemberdayaan
perempuan &
perlindungan anak
statistik

statistik 10.3.1.(a)

statistik

ketenteraman, 10.3.1.(b)
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat

pemberdayaan 10.3.1.(c)
perempuan &
perlindungan anak
komunikasi &
informatika

komunikasi &
informatika

yustisi

komunikasi &
informatika
ketenteraman,
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat

ketenteraman, 10.3.1.(d)
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat

Keuangan

Keuangan

Keuangan

tenaga kerja

Keuangan
Hubungan Luar
Negeri

komunikasi &
informatika

komunikasi & informatika

komunikasi &
informatika

9.c.1*

komunikasi &
informatika

9.c.1.(b)
komunikasi & Khusus 122 Perpres 131/2015
informatika Kabupaten 3T
(tertinggal,
terdepan,
terluar)

Keuangan

politik luar negeri

perdagangan

moneter & fiskal


nasional

Keuangan

Keuangan
statistik

statistik

statistik

Perencanaan

statistik
statistik

statistik

tenaga kerja

tenaga kerja

tenaga kerja

statistik

statistik
statistik

statistik

statistik
NO. TPB TUJUAN TPB PILAR NO. TARGET
1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.2
Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.3


Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.3


Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.3


Segala Bentuk Dimanapun
1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.3
Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.4


Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.4


Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.4


Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.4


Segala Bentuk Dimanapun
1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.4
Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.4


Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.4


Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.4


Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.4


Segala Bentuk Dimanapun
1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.5
Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.5


Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.5


Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.5


Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.5


Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.5


Segala Bentuk Dimanapun
1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.5
Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.5


Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.a


Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.a


Segala Bentuk Dimanapun

2 Menghilangkan Kelaparan, SOSIAL 2.1


Mencapai Ketahanan Pangan dan
Gizi yang Baik, serta
Meningkatkan Pertanian
Berkelanjutan
2 Menghilangkan Kelaparan, SOSIAL 2.1
Mencapai Ketahanan Pangan dan
Gizi yang Baik, serta
Meningkatkan Pertanian
Berkelanjutan

2 Menghilangkan Kelaparan, SOSIAL 2.1


Mencapai Ketahanan Pangan dan
Gizi yang Baik, serta
Meningkatkan Pertanian
Berkelanjutan

2 Menghilangkan Kelaparan, SOSIAL 2.1


Mencapai Ketahanan Pangan dan
Gizi yang Baik, serta
Meningkatkan Pertanian
Berkelanjutan

2 Menghilangkan Kelaparan, SOSIAL 2.2


Mencapai Ketahanan Pangan dan
Gizi yang Baik, serta
Meningkatkan Pertanian
Berkelanjutan

2 Menghilangkan Kelaparan, SOSIAL 2.2


Mencapai Ketahanan Pangan dan
Gizi yang Baik, serta
Meningkatkan Pertanian
Berkelanjutan

2 Menghilangkan Kelaparan, SOSIAL 2.2


Mencapai Ketahanan Pangan dan
Gizi yang Baik, serta
Meningkatkan Pertanian
Berkelanjutan
2 Menghilangkan Kelaparan, SOSIAL 2.2
Mencapai Ketahanan Pangan dan
Gizi yang Baik, serta
Meningkatkan Pertanian
Berkelanjutan

2 Menghilangkan Kelaparan, SOSIAL 2.2


Mencapai Ketahanan Pangan dan
Gizi yang Baik, serta
Meningkatkan Pertanian
Berkelanjutan

2 Menghilangkan Kelaparan, SOSIAL 2.2


Mencapai Ketahanan Pangan dan
Gizi yang Baik, serta
Meningkatkan Pertanian
Berkelanjutan

2 Menghilangkan Kelaparan, SOSIAL 2.3


Mencapai Ketahanan Pangan dan
Gizi yang Baik, serta
Meningkatkan Pertanian
Berkelanjutan

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.1


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia
3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.1
dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.1


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.2


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.2


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.2


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.2


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia
3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.3
dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.3


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.3


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.3


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.3


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.3


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.3


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.3


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia
3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.4
dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.4


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.4


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.4


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.4


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.5


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.5


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia
3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.7
dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.7


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.7


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.7


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.7


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.8


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia
3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.8
dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.8


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.9


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.a


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.b


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.c


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

4 Menjamin Kualitas Pendidikan SOSIAL 4.1


yang Inklusif dan Merata serta
Meningkatkan Kesempatan
Belajar Sepanjang Hayat untuk
Semua
4 Menjamin Kualitas Pendidikan SOSIAL 4.1
yang Inklusif dan Merata serta
Meningkatkan Kesempatan
Belajar Sepanjang Hayat untuk
Semua

4 Menjamin Kualitas Pendidikan SOSIAL 4.1


yang Inklusif dan Merata serta
Meningkatkan Kesempatan
Belajar Sepanjang Hayat untuk
Semua

4 Menjamin Kualitas Pendidikan SOSIAL 4.3


yang Inklusif dan Merata serta
Meningkatkan Kesempatan
Belajar Sepanjang Hayat untuk
Semua

4 Menjamin Kualitas Pendidikan SOSIAL 4.4


yang Inklusif dan Merata serta
Meningkatkan Kesempatan
Belajar Sepanjang Hayat untuk
Semua

4 Menjamin Kualitas Pendidikan SOSIAL 4.5


yang Inklusif dan Merata serta
Meningkatkan Kesempatan
Belajar Sepanjang Hayat untuk
Semua
4 Menjamin Kualitas Pendidikan SOSIAL 4.6
yang Inklusif dan Merata serta
Meningkatkan Kesempatan
Belajar Sepanjang Hayat untuk
Semua

4 Menjamin Kualitas Pendidikan SOSIAL 4.6


yang Inklusif dan Merata serta
Meningkatkan Kesempatan
Belajar Sepanjang Hayat untuk
Semua

4 Menjamin Kualitas Pendidikan SOSIAL 4.a


yang Inklusif dan Merata serta
Meningkatkan Kesempatan
Belajar Sepanjang Hayat untuk
Semua

4 Menjamin Kualitas Pendidikan SOSIAL 4.c


yang Inklusif dan Merata serta
Meningkatkan Kesempatan
Belajar Sepanjang Hayat untuk
Semua

5 Mencapai Kesetaraan Gender SOSIAL 5.1


dan Memberdayakan Kaum
Perempuan

5 Mencapai Kesetaraan Gender SOSIAL 5.2


dan Memberdayakan Kaum
Perempuan
5 Mencapai Kesetaraan Gender SOSIAL 5.2
dan Memberdayakan Kaum
Perempuan

5 Mencapai Kesetaraan Gender SOSIAL 5.2


dan Memberdayakan Kaum
Perempuan

5 Mencapai Kesetaraan Gender SOSIAL 5.2


dan Memberdayakan Kaum
Perempuan

5 Mencapai Kesetaraan Gender SOSIAL 5.3


dan Memberdayakan Kaum
Perempuan

5 Mencapai Kesetaraan Gender SOSIAL 5.3


dan Memberdayakan Kaum
Perempuan
5 Mencapai Kesetaraan Gender SOSIAL 5.3
dan Memberdayakan Kaum
Perempuan

5 Mencapai Kesetaraan Gender SOSIAL 5.3


dan Memberdayakan Kaum
Perempuan

5 Mencapai Kesetaraan Gender SOSIAL 5.5


dan Memberdayakan Kaum
Perempuan

5 Mencapai Kesetaraan Gender SOSIAL 5.5


dan Memberdayakan Kaum
Perempuan

5 Mencapai Kesetaraan Gender SOSIAL 5.6


dan Memberdayakan Kaum
Perempuan

5 Mencapai Kesetaraan Gender SOSIAL 5.6


dan Memberdayakan Kaum
Perempuan
5 Mencapai Kesetaraan Gender SOSIAL 5.6
dan Memberdayakan Kaum
Perempuan

5 Mencapai Kesetaraan Gender SOSIAL 5.b


dan Memberdayakan Kaum
Perempuan

6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.1


Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.1


Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.1


Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan
6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.2
Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.2


Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.2


Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.2


Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.2


Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.2


Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan
6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.3
Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.3


Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.3


Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.4


Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan
6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.4
Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.5


Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.5


Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan
6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.5
Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.5


Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan
6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.5
Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.6


Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.6


Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan
7 Menjamin Akses Energi yang EKONOMI 7.1
Terjangkau, Andal, Berkelanjutan
dan Modern untuk Semua

7 Menjamin Akses Energi yang EKONOMI 7.1


Terjangkau, Andal, Berkelanjutan
dan Modern untuk Semua

7 Menjamin Akses Energi yang EKONOMI 7.1


Terjangkau, Andal, Berkelanjutan
dan Modern untuk Semua

7 Menjamin Akses Energi yang EKONOMI 7.1


Terjangkau, Andal, Berkelanjutan
dan Modern untuk Semua

7 Menjamin Akses Energi yang EKONOMI 7.2


Terjangkau, Andal, Berkelanjutan
dan Modern untuk Semua

7 Menjamin Akses Energi yang EKONOMI 7.3


Terjangkau, Andal, Berkelanjutan
dan Modern untuk Semua

8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.1


Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua

8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.1


Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua
8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.2
Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua

8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.3


Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua

8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.3


Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua

8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.3


Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua

8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.3


Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua

8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.5


Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua

8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.5


Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua
8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.5
Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua

8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.6


Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua

8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.9


Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua

8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.9


Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua

8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.9


Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua

8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.9


Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua

8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.9


Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua
8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.10
Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua

8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.10


Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua

8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.10


Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua

9 Membangun Infrastruktur yang EKONOMI 9.1


Tangguh, Meningkatkan Industri
Inklusif dan Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi

9 Membangun Infrastruktur yang EKONOMI 9.1


Tangguh, Meningkatkan Industri
Inklusif dan Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi

9 Membangun Infrastruktur yang EKONOMI 9.1


Tangguh, Meningkatkan Industri
Inklusif dan Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi

9 Membangun Infrastruktur yang EKONOMI 9.1


Tangguh, Meningkatkan Industri
Inklusif dan Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi
9 Membangun Infrastruktur yang EKONOMI 9.2
Tangguh, Meningkatkan Industri
Inklusif dan Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi

9 Membangun Infrastruktur yang EKONOMI 9.2


Tangguh, Meningkatkan Industri
Inklusif dan Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi

9 Membangun Infrastruktur yang EKONOMI 9.2


Tangguh, Meningkatkan Industri
Inklusif dan Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi

9 Membangun Infrastruktur yang EKONOMI 9.3


Tangguh, Meningkatkan Industri
Inklusif dan Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi

9 Membangun Infrastruktur yang EKONOMI 9.3


Tangguh, Meningkatkan Industri
Inklusif dan Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi

9 Membangun Infrastruktur yang EKONOMI 9.4


Tangguh, Meningkatkan Industri
Inklusif dan Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi

9 Membangun Infrastruktur yang EKONOMI 9.4


Tangguh, Meningkatkan Industri
Inklusif dan Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi
9 Membangun Infrastruktur yang EKONOMI 9.5
Tangguh, Meningkatkan Industri
Inklusif dan Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi

9 Membangun Infrastruktur yang EKONOMI 9.c


Tangguh, Meningkatkan Industri
Inklusif dan Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi

9 Membangun Infrastruktur yang EKONOMI 9.c


Tangguh, Meningkatkan Industri
Inklusif dan Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi

9 Membangun Infrastruktur yang EKONOMI 9.c


Tangguh, Meningkatkan Industri
Inklusif dan Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi

10 Mengurangi Kesenjangan Intra- EKONOMI 10.1


dan Antarnegara

10 Mengurangi Kesenjangan Intra- EKONOMI 10.1


dan Antarnegara

10 Mengurangi Kesenjangan Intra- EKONOMI 10.1


dan Antarnegara

10 Mengurangi Kesenjangan Intra- EKONOMI 10.1


dan Antarnegara
10 Mengurangi Kesenjangan Intra- EKONOMI 10.1
dan Antarnegara

10 Mengurangi Kesenjangan Intra- EKONOMI 10.2


dan Antarnegara

10 Mengurangi Kesenjangan Intra- EKONOMI 10.3


dan Antarnegara

10 Mengurangi Kesenjangan Intra- EKONOMI 10.3


dan Antarnegara

10 Mengurangi Kesenjangan Intra- EKONOMI 10.4


dan Antarnegara

11 Menjadikan Kota dan LINGKUNGAN 11.1


Permukiman Inklusif, Aman,
Tangguh dan Berkelanjutan
11 Menjadikan Kota dan LINGKUNGAN 11.1
Permukiman Inklusif, Aman,
Tangguh dan Berkelanjutan

11 Menjadikan Kota dan LINGKUNGAN 11.2


Permukiman Inklusif, Aman,
Tangguh dan Berkelanjutan

11 Menjadikan Kota dan LINGKUNGAN 11.2


Permukiman Inklusif, Aman,
Tangguh dan Berkelanjutan

11 Menjadikan Kota dan LINGKUNGAN 11.3


Permukiman Inklusif, Aman,
Tangguh dan Berkelanjutan
11 Menjadikan Kota dan LINGKUNGAN 11.3
Permukiman Inklusif, Aman,
Tangguh dan Berkelanjutan

11 Menjadikan Kota dan LINGKUNGAN 11.3


Permukiman Inklusif, Aman,
Tangguh dan Berkelanjutan

11 Menjadikan Kota dan LINGKUNGAN 11.3


Permukiman Inklusif, Aman,
Tangguh dan Berkelanjutan

11 Menjadikan Kota dan LINGKUNGAN 11.4


Permukiman Inklusif, Aman,
Tangguh dan Berkelanjutan

11 Menjadikan Kota dan LINGKUNGAN 11.5


Permukiman Inklusif, Aman,
Tangguh dan Berkelanjutan
11 Menjadikan Kota dan LINGKUNGAN 11.5
Permukiman Inklusif, Aman,
Tangguh dan Berkelanjutan

11 Menjadikan Kota dan LINGKUNGAN 11.5


Permukiman Inklusif, Aman,
Tangguh dan Berkelanjutan

11 Menjadikan Kota dan LINGKUNGAN 11.5


Permukiman Inklusif, Aman,
Tangguh dan Berkelanjutan

11 Menjadikan Kota dan LINGKUNGAN 11.5


Permukiman Inklusif, Aman,
Tangguh dan Berkelanjutan

11 Menjadikan Kota dan LINGKUNGAN 11.6


Permukiman Inklusif, Aman,
Tangguh dan Berkelanjutan
11 Menjadikan Kota dan LINGKUNGAN 11.6
Permukiman Inklusif, Aman,
Tangguh dan Berkelanjutan

11 Menjadikan Kota dan LINGKUNGAN 11.7


Permukiman Inklusif, Aman,
Tangguh dan Berkelanjutan

11 Menjadikan Kota dan LINGKUNGAN 11.b


Permukiman Inklusif, Aman,
Tangguh dan Berkelanjutan

12 Menjamin Pola Produksi dan LINGKUNGAN 12.4


Konsumsi yang Berkelanjutan
12 Menjamin Pola Produksi dan LINGKUNGAN 12.5
Konsumsi yang Berkelanjutan

12 Menjamin Pola Produksi dan LINGKUNGAN 12.6


Konsumsi yang Berkelanjutan

12 Menjamin Pola Produksi dan LINGKUNGAN 12.7


Konsumsi yang Berkelanjutan

12 Menjamin Pola Produksi dan LINGKUNGAN 12.8


Konsumsi yang Berkelanjutan

13 Mengambil Tindakan Cepat untuk LINGKUNGAN 13.1


Mengatasi Perubahan Iklim dan
Dampaknya
13 Mengambil Tindakan Cepat untuk LINGKUNGAN 13.1
Mengatasi Perubahan Iklim dan
Dampaknya

13 Mengambil Tindakan Cepat untuk LINGKUNGAN 13.2


Mengatasi Perubahan Iklim dan
Dampaknya

14 Melestarikan dan Memanfaatkan LINGKUNGAN 14.2


secara Berkelanjutan Sumber
Daya Kelautan dan Samudera
untuk Pembangunan
Berkelanjutan
14 Melestarikan dan Memanfaatkan LINGKUNGAN 14.6
secara Berkelanjutan Sumber
Daya Kelautan dan Samudera
untuk Pembangunan
Berkelanjutan

14 Melestarikan dan Memanfaatkan LINGKUNGAN 14.b


secara Berkelanjutan Sumber
Daya Kelautan dan Samudera
untuk Pembangunan
Berkelanjutan

14 Melestarikan dan Memanfaatkan LINGKUNGAN 14.b


secara Berkelanjutan Sumber
Daya Kelautan dan Samudera
untuk Pembangunan
Berkelanjutan

14 Melestarikan dan Memanfaatkan LINGKUNGAN 14.b


secara Berkelanjutan Sumber
Daya Kelautan dan Samudera
untuk Pembangunan
Berkelanjutan
15 Melindungi, Merestorasi dan LINGKUNGAN 15.1
Meningkatkan Pemanfaatan
Berkelanjutan Ekosistem Daratan,
Mengelola Hutan secara Lestari,
Menghentikan Penggurunan,
Memulihkan Degradasi Lahan,
serta Menghentikan Kehilangan
Keanekaragaman Hayati

15 Melindungi, Merestorasi dan LINGKUNGAN 15.2


Meningkatkan Pemanfaatan
Berkelanjutan Ekosistem Daratan,
Mengelola Hutan secara Lestari,
Menghentikan Penggurunan,
Memulihkan Degradasi Lahan,
serta Menghentikan Kehilangan
Keanekaragaman Hayati

15 Melindungi, Merestorasi dan LINGKUNGAN 15.2


Meningkatkan Pemanfaatan
Berkelanjutan Ekosistem Daratan,
Mengelola Hutan secara Lestari,
Menghentikan Penggurunan,
Memulihkan Degradasi Lahan,
serta Menghentikan Kehilangan
Keanekaragaman Hayati

15 Melindungi, Merestorasi dan LINGKUNGAN 15.2


Meningkatkan Pemanfaatan
Berkelanjutan Ekosistem Daratan,
Mengelola Hutan secara Lestari,
Menghentikan Penggurunan,
Memulihkan Degradasi Lahan,
serta Menghentikan Kehilangan
Keanekaragaman Hayati
15 Melindungi, Merestorasi dan LINGKUNGAN 15.3
Meningkatkan Pemanfaatan
Berkelanjutan Ekosistem Daratan,
Mengelola Hutan secara Lestari,
Menghentikan Penggurunan,
Memulihkan Degradasi Lahan,
serta Menghentikan Kehilangan
Keanekaragaman Hayati

15 Melindungi, Merestorasi dan LINGKUNGAN 15.6


Meningkatkan Pemanfaatan
Berkelanjutan Ekosistem Daratan,
Mengelola Hutan secara Lestari,
Menghentikan Penggurunan,
Memulihkan Degradasi Lahan,
serta Menghentikan Kehilangan
Keanekaragaman Hayati

15 Melindungi, Merestorasi dan LINGKUNGAN 15.9


Meningkatkan Pemanfaatan
Berkelanjutan Ekosistem Daratan,
Mengelola Hutan secara Lestari,
Menghentikan Penggurunan,
Memulihkan Degradasi Lahan,
serta Menghentikan Kehilangan
Keanekaragaman Hayati

16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.1


Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan
untuk Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan
16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.1
Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan
untuk Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.1


Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan
untuk Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.1


Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan
untuk Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.2


Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan
untuk Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan
16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.2
Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan
untuk Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.2


Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan
untuk Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.5


Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan
untuk Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.6


Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan
untuk Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan
16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.6
Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan
untuk Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.6


Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan
untuk Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.6


Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan
untuk Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan
16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.6
Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan
untuk Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.6


Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan
untuk Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.7


Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan
untuk Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.7


Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan
untuk Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan
16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.10
Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan
untuk Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.b


Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan
untuk Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan

17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.1


dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.1


dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.1


dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan
17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.6
dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.6


dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.8


dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan
17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.8
dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.17


dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.17


dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.18


dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan
17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.18
dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.18


dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.18


dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.19


dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.19


dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.19


dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan
TARGET NO. INDIKATOR
Pada tahun 2030, mengurangi setidaknya setengah proporsi 1.2.1*
laki-laki, perempuan dan anak-anak dari semua usia, yang
hidup dalam kemiskinan di semua dimensi, sesuai dengan
definisi nasional.

Menerapkan secara nasional sistem dan upaya perlindungan 1.3.1.(a)


sosial yang tepat bagi semua, termasuk kelompok yang
paling miskin, dan pada tahun 2030 mencapai cakupan
substansial bagi kelompok miskin dan rentan.

Menerapkan secara nasional sistem dan upaya perlindungan 1.3.1.(b)


sosial yang tepat bagi semua, termasuk kelompok yang
paling miskin, dan pada tahun 2030 mencapai cakupan
substansial bagi kelompok miskin dan rentan.

Menerapkan secara nasional sistem dan upaya perlindungan 1.3.1.(c)


sosial yang tepat bagi semua, termasuk kelompok yang
paling miskin, dan pada tahun 2030 mencapai cakupan
substansial bagi kelompok miskin dan rentan.
Menerapkan secara nasional sistem dan upaya perlindungan 1.3.1.(d)
sosial yang tepat bagi semua, termasuk kelompok yang
paling miskin, dan pada tahun 2030 mencapai cakupan
substansial bagi kelompok miskin dan rentan.

Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua laki-laki dan 1.4.1.(a)


perempuan, khususnya masyarakat miskin dan rentan,
memiliki hak yang sama terhadap sumber daya ekonomi,
serta akses terhadap pelayanan dasar, kepemilikan dan
kontrol atas tanah dan bentuk kepemilikan lain, warisan,
sumber daya alam, teknologi baru, dan jasa keuangan yang
tepat, termasuk keuangan mikro.

Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua laki-laki dan 1.4.1.(b)


perempuan, khususnya masyarakat miskin dan rentan,
memiliki hak yang sama terhadap sumber daya ekonomi,
serta akses terhadap pelayanan dasar, kepemilikan dan
kontrol atas tanah dan bentuk kepemilikan lain, warisan,
sumber daya alam, teknologi baru, dan jasa keuangan yang
tepat, termasuk keuangan mikro.

Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua laki-laki dan 1.4.1.(c)


perempuan, khususnya masyarakat miskin dan rentan,
memiliki hak yang sama terhadap sumber daya ekonomi,
serta akses terhadap pelayanan dasar, kepemilikan dan
kontrol atas tanah dan bentuk kepemilikan lain, warisan,
sumber daya alam, teknologi baru, dan jasa keuangan yang
tepat, termasuk keuangan mikro.

Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua laki-laki dan 1.4.1.(d)


perempuan, khususnya masyarakat miskin dan rentan,
memiliki hak yang sama terhadap sumber daya ekonomi,
serta akses terhadap pelayanan dasar, kepemilikan dan
kontrol atas tanah dan bentuk kepemilikan lain, warisan,
sumber daya alam, teknologi baru, dan jasa keuangan yang
tepat, termasuk keuangan mikro.
Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua laki-laki dan 1.4.1.(e)
perempuan, khususnya masyarakat miskin dan rentan,
memiliki hak yang sama terhadap sumber daya ekonomi,
serta akses terhadap pelayanan dasar, kepemilikan dan
kontrol atas tanah dan bentuk kepemilikan lain, warisan,
sumber daya alam, teknologi baru, dan jasa keuangan yang
tepat, termasuk keuangan mikro.

Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua laki-laki dan 1.4.1.(f)


perempuan, khususnya masyarakat miskin dan rentan,
memiliki hak yang sama terhadap sumber daya ekonomi,
serta akses terhadap pelayanan dasar, kepemilikan dan
kontrol atas tanah dan bentuk kepemilikan lain, warisan,
sumber daya alam, teknologi baru, dan jasa keuangan yang
tepat, termasuk keuangan mikro.

Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua laki-laki dan 1.4.1.(i)


perempuan, khususnya masyarakat miskin dan rentan,
memiliki hak yang sama terhadap sumber daya ekonomi,
serta akses terhadap pelayanan dasar, kepemilikan dan
kontrol atas tanah dan bentuk kepemilikan lain, warisan,
sumber daya alam, teknologi baru, dan jasa keuangan yang
tepat, termasuk keuangan mikro.

Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua laki-laki dan 1.4.1.(j)


perempuan, khususnya masyarakat miskin dan rentan,
memiliki hak yang sama terhadap sumber daya ekonomi,
serta akses terhadap pelayanan dasar, kepemilikan dan
kontrol atas tanah dan bentuk kepemilikan lain, warisan,
sumber daya alam, teknologi baru, dan jasa keuangan yang
tepat, termasuk keuangan mikro.

Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua laki-laki dan 1.4.1.(k)


perempuan, khususnya masyarakat miskin dan rentan,
memiliki hak yang sama terhadap sumber daya ekonomi,
serta akses terhadap pelayanan dasar, kepemilikan dan
kontrol atas tanah dan bentuk kepemilikan lain, warisan,
sumber daya alam, teknologi baru, dan jasa keuangan yang
tepat, termasuk keuangan mikro.
Pada tahun 2030, membangun ketahanan masyarakat miskin 1.5.1*
dan mereka yang berada dalam kondisi rentan, dan
mengurangi kerentanan mereka terhadap kejadian ekstrim
terkait iklim dan guncangan ekonomi, sosial, lingkungan, dan
bencana.

Pada tahun 2030, membangun ketahanan masyarakat miskin 1.5.1.(a)


dan mereka yang berada dalam kondisi rentan, dan
mengurangi kerentanan mereka terhadap kejadian ekstrim
terkait iklim dan guncangan ekonomi, sosial, lingkungan, dan
bencana.

Pada tahun 2030, membangun ketahanan masyarakat miskin 1.5.1.(b)


dan mereka yang berada dalam kondisi rentan, dan
mengurangi kerentanan mereka terhadap kejadian ekstrim
terkait iklim dan guncangan ekonomi, sosial, lingkungan, dan
bencana.

Pada tahun 2030, membangun ketahanan masyarakat miskin 1.5.1.(c)


dan mereka yang berada dalam kondisi rentan, dan
mengurangi kerentanan mereka terhadap kejadian ekstrim
terkait iklim dan guncangan ekonomi, sosial, lingkungan, dan
bencana.

Pada tahun 2030, membangun ketahanan masyarakat miskin 1.5.1.(d)


dan mereka yang berada dalam kondisi rentan, dan
mengurangi kerentanan mereka terhadap kejadian ekstrim
terkait iklim dan guncangan ekonomi, sosial, lingkungan, dan
bencana.

Pada tahun 2030, membangun ketahanan masyarakat miskin 1.5.1.(e)


dan mereka yang berada dalam kondisi rentan, dan
mengurangi kerentanan mereka terhadap kejadian ekstrim
terkait iklim dan guncangan ekonomi, sosial, lingkungan, dan
bencana.
Pada tahun 2030, membangun ketahanan masyarakat miskin 1.5.2.(a)
dan mereka yang berada dalam kondisi rentan, dan
mengurangi kerentanan mereka terhadap kejadian ekstrim
terkait iklim dan guncangan ekonomi, sosial, lingkungan, dan
bencana.

Pada tahun 2030, membangun ketahanan masyarakat miskin 1.5.3*


dan mereka yang berada dalam kondisi rentan, dan
mengurangi kerentanan mereka terhadap kejadian ekstrim
terkait iklim dan guncangan ekonomi, sosial, lingkungan, dan
bencana.

Menjamin mobilisasi yang signifikan terkait sumber daya dari 1.a.1*


berbagai sumber, termasuk melalui kerjasama pembangunan
yang lebih baik, untuk menyediakan sarana yang memadai
dan terjangkau bagi negara berkembang, khususnya negara
kurang berkembang untuk melaksanakan program dan
kebijakan mengakhiri kemiskinan di semua dimensi.

Menjamin mobilisasi yang signifikan terkait sumber daya dari 1.a.2*


berbagai sumber, termasuk melalui kerjasama pembangunan
yang lebih baik, untuk menyediakan sarana yang memadai
dan terjangkau bagi negara berkembang, khususnya negara
kurang berkembang untuk melaksanakan program dan
kebijakan mengakhiri kemiskinan di semua dimensi.

Pada tahun 2030, menghilangkan kelaparan dan menjamin 2.1.1*


akses bagi semua orang, khususnya orang miskin dan mereka
yang berada dalam kondisi rentan, termasuk bayi, terhadap
makanan yang aman, bergizi, dan cukup sepanjang tahun.
Pada tahun 2030, menghilangkan kelaparan dan menjamin 2.1.1.(a)
akses bagi semua orang, khususnya orang miskin dan mereka
yang berada dalam kondisi rentan, termasuk bayi, terhadap
makanan yang aman, bergizi, dan cukup sepanjang tahun.

Pada tahun 2030, menghilangkan kelaparan dan menjamin 2.1.2*


akses bagi semua orang, khususnya orang miskin dan mereka
yang berada dalam kondisi rentan, termasuk bayi, terhadap
makanan yang aman, bergizi, dan cukup sepanjang tahun.

Pada tahun 2030, menghilangkan kelaparan dan menjamin 2.1.2.(a)


akses bagi semua orang, khususnya orang miskin dan mereka
yang berada dalam kondisi rentan, termasuk bayi, terhadap
makanan yang aman, bergizi, dan cukup sepanjang tahun.

Pada tahun 2030, menghilangkan segala bentuk kekurangan 2.2.1*


gizi, termasuk pada tahun 2025 mencapai target yang
disepakati secara internasional untuk anak pendek dan kurus
di bawah usia 5 tahun, dan memenuhi kebutuhan gizi remaja
perempuan, ibu hamil dan menyusui, serta manula.

Pada tahun 2030, menghilangkan segala bentuk kekurangan 2.2.1.(a)


gizi, termasuk pada tahun 2025 mencapai target yang
disepakati secara internasional untuk anak pendek dan kurus
di bawah usia 5 tahun, dan memenuhi kebutuhan gizi remaja
perempuan, ibu hamil dan menyusui, serta manula.

Pada tahun 2030, menghilangkan segala bentuk kekurangan 2.2.2*


gizi, termasuk pada tahun 2025 mencapai target yang
disepakati secara internasional untuk anak pendek dan kurus
di bawah usia 5 tahun, dan memenuhi kebutuhan gizi remaja
perempuan, ibu hamil dan menyusui, serta manula.
Pada tahun 2030, menghilangkan segala bentuk kekurangan 2.2.2.(a)
gizi, termasuk pada tahun 2025 mencapai target yang
disepakati secara internasional untuk anak pendek dan kurus
di bawah usia 5 tahun, dan memenuhi kebutuhan gizi remaja
perempuan, ibu hamil dan menyusui, serta manula.

Pada tahun 2030, menghilangkan segala bentuk kekurangan 2.2.2.(b)


gizi, termasuk pada tahun 2025 mencapai target yang
disepakati secara internasional untuk anak pendek dan kurus
di bawah usia 5 tahun, dan memenuhi kebutuhan gizi remaja
perempuan, ibu hamil dan menyusui, serta manula.

Pada tahun 2030, menghilangkan segala bentuk kekurangan 2.2.2.(c)


gizi, termasuk pada tahun 2025 mencapai target yang
disepakati secara internasional untuk anak pendek dan kurus
di bawah usia 5 tahun, dan memenuhi kebutuhan gizi remaja
perempuan, ibu hamil dan menyusui, serta manula.

Pada tahun 2030, menggandakan produktivitas pertanian 2.3.1*


dan pendapatan produsen makanan skala kecil, khususnya
perempuan, masyarakat penduduk asli, keluarga petani,
penggembala dan nelayan, termasuk melalui akses yang
aman dan sama terhadap lahan, sumber daya produktif, dan
input lainnya, pengetahuan, jasa keuangan, pasar, dan
peluang nilai tambah, dan pekerjaan nonpertanian.

Pada tahun 2030, mengurangi rasio angka kematian ibu 3.1.1*


hingga kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup.
Pada tahun 2030, mengurangi rasio angka kematian ibu 3.1.2*
hingga kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup.

Pada tahun 2030, mengurangi rasio angka kematian ibu 3.1.2.(a)


hingga kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup.

Pada tahun 2030, mengakhiri kematian bayi baru lahir dan 3.2.1*
balita yang dapat dicegah, dengan seluruh negara berusaha
menurunkan Angka Kematian Neonatal setidaknya hingga 12
per 1000 KH (Kelahiran Hidup) dan Angka Kematian Balita 25
per 1000.

Pada tahun 2030, mengakhiri kematian bayi baru lahir dan 3.2.2*
balita yang dapat dicegah, dengan seluruh negara berusaha
menurunkan Angka Kematian Neonatal setidaknya hingga 12
per 1000 KH (Kelahiran Hidup) dan Angka Kematian Balita 25
per 1000.

Pada tahun 2030, mengakhiri kematian bayi baru lahir dan 3.2.2.(a)
balita yang dapat dicegah, dengan seluruh negara berusaha
menurunkan Angka Kematian Neonatal setidaknya hingga 12
per 1000 KH (Kelahiran Hidup) dan Angka Kematian Balita 25
per 1000.

Pada tahun 2030, mengakhiri kematian bayi baru lahir dan 3.2.2.(b)
balita yang dapat dicegah, dengan seluruh negara berusaha
menurunkan Angka Kematian Neonatal setidaknya hingga 12
per 1000 KH (Kelahiran Hidup) dan Angka Kematian Balita 25
per 1000.
Pada tahun 2030, mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, 3.3.1.(a)
malaria, dan penyakit tropis yang terabaikan, dan memerangi
hepatitis, penyakit bersumber air, serta penyakit menular
lainnya.

Pada tahun 2030, mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, 3.3.2.(a)


malaria, dan penyakit tropis yang terabaikan, dan memerangi
hepatitis, penyakit bersumber air, serta penyakit menular
lainnya.

Pada tahun 2030, mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, 3.3.3*


malaria, dan penyakit tropis yang terabaikan, dan memerangi
hepatitis, penyakit bersumber air, serta penyakit menular
lainnya.

Pada tahun 2030, mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, 3.3.3.(a)


malaria, dan penyakit tropis yang terabaikan, dan memerangi
hepatitis, penyakit bersumber air, serta penyakit menular
lainnya.

Pada tahun 2030, mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, 3.3.4.(a)


malaria, dan penyakit tropis yang terabaikan, dan memerangi
hepatitis, penyakit bersumber air, serta penyakit menular
lainnya.

Pada tahun 2030, mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, 3.3.5*


malaria, dan penyakit tropis yang terabaikan, dan memerangi
hepatitis, penyakit bersumber air, serta penyakit menular
lainnya.

Pada tahun 2030, mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, 3.3.5.(a)


malaria, dan penyakit tropis yang terabaikan, dan memerangi
hepatitis, penyakit bersumber air, serta penyakit menular
lainnya.

Pada tahun 2030, mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, 3.3.5.(b)


malaria, dan penyakit tropis yang terabaikan, dan memerangi
hepatitis, penyakit bersumber air, serta penyakit menular
lainnya.
Pada tahun 2030, mengurangi hingga sepertiga angka 3.4.1.(a)
kematian dini akibat penyakit tidak menular, melalui
pencegahan dan pengobatan, serta meningkatkan kesehatan
mental dan kesejahteraan.

Pada tahun 2030, mengurangi hingga sepertiga angka 3.4.1.(b)


kematian dini akibat penyakit tidak menular, melalui
pencegahan dan pengobatan, serta meningkatkan kesehatan
mental dan kesejahteraan.

Pada tahun 2030, mengurangi hingga sepertiga angka 3.4.1.(c)


kematian dini akibat penyakit tidak menular, melalui
pencegahan dan pengobatan, serta meningkatkan kesehatan
mental dan kesejahteraan.

Pada tahun 2030, mengurangi hingga sepertiga angka 3.4.2*


kematian dini akibat penyakit tidak menular, melalui
pencegahan dan pengobatan, serta meningkatkan kesehatan
mental dan kesejahteraan.

Pada tahun 2030, mengurangi hingga sepertiga angka 3.4.2.(a)


kematian dini akibat penyakit tidak menular, melalui
pencegahan dan pengobatan, serta meningkatkan kesehatan
mental dan kesejahteraan.

Memperkuat pencegahan dan pengobatan penyalahgunaan 3.5.1.(e)


zat, termasuk penyalahgunaan narkotika dan penggunaan
alkohol yang membahayakan.

Memperkuat pencegahan dan pengobatan penyalahgunaan 3.5.2*


zat, termasuk penyalahgunaan narkotika dan penggunaan
alkohol yang membahayakan.
Pada tahun 2030, menjamin akses universal terhadap 3.7.1*
layanan kesehatan seksual dan reproduksi, termasuk
keluarga berencana, informasi dan pendidikan, dan integrasi
kesehatan reproduksi ke dalam strategi dan program
nasional.

Pada tahun 2030, menjamin akses universal terhadap 3.7.1.(a)


layanan kesehatan seksual dan reproduksi, termasuk
keluarga berencana, informasi dan pendidikan, dan integrasi
kesehatan reproduksi ke dalam strategi dan program
nasional.

Pada tahun 2030, menjamin akses universal terhadap 3.7.1.(b)


layanan kesehatan seksual dan reproduksi, termasuk
keluarga berencana, informasi dan pendidikan, dan integrasi
kesehatan reproduksi ke dalam strategi dan program
nasional.

Pada tahun 2030, menjamin akses universal terhadap 3.7.2*


layanan kesehatan seksual dan reproduksi, termasuk
keluarga berencana, informasi dan pendidikan, dan integrasi
kesehatan reproduksi ke dalam strategi dan program
nasional.

Pada tahun 2030, menjamin akses universal terhadap 3.7.2.(a)


layanan kesehatan seksual dan reproduksi, termasuk
keluarga berencana, informasi dan pendidikan, dan integrasi
kesehatan reproduksi ke dalam strategi dan program
nasional.

Mencapai cakupan kesehatan universal, termasuk 3.8.1.(a)


perlindungan risiko keuangan, akses terhadap pelayanan
kesehatan dasar yang baik, dan akses terhadap obat- obatan
dan vaksin dasar yang aman, efektif, berkualitas, dan
terjangkau bagi semua orang.
Mencapai cakupan kesehatan universal, termasuk 3.8.2*
perlindungan risiko keuangan, akses terhadap pelayanan
kesehatan dasar yang baik, dan akses terhadap obat- obatan
dan vaksin dasar yang aman, efektif, berkualitas, dan
terjangkau bagi semua orang.

Mencapai cakupan kesehatan universal, termasuk 3.8.2.(a)


perlindungan risiko keuangan, akses terhadap pelayanan
kesehatan dasar yang baik, dan akses terhadap obat- obatan
dan vaksin dasar yang aman, efektif, berkualitas, dan
terjangkau bagi semua orang.

Pada tahun 2030, secara signifikan mengurangi jumlah 3.9.3.(a)


kematian dan kesakitan akibat bahan kimia berbahaya, serta
polusi dan kontaminasi udara, air, dan tanah.

Memperkuat pelaksanaan the Framework Convention on 3.a.1*


Tobacco Control WHO di seluruh negara sebagai langkah
yang tepat.

Mendukung penelitian dan pengembangan vaksin dan obat 3.b.1.(a)


penyakit menular dan tidak menular yang terutama
berpengaruh terhadap negara berkembang, menyediakan
akses terhadap obat dan vaksin dasar yang terjangkau, sesuai
the Doha Declaration tentang the TRIPS Agreement and
Public Health, yang menegaskan hak negara berkembang
untuk menggunakan secara penuh ketentuan dalam
Kesepakatan atas Aspek-Aspek Perdagangan dari Hak
Kekayaan Intelektual terkait keleluasaan untuk melindungi
kesehatan masyarakat, dan khususnya, menyediakan akses
obat bagi semua.

Meningkatkan secara signifikan pembiayaan kesehatan dan 3.c.1*


rekrutmen, pengembangan, pelatihan, dan retensi tenaga
kesehatan di negara berkembang, khususnya negara kurang
berkembang, dan negara berkembang pulau kecil.

Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua anak perempuan 4.1.1.(c)


dan laki-laki menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah
tanpa dipungut biaya, setara, dan berkualitas, yang
mengarah pada capaian pembelajaran yang relevan dan
efektif.
Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua anak perempuan 4.1.1.(f)
dan laki-laki menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah
tanpa dipungut biaya, setara, dan berkualitas, yang
mengarah pada capaian pembelajaran yang relevan dan
efektif.

Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua anak perempuan 4.1.1.(g)


dan laki-laki menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah
tanpa dipungut biaya, setara, dan berkualitas, yang
mengarah pada capaian pembelajaran yang relevan dan
efektif.

Pada tahun 2030, menjamin akses yang sama bagi semua 4.3.1.(a)
perempuan dan laki-laki, terhadap pendidikan teknik,
kejuruan dan pendidikan tinggi, termasuk universitas, yang
terjangkau dan berkualitas.

Pada tahun 2030, meningkatkan secara signifikan jumlah 4.4.1*


pemuda dan orang dewasa yang memiliki keterampilan yang
relevan, termasuk keterampilan teknik dan kejuruan, untuk
pekerjaan, pekerjaan yang layak dan kewirausahaan.

Pada tahun 2030, menghilangkan disparitas gender dalam 4.5.1*


pendidikan, dan menjamin akses yang sama untuk semua
tingkat pendidikan dan pelatihan kejuruan, bagi masyarakat
rentan termasuk penyandang cacat, masyarakat penduduk
asli, dan anak-anak dalam kondisi rentan.
Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua remaja dan 4.6.1.(a)
proporsi kelompok dewasa tertentu, baik laki-laki maupun
perempuan, memiliki kemampuan literasi dan numerasi.

Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua remaja dan 4.6.1.(b)


proporsi kelompok dewasa tertentu, baik laki-laki maupun
perempuan, memiliki kemampuan literasi dan numerasi.

Membangun dan meningkatkan fasilitas pendidikan yang 4.a.1*


ramah anak, ramah penyandang cacat dan gender, serta
menyediakan lingkungan belajar yang aman, anti kekerasan,
inklusif dan efektif bagi semua.

Pada tahun 2030, secara signifikan meningkatkan pasokan 4.c.1*


guru yang berkualitas, termasuk melalui kerjasama
internasional dalam pelatihan guru di negara berkembang,
terutama negara kurang berkembang, dan negara
berkembang kepulauan kecil.

Mengakhiri segala bentuk diskriminasi terhadap kaum 5.1.1*


perempuan dimanapun.

Menghapuskan segala bentuk kekerasan terhadap kaum 5.2.1*


perempuan di ruang publik dan pribadi, termasuk
perdagangan orang dan eksploitasi seksual, serta berbagai
jenis eksploitasi lainnya.
Menghapuskan segala bentuk kekerasan terhadap kaum 5.2.1.(a)
perempuan di ruang publik dan pribadi, termasuk
perdagangan orang dan eksploitasi seksual, serta berbagai
jenis eksploitasi lainnya.

Menghapuskan segala bentuk kekerasan terhadap kaum 5.2.2*


perempuan di ruang publik dan pribadi, termasuk
perdagangan orang dan eksploitasi seksual, serta berbagai
jenis eksploitasi lainnya.

Menghapuskan segala bentuk kekerasan terhadap kaum 5.2.2.(a)


perempuan di ruang publik dan pribadi, termasuk
perdagangan orang dan eksploitasi seksual, serta berbagai
jenis eksploitasi lainnya.

Menghapuskan semua praktik berbahaya, seperti 5.3.1*


perkawinan usia anak, perkawinan dini dan paksa, serta
sunat perempuan.

Menghapuskan semua praktik berbahaya, seperti 5.3.1.(a)


perkawinan usia anak, perkawinan dini dan paksa, serta
sunat perempuan.
Menghapuskan semua praktik berbahaya, seperti 5.3.1.(b)
perkawinan usia anak, perkawinan dini dan paksa, serta
sunat perempuan.

Menghapuskan semua praktik berbahaya, seperti 5.3.1.(c)


perkawinan usia anak, perkawinan dini dan paksa, serta
sunat perempuan.

Menjamin partisipasi penuh dan efektif, dan kesempatan 5.5.1*


yang sama bagi perempuan untuk memimpin di semua
tingkat pengambilan keputusan dalam kehidupan politik,
ekonomi, dan masyarakat.

Menjamin partisipasi penuh dan efektif, dan kesempatan 5.5.2*


yang sama bagi perempuan untuk memimpin di semua
tingkat pengambilan keputusan dalam kehidupan politik,
ekonomi, dan masyarakat.

Menjamin akses universal terhadap kesehatan seksual dan 5.6.1*


reproduksi, dan hak reproduksi seperti yang telah disepakati
sesuai dengan Programme of Action of the International
Conference on Population andDevelopment and the Beijing
Platform serta dokumen-dokumen hasil reviu dari konferensi-
konferensi tersebut.

Menjamin akses universal terhadap kesehatan seksual dan 5.6.1.(a)


reproduksi, dan hak reproduksi seperti yang telah disepakati
sesuai dengan Programme of Action of the International
Conference on Population andDevelopment and the Beijing
Platform serta dokumen-dokumen hasil reviu dari konferensi-
konferensi tersebut.
Menjamin akses universal terhadap kesehatan seksual dan 5.6.1.(b)
reproduksi, dan hak reproduksi seperti yang telah disepakati
sesuai dengan Programme of Action of the International
Conference on Population andDevelopment and the Beijing
Platform serta dokumen-dokumen hasil reviu dari konferensi-
konferensi tersebut.

Meningkatkan penggunaan teknologi yang memampukan, 5.b.1*


khususnya teknologi informasi dan komunikasi untuk
meningkatkan pemberdayaan perempuan.

Pada tahun 2030, mencapai akses universal dan merata 6.1.1.(a)


terhadap air minum yang aman dan terjangkau bagi semua.

Pada tahun 2030, mencapai akses universal dan merata 6.1.1.(b)


terhadap air minum yang aman dan terjangkau bagi semua.

Pada tahun 2030, mencapai akses universal dan merata 6.1.1.(c)


terhadap air minum yang aman dan terjangkau bagi semua.
Pada tahun 2030, mencapai akses terhadap sanitasi dan 6.2.1.(a)
kebersihan yang memadai dan merata bagi semua, dan
menghentikan praktik buang air besar di tempat terbuka,
memberikan perhatian khusus pada kebutuhan kaum
perempuan, serta kelompok masyarakat rentan.

Pada tahun 2030, mencapai akses terhadap sanitasi dan 6.2.1.(b)


kebersihan yang memadai dan merata bagi semua, dan
menghentikan praktik buang air besar di tempat terbuka,
memberikan perhatian khusus pada kebutuhan kaum
perempuan, serta kelompok masyarakat rentan.

Pada tahun 2030, mencapai akses terhadap sanitasi dan 6.2.1.(c)


kebersihan yang memadai dan merata bagi semua, dan
menghentikan praktik buang air besar di tempat terbuka,
memberikan perhatian khusus pada kebutuhan kaum
perempuan, serta kelompok masyarakat rentan.

Pada tahun 2030, mencapai akses terhadap sanitasi dan 6.2.1.(d)


kebersihan yang memadai dan merata bagi semua, dan
menghentikan praktik buang air besar di tempat terbuka,
memberikan perhatian khusus pada kebutuhan kaum
perempuan, serta kelompok masyarakat rentan.

Pada tahun 2030, mencapai akses terhadap sanitasi dan 6.2.1.(e)


kebersihan yang memadai dan merata bagi semua, dan
menghentikan praktik buang air besar di tempat terbuka,
memberikan perhatian khusus pada kebutuhan kaum
perempuan, serta kelompok masyarakat rentan.

Pada tahun 2030, mencapai akses terhadap sanitasi dan 6.2.1.(f)


kebersihan yang memadai dan merata bagi semua, dan
menghentikan praktik buang air besar di tempat terbuka,
memberikan perhatian khusus pada kebutuhan kaum
perempuan, serta kelompok masyarakat rentan.
Pada tahun 2030, meningkatkan kualitas air dengan 6.3.1.(a)
mengurangi polusi, menghilangkan pembuangan, dan
meminimalkan pelepasan material dan bahan kimia
berbahaya, mengurangi setengah proporsi air limbah yang
tidak diolah, dan secara signifikan meningkatkan daur ulang,
serta penggunaan kembali barang daur ulang yang aman
secara global.

Pada tahun 2030, meningkatkan kualitas air dengan 6.3.2.(a)


mengurangi polusi, menghilangkan pembuangan, dan
meminimalkan pelepasan material dan bahan kimia
berbahaya, mengurangi setengah proporsi air limbah yang
tidak diolah, dan secara signifikan meningkatkan daur ulang,
serta penggunaan kembali barang daur ulang yang aman
secara global.

Pada tahun 2030, meningkatkan kualitas air dengan 6.3.2.(b)


mengurangi polusi, menghilangkan pembuangan, dan
meminimalkan pelepasan material dan bahan kimia
berbahaya, mengurangi setengah proporsi air limbah yang
tidak diolah, dan secara signifikan meningkatkan daur ulang,
serta penggunaan kembali barang daur ulang yang aman
secara global.

Pada tahun 2030, secara signifikan meningkatkan efisiensi 6.4.1.(a)


penggunaan air di semua sektor, dan menjamin penggunaan
dan pasokan air tawar yang berkelanjutan untuk mengatasi
kelangkaan air, dan secara signifikan mengurangi jumlah
orang yang menderita akibat kelangkaan air.
Pada tahun 2030, secara signifikan meningkatkan efisiensi 6.4.1.(b)
penggunaan air di semua sektor, dan menjamin penggunaan
dan pasokan air tawar yang berkelanjutan untuk mengatasi
kelangkaan air, dan secara signifikan mengurangi jumlah
orang yang menderita akibat kelangkaan air.

Pada tahun 2030, menerapkan pengelolaan sumber daya air 6.5.1.(a)


terpadu di semua tingkatan, termasuk melalui kerjasama
lintas batas yang tepat.

Pada tahun 2030, menerapkan pengelolaan sumber daya air 6.5.1.(c)


terpadu di semua tingkatan, termasuk melalui kerjasama
lintas batas yang tepat.
Pada tahun 2030, menerapkan pengelolaan sumber daya air 6.5.1.(e)
terpadu di semua tingkatan, termasuk melalui kerjasama
lintas batas yang tepat.

Pada tahun 2030, menerapkan pengelolaan sumber daya air 6.5.1.(f)


terpadu di semua tingkatan, termasuk melalui kerjasama
lintas batas yang tepat.
Pada tahun 2030, menerapkan pengelolaan sumber daya air 6.5.1.(g)
terpadu di semua tingkatan, termasuk melalui kerjasama
lintas batas yang tepat.

Pada tahun 2020, melindungi dan merestorasi ekosistem 6.6.1.(d)


terkait sumber daya air, termasuk pegunungan, hutan, lahan
basah, sungai, air tanah, dan danau.

Pada tahun 2020, melindungi dan merestorasi ekosistem 6.6.1.(e)


terkait sumber daya air, termasuk pegunungan, hutan, lahan
basah, sungai, air tanah, dan danau.
Pada tahun 2030, menjamin akses universal layanan energi 7.1.1*
yang terjangkau, andal dan modern.

Pada tahun 2030, menjamin akses universal layanan energi 7.1.1.(a)


yang terjangkau, andal dan modern.

Pada tahun 2030, menjamin akses universal layanan energi 7.1.2.(a)


yang terjangkau, andal dan modern.

Pada tahun 2030, menjamin akses universal layanan energi 7.1.2.(b)


yang terjangkau, andal dan modern.

Pada tahun 2030, meningkat secara substansial pangsa 7.2.1*


energi terbarukan dalam bauran energi global.

Pada tahun 2030, melakukan perbaikan efisiensi energi di 7.3.1*


tingkat global sebanyak dua kali lipat.

Mempertahankan pertumbuhan ekonomi per kapita sesuai 8.1.1*


dengan kondisi nasional dan, khususnya, setidaknya 7 persen
pertumbuhan produk domestik bruto per tahun di negara
kurang berkembang.

Mempertahankan pertumbuhan ekonomi per kapita sesuai 8.1.1.(a)


dengan kondisi nasional dan, khususnya, setidaknya 7 persen
pertumbuhan produk domestik bruto per tahun di negara
kurang berkembang.
Mencapai tingkat produktivitas ekonomi yang lebih tinggi, 8.2.1*
melalui diversifikasi, peningkatan dan inovasi teknologi,
termasuk melalui fokus pada sektor yang memberi nilai
tambah tinggi dan padat karya.

Menggalakkan kebijakan pembangunan yang mendukung 8.3.1*


kegiatan produktif, penciptaan lapangan kerja layak,
kewirausahaan, kreativitas dan inovasi, dan mendorong
formalisasi dan pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan
menengah, termasuk melalui akses terhadap jasa keuangan.

Menggalakkan kebijakan pembangunan yang mendukung 8.3.1.(a)


kegiatan produktif, penciptaan lapangan kerja layak,
kewirausahaan, kreativitas dan inovasi, dan mendorong
formalisasi dan pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan
menengah, termasuk melalui akses terhadap jasa keuangan.

Menggalakkan kebijakan pembangunan yang mendukung 8.3.1.(b)


kegiatan produktif, penciptaan lapangan kerja layak,
kewirausahaan, kreativitas dan inovasi, dan mendorong
formalisasi dan pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan
menengah, termasuk melalui akses terhadap jasa keuangan.

Menggalakkan kebijakan pembangunan yang mendukung 8.3.1.(c)


kegiatan produktif, penciptaan lapangan kerja layak,
kewirausahaan, kreativitas dan inovasi, dan mendorong
formalisasi dan pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan
menengah, termasuk melalui akses terhadap jasa keuangan.

Pada tahun 2030, mencapai pekerjaan tetap dan produktif 8.5.1*


dan pekerjaan yang layak bagi semua perempuan dan laki-
laki, termasuk bagi pemuda dan penyandang difabilitas, dan
upah yang sama untuk pekerjaan yang sama nilainya.

Pada tahun 2030, mencapai pekerjaan tetap dan produktif 8.5.2*


dan pekerjaan yang layak bagi semua perempuan dan laki-
laki, termasuk bagi pemuda dan penyandang difabilitas, dan
upah yang sama untuk pekerjaan yang sama nilainya.
Pada tahun 2030, mencapai pekerjaan tetap dan produktif 8.5.2.(a)
dan pekerjaan yang layak bagi semua perempuan dan laki-
laki, termasuk bagi pemuda dan penyandang difabilitas, dan
upah yang sama untuk pekerjaan yang sama nilainya.

Pada tahun 2020, secara substansial mengurangi proporsi 8.6.1*


usia muda yang tidak bekerja, tidak menempuh pendidikan
atau pelatihan.

Pada tahun 2030, menyusun dan melaksanakan kebijakan 8.9.1*


untuk mempromosikan pariwisata berkelanjutan yang
menciptakan lapangan kerja dan mempromosikan budaya
dan produk lokal.

Pada tahun 2030, menyusun dan melaksanakan kebijakan 8.9.1.(a)


untuk mempromosikan pariwisata berkelanjutan yang
menciptakan lapangan kerja dan mempromosikan budaya
dan produk lokal.

Pada tahun 2030, menyusun dan melaksanakan kebijakan 8.9.1.(b)


untuk mempromosikan pariwisata berkelanjutan yang
menciptakan lapangan kerja dan mempromosikan budaya
dan produk lokal.

Pada tahun 2030, menyusun dan melaksanakan kebijakan 8.9.1.(c)


untuk mempromosikan pariwisata berkelanjutan yang
menciptakan lapangan kerja dan mempromosikan budaya
dan produk lokal.

Pada tahun 2030, menyusun dan melaksanakan kebijakan 8.9.2*


untuk mempromosikan pariwisata berkelanjutan yang
menciptakan lapangan kerja dan mempromosikan budaya
dan produk lokal.
Memperkuat kapasitas lembaga keuangan domestik untuk 8.10.1*
mendorong dan memperluas akses terhadap perbankan,
asuransi dan jasa keuangan bagi semua.

Memperkuat kapasitas lembaga keuangan domestik untuk 8.10.1.(a)


mendorong dan memperluas akses terhadap perbankan,
asuransi dan jasa keuangan bagi semua.

Memperkuat kapasitas lembaga keuangan domestik untuk 8.10.1.(b)


mendorong dan memperluas akses terhadap perbankan,
asuransi dan jasa keuangan bagi semua.

Mengembangkan infrastruktur yang berkualitas, andal, 9.1.1.(b)


berkelanjutan dan tangguh, termasuk infrastruktur regional
dan lintas batas, untuk mendukung pembangunan ekonomi
dan kesejahteraan manusia, dengan fokus pada akses yang
terjangkau dan merata bagi semua.

Mengembangkan infrastruktur yang berkualitas, andal, 9.1.1.(c)


berkelanjutan dan tangguh, termasuk infrastruktur regional
dan lintas batas, untuk mendukung pembangunan ekonomi
dan kesejahteraan manusia, dengan fokus pada akses yang
terjangkau dan merata bagi semua.

Mengembangkan infrastruktur yang berkualitas, andal, 9.1.2.(b)


berkelanjutan dan tangguh, termasuk infrastruktur regional
dan lintas batas, untuk mendukung pembangunan ekonomi
dan kesejahteraan manusia, dengan fokus pada akses yang
terjangkau dan merata bagi semua.

Mengembangkan infrastruktur yang berkualitas, andal, 9.1.2.(c)


berkelanjutan dan tangguh, termasuk infrastruktur regional
dan lintas batas, untuk mendukung pembangunan ekonomi
dan kesejahteraan manusia, dengan fokus pada akses yang
terjangkau dan merata bagi semua.
Mempromosikan industrialisasi inklusif dan berkelanjutan, 9.2.1*
dan pada tahun 2030, secara signifikan meningkatkan
proporsi industri dalam lapangan kerja dan produk domestik
bruto, sejalan dengan kondisi nasional, dan meningkatkan
dua kali lipat proporsinya di negara kurang berkembang.

Mempromosikan industrialisasi inklusif dan berkelanjutan, 9.2.1.(a)


dan pada tahun 2030, secara signifikan meningkatkan
proporsi industri dalam lapangan kerja dan produk domestik
bruto, sejalan dengan kondisi nasional, dan meningkatkan
dua kali lipat proporsinya di negara kurang berkembang.

Mempromosikan industrialisasi inklusif dan berkelanjutan, 9.2.2*


dan pada tahun 2030, secara signifikan meningkatkan
proporsi industri dalam lapangan kerja dan produk domestik
bruto, sejalan dengan kondisi nasional, dan meningkatkan
dua kali lipat proporsinya di negara kurang berkembang.

Meningkatkan akses industri dan perusahaan skala kecil, 9.3.1*


khususnya di negara berkembang, terhadap jasa keuangan,
termasuk kredit terjangkau, dan mengintegrasikan ke dalam
rantai nilai dan pasar.

Meningkatkan akses industri dan perusahaan skala kecil, 9.3.2*


khususnya di negara berkembang, terhadap jasa keuangan,
termasuk kredit terjangkau, dan mengintegrasikan ke dalam
rantai nilai dan pasar.

Pada tahun 2030, meningkatkan infrastruktur dan retrofit 9.4.1*


industri agar dapat berkelanjutan, dengan peningkatan
efisiensi penggunaan sumberdaya dan adopsi yang lebih baik
dari teknologi dan proses industri bersih dan ramah
lingkungan, yang dilaksanakan semua negara sesuai
kemampuan masing-masing.

Pada tahun 2030, meningkatkan infrastruktur dan retrofit 9.4.1(a)


industri agar dapat berkelanjutan, dengan peningkatan
efisiensi penggunaan sumberdaya dan adopsi yang lebih baik
dari teknologi dan proses industri bersih dan ramah
lingkungan, yang dilaksanakan semua negara sesuai
kemampuan masing-masing.
Memperkuat riset ilmiah, meningkatkan kapabilitas teknologi 9.5.1*
sektor industri di semua negara, terutama negara-negara
berkembang, termasuk pada tahun 2030, mendorong inovasi
dan secara substansial meningkatkan jumlah pekerja
penelitian dan pengembangan per 1 juta orang dan
meningkatkan pembelanjaan publik dan swasta untuk
penelitian dan pengembangan.

Secara signifikan meningkatkan akses terhadap teknologi 9.c.1*


informasi dan komunikasi, dan mengusahakan penyediaan
akses universal dan terjangkau internet di negara-negara
kurang berkembang pada tahun 2020.

Secara signifikan meningkatkan akses terhadap teknologi 9.c.1.(a)


informasi dan komunikasi, dan mengusahakan penyediaan
akses universal dan terjangkau internet di negara-negara
kurang berkembang pada tahun 2020.

Secara signifikan meningkatkan akses terhadap teknologi 9.c.1.(b)


informasi dan komunikasi, dan mengusahakan penyediaan
akses universal dan terjangkau internet di negara-negara
kurang berkembang pada tahun 2020.

Pada tahun 2030, secara progresif mencapai dan 10.1.1*


mempertahankan pertumbuhan pendapatan penduduk yang
berada di bawah 40% dari populasi pada tingkat yang lebih
tinggi dari rata-rata nasional.

Pada tahun 2030, secara progresif mencapai dan 10.1.1.(a)


mempertahankan pertumbuhan pendapatan penduduk yang
berada di bawah 40% dari populasi pada tingkat yang lebih
tinggi dari rata-rata nasional.

Pada tahun 2030, secara progresif mencapai dan 10.1.1.(b)


mempertahankan pertumbuhan pendapatan penduduk yang
berada di bawah 40% dari populasi pada tingkat yang lebih
tinggi dari rata-rata nasional.

Pada tahun 2030, secara progresif mencapai dan 10.1.1.(e)


mempertahankan pertumbuhan pendapatan penduduk yang
berada di bawah 40% dari populasi pada tingkat yang lebih
tinggi dari rata-rata nasional.
Pada tahun 2030, secara progresif mencapai dan 10.1.1.(f)
mempertahankan pertumbuhan pendapatan penduduk yang
berada di bawah 40% dari populasi pada tingkat yang lebih
tinggi dari rata-rata nasional.

Pada tahun 2030, memberdayakan dan meningkatkan inklusi 10.2.1*


sosial, ekonomi dan politik bagi semua, terlepas dari usia,
jenis kelamin, difabilitas, ras, suku, asal, agama atau
kemampuan ekonomi atau status lainnya.

Menjamin kesempatan yang sama dan mengurangi 10.3.1.(a)


kesenjangan hasil, termasuk dengan menghapus hukum,
kebijakan dan praktik yang diskriminatif, dan
mempromosikan legislasi, kebijakan dan tindakan yang tepat
terkait legislasi dan kebijakan tersebut.

Menjamin kesempatan yang sama dan mengurangi 10.3.1.(d)


kesenjangan hasil, termasuk dengan menghapus hukum,
kebijakan dan praktik yang diskriminatif, dan
mempromosikan legislasi, kebijakan dan tindakan yang tepat
terkait legislasi dan kebijakan tersebut.

Mengadopsi kebijakan, terutama kebijakan fiskal, upah dan 10.4.1.(b)


perlindungan sosial, serta secara progresif mencapai
kesetaraan yang lebih besar.

Pada tahun 2030, menjamin akses bagi semua terhadap 11.1.1.(b)


perumahan yang layak, aman, terjangkau, dan pelayanan
dasar, serta menata kawasan kumuh.
Pada tahun 2030, menjamin akses bagi semua terhadap 11.1.1.(c)
perumahan yang layak, aman, terjangkau, dan pelayanan
dasar, serta menata kawasan kumuh.

Pada tahun 2030, menyediakan akses terhadap sistem 11.2.1.(a)


transportasi yang aman, terjangkau, mudah diakses dan
berkelanjutan untuk semua, meningkatkan keselamatan lalu
lintas, terutama dengan memperluas jangkauan transportasi
umum, dengan memberi perhatian khusus pada kebutuhan
mereka yang berada dalam situasi rentan, perempuan, anak,
penyandang difabilitas dan orang tua.

Pada tahun 2030, menyediakan akses terhadap sistem 11.2.1.(b)


transportasi yang aman, terjangkau, mudah diakses dan
berkelanjutan untuk semua, meningkatkan keselamatan lalu
lintas, terutama dengan memperluas jangkauan transportasi
umum, dengan memberi perhatian khusus pada kebutuhan
mereka yang berada dalam situasi rentan, perempuan, anak,
penyandang difabilitas dan orang tua.

Pada tahun 2030, memperkuat urbanisasi yang inklusif dan 11.3.1.(a)


berkelanjutan serta kapasitas partisipasi, perencanaan
penanganan permukiman yang berkelanjutan dan
terintegrasi di semua negara.
Pada tahun 2030, memperkuat urbanisasi yang inklusif dan 11.3.1.(b)
berkelanjutan serta kapasitas partisipasi, perencanaan
penanganan permukiman yang berkelanjutan dan
terintegrasi di semua negara.

Pada tahun 2030, memperkuat urbanisasi yang inklusif dan 11.3.2.(a)


berkelanjutan serta kapasitas partisipasi, perencanaan
penanganan permukiman yang berkelanjutan dan
terintegrasi di semua negara.

Pada tahun 2030, memperkuat urbanisasi yang inklusif dan 11.3.2.(b)


berkelanjutan serta kapasitas partisipasi, perencanaan
penanganan permukiman yang berkelanjutan dan
terintegrasi di semua negara.

Mempromosikan dan menjaga warisan budaya dunia dan 11.4.1.(a)


warisan alam dunia.

Pada tahun 2030, secara signifikan mengurangi jumlah 11.5.1*


kematian dan jumlah orang terdampak, dan secara
substansial mengurangi kerugian ekonomi relatif terhadap
PDB global yang disebabkan oleh bencana, dengan fokus
melindungi orang miskin dan orang-orang dalam situasi
rentan.
Pada tahun 2030, secara signifikan mengurangi jumlah 11.5.1.(a)
kematian dan jumlah orang terdampak, dan secara
substansial mengurangi kerugian ekonomi relatif terhadap
PDB global yang disebabkan oleh bencana, dengan fokus
melindungi orang miskin dan orang-orang dalam situasi
rentan.

Pada tahun 2030, secara signifikan mengurangi jumlah 11.5.1.(b)


kematian dan jumlah orang terdampak, dan secara
substansial mengurangi kerugian ekonomi relatif terhadap
PDB global yang disebabkan oleh bencana, dengan fokus
melindungi orang miskin dan orang-orang dalam situasi
rentan.

Pada tahun 2030, secara signifikan mengurangi jumlah 11.5.1.(c)


kematian dan jumlah orang terdampak, dan secara
substansial mengurangi kerugian ekonomi relatif terhadap
PDB global yang disebabkan oleh bencana, dengan fokus
melindungi orang miskin dan orang-orang dalam situasi
rentan.

Pada tahun 2030, secara signifikan mengurangi jumlah 11.5.2.(a)


kematian dan jumlah orang terdampak, dan secara
substansial mengurangi kerugian ekonomi relatif terhadap
PDB global yang disebabkan oleh bencana, dengan fokus
melindungi orang miskin dan orang-orang dalam situasi
rentan.

Pada tahun 2030, mengurangi dampak lingkungan perkotaan 11.6.1.(a)


per kapita yang merugikan, termasuk dengan memberi
perhatian khusus pada kualitas udara, termasuk penanganan
sampah kota.
Pada tahun 2030, mengurangi dampak lingkungan perkotaan 11.6.1.(b)
per kapita yang merugikan, termasuk dengan memberi
perhatian khusus pada kualitas udara, termasuk penanganan
sampah kota.

Pada tahun 2030, menyediakan ruang publik dan ruang 11.7.1.(a)


terbuka hijau yang aman, inklusif dan mudah dijangkau
terutama untuk perempuan dan anak, manula dan
penyandang difabilitas.

Pada tahun 2020, meningkatkan secara substansial jumlah 11.b.2*


kota dan permukiman yang mengadopsi dan
mengimplementasi kebijakan dan perencanaan yang
terintegrasi tentang penyertaan, efisiensi sumber daya,
mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim, ketahanan
terhadap bencana, serta mengembangkan dan
mengimplementasikan penanganan holistik risiko bencana di
semua lini, sesuai dengan the Sendai Framework for Disaster
Risk Reduction 2015-2030.

Pada tahun 2020 mencapai pengelolaan bahan kimia dan 12.4.2.(a)


semua jenis limbah yang ramah lingkungan, di sepanjang
siklus hidupnya, sesuai kerangka kerja internasional yang
disepakati dan secara signifikan mengurangi pencemaran
bahan kimia dan limbah tersebut ke udara, air, dan tanah
untuk meminimalkan dampak buruk terhadap kesehatan
manusia dan lingkungan.
Pada tahun 2030, secara substansial mengurangi produksi 12.5.1.(a)
limbah melalui pencegahan, pengurangan, daur ulang, dan
penggunaan kembali.

Mendorong perusahaan, terutama perusahaan besar dan 12.6.1.(a)


transnasional, untuk mengadopsi praktek-praktek
berkelanjutan dan mengintegrasikan informasi keberlanjutan
dalam siklus pelaporan mereka.

Mempromosikan praktek pengadaan publik yang 12.7.1.(a)


berkelanjutan, sesuai dengan kebijakan dan prioritas
nasional.

Pada tahun 2030, menjamin bahwa masyarakat di mana pun 12.8.1.(a)


memiliki informasi yang relevan dan kesadaran terhadap
pembangunan berkelanjutan dan gaya hidup yang selaras
dengan alam.

Memperkuat kapasitas ketahanan dan adaptasi terhadap 13.1.1*


bahaya terkait iklim dan bencana alam di semua negara.
Memperkuat kapasitas ketahanan dan adaptasi terhadap 13.1.2*
bahaya terkait iklim dan bencana alam di semua negara.

Mengintegrasikan tindakan antisipasi perubahan iklim ke 13.2.1.(a)


dalam kebijakan, strategi dan perencanaan nasional.

Pada tahun 2020, mengelola dan melindungi ekosistem laut 14.2.1.(b)


dan pesisir secara berkelanjutan untuk menghindari dampak
buruk yang signifikan, termasuk dengan memperkuat
ketahanannya, dan melakukan restorasi untuk mewujudkan
lautan yang sehat dan produktif.
Pada tahun 2020, melarang bentuk-bentuk subsidi perikanan 14.6.1.(a)
tertentu yang berkontribusi terhadap kelebihan kapasitas
dan penangkapan ikan berlebihan, menghilangkan subsidi
yang berkontribusi terhadap penangkapan ikan ilegal, yang
tidak dilaporkan dan tidak diatur dan menahan jenis subsidi
baru, dengan mengakui bahwa perlakuan khusus dan
berbeda yang tepat dan efektif untuk negara berkembang
dan negara kurang berkembang harus menjadi bagian
integral dari negosiasi subsidi perikanan pada the World
Trade Organization.

Menyediakan akses untuk nelayan skala kecil (small-scale 14.b.1*


artisanal fishers) terhadap sumber daya laut dan pasar.

Menyediakan akses untuk nelayan skala kecil (small-scale 14.b.1.(a)


artisanal fishers) terhadap sumber daya laut dan pasar.

Menyediakan akses untuk nelayan skala kecil (small-scale 14.b.1.(b)


artisanal fishers) terhadap sumber daya laut dan pasar.
Pada tahun 2020, menjamin pelestarian, restorasi dan 15.1.1.(a)
pemanfaatan berkelanjutan dari ekosistem daratan dan
perairan darat serta jasa lingkungannya, khususnya ekosistem
hutan, lahan basah, pegunungan dan lahan kering, sejalan
dengan kewajiban berdasarkan perjanjian internasional.

Pada tahun 2020, meningkatkan pelaksanaan pengelolaan 15.2.1.(a)


semua jenis hutan secara berkelanjutan, menghentikan
deforestasi, merestorasi hutan yang terdegradasi dan
meningkatkan secara signifikan forestasi dan reforestasi
secara global.

Pada tahun 2020, meningkatkan pelaksanaan pengelolaan 15.2.1.(b)


semua jenis hutan secara berkelanjutan, menghentikan
deforestasi, merestorasi hutan yang terdegradasi dan
meningkatkan secara signifikan forestasi dan reforestasi
secara global.

Pada tahun 2020, meningkatkan pelaksanaan pengelolaan 15.2.1.(d)


semua jenis hutan secara berkelanjutan, menghentikan
deforestasi, merestorasi hutan yang terdegradasi dan
meningkatkan secara signifikan forestasi dan reforestasi
secara global.
Pada tahun 2020, menghentikan penggurunan, memulihkan 15.3.1.(a)
lahan dan tanah kritis, termasuk lahan yang terkena
penggurunan, kekeringan dan banjir, dan berusaha mencapai
dunia yang bebas dari lahan terdegradasi.

Meningkatkan pembagian keuntungan yang adil dan merata 15.6.1*


dari pemanfaatan sumber daya genetik, dan meningkatkan
akses yang tepat terhadap sumber daya tersebut, sesuai
kesepakatan internasional.

Pada tahun 2020, mengintegrasikan nilai-nilai ekosistem dan 15.9.1.(a)


keanekaragaman hayati ke dalam perencanaan nasional dan
daerah, proses pembangunan, strategi dan penganggaran
pengurangan kemiskinan.

Secara signifikan mengurangi segala bentuk kekerasan dan 16.1.1.(a)


terkait angka kematian dimanapun.
Secara signifikan mengurangi segala bentuk kekerasan dan 16.1.2.(a)
terkait angka kematian dimanapun.

Secara signifikan mengurangi segala bentuk kekerasan dan 16.1.3.(a)


terkait angka kematian dimanapun.

Secara signifikan mengurangi segala bentuk kekerasan dan 16.1.4*


terkait angka kematian dimanapun.

Menghentikan perlakuan kejam, eksploitasi, perdagangan, 16.2.1.(a)


dan segala bentuk kekerasan dan penyiksaan terhadap anak.
Menghentikan perlakuan kejam, eksploitasi, perdagangan, 16.2.1.(b)
dan segala bentuk kekerasan dan penyiksaan terhadap anak.

Menghentikan perlakuan kejam, eksploitasi, perdagangan, 16.2.3.(a)


dan segala bentuk kekerasan dan penyiksaan terhadap anak.

Secara substansial mengurangi korupsi dan penyuapan dalam 16.5.1.(a)


segala bentuknya.

Mengembangkan lembaga yang efektif, akuntabel, dan 16.6.1*


transparan di semua tingkat.
Mengembangkan lembaga yang efektif, akuntabel, dan 16.6.1.(a)
transparan di semua tingkat.

Mengembangkan lembaga yang efektif, akuntabel, dan 16.6.1.(b)


transparan di semua tingkat.

Mengembangkan lembaga yang efektif, akuntabel, dan 16.6.1.(c)


transparan di semua tingkat.
Mengembangkan lembaga yang efektif, akuntabel, dan 16.6.1.(d)
transparan di semua tingkat.

Mengembangkan lembaga yang efektif, akuntabel, dan 16.6.2.(a)


transparan di semua tingkat.

Menjamin pengambilan keputusan yang responsif, inklusif, 16.7.1.(a)


partisipatif dan representatif di setiap tingkatan.

Menjamin pengambilan keputusan yang responsif, inklusif, 16.7.1.(b)


partisipatif dan representatif di setiap tingkatan.
Menjamin akses publik terhadap informasi dan melindungi 16.10.2.(c)
kebebasan mendasar, sesuai dengan peraturan nasional dan
kesepakatan internasional.

Menggalakkan dan menegakkan undang-undang dan 16.b.1.(a)


kebijakan yang tidak diskriminatif untuk pembangunan
berkelanjutan.

Memperkuat mobilisasi sumber daya domestik, termasuk 17.1.1*


melalui dukungan internasional kepada negara berkembang,
untuk meningkatkan kapasitas lokal bagi pengumpulan pajak
dan pendapatan lainnya.

Memperkuat mobilisasi sumber daya domestik, termasuk 17.1.1.(a)


melalui dukungan internasional kepada negara berkembang,
untuk meningkatkan kapasitas lokal bagi pengumpulan pajak
dan pendapatan lainnya.

Memperkuat mobilisasi sumber daya domestik, termasuk 17.1.2*


melalui dukungan internasional kepada negara berkembang,
untuk meningkatkan kapasitas lokal bagi pengumpulan pajak
dan pendapatan lainnya.
Meningkatkan kerjasama Utara-Selatan, Selatan-Selatan dan 17.6.2.(b)
kerjasama triangular secara regional dan internasional terkait
dan akses terhadap sains, teknologi dan inovasi, dan
meningkatkan berbagi pengetahuan berdasar kesepakatan
timbal balik, termasuk melalui koordinasi yang lebih baik
antara mekanisme yang telah ada, khususnya di tingkat
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dan melalui mekanisme
fasilitasi teknologi global.

Meningkatkan kerjasama Utara-Selatan, Selatan-Selatan dan 17.6.2.(c)


kerjasama triangular secara regional dan internasional terkait
dan akses terhadap sains, teknologi dan inovasi, dan
meningkatkan berbagi pengetahuan berdasar kesepakatan
timbal balik, termasuk melalui koordinasi yang lebih baik
antara mekanisme yang telah ada, khususnya di tingkat
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dan melalui mekanisme
fasilitasi teknologi global.

Mengoperasionalisasikan secara penuh bank teknologi dan 17.8.1*


sains, mekanisme pembangunan kapasitas teknologi dan
inovasi untuk negara kurang berkembang pada tahun 2017
dan meningkatkan penggunaan teknologi yang
memampukan, khususnya teknologi informasi dan
komunikasi.
Mengoperasionalisasikan secara penuh bank teknologi dan 17.8.1.(a)
sains, mekanisme pembangunan kapasitas teknologi dan
inovasi untuk negara kurang berkembang pada tahun 2017
dan meningkatkan penggunaan teknologi yang
memampukan, khususnya teknologi informasi dan
komunikasi.

Mendorong dan meningkatkan kerjasama pemerintah-swasta 17.17.1.(a)


dan masyarakat sipil yang efektif, berdasarkan pengalaman
dan bersumber pada strategi kerjasama.

Mendorong dan meningkatkan kerjasama pemerintah-swasta 17.17.1.(b)


dan masyarakat sipil yang efektif, berdasarkan pengalaman
dan bersumber pada strategi kerjasama.

Pada tahun 2020, meningkatkan dukungan pengembangan 17.18.1.(a)


kapasitas untuk negara berkembang, termasuk negara kurang
berkembang dan negara berkembang pulau kecil, untuk
meningkatkan secara signifikan ketersediaan data berkualitas
tinggi, tepat waktu dan dapat dipercaya, yang terpilah
berdasarkan pendapatan, gender, umur, ras, etnis, status
migrasi, difabilitas, lokasi geografis dan karakteristik lainnya
yang relevan dengan konteks nasional.
Pada tahun 2020, meningkatkan dukungan pengembangan 17.18.1.(b)
kapasitas untuk negara berkembang, termasuk negara kurang
berkembang dan negara berkembang pulau kecil, untuk
meningkatkan secara signifikan ketersediaan data berkualitas
tinggi, tepat waktu dan dapat dipercaya, yang terpilah
berdasarkan pendapatan, gender, umur, ras, etnis, status
migrasi, difabilitas, lokasi geografis dan karakteristik lainnya
yang relevan dengan konteks nasional.

Pada tahun 2020, meningkatkan dukungan pengembangan 17.18.1.(c)


kapasitas untuk negara berkembang, termasuk negara kurang
berkembang dan negara berkembang pulau kecil, untuk
meningkatkan secara signifikan ketersediaan data berkualitas
tinggi, tepat waktu dan dapat dipercaya, yang terpilah
berdasarkan pendapatan, gender, umur, ras, etnis, status
migrasi, difabilitas, lokasi geografis dan karakteristik lainnya
yang relevan dengan konteks nasional.

Pada tahun 2020, meningkatkan dukungan pengembangan 17.18.1.(d)


kapasitas untuk negara berkembang, termasuk negara kurang
berkembang dan negara berkembang pulau kecil, untuk
meningkatkan secara signifikan ketersediaan data berkualitas
tinggi, tepat waktu dan dapat dipercaya, yang terpilah
berdasarkan pendapatan, gender, umur, ras, etnis, status
migrasi, difabilitas, lokasi geografis dan karakteristik lainnya
yang relevan dengan konteks nasional.

Pada tahun 2030, mengandalkan inisiatif yang sudah ada, 17.19.2.(b)


untuk mengembangkan pengukuran atas kemajuan
pembangunan berkelanjutan yang melengkapi Produk
Domestik Bruto, dan mendukung pengembangan kapasitas
statistik di negara berkembang.

Pada tahun 2030, mengandalkan inisiatif yang sudah ada, 17.19.2.(c)


untuk mengembangkan pengukuran atas kemajuan
pembangunan berkelanjutan yang melengkapi Produk
Domestik Bruto, dan mendukung pengembangan kapasitas
statistik di negara berkembang.

Pada tahun 2030, mengandalkan inisiatif yang sudah ada, 17.19.2.(d)


untuk mengembangkan pengukuran atas kemajuan
pembangunan berkelanjutan yang melengkapi Produk
Domestik Bruto, dan mendukung pengembangan kapasitas
statistik di negara berkembang.
TARGET (PERPRES TARGET (PERPRES 59/2017) -
INDIKATOR 59/2017) ringkasan
Persentase penduduk yang hidup di bawah Menurunnya tingkat Menurun menjadi 7-8%
garis kemiskinan nasional, menurut jenis kemiskinan pada
kelamin dan kelompok umur. tahun 2019 menjadi 7-
8% (2015: 11,13%).

Proporsi peserta jaminan kesehatan melalui Meningkatnya Meningkat menjadi 95%


SJSN Bidang Kesehatan. persentase penduduk
yang menjadi peserta
jaminan kesehatan
melalui SJSN Bidang
Kesehatan menjadi
minimal 95% pada
tahun 2019

Proporsi peserta Program Jaminan Sosial Meningkatnya Meningkat menjadi 62,4 juta
Bidang Ketenagakerjaan. Kepesertaan Program pekerja formal; 3,5 juta pekerja
Sistem Jaminan Sosial informal
Nasional (SJSN)
Bidang
Ketenagakerjaan pada
tahun 2019 menjadi
62,4 juta pekerja
formal dan 3,5 juta
pekerja informal
(2014: Formal 29,5
juta; Informal 1,3 juta).

Persentase penyandang disabilitas yang Meningkatnya Meningkat menjadi 17,12%


miskin dan rentan yang terpenuhi hak persentase
dasarnya dan inklusivitas. penyandang difabilitas
miskin dan rentan
yang menerima
bantuan pemenuhan
kebutuhan dasar pada
tahun 2019 menjadi
17,12% (2015:
14,84%).
Jumlah rumah tangga yang mendapatkan Menurunnya jumlah Menurun menjadi 2,8 juta
bantuan tunai bersyarat/Program Keluarga keluarga sangat
Harapan. miskin yang
mendapatkan bantuan
tunai bersyarat
menjadi 2,8 juta pada
tahun 2019 (2015: 3
juta).

Persentase perempuan pernah kawin umur Meningkatnya Meningkat menjadi 70%


15-49 tahun yang proses melahirkan cakupan persalinan di
terakhirnya di fasilitas kesehatan. fasilitas pelayanan
kesehatan untuk 40%
penduduk
berpendapatan
terbawah pada tahun
2019 menjadi 70%

Persentase anak umur 12-23 bulan yang Meningkatnya Meningkat menjadi 63%.
menerima imunisasi dasar lengkap. cakupan imunisasi
dasar lengkap pada
anak usia 12-23 bulan
untuk 40% penduduk
berpendapatan
terbawah pada tahun
2019 menjadi 63%.

Prevalensi penggunaan metode kontrasepsi Meningkatnya Meningkat menjadi 65%


(CPR) semua cara pada Pasangan Usia Subur cakupan angka
(PUS) usia 15-49 tahun yang berstatus kawin. pemakaian
kontrasepsi semua
cara pada perempuan
usia 15-49 tahun
untuk 40% penduduk
berpendapatan
terbawah pada tahun
2019 menjadi 65%.

Persentase rumah tangga yang memiliki akses Meningkatnya akses Meningkat menjadi 100%
terhadap layanan sumber air minum layak air minum layak untuk
dan berkelanjutan. 40% penduduk
berpendapatan
terbawah pada tahun
2019 menjadi 100%.
Persentase rumah tangga yang memiliki akses Meningkatnya akses Meningkat menjadi 100%
terhadap layanan sanitasi layak dan sanitasi layak untuk
berkelanjutan. 40% penduduk
berpendapatan
terbawah pada tahun
2019 menjadi 100%.

Persentase rumah tangga kumuh perkotaan. Meningkatnya jumlah Meningkat menjadi 18,6 juta
rumah tangga
berpendapatan rendah
yang dapat
mengakses hunian
layak pada tahun 2019
menjadi 18,6 juta
untuk 40% penduduk
berpendapatan
terbawah.

Angka Partisipasi Murni (APM) Meningkatnya Angka Meningkat menjadi 91,63%


SMA/MA/sederajat. Partisipasi Kasar
SMA/SMK/MA/Sederaj
at pada tahun 2019
menjadi 91,63%
(2015: 82,42%).

Persentase penduduk umur 0-17 tahun Kepemilikan akte lahir Meningkat menjadi 77,4%.
dengan kepemilikan akta kelahiran. untuk penduduk 40%
berpendapatan
terbawah pada tahun
2019 menjadi 77,4%.

Persentase rumah tangga miskin dan rentan Meningkatnya akses Meningkat menjadi 100%
yang sumber penerangan utamanya listrik penerangan untuk
baik dari PLN dan bukan PLN. penduduk 40%
berpendapatan
terbawah menjadi
100% pada tahun
2019.
Jumlah korban meninggal, hilang, dan (tidak ada dalam Menurun
terkena dampak bencana per 100.000 orang. lampiran Perpres
59/2017)

Jumlah lokasi penguatan pengurangan risiko Meningkatnya jumlah Meningkat menjadi 39 daerah
bencana daerah. lokasi penguatan
pengurangan risiko
bencana daerah pada
tahun 2019 menjadi
39 daerah (2015: 35
daerah).

Pemenuhan kebutuhan dasar korban Terpenuhinya Meningkat menjadi 151 ribu


bencana sosial. kebutuhan dasar
korban bencana sosial
hingga tahun 2019
menjadi 151 ribu
(2015: 43 ribu).

Pendampingan psikososial korban bencana Terlaksananya Meningkat menjadi 81,5 ribu


sosial. pendampingan
psikososial korban
bencana sosial hingga
tahun 2019 menjadi
81,5 ribu (2015: 21,5
ribu).

Jumlah daerah bencana alam/bencana sosial Meningkatnya jumlah Meningkat menjadi 450
yang mendapat pendidikan layanan khusus. daerah bencana
(SMAB=Sekolah/ Madrasah Aman Bencana) alam/bencana sosial
yang mendapat
pendidikan layanan
khusus pada tahun
2019 menjadi 450
(2015: 100).

Indeks risiko bencana pada pusat-pusat Menurunnya indeks Menurun menjadi 118,6
pertumbuhan yang berisiko tinggi. risiko bencana pada
pusat-pusat
pertumbuhan yang
berisiko tinggi dari 58
menjadi 118,6 di 133
Kabupaten/Kota
(2014:169,4).
Jumlah kerugian ekonomi langsung akibat (tidak ada dalam Menurun
bencana. lampiran Perpres
59/2017)

Dokumen strategi pengurangan risiko (tidak ada dalam ada


bencana (PRB) tingkat nasional dan daerah. lampiran Perpres
59/2017)

Proporsi sumber daya yang dialokasikan oleh (tidak ada dalam Meningkat
pemerintah secara langsung untuk program lampiran Perpres
pemberantasan kemiskinan. 59/2017)

Pengeluaran untuk layanan pokok (tidak ada dalam Meningkat


(pendidikan, kesehatan dan perlindungan lampiran Perpres
sosial) sebagai persentase dari total belanja 59/2017)
pemerintah.

Prevalensi Ketidakcukupan Konsumsi Pangan (tidak ada dalam Menurun


(Prevalence of Undernourishment). lampiran Perpres
59/2017)
Prevalensi kekurangan gizi (underweight) Menurunnya Menurun menjadi 17%
pada anak balita. prevalensi kekurangan
gizi (underweight)
pada anak balita pada
tahun 2019 menjadi
17% (2013: 19,6 %).

Prevalensi penduduk dengan kerawanan (tidak ada dalam Menurun


pangan sedang atau berat, berdasarkan pada lampiran Perpres
Skala Pengalaman Kerawanan Pangan. 59/2017)

Proporsi penduduk dengan asupan kalori Menurunnya proporsi Menurun menjadi 8,5 %
minimum di bawah 1400 kkal/kapita/hari. penduduk dengan
asupan kalori
minimum di bawah
1400 kkal/kapita/hari
pada tahun 2019
menjadi 8,5 % (2015:
17,4%).

Prevalensi stunting (pendek dan sangat (tidak ada dalam Menurun


pendek) pada anak di bawah lima lampiran Perpres
tahun/balita. 59/2017)

Prevalensi stunting (pendek dan sangat Menurunnya Menurun menjadi 28%


pendek) pada anak di bawah dua prevalensi stunting
tahun/baduta. (pendek dan sangat
pendek) pada anak di
bawah dua
tahun/baduta pada
tahun 2019 menjadi
28% (2013: 32,9%).

Prevalensi malnutrisi (berat badan/tinggi (tidak ada dalam Menurun


badan) anak pada usia kurang dari 5 tahun, lampiran Perpres
berdasarkan tipe. 59/2017)
Prevalensi anemia pada ibu hamil. Menurunnya Menurun menjadi 28%
prevalensi anemia
pada ibu hamil pada
tahun 2019 menjadi
28% (2013: 37,1%).

Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang Persentase bayi usia Meningkat menjadi 50%
mendapatkan ASI eksklusif. kurang dari 6 bulan
yang mendapat ASI
eksklusif menjadi 50%
pada tahun (2013:
38%).

Kualitas konsumsi pangan yang diindikasikan Meningkatnya kualitas Meningkat menjadi: skor PPH
oleh skor Pola Pangan Harapan (PPH) konsumsi pangan 92,5; tingkat konsumsi ikan 54,5
mencapai; dan tingkat konsumsi ikan. yang diindikasikan kg/kapita/tahun
oleh skor Pola Pangan
Harapan (PPH)
mencapai 92,5 (2014:
81,8), dan tingkat
konsumsi ikan menjadi
54,5 kg/kapita/tahun
pada tahun 2019
(2015: 40,9
kg/kapita/tahun).

Nilai Tambah Pertanian dibagi jumlah tenaga (tidak ada dalam Meningkat
kerja di sektor pertanian (rupiah per tenaga lampiran Perpres
kerja). 59/2017)

Angka Kematian Ibu (AKI). Menurunnya angka Menurun menjadi 306


kematian ibu per 100
ribu kelahiran hidup
pada tahun 2019
menjadi 306 (2010:
346).
Proporsi perempuan pernah kawin umur 15- Meningkatnya Meningkat menjadi 95%
49 tahun yang proses melahirkan terakhirnya persentase persalinan
ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih. oleh tenaga kesehatan
terampil pada tahun
2019 menjadi 95 %
(2015: 91,51%).

Persentase perempuan pernah kawin umur Meningkatnya Meningkat menjadi 85 %


15-49 tahun yang proses melahirkan persentase persalinan
terakhirnya di fasilitas kesehatan. di fasilitas pelayanan
kesehatan pada tahun
2019 menjadi 85 %
(2015: 75%).

Angka Kematian Balita (AKBa) per 1000 (tidak ada dalam Menurun
kelahiran hidup. lampiran Perpres
59/2017)

Angka Kematian Neonatal (AKN) per 1000 (tidak ada dalam Menurun
kelahiran hidup. lampiran Perpres
59/2017)

Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 Menurunnya angka Menurun menjadi 24
kelahiran hidup. kematian bayi per
1000 kelahiran hidup
pada tahun 2019
menjadi 24 (2012-
2013: 32).

Persentase kabupaten/kota yang mencapai Meningkatnya Meningkat menjadi 95%


80% imunisasi dasar lengkap pada bayi. persentase
kabupaten/ kota yang
mencapai 80%
imunisasi dasar
lengkap pada bayi
pada tahun 2019
menjadi 95% (2015:
71,2%).
Prevalensi HIV pada populasi dewasa. Menurunnya Menurun menjadi <0,5%
prevalensi HIV pada
populasi dewasa
tahun 2019 menjadi
<0,5% (2014: 0,46%).

Insiden Tuberkulosis (ITB) per 100.000 Menurunnya Menurun menjadi 245


penduduk. prevalensi
Tuberculosis (TB) per
100.000 penduduk
pada tahun 2019
menjadi 245 (2013:
297).

Kejadian Malaria per 1000 orang. (tidak ada dalam Menurun


lampiran Perpres
59/2017)

Jumlah kabupaten/kota yang mencapai Meningkatnya jumlah Meningkat menjadi 300


eliminasi malaria. kabupaten/kota
dengan eliminasi
malaria pada tahun
2019 menjadi 300
(2013: 212).

Persentase kabupaten/kota yang melakukan (tidak ada dalam Meningkat


deteksi dini untuk infeksi Hepatitis B. lampiran Perpres
59/2017)

Jumlah orang yang memerlukan intervensi (tidak ada dalam Menurun


terhadap penyakit tropis yang terabaikan lampiran Perpres
(Filariasis dan Kusta). 59/2017)

Jumlah provinsi dengan eliminasi Kusta. Meningkatnya jumlah Meningkat menjadi 34 provinsi
provinsi dengan
eliminasi kusta
sebanyak 34 provinsi
pada tahun 2019
(2013:20).

Jumlah kabupaten/kota dengan eliminasi Meningkatnya jumlah Meningkat menjadi 35.


filariasis (berhasil lolos dalam survei penilaian kabupaten/kota
transmisi tahap I). dengan eliminasi
filariasis pada tahun
2019 menjadi 35.
Persentase merokok pada penduduk umur Menurunnya Menurun menjadi 5,4%
≤18 tahun. persentase merokok
pada penduduk usia
≤18 tahun pada tahun
2019 menjadi 5,4%
(2013: 7,2%).

Prevalensi tekanan darah tinggi. Menurunnya Menurun menjadi 24,3%


prevalensi tekanan
darah tinggi pada
tahun 2019 menjadi
24,3% (2013: 25,8%).

Prevalensi obesitas pada penduduk umur ≥18 Tidak meningkatnya Menurun


tahun. prevalensi obesitas
pada penduduk usia
18 tahun ke atas pada
tahun 2019 menjadi
15,4% (2013: 15,4%).

Angka kematian (insidens rate) akibat bunuh (tidak ada dalam Menurun
diri. lampiran Perpres
59/2017)

Jumlah kabupaten/kota yang memiliki Meningkatnya jumlah Meningkat menjadi 280


puskesmas yang menyelenggarakan upaya Kabupaten/Kota yang
kesehatan jiwa. memiliki puskesmas
yang
menyelenggarakan
upaya kesehatan jiwa
pada tahun 2019
menjadi 280 (2015:
80).

Prevalensi penyalahgunaan narkoba. Terkendalinya laju Menurun menjadi angka 0,02%


prevalensi
penyalahgunaan
narkoba pada akhir
tahun 2019 menjadi
angka 0,02% (2015:
0,05%).

Konsumsi alkohol (liter per kapita) oleh (tidak ada dalam Menurun
penduduk umur ≥ 15 tahun dalam satu tahun lampiran Perpres
terakhir. 59/2017)
Proporsi perempuan usia reproduksi (15-49 Meningkatnya angka Meningkat menjadi 66%
tahun) atau pasangannya yang memiliki prevalensi pemakaian
kebutuhan keluarga berencana dan kontrasepsi suatu cara
menggunakan alat kontrasepsi metode
modern. pada tahun 2019
menjadi 66% (2012-
2013 :61,9%).

Angka prevalensi penggunaan metode Meningkatnya Meningkat menjadi 65%


kontrasepsi (CPR) semua cara pada Pasangan cakupan angka
Usia Subur (PUS) usia 15-49 tahun yang pemakaian
berstatus kawin.
kontrasepsi semua
cara pada perempuan
usia 15-49 tahun
untuk 40% penduduk
berpendapatan
terbawah pada tahun
2019 menjadi 65%.

Angka penggunaan metode kontrasepsi Meningkatnya angka Meningkat menjadi 23,5%


jangka panjang (MKJP) cara modern. penggunaan metode
kontrasepsi jangka
panjang (MKJP) cara
modern pada tahun
2019 menjadi 23,5%
(2012-2013:18,3%).

Angka kelahiran pada perempuan umur 15-19 Menurunnya angka Menurun menjadi 38
tahun (Age Specific Fertility Rate/ASFR). kelahiran pada remaja
usia 15-19 tahun (age
specific fertility
rate/ASFR) pada
tahun 2019 menjadi
38 (2012-2013: 48).

Total Fertility Rate (TFR). Menurunnya Total Menurun menjadi 2,28


Fertility Rate (TFR)
pada tahun 2019
menjadi 2,28
(2012:2,6).

Unmet need pelayanan kesehatan. Menurunnya unmeet Menurun menjadi 9,91%


need pelayanan
kesehatan pada tahun
2019 menjadi 9,91%
(2012-2013:11,4%).
Jumlah penduduk yang dicakup asuransi (tidak ada dalam Meningkat
kesehatan atau sistem kesehatan masyarakat lampiran Perpres
per 1000 penduduk. 59/2017)

Cakupan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Meningkatnya Meningkat menjadi minimal 95%
cakupan Jaminan
Kesehatan Nasional
(JKN) pada tahun
2019 minimal 95%
(2015:60%).

Proporsi kematian akibat keracunan. (tidak ada dalam Menurun


lampiran Perpres
59/2017)

Persentase merokok pada penduduk umur (tidak ada dalam Menurun


≥15 tahun. lampiran Perpres
59/2017)

Persentase ketersediaan obat dan vaksin di (tidak ada dalam Meningkat


Puskesmas. lampiran Perpres
59/2017)

Kepadatan dan distribusi tenaga kesehatan. (tidak ada dalam Meningkat


lampiran Perpres
59/2017)

Persentase SMA/MA berakreditasi minimal B. Meningkatnya Meningkat menjadi 84,6%


persentase SMA/MA
berakreditasi minimal B
pada tahun 2019
menjadi 84,6%
(2015:73,5%).
Angka Partisipasi Kasar (APK) Meningkatnya APK Meningkat menjadi 91,63%
SMA/SMK/MA/sederajat. SMA/SMK/MA/sederajat
pada tahun 2019
menjadi 91,63% (2015:
76,4%).

Rata-rata lama sekolah penduduk umur ≥15 Meningkatnya rata- Meningkat menjadi 8,8 tahun
tahun. rata lama sekolah
penduduk usia di atas
15 tahun pada tahun
2019 menjadi 8,8
tahun (2015: 8,25
tahun).

Angka Partisipasi Kasar (APK) Meningkatnya APK Meningkat menjadi 91,63 %


SMA/SMK/MA/sederajat. SMA/ SMK/ MA/
sederajat pada tahun
2019 menjadi 91,63 %
(2015: 76,4 %).

Proporsi remaja dan dewasa dengan (tidak ada dalam Meningkat


keterampilan teknologi informasi dan lampiran Perpres
komunikasi (TIK). 59/2017)

Rasio Angka Partisipasi Murni (APM) 4.1. Rasio Angka Meningkat


perempuan/laki-laki di (1) SD/MI/sederajat; Partisipasi Murni
(2) SMP/MTs/sederajat; (3) (APM)
SMA/SMK/MA/sederajat; dan Rasio Angka
Partisipasi Kasar (APK) perempuan/laki-laki di perempuan/laki-laki di
(4) Perguruan Tinggi. SD/MI/paket A yang
setara gender pada
tahun 2019. 4.2 Rasio
APM perempuan/laki-
laki di SMP/MTs/
Paket B yang setara
gender pada tahun
2019. 4.3 Rasio APK
perempuan/laki-laki di
SMA/SMK/MA yang
setara gender pada
tahun 2019. 4.4 Rasio
APK perempuan/laki-
laki pada PT dan PTA
yang setara gender
pada tahun 2019.
Persentase angka melek aksara penduduk Meningkatnya rata- Meningkat menjadi 96,1%
umur ≥15 tahun. rata angka melek
aksara penduduk usia
di atas 15 tahun pada
tahun 2019 menjadi
96,1% (2015: 95,2%).

Persentase angka melek aksara penduduk Meningkatnya Meningkat


umur 15-24 tahun dan umur 15-59 tahun. persentase angka
melek aksara
penduduk usia
dewasa usia 15-59
tahun pada tahun
2019.

Proporsi sekolah dengan akses ke: (a) listrik (tidak ada dalam Meningkat
(b) internet untuk tujuan pengajaran, (c) lampiran Perpres
komputer untuk tujuan pengajaran, (d) 59/2017)
infrastruktur dan materi memadai bagi siswa
disabilitas, (e) air minum layak, (f) fasilitas
sanitasi dasar per jenis kelamin, (g) fasilitas
cuci tangan (terdiri air, sanitasi, dan higienis
bagi semua (WASH).

Persentase guru TK, SD, SMP, SMA, SMK, dan (tidak ada dalam Meningkat
PLB yang bersertifikat pendidik. lampiran Perpres
59/2017)

Jumlah kebijakan yang responsif gender Meningkatnya jumlah bertambah sebanyak 16


mendukung pemberdayaan perempuan. kebijakan yang
responsif gender
mendukung
pemberdayaan
perempuan pada
tahun 2019 bertambah
sebanyak 16 (2015:
19).

Proporsi perempuan dewasa dan anak (tidak ada dalam Menurun


perempuan (umur 15-64 tahun) mengalami lampiran Perpres
kekerasan (fisik, seksual, atau emosional) oleh 59/2017)
pasangan atau mantan pasangan dalam 12
bulan terakhir.
Prevalensi kekerasan terhadap anak Menurunnya Menurun menjadi kurang dari
perempuan. prevalensi kasus 20,48%
kekerasan terhadap
anak perempuan pada
tahun 2019 (2013:
20,48 %).

Proporsi perempuan dewasa dan anak (tidak ada dalam Menurun


perempuan (umur 15-64 tahun) mengalami lampiran Perpres
kekerasan seksual oleh orang lain selain 59/2017)
pasangan dalam 12 bulan terakhir.

Persentase korban kekerasan terhadap Meningkatnya Meningkat menjadi 70%


perempuan yang mendapat layanan persentase kasus
komprehensif. kekerasan terhadap
perempuan yang
mendapat layanan
komprehensif pada
tahun 2019 menjadi
70% (2015: 50%).

Proporsi perempuan umur 20-24 tahun yang (tidak ada dalam Menurun
berstatus kawin atau berstatus hidup lampiran Perpres
bersama sebelum umur 15 tahun dan 59/2017)
sebelum umur 18 tahun.

Median usia kawin pertama perempuan Meningkatnya median Meningkat menjadi 21 tahun
pernah kawin umur 25-49 tahun. usia kawin pertama
perempuan
(pendewasaan usia
kawin pertama) pada
tahun 2019 menjadi
21 tahun (2012: 20,1
tahun).
Angka kelahiran pada perempuan umur 15-19 Menurunnya ASFR 15-19 Menurun menjadi 38 tahun
tahun (Age Specific Fertility Rate/ASFR). tahun pada tahun 2019
menjadi 38 tahun (2012:
48 tahun).

Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA/ Meningkatnya APK Meningkat menjadi 91,63%
sederajat. SMA/SMK/MA/sederajat
pada tahun 2019
menjadi 91,63% (2015:
75,4%).

Proporsi kursi yang diduduki perempuan di Meningkatnya Meningkat


parlemen tingkat pusat, parlemen daerah dan keterwakilan
pemerintah daerah. perempuan di DPR (Hasil
Pemilu 2014: 16,6%).

Proporsi perempuan yang berada di posisi Meningkatnya Meningkat


managerial. keterwakilan
perempuan sebagai
pengambil keputusan
di lembaga eksekutif
(Eselon I dan II)
(2014: Eselon I =
20,66% dan Eselon II
= 16,39%).

Proporsi perempuan umur 15-49 tahun yang (tidak ada dalam Meningkat
membuat keputusan sendiri terkait hubungan lampiran Perpres
seksual, penggunaan kontrasepsi, dan 59/2017)
layanan kesehatan reproduksi.

Unmet need KB (Kebutuhan Keluarga Menurunnya unmeet Menurun menjadi 9,9%


Berencana/KB yang tidak terpenuhi). need kebutuhan ber-
KB pada tahun 2019
menjadi 9,9% (2012-
2013: 11,4 %).
Pengetahuan dan pemahaman Pasangan Usia Meningkatnya Meningkat menjadi 85%
Subur (PUS) tentang metode kontrasepsi pengetahuan dan
modern. pemahaman
Pasangan Usia Subur
(PUS) tentang metode
kontrasepsi modern
minimal 4 jenis pada
tahun 2019 menjadi
85% (2012: 79,8 %).

Proporsi individu yang menguasai/memiliki (tidak ada dalam Meningkat


telepon genggam. lampiran Perpres
59/2017)

Persentase rumah tangga yang memiliki akses Meningkatnya akses Meningkat menjadi 100%
terhadap layanan sumber air minum layak. terhadap layanan air
minum layak pada
tahun 2019 menjadi
100% (2014: 70%).

Kapasitas prasarana air baku untuk melayani Meningkatnya Meningkat menjadi 118,6
rumah tangga, perkotaan dan industri, serta kapasitas prasarana m3/detik
penyediaan air baku untuk pulau-pulau. air baku untuk
melayani rumah
tangga, perkotaan dan
industri pada tahun
2019 menjadi 118,6
m3/detik (2015: 51,44
m3/detik) dan
penyediaan air baku
untuk 60 pulau.

Proporsi populasi yang memiliki akses Meningkatnya akses Meningkat menjadi 100%
layanan sumber air minum aman dan terhadap layanan air
berkelanjutan. minum layak pada
tahun 2019 menjadi
100% (2014: 70%).
Proporsi populasi yang memiliki fasilitas cuci (tidak ada dalam Meningkat
tangan dengan sabun dan air. lampiran Perpres
59/2017)

Persentase rumah tangga yang memiliki akses Meningkatnya akses Meningkat menjadi 100%
terhadap layanan sanitasi layak. terhadap sanitasi yang
layak pada tahun 2019
menjadi 100% (2014:
60,9%).

Jumlah desa/kelurahan yang melaksanakan Meningkatnya jumlah Meningkat menjadi 45.000 (skala
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). desa/kelurahan yang nasional)
melaksanakan
Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM)
menjadi 45.000 pada
tahun 2019 (2015:
25.000).

Jumlah desa/kelurahan yang Open Defecation (tidak ada dalam Meningkat


Free (ODF)/ Stop Buang Air Besar lampiran Perpres
Sembarangan (SBS). 59/2017)

Jumlah kabupaten/kota yang terbangun Terbangunnya Meningkat menjadi 438


infrastruktur air limbah dengan sistem infrastruktur air limbah kabupaten/kota.
terpusat skala kota, kawasan dan komunal. dengan sistem terpusat
skala kota, kawasan,
komunal pada tahun
2019 di 438
kabupaten/kota.

Proporsi rumah tangga yang terlayani sistem (tidak ada dalam Meningkat
pengelolaan air limbah terpusat. lampiran Perpres
59/2017)
Jumlah kabupaten/kota yang ditingkatkan Peningkatan kualitas Meningkat menjadi 409
kualitas pengelolaan lumpur tinja perkotaan pengelolaan air limbah kabupaten/kota
dan dilakukan pembangunan Instalasi sistem setempat melalui
Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT). peningkatan kualitas
pengelolaan lumpur
tinja perkotaan dan
pembangunan Instalasi
Pengolahan Lumpur
Tinja (IPLT) di 409
kabupaten/kota.

Kualitas air danau. Pengelolaan kualitas air, Meningkat


baik di sungai, waduk,
danau, situ, muara
sungai, pantai termasuk
perbaikan sistem
monitoring hidrologis
dan kualitas air dengan
indikator membaiknya
kualitas air di 15 danau,
5 wilayah sungai.

Kualitas air sungai sebagai sumber air baku. Peningkatan kualitas air Meningkat
sungai sebagai sumber
air baku menuju baku
mutu rata-rata air sungai
kelas II.

Pengendalian dan penegakan hukum bagi Pengendalian dan ada


penggunaan air tanah. penegakan hukum bagi
penggunaan air tanah
yang berlebihan yang
diiringi dengan
percepatan penyediaan
dan pengelolaan air
baku kawasan
perekonomian, dan
penerapan kebijakan
pengenaan tarif air
industri yang kompetitif.
Insentif penghematan air Pemberian insentif ada
pertanian/perkebunan dan industri. penghematan air
pertanian/perkebunan
dan industri termasuk
penerapan prinsip
reduce,
mengembangkan
reuse dan recycle,
ser-ta pengembangan
konsep pemanfaatan
air limbah yang aman
untuk pertanian (safe
use of astewater in
agriculture).

Jumlah Rencana Pengelolaan Daerah Aliran Internalisasi 108 ada


Sungai Terpadu (RPDAST) yang diinternalisasi Rencana Pengelolaan
ke dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah Aliran Sungai
(RTRW).
Terpadu (RPDAST)
yang sudah disusun
ke dalam Rencana
Tata Ruang Wilayah
(RTRW).

Jumlah jaringan informasi sumber daya air Pembentukan jaringan 8 WS


yang dibentuk. informasi sumber daya
air di 8 Wilayah Sungai.
Luas pengembangan hutan serta peningkatan Pemulihan kesehatan Luas areal perhutanan sosial sesuai
hasil hutan bukan kayu (HHBK) untuk DAS melalui alokasi di masing-masing provinsi
pemulihan kawasan DAS. pengembangan Hutan (lihat peta PIAPS KemenLHK)
Tanaman Rakyat (HTR),
Hutan Kemasyarakat
(HKm), Hutan Desa (HD),
Hutan Adat dan Hutan
Rakyat (HR) serta
peningkatan Hasil Hutan
Bukan Kayu (HHBK)
seluas 12,7 Juta Ha.

Jumlah wilayah sungai yang memiliki Peningkatan 10 WS (skala nasional)


partisipasi masyarakat dalam pengelolaan partisipasi masyarakat
daerah tangkapan sungai dan danau. dalam pengelolaan
daerah tangkapan
sungai dan danau di
10 Wilayah Sungai
Kegiatan penataan kelembagaan sumber daya Melanjutkan penataan ada
air. kelembagaan sumber
daya air, antara lain
dengan: Mensinergikan
pengaturan kewenangan
dan tanggung jawab di
semua tingkat
pemerintahan beserta
seluruh pemang-ku
kepentingan serta
menjalankannya secara
konsisten; Meningkatkan
ke-mampuan
komunikasi, kerjasama,
dan koordinasi
antarlembaga serta
antar-wadah koordinasi
pengelolaan sumber
daya air yang telah
terbentuk; dan
Meningkatkan kapasitas
kelembagaan
pengelolaan sumber
daya air.

Luas lahan kritis dalam Kesatuan Pengelolaan Mengurangi luasan 5,5 juta ha (skala nasional)
Hutan (KPH) yang direhabilitasi. lahan kritis melalui
rehabilitasi di dalam KPH
seluas 5,5 juta hektar
pada tahun 2019.

Jumlah Daerah Aliran Sungai (DAS) prioritas Perlindungan mata air 15 DAS Prioritas
yang dilindungi mata airnya dan dipulihkan dan Pemulihan
kesehatannya. kesehatan sungai di 5
DAS Prioritas (DAS
Ciliwung, DAS Citarum,
DAS Serayu, DAS
Bengawan Solo dan DAS
Brantas) dan 10 DAS
prioritas lainnya sampai
dengan tahun 2019.
Rasio elektrifikasi. Meningkatnya rasio Meningkat menjadi 96,6%
elektrifikasi menjadi
96,6% pada tahun 2019
(2014: 81,5%).

Konsumsi listrik per kapita. Meningkatnya konsumsi Meningkat menjadi 1.200 KWh
listrik per kapita menjadi
1.200 KWh pada tahun
2019 (2014: 843 KWh).

Jumlah sambungan jaringan gas untuk rumah Tercapainya jaringan gas 1,1 juta sambungan rumah tangga
tangga. 1,1 juta sambungan
rumah tangga pada
tahun 2019 (2014: 200
ribu).

Rasio penggunaan gas rumah tangga. (tidak ada dalam Meningkat


lampiran Perpres
59/2017)

Bauran energi terbarukan. Bauran energi 10-16%


terbarukan mencapai
10-16% pada tahun
2019.

Intensitas energi primer. Intensitas energi primer Menurun menjadi 463,2 SBM (skala
(penurunan 1% per nasional)
tahun) menjadi 463,2
SBM pada tahun 2019.

Laju pertumbuhan PDB per kapita. (tidak ada dalam Meningkat


lampiran Perpres
59/2017)

PDB per kapita. Meningkatnya Produk Meningkat menjadi lebih dari Rp


Domestik Bruto (PDB) 50 juta
per kapita per tahun
menjadi lebih dari Rp
50 juta pada tahun
2019 (2015: Rp 45,2
juta).
Laju pertumbuhan PDB per tenaga Pertumbuhan PDB riil Meningkat
kerja/Tingkat pertumbuhan PDB riil per orang per orang yang
bekerja per tahun. bekerja meningkat
hingga tahun 2019.

Proporsi lapangan kerja informal sektor non- (tidak ada dalam Meningkat
pertanian, berdasarkan jenis kelamin. lampiran Perpres
59/2017)

Persentase tenaga kerja formal. Persentase tenaga 51%


kerja formal mencapai
51% pada tahun 2019
(2015: 42,2%).

Persentase tenaga kerja informal sektor (tidak ada dalam Meningkat


pertanian. lampiran Perpres
59/2017)

Persentase akses UMKM (Usaha Mikro, Kecil, Akses Layanan 25%


dan Menengah) ke layanan keuangan. Keuangan formal
Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah
(UMKM) 25% pada
tahun 2019 (2014:
17,8%).

Upah rata-rata per jam pekerja. (tidak ada dalam Meningkat


lampiran Perpres
59/2017)

Tingkat pengangguran terbuka berdasarkan (tidak ada dalam Menurun


jenis kelamin dan kelompok umur. lampiran Perpres
59/2017)
Tingkat setengah pengangguran. (tidak ada dalam Menurun
lampiran Perpres
59/2017)

Persentase usia muda (15-24 tahun) yang Meningkatnya Meningkat


sedang tidak sekolah, bekerja atau mengikuti keterampilan pekerja
pelatihan (NEET). rentan agar dapat
memasuki pasar
tenaga kerja.

Proporsi kontribusi pariwisata terhadap PDB. Meningkatnya Meningkat menjadi 8%


kontribusi pariwisata
menjadi 8% terhadap
PDB pada tahun 2019
(2014: 4,2%).

Jumlah wisatawan mancanegara. Meningkatnya jumlah Meningkat menjadi 20 juta (skala


wisatawan nasional)
mancanegara menjadi
20 juta pada tahun
2019 (2014: 9 juta).

Jumlah kunjungan wisatawan nusantara. (tidak ada dalam Meningkat


lampiran Perpres
59/2017)

Jumlah devisa sektor pariwisata. (tidak ada dalam Meningkat


lampiran Perpres
59/2017)

Jumlah pekerja pada industri pariwisata (tidak ada dalam Meningkat


dalam proporsi terhadap total pekerja. lampiran Perpres
59/2017)
Jumlah kantor bank dan ATM per 100.000 (tidak ada dalam Meningkat
penduduk dewasa lampiran Perpres
59/2017)

Rata-rata jarak lembaga keuangan (Bank Meningkatnya Menurun (mendekat)


Umum). perluasan akses
permodalan dan
layanan keuangan
melalui penguatan
layanan keuangan
hingga tahun 2019.

Proporsi kredit UMKM terhadap total kredit. Meningkatnya perluasan Meningkat


akses permodalan dan
layanan keuangan
melalui penguatan
layanan keuangan
hingga tahun 2019.

Panjang pembangunan jalan tol. Terbangunnya jalan tol 1000 Km (skala nasional)
sepanjang 1.000 km
pada tahun 2019 (2014:
820 km).

Panjang jalur kereta api. Bertambahnya panjang Bertambah 3.258 km


jalur kereta api
sepanjang 3.258 km
pada tahun 2019 (2014:
237).

Jumlah dermaga penyeberangan. Meningkatnya jumlah Meningkat


dermaga penyeberangan
menjadi 275 pada tahun
2019 (2014: 954 km).

Jumlah pelabuhan strategis. Terbangunnya 24 pelabuhan (skala nasional)


pelabuhan strategis
untuk menunjang tol
laut pada 24 pelabuhan
pada tahun 2019.
Proporsi nilai tambah sektor industri (tidak ada dalam Meningkat
manufaktur terhadap PDB dan per kapita. lampiran Perpres
59/2017)

Laju pertumbuhan PDB industri manufaktur. Meningkatnya laju Lebih tinggi dari pertumbuhan
pertumbuhan PDB PDB
industri manufaktur
sehingga lebih tinggi
dari pertumbuhan
PDB (2015: 4,3%).

Proporsi tenaga kerja pada sektor industri (tidak ada dalam Meningkat
manufaktur. lampiran Perpres
59/2017)

Proporsi nilai tambah industri kecil terhadap (tidak ada dalam Meningkat
total nilai tambah industri. lampiran Perpres
59/2017)

Proporsi industri kecil dengan pinjaman atau (tidak ada dalam Meningkat
kredit. lampiran Perpres
59/2017)

Rasio Emisi CO2/Emisi Gas Rumah Kaca (tidak ada dalam Menurun
dengan nilai tambah sektor industri lampiran Perpres
manufaktur. 59/2017)

Persentase Perubahan Emisi CO2/Emisi Gas Berkurangnya emisi CO2 Menurun menjadi mendekati 26%
Rumah Kaca. mendekati 26% pada
tahun 2019.
Proporsi anggaran riset pemerintah terhadap (tidak ada dalam Meningkat
PDB. lampiran Perpres
59/2017)

Proporsi penduduk yang terlayani mobile (tidak ada dalam Meningkat


broadband. lampiran Perpres
59/2017)

Proporsi individu yang menguasai/memiliki (tidak ada dalam Meningkat


telepon genggam lampiran Perpres
59/2017)

Proporsi individu yang menggunakan internet (tidak ada dalam Meningkat


lampiran Perpres
59/2017)

Koefisien Gini. Koefisien Gini pada Menurun menjadi 0,36


tahun 2019 menjadi
0,36 (2014: 0,41).

Persentase penduduk yang hidup di bawah Tingkat kemiskinan Menurun menjadi 7-8%
garis kemiskinan nasional, menurut jenis pada tahun 2019
kelamin dan kelompok umur. menjadi 7-8% dari
jumlah penduduk
(2015:11,13%).
Jumlah daerah tertinggal yang terentaskan. Jumlah daerah tertinggal 80 Kabupaten (skala nasional)
yang terentaskan
sebanyak 80 kabupaten
pada tahun 2019.

Rata-rata pertumbuhan ekonomi di daerah (tidak ada dalam Meningkat


tertinggal. lampiran Perpres
59/2017)
Persentase penduduk miskin di daerah Menurunnya persentase Menurun menjadi 14%
tertinggal. penduduk miskin di
daerah tertinggal
menjadi 14% pada
tahun 2019 (2014:
16,64%).

Proporsi penduduk yang hidup di bawah 50 (tidak ada dalam Menurun


persen dari median pendapatan, menurut lampiran Perpres
jenis kelamin dan penyandang difabilitas. 59/2017)

Indeks Kebebasan Sipil. Meningkatnya Indeks Meningkat menjadi 87


Kebebasan Sipil menjadi
87 pada tahun 2019
(2015: 80,3).

Jumlah kebijakan yang diskriminatif dalam 12 (tidak ada dalam ada


bulan lalu berdasarkan pelarangan lampiran Perpres
diskriminasi menurut hukum HAM 59/2017)
Internasional.

Proporsi peserta Program Jaminan Sosial Meningkatnya Meningkat menjadi: TK formal


Bidang Ketenagakerjaan. kepesertaan Sistem 62,4 juta; TK informal 3,5 juta
Jaminan Sosial
Nasional bidang
ketenagakerjaan untuk
tenaga kerja formal
pada tahun 2019
menjadi 62,4 juta dan
tenaga kerja informal
pada tahun 2019
menjadi 3,5 juta
(2014: Formal 29,5
juta; Informal 1,3 juta).

Jumlah kawasan perkotaan metropolitan Terwujudnya 12 kawasan perkotaan metropolitan


yang terpenuhi standar pelayanan perkotaan pemenuhan standar (skala nasional)
(SPP). pelayanan perkotaan
kota yang aman, nyaman
dan layak huni pada
aspek permukiman
paling sedikit di 12
Kawasan Perkotaan
Metropolitan hingga
tahun 2019.
Jumlah kota sedang dan kota baru yang Terwujudnya Paling sedikit 20 kota sedang dan 10
terpenuhi SPP. pemenuhan standar kota baru (skala nasional)
pelayanan perkotaan
kota yang aman, nyaman
dan layak huni pada
aspek permukiman
paling sedikit di 20 Kota
Sedang dan 10 Kota
Baru hingga tahun 2019.

Persentase pengguna moda transportasi Meningkatnya pangsa Meningkat menjadi 32%


umum di perkotaan. pengguna moda
transportasi umum di
perkotaan menjadi
32% hingga tahun
2019 (2014: 23%).

Jumlah sistem angkutan rel yang Dikembangkannya ada


dikembangkan di kota besar. sistem angkutan rel di
10 kota besar hingga
tahun 2019.

Jumlah kota sedang di luar Jawa yang Optimalisasi sedikitnya Minimal 20 kota sedang (skala
diarahkan sebagai pengendali (buffer) arus 20 kota sedang di luar nasional)
urbanisasi dan sebagai pusat pertumbuhan Jawa yang diarahkan
utama. sebagai pengendali
(buffer) arus urbanisasi
dan sebagai pusat
pertumbuhan utama
yang mendorong
keterkaitan kota dan
desa.
Jumlah Metropolitan baru di luar Jawa Terwujudnya 5 metropolitan (skala nasional)
sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN). pembangunan 5
Metropolitan baru di
Luar Jawa sebagai Pusat
Kegiatan Nasional (PKN)
hingga tahun 2019
(2014: 2).

Rata-rata institusi yang berperan secara aktif Meningkatnya peran Meningkat


dalam Forum Dialog Perencanaan swasta, organisasi
Pembangunan Kota Berkelanjutan. masyarakat dan
organisasi profesi secara
aktif, dalam Forum
Dialog Perencanaan dan
Pembangunan Kota
Berkelanjutan.

Jumlah lembaga pembiayaan infrastruktur. Tersedianya lembaga Ada


pembiayaan
infrastruktur.

Jumlah kota pusaka di kawasan perkotaan Terwujudnya kota dan ada


metropolitan, kota besar, kota sedang dan kawasan per-kotaan
kota kecil. layak huni melalui
pengembangan kota
pusaka berbasis karakter
sosial budaya (heritage
city) di kawasan
perkotaan metropolitan,
kota besar, sedang, dan
kecil, hingga tahun 2019.

Jumlah korban meninggal, hilang dan terkena (tidak ada dalam Menurun
dampak bencana per 100.000 orang. lampiran Perpres
59/2017)
Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI). Menurunnya Indeks Menurun menjadi 30%
Risiko Bencana (IRB)
mencapai 30% hingga
tahun 2019.

Jumlah kota tangguh bencana yang Meningkatnya kapasitas Meningkat


terbentuk. masyarakat dan
kelembagaan dalam
membangun ketahanan
kota terhadap
perubahan iklim dan
bencana (urban
resilience).

Jumlah sistem peringatan dini cuaca dan iklim Tersedianya sistem ada
serta kebencanaan. peringatan dini cuaca
dan iklim serta
kebencanaan.

Jumlah kerugian ekonomi langsung akibat (tidak ada dalam Menurun


bencana. lampiran Perpres
59/2017)

Persentase sampah perkotaan yang Meningkatnya Meningkat menjadi 80%


tertangani. cakupan penanganan
sampah perkotaan
menjadi 80% pada
tahun 2019 (2013:
46%).
Jumlah kota hijau yang mengembangkan dan Terwujudnya kota hijau Meningkat/ada
menerapkan green waste di kawasan yang berketahanan iklim
perkotaan metropolitan. dan bencana melalui
pengembangan dan
penerapan green water,
green waste
(pengelolaan sampah
dan limbah melalui
reduce-reuse-recycle),
green transportation
khususnya di 7 kawasan
perkotaan metropolitan,
hingga tahun 2019.

Jumlah kota hijau yang menyediakan ruang Terwujudnya kota hijau Meningkat/ada
terbuka hijau di kawasan perkotaan yang berketahanan
metropolitan dan kota sedang. iklim, melalui
penyediaan ruang
terbuka hijau, paling
sedikit di 12 kawasan
perkotaan metropolitan
dan 20 kota sedang,
hingga tahun 2019.

Dokumen strategi pengurangan risiko (tidak ada dalam ada


bencana (PRB) tingkat daerah. lampiran Perpres
59/2017)

Jumlah limbah B3 yang terkelola dan proporsi Meningkatnya Meningkat menjadi 150 juta ton
limbah B3 yang diolah sesuai peraturan pengelolaan limbah B3 (skala nasional)
perundangan (sektor industri). menjadi 150 juta ton
pada tahun 2019 (2015:
100 juta ton).
Jumlah timbulan sampah yang didaur ulang. Meningkatnya 20 ton per hari (skala nasional)
pengelolaan sampah
terpadu (reduce,
reuse, and recycle/3R)
melalui beroperasinya
115 unit recycle center
skala kota dengan
kapasitas 20 ton per
hari hingga tahun
2019 (2015: 1 unit).

Jumlah perusahaan yang menerapkan Meningkatnya jumlah Meningkat


sertifikasi SNI ISO 14001. perusahaan yang
menerapkan sertifikasi
SNI ISO 14001 (Sistem
Manajemen
Lingkungan/SML) hingga
tahun 2019.

Jumlah produk ramah lingkungan yang Dikembangkannya Meningkat


teregister. produk ramah
lingkungan berupa
kategori/kriteria
produk yang teregister
dalam pengadaan
publik (Green Public
Procurement, GPP)
hingga tahun 2019.

Jumlah fasilitas publik yang menerapkan (tidak ada dalam Meningkat


Standar Pelayanan Masyarakat (SPM) dan lampiran Perpres
teregister. 59/2017)

Dokumen strategi pengurangan risiko Menurunnya Indeks ada


bencana (PRB) tingkat nasional dan daerah. Risiko Bencana
melalui strategi
pengurangan risiko
bencana tingkat
nasional dan daerah
hingga tahun 2019.
Jumlah korban meninggal, hilang dan terkena (tidak ada dalam Menurun
dampak bencana per 100.000 orang. lampiran Perpres
59/2017)

Dokumen pelaporan penurunan emisi gas Terwujudnya ada


rumah kaca (GRK). penyelenggaraan
inventarisasi Gas
Rumah Kaca (GRK),
serta monitoring,
pelaporan dan dalam
dokumen Biennial
Update Report (BUR)
ke-3 hingga tahun
2019 (2015: dokumen
BUR ke-1).

Terkelolanya 11 wilayah pengelolaan Terwujudnya tata kelola 11 WPP


perikanan (WPP) secara berkelanjutan. pemanfaatan sumber
daya kelautan melalui
ketersediaan kebijakan,
kerangka hukum, dan
instrumen terkait
penataan ruang laut
nasional, serta
terkelolanya 11 wilayah
pengelolaan perikanan
(WPP) secara
berkelanjutan hingga
tahun 2019 (2015: 5
WPP).
Persentase kepatuhan pelaku usaha. Terkendalinya Illegal, Meningkat menjadi 87%
Unreported,
Unregulated (IUU)
fishing dan kegiatan di
laut yang merusak
ditandai dengan
kepatuhan sebanyak
87% pelaku usaha pada
tahun 2019 (2015: 66
%).

Ketersediaan kerangka hukum/ regulasi/ (tidak ada dalam ada


kebijakan/ kelembagaan yang mengakui dan lampiran Perpres
melindungi hak akses untuk perikanan skala 59/2017)
kecil.

Jumlah provinsi dengan peningkatan akses (tidak ada dalam Meningkat


pendanaan usaha nelayan. lampiran Perpres
59/2017)

Jumlah nelayan yang terlindungi. (tidak ada dalam Meningkat


lampiran Perpres
59/2017)
Proporsi tutupan hutan terhadap luas lahan Meningkatnya kualitas Meningkat
keseluruhan. lingkungan hidup
melalui peningkatan
tutupan lahan/hutan
hingga tahun 2019

Luas kawasan konservasi terdegradasi yang Tercapainya luas Meningkat menjadi 100.000 ha
dipulihkan kondisi ekosistemnya. kawasan konservasi (skala nasional)
terdegradasi yang
dipulihkan kondisi
ekosistemnya seluas
100.000 ha hingga
tahun 2019
(2015:10.000 ha).

Luas usaha pemanfaatan hasil hutan kayu Meningkatnya usaha Meningkat menjadi 500.000 ha
restorasi ekosistem. pemanfaatan hasil (skala nasional)
hutan kayu restorasi
ekosistem seluas
500.000 ha hingga
tahun 2019 (2015:
100.000 ha).

Jumlah Kesatuan Pengelolaan Hutan. (tidak ada dalam Meningkat


lampiran Perpres
59/2017)
Proporsi luas lahan kritis yang direhabilitasi Berkurangnya luasan 5,5 juta ha (skala nasional)
terhadap luas lahan keseluruhan. lahan kritis melalui
rehabilitasi seluas 5,5
juta hektar di dalam
Kesatuan
Pemangkuan Hutan
(KPH) dan Daerah
Aliran Sungai (DAS)
Prioritas hingga tahun
2019 (2015: 1,25 juta
hektar).

Tersedianya kerangka legislasi, administrasi (tidak ada dalam ada


dan kebijakan untuk memastikan pembagian lampiran Perpres
keuntungan yang adil dan merata. 59/2017)

Dokumen rencana pemanfaatan Meningkatnya Meningkat


keanekaragaman hayati. pemanfaatan
keanekaragaman hayati
untuk mendukung
pertumbuhan ekonomi,
daya saing nasional dan
kesejahteraan
masyarakat hingga
tahun 2019.

Jumlah kasus kejahatan pembunuhan pada (tidak ada dalam Menurun


satu tahun terakhir. lampiran Perpres
59/2017)
Kematian disebabkan konflik per 100.000 (tidak ada dalam Menurun
penduduk. lampiran Perpres
59/2017)

Proporsi penduduk yang menjadi korban (tidak ada dalam Menurun


kejahatan kekerasan dalam 12 bulan terakhir. lampiran Perpres
59/2017)

Proporsi penduduk yang merasa aman Meningkatnya upaya Meningkat


berjalan sendirian di area tempat tinggalnya. keberlanjutan
pembangunan sosial
yang ditandai dengan
terkendalinya kekerasan
terhadap anak,
perkelahian, Kekerasan
Dalam Rumah Tangga
(KDRT), dan
meningkatnya
keamanan yang
tercermin dalam
rendahnya konflik
horizontal dan
rendahnya tingkat
kriminalitas.

Proporsi rumah tangga yang memiliki anak (tidak ada dalam Menurun
umur 1-17 tahun yang mengalami hukuman lampiran Perpres
fisik dan/atau agresi psikologis dari pengasuh 59/2017)
dalam setahun terakhir.
Prevalensi kekerasan terhadap anak laki-laki Menurunnya Menurun
dan anak perempuan. prevalensi kekerasan
terhadap anak pada
tahun 2019 (2013:
38,62% untuk anak
laki-laki dan 20,48%
untuk anak
perempuan).

Proporsi perempuan dan laki-laki muda umur (tidak ada dalam Menurun
18-24 tahun yang mengalami kekerasan lampiran Perpres
seksual sebelum umur 18 tahun. 59/2017)

Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK). Meningkatnya Indeks Meningkat menjadi 4,0
Perilaku Anti Korupsi
(IPAK) menjadi 4,0
pada tahun 2019
(2015: 3,6).

Proporsi pengeluaran utama pemerintah (tidak ada dalam Meningkat


terhadap anggaran yang disetujui. lampiran Perpres
59/2017)
Persentase peningkatan Opini Wajar Tanpa Meningkatnya Meningkat menjadi:
Pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan persentase opini Kementerian/Lembaga: 95%,
Kementerian/ Lembaga dan Pemerintah Wajar Tanpa Provinsi: 85%, Kabupaten:60%,
Daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota).
Pengeculian (WTP) Kota: 65%
atas laporan
keuangan pada tahun
2019 untuk
Kementerian/Lembaga
: 95%, Provinsi: 85%,
Kabupaten:60%, Kota:
65% (2015 untuk K/L:
74%, Provinsi: 52%,
Kabupaten: 30%,
Kota:41%).

Persentase peningkatan Sistem Akuntabilitas Meningkatnya Meningkat menjadi:


Kinerja Pemerintah (SAKIP) persentase Skor B Kementerian/Lembaga: 85%,
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah atas Sistem Provinsi: 75%, Kabupaten/Kota:
Daerah (Provinsi/ Kabupaten/Kota).
Akuntabilitas Kinerja 50%
Instansi Pemerintah
(SAKIP) untuk
Kementerian/Lembaga
: 85%, Provinsi: 75%,
Kabupaten/Kota: 50%
pada tahun 2019
(2015: K/L: 60,24%,
Provinsi: 30,30%,
Kabupaten/Kota:
2,38%).

Persentase penggunaan E-procurement Meningkatnya Menjadi menjadi 80%


terhadap belanja pengadaan. penggunaan E-
procurement terhadap
belanja pengadaan
menjadi 80% pada
tahun 2019 (2013:
30%).
Persentase instansi pemerintah yang memiliki Meningkatnya Meningkatk menjadi:
nilai Indeks Reformasi Birokrasi Baik persentase instansi Kementerian/Lembaga 75%,
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah pemerintah yang Provinsi: 60%, Kabupaten/Kota:
Daerah (Provinsi/ Kabupaten/Kota).
memiliki nilai Indeks 45%
Reformasi Birokrasi
Baik untuk
Kementerian/Lembaga
menjadi 75%,
Provinsi: 60%,
Kabupaten/Kota: 45%
pada tahun 2019
(2015: untuk K/L:
47%, Provinsi: NA,
Kabupaten/Kota: NA).

Persentase Kepatuhan pelaksanaan UU Meningkatnya Meningkat menjadi:


Pelayanan Publik Kementerian/Lembaga dan persentase Kepatuhan Kementerian: 100%, Lembaga:
Pemerintah Daerah (Provinsi/ pelaksanaan UU 100%, Provinsi: 100%,
Kabupaten/Kota).
Pelayanan Publik Kabupaten/Kota: 80%
untuk Kementerian:
100%, Lembaga:
100%, Provinsi: 100%,
Kabupaten/Kota: 80%
pada tahun 2019.

Persentase keterwakilan perempuan di Meningkatnya Meningkat


Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan keterwakilan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). perempuan di DPR
dan DPRD (Hasil
Pemilu 2014 untuk
DPR: 16,6%).

Persentase keterwakilan perempuan sebagai Meningkatnya Meningkat


pengambilan keputusan di lembaga eksekutif keterwakilan
(Eselon I dan II). perempuan sebagai
pengambil keputusan
di lembaga eksekutif
(Eselon I dan II)
(2014: Eselon I =
20,66% dan Eselon II
= 16,39%).
Jumlah kepemilikan sertifikat Pejabat Meningkatnya kualitas Meningkat
Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Pejabat Pengelola
untuk mengukur kualitas PPID dalam Informasi dan
menjalankan tugas dan fungsi sebagaimana
diatur dalam peraturan perundang- Dokumentasi (PPID)
undangan. dalam menjalankan
tugas dan fungsi
sebagaimana diatur
dalam peraturan
perundang-undangan
yang ditandai dengan
adanya sertifikasi
PPID.

Jumlah kebijakan yang diskriminatif dalam 12 (tidak ada dalam ada


bulan lalu berdasarkan pelarangan lampiran Perpres
diskriminasi menurut hukum HAM 59/2017)
Internasional.

Total pendapatan pemerintah sebagai (tidak ada dalam Meningkat


proporsi terhadap PDB menurut sumbernya. lampiran Perpres
59/2017)

Rasio penerimaan pajak terhadap PDB. Tercapainya rasio Di atas 12%


penerimaan
perpajakan terhadap
PDB di atas 12% per
tahun (2015: 10,7%).

Proporsi anggaran domestik yang didanai (tidak ada dalam Meningkat


oleh pajak domestik. lampiran Perpres
59/2017)
Tingkat penetrasi akses tetap pitalebar (fixed Meningkatnya Meningkat menjadi: Perkotaan
broadband) di Perkotaan dan di Perdesaan. penetrasi akses tetap (20 Mbps) 71% rumah tangga
pita lebar (fixed dan 30% populasi; Perdesaan
broadband) pada (10 Mbps) 49% rumah tangga
tahun 2019 di: - dan 6% populasi
Perkotaan (20 Mbps)
menjangkau 71%
rumah tangga (2015:
38%) dan 30%
populasi (2015: 16%).
- Perdesaan (10
Mbps) menjangkau
49% rumah tangga
(2015: 26%) dan 6%
populasi (2015: 3%).

Proporsi penduduk terlayani mobile Meningkatnya Meningkat menjadi: Perkotaan


broadband penetrasi akses 100% populasi; Perdesaan 52%
bergerak pita lebar populasi.
(mobile broadband)
dengan kecepatan 1
Megabyte per second
(Mbps) pada tahun
2019 di: - Perkotaan
menjangkau 100%
populasi. - Perdesaan
menjangkau 52%
populasi.

Proporsi individu yang menggunakan (tidak ada dalam Meningkat


internet. lampiran Perpres
59/2017)
Persentase kabupaten 3T yang terjangkau Tersedianya 100%
layanan akses telekomunikasi universal dan jangkauan layanan
internet. akses telekomunikasi
universal dan internet
mencapai 100% di
wilayah Universal
Service Obligation
(USO), dengan
prioritas daerah
terpencil, terluar, dan
perbatasan.

Jumlah proyek yang ditawarkan untuk Tersedianya alternatif ada


dilaksanakan dengan skema Kerjasama pembiayaan untuk
Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). pembangunan melalui
skema Kerjasama
Pemerintah Swasta
(KPS)/Kerjasama
Pemerintah dengan
Badan Usaha Dalam
Penyediaan Infrastruktur
(KPBU).

Jumlah alokasi pemerintah untuk penyiapan Tersedianya alokasi dana ada


proyek, transaksi proyek, dan dukungan APBN untuk penyiapan,
pemerintah dalam Kerjasama Pemerintah dan transaksi dan dukungan
Badan Usaha (KPBU). Pemerintah bagi proyek
KPS/KPBU.

Persentase konsumen Badan Pusat Statistik (tidak ada dalam Meningkat


(BPS) yang merasa puas dengan kualitas data lampiran Perpres
statistik. 59/2017)
Persentase konsumen yang menjadikan data (tidak ada dalam Meningkat
dan informasi statistik BPS sebagai rujukan lampiran Perpres
utama. 59/2017)

Jumlah metadata kegiatan statistik dasar, (tidak ada dalam Meningkat


sektoral, dan khusus yang terdapat dalam lampiran Perpres
Sistem Informasi Rujukan Statistik (SIRuSa). 59/2017)

Persentase indikator SDGs terpilah yang (tidak ada dalam Meningkat


relevan dengan target. lampiran Perpres
59/2017)

Tersedianya data registrasi terkait kelahiran (tidak ada dalam ada


dan kematian (Vital Statistics Register) lampiran Perpres
59/2017)

Jumlah pengunjung eksternal yang (tidak ada dalam Meningkat


mengakses data dan informasi statistik lampiran Perpres
melalui website. 59/2017)

Persentase konsumen yang puas terhadap (tidak ada dalam Meningkat


akses data Badan Pusat Statistik (BPS). lampiran Perpres
59/2017)
KEWENANGAN NO. INDIKATOR INDIKATOR SPM JENIS URUSAN
PROVINSI RPJMD RPJMD
Provinsi A.1.AKM.7 Persentase sosial
penduduk diatas
garis kemiskinan

Provinsi kesehatan

Provinsi A.2.UWND.1.5 Besaran sosial


pekerja/buruh
yang menjadi
peserta program
Jamsostek

Provinsi A.2.UWD.6.9 Persentase SOSIAL sosial


penyandang
cacat fisik dan
mental, serta
lanjut usia tidak
potensial yang
telah menerima
jaminan sosial
Provinsi A.2.UWD.6.1 Persentase PMKS sosial
yang
memperoleh
bantuan sosial

Provinsi A.2.UWD.2.12 Cakupan KESEHATAN kesehatan


pertolongan
persalinan oleh
tenaga kesehatan
yang memiliki
kompetensi
kebidanan

Provinsi A.2.UWD.2.13 Cakupan KESEHATAN kesehatan


Desa/kelurahan
Universal Child
Immunization
(UCI)

Provinsi A.2.UWND.8.10 Angka KESEHATAN kesehatan


pemakaian
kontrasepsi/CPR
bagi perempuan
menikah usia 15 -
49

Provinsi A.2.UWD.3.1.15 Proporsi rumah PEKERJAAN pekerjaan umum


tangga dengan UMUM & penataan
akses ruang
berkelanjutan
terhadap air
minum layak,
perkotaan dan
perdesaan
Provinsi A.2.UWD.3.1.7 Persentase PEKERJAAN pekerjaan umum
rumah tinggal UMUM & penataan
bersanitasi ruang

Provinsi A.2.UWD.4.6 Persentase perumahan


luasan rakyat &
permukiman kawasan
kumuh di permukiman
kawasan
perkotaan

Provinsi A.2.UWD.1.4.3 Angka Partisipasi PENDIDIKAN pendidikan


Murni (APM)
SMA/SMK/MA/P
aket C

Provinsi A.2.UWND.6.7 Cakupan administrasi


penerbitan akta kependudukan &
kelahiran catatan sipil

Provinsi A.2.UP.4.1 Persentase energi & sumber


rumah tangga daya mineral
pengguna listrik
Provinsi KETENTERAMA ketenteraman,
N, KETERTIBAN ketertiban
UMUM, DAN umum, &
PERLINDUNGAN perlindungan
MASYARAKAT masyarakat

Provinsi KETENTERAMA ketenteraman,


N, KETERTIBAN ketertiban
UMUM, DAN umum, &
PERLINDUNGAN perlindungan
MASYARAKAT masyarakat

Provinsi A.2.UWD.6.7 Persentase SOSIAL sosial


korban bencana
yang menerima
bantuan sosial
selama masa
tanggap darurat

Provinsi A.2.UWD.6.7 Persentase SOSIAL sosial


korban bencana
yang menerima
bantuan sosial
selama masa
tanggap darurat

Provinsi SOSIAL sosial

Provinsi KETENTERAMA ketenteraman,


N, KETERTIBAN ketertiban
UMUM, DAN umum, &
PERLINDUNGAN perlindungan
MASYARAKAT masyarakat
Provinsi ketenteraman,
ketertiban
umum, &
perlindungan
masyarakat

Provinsi KETENTERAMA ketenteraman,


N, KETERTIBAN ketertiban
UMUM, DAN umum, &
PERLINDUNGAN perlindungan
MASYARAKAT masyarakat

Provinsi sosial

Provinsi A.2.PU.2.5; Persentase sosial


A.2.PU.2.6 belanja
pendidikan
(20%);
Persentase
belanja
kesehatan (10%)

Provinsi A.2.UWD.2.15 Proporsi pangan


penduduk
dengan asupan
kalori di bawah
tingkat konsumsi
minimum
(standar yang
digunakan
Indonesia 2.100
Kkal/kapita/hari)
Provinsi A.1.AKM.15 Prevalensi balita KESEHATAN kesehatan
gizi kurang

Provinsi A.1.AKM.30 Penanganan pangan


daerah rawan
pangan

Provinsi A.2.UWD.2.15 Proporsi pangan


penduduk
dengan asupan
kalori di bawah
tingkat konsumsi
minimum
(standar yang
digunakan
Indonesia 2.100
Kkal/kapita/hari)

Provinsi KESEHATAN kesehatan

Provinsi KESEHATAN kesehatan

Provinsi A.1.AKM.14/15 Persentase balita KESEHATAN kesehatan


gizi buruk/kurang
gizi
Provinsi KESEHATAN kesehatan

Provinsi KESEHATAN kesehatan

Provinsi A.2.UP.8.2 Konsumsi ikan pangan

Provinsi tenaga kerja

Provinsi A.2.UWD.2.5. Angka Kematian KESEHATAN kesehatan


Ibu per 100,000
kelahiran hidup
Provinsi A.2.UWD.2.12 Cakupan KESEHATAN kesehatan
pertolongan
persalinan oleh
tenaga kesehatan
yang memiliki
kompetensi
kebidanan

Provinsi A.2.UWD.2.12 Cakupan KESEHATAN kesehatan


pertolongan
persalinan oleh
tenaga kesehatan
yang memiliki
kompetensi
kebidanan

Provinsi A.2.UWD.2.3 Angka Kematian KESEHATAN kesehatan


Balita per 1000
kelahiran hidup

Provinsi A.2.UWD.2.4 Angka Kematian KESEHATAN kesehatan


Neonatal per
1000 kelahiran
hidup

Provinsi A.2.UWD.2.1 Angka Kematian KESEHATAN kesehatan


Bayi (AKB) per
1000 kelahiran
hidup

Provinsi A.2.UWD.2.13 Cakupan KESEHATAN kesehatan


Desa/kelurahan
Universal Child
Immunization
(UCI)
Provinsi A.2.UWD.2.3 Prevalensi KESEHATAN kesehatan
HIV/AIDS
(persen) dari
total populasi

Provinsi A.2.UWD.2.20 Tingkat KESEHATAN kesehatan


prevalensi
Tuberkulosis (per
100.000
penduduk)

Provinsi A.2.UWD.2.26 Angka kejadian kesehatan


Malaria

Provinsi kesehatan

Provinsi kesehatan

Provinsi kesehatan

Provinsi kesehatan

Provinsi kesehatan
Provinsi kesehatan

Provinsi KESEHATAN kesehatan

Provinsi KESEHATAN kesehatan

Provinsi kesehatan

Provinsi KESEHATAN kesehatan

Provinsi kesehatan

Provinsi kesehatan
Provinsi KESEHATAN kesehatan

Provinsi A.2.UWND.8.10 Angka KESEHATAN kesehatan


pemakaian
kontrasepsi/CPR
bagi perempuan
menikah usia 15 -
49

Provinsi A.2.UWND.8.14 Persentase KESEHATAN kesehatan


Penggunaan
Kontrasepsi
Jangka Panjang
(MKJP)

Provinsi A.2.UWND.8.11 Angka kelahiran KESEHATAN kesehatan


remaja
(perempuan usia
15–19) per 1.000
perempuan usia
15–19 tahun
(ASFR 15–19)

Provinsi A.2.UWND.8.2 Total Fertility kesehatan


Rate (TFR)

Provinsi kesehatan
Provinsi kesehatan

Provinsi kesehatan

Provinsi kesehatan

Provinsi kesehatan

Provinsi KESEHATAN kesehatan

Provinsi A.2.UWD.2.10 Rasio tenaga KESEHATAN kesehatan


medis per satuan
penduduk

Provinsi pendidikan
Provinsi A.2.UWD.1.2 Angka partisipasi PENDIDIKAN pendidikan
kasar

Provinsi A.1.AKM.12 Angka rata-rata PENDIDIKAN pendidikan


lama sekolah

Provinsi A.2.UWD.1.2 Angka partisipasi PENDIDIKAN pendidikan


kasar

Provinsi A.2.UWND.1.9 Besaran tenaga tenaga kerja


kerja yang
mendapatkan
pelatihan
berbasis
kompetensi

Provinsi A.2.UWD.1.4.1; Angka Partisipasi PENDIDIKAN pendidikan


A.2.UWD.1.4.2; Murni (APM)
A.2.UWD.1.4.3 SD/MI/Paket A;
Angka Partisipasi
Murni (APM)
SMP/MTs/Paket
B; Angka
Partisipasi Murni
(APM)
SMA/SMK/MA/P
aket C
Provinsi A.2.UWD.1.18 Penduduk yang PENDIDIKAN pendidikan
berusia >15
Tahun melek
huruf (tidak buta
aksara)

Provinsi A.2.UWD.1.17 Angka melek PENDIDIKAN pendidikan


huruf penduduk
usia 15-24 tahun,
perempuan dan
laki-laki

Provinsi PENDIDIKAN pendidikan

Provinsi PENDIDIKAN pendidikan

Provinsi pemberdayaan
perempuan &
perlindungan
anak

Provinsi A.2.UWND.2.4 Rasio KDRT pemberdayaan


perempuan &
perlindungan
anak
Provinsi pemberdayaan
perempuan &
perlindungan
anak

Provinsi pemberdayaan
perempuan &
perlindungan
anak

Provinsi A.2.UWND.2.7 Cakupan pemberdayaan


perempuan dan perempuan &
anak korban perlindungan
kekerasan yang anak
mendapatkan
penanganan
pengaduan oleh
petugas terlatih
di dalam unit
pelayanan
terpadu

Provinsi A.2.UWND.8.12 Cakupan pemberdayaan


Pasangan Usia perempuan &
Subur (PUS) yang perlindungan
istrinya dibawah anak
20 tahun

Provinsi A.2.UWND.8.30 Rata-rata usia pemberdayaan


kawin pertama perempuan &
wanita perlindungan
anak
Provinsi A.2.UWND.8.11 Angka kelahiran pemberdayaan
remaja perempuan &
(perempuan usia perlindungan
15–19) per 1.000 anak
perempuan usia
15–19 tahun
(ASFR 15–19)

Provinsi A.2UWD.1.2 Angka partisipasi PENDIDIKAN pendidikan


kasar

Provinsi A.2.UWND.2.2 Proporsi kursi pemberdayaan


yang diduduki perempuan &
perempuan di perlindungan
DPR anak

Provinsi pemberdayaan
perempuan &
perlindungan
anak

Provinsi pemberdayaan
perempuan &
perlindungan
anak

Provinsi A.2.UWND.8.13 Cakupan PUS kesehatan


yang ingin ber-KB
tidak terpenuhi
(unmet need)
Provinsi kesehatan

Provinsi A.2.UWND.10.3 Persentase komunikasi &


penduduk yang informatika
menggunakan
HP/telepon

Provinsi A.2.UWD.3.1.15 Proporsi rumah PEKERJAAN pekerjaan umum


tangga dengan UMUM & penataan
akses ruang
berkelanjutan
terhadap air
minum layak,
perkotaan dan
perdesaan

Provinsi PEKERJAAN pekerjaan umum


UMUM & penataan
ruang

Provinsi A.2.UWD.3.1.15 Proporsi rumah PEKERJAAN pekerjaan umum


tangga dengan UMUM & penataan
akses ruang
berkelanjutan
terhadap air
minum layak,
perkotaan dan
perdesaan
Provinsi pekerjaan umum
& penataan
ruang

Provinsi A.2.UWD.3.1.7 Persentase PEKERJAAN pekerjaan umum


rumah tinggal UMUM & penataan
bersanitasi ruang

Provinsi pekerjaan umum


& penataan
ruang

Provinsi pekerjaan umum


& penataan
ruang

Provinsi PEKERJAAN pekerjaan umum


UMUM & penataan
ruang

Provinsi pekerjaan umum


& penataan
ruang
Provinsi pekerjaan umum
& penataan
ruang

Provinsi A.2.UWND.5.6 Peningkatan lingkungan hidup


Indeks Kualitas
Air

Provinsi A.2.UWND.5.6 Peningkatan lingkungan hidup


Indeks Kualitas
Air

Provinsi lingkungan hidup


Provinsi lingkungan hidup

Provinsi lingkungan hidup

Provinsi lingkungan hidup


Provinsi A.2.UP.3.1 Rehabilitasi kehutanan
hutan dan lahan
kritis

Provinsi pekerjaan umum


& penataan
ruang
Provinsi lingkungan hidup

Provinsi A.2.UP.3.1 Rehabilitasi kehutanan


hutan dan lahan
kritis

Provinsi A.2.UP.3.1 Rehabilitasi kehutanan


hutan dan lahan
kritis
Provinsi A.2.UP.4.1 Presentase energi & sumber
rumah tangga daya mineral
pengguna listrik

Provinsi energi & sumber


daya mineral

Provinsi energi & sumber


daya mineral

Provinsi energi & sumber


daya mineral

Provinsi energi & sumber


daya mineral

Provinsi energi & sumber


daya mineral

Provinsi A.1.AKM.1 Pertumbuhan statistik


PDRB

Provinsi A.1.AKM.3 PDRB per Kapita statistik


Provinsi A.1.AKM.21 Laju tenaga kerja
pertumbuhan
PDB per tenaga
kerja

Provinsi tenaga kerja

Provinsi tenaga kerja

Provinsi tenaga kerja

Provinsi koperasi, usaha


kecil, &
menengah

Provinsi tenaga kerja

Provinsi A.1.AKM.19 Tingkat tenaga kerja


pengangguran
terbuka
Provinsi tenaga kerja

Provinsi tenaga kerja

Provinsi A.1.AKM.39 Kontribusi sektor pariwisata


pariwisata
terhadap PDRB

Provinsi A.2.UP.1.1 Kunjungan wisata pariwisata

Provinsi A.2.UP.1.1 Kunjungan wisata pariwisata

Provinsi A.2.UP.1.3 PAD sektor pariwisata


pariwisata

Provinsi tenaga kerja


Provinsi penanaman
modal

Provinsi penanaman
modal

Provinsi koperasi, usaha


kecil, &
menengah

Provinsi perhubungan

Provinsi perhubungan

Provinsi A.2.UWND.9.4 Jumlah perhubungan


Pelabuhan
Laut/Udara/Term
inal Bis

Provinsi A.2.UWND.9.4 Jumlah perhubungan


Pelabuhan
Laut/Udara/Term
inal Bis
Provinsi A.1.AKM.42 Kontribusi sektor perindustrian
industri terhadap
PDRB

Provinsi A.1.AKM.42 Kontribusi sektor perindustrian


industri terhadap
PDRB

Provinsi tenaga kerja

Provinsi perindustrian

Provinsi perindustrian

Provinsi lingkungan hidup

Provinsi lingkungan hidup


Provinsi pendidikan

Provinsi A.2.UWND.10.4 Proporsi rumah komunikasi &


tangga dengan informatika
akses internet

Provinsi A.2.UWND.10.3 Presentase komunikasi &


penduduk yang informatika
menggunakan
hp/telepon

Provinsi A.2.UWND.10.4 Proporsi rumah komunikasi &


tangga dengan informatika
akses internet

Provinsi A.1.AKM.4 Indeks Gini sosial

Provinsi A.1.AKM.7 Presentase sosial


penduduk di atas
garis kemiskinan

Provinsi pemberdayaan
masyarakat &
desa

Provinsi pemberdayaan
masyarakat &
desa
Provinsi A.1.AKM.7 Presentase sosial
penduduk di atas
garis kemiskinan

Provinsi sosial

Provinsi sosial

Provinsi ketenteraman,
ketertiban
umum, &
perlindungan
masyarakat

Provinsi A.2.UWND.1.5 Besaran sosial


pekerja/buruh
yang menjadi
peserta program
Jamsostek

Provinsi pekerjaan umum


& penataan
ruang
Provinsi pekerjaan umum
& penataan
ruang

Provinsi A.2.UWND.9.9 Jumlah perhubungan


orang/barang
yang terangkut
angkutan umum

Provinsi perhubungan

Provinsi pekerjaan umum


& penataan
ruang
Provinsi pekerjaan umum
& penataan
ruang

Provinsi pekerjaan umum


& penataan
ruang

Provinsi pekerjaan umum


& penataan
ruang

Provinsi pekerjaan umum


& penataan
ruang

Provinsi A.2.UWD.6.8 Persentase KETENTERAMA ketenteraman,


korban bencana N, KETERTIBAN ketertiban
yang dievakuasi UMUM, DAN umum, &
dengan PERLINDUNGAN perlindungan
mengunakan MASYARAKAT masyarakat
sarana prasarana
t
Provinsi KETENTERAMA ketenteraman,
N, KETERTIBAN ketertiban
UMUM, DAN umum, &
PERLINDUNGAN perlindungan
MASYARAKAT masyarakat

Provinsi KETENTERAMA ketenteraman,


N, KETERTIBAN ketertiban
UMUM, DAN umum, &
PERLINDUNGAN perlindungan
MASYARAKAT masyarakat

Provinsi KETENTERAMA ketenteraman,


N, KETERTIBAN ketertiban
UMUM, DAN umum, &
PERLINDUNGAN perlindungan
MASYARAKAT masyarakat

Provinsi ketenteraman,
ketertiban
umum, &
perlindungan
masyarakat

Provinsi A.2.UWD.3.1.17 Tersedianya lingkungan hidup


fasilitas
pengurangan
sampah di
perkotaan
Provinsi lingkungan hidup

Provinsi A.2.UWD.3.2.1 Rasio Ruang pekerjaan umum


Terbuka Hijau per & penataan
Satuan Luas ruang
Wilayah ber
HPL/HGB

Provinsi KETENTERAMA ketenteraman,


N, KETERTIBAN ketertiban
UMUM, DAN umum, &
PERLINDUNGAN perlindungan
MASYARAKAT masyarakat

Provinsi A.2.UWD.5.11 Jumlah limbah lingkungan hidup


B3 yang dikelola
Provinsi A.2.WND.5.44 Presentase lingkungan hidup
jumlah sampah
yang terkurangi
melalui 3R

Provinsi lingkungan hidup

Provinsi lingkungan hidup

Provinsi lingkungan hidup

Provinsi KETENTERAMA ketenteraman,


N, KETERTIBAN ketertiban
UMUM, DAN umum, &
PERLINDUNGAN perlindungan
MASYARAKAT masyarakat
Provinsi KETENTERAMA ketenteraman,
N, KETERTIBAN ketertiban
UMUM, DAN umum, &
PERLINDUNGAN perlindungan
MASYARAKAT masyarakat

Provinsi A.2.UWND.5.9 Laporan lingkungan hidup


inventarisasi GRK

kelautan &
perikanan

Provinsi
Provinsi A.2.UWND.5.32 Pembinaan dan kelautan &
pengawasan perikanan
terkait ketaatan
penanggung
jawab usaha
dan/atau
kegiatan yang
diawasi
ketaatannya
terhadap izin
lingkungan, izin
PPLH, dan PUU
LH yang
diterbitkan oleh
pemerintah
daerah
kabupaten/kota

Provinsi kelautan &


perikanan

Provinsi A.2.UP.8.3 Cakupan bina kelautan &


kelompok perikanan
nelayan

Provinsi kelautan &


perikanan
Provinsi A.2.UWD.3.2.5 Rasio luas kehutanan
kawasan tertutup
pepohonan
berdasarkan hasil
pemotretan citra
satelit dan survei
foto udara

Provinsi kehutanan

Provinsi kehutanan

Provinsi kehutanan
Provinsi A.2.UWD.3.1 Rehabilitasi lingkungan hidup
hutan dan lahan
kritis

Provinsi lingkungan hidup

Provinsi lingkungan hidup

Provinsi ketenteraman,
ketertiban
umum, &
perlindungan
masyarakat
Provinsi ketenteraman,
ketertiban
umum, &
perlindungan
masyarakat

Provinsi ketenteraman,
ketertiban
umum, &
perlindungan
masyarakat

Provinsi ketenteraman,
ketertiban
umum, &
perlindungan
masyarakat

Provinsi A.2.UWND.2.4 Rasio KDRT pemberdayaan


perempuan &
perlindungan
anak
Provinsi A.2.UWND.2.7 Cakupan pemberdayaan
perempuan dan perempuan &
anak korban perlindungan
kekerasan yang anak
mendapatkan
penanganan
pengaduan oleh
petugas terlatih
di dalam unit
pelayanan
terpadu

Provinsi pemberdayaan
perempuan &
perlindungan
anak

Provinsi statistik

Provinsi Keuangan
Provinsi A.1.AKM.27 Opini BPK Keuangan

Provinsi Keuangan

Provinsi Keuangan
Provinsi Keuangan

Provinsi Balitbang
Daerah

Provinsi A.2.UWND.2.2 Proporsi kursi pemberdayaan


yang diduduki perempuan &
perempuan di perlindungan
DPR anak

Provinsi A.2.UWND.2.1 Presentase pemberdayaan


partisipasi perempuan &
perempuan di perlindungan
lembaga anak
pemerintah
Provinsi komunikasi &
informatika

Provinsi ketenteraman,
ketertiban
umum, &
perlindungan
masyarakat

Provinsi A.1.AKM.26 Persentase PAD Keuangan


terhadap
pendapatan

Provinsi Keuangan

Provinsi Keuangan
Provinsi A.2.UWND.10.4 Proporsi rumah komunikasi & informatika
tangga dengan
akses internet

Provinsi A.2.UWND.10.4 Proporsi rumah komunikasi &


tangga dengan informatika
akses internet

Provinsi A.2.UWND.10.4 Proporsi rumah komunikasi &


tangga dengan informatika
akses internet
Provinsi komunikasi &
informatika

Provinsi Keuangan

Provinsi Keuangan

Provinsi statistik
Provinsi statistik

Provinsi statistik

Provinsi Perencanaan

Provinsi statistik

Provinsi statistik

Provinsi statistik
236
Kekhususan Indikator yang
Referensi
Indikator sama/identik

3.8.2.(a)

10.4.1.(b)
3.1.2.(a)

3.7.1.(a)

6.1.1.(c)
6.2.1.(b)

4.5.1*

16.9.1.(b)
khusus untuk 120 Buku III RPJMN
kabupaten/kota 2015-2019
yang menjadi pusat
pertumbuhan
beresiko tinggi
11.5.2.(a)

11.b.1*

2.1.1.(a)
2.1.1.*
1.4.1.(a)
1.4.1.(c)
1.3.1.(a)
4.3.1.(a)

4.1.1.(f)

1.4.1.(g/h/i)
4.6.1.(b)

4.6.1.(a)
4.1.1.(f)

16.7.1.(a)
9.c.1.(a)

1.4.1.(d)

1.4.1.(d)
1.4.1.(e)
Khusus untuk
daerah yang
terdapat salah satu
dari 15 danau
prioritas dan 5
wilayah sungai

6.6.1.(a)
Khusus untuk SK.
daerah yang 328/Menhut-
berada di dalam II/2009
wilayah 108 DAS TENTANG
Prioritas PENETAPAN
DAERAH
ALIRAN
SUNGAI (DAS)
PRIORITAS
DALAM
RANGKA
RENCANA
PEMBANGUNA
N JANGKA
MENENGAH
(RPJM) TAHUN
2010-2014
6.5.1.(i)
Khusus daerah
yang terdapat 24
pelabuhan tol laut
17.6.2.(c)

5.b.1*

17.8.1*

Khusus untuk
daerah/kabupaten
tertinggal

Khusus untuk
daerah/kabupaten
tertinggal
Khusus untuk
daerah/kabupaten
tertinggal

16.7.2.(b)

16.b.1.(a)

1.3.1.(b)

khusus daerah
yang
menjadi/memiliki
kawasan perkotaan
metropolitan
khusus untuk kota PP No. 6/2008
sedang dan kota tentang RTRW
baru Nasional

Khusus kota besar

khusus 20 kota RPJMN 2015-2019


sedang di luar jawa
(1 papua, 1
maluku, 2 Nusa
Tenggara, 6
sulawesi, 4
kalimantan, 6
sumatera)
khusus kab/kota di RPJMN 2015-2019
luar jawa yang
ditetapkan sebagai
kawasan
metropolitan baru
sbg PKN

Khusus untuk
kabupaten kota
yang menjadi kota
pusaka di kawasan
perkotaan
metropolitan, kota
besar, kota sedang,
dan kota kecil

13.1.2*
1.5.2.(a)
khusus untuk
daerah yang
memiliki kawasan
perkotaan
metropolitan

khusus untuk
daerah yang
memiliki kawasan
perkotaan
metropolitan dan
kota sedang

13.1.1*
11.b.2*
11.5.1*

Khusus untuk Permen KKP


daerah yang No.
berada di salah PER.01/MEN/2
satu dari 11 WPP 009
5.5.1*
10.3.1.(d)
nikasi & informatika

9.c.1*

9.c.1.(b)
Khusus 122 Perpres 131/2015
Kabupaten 3T
(tertinggal,
terdepan, terluar)
NO.
NO. TPB TUJUAN TPB PILAR TARGET
1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.2
Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.3


Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.3


Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.3


Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.3


Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.4


Segala Bentuk Dimanapun
1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.4
Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.4


Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.4


Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.4


Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.4


Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.4


Segala Bentuk Dimanapun
1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.4
Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.4


Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.5


Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.5


Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.5


Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.5


Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.5


Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.5


Segala Bentuk Dimanapun
1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.5
Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.5


Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.a


Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.a


Segala Bentuk Dimanapun

2 Menghilangkan Kelaparan, SOSIAL 2.1


Mencapai Ketahanan Pangan dan
Gizi yang Baik, serta Meningkatkan
Pertanian Berkelanjutan

2 Menghilangkan Kelaparan, SOSIAL 2.1


Mencapai Ketahanan Pangan dan
Gizi yang Baik, serta Meningkatkan
Pertanian Berkelanjutan

2 Menghilangkan Kelaparan, SOSIAL 2.1


Mencapai Ketahanan Pangan dan
Gizi yang Baik, serta Meningkatkan
Pertanian Berkelanjutan
2 Menghilangkan Kelaparan, SOSIAL 2.1
Mencapai Ketahanan Pangan dan
Gizi yang Baik, serta Meningkatkan
Pertanian Berkelanjutan

2 Menghilangkan Kelaparan, SOSIAL 2.2


Mencapai Ketahanan Pangan dan
Gizi yang Baik, serta Meningkatkan
Pertanian Berkelanjutan

2 Menghilangkan Kelaparan, SOSIAL 2.2


Mencapai Ketahanan Pangan dan
Gizi yang Baik, serta Meningkatkan
Pertanian Berkelanjutan

2 Menghilangkan Kelaparan, SOSIAL 2.2


Mencapai Ketahanan Pangan dan
Gizi yang Baik, serta Meningkatkan
Pertanian Berkelanjutan

2 Menghilangkan Kelaparan, SOSIAL 2.2


Mencapai Ketahanan Pangan dan
Gizi yang Baik, serta Meningkatkan
Pertanian Berkelanjutan

2 Menghilangkan Kelaparan, SOSIAL 2.2


Mencapai Ketahanan Pangan dan
Gizi yang Baik, serta Meningkatkan
Pertanian Berkelanjutan

2 Menghilangkan Kelaparan, SOSIAL 2.2


Mencapai Ketahanan Pangan dan
Gizi yang Baik, serta Meningkatkan
Pertanian Berkelanjutan
2 Menghilangkan Kelaparan, SOSIAL 2.3
Mencapai Ketahanan Pangan dan
Gizi yang Baik, serta Meningkatkan
Pertanian Berkelanjutan

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.1


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.1


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.1


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.2


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.2


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.2


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.2


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia
3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.3
dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.3


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.3


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.3


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.3


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.3


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.3


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.3


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.4


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.4


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.4


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia
3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.4
dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.4


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.5


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.5


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.7


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.7


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.7


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.7


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia
3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.7
dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.8


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.8


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.8


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.9


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.a


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.b


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.c


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia
4 Menjamin Kualitas Pendidikan SOSIAL 4.1
yang Inklusif dan Merata serta
Meningkatkan Kesempatan Belajar
Sepanjang Hayat untuk Semua

4 Menjamin Kualitas Pendidikan SOSIAL 4.1


yang Inklusif dan Merata serta
Meningkatkan Kesempatan Belajar
Sepanjang Hayat untuk Semua

4 Menjamin Kualitas Pendidikan SOSIAL 4.1


yang Inklusif dan Merata serta
Meningkatkan Kesempatan Belajar
Sepanjang Hayat untuk Semua

4 Menjamin Kualitas Pendidikan SOSIAL 4.1


yang Inklusif dan Merata serta
Meningkatkan Kesempatan Belajar
Sepanjang Hayat untuk Semua

4 Menjamin Kualitas Pendidikan SOSIAL 4.1


yang Inklusif dan Merata serta
Meningkatkan Kesempatan Belajar
Sepanjang Hayat untuk Semua

4 Menjamin Kualitas Pendidikan SOSIAL 4.1


yang Inklusif dan Merata serta
Meningkatkan Kesempatan Belajar
Sepanjang Hayat untuk Semua

4 Menjamin Kualitas Pendidikan SOSIAL 4.2


yang Inklusif dan Merata serta
Meningkatkan Kesempatan Belajar
Sepanjang Hayat untuk Semua

4 Menjamin Kualitas Pendidikan SOSIAL 4.4


yang Inklusif dan Merata serta
Meningkatkan Kesempatan Belajar
Sepanjang Hayat untuk Semua
4 Menjamin Kualitas Pendidikan SOSIAL 4.5
yang Inklusif dan Merata serta
Meningkatkan Kesempatan Belajar
Sepanjang Hayat untuk Semua

4 Menjamin Kualitas Pendidikan SOSIAL 4.6


yang Inklusif dan Merata serta
Meningkatkan Kesempatan Belajar
Sepanjang Hayat untuk Semua

4 Menjamin Kualitas Pendidikan SOSIAL 4.6


yang Inklusif dan Merata serta
Meningkatkan Kesempatan Belajar
Sepanjang Hayat untuk Semua

4 Menjamin Kualitas Pendidikan SOSIAL 4.a


yang Inklusif dan Merata serta
Meningkatkan Kesempatan Belajar
Sepanjang Hayat untuk Semua

4 Menjamin Kualitas Pendidikan SOSIAL 4.c


yang Inklusif dan Merata serta
Meningkatkan Kesempatan Belajar
Sepanjang Hayat untuk Semua

5 Mencapai Kesetaraan Gender dan SOSIAL 5.1


Memberdayakan Kaum
Perempuan

5 Mencapai Kesetaraan Gender dan SOSIAL 5.2


Memberdayakan Kaum
Perempuan
5 Mencapai Kesetaraan Gender dan SOSIAL 5.2
Memberdayakan Kaum
Perempuan

5 Mencapai Kesetaraan Gender dan SOSIAL 5.2


Memberdayakan Kaum
Perempuan

5 Mencapai Kesetaraan Gender dan SOSIAL 5.2


Memberdayakan Kaum
Perempuan

5 Mencapai Kesetaraan Gender dan SOSIAL 5.3


Memberdayakan Kaum
Perempuan

5 Mencapai Kesetaraan Gender dan SOSIAL 5.3


Memberdayakan Kaum
Perempuan

5 Mencapai Kesetaraan Gender dan SOSIAL 5.3


Memberdayakan Kaum
Perempuan

5 Mencapai Kesetaraan Gender dan SOSIAL 5.5


Memberdayakan Kaum
Perempuan

5 Mencapai Kesetaraan Gender dan SOSIAL 5.5


Memberdayakan Kaum
Perempuan
5 Mencapai Kesetaraan Gender dan SOSIAL 5.6
Memberdayakan Kaum
Perempuan

5 Mencapai Kesetaraan Gender dan SOSIAL 5.6


Memberdayakan Kaum
Perempuan

5 Mencapai Kesetaraan Gender dan SOSIAL 5.6


Memberdayakan Kaum
Perempuan

5 Mencapai Kesetaraan Gender dan SOSIAL 5.b


Memberdayakan Kaum
Perempuan

6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.1


Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.1


Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.1


Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan
6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.2
Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.2


Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.2


Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.2


Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.2


Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.2


Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.3


Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.3


Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan
6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.3
Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.3


Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.4


Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.5


Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan
6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.5
Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.5


Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.5


Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan

7 Menjamin Akses Energi yang EKONOMI 7.2


Terjangkau, Andal, Berkelanjutan
dan Modern untuk Semua

7 Menjamin Akses Energi yang EKONOMI 7.3


Terjangkau, Andal, Berkelanjutan
dan Modern untuk Semua

8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.1


Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua

8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.1


Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua
8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.2
Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua

8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.3


Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua

8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.3


Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua

8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.3


Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua

8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.3


Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua

8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.5


Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua

8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.5


Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua

8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.5


Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua
8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.6
Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua

8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.9


Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua

8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.9


Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua

8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.9


Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua

8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.9


Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua

8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.9


Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua

8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.10


Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua

8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.10


Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua
8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.10
Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua

9 Membangun Infrastruktur yang EKONOMI 9.1


Tangguh, Meningkatkan Industri
Inklusif dan Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi

9 Membangun Infrastruktur yang EKONOMI 9.1


Tangguh, Meningkatkan Industri
Inklusif dan Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi

9 Membangun Infrastruktur yang EKONOMI 9.1


Tangguh, Meningkatkan Industri
Inklusif dan Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi

9 Membangun Infrastruktur yang EKONOMI 9.1


Tangguh, Meningkatkan Industri
Inklusif dan Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi

9 Membangun Infrastruktur yang EKONOMI 9.2


Tangguh, Meningkatkan Industri
Inklusif dan Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi

9 Membangun Infrastruktur yang EKONOMI 9.2


Tangguh, Meningkatkan Industri
Inklusif dan Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi

9 Membangun Infrastruktur yang EKONOMI 9.2


Tangguh, Meningkatkan Industri
Inklusif dan Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi
9 Membangun Infrastruktur yang EKONOMI 9.3
Tangguh, Meningkatkan Industri
Inklusif dan Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi

9 Membangun Infrastruktur yang EKONOMI 9.3


Tangguh, Meningkatkan Industri
Inklusif dan Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi

9 Membangun Infrastruktur yang EKONOMI 9.5


Tangguh, Meningkatkan Industri
Inklusif dan Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi

9 Membangun Infrastruktur yang EKONOMI 9.c


Tangguh, Meningkatkan Industri
Inklusif dan Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi

9 Membangun Infrastruktur yang EKONOMI 9.c


Tangguh, Meningkatkan Industri
Inklusif dan Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi

9 Membangun Infrastruktur yang EKONOMI 9.c


Tangguh, Meningkatkan Industri
Inklusif dan Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi

10 Mengurangi Kesenjangan Intra- EKONOMI 10.1


dan Antarnegara

10 Mengurangi Kesenjangan Intra- EKONOMI 10.1


dan Antarnegara

10 Mengurangi Kesenjangan Intra- EKONOMI 10.1


dan Antarnegara
10 Mengurangi Kesenjangan Intra- EKONOMI 10.1
dan Antarnegara

10 Mengurangi Kesenjangan Intra- EKONOMI 10.1


dan Antarnegara

10 Mengurangi Kesenjangan Intra- EKONOMI 10.1


dan Antarnegara

10 Mengurangi Kesenjangan Intra- EKONOMI 10.1


dan Antarnegara

10 Mengurangi Kesenjangan Intra- EKONOMI 10.2


dan Antarnegara

10 Mengurangi Kesenjangan Intra- EKONOMI 10.3


dan Antarnegara

10 Mengurangi Kesenjangan Intra- EKONOMI 10.3


dan Antarnegara

10 Mengurangi Kesenjangan Intra- EKONOMI 10.4


dan Antarnegara

11 Menjadikan Kota dan Permukiman LINGKUNGAN 11.1


Inklusif, Aman, Tangguh dan
Berkelanjutan
11 Menjadikan Kota dan Permukiman LINGKUNGAN 11.1
Inklusif, Aman, Tangguh dan
Berkelanjutan

11 Menjadikan Kota dan Permukiman LINGKUNGAN 11.3


Inklusif, Aman, Tangguh dan
Berkelanjutan

11 Menjadikan Kota dan Permukiman LINGKUNGAN 11.3


Inklusif, Aman, Tangguh dan
Berkelanjutan

11 Menjadikan Kota dan Permukiman LINGKUNGAN 11.4


Inklusif, Aman, Tangguh dan
Berkelanjutan

11 Menjadikan Kota dan Permukiman LINGKUNGAN 11.5


Inklusif, Aman, Tangguh dan
Berkelanjutan

11 Menjadikan Kota dan Permukiman LINGKUNGAN 11.5


Inklusif, Aman, Tangguh dan
Berkelanjutan
11 Menjadikan Kota dan Permukiman LINGKUNGAN 11.5
Inklusif, Aman, Tangguh dan
Berkelanjutan

11 Menjadikan Kota dan Permukiman LINGKUNGAN 11.5


Inklusif, Aman, Tangguh dan
Berkelanjutan

11 Menjadikan Kota dan Permukiman LINGKUNGAN 11.6


Inklusif, Aman, Tangguh dan
Berkelanjutan

11 Menjadikan Kota dan Permukiman LINGKUNGAN 11.6


Inklusif, Aman, Tangguh dan
Berkelanjutan

11 Menjadikan Kota dan Permukiman LINGKUNGAN 11.7


Inklusif, Aman, Tangguh dan
Berkelanjutan

11 Menjadikan Kota dan Permukiman LINGKUNGAN 11.b


Inklusif, Aman, Tangguh dan
Berkelanjutan
12 Menjamin Pola Produksi dan LINGKUNGAN 12.4
Konsumsi yang Berkelanjutan

12 Menjamin Pola Produksi dan LINGKUNGAN 12.5


Konsumsi yang Berkelanjutan

12 Menjamin Pola Produksi dan LINGKUNGAN 12.6


Konsumsi yang Berkelanjutan

12 Menjamin Pola Produksi dan LINGKUNGAN 12.7


Konsumsi yang Berkelanjutan

12 Menjamin Pola Produksi dan LINGKUNGAN 12.8


Konsumsi yang Berkelanjutan

13 Mengambil Tindakan Cepat untuk LINGKUNGAN 13.1


Mengatasi Perubahan Iklim dan
Dampaknya

13 Mengambil Tindakan Cepat untuk LINGKUNGAN 13.1


Mengatasi Perubahan Iklim dan
Dampaknya
15 Melindungi, Merestorasi dan LINGKUNGAN 15.1
Meningkatkan Pemanfaatan
Berkelanjutan Ekosistem Daratan,
Mengelola Hutan secara Lestari,
Menghentikan Penggurunan,
Memulihkan Degradasi Lahan,
serta Menghentikan Kehilangan
Keanekaragaman Hayati

15 Melindungi, Merestorasi dan LINGKUNGAN 15.3


Meningkatkan Pemanfaatan
Berkelanjutan Ekosistem Daratan,
Mengelola Hutan secara Lestari,
Menghentikan Penggurunan,
Memulihkan Degradasi Lahan,
serta Menghentikan Kehilangan
Keanekaragaman Hayati

15 Melindungi, Merestorasi dan LINGKUNGAN 15.6


Meningkatkan Pemanfaatan
Berkelanjutan Ekosistem Daratan,
Mengelola Hutan secara Lestari,
Menghentikan Penggurunan,
Memulihkan Degradasi Lahan,
serta Menghentikan Kehilangan
Keanekaragaman Hayati

15 Melindungi, Merestorasi dan LINGKUNGAN 15.9


Meningkatkan Pemanfaatan
Berkelanjutan Ekosistem Daratan,
Mengelola Hutan secara Lestari,
Menghentikan Penggurunan,
Memulihkan Degradasi Lahan,
serta Menghentikan Kehilangan
Keanekaragaman Hayati

16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.1


Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan
16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.1
Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.1


Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.1


Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.2


Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.2


Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan
16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.2
Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.5


Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.6


Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.6


Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.6


Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan
16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.6
Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.6


Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.6


Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.7


Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.7


Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan
16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.9
Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.9


Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.9


Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.10


Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.b


Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan

17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.1


dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan
17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.1
dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.1


dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.6


dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.6


dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.8


dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.8


dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan
17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.17
dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.17


dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.18


dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.18


dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.18


dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan
17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.18
dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.19


dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.19


dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.19


dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan
NO.
TARGET INDIKATOR
Pada tahun 2030, mengurangi setidaknya setengah proporsi 1.2.1*
laki-laki, perempuan dan anak-anak dari semua usia, yang
hidup dalam kemiskinan di semua dimensi, sesuai dengan
definisi nasional.

Menerapkan secara nasional sistem dan upaya perlindungan 1.3.1.(a)


sosial yang tepat bagi semua, termasuk kelompok yang paling
miskin, dan pada tahun 2030 mencapai cakupan substansial
bagi kelompok miskin dan rentan.

Menerapkan secara nasional sistem dan upaya perlindungan 1.3.1.(b)


sosial yang tepat bagi semua, termasuk kelompok yang paling
miskin, dan pada tahun 2030 mencapai cakupan substansial
bagi kelompok miskin dan rentan.

Menerapkan secara nasional sistem dan upaya perlindungan 1.3.1.(c)


sosial yang tepat bagi semua, termasuk kelompok yang paling
miskin, dan pada tahun 2030 mencapai cakupan substansial
bagi kelompok miskin dan rentan.

Menerapkan secara nasional sistem dan upaya perlindungan 1.3.1.(d)


sosial yang tepat bagi semua, termasuk kelompok yang paling
miskin, dan pada tahun 2030 mencapai cakupan substansial
bagi kelompok miskin dan rentan.

Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua laki-laki dan 1.4.1.(a)


perempuan, khususnya masyarakat miskin dan rentan, memiliki
hak yang sama terhadap sumber daya ekonomi, serta akses
terhadap pelayanan dasar, kepemilikan dan kontrol atas tanah
dan bentuk kepemilikan lain, warisan, sumber daya alam,
teknologi baru, dan jasa keuangan yang tepat, termasuk
keuangan mikro.
Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua laki-laki dan 1.4.1.(b)
perempuan, khususnya masyarakat miskin dan rentan, memiliki
hak yang sama terhadap sumber daya ekonomi, serta akses
terhadap pelayanan dasar, kepemilikan dan kontrol atas tanah
dan bentuk kepemilikan lain, warisan, sumber daya alam,
teknologi baru, dan jasa keuangan yang tepat, termasuk
keuangan mikro.

Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua laki-laki dan 1.4.1.(c)


perempuan, khususnya masyarakat miskin dan rentan, memiliki
hak yang sama terhadap sumber daya ekonomi, serta akses
terhadap pelayanan dasar, kepemilikan dan kontrol atas tanah
dan bentuk kepemilikan lain, warisan, sumber daya alam,
teknologi baru, dan jasa keuangan yang tepat, termasuk
keuangan mikro.

Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua laki-laki dan 1.4.1.(d)


perempuan, khususnya masyarakat miskin dan rentan, memiliki
hak yang sama terhadap sumber daya ekonomi, serta akses
terhadap pelayanan dasar, kepemilikan dan kontrol atas tanah
dan bentuk kepemilikan lain, warisan, sumber daya alam,
teknologi baru, dan jasa keuangan yang tepat, termasuk
keuangan mikro.

Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua laki-laki dan 1.4.1.(e)


perempuan, khususnya masyarakat miskin dan rentan, memiliki
hak yang sama terhadap sumber daya ekonomi, serta akses
terhadap pelayanan dasar, kepemilikan dan kontrol atas tanah
dan bentuk kepemilikan lain, warisan, sumber daya alam,
teknologi baru, dan jasa keuangan yang tepat, termasuk
keuangan mikro.

Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua laki-laki dan 1.4.1.(g)


perempuan, khususnya masyarakat miskin dan rentan, memiliki
hak yang sama terhadap sumber daya ekonomi, serta akses
terhadap pelayanan dasar, kepemilikan dan kontrol atas tanah
dan bentuk kepemilikan lain, warisan, sumber daya alam,
teknologi baru, dan jasa keuangan yang tepat, termasuk
keuangan mikro.

Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua laki-laki dan 1.4.1.(h)


perempuan, khususnya masyarakat miskin dan rentan, memiliki
hak yang sama terhadap sumber daya ekonomi, serta akses
terhadap pelayanan dasar, kepemilikan dan kontrol atas tanah
dan bentuk kepemilikan lain, warisan, sumber daya alam,
teknologi baru, dan jasa keuangan yang tepat, termasuk
keuangan mikro.
Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua laki-laki dan 1.4.1.(j)
perempuan, khususnya masyarakat miskin dan rentan, memiliki
hak yang sama terhadap sumber daya ekonomi, serta akses
terhadap pelayanan dasar, kepemilikan dan kontrol atas tanah
dan bentuk kepemilikan lain, warisan, sumber daya alam,
teknologi baru, dan jasa keuangan yang tepat, termasuk
keuangan mikro.

Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua laki-laki dan 1.4.1.(k)


perempuan, khususnya masyarakat miskin dan rentan, memiliki
hak yang sama terhadap sumber daya ekonomi, serta akses
terhadap pelayanan dasar, kepemilikan dan kontrol atas tanah
dan bentuk kepemilikan lain, warisan, sumber daya alam,
teknologi baru, dan jasa keuangan yang tepat, termasuk
keuangan mikro.

Pada tahun 2030, membangun ketahanan masyarakat miskin 1.5.1*


dan mereka yang berada dalam kondisi rentan, dan mengurangi
kerentanan mereka terhadap kejadian ekstrim terkait iklim dan
guncangan ekonomi, sosial, lingkungan, dan bencana.

Pada tahun 2030, membangun ketahanan masyarakat miskin 1.5.1.(a)


dan mereka yang berada dalam kondisi rentan, dan mengurangi
kerentanan mereka terhadap kejadian ekstrim terkait iklim dan
guncangan ekonomi, sosial, lingkungan, dan bencana.

Pada tahun 2030, membangun ketahanan masyarakat miskin 1.5.1.(b)


dan mereka yang berada dalam kondisi rentan, dan mengurangi
kerentanan mereka terhadap kejadian ekstrim terkait iklim dan
guncangan ekonomi, sosial, lingkungan, dan bencana.

Pada tahun 2030, membangun ketahanan masyarakat miskin 1.5.1.(c)


dan mereka yang berada dalam kondisi rentan, dan mengurangi
kerentanan mereka terhadap kejadian ekstrim terkait iklim dan
guncangan ekonomi, sosial, lingkungan, dan bencana.

Pada tahun 2030, membangun ketahanan masyarakat miskin 1.5.1.(d)


dan mereka yang berada dalam kondisi rentan, dan mengurangi
kerentanan mereka terhadap kejadian ekstrim terkait iklim dan
guncangan ekonomi, sosial, lingkungan, dan bencana.

Pada tahun 2030, membangun ketahanan masyarakat miskin 1.5.1.(e)


dan mereka yang berada dalam kondisi rentan, dan mengurangi
kerentanan mereka terhadap kejadian ekstrim terkait iklim dan
guncangan ekonomi, sosial, lingkungan, dan bencana.
Pada tahun 2030, membangun ketahanan masyarakat miskin 1.5.2.(a)
dan mereka yang berada dalam kondisi rentan, dan mengurangi
kerentanan mereka terhadap kejadian ekstrim terkait iklim dan
guncangan ekonomi, sosial, lingkungan, dan bencana.

Pada tahun 2030, membangun ketahanan masyarakat miskin 1.5.3*


dan mereka yang berada dalam kondisi rentan, dan mengurangi
kerentanan mereka terhadap kejadian ekstrim terkait iklim dan
guncangan ekonomi, sosial, lingkungan, dan bencana.

Menjamin mobilisasi yang signifikan terkait sumber daya dari 1.a.1*


berbagai sumber, termasuk melalui kerjasama pembangunan
yang lebih baik, untuk menyediakan sarana yang memadai dan
terjangkau bagi negara berkembang, khususnya negara kurang
berkembang untuk melaksanakan program dan kebijakan
mengakhiri kemiskinan di semua dimensi.

Menjamin mobilisasi yang signifikan terkait sumber daya dari 1.a.2*


berbagai sumber, termasuk melalui kerjasama pembangunan
yang lebih baik, untuk menyediakan sarana yang memadai dan
terjangkau bagi negara berkembang, khususnya negara kurang
berkembang untuk melaksanakan program dan kebijakan
mengakhiri kemiskinan di semua dimensi.

Pada tahun 2030, menghilangkan kelaparan dan menjamin 2.1.1*


akses bagi semua orang, khususnya orang miskin dan mereka
yang berada dalam kondisi rentan, termasuk bayi, terhadap
makanan yang aman, bergizi, dan cukup sepanjang tahun.

Pada tahun 2030, menghilangkan kelaparan dan menjamin 2.1.1.(a)


akses bagi semua orang, khususnya orang miskin dan mereka
yang berada dalam kondisi rentan, termasuk bayi, terhadap
makanan yang aman, bergizi, dan cukup sepanjang tahun.

Pada tahun 2030, menghilangkan kelaparan dan menjamin 2.1.2*


akses bagi semua orang, khususnya orang miskin dan mereka
yang berada dalam kondisi rentan, termasuk bayi, terhadap
makanan yang aman, bergizi, dan cukup sepanjang tahun.
Pada tahun 2030, menghilangkan kelaparan dan menjamin 2.1.2.(a)
akses bagi semua orang, khususnya orang miskin dan mereka
yang berada dalam kondisi rentan, termasuk bayi, terhadap
makanan yang aman, bergizi, dan cukup sepanjang tahun.

Pada tahun 2030, menghilangkan segala bentuk kekurangan 2.2.1*


gizi, termasuk pada tahun 2025 mencapai target yang
disepakati secara internasional untuk anak pendek dan kurus di
bawah usia 5 tahun, dan memenuhi kebutuhan gizi remaja
perempuan, ibu hamil dan menyusui, serta manula.

Pada tahun 2030, menghilangkan segala bentuk kekurangan 2.2.1.(a)


gizi, termasuk pada tahun 2025 mencapai target yang
disepakati secara internasional untuk anak pendek dan kurus di
bawah usia 5 tahun, dan memenuhi kebutuhan gizi remaja
perempuan, ibu hamil dan menyusui, serta manula.

Pada tahun 2030, menghilangkan segala bentuk kekurangan 2.2.2*


gizi, termasuk pada tahun 2025 mencapai target yang
disepakati secara internasional untuk anak pendek dan kurus di
bawah usia 5 tahun, dan memenuhi kebutuhan gizi remaja
perempuan, ibu hamil dan menyusui, serta manula.

Pada tahun 2030, menghilangkan segala bentuk kekurangan 2.2.2.(a)


gizi, termasuk pada tahun 2025 mencapai target yang
disepakati secara internasional untuk anak pendek dan kurus di
bawah usia 5 tahun, dan memenuhi kebutuhan gizi remaja
perempuan, ibu hamil dan menyusui, serta manula.

Pada tahun 2030, menghilangkan segala bentuk kekurangan 2.2.2.(b)


gizi, termasuk pada tahun 2025 mencapai target yang
disepakati secara internasional untuk anak pendek dan kurus di
bawah usia 5 tahun, dan memenuhi kebutuhan gizi remaja
perempuan, ibu hamil dan menyusui, serta manula.

Pada tahun 2030, menghilangkan segala bentuk kekurangan 2.2.2.(c)


gizi, termasuk pada tahun 2025 mencapai target yang
disepakati secara internasional untuk anak pendek dan kurus di
bawah usia 5 tahun, dan memenuhi kebutuhan gizi remaja
perempuan, ibu hamil dan menyusui, serta manula.
Pada tahun 2030, menggandakan produktivitas pertanian dan 2.3.1*
pendapatan produsen makanan skala kecil, khususnya
perempuan, masyarakat penduduk asli, keluarga petani,
penggembala dan nelayan, termasuk melalui akses yang aman
dan sama terhadap lahan, sumber daya produktif, dan input
lainnya, pengetahuan, jasa keuangan, pasar, dan peluang nilai
tambah, dan pekerjaan nonpertanian.

Pada tahun 2030, mengurangi rasio angka kematian ibu hingga 3.1.1*
kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup.

Pada tahun 2030, mengurangi rasio angka kematian ibu hingga 3.1.2*
kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup.

Pada tahun 2030, mengurangi rasio angka kematian ibu hingga 3.1.2.(a)
kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup.

Pada tahun 2030, mengakhiri kematian bayi baru lahir dan 3.2.1*
balita yang dapat dicegah, dengan seluruh negara berusaha
menurunkan Angka Kematian Neonatal setidaknya hingga 12
per 1000 KH (Kelahiran Hidup) dan Angka Kematian Balita 25
per 1000.

Pada tahun 2030, mengakhiri kematian bayi baru lahir dan 3.2.2*
balita yang dapat dicegah, dengan seluruh negara berusaha
menurunkan Angka Kematian Neonatal setidaknya hingga 12
per 1000 KH (Kelahiran Hidup) dan Angka Kematian Balita 25
per 1000.

Pada tahun 2030, mengakhiri kematian bayi baru lahir dan 3.2.2.(a)
balita yang dapat dicegah, dengan seluruh negara berusaha
menurunkan Angka Kematian Neonatal setidaknya hingga 12
per 1000 KH (Kelahiran Hidup) dan Angka Kematian Balita 25
per 1000.

Pada tahun 2030, mengakhiri kematian bayi baru lahir dan 3.2.2.(b)
balita yang dapat dicegah, dengan seluruh negara berusaha
menurunkan Angka Kematian Neonatal setidaknya hingga 12
per 1000 KH (Kelahiran Hidup) dan Angka Kematian Balita 25
per 1000.
Pada tahun 2030, mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, 3.3.1.(a)
malaria, dan penyakit tropis yang terabaikan, dan memerangi
hepatitis, penyakit bersumber air, serta penyakit menular
lainnya.

Pada tahun 2030, mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, 3.3.2.(a)


malaria, dan penyakit tropis yang terabaikan, dan memerangi
hepatitis, penyakit bersumber air, serta penyakit menular
lainnya.

Pada tahun 2030, mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, 3.3.3*


malaria, dan penyakit tropis yang terabaikan, dan memerangi
hepatitis, penyakit bersumber air, serta penyakit menular
lainnya.

Pada tahun 2030, mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, 3.3.3.(a)


malaria, dan penyakit tropis yang terabaikan, dan memerangi
hepatitis, penyakit bersumber air, serta penyakit menular
lainnya.

Pada tahun 2030, mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, 3.3.4.(a)


malaria, dan penyakit tropis yang terabaikan, dan memerangi
hepatitis, penyakit bersumber air, serta penyakit menular
lainnya.

Pada tahun 2030, mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, 3.3.5*


malaria, dan penyakit tropis yang terabaikan, dan memerangi
hepatitis, penyakit bersumber air, serta penyakit menular
lainnya.

Pada tahun 2030, mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, 3.3.5.(a)


malaria, dan penyakit tropis yang terabaikan, dan memerangi
hepatitis, penyakit bersumber air, serta penyakit menular
lainnya.

Pada tahun 2030, mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, 3.3.5.(b)


malaria, dan penyakit tropis yang terabaikan, dan memerangi
hepatitis, penyakit bersumber air, serta penyakit menular
lainnya.

Pada tahun 2030, mengurangi hingga sepertiga angka kematian 3.4.1.(a)


dini akibat penyakit tidak menular, melalui pencegahan dan
pengobatan, serta meningkatkan kesehatan mental dan
kesejahteraan.

Pada tahun 2030, mengurangi hingga sepertiga angka kematian 3.4.1.(b)


dini akibat penyakit tidak menular, melalui pencegahan dan
pengobatan, serta meningkatkan kesehatan mental dan
kesejahteraan.

Pada tahun 2030, mengurangi hingga sepertiga angka kematian 3.4.1.(c)


dini akibat penyakit tidak menular, melalui pencegahan dan
pengobatan, serta meningkatkan kesehatan mental dan
kesejahteraan.
Pada tahun 2030, mengurangi hingga sepertiga angka kematian 3.4.2*
dini akibat penyakit tidak menular, melalui pencegahan dan
pengobatan, serta meningkatkan kesehatan mental dan
kesejahteraan.

Pada tahun 2030, mengurangi hingga sepertiga angka kematian 3.4.2.(a)


dini akibat penyakit tidak menular, melalui pencegahan dan
pengobatan, serta meningkatkan kesehatan mental dan
kesejahteraan.

Memperkuat pencegahan dan pengobatan penyalahgunaan zat, 3.5.1.(e)


termasuk penyalahgunaan narkotika dan penggunaan alkohol
yang membahayakan.

Memperkuat pencegahan dan pengobatan penyalahgunaan zat, 3.5.2*


termasuk penyalahgunaan narkotika dan penggunaan alkohol
yang membahayakan.

Pada tahun 2030, menjamin akses universal terhadap layanan 3.7.1*


kesehatan seksual dan reproduksi, termasuk keluarga
berencana, informasi dan pendidikan, dan integrasi kesehatan
reproduksi ke dalam strategi dan program nasional.

Pada tahun 2030, menjamin akses universal terhadap layanan 3.7.1.(a)


kesehatan seksual dan reproduksi, termasuk keluarga
berencana, informasi dan pendidikan, dan integrasi kesehatan
reproduksi ke dalam strategi dan program nasional.

Pada tahun 2030, menjamin akses universal terhadap layanan 3.7.1.(b)


kesehatan seksual dan reproduksi, termasuk keluarga
berencana, informasi dan pendidikan, dan integrasi kesehatan
reproduksi ke dalam strategi dan program nasional.

Pada tahun 2030, menjamin akses universal terhadap layanan 3.7.2*


kesehatan seksual dan reproduksi, termasuk keluarga
berencana, informasi dan pendidikan, dan integrasi kesehatan
reproduksi ke dalam strategi dan program nasional.
Pada tahun 2030, menjamin akses universal terhadap layanan 3.7.2.(a)
kesehatan seksual dan reproduksi, termasuk keluarga
berencana, informasi dan pendidikan, dan integrasi kesehatan
reproduksi ke dalam strategi dan program nasional.

Mencapai cakupan kesehatan universal, termasuk perlindungan 3.8.1.(a)


risiko keuangan, akses terhadap pelayanan kesehatan dasar
yang baik, dan akses terhadap obat- obatan dan vaksin dasar
yang aman, efektif, berkualitas, dan terjangkau bagi semua
orang.

Mencapai cakupan kesehatan universal, termasuk perlindungan 3.8.2*


risiko keuangan, akses terhadap pelayanan kesehatan dasar
yang baik, dan akses terhadap obat- obatan dan vaksin dasar
yang aman, efektif, berkualitas, dan terjangkau bagi semua
orang.

Mencapai cakupan kesehatan universal, termasuk perlindungan 3.8.2.(a)


risiko keuangan, akses terhadap pelayanan kesehatan dasar
yang baik, dan akses terhadap obat- obatan dan vaksin dasar
yang aman, efektif, berkualitas, dan terjangkau bagi semua
orang.

Pada tahun 2030, secara signifikan mengurangi jumlah 3.9.3.(a)


kematian dan kesakitan akibat bahan kimia berbahaya, serta
polusi dan kontaminasi udara, air, dan tanah.

Memperkuat pelaksanaan the Framework Convention on 3.a.1*


Tobacco Control WHO di seluruh negara sebagai langkah yang
tepat.

Mendukung penelitian dan pengembangan vaksin dan obat 3.b.1.(a)


penyakit menular dan tidak menular yang terutama
berpengaruh terhadap negara berkembang, menyediakan akses
terhadap obat dan vaksin dasar yang terjangkau, sesuai the
Doha Declaration tentang the TRIPS Agreement and Public
Health, yang menegaskan hak negara berkembang untuk
menggunakan secara penuh ketentuan dalam Kesepakatan atas
Aspek-Aspek Perdagangan dari Hak Kekayaan Intelektual terkait
keleluasaan untuk melindungi kesehatan masyarakat, dan
khususnya, menyediakan akses obat bagi semua.

Meningkatkan secara signifikan pembiayaan kesehatan dan 3.c.1*


rekrutmen, pengembangan, pelatihan, dan retensi tenaga
kesehatan di negara berkembang, khususnya negara kurang
berkembang, dan negara berkembang pulau kecil.
Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua anak perempuan 4.1.1*
dan laki-laki menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah
tanpa dipungut biaya, setara, dan berkualitas, yang mengarah
pada capaian pembelajaran yang relevan dan efektif.

Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua anak perempuan 4.1.1.(a)


dan laki-laki menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah
tanpa dipungut biaya, setara, dan berkualitas, yang mengarah
pada capaian pembelajaran yang relevan dan efektif.

Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua anak perempuan 4.1.1.(b)


dan laki-laki menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah
tanpa dipungut biaya, setara, dan berkualitas, yang mengarah
pada capaian pembelajaran yang relevan dan efektif.

Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua anak perempuan 4.1.1.(d)


dan laki-laki menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah
tanpa dipungut biaya, setara, dan berkualitas, yang mengarah
pada capaian pembelajaran yang relevan dan efektif.

Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua anak perempuan 4.1.1.(e)


dan laki-laki menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah
tanpa dipungut biaya, setara, dan berkualitas, yang mengarah
pada capaian pembelajaran yang relevan dan efektif.

Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua anak perempuan 4.1.1.(g)


dan laki-laki menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah
tanpa dipungut biaya, setara, dan berkualitas, yang mengarah
pada capaian pembelajaran yang relevan dan efektif.

Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua anak perempuan 4.2.2.(a)


dan laki-laki memiliki akses terhadap perkembangan dan
pengasuhan anak usia dini, pengasuhan, pendidikan pra-
sekolah dasar yang berkualitas, sehingga mereka siap untuk
menempuh pendidikan dasar.

Pada tahun 2030, meningkatkan secara signifikan jumlah 4.4.1*


pemuda dan orang dewasa yang memiliki keterampilan yang
relevan, termasuk keterampilan teknik dan kejuruan, untuk
pekerjaan, pekerjaan yang layak dan kewirausahaan.
Pada tahun 2030, menghilangkan disparitas gender dalam 4.5.1*
pendidikan, dan menjamin akses yang sama untuk semua
tingkat pendidikan dan pelatihan kejuruan, bagi masyarakat
rentan termasuk penyandang cacat, masyarakat penduduk asli,
dan anak-anak dalam kondisi rentan.

Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua remaja dan proporsi 4.6.1.(a)
kelompok dewasa tertentu, baik laki-laki maupun perempuan,
memiliki kemampuan literasi dan numerasi.

Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua remaja dan proporsi 4.6.1.(b)
kelompok dewasa tertentu, baik laki-laki maupun perempuan,
memiliki kemampuan literasi dan numerasi.

Membangun dan meningkatkan fasilitas pendidikan yang ramah 4.a.1*


anak, ramah penyandang cacat dan gender, serta menyediakan
lingkungan belajar yang aman, anti kekerasan, inklusif dan
efektif bagi semua.

Pada tahun 2030, secara signifikan meningkatkan pasokan guru 4.c.1*


yang berkualitas, termasuk melalui kerjasama internasional
dalam pelatihan guru di negara berkembang, terutama negara
kurang berkembang, dan negara berkembang kepulauan kecil.

Mengakhiri segala bentuk diskriminasi terhadap kaum 5.1.1*


perempuan dimanapun.

Menghapuskan segala bentuk kekerasan terhadap kaum 5.2.1*


perempuan di ruang publik dan pribadi, termasuk perdagangan
orang dan eksploitasi seksual, serta berbagai jenis eksploitasi
lainnya.
Menghapuskan segala bentuk kekerasan terhadap kaum 5.2.1.(a)
perempuan di ruang publik dan pribadi, termasuk perdagangan
orang dan eksploitasi seksual, serta berbagai jenis eksploitasi
lainnya.

Menghapuskan segala bentuk kekerasan terhadap kaum 5.2.2*


perempuan di ruang publik dan pribadi, termasuk perdagangan
orang dan eksploitasi seksual, serta berbagai jenis eksploitasi
lainnya.

Menghapuskan segala bentuk kekerasan terhadap kaum 5.2.2.(a)


perempuan di ruang publik dan pribadi, termasuk perdagangan
orang dan eksploitasi seksual, serta berbagai jenis eksploitasi
lainnya.

Menghapuskan semua praktik berbahaya, seperti perkawinan 5.3.1*


usia anak, perkawinan dini dan paksa, serta sunat perempuan.

Menghapuskan semua praktik berbahaya, seperti perkawinan 5.3.1.(a)


usia anak, perkawinan dini dan paksa, serta sunat perempuan.

Menghapuskan semua praktik berbahaya, seperti perkawinan 5.3.1.(b)


usia anak, perkawinan dini dan paksa, serta sunat perempuan.

Menjamin partisipasi penuh dan efektif, dan kesempatan yang 5.5.1*


sama bagi perempuan untuk memimpin di semua tingkat
pengambilan keputusan dalam kehidupan politik, ekonomi, dan
masyarakat.

Menjamin partisipasi penuh dan efektif, dan kesempatan yang 5.5.2*


sama bagi perempuan untuk memimpin di semua tingkat
pengambilan keputusan dalam kehidupan politik, ekonomi, dan
masyarakat.
Menjamin akses universal terhadap kesehatan seksual dan 5.6.1*
reproduksi, dan hak reproduksi seperti yang telah disepakati
sesuai dengan Programme of Action of the International
Conference on Population andDevelopment and the Beijing
Platform serta dokumen-dokumen hasil reviu dari konferensi-
konferensi tersebut.

Menjamin akses universal terhadap kesehatan seksual dan 5.6.1.(a)


reproduksi, dan hak reproduksi seperti yang telah disepakati
sesuai dengan Programme of Action of the International
Conference on Population andDevelopment and the Beijing
Platform serta dokumen-dokumen hasil reviu dari konferensi-
konferensi tersebut.

Menjamin akses universal terhadap kesehatan seksual dan 5.6.1.(b)


reproduksi, dan hak reproduksi seperti yang telah disepakati
sesuai dengan Programme of Action of the International
Conference on Population andDevelopment and the Beijing
Platform serta dokumen-dokumen hasil reviu dari konferensi-
konferensi tersebut.

Meningkatkan penggunaan teknologi yang memampukan, 5.b.1*


khususnya teknologi informasi dan komunikasi untuk
meningkatkan pemberdayaan perempuan.

Pada tahun 2030, mencapai akses universal dan merata 6.1.1.(a)


terhadap air minum yang aman dan terjangkau bagi semua.

Pada tahun 2030, mencapai akses universal dan merata 6.1.1.(b)


terhadap air minum yang aman dan terjangkau bagi semua.

Pada tahun 2030, mencapai akses universal dan merata 6.1.1.(c)


terhadap air minum yang aman dan terjangkau bagi semua.
Pada tahun 2030, mencapai akses terhadap sanitasi dan 6.2.1.(a)
kebersihan yang memadai dan merata bagi semua, dan
menghentikan praktik buang air besar di tempat terbuka,
memberikan perhatian khusus pada kebutuhan kaum
perempuan, serta kelompok masyarakat rentan.

Pada tahun 2030, mencapai akses terhadap sanitasi dan 6.2.1.(b)


kebersihan yang memadai dan merata bagi semua, dan
menghentikan praktik buang air besar di tempat terbuka,
memberikan perhatian khusus pada kebutuhan kaum
perempuan, serta kelompok masyarakat rentan.

Pada tahun 2030, mencapai akses terhadap sanitasi dan 6.2.1.(c)


kebersihan yang memadai dan merata bagi semua, dan
menghentikan praktik buang air besar di tempat terbuka,
memberikan perhatian khusus pada kebutuhan kaum
perempuan, serta kelompok masyarakat rentan.

Pada tahun 2030, mencapai akses terhadap sanitasi dan 6.2.1.(d)


kebersihan yang memadai dan merata bagi semua, dan
menghentikan praktik buang air besar di tempat terbuka,
memberikan perhatian khusus pada kebutuhan kaum
perempuan, serta kelompok masyarakat rentan.

Pada tahun 2030, mencapai akses terhadap sanitasi dan 6.2.1.(e)


kebersihan yang memadai dan merata bagi semua, dan
menghentikan praktik buang air besar di tempat terbuka,
memberikan perhatian khusus pada kebutuhan kaum
perempuan, serta kelompok masyarakat rentan.

Pada tahun 2030, mencapai akses terhadap sanitasi dan 6.2.1.(f)


kebersihan yang memadai dan merata bagi semua, dan
menghentikan praktik buang air besar di tempat terbuka,
memberikan perhatian khusus pada kebutuhan kaum
perempuan, serta kelompok masyarakat rentan.

Pada tahun 2030, meningkatkan kualitas air dengan 6.3.1.(a)


mengurangi polusi, menghilangkan pembuangan, dan
meminimalkan pelepasan material dan bahan kimia berbahaya,
mengurangi setengah proporsi air limbah yang tidak diolah, dan
secara signifikan meningkatkan daur ulang, serta penggunaan
kembali barang daur ulang yang aman secara global.

Pada tahun 2030, meningkatkan kualitas air dengan 6.3.1.(b)


mengurangi polusi, menghilangkan pembuangan, dan
meminimalkan pelepasan material dan bahan kimia berbahaya,
mengurangi setengah proporsi air limbah yang tidak diolah, dan
secara signifikan meningkatkan daur ulang, serta penggunaan
kembali barang daur ulang yang aman secara global.
Pada tahun 2030, meningkatkan kualitas air dengan 6.3.2.(a)
mengurangi polusi, menghilangkan pembuangan, dan
meminimalkan pelepasan material dan bahan kimia berbahaya,
mengurangi setengah proporsi air limbah yang tidak diolah, dan
secara signifikan meningkatkan daur ulang, serta penggunaan
kembali barang daur ulang yang aman secara global.

Pada tahun 2030, meningkatkan kualitas air dengan 6.3.2.(b)


mengurangi polusi, menghilangkan pembuangan, dan
meminimalkan pelepasan material dan bahan kimia berbahaya,
mengurangi setengah proporsi air limbah yang tidak diolah, dan
secara signifikan meningkatkan daur ulang, serta penggunaan
kembali barang daur ulang yang aman secara global.

Pada tahun 2030, secara signifikan meningkatkan efisiensi 6.4.1.(b)


penggunaan air di semua sektor, dan menjamin penggunaan
dan pasokan air tawar yang berkelanjutan untuk mengatasi
kelangkaan air, dan secara signifikan mengurangi jumlah orang
yang menderita akibat kelangkaan air.

Pada tahun 2030, menerapkan pengelolaan sumber daya air 6.5.1.(a)


terpadu di semua tingkatan, termasuk melalui kerjasama lintas
batas yang tepat.
Pada tahun 2030, menerapkan pengelolaan sumber daya air 6.5.1.(c)
terpadu di semua tingkatan, termasuk melalui kerjasama lintas
batas yang tepat.

Pada tahun 2030, menerapkan pengelolaan sumber daya air 6.5.1.(f)


terpadu di semua tingkatan, termasuk melalui kerjasama lintas
batas yang tepat.

Pada tahun 2030, menerapkan pengelolaan sumber daya air 6.5.1.(g)


terpadu di semua tingkatan, termasuk melalui kerjasama lintas
batas yang tepat.

Pada tahun 2030, meningkat secara substansial pangsa energi 7.2.1*


terbarukan dalam bauran energi global.

Pada tahun 2030, melakukan perbaikan efisiensi energi di 7.3.1*


tingkat global sebanyak dua kali lipat.

Mempertahankan pertumbuhan ekonomi per kapita sesuai 8.1.1*


dengan kondisi nasional dan, khususnya, setidaknya 7 persen
pertumbuhan produk domestik bruto per tahun di negara
kurang berkembang.

Mempertahankan pertumbuhan ekonomi per kapita sesuai 8.1.1.(a)


dengan kondisi nasional dan, khususnya, setidaknya 7 persen
pertumbuhan produk domestik bruto per tahun di negara
kurang berkembang.
Mencapai tingkat produktivitas ekonomi yang lebih tinggi, 8.2.1*
melalui diversifikasi, peningkatan dan inovasi teknologi,
termasuk melalui fokus pada sektor yang memberi nilai tambah
tinggi dan padat karya.

Menggalakkan kebijakan pembangunan yang mendukung 8.3.1*


kegiatan produktif, penciptaan lapangan kerja layak,
kewirausahaan, kreativitas dan inovasi, dan mendorong
formalisasi dan pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan
menengah, termasuk melalui akses terhadap jasa keuangan.

Menggalakkan kebijakan pembangunan yang mendukung 8.3.1.(a)


kegiatan produktif, penciptaan lapangan kerja layak,
kewirausahaan, kreativitas dan inovasi, dan mendorong
formalisasi dan pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan
menengah, termasuk melalui akses terhadap jasa keuangan.

Menggalakkan kebijakan pembangunan yang mendukung 8.3.1.(b)


kegiatan produktif, penciptaan lapangan kerja layak,
kewirausahaan, kreativitas dan inovasi, dan mendorong
formalisasi dan pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan
menengah, termasuk melalui akses terhadap jasa keuangan.

Menggalakkan kebijakan pembangunan yang mendukung 8.3.1.(c)


kegiatan produktif, penciptaan lapangan kerja layak,
kewirausahaan, kreativitas dan inovasi, dan mendorong
formalisasi dan pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan
menengah, termasuk melalui akses terhadap jasa keuangan.

Pada tahun 2030, mencapai pekerjaan tetap dan produktif dan 8.5.1*
pekerjaan yang layak bagi semua perempuan dan laki-laki,
termasuk bagi pemuda dan penyandang difabilitas, dan upah
yang sama untuk pekerjaan yang sama nilainya.

Pada tahun 2030, mencapai pekerjaan tetap dan produktif dan 8.5.2*
pekerjaan yang layak bagi semua perempuan dan laki-laki,
termasuk bagi pemuda dan penyandang difabilitas, dan upah
yang sama untuk pekerjaan yang sama nilainya.

Pada tahun 2030, mencapai pekerjaan tetap dan produktif dan 8.5.2.(a)
pekerjaan yang layak bagi semua perempuan dan laki-laki,
termasuk bagi pemuda dan penyandang difabilitas, dan upah
yang sama untuk pekerjaan yang sama nilainya.
Pada tahun 2020, secara substansial mengurangi proporsi usia 8.6.1*
muda yang tidak bekerja, tidak menempuh pendidikan atau
pelatihan.

Pada tahun 2030, menyusun dan melaksanakan kebijakan 8.9.1*


untuk mempromosikan pariwisata berkelanjutan yang
menciptakan lapangan kerja dan mempromosikan budaya dan
produk lokal.

Pada tahun 2030, menyusun dan melaksanakan kebijakan 8.9.1.(a)


untuk mempromosikan pariwisata berkelanjutan yang
menciptakan lapangan kerja dan mempromosikan budaya dan
produk lokal.

Pada tahun 2030, menyusun dan melaksanakan kebijakan 8.9.1.(b)


untuk mempromosikan pariwisata berkelanjutan yang
menciptakan lapangan kerja dan mempromosikan budaya dan
produk lokal.

Pada tahun 2030, menyusun dan melaksanakan kebijakan 8.9.1.(c)


untuk mempromosikan pariwisata berkelanjutan yang
menciptakan lapangan kerja dan mempromosikan budaya dan
produk lokal.

Pada tahun 2030, menyusun dan melaksanakan kebijakan 8.9.2*


untuk mempromosikan pariwisata berkelanjutan yang
menciptakan lapangan kerja dan mempromosikan budaya dan
produk lokal.

Memperkuat kapasitas lembaga keuangan domestik untuk 8.10.1*


mendorong dan memperluas akses terhadap perbankan,
asuransi dan jasa keuangan bagi semua.

Memperkuat kapasitas lembaga keuangan domestik untuk 8.10.1.(a)


mendorong dan memperluas akses terhadap perbankan,
asuransi dan jasa keuangan bagi semua.
Memperkuat kapasitas lembaga keuangan domestik untuk 8.10.1.(b)
mendorong dan memperluas akses terhadap perbankan,
asuransi dan jasa keuangan bagi semua.

Mengembangkan infrastruktur yang berkualitas, andal, 9.1.1.(b)


berkelanjutan dan tangguh, termasuk infrastruktur regional dan
lintas batas, untuk mendukung pembangunan ekonomi dan
kesejahteraan manusia, dengan fokus pada akses yang
terjangkau dan merata bagi semua.

Mengembangkan infrastruktur yang berkualitas, andal, 9.1.1.(c)


berkelanjutan dan tangguh, termasuk infrastruktur regional dan
lintas batas, untuk mendukung pembangunan ekonomi dan
kesejahteraan manusia, dengan fokus pada akses yang
terjangkau dan merata bagi semua.

Mengembangkan infrastruktur yang berkualitas, andal, 9.1.2.(b)


berkelanjutan dan tangguh, termasuk infrastruktur regional dan
lintas batas, untuk mendukung pembangunan ekonomi dan
kesejahteraan manusia, dengan fokus pada akses yang
terjangkau dan merata bagi semua.

Mengembangkan infrastruktur yang berkualitas, andal, 9.1.2.(c)


berkelanjutan dan tangguh, termasuk infrastruktur regional dan
lintas batas, untuk mendukung pembangunan ekonomi dan
kesejahteraan manusia, dengan fokus pada akses yang
terjangkau dan merata bagi semua.

Mempromosikan industrialisasi inklusif dan berkelanjutan, dan 9.2.1*


pada tahun 2030, secara signifikan meningkatkan proporsi
industri dalam lapangan kerja dan produk domestik bruto,
sejalan dengan kondisi nasional, dan meningkatkan dua kali
lipat proporsinya di negara kurang berkembang.

Mempromosikan industrialisasi inklusif dan berkelanjutan, dan 9.2.1.(a)


pada tahun 2030, secara signifikan meningkatkan proporsi
industri dalam lapangan kerja dan produk domestik bruto,
sejalan dengan kondisi nasional, dan meningkatkan dua kali
lipat proporsinya di negara kurang berkembang.

Mempromosikan industrialisasi inklusif dan berkelanjutan, dan 9.2.2*


pada tahun 2030, secara signifikan meningkatkan proporsi
industri dalam lapangan kerja dan produk domestik bruto,
sejalan dengan kondisi nasional, dan meningkatkan dua kali
lipat proporsinya di negara kurang berkembang.
Meningkatkan akses industri dan perusahaan skala kecil, 9.3.1*
khususnya di negara berkembang, terhadap jasa keuangan,
termasuk kredit terjangkau, dan mengintegrasikan ke dalam
rantai nilai dan pasar.

Meningkatkan akses industri dan perusahaan skala kecil, 9.3.2*


khususnya di negara berkembang, terhadap jasa keuangan,
termasuk kredit terjangkau, dan mengintegrasikan ke dalam
rantai nilai dan pasar.

Memperkuat riset ilmiah, meningkatkan kapabilitas teknologi 9.5.1*


sektor industri di semua negara, terutama negara-negara
berkembang, termasuk pada tahun 2030, mendorong inovasi
dan secara substansial meningkatkan jumlah pekerja penelitian
dan pengembangan per 1 juta orang dan meningkatkan
pembelanjaan publik dan swasta untuk penelitian dan
pengembangan.

Secara signifikan meningkatkan akses terhadap teknologi 9.c.1*


informasi dan komunikasi, dan mengusahakan penyediaan
akses universal dan terjangkau internet di negara-negara kurang
berkembang pada tahun 2020.

Secara signifikan meningkatkan akses terhadap teknologi 9.c.1.(a)


informasi dan komunikasi, dan mengusahakan penyediaan
akses universal dan terjangkau internet di negara-negara kurang
berkembang pada tahun 2020.

Secara signifikan meningkatkan akses terhadap teknologi 9.c.1.(b)


informasi dan komunikasi, dan mengusahakan penyediaan
akses universal dan terjangkau internet di negara-negara kurang
berkembang pada tahun 2020.

Pada tahun 2030, secara progresif mencapai dan 10.1.1*


mempertahankan pertumbuhan pendapatan penduduk yang
berada di bawah 40% dari populasi pada tingkat yang lebih
tinggi dari rata-rata nasional.

Pada tahun 2030, secara progresif mencapai dan 10.1.1.(a)


mempertahankan pertumbuhan pendapatan penduduk yang
berada di bawah 40% dari populasi pada tingkat yang lebih
tinggi dari rata-rata nasional.

Pada tahun 2030, secara progresif mencapai dan 10.1.1.(b)


mempertahankan pertumbuhan pendapatan penduduk yang
berada di bawah 40% dari populasi pada tingkat yang lebih
tinggi dari rata-rata nasional.
Pada tahun 2030, secara progresif mencapai dan 10.1.1.(c)
mempertahankan pertumbuhan pendapatan penduduk yang
berada di bawah 40% dari populasi pada tingkat yang lebih
tinggi dari rata-rata nasional.

Pada tahun 2030, secara progresif mencapai dan 10.1.1.(d)


mempertahankan pertumbuhan pendapatan penduduk yang
berada di bawah 40% dari populasi pada tingkat yang lebih
tinggi dari rata-rata nasional.

Pada tahun 2030, secara progresif mencapai dan 10.1.1.(e)


mempertahankan pertumbuhan pendapatan penduduk yang
berada di bawah 40% dari populasi pada tingkat yang lebih
tinggi dari rata-rata nasional.

Pada tahun 2030, secara progresif mencapai dan 10.1.1.(f)


mempertahankan pertumbuhan pendapatan penduduk yang
berada di bawah 40% dari populasi pada tingkat yang lebih
tinggi dari rata-rata nasional.

Pada tahun 2030, memberdayakan dan meningkatkan inklusi 10.2.1*


sosial, ekonomi dan politik bagi semua, terlepas dari usia, jenis
kelamin, difabilitas, ras, suku, asal, agama atau kemampuan
ekonomi atau status lainnya.

Menjamin kesempatan yang sama dan mengurangi 10.3.1.(a)


kesenjangan hasil, termasuk dengan menghapus hukum,
kebijakan dan praktik yang diskriminatif, dan mempromosikan
legislasi, kebijakan dan tindakan yang tepat terkait legislasi dan
kebijakan tersebut.

Menjamin kesempatan yang sama dan mengurangi 10.3.1.(d)


kesenjangan hasil, termasuk dengan menghapus hukum,
kebijakan dan praktik yang diskriminatif, dan mempromosikan
legislasi, kebijakan dan tindakan yang tepat terkait legislasi dan
kebijakan tersebut.

Mengadopsi kebijakan, terutama kebijakan fiskal, upah dan 10.4.1.(b)


perlindungan sosial, serta secara progresif mencapai kesetaraan
yang lebih besar.

Pada tahun 2030, menjamin akses bagi semua terhadap 11.1.1.(a)


perumahan yang layak, aman, terjangkau, dan pelayanan dasar,
serta menata kawasan kumuh.
Pada tahun 2030, menjamin akses bagi semua terhadap 11.1.1.(b)
perumahan yang layak, aman, terjangkau, dan pelayanan dasar,
serta menata kawasan kumuh.

Pada tahun 2030, memperkuat urbanisasi yang inklusif dan 11.3.1.(b)


berkelanjutan serta kapasitas partisipasi, perencanaan
penanganan permukiman yang berkelanjutan dan terintegrasi
di semua negara.

Pada tahun 2030, memperkuat urbanisasi yang inklusif dan 11.3.2.(b)


berkelanjutan serta kapasitas partisipasi, perencanaan
penanganan permukiman yang berkelanjutan dan terintegrasi
di semua negara.

Mempromosikan dan menjaga warisan budaya dunia dan 11.4.1.(a)


warisan alam dunia.

Pada tahun 2030, secara signifikan mengurangi jumlah 11.5.1*


kematian dan jumlah orang terdampak, dan secara substansial
mengurangi kerugian ekonomi relatif terhadap PDB global yang
disebabkan oleh bencana, dengan fokus melindungi orang
miskin dan orang-orang dalam situasi rentan.

Pada tahun 2030, secara signifikan mengurangi jumlah 11.5.1.(a)


kematian dan jumlah orang terdampak, dan secara substansial
mengurangi kerugian ekonomi relatif terhadap PDB global yang
disebabkan oleh bencana, dengan fokus melindungi orang
miskin dan orang-orang dalam situasi rentan.
Pada tahun 2030, secara signifikan mengurangi jumlah 11.5.1.(c)
kematian dan jumlah orang terdampak, dan secara substansial
mengurangi kerugian ekonomi relatif terhadap PDB global yang
disebabkan oleh bencana, dengan fokus melindungi orang
miskin dan orang-orang dalam situasi rentan.

Pada tahun 2030, secara signifikan mengurangi jumlah 11.5.2.(a)


kematian dan jumlah orang terdampak, dan secara substansial
mengurangi kerugian ekonomi relatif terhadap PDB global yang
disebabkan oleh bencana, dengan fokus melindungi orang
miskin dan orang-orang dalam situasi rentan.

Pada tahun 2030, mengurangi dampak lingkungan perkotaan 11.6.1.(a)


per kapita yang merugikan, termasuk dengan memberi
perhatian khusus pada kualitas udara, termasuk penanganan
sampah kota.

Pada tahun 2030, mengurangi dampak lingkungan perkotaan 11.6.1.(b)


per kapita yang merugikan, termasuk dengan memberi
perhatian khusus pada kualitas udara, termasuk penanganan
sampah kota.

Pada tahun 2030, menyediakan ruang publik dan ruang terbuka 11.7.1.(a)
hijau yang aman, inklusif dan mudah dijangkau terutama untuk
perempuan dan anak, manula dan penyandang difabilitas.

Pada tahun 2020, meningkatkan secara substansial jumlah kota 11.b.2*


dan permukiman yang mengadopsi dan mengimplementasi
kebijakan dan perencanaan yang terintegrasi tentang
penyertaan, efisiensi sumber daya, mitigasi dan adaptasi
terhadap perubahan iklim, ketahanan terhadap bencana, serta
mengembangkan dan mengimplementasikan penanganan
holistik risiko bencana di semua lini, sesuai dengan the Sendai
Framework for Disaster Risk Reduction 2015-2030.
Pada tahun 2020 mencapai pengelolaan bahan kimia dan 12.4.2.(a)
semua jenis limbah yang ramah lingkungan, di sepanjang siklus
hidupnya, sesuai kerangka kerja internasional yang disepakati
dan secara signifikan mengurangi pencemaran bahan kimia dan
limbah tersebut ke udara, air, dan tanah untuk meminimalkan
dampak buruk terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.

Pada tahun 2030, secara substansial mengurangi produksi 12.5.1.(a)


limbah melalui pencegahan, pengurangan, daur ulang, dan
penggunaan kembali.

Mendorong perusahaan, terutama perusahaan besar dan 12.6.1.(a)


transnasional, untuk mengadopsi praktek-praktek berkelanjutan
dan mengintegrasikan informasi keberlanjutan dalam siklus
pelaporan mereka.

Mempromosikan praktek pengadaan publik yang berkelanjutan, 12.7.1.(a)


sesuai dengan kebijakan dan prioritas nasional.

Pada tahun 2030, menjamin bahwa masyarakat di mana pun 12.8.1.(a)


memiliki informasi yang relevan dan kesadaran terhadap
pembangunan berkelanjutan dan gaya hidup yang selaras
dengan alam.

Memperkuat kapasitas ketahanan dan adaptasi terhadap 13.1.1*


bahaya terkait iklim dan bencana alam di semua negara.

Memperkuat kapasitas ketahanan dan adaptasi terhadap 13.1.2*


bahaya terkait iklim dan bencana alam di semua negara.
Pada tahun 2020, menjamin pelestarian, restorasi dan 15.1.1.(a)
pemanfaatan berkelanjutan dari ekosistem daratan dan
perairan darat serta jasa lingkungannya, khususnya ekosistem
hutan, lahan basah, pegunungan dan lahan kering, sejalan
dengan kewajiban berdasarkan perjanjian internasional.

Pada tahun 2020, menghentikan penggurunan, memulihkan 15.3.1.(a)


lahan dan tanah kritis, termasuk lahan yang terkena
penggurunan, kekeringan dan banjir, dan berusaha mencapai
dunia yang bebas dari lahan terdegradasi.

Meningkatkan pembagian keuntungan yang adil dan merata 15.6.1*


dari pemanfaatan sumber daya genetik, dan meningkatkan
akses yang tepat terhadap sumber daya tersebut, sesuai
kesepakatan internasional.

Pada tahun 2020, mengintegrasikan nilai-nilai ekosistem dan 15.9.1.(a)


keanekaragaman hayati ke dalam perencanaan nasional dan
daerah, proses pembangunan, strategi dan penganggaran
pengurangan kemiskinan.

Secara signifikan mengurangi segala bentuk kekerasan dan 16.1.1.(a)


terkait angka kematian dimanapun.
Secara signifikan mengurangi segala bentuk kekerasan dan 16.1.2.(a)
terkait angka kematian dimanapun.

Secara signifikan mengurangi segala bentuk kekerasan dan 16.1.3.(a)


terkait angka kematian dimanapun.

Secara signifikan mengurangi segala bentuk kekerasan dan 16.1.4*


terkait angka kematian dimanapun.

Menghentikan perlakuan kejam, eksploitasi, perdagangan, dan 16.2.1.(a)


segala bentuk kekerasan dan penyiksaan terhadap anak.

Menghentikan perlakuan kejam, eksploitasi, perdagangan, dan 16.2.1.(b)


segala bentuk kekerasan dan penyiksaan terhadap anak.
Menghentikan perlakuan kejam, eksploitasi, perdagangan, dan 16.2.3.(a)
segala bentuk kekerasan dan penyiksaan terhadap anak.

Secara substansial mengurangi korupsi dan penyuapan dalam 16.5.1.(a)


segala bentuknya.

Mengembangkan lembaga yang efektif, akuntabel, dan 16.6.1*


transparan di semua tingkat.

Mengembangkan lembaga yang efektif, akuntabel, dan 16.6.1.(a)


transparan di semua tingkat.

Mengembangkan lembaga yang efektif, akuntabel, dan 16.6.1.(b)


transparan di semua tingkat.
Mengembangkan lembaga yang efektif, akuntabel, dan 16.6.1.(c)
transparan di semua tingkat.

Mengembangkan lembaga yang efektif, akuntabel, dan 16.6.1.(d)


transparan di semua tingkat.

Mengembangkan lembaga yang efektif, akuntabel, dan 16.6.2.(a)


transparan di semua tingkat.

Menjamin pengambilan keputusan yang responsif, inklusif, 16.7.1.(a)


partisipatif dan representatif di setiap tingkatan.

Menjamin pengambilan keputusan yang responsif, inklusif, 16.7.1.(b)


partisipatif dan representatif di setiap tingkatan.
Pada tahun 2030, memberikan identitas yang syah bagi semua, 16.9.1*
termasuk pencatatan kelahiran.

Pada tahun 2030, memberikan identitas yang syah bagi semua, 16.9.1.(a)
termasuk pencatatan kelahiran.

Pada tahun 2030, memberikan identitas yang syah bagi semua, 16.9.1.(b)
termasuk pencatatan kelahiran.

Menjamin akses publik terhadap informasi dan melindungi 16.10.2.(c)


kebebasan mendasar, sesuai dengan peraturan nasional dan
kesepakatan internasional.

Menggalakkan dan menegakkan undang-undang dan kebijakan 16.b.1.(a)


yang tidak diskriminatif untuk pembangunan berkelanjutan.

Memperkuat mobilisasi sumber daya domestik, termasuk 17.1.1*


melalui dukungan internasional kepada negara berkembang,
untuk meningkatkan kapasitas lokal bagi pengumpulan pajak
dan pendapatan lainnya.
Memperkuat mobilisasi sumber daya domestik, termasuk 17.1.1.(a)
melalui dukungan internasional kepada negara berkembang,
untuk meningkatkan kapasitas lokal bagi pengumpulan pajak
dan pendapatan lainnya.

Memperkuat mobilisasi sumber daya domestik, termasuk 17.1.2*


melalui dukungan internasional kepada negara berkembang,
untuk meningkatkan kapasitas lokal bagi pengumpulan pajak
dan pendapatan lainnya.

Meningkatkan kerjasama Utara-Selatan, Selatan-Selatan dan 17.6.2.(b)


kerjasama triangular secara regional dan internasional terkait
dan akses terhadap sains, teknologi dan inovasi, dan
meningkatkan berbagi pengetahuan berdasar kesepakatan
timbal balik, termasuk melalui koordinasi yang lebih baik antara
mekanisme yang telah ada, khususnya di tingkat Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB), dan melalui mekanisme fasilitasi
teknologi global.

Meningkatkan kerjasama Utara-Selatan, Selatan-Selatan dan 17.6.2.(c)


kerjasama triangular secara regional dan internasional terkait
dan akses terhadap sains, teknologi dan inovasi, dan
meningkatkan berbagi pengetahuan berdasar kesepakatan
timbal balik, termasuk melalui koordinasi yang lebih baik antara
mekanisme yang telah ada, khususnya di tingkat Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB), dan melalui mekanisme fasilitasi
teknologi global.

Mengoperasionalisasikan secara penuh bank teknologi dan 17.8.1*


sains, mekanisme pembangunan kapasitas teknologi dan
inovasi untuk negara kurang berkembang pada tahun 2017 dan
meningkatkan penggunaan teknologi yang memampukan,
khususnya teknologi informasi dan komunikasi.

Mengoperasionalisasikan secara penuh bank teknologi dan 17.8.1.(a)


sains, mekanisme pembangunan kapasitas teknologi dan
inovasi untuk negara kurang berkembang pada tahun 2017 dan
meningkatkan penggunaan teknologi yang memampukan,
khususnya teknologi informasi dan komunikasi.
Mendorong dan meningkatkan kerjasama pemerintah-swasta 17.17.1.(a)
dan masyarakat sipil yang efektif, berdasarkan pengalaman dan
bersumber pada strategi kerjasama.

Mendorong dan meningkatkan kerjasama pemerintah-swasta 17.17.1.(b)


dan masyarakat sipil yang efektif, berdasarkan pengalaman dan
bersumber pada strategi kerjasama.

Pada tahun 2020, meningkatkan dukungan pengembangan 17.18.1.(a)


kapasitas untuk negara berkembang, termasuk negara kurang
berkembang dan negara berkembang pulau kecil, untuk
meningkatkan secara signifikan ketersediaan data berkualitas
tinggi, tepat waktu dan dapat dipercaya, yang terpilah
berdasarkan pendapatan, gender, umur, ras, etnis, status
migrasi, difabilitas, lokasi geografis dan karakteristik lainnya
yang relevan dengan konteks nasional.

Pada tahun 2020, meningkatkan dukungan pengembangan 17.18.1.(b)


kapasitas untuk negara berkembang, termasuk negara kurang
berkembang dan negara berkembang pulau kecil, untuk
meningkatkan secara signifikan ketersediaan data berkualitas
tinggi, tepat waktu dan dapat dipercaya, yang terpilah
berdasarkan pendapatan, gender, umur, ras, etnis, status
migrasi, difabilitas, lokasi geografis dan karakteristik lainnya
yang relevan dengan konteks nasional.

Pada tahun 2020, meningkatkan dukungan pengembangan 17.18.1.(c)


kapasitas untuk negara berkembang, termasuk negara kurang
berkembang dan negara berkembang pulau kecil, untuk
meningkatkan secara signifikan ketersediaan data berkualitas
tinggi, tepat waktu dan dapat dipercaya, yang terpilah
berdasarkan pendapatan, gender, umur, ras, etnis, status
migrasi, difabilitas, lokasi geografis dan karakteristik lainnya
yang relevan dengan konteks nasional.
Pada tahun 2020, meningkatkan dukungan pengembangan 17.18.1.(d)
kapasitas untuk negara berkembang, termasuk negara kurang
berkembang dan negara berkembang pulau kecil, untuk
meningkatkan secara signifikan ketersediaan data berkualitas
tinggi, tepat waktu dan dapat dipercaya, yang terpilah
berdasarkan pendapatan, gender, umur, ras, etnis, status
migrasi, difabilitas, lokasi geografis dan karakteristik lainnya
yang relevan dengan konteks nasional.

Pada tahun 2030, mengandalkan inisiatif yang sudah ada, untuk 17.19.2.(b)
mengembangkan pengukuran atas kemajuan pembangunan
berkelanjutan yang melengkapi Produk Domestik Bruto, dan
mendukung pengembangan kapasitas statistik di negara
berkembang.

Pada tahun 2030, mengandalkan inisiatif yang sudah ada, untuk 17.19.2.(c)
mengembangkan pengukuran atas kemajuan pembangunan
berkelanjutan yang melengkapi Produk Domestik Bruto, dan
mendukung pengembangan kapasitas statistik di negara
berkembang.

Pada tahun 2030, mengandalkan inisiatif yang sudah ada, untuk 17.19.2.(d)
mengembangkan pengukuran atas kemajuan pembangunan
berkelanjutan yang melengkapi Produk Domestik Bruto, dan
mendukung pengembangan kapasitas statistik di negara
berkembang.
INDIKATOR TARGET (PERPRES 59/2017)

Persentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan Menurunnya tingkat


nasional, menurut jenis kelamin dan kelompok umur. kemiskinan pada tahun 2019
menjadi 7-8% (2015: 11,13%).

Proporsi peserta jaminan kesehatan melalui SJSN Bidang Meningkatnya persentase


Kesehatan. penduduk yang menjadi
peserta jaminan kesehatan
melalui SJSN Bidang
Kesehatan menjadi minimal
95% pada tahun 2019

Proporsi peserta Program Jaminan Sosial Bidang Meningkatnya Kepesertaan


Ketenagakerjaan. Program Sistem Jaminan
Sosial Nasional (SJSN) Bidang
Ketenagakerjaan pada tahun
2019 menjadi 62,4 juta pekerja
formal dan 3,5 juta pekerja
informal (2014: Formal 29,5
juta; Informal 1,3 juta).

Persentase penyandang disabilitas yang miskin dan rentan Meningkatnya persentase


yang terpenuhi hak dasarnya dan inklusivitas. penyandang difabilitas miskin
dan rentan yang menerima
bantuan pemenuhan
kebutuhan dasar pada tahun
2019 menjadi 17,12% (2015:
14,84%).

Jumlah rumah tangga yang mendapatkan bantuan tunai Menurunnya jumlah keluarga
bersyarat/Program Keluarga Harapan. sangat miskin yang
mendapatkan bantuan tunai
bersyarat menjadi 2,8 juta
pada tahun 2019 (2015: 3
juta).

Persentase perempuan pernah kawin umur 15-49 tahun Meningkatnya cakupan


yang proses melahirkan terakhirnya di fasilitas kesehatan. persalinan di fasilitas
pelayanan kesehatan untuk
40% penduduk berpendapatan
terbawah pada tahun 2019
menjadi 70%
Persentase anak umur 12-23 bulan yang menerima Meningkatnya cakupan
imunisasi dasar lengkap. imunisasi dasar lengkap pada
anak usia 12-23 bulan untuk
40% penduduk berpendapatan
terbawah pada tahun 2019
menjadi 63%.

Prevalensi penggunaan metode kontrasepsi (CPR) semua Meningkatnya cakupan angka


cara pada Pasangan Usia Subur (PUS) usia 15-49 tahun yang pemakaian kontrasepsi semua
berstatus kawin. cara pada perempuan usia 15-
49 tahun untuk 40% penduduk
berpendapatan terbawah pada
tahun 2019 menjadi 65%.

Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap Meningkatnya akses air minum
layanan sumber air minum layak dan berkelanjutan. layak untuk 40% penduduk
berpendapatan terbawah pada
tahun 2019 menjadi 100%.

Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap Meningkatnya akses sanitasi
layanan sanitasi layak dan berkelanjutan. layak untuk 40% penduduk
berpendapatan terbawah pada
tahun 2019 menjadi 100%.

Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/sederajat. Meningkatnya Angka


Partisipasi Murni SD/MI/
Sederajat pada tahun 2019
menjadi 94,78% (2015:
91,23%).

Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/sederajat. Meningkatnya Angka


Partisipasi Murni SMP/MTs/
Sederajat pada tahun 2019
menjadi 82,2% (2015:
79,97%).
Persentase penduduk umur 0-17 tahun dengan kepemilikan Kepemilikan akte lahir untuk
akta kelahiran. penduduk 40% berpendapatan
terbawah pada tahun 2019
menjadi 77,4%.

Persentase rumah tangga miskin dan rentan yang sumber Meningkatnya akses
penerangan utamanya listrik baik dari PLN dan bukan PLN. penerangan untuk penduduk
40% berpendapatan terbawah
menjadi 100% pada tahun
2019.

Jumlah korban meninggal, hilang, dan terkena dampak (tidak ada dalam lampiran
bencana per 100.000 orang. Perpres 59/2017)

Jumlah lokasi penguatan pengurangan risiko bencana Meningkatnya jumlah lokasi


daerah. penguatan pengurangan risiko
bencana daerah pada tahun
2019 menjadi 39 daerah
(2015: 35 daerah).

Pemenuhan kebutuhan dasar korban bencana sosial. Terpenuhinya kebutuhan dasar


korban bencana sosial hingga
tahun 2019 menjadi 151 ribu
(2015: 43 ribu).

Pendampingan psikososial korban bencana sosial. Terlaksananya pendampingan


psikososial korban bencana
sosial hingga tahun 2019
menjadi 81,5 ribu (2015: 21,5
ribu).

Jumlah daerah bencana alam/bencana sosial yang Meningkatnya jumlah daerah


mendapat pendidikan layanan khusus. (SMAB=Sekolah/ bencana alam/bencana sosial
Madrasah Aman Bencana) yang mendapat pendidikan
layanan khusus pada tahun
2019 menjadi 450 (2015: 100).

Indeks risiko bencana pada pusat-pusat pertumbuhan yang Menurunnya indeks risiko
berisiko tinggi. bencana pada pusat-pusat
pertumbuhan yang berisiko
tinggi dari 58 menjadi 118,6 di
133 Kabupaten/Kota
(2014:169,4).
Jumlah kerugian ekonomi langsung akibat bencana. (tidak ada dalam lampiran
Perpres 59/2017)

Dokumen strategi pengurangan risiko bencana (PRB) tingkat (tidak ada dalam lampiran
nasional dan daerah. Perpres 59/2017)

Proporsi sumber daya yang dialokasikan oleh pemerintah (tidak ada dalam lampiran
secara langsung untuk program pemberantasan Perpres 59/2017)
kemiskinan.

Pengeluaran untuk layanan pokok (pendidikan, kesehatan (tidak ada dalam lampiran
dan perlindungan sosial) sebagai persentase dari total Perpres 59/2017)
belanja pemerintah.

Prevalensi Ketidakcukupan Konsumsi Pangan (Prevalence of (tidak ada dalam lampiran


Undernourishment). Perpres 59/2017)

Prevalensi kekurangan gizi (underweight) pada anak balita. Menurunnya prevalensi


kekurangan gizi (underweight)
pada anak balita pada tahun
2019 menjadi 17% (2013: 19,6
%).

Prevalensi penduduk dengan kerawanan pangan sedang (tidak ada dalam lampiran
atau berat, berdasarkan pada Skala Pengalaman Kerawanan Perpres 59/2017)
Pangan.
Proporsi penduduk dengan asupan kalori minimum di Menurunnya proporsi
bawah 1400 kkal/kapita/hari. penduduk dengan asupan
kalori minimum di bawah 1400
kkal/kapita/hari pada tahun
2019 menjadi 8,5 % (2015:
17,4%).

Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada anak (tidak ada dalam lampiran
di bawah lima tahun/balita. Perpres 59/2017)

Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada anak Menurunnya prevalensi
di bawah dua tahun/baduta. stunting (pendek dan sangat
pendek) pada anak di bawah
dua tahun/baduta pada tahun
2019 menjadi 28% (2013:
32,9%).

Prevalensi malnutrisi (berat badan/tinggi badan) anak pada (tidak ada dalam lampiran
usia kurang dari 5 tahun, berdasarkan tipe. Perpres 59/2017)

Prevalensi anemia pada ibu hamil. Menurunnya prevalensi


anemia pada ibu hamil pada
tahun 2019 menjadi 28%
(2013: 37,1%).

Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapatkan Persentase bayi usia kurang
ASI eksklusif. dari 6 bulan yang mendapat
ASI eksklusif menjadi 50%
pada tahun (2013: 38%).

Kualitas konsumsi pangan yang diindikasikan oleh skor Pola Meningkatnya kualitas
Pangan Harapan (PPH) mencapai; dan tingkat konsumsi konsumsi pangan yang
ikan. diindikasikan oleh skor Pola
Pangan Harapan (PPH)
mencapai 92,5 (2014: 81,8),
dan tingkat konsumsi ikan
menjadi 54,5 kg/kapita/tahun
pada tahun 2019 (2015: 40,9
kg/kapita/tahun).
Nilai Tambah Pertanian dibagi jumlah tenaga kerja di sektor (tidak ada dalam lampiran
pertanian (rupiah per tenaga kerja). Perpres 59/2017)

Angka Kematian Ibu (AKI). Menurunnya angka kematian


ibu per 100 ribu kelahiran
hidup pada tahun 2019
menjadi 306 (2010: 346).
Proporsi perempuan pernah kawin umur 15-49 tahun yang Meningkatnya persentase
proses melahirkan terakhirnya ditolong oleh tenaga persalinan oleh tenaga
kesehatan terlatih. kesehatan terampil pada tahun
2019 menjadi 95 % (2015:
91,51%).

Persentase perempuan pernah kawin umur 15-49 tahun Meningkatnya persentase


yang proses melahirkan terakhirnya di fasilitas kesehatan. persalinan di fasilitas
pelayanan kesehatan pada
tahun 2019 menjadi 85 %
(2015: 75%).

Angka Kematian Balita (AKBa) per 1000 kelahiran hidup. (tidak ada dalam lampiran
Perpres 59/2017)

Angka Kematian Neonatal (AKN) per 1000 kelahiran hidup. (tidak ada dalam lampiran
Perpres 59/2017)

Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 kelahiran hidup. Menurunnya angka kematian
bayi per 1000 kelahiran hidup
pada tahun 2019 menjadi 24
(2012-2013: 32).

Persentase kabupaten/kota yang mencapai 80% imunisasi Meningkatnya persentase


dasar lengkap pada bayi. kabupaten/ kota yang
mencapai 80% imunisasi
dasar lengkap pada bayi pada
tahun 2019 menjadi 95%
(2015: 71,2%).
Prevalensi HIV pada populasi dewasa. Menurunnya prevalensi HIV
pada populasi dewasa tahun
2019 menjadi <0,5% (2014:
0,46%).
Insiden Tuberkulosis (ITB) per 100.000 penduduk. Menurunnya prevalensi
Tuberculosis (TB) per 100.000
penduduk pada tahun 2019
menjadi 245 (2013: 297).

Kejadian Malaria per 1000 orang. (tidak ada dalam lampiran


Perpres 59/2017)

Jumlah kabupaten/kota yang mencapai eliminasi malaria. Meningkatnya jumlah


kabupaten/kota dengan
eliminasi malaria pada tahun
2019 menjadi 300 (2013: 212).

Persentase kabupaten/kota yang melakukan deteksi dini (tidak ada dalam lampiran
untuk infeksi Hepatitis B. Perpres 59/2017)

Jumlah orang yang memerlukan intervensi terhadap (tidak ada dalam lampiran
penyakit tropis yang terabaikan (Filariasis dan Kusta). Perpres 59/2017)

Jumlah provinsi dengan eliminasi Kusta. Meningkatnya jumlah provinsi


dengan eliminasi kusta
sebanyak 34 provinsi pada
tahun 2019 (2013:20).
Jumlah kabupaten/kota dengan eliminasi filariasis (berhasil Meningkatnya jumlah
lolos dalam survei penilaian transmisi tahap I). kabupaten/kota dengan
eliminasi filariasis pada tahun
2019 menjadi 35.
Persentase merokok pada penduduk umur ≤18 tahun. Menurunnya persentase
merokok pada penduduk usia
≤18 tahun pada tahun 2019
menjadi 5,4% (2013: 7,2%).

Prevalensi tekanan darah tinggi. Menurunnya prevalensi


tekanan darah tinggi pada
tahun 2019 menjadi 24,3%
(2013: 25,8%).
Prevalensi obesitas pada penduduk umur ≥18 tahun. Tidak meningkatnya prevalensi
obesitas pada penduduk usia
18 tahun ke atas pada tahun
2019 menjadi 15,4% (2013:
15,4%).
Angka kematian (insidens rate) akibat bunuh diri. (tidak ada dalam lampiran
Perpres 59/2017)

Jumlah kabupaten/kota yang memiliki puskesmas yang Meningkatnya jumlah


menyelenggarakan upaya kesehatan jiwa. Kabupaten/Kota yang memiliki
puskesmas yang
menyelenggarakan upaya
kesehatan jiwa pada tahun
2019 menjadi 280 (2015: 80).

Prevalensi penyalahgunaan narkoba. Terkendalinya laju prevalensi


penyalahgunaan narkoba pada
akhir tahun 2019 menjadi angka
0,02% (2015: 0,05%).

Konsumsi alkohol (liter per kapita) oleh penduduk umur ≥ (tidak ada dalam lampiran
15 tahun dalam satu tahun terakhir. Perpres 59/2017)

Proporsi perempuan usia reproduksi (15-49 tahun) atau Meningkatnya angka


pasangannya yang memiliki kebutuhan keluarga berencana prevalensi pemakaian
dan menggunakan alat kontrasepsi metode modern. kontrasepsi suatu cara pada
tahun 2019 menjadi 66%
(2012-2013 :61,9%).

Angka prevalensi penggunaan metode kontrasepsi (CPR) Meningkatnya cakupan angka


semua cara pada Pasangan Usia Subur (PUS) usia 15-49 pemakaian kontrasepsi semua
tahun yang berstatus kawin. cara pada perempuan usia 15-
49 tahun untuk 40% penduduk
berpendapatan terbawah pada
tahun 2019 menjadi 65%.

Angka penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang Meningkatnya angka


(MKJP) cara modern. penggunaan metode
kontrasepsi jangka panjang
(MKJP) cara modern pada
tahun 2019 menjadi 23,5%
(2012-2013:18,3%).

Angka kelahiran pada perempuan umur 15-19 tahun (Age Menurunnya angka kelahiran
Specific Fertility Rate/ASFR). pada remaja usia 15-19 tahun
(age specific fertility
rate/ASFR) pada tahun 2019
menjadi 38 (2012-2013: 48).
Total Fertility Rate (TFR). Menurunnya Total Fertility
Rate (TFR) pada tahun 2019
menjadi 2,28 (2012:2,6).

Unmet need pelayanan kesehatan. Menurunnya unmeet need


pelayanan kesehatan pada
tahun 2019 menjadi 9,91%
(2012-2013:11,4%).

Jumlah penduduk yang dicakup asuransi kesehatan atau (tidak ada dalam lampiran
sistem kesehatan masyarakat per 1000 penduduk. Perpres 59/2017)

Cakupan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Meningkatnya cakupan


Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) pada tahun 2019
minimal 95% (2015:60%).

Proporsi kematian akibat keracunan. (tidak ada dalam lampiran


Perpres 59/2017)

Persentase merokok pada penduduk umur ≥15 tahun. (tidak ada dalam lampiran
Perpres 59/2017)

Persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas. (tidak ada dalam lampiran
Perpres 59/2017)

Kepadatan dan distribusi tenaga kesehatan. (tidak ada dalam lampiran


Perpres 59/2017)
Proporsi anak-anak dan remaja: (a) pada kelas 4, (b) tingkat (tidak ada dalam lampiran
akhir SD/kelas 6, (c) tingkat akhir SMP/kelas 9 yang Perpres 59/2017)
mencapai standar kemampuan minimum dalam: (i)
membaca, (ii) matematika.

Persentase SD/MI berakreditasi minimal B. Meningkatnya persentase


SD/MI berakreditasi minimal B
pada tahun 2019 menjadi
84,2% (2015:68,7%).

Persentase SMP/MTs berakreditasi minimal B. Meningkatnya persentase


SMP/MTs berakreditasi
minimal B pada tahun 2019
menjadi 81% (2015:62,5%).

Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/sederajat. Meningkatnya Angka


Partisipasi Kasar (APK)
SD/MI/sederajat pada tahun
2019 menjadi 114,09% (2015:
108%).

Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/sederajat. Meningkatnya APK


SMP/MTs/sederajat pada
tahun 2019 menjadi 106,94%
(2015: 100,7%).

Rata-rata lama sekolah penduduk umur ≥15 tahun. Meningkatnya rata-rata lama
sekolah penduduk usia di atas
15 tahun pada tahun 2019
menjadi 8,8 tahun (2015: 8,25
tahun).

Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan Anak Usia Dini Meningkatnya APK anak yang
(PAUD). mengikuti Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD) pada tahun
2019 menjadi 77,2% (2015:
70,06%).

Proporsi remaja dan dewasa dengan keterampilan teknologi (tidak ada dalam lampiran
informasi dan komunikasi (TIK). Perpres 59/2017)
Rasio Angka Partisipasi Murni (APM) perempuan/laki-laki di 4.1. Rasio Angka Partisipasi
(1) SD/MI/sederajat; (2) SMP/MTs/sederajat; (3) Murni (APM) perempuan/laki-
SMA/SMK/MA/sederajat; dan Rasio Angka Partisipasi Kasar laki di SD/MI/paket A yang
(APK) perempuan/laki-laki di (4) Perguruan Tinggi.
setara gender pada tahun
2019. 4.2 Rasio APM
perempuan/laki-laki di
SMP/MTs/ Paket B yang
setara gender pada tahun
2019. 4.3 Rasio APK
perempuan/laki-laki di
SMA/SMK/MA yang setara
gender pada tahun 2019. 4.4
Rasio APK perempuan/laki-laki
pada PT dan PTA yang setara
gender pada tahun 2019.

Persentase angka melek aksara penduduk umur ≥15 tahun. Meningkatnya rata-rata angka
melek aksara penduduk usia di
atas 15 tahun pada tahun
2019 menjadi 96,1% (2015:
95,2%).

Persentase angka melek aksara penduduk umur 15-24 Meningkatnya persentase


tahun dan umur 15-59 tahun. angka melek aksara penduduk
usia dewasa usia 15-59 tahun
pada tahun 2019.

Proporsi sekolah dengan akses ke: (a) listrik (b) internet (tidak ada dalam lampiran
untuk tujuan pengajaran, (c) komputer untuk tujuan Perpres 59/2017)
pengajaran, (d) infrastruktur dan materi memadai bagi
siswa disabilitas, (e) air minum layak, (f) fasilitas sanitasi
dasar per jenis kelamin, (g) fasilitas cuci tangan (terdiri air,
sanitasi, dan higienis bagi semua (WASH).

Persentase guru TK, SD, SMP, SMA, SMK, dan PLB yang (tidak ada dalam lampiran
bersertifikat pendidik. Perpres 59/2017)

Jumlah kebijakan yang responsif gender mendukung Meningkatnya jumlah


pemberdayaan perempuan. kebijakan yang responsif
gender mendukung
pemberdayaan perempuan
pada tahun 2019 bertambah
sebanyak 16 (2015: 19).

Proporsi perempuan dewasa dan anak perempuan (umur (tidak ada dalam lampiran
15-64 tahun) mengalami kekerasan (fisik, seksual, atau Perpres 59/2017)
emosional) oleh pasangan atau mantan pasangan dalam 12
bulan terakhir.
Prevalensi kekerasan terhadap anak perempuan. Menurunnya prevalensi kasus
kekerasan terhadap anak
perempuan pada tahun 2019
(2013: 20,48 %).
Proporsi perempuan dewasa dan anak perempuan (umur (tidak ada dalam lampiran
15-64 tahun) mengalami kekerasan seksual oleh orang lain Perpres 59/2017)
selain pasangan dalam 12 bulan terakhir.

Persentase korban kekerasan terhadap perempuan yang Meningkatnya persentase


mendapat layanan komprehensif. kasus kekerasan terhadap
perempuan yang mendapat
layanan komprehensif pada
tahun 2019 menjadi 70%
(2015: 50%).

Proporsi perempuan umur 20-24 tahun yang berstatus (tidak ada dalam lampiran
kawin atau berstatus hidup bersama sebelum umur 15 Perpres 59/2017)
tahun dan sebelum umur 18 tahun.

Median usia kawin pertama perempuan pernah kawin Meningkatnya median usia
umur 25-49 tahun. kawin pertama perempuan
(pendewasaan usia kawin
pertama) pada tahun 2019
menjadi 21 tahun (2012: 20,1
tahun).

Angka kelahiran pada perempuan umur 15-19 tahun (Age Menurunnya ASFR 15-19 tahun
Specific Fertility Rate/ASFR). pada tahun 2019 menjadi 38
tahun (2012: 48 tahun).

Proporsi kursi yang diduduki perempuan di parlemen Meningkatnya keterwakilan


tingkat pusat, parlemen daerah dan pemerintah daerah. perempuan di DPR (Hasil Pemilu
2014: 16,6%).

Proporsi perempuan yang berada di posisi managerial. Meningkatnya keterwakilan


perempuan sebagai pengambil
keputusan di lembaga
eksekutif (Eselon I dan II)
(2014: Eselon I = 20,66% dan
Eselon II = 16,39%).
Proporsi perempuan umur 15-49 tahun yang membuat (tidak ada dalam lampiran
keputusan sendiri terkait hubungan seksual, penggunaan Perpres 59/2017)
kontrasepsi, dan layanan kesehatan reproduksi.

Unmet need KB (Kebutuhan Keluarga Berencana/KB yang Menurunnya unmeet need


tidak terpenuhi). kebutuhan ber-KB pada tahun
2019 menjadi 9,9% (2012-
2013: 11,4 %).

Pengetahuan dan pemahaman Pasangan Usia Subur (PUS) Meningkatnya pengetahuan


tentang metode kontrasepsi modern. dan pemahaman Pasangan
Usia Subur (PUS) tentang
metode kontrasepsi modern
minimal 4 jenis pada tahun
2019 menjadi 85% (2012: 79,8
%).

Proporsi individu yang menguasai/memiliki telepon (tidak ada dalam lampiran


genggam. Perpres 59/2017)

Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap Meningkatnya akses terhadap
layanan sumber air minum layak. layanan air minum layak pada
tahun 2019 menjadi 100%
(2014: 70%).

Kapasitas prasarana air baku untuk melayani rumah tangga, Meningkatnya kapasitas
perkotaan dan industri, serta penyediaan air baku untuk prasarana air baku untuk
pulau-pulau. melayani rumah tangga,
perkotaan dan industri pada
tahun 2019 menjadi 118,6
m3/detik (2015: 51,44
m3/detik) dan penyediaan air
baku untuk 60 pulau.

Proporsi populasi yang memiliki akses layanan sumber air Meningkatnya akses terhadap
minum aman dan berkelanjutan. layanan air minum layak pada
tahun 2019 menjadi 100%
(2014: 70%).
Proporsi populasi yang memiliki fasilitas cuci tangan dengan (tidak ada dalam lampiran
sabun dan air. Perpres 59/2017)

Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap Meningkatnya akses terhadap
layanan sanitasi layak. sanitasi yang layak pada tahun
2019 menjadi 100% (2014:
60,9%).

Jumlah desa/kelurahan yang melaksanakan Sanitasi Total Meningkatnya jumlah


Berbasis Masyarakat (STBM). desa/kelurahan yang
melaksanakan Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat (STBM)
menjadi 45.000 pada tahun
2019 (2015: 25.000).

Jumlah desa/kelurahan yang Open Defecation Free (ODF)/ (tidak ada dalam lampiran
Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS). Perpres 59/2017)

Jumlah kabupaten/kota yang terbangun infrastruktur air Terbangunnya infrastruktur air


limbah dengan sistem terpusat skala kota, kawasan dan limbah dengan sistem terpusat
komunal. skala kota, kawasan, komunal
pada tahun 2019 di 438
kabupaten/kota.

Proporsi rumah tangga yang terlayani sistem pengelolaan (tidak ada dalam lampiran
air limbah terpusat. Perpres 59/2017)

Jumlah kabupaten/kota yang ditingkatkan kualitas Peningkatan kualitas pengelolaan


pengelolaan lumpur tinja perkotaan dan dilakukan air limbah sistem setempat
pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT). melalui peningkatan kualitas
pengelolaan lumpur tinja
perkotaan dan pembangunan
Instalasi Pengolahan Lumpur
Tinja (IPLT) di 409
kabupaten/kota.

Proporsi rumah tangga yang terlayani sistem pengelolaan (tidak ada dalam lampiran
lumpur tinja. Perpres 59/2017)
Kualitas air danau. Pengelolaan kualitas air, baik di
sungai, waduk, danau, situ,
muara sungai, pantai termasuk
perbaikan sistem monitoring
hidrologis dan kualitas air dengan
indikator membaiknya kualitas air
di 15 danau, 5 wilayah sungai.

Kualitas air sungai sebagai sumber air baku. Peningkatan kualitas air sungai
sebagai sumber air baku menuju
baku mutu rata-rata air sungai
kelas II.

Insentif penghematan air pertanian/perkebunan dan Pemberian insentif


industri. penghematan air
pertanian/perkebunan dan
industri termasuk penerapan
prinsip reduce,
mengembangkan reuse dan
recycle, ser-ta pengembangan
konsep pemanfaatan air
limbah yang aman untuk
pertanian (safe use of
astewater in agriculture).

Jumlah Rencana Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Terpadu Internalisasi 108 Rencana
(RPDAST) yang diinternalisasi ke dalam Rencana Tata Ruang Pengelolaan Daerah Aliran
Wilayah (RTRW). Sungai Terpadu (RPDAST)
yang sudah disusun ke dalam
Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW).
Jumlah jaringan informasi sumber daya air yang dibentuk. Pembentukan jaringan informasi
sumber daya air di 8 Wilayah
Sungai.

Jumlah wilayah sungai yang memiliki partisipasi masyarakat Peningkatan partisipasi


dalam pengelolaan daerah tangkapan sungai dan danau. masyarakat dalam
pengelolaan daerah tangkapan
sungai dan danau di 10
Wilayah Sungai
Kegiatan penataan kelembagaan sumber daya air. Melanjutkan penataan
kelembagaan sumber daya air,
antara lain dengan:
Mensinergikan pengaturan
kewenangan dan tanggung jawab
di semua tingkat pemerintahan
beserta seluruh pemang-ku
kepentingan serta
menjalankannya secara konsisten;
Meningkatkan ke-mampuan
komunikasi, kerjasama, dan
koordinasi antarlembaga serta
antar-wadah koordinasi
pengelolaan sumber daya air
yang telah terbentuk; dan
Meningkatkan kapasitas
kelembagaan pengelolaan
sumber daya air.

Bauran energi terbarukan. Bauran energi terbarukan


mencapai 10-16% pada tahun
2019.

Intensitas energi primer. Intensitas energi primer


(penurunan 1% per tahun)
menjadi 463,2 SBM pada tahun
2019.

Laju pertumbuhan PDB per kapita. (tidak ada dalam lampiran


Perpres 59/2017)

PDB per kapita. Meningkatnya Produk


Domestik Bruto (PDB) per
kapita per tahun menjadi lebih
dari Rp 50 juta pada tahun
2019 (2015: Rp 45,2 juta).
Laju pertumbuhan PDB per tenaga kerja/Tingkat Pertumbuhan PDB riil per
pertumbuhan PDB riil per orang bekerja per tahun. orang yang bekerja meningkat
hingga tahun 2019.

Proporsi lapangan kerja informal sektor non-pertanian, (tidak ada dalam lampiran
berdasarkan jenis kelamin. Perpres 59/2017)

Persentase tenaga kerja formal. Persentase tenaga kerja


formal mencapai 51% pada
tahun 2019 (2015: 42,2%).

Persentase tenaga kerja informal sektor pertanian. (tidak ada dalam lampiran
Perpres 59/2017)

Persentase akses UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Akses Layanan Keuangan
Menengah) ke layanan keuangan. formal Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM) 25% pada
tahun 2019 (2014: 17,8%).

Upah rata-rata per jam pekerja. (tidak ada dalam lampiran


Perpres 59/2017)

Tingkat pengangguran terbuka berdasarkan jenis kelamin (tidak ada dalam lampiran
dan kelompok umur. Perpres 59/2017)

Tingkat setengah pengangguran. (tidak ada dalam lampiran


Perpres 59/2017)
Persentase usia muda (15-24 tahun) yang sedang tidak Meningkatnya keterampilan
sekolah, bekerja atau mengikuti pelatihan (NEET). pekerja rentan agar dapat
memasuki pasar tenaga kerja.

Proporsi kontribusi pariwisata terhadap PDB. Meningkatnya kontribusi


pariwisata menjadi 8%
terhadap PDB pada tahun
2019 (2014: 4,2%).

Jumlah wisatawan mancanegara. Meningkatnya jumlah


wisatawan mancanegara
menjadi 20 juta pada tahun
2019 (2014: 9 juta).

Jumlah kunjungan wisatawan nusantara. (tidak ada dalam lampiran


Perpres 59/2017)

Jumlah devisa sektor pariwisata. (tidak ada dalam lampiran


Perpres 59/2017)

Jumlah pekerja pada industri pariwisata dalam proporsi (tidak ada dalam lampiran
terhadap total pekerja. Perpres 59/2017)

Jumlah kantor bank dan ATM per 100.000 penduduk (tidak ada dalam lampiran
dewasa Perpres 59/2017)

Rata-rata jarak lembaga keuangan (Bank Umum). Meningkatnya perluasan akses


permodalan dan layanan
keuangan melalui penguatan
layanan keuangan hingga
tahun 2019.
Proporsi kredit UMKM terhadap total kredit. Meningkatnya perluasan akses
permodalan dan layanan
keuangan melalui penguatan
layanan keuangan hingga tahun
2019.

Panjang pembangunan jalan tol. Terbangunnya jalan tol sepanjang


1.000 km pada tahun 2019 (2014:
820 km).

Panjang jalur kereta api. Bertambahnya panjang jalur


kereta api sepanjang 3.258 km
pada tahun 2019 (2014: 237).

Jumlah dermaga penyeberangan. Meningkatnya jumlah dermaga


penyeberangan menjadi 275
pada tahun 2019 (2014: 954 km).

Jumlah pelabuhan strategis. Terbangunnya pelabuhan


strategis untuk menunjang tol
laut pada 24 pelabuhan pada
tahun 2019.

Proporsi nilai tambah sektor industri manufaktur terhadap (tidak ada dalam lampiran
PDB dan per kapita. Perpres 59/2017)

Laju pertumbuhan PDB industri manufaktur. Meningkatnya laju


pertumbuhan PDB industri
manufaktur sehingga lebih
tinggi dari pertumbuhan PDB
(2015: 4,3%).

Proporsi tenaga kerja pada sektor industri manufaktur. (tidak ada dalam lampiran
Perpres 59/2017)
Proporsi nilai tambah industri kecil terhadap total nilai (tidak ada dalam lampiran
tambah industri. Perpres 59/2017)

Proporsi industri kecil dengan pinjaman atau kredit. (tidak ada dalam lampiran
Perpres 59/2017)

Proporsi anggaran riset pemerintah terhadap PDB. (tidak ada dalam lampiran
Perpres 59/2017)

Proporsi penduduk yang terlayani mobile broadband. (tidak ada dalam lampiran
Perpres 59/2017)

Proporsi individu yang menguasai/memiliki telepon (tidak ada dalam lampiran


genggam Perpres 59/2017)

Proporsi individu yang menggunakan internet (tidak ada dalam lampiran


Perpres 59/2017)

Koefisien Gini. Koefisien Gini pada tahun


2019 menjadi 0,36 (2014:
0,41).

Persentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan Tingkat kemiskinan pada tahun
nasional, menurut jenis kelamin dan kelompok umur. 2019 menjadi 7-8% dari jumlah
penduduk (2015:11,13%).

Jumlah daerah tertinggal yang terentaskan. Jumlah daerah tertinggal yang


terentaskan sebanyak 80
kabupaten pada tahun 2019.
Jumlah desa tertinggal. Berkurangnya Desa Tertinggal
sebanyak 5.000 desa.

Jumlah Desa Mandiri. Meningkatnya Desa Mandiri


paling sedikit sebanyak 2.000
desa.

Rata-rata pertumbuhan ekonomi di daerah tertinggal. (tidak ada dalam lampiran


Perpres 59/2017)

Persentase penduduk miskin di daerah tertinggal. Menurunnya persentase


penduduk miskin di daerah
tertinggal menjadi 14% pada
tahun 2019 (2014: 16,64%).

Proporsi penduduk yang hidup di bawah 50 persen dari (tidak ada dalam lampiran
median pendapatan, menurut jenis kelamin dan Perpres 59/2017)
penyandang difabilitas.

Indeks Kebebasan Sipil. Meningkatnya Indeks Kebebasan


Sipil menjadi 87 pada tahun 2019
(2015: 80,3).

Jumlah kebijakan yang diskriminatif dalam 12 bulan lalu (tidak ada dalam lampiran
berdasarkan pelarangan diskriminasi menurut hukum HAM Perpres 59/2017)
Internasional.

Proporsi peserta Program Jaminan Sosial Bidang Meningkatnya kepesertaan


Ketenagakerjaan. Sistem Jaminan Sosial
Nasional bidang
ketenagakerjaan untuk tenaga
kerja formal pada tahun 2019
menjadi 62,4 juta dan tenaga
kerja informal pada tahun 2019
menjadi 3,5 juta (2014: Formal
29,5 juta; Informal 1,3 juta).

Proporsi rumah tangga yang memiliki akses terhadap Tersedianya akses bagi 3,7
hunian yang layak dan terjangkau. juta rumah tangga terhadap
hunian yang layak dan
terjangkau hingga tahun 2019
Jumlah kawasan perkotaan metropolitan yang terpenuhi Terwujudnya pemenuhan standar
standar pelayanan perkotaan (SPP). pelayanan perkotaan kota yang
aman, nyaman dan layak huni
pada aspek permukiman paling
sedikit di 12 Kawasan Perkotaan
Metropolitan hingga tahun 2019.

Jumlah Metropolitan baru di luar Jawa sebagai Pusat Terwujudnya pembangunan 5


Kegiatan Nasional (PKN). Metropolitan baru di Luar Jawa
sebagai Pusat Kegiatan Nasional
(PKN) hingga tahun 2019 (2014:
2).

Jumlah lembaga pembiayaan infrastruktur. Tersedianya lembaga


pembiayaan infrastruktur.

Jumlah kota pusaka di kawasan perkotaan metropolitan, Terwujudnya kota dan kawasan
kota besar, kota sedang dan kota kecil. per-kotaan layak huni melalui
pengembangan kota pusaka
berbasis karakter sosial budaya
(heritage city) di kawasan
perkotaan metropolitan, kota
besar, sedang, dan kecil, hingga
tahun 2019.

Jumlah korban meninggal, hilang dan terkena dampak (tidak ada dalam lampiran
bencana per 100.000 orang. Perpres 59/2017)

Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI). Menurunnya Indeks Risiko


Bencana (IRB) mencapai 30%
hingga tahun 2019.
Jumlah sistem peringatan dini cuaca dan iklim serta Tersedianya sistem peringatan
kebencanaan. dini cuaca dan iklim serta
kebencanaan.

Jumlah kerugian ekonomi langsung akibat bencana. (tidak ada dalam lampiran
Perpres 59/2017)

Persentase sampah perkotaan yang tertangani. Meningkatnya cakupan


penanganan sampah
perkotaan menjadi 80% pada
tahun 2019 (2013: 46%).

Jumlah kota hijau yang mengembangkan dan menerapkan Terwujudnya kota hijau yang
green waste di kawasan perkotaan metropolitan. berketahanan iklim dan bencana
melalui pengembangan dan
penerapan green water, green
waste (pengelolaan sampah dan
limbah melalui reduce-reuse-
recycle), green transportation
khususnya di 7 kawasan
perkotaan metropolitan, hingga
tahun 2019.

Jumlah kota hijau yang menyediakan ruang terbuka hijau di Terwujudnya kota hijau yang
kawasan perkotaan metropolitan dan kota sedang. berketahanan iklim, melalui
penyediaan ruang terbuka hijau,
paling sedikit di 12 kawasan
perkotaan metropolitan dan 20
kota sedang, hingga tahun 2019.

Dokumen strategi pengurangan risiko bencana (PRB) tingkat (tidak ada dalam lampiran
daerah. Perpres 59/2017)
Jumlah limbah B3 yang terkelola dan proporsi limbah B3 Meningkatnya pengelolaan
yang diolah sesuai peraturan perundangan (sektor industri). limbah B3 menjadi 150 juta ton
pada tahun 2019 (2015: 100 juta
ton).

Jumlah timbulan sampah yang didaur ulang. Meningkatnya pengelolaan


sampah terpadu (reduce,
reuse, and recycle/3R) melalui
beroperasinya 115 unit recycle
center skala kota dengan
kapasitas 20 ton per hari
hingga tahun 2019 (2015: 1
unit).

Jumlah perusahaan yang menerapkan sertifikasi SNI ISO Meningkatnya jumlah


14001. perusahaan yang menerapkan
sertifikasi SNI ISO 14001 (Sistem
Manajemen Lingkungan/SML)
hingga tahun 2019.

Jumlah produk ramah lingkungan yang teregister. Dikembangkannya produk


ramah lingkungan berupa
kategori/kriteria produk yang
teregister dalam pengadaan
publik (Green Public
Procurement, GPP) hingga
tahun 2019.

Jumlah fasilitas publik yang menerapkan Standar Pelayanan (tidak ada dalam lampiran
Masyarakat (SPM) dan teregister. Perpres 59/2017)

Dokumen strategi pengurangan risiko bencana (PRB) tingkat Menurunnya Indeks Risiko
nasional dan daerah. Bencana
melalui strategi pengurangan
risiko bencana tingkat nasional
dan daerah hingga tahun
2019.

Jumlah korban meninggal, hilang dan terkena dampak (tidak ada dalam lampiran
bencana per 100.000 orang. Perpres 59/2017)
Proporsi tutupan hutan terhadap luas lahan keseluruhan. Meningkatnya kualitas
lingkungan hidup melalui
peningkatan tutupan
lahan/hutan hingga tahun 2019

Proporsi luas lahan kritis yang direhabilitasi terhadap luas Berkurangnya luasan lahan
lahan keseluruhan. kritis melalui rehabilitasi seluas
5,5 juta hektar di dalam
Kesatuan Pemangkuan Hutan
(KPH) dan Daerah Aliran
Sungai (DAS) Prioritas hingga
tahun 2019 (2015: 1,25 juta
hektar).

Tersedianya kerangka legislasi, administrasi dan kebijakan (tidak ada dalam lampiran
untuk memastikan pembagian keuntungan yang adil dan Perpres 59/2017)
merata.

Dokumen rencana pemanfaatan keanekaragaman hayati. Meningkatnya pemanfaatan


keanekaragaman hayati untuk
mendukung pertumbuhan
ekonomi, daya saing nasional dan
kesejahteraan masyarakat hingga
tahun 2019.

Jumlah kasus kejahatan pembunuhan pada satu tahun (tidak ada dalam lampiran
terakhir. Perpres 59/2017)
Kematian disebabkan konflik per 100.000 penduduk. (tidak ada dalam lampiran
Perpres 59/2017)

Proporsi penduduk yang menjadi korban kejahatan (tidak ada dalam lampiran
kekerasan dalam 12 bulan terakhir. Perpres 59/2017)

Proporsi penduduk yang merasa aman berjalan sendirian di Meningkatnya upaya


area tempat tinggalnya. keberlanjutan pembangunan
sosial yang ditandai dengan
terkendalinya kekerasan terhadap
anak, perkelahian, Kekerasan
Dalam Rumah Tangga (KDRT), dan
meningkatnya keamanan yang
tercermin dalam rendahnya
konflik horizontal dan rendahnya
tingkat kriminalitas.

Proporsi rumah tangga yang memiliki anak umur 1-17 (tidak ada dalam lampiran
tahun yang mengalami hukuman fisik dan/atau agresi Perpres 59/2017)
psikologis dari pengasuh dalam setahun terakhir.

Prevalensi kekerasan terhadap anak laki-laki dan anak Menurunnya prevalensi


perempuan. kekerasan
terhadap anak pada tahun
2019 (2013: 38,62% untuk
anak laki-laki dan 20,48%
untuk anak perempuan).
Proporsi perempuan dan laki-laki muda umur 18-24 tahun (tidak ada dalam lampiran
yang mengalami kekerasan seksual sebelum umur 18 Perpres 59/2017)
tahun.

Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK). Meningkatnya Indeks Perilaku


Anti Korupsi (IPAK) menjadi
4,0 pada tahun 2019 (2015:
3,6).

Proporsi pengeluaran utama pemerintah terhadap (tidak ada dalam lampiran


anggaran yang disetujui. Perpres 59/2017)

Persentase peningkatan Opini Wajar Tanpa Pengecualian Meningkatnya persentase


(WTP) atas Laporan Keuangan Kementerian/ Lembaga dan opini Wajar Tanpa Pengeculian
Pemerintah Daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota). (WTP) atas laporan keuangan
pada tahun 2019 untuk
Kementerian/Lembaga: 95%,
Provinsi: 85%,
Kabupaten:60%, Kota: 65%
(2015 untuk K/L: 74%,
Provinsi: 52%, Kabupaten:
30%, Kota:41%).

Persentase peningkatan Sistem Akuntabilitas Kinerja Meningkatnya persentase Skor


Pemerintah (SAKIP) Kementerian/Lembaga dan Pemerintah B atas Sistem Akuntabilitas
Daerah (Provinsi/ Kabupaten/Kota). Kinerja Instansi Pemerintah
(SAKIP) untuk
Kementerian/Lembaga: 85%,
Provinsi: 75%,
Kabupaten/Kota: 50% pada
tahun 2019 (2015: K/L:
60,24%, Provinsi: 30,30%,
Kabupaten/Kota: 2,38%).
Persentase penggunaan E-procurement terhadap belanja Meningkatnya penggunaan E-
pengadaan. procurement terhadap belanja
pengadaan menjadi 80% pada
tahun 2019 (2013: 30%).

Persentase instansi pemerintah yang memiliki nilai Indeks Meningkatnya persentase


Reformasi Birokrasi Baik Kementerian/Lembaga dan instansi pemerintah yang
Pemerintah Daerah (Provinsi/ Kabupaten/Kota). memiliki nilai Indeks Reformasi
Birokrasi Baik untuk
Kementerian/Lembaga
menjadi 75%, Provinsi: 60%,
Kabupaten/Kota: 45% pada
tahun 2019 (2015: untuk K/L:
47%, Provinsi: NA,
Kabupaten/Kota: NA).

Persentase Kepatuhan pelaksanaan UU Pelayanan Publik Meningkatnya persentase


Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah (Provinsi/ Kepatuhan pelaksanaan UU
Kabupaten/Kota). Pelayanan Publik untuk
Kementerian: 100%,
Lembaga: 100%, Provinsi:
100%, Kabupaten/Kota: 80%
pada tahun 2019.

Persentase keterwakilan perempuan di Dewan Perwakilan Meningkatnya keterwakilan


Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). perempuan di DPR dan DPRD
(Hasil Pemilu 2014 untuk DPR:
16,6%).

Persentase keterwakilan perempuan sebagai pengambilan Meningkatnya keterwakilan


keputusan di lembaga eksekutif (Eselon I dan II). perempuan sebagai pengambil
keputusan di lembaga
eksekutif (Eselon I dan II)
(2014: Eselon I = 20,66% dan
Eselon II = 16,39%).
Proporsi anak umur di bawah 5 tahun yang kelahirannya (tidak ada dalam lampiran
dicatat oleh lembaga pencatatan sipil, menurut umur. Perpres 59/2017)

Persentase kepemilikan akta lahir untuk penduduk 40% Meningkatnya cakupan


berpendapatan bawah. pelayanan dasar kepemilikan
akte lahir untuk penduduk 40%
berpendapatan terbawah
menjadi 77,4% pada tahun
2019.

Persentase anak yang memiliki akta kelahiran. Meningkatnya persentase


anak yang memiliki akte
kelahiran menjadi 85% pada
tahun 2019 (2015: 75%).

Jumlah kepemilikan sertifikat Pejabat Pengelola Informasi Meningkatnya kualitas Pejabat


dan Dokumentasi (PPID) untuk mengukur kualitas PPID Pengelola Informasi dan
dalam menjalankan tugas dan fungsi sebagaimana diatur Dokumentasi (PPID) dalam
dalam peraturan perundang-undangan.
menjalankan tugas dan fungsi
sebagaimana diatur dalam
peraturan perundang-
undangan yang ditandai
dengan adanya sertifikasi
PPID.

Jumlah kebijakan yang diskriminatif dalam 12 bulan lalu (tidak ada dalam lampiran
berdasarkan pelarangan diskriminasi menurut hukum HAM Perpres 59/2017)
Internasional.

Total pendapatan pemerintah sebagai proporsi terhadap (tidak ada dalam lampiran
PDB menurut sumbernya. Perpres 59/2017)
Rasio penerimaan pajak terhadap PDB. Tercapainya rasio penerimaan
perpajakan terhadap PDB di
atas 12% per tahun (2015:
10,7%).

Proporsi anggaran domestik yang didanai oleh pajak (tidak ada dalam lampiran
domestik. Perpres 59/2017)

Tingkat penetrasi akses tetap pitalebar (fixed broadband) di Meningkatnya penetrasi akses
Perkotaan dan di Perdesaan. tetap pita lebar (fixed
broadband) pada tahun 2019
di: - Perkotaan (20 Mbps)
menjangkau 71% rumah
tangga (2015: 38%) dan 30%
populasi (2015: 16%). -
Perdesaan (10 Mbps)
menjangkau 49% rumah
tangga (2015: 26%) dan 6%
populasi (2015: 3%).

Proporsi penduduk terlayani mobile broadband Meningkatnya penetrasi akses


bergerak pita lebar (mobile
broadband) dengan kecepatan
1 Megabyte per second
(Mbps) pada tahun 2019 di: -
Perkotaan menjangkau 100%
populasi. - Perdesaan
menjangkau 52% populasi.

Proporsi individu yang menggunakan internet. (tidak ada dalam lampiran


Perpres 59/2017)

Persentase kabupaten 3T yang terjangkau layanan akses Tersedianya jangkauan


telekomunikasi universal dan internet. layanan akses telekomunikasi
universal dan internet
mencapai 100% di wilayah
Universal Service Obligation
(USO), dengan prioritas
daerah terpencil, terluar, dan
perbatasan.
Jumlah proyek yang ditawarkan untuk dilaksanakan dengan Tersedianya alternatif
skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). pembiayaan untuk pembangunan
melalui skema Kerjasama
Pemerintah Swasta
(KPS)/Kerjasama Pemerintah
dengan Badan Usaha Dalam
Penyediaan Infrastruktur (KPBU).

Jumlah alokasi pemerintah untuk penyiapan proyek, Tersedianya alokasi dana APBN
transaksi proyek, dan dukungan pemerintah dalam untuk penyiapan, transaksi dan
Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). dukungan Pemerintah bagi
proyek KPS/KPBU.

Persentase konsumen Badan Pusat Statistik (BPS) yang (tidak ada dalam lampiran
merasa puas dengan kualitas data statistik. Perpres 59/2017)

Persentase konsumen yang menjadikan data dan informasi (tidak ada dalam lampiran
statistik BPS sebagai rujukan utama. Perpres 59/2017)

Jumlah metadata kegiatan statistik dasar, sektoral, dan (tidak ada dalam lampiran
khusus yang terdapat dalam Sistem Informasi Rujukan Perpres 59/2017)
Statistik (SIRuSa).
Persentase indikator SDGs terpilah yang relevan dengan (tidak ada dalam lampiran
target. Perpres 59/2017)

Tersedianya data registrasi terkait kelahiran dan kematian (tidak ada dalam lampiran
(Vital Statistics Register) Perpres 59/2017)

Jumlah pengunjung eksternal yang mengakses data dan (tidak ada dalam lampiran
informasi statistik melalui website. Perpres 59/2017)

Persentase konsumen yang puas terhadap akses data (tidak ada dalam lampiran
Badan Pusat Statistik (BPS). Perpres 59/2017)
TARGET (PERPRES 59/2017) - KEWENANGAN NO.
KABUPATEN INDIKATOR INDIKATOR RPJMD SPM
ringkasan RPJMD
Menurun menjadi 7-8% Kabupaten A.1.AKM.7 Persentase penduduk
diatas garis kemiskinan

Meningkat menjadi 95% Kabupaten

Meningkat menjadi 62,4 juta Kabupaten A.2.UWND.1.5 Besaran pekerja/buruh


pekerja formal; 3,5 juta yang menjadi peserta
pekerja informal program Jamsostek

Meningkat menjadi 17,12% Kabupaten A.2.UWD.6.9 Persentase penyandang SOSIAL


cacat fisik dan mental,
serta lanjut usia tidak
potensial yang telah
menerima jaminan
sosial

Menurun menjadi 2,8 juta Kabupaten A.2.UWD.6.1 Persentase PMKS yang


memperoleh bantuan
sosial

Meningkat menjadi 70% Kabupaten A.2.UWD.2.12 Cakupan pertolongan KESEHATAN


persalinan oleh tenaga
kesehatan yang
memiliki kompetensi
kebidanan
Meningkat menjadi 63%. Kabupaten A.2.UWD.2.13 Cakupan KESEHATAN
Desa/kelurahan
Universal Child
Immunization (UCI)

Meningkat menjadi 65% Kabupaten A.2.UWND.8.1 Angka pemakaian KESEHATAN


0 kontrasepsi/CPR bagi
perempuan menikah
usia 15 - 49

Meningkat menjadi 100% Kabupaten A.2.UWD.3.1. Proporsi rumah tangga PEKERJAAN


15 dengan akses UMUM
berkelanjutan terhadap
air minum layak,
perkotaan dan
perdesaan

Meningkat menjadi 100% Kabupaten A.2.UWD.3.1. Persentase rumah PEKERJAAN


7 tinggal bersanitasi UMUM

Meningkat menjadi 94,78% Kabupaten A.2.UWD.1.4. Angka Partisipasi Murni PENDIDIKAN


1 (APM) SD/MI/Paket A

Meningkat menjadi 82,2% Kabupaten A.2.UWD.1.4. Angka Partisipasi Murni PENDIDIKAN


2 (APM) SMP/MTs/Paket
B
Meningkat menjadi 77,4%. Kabupaten A.2.UWND.6.7 Cakupan penerbitan
akta kelahiran

Meningkat menjadi 100% Kabupaten A.2.UP.4.1 Persentase rumah


tangga pengguna listrik

Menurun Kabupaten KETENTERAMAN,


KETERTIBAN
UMUM, DAN
PERLINDUNGAN
MASYARAKAT

Meningkat menjadi 39 Kabupaten KETENTERAMAN,


daerah KETERTIBAN
UMUM, DAN
PERLINDUNGAN
MASYARAKAT

Meningkat menjadi 151 ribu Kabupaten A.2.UWD.6.7 Persentase korban SOSIAL


bencana yang
menerima bantuan
sosial selama masa
tanggap darurat

Meningkat menjadi 81,5 ribu Kabupaten A.2.UWD.6.7 Persentase korban SOSIAL


bencana yang
menerima bantuan
sosial selama masa
tanggap darurat

Meningkat menjadi 450 Kabupaten SOSIAL

Menurun menjadi 118,6 Kabupaten KETENTERAMAN,


KETERTIBAN
UMUM, DAN
PERLINDUNGAN
MASYARAKAT
Menurun Kabupaten

ada Kabupaten KETENTERAMAN,


KETERTIBAN
UMUM, DAN
PERLINDUNGAN
MASYARAKAT

Meningkat Kabupaten

Meningkat Kabupaten A.2.PU.2.5; Persentase belanja


A.2.PU.2.6 pendidikan (20%);
Persentase belanja
kesehatan (10%)

Menurun Kabupaten A.2.UWD.2.15 Proporsi penduduk


dengan asupan kalori di
bawah tingkat
konsumsi minimum
(standar yang
digunakan Indonesia
2.100 Kkal/kapita/hari)

Menurun menjadi 17% Kabupaten A.1.AKM.15 Prevalensi balita gizi KESEHATAN


kurang

Menurun Kabupaten A.1.AKM.30 Penanganan daerah


rawan pangan
Menurun menjadi 8,5 % Kabupaten A.2.UWD.2.15 Proporsi penduduk
dengan asupan kalori di
bawah tingkat
konsumsi minimum
(standar yang
digunakan Indonesia
2.100 Kkal/kapita/hari)

Menurun Kabupaten KESEHATAN

Menurun menjadi 28% Kabupaten KESEHATAN

Menurun Kabupaten A.1.AKM.14/1 Persentase balita gizi KESEHATAN


5 buruk/kurang gizi

Menurun menjadi 28% Kabupaten KESEHATAN

Meningkat menjadi 50% Kabupaten KESEHATAN

Meningkat menjadi: skor Kabupaten A.2.UP.8.2 Konsumsi ikan


PPH 92,5; tingkat konsumsi
ikan 54,5 kg/kapita/tahun
Meningkat Kabupaten

Menurun menjadi 306 Kabupaten A.2.UWD.2.5. Angka Kematian Ibu KESEHATAN


per 100,000 kelahiran
hidup

Meningkat menjadi 95% Kabupaten A.2.UWD.2.12 Cakupan pertolongan KESEHATAN


persalinan oleh tenaga
kesehatan yang
memiliki kompetensi
kebidanan

Meningkat menjadi 85 % Kabupaten A.2.UWD.2.12 Cakupan pertolongan KESEHATAN


persalinan oleh tenaga
kesehatan yang
memiliki kompetensi
kebidanan

Menurun Kabupaten A.2.UWD.2.3 Angka Kematian Balita KESEHATAN


per 1000 kelahiran
hidup

Menurun Kabupaten A.2.UWD.2.4 Angka Kematian KESEHATAN


Neonatal per 1000
kelahiran hidup

Menurun menjadi 24 Kabupaten A.2.UWD.2.1 Angka Kematian Bayi KESEHATAN


(AKB) per 1000
kelahiran hidup

Meningkat menjadi 95% Kabupaten A.2.UWD.2.13 Cakupan KESEHATAN


Desa/kelurahan
Universal Child
Immunization (UCI)
Menurun menjadi <0,5% Kabupaten A.2.UWD.2.3 Prevalensi HIV/AIDS KESEHATAN
(persen) dari total
populasi

Menurun menjadi 245 Kabupaten A.2.UWD.2.20 Tingkat prevalensi KESEHATAN


Tuberkulosis (per
100.000 penduduk)

Menurun Kabupaten A.2.UWD.2.26 Angka kejadian Malaria

Meningkat menjadi 300 Kabupaten

Meningkat Kabupaten

Menurun Kabupaten

Meningkat menjadi 34 Kabupaten


provinsi

Meningkat menjadi 35. Kabupaten

Menurun menjadi 5,4% Kabupaten

Menurun menjadi 24,3% Kabupaten KESEHATAN

Menurun Kabupaten KESEHATAN


Menurun Kabupaten

Meningkat menjadi 280 Kabupaten KESEHATAN

Menurun menjadi angka 0,02% Kabupaten

Menurun Kabupaten

Meningkat menjadi 66% Kabupaten KESEHATAN

Meningkat menjadi 65% Kabupaten A.2.UWND.8.1 Angka pemakaian KESEHATAN


0 kontrasepsi/CPR bagi
perempuan menikah
usia 15 - 49

Meningkat menjadi 23,5% Kabupaten A.2.UWND.8.1 Persentase KESEHATAN


4 Penggunaan
Kontrasepsi Jangka
Panjang (MKJP)

Menurun menjadi 38 Kabupaten A.2.UWND.8.1 Angka kelahiran remaja KESEHATAN


1 (perempuan usia 15–
19) per 1.000
perempuan usia 15–19
tahun (ASFR 15–19)
Menurun menjadi 2,28 Kabupaten A.2.UWND.8.2 Total Fertility Rate
(TFR)

Menurun menjadi 9,91% Kabupaten

Meningkat Kabupaten

Meningkat menjadi minimal Kabupaten


95%

Menurun Kabupaten

Menurun Kabupaten

Meningkat Kabupaten KESEHATAN

Meningkat Kabupaten A.2.UWD.2.10 Rasio tenaga medis per KESEHATAN


satuan penduduk
Meningkat Kabupaten PENDIDIKAN

Meningkat menjadi 84,2% Kabupaten

Meningkat menjadi 81% Kabupaten

Meningkat menjadi 114,09% Kabupaten A.2.UWD.1.2 Angka partisipasi kasar PENDIDIKAN

Meningkat menjadi 106,94% Kabupaten A.2.UWD.1.2 Angka partisipasi kasar PENDIDIKAN

Meningkat menjadi 8,8 tahun Kabupaten A.1.AKM.12 Angka rata-rata lama PENDIDIKAN
sekolah

Meningkat menjadi 77,2% Kabupaten A.2.UWD.1.2 Angka partisipasi kasar PENDIDIKAN

Meningkat Kabupaten A.2.UWND.1.9 Besaran tenaga kerja


yang mendapatkan
pelatihan berbasis
kompetensi
Meningkat Kabupaten A.2.UWD.1.4. Angka Partisipasi Murni PENDIDIKAN
1; (APM) SD/MI/Paket A;
A.2.UWD.1.4. Angka Partisipasi Murni
2; (APM) SMP/MTs/Paket
A.2.UWD.1.4. B; Angka Partisipasi
3 Murni (APM)
SMA/SMK/MA/Paket C

Meningkat menjadi 96,1% Kabupaten A.2.UWD.1.18 Penduduk yang berusia PENDIDIKAN


>15 Tahun melek huruf
(tidak buta aksara)

Meningkat Kabupaten A.2.UWD.1.17 Angka melek huruf PENDIDIKAN


penduduk usia 15-24
tahun, perempuan dan
laki-laki

Meningkat Kabupaten PENDIDIKAN

Meningkat Kabupaten PENDIDIKAN

bertambah sebanyak 16 Kabupaten

Menurun Kabupaten A.2.UWND.2.4 Rasio KDRT


Menurun menjadi kurang dari Kabupaten
20,48%

Menurun Kabupaten

Meningkat menjadi 70% Kabupaten A.2.UWND.2.7 Cakupan perempuan


dan anak korban
kekerasan yang
mendapatkan
penanganan
pengaduan oleh
petugas terlatih di
dalam unit pelayanan
terpadu

Menurun Kabupaten A.2.UWND.8.1 Cakupan Pasangan Usia


2 Subur (PUS) yang
istrinya dibawah 20
tahun

Meningkat menjadi 21 tahun Kabupaten A.2.UWND.8.3 Rata-rata usia kawin


0 pertama wanita

Menurun menjadi 38 tahun Kabupaten A.2.UWND.8.1 Angka kelahiran remaja


1 (perempuan usia 15–
19) per 1.000
perempuan usia 15–19
tahun (ASFR 15–19)

Meningkat Kabupaten A.2.UWND.2.2 Proporsi kursi yang


diduduki perempuan di
DPR

Meningkat Kabupaten
Meningkat Kabupaten

Menurun menjadi 9,9% Kabupaten A.2.UWND.8.1 Cakupan PUS yang


3 ingin ber-KB tidak
terpenuhi (unmet
need)

Meningkat menjadi 85% Kabupaten

Meningkat Kabupaten A.2.UWND.10. Persentase penduduk


3 yang menggunakan
HP/telepon

Meningkat menjadi 100% Kabupaten A.2.UWD.3.1. Proporsi rumah tangga PEKERJAAN


15 dengan akses UMUM
berkelanjutan terhadap
air minum layak,
perkotaan dan
perdesaan

Meningkat menjadi 118,6 Kabupaten PEKERJAAN


m3/detik UMUM

Meningkat menjadi 100% Kabupaten A.2.UWD.3.1. Proporsi rumah tangga PEKERJAAN


15 dengan akses UMUM
berkelanjutan terhadap
air minum layak,
perkotaan dan
perdesaan
Meningkat Kabupaten

Meningkat menjadi 100% Kabupaten A.2.UWD.3.1. Persentase rumah PEKERJAAN


7 tinggal bersanitasi UMUM

Meningkat menjadi 45.000 Kabupaten


(skala nasional)

Meningkat Kabupaten

Meningkat menjadi 438 Kabupaten PEKERJAAN


kabupaten/kota. UMUM

Meningkat Kabupaten

Meningkat menjadi 409 Kabupaten


kabupaten/kota

Meningkat Kabupaten
Meningkat Kabupaten A.2.UWND.5.6 Peningkatan Indeks
Kualitas Air

Meningkat Kabupaten A.2.UWND.5.6 Peningkatan Indeks


Kualitas Air

ada Kabupaten

ada Kabupaten
8 WS Kabupaten

10 WS (skala nasional) Kabupaten

ada Kabupaten

10-16% Kabupaten

Menurun menjadi 463,2 SBM Kabupaten


(skala nasional)

Meningkat Kabupaten A.1.AKM.1 Pertumbuhan PDRB

Meningkat menjadi lebih dari Kabupaten A.1.AKM.3 PDRB per Kapita


Rp 50 juta
Meningkat Kabupaten A.1.AKM.21 Laju pertumbuhan PDB
per tenaga kerja

Meningkat Kabupaten

51% Kabupaten

Meningkat Kabupaten

25% Kabupaten

Meningkat Kabupaten

Menurun Kabupaten A.1.AKM.19 Tingkat pengangguran


terbuka

Menurun Kabupaten
Meningkat Kabupaten

Meningkat menjadi 8% Kabupaten A.1.AKM.39 Kontribusi sektor


pariwisata terhadap
PDRB

Meningkat menjadi 20 juta Kabupaten A.2.UP.1.1 Kunjungan wisata


(skala nasional)

Meningkat Kabupaten A.2.UP.1.1 Kunjungan wisata

Meningkat Kabupaten A.2.UP.1.3 PAD sektor pariwisata

Meningkat Kabupaten

Meningkat Kabupaten

Menurun (mendekat) Kabupaten


Meningkat Kabupaten

1000 Km (skala nasional) Kabupaten

Bertambah 3.258 km Kabupaten

Meningkat kabupaten A.2.UWND.9.4 Jumlah Pelabuhan


Laut/Udara/Terminal
Bis

24 pelabuhan (skala nasional) kabupaten A.2.UWND.9.4 Jumlah Pelabuhan


Laut/Udara/Terminal
Bis

Meningkat Kabupaten A.1.AKM.42 Kontribusi sektor


industri terhadap PDRB

Lebih tinggi dari Kabupaten A.1.AKM.42 Kontribusi sektor


pertumbuhan PDB industri terhadap PDRB

Meningkat Kabupaten
Meningkat Kabupaten

Meningkat Kabupaten

Meningkat kabupaten

Meningkat Kabupaten A.2.UWND.10. Proporsi rumah tangga


4 dengan akses internet

Meningkat Kabupaten A.2.UWND.10. Presentase penduduk


3 yang menggunakan
hp/telepon

Meningkat Kabupaten A.2.UWND.10. Proporsi rumah tangga


4 dengan akses internet

Menurun menjadi 0,36 Kabupaten A.1.AKM.4 Indeks Gini

Menurun menjadi 7-8% Kabupaten A.1.AKM.7 Presentase penduduk


di atas garis kemiskinan

80 Kabupaten (skala nasional) Kabupaten


Berkurang sebanyak 5.000 desa Kabupaten
(skala nasional)

Meningkat paling sedikit 2.000 Kabupaten


desa

Meningkat Kabupaten

Menurun menjadi 14% Kabupaten A.1.AKM.7 Presentase penduduk


di atas garis kemiskinan

Menurun Kabupaten

Meningkat menjadi 87 Kabupaten

ada Kabupaten

Meningkat menjadi: TK Kabupaten A.2.UWND.1.5 Besaran pekerja/buruh


formal 62,4 juta; TK informal yang menjadi peserta
3,5 juta program Jamsostek

3,7 juta rumah tangga Kabupaten A.2.UWD.4.1 Rasio rumah layak huni PERUMAHAN
RAKYAT
12 kawasan perkotaan kabupaten
metropolitan (skala nasional)

5 metropolitan (skala nasional) kabupaten

Ada Kabupaten

ada Kabupaten

Menurun Kabupaten A.2.UWD.6.8 Persentase korban KETENTERAMAN,


bencana yang KETERTIBAN
dievakuasi dengan UMUM, DAN
mengunakan sarana PERLINDUNGAN
prasarana t MASYARAKAT

Menurun menjadi 30% Kabupaten KETENTERAMAN,


KETERTIBAN
UMUM, DAN
PERLINDUNGAN
MASYARAKAT
ada Kabupaten KETENTERAMAN,
KETERTIBAN
UMUM, DAN
PERLINDUNGAN
MASYARAKAT

Menurun Kabupaten

Meningkat menjadi 80% Kabupaten A.2.UWD.3.1. Tersedianya fasilitas


17 pengurangan sampah
di perkotaan

Meningkat/ada Kabupaten

Meningkat/ada Kabupaten A.2.UWD.3.2. Rasio Ruang Terbuka


1 Hijau per Satuan Luas
Wilayah ber HPL/HGB

ada Kabupaten KETENTERAMAN,


KETERTIBAN
UMUM, DAN
PERLINDUNGAN
MASYARAKAT
Meningkat menjadi 150 juta ton Kabupaten A.2.UWD.5.11 Jumlah limbah B3 yang
(skala nasional) dikelola

20 ton per hari (skala Kabupaten A.2.WND.5.44 Presentase jumlah


nasional) sampah yang
terkurangi melalui 3R

Meningkat Kabupaten

Meningkat Kabupaten

Meningkat Kabupaten

ada Kabupaten KETENTERAMAN,


KETERTIBAN
UMUM, DAN
PERLINDUNGAN
MASYARAKAT

Menurun Kabupaten KETENTERAMAN,


KETERTIBAN
UMUM, DAN
PERLINDUNGAN
MASYARAKAT
Meningkat Kabupaten A.2.UWD.3.2. Rasio luas kawasan
5 tertutup pepohonan
berdasarkan hasil
pemotretan citra satelit
dan survei foto udara

5,5 juta ha (skala nasional) Kabupaten A.2.UWD.3.1 Rehabilitasi hutan dan


lahan kritis

ada Kabupaten

Meningkat kabupaten

Menurun Kabupaten
Menurun Kabupaten

Menurun Kabupaten

Meningkat kabupaten

Menurun Kabupaten A.2.UWND.2.4 Rasio KDRT

Menurun Kabupaten A.2.UWND.2.7 Cakupan perempuan


dan anak korban
kekerasan yang
mendapatkan
penanganan
pengaduan oleh
petugas terlatih di
dalam unit pelayanan
terpadu
Menurun kabupaten

Meningkat menjadi 4,0 Kabupaten

Meningkat Kabupaten

Meningkat menjadi: Kabupaten A.1.AKM.27 Opini BPK


Kementerian/Lembaga: 95%,
Provinsi: 85%,
Kabupaten:60%, Kota: 65%

Meningkat menjadi: Kabupaten


Kementerian/Lembaga: 85%,
Provinsi: 75%,
Kabupaten/Kota: 50%
Menjadi menjadi 80% Kabupaten

Meningkatk menjadi: Kabupaten


Kementerian/Lembaga 75%,
Provinsi: 60%,
Kabupaten/Kota: 45%

Meningkat menjadi: Kabupaten


Kementerian: 100%,
Lembaga: 100%, Provinsi:
100%, Kabupaten/Kota: 80%

Meningkat Kabupaten A.2.UWND.2.2 Proporsi kursi yang


diduduki perempuan di
DPR

Meningkat Kabupaten A.2.UWND.2.1 Presentase partisipasi


perempuan di lembaga
pemerintah
Meningkat Kabupaten A.2.UWND.6.2 Rasio bayi berakte
kelahiran

Meningkat menjadi 77,4% Kabupaten A.2.UWND.6.7 Cakupan penerbitan


akta kelahiran

Meningkat menjadi 85% Kabupaten A.2.UWND.6.2 Rasio bayi berakte


kelahiran

Meningkat Kabupaten

ada Kabupaten

Meningkat Kabupaten A.1.AKM.26 Persentase PAD


terhadap pendapatan
Di atas 12% Kabupaten

Meningkat Kabupaten

Meningkat menjadi: Kabupaten A.2.UWND.10. Proporsi rumah tangga


Perkotaan (20 Mbps) 71% 4 dengan akses internet
rumah tangga dan 30%
populasi; Perdesaan (10
Mbps) 49% rumah tangga
dan 6% populasi

Meningkat menjadi: Kabupaten A.2.UWND.10. Proporsi rumah tangga


Perkotaan 100% populasi; 4 dengan akses internet
Perdesaan 52% populasi.

Meningkat Kabupaten A.2.UWND.10. Proporsi rumah tangga


4 dengan akses internet

100% Kabupaten
ada Kabupaten

ada Kabupaten

Meningkat Kabupaten

Meningkat Kabupaten

Meningkat Kabupaten
Meningkat kabupaten

ada Kabupaten

Meningkat Kabupaten

Meningkat Kabupaten

220
Kekhususan Indikator yang
JENIS URUSAN Referensi
Indikator sama/identik
sosial

kesehatan 3.8.2.(a)

sosial 10.4.1.(b)

sosial

sosial

kesehatan

3.1.2.(a)
kesehatan

kesehatan 3.7.1.(a)

pekerjaan umum 6.1.1.(c)


& penataan ruang

pekerjaan umum
& penataan ruang

6.2.1.(b)

pendidikan 4.5.1*

pendidikan 4.5.1*
administrasi 16.9.1.(b)
kependudukan &
catatan sipil

energi & sumber


daya mineral

ketenteraman,
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat

ketenteraman,
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat

sosial

sosial

sosial

ketenteraman, khusus untuk Buku III


ketertiban umum, 120 RPJMN 2015-
& perlindungan kabupaten/kota 2019
masyarakat yang menjadi
pusat
pertumbuhan
beresiko tinggi
ketenteraman, 11.5.2.(a)
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat

ketenteraman, 11.b.1*
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat

sosial

sosial

pangan 2.1.1.(a)

kesehatan

pangan
pangan 2.1.1.*

kesehatan

kesehatan

kesehatan

kesehatan

kesehatan

pangan
tenaga kerja

kesehatan

kesehatan

kesehatan

1.4.1.(a)

kesehatan

kesehatan

kesehatan

kesehatan
kesehatan

kesehatan

kesehatan

kesehatan

kesehatan

kesehatan

kesehatan

kesehatan

kesehatan

kesehatan

kesehatan
kesehatan

kesehatan

kesehatan

kesehatan

kesehatan

kesehatan 1.4.1.(c)

kesehatan

kesehatan
kesehatan

kesehatan

kesehatan

kesehatan 1.3.1.(a)

kesehatan

kesehatan

kesehatan

kesehatan
pendidikan

pendidikan

pendidikan

pendidikan

pendidikan

pendidikan

pendidikan

tenaga kerja
pendidikan 1.4.1.(g/h/i)

pendidikan 4.6.1.(b)

pendidikan 4.6.1.(a)

pendidikan

pendidikan

pemberdayaan
perempuan &
perlindungan anak

pemberdayaan
perempuan &
perlindungan anak
pemberdayaan
perempuan &
perlindungan anak

pemberdayaan
perempuan &
perlindungan anak

pemberdayaan
perempuan &
perlindungan anak

pemberdayaan
perempuan &
perlindungan anak

pemberdayaan
perempuan &
perlindungan anak

pemberdayaan
perempuan &
perlindungan anak

pemberdayaan
perempuan &
perlindungan anak 16.7.1.(a)

pemberdayaan
perempuan &
perlindungan anak
pemberdayaan
perempuan &
perlindungan anak

kesehatan

kesehatan

komunikasi & 9.c.1.(a)


informatika

pekerjaan umum 1.4.1.(d)


& penataan ruang

pekerjaan umum
& penataan ruang

pekerjaan umum 1.4.1.(d)


& penataan ruang
pekerjaan umum
& penataan ruang

pekerjaan umum 1.4.1.(e)


& penataan ruang

pekerjaan umum
& penataan ruang

pekerjaan umum
& penataan ruang

pekerjaan umum
& penataan ruang

pekerjaan umum
& penataan ruang

pekerjaan umum
& penataan ruang

pekerjaan umum
& penataan ruang
lingkungan hidup Khusus untuk
daerah yang
terdapat salah
satu dari 15
danau prioritas
dan 5 wilayah 6.6.1.(a)
sungai

lingkungan hidup

lingkungan hidup

lingkungan hidup Khusus untuk SK.


daerah yang 328/Menhut-
berada di dalam II/2009
wilayah 108 DAS TENTANG
Prioritas PENETAPAN
DAERAH
ALIRAN
SUNGAI (DAS)
PRIORITAS
DALAM
RANGKA
RENCANA
PEMBANGUN
AN JANGKA
MENENGAH
(RPJM)
TAHUN 2010-
2014
lingkungan hidup

pekerjaan umum
& penataan ruang

lingkungan hidup

energi & sumber


daya mineral

energi & sumber


daya mineral

statistik

statistik
tenaga kerja

tenaga kerja

tenaga kerja

tenaga kerja

koperasi, usaha
kecil, & menengah

tenaga kerja

tenaga kerja

tenaga kerja
tenaga kerja

pariwisata

pariwisata

pariwisata

pariwisata

tenaga kerja

penanaman modal

penanaman modal
koperasi, usaha
kecil, & menengah

perhubungan

perhubungan

perhubungan

perhubungan Khusus daerah


yang terdapat 24
pelabuhan tol
laut

perindustrian

perindustrian

tenaga kerja
perindustrian

perindustrian

pendidikan

komunikasi &
informatika
17.6.2.(c)

komunikasi & 5.b.1*


informatika

komunikasi & 17.8.1*


informatika

sosial

sosial

pemberdayaan Khusus untuk


masyarakat & desa daerah/kabupate
n tertinggal
pemberdayaan Khusus untuk
masyarakat & desa kabupaten yang
memiliki desa
tertinggal

pemberdayaan
masyarakat & desa

pemberdayaan Khusus untuk


masyarakat & desa daerah/kabupate
n tertinggal

sosial Khusus untuk


daerah/kabupate
n tertinggal

sosial

sosial 16.7.2.(b)

ketenteraman,
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat 16.b.1.(a)

sosial 1.3.1.(b)

perumahan rakyat
& kawasan
permukiman
pekerjaan umum khusus daerah
& penataan ruang yang
menjadi/memilik
i kawasan
perkotaan
metropolitan

pekerjaan umum khusus kab/kota RPJMN 2015-2019


& penataan ruang di luar jawa yang
ditetapkan
sebagai kawasan
metropolitan
baru sbg PKN

pekerjaan umum
& penataan ruang

pekerjaan umum Khusus untuk


& penataan ruang kabupaten kota
yang menjadi
kota pusaka di
kawasan
perkotaan
metropolitan,
kota besar, kota
sedang, dan kota
kecil

ketenteraman,
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat
13.1.2*

ketenteraman,
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat
ketenteraman,
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat

ketenteraman, 1.5.2.(a)
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat

lingkungan hidup

lingkungan hidup khusus untuk


daerah yang
memiliki
kawasan
perkotaan
metropolitan

pekerjaan umum khusus untuk


& penataan ruang daerah yang
memiliki
kawasan
perkotaan
metropolitan dan
kota sedang

ketenteraman,
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat

13.1.1*
lingkungan hidup

lingkungan hidup

lingkungan hidup

lingkungan hidup

lingkungan hidup

ketenteraman, 11.b.2*
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat

ketenteraman, 11.5.1*
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat
kehutanan

lingkungan hidup

lingkungan hidup

lingkungan hidup

ketenteraman,
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat
ketenteraman,
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat

ketenteraman,
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat

ketenteraman,
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat

pemberdayaan
perempuan &
perlindungan anak

pemberdayaan
perempuan &
perlindungan anak
pemberdayaan
perempuan &
perlindungan anak

statistik

Keuangan

Keuangan

Keuangan
Keuangan

Keuangan

Balitbang Daerah

pemberdayaan 5.5.1*
perempuan &
perlindungan anak

pemberdayaan
perempuan &
perlindungan anak
administrasi
kependudukan &
catatan sipil

administrasi
kependudukan &
catatan sipil

administrasi 1.4.1.(j)
kependudukan &
catatan sipil

komunikasi &
informatika

ketenteraman, 10.3.1.(d)
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat

Keuangan
Keuangan

Keuangan

komunikasi & informatika

komunikasi &
informatika

9.c.1*

komunikasi &
informatika

9.c.1.(b)

komunikasi & Khusus 122 Perpres 131/2015


informatika Kabupaten 3T
(tertinggal,
terdepan,
terluar)
Keuangan

Keuangan

statistik

statistik

statistik
Perencanaan

statistik

statistik

statistik
NO.
NO. TPB TUJUAN TPB PILAR TARGET

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.2


Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.3


Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.3


Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.3


Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.3


Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.4


Segala Bentuk Dimanapun
1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.4
Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.4


Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.4


Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.4


Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.4


Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.4


Segala Bentuk Dimanapun
1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.4
Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.4


Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.4


Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.5


Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.5


Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.5


Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.5


Segala Bentuk Dimanapun
1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.5
Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.5


Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.5


Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.5


Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.a


Segala Bentuk Dimanapun

1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.a


Segala Bentuk Dimanapun

2 Menghilangkan Kelaparan, SOSIAL 2.1


Mencapai Ketahanan Pangan dan
Gizi yang Baik, serta Meningkatkan
Pertanian Berkelanjutan

2 Menghilangkan Kelaparan, SOSIAL 2.1


Mencapai Ketahanan Pangan dan
Gizi yang Baik, serta Meningkatkan
Pertanian Berkelanjutan
2 Menghilangkan Kelaparan, SOSIAL 2.1
Mencapai Ketahanan Pangan dan
Gizi yang Baik, serta Meningkatkan
Pertanian Berkelanjutan

2 Menghilangkan Kelaparan, SOSIAL 2.1


Mencapai Ketahanan Pangan dan
Gizi yang Baik, serta Meningkatkan
Pertanian Berkelanjutan

2 Menghilangkan Kelaparan, SOSIAL 2.2


Mencapai Ketahanan Pangan dan
Gizi yang Baik, serta Meningkatkan
Pertanian Berkelanjutan

2 Menghilangkan Kelaparan, SOSIAL 2.2


Mencapai Ketahanan Pangan dan
Gizi yang Baik, serta Meningkatkan
Pertanian Berkelanjutan

2 Menghilangkan Kelaparan, SOSIAL 2.2


Mencapai Ketahanan Pangan dan
Gizi yang Baik, serta Meningkatkan
Pertanian Berkelanjutan

2 Menghilangkan Kelaparan, SOSIAL 2.2


Mencapai Ketahanan Pangan dan
Gizi yang Baik, serta Meningkatkan
Pertanian Berkelanjutan

2 Menghilangkan Kelaparan, SOSIAL 2.2


Mencapai Ketahanan Pangan dan
Gizi yang Baik, serta Meningkatkan
Pertanian Berkelanjutan
2 Menghilangkan Kelaparan, SOSIAL 2.2
Mencapai Ketahanan Pangan dan
Gizi yang Baik, serta Meningkatkan
Pertanian Berkelanjutan

2 Menghilangkan Kelaparan, SOSIAL 2.3


Mencapai Ketahanan Pangan dan
Gizi yang Baik, serta Meningkatkan
Pertanian Berkelanjutan

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.1


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.1


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.1


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.2


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.2


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.2


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia
3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.2
dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.3


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.3


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.3


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.3


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.3


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.3


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.3


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.3


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.4


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.4


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia
3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.4
dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.4


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.4


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.5


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.5


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.7


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.7


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.7


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia
3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.7
dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.7


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.8


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.8


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.8


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.9


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.a


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.b


dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia
3 Menjamin Kehidupan yang Sehat SOSIAL 3.c
dan Meningkatkan Kesejahteraan
Seluruh Penduduk Semua Usia

4 Menjamin Kualitas Pendidikan SOSIAL 4.1


yang Inklusif dan Merata serta
Meningkatkan Kesempatan Belajar
Sepanjang Hayat untuk Semua

4 Menjamin Kualitas Pendidikan SOSIAL 4.1


yang Inklusif dan Merata serta
Meningkatkan Kesempatan Belajar
Sepanjang Hayat untuk Semua

4 Menjamin Kualitas Pendidikan SOSIAL 4.1


yang Inklusif dan Merata serta
Meningkatkan Kesempatan Belajar
Sepanjang Hayat untuk Semua

4 Menjamin Kualitas Pendidikan SOSIAL 4.1


yang Inklusif dan Merata serta
Meningkatkan Kesempatan Belajar
Sepanjang Hayat untuk Semua

4 Menjamin Kualitas Pendidikan SOSIAL 4.1


yang Inklusif dan Merata serta
Meningkatkan Kesempatan Belajar
Sepanjang Hayat untuk Semua

4 Menjamin Kualitas Pendidikan SOSIAL 4.1


yang Inklusif dan Merata serta
Meningkatkan Kesempatan Belajar
Sepanjang Hayat untuk Semua

4 Menjamin Kualitas Pendidikan SOSIAL 4.2


yang Inklusif dan Merata serta
Meningkatkan Kesempatan Belajar
Sepanjang Hayat untuk Semua

4 Menjamin Kualitas Pendidikan SOSIAL 4.4


yang Inklusif dan Merata serta
Meningkatkan Kesempatan Belajar
Sepanjang Hayat untuk Semua
4 Menjamin Kualitas Pendidikan SOSIAL 4.5
yang Inklusif dan Merata serta
Meningkatkan Kesempatan Belajar
Sepanjang Hayat untuk Semua

4 Menjamin Kualitas Pendidikan SOSIAL 4.6


yang Inklusif dan Merata serta
Meningkatkan Kesempatan Belajar
Sepanjang Hayat untuk Semua

4 Menjamin Kualitas Pendidikan SOSIAL 4.6


yang Inklusif dan Merata serta
Meningkatkan Kesempatan Belajar
Sepanjang Hayat untuk Semua

4 Menjamin Kualitas Pendidikan SOSIAL 4.a


yang Inklusif dan Merata serta
Meningkatkan Kesempatan Belajar
Sepanjang Hayat untuk Semua

4 Menjamin Kualitas Pendidikan SOSIAL 4.c


yang Inklusif dan Merata serta
Meningkatkan Kesempatan Belajar
Sepanjang Hayat untuk Semua

5 Mencapai Kesetaraan Gender dan SOSIAL 5.1


Memberdayakan Kaum
Perempuan
5 Mencapai Kesetaraan Gender dan SOSIAL 5.2
Memberdayakan Kaum
Perempuan

5 Mencapai Kesetaraan Gender dan SOSIAL 5.2


Memberdayakan Kaum
Perempuan

5 Mencapai Kesetaraan Gender dan SOSIAL 5.2


Memberdayakan Kaum
Perempuan

5 Mencapai Kesetaraan Gender dan SOSIAL 5.2


Memberdayakan Kaum
Perempuan

5 Mencapai Kesetaraan Gender dan SOSIAL 5.3


Memberdayakan Kaum
Perempuan

5 Mencapai Kesetaraan Gender dan SOSIAL 5.3


Memberdayakan Kaum
Perempuan

5 Mencapai Kesetaraan Gender dan SOSIAL 5.3


Memberdayakan Kaum
Perempuan

5 Mencapai Kesetaraan Gender dan SOSIAL 5.5


Memberdayakan Kaum
Perempuan

5 Mencapai Kesetaraan Gender dan SOSIAL 5.5


Memberdayakan Kaum
Perempuan

5 Mencapai Kesetaraan Gender dan SOSIAL 5.6


Memberdayakan Kaum
Perempuan
5 Mencapai Kesetaraan Gender dan SOSIAL 5.6
Memberdayakan Kaum
Perempuan

5 Mencapai Kesetaraan Gender dan SOSIAL 5.6


Memberdayakan Kaum
Perempuan

5 Mencapai Kesetaraan Gender dan SOSIAL 5.b


Memberdayakan Kaum
Perempuan

6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.1


Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.1


Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.1


Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.2


Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.2


Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan
6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.2
Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.2


Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.2


Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.2


Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.3


Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.3


Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.3


Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan
6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.3
Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.4


Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.5


Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.5


Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan

6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.5


Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan
6 Menjamin Ketersediaan serta LINGKUNGAN 6.5
Pengelolaan Air Bersih dan
Sanitasi yang Berkelanjutan

7 Menjamin Akses Energi yang EKONOMI 7.2


Terjangkau, Andal, Berkelanjutan
dan Modern untuk Semua

7 Menjamin Akses Energi yang EKONOMI 7.3


Terjangkau, Andal, Berkelanjutan
dan Modern untuk Semua

8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.1


Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua

8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.1


Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua

8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.2


Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua
8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.3
Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua

8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.3


Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua

8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.3


Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua

8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.3


Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua

8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.5


Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua

8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.5


Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua

8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.5


Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua

8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.6


Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua
8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.9
Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua

8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.9


Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua

8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.9


Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua

8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.9


Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua

8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.9


Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua

8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.10


Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua

8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.10


Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua

8 Meningkatkan Pertumbuhan EKONOMI 8.10


Ekonomi yang Inklusif dan
Berkelanjutan, Kesempatan Kerja
yang Produktif dan Menyeluruh,
serta Pekerjaan yang Layak untuk
Semua
9 Membangun Infrastruktur yang EKONOMI 9.1
Tangguh, Meningkatkan Industri
Inklusif dan Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi

9 Membangun Infrastruktur yang EKONOMI 9.1


Tangguh, Meningkatkan Industri
Inklusif dan Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi

9 Membangun Infrastruktur yang EKONOMI 9.1


Tangguh, Meningkatkan Industri
Inklusif dan Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi

9 Membangun Infrastruktur yang EKONOMI 9.1


Tangguh, Meningkatkan Industri
Inklusif dan Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi

9 Membangun Infrastruktur yang EKONOMI 9.2


Tangguh, Meningkatkan Industri
Inklusif dan Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi

9 Membangun Infrastruktur yang EKONOMI 9.2


Tangguh, Meningkatkan Industri
Inklusif dan Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi

9 Membangun Infrastruktur yang EKONOMI 9.2


Tangguh, Meningkatkan Industri
Inklusif dan Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi

9 Membangun Infrastruktur yang EKONOMI 9.3


Tangguh, Meningkatkan Industri
Inklusif dan Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi
9 Membangun Infrastruktur yang EKONOMI 9.3
Tangguh, Meningkatkan Industri
Inklusif dan Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi

9 Membangun Infrastruktur yang EKONOMI 9.5


Tangguh, Meningkatkan Industri
Inklusif dan Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi

9 Membangun Infrastruktur yang EKONOMI 9.c


Tangguh, Meningkatkan Industri
Inklusif dan Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi

9 Membangun Infrastruktur yang EKONOMI 9.c


Tangguh, Meningkatkan Industri
Inklusif dan Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi

9 Membangun Infrastruktur yang EKONOMI 9.c


Tangguh, Meningkatkan Industri
Inklusif dan Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi

10 Mengurangi Kesenjangan Intra- EKONOMI 10.1


dan Antarnegara

10 Mengurangi Kesenjangan Intra- EKONOMI 10.1


dan Antarnegara

10 Mengurangi Kesenjangan Intra- EKONOMI 10.2


dan Antarnegara

10 Mengurangi Kesenjangan Intra- EKONOMI 10.3


dan Antarnegara
10 Mengurangi Kesenjangan Intra- EKONOMI 10.3
dan Antarnegara

10 Mengurangi Kesenjangan Intra- EKONOMI 10.4


dan Antarnegara

11 Menjadikan Kota dan Permukiman LINGKUNGAN 11.1


Inklusif, Aman, Tangguh dan
Berkelanjutan

11 Menjadikan Kota dan Permukiman LINGKUNGAN 11.1


Inklusif, Aman, Tangguh dan
Berkelanjutan

11 Menjadikan Kota dan Permukiman LINGKUNGAN 11.1


Inklusif, Aman, Tangguh dan
Berkelanjutan

11 Menjadikan Kota dan Permukiman LINGKUNGAN 11.2


Inklusif, Aman, Tangguh dan
Berkelanjutan
11 Menjadikan Kota dan Permukiman LINGKUNGAN 11.2
Inklusif, Aman, Tangguh dan
Berkelanjutan

11 Menjadikan Kota dan Permukiman LINGKUNGAN 11.3


Inklusif, Aman, Tangguh dan
Berkelanjutan

11 Menjadikan Kota dan Permukiman LINGKUNGAN 11.3


Inklusif, Aman, Tangguh dan
Berkelanjutan

11 Menjadikan Kota dan Permukiman LINGKUNGAN 11.3


Inklusif, Aman, Tangguh dan
Berkelanjutan

11 Menjadikan Kota dan Permukiman LINGKUNGAN 11.3


Inklusif, Aman, Tangguh dan
Berkelanjutan

11 Menjadikan Kota dan Permukiman LINGKUNGAN 11.4


Inklusif, Aman, Tangguh dan
Berkelanjutan

11 Menjadikan Kota dan Permukiman LINGKUNGAN 11.5


Inklusif, Aman, Tangguh dan
Berkelanjutan
11 Menjadikan Kota dan Permukiman LINGKUNGAN 11.5
Inklusif, Aman, Tangguh dan
Berkelanjutan

11 Menjadikan Kota dan Permukiman LINGKUNGAN 11.5


Inklusif, Aman, Tangguh dan
Berkelanjutan

11 Menjadikan Kota dan Permukiman LINGKUNGAN 11.5


Inklusif, Aman, Tangguh dan
Berkelanjutan

11 Menjadikan Kota dan Permukiman LINGKUNGAN 11.5


Inklusif, Aman, Tangguh dan
Berkelanjutan

11 Menjadikan Kota dan Permukiman LINGKUNGAN 11.6


Inklusif, Aman, Tangguh dan
Berkelanjutan

11 Menjadikan Kota dan Permukiman LINGKUNGAN 11.6


Inklusif, Aman, Tangguh dan
Berkelanjutan

11 Menjadikan Kota dan Permukiman LINGKUNGAN 11.7


Inklusif, Aman, Tangguh dan
Berkelanjutan
11 Menjadikan Kota dan Permukiman LINGKUNGAN 11.b
Inklusif, Aman, Tangguh dan
Berkelanjutan

11 Menjadikan Kota dan Permukiman LINGKUNGAN 11.b


Inklusif, Aman, Tangguh dan
Berkelanjutan

12 Menjamin Pola Produksi dan LINGKUNGAN 12.4


Konsumsi yang Berkelanjutan

12 Menjamin Pola Produksi dan LINGKUNGAN 12.5


Konsumsi yang Berkelanjutan

12 Menjamin Pola Produksi dan LINGKUNGAN 12.6


Konsumsi yang Berkelanjutan

12 Menjamin Pola Produksi dan LINGKUNGAN 12.7


Konsumsi yang Berkelanjutan
12 Menjamin Pola Produksi dan LINGKUNGAN 12.8
Konsumsi yang Berkelanjutan

13 Mengambil Tindakan Cepat untuk LINGKUNGAN 13.1


Mengatasi Perubahan Iklim dan
Dampaknya

13 Mengambil Tindakan Cepat untuk LINGKUNGAN 13.1


Mengatasi Perubahan Iklim dan
Dampaknya

15 Melindungi, Merestorasi dan LINGKUNGAN 15.1


Meningkatkan Pemanfaatan
Berkelanjutan Ekosistem Daratan,
Mengelola Hutan secara Lestari,
Menghentikan Penggurunan,
Memulihkan Degradasi Lahan,
serta Menghentikan Kehilangan
Keanekaragaman Hayati

15 Melindungi, Merestorasi dan LINGKUNGAN 15.3


Meningkatkan Pemanfaatan
Berkelanjutan Ekosistem Daratan,
Mengelola Hutan secara Lestari,
Menghentikan Penggurunan,
Memulihkan Degradasi Lahan,
serta Menghentikan Kehilangan
Keanekaragaman Hayati

15 Melindungi, Merestorasi dan LINGKUNGAN 15.6


Meningkatkan Pemanfaatan
Berkelanjutan Ekosistem Daratan,
Mengelola Hutan secara Lestari,
Menghentikan Penggurunan,
Memulihkan Degradasi Lahan,
serta Menghentikan Kehilangan
Keanekaragaman Hayati
15 Melindungi, Merestorasi dan LINGKUNGAN 15.9
Meningkatkan Pemanfaatan
Berkelanjutan Ekosistem Daratan,
Mengelola Hutan secara Lestari,
Menghentikan Penggurunan,
Memulihkan Degradasi Lahan,
serta Menghentikan Kehilangan
Keanekaragaman Hayati

16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.1


Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.1


Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.1


Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.1


Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan
16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.2
Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.2


Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.2


Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.5


Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.6


Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan
16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.6
Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.6


Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.6


Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.6


Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.6


Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan
16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.7
Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.7


Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.9


Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.9


Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.9


Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan
16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.10
Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan

16 Menguatkan Masyarakat yang HUKUM & TATA 16.b


Inklusif dan Damai untuk KELOLA
Pembangunan Berkelanjutan,
Menyediaan Akses Keadilan untuk
Semua, dan Membangun
Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua
Tingkatan

17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.1


dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.1


dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.1


dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.6


dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan
17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.6
dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.8


dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.17


dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.17


dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.18


dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.18


dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan
17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.18
dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.18


dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.19


dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.19


dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan

17 Menguatkan Sarana Pelaksanaan EKONOMI 17.19


dan Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk Pembangunan
Berkelanjutan
NO.
TARGET INDIKATOR

Pada tahun 2030, mengurangi setidaknya setengah proporsi 1.2.1*


laki-laki, perempuan dan anak-anak dari semua usia, yang
hidup dalam kemiskinan di semua dimensi, sesuai dengan
definisi nasional.

Menerapkan secara nasional sistem dan upaya perlindungan 1.3.1.(a)


sosial yang tepat bagi semua, termasuk kelompok yang paling
miskin, dan pada tahun 2030 mencapai cakupan substansial
bagi kelompok miskin dan rentan.

Menerapkan secara nasional sistem dan upaya perlindungan 1.3.1.(b)


sosial yang tepat bagi semua, termasuk kelompok yang paling
miskin, dan pada tahun 2030 mencapai cakupan substansial
bagi kelompok miskin dan rentan.

Menerapkan secara nasional sistem dan upaya perlindungan 1.3.1.(c)


sosial yang tepat bagi semua, termasuk kelompok yang paling
miskin, dan pada tahun 2030 mencapai cakupan substansial
bagi kelompok miskin dan rentan.

Menerapkan secara nasional sistem dan upaya perlindungan 1.3.1.(d)


sosial yang tepat bagi semua, termasuk kelompok yang paling
miskin, dan pada tahun 2030 mencapai cakupan substansial
bagi kelompok miskin dan rentan.

Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua laki-laki dan 1.4.1.(a)


perempuan, khususnya masyarakat miskin dan rentan, memiliki
hak yang sama terhadap sumber daya ekonomi, serta akses
terhadap pelayanan dasar, kepemilikan dan kontrol atas tanah
dan bentuk kepemilikan lain, warisan, sumber daya alam,
teknologi baru, dan jasa keuangan yang tepat, termasuk
keuangan mikro.
Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua laki-laki dan 1.4.1.(b)
perempuan, khususnya masyarakat miskin dan rentan, memiliki
hak yang sama terhadap sumber daya ekonomi, serta akses
terhadap pelayanan dasar, kepemilikan dan kontrol atas tanah
dan bentuk kepemilikan lain, warisan, sumber daya alam,
teknologi baru, dan jasa keuangan yang tepat, termasuk
keuangan mikro.

Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua laki-laki dan 1.4.1.(c)


perempuan, khususnya masyarakat miskin dan rentan, memiliki
hak yang sama terhadap sumber daya ekonomi, serta akses
terhadap pelayanan dasar, kepemilikan dan kontrol atas tanah
dan bentuk kepemilikan lain, warisan, sumber daya alam,
teknologi baru, dan jasa keuangan yang tepat, termasuk
keuangan mikro.

Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua laki-laki dan 1.4.1.(d)


perempuan, khususnya masyarakat miskin dan rentan, memiliki
hak yang sama terhadap sumber daya ekonomi, serta akses
terhadap pelayanan dasar, kepemilikan dan kontrol atas tanah
dan bentuk kepemilikan lain, warisan, sumber daya alam,
teknologi baru, dan jasa keuangan yang tepat, termasuk
keuangan mikro.

Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua laki-laki dan 1.4.1.(e)


perempuan, khususnya masyarakat miskin dan rentan, memiliki
hak yang sama terhadap sumber daya ekonomi, serta akses
terhadap pelayanan dasar, kepemilikan dan kontrol atas tanah
dan bentuk kepemilikan lain, warisan, sumber daya alam,
teknologi baru, dan jasa keuangan yang tepat, termasuk
keuangan mikro.

Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua laki-laki dan 1.4.1.(f)


perempuan, khususnya masyarakat miskin dan rentan, memiliki
hak yang sama terhadap sumber daya ekonomi, serta akses
terhadap pelayanan dasar, kepemilikan dan kontrol atas tanah
dan bentuk kepemilikan lain, warisan, sumber daya alam,
teknologi baru, dan jasa keuangan yang tepat, termasuk
keuangan mikro.

Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua laki-laki dan 1.4.1.(g)


perempuan, khususnya masyarakat miskin dan rentan, memiliki
hak yang sama terhadap sumber daya ekonomi, serta akses
terhadap pelayanan dasar, kepemilikan dan kontrol atas tanah
dan bentuk kepemilikan lain, warisan, sumber daya alam,
teknologi baru, dan jasa keuangan yang tepat, termasuk
keuangan mikro.
Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua laki-laki dan 1.4.1.(h)
perempuan, khususnya masyarakat miskin dan rentan, memiliki
hak yang sama terhadap sumber daya ekonomi, serta akses
terhadap pelayanan dasar, kepemilikan dan kontrol atas tanah
dan bentuk kepemilikan lain, warisan, sumber daya alam,
teknologi baru, dan jasa keuangan yang tepat, termasuk
keuangan mikro.

Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua laki-laki dan 1.4.1.(j)


perempuan, khususnya masyarakat miskin dan rentan, memiliki
hak yang sama terhadap sumber daya ekonomi, serta akses
terhadap pelayanan dasar, kepemilikan dan kontrol atas tanah
dan bentuk kepemilikan lain, warisan, sumber daya alam,
teknologi baru, dan jasa keuangan yang tepat, termasuk
keuangan mikro.

Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua laki-laki dan 1.4.1.(k)


perempuan, khususnya masyarakat miskin dan rentan, memiliki
hak yang sama terhadap sumber daya ekonomi, serta akses
terhadap pelayanan dasar, kepemilikan dan kontrol atas tanah
dan bentuk kepemilikan lain, warisan, sumber daya alam,
teknologi baru, dan jasa keuangan yang tepat, termasuk
keuangan mikro.

Pada tahun 2030, membangun ketahanan masyarakat miskin 1.5.1*


dan mereka yang berada dalam kondisi rentan, dan mengurangi
kerentanan mereka terhadap kejadian ekstrim terkait iklim dan
guncangan ekonomi, sosial, lingkungan, dan bencana.

Pada tahun 2030, membangun ketahanan masyarakat miskin 1.5.1.(a)


dan mereka yang berada dalam kondisi rentan, dan mengurangi
kerentanan mereka terhadap kejadian ekstrim terkait iklim dan
guncangan ekonomi, sosial, lingkungan, dan bencana.

Pada tahun 2030, membangun ketahanan masyarakat miskin 1.5.1.(b)


dan mereka yang berada dalam kondisi rentan, dan mengurangi
kerentanan mereka terhadap kejadian ekstrim terkait iklim dan
guncangan ekonomi, sosial, lingkungan, dan bencana.

Pada tahun 2030, membangun ketahanan masyarakat miskin 1.5.1.(c)


dan mereka yang berada dalam kondisi rentan, dan mengurangi
kerentanan mereka terhadap kejadian ekstrim terkait iklim dan
guncangan ekonomi, sosial, lingkungan, dan bencana.
Pada tahun 2030, membangun ketahanan masyarakat miskin 1.5.1.(d)
dan mereka yang berada dalam kondisi rentan, dan mengurangi
kerentanan mereka terhadap kejadian ekstrim terkait iklim dan
guncangan ekonomi, sosial, lingkungan, dan bencana.

Pada tahun 2030, membangun ketahanan masyarakat miskin 1.5.1.(e)


dan mereka yang berada dalam kondisi rentan, dan mengurangi
kerentanan mereka terhadap kejadian ekstrim terkait iklim dan
guncangan ekonomi, sosial, lingkungan, dan bencana.

Pada tahun 2030, membangun ketahanan masyarakat miskin 1.5.2.(a)


dan mereka yang berada dalam kondisi rentan, dan mengurangi
kerentanan mereka terhadap kejadian ekstrim terkait iklim dan
guncangan ekonomi, sosial, lingkungan, dan bencana.

Pada tahun 2030, membangun ketahanan masyarakat miskin 1.5.3*


dan mereka yang berada dalam kondisi rentan, dan mengurangi
kerentanan mereka terhadap kejadian ekstrim terkait iklim dan
guncangan ekonomi, sosial, lingkungan, dan bencana.

Menjamin mobilisasi yang signifikan terkait sumber daya dari 1.a.1*


berbagai sumber, termasuk melalui kerjasama pembangunan
yang lebih baik, untuk menyediakan sarana yang memadai dan
terjangkau bagi negara berkembang, khususnya negara kurang
berkembang untuk melaksanakan program dan kebijakan
mengakhiri kemiskinan di semua dimensi.

Menjamin mobilisasi yang signifikan terkait sumber daya dari 1.a.2*


berbagai sumber, termasuk melalui kerjasama pembangunan
yang lebih baik, untuk menyediakan sarana yang memadai dan
terjangkau bagi negara berkembang, khususnya negara kurang
berkembang untuk melaksanakan program dan kebijakan
mengakhiri kemiskinan di semua dimensi.

Pada tahun 2030, menghilangkan kelaparan dan menjamin 2.1.1*


akses bagi semua orang, khususnya orang miskin dan mereka
yang berada dalam kondisi rentan, termasuk bayi, terhadap
makanan yang aman, bergizi, dan cukup sepanjang tahun.

Pada tahun 2030, menghilangkan kelaparan dan menjamin 2.1.1.(a)


akses bagi semua orang, khususnya orang miskin dan mereka
yang berada dalam kondisi rentan, termasuk bayi, terhadap
makanan yang aman, bergizi, dan cukup sepanjang tahun.
Pada tahun 2030, menghilangkan kelaparan dan menjamin 2.1.2*
akses bagi semua orang, khususnya orang miskin dan mereka
yang berada dalam kondisi rentan, termasuk bayi, terhadap
makanan yang aman, bergizi, dan cukup sepanjang tahun.

Pada tahun 2030, menghilangkan kelaparan dan menjamin 2.1.2.(a)


akses bagi semua orang, khususnya orang miskin dan mereka
yang berada dalam kondisi rentan, termasuk bayi, terhadap
makanan yang aman, bergizi, dan cukup sepanjang tahun.

Pada tahun 2030, menghilangkan segala bentuk kekurangan 2.2.1*


gizi, termasuk pada tahun 2025 mencapai target yang
disepakati secara internasional untuk anak pendek dan kurus di
bawah usia 5 tahun, dan memenuhi kebutuhan gizi remaja
perempuan, ibu hamil dan menyusui, serta manula.

Pada tahun 2030, menghilangkan segala bentuk kekurangan 2.2.1.(a)


gizi, termasuk pada tahun 2025 mencapai target yang
disepakati secara internasional untuk anak pendek dan kurus di
bawah usia 5 tahun, dan memenuhi kebutuhan gizi remaja
perempuan, ibu hamil dan menyusui, serta manula.

Pada tahun 2030, menghilangkan segala bentuk kekurangan 2.2.2*


gizi, termasuk pada tahun 2025 mencapai target yang
disepakati secara internasional untuk anak pendek dan kurus di
bawah usia 5 tahun, dan memenuhi kebutuhan gizi remaja
perempuan, ibu hamil dan menyusui, serta manula.

Pada tahun 2030, menghilangkan segala bentuk kekurangan 2.2.2.(a)


gizi, termasuk pada tahun 2025 mencapai target yang
disepakati secara internasional untuk anak pendek dan kurus di
bawah usia 5 tahun, dan memenuhi kebutuhan gizi remaja
perempuan, ibu hamil dan menyusui, serta manula.

Pada tahun 2030, menghilangkan segala bentuk kekurangan 2.2.2.(b)


gizi, termasuk pada tahun 2025 mencapai target yang
disepakati secara internasional untuk anak pendek dan kurus di
bawah usia 5 tahun, dan memenuhi kebutuhan gizi remaja
perempuan, ibu hamil dan menyusui, serta manula.
Pada tahun 2030, menghilangkan segala bentuk kekurangan 2.2.2.(c)
gizi, termasuk pada tahun 2025 mencapai target yang
disepakati secara internasional untuk anak pendek dan kurus di
bawah usia 5 tahun, dan memenuhi kebutuhan gizi remaja
perempuan, ibu hamil dan menyusui, serta manula.

Pada tahun 2030, menggandakan produktivitas pertanian dan 2.3.1*


pendapatan produsen makanan skala kecil, khususnya
perempuan, masyarakat penduduk asli, keluarga petani,
penggembala dan nelayan, termasuk melalui akses yang aman
dan sama terhadap lahan, sumber daya produktif, dan input
lainnya, pengetahuan, jasa keuangan, pasar, dan peluang nilai
tambah, dan pekerjaan nonpertanian.

Pada tahun 2030, mengurangi rasio angka kematian ibu hingga 3.1.1*
kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup.

Pada tahun 2030, mengurangi rasio angka kematian ibu hingga 3.1.2*
kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup.

Pada tahun 2030, mengurangi rasio angka kematian ibu hingga 3.1.2.(a)
kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup.

Pada tahun 2030, mengakhiri kematian bayi baru lahir dan 3.2.1*
balita yang dapat dicegah, dengan seluruh negara berusaha
menurunkan Angka Kematian Neonatal setidaknya hingga 12
per 1000 KH (Kelahiran Hidup) dan Angka Kematian Balita 25
per 1000.

Pada tahun 2030, mengakhiri kematian bayi baru lahir dan 3.2.2*
balita yang dapat dicegah, dengan seluruh negara berusaha
menurunkan Angka Kematian Neonatal setidaknya hingga 12
per 1000 KH (Kelahiran Hidup) dan Angka Kematian Balita 25
per 1000.

Pada tahun 2030, mengakhiri kematian bayi baru lahir dan 3.2.2.(a)
balita yang dapat dicegah, dengan seluruh negara berusaha
menurunkan Angka Kematian Neonatal setidaknya hingga 12
per 1000 KH (Kelahiran Hidup) dan Angka Kematian Balita 25
per 1000.
Pada tahun 2030, mengakhiri kematian bayi baru lahir dan 3.2.2.(b)
balita yang dapat dicegah, dengan seluruh negara berusaha
menurunkan Angka Kematian Neonatal setidaknya hingga 12
per 1000 KH (Kelahiran Hidup) dan Angka Kematian Balita 25
per 1000.

Pada tahun 2030, mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, 3.3.1.(a)


malaria, dan penyakit tropis yang terabaikan, dan memerangi
hepatitis, penyakit bersumber air, serta penyakit menular
lainnya.

Pada tahun 2030, mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, 3.3.2.(a)


malaria, dan penyakit tropis yang terabaikan, dan memerangi
hepatitis, penyakit bersumber air, serta penyakit menular
lainnya.

Pada tahun 2030, mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, 3.3.3*


malaria, dan penyakit tropis yang terabaikan, dan memerangi
hepatitis, penyakit bersumber air, serta penyakit menular
lainnya.

Pada tahun 2030, mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, 3.3.3.(a)


malaria, dan penyakit tropis yang terabaikan, dan memerangi
hepatitis, penyakit bersumber air, serta penyakit menular
lainnya.

Pada tahun 2030, mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, 3.3.4.(a)


malaria, dan penyakit tropis yang terabaikan, dan memerangi
hepatitis, penyakit bersumber air, serta penyakit menular
lainnya.

Pada tahun 2030, mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, 3.3.5*


malaria, dan penyakit tropis yang terabaikan, dan memerangi
hepatitis, penyakit bersumber air, serta penyakit menular
lainnya.

Pada tahun 2030, mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, 3.3.5.(a)


malaria, dan penyakit tropis yang terabaikan, dan memerangi
hepatitis, penyakit bersumber air, serta penyakit menular
lainnya.

Pada tahun 2030, mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, 3.3.5.(b)


malaria, dan penyakit tropis yang terabaikan, dan memerangi
hepatitis, penyakit bersumber air, serta penyakit menular
lainnya.

Pada tahun 2030, mengurangi hingga sepertiga angka kematian 3.4.1.(a)


dini akibat penyakit tidak menular, melalui pencegahan dan
pengobatan, serta meningkatkan kesehatan mental dan
kesejahteraan.

Pada tahun 2030, mengurangi hingga sepertiga angka kematian 3.4.1.(b)


dini akibat penyakit tidak menular, melalui pencegahan dan
pengobatan, serta meningkatkan kesehatan mental dan
kesejahteraan.
Pada tahun 2030, mengurangi hingga sepertiga angka kematian 3.4.1.(c)
dini akibat penyakit tidak menular, melalui pencegahan dan
pengobatan, serta meningkatkan kesehatan mental dan
kesejahteraan.

Pada tahun 2030, mengurangi hingga sepertiga angka kematian 3.4.2*


dini akibat penyakit tidak menular, melalui pencegahan dan
pengobatan, serta meningkatkan kesehatan mental dan
kesejahteraan.

Pada tahun 2030, mengurangi hingga sepertiga angka kematian 3.4.2.(a)


dini akibat penyakit tidak menular, melalui pencegahan dan
pengobatan, serta meningkatkan kesehatan mental dan
kesejahteraan.

Memperkuat pencegahan dan pengobatan penyalahgunaan zat, 3.5.1.(e)


termasuk penyalahgunaan narkotika dan penggunaan alkohol
yang membahayakan.

Memperkuat pencegahan dan pengobatan penyalahgunaan zat, 3.5.2*


termasuk penyalahgunaan narkotika dan penggunaan alkohol
yang membahayakan.

Pada tahun 2030, menjamin akses universal terhadap layanan 3.7.1*


kesehatan seksual dan reproduksi, termasuk keluarga
berencana, informasi dan pendidikan, dan integrasi kesehatan
reproduksi ke dalam strategi dan program nasional.

Pada tahun 2030, menjamin akses universal terhadap layanan 3.7.1.(a)


kesehatan seksual dan reproduksi, termasuk keluarga
berencana, informasi dan pendidikan, dan integrasi kesehatan
reproduksi ke dalam strategi dan program nasional.

Pada tahun 2030, menjamin akses universal terhadap layanan 3.7.1.(b)


kesehatan seksual dan reproduksi, termasuk keluarga
berencana, informasi dan pendidikan, dan integrasi kesehatan
reproduksi ke dalam strategi dan program nasional.
Pada tahun 2030, menjamin akses universal terhadap layanan 3.7.2*
kesehatan seksual dan reproduksi, termasuk keluarga
berencana, informasi dan pendidikan, dan integrasi kesehatan
reproduksi ke dalam strategi dan program nasional.

Pada tahun 2030, menjamin akses universal terhadap layanan 3.7.2.(a)


kesehatan seksual dan reproduksi, termasuk keluarga
berencana, informasi dan pendidikan, dan integrasi kesehatan
reproduksi ke dalam strategi dan program nasional.

Mencapai cakupan kesehatan universal, termasuk perlindungan 3.8.1.(a)


risiko keuangan, akses terhadap pelayanan kesehatan dasar
yang baik, dan akses terhadap obat- obatan dan vaksin dasar
yang aman, efektif, berkualitas, dan terjangkau bagi semua
orang.

Mencapai cakupan kesehatan universal, termasuk perlindungan 3.8.2*


risiko keuangan, akses terhadap pelayanan kesehatan dasar
yang baik, dan akses terhadap obat- obatan dan vaksin dasar
yang aman, efektif, berkualitas, dan terjangkau bagi semua
orang.

Mencapai cakupan kesehatan universal, termasuk perlindungan 3.8.2.(a)


risiko keuangan, akses terhadap pelayanan kesehatan dasar
yang baik, dan akses terhadap obat- obatan dan vaksin dasar
yang aman, efektif, berkualitas, dan terjangkau bagi semua
orang.

Pada tahun 2030, secara signifikan mengurangi jumlah 3.9.3.(a)


kematian dan kesakitan akibat bahan kimia berbahaya, serta
polusi dan kontaminasi udara, air, dan tanah.

Memperkuat pelaksanaan the Framework Convention on 3.a.1*


Tobacco Control WHO di seluruh negara sebagai langkah yang
tepat.

Mendukung penelitian dan pengembangan vaksin dan obat 3.b.1.(a)


penyakit menular dan tidak menular yang terutama
berpengaruh terhadap negara berkembang, menyediakan akses
terhadap obat dan vaksin dasar yang terjangkau, sesuai the
Doha Declaration tentang the TRIPS Agreement and Public
Health, yang menegaskan hak negara berkembang untuk
menggunakan secara penuh ketentuan dalam Kesepakatan atas
Aspek-Aspek Perdagangan dari Hak Kekayaan Intelektual terkait
keleluasaan untuk melindungi kesehatan masyarakat, dan
khususnya, menyediakan akses obat bagi semua.
Meningkatkan secara signifikan pembiayaan kesehatan dan 3.c.1*
rekrutmen, pengembangan, pelatihan, dan retensi tenaga
kesehatan di negara berkembang, khususnya negara kurang
berkembang, dan negara berkembang pulau kecil.

Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua anak perempuan 4.1.1*


dan laki-laki menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah
tanpa dipungut biaya, setara, dan berkualitas, yang mengarah
pada capaian pembelajaran yang relevan dan efektif.

Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua anak perempuan 4.1.1.(a)


dan laki-laki menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah
tanpa dipungut biaya, setara, dan berkualitas, yang mengarah
pada capaian pembelajaran yang relevan dan efektif.

Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua anak perempuan 4.1.1.(b)


dan laki-laki menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah
tanpa dipungut biaya, setara, dan berkualitas, yang mengarah
pada capaian pembelajaran yang relevan dan efektif.

Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua anak perempuan 4.1.1.(d)


dan laki-laki menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah
tanpa dipungut biaya, setara, dan berkualitas, yang mengarah
pada capaian pembelajaran yang relevan dan efektif.

Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua anak perempuan 4.1.1.(e)


dan laki-laki menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah
tanpa dipungut biaya, setara, dan berkualitas, yang mengarah
pada capaian pembelajaran yang relevan dan efektif.

Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua anak perempuan 4.1.1.(g)


dan laki-laki menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah
tanpa dipungut biaya, setara, dan berkualitas, yang mengarah
pada capaian pembelajaran yang relevan dan efektif.

Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua anak perempuan 4.2.2.(a)


dan laki-laki memiliki akses terhadap perkembangan dan
pengasuhan anak usia dini, pengasuhan, pendidikan pra-
sekolah dasar yang berkualitas, sehingga mereka siap untuk
menempuh pendidikan dasar.

Pada tahun 2030, meningkatkan secara signifikan jumlah 4.4.1*


pemuda dan orang dewasa yang memiliki keterampilan yang
relevan, termasuk keterampilan teknik dan kejuruan, untuk
pekerjaan, pekerjaan yang layak dan kewirausahaan.
Pada tahun 2030, menghilangkan disparitas gender dalam 4.5.1*
pendidikan, dan menjamin akses yang sama untuk semua
tingkat pendidikan dan pelatihan kejuruan, bagi masyarakat
rentan termasuk penyandang cacat, masyarakat penduduk asli,
dan anak-anak dalam kondisi rentan.

Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua remaja dan proporsi 4.6.1.(a)
kelompok dewasa tertentu, baik laki-laki maupun perempuan,
memiliki kemampuan literasi dan numerasi.

Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua remaja dan proporsi 4.6.1.(b)
kelompok dewasa tertentu, baik laki-laki maupun perempuan,
memiliki kemampuan literasi dan numerasi.

Membangun dan meningkatkan fasilitas pendidikan yang ramah 4.a.1*


anak, ramah penyandang cacat dan gender, serta menyediakan
lingkungan belajar yang aman, anti kekerasan, inklusif dan
efektif bagi semua.

Pada tahun 2030, secara signifikan meningkatkan pasokan guru 4.c.1*


yang berkualitas, termasuk melalui kerjasama internasional
dalam pelatihan guru di negara berkembang, terutama negara
kurang berkembang, dan negara berkembang kepulauan kecil.

Mengakhiri segala bentuk diskriminasi terhadap kaum 5.1.1*


perempuan dimanapun.
Menghapuskan segala bentuk kekerasan terhadap kaum 5.2.1*
perempuan di ruang publik dan pribadi, termasuk perdagangan
orang dan eksploitasi seksual, serta berbagai jenis eksploitasi
lainnya.

Menghapuskan segala bentuk kekerasan terhadap kaum 5.2.1.(a)


perempuan di ruang publik dan pribadi, termasuk perdagangan
orang dan eksploitasi seksual, serta berbagai jenis eksploitasi
lainnya.

Menghapuskan segala bentuk kekerasan terhadap kaum 5.2.2*


perempuan di ruang publik dan pribadi, termasuk perdagangan
orang dan eksploitasi seksual, serta berbagai jenis eksploitasi
lainnya.

Menghapuskan segala bentuk kekerasan terhadap kaum 5.2.2.(a)


perempuan di ruang publik dan pribadi, termasuk perdagangan
orang dan eksploitasi seksual, serta berbagai jenis eksploitasi
lainnya.

Menghapuskan semua praktik berbahaya, seperti perkawinan 5.3.1*


usia anak, perkawinan dini dan paksa, serta sunat perempuan.

Menghapuskan semua praktik berbahaya, seperti perkawinan 5.3.1.(a)


usia anak, perkawinan dini dan paksa, serta sunat perempuan.

Menghapuskan semua praktik berbahaya, seperti perkawinan 5.3.1.(b)


usia anak, perkawinan dini dan paksa, serta sunat perempuan.

Menjamin partisipasi penuh dan efektif, dan kesempatan yang 5.5.1*


sama bagi perempuan untuk memimpin di semua tingkat
pengambilan keputusan dalam kehidupan politik, ekonomi, dan
masyarakat.

Menjamin partisipasi penuh dan efektif, dan kesempatan yang 5.5.2*


sama bagi perempuan untuk memimpin di semua tingkat
pengambilan keputusan dalam kehidupan politik, ekonomi, dan
masyarakat.

Menjamin akses universal terhadap kesehatan seksual dan 5.6.1*


reproduksi, dan hak reproduksi seperti yang telah disepakati
sesuai dengan Programme of Action of the International
Conference on Population andDevelopment and the Beijing
Platform serta dokumen-dokumen hasil reviu dari konferensi-
konferensi tersebut.
Menjamin akses universal terhadap kesehatan seksual dan 5.6.1.(a)
reproduksi, dan hak reproduksi seperti yang telah disepakati
sesuai dengan Programme of Action of the International
Conference on Population andDevelopment and the Beijing
Platform serta dokumen-dokumen hasil reviu dari konferensi-
konferensi tersebut.

Menjamin akses universal terhadap kesehatan seksual dan 5.6.1.(b)


reproduksi, dan hak reproduksi seperti yang telah disepakati
sesuai dengan Programme of Action of the International
Conference on Population andDevelopment and the Beijing
Platform serta dokumen-dokumen hasil reviu dari konferensi-
konferensi tersebut.

Meningkatkan penggunaan teknologi yang memampukan, 5.b.1*


khususnya teknologi informasi dan komunikasi untuk
meningkatkan pemberdayaan perempuan.

Pada tahun 2030, mencapai akses universal dan merata 6.1.1.(a)


terhadap air minum yang aman dan terjangkau bagi semua.

Pada tahun 2030, mencapai akses universal dan merata 6.1.1.(b)


terhadap air minum yang aman dan terjangkau bagi semua.

Pada tahun 2030, mencapai akses universal dan merata 6.1.1.(c)


terhadap air minum yang aman dan terjangkau bagi semua.

Pada tahun 2030, mencapai akses terhadap sanitasi dan 6.2.1.(a)


kebersihan yang memadai dan merata bagi semua, dan
menghentikan praktik buang air besar di tempat terbuka,
memberikan perhatian khusus pada kebutuhan kaum
perempuan, serta kelompok masyarakat rentan.

Pada tahun 2030, mencapai akses terhadap sanitasi dan 6.2.1.(b)


kebersihan yang memadai dan merata bagi semua, dan
menghentikan praktik buang air besar di tempat terbuka,
memberikan perhatian khusus pada kebutuhan kaum
perempuan, serta kelompok masyarakat rentan.
Pada tahun 2030, mencapai akses terhadap sanitasi dan 6.2.1.(c)
kebersihan yang memadai dan merata bagi semua, dan
menghentikan praktik buang air besar di tempat terbuka,
memberikan perhatian khusus pada kebutuhan kaum
perempuan, serta kelompok masyarakat rentan.

Pada tahun 2030, mencapai akses terhadap sanitasi dan 6.2.1.(d)


kebersihan yang memadai dan merata bagi semua, dan
menghentikan praktik buang air besar di tempat terbuka,
memberikan perhatian khusus pada kebutuhan kaum
perempuan, serta kelompok masyarakat rentan.

Pada tahun 2030, mencapai akses terhadap sanitasi dan 6.2.1.(e)


kebersihan yang memadai dan merata bagi semua, dan
menghentikan praktik buang air besar di tempat terbuka,
memberikan perhatian khusus pada kebutuhan kaum
perempuan, serta kelompok masyarakat rentan.

Pada tahun 2030, mencapai akses terhadap sanitasi dan 6.2.1.(f)


kebersihan yang memadai dan merata bagi semua, dan
menghentikan praktik buang air besar di tempat terbuka,
memberikan perhatian khusus pada kebutuhan kaum
perempuan, serta kelompok masyarakat rentan.

Pada tahun 2030, meningkatkan kualitas air dengan 6.3.1.(a)


mengurangi polusi, menghilangkan pembuangan, dan
meminimalkan pelepasan material dan bahan kimia berbahaya,
mengurangi setengah proporsi air limbah yang tidak diolah, dan
secara signifikan meningkatkan daur ulang, serta penggunaan
kembali barang daur ulang yang aman secara global.

Pada tahun 2030, meningkatkan kualitas air dengan 6.3.1.(b)


mengurangi polusi, menghilangkan pembuangan, dan
meminimalkan pelepasan material dan bahan kimia berbahaya,
mengurangi setengah proporsi air limbah yang tidak diolah, dan
secara signifikan meningkatkan daur ulang, serta penggunaan
kembali barang daur ulang yang aman secara global.

Pada tahun 2030, meningkatkan kualitas air dengan 6.3.2.(a)


mengurangi polusi, menghilangkan pembuangan, dan
meminimalkan pelepasan material dan bahan kimia berbahaya,
mengurangi setengah proporsi air limbah yang tidak diolah, dan
secara signifikan meningkatkan daur ulang, serta penggunaan
kembali barang daur ulang yang aman secara global.
Pada tahun 2030, meningkatkan kualitas air dengan 6.3.2.(b)
mengurangi polusi, menghilangkan pembuangan, dan
meminimalkan pelepasan material dan bahan kimia berbahaya,
mengurangi setengah proporsi air limbah yang tidak diolah, dan
secara signifikan meningkatkan daur ulang, serta penggunaan
kembali barang daur ulang yang aman secara global.

Pada tahun 2030, secara signifikan meningkatkan efisiensi 6.4.1.(b)


penggunaan air di semua sektor, dan menjamin penggunaan
dan pasokan air tawar yang berkelanjutan untuk mengatasi
kelangkaan air, dan secara signifikan mengurangi jumlah orang
yang menderita akibat kelangkaan air.

Pada tahun 2030, menerapkan pengelolaan sumber daya air 6.5.1.(a)


terpadu di semua tingkatan, termasuk melalui kerjasama lintas
batas yang tepat.

Pada tahun 2030, menerapkan pengelolaan sumber daya air 6.5.1.(c)


terpadu di semua tingkatan, termasuk melalui kerjasama lintas
batas yang tepat.

Pada tahun 2030, menerapkan pengelolaan sumber daya air 6.5.1.(f)


terpadu di semua tingkatan, termasuk melalui kerjasama lintas
batas yang tepat.
Pada tahun 2030, menerapkan pengelolaan sumber daya air 6.5.1.(g)
terpadu di semua tingkatan, termasuk melalui kerjasama lintas
batas yang tepat.

Pada tahun 2030, meningkat secara substansial pangsa energi 7.2.1*


terbarukan dalam bauran energi global.

Pada tahun 2030, melakukan perbaikan efisiensi energi di 7.3.1*


tingkat global sebanyak dua kali lipat.

Mempertahankan pertumbuhan ekonomi per kapita sesuai 8.1.1*


dengan kondisi nasional dan, khususnya, setidaknya 7 persen
pertumbuhan produk domestik bruto per tahun di negara
kurang berkembang.

Mempertahankan pertumbuhan ekonomi per kapita sesuai 8.1.1.(a)


dengan kondisi nasional dan, khususnya, setidaknya 7 persen
pertumbuhan produk domestik bruto per tahun di negara
kurang berkembang.

Mencapai tingkat produktivitas ekonomi yang lebih tinggi, 8.2.1*


melalui diversifikasi, peningkatan dan inovasi teknologi,
termasuk melalui fokus pada sektor yang memberi nilai tambah
tinggi dan padat karya.
Menggalakkan kebijakan pembangunan yang mendukung 8.3.1*
kegiatan produktif, penciptaan lapangan kerja layak,
kewirausahaan, kreativitas dan inovasi, dan mendorong
formalisasi dan pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan
menengah, termasuk melalui akses terhadap jasa keuangan.

Menggalakkan kebijakan pembangunan yang mendukung 8.3.1.(a)


kegiatan produktif, penciptaan lapangan kerja layak,
kewirausahaan, kreativitas dan inovasi, dan mendorong
formalisasi dan pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan
menengah, termasuk melalui akses terhadap jasa keuangan.

Menggalakkan kebijakan pembangunan yang mendukung 8.3.1.(b)


kegiatan produktif, penciptaan lapangan kerja layak,
kewirausahaan, kreativitas dan inovasi, dan mendorong
formalisasi dan pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan
menengah, termasuk melalui akses terhadap jasa keuangan.

Menggalakkan kebijakan pembangunan yang mendukung 8.3.1.(c)


kegiatan produktif, penciptaan lapangan kerja layak,
kewirausahaan, kreativitas dan inovasi, dan mendorong
formalisasi dan pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan
menengah, termasuk melalui akses terhadap jasa keuangan.

Pada tahun 2030, mencapai pekerjaan tetap dan produktif dan 8.5.1*
pekerjaan yang layak bagi semua perempuan dan laki-laki,
termasuk bagi pemuda dan penyandang difabilitas, dan upah
yang sama untuk pekerjaan yang sama nilainya.

Pada tahun 2030, mencapai pekerjaan tetap dan produktif dan 8.5.2*
pekerjaan yang layak bagi semua perempuan dan laki-laki,
termasuk bagi pemuda dan penyandang difabilitas, dan upah
yang sama untuk pekerjaan yang sama nilainya.

Pada tahun 2030, mencapai pekerjaan tetap dan produktif dan 8.5.2.(a)
pekerjaan yang layak bagi semua perempuan dan laki-laki,
termasuk bagi pemuda dan penyandang difabilitas, dan upah
yang sama untuk pekerjaan yang sama nilainya.

Pada tahun 2020, secara substansial mengurangi proporsi usia 8.6.1*


muda yang tidak bekerja, tidak menempuh pendidikan atau
pelatihan.
Pada tahun 2030, menyusun dan melaksanakan kebijakan 8.9.1*
untuk mempromosikan pariwisata berkelanjutan yang
menciptakan lapangan kerja dan mempromosikan budaya dan
produk lokal.

Pada tahun 2030, menyusun dan melaksanakan kebijakan 8.9.1.(a)


untuk mempromosikan pariwisata berkelanjutan yang
menciptakan lapangan kerja dan mempromosikan budaya dan
produk lokal.

Pada tahun 2030, menyusun dan melaksanakan kebijakan 8.9.1.(b)


untuk mempromosikan pariwisata berkelanjutan yang
menciptakan lapangan kerja dan mempromosikan budaya dan
produk lokal.

Pada tahun 2030, menyusun dan melaksanakan kebijakan 8.9.1.(c)


untuk mempromosikan pariwisata berkelanjutan yang
menciptakan lapangan kerja dan mempromosikan budaya dan
produk lokal.

Pada tahun 2030, menyusun dan melaksanakan kebijakan 8.9.2*


untuk mempromosikan pariwisata berkelanjutan yang
menciptakan lapangan kerja dan mempromosikan budaya dan
produk lokal.

Memperkuat kapasitas lembaga keuangan domestik untuk 8.10.1*


mendorong dan memperluas akses terhadap perbankan,
asuransi dan jasa keuangan bagi semua.

Memperkuat kapasitas lembaga keuangan domestik untuk 8.10.1.(a)


mendorong dan memperluas akses terhadap perbankan,
asuransi dan jasa keuangan bagi semua.

Memperkuat kapasitas lembaga keuangan domestik untuk 8.10.1.(b)


mendorong dan memperluas akses terhadap perbankan,
asuransi dan jasa keuangan bagi semua.
Mengembangkan infrastruktur yang berkualitas, andal, 9.1.1.(b)
berkelanjutan dan tangguh, termasuk infrastruktur regional dan
lintas batas, untuk mendukung pembangunan ekonomi dan
kesejahteraan manusia, dengan fokus pada akses yang
terjangkau dan merata bagi semua.

Mengembangkan infrastruktur yang berkualitas, andal, 9.1.1.(c)


berkelanjutan dan tangguh, termasuk infrastruktur regional dan
lintas batas, untuk mendukung pembangunan ekonomi dan
kesejahteraan manusia, dengan fokus pada akses yang
terjangkau dan merata bagi semua.

Mengembangkan infrastruktur yang berkualitas, andal, 9.1.2.(b)


berkelanjutan dan tangguh, termasuk infrastruktur regional dan
lintas batas, untuk mendukung pembangunan ekonomi dan
kesejahteraan manusia, dengan fokus pada akses yang
terjangkau dan merata bagi semua.

Mengembangkan infrastruktur yang berkualitas, andal, 9.1.2.(c)


berkelanjutan dan tangguh, termasuk infrastruktur regional dan
lintas batas, untuk mendukung pembangunan ekonomi dan
kesejahteraan manusia, dengan fokus pada akses yang
terjangkau dan merata bagi semua.

Mempromosikan industrialisasi inklusif dan berkelanjutan, dan 9.2.1*


pada tahun 2030, secara signifikan meningkatkan proporsi
industri dalam lapangan kerja dan produk domestik bruto,
sejalan dengan kondisi nasional, dan meningkatkan dua kali
lipat proporsinya di negara kurang berkembang.

Mempromosikan industrialisasi inklusif dan berkelanjutan, dan 9.2.1.(a)


pada tahun 2030, secara signifikan meningkatkan proporsi
industri dalam lapangan kerja dan produk domestik bruto,
sejalan dengan kondisi nasional, dan meningkatkan dua kali
lipat proporsinya di negara kurang berkembang.

Mempromosikan industrialisasi inklusif dan berkelanjutan, dan 9.2.2*


pada tahun 2030, secara signifikan meningkatkan proporsi
industri dalam lapangan kerja dan produk domestik bruto,
sejalan dengan kondisi nasional, dan meningkatkan dua kali
lipat proporsinya di negara kurang berkembang.

Meningkatkan akses industri dan perusahaan skala kecil, 9.3.1*


khususnya di negara berkembang, terhadap jasa keuangan,
termasuk kredit terjangkau, dan mengintegrasikan ke dalam
rantai nilai dan pasar.
Meningkatkan akses industri dan perusahaan skala kecil, 9.3.2*
khususnya di negara berkembang, terhadap jasa keuangan,
termasuk kredit terjangkau, dan mengintegrasikan ke dalam
rantai nilai dan pasar.

Memperkuat riset ilmiah, meningkatkan kapabilitas teknologi 9.5.1*


sektor industri di semua negara, terutama negara-negara
berkembang, termasuk pada tahun 2030, mendorong inovasi
dan secara substansial meningkatkan jumlah pekerja penelitian
dan pengembangan per 1 juta orang dan meningkatkan
pembelanjaan publik dan swasta untuk penelitian dan
pengembangan.

Secara signifikan meningkatkan akses terhadap teknologi 9.c.1*


informasi dan komunikasi, dan mengusahakan penyediaan
akses universal dan terjangkau internet di negara-negara kurang
berkembang pada tahun 2020.

Secara signifikan meningkatkan akses terhadap teknologi 9.c.1.(a)


informasi dan komunikasi, dan mengusahakan penyediaan
akses universal dan terjangkau internet di negara-negara kurang
berkembang pada tahun 2020.

Secara signifikan meningkatkan akses terhadap teknologi 9.c.1.(b)


informasi dan komunikasi, dan mengusahakan penyediaan
akses universal dan terjangkau internet di negara-negara kurang
berkembang pada tahun 2020.

Pada tahun 2030, secara progresif mencapai dan 10.1.1*


mempertahankan pertumbuhan pendapatan penduduk yang
berada di bawah 40% dari populasi pada tingkat yang lebih
tinggi dari rata-rata nasional.

Pada tahun 2030, secara progresif mencapai dan 10.1.1.(a)


mempertahankan pertumbuhan pendapatan penduduk yang
berada di bawah 40% dari populasi pada tingkat yang lebih
tinggi dari rata-rata nasional.

Pada tahun 2030, memberdayakan dan meningkatkan inklusi 10.2.1*


sosial, ekonomi dan politik bagi semua, terlepas dari usia, jenis
kelamin, difabilitas, ras, suku, asal, agama atau kemampuan
ekonomi atau status lainnya.

Menjamin kesempatan yang sama dan mengurangi 10.3.1.(a)


kesenjangan hasil, termasuk dengan menghapus hukum,
kebijakan dan praktik yang diskriminatif, dan mempromosikan
legislasi, kebijakan dan tindakan yang tepat terkait legislasi dan
kebijakan tersebut.
Menjamin kesempatan yang sama dan mengurangi 10.3.1.(d)
kesenjangan hasil, termasuk dengan menghapus hukum,
kebijakan dan praktik yang diskriminatif, dan mempromosikan
legislasi, kebijakan dan tindakan yang tepat terkait legislasi dan
kebijakan tersebut.

Mengadopsi kebijakan, terutama kebijakan fiskal, upah dan 10.4.1.(b)


perlindungan sosial, serta secara progresif mencapai kesetaraan
yang lebih besar.

Pada tahun 2030, menjamin akses bagi semua terhadap 11.1.1.(a)


perumahan yang layak, aman, terjangkau, dan pelayanan dasar,
serta menata kawasan kumuh.

Pada tahun 2030, menjamin akses bagi semua terhadap 11.1.1.(b)


perumahan yang layak, aman, terjangkau, dan pelayanan dasar,
serta menata kawasan kumuh.

Pada tahun 2030, menjamin akses bagi semua terhadap 11.1.1.(c)


perumahan yang layak, aman, terjangkau, dan pelayanan dasar,
serta menata kawasan kumuh.

Pada tahun 2030, menyediakan akses terhadap sistem 11.2.1.(a)


transportasi yang aman, terjangkau, mudah diakses dan
berkelanjutan untuk semua, meningkatkan keselamatan lalu
lintas, terutama dengan memperluas jangkauan transportasi
umum, dengan memberi perhatian khusus pada kebutuhan
mereka yang berada dalam situasi rentan, perempuan, anak,
penyandang difabilitas dan orang tua.
Pada tahun 2030, menyediakan akses terhadap sistem 11.2.1.(b)
transportasi yang aman, terjangkau, mudah diakses dan
berkelanjutan untuk semua, meningkatkan keselamatan lalu
lintas, terutama dengan memperluas jangkauan transportasi
umum, dengan memberi perhatian khusus pada kebutuhan
mereka yang berada dalam situasi rentan, perempuan, anak,
penyandang difabilitas dan orang tua.

Pada tahun 2030, memperkuat urbanisasi yang inklusif dan 11.3.1.(a)


berkelanjutan serta kapasitas partisipasi, perencanaan
penanganan permukiman yang berkelanjutan dan terintegrasi
di semua negara.

Pada tahun 2030, memperkuat urbanisasi yang inklusif dan 11.3.1.(b)


berkelanjutan serta kapasitas partisipasi, perencanaan
penanganan permukiman yang berkelanjutan dan terintegrasi
di semua negara.

Pada tahun 2030, memperkuat urbanisasi yang inklusif dan 11.3.2.(a)


berkelanjutan serta kapasitas partisipasi, perencanaan
penanganan permukiman yang berkelanjutan dan terintegrasi
di semua negara.

Pada tahun 2030, memperkuat urbanisasi yang inklusif dan 11.3.2.(b)


berkelanjutan serta kapasitas partisipasi, perencanaan
penanganan permukiman yang berkelanjutan dan terintegrasi
di semua negara.

Mempromosikan dan menjaga warisan budaya dunia dan 11.4.1.(a)


warisan alam dunia.

Pada tahun 2030, secara signifikan mengurangi jumlah 11.5.1*


kematian dan jumlah orang terdampak, dan secara substansial
mengurangi kerugian ekonomi relatif terhadap PDB global yang
disebabkan oleh bencana, dengan fokus melindungi orang
miskin dan orang-orang dalam situasi rentan.
Pada tahun 2030, secara signifikan mengurangi jumlah 11.5.1.(a)
kematian dan jumlah orang terdampak, dan secara substansial
mengurangi kerugian ekonomi relatif terhadap PDB global yang
disebabkan oleh bencana, dengan fokus melindungi orang
miskin dan orang-orang dalam situasi rentan.

Pada tahun 2030, secara signifikan mengurangi jumlah 11.5.1.(b)


kematian dan jumlah orang terdampak, dan secara substansial
mengurangi kerugian ekonomi relatif terhadap PDB global yang
disebabkan oleh bencana, dengan fokus melindungi orang
miskin dan orang-orang dalam situasi rentan.

Pada tahun 2030, secara signifikan mengurangi jumlah 11.5.1.(c)


kematian dan jumlah orang terdampak, dan secara substansial
mengurangi kerugian ekonomi relatif terhadap PDB global yang
disebabkan oleh bencana, dengan fokus melindungi orang
miskin dan orang-orang dalam situasi rentan.

Pada tahun 2030, secara signifikan mengurangi jumlah 11.5.2.(a)


kematian dan jumlah orang terdampak, dan secara substansial
mengurangi kerugian ekonomi relatif terhadap PDB global yang
disebabkan oleh bencana, dengan fokus melindungi orang
miskin dan orang-orang dalam situasi rentan.

Pada tahun 2030, mengurangi dampak lingkungan perkotaan 11.6.1.(a)


per kapita yang merugikan, termasuk dengan memberi
perhatian khusus pada kualitas udara, termasuk penanganan
sampah kota.

Pada tahun 2030, mengurangi dampak lingkungan perkotaan 11.6.1.(b)


per kapita yang merugikan, termasuk dengan memberi
perhatian khusus pada kualitas udara, termasuk penanganan
sampah kota.

Pada tahun 2030, menyediakan ruang publik dan ruang terbuka 11.7.1.(a)
hijau yang aman, inklusif dan mudah dijangkau terutama untuk
perempuan dan anak, manula dan penyandang difabilitas.
Pada tahun 2020, meningkatkan secara substansial jumlah kota 11.b.1*
dan permukiman yang mengadopsi dan mengimplementasi
kebijakan dan perencanaan yang terintegrasi tentang
penyertaan, efisiensi sumber daya, mitigasi dan adaptasi
terhadap perubahan iklim, ketahanan terhadap bencana, serta
mengembangkan dan mengimplementasikan penanganan
holistik risiko bencana di semua lini, sesuai dengan the Sendai
Framework for Disaster Risk Reduction 2015-2030.

Pada tahun 2020, meningkatkan secara substansial jumlah kota 11.b.2*


dan permukiman yang mengadopsi dan mengimplementasi
kebijakan dan perencanaan yang terintegrasi tentang
penyertaan, efisiensi sumber daya, mitigasi dan adaptasi
terhadap perubahan iklim, ketahanan terhadap bencana, serta
mengembangkan dan mengimplementasikan penanganan
holistik risiko bencana di semua lini, sesuai dengan the Sendai
Framework for Disaster Risk Reduction 2015-2030.

Pada tahun 2020 mencapai pengelolaan bahan kimia dan 12.4.2.(a)


semua jenis limbah yang ramah lingkungan, di sepanjang siklus
hidupnya, sesuai kerangka kerja internasional yang disepakati
dan secara signifikan mengurangi pencemaran bahan kimia dan
limbah tersebut ke udara, air, dan tanah untuk meminimalkan
dampak buruk terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.

Pada tahun 2030, secara substansial mengurangi produksi 12.5.1.(a)


limbah melalui pencegahan, pengurangan, daur ulang, dan
penggunaan kembali.

Mendorong perusahaan, terutama perusahaan besar dan 12.6.1.(a)


transnasional, untuk mengadopsi praktek-praktek berkelanjutan
dan mengintegrasikan informasi keberlanjutan dalam siklus
pelaporan mereka.

Mempromosikan praktek pengadaan publik yang berkelanjutan, 12.7.1.(a)


sesuai dengan kebijakan dan prioritas nasional.
Pada tahun 2030, menjamin bahwa masyarakat di mana pun 12.8.1.(a)
memiliki informasi yang relevan dan kesadaran terhadap
pembangunan berkelanjutan dan gaya hidup yang selaras
dengan alam.

Memperkuat kapasitas ketahanan dan adaptasi terhadap 13.1.1*


bahaya terkait iklim dan bencana alam di semua negara.

Memperkuat kapasitas ketahanan dan adaptasi terhadap 13.1.2*


bahaya terkait iklim dan bencana alam di semua negara.

Pada tahun 2020, menjamin pelestarian, restorasi dan 15.1.1.(a)


pemanfaatan berkelanjutan dari ekosistem daratan dan
perairan darat serta jasa lingkungannya, khususnya ekosistem
hutan, lahan basah, pegunungan dan lahan kering, sejalan
dengan kewajiban berdasarkan perjanjian internasional.

Pada tahun 2020, menghentikan penggurunan, memulihkan 15.3.1.(a)


lahan dan tanah kritis, termasuk lahan yang terkena
penggurunan, kekeringan dan banjir, dan berusaha mencapai
dunia yang bebas dari lahan terdegradasi.

Meningkatkan pembagian keuntungan yang adil dan merata 15.6.1*


dari pemanfaatan sumber daya genetik, dan meningkatkan
akses yang tepat terhadap sumber daya tersebut, sesuai
kesepakatan internasional.
Pada tahun 2020, mengintegrasikan nilai-nilai ekosistem dan 15.9.1.(a)
keanekaragaman hayati ke dalam perencanaan nasional dan
daerah, proses pembangunan, strategi dan penganggaran
pengurangan kemiskinan.

Secara signifikan mengurangi segala bentuk kekerasan dan 16.1.1.(a)


terkait angka kematian dimanapun.

Secara signifikan mengurangi segala bentuk kekerasan dan 16.1.2.(a)


terkait angka kematian dimanapun.

Secara signifikan mengurangi segala bentuk kekerasan dan 16.1.3.(a)


terkait angka kematian dimanapun.

Secara signifikan mengurangi segala bentuk kekerasan dan 16.1.4*


terkait angka kematian dimanapun.
Menghentikan perlakuan kejam, eksploitasi, perdagangan, dan 16.2.1.(a)
segala bentuk kekerasan dan penyiksaan terhadap anak.

Menghentikan perlakuan kejam, eksploitasi, perdagangan, dan 16.2.1.(b)


segala bentuk kekerasan dan penyiksaan terhadap anak.

Menghentikan perlakuan kejam, eksploitasi, perdagangan, dan 16.2.3.(a)


segala bentuk kekerasan dan penyiksaan terhadap anak.

Secara substansial mengurangi korupsi dan penyuapan dalam 16.5.1.(a)


segala bentuknya.

Mengembangkan lembaga yang efektif, akuntabel, dan 16.6.1*


transparan di semua tingkat.
Mengembangkan lembaga yang efektif, akuntabel, dan 16.6.1.(a)
transparan di semua tingkat.

Mengembangkan lembaga yang efektif, akuntabel, dan 16.6.1.(b)


transparan di semua tingkat.

Mengembangkan lembaga yang efektif, akuntabel, dan 16.6.1.(c)


transparan di semua tingkat.

Mengembangkan lembaga yang efektif, akuntabel, dan 16.6.1.(d)


transparan di semua tingkat.

Mengembangkan lembaga yang efektif, akuntabel, dan 16.6.2.(a)


transparan di semua tingkat.
Menjamin pengambilan keputusan yang responsif, inklusif, 16.7.1.(a)
partisipatif dan representatif di setiap tingkatan.

Menjamin pengambilan keputusan yang responsif, inklusif, 16.7.1.(b)


partisipatif dan representatif di setiap tingkatan.

Pada tahun 2030, memberikan identitas yang syah bagi semua, 16.9.1*
termasuk pencatatan kelahiran.

Pada tahun 2030, memberikan identitas yang syah bagi semua, 16.9.1.(a)
termasuk pencatatan kelahiran.

Pada tahun 2030, memberikan identitas yang syah bagi semua, 16.9.1.(b)
termasuk pencatatan kelahiran.
Menjamin akses publik terhadap informasi dan melindungi 16.10.2.(c)
kebebasan mendasar, sesuai dengan peraturan nasional dan
kesepakatan internasional.

Menggalakkan dan menegakkan undang-undang dan kebijakan 16.b.1.(a)


yang tidak diskriminatif untuk pembangunan berkelanjutan.

Memperkuat mobilisasi sumber daya domestik, termasuk 17.1.1*


melalui dukungan internasional kepada negara berkembang,
untuk meningkatkan kapasitas lokal bagi pengumpulan pajak
dan pendapatan lainnya.

Memperkuat mobilisasi sumber daya domestik, termasuk 17.1.1.(a)


melalui dukungan internasional kepada negara berkembang,
untuk meningkatkan kapasitas lokal bagi pengumpulan pajak
dan pendapatan lainnya.

Memperkuat mobilisasi sumber daya domestik, termasuk 17.1.2*


melalui dukungan internasional kepada negara berkembang,
untuk meningkatkan kapasitas lokal bagi pengumpulan pajak
dan pendapatan lainnya.

Meningkatkan kerjasama Utara-Selatan, Selatan-Selatan dan 17.6.2.(b)


kerjasama triangular secara regional dan internasional terkait
dan akses terhadap sains, teknologi dan inovasi, dan
meningkatkan berbagi pengetahuan berdasar kesepakatan
timbal balik, termasuk melalui koordinasi yang lebih baik antara
mekanisme yang telah ada, khususnya di tingkat Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB), dan melalui mekanisme fasilitasi
teknologi global.
Meningkatkan kerjasama Utara-Selatan, Selatan-Selatan dan 17.6.2.(c)
kerjasama triangular secara regional dan internasional terkait
dan akses terhadap sains, teknologi dan inovasi, dan
meningkatkan berbagi pengetahuan berdasar kesepakatan
timbal balik, termasuk melalui koordinasi yang lebih baik antara
mekanisme yang telah ada, khususnya di tingkat Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB), dan melalui mekanisme fasilitasi
teknologi global.

Mengoperasionalisasikan secara penuh bank teknologi dan 17.8.1*


sains, mekanisme pembangunan kapasitas teknologi dan
inovasi untuk negara kurang berkembang pada tahun 2017 dan
meningkatkan penggunaan teknologi yang memampukan,
khususnya teknologi informasi dan komunikasi.

Mendorong dan meningkatkan kerjasama pemerintah-swasta 17.17.1.(a)


dan masyarakat sipil yang efektif, berdasarkan pengalaman dan
bersumber pada strategi kerjasama.

Mendorong dan meningkatkan kerjasama pemerintah-swasta 17.17.1.(b)


dan masyarakat sipil yang efektif, berdasarkan pengalaman dan
bersumber pada strategi kerjasama.

Pada tahun 2020, meningkatkan dukungan pengembangan 17.18.1.(a)


kapasitas untuk negara berkembang, termasuk negara kurang
berkembang dan negara berkembang pulau kecil, untuk
meningkatkan secara signifikan ketersediaan data berkualitas
tinggi, tepat waktu dan dapat dipercaya, yang terpilah
berdasarkan pendapatan, gender, umur, ras, etnis, status
migrasi, difabilitas, lokasi geografis dan karakteristik lainnya
yang relevan dengan konteks nasional.

Pada tahun 2020, meningkatkan dukungan pengembangan 17.18.1.(b)


kapasitas untuk negara berkembang, termasuk negara kurang
berkembang dan negara berkembang pulau kecil, untuk
meningkatkan secara signifikan ketersediaan data berkualitas
tinggi, tepat waktu dan dapat dipercaya, yang terpilah
berdasarkan pendapatan, gender, umur, ras, etnis, status
migrasi, difabilitas, lokasi geografis dan karakteristik lainnya
yang relevan dengan konteks nasional.
Pada tahun 2020, meningkatkan dukungan pengembangan 17.18.1.(c)
kapasitas untuk negara berkembang, termasuk negara kurang
berkembang dan negara berkembang pulau kecil, untuk
meningkatkan secara signifikan ketersediaan data berkualitas
tinggi, tepat waktu dan dapat dipercaya, yang terpilah
berdasarkan pendapatan, gender, umur, ras, etnis, status
migrasi, difabilitas, lokasi geografis dan karakteristik lainnya
yang relevan dengan konteks nasional.

Pada tahun 2020, meningkatkan dukungan pengembangan 17.18.1.(d)


kapasitas untuk negara berkembang, termasuk negara kurang
berkembang dan negara berkembang pulau kecil, untuk
meningkatkan secara signifikan ketersediaan data berkualitas
tinggi, tepat waktu dan dapat dipercaya, yang terpilah
berdasarkan pendapatan, gender, umur, ras, etnis, status
migrasi, difabilitas, lokasi geografis dan karakteristik lainnya
yang relevan dengan konteks nasional.

Pada tahun 2030, mengandalkan inisiatif yang sudah ada, untuk 17.19.2.(b)
mengembangkan pengukuran atas kemajuan pembangunan
berkelanjutan yang melengkapi Produk Domestik Bruto, dan
mendukung pengembangan kapasitas statistik di negara
berkembang.

Pada tahun 2030, mengandalkan inisiatif yang sudah ada, untuk 17.19.2.(c)
mengembangkan pengukuran atas kemajuan pembangunan
berkelanjutan yang melengkapi Produk Domestik Bruto, dan
mendukung pengembangan kapasitas statistik di negara
berkembang.

Pada tahun 2030, mengandalkan inisiatif yang sudah ada, untuk 17.19.2.(d)
mengembangkan pengukuran atas kemajuan pembangunan
berkelanjutan yang melengkapi Produk Domestik Bruto, dan
mendukung pengembangan kapasitas statistik di negara
berkembang.
INDIKATOR TARGET (PERPRES 59/2017) CAPAIAN INDIKAT

2013
Persentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan Menurun menjadi 7-8%
nasional, menurut jenis kelamin dan kelompok umur.

Proporsi peserta jaminan kesehatan melalui SJSN Bidang Meningkat menjadi 95%
Kesehatan.

Proporsi peserta Program Jaminan Sosial Bidang Meningkat menjadi 62,4 juta
Ketenagakerjaan. pekerja formal; 3,5 juta pekerja
informal

Persentase penyandang disabilitas yang miskin dan rentan Meningkat menjadi 17,12%
yang terpenuhi hak dasarnya dan inklusivitas.

Jumlah rumah tangga yang mendapatkan bantuan tunai Menurun menjadi 2,8 juta
bersyarat/Program Keluarga Harapan.

Persentase perempuan pernah kawin umur 15-49 tahun Meningkat menjadi 70%
yang proses melahirkan terakhirnya di fasilitas kesehatan.
Persentase anak umur 12-23 bulan yang menerima Meningkat menjadi 63%.
imunisasi dasar lengkap.

Prevalensi penggunaan metode kontrasepsi (CPR) semua Meningkat menjadi 65%


cara pada Pasangan Usia Subur (PUS) usia 15-49 tahun yang
berstatus kawin.

Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap Meningkat menjadi 100%
layanan sumber air minum layak dan berkelanjutan.

Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap Meningkat menjadi 100%
layanan sanitasi layak dan berkelanjutan.

Persentase rumah tangga kumuh perkotaan. Meningkat menjadi 18,6 juta

Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/sederajat. Meningkat menjadi 94,78%


Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/sederajat. Meningkat menjadi 82,2%

Persentase penduduk umur 0-17 tahun dengan kepemilikan Meningkat menjadi 77,4%.
akta kelahiran.

Persentase rumah tangga miskin dan rentan yang sumber Meningkat menjadi 100%
penerangan utamanya listrik baik dari PLN dan bukan PLN.

Jumlah korban meninggal, hilang, dan terkena dampak Menurun


bencana per 100.000 orang.

Jumlah lokasi penguatan pengurangan risiko bencana Meningkat menjadi 39 daerah


daerah.

Pemenuhan kebutuhan dasar korban bencana sosial. Meningkat menjadi 151 ribu

Pendampingan psikososial korban bencana sosial. Meningkat menjadi 81,5 ribu


Jumlah daerah bencana alam/bencana sosial yang Meningkat menjadi 450
mendapat pendidikan layanan khusus. (SMAB=Sekolah/
Madrasah Aman Bencana)

Indeks risiko bencana pada pusat-pusat pertumbuhan yang Menurun menjadi 118,6
berisiko tinggi.

Jumlah kerugian ekonomi langsung akibat bencana. Menurun

Dokumen strategi pengurangan risiko bencana (PRB) tingkat ada


nasional dan daerah.

Proporsi sumber daya yang dialokasikan oleh pemerintah Meningkat


secara langsung untuk program pemberantasan
kemiskinan.

Pengeluaran untuk layanan pokok (pendidikan, kesehatan Meningkat


dan perlindungan sosial) sebagai persentase dari total
belanja pemerintah.

Prevalensi Ketidakcukupan Konsumsi Pangan (Prevalence of Menurun


Undernourishment).

Prevalensi kekurangan gizi (underweight) pada anak balita. Menurun menjadi 17%
Prevalensi penduduk dengan kerawanan pangan sedang Menurun
atau berat, berdasarkan pada Skala Pengalaman Kerawanan
Pangan.

Proporsi penduduk dengan asupan kalori minimum di Menurun menjadi 8,5 %


bawah 1400 kkal/kapita/hari.

Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada anak Menurun


di bawah lima tahun/balita.

Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada anak Menurun menjadi 28%
di bawah dua tahun/baduta.

Prevalensi malnutrisi (berat badan/tinggi badan) anak pada Menurun


usia kurang dari 5 tahun, berdasarkan tipe.

Prevalensi anemia pada ibu hamil. Menurun menjadi 28%

Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapatkan Meningkat menjadi 50%
ASI eksklusif.
Kualitas konsumsi pangan yang diindikasikan oleh skor Pola Meningkat menjadi: skor PPH
Pangan Harapan (PPH) mencapai; dan tingkat konsumsi 92,5; tingkat konsumsi ikan
ikan. 54,5 kg/kapita/tahun

Nilai Tambah Pertanian dibagi jumlah tenaga kerja di sektor Meningkat


pertanian (rupiah per tenaga kerja).

Angka Kematian Ibu (AKI). Menurun menjadi 306

Proporsi perempuan pernah kawin umur 15-49 tahun yang Meningkat menjadi 95%
proses melahirkan terakhirnya ditolong oleh tenaga
kesehatan terlatih.

Persentase perempuan pernah kawin umur 15-49 tahun Meningkat menjadi 85 %


yang proses melahirkan terakhirnya di fasilitas kesehatan.

Angka Kematian Balita (AKBa) per 1000 kelahiran hidup. Menurun

Angka Kematian Neonatal (AKN) per 1000 kelahiran hidup. Menurun

Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 kelahiran hidup. Menurun menjadi 24
Persentase kabupaten/kota yang mencapai 80% imunisasi Meningkat menjadi 95%
dasar lengkap pada bayi.

Prevalensi HIV pada populasi dewasa. Menurun menjadi <0,5%

Insiden Tuberkulosis (ITB) per 100.000 penduduk. Menurun menjadi 245

Kejadian Malaria per 1000 orang. Menurun

Jumlah kabupaten/kota yang mencapai eliminasi malaria. Meningkat menjadi 300

Persentase kabupaten/kota yang melakukan deteksi dini Meningkat


untuk infeksi Hepatitis B.

Jumlah orang yang memerlukan intervensi terhadap Menurun


penyakit tropis yang terabaikan (Filariasis dan Kusta).

Jumlah provinsi dengan eliminasi Kusta. Meningkat menjadi 34 provinsi

Jumlah kabupaten/kota dengan eliminasi filariasis (berhasil Meningkat menjadi 35.


lolos dalam survei penilaian transmisi tahap I).

Persentase merokok pada penduduk umur ≤18 tahun. Menurun menjadi 5,4%

Prevalensi tekanan darah tinggi. Menurun menjadi 24,3%


Prevalensi obesitas pada penduduk umur ≥18 tahun. Menurun

Angka kematian (insidens rate) akibat bunuh diri. Menurun

Jumlah kabupaten/kota yang memiliki puskesmas yang Meningkat menjadi 280


menyelenggarakan upaya kesehatan jiwa.

Prevalensi penyalahgunaan narkoba. Menurun menjadi angka 0,02%

Konsumsi alkohol (liter per kapita) oleh penduduk umur ≥ Menurun


15 tahun dalam satu tahun terakhir.

Proporsi perempuan usia reproduksi (15-49 tahun) atau Meningkat menjadi 66%
pasangannya yang memiliki kebutuhan keluarga berencana
dan menggunakan alat kontrasepsi metode modern.

Angka prevalensi penggunaan metode kontrasepsi (CPR) Meningkat menjadi 65%


semua cara pada Pasangan Usia Subur (PUS) usia 15-49
tahun yang berstatus kawin.

Angka penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang Meningkat menjadi 23,5%


(MKJP) cara modern.
Angka kelahiran pada perempuan umur 15-19 tahun (Age Menurun menjadi 38
Specific Fertility Rate/ASFR).

Total Fertility Rate (TFR). Menurun menjadi 2,28

Unmet need pelayanan kesehatan. Menurun menjadi 9,91%

Jumlah penduduk yang dicakup asuransi kesehatan atau Meningkat


sistem kesehatan masyarakat per 1000 penduduk.

Cakupan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Meningkat menjadi minimal


95%

Proporsi kematian akibat keracunan. Menurun

Persentase merokok pada penduduk umur ≥15 tahun. Menurun

Persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas. Meningkat


Kepadatan dan distribusi tenaga kesehatan. Meningkat

Proporsi anak-anak dan remaja: (a) pada kelas 4, (b) tingkat Meningkat
akhir SD/kelas 6, (c) tingkat akhir SMP/kelas 9 yang
mencapai standar kemampuan minimum dalam: (i)
membaca, (ii) matematika.

Persentase SD/MI berakreditasi minimal B. Meningkat menjadi 84,2%

Persentase SMP/MTs berakreditasi minimal B. Meningkat menjadi 81%

Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/sederajat. Meningkat menjadi 114,09%

Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/sederajat. Meningkat menjadi 106,94%

Rata-rata lama sekolah penduduk umur ≥15 tahun. Meningkat menjadi 8,8 tahun

Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan Anak Usia Dini Meningkat menjadi 77,2%
(PAUD).

Proporsi remaja dan dewasa dengan keterampilan teknologi Meningkat


informasi dan komunikasi (TIK).
Rasio Angka Partisipasi Murni (APM) perempuan/laki-laki di Meningkat
(1) SD/MI/sederajat; (2) SMP/MTs/sederajat; (3)
SMA/SMK/MA/sederajat; dan Rasio Angka Partisipasi Kasar
(APK) perempuan/laki-laki di (4) Perguruan Tinggi.

Persentase angka melek aksara penduduk umur ≥15 tahun. Meningkat menjadi 96,1%

Persentase angka melek aksara penduduk umur 15-24 Meningkat


tahun dan umur 15-59 tahun.

Proporsi sekolah dengan akses ke: (a) listrik (b) internet Meningkat
untuk tujuan pengajaran, (c) komputer untuk tujuan
pengajaran, (d) infrastruktur dan materi memadai bagi
siswa disabilitas, (e) air minum layak, (f) fasilitas sanitasi
dasar per jenis kelamin, (g) fasilitas cuci tangan (terdiri air,
sanitasi, dan higienis bagi semua (WASH).

Persentase guru TK, SD, SMP, SMA, SMK, dan PLB yang Meningkat
bersertifikat pendidik.

Jumlah kebijakan yang responsif gender mendukung bertambah sebanyak 16


pemberdayaan perempuan.
Proporsi perempuan dewasa dan anak perempuan (umur Menurun
15-64 tahun) mengalami kekerasan (fisik, seksual, atau
emosional) oleh pasangan atau mantan pasangan dalam 12
bulan terakhir.

Prevalensi kekerasan terhadap anak perempuan. Menurun menjadi kurang dari


20,48%

Proporsi perempuan dewasa dan anak perempuan (umur Menurun


15-64 tahun) mengalami kekerasan seksual oleh orang lain
selain pasangan dalam 12 bulan terakhir.

Persentase korban kekerasan terhadap perempuan yang Meningkat menjadi 70%


mendapat layanan komprehensif.

Proporsi perempuan umur 20-24 tahun yang berstatus Menurun


kawin atau berstatus hidup bersama sebelum umur 15
tahun dan sebelum umur 18 tahun.

Median usia kawin pertama perempuan pernah kawin Meningkat menjadi 21 tahun
umur 25-49 tahun.

Angka kelahiran pada perempuan umur 15-19 tahun (Age Menurun menjadi 38 tahun
Specific Fertility Rate/ASFR).

Proporsi kursi yang diduduki perempuan di parlemen Meningkat


tingkat pusat, parlemen daerah dan pemerintah daerah.

Proporsi perempuan yang berada di posisi managerial. Meningkat

Proporsi perempuan umur 15-49 tahun yang membuat Meningkat


keputusan sendiri terkait hubungan seksual, penggunaan
kontrasepsi, dan layanan kesehatan reproduksi.
Unmet need KB (Kebutuhan Keluarga Berencana/KB yang Menurun menjadi 9,9%
tidak terpenuhi).

Pengetahuan dan pemahaman Pasangan Usia Subur (PUS) Meningkat menjadi 85%
tentang metode kontrasepsi modern.

Proporsi individu yang menguasai/memiliki telepon Meningkat


genggam.

Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap Meningkat menjadi 100%
layanan sumber air minum layak.

Kapasitas prasarana air baku untuk melayani rumah tangga, Meningkat menjadi 118,6
perkotaan dan industri, serta penyediaan air baku untuk m3/detik
pulau-pulau.

Proporsi populasi yang memiliki akses layanan sumber air Meningkat menjadi 100%
minum aman dan berkelanjutan.

Proporsi populasi yang memiliki fasilitas cuci tangan dengan Meningkat


sabun dan air.

Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap Meningkat menjadi 100%
layanan sanitasi layak.
Jumlah desa/kelurahan yang melaksanakan Sanitasi Total Meningkat menjadi 45.000
Berbasis Masyarakat (STBM). (skala nasional)

Jumlah desa/kelurahan yang Open Defecation Free (ODF)/ Meningkat


Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS).

Jumlah kabupaten/kota yang terbangun infrastruktur air Meningkat menjadi 438


limbah dengan sistem terpusat skala kota, kawasan dan kabupaten/kota.
komunal.

Proporsi rumah tangga yang terlayani sistem pengelolaan Meningkat


air limbah terpusat.

Jumlah kabupaten/kota yang ditingkatkan kualitas Meningkat menjadi 409


pengelolaan lumpur tinja perkotaan dan dilakukan kabupaten/kota
pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).

Proporsi rumah tangga yang terlayani sistem pengelolaan Meningkat


lumpur tinja.

Kualitas air danau. Meningkat


Kualitas air sungai sebagai sumber air baku. Meningkat

Insentif penghematan air pertanian/perkebunan dan ada


industri.

Jumlah Rencana Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Terpadu ada


(RPDAST) yang diinternalisasi ke dalam Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW).

Jumlah jaringan informasi sumber daya air yang dibentuk. 8 WS

Jumlah wilayah sungai yang memiliki partisipasi masyarakat 10 WS (skala nasional)


dalam pengelolaan daerah tangkapan sungai dan danau.
Kegiatan penataan kelembagaan sumber daya air. ada

Bauran energi terbarukan. 10-16%

Intensitas energi primer. Menurun menjadi 463,2 SBM


(skala nasional)

Laju pertumbuhan PDB per kapita. Meningkat

PDB per kapita. Meningkat menjadi lebih dari


Rp 50 juta

Laju pertumbuhan PDB per tenaga kerja/Tingkat Meningkat


pertumbuhan PDB riil per orang bekerja per tahun.
Proporsi lapangan kerja informal sektor non-pertanian, Meningkat
berdasarkan jenis kelamin.

Persentase tenaga kerja formal. 51%

Persentase tenaga kerja informal sektor pertanian. Meningkat

Persentase akses UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan 25%


Menengah) ke layanan keuangan.

Upah rata-rata per jam pekerja. Meningkat

Tingkat pengangguran terbuka berdasarkan jenis kelamin Menurun


dan kelompok umur.

Tingkat setengah pengangguran. Menurun

Persentase usia muda (15-24 tahun) yang sedang tidak Meningkat


sekolah, bekerja atau mengikuti pelatihan (NEET).
Proporsi kontribusi pariwisata terhadap PDB. Meningkat menjadi 8%

Jumlah wisatawan mancanegara. Meningkat menjadi 20 juta


(skala nasional)

Jumlah kunjungan wisatawan nusantara. Meningkat

Jumlah devisa sektor pariwisata. Meningkat

Jumlah pekerja pada industri pariwisata dalam proporsi Meningkat


terhadap total pekerja.

Jumlah kantor bank dan ATM per 100.000 penduduk Meningkat


dewasa

Rata-rata jarak lembaga keuangan (Bank Umum). Menurun (mendekat)

Proporsi kredit UMKM terhadap total kredit. Meningkat


Panjang pembangunan jalan tol. 1000 Km (skala nasional)

Panjang jalur kereta api. Bertambah 3.258 km

Jumlah dermaga penyeberangan. Meningkat

Jumlah pelabuhan strategis. 24 pelabuhan (skala nasional)

Proporsi nilai tambah sektor industri manufaktur terhadap Meningkat


PDB dan per kapita.

Laju pertumbuhan PDB industri manufaktur. Lebih tinggi dari pertumbuhan


PDB

Proporsi tenaga kerja pada sektor industri manufaktur. Meningkat

Proporsi nilai tambah industri kecil terhadap total nilai Meningkat


tambah industri.
Proporsi industri kecil dengan pinjaman atau kredit. Meningkat

Proporsi anggaran riset pemerintah terhadap PDB. Meningkat

Proporsi penduduk yang terlayani mobile broadband. Meningkat

Proporsi individu yang menguasai/memiliki telepon Meningkat


genggam

Proporsi individu yang menggunakan internet Meningkat

Koefisien Gini. Menurun menjadi 0,36

Persentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan Menurun menjadi 7-8%
nasional, menurut jenis kelamin dan kelompok umur.

Proporsi penduduk yang hidup di bawah 50 persen dari Menurun


median pendapatan, menurut jenis kelamin dan
penyandang difabilitas.

Indeks Kebebasan Sipil. Meningkat menjadi 87


Jumlah kebijakan yang diskriminatif dalam 12 bulan lalu ada
berdasarkan pelarangan diskriminasi menurut hukum HAM
Internasional.

Proporsi peserta Program Jaminan Sosial Bidang Meningkat menjadi: TK formal


Ketenagakerjaan. 62,4 juta; TK informal 3,5 juta

Proporsi rumah tangga yang memiliki akses terhadap 3,7 juta rumah tangga
hunian yang layak dan terjangkau.

Jumlah kawasan perkotaan metropolitan yang terpenuhi 12 kawasan perkotaan


standar pelayanan perkotaan (SPP). metropolitan (skala nasional)

Jumlah kota sedang dan kota baru yang terpenuhi SPP. Paling sedikit 20 kota sedang dan
10 kota baru (skala nasional)

Persentase pengguna moda transportasi umum di Meningkat menjadi 32%


perkotaan.
Jumlah sistem angkutan rel yang dikembangkan di kota ada
besar.

Jumlah kota sedang di luar Jawa yang diarahkan sebagai Minimal 20 kota sedang (skala
pengendali (buffer) arus urbanisasi dan sebagai pusat nasional)
pertumbuhan utama.

Jumlah Metropolitan baru di luar Jawa sebagai Pusat 5 metropolitan (skala nasional)
Kegiatan Nasional (PKN).

Rata-rata institusi yang berperan secara aktif dalam Forum Meningkat


Dialog Perencanaan Pembangunan Kota Berkelanjutan.

Jumlah lembaga pembiayaan infrastruktur. Ada

Jumlah kota pusaka di kawasan perkotaan metropolitan, ada


kota besar, kota sedang dan kota kecil.

Jumlah korban meninggal, hilang dan terkena dampak Menurun


bencana per 100.000 orang.
Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI). Menurun menjadi 30%

Jumlah kota tangguh bencana yang terbentuk. Meningkat

Jumlah sistem peringatan dini cuaca dan iklim serta ada


kebencanaan.

Jumlah kerugian ekonomi langsung akibat bencana. Menurun

Persentase sampah perkotaan yang tertangani. Meningkat menjadi 80%

Jumlah kota hijau yang mengembangkan dan menerapkan Meningkat/ada


green waste di kawasan perkotaan metropolitan.

Jumlah kota hijau yang menyediakan ruang terbuka hijau di Meningkat/ada


kawasan perkotaan metropolitan dan kota sedang.
Proporsi pemerintah kota yang memiliki dokumen strategi Meningkat/ada
pengurangan risiko bencana.

Dokumen strategi pengurangan risiko bencana (PRB) tingkat ada


daerah.

Jumlah limbah B3 yang terkelola dan proporsi limbah B3 Meningkat menjadi 150 juta ton
yang diolah sesuai peraturan perundangan (sektor industri). (skala nasional)

Jumlah timbulan sampah yang didaur ulang. 20 ton per hari (skala nasional)

Jumlah perusahaan yang menerapkan sertifikasi SNI ISO Meningkat


14001.

Jumlah produk ramah lingkungan yang teregister. Meningkat


Jumlah fasilitas publik yang menerapkan Standar Pelayanan Meningkat
Masyarakat (SPM) dan teregister.

Dokumen strategi pengurangan risiko bencana (PRB) tingkat ada


nasional dan daerah.

Jumlah korban meninggal, hilang dan terkena dampak Menurun


bencana per 100.000 orang.

Proporsi tutupan hutan terhadap luas lahan keseluruhan. Meningkat

Proporsi luas lahan kritis yang direhabilitasi terhadap luas 5,5 juta ha (skala nasional)
lahan keseluruhan.

Tersedianya kerangka legislasi, administrasi dan kebijakan ada


untuk memastikan pembagian keuntungan yang adil dan
merata.
Dokumen rencana pemanfaatan keanekaragaman hayati. Meningkat

Jumlah kasus kejahatan pembunuhan pada satu tahun Menurun


terakhir.

Kematian disebabkan konflik per 100.000 penduduk. Menurun

Proporsi penduduk yang menjadi korban kejahatan Menurun


kekerasan dalam 12 bulan terakhir.

Proporsi penduduk yang merasa aman berjalan sendirian di Meningkat


area tempat tinggalnya.
Proporsi rumah tangga yang memiliki anak umur 1-17 Menurun
tahun yang mengalami hukuman fisik dan/atau agresi
psikologis dari pengasuh dalam setahun terakhir.

Prevalensi kekerasan terhadap anak laki-laki dan anak Menurun


perempuan.

Proporsi perempuan dan laki-laki muda umur 18-24 tahun Menurun


yang mengalami kekerasan seksual sebelum umur 18
tahun.

Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK). Meningkat menjadi 4,0

Proporsi pengeluaran utama pemerintah terhadap Meningkat


anggaran yang disetujui.
Persentase peningkatan Opini Wajar Tanpa Pengecualian Meningkat menjadi:
(WTP) atas Laporan Keuangan Kementerian/ Lembaga dan Kementerian/Lembaga: 95%,
Pemerintah Daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota). Provinsi: 85%, Kabupaten:60%,
Kota: 65%

Persentase peningkatan Sistem Akuntabilitas Kinerja Meningkat menjadi:


Pemerintah (SAKIP) Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Kementerian/Lembaga: 85%,
Daerah (Provinsi/ Kabupaten/Kota). Provinsi: 75%,
Kabupaten/Kota: 50%

Persentase penggunaan E-procurement terhadap belanja Menjadi menjadi 80%


pengadaan.

Persentase instansi pemerintah yang memiliki nilai Indeks Meningkatk menjadi:


Reformasi Birokrasi Baik Kementerian/Lembaga dan Kementerian/Lembaga 75%,
Pemerintah Daerah (Provinsi/ Kabupaten/Kota). Provinsi: 60%,
Kabupaten/Kota: 45%

Persentase Kepatuhan pelaksanaan UU Pelayanan Publik Meningkat menjadi:


Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah (Provinsi/ Kementerian: 100%, Lembaga:
Kabupaten/Kota). 100%, Provinsi: 100%,
Kabupaten/Kota: 80%
Persentase keterwakilan perempuan di Dewan Perwakilan Meningkat
Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

Persentase keterwakilan perempuan sebagai pengambilan Meningkat


keputusan di lembaga eksekutif (Eselon I dan II).

Proporsi anak umur di bawah 5 tahun yang kelahirannya Meningkat


dicatat oleh lembaga pencatatan sipil, menurut umur.

Persentase kepemilikan akta lahir untuk penduduk 40% Meningkat menjadi 77,4%
berpendapatan bawah.

Persentase anak yang memiliki akta kelahiran. Meningkat menjadi 85%


Jumlah kepemilikan sertifikat Pejabat Pengelola Informasi Meningkat
dan Dokumentasi (PPID) untuk mengukur kualitas PPID
dalam menjalankan tugas dan fungsi sebagaimana diatur
dalam peraturan perundang-undangan.

Jumlah kebijakan yang diskriminatif dalam 12 bulan lalu ada


berdasarkan pelarangan diskriminasi menurut hukum HAM
Internasional.

Total pendapatan pemerintah sebagai proporsi terhadap Meningkat


PDB menurut sumbernya.

Rasio penerimaan pajak terhadap PDB. Di atas 12%

Proporsi anggaran domestik yang didanai oleh pajak Meningkat


domestik.

Tingkat penetrasi akses tetap pitalebar (fixed broadband) di Meningkat menjadi: Perkotaan
Perkotaan dan di Perdesaan. (20 Mbps) 71% rumah tangga
dan 30% populasi; Perdesaan
(10 Mbps) 49% rumah tangga
dan 6% populasi
Proporsi penduduk terlayani mobile broadband Meningkat menjadi: Perkotaan
100% populasi; Perdesaan
52% populasi.

Proporsi individu yang menggunakan internet. Meningkat

Jumlah proyek yang ditawarkan untuk dilaksanakan dengan ada


skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).

Jumlah alokasi pemerintah untuk penyiapan proyek, ada


transaksi proyek, dan dukungan pemerintah dalam
Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).

Persentase konsumen Badan Pusat Statistik (BPS) yang Meningkat


merasa puas dengan kualitas data statistik.

Persentase konsumen yang menjadikan data dan informasi Meningkat


statistik BPS sebagai rujukan utama.
Jumlah metadata kegiatan statistik dasar, sektoral, dan Meningkat
khusus yang terdapat dalam Sistem Informasi Rujukan
Statistik (SIRuSa).

Persentase indikator SDGs terpilah yang relevan dengan Meningkat


target.

Tersedianya data registrasi terkait kelahiran dan kematian ada


(Vital Statistics Register)

Jumlah pengunjung eksternal yang mengakses data dan Meningkat


informasi statistik melalui website.

Persentase konsumen yang puas terhadap akses data Meningkat


Badan Pusat Statistik (BPS).
CAPAIAN INDIKATOR TPB DAERAH GAP KETERANGAN: PROYEKSI CAPAIAN TPB

2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020


PROYEKSI CAPAIAN TPB KETERANGAN:

2021 2022 2023


Pusat Provinsi Kabupaten Kota
308 235 220 222

Jumlah Indikator TPB Berdasarkan Kewenangan


350
308
300

250 235
220 222
Jumlah Indikator

200

150

100

50

0
Pusat Provinsi Kabupaten Kota

Anda mungkin juga menyukai