1 Mengakhiri Kemiskinan 1.2.1* Persentase penduduk yang Persentase penduduk yang hidup di
dalam Segala Bentuk hidup di bawah garis bawah garis kemiskinan nasional
Dimanapun kemiskinan nasional, menurut
jenis kelamin dan kelompok
umur.
1 Mengakhiri Kemiskinan 1.3.1.(a) Proporsi peserta jaminan Persentase penduduk yang menjadi
dalam Segala Bentuk kesehatan melalui SJSN Bidang peserta Jamkesnas dan/atau Jamkesda
Dimanapun Kesehatan. (TPB/Perpres 59 Th. 2017)
1 Mengakhiri Kemiskinan 1.3.1.(b) Proporsi peserta Program Persentase pekerja formal yang menjadi
dalam Segala Bentuk Jaminan Sosial Bidang peserta BPJS Ketenagakerjaan
Dimanapun Ketenagakerjaan. (TPB/Perpres 59 Th. 2017)
1 Mengakhiri Kemiskinan 1.3.1.(c) Persentase penyandang Cakupan SPM Sosial (SPM Sosial/Lokalisasi
dalam Segala Bentuk disabilitas yang miskin dan TPB)
Dimanapun rentan yang terpenuhi hak
dasarnya dan inklusivitas.
1 Mengakhiri Kemiskinan 1.3.1.(d) Jumlah rumah tangga yang Persentase PMKS yang memperoleh
dalam Segala Bentuk mendapatkan bantuan tunai bantuan sosial (Permendagri 86/2017)
Dimanapun bersyarat/Program Keluarga
Harapan.
1 Mengakhiri Kemiskinan 1.4.1.(a) Persentase perempuan pernah (sudah diwakili oleh Indikator 3.1.2.*)
dalam Segala Bentuk kawin umur 15-49 tahun yang
Dimanapun proses melahirkan terakhirnya
di fasilitas kesehatan.
1 Mengakhiri Kemiskinan 1.4.1.(b) Persentase anak umur 12-23 Sudah diwakili indikator 3.2.2b
dalam Segala Bentuk bulan yang menerima
Dimanapun imunisasi dasar lengkap.
1 Mengakhiri Kemiskinan 1.4.1.(e) Persentase rumah tangga yang (sudah diwakili oleh Indikator 6.2.1.
dalam Segala Bentuk memiliki akses terhadap (b)/SPM PUPR)
Dimanapun layanan sanitasi layak dan
berkelanjutan.
1 Mengakhiri Kemiskinan 1.4.1.(f) Persentase rumah tangga (masuk ke TPB Permukiman dan
dalam Segala Bentuk kumuh perkotaan. Perkotaan)
Dimanapun
1 Mengakhiri Kemiskinan 1.4.1.(g) Angka Partisipasi Murni (APM) (sudah diwakili oleh Indikator 4.1.1.(d)
dalam Segala Bentuk SD/MI/sederajat.
Dimanapun
1 Mengakhiri Kemiskinan 1.4.1.(h) Angka Partisipasi Murni (APM) (sudah diwakili oleh Indikator 4.1.1.(e)
dalam Segala Bentuk SMP/MTs/sederajat.
Dimanapun
1 Mengakhiri Kemiskinan 1.4.1.(i) Angka Partisipasi Murni (APM) (sudah diwakili oleh Indikator 4.1.1.( f)
dalam Segala Bentuk SMA/MA/sederajat.
Dimanapun
1 Mengakhiri Kemiskinan 1.4.1.(j) Persentase penduduk umur 0- (sudah diwakili indikator 16.9.1)
dalam Segala Bentuk 17 tahun dengan kepemilikan
Dimanapun akta kelahiran.
1 Mengakhiri Kemiskinan 1.4.1.(k) Persentase rumah tangga (sudah diwakili oleh Indikator 7.1.1.*)
dalam Segala Bentuk miskin dan rentan yang
Dimanapun sumber penerangan utamanya
listrik baik dari PLN dan bukan
PLN.
1 Mengakhiri Kemiskinan 1.5.1* Jumlah korban meninggal, Cakupan pelayanan SPM untuk
dalam Segala Bentuk hilang, dan terkena dampak penanggulangan bencana (SPM Trantib)
Dimanapun bencana per 100.000 orang.
1 Mengakhiri Kemiskinan 1.5.1.(a) Jumlah lokasi penguatan Cakupan pelayanan SPM untuk
dalam Segala Bentuk pengurangan risiko bencana penanggulangan bencana (SPM Trantib)
Dimanapun daerah.
1 Mengakhiri Kemiskinan 1.5.1.(b) Pemenuhan kebutuhan dasar Cakupan pelayanan SPM untuk
dalam Segala Bentuk korban bencana sosial. penanggulangan bencana (SPM Sosial
Dimanapun dan/atau SPM Trantiblinmas)
1 Mengakhiri Kemiskinan 1.5.1.(e) Indeks risiko bencana pada Cakupan pelayanan SPM untuk
dalam Segala Bentuk pusat-pusat pertumbuhan penanggulangan bencana (SPM Trantib)
Dimanapun yang berisiko tinggi.
1 Mengakhiri Kemiskinan 1.5.2.(a) Jumlah kerugian ekonomi Cakupan pelayanan SPM untuk
dalam Segala Bentuk langsung akibat bencana. penanggulangan bencana (SPM Trantib)
Dimanapun
1 Mengakhiri Kemiskinan 1.a.1* Proporsi sumber daya yang (Tidak termasuk Indikator, tapi masuk
dalam Segala Bentuk dialokasikan oleh pemerintah dalam analisis keuangan daerah (BAB III))
Dimanapun secara langsung untuk
program pemberantasan
kemiskinan.
1 Mengakhiri Kemiskinan 1.a.2* Pengeluaran untuk layanan (Tidak termasuk Indikator, tapi masuk
dalam Segala Bentuk pokok (pendidikan, kesehatan dalam analisis keuangan daerah (BAB III))
Dimanapun dan perlindungan sosial)
sebagai persentase dari total
belanja pemerintah.
2 Menghilangkan 2.1.1.(a) Prevalensi kekurangan gizi Angka prevalensi balita gizi kurang
Kelaparan, Mencapai (underweight) pada anak (permendagri 86)
Ketahanan Pangan dan balita.
Gizi yang Baik, serta
Meningkatkan Pertanian
Berkelanjutan
2 Menghilangkan 2.2.1* Prevalensi stunting (pendek (sudah diwakili oleh Indikator 2.1.1.(a)
Kelaparan, Mencapai dan sangat pendek) pada anak
Ketahanan Pangan dan di bawah lima tahun/balita.
Gizi yang Baik, serta
Meningkatkan Pertanian
Berkelanjutan
2 Menghilangkan 2.2.1.(a) Prevalensi stunting (pendek (sudah diwakili oleh Indikator 2.1.1.(a)
Kelaparan, Mencapai dan sangat pendek) pada anak
Ketahanan Pangan dan di bawah dua tahun/baduta.
Gizi yang Baik, serta
Meningkatkan Pertanian
Berkelanjutan
2 Menghilangkan 2.2.2* Prevalensi malnutrisi (berat (sudah diwakili oleh Indikator 2.1.1.(a)
Kelaparan, Mencapai badan/tinggi badan) anak
Ketahanan Pangan dan pada usia kurang dari 5 tahun,
Gizi yang Baik, serta berdasarkan tipe.
Meningkatkan Pertanian
Berkelanjutan
2 Menghilangkan 2.2.2.(a) Prevalensi anemia pada ibu Cakupan pelayanan SPM untuk ibu hamil
Kelaparan, Mencapai hamil. (SPM Kesehatan)
Ketahanan Pangan dan
Gizi yang Baik, serta
Meningkatkan Pertanian
Berkelanjutan
2 Menghilangkan 2.2.2.(b) Persentase bayi usia kurang Cakupan pelayanan SPM untuk bayi baru
Kelaparan, Mencapai dari 6 bulan yang lahir (SPM Kesehatan)
Ketahanan Pangan dan mendapatkan ASI eksklusif.
Gizi yang Baik, serta
Meningkatkan Pertanian
Berkelanjutan
2 Menghilangkan 2.2.2.(c) Kualitas konsumsi pangan yang Skor Pola Pangan Harapan (PPH) dan
Kelaparan, Mencapai diindikasikan oleh skor Pola tingkat konsumsi ikan (Indikator
Ketahanan Pangan dan Pangan Harapan (PPH) TPB)/KLHS RPJMD
Gizi yang Baik, serta mencapai; dan tingkat
Meningkatkan Pertanian konsumsi ikan.
Berkelanjutan
2 Menghilangkan 2.3.1* Nilai Tambah Pertanian dibagi (menunggu hasil analisa Sdt 3)
Kelaparan, Mencapai jumlah tenaga kerja di sektor
Ketahanan Pangan dan pertanian (rupiah per tenaga
Gizi yang Baik, serta kerja).
Meningkatkan Pertanian
Berkelanjutan
3 Menjamin Kehidupan 3.1.1* Angka Kematian Ibu (AKI). Angka Kematian Ibu per 100,000 kelahiran
yang Sehat dan hidup (Permendagri 86/TPB)
Meningkatkan
Kesejahteraan Seluruh
Penduduk Semua Usia
3 Menjamin Kehidupan 3.1.2.(a) Persentase perempuan pernah (sudah diwakili oleh Indikator 3.1.2.*)
yang Sehat dan kawin umur 15-49 tahun yang
Meningkatkan proses melahirkan terakhirnya
Kesejahteraan Seluruh di fasilitas kesehatan.
Penduduk Semua Usia
3 Menjamin Kehidupan 3.2.1* Angka Kematian Balita (AKBa) Angka Kematian Balita per 1000 kelahiran
yang Sehat dan per 1000 kelahiran hidup. hidup (Permendagri 86/Lokalisasi TPB)
Meningkatkan
Kesejahteraan Seluruh
Penduduk Semua Usia
3 Menjamin Kehidupan 3.2.2* Angka Kematian Neonatal Angka Kematian Neonatal per 1000
yang Sehat dan (AKN) per 1000 kelahiran kelahiran hidup (Permendagri 86)
Meningkatkan hidup.
Kesejahteraan Seluruh
Penduduk Semua Usia
3 Menjamin Kehidupan 3.2.2.(a) Angka Kematian Bayi (AKB) per Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000
yang Sehat dan 1000 kelahiran hidup. kelahiran hidup (Permendagri 86)
Meningkatkan
Kesejahteraan Seluruh
Penduduk Semua Usia
3 Menjamin Kehidupan 3.3.1.(a) Prevalensi HIV pada populasi Prevalensi HIV/AIDS (persen) dari total
yang Sehat dan dewasa. populasi (Permendagri 86)
Meningkatkan
Kesejahteraan Seluruh
Penduduk Semua Usia
3 Menjamin Kehidupan 3.3.2.(a) Insiden Tuberkulosis (ITB) per Tingkat prevalensi Tuberkulosis (per
yang Sehat dan 100.000 penduduk. 100.000 penduduk) (Permendagri 86)
Meningkatkan
Kesejahteraan Seluruh
Penduduk Semua Usia
3 Menjamin Kehidupan 3.3.3* Kejadian Malaria per 1000 Angka kejadian Malaria per 1000 orang
yang Sehat dan orang. (Permendagri 86)/Lokalisasi TPB
Meningkatkan
Kesejahteraan Seluruh
Penduduk Semua Usia
3 Menjamin Kehidupan 3.3.3.(a) Jumlah kabupaten/kota yang (sudah diwakili oleh Indikator 3.3.3*)
yang Sehat dan mencapai eliminasi malaria.
Meningkatkan
Kesejahteraan Seluruh
Penduduk Semua Usia
3 Menjamin Kehidupan 3.3.4.(a) Persentase kabupaten/kota (tidak dipakai)
yang Sehat dan yang melakukan deteksi dini
Meningkatkan untuk infeksi Hepatitis B.
Kesejahteraan Seluruh
Penduduk Semua Usia
3 Menjamin Kehidupan 3.3.5* Jumlah orang yang (tidak dipakai)
yang Sehat dan memerlukan intervensi
Meningkatkan terhadap penyakit tropis yang
Kesejahteraan Seluruh terabaikan (Filariasis dan
Penduduk Semua Usia Kusta).
3 Menjamin Kehidupan 3.3.5.(a) Jumlah provinsi dengan (tidak dipakai)
yang Sehat dan eliminasi Kusta.
Meningkatkan
Kesejahteraan Seluruh
Penduduk Semua Usia
3 Menjamin Kehidupan 3.3.5.(b) Jumlah kabupaten/kota (tidak dipakai) / konfirmasi ke Subdit
yang Sehat dan dengan eliminasi filariasis Kesehatan
Meningkatkan (berhasil lolos dalam survei
Kesejahteraan Seluruh penilaian transmisi tahap I).
Penduduk Semua Usia
3 Menjamin Kehidupan 3.4.1.(a) Persentase merokok pada (tidak ada data)
yang Sehat dan penduduk umur ≤18 tahun.
Meningkatkan
Kesejahteraan Seluruh
Penduduk Semua Usia
3 Menjamin Kehidupan 3.4.1.(b) Prevalensi tekanan darah Prevalensi tekanan darah tinggi (Indikator
yang Sehat dan tinggi. TPB)
Meningkatkan
Kesejahteraan Seluruh
Penduduk Semua Usia
3 Menjamin Kehidupan 3.4.1.(c) Prevalensi obesitas pada (tidak ada data)
yang Sehat dan penduduk umur ≥18 tahun.
Meningkatkan
Kesejahteraan Seluruh
Penduduk Semua Usia
3 Menjamin Kehidupan 3.4.2* Angka kematian (insidens rate) (tidak ada data)
yang Sehat dan akibat bunuh diri.
Meningkatkan
Kesejahteraan Seluruh
Penduduk Semua Usia
3 Menjamin Kehidupan 3.4.2.(a) Jumlah kabupaten/kota yang Cakupan Pelayanan SPM Gangguan Jiwa
yang Sehat dan memiliki puskesmas yang Berat (SPM Kesehatan/Lokalisasi TPB)
Meningkatkan menyelenggarakan upaya
Kesejahteraan Seluruh kesehatan jiwa.
Penduduk Semua Usia
3 Menjamin Kehidupan 3.5.1(a) Jumlah penyalahguna (tidak ada data pada skala kabupaten)
yang Sehat dan narkotika dan pengguna
Meningkatkan alkohol yang merugikan, yang
Kesejahteraan Seluruh mengakses layanan rehabilitasi
3 Menjamin Kehidupan
Penduduk Semua Usia 3.5.1(b) Jumlah
medis. yang mengakses (tidak ada data pada skala kabupaten)
yang Sehat dan layanan pasca rehabilitasi.
Meningkatkan
Kesejahteraan Seluruh
3 Menjamin Kehidupan
Penduduk Semua Usia 3.5.1.(c) Jumlah korban (Kewenangan Pusat)
yang Sehat dan penyalahgunaan NAPZA yang
Meningkatkan mendapatkan rehabilitasi
Kesejahteraan Seluruh sosial di dalam panti sesuai
Penduduk Semua Usia standar pelayanan.
3 Menjamin Kehidupan 3.7.1* Proporsi perempuan usia angka prevalensi pemakaian kontrasepsi
yang Sehat dan reproduksi (15-49 tahun) atau (Perpres 59/ Lokalisasi TPB)
Meningkatkan pasangannya yang memiliki
Kesejahteraan Seluruh kebutuhan keluarga berencana
Penduduk Semua Usia dan menggunakan alat
kontrasepsi metode modern.
3 Menjamin Kehidupan 3.7.1.(a) Angka prevalensi penggunaan Angka pemakaian kontrasepsi/CPR bagi
yang Sehat dan metode kontrasepsi (CPR) perempuan menikah usia 15 - 49
Meningkatkan semua cara pada Pasangan (Permendagri 86/Lokalisasi TPB)
Kesejahteraan Seluruh Usia Subur (PUS) usia 15-49
Penduduk Semua Usia tahun yang berstatus kawin.
3 Menjamin Kehidupan 3.7.2.(a) Total Fertility Rate (TFR). Total Fertility Rate (TFR) (Permendagri
yang Sehat dan 86/lokalisasi TPB)
Meningkatkan
Kesejahteraan Seluruh
Penduduk Semua Usia
3 Menjamin Kehidupan 3.8.1.(a) Unmet need pelayanan Cakupan Layanan SPM Kesehatan
yang Sehat dan kesehatan. (Lokalisasi TPB/SPM Kesehatan)
Meningkatkan
Kesejahteraan Seluruh
Penduduk Semua Usia
3 Menjamin Kehidupan 3.c.1* Kepadatan dan distribusi Rasio tenaga medis per satuan penduduk
yang Sehat dan tenaga kesehatan. (Permendagri 86/SPM
Meningkatkan Kesehatan/Lokalisasi TPB)
Kesejahteraan Seluruh
Penduduk Semua Usia
4 Menjamin Kualitas 4.1.1* Proporsi anak-anak dan Cakupan SPM Pendidikan ( SPM
Pendidikan yang Inklusif remaja: (a) pada kelas 4, (b) Pendidikan Pendidikan Dasar/Lokalisasi
dan Merata serta tingkat akhir SD/kelas 6, (c) TPB)
Meningkatkan tingkat akhir SMP/kelas 9 yang
Kesempatan Belajar mencapai standar kemampuan
Sepanjang Hayat untuk minimum dalam: (i) membaca,
Semua (ii) matematika.
4 Menjamin Kualitas 4.1.1.(a) Persentase SD/MI (Kewenangan Pusat)
Pendidikan yang Inklusif berakreditasi minimal B.
dan Merata serta
Meningkatkan
Kesempatan Belajar
Sepanjang Hayat untuk
Semua
4 Menjamin Kualitas 4.1.1.(b) Persentase SMP/MTs (Kewenangan Pusat)
Pendidikan yang Inklusif berakreditasi minimal B.
dan Merata serta
Meningkatkan
Kesempatan Belajar
Sepanjang Hayat untuk
Semua
4 Menjamin Kualitas 4.1.1.(c) Persentase SMA/MA (Kewenangan Pusat)
Pendidikan yang Inklusif berakreditasi minimal B.
dan Merata serta
Meningkatkan
Kesempatan Belajar
Sepanjang Hayat untuk
Semua
4 Menjamin Kualitas 4.1.1.(d) Angka Partisipasi Kasar (APK) Angka Partisipasi Kasar (APK)
Pendidikan yang Inklusif SD/MI/sederajat. SD/MI/sederajat (Permendagri 86)
dan Merata serta
Meningkatkan
Kesempatan Belajar
Sepanjang Hayat untuk
Semua
4 Menjamin Kualitas 4.1.1.(e) Angka Partisipasi Kasar (APK) Angka Partisipasi Kasar (APK)
Pendidikan yang Inklusif SMP/MTs/sederajat. SMP/MTs/sederajat (Permendagri 86)
dan Merata serta
Meningkatkan
Kesempatan Belajar
Sepanjang Hayat untuk
Semua
4 Menjamin Kualitas 4.1.1.(f) Angka Partisipasi Kasar (APK) Angka Partisipasi Kasar (APK)
Pendidikan yang Inklusif SMA/SMK/MA/sederajat. (Permendagri 86/Lokalisasi TPB).
dan Merata serta
Meningkatkan
Kesempatan Belajar
Sepanjang Hayat untuk
Semua
4 Menjamin Kualitas 4.1.1.(g) Rata-rata lama sekolah Angka rata-rata lama sekolah
Pendidikan yang Inklusif penduduk umur ≥15 tahun.
dan Merata serta
Meningkatkan
Kesempatan Belajar
Sepanjang Hayat untuk
Semua
4 Menjamin Kualitas 4.2.2.(a) Angka Partisipasi Kasar (APK) Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan
Pendidikan yang Inklusif Pendidikan Anak Usia Dini Anak Usia Dini (Permendagri 86/Lokalisasi
dan Merata serta (PAUD). TPB).
Meningkatkan
Kesempatan Belajar
Sepanjang Hayat untuk
Semua
4 Menjamin Kualitas 4.3.1.(a) Angka Partisipasi Kasar (APK) (sudah diwakili oleh Indikator 4.1.1.(f))
Pendidikan yang Inklusif SMA/SMK/MA/sederajat.
dan Merata serta
Meningkatkan
Kesempatan Belajar
Sepanjang Hayat untuk
Semua
4 Menjamin Kualitas 4.3.1.(b) Angka Partisipasi Kasar (APK) Angka Partisipasi Kasar (APK)
Pendidikan yang Inklusif Perguruan Tinggi (PT). (Permendagri 86/Lokalisasi TPB)
dan Merata serta
Meningkatkan
Kesempatan Belajar
4 Sepanjang Kualitas
Menjamin Hayat untuk 4.4.1* Proporsi remaja dan dewasa Besaran tenaga kerja yang mendapatkan
Semua
Pendidikan yang Inklusif dengan keterampilan teknologi pelatihan berbasis kompetensi
dan Merata serta informasi dan komunikasi (Permendagri 86/Lokalisasi TPB)
Meningkatkan (TIK).
Kesempatan Belajar
Sepanjang Hayat untuk
Semua
4 Menjamin Kualitas 4.5.1* Rasio Angka Partisipasi Murni (sudah diwakili oleh Indikator 4.1.1.(d, e,
Pendidikan yang Inklusif (APM) perempuan/laki-laki di f))
dan Merata serta (1) SD/MI/sederajat; (2)
Meningkatkan SMP/MTs/sederajat; (3)
Kesempatan Belajar SMA/SMK/MA/sederajat; dan
Sepanjang Hayat untuk Rasio Angka Partisipasi Kasar
Semua (APK) perempuan/laki-laki di
(4) Perguruan Tinggi.
4 Menjamin Kualitas 4.6.1.(a) Persentase angka melek aksara Penduduk yang berusia >15 Tahun melek
Pendidikan yang Inklusif penduduk umur ≥15 tahun. huruf (tidak buta aksara)
dan Merata serta
Meningkatkan
Kesempatan Belajar
Sepanjang Hayat untuk
Semua
4 Menjamin Kualitas 4.6.1.(b) Persentase angka melek aksara (sudah diwakili oleh Indikator 4.6.1.(a)
Pendidikan yang Inklusif penduduk umur 15-24 tahun
dan Merata serta dan umur 15-59 tahun.
Meningkatkan
Kesempatan Belajar
Sepanjang Hayat untuk
Semua
4 Menjamin Kualitas 4.a.1* Proporsi sekolah dengan akses Cakupan SPM Pendidikan (Mutu
Pendidikan yang Inklusif ke: (a) listrik (b) internet untuk Pelayanan SPM Pendidikan)
dan Merata serta tujuan pengajaran, (c)
Meningkatkan komputer untuk tujuan
Kesempatan Belajar pengajaran, (d) infrastruktur
Sepanjang Hayat untuk dan materi memadai bagi
Semua siswa disabilitas, (e) air minum
layak, (f) fasilitas sanitasi dasar
per jenis kelamin, (g) fasilitas
cuci tangan (terdiri air,
sanitasi, dan higienis bagi
semua (WASH).
4 Menjamin Kualitas 4.c.1* Persentase guru TK, SD, SMP, Guru yang memenuhi kualifikasi SI/DIV
Pendidikan yang Inklusif SMA, SMK, dan PLB yang (SPM/Permendagri 86)
dan Merata serta bersertifikat pendidik.
Meningkatkan
Kesempatan Belajar
Sepanjang Hayat untuk
Semua
5 Mencapai Kesetaraan 5.1.1* Jumlah kebijakan yang Jumlah kebijakan yang responsif gender
Gender dan responsif gender mendukung mendukung pemberdayaan perempuan
Memberdayakan Kaum pemberdayaan perempuan. (Indikator TPB)
Perempuan
5 Mencapai Kesetaraan 5.2.1* Proporsi perempuan dewasa Rasio KDRT (Permendagri 86/Lokalisasi
Gender dan dan anak perempuan (umur TPB)
Memberdayakan Kaum 15-64 tahun) mengalami
Perempuan kekerasan (fisik, seksual, atau
emosional) oleh pasangan
atau mantan pasangan dalam
12 bulan terakhir.
5 Mencapai Kesetaraan 5.2.2.(a) Persentase korban kekerasan Cakupan perempuan dan anak korban
Gender dan terhadap perempuan yang kekerasan yang mendapatkan penanganan
Memberdayakan Kaum mendapat layanan pengaduan oleh petugas terlatih di dalam
Perempuan komprehensif. unit pelayanan terpadu
5 Mencapai Kesetaraan 5.3.1* Proporsi perempuan umur 20- Cakupan Pasangan Usia Subur (PUS) yang
Gender dan 24 tahun yang berstatus kawin istrinya dibawah 20 tahun
Memberdayakan Kaum atau berstatus hidup bersama
Perempuan sebelum umur 15 tahun dan
sebelum umur 18 tahun.
5 Mencapai Kesetaraan 5.3.1.(a) Median usia kawin pertama Rata-rata usia kawin pertama wanita
Gender dan perempuan pernah kawin
Memberdayakan Kaum umur 25-49 tahun.
Perempuan
5 Mencapai Kesetaraan 5.3.1.(b) Angka kelahiran pada Sudah diwakili indikator 3.7.2*
Gender dan perempuan umur 15-19 tahun
Memberdayakan Kaum (Age Specific Fertility
Perempuan Rate/ASFR).
5 Mencapai Kesetaraan 5.3.1.(c) Angka Partisipasi Kasar (APK) (sudah diwakili oleh Indikator 4.1.1.(f))
Gender dan SMA/SMK/MA/ sederajat.
Memberdayakan Kaum
Perempuan
5 Mencapai Kesetaraan 5.5.1* Proporsi kursi yang diduduki Proporsi kursi yang diduduki perempuan
Gender dan perempuan di parlemen di DPR
Memberdayakan Kaum tingkat pusat, parlemen
Perempuan daerah dan pemerintah
daerah.
5 Mencapai Kesetaraan 5.5.2* Proporsi perempuan yang Proporsi keterwakilan perempuan sebagai
Gender dan berada di posisi managerial. pengambil keputusan di lembaga eksekutif
Memberdayakan Kaum (Perpres 59 2017/ Lokalisasi TPB)
Perempuan
5 Mencapai Kesetaraan 5.6.1* Proporsi perempuan umur 15- (Tidak ada data)/Konfirmasi Sdt PPKB
Gender dan 49 tahun yang membuat
Memberdayakan Kaum keputusan sendiri terkait
Perempuan hubungan seksual,
penggunaan kontrasepsi, dan
layanan kesehatan reproduksi.
5 Mencapai Kesetaraan 5.6.1.(a) Unmet need KB (Kebutuhan Cakupan PUS yang ingin ber-KB tidak
Gender dan Keluarga Berencana/KB yang terpenuhi (unmet need) (Permendagri
Memberdayakan Kaum tidak terpenuhi). 86/Lokalisasi TPB)
Perempuan
5 Mencapai Kesetaraan 5.6.1.(b) Pengetahuan dan pemahaman (sudah diwakili indikator 3.7.1.(b))
Gender dan Pasangan Usia Subur (PUS)
Memberdayakan Kaum tentang metode kontrasepsi
Perempuan modern.
5 Mencapai Kesetaraan 5.b.1* Proporsi individu yang (sudah diwakili oleh Indikator 9.c.1.(a)
Gender dan menguasai/memiliki telepon
Memberdayakan Kaum genggam.
Perempuan
6 Menjamin Ketersediaan 6.1.1.(a) Persentase rumah tangga yang Proporsi rumah tangga dengan akses
serta Pengelolaan Air memiliki akses terhadap berkelanjutan terhadap air minum layak,
Bersih dan Sanitasi yang layanan sumber air minum perkotaan dan perdesaan (Permendagri
Berkelanjutan layak. 86/Lokalisasi TPB)
6 Menjamin Ketersediaan 6.1.1.(b) Kapasitas prasarana air baku Cakupan SPM Pekerjaan Umum (Mutu
serta Pengelolaan Air untuk melayani rumah tangga, pelayanan PU)
Bersih dan Sanitasi yang perkotaan dan industri, serta
Berkelanjutan penyediaan air baku untuk
pulau-pulau.
6 Menjamin Ketersediaan 6.1.1.(c) Proporsi populasi yang (sudah diwakili oleh Indikator 6.1.1.(a))
serta Pengelolaan Air memiliki akses layanan
Bersih dan Sanitasi yang sumber air minum aman dan
Berkelanjutan berkelanjutan.
6 Menjamin Ketersediaan 6.2.1.(b) Persentase rumah tangga yang Persentase rumah tinggal bersanitasi
serta Pengelolaan Air memiliki akses terhadap (Permendagri 86/Cakupan pelayanan SPM
Bersih dan Sanitasi yang layanan sanitasi layak. PU)
Berkelanjutan
6 Menjamin Ketersediaan 6.2.1.(c) Jumlah desa/kelurahan yang Pelaksanaan sanitasi total berbasis
serta Pengelolaan Air melaksanakan Sanitasi Total masyarakat (STBM) (Lokalisasi Indikator
Bersih dan Sanitasi yang Berbasis Masyarakat (STBM). TPB)
Berkelanjutan
6 Menjamin Ketersediaan 6.2.1.(d) Jumlah desa/kelurahan yang Jumlah desa/kelurahan yang Open
serta Pengelolaan Air Open Defecation Free (ODF)/ Defecation Free (ODF)/ Stop Buang Air
Bersih dan Sanitasi yang Stop Buang Air Besar Besar Sembarangan (SBS) (Indikator TPB)
Berkelanjutan Sembarangan (SBS).
6 Menjamin Ketersediaan 6.2.1.(e) Jumlah kabupaten/kota yang Cakupan Pelayanan SPM PU/Lokalisasi TPB
serta Pengelolaan Air terbangun infrastruktur air
Bersih dan Sanitasi yang limbah dengan sistem terpusat
Berkelanjutan skala kota, kawasan dan
komunal.
6 Menjamin Ketersediaan 6.2.1.(f) Proporsi rumah tangga yang Sudah diwakili indikator 6.2.1.f
serta Pengelolaan Air terlayani sistem pengelolaan
Bersih dan Sanitasi yang air limbah terpusat.
Berkelanjutan
6 Menjamin Ketersediaan 6.3.1.(a) Jumlah kabupaten/kota yang Sudah diwakili indikator 6.2.1.f
serta Pengelolaan Air ditingkatkan kualitas
Bersih dan Sanitasi yang pengelolaan lumpur tinja
Berkelanjutan perkotaan dan dilakukan
pembangunan Instalasi
Pengolahan Lumpur Tinja
(IPLT).
6 Menjamin Ketersediaan 6.3.1.(b) Proporsi rumah tangga yang Sudah diwakili indikator 6.2.1.b
serta Pengelolaan Air terlayani sistem pengelolaan
Bersih dan Sanitasi yang lumpur tinja.
Berkelanjutan
6 Menjamin Ketersediaan 6.3.2.(a) Kualitas air danau. Indeks Kualitas Air (Permendagri 86) pada
serta Pengelolaan Air berbagai sumber air
Bersih dan Sanitasi yang
Berkelanjutan
6 Menjamin Ketersediaan 6.3.2.(b) Kualitas air sungai sebagai (sudah diwakili oleh indikator 6.3.2.(a))
serta Pengelolaan Air sumber air baku.
Bersih dan Sanitasi yang
Berkelanjutan
6 Menjamin Ketersediaan 6.4.1.(a) Pengendalian dan penegakan Jumlah izin penggunaan air tanah
serta Pengelolaan Air hukum bagi penggunaan air (Lokalisasi Indikator TBP)
Bersih dan Sanitasi yang tanah.
Berkelanjutan
6 Menjamin Ketersediaan 6.4.1.(b) Insentif penghematan air Dicantumkan di dalam analisis fiskal
serta Pengelolaan Air pertanian/perkebunan dan
Bersih dan Sanitasi yang industri.
Berkelanjutan
6 Menjamin Ketersediaan 6.5.1.(a) Jumlah Rencana Pengelolaan Jumlah Rencana Pengelolaan Daerah
serta Pengelolaan Air Daerah Aliran Sungai Terpadu Aliran Sungai Terpadu (RPDAST) yang
Bersih dan Sanitasi yang (RPDAST) yang diinternalisasi diinternalisasi ke dalam Rencana Tata
Berkelanjutan ke dalam Rencana Tata Ruang Ruang Wilayah (RTRW).
Wilayah (RTRW).
6 Menjamin Ketersediaan 6.5.1.(f) Jumlah wilayah sungai yang Jumlah Forum DAS yang terbentuk
serta Pengelolaan Air memiliki partisipasi
Bersih dan Sanitasi yang masyarakat dalam
Berkelanjutan pengelolaan daerah tangkapan
sungai dan danau.
6 Menjamin Ketersediaan 6.5.1.(g) Kegiatan penataan (sudah diwakili oleh Indikator 6.5.1.(f))
serta Pengelolaan Air kelembagaan sumber daya air.
Bersih dan Sanitasi yang
Berkelanjutan
6 Menjamin Ketersediaan 6.5.1.(h) Jumlah DAS Prioritas yang (sudah diwakili oleh Indikator 6.5.1.(d)
serta Pengelolaan Air meningkat jumlah mata airnya
Bersih dan Sanitasi yang melalui konservasi sumber
Berkelanjutan daya air di daerah hulu DAS
serta sumur resapan.
6 Menjamin Ketersediaan 6.5.1.(i) Jumlah DAS Prioritas yang (sudah diwakili oleh Indikator 15.3.1.(a))
serta Pengelolaan Air dipulihkan kesehatannya
Bersih dan Sanitasi yang melalui pembangunan
Berkelanjutan embung, dam pengendali,
dam penahan skala kecil dan
menengah.
6 Menjamin Ketersediaan 6.6.1.(a) Jumlah danau yang (sudah diwakili oleh indikator 6.3.2.(a))
serta Pengelolaan Air ditingkatkan kualitas airnya.
Bersih dan Sanitasi yang
Berkelanjutan
6 Menjamin Ketersediaan 6.6.1.(b) Jumlah danau yang (sudah diwakili oleh indikator 6.3.2.(a))
serta Pengelolaan Air pendangkalannya kurang dari
Bersih dan Sanitasi yang 1%.
Berkelanjutan
6 Menjamin Ketersediaan 6.6.1.(c) Jumlah danau yang menurun (sudah diwakili oleh indikator 6.3.2.(a))
serta Pengelolaan Air tingkat erosinya.
Bersih dan Sanitasi yang
Berkelanjutan
6 Menjamin Ketersediaan 6.6.1.(e) Jumlah Daerah Aliran Sungai (sudah diwakili oleh indikator 6.5.1.(i))
serta Pengelolaan Air (DAS) prioritas yang dilindungi
Bersih dan Sanitasi yang mata airnya dan dipulihkan
Berkelanjutan kesehatannya.
7 Menjamin Akses Energi 7.1.1* Rasio elektrifikasi. Presentase rumah tangga pengguna listrik
yang Terjangkau, Andal, (Permendagri 86/Lokalisasi TPB)
Berkelanjutan dan
Modern untuk Semua
7 Menjamin Akses Energi 7.1.1.(a) Konsumsi listrik per kapita. (Kewenangan Pusat)
yang Terjangkau, Andal,
Berkelanjutan dan
Modern untuk Semua
7 Menjamin Akses Energi 7.1.2.(a) Jumlah sambungan jaringan (Kewenangan Pusat)
yang Terjangkau, Andal, gas untuk rumah tangga.
Berkelanjutan dan
Modern untuk Semua
7 Menjamin Akses Energi 7.1.2.(b) Rasio penggunaan gas rumah (Kewenangan Pusat)
yang Terjangkau, Andal, tangga.
Berkelanjutan dan
Modern untuk Semua
7 Menjamin Akses Energi 7.2.1* Bauran energi terbarukan.
yang Terjangkau, Andal,
Berkelanjutan dan
Modern untuk Semua
7 Menjamin Akses Energi 7.3.1* Intensitas energi primer. (Kewenangan Pusat)
yang Terjangkau, Andal,
Berkelanjutan dan
Modern untuk Semua
8 Meningkatkan 8.1.1* Laju pertumbuhan PDB per Tercantum di dalam Analisis Kesejahteraan
Pertumbuhan Ekonomi kapita. Masyarakat (BAB II)
yang Inklusif dan
Berkelanjutan,
Kesempatan Kerja yang
Produktif dan
Menyeluruh, serta
Pekerjaan yang Layak
untuk Semua
8 Meningkatkan 8.2.1* Laju pertumbuhan PDB per Tercantum di dalam Analisis Kesejahteraan
Pertumbuhan Ekonomi tenaga kerja/Tingkat Masyarakat (BAB II)
yang Inklusif dan pertumbuhan PDB riil per
Berkelanjutan, orang bekerja per tahun.
Kesempatan Kerja yang
Produktif dan
Menyeluruh, serta
Pekerjaan yang Layak
untuk Semua
8 Meningkatkan 8.3.1* Proporsi lapangan kerja (Tidak ada data)
Pertumbuhan Ekonomi informal sektor non-pertanian,
yang Inklusif dan berdasarkan jenis kelamin.
Berkelanjutan,
Kesempatan Kerja yang
Produktif dan
Menyeluruh, serta
Pekerjaan yang Layak
8 Meningkatkan
untuk Semua 8.3.1.(a) Persentase tenaga kerja Tercantum di dalam Analisis Aspek
Pertumbuhan Ekonomi formal. Pelayanan Umum terkait ketenagakerjaan
yang Inklusif dan (BAB II)/Tingkat partisipasi angkatan kerja
Berkelanjutan, (Permendagri 86)(Konfirmasi sdt. Naker)
Kesempatan Kerja yang
Produktif dan
Menyeluruh, serta
Pekerjaan yang Layak
8 Meningkatkan
untuk Semua 8.3.1.(b) Persentase tenaga kerja Tercantum di dalam Analisis Aspek
Pertumbuhan Ekonomi informal sektor pertanian. Pelayanan Umum terkait ketenagakerjaan
yang Inklusif dan (BAB II)
Berkelanjutan,
Kesempatan Kerja yang
Produktif dan
Menyeluruh, serta
Pekerjaan yang Layak
8 Meningkatkan
untuk Semua 8.3.1.(c) Persentase akses UMKM Persentase UMKM yang mendapatkan
Pertumbuhan Ekonomi (Usaha Mikro, Kecil, dan pembiayaan dari lembaga keuangan
yang Inklusif dan Menengah) ke layanan (Perbankan maupun non-perbankan)
Berkelanjutan, keuangan. (Lokalisasi Indikator TPB)
Kesempatan Kerja yang
Produktif dan
Menyeluruh, serta
Pekerjaan yang Layak
8 Meningkatkan
untuk Semua 8.5.1* Upah rata-rata per jam (Tidak ada data)
Pertumbuhan Ekonomi pekerja.
yang Inklusif dan
Berkelanjutan,
Kesempatan Kerja yang
Produktif dan
Menyeluruh, serta
Pekerjaan yang Layak
untuk Semua
8 Meningkatkan 8.5.2* Tingkat pengangguran terbuka Tingkat pengangguran terbuka
Pertumbuhan Ekonomi berdasarkan jenis kelamin dan (Permendagri 86, Lokalisasi TPB)
yang Inklusif dan kelompok umur.
Berkelanjutan,
Kesempatan Kerja yang
Produktif dan
Menyeluruh, serta
Pekerjaan yang Layak
untuk Semua
8 Meningkatkan 8.5.2.(a) Tingkat setengah (Tidak ada data) (Konfirmasi sdt. Naker)
Pertumbuhan Ekonomi pengangguran.
yang Inklusif dan
Berkelanjutan,
Kesempatan Kerja yang
Produktif dan
Menyeluruh, serta
8 Meningkatkan
Pekerjaan yang Layak 8.6.1* Persentase usia muda (15-24 Persentase tingkat pengangguran terbuka
Pertumbuhan
untuk Semua Ekonomi tahun) yang sedang tidak (Permendagri 86/Lokalisasi TPB)
yang Inklusif dan sekolah, bekerja atau
Berkelanjutan, mengikuti pelatihan (NEET).
Kesempatan Kerja yang
Produktif dan
Menyeluruh, serta
8 Meningkatkan
Pekerjaan yang Layak 8.8.1.(a) Jumlah perusahaan yang Keselamatan dan perlindungan
Pertumbuhan
untuk Semua Ekonomi menerapkan norma K3. (Permendagri 86/Lokalisasi TPB)
yang Inklusif dan
Berkelanjutan,
Kesempatan Kerja yang
Produktif dan
Menyeluruh, serta
Pekerjaan yang Layak
untuk Semua
8 Meningkatkan 8.9.1* Proporsi kontribusi pariwisata Kontribusi sektor pariwisata terhadap
Pertumbuhan Ekonomi terhadap PDB. PDRB (Permendagri 86/Lokalisasi TPB)
yang Inklusif dan
Berkelanjutan,
Kesempatan Kerja yang
Produktif dan
Menyeluruh, serta
Pekerjaan yang Layak
untuk Semua
8 Meningkatkan 8.9.1.(b) Jumlah kunjungan wisatawan (sudah diwakili oleh Indikator 8.9.1.(a))
Pertumbuhan Ekonomi nusantara.
yang Inklusif dan
Berkelanjutan,
Kesempatan Kerja yang
Produktif dan
Menyeluruh, serta
Pekerjaan yang Layak
untuk Semua
8 Meningkatkan 8.9.1.(c) Jumlah devisa sektor PAD sektor pariwisata (Permendagri
Pertumbuhan Ekonomi pariwisata. 86/Lokalisasi TPB)
yang Inklusif dan
Berkelanjutan,
Kesempatan Kerja yang
Produktif dan
Menyeluruh, serta
Pekerjaan yang Layak
untuk Semua
8 Meningkatkan 8.9.2* Jumlah pekerja pada industri (Tidak ada data) (Konfirmasi sdt. Naker)
Pertumbuhan Ekonomi pariwisata dalam proporsi
yang Inklusif dan terhadap total pekerja.
Berkelanjutan,
Kesempatan Kerja yang
Produktif dan
Menyeluruh, serta
8 Meningkatkan
Pekerjaan yang Layak 8.10.1* Jumlah kantor bank dan ATM (Tidak ada data)
Pertumbuhan
untuk Semua Ekonomi per 100.000 penduduk dewasa
yang Inklusif dan
Berkelanjutan,
Kesempatan Kerja yang
Produktif dan
Menyeluruh, serta
8 Meningkatkan
Pekerjaan yang Layak 8.10.1.(a) Rata-rata jarak lembaga (Tidak ada data)
Pertumbuhan
untuk Semua Ekonomi keuangan (Bank Umum).
yang Inklusif dan
Berkelanjutan,
Kesempatan Kerja yang
Produktif dan
Menyeluruh, serta
8 Meningkatkan
Pekerjaan yang Layak 8.10.1.(b) Proporsi kredit UMKM (Tidak ada data)
Pertumbuhan
untuk Semua Ekonomi terhadap total kredit.
yang Inklusif dan
Berkelanjutan,
Kesempatan Kerja yang
Produktif dan
Menyeluruh, serta
Pekerjaan yang Layak
untuk Semua
9 Membangun 9.1.1.(a) Kondisi mantap jalan nasional. (kewenangan Pusat)
Infrastruktur yang
Tangguh, Meningkatkan
Industri Inklusif dan
Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi
9 Membangun 9.2.1* Proporsi nilai tambah sektor Kontribusi sektor industri terhadap PDRB
Infrastruktur yang industri manufaktur terhadap (Permendagri 86/ Lokalisasi TPB)
Tangguh, Meningkatkan PDB dan per kapita.
Industri Inklusif dan
Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi
9 Membangun 9.2.1.(a) Laju pertumbuhan PDB Kontribusi sektor industri terhadap PDRB
Infrastruktur yang industri manufaktur. (Permendagri 86/ Lokalisasi TPB)
Tangguh, Meningkatkan
Industri Inklusif dan
Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi
9 Membangun 9.2.2* Proporsi tenaga kerja pada Tersedia pada gambaran umum
Infrastruktur yang sektor industri manufaktur. demografis
Tangguh, Meningkatkan
Industri Inklusif dan
Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi
9 Membangun 9.c.1* Proporsi penduduk yang Proporsi rumah tangga dengan akses
Infrastruktur yang terlayani mobile broadband. internet (Permendagri 86/Lokalisasi TPB)
Tangguh, Meningkatkan
Industri Inklusif dan
Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi
9 Membangun 9.c.1.(a) Proporsi individu yang Presentase penduduk yang menggunakan
Infrastruktur yang menguasai/memiliki telepon hp/telepon (Permendagri 86/Lokalisasi
Tangguh, Meningkatkan genggam TPB)
Industri Inklusif dan
Berkelanjutan, serta
Mendorong Inovasi
10 Mengurangi 10.1.1.(b) Jumlah daerah tertinggal yang Jumlah daerah tertinggal yang
Kesenjangan Intra- dan terentaskan. terentaskan. (Indikator TPB)
Antarnegara
10 Mengurangi 10.1.1.(c) Jumlah desa tertinggal. Jumlah desa tertinggal (indikator TPB)
Kesenjangan Intra- dan
Antarnegara
10 Mengurangi 10.1.1.(d) Jumlah Desa Mandiri. Jumlah Desa Mandiri (Indikator TPB)
Kesenjangan Intra- dan
Antarnegara
11 Menjadikan Kota dan 11.1.1.(a) Proporsi rumah tangga yang Rasio rumah layak huni (Permendagri
Permukiman Inklusif, memiliki akses terhadap 86/Lokalisasi TPB)
Aman, Tangguh dan hunian yang layak dan
Berkelanjutan terjangkau.
11 Menjadikan Kota dan 11.1.1.(b) Jumlah kawasan perkotaan Pemenuhan standar pelayanan perkotaan
Permukiman Inklusif, metropolitan yang terpenuhi kota yang aman, nyaman dan layak huni
Aman, Tangguh dan standar pelayanan perkotaan pada aspek permukiman (Indikator TPB)
Berkelanjutan (SPP).
11 Menjadikan Kota dan 11.1.1.(c) Jumlah kota sedang dan kota (Diwakili indikator 11.1.b)
Permukiman Inklusif, baru yang terpenuhi SPP.
Aman, Tangguh dan
Berkelanjutan
11 Menjadikan Kota dan 11.2.1.(a) Persentase pengguna moda Jumlah orang/barang yang terangkut
Permukiman Inklusif, transportasi umum di angkutan umum (Permendagri
Aman, Tangguh dan perkotaan. 86/lokalisasi TPB)
Berkelanjutan
11 Menjadikan Kota dan 11.2.1.(b) Jumlah sistem angkutan rel (kewenangan Pusat)
Permukiman Inklusif, yang dikembangkan di kota
Aman, Tangguh dan besar.
Berkelanjutan
11 Menjadikan Kota dan 11.3.1.(a) Jumlah kota sedang di luar (kewenangan Pusat)
Permukiman Inklusif, Jawa yang diarahkan sebagai
Aman, Tangguh dan pengendali (buffer) arus
Berkelanjutan urbanisasi dan sebagai pusat
pertumbuhan utama.
11 Menjadikan Kota dan 11.3.2.(a) Rata-rata institusi yang (Tercantum di dalam KLHS RPJMD bagian
Permukiman Inklusif, berperan secara aktif dalam peran para pihak)
Aman, Tangguh dan Forum Dialog Perencanaan
Berkelanjutan Pembangunan Kota
Berkelanjutan.
11 Menjadikan Kota dan 11.3.2.(b) Jumlah lembaga pembiayaan (Tercantum di dalam KLHS RPJMD bagian
Permukiman Inklusif, infrastruktur. peran para pihak)
Aman, Tangguh dan
Berkelanjutan
11 Menjadikan Kota dan 11.5.1.(a) Indeks Risiko Bencana (cakupan layanan SPM tramtiblinmas
Permukiman Inklusif, Indonesia (IRBI).
Aman, Tangguh dan
Berkelanjutan
11 Menjadikan Kota dan 11.5.1.(b) Jumlah kota tangguh bencana (kewenangan Pusat)
Permukiman Inklusif, yang terbentuk.
Aman, Tangguh dan
Berkelanjutan
11 Menjadikan Kota dan 11.5.1.(c) Jumlah sistem peringatan dini (cakupan layanan SPM tramtiblinmas
Permukiman Inklusif, cuaca dan iklim serta
Aman, Tangguh dan kebencanaan.
Berkelanjutan
11 Menjadikan Kota dan 11.5.2.(a) Jumlah kerugian ekonomi Jumlah kerugian ekonomi langsung akibat
Permukiman Inklusif, langsung akibat bencana. bencana (Indikator TPB)
Aman, Tangguh dan
Berkelanjutan
11 Menjadikan Kota dan 11.6.1.(a) Persentase sampah perkotaan Tersedianya fasilitas pengurangan sampah
Permukiman Inklusif, yang tertangani. di perkotaan (Permendagri 86/Lokalisasi
Aman, Tangguh dan TPB)
Berkelanjutan
11 Menjadikan Kota dan 11.6.1.(b) Jumlah kota hijau yang Penerapan green waste pada kota-kota
Permukiman Inklusif, mengembangkan dan metropolitan
Aman, Tangguh dan menerapkan green waste di
Berkelanjutan kawasan perkotaan
metropolitan.
11 Menjadikan Kota dan 11.7.1.(a) Jumlah kota hijau yang Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan
Permukiman Inklusif, menyediakan ruang terbuka Luas Wilayah ber HPL/HGB (Permendagri
Aman, Tangguh dan hijau di kawasan perkotaan 86/Lokalisasi TPB)
Berkelanjutan metropolitan dan kota sedang.
11 Menjadikan Kota dan 11.7.2.(a) Proporsi korban kekerasan (Diwakili indikator 16.3.1a)
Permukiman Inklusif, dalam 12 bulan terakhir yang
Aman, Tangguh dan melaporkan kepada polisi.
Berkelanjutan
11 Menjadikan Kota dan 11.b.1* Proporsi pemerintah kota yang Cakupan pelayanan SPM untuk
Permukiman Inklusif, memiliki dokumen strategi penanggulangan bencana (SPM Trantib)
Aman, Tangguh dan pengurangan risiko bencana.
Berkelanjutan
11 Menjadikan Kota dan 11.b.2* Dokumen strategi Cakupan pelayanan SPM untuk
Permukiman Inklusif, pengurangan risiko bencana penanggulangan bencana (SPM Trantib)
Aman, Tangguh dan (PRB) tingkat daerah.
Berkelanjutan
12 Menjamin Pola Produksi 12.4.1.(a) Jumlah peserta Proper yang (kewenangan Pusat)
dan Konsumsi yang mencapai minimal ranking
Berkelanjutan Biru.
12 Menjamin Pola Produksi 12.4.2.(a) Jumlah limbah B3 yang Jumlah limbah B3 yang dikelola
dan Konsumsi yang terkelola dan proporsi limbah
Berkelanjutan B3 yang diolah sesuai
peraturan perundangan
(sektor industri).
12 Menjamin Pola Produksi 12.5.1.(a) Jumlah timbulan sampah yang Presentase jumlah sampah yang
dan Konsumsi yang didaur ulang. terkurangi melalui 3R
Berkelanjutan
12 Menjamin Pola Produksi 12.6.1.(a) Jumlah perusahaan yang Jumlah perusahaan yang menerapkan
dan Konsumsi yang menerapkan sertifikasi SNI ISO sertifikasi SNI ISO 14001. (Indikator TPB_
Berkelanjutan 14001.
12 Menjamin Pola Produksi 12.7.1.(a) Jumlah produk ramah (tidak ada data)
dan Konsumsi yang lingkungan yang teregister.
Berkelanjutan
12 Menjamin Pola Produksi 12.8.1.(a) Jumlah fasilitas publik yang Cakupan SPM dalam hal mutu pelayanan
dan Konsumsi yang menerapkan Standar
Berkelanjutan Pelayanan Masyarakat (SPM)
dan teregister.
13 Mengambil Tindakan 13.1.1* Dokumen strategi (sudah diwakili oleh Indikator 11.b.2*)
Cepat untuk Mengatasi pengurangan risiko bencana
Perubahan Iklim dan (PRB) tingkat nasional dan
Dampaknya daerah.
13 Mengambil Tindakan 13.1.2* Jumlah korban meninggal, (sudah diwakili oleh Idikator 11.5.1*)
Cepat untuk Mengatasi hilang dan terkena dampak
Perubahan Iklim dan bencana per 100.000 orang.
Dampaknya
13 Mengambil Tindakan 13.2.1* Dokumen Biennial Update (kewenangan Pusat)
Cepat untuk Mengatasi Report (BUR) Indonesia.
Perubahan Iklim dan
Dampaknya
14 Melestarikan dan 14.5.1* Jumlah luas kawasan Jumlah luas kawasan konservasi perairan.
Memanfaatkan secara konservasi perairan.
Berkelanjutan Sumber
Daya Kelautan dan
Samudera untuk
14 Pembangunandan
Melestarikan 14.6.1.(a) Persentase kepatuhan pelaku Persentase kepatuhan pelaku usaha.
Berkelanjutan
Memanfaatkan secara usaha.
Berkelanjutan Sumber
Daya Kelautan dan
Samudera untuk
Pembangunan
Berkelanjutan
14 Melestarikan dan 14.b.1* Ketersediaan kerangka hukum/ Ketersediaan kerangka hukum/ regulasi/
Memanfaatkan secara regulasi/ kebijakan/ kebijakan/ kelembagaan yang mengakui
Berkelanjutan Sumber kelembagaan yang mengakui dan melindungi hak akses untuk perikanan
Daya Kelautan dan dan melindungi hak akses skala kecil.
Samudera untuk untuk perikanan skala kecil.
Pembangunan
Berkelanjutan
14 Melestarikan dan 14.b.1.(a) Jumlah provinsi dengan Jumlah provinsi dengan peningkatan akses
Memanfaatkan secara peningkatan akses pendanaan pendanaan usaha nelayan.
Berkelanjutan Sumber usaha nelayan.
Daya Kelautan dan
Samudera untuk
Pembangunan
Berkelanjutan
14 Melestarikan dan 14.b.1.(b) Jumlah nelayan yang Jumlah nelayan yang terlindungi.
Memanfaatkan secara terlindungi.
Berkelanjutan Sumber
Daya Kelautan dan
Samudera untuk
14 Pembangunan
Melestarikan dan 14.c.1* Tersedianya kerangka (Kewenangan Pusat)
Berkelanjutan secara
Memanfaatkan kebijakan dan instrumen
Berkelanjutan Sumber terkait pelaksanaan the United
Daya Kelautan dan Nations Convention on the
Samudera untuk Law of the Sea (UNCLOS).
Pembangunan
Berkelanjutan
15 Melindungi, Merestorasi 15.1.1.(a) Proporsi tutupan hutan Rasio luas kawasan tertutup pepohonan
dan Meningkatkan terhadap luas lahan berdasarkan hasil pemotretan citra satelit
Pemanfaatan keseluruhan. dan survei foto udara
Berkelanjutan Ekosistem
Daratan, Mengelola
Hutan secara Lestari,
Menghentikan
Penggurunan,
Memulihkan Degradasi
Lahan, serta
Menghentikan
Kehilangan
Keanekaragaman Hayati
16 Menguatkan Masyarakat 16.2.1.(b) Prevalensi kekerasan terhadap Cakupan perempuan dan anak korban
yang Inklusif dan Damai anak laki-laki dan anak kekerasan yang mendapatkan penanganan
untuk Pembangunan perempuan. pengaduan oleh petugas terlatih di dalam
Berkelanjutan, unit pelayanan terpadu (Permendagri
Menyediaan Akses 86/Lokalisasi TPB)
Keadilan untuk Semua,
dan Membangun
Kelembagaan yang
Efektif, Akuntabel, dan
Inklusif di Semua
Tingkatan
16 Menguatkan Masyarakat 16.2.3.(a) Proporsi perempuan dan laki- Cakupan perempuan dan anak korban
yang Inklusif dan Damai laki muda umur 18-24 tahun kekerasan yang mendapatkan penanganan
untuk Pembangunan yang mengalami kekerasan pengaduan oleh petugas terlatih di dalam
Berkelanjutan, seksual sebelum umur 18 unit pelayanan terpadu (Permendagri
Menyediaan Akses tahun. 86/Lokalisasi TPB)
Keadilan untuk Semua,
dan Membangun
Kelembagaan yang
Efektif, Akuntabel, dan
Inklusif di Semua
Tingkatan
16 Menguatkan Masyarakat 16.3.1.(a) Proporsi korban kekerasan Cakupan perempuan dan anak korban
yang Inklusif dan Damai dalam 12 bulan terakhir yang kekerasan yang mendapatkan penanganan
untuk Pembangunan melaporkan kepada polisi. pengaduan oleh petugas terlatih di dalam
Berkelanjutan, unit pelayanan terpadu (Permendagri
Menyediaan Akses 86/Lokalisasi TPB)
Keadilan untuk Semua,
dan Membangun
Kelembagaan yang
Efektif, Akuntabel, dan
Inklusif di Semua
Tingkatan
16 Menguatkan Masyarakat 16.9.1.(b) Persentase anak yang memiliki Rasio bayi berakte kelahiran (Permendagri
yang Inklusif dan Damai akta kelahiran. 86/Lokalisasi TPB)
untuk Pembangunan
Berkelanjutan,
Menyediaan Akses
Keadilan untuk Semua,
dan Membangun
Kelembagaan yang
Efektif, Akuntabel, dan
Inklusif di Semua
Tingkatan
17 Menguatkan Sarana 17.8.1* Proporsi individu yang Proporsi rumah tangga dengan akses
Pelaksanaan dan menggunakan internet. internet
Merevitalisasi Kemitraan
Global untuk
Pembangunan
Berkelanjutan
17 Menguatkan Sarana 17.8.1.(a) Persentase kabupaten 3T yang Proporsi rumah tangga dengan akses
Pelaksanaan dan terjangkau layanan akses internet
Merevitalisasi Kemitraan telekomunikasi universal dan
Global untuk internet.
Pembangunan
Berkelanjutan
17 Menguatkan Sarana 17.18.2* Jumlah negara yang memiliki (tidak ada data)
Pelaksanaan dan undang-undang statistik
Merevitalisasi Kemitraan nasional yang tunduk pada
Global untuk Prinsip-prinsip fundamental
Pembangunan Statistik Resmi.
Berkelanjutan
Catatan:
Terdapat 29 indikator yang sama/identik dengan indikator lainnya. Sehingga, total indikator TPB Indonesia adalah 290 indikator. Dar
TARGET YANG HARUS DITETAPKAN DOKUMEN/ DATA YANG HARUS CATATAN
DALAM RPJMD DISIAPKAN
Menentukan persentase penurunan tingkat Target kemiskinan masing-masing daerah yang Akan lebih lengkap jika daerah dapat
kemiskinan di daerah sampai akhir periode ditentukan secara nasional mengkategorikan penduduk miskin
RPJMD dengan mempertimbangkan target berdasarkan jenis kelamin dan kelompok
nasional umur
Menentukan persentase penduduk miskin dan Data kemiskinan bersumber dari: TNP2K dan Daerah harus menghitung kapasitas pusat
tidak mampu yang menjadi peserta Jamkesnas Kemensos, serta BPS. Di samping itu, juga untuk pembiayaan Jamkesnas dan daerah
dan/atau Jamkesda di daerah sampai akhir perlu ditelusuri permasalahan-permasalahan dapat menghitung kebutuhan untuk Jamkesda
periode RPJMD dengan mempertimbangkan dalam pelaksanaan Jamkesnas sesuai dengan kemampuannya. Mengingat
target nasional kebijakan ini untuk kepentingan masyarakat di
daerah maka daerah juga perlu
mempersiapkan kegiatan dalam mendukung
suksesnya Jamkesnas
Menentukan persentase pekerja formal yang Data peserta BPJS Ketenagakerjaan bersumber Dinas Ketenagakerjaan memiliki tanggung
menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan dari: Kemenaker, BPJS Ketenagakerjaan, dll. jawab memberikan perlindungan terhadap
tenaga kerja yang bekerja di sektor formal
untuk mendapatkan fasilitas BPJS
Ketenagakerjaan
Menentukan persentase penduduk yang Sumber data : Badan Ketahanan Pangan, BPS,
memenuhi standar konsumsi pangan Dinas Kesehatan, Dinas Pangan
minimum
Menentukan angka kerawanan pangan sedang Angka kerawanan pangan berdasarkan pada
atau berat, berdasarkan pada Skala DDDT Pangan KLHS RPJMD.
Pengalaman Kerawanan Pangan. Pencapaian prevalensi didasarkan pada data-
data analisis ekonomi.
Menentukan cakupan pelayanan SPM
Kesehatan yang secara spesifik untuk ibu
hamil
Menentukan cakupan pelayanan SPM
Kesehatan yang secara spesifik termasuk
pemberian ASI eksklusif bagi bayi baru lahir
Menentukan jumlah Daerah Aliran Sungai Data jumlah mata air dan sumur resapan Sumber data: Dinas yang menangani sumber
(DAS) yang meningkat jumlah mata airnya daya air
Menentukan jumlah izin perhutanan sosial Data izin perhutanan sosial yang diterbitkan Daerah berperan dalam proses penerbitan izin
yang diterbitkan perhutanan sosial sesuai dengan
kewenangannya
Menentukan tingkat penurunan luasan lahan (sudah diwakili oleh Indikator 6.5.1.(e))
kritis melalui rehabilitasi
(kewenangan pusat)
Menentukan peningkatan pemanfaatan
keanekaragaman hayati untuk mendukung
pertumbuhan ekonomi
Menentukan penurunan rasio KDRT
Pada tahun 2030, mengurangi rasio angka kematian ibu hingga 3.1.1*
kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup.
Pada tahun 2030, mengurangi rasio angka kematian ibu hingga 3.1.2*
kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup.
Pada tahun 2030, mengurangi rasio angka kematian ibu hingga 3.1.2.(a)
kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup.
Pada tahun 2030, mengakhiri kematian bayi baru lahir dan 3.2.1*
balita yang dapat dicegah, dengan seluruh negara berusaha
menurunkan Angka Kematian Neonatal setidaknya hingga 12
per 1000 KH (Kelahiran Hidup) dan Angka Kematian Balita 25
per 1000.
Pada tahun 2030, mengakhiri kematian bayi baru lahir dan 3.2.2*
balita yang dapat dicegah, dengan seluruh negara berusaha
menurunkan Angka Kematian Neonatal setidaknya hingga 12
per 1000 KH (Kelahiran Hidup) dan Angka Kematian Balita 25
per 1000.
Pada tahun 2030, mengakhiri kematian bayi baru lahir dan 3.2.2.(a)
balita yang dapat dicegah, dengan seluruh negara berusaha
menurunkan Angka Kematian Neonatal setidaknya hingga 12
per 1000 KH (Kelahiran Hidup) dan Angka Kematian Balita 25
per 1000.
Pada tahun 2030, mengakhiri kematian bayi baru lahir dan 3.2.2.(b)
balita yang dapat dicegah, dengan seluruh negara berusaha
menurunkan Angka Kematian Neonatal setidaknya hingga 12
per 1000 KH (Kelahiran Hidup) dan Angka Kematian Balita 25
per 1000.
Pada tahun 2030, menjamin akses yang sama bagi semua 4.3.1.(a)
perempuan dan laki-laki, terhadap pendidikan teknik, kejuruan
dan pendidikan tinggi, termasuk universitas, yang terjangkau
dan berkualitas.
Pada tahun 2030, menjamin akses yang sama bagi semua 4.3.1.(b)
perempuan dan laki-laki, terhadap pendidikan teknik, kejuruan
dan pendidikan tinggi, termasuk universitas, yang terjangkau
dan berkualitas.
Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua remaja dan proporsi 4.6.1.(a)
kelompok dewasa tertentu, baik laki-laki maupun perempuan,
memiliki kemampuan literasi dan numerasi.
Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua remaja dan proporsi 4.6.1.(b)
kelompok dewasa tertentu, baik laki-laki maupun perempuan,
memiliki kemampuan literasi dan numerasi.
Pada tahun 2030, mencapai pekerjaan tetap dan produktif dan 8.5.1*
pekerjaan yang layak bagi semua perempuan dan laki-laki,
termasuk bagi pemuda dan penyandang difabilitas, dan upah
yang sama untuk pekerjaan yang sama nilainya.
Pada tahun 2030, mencapai pekerjaan tetap dan produktif dan 8.5.2*
pekerjaan yang layak bagi semua perempuan dan laki-laki,
termasuk bagi pemuda dan penyandang difabilitas, dan upah
yang sama untuk pekerjaan yang sama nilainya.
Pada tahun 2030, mencapai pekerjaan tetap dan produktif dan 8.5.2.(a)
pekerjaan yang layak bagi semua perempuan dan laki-laki,
termasuk bagi pemuda dan penyandang difabilitas, dan upah
yang sama untuk pekerjaan yang sama nilainya.
Pada tahun 2030, menyediakan ruang publik dan ruang terbuka 11.7.1.(a)
hijau yang aman, inklusif dan mudah dijangkau terutama untuk
perempuan dan anak, manula dan penyandang difabilitas.
Pada tahun 2030, menyediakan ruang publik dan ruang terbuka 11.7.2.(a)
hijau yang aman, inklusif dan mudah dijangkau terutama untuk
perempuan dan anak, manula dan penyandang difabilitas.
Pada tahun 2030, mengandalkan inisiatif yang sudah ada, untuk 17.19.1.(a)
mengembangkan pengukuran atas kemajuan pembangunan
berkelanjutan yang melengkapi Produk Domestik Bruto, dan
mendukung pengembangan kapasitas statistik di negara
berkembang.
Pada tahun 2030, mengandalkan inisiatif yang sudah ada, untuk 17.19.1.(b)
mengembangkan pengukuran atas kemajuan pembangunan
berkelanjutan yang melengkapi Produk Domestik Bruto, dan
mendukung pengembangan kapasitas statistik di negara
berkembang.
Pada tahun 2030, mengandalkan inisiatif yang sudah ada, untuk 17.19.1.(c)
mengembangkan pengukuran atas kemajuan pembangunan
berkelanjutan yang melengkapi Produk Domestik Bruto, dan
mendukung pengembangan kapasitas statistik di negara
berkembang.
Pada tahun 2030, mengandalkan inisiatif yang sudah ada, untuk 17.19.2 (a)
mengembangkan pengukuran atas kemajuan pembangunan
berkelanjutan yang melengkapi Produk Domestik Bruto, dan
mendukung pengembangan kapasitas statistik di negara
berkembang.
Pada tahun 2030, mengandalkan inisiatif yang sudah ada, untuk 17.19.2.(b)
mengembangkan pengukuran atas kemajuan pembangunan
berkelanjutan yang melengkapi Produk Domestik Bruto, dan
mendukung pengembangan kapasitas statistik di negara
berkembang.
Pada tahun 2030, mengandalkan inisiatif yang sudah ada, untuk 17.19.2.(c)
mengembangkan pengukuran atas kemajuan pembangunan
berkelanjutan yang melengkapi Produk Domestik Bruto, dan
mendukung pengembangan kapasitas statistik di negara
berkembang.
Pada tahun 2030, mengandalkan inisiatif yang sudah ada, untuk 17.19.2.(d)
mengembangkan pengukuran atas kemajuan pembangunan
berkelanjutan yang melengkapi Produk Domestik Bruto, dan
mendukung pengembangan kapasitas statistik di negara
berkembang.
Pada tahun 2030, mengandalkan inisiatif yang sudah ada, untuk 17.19.2.(e)
mengembangkan pengukuran atas kemajuan pembangunan
berkelanjutan yang melengkapi Produk Domestik Bruto, dan
mendukung pengembangan kapasitas statistik di negara
berkembang.
INDIKATOR TARGET (PERPRES 59/2017)
Jumlah rumah tangga yang mendapatkan bantuan tunai Menurunnya jumlah keluarga
bersyarat/Program Keluarga Harapan. sangat miskin yang
mendapatkan bantuan tunai
bersyarat menjadi 2,8 juta
pada tahun 2019 (2015: 3
juta).
Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap Meningkatnya akses air minum
layanan sumber air minum layak dan berkelanjutan. layak untuk 40% penduduk
berpendapatan terbawah pada
tahun 2019 menjadi 100%.
Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap Meningkatnya akses sanitasi
layanan sanitasi layak dan berkelanjutan. layak untuk 40% penduduk
berpendapatan terbawah pada
tahun 2019 menjadi 100%.
Persentase penduduk umur 0-17 tahun dengan kepemilikan Kepemilikan akte lahir untuk
akta kelahiran. penduduk 40% berpendapatan
terbawah pada tahun 2019
menjadi 77,4%.
Persentase rumah tangga miskin dan rentan yang sumber Meningkatnya akses
penerangan utamanya listrik baik dari PLN dan bukan PLN. penerangan untuk penduduk
40% berpendapatan terbawah
menjadi 100% pada tahun
2019.
Jumlah korban meninggal, hilang, dan terkena dampak (tidak ada dalam lampiran
bencana per 100.000 orang. Perpres 59/2017)
Jumlah kerugian ekonomi langsung akibat bencana. (tidak ada dalam lampiran
Perpres 59/2017)
Dokumen strategi pengurangan risiko bencana (PRB) tingkat (tidak ada dalam lampiran
nasional dan daerah. Perpres 59/2017)
Proporsi sumber daya yang dialokasikan oleh pemerintah (tidak ada dalam lampiran
secara langsung untuk program pemberantasan Perpres 59/2017)
kemiskinan.
Pengeluaran untuk layanan pokok (pendidikan, kesehatan (tidak ada dalam lampiran
dan perlindungan sosial) sebagai persentase dari total Perpres 59/2017)
belanja pemerintah.
Prevalensi Ketidakcukupan Konsumsi Pangan (Prevalence of (tidak ada dalam lampiran
Undernourishment). Perpres 59/2017)
Prevalensi penduduk dengan kerawanan pangan sedang (tidak ada dalam lampiran
atau berat, berdasarkan pada Skala Pengalaman Kerawanan Perpres 59/2017)
Pangan.
Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada anak (tidak ada dalam lampiran
di bawah lima tahun/balita. Perpres 59/2017)
Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada anak Menurunnya prevalensi
di bawah dua tahun/baduta. stunting (pendek dan sangat
pendek) pada anak di bawah
dua tahun/baduta pada tahun
2019 menjadi 28% (2013:
32,9%).
Prevalensi malnutrisi (berat badan/tinggi badan) anak pada (tidak ada dalam lampiran
usia kurang dari 5 tahun, berdasarkan tipe. Perpres 59/2017)
Prevalensi anemia pada ibu hamil. Menurunnya prevalensi
anemia pada ibu hamil pada
tahun 2019 menjadi 28%
(2013: 37,1%).
Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapatkan Persentase bayi usia kurang
ASI eksklusif. dari 6 bulan yang mendapat
ASI eksklusif menjadi 50%
pada tahun (2013: 38%).
Kualitas konsumsi pangan yang diindikasikan oleh skor Pola Meningkatnya kualitas
Pangan Harapan (PPH) mencapai; dan tingkat konsumsi konsumsi pangan yang
ikan. diindikasikan oleh skor Pola
Pangan Harapan (PPH)
mencapai 92,5 (2014: 81,8),
dan tingkat konsumsi ikan
menjadi 54,5 kg/kapita/tahun
pada tahun 2019 (2015: 40,9
kg/kapita/tahun).
Nilai Tambah Pertanian dibagi jumlah tenaga kerja di sektor (tidak ada dalam lampiran
pertanian (rupiah per tenaga kerja). Perpres 59/2017)
Jumlah varietas unggul tanaman dan hewan untuk pangan (tidak ada dalam lampiran Perpres
yang dilepas. 59/2017)
Proporsi hewan ternak dan sejenisnya, diklasifikasikan (tidak ada dalam lampiran Perpres
menurut tingkat risiko kepunahan: berisiko, tidak berisiko, 59/2017)
dan risiko yang tidak diketahui.
Angka Kematian Balita (AKBa) per 1000 kelahiran hidup. (tidak ada dalam lampiran
Perpres 59/2017)
Angka Kematian Neonatal (AKN) per 1000 kelahiran hidup. (tidak ada dalam lampiran
Perpres 59/2017)
Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 kelahiran hidup. Menurunnya angka kematian
bayi per 1000 kelahiran hidup
pada tahun 2019 menjadi 24
(2012-2013: 32).
Persentase kabupaten/kota yang mencapai 80% imunisasi Meningkatnya persentase
dasar lengkap pada bayi. kabupaten/ kota yang
mencapai 80% imunisasi dasar
lengkap pada bayi pada tahun
2019 menjadi 95% (2015:
71,2%).
Persentase kabupaten/kota yang melakukan deteksi dini (tidak ada dalam lampiran
untuk infeksi Hepatitis B. Perpres 59/2017)
Jumlah orang yang memerlukan intervensi terhadap (tidak ada dalam lampiran
penyakit tropis yang terabaikan (Filariasis dan Kusta). Perpres 59/2017)
Angka kematian (insidens rate) akibat bunuh diri. (tidak ada dalam lampiran
Perpres 59/2017)
Jumlah penyalahguna narkotika dan pengguna alkohol yang (tidak ada dalam lampiran
merugikan, yang mengakses layanan rehabilitasi medis. Perpres 59/2017)
Jumlah yang mengakses layanan pasca rehabilitasi. (tidak ada dalam lampiran Perpres
59/2017)
Konsumsi alkohol (liter per kapita) oleh penduduk umur ≥ (tidak ada dalam lampiran Perpres
15 tahun dalam satu tahun terakhir. 59/2017)
Angka kelahiran pada perempuan umur 15-19 tahun (Age Menurunnya angka kelahiran
Specific Fertility Rate/ASFR). pada remaja usia 15-19 tahun
(age specific fertility
rate/ASFR) pada tahun 2019
menjadi 38 (2012-2013: 48).
Persentase merokok pada penduduk umur ≥15 tahun. (tidak ada dalam lampiran
Perpres 59/2017)
Persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas. (tidak ada dalam lampiran Perpres
59/2017)
Rata-rata lama sekolah penduduk umur ≥15 tahun. Meningkatnya rata-rata lama
sekolah penduduk usia di atas
15 tahun pada tahun 2019
menjadi 8,8 tahun (2015: 8,25
tahun).
Angka Partisipasi Kasar (APK) Perguruan Tinggi (PT). Meningkatnya APK Perguruan
Tinggi (PT) pada tahun 2019
menjadi 36,73 % (2015: 29,9%).
Proporsi remaja dan dewasa dengan keterampilan teknologi (tidak ada dalam lampiran
informasi dan komunikasi (TIK). Perpres 59/2017)
Rasio Angka Partisipasi Murni (APM) perempuan/laki-laki di 4.1. Rasio Angka Partisipasi
(1) SD/MI/sederajat; (2) SMP/MTs/sederajat; (3) Murni (APM) perempuan/laki-
SMA/SMK/MA/sederajat; dan Rasio Angka Partisipasi Kasar laki di SD/MI/paket A yang
(APK) perempuan/laki-laki di (4) Perguruan Tinggi.
setara gender pada tahun
2019. 4.2 Rasio APM
perempuan/laki-laki di
SMP/MTs/ Paket B yang setara
gender pada tahun 2019. 4.3
Rasio APK perempuan/laki-laki
di SMA/SMK/MA yang setara
gender pada tahun 2019. 4.4
Rasio APK perempuan/laki-laki
pada PT dan PTA yang setara
gender pada tahun 2019.
Persentase angka melek aksara penduduk umur ≥15 tahun. Meningkatnya rata-rata angka
melek aksara penduduk usia di
atas 15 tahun pada tahun 2019
menjadi 96,1% (2015: 95,2%).
Proporsi sekolah dengan akses ke: (a) listrik (b) internet (tidak ada dalam lampiran
untuk tujuan pengajaran, (c) komputer untuk tujuan Perpres 59/2017)
pengajaran, (d) infrastruktur dan materi memadai bagi
siswa disabilitas, (e) air minum layak, (f) fasilitas sanitasi
dasar per jenis kelamin, (g) fasilitas cuci tangan (terdiri air,
sanitasi, dan higienis bagi semua (WASH).
Jumlah bantuan resmi Pemerintah Indonesia kepada (tidak ada dalam lampiran Perpres
mahasiswa asing penerima beasiswa kemitraan negara 59/2017)
berkembang.
Persentase guru TK, SD, SMP, SMA, SMK, dan PLB yang (tidak ada dalam lampiran
bersertifikat pendidik. Perpres 59/2017)
Proporsi perempuan dewasa dan anak perempuan (umur (tidak ada dalam lampiran
15-64 tahun) mengalami kekerasan (fisik, seksual, atau Perpres 59/2017)
emosional) oleh pasangan atau mantan pasangan dalam 12
bulan terakhir.
Proporsi perempuan umur 20-24 tahun yang berstatus (tidak ada dalam lampiran
kawin atau berstatus hidup bersama sebelum umur 15 Perpres 59/2017)
tahun dan sebelum umur 18 tahun.
Median usia kawin pertama perempuan pernah kawin Meningkatnya median usia
umur 25-49 tahun. kawin pertama perempuan
(pendewasaan usia kawin
pertama) pada tahun 2019
menjadi 21 tahun (2012: 20,1
tahun).
Angka kelahiran pada perempuan umur 15-19 tahun (Age Menurunnya ASFR 15-19 tahun
Specific Fertility Rate/ASFR). pada tahun 2019 menjadi 38
tahun (2012: 48 tahun).
Proporsi perempuan umur 15-49 tahun yang membuat (tidak ada dalam lampiran Perpres
keputusan sendiri terkait hubungan seksual, penggunaan 59/2017)
kontrasepsi, dan layanan kesehatan reproduksi.
Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap Meningkatnya akses terhadap
layanan sumber air minum layak. layanan air minum layak pada
tahun 2019 menjadi 100%
(2014: 70%).
Kapasitas prasarana air baku untuk melayani rumah tangga, Meningkatnya kapasitas
perkotaan dan industri, serta penyediaan air baku untuk prasarana air baku untuk
pulau-pulau. melayani rumah tangga,
perkotaan dan industri pada
tahun 2019 menjadi 118,6
m3/detik (2015: 51,44
m3/detik) dan penyediaan air
baku untuk 60 pulau.
Proporsi populasi yang memiliki akses layanan sumber air Meningkatnya akses terhadap
minum aman dan berkelanjutan. layanan air minum layak pada
tahun 2019 menjadi 100%
(2014: 70%).
Proporsi populasi yang memiliki fasilitas cuci tangan dengan (tidak ada dalam lampiran
sabun dan air. Perpres 59/2017)
Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap Meningkatnya akses terhadap
layanan sanitasi layak. sanitasi yang layak pada tahun
2019 menjadi 100% (2014:
60,9%).
Jumlah desa/kelurahan yang melaksanakan Sanitasi Total Meningkatnya jumlah
Berbasis Masyarakat (STBM). desa/kelurahan yang
melaksanakan Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat (STBM)
menjadi 45.000 pada tahun
2019 (2015: 25.000).
Jumlah desa/kelurahan yang Open Defecation Free (ODF)/ (tidak ada dalam lampiran
Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS). Perpres 59/2017)
Proporsi rumah tangga yang terlayani sistem pengelolaan (tidak ada dalam lampiran
air limbah terpusat. Perpres 59/2017)
Pengendalian dan penegakan hukum bagi penggunaan air Pengendalian dan penegakan
tanah. hukum bagi penggunaan air tanah
yang berlebihan yang diiringi
dengan percepatan penyediaan
dan pengelolaan air baku
kawasan perekonomian, dan
penerapan kebijakan pengenaan
tarif air industri yang kompetitif.
Jumlah stasiun hidrologi dan klimatologi yang dilakukan Updating dan revitalisasi stasiun
updating dan revitalisasi. hidrologi dan klimatologi di 8
Wilayah Sungai dan Pembentukan
jaringan informasi sumber daya
air di 8 Wilayah Sungai.
Jumlah jaringan informasi sumber daya air yang dibentuk. Pembentukan jaringan informasi
sumber daya air di 8 Wilayah
Sungai.
Jumlah Daerah Aliran Sungai (DAS) yang meningkat jumlah Meningkatnya jumlah Daerah
mata airnya dan jumlah DAS yang memiliki Memorandum Aliran Sungai (DAS) yang
of Understanding (MoU) lintas Negara. meningkat jumlah mata airnya
dan 19 DAS yang memiliki
Memorandum of Understanding
(MoU) lintas Negara pada tahun
2019.
Luas pengembangan hutan serta peningkatan hasil hutan Pemulihan kesehatan DAS melalui
bukan kayu (HHBK) untuk pemulihan kawasan DAS. pengembangan Hutan Tanaman
Rakyat (HTR), Hutan
Kemasyarakat (HKm), Hutan Desa
(HD), Hutan Adat dan Hutan
Rakyat (HR) serta peningkatan
Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK)
seluas 12,7 Juta Ha.
Jumlah wilayah sungai yang memiliki partisipasi masyarakat Peningkatan partisipasi
dalam pengelolaan daerah tangkapan sungai dan danau. masyarakat dalam pengelolaan
daerah tangkapan sungai dan
danau di 10 Wilayah Sungai
Jumlah DAS Prioritas yang meningkat jumlah mata airnya Perlindungan mata air dan
melalui konservasi sumber daya air di daerah hulu DAS Pemulihan kesehatan sungai di 5
serta sumur resapan. DAS Prioritas (DAS Ciliwung, DAS
Citarum, DAS Serayu, DAS
Bengawan Solo dan DAS Brantas)
dan 10 DAS prioritas lainnya
sampai dengan tahun 2019.
Jumlah DAS Prioritas yang dipulihkan kesehatannya melalui Perlindungan mata air dan
pembangunan embung, dam pengendali, dam penahan Pemulihan kesehatan sungai di 5
skala kecil dan menengah. DAS Prioritas (DAS Ciliwung, DAS
Citarum, DAS Serayu, DAS
Bengawan Solo dan DAS Brantas)
dan 10 DAS prioritas lainnya
sampai dengan tahun 2019.
Jumlah danau yang ditingkatkan kualitas airnya. Meningkatnya kualitas air pada 15
danau pada tahun 2019.
Jumlah danau yang pendangkalannya kurang dari 1%. Meningkatnya 15 danau yang
pendangkalannya kurang dari 1%
pada tahun 2019.
Luas lahan kritis dalam Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Mengurangi luasan lahan kritis
yang direhabilitasi. melalui rehabilitasi di dalam KPH
seluas 5,5 juta hektar pada tahun
2019.
Jumlah Daerah Aliran Sungai (DAS) prioritas yang dilindungi Perlindungan mata air dan
mata airnya dan dipulihkan kesehatannya. Pemulihan kesehatan sungai di 5
DAS Prioritas (DAS Ciliwung, DAS
Citarum, DAS Serayu, DAS
Bengawan Solo dan DAS Brantas)
dan 10 DAS prioritas lainnya
sampai dengan tahun 2019.
Rasio penggunaan gas rumah tangga. (tidak ada dalam lampiran Perpres
59/2017)
Laju pertumbuhan PDB per tenaga kerja/Tingkat Pertumbuhan PDB riil per
pertumbuhan PDB riil per orang bekerja per tahun. orang yang bekerja meningkat
hingga tahun 2019.
Proporsi lapangan kerja informal sektor non-pertanian, (tidak ada dalam lampiran
berdasarkan jenis kelamin. Perpres 59/2017)
Persentase tenaga kerja formal. Persentase tenaga kerja formal
mencapai 51% pada tahun
2019 (2015: 42,2%).
Persentase tenaga kerja informal sektor pertanian. (tidak ada dalam lampiran Perpres
59/2017)
Persentase akses UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Akses Layanan Keuangan
Menengah) ke layanan keuangan. formal Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM) 25% pada
tahun 2019 (2014: 17,8%).
Tingkat pengangguran terbuka berdasarkan jenis kelamin (tidak ada dalam lampiran Perpres
dan kelompok umur. 59/2017)
Persentase usia muda (15-24 tahun) yang sedang tidak Meningkatnya keterampilan
sekolah, bekerja atau mengikuti pelatihan (NEET). pekerja rentan agar dapat
memasuki pasar tenaga kerja.
Jumlah perusahaan yang menerapkan norma K3. Terciptanya lingkungan kerja yang
aman dan sehat.
Jumlah pekerja pada industri pariwisata dalam proporsi (tidak ada dalam lampiran
terhadap total pekerja. Perpres 59/2017)
Jumlah kantor bank dan ATM per 100.000 penduduk (tidak ada dalam lampiran Perpres
dewasa 59/2017)
Rata-rata jarak lembaga keuangan (Bank Umum). Meningkatnya perluasan akses
permodalan dan layanan
keuangan melalui penguatan
layanan keuangan hingga
tahun 2019.
Proporsi nilai tambah sektor industri manufaktur terhadap (tidak ada dalam lampiran
PDB dan per kapita. Perpres 59/2017)
Proporsi tenaga kerja pada sektor industri manufaktur. (tidak ada dalam lampiran
Perpres 59/2017)
Proporsi nilai tambah industri kecil terhadap total nilai (tidak ada dalam lampiran
tambah industri. Perpres 59/2017)
Proporsi industri kecil dengan pinjaman atau kredit. (tidak ada dalam lampiran Perpres
59/2017)
Rasio Emisi CO2/Emisi Gas Rumah Kaca dengan nilai (tidak ada dalam lampiran Perpres
tambah sektor industri manufaktur. 59/2017)
Persentase Perubahan Emisi CO2/Emisi Gas Rumah Kaca. Berkurangnya emisi CO2
mendekati 26% pada tahun 2019.
Proporsi anggaran riset pemerintah terhadap PDB. (tidak ada dalam lampiran Perpres
59/2017)
Proporsi penduduk yang terlayani mobile broadband. (tidak ada dalam lampiran
Perpres 59/2017)
Persentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan Tingkat kemiskinan pada tahun
nasional, menurut jenis kelamin dan kelompok umur. 2019 menjadi 7-8% dari jumlah
penduduk (2015:11,13%).
Proporsi penduduk yang hidup di bawah 50 persen dari (tidak ada dalam lampiran
median pendapatan, menurut jenis kelamin dan Perpres 59/2017)
penyandang difabilitas.
Jumlah penanganan pengaduan pelanggaran Hak Asasi (tidak ada dalam lampiran Perpres
Manusia (HAM). 59/2017)
Jumlah penanganan pengaduan pelanggaran Hak Asasi (tidak ada dalam lampiran Perpres
Manusia (HAM) perempuan terutama kekerasan terhadap 59/2017)
perempuan.
Jumlah kebijakan yang diskriminatif dalam 12 bulan lalu (tidak ada dalam lampiran
berdasarkan pelarangan diskriminasi menurut hukum HAM Perpres 59/2017)
Internasional.
Persentase rencana anggaran untuk belanja fungsi (tidak ada dalam lampiran Perpres
perlindungan sosial pemerintah pusat. 59/2017)
Proporsi peserta Program Jaminan Sosial Bidang Meningkatnya kepesertaan
Ketenagakerjaan. Sistem Jaminan Sosial
Nasional bidang
ketenagakerjaan untuk tenaga
kerja formal pada tahun 2019
menjadi 62,4 juta dan tenaga
kerja informal pada tahun 2019
menjadi 3,5 juta (2014: Formal
29,5 juta; Informal 1,3 juta).
Jumlah kota sedang dan kota baru yang terpenuhi SPP. Terwujudnya pemenuhan standar
pelayanan perkotaan kota yang
aman, nyaman dan layak huni
pada aspek permukiman paling
sedikit di 20 Kota Sedang dan 10
Kota Baru hingga tahun 2019.
Jumlah kota sedang di luar Jawa yang diarahkan sebagai Optimalisasi sedikitnya 20 kota
pengendali (buffer) arus urbanisasi dan sebagai pusat sedang di luar Jawa yang
pertumbuhan utama. diarahkan sebagai pengendali
(buffer) arus urbanisasi dan
sebagai pusat pertumbuhan
utama yang mendorong
keterkaitan kota dan desa.
Rata-rata institusi yang berperan secara aktif dalam Forum Meningkatnya peran swasta,
Dialog Perencanaan Pembangunan Kota Berkelanjutan. organisasi masyarakat dan
organisasi profesi secara aktif,
dalam Forum Dialog Perencanaan
dan Pembangunan Kota
Berkelanjutan.
Jumlah korban meninggal, hilang dan terkena dampak (tidak ada dalam lampiran
bencana per 100.000 orang. Perpres 59/2017)
Jumlah kerugian ekonomi langsung akibat bencana. (tidak ada dalam lampiran
Perpres 59/2017)
Jumlah kota hijau yang mengembangkan dan menerapkan Terwujudnya kota hijau yang
green waste di kawasan perkotaan metropolitan. berketahanan iklim dan bencana
melalui pengembangan dan
penerapan green water, green
waste (pengelolaan sampah dan
limbah melalui reduce-reuse-
recycle), green transportation
khususnya di 7 kawasan
perkotaan metropolitan, hingga
tahun 2019.
Jumlah kota hijau yang menyediakan ruang terbuka hijau di Terwujudnya kota hijau yang
kawasan perkotaan metropolitan dan kota sedang. berketahanan iklim, melalui
penyediaan ruang terbuka hijau,
paling sedikit di 12 kawasan
perkotaan metropolitan dan 20
kota sedang, hingga tahun 2019.
Proporsi korban kekerasan dalam 12 bulan terakhir yang (tidak ada dalam lampiran
melaporkan kepada polisi. Perpres 59/2017)
Jumlah peserta Proper yang mencapai minimal ranking (tidak ada dalam lampiran Perpres
Biru. 59/2017)
Jumlah fasilitas publik yang menerapkan Standar Pelayanan (tidak ada dalam lampiran
Masyarakat (SPM) dan teregister. Perpres 59/2017)
Dokumen strategi pengurangan risiko bencana (PRB) tingkat Menurunnya Indeks Risiko
nasional dan daerah. Bencana
melalui strategi pengurangan
risiko bencana tingkat nasional
dan daerah hingga tahun 2019.
Jumlah korban meninggal, hilang dan terkena dampak (tidak ada dalam lampiran
bencana per 100.000 orang. Perpres 59/2017)
Dokumen Biennial Update Report (BUR) Indonesia. Terwujudnya penyelenggaraan
inventarisasi Gas Rumah Kaca
(GRK), serta monitoring,
pelaporan dan verifikasi Emisi
GRK yang dilaporkan dalam
dokumen Biennial Update
Report (BUR) ke-3 hingga
tahun 2019 (2015: dokumen
BUR ke-1).
Ketersediaan kerangka hukum/ regulasi/ kebijakan/ (tidak ada dalam lampiran Perpres
kelembagaan yang mengakui dan melindungi hak akses 59/2017)
untuk perikanan skala kecil.
Jumlah provinsi dengan peningkatan akses pendanaan (tidak ada dalam lampiran Perpres
usaha nelayan. 59/2017)
Jumlah kawasan konservasi yang memperoleh nilai indeks (tidak ada dalam lampiran Perpres
METT minimal 70%. 59/2017)
Jumlah Kesatuan Pengelolaan Hutan. (tidak ada dalam lampiran Perpres
59/2017)
Proporsi luas lahan kritis yang direhabilitasi terhadap luas Berkurangnya luasan lahan
lahan keseluruhan. kritis melalui rehabilitasi seluas
5,5 juta hektar di dalam
Kesatuan Pemangkuan Hutan
(KPH) dan Daerah Aliran
Sungai (DAS) Prioritas hingga
tahun 2019 (2015: 1,25 juta
hektar).
Tersedianya kerangka legislasi, administrasi dan kebijakan (tidak ada dalam lampiran Perpres
untuk memastikan pembagian keuntungan yang adil dan 59/2017)
merata.
Rumusan kebijakan dan rekomendasi karantina hewan dan Meningkatnya sistem karantina
tumbuhan, serta keamanan hayati hewani dan nabati. dan keamanan hayati melalui
pelaksanaan tiga kebijakan terkait
pada tahun 2019 (2015: 3).
Jumlah kasus kejahatan pembunuhan pada satu tahun (tidak ada dalam lampiran
terakhir. Perpres 59/2017)
Kematian disebabkan konflik per 100.000 penduduk. (tidak ada dalam lampiran
Perpres 59/2017)
Proporsi penduduk yang menjadi korban kejahatan (tidak ada dalam lampiran
kekerasan dalam 12 bulan terakhir. Perpres 59/2017)
Proporsi rumah tangga yang memiliki anak umur 1-17 (tidak ada dalam lampiran
tahun yang mengalami hukuman fisik dan/atau agresi Perpres 59/2017)
psikologis dari pengasuh dalam setahun terakhir.
Prevalensi kekerasan terhadap anak laki-laki dan anak Menurunnya prevalensi
perempuan. kekerasan
terhadap anak pada tahun
2019 (2013: 38,62% untuk
anak laki-laki dan 20,48%
untuk anak perempuan).
Proporsi perempuan dan laki-laki muda umur 18-24 tahun (tidak ada dalam lampiran
yang mengalami kekerasan seksual sebelum umur 18 Perpres 59/2017)
tahun.
Proporsi korban kekerasan dalam 12 bulan terakhir yang (tidak ada dalam lampiran
melaporkan kepada polisi. Perpres 59/2017)
Jumlah orang atau kelompok masyarakat miskin yang Jumlah orang atau kelompok
memperoleh bantuan hukum litigasi dan non litigasi. masyarakat miskin yang
memperoleh bantuan hukum
litigasi sebanyak 3.021 orang
dan non litigasi sebanyak
3.645 orang pada tahun 2019.
Jumlah pelayanan peradilan bagi masyarakat miskin melalui Jumlah pelayanan peradilan bagi
sidang di luar gedung pengadilan; pembebasan biaya masyarakat miskin melalui sidang
perkara; dan Pos Layanan Hukum. di luar gedung pengadilan pada
tahun 2019: 55.665 perkara;
pembebasan biaya perkara pada
tahun 2019: 3.200 perkara; dan
Pos Layanan Hukum pada tahun
2019: 96.500 perkara.
Proporsi tahanan yang melebihi masa penahanan terhadap (tidak ada dalam lampiran Perpres
seluruh jumlah tahanan. 59/2017)
Proporsi pengeluaran utama pemerintah terhadap (tidak ada dalam lampiran Perpres
anggaran yang disetujui. 59/2017)
Tersedianya Badan Publik yang menjalankan kewajiban Terukurnya Badan Publik dalam
sebagaimana diatur dalam UU No. 14 Tahun 2008 tentang menjalankan kewajiban
Keterbukaan Informasi Publik. sebagaimana diatur dalam UU No.
14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik,
yang ditunjukkan dengan
meningkat-nya indikator
kewajiban mengumum-kan
informasi publik, menyediakan
informasi publik, mengelola dan
mendokumentasikan informasi
publik, serta informasi publik.
Jumlah kebijakan yang diskriminatif dalam 12 bulan lalu (tidak ada dalam lampiran
berdasarkan pelarangan diskriminasi menurut hukum HAM Perpres 59/2017)
Internasional.
Total pendapatan pemerintah sebagai proporsi terhadap (tidak ada dalam lampiran
PDB menurut sumbernya. Perpres 59/2017)
Proporsi anggaran domestik yang didanai oleh pajak (tidak ada dalam lampiran
domestik. Perpres 59/2017)
Proporsi volume remitansi TKI (dalam US dollars) terhadap (tidak ada dalam lampiran Perpres
PDB. 59/2017)
Proporsi pembayaran utang dan bunga (Debt Service) (tidak ada dalam lampiran Perpres
terhadap ekspor barang dan jasa. 59/2017)
Jumlah kegiatan saling berbagi pengetahuan dalam Meningkatnya pelaksanaan
kerangka Kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular kerjasama pembangunan Selatan-
Selatan dan Triangular.
Persentase jaringan tulang punggung serat optik nasional Tersedianya jaringan tulang
yang menghubungkan Ibukota Kabupaten/Kota (IKK). punggung serat optik nasional
yang menghubungkan seluruh
pulau besar dan kabupaten/kota
yang menjangkau 100%
kabupaten/kota pada tahun 2019
(2015: 82% kabupaten/kota).
Tingkat penetrasi akses tetap pitalebar (fixed broadband) di Meningkatnya penetrasi akses
Perkotaan dan di Perdesaan. tetap pita lebar (fixed
broadband) pada tahun 2019
di: - Perkotaan (20 Mbps)
menjangkau 71% rumah
tangga (2015: 38%) dan 30%
populasi (2015: 16%). -
Perdesaan (10 Mbps)
menjangkau 49% rumah
tangga (2015: 26%) dan 6%
populasi (2015: 3%).
Jumlah indikasi pendanaan untuk pembangunan kapasitas (tidak ada dalam lampiran Perpres
dalam kerangka KSST Indonesia. 59/2017)
Rata-rata tarif terbobot di negara mitra Free Trade Menurunnya rata-rata tarif
Agreement (FTA) (6 negara). terbobot di negara Free Trade
Agreement (FTA) mitra (6 negara)
menjadi 6,78 pada tahun 2019
(2015: 9,05).
Jumlah proyek yang ditawarkan untuk dilaksanakan dengan Tersedianya alternatif pembiayaan
skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). untuk pembangunan melalui
skema Kerjasama Pemerintah
Swasta (KPS)/Kerjasama
Pemerintah dengan Badan Usaha
Dalam Penyediaan Infrastruktur
(KPBU).
Jumlah alokasi pemerintah untuk penyiapan proyek, Tersedianya alokasi dana APBN
transaksi proyek, dan dukungan pemerintah dalam untuk penyiapan, transaksi dan
Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). dukungan Pemerintah bagi proyek
KPS/KPBU.
Persentase konsumen Badan Pusat Statistik (BPS) yang (tidak ada dalam lampiran Perpres
merasa puas dengan kualitas data statistik. 59/2017)
Persentase konsumen yang menjadikan data dan informasi (tidak ada dalam lampiran Perpres
statistik BPS sebagai rujukan utama. 59/2017)
Jumlah metadata kegiatan statistik dasar, sektoral, dan (tidak ada dalam lampiran Perpres
khusus yang terdapat dalam Sistem Informasi Rujukan 59/2017)
Statistik (SIRuSa).
Persentase indikator SDGs terpilah yang relevan dengan (tidak ada dalam lampiran Perpres
target. 59/2017)
Jumlah negara yang memiliki undang-undang statistik (tidak ada dalam lampiran Perpres
nasional yang tunduk pada Prinsip-prinsip fundamental 59/2017)
Statistik Resmi.
Review Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang (tidak ada dalam lampiran Perpres
Statistik. 59/2017)
Tersusunnya National Strategy for Development of Statistics (tidak ada dalam lampiran Perpres
(NSDS). 59/2017)
Jumlah pejabat fungsional statistisi dan pranata komputer (tidak ada dalam lampiran Perpres
pada Kementerian/Lembaga. 59/2017)
Persentase Kementerian/Lembaga yang sudah memiliki (tidak ada dalam lampiran Perpres
pejabat fungsional statistisi dan/atau pranata komputer. 59/2017)
Persentase terpenuhinya kebutuhan pejabat fungsional (tidak ada dalam lampiran Perpres
statistisi dan pranata komputer Kementerian/Lembaga. 59/2017)
Terlaksananya Sensus Penduduk dan Perumahan pada (tidak ada dalam lampiran Perpres
tahun 2020. 59/2017)
Tersedianya data registrasi terkait kelahiran dan kematian (tidak ada dalam lampiran
(Vital Statistics Register) Perpres 59/2017)
Jumlah pengunjung eksternal yang mengakses data dan (tidak ada dalam lampiran
informasi statistik melalui website. Perpres 59/2017)
Persentase konsumen yang puas terhadap akses data (tidak ada dalam lampiran
Badan Pusat Statistik (BPS). Perpres 59/2017)
Persentase konsumen yang menggunakan data Badan Pusat (tidak ada dalam lampiran Perpres
Statistik (BPS) dalam perencanaan dan evaluasi 59/2017)
pembangunan nasional.
TARGET (PERPRES 59/2017) - KEWENANGAN NO.
INDIKATOR INDIKATOR RPJMD SPM
ringkasan PUSAT RPJMD
Menurun menjadi 7-8% Pusat A.1.AKM.7 Persentase penduduk
diatas garis kemiskinan
Menurun Pusat
Meningkat Pusat
Meningkat Pusat
Meningkat Pusat
Menurun Pusat
Meningkat Pusat
Menurun Pusat
Menurun Pusat
Meningkat Pusat
Meningkat Pusat
Menurun Pusat
Menurun Pusat
Menurun Pusat
Meningkat menjadi 8,8 tahun Pusat A.1.AKM.12 Angka rata-rata lama PENDIDIK
sekolah AN
Meningkat Pusat
Meningkat Pusat PENDIDIK
AN
Menurun Pusat
Meningkat Pusat
Meningkat Pusat
Meningkat Pusat
Meningkat Pusat
Meningkat Pusat
ada Pusat
ada Pusat
ada Pusat
8 WS Pusat
8 WS Pusat
19 DAS Pusat
ada Pusat
Meningkat Pusat
10-16% Pusat
Meningkat Pusat
51% Pusat
Meningkat Pusat
25% Pusat
Meningkat Pusat
Menurun Pusat
Meningkat Pusat
Ada Pusat A.2.UWND.1.4 Keselamatan dan
perlindungan
Meningkat Pusat
Meningkat Pusat
Menurun (mendekat) Pusat
Meningkat Pusat
Meningkat Pusat
Meningkat Pusat
Meningkat Pusat
Meningkat Pusat
Menurun Pusat
Menurun menjadi mendekati Pusat
26%
Meningkat Pusat
Menurun Pusat
Meningkat Pusat
ada Pusat
Meningkat Pusat
Meningkat menjadi: TK Pusat A.2.UWND.1.5 Besaran pekerja/buruh
formal 62,4 juta; TK informal yang menjadi peserta
3,5 juta program Jamsostek
Meningkat Pusat
Meningkat Pusat
Meningkat Pusat
Ada Pusat
ada Pusat
Menurun Pusat
Meningkat/ada Pusat
ada Pusat
Meningkat Pusat
Meningkat menjadi 150 juta ton Pusat A.2.UWD.5.11 Jumlah limbah B3 yang
(skala nasional) dikelola
Meningkat Pusat
Meningkat Pusat
ada Pusat
11 WPP Pusat
Meningkat menjadi 6.982.560 Pusat A.2.UP.8.5 Proporsi tangkapan
ton (skala nasional) ikan yang berada
dalam batasan biologis
yang aman
ada Pusat
Meningkat Pusat
ada Pusat
Meningkat Pusat
Meningkat Pusat
ada Pusat
Meningkat 5% Pusat
Meningkat Pusat
3 kebijakan Pusat
Meningkat Pusat
Meningkat 5% Pusat
Menurun Pusat
Menurun Pusat
Menurun Pusat
Meningkat Pusat
Menurun Pusat
Meningkat Pusat
Ada Pusat
ada Pusat
85% Pusat
Meningkat Pusat
ada Pusat
ada Pusat
Meningkat Pusat
Meningkat Pusat
Meningkat Pusat
Meningkat Pusat
100% Pusat
Meningkat Pusat
ada Pusat
ada Pusat
ada Pusat
Meningkat Pusat
Meningkat Pusat
Meningkat Pusat
Meningkat Pusat
Meningkat Pusat
ada Pusat
ada Pusat
Meningkat Pusat
Meningkat Pusat
Meningkat Pusat
terlaksana Pusat
ada Pusat
Meningkat Pusat
Meningkat Pusat
Meningkat Pusat
308
Kekhususan Referensi Indikator yang
JENIS URUSAN Indikator sama/identik
sosial
kesehatan 3.8.2.(a)
sosial 10.4.1.(b)
sosial
sosial
kesehatan
3.1.2.(a)
kesehatan
kesehatan 3.7.1.(a)
6.2.1.(b)
perumahan rakyat
& kawasan
permukiman
pendidikan 4.5.1*
pendidikan 4.5.1*
pendidikan 4.5.1*
administrasi 16.9.1.(b)
kependudukan &
catatan sipil
ketenteraman,
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat
sosial
sosial
sosial
ketenteraman, khusus untuk Buku III
ketertiban umum, 120 RPJMN
& perlindungan kabupaten/kot 2015-2019
masyarakat a yang
menjadi pusat
pertumbuhan
beresiko tinggi
ketenteraman, 11.5.2.(a)
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat
ketenteraman, 11.b.1*
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat
sosial
sosial
pangan 2.1.1.(a)
kesehatan
pangan
pangan 2.1.1.*
kesehatan
kesehatan
kesehatan
kesehatan
kesehatan
pangan
tenaga kerja
pangan
pangan
kesehatan
kesehatan
kesehatan
1.4.1.(a)
kesehatan
kesehatan
kesehatan
kesehatan
kesehatan
kesehatan
kesehatan
kesehatan
kesehatan
kesehatan
kesehatan
kesehatan
kesehatan
kesehatan
kesehatan
kesehatan
kesehatan
kesehatan
kesehatan
sosial
sosial
kesehatan
kesehatan
kesehatan
kesehatan 1.4.1.(c)
kesehatan
kesehatan
kesehatan
kesehatan
kesehatan
kesehatan 1.3.1.(a)
kesehatan
kesehatan
kesehatan
kesehatan
pendidikan
pendidikan
pendidikan
pendidikan
pendidikan
pendidikan 4.3.1.(a)
pendidikan
pendidikan 4.1.1.(f)
pendidikan 4.5.1*
tenaga kerja
pendidikan 1.4.1.(g/h/i)
pendidikan 4.6.1.(b)
pendidikan 4.6.1.(a)
pendidikan
pendidikan
pendidikan
pemberdayaan
perempuan &
perlindungan anak
pemberdayaan
perempuan &
perlindungan anak
pemberdayaan
perempuan &
perlindungan anak
pemberdayaan
perempuan &
perlindungan anak
pemberdayaan
perempuan &
perlindungan anak
pemberdayaan
perempuan &
perlindungan anak
pemberdayaan
perempuan &
perlindungan anak
pemberdayaan
perempuan &
perlindungan anak
pendidikan 4.1.1.(f)
pemberdayaan
perempuan &
perlindungan anak 16.7.1.(a)
pemberdayaan
perempuan &
perlindungan anak
pemberdayaan
perempuan &
perlindungan anak
kesehatan
kesehatan
pemberdayaan
perempuan &
perlindungan anak
lingkungan hidup
lingkungan hidup
lingkungan hidup Khusus untuk SK.
daerah yang 328/Menhu
berada di t-II/2009
dalam wilayah TENTANG
108 DAS PENETAPAN
Prioritas DAERAH
ALIRAN
SUNGAI
(DAS)
PRIORITAS
DALAM
RANGKA
RENCANA
PEMBANGU
NAN
JANGKA
MENENGAH
(RPJM)
TAHUN
2010-2014
lingkungan hidup
lingkungan hidup
lingkungan hidup
kehutanan
pekerjaan umum &
penataan ruang
lingkungan hidup
lingkungan hidup
lingkungan hidup
6.6.1.(e)
lingkungan hidup Khusus untuk 6.3.2.(a)
daerah yang
terdapat salah
satu dari 15
danau
prioritas
kehutanan
kehutanan 6.5.1.(i)
statistik
statistik
tenaga kerja
tenaga kerja
tenaga kerja
tenaga kerja
koperasi, usaha
kecil, & menengah
tenaga kerja
tenaga kerja
tenaga kerja
tenaga kerja
tenaga kerja
pariwisata
pariwisata
pariwisata
pariwisata
tenaga kerja
penanaman modal
penanaman modal
koperasi, usaha
kecil, & menengah
perhubungan
perhubungan
perhubungan
perhubungan
perhubungan
perhubungan Khusus daerah
yang terdapat
24 pelabuhan
tol laut
perindustrian
perindustrian
tenaga kerja
perindustrian
perindustrian
lingkungan hidup
lingkungan hidup
pendidikan
komunikasi &
informatika
17.6.2.(c)
sosial
sosial
sosial
sosial 16.7.2.(b)
ketenteraman,
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat 16.10.1.(a)
pemberdayaan
perempuan &
perlindungan anak
16.10.1.(b)
ketenteraman,
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat 16.b.1.(a)
sosial
sosial 1.3.1.(b)
tenaga kerja
tenaga kerja
perhubungan
perhubungan Khusus kota besar
ketenteraman,
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat
13.1.2*
ketenteraman,
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat
ketenteraman,
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat
ketenteraman,
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat
ketenteraman, 1.5.2.(a)
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat
lingkungan hidup
16.3.1.(a)
lingkungan hidup
lingkungan hidup
lingkungan hidup
lingkungan hidup
lingkungan hidup
lingkungan hidup
lingkungan hidup
ketenteraman, 11.b.2*
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat
ketenteraman, 11.5.1*
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat
lingkungan hidup
lingkungan hidup
kelautan &
perikanan
kelautan &
perikanan
kelautan &
perikanan
kelautan &
perikanan
kelautan &
perikanan
kelautan &
perikanan
kelautan &
perikanan
kehutanan
kehutanan
kehutanan
kehutanan
kehutanan
lingkungan hidup
lingkungan hidup
lingkungan hidup
lingkungan hidup
15.c.1.(a)
lingkungan hidup
lingkungan hidup
lingkungan hidup
ketenteraman,
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat
ketenteraman,
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat
ketenteraman,
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat
ketenteraman,
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat
pemberdayaan
perempuan &
perlindungan anak
pemberdayaan
perempuan &
perlindungan anak
pemberdayaan
perempuan &
perlindungan anak
pemberdayaan 11.7.2.(a)
perempuan &
perlindungan anak
ketenteraman,
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat
ketenteraman,
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat
ketenteraman,
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat
statistik
Keuangan
Keuangan
Keuangan
Keuangan
Keuangan
Balitbang Daerah
pemberdayaan 5.5.1*
perempuan &
perlindungan anak
pemberdayaan
perempuan &
perlindungan anak
statistik
statistik 10.3.1.(a)
statistik
ketenteraman, 10.3.1.(b)
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat
pemberdayaan 10.3.1.(c)
perempuan &
perlindungan anak
komunikasi &
informatika
komunikasi &
informatika
yustisi
komunikasi &
informatika
ketenteraman,
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat
ketenteraman, 10.3.1.(d)
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat
Keuangan
Keuangan
Keuangan
tenaga kerja
Keuangan
Hubungan Luar
Negeri
komunikasi &
informatika
komunikasi &
informatika
9.c.1*
komunikasi &
informatika
9.c.1.(b)
komunikasi & Khusus 122 Perpres 131/2015
informatika Kabupaten 3T
(tertinggal,
terdepan,
terluar)
Keuangan
perdagangan
Keuangan
Keuangan
statistik
statistik
statistik
Perencanaan
statistik
statistik
statistik
tenaga kerja
tenaga kerja
tenaga kerja
statistik
statistik
statistik
statistik
statistik
NO. TPB TUJUAN TPB PILAR NO. TARGET
1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.2
Segala Bentuk Dimanapun
Pada tahun 2030, mengakhiri kematian bayi baru lahir dan 3.2.1*
balita yang dapat dicegah, dengan seluruh negara berusaha
menurunkan Angka Kematian Neonatal setidaknya hingga 12
per 1000 KH (Kelahiran Hidup) dan Angka Kematian Balita 25
per 1000.
Pada tahun 2030, mengakhiri kematian bayi baru lahir dan 3.2.2*
balita yang dapat dicegah, dengan seluruh negara berusaha
menurunkan Angka Kematian Neonatal setidaknya hingga 12
per 1000 KH (Kelahiran Hidup) dan Angka Kematian Balita 25
per 1000.
Pada tahun 2030, mengakhiri kematian bayi baru lahir dan 3.2.2.(a)
balita yang dapat dicegah, dengan seluruh negara berusaha
menurunkan Angka Kematian Neonatal setidaknya hingga 12
per 1000 KH (Kelahiran Hidup) dan Angka Kematian Balita 25
per 1000.
Pada tahun 2030, mengakhiri kematian bayi baru lahir dan 3.2.2.(b)
balita yang dapat dicegah, dengan seluruh negara berusaha
menurunkan Angka Kematian Neonatal setidaknya hingga 12
per 1000 KH (Kelahiran Hidup) dan Angka Kematian Balita 25
per 1000.
Pada tahun 2030, mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, 3.3.1.(a)
malaria, dan penyakit tropis yang terabaikan, dan memerangi
hepatitis, penyakit bersumber air, serta penyakit menular
lainnya.
Pada tahun 2030, menjamin akses yang sama bagi semua 4.3.1.(a)
perempuan dan laki-laki, terhadap pendidikan teknik,
kejuruan dan pendidikan tinggi, termasuk universitas, yang
terjangkau dan berkualitas.
Proporsi peserta Program Jaminan Sosial Meningkatnya Meningkat menjadi 62,4 juta
Bidang Ketenagakerjaan. Kepesertaan Program pekerja formal; 3,5 juta pekerja
Sistem Jaminan Sosial informal
Nasional (SJSN)
Bidang
Ketenagakerjaan pada
tahun 2019 menjadi
62,4 juta pekerja
formal dan 3,5 juta
pekerja informal
(2014: Formal 29,5
juta; Informal 1,3 juta).
Persentase anak umur 12-23 bulan yang Meningkatnya Meningkat menjadi 63%.
menerima imunisasi dasar lengkap. cakupan imunisasi
dasar lengkap pada
anak usia 12-23 bulan
untuk 40% penduduk
berpendapatan
terbawah pada tahun
2019 menjadi 63%.
Persentase rumah tangga yang memiliki akses Meningkatnya akses Meningkat menjadi 100%
terhadap layanan sumber air minum layak air minum layak untuk
dan berkelanjutan. 40% penduduk
berpendapatan
terbawah pada tahun
2019 menjadi 100%.
Persentase rumah tangga yang memiliki akses Meningkatnya akses Meningkat menjadi 100%
terhadap layanan sanitasi layak dan sanitasi layak untuk
berkelanjutan. 40% penduduk
berpendapatan
terbawah pada tahun
2019 menjadi 100%.
Persentase rumah tangga kumuh perkotaan. Meningkatnya jumlah Meningkat menjadi 18,6 juta
rumah tangga
berpendapatan rendah
yang dapat
mengakses hunian
layak pada tahun 2019
menjadi 18,6 juta
untuk 40% penduduk
berpendapatan
terbawah.
Persentase penduduk umur 0-17 tahun Kepemilikan akte lahir Meningkat menjadi 77,4%.
dengan kepemilikan akta kelahiran. untuk penduduk 40%
berpendapatan
terbawah pada tahun
2019 menjadi 77,4%.
Persentase rumah tangga miskin dan rentan Meningkatnya akses Meningkat menjadi 100%
yang sumber penerangan utamanya listrik penerangan untuk
baik dari PLN dan bukan PLN. penduduk 40%
berpendapatan
terbawah menjadi
100% pada tahun
2019.
Jumlah korban meninggal, hilang, dan (tidak ada dalam Menurun
terkena dampak bencana per 100.000 orang. lampiran Perpres
59/2017)
Jumlah lokasi penguatan pengurangan risiko Meningkatnya jumlah Meningkat menjadi 39 daerah
bencana daerah. lokasi penguatan
pengurangan risiko
bencana daerah pada
tahun 2019 menjadi
39 daerah (2015: 35
daerah).
Jumlah daerah bencana alam/bencana sosial Meningkatnya jumlah Meningkat menjadi 450
yang mendapat pendidikan layanan khusus. daerah bencana
(SMAB=Sekolah/ Madrasah Aman Bencana) alam/bencana sosial
yang mendapat
pendidikan layanan
khusus pada tahun
2019 menjadi 450
(2015: 100).
Indeks risiko bencana pada pusat-pusat Menurunnya indeks Menurun menjadi 118,6
pertumbuhan yang berisiko tinggi. risiko bencana pada
pusat-pusat
pertumbuhan yang
berisiko tinggi dari 58
menjadi 118,6 di 133
Kabupaten/Kota
(2014:169,4).
Jumlah kerugian ekonomi langsung akibat (tidak ada dalam Menurun
bencana. lampiran Perpres
59/2017)
Proporsi sumber daya yang dialokasikan oleh (tidak ada dalam Meningkat
pemerintah secara langsung untuk program lampiran Perpres
pemberantasan kemiskinan. 59/2017)
Proporsi penduduk dengan asupan kalori Menurunnya proporsi Menurun menjadi 8,5 %
minimum di bawah 1400 kkal/kapita/hari. penduduk dengan
asupan kalori
minimum di bawah
1400 kkal/kapita/hari
pada tahun 2019
menjadi 8,5 % (2015:
17,4%).
Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang Persentase bayi usia Meningkat menjadi 50%
mendapatkan ASI eksklusif. kurang dari 6 bulan
yang mendapat ASI
eksklusif menjadi 50%
pada tahun (2013:
38%).
Kualitas konsumsi pangan yang diindikasikan Meningkatnya kualitas Meningkat menjadi: skor PPH
oleh skor Pola Pangan Harapan (PPH) konsumsi pangan 92,5; tingkat konsumsi ikan 54,5
mencapai; dan tingkat konsumsi ikan. yang diindikasikan kg/kapita/tahun
oleh skor Pola Pangan
Harapan (PPH)
mencapai 92,5 (2014:
81,8), dan tingkat
konsumsi ikan menjadi
54,5 kg/kapita/tahun
pada tahun 2019
(2015: 40,9
kg/kapita/tahun).
Nilai Tambah Pertanian dibagi jumlah tenaga (tidak ada dalam Meningkat
kerja di sektor pertanian (rupiah per tenaga lampiran Perpres
kerja). 59/2017)
Angka Kematian Balita (AKBa) per 1000 (tidak ada dalam Menurun
kelahiran hidup. lampiran Perpres
59/2017)
Angka Kematian Neonatal (AKN) per 1000 (tidak ada dalam Menurun
kelahiran hidup. lampiran Perpres
59/2017)
Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 Menurunnya angka Menurun menjadi 24
kelahiran hidup. kematian bayi per
1000 kelahiran hidup
pada tahun 2019
menjadi 24 (2012-
2013: 32).
Jumlah provinsi dengan eliminasi Kusta. Meningkatnya jumlah Meningkat menjadi 34 provinsi
provinsi dengan
eliminasi kusta
sebanyak 34 provinsi
pada tahun 2019
(2013:20).
Angka kematian (insidens rate) akibat bunuh (tidak ada dalam Menurun
diri. lampiran Perpres
59/2017)
Konsumsi alkohol (liter per kapita) oleh (tidak ada dalam Menurun
penduduk umur ≥ 15 tahun dalam satu tahun lampiran Perpres
terakhir. 59/2017)
Proporsi perempuan usia reproduksi (15-49 Meningkatnya angka Meningkat menjadi 66%
tahun) atau pasangannya yang memiliki prevalensi pemakaian
kebutuhan keluarga berencana dan kontrasepsi suatu cara
menggunakan alat kontrasepsi metode
modern. pada tahun 2019
menjadi 66% (2012-
2013 :61,9%).
Angka kelahiran pada perempuan umur 15-19 Menurunnya angka Menurun menjadi 38
tahun (Age Specific Fertility Rate/ASFR). kelahiran pada remaja
usia 15-19 tahun (age
specific fertility
rate/ASFR) pada
tahun 2019 menjadi
38 (2012-2013: 48).
Cakupan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Meningkatnya Meningkat menjadi minimal 95%
cakupan Jaminan
Kesehatan Nasional
(JKN) pada tahun
2019 minimal 95%
(2015:60%).
Rata-rata lama sekolah penduduk umur ≥15 Meningkatnya rata- Meningkat menjadi 8,8 tahun
tahun. rata lama sekolah
penduduk usia di atas
15 tahun pada tahun
2019 menjadi 8,8
tahun (2015: 8,25
tahun).
Proporsi sekolah dengan akses ke: (a) listrik (tidak ada dalam Meningkat
(b) internet untuk tujuan pengajaran, (c) lampiran Perpres
komputer untuk tujuan pengajaran, (d) 59/2017)
infrastruktur dan materi memadai bagi siswa
disabilitas, (e) air minum layak, (f) fasilitas
sanitasi dasar per jenis kelamin, (g) fasilitas
cuci tangan (terdiri air, sanitasi, dan higienis
bagi semua (WASH).
Persentase guru TK, SD, SMP, SMA, SMK, dan (tidak ada dalam Meningkat
PLB yang bersertifikat pendidik. lampiran Perpres
59/2017)
Proporsi perempuan umur 20-24 tahun yang (tidak ada dalam Menurun
berstatus kawin atau berstatus hidup lampiran Perpres
bersama sebelum umur 15 tahun dan 59/2017)
sebelum umur 18 tahun.
Median usia kawin pertama perempuan Meningkatnya median Meningkat menjadi 21 tahun
pernah kawin umur 25-49 tahun. usia kawin pertama
perempuan
(pendewasaan usia
kawin pertama) pada
tahun 2019 menjadi
21 tahun (2012: 20,1
tahun).
Angka kelahiran pada perempuan umur 15-19 Menurunnya ASFR 15-19 Menurun menjadi 38 tahun
tahun (Age Specific Fertility Rate/ASFR). tahun pada tahun 2019
menjadi 38 tahun (2012:
48 tahun).
Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA/ Meningkatnya APK Meningkat menjadi 91,63%
sederajat. SMA/SMK/MA/sederajat
pada tahun 2019
menjadi 91,63% (2015:
75,4%).
Proporsi perempuan umur 15-49 tahun yang (tidak ada dalam Meningkat
membuat keputusan sendiri terkait hubungan lampiran Perpres
seksual, penggunaan kontrasepsi, dan 59/2017)
layanan kesehatan reproduksi.
Persentase rumah tangga yang memiliki akses Meningkatnya akses Meningkat menjadi 100%
terhadap layanan sumber air minum layak. terhadap layanan air
minum layak pada
tahun 2019 menjadi
100% (2014: 70%).
Kapasitas prasarana air baku untuk melayani Meningkatnya Meningkat menjadi 118,6
rumah tangga, perkotaan dan industri, serta kapasitas prasarana m3/detik
penyediaan air baku untuk pulau-pulau. air baku untuk
melayani rumah
tangga, perkotaan dan
industri pada tahun
2019 menjadi 118,6
m3/detik (2015: 51,44
m3/detik) dan
penyediaan air baku
untuk 60 pulau.
Proporsi populasi yang memiliki akses Meningkatnya akses Meningkat menjadi 100%
layanan sumber air minum aman dan terhadap layanan air
berkelanjutan. minum layak pada
tahun 2019 menjadi
100% (2014: 70%).
Proporsi populasi yang memiliki fasilitas cuci (tidak ada dalam Meningkat
tangan dengan sabun dan air. lampiran Perpres
59/2017)
Persentase rumah tangga yang memiliki akses Meningkatnya akses Meningkat menjadi 100%
terhadap layanan sanitasi layak. terhadap sanitasi yang
layak pada tahun 2019
menjadi 100% (2014:
60,9%).
Jumlah desa/kelurahan yang melaksanakan Meningkatnya jumlah Meningkat menjadi 45.000 (skala
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). desa/kelurahan yang nasional)
melaksanakan
Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM)
menjadi 45.000 pada
tahun 2019 (2015:
25.000).
Proporsi rumah tangga yang terlayani sistem (tidak ada dalam Meningkat
pengelolaan air limbah terpusat. lampiran Perpres
59/2017)
Jumlah kabupaten/kota yang ditingkatkan Peningkatan kualitas Meningkat menjadi 409
kualitas pengelolaan lumpur tinja perkotaan pengelolaan air limbah kabupaten/kota
dan dilakukan pembangunan Instalasi sistem setempat melalui
Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT). peningkatan kualitas
pengelolaan lumpur
tinja perkotaan dan
pembangunan Instalasi
Pengolahan Lumpur
Tinja (IPLT) di 409
kabupaten/kota.
Kualitas air sungai sebagai sumber air baku. Peningkatan kualitas air Meningkat
sungai sebagai sumber
air baku menuju baku
mutu rata-rata air sungai
kelas II.
Luas lahan kritis dalam Kesatuan Pengelolaan Mengurangi luasan 5,5 juta ha (skala nasional)
Hutan (KPH) yang direhabilitasi. lahan kritis melalui
rehabilitasi di dalam KPH
seluas 5,5 juta hektar
pada tahun 2019.
Jumlah Daerah Aliran Sungai (DAS) prioritas Perlindungan mata air 15 DAS Prioritas
yang dilindungi mata airnya dan dipulihkan dan Pemulihan
kesehatannya. kesehatan sungai di 5
DAS Prioritas (DAS
Ciliwung, DAS Citarum,
DAS Serayu, DAS
Bengawan Solo dan DAS
Brantas) dan 10 DAS
prioritas lainnya sampai
dengan tahun 2019.
Rasio elektrifikasi. Meningkatnya rasio Meningkat menjadi 96,6%
elektrifikasi menjadi
96,6% pada tahun 2019
(2014: 81,5%).
Konsumsi listrik per kapita. Meningkatnya konsumsi Meningkat menjadi 1.200 KWh
listrik per kapita menjadi
1.200 KWh pada tahun
2019 (2014: 843 KWh).
Jumlah sambungan jaringan gas untuk rumah Tercapainya jaringan gas 1,1 juta sambungan rumah tangga
tangga. 1,1 juta sambungan
rumah tangga pada
tahun 2019 (2014: 200
ribu).
Intensitas energi primer. Intensitas energi primer Menurun menjadi 463,2 SBM (skala
(penurunan 1% per nasional)
tahun) menjadi 463,2
SBM pada tahun 2019.
Proporsi lapangan kerja informal sektor non- (tidak ada dalam Meningkat
pertanian, berdasarkan jenis kelamin. lampiran Perpres
59/2017)
Panjang pembangunan jalan tol. Terbangunnya jalan tol 1000 Km (skala nasional)
sepanjang 1.000 km
pada tahun 2019 (2014:
820 km).
Laju pertumbuhan PDB industri manufaktur. Meningkatnya laju Lebih tinggi dari pertumbuhan
pertumbuhan PDB PDB
industri manufaktur
sehingga lebih tinggi
dari pertumbuhan
PDB (2015: 4,3%).
Proporsi tenaga kerja pada sektor industri (tidak ada dalam Meningkat
manufaktur. lampiran Perpres
59/2017)
Proporsi nilai tambah industri kecil terhadap (tidak ada dalam Meningkat
total nilai tambah industri. lampiran Perpres
59/2017)
Proporsi industri kecil dengan pinjaman atau (tidak ada dalam Meningkat
kredit. lampiran Perpres
59/2017)
Rasio Emisi CO2/Emisi Gas Rumah Kaca (tidak ada dalam Menurun
dengan nilai tambah sektor industri lampiran Perpres
manufaktur. 59/2017)
Persentase Perubahan Emisi CO2/Emisi Gas Berkurangnya emisi CO2 Menurun menjadi mendekati 26%
Rumah Kaca. mendekati 26% pada
tahun 2019.
Proporsi anggaran riset pemerintah terhadap (tidak ada dalam Meningkat
PDB. lampiran Perpres
59/2017)
Persentase penduduk yang hidup di bawah Tingkat kemiskinan Menurun menjadi 7-8%
garis kemiskinan nasional, menurut jenis pada tahun 2019
kelamin dan kelompok umur. menjadi 7-8% dari
jumlah penduduk
(2015:11,13%).
Jumlah daerah tertinggal yang terentaskan. Jumlah daerah tertinggal 80 Kabupaten (skala nasional)
yang terentaskan
sebanyak 80 kabupaten
pada tahun 2019.
Jumlah kota sedang di luar Jawa yang Optimalisasi sedikitnya Minimal 20 kota sedang (skala
diarahkan sebagai pengendali (buffer) arus 20 kota sedang di luar nasional)
urbanisasi dan sebagai pusat pertumbuhan Jawa yang diarahkan
utama. sebagai pengendali
(buffer) arus urbanisasi
dan sebagai pusat
pertumbuhan utama
yang mendorong
keterkaitan kota dan
desa.
Jumlah Metropolitan baru di luar Jawa Terwujudnya 5 metropolitan (skala nasional)
sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN). pembangunan 5
Metropolitan baru di
Luar Jawa sebagai Pusat
Kegiatan Nasional (PKN)
hingga tahun 2019
(2014: 2).
Jumlah korban meninggal, hilang dan terkena (tidak ada dalam Menurun
dampak bencana per 100.000 orang. lampiran Perpres
59/2017)
Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI). Menurunnya Indeks Menurun menjadi 30%
Risiko Bencana (IRB)
mencapai 30% hingga
tahun 2019.
Jumlah sistem peringatan dini cuaca dan iklim Tersedianya sistem ada
serta kebencanaan. peringatan dini cuaca
dan iklim serta
kebencanaan.
Jumlah kota hijau yang menyediakan ruang Terwujudnya kota hijau Meningkat/ada
terbuka hijau di kawasan perkotaan yang berketahanan
metropolitan dan kota sedang. iklim, melalui
penyediaan ruang
terbuka hijau, paling
sedikit di 12 kawasan
perkotaan metropolitan
dan 20 kota sedang,
hingga tahun 2019.
Jumlah limbah B3 yang terkelola dan proporsi Meningkatnya Meningkat menjadi 150 juta ton
limbah B3 yang diolah sesuai peraturan pengelolaan limbah B3 (skala nasional)
perundangan (sektor industri). menjadi 150 juta ton
pada tahun 2019 (2015:
100 juta ton).
Jumlah timbulan sampah yang didaur ulang. Meningkatnya 20 ton per hari (skala nasional)
pengelolaan sampah
terpadu (reduce,
reuse, and recycle/3R)
melalui beroperasinya
115 unit recycle center
skala kota dengan
kapasitas 20 ton per
hari hingga tahun
2019 (2015: 1 unit).
Luas kawasan konservasi terdegradasi yang Tercapainya luas Meningkat menjadi 100.000 ha
dipulihkan kondisi ekosistemnya. kawasan konservasi (skala nasional)
terdegradasi yang
dipulihkan kondisi
ekosistemnya seluas
100.000 ha hingga
tahun 2019
(2015:10.000 ha).
Luas usaha pemanfaatan hasil hutan kayu Meningkatnya usaha Meningkat menjadi 500.000 ha
restorasi ekosistem. pemanfaatan hasil (skala nasional)
hutan kayu restorasi
ekosistem seluas
500.000 ha hingga
tahun 2019 (2015:
100.000 ha).
Proporsi rumah tangga yang memiliki anak (tidak ada dalam Menurun
umur 1-17 tahun yang mengalami hukuman lampiran Perpres
fisik dan/atau agresi psikologis dari pengasuh 59/2017)
dalam setahun terakhir.
Prevalensi kekerasan terhadap anak laki-laki Menurunnya Menurun
dan anak perempuan. prevalensi kekerasan
terhadap anak pada
tahun 2019 (2013:
38,62% untuk anak
laki-laki dan 20,48%
untuk anak
perempuan).
Proporsi perempuan dan laki-laki muda umur (tidak ada dalam Menurun
18-24 tahun yang mengalami kekerasan lampiran Perpres
seksual sebelum umur 18 tahun. 59/2017)
Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK). Meningkatnya Indeks Meningkat menjadi 4,0
Perilaku Anti Korupsi
(IPAK) menjadi 4,0
pada tahun 2019
(2015: 3,6).
Provinsi kesehatan
Provinsi sosial
Provinsi kesehatan
Provinsi kesehatan
Provinsi kesehatan
Provinsi kesehatan
Provinsi kesehatan
Provinsi kesehatan
Provinsi kesehatan
Provinsi kesehatan
Provinsi kesehatan
Provinsi KESEHATAN kesehatan
Provinsi kesehatan
Provinsi kesehatan
Provinsi kesehatan
Provinsi kesehatan
Provinsi kesehatan
Provinsi pendidikan
Provinsi A.2.UWD.1.2 Angka partisipasi PENDIDIKAN pendidikan
kasar
Provinsi pemberdayaan
perempuan &
perlindungan
anak
Provinsi pemberdayaan
perempuan &
perlindungan
anak
Provinsi pemberdayaan
perempuan &
perlindungan
anak
Provinsi pemberdayaan
perempuan &
perlindungan
anak
Provinsi penanaman
modal
Provinsi perhubungan
Provinsi perhubungan
Provinsi perindustrian
Provinsi perindustrian
Provinsi pemberdayaan
masyarakat &
desa
Provinsi pemberdayaan
masyarakat &
desa
Provinsi A.1.AKM.7 Presentase sosial
penduduk di atas
garis kemiskinan
Provinsi sosial
Provinsi sosial
Provinsi ketenteraman,
ketertiban
umum, &
perlindungan
masyarakat
Provinsi perhubungan
Provinsi ketenteraman,
ketertiban
umum, &
perlindungan
masyarakat
kelautan &
perikanan
Provinsi
Provinsi A.2.UWND.5.32 Pembinaan dan kelautan &
pengawasan perikanan
terkait ketaatan
penanggung
jawab usaha
dan/atau
kegiatan yang
diawasi
ketaatannya
terhadap izin
lingkungan, izin
PPLH, dan PUU
LH yang
diterbitkan oleh
pemerintah
daerah
kabupaten/kota
Provinsi kehutanan
Provinsi kehutanan
Provinsi kehutanan
Provinsi A.2.UWD.3.1 Rehabilitasi lingkungan hidup
hutan dan lahan
kritis
Provinsi ketenteraman,
ketertiban
umum, &
perlindungan
masyarakat
Provinsi ketenteraman,
ketertiban
umum, &
perlindungan
masyarakat
Provinsi ketenteraman,
ketertiban
umum, &
perlindungan
masyarakat
Provinsi ketenteraman,
ketertiban
umum, &
perlindungan
masyarakat
Provinsi pemberdayaan
perempuan &
perlindungan
anak
Provinsi statistik
Provinsi Keuangan
Provinsi A.1.AKM.27 Opini BPK Keuangan
Provinsi Keuangan
Provinsi Keuangan
Provinsi Keuangan
Provinsi Balitbang
Daerah
Provinsi ketenteraman,
ketertiban
umum, &
perlindungan
masyarakat
Provinsi Keuangan
Provinsi Keuangan
Provinsi A.2.UWND.10.4 Proporsi rumah komunikasi & informatika
tangga dengan
akses internet
Provinsi Keuangan
Provinsi Keuangan
Provinsi statistik
Provinsi statistik
Provinsi statistik
Provinsi Perencanaan
Provinsi statistik
Provinsi statistik
Provinsi statistik
236
Kekhususan Indikator yang
Referensi
Indikator sama/identik
3.8.2.(a)
10.4.1.(b)
3.1.2.(a)
3.7.1.(a)
6.1.1.(c)
6.2.1.(b)
4.5.1*
16.9.1.(b)
khusus untuk 120 Buku III RPJMN
kabupaten/kota 2015-2019
yang menjadi pusat
pertumbuhan
beresiko tinggi
11.5.2.(a)
11.b.1*
2.1.1.(a)
2.1.1.*
1.4.1.(a)
1.4.1.(c)
1.3.1.(a)
4.3.1.(a)
4.1.1.(f)
1.4.1.(g/h/i)
4.6.1.(b)
4.6.1.(a)
4.1.1.(f)
16.7.1.(a)
9.c.1.(a)
1.4.1.(d)
1.4.1.(d)
1.4.1.(e)
Khusus untuk
daerah yang
terdapat salah satu
dari 15 danau
prioritas dan 5
wilayah sungai
6.6.1.(a)
Khusus untuk SK.
daerah yang 328/Menhut-
berada di dalam II/2009
wilayah 108 DAS TENTANG
Prioritas PENETAPAN
DAERAH
ALIRAN
SUNGAI (DAS)
PRIORITAS
DALAM
RANGKA
RENCANA
PEMBANGUNA
N JANGKA
MENENGAH
(RPJM) TAHUN
2010-2014
6.5.1.(i)
Khusus daerah
yang terdapat 24
pelabuhan tol laut
17.6.2.(c)
5.b.1*
17.8.1*
Khusus untuk
daerah/kabupaten
tertinggal
Khusus untuk
daerah/kabupaten
tertinggal
Khusus untuk
daerah/kabupaten
tertinggal
16.7.2.(b)
16.b.1.(a)
1.3.1.(b)
khusus daerah
yang
menjadi/memiliki
kawasan perkotaan
metropolitan
khusus untuk kota PP No. 6/2008
sedang dan kota tentang RTRW
baru Nasional
Khusus untuk
kabupaten kota
yang menjadi kota
pusaka di kawasan
perkotaan
metropolitan, kota
besar, kota sedang,
dan kota kecil
13.1.2*
1.5.2.(a)
khusus untuk
daerah yang
memiliki kawasan
perkotaan
metropolitan
khusus untuk
daerah yang
memiliki kawasan
perkotaan
metropolitan dan
kota sedang
13.1.1*
11.b.2*
11.5.1*
9.c.1*
9.c.1.(b)
Khusus 122 Perpres 131/2015
Kabupaten 3T
(tertinggal,
terdepan, terluar)
NO.
NO. TPB TUJUAN TPB PILAR TARGET
1 Mengakhiri Kemiskinan dalam SOSIAL 1.2
Segala Bentuk Dimanapun
Pada tahun 2030, mengurangi rasio angka kematian ibu hingga 3.1.1*
kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup.
Pada tahun 2030, mengurangi rasio angka kematian ibu hingga 3.1.2*
kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup.
Pada tahun 2030, mengurangi rasio angka kematian ibu hingga 3.1.2.(a)
kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup.
Pada tahun 2030, mengakhiri kematian bayi baru lahir dan 3.2.1*
balita yang dapat dicegah, dengan seluruh negara berusaha
menurunkan Angka Kematian Neonatal setidaknya hingga 12
per 1000 KH (Kelahiran Hidup) dan Angka Kematian Balita 25
per 1000.
Pada tahun 2030, mengakhiri kematian bayi baru lahir dan 3.2.2*
balita yang dapat dicegah, dengan seluruh negara berusaha
menurunkan Angka Kematian Neonatal setidaknya hingga 12
per 1000 KH (Kelahiran Hidup) dan Angka Kematian Balita 25
per 1000.
Pada tahun 2030, mengakhiri kematian bayi baru lahir dan 3.2.2.(a)
balita yang dapat dicegah, dengan seluruh negara berusaha
menurunkan Angka Kematian Neonatal setidaknya hingga 12
per 1000 KH (Kelahiran Hidup) dan Angka Kematian Balita 25
per 1000.
Pada tahun 2030, mengakhiri kematian bayi baru lahir dan 3.2.2.(b)
balita yang dapat dicegah, dengan seluruh negara berusaha
menurunkan Angka Kematian Neonatal setidaknya hingga 12
per 1000 KH (Kelahiran Hidup) dan Angka Kematian Balita 25
per 1000.
Pada tahun 2030, mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, 3.3.1.(a)
malaria, dan penyakit tropis yang terabaikan, dan memerangi
hepatitis, penyakit bersumber air, serta penyakit menular
lainnya.
Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua remaja dan proporsi 4.6.1.(a)
kelompok dewasa tertentu, baik laki-laki maupun perempuan,
memiliki kemampuan literasi dan numerasi.
Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua remaja dan proporsi 4.6.1.(b)
kelompok dewasa tertentu, baik laki-laki maupun perempuan,
memiliki kemampuan literasi dan numerasi.
Pada tahun 2030, mencapai pekerjaan tetap dan produktif dan 8.5.1*
pekerjaan yang layak bagi semua perempuan dan laki-laki,
termasuk bagi pemuda dan penyandang difabilitas, dan upah
yang sama untuk pekerjaan yang sama nilainya.
Pada tahun 2030, mencapai pekerjaan tetap dan produktif dan 8.5.2*
pekerjaan yang layak bagi semua perempuan dan laki-laki,
termasuk bagi pemuda dan penyandang difabilitas, dan upah
yang sama untuk pekerjaan yang sama nilainya.
Pada tahun 2030, mencapai pekerjaan tetap dan produktif dan 8.5.2.(a)
pekerjaan yang layak bagi semua perempuan dan laki-laki,
termasuk bagi pemuda dan penyandang difabilitas, dan upah
yang sama untuk pekerjaan yang sama nilainya.
Pada tahun 2020, secara substansial mengurangi proporsi usia 8.6.1*
muda yang tidak bekerja, tidak menempuh pendidikan atau
pelatihan.
Pada tahun 2030, menyediakan ruang publik dan ruang terbuka 11.7.1.(a)
hijau yang aman, inklusif dan mudah dijangkau terutama untuk
perempuan dan anak, manula dan penyandang difabilitas.
Pada tahun 2030, memberikan identitas yang syah bagi semua, 16.9.1.(a)
termasuk pencatatan kelahiran.
Pada tahun 2030, memberikan identitas yang syah bagi semua, 16.9.1.(b)
termasuk pencatatan kelahiran.
Pada tahun 2030, mengandalkan inisiatif yang sudah ada, untuk 17.19.2.(b)
mengembangkan pengukuran atas kemajuan pembangunan
berkelanjutan yang melengkapi Produk Domestik Bruto, dan
mendukung pengembangan kapasitas statistik di negara
berkembang.
Pada tahun 2030, mengandalkan inisiatif yang sudah ada, untuk 17.19.2.(c)
mengembangkan pengukuran atas kemajuan pembangunan
berkelanjutan yang melengkapi Produk Domestik Bruto, dan
mendukung pengembangan kapasitas statistik di negara
berkembang.
Pada tahun 2030, mengandalkan inisiatif yang sudah ada, untuk 17.19.2.(d)
mengembangkan pengukuran atas kemajuan pembangunan
berkelanjutan yang melengkapi Produk Domestik Bruto, dan
mendukung pengembangan kapasitas statistik di negara
berkembang.
INDIKATOR TARGET (PERPRES 59/2017)
Jumlah rumah tangga yang mendapatkan bantuan tunai Menurunnya jumlah keluarga
bersyarat/Program Keluarga Harapan. sangat miskin yang
mendapatkan bantuan tunai
bersyarat menjadi 2,8 juta
pada tahun 2019 (2015: 3
juta).
Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap Meningkatnya akses air minum
layanan sumber air minum layak dan berkelanjutan. layak untuk 40% penduduk
berpendapatan terbawah pada
tahun 2019 menjadi 100%.
Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap Meningkatnya akses sanitasi
layanan sanitasi layak dan berkelanjutan. layak untuk 40% penduduk
berpendapatan terbawah pada
tahun 2019 menjadi 100%.
Persentase rumah tangga miskin dan rentan yang sumber Meningkatnya akses
penerangan utamanya listrik baik dari PLN dan bukan PLN. penerangan untuk penduduk
40% berpendapatan terbawah
menjadi 100% pada tahun
2019.
Jumlah korban meninggal, hilang, dan terkena dampak (tidak ada dalam lampiran
bencana per 100.000 orang. Perpres 59/2017)
Indeks risiko bencana pada pusat-pusat pertumbuhan yang Menurunnya indeks risiko
berisiko tinggi. bencana pada pusat-pusat
pertumbuhan yang berisiko
tinggi dari 58 menjadi 118,6 di
133 Kabupaten/Kota
(2014:169,4).
Jumlah kerugian ekonomi langsung akibat bencana. (tidak ada dalam lampiran
Perpres 59/2017)
Dokumen strategi pengurangan risiko bencana (PRB) tingkat (tidak ada dalam lampiran
nasional dan daerah. Perpres 59/2017)
Proporsi sumber daya yang dialokasikan oleh pemerintah (tidak ada dalam lampiran
secara langsung untuk program pemberantasan Perpres 59/2017)
kemiskinan.
Pengeluaran untuk layanan pokok (pendidikan, kesehatan (tidak ada dalam lampiran
dan perlindungan sosial) sebagai persentase dari total Perpres 59/2017)
belanja pemerintah.
Prevalensi penduduk dengan kerawanan pangan sedang (tidak ada dalam lampiran
atau berat, berdasarkan pada Skala Pengalaman Kerawanan Perpres 59/2017)
Pangan.
Proporsi penduduk dengan asupan kalori minimum di Menurunnya proporsi
bawah 1400 kkal/kapita/hari. penduduk dengan asupan
kalori minimum di bawah 1400
kkal/kapita/hari pada tahun
2019 menjadi 8,5 % (2015:
17,4%).
Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada anak (tidak ada dalam lampiran
di bawah lima tahun/balita. Perpres 59/2017)
Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada anak Menurunnya prevalensi
di bawah dua tahun/baduta. stunting (pendek dan sangat
pendek) pada anak di bawah
dua tahun/baduta pada tahun
2019 menjadi 28% (2013:
32,9%).
Prevalensi malnutrisi (berat badan/tinggi badan) anak pada (tidak ada dalam lampiran
usia kurang dari 5 tahun, berdasarkan tipe. Perpres 59/2017)
Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapatkan Persentase bayi usia kurang
ASI eksklusif. dari 6 bulan yang mendapat
ASI eksklusif menjadi 50%
pada tahun (2013: 38%).
Kualitas konsumsi pangan yang diindikasikan oleh skor Pola Meningkatnya kualitas
Pangan Harapan (PPH) mencapai; dan tingkat konsumsi konsumsi pangan yang
ikan. diindikasikan oleh skor Pola
Pangan Harapan (PPH)
mencapai 92,5 (2014: 81,8),
dan tingkat konsumsi ikan
menjadi 54,5 kg/kapita/tahun
pada tahun 2019 (2015: 40,9
kg/kapita/tahun).
Nilai Tambah Pertanian dibagi jumlah tenaga kerja di sektor (tidak ada dalam lampiran
pertanian (rupiah per tenaga kerja). Perpres 59/2017)
Angka Kematian Balita (AKBa) per 1000 kelahiran hidup. (tidak ada dalam lampiran
Perpres 59/2017)
Angka Kematian Neonatal (AKN) per 1000 kelahiran hidup. (tidak ada dalam lampiran
Perpres 59/2017)
Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 kelahiran hidup. Menurunnya angka kematian
bayi per 1000 kelahiran hidup
pada tahun 2019 menjadi 24
(2012-2013: 32).
Persentase kabupaten/kota yang melakukan deteksi dini (tidak ada dalam lampiran
untuk infeksi Hepatitis B. Perpres 59/2017)
Jumlah orang yang memerlukan intervensi terhadap (tidak ada dalam lampiran
penyakit tropis yang terabaikan (Filariasis dan Kusta). Perpres 59/2017)
Konsumsi alkohol (liter per kapita) oleh penduduk umur ≥ (tidak ada dalam lampiran
15 tahun dalam satu tahun terakhir. Perpres 59/2017)
Angka kelahiran pada perempuan umur 15-19 tahun (Age Menurunnya angka kelahiran
Specific Fertility Rate/ASFR). pada remaja usia 15-19 tahun
(age specific fertility
rate/ASFR) pada tahun 2019
menjadi 38 (2012-2013: 48).
Total Fertility Rate (TFR). Menurunnya Total Fertility
Rate (TFR) pada tahun 2019
menjadi 2,28 (2012:2,6).
Jumlah penduduk yang dicakup asuransi kesehatan atau (tidak ada dalam lampiran
sistem kesehatan masyarakat per 1000 penduduk. Perpres 59/2017)
Persentase merokok pada penduduk umur ≥15 tahun. (tidak ada dalam lampiran
Perpres 59/2017)
Persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas. (tidak ada dalam lampiran
Perpres 59/2017)
Rata-rata lama sekolah penduduk umur ≥15 tahun. Meningkatnya rata-rata lama
sekolah penduduk usia di atas
15 tahun pada tahun 2019
menjadi 8,8 tahun (2015: 8,25
tahun).
Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan Anak Usia Dini Meningkatnya APK anak yang
(PAUD). mengikuti Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD) pada tahun
2019 menjadi 77,2% (2015:
70,06%).
Proporsi remaja dan dewasa dengan keterampilan teknologi (tidak ada dalam lampiran
informasi dan komunikasi (TIK). Perpres 59/2017)
Rasio Angka Partisipasi Murni (APM) perempuan/laki-laki di 4.1. Rasio Angka Partisipasi
(1) SD/MI/sederajat; (2) SMP/MTs/sederajat; (3) Murni (APM) perempuan/laki-
SMA/SMK/MA/sederajat; dan Rasio Angka Partisipasi Kasar laki di SD/MI/paket A yang
(APK) perempuan/laki-laki di (4) Perguruan Tinggi.
setara gender pada tahun
2019. 4.2 Rasio APM
perempuan/laki-laki di
SMP/MTs/ Paket B yang
setara gender pada tahun
2019. 4.3 Rasio APK
perempuan/laki-laki di
SMA/SMK/MA yang setara
gender pada tahun 2019. 4.4
Rasio APK perempuan/laki-laki
pada PT dan PTA yang setara
gender pada tahun 2019.
Persentase angka melek aksara penduduk umur ≥15 tahun. Meningkatnya rata-rata angka
melek aksara penduduk usia di
atas 15 tahun pada tahun
2019 menjadi 96,1% (2015:
95,2%).
Proporsi sekolah dengan akses ke: (a) listrik (b) internet (tidak ada dalam lampiran
untuk tujuan pengajaran, (c) komputer untuk tujuan Perpres 59/2017)
pengajaran, (d) infrastruktur dan materi memadai bagi
siswa disabilitas, (e) air minum layak, (f) fasilitas sanitasi
dasar per jenis kelamin, (g) fasilitas cuci tangan (terdiri air,
sanitasi, dan higienis bagi semua (WASH).
Persentase guru TK, SD, SMP, SMA, SMK, dan PLB yang (tidak ada dalam lampiran
bersertifikat pendidik. Perpres 59/2017)
Proporsi perempuan dewasa dan anak perempuan (umur (tidak ada dalam lampiran
15-64 tahun) mengalami kekerasan (fisik, seksual, atau Perpres 59/2017)
emosional) oleh pasangan atau mantan pasangan dalam 12
bulan terakhir.
Prevalensi kekerasan terhadap anak perempuan. Menurunnya prevalensi kasus
kekerasan terhadap anak
perempuan pada tahun 2019
(2013: 20,48 %).
Proporsi perempuan dewasa dan anak perempuan (umur (tidak ada dalam lampiran
15-64 tahun) mengalami kekerasan seksual oleh orang lain Perpres 59/2017)
selain pasangan dalam 12 bulan terakhir.
Proporsi perempuan umur 20-24 tahun yang berstatus (tidak ada dalam lampiran
kawin atau berstatus hidup bersama sebelum umur 15 Perpres 59/2017)
tahun dan sebelum umur 18 tahun.
Median usia kawin pertama perempuan pernah kawin Meningkatnya median usia
umur 25-49 tahun. kawin pertama perempuan
(pendewasaan usia kawin
pertama) pada tahun 2019
menjadi 21 tahun (2012: 20,1
tahun).
Angka kelahiran pada perempuan umur 15-19 tahun (Age Menurunnya ASFR 15-19 tahun
Specific Fertility Rate/ASFR). pada tahun 2019 menjadi 38
tahun (2012: 48 tahun).
Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap Meningkatnya akses terhadap
layanan sumber air minum layak. layanan air minum layak pada
tahun 2019 menjadi 100%
(2014: 70%).
Kapasitas prasarana air baku untuk melayani rumah tangga, Meningkatnya kapasitas
perkotaan dan industri, serta penyediaan air baku untuk prasarana air baku untuk
pulau-pulau. melayani rumah tangga,
perkotaan dan industri pada
tahun 2019 menjadi 118,6
m3/detik (2015: 51,44
m3/detik) dan penyediaan air
baku untuk 60 pulau.
Proporsi populasi yang memiliki akses layanan sumber air Meningkatnya akses terhadap
minum aman dan berkelanjutan. layanan air minum layak pada
tahun 2019 menjadi 100%
(2014: 70%).
Proporsi populasi yang memiliki fasilitas cuci tangan dengan (tidak ada dalam lampiran
sabun dan air. Perpres 59/2017)
Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap Meningkatnya akses terhadap
layanan sanitasi layak. sanitasi yang layak pada tahun
2019 menjadi 100% (2014:
60,9%).
Jumlah desa/kelurahan yang Open Defecation Free (ODF)/ (tidak ada dalam lampiran
Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS). Perpres 59/2017)
Proporsi rumah tangga yang terlayani sistem pengelolaan (tidak ada dalam lampiran
air limbah terpusat. Perpres 59/2017)
Proporsi rumah tangga yang terlayani sistem pengelolaan (tidak ada dalam lampiran
lumpur tinja. Perpres 59/2017)
Kualitas air danau. Pengelolaan kualitas air, baik di
sungai, waduk, danau, situ,
muara sungai, pantai termasuk
perbaikan sistem monitoring
hidrologis dan kualitas air dengan
indikator membaiknya kualitas air
di 15 danau, 5 wilayah sungai.
Kualitas air sungai sebagai sumber air baku. Peningkatan kualitas air sungai
sebagai sumber air baku menuju
baku mutu rata-rata air sungai
kelas II.
Jumlah Rencana Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Terpadu Internalisasi 108 Rencana
(RPDAST) yang diinternalisasi ke dalam Rencana Tata Ruang Pengelolaan Daerah Aliran
Wilayah (RTRW). Sungai Terpadu (RPDAST)
yang sudah disusun ke dalam
Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW).
Jumlah jaringan informasi sumber daya air yang dibentuk. Pembentukan jaringan informasi
sumber daya air di 8 Wilayah
Sungai.
Proporsi lapangan kerja informal sektor non-pertanian, (tidak ada dalam lampiran
berdasarkan jenis kelamin. Perpres 59/2017)
Persentase tenaga kerja informal sektor pertanian. (tidak ada dalam lampiran
Perpres 59/2017)
Persentase akses UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Akses Layanan Keuangan
Menengah) ke layanan keuangan. formal Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM) 25% pada
tahun 2019 (2014: 17,8%).
Tingkat pengangguran terbuka berdasarkan jenis kelamin (tidak ada dalam lampiran
dan kelompok umur. Perpres 59/2017)
Jumlah pekerja pada industri pariwisata dalam proporsi (tidak ada dalam lampiran
terhadap total pekerja. Perpres 59/2017)
Jumlah kantor bank dan ATM per 100.000 penduduk (tidak ada dalam lampiran
dewasa Perpres 59/2017)
Proporsi nilai tambah sektor industri manufaktur terhadap (tidak ada dalam lampiran
PDB dan per kapita. Perpres 59/2017)
Proporsi tenaga kerja pada sektor industri manufaktur. (tidak ada dalam lampiran
Perpres 59/2017)
Proporsi nilai tambah industri kecil terhadap total nilai (tidak ada dalam lampiran
tambah industri. Perpres 59/2017)
Proporsi industri kecil dengan pinjaman atau kredit. (tidak ada dalam lampiran
Perpres 59/2017)
Proporsi anggaran riset pemerintah terhadap PDB. (tidak ada dalam lampiran
Perpres 59/2017)
Proporsi penduduk yang terlayani mobile broadband. (tidak ada dalam lampiran
Perpres 59/2017)
Persentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan Tingkat kemiskinan pada tahun
nasional, menurut jenis kelamin dan kelompok umur. 2019 menjadi 7-8% dari jumlah
penduduk (2015:11,13%).
Proporsi penduduk yang hidup di bawah 50 persen dari (tidak ada dalam lampiran
median pendapatan, menurut jenis kelamin dan Perpres 59/2017)
penyandang difabilitas.
Jumlah kebijakan yang diskriminatif dalam 12 bulan lalu (tidak ada dalam lampiran
berdasarkan pelarangan diskriminasi menurut hukum HAM Perpres 59/2017)
Internasional.
Proporsi rumah tangga yang memiliki akses terhadap Tersedianya akses bagi 3,7
hunian yang layak dan terjangkau. juta rumah tangga terhadap
hunian yang layak dan
terjangkau hingga tahun 2019
Jumlah kawasan perkotaan metropolitan yang terpenuhi Terwujudnya pemenuhan standar
standar pelayanan perkotaan (SPP). pelayanan perkotaan kota yang
aman, nyaman dan layak huni
pada aspek permukiman paling
sedikit di 12 Kawasan Perkotaan
Metropolitan hingga tahun 2019.
Jumlah kota pusaka di kawasan perkotaan metropolitan, Terwujudnya kota dan kawasan
kota besar, kota sedang dan kota kecil. per-kotaan layak huni melalui
pengembangan kota pusaka
berbasis karakter sosial budaya
(heritage city) di kawasan
perkotaan metropolitan, kota
besar, sedang, dan kecil, hingga
tahun 2019.
Jumlah korban meninggal, hilang dan terkena dampak (tidak ada dalam lampiran
bencana per 100.000 orang. Perpres 59/2017)
Jumlah kerugian ekonomi langsung akibat bencana. (tidak ada dalam lampiran
Perpres 59/2017)
Jumlah kota hijau yang mengembangkan dan menerapkan Terwujudnya kota hijau yang
green waste di kawasan perkotaan metropolitan. berketahanan iklim dan bencana
melalui pengembangan dan
penerapan green water, green
waste (pengelolaan sampah dan
limbah melalui reduce-reuse-
recycle), green transportation
khususnya di 7 kawasan
perkotaan metropolitan, hingga
tahun 2019.
Jumlah kota hijau yang menyediakan ruang terbuka hijau di Terwujudnya kota hijau yang
kawasan perkotaan metropolitan dan kota sedang. berketahanan iklim, melalui
penyediaan ruang terbuka hijau,
paling sedikit di 12 kawasan
perkotaan metropolitan dan 20
kota sedang, hingga tahun 2019.
Dokumen strategi pengurangan risiko bencana (PRB) tingkat (tidak ada dalam lampiran
daerah. Perpres 59/2017)
Jumlah limbah B3 yang terkelola dan proporsi limbah B3 Meningkatnya pengelolaan
yang diolah sesuai peraturan perundangan (sektor industri). limbah B3 menjadi 150 juta ton
pada tahun 2019 (2015: 100 juta
ton).
Jumlah fasilitas publik yang menerapkan Standar Pelayanan (tidak ada dalam lampiran
Masyarakat (SPM) dan teregister. Perpres 59/2017)
Dokumen strategi pengurangan risiko bencana (PRB) tingkat Menurunnya Indeks Risiko
nasional dan daerah. Bencana
melalui strategi pengurangan
risiko bencana tingkat nasional
dan daerah hingga tahun
2019.
Jumlah korban meninggal, hilang dan terkena dampak (tidak ada dalam lampiran
bencana per 100.000 orang. Perpres 59/2017)
Proporsi tutupan hutan terhadap luas lahan keseluruhan. Meningkatnya kualitas
lingkungan hidup melalui
peningkatan tutupan
lahan/hutan hingga tahun 2019
Proporsi luas lahan kritis yang direhabilitasi terhadap luas Berkurangnya luasan lahan
lahan keseluruhan. kritis melalui rehabilitasi seluas
5,5 juta hektar di dalam
Kesatuan Pemangkuan Hutan
(KPH) dan Daerah Aliran
Sungai (DAS) Prioritas hingga
tahun 2019 (2015: 1,25 juta
hektar).
Tersedianya kerangka legislasi, administrasi dan kebijakan (tidak ada dalam lampiran
untuk memastikan pembagian keuntungan yang adil dan Perpres 59/2017)
merata.
Jumlah kasus kejahatan pembunuhan pada satu tahun (tidak ada dalam lampiran
terakhir. Perpres 59/2017)
Kematian disebabkan konflik per 100.000 penduduk. (tidak ada dalam lampiran
Perpres 59/2017)
Proporsi penduduk yang menjadi korban kejahatan (tidak ada dalam lampiran
kekerasan dalam 12 bulan terakhir. Perpres 59/2017)
Proporsi rumah tangga yang memiliki anak umur 1-17 (tidak ada dalam lampiran
tahun yang mengalami hukuman fisik dan/atau agresi Perpres 59/2017)
psikologis dari pengasuh dalam setahun terakhir.
Jumlah kebijakan yang diskriminatif dalam 12 bulan lalu (tidak ada dalam lampiran
berdasarkan pelarangan diskriminasi menurut hukum HAM Perpres 59/2017)
Internasional.
Total pendapatan pemerintah sebagai proporsi terhadap (tidak ada dalam lampiran
PDB menurut sumbernya. Perpres 59/2017)
Rasio penerimaan pajak terhadap PDB. Tercapainya rasio penerimaan
perpajakan terhadap PDB di
atas 12% per tahun (2015:
10,7%).
Proporsi anggaran domestik yang didanai oleh pajak (tidak ada dalam lampiran
domestik. Perpres 59/2017)
Tingkat penetrasi akses tetap pitalebar (fixed broadband) di Meningkatnya penetrasi akses
Perkotaan dan di Perdesaan. tetap pita lebar (fixed
broadband) pada tahun 2019
di: - Perkotaan (20 Mbps)
menjangkau 71% rumah
tangga (2015: 38%) dan 30%
populasi (2015: 16%). -
Perdesaan (10 Mbps)
menjangkau 49% rumah
tangga (2015: 26%) dan 6%
populasi (2015: 3%).
Jumlah alokasi pemerintah untuk penyiapan proyek, Tersedianya alokasi dana APBN
transaksi proyek, dan dukungan pemerintah dalam untuk penyiapan, transaksi dan
Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). dukungan Pemerintah bagi
proyek KPS/KPBU.
Persentase konsumen Badan Pusat Statistik (BPS) yang (tidak ada dalam lampiran
merasa puas dengan kualitas data statistik. Perpres 59/2017)
Persentase konsumen yang menjadikan data dan informasi (tidak ada dalam lampiran
statistik BPS sebagai rujukan utama. Perpres 59/2017)
Jumlah metadata kegiatan statistik dasar, sektoral, dan (tidak ada dalam lampiran
khusus yang terdapat dalam Sistem Informasi Rujukan Perpres 59/2017)
Statistik (SIRuSa).
Persentase indikator SDGs terpilah yang relevan dengan (tidak ada dalam lampiran
target. Perpres 59/2017)
Tersedianya data registrasi terkait kelahiran dan kematian (tidak ada dalam lampiran
(Vital Statistics Register) Perpres 59/2017)
Jumlah pengunjung eksternal yang mengakses data dan (tidak ada dalam lampiran
informasi statistik melalui website. Perpres 59/2017)
Persentase konsumen yang puas terhadap akses data (tidak ada dalam lampiran
Badan Pusat Statistik (BPS). Perpres 59/2017)
TARGET (PERPRES 59/2017) - KEWENANGAN NO.
KABUPATEN INDIKATOR INDIKATOR RPJMD SPM
ringkasan RPJMD
Menurun menjadi 7-8% Kabupaten A.1.AKM.7 Persentase penduduk
diatas garis kemiskinan
Meningkat Kabupaten
Meningkat Kabupaten
Menurun Kabupaten
Menurun Kabupaten
Meningkat Kabupaten
Menurun Kabupaten
Menurun Kabupaten
Meningkat menjadi 8,8 tahun Kabupaten A.1.AKM.12 Angka rata-rata lama PENDIDIKAN
sekolah
Menurun Kabupaten
Meningkat Kabupaten
Meningkat Kabupaten
Meningkat Kabupaten
Meningkat Kabupaten
Meningkat Kabupaten
Meningkat Kabupaten A.2.UWND.5.6 Peningkatan Indeks
Kualitas Air
ada Kabupaten
ada Kabupaten
8 WS Kabupaten
ada Kabupaten
10-16% Kabupaten
Meningkat Kabupaten
51% Kabupaten
Meningkat Kabupaten
25% Kabupaten
Meningkat Kabupaten
Menurun Kabupaten
Meningkat Kabupaten
Meningkat Kabupaten
Meningkat Kabupaten
Meningkat Kabupaten
Meningkat Kabupaten
Meningkat Kabupaten
Meningkat kabupaten
Meningkat Kabupaten
Menurun Kabupaten
ada Kabupaten
3,7 juta rumah tangga Kabupaten A.2.UWD.4.1 Rasio rumah layak huni PERUMAHAN
RAKYAT
12 kawasan perkotaan kabupaten
metropolitan (skala nasional)
Ada Kabupaten
ada Kabupaten
Menurun Kabupaten
Meningkat/ada Kabupaten
Meningkat Kabupaten
Meningkat Kabupaten
Meningkat Kabupaten
ada Kabupaten
Meningkat kabupaten
Menurun Kabupaten
Menurun Kabupaten
Menurun Kabupaten
Meningkat kabupaten
Meningkat Kabupaten
Meningkat Kabupaten
ada Kabupaten
Meningkat Kabupaten
100% Kabupaten
ada Kabupaten
ada Kabupaten
Meningkat Kabupaten
Meningkat Kabupaten
Meningkat Kabupaten
Meningkat kabupaten
ada Kabupaten
Meningkat Kabupaten
Meningkat Kabupaten
220
Kekhususan Indikator yang
JENIS URUSAN Referensi
Indikator sama/identik
sosial
kesehatan 3.8.2.(a)
sosial 10.4.1.(b)
sosial
sosial
kesehatan
3.1.2.(a)
kesehatan
kesehatan 3.7.1.(a)
pekerjaan umum
& penataan ruang
6.2.1.(b)
pendidikan 4.5.1*
pendidikan 4.5.1*
administrasi 16.9.1.(b)
kependudukan &
catatan sipil
ketenteraman,
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat
ketenteraman,
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat
sosial
sosial
sosial
ketenteraman, 11.b.1*
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat
sosial
sosial
pangan 2.1.1.(a)
kesehatan
pangan
pangan 2.1.1.*
kesehatan
kesehatan
kesehatan
kesehatan
kesehatan
pangan
tenaga kerja
kesehatan
kesehatan
kesehatan
1.4.1.(a)
kesehatan
kesehatan
kesehatan
kesehatan
kesehatan
kesehatan
kesehatan
kesehatan
kesehatan
kesehatan
kesehatan
kesehatan
kesehatan
kesehatan
kesehatan
kesehatan
kesehatan
kesehatan
kesehatan
kesehatan
kesehatan 1.4.1.(c)
kesehatan
kesehatan
kesehatan
kesehatan
kesehatan
kesehatan 1.3.1.(a)
kesehatan
kesehatan
kesehatan
kesehatan
pendidikan
pendidikan
pendidikan
pendidikan
pendidikan
pendidikan
pendidikan
tenaga kerja
pendidikan 1.4.1.(g/h/i)
pendidikan 4.6.1.(b)
pendidikan 4.6.1.(a)
pendidikan
pendidikan
pemberdayaan
perempuan &
perlindungan anak
pemberdayaan
perempuan &
perlindungan anak
pemberdayaan
perempuan &
perlindungan anak
pemberdayaan
perempuan &
perlindungan anak
pemberdayaan
perempuan &
perlindungan anak
pemberdayaan
perempuan &
perlindungan anak
pemberdayaan
perempuan &
perlindungan anak
pemberdayaan
perempuan &
perlindungan anak
pemberdayaan
perempuan &
perlindungan anak 16.7.1.(a)
pemberdayaan
perempuan &
perlindungan anak
pemberdayaan
perempuan &
perlindungan anak
kesehatan
kesehatan
pekerjaan umum
& penataan ruang
pekerjaan umum
& penataan ruang
pekerjaan umum
& penataan ruang
pekerjaan umum
& penataan ruang
pekerjaan umum
& penataan ruang
pekerjaan umum
& penataan ruang
pekerjaan umum
& penataan ruang
lingkungan hidup Khusus untuk
daerah yang
terdapat salah
satu dari 15
danau prioritas
dan 5 wilayah 6.6.1.(a)
sungai
lingkungan hidup
lingkungan hidup
pekerjaan umum
& penataan ruang
lingkungan hidup
statistik
statistik
tenaga kerja
tenaga kerja
tenaga kerja
tenaga kerja
koperasi, usaha
kecil, & menengah
tenaga kerja
tenaga kerja
tenaga kerja
tenaga kerja
pariwisata
pariwisata
pariwisata
pariwisata
tenaga kerja
penanaman modal
penanaman modal
koperasi, usaha
kecil, & menengah
perhubungan
perhubungan
perhubungan
perindustrian
perindustrian
tenaga kerja
perindustrian
perindustrian
pendidikan
komunikasi &
informatika
17.6.2.(c)
sosial
sosial
pemberdayaan
masyarakat & desa
sosial
sosial 16.7.2.(b)
ketenteraman,
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat 16.b.1.(a)
sosial 1.3.1.(b)
perumahan rakyat
& kawasan
permukiman
pekerjaan umum khusus daerah
& penataan ruang yang
menjadi/memilik
i kawasan
perkotaan
metropolitan
pekerjaan umum
& penataan ruang
ketenteraman,
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat
13.1.2*
ketenteraman,
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat
ketenteraman,
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat
ketenteraman, 1.5.2.(a)
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat
lingkungan hidup
ketenteraman,
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat
13.1.1*
lingkungan hidup
lingkungan hidup
lingkungan hidup
lingkungan hidup
lingkungan hidup
ketenteraman, 11.b.2*
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat
ketenteraman, 11.5.1*
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat
kehutanan
lingkungan hidup
lingkungan hidup
lingkungan hidup
ketenteraman,
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat
ketenteraman,
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat
ketenteraman,
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat
ketenteraman,
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat
pemberdayaan
perempuan &
perlindungan anak
pemberdayaan
perempuan &
perlindungan anak
pemberdayaan
perempuan &
perlindungan anak
statistik
Keuangan
Keuangan
Keuangan
Keuangan
Keuangan
Balitbang Daerah
pemberdayaan 5.5.1*
perempuan &
perlindungan anak
pemberdayaan
perempuan &
perlindungan anak
administrasi
kependudukan &
catatan sipil
administrasi
kependudukan &
catatan sipil
administrasi 1.4.1.(j)
kependudukan &
catatan sipil
komunikasi &
informatika
ketenteraman, 10.3.1.(d)
ketertiban umum,
& perlindungan
masyarakat
Keuangan
Keuangan
Keuangan
komunikasi &
informatika
9.c.1*
komunikasi &
informatika
9.c.1.(b)
Keuangan
statistik
statistik
statistik
Perencanaan
statistik
statistik
statistik
NO.
NO. TPB TUJUAN TPB PILAR TARGET
Pada tahun 2030, mengurangi rasio angka kematian ibu hingga 3.1.1*
kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup.
Pada tahun 2030, mengurangi rasio angka kematian ibu hingga 3.1.2*
kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup.
Pada tahun 2030, mengurangi rasio angka kematian ibu hingga 3.1.2.(a)
kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup.
Pada tahun 2030, mengakhiri kematian bayi baru lahir dan 3.2.1*
balita yang dapat dicegah, dengan seluruh negara berusaha
menurunkan Angka Kematian Neonatal setidaknya hingga 12
per 1000 KH (Kelahiran Hidup) dan Angka Kematian Balita 25
per 1000.
Pada tahun 2030, mengakhiri kematian bayi baru lahir dan 3.2.2*
balita yang dapat dicegah, dengan seluruh negara berusaha
menurunkan Angka Kematian Neonatal setidaknya hingga 12
per 1000 KH (Kelahiran Hidup) dan Angka Kematian Balita 25
per 1000.
Pada tahun 2030, mengakhiri kematian bayi baru lahir dan 3.2.2.(a)
balita yang dapat dicegah, dengan seluruh negara berusaha
menurunkan Angka Kematian Neonatal setidaknya hingga 12
per 1000 KH (Kelahiran Hidup) dan Angka Kematian Balita 25
per 1000.
Pada tahun 2030, mengakhiri kematian bayi baru lahir dan 3.2.2.(b)
balita yang dapat dicegah, dengan seluruh negara berusaha
menurunkan Angka Kematian Neonatal setidaknya hingga 12
per 1000 KH (Kelahiran Hidup) dan Angka Kematian Balita 25
per 1000.
Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua remaja dan proporsi 4.6.1.(a)
kelompok dewasa tertentu, baik laki-laki maupun perempuan,
memiliki kemampuan literasi dan numerasi.
Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua remaja dan proporsi 4.6.1.(b)
kelompok dewasa tertentu, baik laki-laki maupun perempuan,
memiliki kemampuan literasi dan numerasi.
Pada tahun 2030, mencapai pekerjaan tetap dan produktif dan 8.5.1*
pekerjaan yang layak bagi semua perempuan dan laki-laki,
termasuk bagi pemuda dan penyandang difabilitas, dan upah
yang sama untuk pekerjaan yang sama nilainya.
Pada tahun 2030, mencapai pekerjaan tetap dan produktif dan 8.5.2*
pekerjaan yang layak bagi semua perempuan dan laki-laki,
termasuk bagi pemuda dan penyandang difabilitas, dan upah
yang sama untuk pekerjaan yang sama nilainya.
Pada tahun 2030, mencapai pekerjaan tetap dan produktif dan 8.5.2.(a)
pekerjaan yang layak bagi semua perempuan dan laki-laki,
termasuk bagi pemuda dan penyandang difabilitas, dan upah
yang sama untuk pekerjaan yang sama nilainya.
Pada tahun 2030, menyediakan ruang publik dan ruang terbuka 11.7.1.(a)
hijau yang aman, inklusif dan mudah dijangkau terutama untuk
perempuan dan anak, manula dan penyandang difabilitas.
Pada tahun 2020, meningkatkan secara substansial jumlah kota 11.b.1*
dan permukiman yang mengadopsi dan mengimplementasi
kebijakan dan perencanaan yang terintegrasi tentang
penyertaan, efisiensi sumber daya, mitigasi dan adaptasi
terhadap perubahan iklim, ketahanan terhadap bencana, serta
mengembangkan dan mengimplementasikan penanganan
holistik risiko bencana di semua lini, sesuai dengan the Sendai
Framework for Disaster Risk Reduction 2015-2030.
Pada tahun 2030, memberikan identitas yang syah bagi semua, 16.9.1*
termasuk pencatatan kelahiran.
Pada tahun 2030, memberikan identitas yang syah bagi semua, 16.9.1.(a)
termasuk pencatatan kelahiran.
Pada tahun 2030, memberikan identitas yang syah bagi semua, 16.9.1.(b)
termasuk pencatatan kelahiran.
Menjamin akses publik terhadap informasi dan melindungi 16.10.2.(c)
kebebasan mendasar, sesuai dengan peraturan nasional dan
kesepakatan internasional.
Pada tahun 2030, mengandalkan inisiatif yang sudah ada, untuk 17.19.2.(b)
mengembangkan pengukuran atas kemajuan pembangunan
berkelanjutan yang melengkapi Produk Domestik Bruto, dan
mendukung pengembangan kapasitas statistik di negara
berkembang.
Pada tahun 2030, mengandalkan inisiatif yang sudah ada, untuk 17.19.2.(c)
mengembangkan pengukuran atas kemajuan pembangunan
berkelanjutan yang melengkapi Produk Domestik Bruto, dan
mendukung pengembangan kapasitas statistik di negara
berkembang.
Pada tahun 2030, mengandalkan inisiatif yang sudah ada, untuk 17.19.2.(d)
mengembangkan pengukuran atas kemajuan pembangunan
berkelanjutan yang melengkapi Produk Domestik Bruto, dan
mendukung pengembangan kapasitas statistik di negara
berkembang.
INDIKATOR TARGET (PERPRES 59/2017) CAPAIAN INDIKAT
2013
Persentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan Menurun menjadi 7-8%
nasional, menurut jenis kelamin dan kelompok umur.
Proporsi peserta jaminan kesehatan melalui SJSN Bidang Meningkat menjadi 95%
Kesehatan.
Proporsi peserta Program Jaminan Sosial Bidang Meningkat menjadi 62,4 juta
Ketenagakerjaan. pekerja formal; 3,5 juta pekerja
informal
Persentase penyandang disabilitas yang miskin dan rentan Meningkat menjadi 17,12%
yang terpenuhi hak dasarnya dan inklusivitas.
Jumlah rumah tangga yang mendapatkan bantuan tunai Menurun menjadi 2,8 juta
bersyarat/Program Keluarga Harapan.
Persentase perempuan pernah kawin umur 15-49 tahun Meningkat menjadi 70%
yang proses melahirkan terakhirnya di fasilitas kesehatan.
Persentase anak umur 12-23 bulan yang menerima Meningkat menjadi 63%.
imunisasi dasar lengkap.
Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap Meningkat menjadi 100%
layanan sumber air minum layak dan berkelanjutan.
Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap Meningkat menjadi 100%
layanan sanitasi layak dan berkelanjutan.
Persentase penduduk umur 0-17 tahun dengan kepemilikan Meningkat menjadi 77,4%.
akta kelahiran.
Persentase rumah tangga miskin dan rentan yang sumber Meningkat menjadi 100%
penerangan utamanya listrik baik dari PLN dan bukan PLN.
Pemenuhan kebutuhan dasar korban bencana sosial. Meningkat menjadi 151 ribu
Indeks risiko bencana pada pusat-pusat pertumbuhan yang Menurun menjadi 118,6
berisiko tinggi.
Prevalensi kekurangan gizi (underweight) pada anak balita. Menurun menjadi 17%
Prevalensi penduduk dengan kerawanan pangan sedang Menurun
atau berat, berdasarkan pada Skala Pengalaman Kerawanan
Pangan.
Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada anak Menurun menjadi 28%
di bawah dua tahun/baduta.
Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapatkan Meningkat menjadi 50%
ASI eksklusif.
Kualitas konsumsi pangan yang diindikasikan oleh skor Pola Meningkat menjadi: skor PPH
Pangan Harapan (PPH) mencapai; dan tingkat konsumsi 92,5; tingkat konsumsi ikan
ikan. 54,5 kg/kapita/tahun
Proporsi perempuan pernah kawin umur 15-49 tahun yang Meningkat menjadi 95%
proses melahirkan terakhirnya ditolong oleh tenaga
kesehatan terlatih.
Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 kelahiran hidup. Menurun menjadi 24
Persentase kabupaten/kota yang mencapai 80% imunisasi Meningkat menjadi 95%
dasar lengkap pada bayi.
Persentase merokok pada penduduk umur ≤18 tahun. Menurun menjadi 5,4%
Proporsi perempuan usia reproduksi (15-49 tahun) atau Meningkat menjadi 66%
pasangannya yang memiliki kebutuhan keluarga berencana
dan menggunakan alat kontrasepsi metode modern.
Proporsi anak-anak dan remaja: (a) pada kelas 4, (b) tingkat Meningkat
akhir SD/kelas 6, (c) tingkat akhir SMP/kelas 9 yang
mencapai standar kemampuan minimum dalam: (i)
membaca, (ii) matematika.
Rata-rata lama sekolah penduduk umur ≥15 tahun. Meningkat menjadi 8,8 tahun
Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan Anak Usia Dini Meningkat menjadi 77,2%
(PAUD).
Persentase angka melek aksara penduduk umur ≥15 tahun. Meningkat menjadi 96,1%
Proporsi sekolah dengan akses ke: (a) listrik (b) internet Meningkat
untuk tujuan pengajaran, (c) komputer untuk tujuan
pengajaran, (d) infrastruktur dan materi memadai bagi
siswa disabilitas, (e) air minum layak, (f) fasilitas sanitasi
dasar per jenis kelamin, (g) fasilitas cuci tangan (terdiri air,
sanitasi, dan higienis bagi semua (WASH).
Persentase guru TK, SD, SMP, SMA, SMK, dan PLB yang Meningkat
bersertifikat pendidik.
Median usia kawin pertama perempuan pernah kawin Meningkat menjadi 21 tahun
umur 25-49 tahun.
Angka kelahiran pada perempuan umur 15-19 tahun (Age Menurun menjadi 38 tahun
Specific Fertility Rate/ASFR).
Pengetahuan dan pemahaman Pasangan Usia Subur (PUS) Meningkat menjadi 85%
tentang metode kontrasepsi modern.
Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap Meningkat menjadi 100%
layanan sumber air minum layak.
Kapasitas prasarana air baku untuk melayani rumah tangga, Meningkat menjadi 118,6
perkotaan dan industri, serta penyediaan air baku untuk m3/detik
pulau-pulau.
Proporsi populasi yang memiliki akses layanan sumber air Meningkat menjadi 100%
minum aman dan berkelanjutan.
Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap Meningkat menjadi 100%
layanan sanitasi layak.
Jumlah desa/kelurahan yang melaksanakan Sanitasi Total Meningkat menjadi 45.000
Berbasis Masyarakat (STBM). (skala nasional)
Persentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan Menurun menjadi 7-8%
nasional, menurut jenis kelamin dan kelompok umur.
Proporsi rumah tangga yang memiliki akses terhadap 3,7 juta rumah tangga
hunian yang layak dan terjangkau.
Jumlah kota sedang dan kota baru yang terpenuhi SPP. Paling sedikit 20 kota sedang dan
10 kota baru (skala nasional)
Jumlah kota sedang di luar Jawa yang diarahkan sebagai Minimal 20 kota sedang (skala
pengendali (buffer) arus urbanisasi dan sebagai pusat nasional)
pertumbuhan utama.
Jumlah Metropolitan baru di luar Jawa sebagai Pusat 5 metropolitan (skala nasional)
Kegiatan Nasional (PKN).
Jumlah limbah B3 yang terkelola dan proporsi limbah B3 Meningkat menjadi 150 juta ton
yang diolah sesuai peraturan perundangan (sektor industri). (skala nasional)
Jumlah timbulan sampah yang didaur ulang. 20 ton per hari (skala nasional)
Proporsi luas lahan kritis yang direhabilitasi terhadap luas 5,5 juta ha (skala nasional)
lahan keseluruhan.
Persentase kepemilikan akta lahir untuk penduduk 40% Meningkat menjadi 77,4%
berpendapatan bawah.
Tingkat penetrasi akses tetap pitalebar (fixed broadband) di Meningkat menjadi: Perkotaan
Perkotaan dan di Perdesaan. (20 Mbps) 71% rumah tangga
dan 30% populasi; Perdesaan
(10 Mbps) 49% rumah tangga
dan 6% populasi
Proporsi penduduk terlayani mobile broadband Meningkat menjadi: Perkotaan
100% populasi; Perdesaan
52% populasi.
250 235
220 222
Jumlah Indikator
200
150
100
50
0
Pusat Provinsi Kabupaten Kota