Anda di halaman 1dari 2

Pendapat Dinas Lingkungan Hidup atas Rapat Pembahasan

Kajian Daya Tampung dan Daya Dukung Danau Toba

A. Komposisi Peserta Rapat


1. Penetapan status trofik Danau Toba sebagai oligotrofik dan penetapan Daya Dukung
Danau Toba untuk budidaya perikanan sebesar 10.000 ton/tahun oleh Gubernur
Sumatera Utara juga adalah atas rekomendasi Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan RI kepada Gubernur Sumatera Utara melalui Surat No.
S.147/MENLHK/PPKL/PKL.2/4/2017 tanggal 3 April 2017 tentang Penetapan Status
Trofik dan Daya Tampung Beban Pencemaran Danau Toba. Dengan demikian
keikutsertaan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam daftar undangan
adalah sebuah keharusan.

2. Akademisi Universitas Sumatera Utara yang turut berperan dalam Kajian Status Trofik
Danau Toba serta Kajian Daya Dukung dan Daya Tampung Danau Toba yang
melahirkan rekomendasi Menteri LHK kepada Gubernur Sumatera Utara adalah Prof.
Dr. Ir. Meneth Ginting, M.A.D.E, dan Prof. Ir. Zulkifli Nasution, M.Sc, Ph.D.
Keikutsertaan kedua akademisi ini juga adalah mutlak perlu dalam pembahasan ini.

3. Mengingat pihak-pihak yang bekepentingan tidak secara proporsional diundang dalam


rapat ini, maka kami sampaikan bahwa rapat koordinasi dan diskusi pakar ini harus
diulang dengan menghadirkan pihak-pihak yang berkepentingan terutama Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta kedua pakar tersebut.

B. Peraturan Perundang-undangan yang menjadi acuan dalam penetapan daya tampung dan
daya dukung Danau Toba untuk budidaya perikanan
1. Peraturan Gubernur Sumatera Utara No. 1 Tahun 2009 tentang Baku Mutu Air Danau
Toba, menetapkan Baku Mutu Air Danau Toba sebagai Kelas I, yaitu standar kualitas
air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau
peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan
tersebut.

2. PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang Tata Ruang Wilayah Nasional menetapkan


Kawasan Danau Toba sebagai kawasan strategis nasional dari sudut kepentingan
fungsi dan daya dukung lingkungan hidup, dengan demikian fokus pengembangan
kawasan Danau Toba adalah untuk kepentingan lingkungan hidup.

3. Perpres 81 Tahun 2014 tentang Tata Ruang Wilayah Danau Toba dan Sekitarnya pada
Bagian Ketiga, "Strategi Penataan Ruang Kawasan Danau Toba" Pasal 8 ayat (5)
huruf a menyatakan "mengendalikan kawasan budi daya perikanan dan keberadaan
KJA dengan menetapkan lokasi kawasan budi daya perikanan dan kawasan KJA yang
didasarkan pada kualitas baku mutu air kelas I.

4. Keputusan Gubernur Sumatera Utara No. 188.44/209/KPTS/2017, tanggal 3 Mei


2017 tentang Status Trofik Danau Toba Utara yang menetapkan status trofik Danau
Toba sebagai oligotrofik. Penetapan status trofik adalah penetapan arah pengelolaan
bukan justifikasi kondisi riel.

5. Keputusan Gubernur Sumatera Utara No. 188.44/213/KPTS/2017 tentang Daya


Tampung Beban Pencemaran dan Daya Dukung Danau Toba untuk Budidaya
Perikanan tanggal 3 Mei 2017 menetapkan bahwa daya dukung Danau Toba untuk
budidaya perikanan adalah maksimum 10.000 ton/tahun. Pada bagian Memutuskan,
Menetapkan butir keenam disebutkan "Penetapan daya tampung beban pencemaran
air Danau Toba serta daya dukungnya, dilakukan secara berkala sekurang-kurangnya
5 (lima) tahun sekali". Dengan demikian yang dilakukan berkala adalah penetapan
daya tampung dan bukan penetapan status trofik. Status oligotrofik tetap menjadi
rujukan dalam penetapan daya dukung dan daya tampung Danau Toba.

6. Perpres 60 Tahun 2021 tentang Penyelamatan Danau Prioritas Nasional, menetapkan


kegiatan penertiban budidaya ikan pada keramba jaring apung di Danau Toba dengan
target capaian tahun 2021 s.d 2024 adalah menjadi 10.000 ton ikan/tahun (daya
dukung maksimum).

7. Peraturan Pemerintah No. 22 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan


Lingkungan Hidup pada Lampiran VI huruf Rumawi II Baku Mutu Air Danau dan
Sejenisnya, menegaskan bahwa status trofik Baku Mutu Danau Kelas I adalah
oligotrofik.

8. Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor 188.44/231/KPTS/2022 tanggal 8 April


2022 tentang Penetapan Alokasi Keramba Jaring Apung di Danau Toba yang
menetapkan produksi KJA di Danau Toba 10.000 ikan/tahun.

Plt. Kepala Dinas Lingkungan Hidup


Provinsi Sumatera Utara

Siti Bayu Nasution, S.I.P., M.Si.

Anda mungkin juga menyukai