Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH ETIKA DAN UNDANG UNDANG

Dosen Pengajar : Rizal Fauzi, M.Clin.,Apt


Disusun oleh :
Millailatin Nispi (160500025)
Mirzaliana (160500026)
Monica Mutiara (160500027)
Muhamad Irzal Samual (160500028)
Muhammad Suhada (160500029)
Mutia Risang Reforwati M.saleh (160500030)
Nevin Setyaningsih (160500031)
Nisa Alfirdausi Yana Rachim (160500032)
Novia Afifah (160500033)
Nurfaidah Abd Muin B (160500034)
R.Cahyati (160500035)

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ALMA ATA
YOGYAKARTA
2019
KASUS 3
Apotek “G” merupakan apotek yang terletak di kota besar. Apotek tersebut bekerja sama
dengan beberapa penulis resep untuk melakukan panel obat ke beberapa penulis resep. Setiap
bulannya apotek tersebut melakukan panel ke beberapa penulis resep. Akan tetapi di tempat kerja
penulis resep tidak terdapat apotekernya, sehingga obat-obat tersebut langsung diserahkan oleh
penulis resep kepada pasien. Keuntungan bersih yang didapat apotek “G” dari hasil penjualan obat-
obat ke beberapa penulis resep sekitar Rp. 75.000.000,00 setiap bulannya. Apoteker yang bekerja
di Apotek “G” tersebut merasa sangat senang karena mendapatkan keuntungan yag besar.

Soal:
Lakukan analisis soal di atas kemudian kaitkan dengan kode etik apoteker dan peraturan
perundang-undangan kefarmasian.

ANALISIS KASUS

Apotek panel merupakan suatu pelanggarana apotek dari sector distribusi obat. Apotek panel
bekerja sama dengan pihak distributor untuk mendistribusikan obat obat keras ke pihak pihak
tertentu berdasarkan pesanan dari paramedic atau dokter, klinik yang tidak ada apotekernya,
perorangan, atau toko obat.

PBF distributor dan subdistributor kerjasama dengan apotek panel untuk menyamarkan
penyimpangan distributor obat.

Istilah ini dikenal dengan pemutihan, yaitu apotek menyatakan diri sebagai pembeli dan penerima
sejumlah obat tetapi pada nyatanya obatnya bukan ke apotek. Tujuan kerja sama ini adalah untuk
mendapatkan omset dari dokter, klinik atau rumah sakit. Dan untuk mencapai omset yang besar,
pemesanan obatnya harus dalam jumlah yang banyak.
Apotek panel ada 2 jenis yaitu :

1. Apotek panel aktif

Apotek panel tipe ini, Medrep atau sales aktif mencari orderan dari dokter. Kemudian apotek
tugasnya memesan dan mengirim obat ke PBF serta melakukan penagihan ke dokter.

Mekanisme nya sebagai berikut :

- Dokter menulis pesanan obat menggunakan resep


- Sales membawea resep ke apotek panel
- Apotek panel buat surat pesanan berdasarkan resep dokter tadi ke PBF (biasanya tanda
tangan dokter “dipalsukan” atau apoteker disuruh tanda tangan surat pesanan kosong
karena distributor sekarang sudah minta specimen tanda tangan apoteker)
- PBF menyiapkan obat dan menjual ke apotek dengan harga diskon khusus (lebih besar dari
diskon regular)
- Apotek menyiapkan obat dan menjual ke apotek dengan harga diskon khusus (lebih besar
dari diskon regular)
- Apotek mencatat transaksi dan administrasinya
- Apotek kirim obat ke dokter/klinik untuk melakukan penagihan.
2. Apotek panel pasif

Apotek panel tipe ini lebih ekstrim karena apotek menyerahkan blanko surat pesanan dan stample
apotik ke PBF. Mekanisme sebagai berikut :

- Medrep melakukan penawaran produk obat ke dokter


- Dokter menulis pesanan obat menggukan resep
- Medrep menyerahkan resep ke PBF
- PBF menyelesaikan administrasi transaksi seolah olah seperti pesanan apotek
- PBF menyerahkan faktur asli ke apotek supaya kesannya apotek adalah si pembeli yang
memesan obat ke OBF
- PBF mengirim obat ke dokter disertai faktur apotek dan selanjutnya PBF melakukan
penagiuhan
- Apotek dapat fee “pemutihan”
Letak pelanggaran apotek panel :

- Fungsi resep disalah gunakan menjadi pesanan obat (tidak ada nama pasien, alamat, dosis,
aturan pakai) dll
- Obat disimoan di sarana pelayanan kesehatan yang tidak ada apoteker penanggung jawab
nya sehingga peracikan dan atau dispensing dilakukan oleh dokter atau perawat atau bidan.
- Fungsi apotek disalahgunakan, seharunya apotek merupakan sarana tempat pelayanan
kefarmasiaan yang dilakukakn oleh apoteker, malah berubah fungsi menjadi “miniature”
distributor.

Kasus ini melanggar aturan etika apoteker pada pasal 5 ayat yang berbunyi :

1. Seorang apoteker dalam tindakan professional nya harus menghindari diri dari perbuatan
yang akan merusak atau seseorang ataupun merugikan orang lain.
2. Seorang apoteker menjalankan tugas nyadapat memperoleh imbalan dari pasien dan
masyarakat atas jasa yang diberikan nya dengan tetap memegang teguh kepada prinsip
mendahulukan kepentingan pasien
3. Besar nya jas pelayanan ditetapkan dalam peraturan organisasi
DAFTAR PUSTAKA

https://www.maranathafarma.id/2018/01/apotekpanelapakahdiizinkan
Kode Etik Apoteker Indonesia dan Implementasi-Jabaran Kode Etik

Anda mungkin juga menyukai