e-ISSN: 2580-4448
JURNAL
INFRASTRUKTUR
Vol. 5 No. 01 Juni 2019
01
Kerusakan dan
Perilaku Bendungan
Hasil Inspeksi Luar
Biasa Akibat Gempa
Lombok
02
Lead Rubber Bearing
(LRB) sebagai Solusi
Gempa 1000 Tahunan
pada Jembatan
Kenteng Salatiga
03
Evaluasi terhadap
Implementasi
Pembangunan
Rumah Tahan
Gempa Tipikal
Tembokan pada
Perumahan
Bersubsidi di Serang
Banten
p-ISSN 2527-497X
e-ISSN 2580-4448
JURNAL
INFRASTRUKTUR
Vol. 5 No. 01 Juni 2019
JURNAL INFRASTRUKTUR i
Vol. 5 No. 01 Juni 2019
JURNAL
INFRASTRUKTUR
Vol. 52 No.
Vol. No. 01
01 Juni
April2019
2017
Mitra Bestari : Prof. Dr. Ir. Nieke Karnaningroem Dipl.SE, M.Sc (Institut Teknologi Sepuluh
Nopember)
Prof. Dr-Ing. Muhammad Yamin Jinca, MS.Tr. (Universitas Hasanuddin
Makassar)
Dr.techn. Umboro Lasminto, ST., M.Sc. (Institut Teknologi Sepuluh
Nopember)
Redaksi
Website : bpsdm.pu.go.id/jurnal
Email : jafung.bpsdm.pupr@gmail.com
ii JURNAL INFRASTRUKTUR
Vol. 5 No. 01 Juni 2019
DAFTAR ISI
Pengantar Redaksi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iv
2. LEAD RUBBER BEARING (LRB) SEBAGAI SOLUSI GEMPA 1000 TAHUNAN PADA 1-7
JEMBATAN KENTENG SALATIGA
Wahyuningsih Tri Hermani
Lampiran Abstrak . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1 - 80
PENGANTAR REDAKSI
Jurnal Infrastruktur merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Pusdiklat Manajemen dan Pengemban-
gan Jafung. Maksud dan tujuan diterbitkannya Jurnal Infrastruktur adalah sebagai sarana pertukaran ilmu
pengetahuan dan informasi yang berkaitan dengan bidang PUPR. Jurnal ini diharapkan dapat menumbuhkan
kreatifitas dan pertukaran gagasan diantara para pejabat fungsional, pejabat struktural, baik di Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat maupun Kementerian/Lembaga/Instansi terkait dengan pemban-
gunan infrastruktur. Selain itu kami juga berharap para akademisi, baik dari institusi swasta maupun negeri
di Indonesia pada ilmu teknik bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat. Dengan harapan kreatifitas
tersebut akan bermuara pada peningkatan kualitas infrastruktur Kementerian PUPR demi kemajuan tanah
air tercinta, atau hanya sekedar memberikan inspirasi bagi para pembaca untuk berperan aktif dalam rangka
pengembangan ilmu dan teknologi terutama di bidang PUPR.
Kami mengucapkan terima kasih dan selamat kepada para penulis yang telah memberikan kontribusi signifi-
kan dalam pengembangan ilmu dan teknologi di bidang PUPR, demikian juga kepada para mitra bestari (re-
viewer) yang telah meluangkan waktunya untuk menilai naskah yang dimuat pada edisi ini. Karena jurnal ini
merupakan wadah insan PUPR yang Profesional dalam menuangkan buah pikiran, ide atau gagasan baru yang
orisinil, dan inovasinya, maka eksistensinya memerlukan partisipasi aktif para anggota berupa penyampaian
tulisan ilmiah. Hal tersebut yang mendorong kami untuk tiada hentinya menghimbau dan mengundang para
pejabat fungsional bidang PUPR untuk mempublikasikan hasil penelitian/kajiannya.
Jurnal Infrastruktur Volume 5 No. 1 Juni 2019 ini merupakan terbitan jurnal yang ketujuh dengan kontributor
yang terdiri dari 1 (satu) orang Pengawas, 2 (dua) orang Widyaiswara, 2 (dua) orang Teknik Pengairan, 2 (dua)
orang Teknik Jalan dan Jembatan, 2 (dua) orang Mahasiswa Universitas Hasanuddin, 3 (tiga) orang Dosen
Universitas Gajah Mada, 5 (lima) orang Dosen Universitas Hasanuddin, 1 (satu) orang Dosen Universitas Is-
lam Indonesia, 2 (dua) orang Dosen Univesitas Serang Raya, 1 (satu) orang Pelaksana Badan Penelitian dan
Pengembangan. Kami juga telah meluncurkan jurnal online (e-jurnal) dalam rangka memenuhi persyaratan
proses akreditasi jurnal. Adapun tulisan terkait bidang pengairan sebanyak 2 artikel, bidang jalan dan jem-
batan sebanyak 5 artikel, dan bidang penyehatan lingkungan sebanyak 2 artikel.
Kami menyadari Jurnal Infrastruktur ini masih jauh dari sempurna. Berkenaan dengan hal tersebut, bersama
ini kami informasikan bahwa kami menerima masukan konstruktif dari para pembaca dan pemerhati yang
dapat disampaikan kepada kami melalui alamat email yang tertera pada lembar susunan redaksi, atau melalui
e-jurnal.
Redaksi
Jurnal INFRASTRUKTUR
iv JURNAL INFRASTRUKTUR
Vol. 5 No. 01 Juni 2019
1,2,3
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Email: gedesuardiari@gmail.com1, supardi.bws@gmail.com2, omjoko06@yahoo.co.id3
Abstract
Dam has big advantages but also has big potential of disastrous damage. Tectonic earthquake in Lombok
happened simultaneausly Alt magnitude 6.4 on 29 July 2018, magnitude 7.0 on 5 August 2018, magnitude
6.2 on 9 August 2018 and magnitude 6.9 on 19 August 2018. The earthquake damaged 83392 living hauses,
3540 public and Social amenities, including water irrigation. The earthquake also killed 560 people with with
loss of about 7.45 billion. Inspection then conducted soon after the earthquake aiming at determining the
damage and the safety of dam structure and all supporting equipment of the dam operation. Since the
earthquake was magnitude 7.0, the area should be inspected are around 125 km in radius of the earthquake
epicentre. Extraordinary inspection consisted of two activities 1) visual inspection on the components of dam
structure, either above or under the water surfaces, 2) field inspection and study on record of instruments
to determine the behaviour of dam including the water seepage of dam, the current deformation and the
strength of water pressure in the wall and foundation of dam. The inspection showed that earthquake in
Lombok damaged the dam structure and made some cracks in the wall of dam. Out of 32 dams, 31 dams
could be categorized as good enough to operate while the rest need more study to assure the condition to
operate. The analysis on the record of seepage and pores data, and the position of dam, it is inferred that
there is nothing that over the parameter potentially to cause damages and reduce the safety of the dams.
Abstrak
Bendungan disamping memiliki manfaat yang besar, juga menyimpan potensi bahaya yang besar pula.
Gempa tektonik terjadi di Pulau Lombok berturut-turut dengan kekuatan 6,4 skala Richter tanggal 29 Juli
2018, skala 7,0 skala Richter tanggal 5 Agustus 2018, skala 6,2 skala Richter tanggal 9 Agustus 2018 dan
terakhir skala 6,9 skala Richter tanggal 19 Agustus 2018. Akibat gempa tersebut terdapat 83.392 unit rumah
penduduk rusak, 3.540 unit fasilitas umum dan sosial rusak termasuk bangunan air irigasi juga mengalami
kerusakan dan korban jiwa mencapai 560 orang meninggal dunia dengan kerugian 7,45 triliun. Inpeksi luar
biasa dilakukan segera setelah terjadinya gempa bumi dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kerusakan
dan tingkat keamanan struktur bendungan serta peralatan pendukungnya terhadap pengoperasian
bendungan. Karena gempa yang terjadi bermagnitudo 7.0 skala richter, maka lokasi bendungan yang harus
di inspeksi adalah sampai radius 125 km dari pusat gempa. Inpeksi luar biasa mencakup 2 kegiatan yaitu 1)
inspeksi visual atas komponen struktur bendungan baik yang berada di atas maupun di bawah permukaan
air dan 2) inspeksi lapangan dan kajian atas catatan instrumentasi untuk menilai perilaku bendungan
meliputi air rembesan waduk, laju deformasi yang terjadi dan besarnya tekanan air pori di dalam tubuh
bendungan dan atau di pondasi bendungan. Dari hasil inspeksi luar biasa diketahui gempa bumi di Lombok
telah menimbulkan kerusakan pada bangunan infrastruktur bendungan berupa retakan pada permukaan
timbunan. Dari 32 bendungan yang ada, terdapat 31 bendungan kondisi baik sehingga dapat beroperasi
dan 1 bendungan dalam kondisi cukup sehingga dapat beroperasi namun diperlukan analisa teknik untuk
memastikan kondisi keamanan bendungan. Hasil analisis terhadap pencatatan data rembesan, tekanan pori
dan penurunan tubuh bendungan, diketahui tidak terdapat hasil pemantauan yang melebihi parameter-
parameter dalam desain yang berpotensi gangguan terhadap keamanan bendungan.
dan pemantauan terhadap besarnya tekanan air beban normal dan kemungkinan kurang aman pada
pori di dalam tubuh bendungan dan/atau di pondasi banjir desain dan gempa desain sehingga diperlukan
bendungan, kuantitas air rembesan/bocoran waduk analisis teknik untuk memastikan kondisi keamanan
serta pengukuran jenis dan laju deformasi yang bendungan dan bendungan dapat beroperasi seperti
terjadi. biasa.
Berdasarkan Gambar 4, menunjukkan bahwa bendungan pada seluruh layer. Hal ini berarti tubuh
hasil pembacaan multilayer settlement dengan bendungan Pandanduri pada waktu pelaksanaan
menggunakan alat Inklinometer diketahui bahwa pembangunan sangat bagus terutama dalam proses
akibat gempa tanggal 29 Juli 2018 dengan skala pemadatannya sehingga masing-masing layer
6,4 skala richter terjadi penurunan tegak tubuh sangat kompak dan tahan terhadap penurunan
bendungan pada layer VS-10 dan VS-11 masing- tegak tubuh Bendungan akibat gempa. Besaran
masing sebesar 0,001 meter. Selanjutnya disusul nilai deformasi tubuh bendungan sebesar 0,001
gempa tanggal 9 Agustus 2018 dengan skala meter sehabis gempa masih lebih kecil dari batasan
6,2 skala richter, terjadi penurunan tegak tubuh nilai deformasi maksimum tubuh bendungan yang
bendungan pada layer VS-8 dan VS-10 masing- diperbolehkan yaitu sebesar 0,788 meter (1-2 %
masing sebesar 0,001 meter. Selanjutnya akibat dari tinggi puncak tubuh bendungan).
gempa tanggal 19 Agustus 2018 dengan skala 6,9
skala richter, tidak terjadi penurunan tegak tubuh 4.5. Tekanan Pori
B. Setelah dilakukan analisis terhadap pencatatan Nugroho, Sutopo Purwo, 2018. 32.129 Unit
data rembesan, tekanan pori dan penurunan Rumah Rusak Akibat Gempa Lombok Telah
tubuh bendungan, maka tidak terdapat hasil Diverifikasi, Upaya Perbaikan Rumah Terus
pemantauan yang melebihi parameter-parameter Dilakukan (diakses 26 September 2018).
dalam desain yang berpotensi gangguan terhadap
keamanan bendungan. Soedibyo, 1987, Teknik Bendungan, Cetakan Kedua,
PT Pradnya Paramita, Jakarta.
Abstract
Kenteng bridge foundation works using pile bore. Field evaluation by visiting geotechnical specialists by re-
ferring to the latest borelog results carried out by the contractor. After checking by the independent checker
team, it was found that the bore pile pole pull reaction against the 1000 year earthquake load exceeded
the pull support capacity of the borepile pole so that it was suggested by the Commission for the Security
of Road Bridges and Tunnels (KKJTJ) to reduce the pull force on borepile. Initially it was recommended to
use High-Damping Rubber Bearings (HDRB), but it was constrained by the time of HDRB procurement which
requires a maximum of 4 months. Therefore, to be able to withstand a 1000-year earthquake load, the use
of Lead Rubber Bearings (LRB) is chosen which only requires about 2 months of procurement.The method
used in this study by evaluating the use of Lead Rubber Bearings (LRB) on the Kenteng bridge using load
analysis and calculations pull the bore pile pole. From the study of the use of the Kenteng Bridge Lead Rub-
ber Bearing (LRB) on the construction of segments 4 and 5 of the Semarang-Solo toll road located in the
Salatiga-Kartosuro Sta. 48.375 has a maximum design for the Kenteng 260 ton LRB Bridge. The use of se-
lected designs, namely LRB, is ready to bear 72 tons. The implementation method is divided into 2, namely
the installation of LRB for simple span and continuous span.
Abstrak
Pekerjaan pondasi jembatan Kenteng menggunakan bore pile. Evaluasi di lapangan oleh visiting spesialis
geoteknik dengan mengacu pada hasil borelog terbaru yang dilaksanakan oleh kontraktor. Setelah dilaku-
kan pengecekan oleh tim independent checker diketahui reaksi gaya tarik tiang bore pile terhadap beban
gempa 1000 tahun melampaui daya dukung tarik tiang borepile sehingga atas saran Komisi Keamanan Jem-
batan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) untuk menurunkan gaya tarik pada borepile. Pada awalnya disarankan
menggunakan High-Damping Rubber Bearing (HDRB), tetapi terkendala dengan waktu pengadaan HDRB
yang membutuhkan waktu paling cepat 4 bulan. Oleh karena itu, untuk dapat menahan beban gempa 1000
tahun dipilih penggunaan Lead Rubber Bearing (LRB) yang hanya membutuhkan waktu pengadaan sekitar
2 bulan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan mengevaluasi penggunaan Lead Rubber Bear-
ing (LRB) pada jembatan Kenteng menggunakan perhitungan analisa beban dan gaya tarik tiang bore pile.
Dari kajian pada penggunaan Lead Rubber Bearing (LRB) Jembatan Kenteng pada pembangunan jalan tol
Semarang-Solo segmen 4 dan 5 yang berada pada ruas Salatiga-Kartosuro Sta. 48.375 mempunyai desain
maksimum untuk LRB Jembatan Kenteng 260 ton. Penggunaan desain bearing yang dipilh yaitu LRB yang
siap mampu memikul 72 ton. Metode pelaksanaan terbagi menjadi 2 yaitu pemasangan LRB untuk simple
span dan continuous span.
Kata kunci: LRB, bearing, gempa, jembatan
B. Daya Tahan Tinggi, LRB dapat memenuhi per- bel untuk memperpanjang periode struktur). Pada
syaratan untuk kinerja bantalan yang stabil den- nilai regangan geser 250 hingga 300%, kekakuan
gan mendukung beban, memungkinkan peman- horizontal akan meningkat kembali akibat pengaruh
jangan dan rotasi girder selama periode waktu hardening effects. Pengaruh ini berfungsi sebagai
yang panjang. “sekring” untuk membatasi deformasi yang melebi-
hi batas gempa maksimum yang direncanakan. Per-
C. Kinerja Tinggi, LRB dapat dirancang sesuai den- angkat LRB disajikan pada Gambar 3.
gan ukuran dan karakteristik struktur sebagai
Nilai kekakuan dan redaman dari LRB bergantung
fungsi peredam getaran dan kelayakan (pemicu)
pada besarnya nilai shear strain yang terjadi. Pada
dapat ditentukan dengan menyesuaikan ukuran
pemodelan linear, umumnya digunakan pendekatan
steker timbal.
nilai kekakuan efektif (Keff) dan redaman efektif (ξeff)
untuk menggambarkan nilai kekakuan dan redaman
pada suatu nilai perpindahan tertentu seperti di-
perlihatkan pada Gambar 4.
1 - 10 JURNAL INFRASTRUKTUR
Vol. 5 No. 01 Juni 2019
2. Tulangan tambahan pada ujung girder yang Gambar 10. Gambaran pemasangan LRB
telah didesain sebagai fully continuous beam Continuous Span
dapat dipakai untuk tipe semi continuous
beam. Pemilihan pemasangan LRB dengan pertimbangan:
3. Meskipun demikian tim independent checker A. Perlunya desain baru LRB yang dapat memikul
agar memeriksa kembali momen kapasitas di beban rencana 260 ton dan beban gempa sesuai
tengah bentang jika menggunakan semi con- kondisi setempat.
tinuous beam.
B. Pada bagian struktur yang tidak menggunakan
B. Perlu dilaksanakan evaluasi kesesuaian desain LRB dipertimbangkan penggunaan modular ex-
LRB dari desain yang telah siap dengan beban pansion joint terhadap struktur yang menerus
mati dan beban gempa rencana untuk Jembatan untuk mengakomodir perbedaan waktu getar
Kali Kenteng. dan displacement ketika gempa terjadi.
C. Desain LRB yang telah siap mampu memikul 72 Untuk Jembatan Kali Kentengdan Kali Serang, pen-
ton, sedangkan desain maksimum pada LRB un- empatan LRB disesuaikan dengan tipe span yang
tuk Jembatan Kali Kenteng adalah 260 ton. Se- ada, untuk tipe simple span (Gambar 9) LRB akan
hingga disarankan dari tim checker menggunak- ditambatkan terlebih dahulu pada balok girder. Se-
an 3 baris LRB, dengan 2 posisi LRB pada bagian dangkan untuk continuous span (Gambar 10), LRB
bawah girder. akan ditambatkan terlebih dahulu pada pier head
tiap pilar.
4.2. Rencana Desain Bearing
JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 11
Vol.5 No. 01 Juni 2019
Gambar 13. Grouting angkur LRB dan Angkur yang sudah terpasang
Malgorzata Szczesna et al, 2019, Downregulation of
5. KESIMPULAN DAN SARAN LRB in VMH/DMH during the second half of
gestation and upregulation of SOCS-3 n ARC
5.1. Kesimpulan in ate-pregnant ews- Implications for leptin
resistance, University of Agriculture Krakow,
Dari kajian penggunaan Lead Rubber Bearing (LRB) Poland.
Jembatan Kenteng dapat diambil kesimpulan:
Masanobu Shinozuka et al, 2015, Shape Memory
A. Pemilihan LRB dengan pertimbangan waktu pen- Alloy Supplemented Lead Rubber Bearing
gadaan yang kurang dari 2 bulan. (SMA-LRB) for Seismic Isolation, University of
California Irvine, USA.
B. Desain maksimum LRB untuk Jembatan Kenteng
260 ton, sehingga dipilih penggunaan desain Reni Suryanita, 2017, Penggunaan High Damping
bearing dengan LRB yang siap mampu memikul Rubber Bearing System pada Struktur Ban-
72 ton. gunan Gedung Dengan Analisis Time History,
Makalah Teknik Sipil Universitas Riau, Riau.
5.2. Saran
Solikhati, 2011, Pengertian dan Macam Pondasi,
Dari kajian yang dilakukan, rekomendasi yang di-
http://eprints.undip.ac.id/28167/1/ penger-
berikansebagaiberikut:
tian_dan_macam_pondasi.pdf
Tim independent checker agar menghitung kembali
Zeynali Keyvan and Saeed Habib, 2018, Experi-
kebutuhan dimensi dan tulangan pierhead dan ad-
mental and Numerical Investigation of Lead-
anya akibat penambahan beban mati yang mungkin
Rubber Dampers in Chevron Concentrically
akan menambah gaya gaya dalam substructure.
Braced Frames, Elsevier Ltd, http://dx.doi.
DAFTAR PUSTAKA org/10.1016/j.acme.2017.06.004
1 - 12 JURNAL INFRASTRUKTUR
Vol. 5 No. 01 Juni 2019
1,2
Universitas Serang Raya
Email: khasanny@yahoo.com1, dessytriana@yahoo.co.id2
Abstract
A subsidized house generally is kind of masonry house which is susceptible to get loss and damages caused
by earthquake. An earthquake does not cause casualty but a collapsed building does it. The purpose of this
study is to evaluate how far the implementation in developing earthquake resistant house case study typical
of masonry, in the subsidized housings in Serang, Banten. The object is masonry building with type of less
than 36 of the 20 subsidized housings in Serang Banten and it used purposive sampling method. The visual
inspection by checking the structural and non-structural components of the building, interview, survey and
observation as data collective methods. The result shows there is only 15% of subsidized housings on this
study which was built considering the criteria of an earthquake resistant building, 45% of them was less
constructed and 40% of subsidized housing was not built appropriately to a minimum requirements in the
standard of earthquake resistant building. Based on the evaluation results, it can be said that in the building
construction needs more attention and control from the government, developers and the building’s owner
to reduce loss and house damages caused by earthquake in the future.
Abstrak
Rumah bersubsidi pada umumnya adalah bangunan tipikal tembokan yang rentan mengalami kerugian
dan kerusakan akibat gempa. Timbulnya korban jiwa ketika terjadi gempa secara umum disebabkan oleh
tertimpa bangunan yang roboh, bukan disebabkan oleh gempa itu sendiri. Tujuan penelitian adalah men-
gevaluasi sejauh mana implementasi pembangunan rumah tahan gempa tipikal tembokan sudah diterapkan
oleh para pengembang pada perumahan bersubsidi di Serang, Banten. Objek penelitian adalah bangunan
rumah tinggal tipe kurang dari 36 pada 20 perumahan bersubsidi di Serang Banten, menggunakan teknik
purposive sampling. Metode pengumpulan data melalui visual inspection komponen struktural dan non-
struktural pada bangunan rumah, didukung wawancara, survey dan observasi di lapangan. Hasil peneli-
tian menunjukkan hanya 15% perumahan bersubsidi dibangun memenuhi kriteria bangunan rumah tahan
gempa, sedangkan 45% dinilai kurang memenuhi dan 40% tidak memenuhi syarat minimum rumah tahan
gempa tipikal tembokan. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, dapat dikatakan bahwa dalam pembangunan
rumah bersubsidi diperlukan perhatian lebih dan kontrol dari pemerintah, pengembang dan pemilik rumah
untuk mengurangi kerugian dan kerusakan apabila terjadi gempa.
JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 13
Vol.5 No. 01 Juni 2019
Saat ini di Serang Provinsi Banten, sektor peruma- 2.1. Bangunan Rumah Tahan Gempa
han menjadi salah satu jenis investasi yang paling
banyak diminati selain ritel. Provinsi Banten menjadi Bangunan tahan gempa didefinisikan sebagai ban-
primadona bagi wilayah pengembangan peruma- gunan yang mampu menahan beban gempa rencana
han bersubsidi ditengah lesunya permintaan akan tanpa mengalami kerusakan berlebihan atau tidak
properti komersial. Seperti yang dituturkan oleh roboh akibat gempa tersebut (Sulendra, 2011).
Ketua Umum DPP Real Estate Indonesia (REI), Adali Bangunan rumah tahan gempa sejatinya adalah
(2017) bahwa karakteristik wilayah Banten masih bangunan aman dari gempa. Penerapan bangunan
memungkinkan untuk menggarap pasar perumahan rumah tahan gempa dapat dilakukan pada bangu-
bersubsidi yang memicu bermunculannya developer nan yang baru akan dibangun maupun pada bangu-
yang menggarap segmen ini. Serapan pembangu- nan yang telah ada (exist) dengan beberapa metode
nan perumahan bersubsidi bagi masyarakat ber- perkuatan. Bangunan rumah tipikal tembokan yang
penghasilan rendah masih berpusat di Kota dan Ka- umumnya banyak dipakai di perumahan bersubsidi
bupaten Serang dimana sampai pertengahan tahun dapat dibangun dengan mengikuti kaidah bangunan
2017 telah dibangun 3.000 unit rumah bersubsidi tahan gempa. Filosofi bangunan tahan gempa dalam
dari total target 8.500 unit (Adali, 2017). Adi (2016) adalah sebagai berikut:
Unit rumah subsidi pada umumnya adalah rumah A. Bila terjadi gempa ringan, bangunan tidak men-
tipikal tembokan karena selain harga material- galami kerusakan baik pada komponen non-
nya semakin terjangkau, juga memberikan kesan struktural (dinding retak, genting dan langit-
gengsi yang lebih tinggi. Rumah tipikal tembokan langit jatuh, kaca pecah, dsb) maupun pada
sendiri ada yang dibangun dengan perkuatan dan komponen strukturalnya (kolom dan balok retak,
ada yang tanpa perkuatan. Rumah tipikal tembokan pondasi amblas, dsb).
akan sangat rentan mengalami kerusakan akibat
gempa apalagi jika dalam pembangunannya diban- B. Bila terjadi gempa sedang, bangunan boleh men-
gun tanpa perkuatan dan tidak mengikuti kaidah galami kerusakan pada komponennon struktural,
bangunan rumah tahan gempa. Dampak kerusakan tetapi tidak boleh rusak pada komponen struk-
terbesar akibat gempa adalah bangunan rumah tural, sedangkan pada bangunan sederhana bo-
tinggal dan infrastruktur (Artatia dan Hakim, 2015). leh mengalami kerusakan tembok.
Pada beberapa kejadian gempa misalnya gempa
C. Bila terjadi gempa besar, bangunan boleh men-
Jogja (2006), gempa Pandeglang (2009) maupun
galami kerusakan baik pada komponen non
gempa Lebak Banten yang baru terjadi awal tahun
struktural maupun komponen struktural, akan
2018 tidak hanya menyebabkan kerusakan gedung
tetapi jiwa penghuni bangunan tetap selamat,
sekolah, gedung pemerintahan dan tempat ibadah
artinya sebelum bangunan runtuh masih cukup
tetapi juga ratusan bahkan ribuan bangunan rumah
waktu bagi penghuni untuk keluar/mengungsi ke
warga yang sebagian besar adalah tipikal tembokan
tempat aman.
dengan tipe rusak ringan, sedang, berat bahkan ro-
boh. Menurut Widodo (2012), faktor penyebab be- Menurut Winarno dan Fauziah (2012), pencegahan
sarnya kerusakan struktur bangunan akibat gempa kerusakan rumah tipikal tembokan akibat gempa
adalah karakteristik gempa (Peak Ground Accelera- perlu dilengkapi dengan elemen-elemen struktur
tion atau PGA, duration of strong shaking, frequency tahan gempa terutama sloof, kolom, balok latei, dan
content dan length of fault rupture), karakteristik balok ring yang harus menyatu menjadi satu kes-
site dan karakteristik struktur. Karakteristik struk- atuan. Selain itu sambungan antara bagian-bagian
tur dipengaruhi oleh proses pelaksanaan di lapan- tersebut harus baik sehingga kesatuan struktur akan
gan. Pelaksanaan yang sering tidak sesuai dengan terbentuk. Bila bahan beton, tembok dan tulan-
perencanaan dominan menjadi penyebab rusaknya gan berkualitas saling menyatu dengan baik, maka
suatu bangunan, sehingga pengawasan sangat di- akan membentuk struktur yang kuat. Pada bangu-
perlukan agar bangunan yang dihasilkan memiliki nan yang telah berdiri dapat diberikan perkuatan
kualitas yang cukup baik minimal untuk menahan sehingga struktur bangunan menjadi lebih daktail.
beban gempa yang mungkin terjadi. Beberapa metode perkuatan pada bangunan rumah
tinggal tembokan agar aman terhadap gempa dalam
Oleh sebab itu, sebagai salah satu upaya mitigasi
Panduan Perbaikan dan Perkuatan Rumah Tinggal
bencana, penelitian ini dilakukan dengan tujuan un-
Pasangan Bata Agar Aman Terhadap Gempa (2009)
tuk mengevaluasi sejauh mana implementasi pem-
antara lain perkuatan sloof dengan menambahkan
bangunan rumah tahan gempa tipikal tembokan di
pasangan besi tulangan pada sloof, perkuatan dind-
perumahan bersubsidi di Serang agar kerusakan
ing dengan menambahkan kolom untuk memperke-
bangunan terutama bangunan rumah tinggal tipikal
cil luasan dinding, penambahan besi tulangan pada
tembokan akibat gempa yang tejadi di masa men-
kolom, perkuatan balok ring dengan menambahkan
datang dapat diminimalisir.
besi tulangan, perkuatan bukaan dengan menam-
bahkan besi tulangan di sekeliling bukaan, perkua-
1 - 14 JURNAL INFRASTRUKTUR
Vol. 5 No. 01 Juni 2019
tan gunungan yaitu dengan menambahkan besi tu- Denah bangunan yang tidak simetris maka denah
langan di balok miring dan pembuatan ikatan angin. bangunan tersebut harus dipisahkan dengan alur
pemisah sedemikian rupa sehingga menjadi rang-
2.2. Konsep Dasar Bangunan Rumah Tahan kaian denah yang simetris misalnya bentuk denah
Gempa L, U dan denah T.Penempatan dinding-dinding pe-
2.2.1. Pondasi
(a) (b)
Gambar 1. (a) Penampang melintang pondasi batu kali; (b) Pondasi menerus
Sumber: Pedoman Teknis (2006)
Penggunaan pondasi pada kondisi tanah lunak dapat 2.2.3. Lokasi Bangunan
digunakan pondasi pelat beton atau jenis pondasi
alternatif lainnya seperti yang ditunjukkan oleh Dalam memilih dimana lokasi bangunan akan didiri-
Gambar 2. kan, maka untuk menjamin keamanan terhadap
gempa perlu diperhatikan hal-hal berikut:
JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 15
Vol.5 No. 01 Juni 2019
(a) (b)
Gambar 4. (a). Contoh penempatan dinding penyekat,
(b). Bidang dinding pada bangunan gedung
Sumber: Pedoman Teknis (2006)
2.2.5. Kuda-Kuda
3. METODE PENELITIAN
Kuda-kuda untuk bangunan rumah tahan gempa
disarankan menggunakan kuda-kuda papan paku. 3.1. Lokasi Penelitian
Kuda-kuda ini cukup ringan dan pembuatannya cu-
kup sederhana. Ukuran kayu yang digunakan 2 cm Penelitian ini dilakukan di Serang, Banten dimana
x 10 cm, dan jumlah paku yang digunakan minimum sebagai objek penelitian adalah bangunan rumah
4 buah paku dengan panjang 2,5 kali tebal kayu. tinggal pada perumahan bersubsidi. Perumahan
bersubsidi yang dipilih berlokasi di Kota Serang dan
2.2.6. Atap Bangunan Kabupaten Serang, Provinsi Banten sesuai dengan
Tabel 1. Teknik pengambilan sampel rumah yang
akan dievaluasi adalah teknik sampel bertujuan
(purposive sampling). Purposive sampling dilakukan
dengan cara mengambil sampel bukan didasarkan
atas strata dan random, tetapi didasarkan atas ad-
anya tujuan tertentu (Arikunto, 2013). Teknik ini
Gambar 5. Atap bangunan dapat digunakan karena mempertimbangkan keter-
Sumber: Pedoman Teknis (2006) batasan waktu, tenaga dan biaya. Setiap peruma-
han diwakili oleh 2 tipe rumah, maksimum tipe 36,
Bentuk-bentuk atap yang terlalu besar dan berat dimana masing-masing tipe sebanyak 2 rumah se-
dapat membahayakan keamanan struktur, karena hingga terdapat 80 rumah yang harus diperiksa.
dapat mengakibatkan beban gempa yang lebih be-
Tabel 1. Daftar perumahan sebagai objek penelitian
No Nama Perumahan No Nama Perumahan
sar.Rangka atap sebuah bangunan juga turut ber- 3.2. Pengumpulan Dan Analisa Data
peran dalam mempercepat keruntuhan sebuah ban-
gunan (Adi, 2016). Gambar 5 memperlihatkan atap Pengumpulan data untuk evaluasi rumah bersub-
bangunan yang disarankan pada bangunan rumah sidi dilakukan dengan cara pemeriksaan langsung,
tahan gempa.Sangat dianjurkan untuk menggunak- observasi lapangan serta survey wawancara ke-
an bahan atap yang ringan dan sederhana seperti pada pemilik rumah menggunakan formulir isian
seng, asbes gelombang atau aluminium dimana ba- evaluasi seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 7.
han penutup atap asbes atau seng harus diikat pada Pemeriksaan meliputi elemen struktural dan elemen
gording dengan paku, pelat besi atau baut. non-struktural, terdiri dari 11 komponen, setiap
1 - 16 JURNAL INFRASTRUKTUR
Vol. 5 No. 01 Juni 2019
JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 17
Vol.5 No. 01 Juni 2019
Pengolahan data menggunakan Ms. Excel untuk manjang kurang memenuhi yang seharusnya
menghasilkan berbagai nilai skor bangunan rumah minimal 4φ10 serta tulangan begel yang juga
tinggal. Penentuan jarak interval indikator menurut kurang memenuhi kriteriamanual perancangan
Widoyoko (2014), memenuhi rumus. yaitu minimal φ8 dengan jarak 150 mm. Seban-
jumlah skor tertinggi - jumlah skor terendah
Jarak interval (i) = (1)
jumlah kelas interval
Skor bangunan rumah tinggal yang diperoleh di- yak 10% tidak menempatkan angkur ke pondasi.
kategorikan menjadi 3 kategori sesuai jumlah kelas Hanya 35% yang memenuhi perbandingan 1 se-
interval yaitu kategori “Tidak Memenuhi”, “Kurang men : 2 pasir : 3 kerikil pada campuran beton
Memenuhi” dan “Memenuhi”, sehingga akan diketa- sloof sedangkan 65% campuran beton kurang
hui berapa banyak perumahan yang bersubsidi yang bagus. Sebanyak 100% perumahan bersubsidi
dibangun memenuhi kriteria bangunan rumah tahan pembuatan beton dilakukan secara manual.
gempa.
E. Kolom, sebanyak 10% memenuhi ukuran kolom
4. HASIL DAN PEMBAHASAN yang sesuai kriteria (min 15 cm x15 cm) se-
dangkan 80% memiliki ukuran yang lebih kecil.
Rumah tipikal tembokan pada perumahan bersub- Sebanyak 100% menggunakan tulangan me-
sidi di Serang, Banten ditunjukkan oleh Gambar 8. manjang dengan diameter kurang dari kriteria
(minimal 4φ10), begitupula tulangan begel yang
kurang memenuhi kriteria minimum. Hanya 35%
perumahan yang memiliki beton kolom yang ti-
dak keropos.
1 - 18 JURNAL INFRASTRUKTUR
Vol. 5 No. 01 Juni 2019
L. Atap, sebanyak 60% perumahan bersubsidi Perlu dicari perumahan-perumahan bersubsidi yang
menggunakan atap genteng beton. Padahal atap sedang dalam proses pembangunan, sehingga vi-
genteng beton cenderung lebih berat daripada sual inpection lebih mudah dilakukan. Perlu penga-
bahan genteng lainnya. wasan dari pemerintah pada pelaksanaan pemban-
gunan untuk menghasilkan bangunan berkualitas
Secara umum, semua perumahan telah memiliki lebih baik.
semua komponen struktural dan non struktural,
akan tetapi pada pelaksanaan di lapangan pemban- DAFTAR PUSTAKA
gunan rumah tidak mengaplikasikan persyaratan
minimum yang seharusnya. Hal ini dapat disebab- Adali, R., (2017), Rumah Bersubsidi di Banten Jadi
kan oleh berbagai faktor baik dari sisi pengembang Primadona, dalam laman www.property.bis-
maupun dari sisi pemilik rumah. Hasil wawancara nis.com, diakses pada 31 Juli 2018.
dengan para pemilik rumah, sebagian besar pemi-
lik rumah tidak mengamati proses pembangunan Adi, A.S.W., (2016), Evaluasi Kesesuaian Bangu-
rumah, dikarenakan kebanyakan rumah yang di- nan Rumah Tinggal Terhadap Aturan Rumah
pasarkan sudah selesai dibangun dengan tampilan Sederhana Tahan Gempa, Studi Kasus di Ke-
minimalis, warna yang menarik, harga yang murah camatan Butuh, Kabupaten Purworejo, Skrip-
dan siap ditempati. Oleh sebab itu pemilik rumah si, Universitas Muhammadiyah Purworejo
tidak terlalu paham bagaimana detail komponen
Arikunto, Suharsimi., (2013), Prosedur Penelitian
struktural dan non struktural rumahnya. Berdasar-
Studi Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Edisi
kan persamaan (1), jarak interval diperoleh adalah
Revisi 2010, Jakarta
6, maka jumlah perumahan yang masuk dalam kat-
egori “Memenuhi”, “Kurang Memenuhi” serta “Tidak Artatia, H. dan Hakim, R.B.F., (2015), Pengelompo-
memenuhi” persyaratan pembangunan rumah tah- kan Dampak Gempa Bumi dari Segi Kerusakan
an gempa ditunjukkan oleh Tabel 2. Fasilitas pada Provinsi yang Berpotensi Gem-
Tabel 2. Persentase perumahan yang memenuhi pa di Indonesia Menggunakan K-Means-Clus-
kriteria bangunan rumah tahan gempa tering, Prosiding Seminar Nasional Matema-
Skor Jumlah Persentase tika dan Pendidikan Matematika, Universitas
Kategori
Bangunan Perumahan (%) Muhammadiyah Surakarta, Solo
59 - 64 8 40 Tidak Memenuhi
65 – 70 9 45 Kurang Memenuhi Kurniati, D. dan Teguh, M., (2013), Evaluasi Pem-
71 - 76 3 15 Memenuhi bangunan Huntap Pasca Erupsi Merapi, Pro-
sumber: Hasil olah data primer siding Seminar Nasional Statistika “Statistika
Dalam Manajemen Kebencanaan”, FMIPA,
Dari Tabel 2, hanya 3 perumahan atau 15% yang Universitas Islam Indonesia, Jogjakarta
dibangun memenuhi kriteria bangunan rumah tah-
an gempa, sedangkan 45% (9 perumahan) dini- Panduan Perbaikan dan Perkuatan Rumah Tinggal
lai kurang memenuhi dan 40% atau 8 perumahan Pasangan Bata Agar Aman Terhadap Gempa,
bersubsidi tidak memenuhi. Banyaknya perumahan (2009), Japan Platform, SNS, Universitas
yang masuk dalam kriteria tidak memenuhi perlu Gadjah Mada
menjadi perhatian karena memiliki risiko yang lebih
tinggi mengalami kerusakan apabila terjadi gempa. Pedoman Teknis Rumah dan Bangunan Gedung Tah-
Rumah-rumah pada perumahan dengan kriteria an Gempa, (2006), Direktur Jenderal Cipta
kurang memenuhi dapat diperkuatagar menjadi Karya, Jakarta
lebih tahan gempa. Akan tetapi untuk perkuatan
Sulendra, I. K., (2011), Evaluasi dan Tindakan Pen-
itu sendiri, dibutuhkan kesadaran dan kesediaan
gurangan Kerusakan Bangunan Berdasarkan
dari pemilik rumah dikarenakn harus mengeluarkan
Peta Zonasi Gempa Tahun 2010, Jurnal IN-
dana sendiri.
FRASTRUKTUR, Vol. 1 No. 2 Desember 2011,
5. KESIMPULAN DAN SARAN Hlmn. 71-78
JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 19
Vol.5 No. 01 Juni 2019
1
Dosen Program Studi Teknik Sipil FTSP, 2Dosen Geo-Info Program Pasca Sarjana,
3
Teknik Jalan dan Jembatan Ahli Muda
1
Universitas Islam Indonesia, 2Universitas Gajah Mada,
3
Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional II, Direktorat Jenderal Bina Marga,
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Email: widodonz@yahoo.com1, sudibyakto@gmail.com2, sulisnursyamsudin@gmail.com3
Abstract
Surakarta Municipality in accordance with the Surakarta-Giritontro (1992) sheet is a fold, cesarean, muscular
and lake area. This fold consists of an anticline and syncline involving rocks from the Semilir Formation,
Oyo Formation, Wonosari-Punung Formation, and Kepek Formation. It is this geographical, geological and
seismotectonic location that makes Surakarta Municipality relatively close to the earthquake sources which
caused Surakarta Municipality to have the potential to impact the earthquake. Planning and construction
of facilities and infrastructure in Surakarta Municipality, especially those concerning the livelihood of many
people, must really pay attention to the seismic aspects. If the building is not well planned for earthquake
hazards, then the risk of losses that may occur will be large given the high earthquake hazard in Surakarta
Municipality.The method in this study is to determine the parameters and seismic analysis using the SHAP
program and the total probability theory with the EQ-RISK sofware. Synthetic digitization data uses the
SHINT program and 1-dimensional wave propagation analysis to the surface with the NERA program. The
value of acceleration at the surface of the ground resulting from wave propagation to the surface is then
made a contour map using SURFER software. The results obtained from this study are the maximum
acceleration contour maps on the ground surface for the PGA spectral period with a 500 year return period
obtained results ranging from 0.15-0.24g.
Abstrak
Kotamadya Surakarta sesuai lembar Surakarta-Giritontro (1992) merupakan daerah lipatan, sesar, kekar, dan
perdanauan. Lipatan ini terdiri dari antiklin dan sinklin yang melibatkan batuan dari Formasi Semilir, Formasi
Oyo, Formasi Wonosari-Punung, dan Formasi Kepek. Letak geografis, geologis dan seismotektonik inilah
yang menjadikan Kotamadya Surakarta relatif dekat dengan sumber-sumber gempa yang menyebabkan
Kotamadya Surakarta sangat berpotensi terhadap dampak gempa bumi. Perencanaan dan pembangunan
sarana dan prasarana di Kotamadya Surakarta terutama yang menyangkut hajat hidup orang banyak harus
betul-betul memperhatikan aspek kegempaan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi risiko kerugian yang
mungkin terjadi akibat dari dampak gempa bumi yang bersifat merusak dan menyebabkan korban jiwa.
Metode dalam penelitian ini adalah dengan menentukan parameter dan analisis seismik menggunakan
program SHAP dan teori probabilitas total dengan piranti EQ-RISK. Data digitasi sintetik menggunakan
program SHINT dan Analisis perambatan gelombang 1 dimensi ke permukaan tanah dengan program NERA.
Nilai percepatan di permukaan tanah hasil dari perambatan gelombang ke permukaan tersebut kemudian
dibuat peta kontur dengan menggunakan software SURFER. Hasil dari penelitian ini adalah peta kontur
percepatan maksimum dipermukaan tanah untuk periode spektral PGA dengan periode ulang 500 tahun
diperoleh hasil berkisar antara 0.15-0.24g.
1 - 20 JURNAL INFRASTRUKTUR
Vol. 5 No. 01 Juni 2019
JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 21
Vol.5 No. 01 Juni 2019
digunakan. Saat ini, peraturan bangunan Februari 1903 dan yang paling akhir pada tanggal 30
international untuk bangunan tahan gempa Desember 2008 dengan jarak pusat gempa dalam
menggunakan peta hazard kegempaan dengan radius 500 km dan kedalaman gempa lebih kecil
risiko terlampaui sebesar 10% dan 2 % selama atau sama dengan 250 km, seperti terlihat pada
masa guna bangunan 50 tahun atau periode ulang Gambar 1 di bawah ini, yaitu episenter gempa di
gempa 475 tahun dan 2475 tahun. Oleh karena sekitar Pulau Jawa, tahun pengamatan 1903-2008
itu, peta kontur percepatan tanah merupakan peta dengan magnitude minimum 5.0 dan kedalaman
zonasi percepatan maksimum dipermukaan tanah maksimum 250 km.
untuk periode ulang 475 tahun kegempaan.
3.2. Pengolahan Data Gempa
Studi mikrozonasi kegempaan untuk Kotamadya
Surakarta dikerjakan dengan mengikuti tahapan- Data gempa yang telah terkumpul diolah sebagai
tahapan sebagai berikut: berikut :
3.1. Pengumpulan Data Gempa A. Konversi skala magnitude gempa menjadi skala
magnituda momen (Mw karena data yang
terkumpul umumnya memiliki skala magnitude
yang berbeda.
Seismic hazard analysis pada suatu lokasi Identifikasi sumber gempa dilakukan berdasarkan
memerlukan seluruh data yang mencatat kejadian kondisi geologi, seismologi dan geofisika. Sumber
gempa yang pernah terjadi di lokasi yang ditinjau gempa atau patahan aktif diidentifikasi melalui
selama rentang periode pengamatan tertentu. Dalam pergerakan relatif antar lempeng atau berdasarkan
studi ini, data kejadian gempa di waktu lampau kondisi seismisitasnya menggunakan data historis
yang pernah terjadi dan mempengaruhi wilayah kejadian gempa serta mekanisme sumber gempa.
Surakarta dikumpulkan dari berbagai sumber yaitu: Pemodelan patahan aktif zona sumber gempa
yang digunakan dalam seismic hazard analysis
A. Katalog gempa Indonesia yang sudah tersedia
seperti terlihat pada Gambar 2 di bawah ini, yaitu
pada program SHAP (hendriyawan, 2005).
Model zona sumber gempa yang di gunakan untuk
B. Katalog gempa yang dikeluarkan oleh ANSS wilayah Indonesia (Engkon kertapati,2006) (dalam
Earthquake catalog. Dangkua, 2006).
Dari pencarian tersebut diperoleh katalog gabungan Pemodelan zona sumber gempa dilakukan untuk
yang mencakup area yang membujur dari 100˚ BT menghubungkan data kejadian gempa dengan
sampai 106˚ BT dan melintang dari -12˚LS sampai metode perhitungan yang digunakan dalam
-2˚ LS. Pencatatan pertama adalah pada tanggal 27 menentukan tingkat risiko gempa. Pemodelan
1 - 22 JURNAL INFRASTRUKTUR
Vol. 5 No. 01 Juni 2019
dilakukan guna memberi gambaran distribusi M dan jarak hiposenter, R sebagai variabel acak
episenter, frekuensi dan pergeseran relatif lempeng indenpenden yang kontinus. Teori probabilitas total
(slip rate) sumber gempa. Hasil pemodelan model dapat dinyatakan dalam formula dasar sebagai
patahan aktif terlihat seperti pada Gambar 3 di berikut:
bawah ini, yaitu distribusi episenter gempa di sekitar
Surakarta dengan momen magnitude 5>Mw>8.5 P[I ≥ i ] = ∫ ∫ P[I ≥ i m & r ]. f M (m). f R (r )dm .dr (2)
pada segmen jawa. r m
3.7. Deagregasi
JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 23
Vol.5 No. 01 Juni 2019
3.8. Pembuatan Ground Motion Time Histories Gambar 4. Ground motion desain gempa
Sintetik Benioff dengan T=0.2 detik
4. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 4-9 merupakan data ground motion desain
dari hasil spectral matching untuk tiap mekanisme
Hasil digitasi ground motion design di lokasi studi pada T=0.2 detik dan T=1.0 detik. Dari Gambar
digambarkan dalam scaled time histories berupa tersebut diatas telihat bahwa mekanisme benioff
data digitasi acceleration time histories. Untuk lebih besar diantara mekanisme lain, karena dari
lebih jelasnya dapat dilihat seperti pada Gambar 4, hasil peak baserock acceleration (PBA) untuk
Gambar 5, Gambar 6, Gambar 7, Gambar 8, dan mekanisme benioff menunjukkan hasil yang lebih
Gambar 9. besar diantara mekanisme lain.
1 - 24 JURNAL INFRASTRUKTUR
Vol. 5 No. 01 Juni 2019
5.1. Kesimpulan
JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 25
Vol.5 No. 01 Juni 2019
2. Untuk zona sumber gempa Megathrust Dangkua, D.T.(2006), Peta hazard Kegempaan
rekaman yang digunakan adalah Chalfant/A- Wilayah Indonesia, Program Studi Magister
Mam290 ( Kejadian gempa di Chalfant Valley Teknik Sipil, Institut Teknologi Bandung,
terjadi pada tanggal 21 juli 1986 jam 14:42 Bandung, Indonesia.
dengan momen magnitude 6.2, jarak 50.8 km
dan sumber data CDMG). Gardner, J.K., Knopoff, L., (1974), Is the Sequence
of Earthquakes in Southern California, with
3. Untuk zona sumber gempa Shallow crustal Aftershocks removed, Poissonian, Bulletin of
rekaman yang digunakan adalah Whittier/A- the Seismological Society of America, Vol. 64,
ROS000 ( Kejadian gempa di Whittier Narrows No. 5.
terjadi pada tanggal 02 oktober 1987 jam
14:42 dengan momen magnitude 6, jarak 86 Haifani, A.K.(2008), Gis application on macro-
km dan sumber data CDMG). seismic hazard analysis in Yogyakarta
province, Doble degree M.Sc. Programme
C. Hasil peta kontur percepatan di permukaan tanah Gajah Mada University International Institute
untuk periode spectral 0.0 detik dengan periode for Geo-Information and Earth Observation.
ulang 500 tahun menunjukkan hasil berkisar
antara 0.15-0.25g. Hendriyawan (2001), Studi Analisis Resiko Gempa
dan Mikrozonasi Kota Jakarta, Program Studi
5.2. Saran Magister Teknik Sipil, Institut Teknologi
Bandung, Bandung, Indonesia.
Adapun saran yang mungkin dapat dijadikan
sumbang pikiran bagi peneliti selanjutnya, adalah Irsyam, M., Firmansyah, J. (1999), Development of
sebagai berikut: Seismic Hazard Map for Indonesia , Prosiding
konferensi Nasional Rekayasa Kegempaan,
A. Analisis risiko gempa hendaklah dilakukan dengan Bandung, Indonesia.
pemodelan 3D yang memperhitungkan banyak
parameter, seperti slip rate dan besarnya dip dari Irsyam, M., dkk. (2007), Usulan Revisi Peta Hazard
suatu sumber gempa dan persamaan attenuasi Kegempaan Wilayah Indonesia, Jurusan
yang dipergunakan. Hal ini dikarenakan akan Teknik Sipil, Institut Teknologi Bandung,
memberikan hasil yang lebih signifikan atau lebih Bandung, Indonesia.
mendekati kondisi di lapangan.
Kramer, S. L., (1996), “Geotechnical Earthquake
B. Untuk pemodelan zona sumber gempa hendaknya Engineering”, Prentice-Hall, Inc., Upper
tidak hanya pada zona subduksi dan shallow Suddle River, New Jersey.
crustal saja, tetapi perlunya ditambahkan
pemodelan zona background seismicity sehingga McGuire, R.K., (2004), “ Seismic Hazard and Risk
akan diperoleh hasil yang lebih akurat. Analysis”, Earthquake Engineering Research
Institute, Boulder, Colorado.
C. Hasil mikrozonasi akan lebih akurat bila data
tanah lebih banyak dan lebih merata di seluruh Shah, H.C., Boen ,T. (1996), Seismic Hazard Model
Kotamadya Surakarta. Disamping itu, penentuan for Indonesia, Stanford University, 1-21
kedalaman batuan dasar sebaiknya dilakukan
Widodo, (2000), Respons Dinamik Struktur Elastik,
D. dengan penelitian di lapangan sehingga
Jurusan Teknik Sipil, Universitas Islam
lebih akurat. Semakin dalam pengeboran akan
Indonesia, UII Press, Yogyakarta.
meningkatkan keakuratan penentuan properties
dinamika tanah sehingga analisis respons Young, R.R., Chiou, S.J., Silva, W.J., Humphrey,
dinamika tanah dapat dilakukan dengan lebih J.R, 1997, “ Strong Ground Motion
teliti. Attenuation Relationship for Subduction Zone
Earthquakes,” Seismological Research Latter,
E. Perlunya penelitian parameter kecepatan gaya
vol.68, no 1, pp 58-73.
geser tanah (Vs) melalui pengujian tanah baik
itu pengeboran atau pengujian seismic (seismic
down/cross hole) pada Kotamadya Surakarta
guna untuk menentukan profil kondisi tanah dan
kedalaman di batuan dasar (bedrock) secara
lebih teliti.
1 - 26 JURNAL INFRASTRUKTUR
Vol. 5 No. 01 Juni 2019
Abstract
The Sampean Baru Dam, which is located in the Sampean watershed, was built in 1976, its main purpose
is to fulfill irrigation water needs for the people of Bondowoso and Situbondo. Not yet optimal management
of Dams causes frequent flooding in the Sampean watershed. Flood events that occur as well as the iden-
tification of the increasingly critical level of the Sampean watershed are behind the need for community-
based flood disaster mitigation studies, with the aim of anticipating and minimizing losses due to similar
floods and for preserving and preserving existing natural resources. Empowerment of people living around
reservoirs or dams is expected to improve the quality of life of these communities. With the empowerment
of the economy of the community around the reservoir, it is hoped that the community will take part in
maintaining and maintaining the dam both directly and indirectly through increasing community capac-
ity, increasing community independence, improving people’s lives, and increasing the sustainability of de-
velopment activities. Some community empowerment-based disaster mitigation activities include forming
Non Govermental Organization that are engaged in the field of concern for natural disasters, conducting
training and counseling through the establishment of Tangguh Bencana Village, implementing upstream
downstream Cost Sharing programs, namely people who benefit from watershed management both directly
and indirectly must bear management costs based on the principle of adequate funds (cost recovery), and
several other mitigation activities.
Abstrak
Bendungan Sampean Baru yang berada pada DAS Sampean dibangun tahun 1976 tujuan utamanya adalah
untuk pemenuhan kebutuhan air irigasi bagi masyarakat Bondowoso dan Situbondo. Pengelolaan Bendun-
gan yang belum maksimal menyebabkan seringkali terjadi banjir pada DAS Sampean tersebut. Peristiwa
banjir yang terjadi serta identifikasi semakin tingginya tingkat kekritisan DAS Sampean, melatar belakangi
perlunya dilakukan kajian mitigasi bencana banjir berbasis partisipasi masyarakat, dengan tujuan untuk
mengantisipasi dan meminimalisasi kerugian akibat banjir serupa serta untuk menjaga dan melestarikan
sumberdaya alam yang ada. Pemberdayaan masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar waduk atau bend-
ungan diharapkan akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat tersebut. Dengan adanya pemberdayaan
perekonomian masyarakat di sekitar waduk diharapkan masyarakat ikut serta berperan dalam menjaga dan
memelihara bendungan baik secara langung maupun tidak langsung melalui peningkatan kemampuan ma-
syarakat, peningkatan kemandirian masyarakat, peningkatan taraf kehidupan masyarakat, dan peningka-
tan kesinambungan (sustainability) kegiatan pembangunan. Beberapa kegiatan mitigasi bencana berbasis
pemberdayaan masyarakat antara lain membentuk LSM yang bergerak dalam bidang kepedulian terhadap
bencana alam, melakukan pelatihan dan penyuluhan melalui pembentukan Desa Tangguh Bencana, penera-
pan program Cost Sharing hulu hilir yaitu masyarakat yg memperoleh manfaat atas pengelolaan DAS baik
secara langsung maupun tak langsung wajib menanggung biaya pengelolaan berdasarkan prinsip kecuku-
pan dana (cost recovery), dan beberapa kegiatan mitigasi lainnya.
JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 27
Vol.5 No. 01 Juni 2019
1. Di Kabupaten Bondowoso, 16 bendung, dan Bentang alam wilayah Kabupaten Bondowoso be-
beberapa plengsengan sungai. rada pada ketinggian antara 50-3.328 meter di atas
permukaan laut. Daerah dengan ketinggian teren-
2. Di Kabupaten Situbondo, kerusakan pada say- dah berada di Desa Grujugan Kecamatan Cermee,
ap pelimpah (side spillway) Bendung Sampe- dan tertinggi di Puncak Gunung Raung Kecamatan
an lama, rusak dan tertutupnya pintu intake Tlogosari. Secara proporsional, 3,27% wilayah bera-
kiri dan kanan bendung Sampean lama, tang- da pada ketinggian di bawah 100 meter dpl, 49,11%
gul parapet dibeberapa lokasi ambruk, Oprit berada pada ketinggian antara 100-500 meter dpl,
jembatan pada jalan raya Surabaya-Banyu- 17,75% berada pada ketinggian 500-1.000 meter
wangi terputus. dpl, dan 27,87% berada pada ketinggian diatas
1.000 meter dpl.
1.1. Latar Belakang
Dalam aspek kelerengan wilayah sangat berva-
Sebelum Bendungan Sampean Baru dibangun, Kali
riasi, yaitu : kemiringan 0-2% seluas 19.083 ha
Sampean telah dimanfaatkan untuk mengairi dae-
(12,23%), kemiringan 3-15% seluas 56.816,9 ha
rah Irigasi Sampean Lama dengan areal seluas
(36,42%), kemiringan 16-40% seluas 30.470,3
10.260 Ha di Kabupaten Situbondo melalui Bendung
ha (19,53%) dan kemiringan diatas 40% seluas
Sampean Lama yang terletak 16 km di hilir Bendung
49.639,8 ha (31,82%). Sehingga bagian wilayah
Sampean Baru. Tujuan dibangun Bendungan Sam-
yang memenuhi kriteria untuk menjadi kawasan
pean Baru adalah untuk lebih memperluas areal iri-
lindung relatif cukup besar.
gasi. Sedangkan manfaat pembangunan Bendung
Sampean Baru adalah untuk irigasi seluas 8.146 ha Tinjauan geologis Kabupaten Bondowoso menunjuk-
dan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro kan adanya 5 jenis batuan penyusun wilayah, yaitu
(PLTMH) sebesar 1,8 MW hasil gunung api kwarter 21,6%, hasil gunung api
1 - 28 JURNAL INFRASTRUKTUR
Vol. 5 No. 01 Juni 2019
Secara hidrologis, curah hujan rata-rata dari 33 sta- Dari hasil penelitian diatas terlihat bahwa kerun-
siun pengukur adalah 1.558,64 mm pertahun, dan tuhan bendungan sebagian besar disebabkan oleh
rata-rata hari hujan sebanyak 87 hari dengan per- faktor geologi yaitu sebesar 59%. Masyarakat akan
bandingan bulan kering dan bulan basah sebesar dapat diberdayakan secara maksimal dalam me-
140%, atau termasuk dalam iklim type E, yaitu lebih mantau keruntuhan bendungan dari faktor geologi,
banyak bulan kering daripada bulan basah. Pada be- setidaknya masyarakat dapat memberikan informa-
berapa kawasan ketersediaan air tanah melimpah, si awal mengenai gejala-gejala keruntuhan bendun-
namun pada kawasan yang lain terdapat kawasan gan kepada pengelola bendungan. Tentunya pem-
yang sulit air (rawan kekeringan). berdayaan masyarakat tersebut harus mempunyai
wadah berupa Lembaga atau Komunitas Masyarakat
Sungai utama yang melalui wilayah Kabupaten Bon-
dowoso adalah Sungai Sampean yang membelah Suatu lembaga atau komunitas masyarakat yang
wilayah kabupaten,Sungai Deluwang di sisi barat, terbentuk harus bermanfaat atau menguntungkan
dan Sungai Telaga di sisi timur. Kabupaten Bondo- bagi masyarakat. Banyak pelaksanaan proyek pem-
woso berada pada 3 (tiga) Daerah Aliran Sungai berdayaan masyarakat yang tidak berhasil. Tri Pran-
(DAS), yaitu DAS Sampean, DAS Deluwang dan adji (2005) menyatakan bahwa secara konsepsional
DAS Banyuputih (Kalipahit). Sebagian besar wilayah penyebab kurang berhasilnya upaya pemberdayaan
Kabupaten Bondowoso berada dalam DAS Sampe- masyarakat untuk perbaikan pengelolaan sum-
an. Terdapat 119 mata air yang tersebar di selu- berdaya lahan dan air, yaitu: pertama, umumnya
ruh wilayah dan 3 sumber air panas di Kecamatan masih terlalu berorientasi pada pencapaian target
Sempol, yang sebagian besar sumber tersebut telah fisik jangka pendek dan bersifat sentralistik. Kedua,
dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti air upaya dan kegiatan tampak sebagai respon sesaat;
bersih, irigasi, perikanan dan parwisata. dan ketiga, terlalu menekankan pada pemberian bu-
daya fisik dan material daripada penguatan budaya
Kondisi wilayah sebagaimana diuraikan diatas men- non-material atau mental kelembagaan masyarakat
jadikan Kabupaten Bondowoso memiliki tingkat ker- secara keseluruhan, masih bersifat parsial belum
awanan yang cukup tinggi terhadap terjadinya ben- komprehensif dan holistik.
cana alam. Tingkat kemiringan dan tekstur tanah
yang sedemikian, menjadi salah satu penyebab ter- Kebanyakan lembaga P3A yang terbentuk, seba-
jadinya erosi/longsor dan rendahnya jumlah cadan- gian besar tidak aktif setelah kegiatan atau proyek
gan air. Tanah yang mudah erosi seluas 46.974,2 pemberdayaannya selesai. Tidak atau belum tercip-
ha (30,1%) dapat dijumpai di hampir seluruh keca- tanya kemandirian masyarakat serta belum terlak-
matan di Kabupaten Bondowoso. Adanya 2 gunung sanannya peningkatan taraf hidup masyakat adalah
berapi yang relatif masih aktif (Raung dan Ijen), penyebab utamanya. Perbaikan kesejahteraan ma-
menjadikan Kecamatan Ijen, Tlogosari, Sukosari syarakat adakah kata kunci utama sebagai motivasi
dan Sumberwringin cukup rawan terhadap bencana para petani untuk bergabung dalam suatu komu-
vulkanis. Sedangkan karakteristik DAS Sampean nitas. Maka pembentukan kelompok masyarakat
yang menyempit di bagian hilir menjadikan bebera- atau upaya pemberdayaan masyarakat dalam pen-
pa kawasan (Klabang, Prajekan, Cermee dan Kabu- gelolaan bendungan tidak terlepas dari kondisi ini.
paten Situbondo) menjadi rawan diterjang bencana Masyarakat harus yakin akan memperoleh manfaat
banjir bandang. dan keuntungan, jika ikut serta dalam pengelolaan
bendungan.
Berdasarkan hal diatas untuk Pengurangan Resiko
Bencana pada Daerah Rawan Bencana Banjir dan, Terbentuknya komunitas masyarakat yang berkelan-
perlu dilakukan upaya melakukan mitigasi struktural jutan harus didukung oleh analisis yang akurat
dan non struktural di Kabupaten Bondowoso. tentang aspek ekonomi. Seberapa jauh dan besar
manfaat yang akan didapat dalam ikut serta menge-
JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 29
Vol.5 No. 01 Juni 2019
lola bendungan. Seperti diketahui daerah di sekitar hulu menyebabkan waktu konsentrasi aliran debit
bendungan yang dapat digarap dan dimanfaatkan banjir pendek. Dengan kondisi di atas maka ban-
masyarakat antara lain untuk: a) perikanan; b) bu- jir yang terjadi di Kali Sampean bersifat banjir ban-
didaya pertanian pada sabuk hijau; dan c) rekreasi dang dimana debit banjir datang dalam waktu cepat
dan wisata air. Namun demikian tergantung pada dengan magnitude besar tetapi tidak berlangsung
tahap awal pemberdayaan masyarakat, yakni hasil lama. Karena bersifat banjir bandang, maka penan-
kajian tentang permasalahan dan potensi sumber- ganannya untuk menurunkan besarnya debit banjir
daya yang terdapat di sekitar lokasi. Dari sini akan adalah dengan memperbesar waktu konsentrasinya.
diketahui lebih jauh prospek pertumbuhan ekonomi Salah satu upaya memperbesar waktu konsentrasi
secara optimal bagi komunitas masyarakat setem- adalah menampung air sementara di hulu sebelum
pat. mengalir ke sungai utama. Tampungan-tampungan
air dapat berupa reservoir, waduk, kolam retensi
Jika prospek manfaat sekitar bendungan terbatas, maupun embung. Konsepnya adalah air hujan yang
karena potensi sumberdaya hanya pada cakupan jatuh di DAS di tampung sementara. Kelebihan air
areal yang sempit, maka dapat diperluas komuni- hujan dari kapasitas tampung waduk/reservoir akan
tas menjadi satu daerah tangkapan atau daerah ali- melimpah dan dialirkan ke sungai. Dari konsep ini
ran sungai (DAS). Sehingga sasaran pemberdayaan maka debit yang mengalir ke sungai lebih kecil kare-
meluas yang semula hanya pengelolaan bendungan na yang mengalir adalah kelebihan dari tampungan
menjadi pengelolaan suatu DAS. Keuntungan dari dan debit puncak dari masing-masing sub DAS tidak
segi pengelolaan DAS termasuk waduk yang ada, mengalir secara bersamaan ke sungai utama.
sangat mendesak mengingat makin kritisnya kondi-
si DAS-DAS di pulau Jawa. Sudah terbukti bahwa
proses sedimentasi pada waduk-waduk relatif baru,
seperti Wonogiri (Gajahmungkur), Kedungombo,
Sudirman, dan sebagainya, berlangsung lebih cepat.
Karena itu sebenarnya pengelolaan bendungan atau
waduk saja, akan kurang berhasil tanpa disertai
pengelolaan DAS. Dari aspek pengelolaan DAS man-
faat partisipasi masyarakat antara lain:
1 - 30 JURNAL INFRASTRUKTUR
Vol. 5 No. 01 Juni 2019
D. Terpeliharanya kesinambungan (sustainabil-
ity) kegiatan pembangunan.
JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 31
Vol.5 No. 01 Juni 2019
kat tersebut yang secara langung tidak mendapat- meluas yang semula hanya pengelolaan bendungan
kan manfaat dari adanya pembangunan bendungan. menjadi pengelolaan suatu DAS. Keuntungan dari
Dengan adanya pemberdayaan perekonomian ma- segi pengelolaan DAS termasuk waduk yang ada,
syarakat di sekitar waduk ini diharapkan juga ma- sangat mendesak mengingat makin kritisnya kondisi
syarakat ikut serta berperan dalam menjaga dan DAS-DAS di pulau Jawa. Karena itu sebenarnya pen-
memelihara bendungan baik secara langung mau- gelolaan bendungan atau waduk saja, akan kurang
pun tidak langsung. Pemberdayaan ekonomi ma- berhasil tanpa disertai pengelolaan DAS. Dari aspek
syarakat ini dalam kegiatannya melibatkan partisi- pengelolaan DAS manfaat partisipasi masyarakat
pasi aktif dari mayarakat dan memanfaatkan aset antara lain:
waduk yang berupa air, lahan, serta sumber daya
alam lainnya yang mungkin dapat diberdayakan A. Mengurangi erosi pada DAS
untuk kepentingan ekonomi masyarakat. Dengan
pemberdayaan ekonomi masyarakat yang meman- B. Mengembalikan dan meningkatkan produktivitas
faatkan aset bendungan, diharapkan membangun lahan
mayarakat untuk merasa memiliki, menjaga dan
C. Menekan laju pertambahan lahan kritis
memelihara bendungan serta prasarana lainnya.
Masyarakat dilibatkan secara aktif dalam proses D. Meningkatkan daya serap DAS
pemberdayaan ekonomi ini mulai dari awal hing-
ga terbentuknya jenis usaha yang telah diepakati. E. Mengurangi debit banjir
Dengan demikian mayarakat akan merasa memiliki
dan ikut bertanggung jawab terhadap keberhasilan F. Memperpanjang proses pendangkalan waduk.
usaha tersebut.
Faktor internal dan eksternal merupakan hal yang
Jenis kegiatan yang akan dilaksanakan haruslah tak terpisahkan dalam proses pemberdayaan ma-
bersifat sederhana, tidak rumit, dikelola secara syarakat. Kedua faktor itu saling mempengaruhi dan
transparan, diatur dan dimonitor oleh masyarakat berkontribusi secara sinergis dan dinamis. Namun
itu sendiri. Jenis kegiatan ini harus dipertimbangkan seringkali faktor internal menjadi lebih penting, uta-
kondisi sosial dan budaya setempat agar dapat ber- manya dalam terwujudnya self-organizing dalam
jalan dengan baik dan berkesinambungan. Selain itu masyarakat. Tradisi masyarakat adalah satu faktor
harulah dipertimbangan dampak terhadap lingkun- internal, yang oleh para ahli sebagai bentuk social
gannya agar kondisi di sekitar bendungan dan waduk ralationship, merupakan suatu networking spesifik
tetap terjaga. Proses pemberdayaan masyarakat ini dan termasuk modal masyarakat (social capital).
harus dilakukan secara bertahap agar masyarakat Menurut Delivery (2004) proses pemberdayaan ma-
tidak merasa terpaksa sehingga program ini dapat syarakat perlu didampingi oleh suatu tim fasilitator
berjalan dengan baik dan berkesinambungan. Den- yang bersifat multidisiplin. Maka tim pendamping
gan demikian masyarakat akan merasa memiliki atau fasilitator adalah salah satu faktor eksternal
dan berusaha untuk mempertahankan jenis usaha yang utama. Dimana peran tim sangat aktif pada
tersebut. Tujuan utama dari pemberdayaan eko- awalnya, tetapi akan berkurang secara bertahap
nomi masyarakat di sekitar waduk ini adalah untuk selama proses pemberdayaan berjalan, sampai ma-
melatih masyarakat berwira usaha untuk mening- syarakat mampu melanjutkan kegiatannya secara
katkan kualitas hidupnya dengan segenap kemam- mandiri. Tahapan dalam proses pemberdayaan pada
puan yang ada. dasarnya mencakup kegiatan-kegiatan sebagai beri-
kut:
Terbentuknya komunitas masyarakat yang berkelan-
jutan harus didukung oleh analisis yang akurat A. Identifikasi dan pengkajian permasalahan
tentang aspek ekonomi. Seberapa jauh dan besar serta potensi masyarakat dengan melibatkan
manfaat yang akan didapat dalam ikut serta menge- sepenuhnya pada peranserta masyarakat;
lola bendungan. Seperti diketahui daerah di sekitar
bendungan yang dapat digarap dan dimanfaatkan B. Mengembangkan rencana kegiatan kelompok
masyarakat antara lain untuk perikanan, budidaya berdasar hasil kajian;
pertanian pada sabuk hijau serta rekreasi dan wisa- C. Implementasi rencana kegiatan kelompok;
ta air. Namun demikian tergantung pada tahap awal
pemberdayaan masyarakat, yakni hasil kajian ten- D. Pemantauan dan evaluasi.
tang permasalahan dan potensi sumberdaya yang
terdapat di sekitar lokasi. Dari sini akan diketahui Pada kedua kegiatan pertama (1 dan 2) biasa dipak-
lebih jauh prospek pertumbuhan ekonomi secara ai metode PRA (participatory rural appraisal) yang
optimal bagi komunitas masyarakat setempat. dikembangkan pertama kali oleh Robert Chambers.
Semua itu mengarah pada perlunya ditingkatkan
Jika prospek manfaat sekitar bendungan terbatas, kemampuan masyarakat dengan berbagai penyulu-
karena potensi sumberdaya hanya pada cakupan han dan pelatihan. Maka peranan tim fasilitator se-
areal yang sempit, maka dapat diperluas komuni- bagai motivator adalah sangat penting, sehingga
tas menjadi satu daerah tangkapan atau daerah ali- kemampuan atau keprofesionalan tim harus dapat
ran sungai (DAS). Sehingga sasaran pemberdayaan diandalkan.
1 - 32 JURNAL INFRASTRUKTUR
Vol. 5 No. 01 Juni 2019
Pada tahap awal pemberdayaan, tim fasilitator ha- Dengan mengikuti pelatihan-pelatihan, masyarakat
rus dapat menjelaskan dan menjadarkan masyara- diharapkan akan mampu menjalankan pemantauan/
kat akan bahaya jebolnya bendungan. Memperke- pengukuran diperlukan. Atau minimal dapat melak-
nalkan rentannya kondisi bendungan-bendungan sanakan inspeksi visual akan tanda-tanda kelainan
lama peninggalan masa kolonial Belanda, di anta- pada tubuh bendungan, seperti: penurunan/ambles
ranya ada yang sudah berumur lebih dari 90 ta- mercu bendungan, retakan-retakan, lubang-lubang,
hun, serta menjelaskan keterbatasan kemampuan kaki bendungan yang menggelembung atau longsor,
instansi pengelola. Pegangan atau parameter uta- bocoran-bocoran, dan sebagainya. Kecuali itu, tentu
ma yang menentukan dan mempengaruhi perilaku, saja masyarakat juga dibekali larangan-larangan
watak dan keutuhan bendungan secara keseluruhan yang menjadikan lemahnya tubuh bendungan tim-
yang harus dipantau dan dicermati dengan saksama bunan tanah, seperti: menanam pohon, membuat
adalah (Pedoman Operasi, Pemeliharaan dan Penga- bangunan di atasnya, membuat jalan setapak melin-
matan Bendungan, 2003): tas kaki bendungan, membongkar batu rip-rap, dan
lain-lain. Pengamatan teknis kondisi darurat oleh
A. Rembesan dan bocoran mencakup sumber bo- masyarakat Secara sederhana masyarakat awam
coran, laju bocoran, kualitas dan kuantitas bo- dapat diberdayakan mengenal tanda-tanda bahaya
coran; yang mengancam jebolnya bendungan tanah. Se-
lanjutnya mereka segera melaporkan kepada petu-
B. Penurunan (settlement) dan tinggi jagaan (free- gas berwenang jika terjadi tanda-tanda tersebut.
board), mencakup besar dan laju penurunan; Berdasar laporan masyarakat maka petugas yang
berwenang secepatnya mengambil tindakan. Berikut
C. Deformasi yang terjadi, internal maupun ekster-
beberapa indikasi kondisi darurat bendungan tanah,
nal, mencakup lokasi dan laju dan besarannya;
yang secara visual tampak, dan perlu mendapat
D. Tegangan air pori dan gaya angkat, mencakup perhatian dan penanganan yang tepat dan cepat:
variasi dan besaran;
A. Air meluap di atas mercu bendungan (overtop-
E. Tekanan internal, mencakup pola, besaran dan ping);
perubahannya.
B. Mengalir bocoran (seepage) yang keruh;
Peran serta masyarakat dalam pengelolaan bendun-
C. Kenaikan bocoran signifikan dalam selang waktu
gan, khususnya dalam rangka pengamanan bend-
singkat;
ungan, pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua
kegiatan: pemantauan dan inspeksi. Untuk bendun- D. Retakan (cracking), longsor (sliding) dan penge-
gan lama secara rinci kegiatan itu sebagai berikut: lupasan (sloughing) pada lereng bendungan;
Pemantauan (monitoring), dengan instrumen (pen-
gukuran): E. Bocoran muncul dan terkonsentrasi dekat tubuh
bendungan;
A. Rembesan dan bocoran: dengan bangunan ukur
V-Notch pada saluran drainase pada kaki bend- F. Menyembul mata air di hilir bendungan atau
ungan sisi luar, diukur dua kali per bulan; dekat kaki bendungan;
B. Penurunan: dengan instrumen patok geser dan G. Timbulnya pusaran air (whirpool) dalam kolam
EDM (Electronic Distance Measurement), diukur waduk.
dua kali setahun saat waduk penuh;
Dengan dukungan sistem pelaporan yang mudah
C. Deformasi (eksternal): dengan instrumen patok dan cepat hasil pengamatan dan inspeksi masyara-
geser, EDM (Electronic Distance Measurement), kat harus segera ditanggapi dan ditindaklanjuti oleh
ekstensometer permukaan, diukur sekali dalam instansi pengelola. Perlu pula disiapkan dan diso-
tiga bulan; sialisasikan prosedur peringatan dini (early warn-
ing system) dan petunjuk perbaikan darurat (flood
D. Untuk deformasi internal (regangan): dengan fighting) pada bendungan tanah, termasuk prosedur
instrumen inklinometer, pengukur regangan, pelaksanaan evakuasi. Semua keterampilan teknis
ekstensometer, diukur sekali dalam tiga bulan; ini harus dapat dikuasai dengan baik oleh masyara-
kat melalui berbagai penyuluhan dan pelatihan yang
E. Tegangan pori dan gaya angkat: dengan instru-
terprogram. Tindakan darurat Beberapa tindakan
men pizometer, diukur dua kali per bulan;
darurat yang dapat diambil, di antaranya adalah:
F. Tekanan internal: dengan instrumen sel-tekan-
A. Ancaman bahaya limpasan (overtopping) oleh
an/stressmeter, diukur sekali dalam tiga bulan.
banjir
Inspeksi atau pengamatan visual, melihat adan-
1. Buka pintu pembuang atau pintu banjir (flood
ya perubahan fisik tubuh bendungan secara kasat
gate) sampai maksimum
mata, dilakukan satu sampai dua kali per bulan.
JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 33
Vol.5 No. 01 Juni 2019
3. Tempatkan riprap (tumpukan batu) atau ka- Mitigasi dalam bencana banjir terbagi menjadi 2
rung pasir pada bagian bendungan yang ru- macam, yaitu mitigasi secara struktural dan mitiga-
sak si secara non-struktural. Berikut adalah penjelasan
dari masing-masing mitigasi.
4. Lakukan tindakan perlindungan erosi pada
bagian hilir lereng bendungan dengan men- A. Mitigasi Struktural
empatkan riprap atau material sejenisnya
Mitigasi Struktural adalah upaya yang dilakukan demi
5. Belokkan air banjir ke sekitar bendungan atau meminimalisir bencana seperti dengan melakukan
ke pelimpah darurat (emergency spillway) pembangunan danal khusus untuk mencegah ban-
jir dan dengan membuat rekayasa teknis bangunan
B. Pengikisan bendungan karena aliran rembesan tahan bencana, serta infrastruktur bangunan tahan
(seepage) melalui tubuh bendungan atau pon- air. Dimana infrastruktur bangunan yang tahan air
dasi nantinya diharapkan agar tidak memberikan dam-
pak yang begitu parah apabila bencana tersebut ter-
1. Tutup lubang rembesan dengan material yang jadi. Beberapa contoh yang dapat dilakukan dengan
sesuai (karung pasir, riprap, tanah, bentonite, metode mitigasi struktural adalah:
atau lembaran plastik jika bocoran pada ba-
gian hulu dari bendungan) 1. Membangun tembok pertahanan dan tanggul.
Sangat dianjurkan untuk membangun tembok
2. Turunkan muka air waduk sampai kecepatan pertahanan dan tanggul di sepanjang aliran
aliran menurun dan tak membahayakan erosi, sungai yang memang rawan apabila terjadi
atau menghentikan rembesan banjir, seperti kawasan yang dekat dengan
penduduk. Hal ini sangat membantu untuk
3. Letakkan pasir atau krikil sebagai filter pada
mengurangi resiko dari bencana banjir yang
rembesan untuk mengurangi larutnya buti-
kerap terjadi pada tingkat debit banjir yang
ran-butiran tanah tubuh bendungan
tidak bisa diprediksi.
4. Teruskan penurunan muka air waduk sampai
rembesan berhenti atau terkendali.
1 - 34 JURNAL INFRASTRUKTUR
Vol. 5 No. 01 Juni 2019
JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 35
Vol.5 No. 01 Juni 2019
dalam menjaga dan memelihara bendungan baik Yosi Darmawan Arifianto. Studi Alternatif Pengelo-
secara langung maupun tidak langsung. laan Banjir DAS Sampean Hilir, Provinsi Jawa
Timur. Pusdiklat Menjafung Kementerian
5.2. Saran PUPR. 2017
DAFTAR PUSTAKA
1 - 36 JURNAL INFRASTRUKTUR
Vol. 5 No. 01 Juni 2019
Abstract
One of the attempt that shall do in order to minimise the convensional energy dependency in traffic light
is using one of Makassar city’s potency which is solar energy as the source of its electricity. Therefore, if
the PLN cut down the electricity then the traffic light will be able to still operate, then the traffic stilll going
smoothly. This research aims to (1) indentify the main factors that affect in application of solar energy for
traffic light (2) to analyse the probability of feasibility in applicating solar energy as conventional energy
alternate which seen from sustainability aspects. Analytical hierarchy process is using in this research as a
method to find the proability of feasibility in applicating both energy resources (convetional and solar). The
result shown that solar energy has the higher probability value in the applicating in traffic light. It indicate
that the solar energy is possible to be utilized or applicated as the energy source alternate for traffic light
in Makassar City.
Abstrak
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisir ketergantungan penggunaan energi konven-
sional pada traffic light adalah dengan memanfaatkan salah satu potensi yang dimiliki kota Makassar yaitu
energi matahari sebagai sumber energi listriknya. Oleh sebab itu, apabila listrik PLN padam atau terputus
maka traffic light tenaga surya tidak akan terganggu dan akan tetap menyala, sehingga kondisi lalu lintas
tetap berjalan dengan baik. Studi ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh
dalam pemanfaatan energi terbarukan tenaga surya untuk traffic light dan (2) menganalisis probabil-
ity kelayakan pemanfaatan energi terbarukan tenaga surya sebagai pengganti energi konvensional yang
dilihat dari aspek sustainable. Metode analisis yang digunakan adalah AHP (analytical hierarchy process)
untuk menemukan probability kelayakan pemanfaatan kedua energi alternatif (energi terbarukan tenaga
surya dengan energi konvensional). Hasil dari analisis menunjukkan bahwa energi terbarukan tenaga surya
yang memiliki nilai probability tertinggi dalam pemanfaatan energi alternatif untuk traffic light. Hal ini
menunjukkan bahwa energi terbarukan tenaga surya memungkinkan untuk dimanfaatkan atau diterapkan
sebagai sumber energi listrik untuk traffic light di kota Makassar.
JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 37
Vol.5 No. 01 Juni 2019
Pertumbuhan penduduk serta penggunaan teknolo- Energi Terbarukan yaitu energi yang berasal dari
gi dalam kehiduan sehari-hari yang pesat, otoma- sumber alami yang dapat dihasilkan lagi dan ramah
tis semakin meningkat kebutuhan dan beban listrik lingkungan. Energi terbarukan merupakan sumber
di daerah perkotaan yang tidak diimbangi dengan energi paling bersih yang ada di planet ini yaitu en-
pembangunan fasilitas pembangkit listrik yang baru. ergi matahari, air, angin, biomassa, panas bumi,
Potensi intensitas radiasi matahari di kota Makassar biofuel, dan biogas (Buku Panduan Energi Terbaru-
terbilang mencukupi (Baharuddin dan Muh. Taufik kan, 2011).
Ishak, 2012), hal ini memungkinkan untuk peman-
faatan energi matahari menjadi energi listrik yang 2.3. Traffic Light Tenaga Surya
tepat untuk traffic light terutama saat listrik PLN
padam atau terputus maka traffic light tenaga surya Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu
tidak akan terganggu dan tetap menyala (Ansar Lintas dan Angkutan Jalan menyebutkan bahwa
Suyuti dan Syafaruddin, 2011). traffic light atau lampu lalu lintas adalah lampu
yang mengendalikan arus lalu-lintas yang terpas-
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk me- ang di persimpangan jalan, tempat penyeberangan
minimalisir penggunaan energi konvensional pada pejalan kaki (zebra cross), dan tempat arus lalu
traffic light serta termasuk contoh pembangunan lintas lainnya.
berkelanjutan salah satunya sustainable energy
yaitu penyediaan energi yang memenuhi kebutuhan
sekarang tanpa mengorbankan kemampuan gen-
erasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mer-
eka (Radar Planologi, 2018).
1 - 38 JURNAL INFRASTRUKTUR
Vol. 5 No. 01 Juni 2019
F. Beberapa konsekuensinya antara lain: Studi pustaka atau literatur yang digunakan untuk
mengidentifikasi faktor-faktor sebagai sub kriteria
G. Kemungkinan fungsi traffic light bisa terganggu yang berpengaruh terhadap pemanfaatan energi
karena suplai energi surya yang kurang maksi- terbarukan tenaga surya untuk traffic light. Solusi
mal. masalah kedua di analisis menggunakan metode
AHP (analytical hierarchy process), bertujuan untuk
H. Untuk pengadaan dan pemasangannya traffic mendapatkan perbandingan probability kelayakan
light tenaga surya saat ini masih tergolong mahal tingkat pemanfaatan energi alternatif yaitu energi
karena komponennya masih banyak di import. terbarukan tenaga surya dengan energi konven-
sional.
2.4. AHP (analytical hierarchy process)
JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 39
Vol.5 No. 01 Juni 2019
Tabel 3. Sub Kriteria Ekonomi Berdasarkan hasil rerata tiap kriteria, dapat disim-
No Sub Kriteria Penilaian pulkan bahwa kriteria yang paling berpengaruhnya
1 Aspek penggunaan Berdasarkan harga bahan baku (sumber secara berurut adalah kriteria lingkungan, kriteria
BBM energi) murah, mahal, ataupun gratis ekonomi, dan yang terendah adalah kriteria sosial
2 Subsidi listrik • Membutuhkan subsidi atau tidak (Gambar 3).
• Sejumlah dana yang dibayar pemer-
intah ke perusahaan listrik apabila
berlaku subsidi
3 Harga listrik Tarif listrik sesuai penggunaan (murah,
mahal, ataupun gratis)
4 Ketergantungan Bergantung pada pasokan bahan baku
BBM sumber energi listrik (BBM/Energi
Surya)
5 Biaya pemulihan Biaya perbaikan atau pemulihan keru-
dampak sakan
lingkungan dan sosial
1 - 40 JURNAL INFRASTRUKTUR
Vol. 5 No. 01 Juni 2019
Tabel 8. Nilai Rerata Sub Kriteria Sosial 4.5. Nilai Prioritas Kriteria dengan Sub Kriteria
Sub Kriteria Nilai
Tabel 10. Nilai Prioritas Kriteria
Jumlah
1 2 3 4 5 Prioritas dengan Sub Kriteria
1 0,524 0,089 0,243 0,071 0,357 1,284 0,220
Kriteria No. Sub Nilai Prioritas
2,66 0,455 Hasil Kali
2 0,524 0,447 0,405 0,642 0,642 (Nilai Prioritas) Kriteria Sub Kriteria
3 0,034 0,089 0,081 0,071 0,071 0,346 0,059 1 0,193 0,044
4 0,314 0,149 0,243 0,214 0,214 1,134 0,194
EKONOMI 2 0,075 0,020
5 0,020 0,223 0,027 0,071 0,071 0,412 0,072
3 0,182 0,041
Jumlah 5,836 1 (0,230) 4 0,198 0,050
Sumber: Hasil Analisis, 2018
5 0,352 0,080
Nilai Aspek Ekonomi 0,235
Hasilnya, diketahui bahwa sub kriteria sosial yang
1 0,220 0,034
paling berpengaruh adalah kebiasaan masyarakat
2 0,455 0,071
dan terendah adalah dampak kesehatan masyarakat SOSIAL
3 0,059 0,009
di sekitar (Gambar 5). (0,158) 4 0,194 0,030
5 0,072 0,011
Nilai Aspek Sosial 0,155
1 0,088 0,053
Sumber: Hasil Analisis, 2018 Pada sub kriteria lainnya yang cukup berpengaruh
yaitu: (1) Aspek penggunaan BBM dalam peman-
Hasilnya, diketahui bahwa sub kriteria lingkungan faatan energi alternatif penting melihat sumber en-
yang paling berpengaruh adalah keselamatan ma- ergi yang murah, mudah, dan selalu ada, namun
syarakat pengguna dan terendah pengaruhnya sumber energi listrik saat ini masih bergantung
adalah polusi udara dan bising (Gambar 6).
JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 41
Vol.5 No. 01 Juni 2019
pada pasokan yang sumbernya dapat habis lama 4.8. Kriteria Lingkungan
kelamaan sehingga perlu adanya energi alternatif
sebagai penggati yang membantu pengadaan lis- Pada kriteria lingkungan, diketahui bahwa sub kri-
trik khususnya untuk traffic light, (2) harga listrik teria yang paling berpengaruh adalah keselamatan
memiliki peran dalam pemanfaatan energi alter- masyarakat pengguna, artinya dalam pemanfaatan
natif, diharapkan energi alternatif ini lebih murah energi alternatif penting memikirkan keamanan-
dalam segi tarif maupun operasionalnya, dan (3) nya dari operasional hingga proses penggunaanya
ketergantungan BBM menjadi salah satu pengaruh aman bagi masyarakat. Sedangkan yang terendah
nyata yang dapat dirasakan saat ini, listrik yang di- pengaruhnya adalah polusi udara dan bising, artinya
gunakan saat ini hampir semua bergantung pada pemanfaatan energi alternatif tidak menimbulkan
energi konvensional sehingga pemaanfaatan energi polusi meskipun ada pengaruhnya kecil sehingga
alternatif dianggap penting untuk diperhatikan agar tidak mengganggu kesehatan dan membahayakan
kedepannya mampu meminimalisir penggunaan ba- masyarakat.
han bakar.
Pada sub kriteria lain yang cukup berpengaruh yaitu:
4.7. Kriteria Sosial (1) Dampak gas buangan dan hujan asam artinya
pemanfaatan energi alternatif diharapkan mengu-
Pada kriteria sosial, sub kriteria yang paling berpen- rangi dan tidak menimbulkan gas buangan berba-
garuh adalah kebiasaan masyarakat, artinya masalah haya sehingga tidak terjadi efek gas rumah kaca
sosial di lingkup masyarakat dalam hal kebiasaan maupun hujan asam, (2) perubahan iklim diharap-
menggunakan listrik secara hemat maupun boros kan tidak terjadi secara berlebihan yang tidak dapat
sangat berpengaruh terhadap proses pemanfaatan diprediksi sehingga keadaan cuaca menjadi normal
energi alternatif karena dibutuhkan kesadaran ma- dengan pemanfaatan energi alternatif, dan (3) pe-
syarakat dalam menggunakan atau memanfaatkan rubahan ekosistem sumber energi akibat pencema-
listrik untuk kebutuhannya secara bijak, selain itu ran dan kerusakan alam mempengaruhi ekosistem
khususnya untuk traffic light sendiri penting adanya sumber energi sehingga diharapkan energi alternatif
pemanfaatan energi alternatif yang bertujuan mem- tidak sampai mengganggu ekosistem.
bantu agar traffic light terus menyala atau aktif mes-
ki terjadi pemadaman listrik, oleh karena itu cara Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa
berpikir masyarakat termasuk pemerintah harus di- antara ketiga kriteria tersebut, kriteria yang paling
ubah untuk mendukung program hemat energi serta berpengaruh secara berurut adalah kriteria lingkun-
menggalakkan pemanfaatan energi alternatif secara gan (0,610), ekonomi (0,235), dan sosial (0,155).
perlahan untuk tujuan energi yang berkelanjutan. Sedangkan sub kriteria yang paling berpengaru-
Sedangkan yang terendah pengaruhnya adalah be- hantara tiap kriteria tersebut secara berurut adalah
ban (cost) masyarakat, pemanfaatan energi alter- keselamatan masyarakat pengguna (0,280), biaya
natif diharapkan mampu mengurangi beban bagi pemulihan dampak (0,080), dan kebiasaan ma-
masyarakat maupun pemerintah akibat tarif listrik syarakat (0,071).
yang selalu naik atau sering berubah mengikuti ke-
naikan dollar, khususnya untuk traffic light sehingga 4.9. Nilai Prioritas Kelayakan Alternatif Energi
dapat mandiri dengan memanfaatkan energi alter-
Nilai perbandingan prioritas kedua energi alterna-
natif sebagai penghasil listriknya meskipun saat ini
tif dengan memperhatikan tiap sub kriteria seperti
tarif listrik belum menjadi masalah serius karena
pada Tabel 11 sampai dengan 13 berikut.
faktor kebutuhan.
Tabel 11. Nilai Rerata ETTS dan Energi
Pada sub kriteria lain yang cukup berpengaruh yai- Konvensional untuk Sub Kriteria Ekonomi
tu: (1) Lapangan kerja dianggap cukup berpenga- Sub Kriteria Alternatif ETTS Konv. Jumlah N.P
ruh pada pemanfaatan energi alternatif yang dapat Aspek peng- ETTS 0,833 0,833 1,666 0,834
membuka peluang bagi masyarakat untuk bekerja gunaan BBM Konv. 0,166 0,166 0,332 0,166
dalam bidang tertentu misalnya dalam operasion- Jumlah 1,998 1
al, pemasangan alat, atau bagian pengawasan dan Subsidi listrik
ETTS 0,250 0,249 0,499 0,250
pemeliharaan komponen penghasil listrik, (2) kon- Konv. 0,750 0,750 1,500 0,750
pada penentuan lokasi pengoperasian dan pema- Konv. 0,166 0,166 0,332 0,166
1 - 42 JURNAL INFRASTRUKTUR
Vol. 5 No. 01 Juni 2019
Tabel 12. Nilai Rerata ETTS dan Energi Tabel 14. Nilai Probability Kelayakan
Konvensional untuk Sub Kriteria Sosial Tingkat Pemanfaatan Energi Alternatif
No. Sub Alternatif Nilai Prioritas Jumlah
Sub Kriteria Alternatif ETTS Konv. Jumlah N.P
Kriteria Sub Kriteria ETTS Konvensional Total
Lapangan ETTS 0,250 0,249 0,499 0,250
Aspek Penggu-
kerja Konv. 0,750 0,750 1,500 0,750 E-1 0,834 0,166 1
naan BBM
Jumlah 1,999 1 E-2 Subsidi Listrik 0,250 0,750 1
Kebiasaan ETTS 0,833 0,833 1,666 0,834 E-3 Harga Listrik 0,834 0,166 1
masyarakat Konv. 0,166 0,166 0,332 0,166 Ketergantungan
E-4 0,834 0,166 1
BBM
Jumlah 1,998 1
Biaya Pemulihan
Beban (cost) ETTS 0,750 0,750 1,500 0,750 E-5 0,125 0,875 1
Dampak
masyarakat Konv. 0,249 0,250 0,499 0,250
S-1 Lapangan Kerja 0,250 0,750 1
Jumlah 1,999 1 Kebiasaan Ma-
S-2 0,834 0,166 1
Konflik sosial ETTS 0,250 0,249 0,499 0,250 syarakat
lahan Konv. 0,750 0,750 1,500 0,750 Beban (cost)
S-3 0,750 0,250 1
Masyarakat
Jumlah 1,999 1
Konflik Sosial
Dampak ETTS 0,166 0,166 0,332 0,166 S-4 0,250 0,750 1
Lahan
kesehatan
masyarakat Konv. 0,833 0,833 1,666 0,834 Dampak kes-
di sekitar S-5 ehatan Masyara- 0,166 0,834 1
kat di sekitar
Jumlah 1,998 1
Dampak Gas
Sumber: Hasil Analisis, 2018 L-1 Buangan dan 0,166 0,834 1
Hujan Asam
JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 43
Vol.5 No. 01 Juni 2019
DAFTAR PUSTAKA
1 - 44 JURNAL INFRASTRUKTUR
Vol. 5 No. 01 Juni 2019
1
Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional XIII, Direktorat Jenderal Bina Marga,
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
2,3
Universitas Gadjah Mada
Email: irma.dewi.adriati@gmail.com, andreas.triwiyono@ugm.ac.id, muslikh_jtsl@ugm.ac.id
Abstract
One of the components contained in the document Plan and Strategy (Called RENSTRA document in Indo-
nesian Ministry of Public Works) development of infrastructure of the bridge is estimated requirement to
build a bridge or bridge replacement. In determining the forecast budget requirements, there are no clear
standards on how cost should be apportioned. The problem that arises is when the cost estimate has been
determined turned out to be less or too large compared to the results of detail planning, while the estimated
cost component is already listed in the budget plan. This ied to the making of Detailed Engineering Design
(DED) be tied to the value of pre-determined budget. This research aims to propose a material prediction
model for upper-structure of the bridge I-Girder type, so, by knowing the material prediction require-
ments, the budget requirements can be estimated more precisely. The database obtained by designing the
upper-structure of the bridge I-Girder type as many as 22 variations. Material quantity estimation models
were analyzed by the simple regression analysis methods. The span length is determined as independent
variables to predict the concrete volume, steel reinforcement volume and steel stand volume. This research
produced 10 simple equations to estimate the volume of concrete and steel work needed to build an I-Girder
bridge type.
Keywords: PCI Girder, upper-structure of the bridge, the concrete volume, steel weight
Abstrak
Salah satu komponen yang ada dalam dokumen Rencana dan Strategi (Renstra) pembangunan infrastruktur
jembatan adalah perkiraan kebutuhan anggaran pembangunan atau penggantian jembatan. Dalam penen-
tuan kebutuhan anggaran tersebut, tidak ada patokan yang jelas berapa jumlah anggaran yang dibutuhkan.
Masalah yang timbul adalah ketika perkiraan biaya yang telah ditentukan ternyata kurang atau terlalu besar
dibandingkan hasil dari perencanaan, sedangkan perkiraan komponen biaya dalam Renstra tersebut terlan-
jur masuk dalam rencana anggaran (RKAKL). Hal tersebut mengakibatkan pembuatan Detail Engineering
Design (DED) menjadi terikat dengan nilai anggaran yang telah ditentukan. Penelitian yang dilakukan bertu-
juan untuk membuat model estimasi volume struktur atas jembatan tipe I-Girder, sehingga dengan menge-
tahui perkiraan kebutuhan volume, maka pembuatan kebutuhan anggaran dapat diperkirakan dengan lebih
teliti dari awal. Basis data didapatkan dengan membuat desain struktur atas jembatan tipe balok I-Girder
sebanyak 22 variasi, kemudian menghitung kebutuhan volume pekerjaan beton, baja tulangan dan baja
strand prestressed. Model estimasi volume didapatkan melalui analisis regresi linier sederhana. Bentang
jembatan dipergunakan sebagai variabel bebas untuk memperkirakan volume beton, baja tulangan dan
baja strand yang dibutuhkan. Penelitian ini menghasilkan 10 persamaan sederhana untuk memperkirakan
volume pekerjaan beton dan baja yang dibutuhkan untuk membangun jembatan tipe I-Girder.
Kata Kunci: I-Girder, struktur atas jembatan, volume beton, berat baja
JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 45
Vol.5 No. 01 Juni 2019
1 - 46 JURNAL INFRASTRUKTUR
Vol. 5 No. 01 Juni 2019
tural dan mungkin besarnya berubah selama Untuk pembebanan truk “T”, Faktor Beban
umur rencana. Jembatan harus dianalisis Dinamis (FBD) diambil 30%. Harga FBD yang
mampu memikul beban mati tambahan sep- dihitung digunakan pada seluruh bagian ban-
erti penambahan lapis perkerasan di kemu- gunan yang berada diatas permukaan tanah.
dian hari, beban genangan air apabila sistem
drainase tidak berjalan dengan baik, dan be- 2. Beban pejalan kaki
ban utilitas jembatan seperti tiang listrik dan
instalasi ME. Semua komponen trotoar yang lebih lebar
dari 600 mm harus direncanakan untuk me-
JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 47
Vol.5 No. 01 Juni 2019
mikul beban pejalan kaki dengan intensitas 5 ah data terdistribusi normal atau tidak. Analisis
kPa dan dianggap bekerja secara bersamaan parametrik seperti regresi linier mensyaratkan bah-
dengan beban kendaraan pada masing-mas- wa data harus terdistribusi normal. Uji normalitas
ing lajur kendaraan. Jika trotoar dapat dinaiki pada regresi bisa menggunakan beberapa metode,
maka beban pejalan kaki tidak perlu diang- antara lain dengan metode Kolmogrof-smirnov Z
gap bekerja secara bersamaan dengan be- untuk menguji normalitas data masing-masing vari-
ban kendaraan. Jika ada kemungkinan trotoar abel.
berubah fungsi di masa depan menjadi lajur
kendaraan, maka beban hidup kendaraan ha- Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah
rus diterapkan pada jarak 250 mm dari tepi dalam model regresi, variabel pengganggu atau re-
dalam parapet untuk perencanaan komponen sidual mempunyai distribusi normal, seperti diketa-
jembatan lainnya. Dalam hal ini, faktor beban hui, uji t mengasumsikan bahwa residual mengikuti
dinamis tidak perlu dipertimbangkan. distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar, maka
uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sam-
C. Aksi lingkungan pel kecil. Ada dua cara untuk mengetahui apakah
residual memiliki distribusi normal atau tidak yaitu
1. Pengaruh temperatur dengan analisis grafik dan uji statistik. Dalam uji
Kolmogorov-smirnov, suatu data dikatakan terdis-
Variasi temperatur jembatan rata-rata digu- tribusi normal jika nilai asymptotic significance lebih
nakan dalam menghitung pergerakan pada dari 0,05 (Ghozali, 2011).
temperatur dan sambungan pelat lantai, dan
untuk menghitung beban akibat terjadinya 2.5. Uji Ketepatan Statistik
pengekangan dari pergerakan tersebut
Ketepatan fungsi regresi dalam memperkirakan nilai
2. Beban angin pada kendaraan aktual dapat diukur dari goodnes of fit-nya. Secara
statistik, hal ini dapat diukur dari nilai-nilai koefisien
Jika dibenarkan oleh kondisi setempat, per- determinasi dan nilai statistik t. Perhitungan statis-
encana dapat menggunakan kecepatan angin tik disebut signifikan secara statistik apabila nilai
rencana dasar yang berbeda untuk kombinasi uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah
pembebanan yang tidak melibatkan kondisi dimana H0 ditolak), sebaliknya, disebut tidak signifi-
beban angin yang bekerja pada kendaraan. kan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah
Arah angin rencana harus diasumsikan hori- dimana H0 diterima.
zontal, kecuali ditentukan lain.
A. Uji R2 (Koefisien Determinasi)
D. Faktor Beban dan Kombinasi Beban
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur
Faktor beban untuk tiap jenis beban dan kombinasi seberapa jauh kemampuan model dalam menerang-
pembebanan ditentukan berdasarkan Pasal 6 SNI kan variasi variabel dependen. Nilai R2 mempunyai
1725:2016 Pembebanan untuk Jembatan. interval antara 0 sampai 1. Semakin besar nilai R2,
semakin baik hasil model regresi tersebut dan se-
2.3. Korelasi
makin mendekati 0, maka variabel independen se-
Tujuan analisis korelasi adalah untuk mengetahui cara keseluruhan tidak dapat menjelaskan variabel
apakah di antara dua variabel terdapat hubungan, dan dependen.
jika ada hubungan, bagaimana arah hubungan dan
B. Uji t
seberapa besar hubungan tersebut. Secara teoritis,
dua variabel dapat tidak berhubungan sama sekali Uji t dipakai untuk melihat signifikansi dari penga-
(r = 0), berhubungan secara sempurna (r = 1), atau ruh variabel independen secara individu terhadap
di antara kedua angka tersebut. Arah korelasi juga variabel dependen dengan menganggap variabel
dapat positif (berhubungan searah) atau negatif lain bersifat konstan. Uji ini dilakukan untuk mem-
(berhubungan berlainan arah) (Santoso, 2015). bandingkan antara thitung dan ttabel atau melihat
nilai signifikansinya. Pengambilan keputusan ber-
Analisis korelasi untuk menguji hubungan antar
dasar signifikansi adalah sebagai berikut:
variabel menggunakan Korelasi Product Moment.
Menurut Priyanto (2010), analisis Product Moment 1. Signifikansi > 0,05, berarti H0 diterima;
atau Pearson Correlation digunakan untuk mengeta-
hui hubungan antara dua variabel, yang mengukur 2. Signifikansi ≤ 0,05, berarti H0 ditolak.
seberapa kuat hubungannya, positif atau negatif,
dan untuk mengetahui apakah hubungannya signifi- 3. METODE PENELITIAN
kan atau tidak.
Tahapan penelitian dilakukan dengan langkah-lang-
2.4. Uji Normalitas Data kah sebagai berikut:
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apak- A. Tahapan pertama adalah penentuan topik pene-
1 - 48 JURNAL INFRASTRUKTUR
Vol. 5 No. 01 Juni 2019
Variabel
Variabel Terikat
Bebas
Vol. Berat Berat Baja
Vol. Beton Berat Baja
No Bentang Beton Baja Strand
I-Girder fc’ 28 MPa Ulir Polos Prestressed
(m) (m3) (m3) (kg) (kg) (kg)
L Vcg Vc28 Vsu Vsp Vss
1 16 27,06 56,04 9477,91 1271,14 2038,57
2 22 45,24 77,47 13489,08 1975,03 3508,97
3 30 94,44 105,03 24093,12 803,06 6181,16
4 31 97,26 108,28 24689,88 821,10 6819,36
5 39 169,98 125,41 33944,41 954,13 13491,48
6 40 174,00 128,45 34843,32 980,51 14585,52
7 41 178,80 132,05 35963,19 1004,23 15592,14
8 46 225,60 150,46 41467,30 1219,88 18596,28
9 47 230,10 153,47 42288,21 1242,02 19429,92
10 49 239,10 159,51 44577,37 1290,55 23039,16
11 50 243,60 162,55 46790,28 1412,93 26371,20
JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 49
Vol.5 No. 01 Juni 2019
Tabel 3. Basis data hasil variasi desain untuk jarak antar girder 1,85 m
Variabel
Variabel Terikat
Bebas
Vol. Beton Vol. Beton Berat Baja Berat Baja Berat Baja Strand
No Bentang
I-Girder fc’ 28 MPa Ulir Polos Prestressed
(m) (m3) (m3) (kg) (kg) (kg)
L Vcg Vc28 Vsu Vsp Vss
1 16 28,20 57,72 12566,97 1282,81 1341,48
2 22 59,60 80,12 20978,93 509,34 2556,55
3 23 62,00 83,38 21868,79 525,49 2933,54
4 30 111,50 99,92 29403,47 685,24 5773,25
5 31 114,85 102,98 30388,27 649,87 6321,05
6 35 128,25 116,42 34560,23 790,47 9175,60
7 36 131,60 119,51 35615,03 815,34 9851,55
8 38 138,30 125,67 38524,63 859,85 12037,50
9 40 164,80 134,11 40123,58 899,37 10641,00
10 43 176,80 145,44 43993,93 966,66 13504,80
11 44 180,55 148,54 45083,73 1066,54 14859,85
1 - 50 JURNAL INFRASTRUKTUR
Vol. 5 No. 01 Juni 2019
Balok girder dengan s = 1,40 m mempunyai keting- Berdasarkan hasil analisis korelasi product moment
gian yang lebih kecil dari balok girder dengan s = dapat diketahui
1,85 m pada bentang yang sama sehingga cocok
digunakan untuk jembatan dengan kedalaman sun- A. Nilai koefisien korelasi antara variabel volume
gai yang dangkal, akan tetapi balok girder dengan beton I-Girder (Vcg), variabel volume beton fc’
s = 1,40 m membutuhkan 6 buah girder sedang- 28 MPa (Vc28), variabel berat baja tulangan ulir
kan balok girder s = 1,85 m hanya membutuhkan 5 (Vsu), dan berat baja strand prestressed (Vss),
buah girder, sehingga biaya pemasangannya akan dengan variabel bentang (L) berturut-turut
lebih mahal. adalah 0,993, 0,997, 0,998, dan 0,966 (0,80
< koefisien < 1,00), yang menunjukkan bahwa
4.1. Uji Normalitas Data tingkat hubungannya sangat kuat. Tanda posi-
tif menunjukkan bahwa hubungan yang terjadi
Dari hasil keluaran uji normalitas data untuk jarak adalah positif, artinya semakin besar bentang
antar girder 1,40 m, didapatkan nilai asymptotic jembatan, maka volume beton dan berat baja
significance data residual untuk pemodelan dengan yang dibutuhkan akan semakin besar. Nilai sig-
variabel volume beton I-Girder (Vcg), volume beton nifikansi sebesar 0,000 (< 0,05), artinya ter-
fc’ 28 MPa (Vc28), berat baja tulangan ulir (Vsu), berat dapat hubungan yang signifikan antara volume
baja tulangan polos (Vsp), dan berat baja strand pre- beton dan berat baja dengan bentang jembatan.
stressed (Vss), berturut-turut sebesar 0,200, 0,121,
0,187, 0,200, dan 0,089. Nilai tersebut lebih besar B. Nilai koefisien korelasi antara variabel berat baja
dari 0,05, yang artinya dapat disimpulkan bahwa tulangan polos (Vsp) dengan variabel bentang
data residual terdistribusi normal. (L) adalah 0,146 (0,00 < koefisien < 0,199),
yang menunjukkan bahwa tingkat hubungan-
Hasil keluaran uji normalitas data untuk jarak antar nya sangat rendah. Tanda negatif menunjukkan
girder 1,85 m, didapatkan nilai asymptotic signifi- bahwa hubungan yang terjadi adalah negatif,
cance data residual sebesar 0,200 untuk pemodelan artinya semakin besar bentang jembatan, maka
dengan variabel volume beton I-Girder (Vcg), berat berat baja tulangan polos yang dibutuhkan akan
baja tulangan ulir (Vsu), berat baja tulangan polos semakin kecil. Hal ini disebabkan karena dalam
(Vsp), dan berat baja strand prestressed (Vss), serta tabel WIKA, semakin besar ukuran bentang, tu-
0,136 untuk pemodelan dengan variabel volume be- langan polos yang digunakan semakin kecil. Ni-
ton fc’ 28 MPa (Vc28). Nilai tersebut lebih besar dari lai signifikansi sebesar 0,669 (> 0,05), artinya
0,05, dan dapat disimpulkan bahwa data residual hubungannya tidak signifikan.
terdistribusi normal.
Hasil uji korelasi product moment ditunjukkan pada
4.2. Analisis Korelasi Product Moment untuk jarak s = 1,85 m ditunjukkan pada Tabel 5.
JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 51
Vol.5 No. 01 Juni 2019
Dari hasil keluaran tersebut dapat diketahui bebera- Tabel 6. Hasil uji statistik t model struktur atas
pa hal sebagai berikut: untuk s = 1,40 m
Nilai Nilai Signifikansi
A. Nilai koefisien korelasi antara variabel volume be- No Variabel
Koefisien B t
ton I-Girder (Vcg), variabel volume beton fc’ 28 A. Volume Beton I-Girder (Vcg)
MPa (Vc28), variabel berat baja tulangan ulir (Vsu),
1 Konstanta -102,300 0,000
dan berat baja strand prestressed (Vss), dengan
2 Bentang (L) 6,935 0,000
variabel bentang (L) berturut-turut adalah 0,995,
B. Volume Beton fc’ 28 MPa (Vc28)
0,997, 0,999, dan 0,980 (0,80 < koefisien <
1,00), yang menunjukkan bahwa tingkat hubun- 1 Konstanta 10,108 0,008
gannya sangat kuat. Tanda positif menunjukkan 2 Bentang (L) 3,035 0,000
bahwa hubungan yang terjadi adalah positif, arti- C. Berat Baja Tulangan Ulir (Vsu)
nya semakin besar bentang jembatan, maka vol- 1 Konstanta -9419,999 0,000
ume beton dan berat baja yang dibutuhkan akan 2 Bentang (L) 1107,650 0,000
semakin besar. Nilai signifikansi sebesar 0,000 D. Berat Baja Tulangan Polos (Vsp)
(< 0,05), artinya terdapat hubungan yang sig-
1 Konstanta 1339,965 0,006
nifikan antara volume beton dan berat baja den-
2 Bentang (L) -4,294 0,669
gan bentang jembatan.
E. Berat Baja Strand Prestressed (Vss)
B. Nilai koefisien korelasi antara variabel berat baja 1 Konstanta -12233,705 0,001
tulangan polos (Vsp) dengan variabel bentang (L) 2 Bentang (L) 691,544 0,000
adalah 0,195 (0,00 < koefisien < 0,199), yang
Tabel 7. Hasil uji statistik t model struktur atas
menunjukkan bahwa tingkat hubungannya san-
untuk s = 1,85 m
gat rendah. Tanda positif menunjukkan bahwa
hubungan yang terjadi adalah positif, artinya se- Nilai Nilai Signifikansi
No Variabel
makin besar bentang jembatan, maka berat baja Koefisien B t
yang dibutuhkan akan semakin besar. Nilai sig- A. Volume Beton I-Girder (Vcg)
nifikansi sebesar 0,565 (> 0,05), artinya hubun- 1 Konstanta -59,670 0,000
gannya tidak signifikan. 2 Bentang (L) 5,455 0,000
B. Volume Beton fc’ 28 MPa (Vc28)
4.3. Uji R2 (Koefisien Determinasi)
1 Konstanta 8,378 0,013
Dari hasil uji R2 untuk jarak antar girder 1,40 m, 2 Bentang (L) 3,133 0,000
didapatkan nilai koefisien determinasi untuk varia- C. Berat Baja Tulangan Ulir (Vsu)
bel terikat Vcg, Vc28, Vsu, Vsp, dan Vss berturut-turut 1 Konstanta -4568,627 0,000
sebesar 0,986, 0,994, 0,997, 0,021 dan 0,933. Ni-
2 Bentang (L) 1126,711 0,000
lai tersebut menunjukkan bahwa 98,6% Vcg, 99,4%
D. Berat Baja Tulangan Polos (Vsp)
Vc28, 99,7% Vsu, 2,1% Vsp, dan 93,3% Vss dipenga-
ruhi oleh variabel bebas yaitu bentang (L), sedan- 1 Konstanta 661,271 0,042
gkan persentase sisanya dipengaruhi oleh variabel 2 Bentang (L) 4,964 0,565
lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. E. Berat Baja Strand Prestressed (Vss)
1 Konstanta -8062,443 0,000
Nilai standart error of the estimate untuk variabel
2 Bentang (L) 496,321 0,000
Vcg, Vc28, Vsu, Vsp, dan Vss berturut-turut sebesar
9,82, 2,71, 711,97, 346,64, dan 2212,14. Jika nilai Signifikansi t untuk variabel terikat Vcg, Vc28, Vsu, dan
standart error of the estimate semakin kecil, maka Vss mempunyai nilai kurang dari 0,05 yang menun-
kemampuan model regresi dalam memprediksi vari- jukkan bahwa variabel bebas (L) berpengaruh se-
abel terikat semakin tepat. cara signifikan terhadap variabel terikat, sedangkan
pada variabel Vsp, signifikansi t untuk s = 1,40 m dan
Untuk jarak antar girder 1,85 m didapatkan nilai
s = 1,85 m bernilai 0,669 dan 0,565 yang menun-
koefisien determinasi untuk variabel terikat Vcg, Vc28,
jukkan bahwa variabel bebas (L) tidak berpengaruh
Vsu, Vsp, dan Vss berturut-turut sebesar 0,989, 0,994,
secara signifikan terhadap variabel variabel terikat
0,998, 0,038 dan 0,959. Nilai standart error of the
(Vsp). Nilai signifikansi konstanta B kurang dari 0,05
estimate untuk variabel Vcg, Vc28, Vsu, Vsp, dan Vss
sehingga konstanta dapat dipakai sebagai konstanta
berturut-turut sebesar 5,44, 2,33, 488,84, 239,24,
model.
dan 978,98.
4.5. Persamaan Regresi Hasil Pemodelan
4.4. Uji Statistik t
Dari hasil analisis regresi linier sederhana dan
Hasil uji statistik t ditunjukkan dalam Tabel 6 dan
pengujian-pengujian model yang telah dilaku-
Tabel 7.
kan, dapat disimpulkan bahwa model perki-
raan volume struktur atas jembatan tipe
I-Girder adalah:
1 - 52 JURNAL INFRASTRUKTUR
Vol. 5 No. 01 Juni 2019
A. Model jembatan dengan jarak antar girder 1,40 m tipe I-Girder, diperlukan penelitian lebih lanjut un-
tuk struktur bawah jembatan dan tipe jembatan
Vcg = -102,300 + 6,935L yang lain. Penelitian ini masih dapat dikembangkan
sampai dengan pemodelan biaya.
Vc28 = 10,108 + 3,035L
DAFTAR PUSTAKA
Vsu = -9419,999 + 1107,650L
Badan Standardisasi Nasional. (2004). RSNI T-12-
Vsp = 1339,965 - 4,294L 2004: Perencanaan struktur beton untuk jem-
batan. Jakarta: BSN.
Vss = -12233,705 + 691,544L
Badan Standardisasi Nasional. (2016). SNI
B. Model jembatan dengan jarak antar girder 1,85 m
1725:2016: Pembebanan untuk jembatan.
Vcg = -59,670 + 5,455L Jakarta: BSN.
Vcg : Volume beton I-Girder (m3) Fragkakis, N., Marinelli, M., & Lambropoulos, S.
(2015). Preliminary Cost Estimation Model For
Vc28 : Volume beton fc’ 28 MPa (m3)
Culvert. Elsevie
Vsu : Berat baja tulangan ulir (kg)
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 53
Vol.5 No. 01 Juni 2019
1,2,3,4
Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin
Email: yashintasutopo@yahoo.com1, my_jinca@yahoo.com2,
fathienazmy@gmail.com3, vanirvan03@gmail.com4
Abstract
The research aimed to evaluate the eficiency of Tangkasaki Truck as a waste transportation mode of City of
Makassar. The evaluation includes speed, technology, container capacity, number of petugas, compatibility
to access road and waste bin, tidiness during the loading process, applicability of information system, and
recognizability by the users. The evalution on speed was focused on t2 which is time required in the load-
ing process from the individual bin to the truck container. Data was obtained from literature study and field
survey. Analysis was done by using indicators developed from comparative study of modes with relatively
high efficiency that are currently implemented in developed cities. Comparation was then made between the
ideal (das Sollen) and the existing condition (das Sein). The research was conducted in 3 (three) months,
from July to October 2017. The research found that the A level of performance is occupied by the mode with
robotic technology with a full automatic system, which required only 6 seconds/house of t2 and 6 seconds.
petugass/house service. Compared to such optimum level of performance, the analysis concluded that
Tangkasaki is in the C level or even much lower as it can reach 85 seconds/house t2 and 123 seconds.petu-
gass/house service, and even more. In order to improve the overal level of performance, it is highly recom-
mended therefore, for the City of Makassar to replace the existing mode with an A level of performance or
at least B. It is necessary to improve the citizen’s participation and to implement a trash pickup schedule
and an adequate information system to enhance better participation of the citizens.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efisiensi Truk Tangkasaki sebagai moda pengangkut sampah
Kota Makassar dan menghasilkan rekomendasi untuk peningkatannya di masa depan. Evaluasi mencakup
kecepatan dalam pengangkutan, teknologi, kapasitas kontainer, jumlah petugas yang dibutuhkan, kom-
patibilitas moda dengan jalan dan bak sampah, kerapihan dalam prosesnya, aplikasi sistem informasi, dan
kemudahan pengguna dalam mengenali moda dan petugasnya. Evaluasi kecepatan dikhususkan pada t2
yaitu waktu yang dibutuhkan dalam proses pemuatan sampah dari bak sampah ke kontainer truk. Data
penelitian didapatkan dari studi literatur dan survei lapangan. Analisis dilakukan dengan menggunakan
indikator yang disusun berdasarkan studi banding moda-moda pengangkut sampah yang dianggap relatif
efisien saat ini yang diaplikasi di kota-kota maju. Metode perbandingan dan pembobotan dilakukan dengan
membandingkan antara kondisi eksisting (das Sein) dengan ideal (das Sollen). Total waktu penelitian adalah
3 (tiga) bulan, yaitu dari Juli hingga Oktober 2017. Dari studi banding didapatkan bahwa level A ditempati
oleh moda berteknologi robotic, bersistem full automatic yang hanya membutuhkan t2 sebesar 6 detik/
rumah dan kinerja pelayanan sebesar 6 detik.petugas/rumah. Dari analisis disimpulkan bahwa kinerja Tang-
kasaki secara umum berada pada level C dengan nilai t2 rata-rata adalah 20-85 detik/rumah dan kinerja
petugas rata-rata 123 detik.petugas/rumah. Untuk peningkatan kinerja dan pengurangan t2 direkomenda-
sikan penggantian moda pengangkut sampah yang ada saat ini ke jenis moda dengan efisiensi pada level
A atau minimal B. Diperlukan pula peningkatan kerjasama dengan warga dalam proses pengangkutan, dan
implementasi jadwal dan sistem informasi pendukungnya yang akan memudahkan warga dalam merespon
dan mempersiapkan kontribusinya dengan lebih baik.
1 - 54 JURNAL INFRASTRUKTUR
Vol. 5 No. 01 Juni 2019
2. TINJAUAN PUSTAKA
JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 55
Vol.5 No. 01 Juni 2019
t2b: waktu yang diperlukan petugas untuk kan moda pengangkut mengakses bak-bak sampah
membawa dan menuangkan bak ke kontainer dengan mudah dan cepat.
(detik)
Pada truk model 1, 2 dan 3 diatas, terlihat alat
t2c: waktu yang diperlukan untuk mengembalikan pengerek robotik secara fleksibel menjangkau bak
bak sampah ke posisi semula (detik) sampah warga. Diperlukan hanya 1 orang petugas.
Pengepresan dilakukan secara automatic. Moda me-
t2d: waktu yang diperlukan untuk mengepres/ miliki kapasitas besar dan berwarna terang dileng-
mengatur sampah dalam kontainer (detik) kapi logo yang mudah dikenali. Konsekuensi dari
model ini yaitu bak sampah warga harus kompatibel
t2e: waktu yang diperlukan petugas untuk berjalan dengan moda pengangkut, dijejer rapi di pinggir ja-
kembali ke moda (detik). lan, dan lebar jalan harus cukup leluasa untuk moda
parkir dan sistem pengerek bekerja dengan sempur-
Hasil kajian terhadap 13 moda dalam penelitian ini
nan. Tingkat kerapihan pelayanan sangat baik, tidak
ditampilkan sebagai berikut.
terlihat ada sampah yang berserakan saat proses
pemuatan berlangsung. Perhitungan waktu t2 dimu-
lai sesaat setelah moda berhenti didepan bak/titik
sampah dan berakhir sesaat setelah moda siap ber-
jalan kembali. Nilai t2 yang diukur untuk masing-
masing model 1, 2, dan 3 secara berurut adalah 13,
11 dan 15 detik.
1 - 56 JURNAL INFRASTRUKTUR
Vol. 5 No. 01 Juni 2019
serakan cukup besar. Nilai t2 model 6 dan 7 secara kutan lebih lama, namun volume yang diangkut
berurut adalah 53 dan 70 detik. jauh lebih besar karena dimensi bak sampah warga
juga lebih besar. Nilai t2 model 11 adalah 40 detik.
Truk model 8 mirip dengan model 7, juga memiliki
kontainer samping namun dilengkapi kait pengerek Pada model 12, kontainer truk didesain dengan bu-
yang mampu mengerek dua bak sampah sekaligus kaan belakang dengan kait pengerek manual se-
sehingga lebih besar volume sampah yang dapat hingga dibutuhkan petugas untuk mengaitkannya
terangkut dalam satu waktu. Nilai t2 model 8 adalah ke bak sampah warga dan mengawasi selama pros-
43 detik. Selanjutnya adalah model 9 dan 10 yang es pengepresan berlangsung. Selanjutnya adalah
dilengkapi dengan kontainer kecil yang memanjang model 13 yang diaplikasi disalah satu kota di Je-
dan menyatu dengan bodi kanan truk. Model ini pang. Moda berukuran relatif kecil dengan kapasi-
memiliki kapasitas terbatas dan harus selalu diko- tas kontainer yang sangat terbatas namun didesain
songkan setiap kali pengangkutan berlangsung, sangat kompatibel dengan lebar jalan lingkungan
karenanya memakan waktu yang jauh lebih besar yang relatif sempit. Dioperasikan oleh 3 orang petu-
dibandingkan model 1. Idealnya dibutuhkan 2 petu- gas, termasuk pengemudi. Warga tidak menggu-
gas yaitu 1 orang pengemudi dan 1 petugas yang nakan bak sampah, plastik-plastik sampah diletak-
siaga mengawasi jika terdapat sampah yang tidak kan begitu saja di depan bangunan pada saat jadwal
terangkut sempurna. Tingkat kerapihan pelayanan pengangkutan tiba. Dua orang petugas memungut
cukup baik, namun resiko sampah berserakan relatif dengan cepat sampah di kiri dan kanan jalan den-
besar. Nilai t2 model 9 dan 10 secara berurut adalah gan menggunakan tangan dan memasukkannya ke
50 dan 65 detik. kontainer kendaraan yang dibiarkan tetap terbuka
selama proses berlangsung. Pengepresan dikenda-
Pada truk model 11, diperlukan tingkat kompati- likan pengemudi dan berlangsung terus-menerus.
bilitas yang sangat baik antara pengerek dan bak Nilai t2 model 13 adalah 30 detik.
sampah. Petugas harus menghentikan kendaraan
beberapa meter dari bak sampah, lalu turun berja- Berikut rangkuman karakteristik dan kinerja 13 je-
lan untuk mengatur bak sedemikian rupa sehingga nis moda yang menjadi model studi banding pada
tuas pengerek dapat pas masuk ke lubang kanan penelitian ini.
dan kiri bak. Petugas kemudian mengemudikan truk
maju menghampiri bak, mengerek bak ke atas dan
menumpahkannya langsung ke kontainer utama.
Setelah bak diturunkan dan tuas pengerek dilepas-
kan, petugas kemudian mengemudikan truk mun-
dur ke belakang dan menghentikannya, lalu turun
berjalan kaki untuk mengembalikan bak ke posisi
semula. Pengaturan ini menjadikan waktu pengang-
JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 57
Vol.5 No. 01 Juni 2019
Penelitian ini tertarik untuk mengevaluasi kinerja 3.1. Indikator Penilaian Berdasarkan Hasil
Tangkasaki. Data yang dibutuhkan didapatkan dari Studi Banding
studi literatur dan survei lapangan. Indikator dan
bobot penilaian disusun berdasarkan studi banding Berikut Tabel 3, indikator ideal (das Sollen) yang
moda-moda pengangkut sampah yang diaplikasi di disusun berdasarkan hasil studi banding pada Tabel
kota-kota maju yang dianggap relatif efisien saat 1 dan 2 yang nantinya digunakan sebagai dasar
ini. Metode perbandingan dilakukan antara das penilaian kinerja Tangkasaki.
Tabel 3. Indikator Penilaian Kinerja Moda
Pengangkut Sampah
Bobot Penilaian
No Karakteristik Moda
3 2 1
1 Arah pemuatan Depan Samping Belakang
2 Teknologi pengerek sampah Robotik Semi Manual
3 Sistem pengepresan Automatic Manual Tidak ada
4 Kapasitas sekali muat (kg) ≥30 10 < X < 30 ≤10
5 Minimal jumlah petugas termasuk driver 1 2-3 ≥3
6 Kompatibilitas dengan desain & lebar Tinggi Cukup Rendah
jalan
7 Kompatibilitas dengan desain bak sam- Tinggi Cukup Rendah
pah
8 Sampah berserakan (%) 0 <5 >5
9 Waktu persiapan (t2-a + t2-e) (detik) 0 ± 10 > ± 10
10 Total waktu pemuatan (t2) (detik) ≤ 25 25 < X < 50 ≥ 50
11 E1 (detik/kg) ≤ 1.2 1.2 < X < 2.4 ≥ 2.4
12 E2 (detik/kg.petugas) ≤ 1.5 1.5 < X < 3.0 ≥ 3.0
13 E3 (detik.petugas/kg) ≤ 2.0 2.0 < X < 5.0 ≥ 5.0
14 Sistem informasi pendukung Web, In- Web, Call tidak ada
teractive centre
15 Moda dapat dengan mudah dikenali Mudah Cukup mudah Tidak mudah
16 Petugas dapat dengan mudah dikenali Mudah Cukup mudah Tidak mudah
Penilaian terhadap kinerja moda pengangkut sampah secara umum:
A, jika pada kolom 3 terdapat lebih banyak indikator yang sesuai,
B, jika pada kolom 2 terdapat lebih banyak indikator yang sesuai, dan
C, jika pada kolom 1 terdapat lebih banyak indikator yang sesuai.
1 - 58 JURNAL INFRASTRUKTUR
Vol. 5 No. 01 Juni 2019
E1 = 6 detik/ 1 titik = 6 detik/titik atau 0.6 detik/ E3 : Efisiensi dalam hal waktu dan jumlah petugas
kg (detik.petugas/kg)
Semakin besar t2 maka semakin rendah tingkat Contoh moda pada model 7 dengan hanya 1
efisiensi suatu moda pengangkut. Efisiensi moda petugas namun t2 terbesar:
dalam hal jumlah petugas didapatkan sebagai
E3 = 7 detik/kg x 1 petugas = 7 detik.petugas/kg
E2 =E1/Op
Bandingkan dengan model 13 dengan petugas
berikut:
terbanyak dan volume pemuatan terbesar:
Keterangan:
E3 = 1 detik/kg x 3 petugas = 3 detik.petugas/kg
E2 : Efisiensi dalam hal waktu, kapasitas dan
Bandingkan pula dengan model 4 dengan petugas
petugas (detik/kg.petugas)
paling sedikit dan t2 terendah:
E1 : Efisiensi dalam waktu dan kapasitas (detik/kg)
E3 = 0.6 detik/kg x 1 petugas = 0.6 detik.petugas/
kg
Op : Jumlah minimal petugas (petugas)
Semakin lama waktu yang dibutuhkan dan semakin
Contoh moda pada model 7 dengan 1 petugas:
banyak petugas yang terlibat dalam proses
E2 = 7 detik/kg /1 petugas = 7 detik/kg.petugas pemuatan maka semakin menurun efisiensi kinerja
dari moda pengangkut dan membawa konsekuensi
Bandingkan dengan model 13 dengan 3 petugas: pada semakin besarnya biaya operasional yang
dibutuhkan. Model 4 adalah yang terefisien diantara
E2 = 1 detik/kg /3 petugas = 0.3 detik/kg.petugas 13 moda yang dijadikan pembanding dalam
penelitian ini.
Bandingkan pula dengan model 4 dengan hanya 1
petugas:
JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 59
Vol.5 No. 01 Juni 2019
Gambar 4. Truk Tangkasaki Kota Makassar dan Aplikasi Online untuk Users
Sumber: (1) dan (2) oleh penulis, 2017. (3) web resmi Tangkasaki
TTangkasaki adalah kendaraan pengangkut sampah sampah ke dalam kontainer dan 1 orang lainnya
hasil modifikasi yang tidak standar seperti umumnya berada di dalam kontainer untuk memilah dan
truk sampah lainnya. Moda ini tidak dilengkapi mengatur sampah yang masuk agar terdapat ruang
alat pengerek dan teknologi pengepresan. Seluruh untuk sampah berikutnya. Berikut hasil survei di
proses dari A sampai Z dilakukan secara manual 9 titik pemuatan sampah Tangkasaki, malam hari
dan membutuhkan minimal 3-5 petugas: 1 orang dengan 3 petugas. Seluruh foto diambil oleh penulis
sebagai pengemudi, 2-3 orang bertugas memuat dan seluruh keterangan ditambahkan oleh penulis.
1 - 60 JURNAL INFRASTRUKTUR
Vol. 5 No. 01 Juni 2019
Di titik 1 terlihat t2 lebih lama namun karena petu- Di titik 4, 9 dan sering terlihat di titik-titik lain-
gas dibantu oleh beberapa warga yang datang mem- nya, beberapa warga tidak memiliki bak sampah
bawa bak sampahnya sehingga proses menjadi lebih sehingga petugas harus memungut sampah yang
singkat. Di titik ini sekitar 5 rumah yang terlayani. berserakan satu demi satu dan ini menjadikan wak-
Di titik 2 dan 3 terlihat petugas termasuk pengemu- tu pemuatan sampah menjadi lebih lama. Untuk
di turun mengambil bak sampah dari rumah-rumah menghemat waktu, seringkali sampah-sampah ke-
Table 3. Hasil Survei dan Analisis Efisiensi Tangkasaki
Jumlah E1 E3
Titik K t2 (de- Op E2
rumah (detik/ (detik.pet/
Survei (kg) tik) (pet) (detik/kg.pet)
per titik kg) kg)
1 5 ±40 ±425 3 10.6 3.5 31.9
2 7 ±50 ±558 3 11.2 3.7 33.5
3 3 ±10 ±70 3 7.0 2.3 21.0
4 3 ±10 ±80 3 8.0 2.7 24.0
5 5 ±50 ±145 3 2.9 1.0 8.7
6 3 ±40 ±65 3 1.6 0.5 4.9
7 1 ±10 ±43 3 4.3 1.4 12.9
8 1 ±10 ±20 3 2.0 0.7 6.0
9 1 ±10 ±40 3 4.0 1.3 12.0
Nilai 160.7 3 5.7 1.9
17.2
rata-rata
No Indikator Penilaian 3 2 1
1 Arah pemuatan Depan Samping Belakang
2 Teknologi pengerek sampah Robotik Semi Manual
3 Sistem pengepresan Otomatik Manual Tidak ada
4 Kapasitas sekali muat (1 bak=±10 kg) ≥30 10 < X < 30 ≤10
(Kg)
5 Minimal jumlah petugas termasuk driver 1 2 ≥3
6 Kompatibilitas dengan desain & lebar Tinggi Cukup Rendah
jalan
7 Kompatibilitas dengan desain bak sampah Tinggi Cukup Rendah
8 Sampah berserakan (%) 0 <5 >5
9 Waktu persiapan (t2-a + t2-e) (detik) 0 ± 10 > ± 10
10 Total waktu pemuatan (t2) (detik) ≤ 25 10 < X < 50 ≥ 50
11 E1 (detik/kg) ≤ 1.2 1.2 < X < 2.4 ≥ 2.4
12 E2 (detik/kg.petugas) ≤ 1.2 1.2 < X < 2.4 ≥ 2.4
13 E3 (detik.petugas/kg) ≤ 1.2 1.2 < X < 2.4 ≥ 2.4
14 Sistem informasi pendukung Web, Interac- Web, Call tidak ada
tive centre
15 Moda dapat dengan mudah dikenali Mudah Cukup mudah Tidak mudah
16 Petugas dapat dengan mudah dikenali Mudah Cukup mudah Tidak mudah
Penilaian terhadap kinerja moda pengangkut sampah secara umum:
B. jika pada kolom 2 terdapat lebih banyak indikator yang sesuai, dan
warga, dibantu oleh warga dan tukang parkir. Waktu cil tidak diangkut namun dibiarkan tetap tergeletak.
terlama adalah waktu yang dibutuhkan petugas un- Pada titik 7 dan sering terjadi di titik-titik lainnya,
tuk berjalan ke rumah-rumah warga (t2a) yang ke- beberapa warga meletakkan bak sampah mereka di
banyakan berada di dalam dalam rumah atau di dalam pagar yang tertutup,
sehingga petugas harus berjalan panjang dan ber-
lorong, membawa bak sampah ke kontainer truk teriak menginformasikan keberadaan mereka dan
(t2a) dan membawanya kembali ke rumah warga agar warga keluar membawa sampahnya. Sering
(t2c) dan berjalan kembali ke moda (t2e). Di titik 2 terlihat tukang parkir jalanan atau satpam setem-
dan 4 ini sekitar 8–10 rumah terlayani. pat membantu membawakan sampah warga ke truk
JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 61
Vol.5 No. 01 Juni 2019
pengangkut untuk mempercepat proses pemuatan. Kepmen Permukiman dan Prasarana Wilayah No.
Ini menunjukkan bahwa jumlah 3 petugas kurang 534/KPTS/M/2001 tentang Pedoman Penen-
memadai. Dengan kondisi eksisting yang demikian, tuan Standar Pelayanan Minimal Bidang Pe-
dibutuhkan minimal 5 petugas untuk mempercepat nataan Ruang, Perumahan dan Permukiman
proses pengangkutan. dan Pekerjaan Umum.
Untuk memudahkan dan mempercepat t2 di SNI 3242-2008 Tentang Tata Cara Pengelolaan Sam-
sepanjang rute pengangkutan, pintu kontainer truk pah di Permukiman.
dibiarkan tetap terbuka, sementara 2 petugas yang
bergelantungan di belakangnya bersiaga untuk Sumber foto dan video studi banding beragam moda
naik turun memuat sampah dan memastikan tidak pengangkut sampah:
ada sampah yang berceceran. Karena kapasitas
kontainer relatif kecil untuk skala kota, moda harus Thrash ‘N’ Trash Productions (27 Maret 2015).
bolak balik ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Garbage Trucks: On Route, In Action! Vid-
beberapa kali dalam sehari untuk bongkar muat eo di unggah di https://www.youtube.com/
sampah. Di titik 9, total t2 adalah 80 detik. Hasil watch?v=LTUjiLxzDQs (terakhir di akses
survei dan evaluasi efisiensi Tangkasaki dirangkum tanggal 25 Oktober 2017)
pada tabel 3 dan 4 (ditunjukkan oleh kotak yang di
Thrash ‘N’ Trash Productions (14 Januari 2014).
diberi warna).
Waste Management Garbage Trucks. Vid-
5. KESIMPULAN DAN SARAN eo di unggah di https://www.youtube.com/
watch?v=HsEI3sx2Jds (terakhir di akses
5.1. Kesimpulan tanggal 25 Oktober 2017)
Hasil survei menunjukkan nilai t2 Tangkasaki 3amrepmike3 (22 November 2012). Garbage Day
berkisar antara 20-558 detik dengan nilai rata- (2012) Part 2.
rata t2=160.7detik, E1=5.7detik/kg, E2=1.9detik/
Video diunggah di https://www.youtube.com/
kg.petugas, dan E3=17.2detik.petugas/kg. Nilai ini
watch?v=UNWD_1iaGf0 (terakhir di akses
relatif sangat besar jika dibandingkan dengan moda
tanggal 25 Oktober 2017)
level A yang berteknologi robotic dan full automatic
yang hanya membutuhkan t2=6detik, E1=0.6detik/ WasteManTony (19 Desember 2016). A Brand
kg, E2=0.6 detik/kg.petugas, dan E3=0.6detik. New Garbage Truck on Route AY-4. Video
petugas/kg. Hasil evaluasi terhadap 15 karakteristik diunggah di https://www.youtube.com/
menunjukkan pelayanan Tangkasaki berada pada watch?v=gqMUcj8dN7w (terakhir di akses
level C (bahkan bisa jadi lebih rendah). tanggal 25 Oktober 2017)
5.2. Saran Trashman242 (3 Agustus 2015). DSNY – New York’s
Garbage Trucks. Video diunggah di https://
Penelitian merekomendasikan agar Kota Makassar
www.youtube.com/watch?v=eQe_hPd73Fs.
mempertimbangkan penggantian Tangkasaki
(terakhir di akses tanggal 25 Oktober 2017)
dengan moda berkinerja level A atau minimal
B. Penghematan waktu dapat membuka potensi
perluasan zona pelayanan. Kerjasama warga sangat
diperlukan dalam hal penyediaan bak- bak sampah
pribadi yang kompatibel dengan moda pengangkut
dan dalam peletakannya di pinggir jalan saat
j a d w a l p e n g a n g k u t a n t i b a agar memudahkan
petugas bekerja dengan cepat. Implementasi
penjadwalan dan sistem informasi pendukungnya
dibutuhkan agar warga dapat mempersiapkan
kontribusinya dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
1 - 62 JURNAL INFRASTRUKTUR
Vol. 5 No. 01 Juni 2019
Diki Zulkarnaen
Abstract
Abstrak
Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban
pertanggung jawaban yang harus dicapai. Aspek-aspek akuntabilitas berupa sebuah hubungan, berorien-
tasi pada pada hasil, membutuhkan adanya laporan, memerlukan konsekuensi, dan memperbaiki kinerja.
Akuntabilitas dapat dilihat dari perspektif mekanisme akuntabilitas maupun tingkatan akuntabilitas. Stan-
dar Pelayanan Minimal (SPM) adalah suatu ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang meru-
pakan urusan wajib yang diperoleh oleh setiap warga secara minimal . SPM disusun sebagai sarana bagi
Pemerintah untuk menjamin akses dan mutu pelayanan dasar yang diberikan kepada masyarakat dapat
terpenuhi. SPM yang disusun harus bersifat sederhana, konkrit, mudah diukur, terbuka, terjangkau dan
dapat dipertanggung jawabkan, serta mempunyai batas waktu pencapaian. Pelaksanaan pemenuhan SPM
untuk jalan tol mengacu pada Peraturan Menteri PU Nomor 16 Tahun 2014, tentang SPM Jalan Tol. SPM
jalan tol memiliki 8 substansi pelayanan, yaitu kondisi jalan tol, kecepatan tempuh rata-rata, aksessibilitas,
mobilitas, keselamatan, unit pertolongan/penyelamatan dan bantuan pelayanan, lingkungan, dan Tempat
Istirahat/Tempat Istirahat dan Pelayanan. Pemenuhan nilai SPM berkaitan erat dengan tingkat pelayanan
jalan tol, sehingga hasil pemenuhan ini dapat dianggap sebagai hasil kinerja suatu ruas jalan tol. Dalam
jurnal ini dibahas Pemenuhan SPM Jalan Tol sebagai wujud akuntabiltas pemerintah dan rekomendasi untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi evaluasi pemenuhan SPM Jalan Tol.
JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 63
Vol.5 No. 01 Juni 2019
C. Memperlakukan warga negara secara adil di A. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Account-
dalam penyelenggaraan pemerintahan dan abilityis a relationship)
pelayanan publik;
Hubungan yang dimaksud adalah hubungan dua
D. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten pihak antara individu/kelompok/institusi dengan
dan dapat diandalkan sebagai penyelenggara negara dan masyarakat. Pemberi kewenangan
pemerintahan. bertanggung jawab memberikan arahan yang
memadai, bimbingan, dan mengalokasikan sumber
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun daya sesuai dengan tugas dan fungsinya. Di sisi
2005, tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan lain, individu/kelompok/institusi bertanggung jawab
Standar Pelayanan Minimal, Standar Pelayanan untuk memenuhi semua kewajibannya. Oleh sebab
Minimal (SPM) adalah suatu ketentuan tentang itu, dalam akuntabilitas, hubungan yang terjadi
jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan adalah hubungan yang bertanggung jawab antara
urusan wajib yang diperoleh oleh setiap warga kedua belah pihak.
secara minimal. SPM terdiri atas indikator-indikator
yang merupakan tolok ukur prestasi kuantitatif dan B. Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Account-
kualitatif yang digunakan untuk menggambarkan ability is results oriented)
besaran sasaran yang akan dipenuhi dalam
pencapaian suatu SPM tertentu, berupa masukan, Hasil yang diharapkan dari akuntabilitas adalah
proses, hasil atau manfaat pelayanan. Pelayanan perilaku aparat pemerintah yang bertanggung
dasar yang dimaksud adalah jenis pelayanan publik jawab, adil dan inovatif. Dalam konteks ini,
yang mendasar dan mutlak harus dipenuhi untuk setiap individu/kelompok/institusi dituntut untuk
kebutuhan masyarakat dalam kehidupan sosial, bertanggung jawab dalam menjalankan tugas dan
ekonomi dan pemerintahan. kewajibannya, serta selalu bertindak dan berupaya
untuk memberikan kontribusi untuk mencapai hasil
SPM disusun sebagai sarana bagi Pemerintah untuk yang maksimal.
menjamin akses dan mutu pelayanan dasar yang
diberikan kepada masyarakat dapat terpenuhi. SPM C. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan
yang disusun harus bersifat sederhana, konkrit, (Accountability requires reporting)
mudah diukur, terbuka, terjangkau dan dapat
dipertanggung jawabkan, serta mempunyai batas Laporan kinerja adalah perwujudan dari akuntabilitas.
waktu pencapaian. SPM dikembangkan sesuai Dengan memberikan laporan kinerja berarti mampu
dengan perkembangan kebutuhan, prioritas dan menjelaskan terhadap tindakan dan hasil yang
kemampuan keuangan nasional serta kemampuan telah dicapai oleh individu/kelompok/institusi, serta
kelembagaan dan personil dalam bidang mampu memberikan bukti nyata dari hasil dan
bersangkutan. Salah satu pemenuhan SPM adalah proses yang telah dilakukan. Dalam birokrasi, bentuk
Pemenuhan SPM Jalan Tol. Evaluasi pemenuhan akuntabilitas setiap individu berwujud suatu laporan
yang didasarkan pada kontrak kerja, sedangkan
1 - 64 JURNAL INFRASTRUKTUR
Vol. 5 No. 01 Juni 2019
untuk institusi adalah LAKIP (Laporan Akuntabilitas akuntabilitas horizontal (horizontal accountability).
Kinerja Instansi Pemerintah). Akuntabilitas vertikal adalah pertanggung jawaban
atas pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih
D. Akuntabilitas memerlukan konsekuesi (Account- tinggi, misalnya pertanggung jawaban Dinas
ability is meaningless without consequences). Kabupaten/Kota kepada Kepala Daerah, kemudian
Akuntabilitas adalah kewajiban. Kewajiban pemerintah daerah kepada pemerintah pusat.
menunjukkan tanggung jawab, dan tanggung Akuntabilitas vertikal membutuhkan pejabat
jawab menghasilkan konsekuensi. Konsekuensi pemerintah untuk melaporkan kepada publik.
tersebut dapat berupa penghargaan atau sanksi. Misalnya, pelaksanaan pemilu, referendum, dan
berbagai mekanisme akuntabilitas publik yang
E. Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountabil- melibatkan tekanan dari warga. Akuntabilitas
ity improves performance). Tujuan utama dari horizontal adalah pertanggungjawaban kepada
akuntabilitas adalah untuk memperbaiki kiner- masyarakat luas. Akuntabilitas ini membutuhkan
ja PNS dalam memberikan pelayanan kepada pejabat pemerintah untuk melaporkan kepada para
masyarakat. Dalam pendekatan akuntabilitas pejabat lainnya dan lembaga negara. Contohnya
yang bersifat proaktif (proactive accountability), adalah Komisi Pemilihan Umum dan Komisi
akuntabilitas dimaknai sebagai sebuah hubun- Pemberantasan Korupsi yang independen
gan dan proses yang direncanakan untuk men-
capai tujuan yang telah ditetapkan sejak awal, Akuntabilitas di dalam evaluasi pemenuhan SPM Ja-
penempatan sumber daya yang tepat, dan evalu- lan Tol merupakan akuntabilitas vertikal dan juga
asi kinerja. Dalam hal ini proses setiap indivi- horizontal. Akuntabilitas vertikal dalam arti meru-
du/kelompok/institusi akan diminta pertanggung pakan bentuk pertanggung jawaban Menteri PUPR
jawaban secara aktif yang terlibat dalam proses sebagai penanggung jawab penyelenggara urusan
evaluasi dan berfokus peningkatan kinerja. pemerintahan di bidang jalan kepada Presiden.
Akuntabilitas horizontal berarti bentuk pertanggung
2.2. Pentingnya Akuntabilitas jawaban Kementerian PUPR kepada masyarakat di
dalam peningkatan pelayanan jalan tol. Pemenuhan
Akuntabilitas adalah prinsip dasar bagi organisasi
nilai SPM ini berkaitan erat dengan tingkat pelay-
yang berlaku pada setiap level organisasi sebagai
anan jalan tol, sehingga hasil pemenuhan ini dapat
suatu kewajiban jabatan dalam memberikan
dianggap sebagai hasil kinerja suatu ruas jalan tol.
pertanggungjawaban laporan kegiatan kepada
atasannya. 2.3. Mekanisme Akuntablitas
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama Setiap organisasi memiliki mekanisme akuntabilitas
(Bovens, 2007), yaitu: tersendiri. Mekanisme ini dapat diartikan secara
berbeda-beda dari setiap anggota organisasi hingga
A. Penyediaan kontrol demokratis (peran demokrasi)
membentuk perilaku yang berbeda-beda pula.
dengan membangun sistem yang melibatkan
Contoh mekanisme akuntabilitas organisasi, antara
stakeholders dan users yang lebih luas (termasuk
lain sistem penilaian kinerja, sistem akuntansi,
masyarakat, pihak swasta, legislatif, yudikatif
sistem akreditasi, dan sistem pengawasan (CCTV,
dan di lingkungan pemerintah itu sendiri baik
fingerprints). Untuk memenuhi terwujudnya
ditingkat kementrian, lembaga maupun daerah);
organisasi sektor publik yang akuntabel, maka
B. Pencegahan korupsi dan penyalahgunaan mekanisme akuntabilitas harus mengandung
kekuasaan (peran konstitusional); dimensi sebagai berikut (Lembaga Administrasi
Negara, 2015).
C. Peningkatkan efisiensi dan efektivitas
A. Akuntabilitas kejujuran dan hukum (accountability
Akuntabilitas merupakan kontrak antara pemerintah for probity and legality). Akuntabilitas hukum
dengan aparat birokrasi, serta antara pemerintah terkait dengan kepatuhan terhadap hukum dan
dengan masyarakat. Kontrak antara kedua belah peraturan yang diterapkan.
pihak tersebut memiliki ciri antara lain: Pertama,
akuntabilitas eksternal yaitu tindakan pengendalian B. Akuntabilitas proses (process accountability).
yang bukan bagian dari tanggung jawabnya. Kedua, Akuntabilitas proses terkait dengan prosedur
akuntabilitas interaksi merupakan pertukaran yang digunakan dalam melaksanakan
sosial dua arah antara yang menuntut dan yang tugas apakah sudah cukup baik dalam hal
menjadi bertanggungjawabnya. Ketiga, hubungan kecukupan sistem informasi akuntansi,
akuntabilitas merupakan hubungan kekuasaan sistem informasi manajemen, dan prosedur
struktural (pemerintah dan publik) yang dapat administrasi. Akuntabilitas ini diterjemahkan
dilakukan secara asimetri sebagai haknya untuk melalui pemberian pelayanan publik yang
menuntut jawaban. cepat, responsif, dan murah. Pengawasan dan
pemeriksaan akuntabilitas proses dilakukan
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam yaitu untuk menghindari terjadinya kolusi, korupsi dan
akuntabilitas vertikal (vertical accountability), dan nepotisme.
JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 65
Vol.5 No. 01 Juni 2019
C. Akuntabilitas program (program accountability). masukan, saran, dan kritik terhadap kinerjanya.
Akuntabilitas ini dapat memberikan pertimbangan Jadi akuntabilitas stakeholder adalah tanggung
apakah tujuan yang ditetapkan dapat tercapai, jawab organisasi pemerintah untuk mewujudkan
dan apakah ada alternatif program lain yang pelayanan dan kinerja yang adil, responsif dan
memberikan hasil maksimal dengan biaya bermartabat.
minimal.
Evaluasi Pemenuhan SPM Jalan Tol merupakan
D. Akuntabilitas kebijakan (policy accountability). tingkatan akuntabilitas organisasi berupa
Akuntabilitas ini terkait dengan pertanggung pertanggung jawaban pemerintah dalam hal ini
jawaban pemerintah atas kebijakan yang diambil Kementerian PUPR melalui LAKIP yang berisi
terhadap DPR dan masyarakat luas. capaian-capaian kinerja Kementerian PUPR.
1 - 66 JURNAL INFRASTRUKTUR
Vol. 5 No. 01 Juni 2019
Metode yang digunakan di dalam studi ini adalah A. Kondisi Jalan Tol, yang meliputi indikator di per-
metode deskriptif untuk menjelaskan konsep akunt- kerasan alur utama, drainase, median, dan bahu
abilitas pemerintahan, proses pemenuhan SPM Ja- jalan, yang mencakup seluruh ruas jalan tol.
lan Tol, serta relasi antara konsep akuntabilitas dan
pelaksanaan pemenuhan SPM. Studi ini menggu- 1. Indikator perkerasan utama berupa kekesa-
nakan literatur-literatur dan peraturan perundangan tan, ketidak rataan, tidak ada lubang, tidak
yang relevan. ada rutting (alur), dan tidak ada retak. In-
dikator ini mencakup seluruh ruas jalan tol.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN Waktu toleransi pemenuhan berkisar antara
2x24 jam sampai dengan 1 minggu.
Dari hasil penelaahan didapatkan hasil bahwa
Akuntabilitas dalam Evaluasi pemenuhan SPM 2. Indikator pada drainase berupa tidak ada
Jalan Tol merupakan akuntabilitas vertikal dan dan endapan dan penampang saluran berfungsi.
sekaligus juga merupakan akuntabilitas horizontal. Indikator ini mencakup seluruh ruas jalan tol,
Akuntabilitas vertikal dalam arti merupakan bentuk dengan waktu pemenuhan toleransi 1 min-
pertanggung jawaban Menteri PUPR sebagai ggu.
penanggung jawab penyelenggaraan sebagian
urusan pemerintahan di bidang jalan kepada 3. Pada median, indikatornya berupa kerb, Me-
Presiden selaku Kepala Pemerintahan. Akuntabilitas dian Concrete Barrier (pemisah jalur dari be-
horizontal berarti bentuk pertanggung jawaban ton), Guard Rail (besi penahan yang berfungsi
Kementerian PUPR kepada masyarakat masyarakat sebagai pagar ), dan Wire Rope (tali baja)
pengguna jalan tol. dapat berfungsi. Indikator ini mencakup selu-
ruh ruas jalan tol, dengan waktu pemenuhan
Dari sisi dimensi akuntabilitas, Evaluasi Pemenuhan toleransi 1 minggu
SPM Jalan Tol merupakan dimensi akuntabilitas ke-
bijakan (policy accountability) berupa pertanggung 4. Pada bahu jalan, tidak ada lubang, tidak ada
jawaban kebijakan pemerintah dalam hal penye- rutting, tidak ada retak, dan tidak ada round-
lenggaraan jalan tol kepada masyarakat luas ing. Indikator ini mencakup seluruh ruas jalan
tol. Waktu toleransi pemenuhan beriksar an-
Dari perspektif tingkatan akuntabilitas, dapat tara 2x24 jam sampai dengan 1 minggu.
dianalisis bahwa Evaluasi pemenuhan SPM Jalan
Tol merupakan tingkatan akuntabilitas organisasi
berupa pertanggung jawaban pemerintah dalam hal
ini Kementerian PUPR melalui Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah yang berisi capaian-
capaian kinerja Kementerian PUPR, termasuk di
dalamnya capaian kinerja penyelenggaraan jalan
tol.
JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 67
Vol.5 No. 01 Juni 2019
tiap kendaraan, sedangkan untuk GTO ambil Komunikasi / Kondisi Jalan Tol, dan nomor
kartu maksimal 4 detik setiap kendaraan dan telepon informasi tol). Ambulans tersedia 1
untuk GTO transaksi maksimal 5 detik setiap unit per 25 km yang dilengkapi dengan stan-
kendaraan. dar peralatan P3K dan paramedis. Kendaraan
derek tersedia 1 unit per 5 km untuk ruas
7. Mobilitas, yang meliputi indikator kecepatan jalan tol yang Lalu Lintas Kendaraan Harian
penangan hambatan lalu lintas, kecepatan (LHR) di atas 100.000 kendaraan per hari.
penanganan Patroli Jalan Raya (PJR), dan Ke- Untuk ruas jalan tol yang LHR nya di bawah
cepatan Penanganan Kendaraan Derek. Patr- 100.000, kendaraan derek tersedia setiap 10
oli Jalan Raya akan melalui lokasi yang sama km. Untuk PJR tersedia 1 unit per 5 km un-
setiap 30 menit, sementara penderekan ke tuk jalan tol dengan LHR > 100.000 dan 1
bengkel terdekat dengan menggunakan derek unit per 10 km untuk jalan tol dengan LHR
resmi dan gratis. Tolak ukur Kecepatan pen- < 100.000. Untuk kendaraan PJR, tersedia 1
anganan PJR adalah penanganan dan penin- unit per 15 km. Untuk kendaraan resque ter-
dakan terhadap hambatan lalu lintas dan me- diri 1 unit per 50 km. Sistem Informasi dan
nindak kendaraan yang berjalan tidak sesuai Komunikasi Lalu Lintas (Virtual Message Sign/
aturan. Waktu penanganan dan penindakan VMS) tersedia 50 meter sebelum akses ma-
kurang dari 15 menit saat terjadi hambatan. suk jalan tol) dan nomor telepon informasi tol
tertera pada gerbang masuk dan gerbang kel-
uar, di dalam ruas jalan tol dan pada kartu tol.
1 - 68 JURNAL INFRASTRUKTUR
Vol. 5 No. 01 Juni 2019
tempat istirahat tidak ada lubang, retak, dan yang terus bertambah banyak di seluruh wilayah In-
pecah. Toilet berfungsi 100%, bersih, dan gra- donesia, dibandingkan dengan jumlah personil Tim
tis. Parkir kendaraan berfungsi 100 persen, yang terbatas, hal ini menyebabkan Tim BPJT terus
teratur, bersih, dan gratis. Penerangan ber- menerus mengunjungi ruas jalan tol di seluruh In-
fungsi 100% dengan mengacu kepada stan- donesia untuk melakukan evaluasi pemenuhan SPM
dar Penerangan Jalan Umum, SPBU berfungsi untuk setiap bulannya. Pengawasan yang dilakukan
100% dengan mengacu kepada ketetapan setiap bulan untuk setiap ruas jalan tol secara terus
Energi Sumber Daya Mineral. Bengkel umum menerus tentu tidak efisien. Dari sisi BUJT, penga-
dan tempat makan dan minum berfungsi wasan yang dilakukan setiap saat akan menguran-
100% dan harus memiliki izin usaha. gi kemandirian BUJT di dalam pengoperasian dan
pemeliharaan jalan tol.
Gambar 5. Penghijauan di Jalan Tol Surabaya – Pemenuhan nilai SPM juga sangat berkaitan dengan
Gresik tingkat pelayanan jalan tol, sehingga hasil pemenu-
(Sumber : Dokumentasi Penulis) han ini dapat dianggap sebagai hasil kinerja suatu
ruas jalan tol. BUJT berhak untuk memperoleh pe-
Berdasarkan Peraturan Menteri PUPR Nomor 6 Ta- nyesuaian tarif tol setiap 2 tahun sekali, berdasar-
hun 2018 tentang Wewenang dan Tugas Ditjen Bina kan pengaruh laju inflasi. Inflasi adalah data inflasi
Marga, BPJT, dan BUJT dalam Penyelenggaraan Jalan wilayah yang bersangkutan dari Badan Pusat Statis-
Tol, diatur bahwa evaluasi pemenuhan SPM Jalan tik. Tiga bulan sebelum penyesuaian tarif tol, BUJT
Tol diselenggarakan bersama-sama oleh Ditjen Bina akan memberitahukan kepada BPJT bahwa BUJT
Marga, BPJT, dan BUJT. Ditjen Bina Marga bertang- telah memenuhi SPM, sehingga BUJT akan men-
gung jawab di dalam pelaksanaan evaluasi bidang gusulkan penyesuain tarif tol. Berdasarkan usulan
teknis. BPJT bertanggung jawab di dalam pelaksa- BUJT, Menteri PUPR akan menetapkan penyesuain
naan evaluasi pengoperasian, sementara BUJT ber- tarif tol dalam waktu setiap 2 tahun setelah awal
tanggung jawab di dalam pemenuhan persyaratan pengoperasian jalan tol dengan mengeluarkan
SPM. Penetapan Penyesuaian Tarif Tol. Penyesuaian Tarif
Tol dapat ditunda sampai dengan BUJT memenuhi
teguran dari Pemerintah atas belum dipenuhinya
ketentuan UU Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan
Pasal 48 Ayat 3 dan PP Nomor 15 Tahun 2015 Pasal
68 ayat 1 yang berbunyi Evaluasi dan penyesuaian
tarif tol dilakukan setiap 2 tahun sekali berdasarkan
pengaruh laju inflasi.
JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 69
Vol.5 No. 01 Juni 2019
kendaraan akan menyebabkan kinerja ruas jalan tol sehingga kinerja pelayanannya menurun, dapat di-
tersebut menurun. Terhadap ruas jalan tol tersebut lakukan audit kinerja yang dilaksanakan oleh APIP
dapat dilakukan audit kinerja oleh Aparat Pemeriksa sesuai Pasal 50 PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang
Internal Pemerintah (APIP). Audit kinerja meru- Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.
pakan audit atas pengelolaan keuangan negara dan
pelaksanaan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah Dengan terbitnya Peraturan Menteri PUPR Nomor
yang terdiri atas aspek kehematan, efisiensi, dan 6 Tahun 2018 tentang Wewenang dan Tugas Ditjen
efektivitas (Pasal 50 PP Nomor 60 Tahun 2008 ten- Bina Marga, BPJT, dan BUJT dalam Penyelenggaraan
tang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah). Jalan Tol, evaluasi pemenuhan SPM Jalan Tol dis-
elenggarakan bersama-sama oleh Ditjen Bina Mar-
5.KESIMPULAN DAN SARAN ga, BPJT, dan BUJT. Diharapkan dengan keterlibatan
penuh Ditjen Bina Marga sebagai pembina jalan na-
5.1. Kesimpulan sional termasuk jalan tol, kualitas evaluasi pemenu-
han SPM akan dapat semakin terus meningkat, yang
Akuntabilitas di dalam evaluasi pemenuhan SPM Ja- pada akhirnya akan meningkatkan kualitas pelay-
lan Tol merupakan akuntabilitas vertikal dan sekal- anan kepada masyarakat pengguna jalan tol.
igus akuntabilitas horizontal. Akuntabilitas vertikal
dalam arti merupakan bentuk pertanggung jawa- 5.2. Saran
ban Menteri PUPR sebagai penanggung jawab pe-
nyelenggaraan urusan pemerintahan di bidang ja- Terdapat beberapa hal yang dapat menjadi reko-
lan kepada Presiden selaku Kepala Pemerintahan. mendasi terkait pemenuhan SPM Jalan Tol sebagai
Akuntabilitas horizontal berarti bentuk pertanggung berikut:
jawaban Kementerian PUPR kepada masyarakat di
dalam peningkatan pelayanan jalan tol, khususnya A. Untuk meningkatkan policy accountability ke-
masyarakat pengguna jalan tol. pada masyarakat, Pemerintah menugaskan APIP
(BPKP) di dalam pelaksanaan evaluasi pemenu-
Dari sisi dimensi akuntabilitas, Evaluasi Pemenuhan han SPM untuk ruas-ruas jalan tol yang tidak
SPM Jalan Tol merupakan dimensi akuntabilitas ke- memenuhi persyaratan SPM.
bijakan (policy accountability) berupa pertanggung
jawaban kebijakan pemerintah dalam hal penye- B. Demi tercapainya peningkatan pengawasan
lenggaraan jalan tol kepada masyarakat luas pemenuhan SPM yang lebih efisien, Ditjen
Bina Marga dan BPJT menyusun Standar Op-
Dari perspektif tingkatan akuntabilitas, dapat eration Procedur (SOP) Pengawasan Pemenu-
disimpulkan Evaluasi Pemenuhan SPM Jalan Tol han SPM dalam bentuk Peraturan Menteri agar
merupakan tingkatan akuntabilitas organisasi BUJT melakukan self assesment secara mandiri,
berupa pertanggung jawaban pemerintah dalam transparan, dan akuntabel;
hal ini Kementerian PUPR melalui LAKIP yang
berisi capaian-capaian kinerja Kementerian C. Dalam rangka peningkatan efektivitas pelak-
PUPR, termasuk di dalamnya capaian kinerja sanaan Pemenuhan SPM Jalan Tol, Ditjen Bina
penyelenggaraan jalan tol. Marga menugaskan Balai Besar Pelaksanaan Ja-
lan Nasional (BBPJN), Balai Pelaksanaan Jalan
Standar pelayanan minimal untuk jalan tol di In- Nasional (BPJN), dan Satker Perencanaan dan
donesia mengacu kepada Peraturan Menteri Peker- Pengawasan Jalan Nasional (P2JN) untuk mem-
jaan Umum Nomor 16 Tahun 2014, tentang Standar bantu pelaksanaan evaluasi teknis. Pelaksanaan
Pelayanan Minimal Jalan Tol. SPM jalan tol memi- evaluasi pemenuhan SPM dapat dilakukan secara
liki 8 (delapan) substansi pelayanan, yaitu kondisi month to month atau bahkan day to day karena
jalan tol, kecepatan tempuh rata-rata, aksessibili- wilayah kerja Balai yang jangkauannya luas di
tas, mobilitas, keselamatan, unit pertolongan/peny- seluruh Indonesia. Sehingga BBPJN, BPJN, mau-
elamatan dan bantuan pelayanan, lingkungan, dan pun Satker P2JN tidak hanya melaksanakan eval-
Tempat Istirahat/Tempat Istirahat dan Pelayanan. uasi jalan nasional, tetapi juga evaluasi jalan tol.
Masing-masing Substansi pelayanan memiliki in-
dikator yang akan diukur dan harus dipenuhi oleh D. Berdasarkan Peraturan Menteri PUPR Nomor 6
ruas jalan tol dalam upaya memenuhi nilai SPM. Tahun 2018 tentang Wewenang dan Tugas Ditjen
Bina Marga, BPJT, dan BUJT dalam Penyeleng-
Kualitas evaluasi pemenuhan SPM Jalan Tol akan san- garaan Jalan Tol, evaluasi pemenuhan SPM Jalan
gat menentukan kualitas pelayanan suatu ruas jalan Tol diselenggarakan bersama-sama oleh Ditjen
tol. Bila suatu ruas jalan tol tidak dapat memenuhi Bina Marga, BPJT, dan BUJT. Klausul evaluasi
pelayanan minimal, sepertinya masih banyaknya pemenuhan SPM oleh Ditjen Bina Marga dican-
lubang di jalan tol atau kerusakan struktur jalan tumkan pada PPJT sehingga pelaksanaannya
yang tidak segara ditangani, maka BUJT tidak dapat dapat berjalan efektif.
melakukan penyesuaian tarif yang akan mengaki-
batkan terganggunya kinerja suatu ruas jalan tol.
Terhadap ruas Jalan Tol tidak dapat memenuhi SPM
1 - 70 JURNAL INFRASTRUKTUR
Vol. 5 No. 01 Juni 2019
DAFTAR PUSTAKA
JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 71
Vol.5 No. 01 Juni 2019
Abstract
Corrosion, or better known as rust, is very troubling, especially if it occurs in water resources infrastructure
made from metal, for example: if corrosion occurs in bridges, weirs, dams, wastewater treatment plants
made of metal, riverbanks and the buildings water resources infrastructure others that made of metal in
the reservoir. Because of corrosion is very detrimental to water resources infrastructure, then do a study
of the procedures for calculating water corrosivity, that is with using analysis data in one of the reservoirs
in Indonesia, that is data the Sermo Reservoir. This study uses 2 (two) water corrosivity calculating formu-
las Langelier Saturation Index (LSI) from Metcalf and Eddy, 2003. This study uses Sermo reservoir data,
then data from the analysis carried out in the field and in the laboratory are included in 2 (two) calculation
formula and based the calculation result of Langelier Saturation Index using a decrease formula from the
LSI Calculator and result the calculation of LSI using software from the website or LSI Calculator, the water
corrosivity the Sermo reservoir is highly corrosive to water resources infrastructure made from metal. The
conclusion of this study, the calculation formula of the LSI method by using a decrease formula from LSI
Calculator and LSI that uses software from the website or LSI Calculator is used for water resources infra-
structure made from metal.
Keyword: corrosion, metal, procedure for calculating water corrosivity, water resources infrastructure
Abstrak
Korosi atau yang lebih dikenal dengan istilah karat sangat meresahkan terutama jika terjadi di prasarana
atau infrastruktur sumber daya air berbahan logam, misalnya: jika korosi terjadi di jembatan, bendung,
bendungan, instalasi pengolahan air limbah yang terbuat dari logam bangunan perlindungan tebing sun-
gai dan bangunan-bangunan infrastruktur sumber daya air lainnya yang terbuat dari logam yang terdapat
di waduk. Dikarenakan korosi bersifat sangat merugikan terhadap infrastruktur sumber daya air, maka
dilakukanlah kajian mengenai tata cara perhitungan korosivitas air dengan menggunakan data-data hasil
analisa di salah satu Waduk di Indonesia yakni data Waduk Sermo. Kajian ini menggunakan 2 (dua) rumus
perhitungan korosivitas air Langelier Saturation Index (LSI) dari Metcalf dan Eddy, 2003. Kajian ini meng-
gunakan data-data Waduk Sermo, kemudian data hasil analisis yang dilakukan di lapangan maupun di
laboratorium dimasukkan ke dalam 2 (dua) rumus perhitungan dan berdasarkan hasil perhitungan Langelier
Saturation Index menggunakan penurunan rumus dari LSI Calculator dan hasil perhitungan LSI menggu-
nakan perangkat lunak dari website atau LSI Calculator, korosivitas air waduk Sermo bersifat sangat korosif
terhadap infrastruktur berbahan logam. Kesimpulan dari kajian ini, rumus perhitungan metode LSI dengan
menggunakan penurunan rumus dari LSI Calculator dan LSI yang menggunakan perangkat lunak dari web-
site atau LSI Calculator digunakan untuk infrastruktur berbahan logam.
Kata Kunci: infrastruktur sumber daya air, korosi, logam, tata cara perhitungan korosivitas air
1 - 72 JURNAL INFRASTRUKTUR
Vol. 5 No. 01 Juni 2019
1. PENDAHULUAN
JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 73
Vol.5 No. 01 Juni 2019
log (K) = log ( Ca2+ . [Ca2+] . HCO3- . [HCO3-]) - Rumus-rumus perhitungan dengan menggunakan
log ( H+) - log [H+] acuan dari Metcalf dan Eddy, 2003 lebih cocok di-
gunakan untuk menghitung nilai korosivitas air ter-
log (H+) = log ( Ca2+ . [Ca2+] . HCO3- . [HCO3-]) - hadap infrastruktur sumber daya air berbahan baku
log ( H+. K) logam karena infrastruktur sumber daya air berba-
han baku logam biasanya lebih cepat terkena korosi
-log (H+) = -log
dan setelah dilakukan kajian dan penelitian dengan
memperhatikan beberapa aspek diantaranya adalah
Maka rumus dari pHs adalah: tabel penilaian yang digunakan untuk tingkat ko-
rosivitas air pada rumus perhitungan ini, lebih luas
pHs = -log rentang penilaiannya dan lebih spesifik yakni pada
range LSI -2 s/d 2.
pHs = -log
Kelemahan cara perhitungan Langelier Saturation
pHs = -log Index (LSI) dengan menggunakan penurunan ru-
mus dari LSI Calculator adalah rumus perhitungan
Keterangan: yang digunakan rumit, sementara kelebihannya
adalah jika tidak ada koneksi internet, cara perhi-
Ka = konstanta kesetimbangan karbonat atau bikar- tungan ini yang dapat digunakan untuk menghitung
bonat terhadap waktu nilai korosivitas air terhadap infrastruktur sumber
daya air berbahan baku logam. Kemudian kelema-
Ka = 9,2.10-13.T + 2,3.10-11 ;
han cara perhitungan Langelier Saturation Index
(LSI) dengan menggunakan perangkat lunak dari
T (suhu/temperatur) dalam (°C)
website atau LSI Calculator adalah jika tidak ada
γ = koefisien aktivitas = koneksi internet, perhitungan ini tidak dapat digu-
nakan sementara kelebihannya adalah perhitungan
Zi = muatan ion, Ca2+ = 2 ; HCO3- = -1 ; H+= 1 ini lebih simpel atau lebih praktis karena data-data
hasil analisis dapat langsung dimasukkan ke dalam
I = ionic strength = (2,5.10-5) . TDS (residu terlarut kolom parameter dan mengklik tombol perintah Cal-
dalam mg/L). culate the Langelier Saturation Index, maka hasil
atau nilai korosivitas air akan keluar.
KSp = hasil kali kelarutan sebagai fungsi waktu
1 - 74 JURNAL INFRASTRUKTUR
Vol. 5 No. 01 Juni 2019
Kajian ini menggunakan data primer Waduk Sermo. 3. Sungai dengan debit > 150 m3/s, contoh air
Pelaksanaan pengambilan contoh air untuk penen- diambil minimum di 6 (enam) titik, masing-
tuan tingkat korosivitas air mengacu pada SNI masing pada jarak 1/4, 1/2 dan 3/4 lebar
6989.57:2008 seperti hal-hal sebagai berikut. sungai pada 0,2 dan 0,8 kali kedalaman air
dari permukaan.
A. Untuk pengaruh pada infrastruktur berbahan lo-
gam Catatan: jumlah sampel per lokasi pengambilan di
sungai adalah 1 (satu) buah sampel, yang meru-
Lokasi pengambilan contoh air berjarak 1 - 2 meter pakan campuran dengan perbandingan volume yang
dari bagian/komponen infrastruktur sumber daya air sama dari masing-masing titik pengambilan.
yang berpotensi terkena dampak korosi, sedangkan
untuk infrastruktur yang memanjang diambil setiap Sedangkan jumlah titik pengambilan contoh air un-
panjang infrastruktur maksimum 100 meter. Con- tuk lokasi pengambilan di danau atau waduk, seb-
toh untuk panjang infrastruktur 150 meter, jumlah agai berikut:
contoh air yang diambil sebanyak 2 (dua) sampel,
dengan jarak 1-2 meter dari infrastruktur. 1. Danau atau waduk yang kedalamannya < 10
meter, contoh air diambil di 2 (dua) titik yaitu
B. Untuk di sumber air pada permukaan dan bagian dasar danau/
waduk.
Jumlah titik pengambilan contoh air untuk lokasi
pengambilan di sungai, sebagai berikut: 2. Danau atau waduk yang kedalamannya 10 m
s.d. < 30 m, contoh air diambil di 3 (tiga) ti-
1. Sungai dengan debit < 5 m3/s, contoh air di- tik yaitu pada permukaan, bagian tengah dan
ambil di 1 (satu) titik yaitu pada 0,5 kali ke- bagian dasar danau/waduk.
dalaman air dari permukaan.
JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 75
Vol.5 No. 01 Juni 2019
1 - 76 JURNAL INFRASTRUKTUR
Vol. 5 No. 01 Juni 2019
pHs = - log
pH = 7,2
pHs = - log
Alkaliniti sebagai CaCO3 = 166 mg/L
pHs = - log 3,6608 x 10-8
Alkaliniti sebagai HC03 - = (166 mg/L : Mr CaCO3) x
Mr HCO3- = (166 mg/L : 50) x 61 = 202,52 mg/L pHs = 7,44
JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 77
Vol.5 No. 01 Juni 2019
Hasil
Parameter Satuan
pengukuran
Suhu/temperatur ⁰C 26,6
Residu terlarut/TDS mg/L 134
Alkaliniti sebagai CaCO3 mg/L 166 Penilaian LSI menggunakan Tabel 1. Tabel Penilaian
Alkaliniti sebagai HCO3- mg/L 202,52 Langelier Saturation Index/LSI (Metcalf dan Eddy,
Kesadahan mg/L 79,8 2003) dan dari hasil perhitungan nilai Langelier Sat-
pH - 7,2 uration Index (LSI) Calculator yakni -0,1, diperoleh
kesimpulan bahwa nilai korosivitas air Waduk Sermo
pHs - 7,44
bersifat sangat korosif terhadap infrastruktur sum-
LSI - -0,24
ber daya air berbahan logam.
sangat
Penilaian LSI
korosif Berdasarkan hasil kajian dan penelitian yang dilaku-
kan di Pusat Litbang Sumber Daya Air, rumus per-
(Rancangan pedoman korosivitas, 2018) hitungan Langelier Saturation Index (LSI) berdasar-
kan Metcalf dan Eddy, 2003, dapat diterapkan di
4.3. Hasil penilaian dan perhitungan korosivi- infrastruktur sumber daya air lainnya selain waduk,
tas air metode LSI Calculator, Metcalf dan dengan menggunakan data hasil analisa yang diper-
Eddy ; 2003) lukan, yakni meliputi data parameter suhu/temper-
atur, pH, Alkaliniti, Daya Hantar Listrik (DHL), Kal-
Hasil penilaian dan perhitungan korosivitas air ber- sium, Residu terlarut/Total Dissolved Solids (TDS)
dasarkan metode perhitungan Langelier Saturation dan Kesadahan (CaCO3) (rancangan pedoman koro-
Index (LSI) Calculator dan adapun data air baku sivitas, 2018).
Waduk Sermo diketahui sebagai berikut:
Tabel 4. Air Baku Waduk Sermo 5. KESIMPULAN DAN SARAN
Hasil
Parameter Satuan 5.1. Kesimpulan
pengukuran
Suhu/temperatur ⁰C 26,6 Berdasarkan hasil penilaian dari rumus perhitungan
Residu terlarut/TDS mg/L 134 korosivitas air dengan menggunakan penurunan ru-
Kesadahan (CaCO3) mg/L 79,8 mus dari LSI Calculator dan dengan menggunakan
perangkat lunak dari website atau LSI Calculator,
Alkaliniti sebagai mg/L 202,52
dapat disimpulkan bahwa korosivitas air Waduk
HCO3-
Sermo bersifat sangat korosif terhadap infrastruktur
pH - 7,2 berbahan logam.
pHs - 7,3
LSI - -0,1 5.2 Saran
1 - 78 JURNAL INFRASTRUKTUR
Vol. 5 No. 01 Juni 2019
DAFTAR PUSTAKA
https://www.lenntech.com/calculators/langelier/in-
dex/langelier.htm accesed Februari 2019.
JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 79
Vol.5 No. 01 Juni 2019 Lampiran
Abstract
Dam has big advantages but also has big potential of disastrous damage. Tectonic earthquake in Lombok
happened simultaneausly Alt magnitude 6.4 on 29 July 2018, magnitude 7.0 on 5 August 2018, magnitude
6.2 on 9 August 2018 and magnitude 6.9 on 19 August 2018. The earthquake damaged 83392 living hauses,
3540 public and Social amenities, including water irrigation. The earthquake also killed 560 people with with
loss of about 7.45 billion. Inspection then conducted soon after the earthquake aiming at determining the
damage and the safety of dam structure and all supporting equipment of the dam operation. Since the
earthquake was magnitude 7.0, the area should be inspected are around 125 km in radius of the earthquake
epicentre. Extraordinary inspection consisted of two activities 1) visual inspection on the components of dam
structure, either above or under the water surfaces, 2) field inspection and study on record of instruments
to determine the behaviour of dam including the water seepage of dam, the current deformation and the
strength of water pressure in the wall and foundation of dam. The inspection showed that earthquake in
Lombok damaged the dam structure and made some cracks in the wall of dam. Out of 32 dams, 31 dams
could be categorized as good enough to operate while the rest need more study to assure the condition to
operate. The analysis on the record of seepage and pores data, and the position of dam, it is inferred that
there is nothing that over the parameter potentially to cause damages and reduce the safety of the dams.
Abstrak
Bendungan disamping memiliki manfaat yang besar, juga menyimpan potensi bahaya yang besar pula.
Gempa tektonik terjadi di Pulau Lombok berturut-turut dengan kekuatan 6,4 skala Richter tanggal 29 Juli
2018, skala 7,0 skala Richter tanggal 5 Agustus 2018, skala 6,2 skala Richter tanggal 9 Agustus 2018 dan
terakhir skala 6,9 skala Richter tanggal 19 Agustus 2018. Akibat gempa tersebut terdapat 83.392 unit rumah
penduduk rusak, 3.540 unit fasilitas umum dan sosial rusak termasuk bangunan air irigasi juga mengalami
kerusakan dan korban jiwa mencapai 560 orang meninggal dunia dengan kerugian 7,45 triliun. Inpeksi luar
biasa dilakukan segera setelah terjadinya gempa bumi dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kerusakan
dan tingkat keamanan struktur bendungan serta peralatan pendukungnya terhadap pengoperasian
bendungan. Karena gempa yang terjadi bermagnitudo 7.0 skala richter, maka lokasi bendungan yang harus
di inspeksi adalah sampai radius 125 km dari pusat gempa. Inpeksi luar biasa mencakup 2 kegiatan yaitu 1)
inspeksi visual atas komponen struktur bendungan baik yang berada di atas maupun di bawah permukaan
air dan 2) inspeksi lapangan dan kajian atas catatan instrumentasi untuk menilai perilaku bendungan
meliputi air rembesan waduk, laju deformasi yang terjadi dan besarnya tekanan air pori di dalam tubuh
bendungan dan atau di pondasi bendungan. Dari hasil inspeksi luar biasa diketahui gempa bumi di Lombok
telah menimbulkan kerusakan pada bangunan infrastruktur bendungan berupa retakan pada permukaan
timbunan. Dari 32 bendungan yang ada, terdapat 31 bendungan kondisi baik sehingga dapat beroperasi
dan 1 bendungan dalam kondisi cukup sehingga dapat beroperasi namun diperlukan analisa teknik untuk
memastikan kondisi keamanan bendungan. Hasil analisis terhadap pencatatan data rembesan, tekanan pori
dan penurunan tubuh bendungan, diketahui tidak terdapat hasil pemantauan yang melebihi parameter-
parameter dalam desain yang berpotensi gangguan terhadap keamanan bendungan.
1 - 80 JURNAL INFRASTRUKTUR
Lampiran Vol. 5 No. 01 Juni 2019
Abstract
Kenteng bridge foundation works using pile bore. Field evaluation by visiting geotechnical specialists by re-
ferring to the latest borelog results carried out by the contractor. After checking by the independent checker
team, it was found that the bore pile pole pull reaction against the 1000 year earthquake load exceeded
the pull support capacity of the borepile pole so that it was suggested by the Commission for the Security
of Road Bridges and Tunnels (KKJTJ) to reduce the pull force on borepile. Initially it was recommended to
use High-Damping Rubber Bearings (HDRB), but it was constrained by the time of HDRB procurement which
requires a maximum of 4 months. Therefore, to be able to withstand a 1000-year earthquake load, the use
of Lead Rubber Bearings (LRB) is chosen which only requires about 2 months of procurement.The method
used in this study by evaluating the use of Lead Rubber Bearings (LRB) on the Kenteng bridge using load
analysis and calculations pull the bore pile pole. From the study of the use of the Kenteng Bridge Lead Rub-
ber Bearing (LRB) on the construction of segments 4 and 5 of the Semarang-Solo toll road located in the
Salatiga-Kartosuro Sta. 48.375 has a maximum design for the Kenteng 260 ton LRB Bridge. The use of se-
lected designs, namely LRB, is ready to bear 72 tons. The implementation method is divided into 2, namely
the installation of LRB for simple span and continuous span.
Abstrak
Pekerjaan pondasi jembatan Kenteng menggunakan bore pile. Evaluasi di lapangan oleh visiting spesialis
geoteknik dengan mengacu pada hasil borelog terbaru yang dilaksanakan oleh kontraktor. Setelah dilaku-
kan pengecekan oleh tim independent checker diketahui reaksi gaya tarik tiang bore pile terhadap beban
gempa 1000 tahun melampaui daya dukung tarik tiang borepile sehingga atas saran Komisi Keamanan Jem-
batan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) untuk menurunkan gaya tarik pada borepile. Pada awalnya disarankan
menggunakan High-Damping Rubber Bearing (HDRB), tetapi terkendala dengan waktu pengadaan HDRB
yang membutuhkan waktu paling cepat 4 bulan. Oleh karena itu, untuk dapat menahan beban gempa 1000
tahun dipilih penggunaan Lead Rubber Bearing (LRB) yang hanya membutuhkan waktu pengadaan sekitar
2 bulan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan mengevaluasi penggunaan Lead Rubber Bear-
ing (LRB) pada jembatan Kenteng menggunakan perhitungan analisa beban dan gaya tarik tiang bore pile.
Dari kajian pada penggunaan Lead Rubber Bearing (LRB) Jembatan Kenteng pada pembangunan jalan tol
Semarang-Solo segmen 4 dan 5 yang berada pada ruas Salatiga-Kartosuro Sta. 48.375 mempunyai desain
maksimum untuk LRB Jembatan Kenteng 260 ton. Penggunaan desain bearing yang dipilh yaitu LRB yang
siap mampu memikul 72 ton. Metode pelaksanaan terbagi menjadi 2 yaitu pemasangan LRB untuk simple
span dan continuous span.
Kata kunci: LRB, bearing, gempa, jembatan
JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 81
Vol.5 No. 01 Juni 2019 Lampiran
1,2
Universitas Serang Raya
Email: khasanny@yahoo.com1, dessytriana@yahoo.co.id2
Abstract
A subsidized house generally is kind of masonry house which is susceptible to get loss and damages caused
by earthquake. An earthquake does not cause casualty but a collapsed building does it. The purpose of this
study is to evaluate how far the implementation in developing earthquake resistant house case study typical
of masonry, in the subsidized housings in Serang, Banten. The object is masonry building with type of less
than 36 of the 20 subsidized housings in Serang Banten and it used purposive sampling method. The visual
inspection by checking the structural and non-structural components of the building, interview, survey and
observation as data collective methods. The result shows there is only 15% of subsidized housings on this
study which was built considering the criteria of an earthquake resistant building, 45% of them was less
constructed and 40% of subsidized housing was not built appropriately to a minimum requirements in the
standard of earthquake resistant building. Based on the evaluation results, it can be said that in the building
construction needs more attention and control from the government, developers and the building’s owner
to reduce loss and house damages caused by earthquake in the future.
Abstrak
Rumah bersubsidi pada umumnya adalah bangunan tipikal tembokan yang rentan mengalami kerugian
dan kerusakan akibat gempa. Timbulnya korban jiwa ketika terjadi gempa secara umum disebabkan oleh
tertimpa bangunan yang roboh, bukan disebabkan oleh gempa itu sendiri. Tujuan penelitian adalah men-
gevaluasi sejauh mana implementasi pembangunan rumah tahan gempa tipikal tembokan sudah diterapkan
oleh para pengembang pada perumahan bersubsidi di Serang, Banten. Objek penelitian adalah bangunan
rumah tinggal tipe kurang dari 36 pada 20 perumahan bersubsidi di Serang Banten, menggunakan teknik
purposive sampling. Metode pengumpulan data melalui visual inspection komponen struktural dan non-
struktural pada bangunan rumah, didukung wawancara, survey dan observasi di lapangan. Hasil peneli-
tian menunjukkan hanya 15% perumahan bersubsidi dibangun memenuhi kriteria bangunan rumah tahan
gempa, sedangkan 45% dinilai kurang memenuhi dan 40% tidak memenuhi syarat minimum rumah tahan
gempa tipikal tembokan. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, dapat dikatakan bahwa dalam pembangunan
rumah bersubsidi diperlukan perhatian lebih dan kontrol dari pemerintah, pengembang dan pemilik rumah
untuk mengurangi kerugian dan kerusakan apabila terjadi gempa.
1 - 82 JURNAL INFRASTRUKTUR
Lampiran Vol. 5 No. 01 Juni 2019
Dosen Program Studi Teknik Sipil FTSP, 2Dosen Geo-Info Program Pasca Sarjana,
1
3
Teknik Jalan dan Jembatan Ahli Muda
1
Universitas Islam Indonesia, 2Universitas Gajah Mada,
3
Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional II, Direktorat Jenderal Bina Marga,
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Email: widodonz@yahoo.com1, sudibyakto@gmail.com2, sulisnursyamsudin@gmail.com3
Abstract
Surakarta Municipality in accordance with the Surakarta-Giritontro (1992) sheet is a fold, cesarean, muscular
and lake area. This fold consists of an anticline and syncline involving rocks from the Semilir Formation,
Oyo Formation, Wonosari-Punung Formation, and Kepek Formation. It is this geographical, geological and
seismotectonic location that makes Surakarta Municipality relatively close to the earthquake sources which
caused Surakarta Municipality to have the potential to impact the earthquake. Planning and construction
of facilities and infrastructure in Surakarta Municipality, especially those concerning the livelihood of many
people, must really pay attention to the seismic aspects. If the building is not well planned for earthquake
hazards, then the risk of losses that may occur will be large given the high earthquake hazard in Surakarta
Municipality.The method in this study is to determine the parameters and seismic analysis using the SHAP
program and the total probability theory with the EQ-RISK sofware. Synthetic digitization data uses the
SHINT program and 1-dimensional wave propagation analysis to the surface with the NERA program. The
value of acceleration at the surface of the ground resulting from wave propagation to the surface is then
made a contour map using SURFER software. The results obtained from this study are the maximum
acceleration contour maps on the ground surface for the PGA spectral period with a 500 year return period
obtained results ranging from 0.15-0.24g.
Abstrak
Kotamadya Surakarta sesuai lembar Surakarta-Giritontro (1992) merupakan daerah lipatan, sesar, kekar, dan
perdanauan. Lipatan ini terdiri dari antiklin dan sinklin yang melibatkan batuan dari Formasi Semilir, Formasi
Oyo, Formasi Wonosari-Punung, dan Formasi Kepek. Letak geografis, geologis dan seismotektonik inilah
yang menjadikan Kotamadya Surakarta relatif dekat dengan sumber-sumber gempa yang menyebabkan
Kotamadya Surakarta sangat berpotensi terhadap dampak gempa bumi. Perencanaan dan pembangunan
sarana dan prasarana di Kotamadya Surakarta terutama yang menyangkut hajat hidup orang banyak harus
betul-betul memperhatikan aspek kegempaan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi risiko kerugian yang
mungkin terjadi akibat dari dampak gempa bumi yang bersifat merusak dan menyebabkan korban jiwa.
Metode dalam penelitian ini adalah dengan menentukan parameter dan analisis seismik menggunakan
program SHAP dan teori probabilitas total dengan piranti EQ-RISK. Data digitasi sintetik menggunakan
program SHINT dan Analisis perambatan gelombang 1 dimensi ke permukaan tanah dengan program NERA.
Nilai percepatan di permukaan tanah hasil dari perambatan gelombang ke permukaan tersebut kemudian
dibuat peta kontur dengan menggunakan software SURFER. Hasil dari penelitian ini adalah peta kontur
percepatan maksimum dipermukaan tanah untuk periode spektral PGA dengan periode ulang 500 tahun
diperoleh hasil berkisar antara 0.15-0.24g.
JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 83
Vol.5 No. 01 Juni 2019 Lampiran
Abstract
The Sampean Baru Dam, which is located in the Sampean watershed, was built in 1976, its main purpose
is to fulfill irrigation water needs for the people of Bondowoso and Situbondo. Not yet optimal management
of Dams causes frequent flooding in the Sampean watershed. Flood events that occur as well as the iden-
tification of the increasingly critical level of the Sampean watershed are behind the need for community-
based flood disaster mitigation studies, with the aim of anticipating and minimizing losses due to similar
floods and for preserving and preserving existing natural resources. Empowerment of people living around
reservoirs or dams is expected to improve the quality of life of these communities. With the empowerment
of the economy of the community around the reservoir, it is hoped that the community will take part in
maintaining and maintaining the dam both directly and indirectly through increasing community capac-
ity, increasing community independence, improving people’s lives, and increasing the sustainability of de-
velopment activities. Some community empowerment-based disaster mitigation activities include forming
Non Govermental Organization that are engaged in the field of concern for natural disasters, conducting
training and counseling through the establishment of Tangguh Bencana Village, implementing upstream
downstream Cost Sharing programs, namely people who benefit from watershed management both directly
and indirectly must bear management costs based on the principle of adequate funds (cost recovery), and
several other mitigation activities.
Abstrak
Bendungan Sampean Baru yang berada pada DAS Sampean dibangun tahun 1976 tujuan utamanya adalah
untuk pemenuhan kebutuhan air irigasi bagi masyarakat Bondowoso dan Situbondo. Pengelolaan Bendun-
gan yang belum maksimal menyebabkan seringkali terjadi banjir pada DAS Sampean tersebut. Peristiwa
banjir yang terjadi serta identifikasi semakin tingginya tingkat kekritisan DAS Sampean, melatar belakangi
perlunya dilakukan kajian mitigasi bencana banjir berbasis partisipasi masyarakat, dengan tujuan untuk
mengantisipasi dan meminimalisasi kerugian akibat banjir serupa serta untuk menjaga dan melestarikan
sumberdaya alam yang ada. Pemberdayaan masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar waduk atau bend-
ungan diharapkan akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat tersebut. Dengan adanya pemberdayaan
perekonomian masyarakat di sekitar waduk diharapkan masyarakat ikut serta berperan dalam menjaga dan
memelihara bendungan baik secara langung maupun tidak langsung melalui peningkatan kemampuan ma-
syarakat, peningkatan kemandirian masyarakat, peningkatan taraf kehidupan masyarakat, dan peningka-
tan kesinambungan (sustainability) kegiatan pembangunan. Beberapa kegiatan mitigasi bencana berbasis
pemberdayaan masyarakat antara lain membentuk LSM yang bergerak dalam bidang kepedulian terhadap
bencana alam, melakukan pelatihan dan penyuluhan melalui pembentukan Desa Tangguh Bencana, penera-
pan program Cost Sharing hulu hilir yaitu masyarakat yg memperoleh manfaat atas pengelolaan DAS baik
secara langsung maupun tak langsung wajib menanggung biaya pengelolaan berdasarkan prinsip kecuku-
pan dana (cost recovery), dan beberapa kegiatan mitigasi lainnya.
1 - 84 JURNAL INFRASTRUKTUR
Lampiran Vol. 5 No. 01 Juni 2019
Abstract
One of the attempt that shall do in order to minimise the convensional energy dependency in traffic light
is using one of Makassar city’s potency which is solar energy as the source of its electricity. Therefore, if
the PLN cut down the electricity then the traffic light will be able to still operate, then the traffic stilll going
smoothly. This research aims to (1) indentify the main factors that affect in application of solar energy for
traffic light (2) to analyse the probability of feasibility in applicating solar energy as conventional energy
alternate which seen from sustainability aspects. Analytical hierarchy process is using in this research as a
method to find the proability of feasibility in applicating both energy resources (convetional and solar). The
result shown that solar energy has the higher probability value in the applicating in traffic light. It indicate
that the solar energy is possible to be utilized or applicated as the energy source alternate for traffic light
in Makassar City.
Abstrak
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisir ketergantungan penggunaan energi konven-
sional pada traffic light adalah dengan memanfaatkan salah satu potensi yang dimiliki kota Makassar yaitu
energi matahari sebagai sumber energi listriknya. Oleh sebab itu, apabila listrik PLN padam atau terputus
maka traffic light tenaga surya tidak akan terganggu dan akan tetap menyala, sehingga kondisi lalu lintas
tetap berjalan dengan baik. Studi ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh
dalam pemanfaatan energi terbarukan tenaga surya untuk traffic light dan (2) menganalisis probabil-
ity kelayakan pemanfaatan energi terbarukan tenaga surya sebagai pengganti energi konvensional yang
dilihat dari aspek sustainable. Metode analisis yang digunakan adalah AHP (analytical hierarchy process)
untuk menemukan probability kelayakan pemanfaatan kedua energi alternatif (energi terbarukan tenaga
surya dengan energi konvensional). Hasil dari analisis menunjukkan bahwa energi terbarukan tenaga surya
yang memiliki nilai probability tertinggi dalam pemanfaatan energi alternatif untuk traffic light. Hal ini
menunjukkan bahwa energi terbarukan tenaga surya memungkinkan untuk dimanfaatkan atau diterapkan
sebagai sumber energi listrik untuk traffic light di kota Makassar.
JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 85
Vol.5 No. 01 Juni 2019 Lampiran
1
Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional XIII, Direktorat Jenderal Bina Marga,
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
2,3
Universitas Gadjah Mada
Email: irma.dewi.adriati@gmail.com, andreas.triwiyono@ugm.ac.id, muslikh_jtsl@ugm.ac.id
Abstract
One of the components contained in the document Plan and Strategy (Called RENSTRA document in Indo-
nesian Ministry of Public Works) development of infrastructure of the bridge is estimated requirement to
build a bridge or bridge replacement. In determining the forecast budget requirements, there are no clear
standards on how cost should be apportioned. The problem that arises is when the cost estimate has been
determined turned out to be less or too large compared to the results of detail planning, while the estimated
cost component is already listed in the budget plan. This ied to the making of Detailed Engineering Design
(DED) be tied to the value of pre-determined budget. This research aims to propose a material prediction
model for upper-structure of the bridge I-Girder type, so, by knowing the material prediction require-
ments, the budget requirements can be estimated more precisely. The database obtained by designing the
upper-structure of the bridge I-Girder type as many as 22 variations. Material quantity estimation models
were analyzed by the simple regression analysis methods. The span length is determined as independent
variables to predict the concrete volume, steel reinforcement volume and steel stand volume. This research
produced 10 simple equations to estimate the volume of concrete and steel work needed to build an I-Girder
bridge type.
Keywords: PCI Girder, upper-structure of the bridge, the concrete volume, steel weight
Abstrak
Salah satu komponen yang ada dalam dokumen Rencana dan Strategi (Renstra) pembangunan infrastruktur
jembatan adalah perkiraan kebutuhan anggaran pembangunan atau penggantian jembatan. Dalam penen-
tuan kebutuhan anggaran tersebut, tidak ada patokan yang jelas berapa jumlah anggaran yang dibutuhkan.
Masalah yang timbul adalah ketika perkiraan biaya yang telah ditentukan ternyata kurang atau terlalu besar
dibandingkan hasil dari perencanaan, sedangkan perkiraan komponen biaya dalam Renstra tersebut terlan-
jur masuk dalam rencana anggaran (RKAKL). Hal tersebut mengakibatkan pembuatan Detail Engineering
Design (DED) menjadi terikat dengan nilai anggaran yang telah ditentukan. Penelitian yang dilakukan bertu-
juan untuk membuat model estimasi volume struktur atas jembatan tipe I-Girder, sehingga dengan menge-
tahui perkiraan kebutuhan volume, maka pembuatan kebutuhan anggaran dapat diperkirakan dengan lebih
teliti dari awal. Basis data didapatkan dengan membuat desain struktur atas jembatan tipe balok I-Girder
sebanyak 22 variasi, kemudian menghitung kebutuhan volume pekerjaan beton, baja tulangan dan baja
strand prestressed. Model estimasi volume didapatkan melalui analisis regresi linier sederhana. Bentang
jembatan dipergunakan sebagai variabel bebas untuk memperkirakan volume beton, baja tulangan dan
baja strand yang dibutuhkan. Penelitian ini menghasilkan 10 persamaan sederhana untuk memperkirakan
volume pekerjaan beton dan baja yang dibutuhkan untuk membangun jembatan tipe I-Girder.
Kata Kunci: I-Girder, struktur atas jembatan, volume beton, berat baja
1 - 86 JURNAL INFRASTRUKTUR
Lampiran Vol. 5 No. 01 Juni 2019
1,2,3,4
Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin
Email: yashintasutopo@yahoo.com1, my_jinca@yahoo.com2,
fathienazmy@gmail.com3, vanirvan03@gmail.com4
Abstract
The research aimed to evaluate the eficiency of Tangkasaki Truck as a waste transportation mode of City of
Makassar. The evaluation includes speed, technology, container capacity, number of petugas, compatibility
to access road and waste bin, tidiness during the loading process, applicability of information system, and
recognizability by the users. The evalution on speed was focused on t2 which is time required in the load-
ing process from the individual bin to the truck container. Data was obtained from literature study and field
survey. Analysis was done by using indicators developed from comparative study of modes with relatively
high efficiency that are currently implemented in developed cities. Comparation was then made between the
ideal (das Sollen) and the existing condition (das Sein). The research was conducted in 3 (three) months,
from July to October 2017. The research found that the A level of performance is occupied by the mode with
robotic technology with a full automatic system, which required only 6 seconds/house of t2 and 6 seconds.
petugass/house service. Compared to such optimum level of performance, the analysis concluded that
Tangkasaki is in the C level or even much lower as it can reach 85 seconds/house t2 and 123 seconds.petu-
gass/house service, and even more. In order to improve the overal level of performance, it is highly recom-
mended therefore, for the City of Makassar to replace the existing mode with an A level of performance or
at least B. It is necessary to improve the citizen’s participation and to implement a trash pickup schedule
and an adequate information system to enhance better participation of the citizens.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efisiensi Truk Tangkasaki sebagai moda pengangkut sampah
Kota Makassar dan menghasilkan rekomendasi untuk peningkatannya di masa depan. Evaluasi mencakup
kecepatan dalam pengangkutan, teknologi, kapasitas kontainer, jumlah petugas yang dibutuhkan, kom-
patibilitas moda dengan jalan dan bak sampah, kerapihan dalam prosesnya, aplikasi sistem informasi, dan
kemudahan pengguna dalam mengenali moda dan petugasnya. Evaluasi kecepatan dikhususkan pada t2
yaitu waktu yang dibutuhkan dalam proses pemuatan sampah dari bak sampah ke kontainer truk. Data
penelitian didapatkan dari studi literatur dan survei lapangan. Analisis dilakukan dengan menggunakan
indikator yang disusun berdasarkan studi banding moda-moda pengangkut sampah yang dianggap relatif
efisien saat ini yang diaplikasi di kota-kota maju. Metode perbandingan dan pembobotan dilakukan dengan
membandingkan antara kondisi eksisting (das Sein) dengan ideal (das Sollen). Total waktu penelitian adalah
3 (tiga) bulan, yaitu dari Juli hingga Oktober 2017. Dari studi banding didapatkan bahwa level A ditempati
oleh moda berteknologi robotic, bersistem full automatic yang hanya membutuhkan t2 sebesar 6 detik/
rumah dan kinerja pelayanan sebesar 6 detik.petugas/rumah. Dari analisis disimpulkan bahwa kinerja Tang-
kasaki secara umum berada pada level C dengan nilai t2 rata-rata adalah 20-85 detik/rumah dan kinerja
petugas rata-rata 123 detik.petugas/rumah. Untuk peningkatan kinerja dan pengurangan t2 direkomenda-
sikan penggantian moda pengangkut sampah yang ada saat ini ke jenis moda dengan efisiensi pada level
A atau minimal B. Diperlukan pula peningkatan kerjasama dengan warga dalam proses pengangkutan, dan
implementasi jadwal dan sistem informasi pendukungnya yang akan memudahkan warga dalam merespon
dan mempersiapkan kontribusinya dengan lebih baik.
JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 87
Vol.5 No. 01 Juni 2019 Lampiran
Diki Zulkarnaen
Abstract
Abstrak
Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban
pertanggung jawaban yang harus dicapai. Aspek-aspek akuntabilitas berupa sebuah hubungan, berorien-
tasi pada pada hasil, membutuhkan adanya laporan, memerlukan konsekuensi, dan memperbaiki kinerja.
Akuntabilitas dapat dilihat dari perspektif mekanisme akuntabilitas maupun tingkatan akuntabilitas. Stan-
dar Pelayanan Minimal (SPM) adalah suatu ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang meru-
pakan urusan wajib yang diperoleh oleh setiap warga secara minimal . SPM disusun sebagai sarana bagi
Pemerintah untuk menjamin akses dan mutu pelayanan dasar yang diberikan kepada masyarakat dapat
terpenuhi. SPM yang disusun harus bersifat sederhana, konkrit, mudah diukur, terbuka, terjangkau dan
dapat dipertanggung jawabkan, serta mempunyai batas waktu pencapaian. Pelaksanaan pemenuhan SPM
untuk jalan tol mengacu pada Peraturan Menteri PU Nomor 16 Tahun 2014, tentang SPM Jalan Tol. SPM
jalan tol memiliki 8 substansi pelayanan, yaitu kondisi jalan tol, kecepatan tempuh rata-rata, aksessibilitas,
mobilitas, keselamatan, unit pertolongan/penyelamatan dan bantuan pelayanan, lingkungan, dan Tempat
Istirahat/Tempat Istirahat dan Pelayanan. Pemenuhan nilai SPM berkaitan erat dengan tingkat pelayanan
jalan tol, sehingga hasil pemenuhan ini dapat dianggap sebagai hasil kinerja suatu ruas jalan tol. Dalam
jurnal ini dibahas Pemenuhan SPM Jalan Tol sebagai wujud akuntabiltas pemerintah dan rekomendasi untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi evaluasi pemenuhan SPM Jalan Tol.
1 - 88 JURNAL INFRASTRUKTUR
Lampiran Vol. 5 No. 01 Juni 2019
Abstract
Corrosion, or better known as rust, is very troubling, especially if it occurs in water resources infrastructure
made from metal, for example: if corrosion occurs in bridges, weirs, dams, wastewater treatment plants
made of metal, riverbanks and the buildings water resources infrastructure others that made of metal in
the reservoir. Because of corrosion is very detrimental to water resources infrastructure, then do a study
of the procedures for calculating water corrosivity, that is with using analysis data in one of the reservoirs
in Indonesia, that is data the Sermo Reservoir. This study uses 2 (two) water corrosivity calculating formu-
las Langelier Saturation Index (LSI) from Metcalf and Eddy, 2003. This study uses Sermo reservoir data,
then data from the analysis carried out in the field and in the laboratory are included in 2 (two) calculation
formula and based the calculation result of Langelier Saturation Index using a decrease formula from the
LSI Calculator and result the calculation of LSI using software from the website or LSI Calculator, the water
corrosivity the Sermo reservoir is highly corrosive to water resources infrastructure made from metal. The
conclusion of this study, the calculation formula of the LSI method by using a decrease formula from LSI
Calculator and LSI that uses software from the website or LSI Calculator is used for water resources infra-
structure made from metal.
Keyword: corrosion, metal, procedure for calculating water corrosivity, water resources infrastructure
Abstrak
Korosi atau yang lebih dikenal dengan istilah karat sangat meresahkan terutama jika terjadi di prasarana
atau infrastruktur sumber daya air berbahan logam, misalnya: jika korosi terjadi di jembatan, bendung,
bendungan, instalasi pengolahan air limbah yang terbuat dari logam bangunan perlindungan tebing sun-
gai dan bangunan-bangunan infrastruktur sumber daya air lainnya yang terbuat dari logam yang terdapat
di waduk. Dikarenakan korosi bersifat sangat merugikan terhadap infrastruktur sumber daya air, maka
dilakukanlah kajian mengenai tata cara perhitungan korosivitas air dengan menggunakan data-data hasil
analisa di salah satu Waduk di Indonesia yakni data Waduk Sermo. Kajian ini menggunakan 2 (dua) rumus
perhitungan korosivitas air Langelier Saturation Index (LSI) dari Metcalf dan Eddy, 2003. Kajian ini meng-
gunakan data-data Waduk Sermo, kemudian data hasil analisis yang dilakukan di lapangan maupun di
laboratorium dimasukkan ke dalam 2 (dua) rumus perhitungan dan berdasarkan hasil perhitungan Langelier
Saturation Index menggunakan penurunan rumus dari LSI Calculator dan hasil perhitungan LSI menggu-
nakan perangkat lunak dari website atau LSI Calculator, korosivitas air waduk Sermo bersifat sangat korosif
terhadap infrastruktur berbahan logam. Kesimpulan dari kajian ini, rumus perhitungan metode LSI dengan
menggunakan penurunan rumus dari LSI Calculator dan LSI yang menggunakan perangkat lunak dari web-
site atau LSI Calculator digunakan untuk infrastruktur berbahan logam.
Kata Kunci: infrastruktur sumber daya air, korosi, logam, tata cara perhitungan korosivitas air
JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 89
Vol.5 No. 01 Juni 2019 Lampiran
PEDOMAN PENULISAN
JURNAL INFRASTRUKTUR
JUDUL ARTIKEL
(HURUF KAPITAL, Verdana, 12 pt, bold, centered, tidak lebih dari 12 kata)
(satu baris spasi kosong, 12 point font)
1
Institusi (Verdana, 10 pt)
2
Institusi (Verdana, 10 pt)
E-mail: author@address.com (Verdana, 10 pt)
(satu baris spasi kosong, 10 point font)
Abstract
(Verdana, 9 pt, bold, at most 200 words)
(satu baris spasi kosong, 9 point font)
Abstract should be written in English. The abstract is written with Verdana size 9, and single spacing. The
abstract should summarize the content of the paper, including problems, the aim of the research, research
method, and the results, and the conclusions of the paper. It should not contain any references or displayed
equations. The abstract should be no more than 200 words.
(satu baris spasi kosong, 9 point font)
Keywords: up to 5 keywords in English (Verdana, 9 pt, italics)
(dua baris spasi kosong, 9 point font)
Abstrak
(Verdana, 9 pt, bold)
(satu baris spasi kosong, 9 point font)
Abstrak dalam Bahasa Indonesia. Ditulis dengan font Verdana size 9 dan single spacing. Abstrak harus
merangkum isi makalah, termasuk permasalahan, tujuan penelitian, metode penelitian, dan hasil, dan
kesimpulan dari makalah. Abstrak tidak mengandung referensi dan/atau persamaan.Tidak boleh lebih dari
200 kata.
(satu baris spasi kosong, Verdana, 9 point font)
1 - 90 JURNAL INFRASTRUKTUR
Lampiran Vol. 5 No. 01 Juni 2019
Contoh penyajian data dalam bentuk gambar, grafik dan sejenisnya seperti pada Gambar 1 (resolusi minimal 150 dpi).
Saran dibuat berdasarkan kelemahan, pengalaman, kesulitan, kesalahan, temuan baru yang belum pernah
dibahas dan berbagai kemungkinan arah pembahasan selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka merupakan bagian akhir dari makalah, ditulis dalam urutan alfabetis mengikuti APA Style
(http://www.apastyle.org/). Susunannya memuat: nama penulis, tahun publikasi, judul paper atau textbook,
nama jurnal atau penerbit, dan halaman. Berikut ini beberapa contoh cara penulisan daftar pustaka menurut
APA Style.
Daftar Pustaka : Berdasarkan Jumlah Penulis
Jika ada 2 (dua) atau lebih Buku/Jurnal dengan Penulis yang sama.
Berndt, T. J. (1981).
Berndt, T. J. (1999).
Berndt, T. J. (1999). Friends’ influence on students’ adjustment to school. Educational Psychologist, 34, 15-28.
JURNAL INFRASTRUKTUR 1 - 91
Vol.5 No. 01 Juni 2019 Lampiran
Berndt, T. J., & Keefe, K. (1995). Friends’ influence on adolescents’ adjustment to school. Child Development,
66, 1312-1329.
Wegener, D. T., Kerr, N. L., Fleming, M. A., & Petty, R. E. (2000). Flexible corrections of juror judgments:
Implications for jury instructions. Psychology, Public Policy, & Law, 6, 629-654.
Wegener, D. T., Petty, R. E., & Klein, D. J. (1994). Effects of mood on high elaboration attitude change: The
mediating role of likelihood judgments. European Journal of Social Psychology, 24, 25-43.
Jika ada 2 (dua) atau lebih Buku/Jurnal dengan Penulis yang sama di tahun yang sama.
Berndt, T. J. (1981a). Age changes and changes over time in prosocial intentions and behavior between
friends. Developmental Psychology, 17, 408-416.
Berndt, T. J. (1981b). Effects of friendship on prosocial intentions and behavior. Child Development, 52, 636-
643.
Review
Baumeister, R. F. (1993). Exposing the self-knowledge myth [Review of the book The self-knower: A hero
under control ]. Contemporary Psychology, 38, 466-467.
Daftar Pustaka : Sumber-Sumber lain
Ensiklopedia.
Bergmann, P. G. (1993). Relativity. In The new encyclopedia britannica (Vol. 26, pp. 501-508). Chicago:
Encyclopedia Britannica.
Dokumen Pemerintahan.
National Institute of Mental Health. (1990). Clinical training in serious mental illness (DHHS Publication No.
ADM 90-1679). Washington, DC: U.S. Government Printing Office.
Prosiding Seminar.
Schnase, J. L., & Cunnius, E. L. (Eds.). (1995). Proceedings from CSCL ‘95: The First International Conference
on Computer Support for Collaborative Learning. Mahwah, NJ: Erlbaum.
Daftar Pustaka : Sumber Non-Cetak lain
1 - 92 JURNAL INFRASTRUKTUR
Jl. Sapta Taruna Raya No. 26, Komplek PU PUSDIKLAT MANAJEMEN DAN PENGEMBANGAN JABATAN FUNGSIONAL
Pasar Jumat, Pondok Pinang, Kebayoran Lama BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Jakarta Selatan KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
(021) 759 069 46 / (021) 759 069 46
Email: jafung.bpsdm.pupr@gmail.com
Web: bpsdm.pu.go.id/jurnal