Anda di halaman 1dari 12

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Nata de aloe vera adalah salah satu produk agro industri berbahan
dasar lidah buaya yang sudah dikenal luas. Lidah buaya (Aloe vera)
merupakan tanaman yang memiliki banyak keistimewaan. Ditinjau dari
segi budi daya, tanaman ini mudah diperbanyak dan tidak memerlukan
pemeliharaan intensif. Berdasarkan manfaatnya, lidah buaya banyak di
butuhkan sebagai bahan baku industri obat atau farmasi dan bahan
kosmetik. Selain itu lidah buaya dapat dibuat menjadi aneka olahan
makanan dan minuman .Karakteristik fisik lidah buaya yang khas
menjadikan pilihan maupun pelengkap bagi para pecinta tanaman hias
.Karena itu, lidah buaya dapat dijadikan sebagai peluang bisnis yang
mudah dikelola, baik skala rumah tangga, industri kecil, menengah ,
maupun besar.

B. Perumusan Masalah
Apakah lidah buaya dapat dibuat dalam sediaan gel yang bisa
dikonsumsi dalam bentuk nata de aloe vera ?

1
BAB II
Dasar Teori

A. Jenis Produk

Jenis produk yang akan di kerjakan tergolong sebagai usaha kecil


atau rumahan. Namun, kami memproduksi nata de aloe vera ( lidah
buaya) ini tetap dengan memperhatikan nilai gizi dan khasiat produk yang
berdampak bagi kesehatan konsumen.
B. Bentuk Sediaan
Sediaan berbentuk gel. Gel merupakan gel merupakan sistem semi
padat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil
dan partikel organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan. Gel
kadang-kadang disebut jeli ( FI edisi IV, 1979 ).

C. Uraian Tanaman

Lidah buaya merupakan tanaman sukulen berbentuk roset dengan


tinggi 30-60 cm dan diameter tajuk mencapai 60 cm (McVicar, 1994).
Lidah buaya Lidah buaya terdiri dari batang, daun, bunga, dan akar.
Namun yang paling sering digunakan adalah bagian daunnya, karena
kandungan nutrisi didalamnya.
Tanaman tersebut dibawa oleh petani keturunan Cina. Tanaman
lidah buaya dimanfaatkan sebagai tanaman hias yang ditanam
sembarangan di pekarangan rumah dan digunakan sebagai kosmetika

2
untuk penyubur rambut. Sekitar tahun 1990, tanaman ini baru digunakan
untuk industri makanan dan minuman (Furnawanthi, 2002).
Kandungan per 100
Zat gizi gram bahan
Energi (kal) 4,00
Protein (g) 0,10
Lemak (g) 0,20
Serat (g) 0,30
Abu (g) 0,10
Kalsium (mg) 85,00
Fosfor (mg) 186,00
Besi (mg) 0,80
Vitamin C
(mg) 3,476
Vitamin A (IU) 4,594
Vitamin B1
(mg) 0,01
Kadar air (gr) 99,20
Sumber: Departemen Kesehatan R.I., (1992)

D. Farmakologi dan farmakognosi


Lidah buaya (Aloe Vera) digunakan sebagai antibiotik, antiseptik,
antibakteri, antikanker, antivirus, antijamur, antiinfeksi, antiperadangan,
antipembengkakan, antiparkinson, antiaterosklerosis, serta antivirus yang
resisten terhadap antibiotik. Di dalam lidah buaya terdapat banyak
kandungan zat gizi yang diperlukan tubuh dengan lengkap,diantaranya
yaitu vitamin A, B, B2, B3, B12, C, E, choline, inositol, dan asam folat.
Selain vitamin dalam lidah buaya juga terdapat mineral makro dan mikro
yaitu kalsium (Ca), magnesium (Mg), potassium (K), sodium (Na), besi
(Fe), zinc (Zn), dan kromiun (Cr). Selain itu dalam lidah buaya juga

3
terdapat berbagai macam enzim diantaranya amilase, carboxypeptidase,
bradykinase.

Tanaman lidah buaya termasuk keluarga liliaceae yang memiliki


sekitar 200 spesies. Dikenal tiga spesies lidah buaya yang dibudidayakan
yakni Aloe sorocortin yang berasal dari Zanzibar (Zanzibar aloe), Aloe
barbadansis miller dan Aloe vulgaris. Pada umumnya banyak ditanam di
Indonesia adalah jenis barbadansis yang memiliki sinonim Aloe vera
linn (Tarigan, 2001). Jenis Aloe yang banyak dikenal hanya beberapa
antara lain Aloe nobilis, Aloe variegate, Aloe vera (Aloe barbadansis), Aloe
ferox miller, Aloe arborescens dan Aloe schimperi (McVicar, 1994). Secara
sistematis, tumbuhan lidah buaya ini diklasifikasikan sebagai berikut :
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Asparagales
Famili : Asphodelaceae
Genus : Aloe L.
Spesies : Aloe vera L.
Lidah buaya memiliki ciri-ciri morfologi pelepah daun yang runcing
dan permukaan yang lebar, berdaging tebal, tidak bertulang, mengandung
getah, permukaan pelepah daun dilapisi lilin, bersifat sekulen, berat rata-
rata per pelepah adalah sekitar 0,5-1 kg dan tinggi 45-50 cm. Masa panen
lidah buaya sekitar 10-12 bulan setelah tanam, sehingga dalam satu tahun
tanaman ini dapat dipanen sebanyak 4 kali (3 bulan sekali). Tanaman
lidah buaya ini akan terus menghasilkan pelepah daun hingga 7-8 tahun
dan (Furnawanthi, 2002).
Jika daun dilepas dari tanaman, maka akan keluar getah yang
berwarna agak kekuningan di bagian yang terluka. Daun lidah buaya
mengandung gel yang apabila daun tersebut dikupas akan terlihat lendir
yang mengeras yang merupakan timbunan cadangan makanan (Sudarto,
1997). Daun lidah buaya sebagian besar berisi pulp atau daging daun

4
yang mengandung getah bening dan lekat. Sedangkan bagian luar daun
berupa kulit tebal yang berklorofil.
Gel Lidah Buaya
Menurut Yaron (1991), bahwa pelepah tanaman Aloe vera L. ini
terdiri dari beberapa bagian utama, yakni mucilage
gel dan exudate (lendir). Bagian utama mucilage gel terdiri atas berbagai
macam polisakarida (glucomannan, acetylated glucomannan, acemannan,
galactogalacturan, dangalactoglucoarabinomannan), mineral (calcium,
magnesium, potassium, sodium, iron, zinc, dan chromium), protein
(enzim pectolytic, aloctindan lectin (glikoprotein), serta jenis protein lain),
ß- sitosterol, hidrokarbon rantai panjang, dan ester. Bagian
utama exudate (lendir) terdiri atas yellow sap (lendir berwarna kuning) dan
lendir tidak berwarna. Yellow sap mengandung berbagai komponen
seperti anthraquinone beserta turunannya, aloin (barbaloin), dan aloe-
emodin, sedangkan lendir tidak berwarna mengandung berbagai jenis
komponen fenolik.
Gel lidah buaya ini tidak berwarna dan berbau, tidak mempengaruhi
rasa atau rupa dari buah, aman digunakan, alami serta aman bagi
lingkungan. Gel lidah buaya yang terdiri dari polisakarida, berperan
menghalangi kelembaban dan oksigen yang dapat mempercepat
pembusukan makanan. Gel ini juga mengandung antibiotik dan anti
cendawan yang berpotensi memperlambat atau menghalangi
mikroorganisme yang mengakibatkan keracunan makanan pada manusia
(Reynolds dan Dweck, 1999).

5
BAB III
Sumber Daya

A. Bangunan dan Tempat


Usaha yang akan dirintis dengan menyewa ruko dua lantai
berlokasi di Jl. Ahmad Yani, Kota Langsa karena dekat dengan pasar dan
tenaga kerja mudah didapatkan sedangkan untuk pemasaranny di tempat-
tempat yang strategis dan tempat-tempat yang banyak dikunjungi oleh
banyak orang seperti Pasar, Lapangan Merdeka dan tempat keramaian
lainnya. Tempat-tempat lokasi tersebut yang banyak di lewati oleh
masyarakat, baik masyarakat lokal maupun non lokal sehingga usaha ini
mudah untuk dikenal oleh masyarakat. Yang menjadi target pasar kami
yaitu masyarakat sekitar dan masyarakat pengguna jalan tempat usaha
berdiri.
B. Alat
 Pisau Rp. 20.000,-
 Baskom Rp. 5.000
 Sendok Rp. 10.000
 Mangkok Rp. 5.000
 Panci Rp. 50.000
 Kompor Rp.
 Sealer

C. Bahan

 Lidah buaya 10 kg Rp. 25.000,-


 Air secukupnya Rp. 2.000,-
 Gula pasir 2.5kg Rp. 30000,-
 Sirop 1 botol Rp. 12000,-
 Botol cup plastik 100 cup Rp. 5.000,-
 BBM Rp. 3.000,-

6
 Tenaga Kerja 5 orang Rp. 18.000,-
 Biaya sewa, pajak, dan retribusi Rp. 20.000,-

D. Harga
Dengan perkiraan 150 cup nata de lidah buaya yang dapat
diproduksi untuk satu kali produksi, sehingga ditetapkan dengan harga
jual Rp. 3000/cup.
Total pendapatan : Rp. 450000
Perkiraan keuntungan per hari (kotor) : Rp. 450.000 – Rp. 23.6270 =
Rp.21.3730,-

E. Keuangan

- Biaya Pemasaran, Administrasi, dan Umum


Untuk satu kali produksinya adalah :
Biaya pemasaran : Rp. 20.000,-
Biaya cetak laporan dan administrasi : Rp. 20000,-
Total biaya produksi : Rp. 29.6270,-

- Sumber Pembiayaan dan Penggunaan Dana


Modal yang digunakan merupakan modal bersama dengan persentase
masing – masing dan pinjam bank. Semua dana yang dihasilkan beserta
keuntungannya sepenuhnya digunakan untuk biaya operasional.

- Proyeksi Laba Rugi


Dilihat dari data – data diatas, usaha ini menguntungkan walaupun
untung yang di dapat tidak terlalu besar karena masih diproduksi dalam
skala yang tidak terlalu besar dengan perkiraan keuntungan perhari : Rp.
450.000 – Rp. 29.6270 = Rp.15.3730,-/hari

7
BAB IV
Pengelolaan

A. Pembuatan
 Daun lidah buaya dipotong sekitar per 10 cm.
 potong lagi 1cm atau 1,5 cm membentuk dadu hal ini untuk
memudahkan dalam mengelupas kulit yang berwarna hijau.
 Hilangkan kulit yang berwarna hijau, tinggal daging buah yang
bening
 Dari potongan memanjang dipotong lagi menjadi kotak-kotak
seperti nata de coco.
 Di cuci berulang-ulang hingga lendirnya habis sambil diremas-
remas, sebaiknya dengan air yang mengalir.
 Tambahkan garam dalam pencucian 2 atau 3 kali saat membilas.
 Kemudian direbus selama 15 menit hingga mendidih, diangkat,
untuk mengurangi bau dapat ditambahkan daun pandan 2 sampai 3
lembar.
 Tuangkan ke masing-masing cup
 Kemas dan beri label

B. Kemasan

8
C. Pelabelan

Brand (merek) : Lidah buaya


Komposisi : Daging daun lidah buaya, air dan gula
Cara pembuatan : Campurkan dengan es dan sirup
sesuai selera

Khasiat : Dapat menurunkan kadar gula, kolesterol dan


asam urat, mencegah ambeien, membantu meregenerasi sel-sel
dalam tubuh.

Exp. Date : 3 hari setelah pembuatan

Dinkes P-IRT no. : 5143404011156-17

D. Marketing Mix
- Dari orang terdekat
Promosi ini merupakan promosi yang paling sederhana, serta tidak
memerlukan banyak biaya untuk melakukan promosi ini. Cukup dengan
bercerita dengan teman-teman kita atau keluarga untuk mempromosikan
usaha kita, sehingga secara tidak langsung semua konsumen/masyarakat
akan mengetahui usaha kita. Dan apabila usaha kita sudah diketahui dan
disukai, maka konsumen tersebut akan memberitahukan kepada orang
lain untuk membeli nata de aloe vera/ lidah buaya di tempat kita.

- Dengan media Internet


Selain promosi dari mulut ke mulut, maka promosi juga dapat dilakukan
dengan menggunakan media internet, seperti dapat melalui facebook,
twitter, blog,dll. Karna sebagian besar masyarakat telah menggunakan
media internet, sehingga masyarakat dapat mengetahui usaha.

- Pengembangan Pasar

9
Selain melakukan berbagai strategi pemasaran produk seperti diatas,
saya juga akan mempromisikan usaha ini dengan cara menambah pasar
baru untuk memperluas jangkauan yang sudah dimiliki. Dalam hal ini,
dapat dengan memperluas usaha ini ke daerah-daerah lain, dengan
harapan usaha ini akan lebih dikenal oleh masyarakat dan juga dapat
menambahkan pendapatan serta dapat mengurangi tingkat pengangguran
dengan memperkerjakan karyawan yang baru.

E. Izin edar

 Sertifikat Produksi Pangan – Industri Rumah Tangga (SPP-IRT)


adalah jaminan tertulis yang diberikan oleh Bupati/Walikota –
melalui Dinas Kesehatan - terhadap pangan hasil produksi
Industri Rumah Tangga yang telah memenuhi persyaratan dan
standar keamanan tertentu, dalam rangka produksi dan
peredaran produk pangan.
 Dengan kata lain, SPP-IRT memiliki fungsi sebagai izin edar
suatu produk pangan, di mana setelah memiliki SPP-IRT produk
tersebut dapat secara legal diedarkan atau dipasarkan, baik
dengan cara dititipkan atau dijual langsung ke masyarakat luas.
Oleh karena itu, memiliki SPP-IRT dapat mengedarkan
produknya dengan jalur distribusi yang lebih luas, khususnya
jika ingin menitipkan produknya di toko-toko modern yang sudah
terkenal dan memiliki basis konsumen tetap yang besar.
 SPP-IRT hanya dapat diajukan oleh pelaku usaha yang masih
berskala rumah tangga, dan menghasilkan produk yang
diperbolehkan untuk diproduksi oleh Industri Rumah Tangga
Pangan (IRTP), daftarnya dapat dilihat disini.
 Secara umum, pengusaha pangan yang menghasilkan produk
susu atau olahan susu, produk yang menggunakan alkohol,

10
menggunakan Bahan Tambahan pangan untuk memperpanjang
masa kadaluarsa, produk yang dikemas dalam bentuk kaleng,
produk pangan khusus dengan klaim tertentu (seperti klaim
sebagai Makanan Pendamping ASI, makanan bayi, makanan
untuk program diet tertentu, makanan untuk lansia, dsb) tidak
dapat mengajukan SPP-IRT sebagai izin edar, melainkan harus
berupa Sertifikat Pendaftaran Pangan Olahan yang dikeluarkan
oleh Badan Pengawasan Obat-obatan dan Makanan (BPOM
MD).

11
BAB V
Penutup

A. Kesimpulan
Usaha produk nata de aloe vera ini selain sebagai makanan atau
cemilan juga berkhasiat bagi kesehatan, cara membuatnya mudah dan
tidak memerlukan aktu yang lama. Usaha ini termasuk cukup menjajikan
dengan omset yang tinggi. Untuk keberlanjutan usaha, dapat diletakkan
outlet-outlet penjualan produk “Nata de Aloe Vera” sampai keluar kota,
jika sampai bisa diproduksi secara masal seperti produk-produk pabrikan.
Hal ini lambat laun akan menyerap tenaga kerja di lingkungan sekitar
sehingga bisa menjadi salah satu solusi dalam mengurangi jumlah
pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

B. Saran
Para wirausaha harus tetap memperhatikan kualitas agar tidak
mengecewakan konsumen. Menerima kritik dan saran pelanggan dapat
memberikan inspirasi agar usaha dapat terus berkembang. Agar tidak
menimbulkan kegagalan usaha di tengah jalan, seorang wirausaha harus
memiliki planning yang maksimal agar usaha berkembang dengan cepat.

12

Anda mungkin juga menyukai