Anda di halaman 1dari 12

HADITS-HADITS PAKAIAN DAN PERHIASAN

MAKALAH
Disusun guna memenuhi tugas

Mata Kuliah: Hadits Ahkam

Dosen pengampu: Mufatihatuttaubah, S.Ag, M.Pd.I

Disusun oleh kelompok 9:

Rois Mansur (1410110042)

Kelas: B

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KUDUS


JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAHUN 2015

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Membahas masalah pakaian dan perhiasan mendorong kami untuk
mendiskusikan masalah penampilan dan esensi. Sebuah pakaian nampak
pada bentuk, warna, dan penamplannnya. Namun, pada hakikatnya sebuah
pakaian muncul dari esesinya. Dimana seorang wanita dan laki-laki ketika
memilih sebuah pakaian, maka tujuannya untuk menutup aurat, lalu untuk
menahan diri dari hawa panas dan dingin. Yang ketiga agar penampilan
nampak indah.
Syariat tidak menetapkan model pakaian tertentu. Namun, syariat
menetapkan syarat-syarat yang harus ada pada setiap model pakaian yang
bisa dikenakan oleh masyarakat yang beragama sesuai dengan perbedaan
tempat. Islam pun tidak melarang orang muslim memakai perhiasan namun
jangan berlebih-lebihan.
Lebih segnifikannya akhir-akhir ini banyak mahasiswa dan
mahasiswi dengan gaya dan mode pakaian dan perhiassan (bagi perempuan)
yang berlebihan, secara tidak langsung akan dapat memicu para generasi
muda bangsa pada perbuatan-perbuatan tidak diinginkan, terutama moral dan
akhlak mereka serta merugikan baik secara duniawi maupun ukhrawi.

Pada dasarnya Allah SWT telah menganugerahkan manusia dengan


berbagai nikmat dan karunia yang tiada terhingga nilainya. Salah satu bentuk
nikmat yang dianugerahkan adalah mengajarkan kepada manusia
pengetahuan tentang tata cara berpakaiaan dan berhias. Pernyataan ini
penting artinya bila dilihat dari segi agama islam karena tuntunan sandangan
sebagai penutup jasmani sekaligus dikaitkan fungsinya untuk menumbuhkan
keindahan guna mendekatkan diri kepada Allah SWT. Busana dapat
mempengaruhi terbitnya kesadaran dan ketaqwaan seseorang kepada Allah
SWT.
.Dalam makalah ini akan dijelaskan tentang larangan berpakaian dan
larangan menggunakan perhiasan yang khususnya tentang larangan memakai
sutra dan emas yaitu sebagai berikut :

2
B. Rumusan Masalah:
1. Apa pengertian dari pakaian?
2. Bagaimana hukum menggunakan pakaian sutera?
3. Apa pengertian dari perhiasan?
4. Bagaimana hukum menggunakan cincin emas?

C. Tujuan Makalah
1. Mengeetahui pengertian dari pakaian.
2. Mengetahui hukum menggunakan pakaian sutra.
3. Mengetahui pengertian dari perhiasan.
4. Mengetahui hukum memakai cincin emas.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pakaian dan Perhiasan


Secara etimologi, pakaian berarti barang yang dipakai (baju, celana,
dan lain sebagainya).Sedangkan secara terminology, pakaian adalah segala
sesuatu yang dikenakan seseorang untuk menutupi aurat dalam berbagai
ukuran dan modelnya berupa baju, celana, sarung, jubah, ataupun yang lain,
yang disesuaikan dengan kebutuhan pemakainya untuk suatu tujuan yang
bersifat khusus atau umum.

QS: Al-A’raaf ayat 26

ِ ‫اس التَّقْ َوى ذَلِكَ َخيْ ٌر ذَلِكَ ِم ْن آيَا‬


ِ َّ‫ت اَّلل‬ ُ َ‫يَا بَنِي آدَ َم قَدْ أَنْ َزلْنَا عَلَيْكُ ْم لِبَاسًا يُ َو ِاري سَ ْوآتِكُ ْم َو ِريشًا َولِب‬
َ ‫لَعَلَّ ُه ْم يَذَّك َُّر‬
‫ون‬

“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian


untuk menutupauratmu dan pakaian indah untuk perhiasan.Dan pakaian
takwa itulah yang paling baik.Yang demikian itu adalah sebahagian dari
tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahanmereka selalu ingat.”(QS: Al-
A’raaf ayat 26)1

Asbabun Nuzul : Ketika Allah SWT menciptakan Nabi Adam dan Hawa.
Mereka sudah dalam keaadan berpakaian yang baik untuk menutupi aurat.
Tetapi bagi Allah SWT bertaqwa kepadaNya itu adalah pakaian yang paling
baik.

B. Hukum Mengenakan Pakaian Sutera


Sebagaimana disebutkan dalam hadits,
Dari khuzaifah bin al yaman R.A, Dia berkata, Aku mendengar rasullulah
saw bersabda” janganlah kalian memakaia sutera halus dan sutera kasar
dan janganlah kalian minum menggunakan bejana emas dan perak, jangan

1
QS: Al-A’raaf ayat 26 dan Terjemahannya.

4
kalian makan dengan piring emas dan perak, karna yang demikian itu bagi
mereka di dunia dan bagi kalian di akhirat.” (HR.Bukhari Muslim)
a. Takhrij Hadits
Hadits ini di riwayatkan oleh Bukhari (kitab: pakaian, Hadits nomer
393).2
b. Kesimpulan Hadits
1. Hukum memakai sutera bagi kaum laki-laki adalah haram, baik
sutera halus maupun sutera kasar, sedangkan bagi kaum wanita
hukumnya boleh. Wanita boleh menggunakan sutera karena wanita
memerlukan perhiasan bagi suaaminya.
2. Hukum memakai bejana dan piring yang terbuat dari emas dan
perak adalah haram, baik bagikaum laki-laki maupun perempuan.3
C. Pengertian Perhiasan

Sedangkan perhiasan adalah suatu alat atau benda yang digunakan


untuk memperindah ketika digunakannya. Dalam agama islam hiasan iru
tidak boleh digunakan berlebihan atau terlalu banyak, karena Allah
menyukai orang yang sederhana dan tidak berlebih-lebihan. Disini akan
difokuskan pada permasalahan pelarangan memakai pakaian sutra dan
perhiasan emas maupun perak.

a. jenis-jenis perhiasan yang dilarang di dalam Islam :

1. Emas dan sutera bagi kaum lelaki;

Diharamkan ke atas orang lelaki memakai perhiasan emas dan sutera


kerana ia dikhususkan bagi kaum perempuan sahaja.

2. Perkakas dari emas dan perak;

2 Abdullah bin Abdurrahman Ali Bassam, Op.Cit.,hal 992.


3 NabiSAW. Melarang kaum laki -laki maupun wanita memakai bejan adan piring terbuat dari emas
dan perak, karena hal itu mencerminkan kemewahan dan kesombongan, disamping daoat menyakiti
orang – orang fakir yang tidak memiliki apapun untuk memenuhi kebutuhan pokoknya dan juga
dapat mempersempit perputaran uang dikalangn orang – orang dikalangan muamalah. Beliau
memberikan alasan dengan bersabda “ sesungguhnya makan dan minum menggunakan emas dan
perak itu bagi orang – orang kafir yang menikmati kesenangan mereka di dunia, sementara
kenikmatan itu bagi kalian di surga kelak.”.

5
Diharamkan menggunakan emas dan perak selain untuk perhiasan
diri dan juga sebagai mata wang.Oleh itu, tidak harus menjadikan emas dan
perak sebagai perkakas makan dan minum (yakni pinggan, cawan, mangkuk
dan sebagainya), alat-alat tulis (pen dan sebagainya), bekas celak, hiasan
rumah, majlis- majlis, masjid atau surau, kedai dan sebagainya.Sebagaimana
diharamkan mengguna, begitu juga haram menyimpannya.

3. Merubah kejadian Allah;

Syari’at Islam mengharamkan seseorang sama ada lelaki atau wanita


berhias dan bersolek hingga ke tahap mengubah kejadian Allah pada diri
tanpa ada keperluan yang mendesak.

4. Menyerupai lelaki atau perempuan;

Dilarang sama sekali lelaki meniru-niru gaya kaum wanita dan


wanita meniru-niru gaya kaum lelaki sama ada pada pada pakaian, perhiasan,
gaya berjalan, bercakap dan sebagainya.

5. Dilarang bertabarruj;

Tabarruj dari segi bahasa bermaksud membuka dan menampakkan


sesuatu untuk dilihat mata.Yaitu wanita berhias untuk lelaki-lelaki ajnabi
iaitu lelaki- lelaki yang haram ia mendedahkan auratnya kepada mereka.

Imam Zamakhsyari berkata; hakikat tabarruj ialah sengaja


membuka/mendedahkan apa yang sepatutnya disembunyikan. Namun
tabarruj dalam ayat di atas adalah khusus untuk perempuan terhadap para
lelaki iaitu ia menampakkan perhiasannya dan kecantikannya kepada
mereka.4

4 al-Halal wa al-Haram, Dr. al-Qaradhawi, hlm. 238.


6
Menurut Imam an-Nasafi, tabarruj ialah berjalan melenggang-
lengguk dan mendedahkan perhiasan. 5
Secara amnya, perkara yang tergolong di dalam pengertian tabarruj ialah;

a. Mendedahkan aurat yang sepatutnya ditutup


b. Mendedahkan perhiasan pada badan yang tidak sepatutnya
diperlihatkan melainkan kepada suami atau mahram sahaja
c. Bertingkah- laku dan bercakap dengan gaya yang boleh
menggairahkan lelaki
d. Bergaul bebas dengan para lelaki
e. Tidak memakai tudung kepala dengan sempurna hingga
menampakkan rambut dan perhiasan-perhiasan di leher, telinga
dan sebagainya.
f. Bersolek dengan solekan yang boleh menimbulkan perasaan
ghairah kepada kaum lelaki. Ini termasuklah memakai gincu
bibir, memakai pipi merah, berwangi-wangian di luar rumah dan
sebagainya.6

b. Perhiasan yang Diperbolehkan Bagi Perempuan

1. Minyak wangi demi kemesraan suami.


Sebagaimana dalam hadis dari Sa’id:
‫ح َحدَّثَنَا َس ِعيد ُ بْ ُن أَبِي َع ُروبَةَ َع ْن قَتَادَةَ َع ْن الْ َح َس ِن َع ْن‬ ٌ ‫َحدَّثَنَا َم ْخلَد ُ بْ ُن خَا ِلدٍ َحدَّثَنَا َر ْو‬
‫صيْ ٍن‬ َ ‫ِع ْم َرانَ بْ ِن ُح‬
‫س‬ ْ َ َ
ُ َ‫صفَ َر َوَل ألب‬ ْ
ْ َ‫س ال ُمع‬ ْ َ َ ُ
ُ َ‫ب اْل ْر ُج َوانَ َوَل ألب‬ ْ َ َ
ُ ‫ال َل أ ْر َك‬ َ َّ َ
َ ‫اَّلل ُ َعليْ ِه َو َسل َم ق‬ َّ ‫صلَّى‬ َ ‫اَّلل‬ ِ َّ ‫أَ َّن نَبِ َّي‬
ُ ‫ال أَ ََل َو ِط‬
‫يب‬ َ َ‫ال َوق‬َ َ‫يص ِه ق‬ِ ‫ب قَ ِم‬ ِ ْ‫ال َوأَ ْو َمأ َ الْ َح َس ُن إِلَى َجي‬ ِ ‫ف بِالْ َح ِر‬
َ َ‫ير ق‬ َ َّ‫يص الْ ُم َكف‬َ ‫الْقَ ِم‬
ُ ‫يح لَه‬َ ‫اء لَ ْو ٌن ََل ِر‬ِ ‫يب النِ َس‬ ُ ‫ال ِري ٌح ََل لَ ْونَ لَه ُ أَ ََل َو ِط‬ ِ ‫الر َج‬ِ
َ َ
ْ‫خَر َجتْ فَأ َّما إِذا َكانَت‬ َ َ َ
َ ‫اء َعلى أنَّ َها إِذا‬ َ َ ُ
ِ ‫ال إِنَّ َما َح َملوا ق ْوله ُ فِي ِطي‬
ِ ‫ب النِ َس‬ َ ُ
َ ‫ال َس ِعيد ٌ أ َره ُ ق‬ َ َ‫ق‬
ْ‫ب ِب َما شَا َءت‬ ْ َّ‫طي‬َّ َ‫ِعنْدَ زَ ْو ِج َها فَلْت‬
Artinya: dari Imran bin Hushain sesungguhnya Nabi saw bersabda: aku
tidak mengendarai urjuan, aku tidak mengenakan pakaian kuning, dan aku
tidak menggunakan gamis sutra Imran berkata hasan memberi isyarat pada
lengan gamisnya, dan Rasul bersabda:ketahuilah, parfum pria adalah yang

5Tafsir an-Nasafi, surah al-Ahzab, ayat 33.


6Lihat; al-Halal wa al-Haram, hlm. 160, Mu’jam Tafsir Kalimaatil-Quran
(Muhammad ‘Adnan Salim dan Muhammad Wahbi Sulaiman).
7
tercium dan tidak tampak warnanya, sedangkan parfum wanita adalah yang
tampak warnanya dan tidak tercium aromanya”. 7
Sa’id berkata: menangguhkan ucapannya pada parfum ketika keluar, bagi
perempuan bila disamping suaminya maka pakailah wangi-wangian
sesukanya.

2. Emas dan sutera, boleh dipakai tapi makruh berbangga dan bermegahan
dengannya, hal mana bisa juga terjadi dalam perkara lain.

‫ب َع ْن أَبِي أَفْلَ َح الْ َه ْمدَانِي ِ َع ْن َعبْ ِد‬ ٍ ‫ث َع ْن يَ ِزيدَ بْ ِن أَبِي َحبِي‬ ُ ْ‫َحدَّثَنَا قُتَيْبَة ُ بْ ُن َس ِعيدٍ َحدَّثَنَا اللَّي‬
‫اَّلل ُ َعنْه ُ يَقُو ُل‬
َّ ‫ض َي‬ ِ ‫ب َر‬ َ ‫اَّلل بْ ِن ُز َريْ ٍر يَعْنِي الْغَافِ ِق َّي أَنَّه ُ َس ِم َع َع ِل َّي بْنَ أَ ِبي‬
ٍ ‫طا ِل‬ ِ َّ
‫يرا فَ َجعَلَه ُ فِي يَ ِمينِ ِه َوأَخَ ذَ ذَ َهبًا فَ َجعَلَه ُ فِي ِش َما ِل ِه‬
ً ‫اَّلل ُ َعلَيْ ِه َو َسلَّ َم أَخَ ذَ َح ِر‬
َّ ‫صلَّى‬ ِ َّ ‫إِ َّن نَبِ َّي‬
َ ‫اَّلل‬
‫ور أ ُ َّمتِي‬ ِ ُ‫ال إِ َّن َهذَيْ ِن َح َرامٌ َعلَى ذُك‬ َ َ‫ث ُ َّم ق‬
Artinya: dari Abdullah ibn Zubair mendengar sayyidina Ali berkata:
sesungguhnya Rasulullah saw mengambil sutra di kanannya dan menjadikan
emas pada bagian kirinya kemudian bersabda:” sesungguhnya dua hal ini
haram bagi laki-laki umatku”. (HR. Abi Daud)8

3. Celak

‫ور َع ْن ِع ْك ِر َمةَ َع ْن‬ َّ ‫اودَ هُ َو‬


ٍ ُ‫الطيَا ِل ِس ُّي َع ْن َعبَّ ِاد بْ ِن َمنْص‬ ُ َ‫َحدَّثَنَا ُم َح َّمد ُ بْ ُن ُح َميْدٍ َحدَّثَنَا أَبُو د‬
‫اس‬
ٍ َّ‫ابْ ِن َعب‬
َ َ‫اْلثْ ِم ِد فَإِنَّه ُ يَ ْجلُو الْب‬
‫ص َر َويُنْبِتُ ال ََّّعْ َر َوزَ َع َم‬ ِ ْ ِ‫ال ا ْكتَ ِحلُوا ب‬
َ َ‫اَّلل ُ َعلَيْ ِه َو َسلَّ َم ق‬
َّ ‫صلَّى‬ َ ‫أَ َّن النَّبِ َّي‬
‫اَّلل ُ َعلَيْ ِه َو َسلَّ َم َكانَتْ لَه ُ ُم ْك ُحلَة ٌ يَ ْكتَ ِح ُل بِ َها كُلَّ لَيْلَ ٍة ثَ ََلثَةً فِي ه َِذ ِه َوثَ ََلثَةً َه ِذه‬
َّ ‫صلَّى‬َ ‫أَ َّن النَّبِ َّي‬
Artinya: “ Dari Ibnu Abbas sesungguhnya Nabi bersabda: bercelaklah kalian
dengan itsmid, karena mencerahkan pandangan dan menumbuhkan rambut.
Dan nabi menyangka (bermaksud) bahwa bercelak setiap malam tiga kali
pada ini (kanan) dan tiga kali pada ini (kiri). (H.R. Tirmidzi). 9

7 Sunan Abi Daud 4048, bab min karahihi


8 Hadis Abi Daud bab sutra bagi wanita no 3535 (maktabah syamilah)
9 Sunan At Tirmidzi Juz 3 bab ma ja’a fi al iktihal no 1763

8
c. Perhiasan yang Dilarang Untuk Perempuan
1. Perhiasan yang dipakai dengan maksud menimbulkan kehebohan,
menyombongkan diri dan menarik perhatian orang, tamu, baik wanita atau
lainnya.

Artinya:dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui


perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian
kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (
annur: 31)

2. Minyak wangi yang menyengat hidung, dipakai di hadapan selain


muhrimnya sendiri.

‫ رواه أصحاب السنن‬.ٌ‫ت َعلَى قَ ْوٍم لَِي ِج ُدوا ِم ْن ِر ِحي َها فَ ِه َي َزانَِية‬
ْ ‫ت فَ َم َّر‬ ٍ
ْ ‫أمُّيَا ْام َرأَة‬
ْ ‫استَ ْعطَ َر‬
“Setiap wanita mana saja yang memakai wangi-wangian lalu dia berjalan
melewati suatu kaum supaya mereka mencium bau wanginya itu, berarti dia
telah berzina.” (HR. Ahmad, An-Nasa’i, Abu dawud, dan Tirmidzi)

Perbedaan antara parfum pria dengan parfum wanita, yaitu parfum


pria tercium aromanya tetapi tidak tampak warnanya.Sebaliknya, parfum
wanita tidak tercium aromanya tetapi tampak warnanya. Sebagaimana sabda
Rasulullah saw,

‫ح َحدَّثَن َا سَ ِعيد ُ بْ ُن أَبِي عَ ُروبَة َ عَ ْن قَت َادَة َ عَ ْن‬


ٌ ‫َحدَّثَن َا َم ْخلَد ُ بْ ُن خَا ِل ٍد َحدَّثَن َا َر ْو‬
َ ‫الْ َحسَ ِن عَ ْن ِع ْم َرا َن ب ِْن ُح‬
‫صي ٍْن‬
ْ َ ‫س الْ ُمع‬
‫صف ََر‬ ُ َ ‫َب ْاْل ُ ْر ُج َوا َن َو ََل أَلْب‬
ُ ‫اَّلل ُ عَلَيْ ِه َوسَل َّ َم قَا َل ََل أ َ ْرك‬
َّ ‫صلَّى‬
َ ‫اَّلل‬ ِ َّ ‫ي‬ َّ ِ‫أ َ َّن نَب‬
‫يص ِه قَا َل‬ ِ ْ‫ف بِالْ َح ِر ِير قَا َل َوأ َ ْو َمأ َ الْ َحسَ ُن إِلَى َجي‬
ِ ‫ب ق َ ِم‬ َ َّ ‫يص الْ ُمكَف‬ َ ‫س الْق َ ِم‬ ُ َ ‫َو ََل أَلْب‬
ُ ‫اء ل َ ْو ٌن ََل ِري َح لَه‬
ِ ‫س‬َ ‫الن‬
ِ ‫يب‬ُ ‫الر َجا ِل ِري ٌح ََل ل َ ْو َن لَه ُ أ َ ََل َو ِط‬ ُ ‫َوقَا َل أ َ ََل َو ِط‬
ِ ‫يب‬
Artinya: ”dari Imran bin Hushain sesungguhnya Nabi saw bersabda:
aku tidak mengendarai urjuan, aku tidak mengenakan pakaian kuning, dan
aku tidak menggunakan gamis sutra Imran berkata hasan memberi isyarat
pada lengan gamisnya, dan Rasul bersabda:ketahuilah, parfum pria adalah

9
yang tercium dan tidak tampak warnanya, sedangkan parfum wanita adalah
yang tampak warnanya dan tidak tercium aromanya”. (HR. Abu Daud dan
Ahmad)

Sebagian perawi mengatakan, yang demikian itu jika dipergunakan di


luar rumah.Tetapi jika sedang berada di sisi suaminya, maka dia boleh
memakai parfum sekehendak hatinya.

D. Hukum seorang laki – laki mengenakan cincin emas


Dari Al Bara bin Azib r.a., dia berkata “ Rasulullah telah memerintahkan kami
tujuh perkara, dan melarang kami juga tujuh perkara yaitu beliau
memerintahkan menjenguk orang sakit, mengiringi jenazah, menjawab orang
bersin, memenuhi sumpah ( orang yang bersumpah ), menolong orang yang
dizdolimi, memenuhi undangan, dan menyebarkan salam. Beliau melarang kami
: memakai cincin emas , minum dengan menggunakan bejana dan perak,
memakai alas sutera, memakai sutera bercampur katun, memakai sutera halus,
memakai sutera tebal, dan memakai sutera kasar. “( HR Bukhari – Muslim ).
a. Tahrij Hadits
Hadits ini diriwayatkan oleh Bukhari Muslim ( kitab : Pakaian , Hadits ,
No. 396 )10
b. Kesimpulan hadits
Haram hukumnya :
1. Memakai cincin emas bagi kaum laki-laki
2. Minum menggunakan bejana dari perak, bagi laki – laki maupun
wanita.
3. Memakai sutera berbagai jenis bentuknya, bagi kaum laki – laki .

10 Abdullah bin Abdurrahman Ali Bassam, Op.Cit.,hal 996.

10
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Pakaian adalah segala sesuatu yang dikenakan seseorang untuk
menutupi aurat dalam berbagai ukuran dan modelnya berupa baju, celana,
sarung, jubah, ataupun yang lain, yang disesuaikan dengan kebutuhan
pemakainya untuk suatu tujuan yang bersifat khusus atau umum.
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan , bahwa seorang laki – laki
yang mengenakan pakaian dari bahan sutera baik sutera halus , tebal dan
kasar itu hukumnya haram. Namun bagi kaum wanita diperbolehkan
memakai pakaian dari bahan sutera.
Perhiasan adalah suatu alat atau benda yang digunakan untuk
memperindah ketika digunakannya
jenis-jenis perhiasan yang dilarang di dalam Islam : Emas dan sutera
bagi kaum lelaki; Perkakas dari emas dan perak; Merubah kejadian Allah;
Menyerupai lelaki atau perempuan; Dilarang bertabarruj.
Dari wacana diatas, kita tahu bahwa seorang laki – laki yang
memakai cincin emas itu tidak diperbolehkan. Ada pula perhiasan yang
boleh dikenakan oleh seorang perempuan. Kain sutera, perhiasan emas dan
celak.

11
DAFTAR PUSTAKA

Abdul syukur.Panduan Lengkap Ibadah – Ibadah seorang wanita sepanjang tahun.


Sabil.Yogyakarta:2013.

Asy – Sahhad Ahmad Ath – Thaham Wala’ Muhammad.Makin cantik dan disayang
Allah dengan jilbab.Solo:Hafillah Publishing.2011.

Imam Az-zabidi.Ringkasan Shahih Al-Bukhhari.Bandung:PT.Mizan Pustaka.2008

Imam Syafi’i . al Turats al Risalah TT : Maktabah al – Haramain. 1988, cet . 1

Mardani. Hadits Ahkam.Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada. 2012.

Naisaburi, shahih muslim, Beirut : Dal Al Fikr, Tth. Juz I, II

12

Anda mungkin juga menyukai