Anda di halaman 1dari 12

HUKUM-HUKUM BERPAKAIAN MENURUT ISLAM

 BERPAKAIAN MENURUT ISLAM 

B. Pakaian Dan Aurat


Bukan hanya masalah Jilbab dan hijab yang akan dibahas dalam blog ini, kita juga akan
membahas mengenai pakaian dan batasan aurat seorang muslimah.

1. Pakaian Seorang Muslimah


Pakaian bahasa Arabnya Albisah yang merupakan bentuk jamak dari kata libas, yaitu
sesuatu yang digunakan manusia untuk menutupi dan melindungi seluruh atau sebagian
tubuhnya dari panas dan dingin, seperti kemeja, sarung, dan serban. Pakaian juga dapat
didefinisikan sebagai setiap sesuatu yang menutupi tubuh.

Pakaian dapat melindungi tubuh dori panas dan dingin.

Allah SWT. memberi kehormatan kepada manusia dengan dua pakaian,


yaitu pakaian penutup aurat dan pakaian ketakwaan. Keduanya merupakan pakaian orang
mukmin dan mukminah. Fitrah seorang manusia adalah dia akan merasa nyaman dengan
menutup auratnya dan merasa risih jika auratnya terbuka.
Bagi manusia, pakaian dapat memberikan tiga manfaat sekaligus, yaitu :
a. dapat menutupi tubuh karena fitrahnya.
b. dapat melindungi diri dari berbagai gangguan dan perubahan cuaca.
c. pakaian bisa menjadi sarana untuk memperindah penampilan.
Allah SWT. telah menciptakan dua jenis pakaian untuk manusia, yaitu :
a. pakaian yang dapat menutupi aurat, yaitu pakaian darurat seperti pakaian dalam
dan hijab bagi wanita.
b. pakaian yang bisa memperindah penampilan diri, yaitu pakaian luar yang dapat
menciptakan kesempurnaan dan kesenangan.
Daya tarik seorang wanita ibarat tipu daya bagi laki - laki. Seperti halnya Zulaikha yang
memiliki tipu daya besar terhadap Nabi Yusuf.
Ketampanan dan kesopanan Yusuf membuat Zulaikha  tertarik kepadanya. Suatu hari
Zulaikha menarik Yusuf ke dalam kamarnya. Namun Yusuf menolaknya, kemudian Zulaikha
menariknya dari belakang sehingga baju Yusuf robek. Tiba - tiba suami Zulaikha datang.
Zulaikha kaget, lalu memfitnah Yusuf hendak memperkosanya, Namun, tuduhan itu ditotak
oleh seorang saksi.
Kemudian, Zulaikha mengundang para wanita untuk menyaksikan ketampanan Yusuf dan
berusaha menggodanya, Akan tetapi, yusuf lebih memilih untuk dipenjara dari pada harus
menemui Zulaikha.
Untuk membuktikan semua itu, Allah berfirman dalam surah Yusuf aYat 28.

Artinya : Maka ketika dia (suami perempuan itu) melihat  baju gamisnya (Yusuf) koyak di
bagian belakang, dia berkata: sesungguhnya  ini adalah tipu dayamu. Tipu daYamu benar-
benar hebat' (Q.S. Yusuf : 28)'
Seorang wanita dapat menjelma menjadi sosok - sosok yang mulia, cerdas, dan terhormat.
Salah satu caranya, yaitu menggunakan Jilbab yang dapat mengangkat derajat wanita.
Allah berfirman dalam surah Al-Ahzab ayat 59'

Artinya: wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak- anak perempuanmu dan istri-istri
.orang mukmin, "Hendaklah. mereka menutupkan Jilbabnya ke seluruh tubuh mereka."
Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali sehingga mereka tidak
diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha penyayang.
Jilbab bukan seperangkat aksesoris atau sekadar mode busana yang aturan pakainya dapat
diatur sesuai si pemakai. Jilbab merupakan sebuah simbol penghambaan diri
seorang muslimah terhadap ketentuan Rabb-nya dan mengakui bahwa Allah SWT. yang
mengatur kehidupannya. Dengan sebuah tipu daya, manusia dapat memandang baik
sebuah perbuatan yang sebenarnya buruk di mata Allah SWT.
syarat-syarat busana muslimah yang wajib dipenuhi adalah sebagai berikut.
a. menutupi seluruh badan setain wajah dan kedua tetapak tangan
b. tidak ketat sehingga tidak menampakkan bentuk tubuh yang ditutupinya
c. tidak tipis sehingga warna kulit tidak bisa dilihal
d. tidak menyerupai pakaian laki - laki
e. Tidak berwarna mencolok sehingga tidak menarik perhalian orang
f. tidak menyerupai pakaian wanita kafir
g. dipakai bukan dengan maksud memamerkannya.
Syarat - syarat tersebut berbeda rincian berdasarkan tempat pemakaiannya, yaitu

a. Keberadaan wanita di tempat umum atau di tempat khusus


Di dalam rumah sendiri seorang wanita boleh membuka Jilbabnya, kecuali jika ada tamu laki
- laki nonmuhrim.
b. Keberadaan wanita di hadapan nonmahram atau bukan di hadapan suami, ketentuannya
sebagai berikut.
1) Kewajiban menutup aurat seluruh tubuh, kecuali muka dan tetaPak tangan.
2) Kewajiban menggunakan pakaian khusus di kehidupan umum,
yaitu kerudung dan Jilbab yang menutup pakaian harian yang terutur langsung dari atas
sampai ujung kaki.
3) Larangan tabarruj (menonjolkan bentuk tubuh, kecantikan, dan perhiasan di depan laki -
laki non muhrim atau dalam kehidupan umum).
Tabarruj adalah perilaku mengumbar aurat atau tidak menutup bagian tubuh yang wajib
untuk ditutup. Fenomena mengumbar aurat termasuk perilaku jahiliyah. Diriwayatkan bahwa
ritual haji pada zaman jahiliyah mengharuskan seorang thawaf mengelilingi ka'bah dalam
keadaan tanpa menggunakan busana, baik laki - laki maupun perempuan.
Zaman sekarang thawaf menggunakan sehelai kain putih.

Beberapa hukum yang mengikat cara berpakaian, yaitu :


1. Mafrudh (yang diwajibkan) dari berpakaian, yaitu sesuatu yang dapat menutupi aurat,
melindungi dari panas, dingin, dan segala bahaya.

Pakaian dapat melindungi tubuh dari rasa dingin

Dalam berpakaian dianjurkan harus bersikap zuhud dan sederhana. Batas


kehalalan berpakaian karena adanya keterangan tekstural (nash) yang mengharamkannya.
Ada sejumlah nash yang mengharamkan sutra dan pakaian yang dibordir atau ditenun
dengan emas atau perak bagi laki - laki. Ketentuan haram tersebut berlaku di dalam maupun
di luar shalat.
Ada beberapa hikmah yang dapat dipetik dari diharamkannya sutra bagi laki - laki, di
antaranya :
a). Menghindari Sikap Sombong
Mengenakan sutra atau pakaian bertenun emas dan perak dapat menimbulkan
kesombongan, apalagi ketika laki - laki berjalan di hadapan orang lain. Untuk itu, sutra
diharamkan bagi mereka agar jiwa mereka sabar menahan kesombongan dan orang yang
sabar akan mendapatkan pahala dari Allah SWT.

b). Menghindari Ketidakwajaran


Sutra merupakan busana dan perhiasan yang untuk perempuan dan bukan untuk laki - laki.
hanya pantas Ketika sutra dibolehkan untuk laki - laki maka akan mengakibatkan
ketidakwajaran, yaitu laki - laki menyerupai perempuan. Bisa jadi hal itu mewariskan sifat
feminim dan banci, padahal mereka adalah orang - orang yang harus keluar mencari nafkah
untuk keluarganya.
2. Mandub atau mustahab (yang dianjurkan), yaitu sesuatu yang bisa diperoleh dari
perhiasan serta kenikmatan tanpa adanya pemborosan dan rasa sombong, misalnya tidak
berlebihan menggunakan pakaian pada saat hari raya atau saat pertemuan penting lainnya.
3. Muharram (yang diharamkan), yaitu sesuatu yang telah diharamkan Allah SWT. Untuk
suatu hikmah yang dikehendaki-Nya, seperti mempertihalkan perhiasan bagi
kaum perempuan secara berlebihan (emas) dan memakai sutra bagi laki - laki, serta
sesuatu yang dikenakan dengan niat sombong, seperti menjulurkan kain di bawah mata kaki
bagi laki - laki.

Pakaian dan perhiasan yang diharamka oleh Allah SWT bagi laki-laki

4. Makruh, yaitu sesuatu yang menjadi dasar prasangka lahirnya kesombongan atau ada
unsur pemborosan.
Amr bin Syu'aib meriwayatkan dari ayahnya, dari kakeknya yang mengatakan bahwa
Rasulullah SAW. bersabda,

"Makan, minum, berpakaian, dan bersedekahlah tanpa berlebih- lebihan dan sombong."
(HR. Al-Bukhari)
5. Mubah, yaitu pakaian yang bagus untuk menghias diri. Sebaiknya, pakaian yang
digunakan oleh muslimah tidak berharga terlalu mahal dan murah. Islam tidak menetapkan
model pakaian khusus. Namun, Islam menyusun sekumpulan prinsip serta kaidah - kaidah
pokok pada pakaian dan memerintahkan umat muslim untuk menjaganya.

Adapun etika ketika menggunakan pakaian, antara lain sebagai berikut.


1.Dimulailah menggunakan pakaian dari sebelah kanan, karena para ulama berpendapat
bahwa segala sesuatu yang dimulai dari sebelah kanan akan mendatangkan kemuliaan. Hal
ini sebagaimana diriwayatkan oleh Aisyah ra, "Dalam setiap aktivitasnya, Rasulullah selalu
memulainya dari sebelah kanan, baik dalam bersandal, menysir, bersuci, dan semua
aktivitasnya". (HR. Jama'ah selain Malik)

2.Berdoalah agar mendapat rahmat dari Allah SWT.


Doa mengenakan pakaian, adalah sebagai berikut.

Alhamdu liltahil ladzi kasani hadzats tsauba wa razaqanihi min ghairi haulin minni wa la
quwwatin.
"Segala puji bagi Allah, Dzat yang telah memberi pakaian ini kepadaku, dan
menganugerahkannya kepadaku tanpa daya dan kekuatan dariku." (HR.Abu Dawud,
Tirmidzi, dan lbnu Majah).
Dengan tidak merupakan etika berpakaian tersebut maka segala kebaikan yang dibuatkan
untuk berpakaian akan mendapat segala berkah dari Allah SWT.
Pakaian yang digunakan oleh laki - laki maupun perempuan sebaiknya yang dianjurkan oleh
agama Islam dan tidak berlebih - lebihan. pakaian yang indah dipandang dan bersih
biasanya digunakan pada saat :
1. Berhias untuk Shalat
Allah SWT. sangat menyukai umat muslim yang masuk ke dalam rumah - Nya (masjid)
berpenampilan sempurna dan berhias. pakaian yang menghias dirinya itu minimal aurat.
Dalam melaksanakan shalat, seorang wanita dianjurkan untuk mempercantik diri dengan
hiasan dan pakaian yang pantas, terutama dalam shalat berjamaah dan shalat ied.

"Hai anak Adam pakailah pakaianmu yang indah setiap (memasuki) masjid." (eS. at-A,rdf t7l
: 31)
Seseorang tidak diperkenankan melaksanakan shalat atau thawaf di Baitullah dalam
keadaan telanjang, meskipun ia shalat sendirian di ruangan yang gelap. Bagi wanita, tidak
diperkenankan melaksanakan shalat tanpa memakai kerudung, sekalipun dia shalat
sendirian di rumahnya.
Aurat wanita harus tertutup saat melaksanakan shalat

Kadar berhias dalam shalat hendaknya disesuaikan dengan kebiasaan masyarakat berhias
dalam menghadiri berbagai pertemuan dan perayaan. Tujuannya, agar
seorang muslim dalam melaksanakan aktivitas ibadah kepada Allah SWT.
bersama muslim lainnya berada dalam penampilan yang layak, tetapi tidak berlebihan.
2. Pakaian untuk Hari Raya dan Berbagai Pertemuan

Pakaian indah untuk hari raya ldul Fitri


Baik Hari Raya ldul Fitri maupun ldul Adha merupakan hari raya yang sangat dinanti - nanti
oleh umat Islam di seluruh dunia. Allah SWT. telah menjadikan hari raya ini sebagai hari
yang berbahagia, gembira, dan berhias.
Pada hari raya, umat Islam dianjurkan memakai parfum dan menghiasi diri
dengan pakaian baru dan bagus, tentunya tanpa diikuti rasa sombong. selain itu,
umat Islam juga dianjurkan berhias ketika menghadiri berbagai perkumpulan, terlebih pada
waktu shalat Jumat dan shalat Ied.
Abu Dzar meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW. pasti mendoakan dosa orang yang
menyempurnakan mandi dan wudhunya pada hari Jumat, lalu dia mengenakan busana yang
paling bagus, menggunakan parfum, kemudian berangkat menuju masjid, tidak berbuat sia -
sia, dan tidak memisahkan antara dua orang. Dosa yang diampuni adalah antara hari itu
dengan hari Jumat yang lain." (HR. lbnu Majah)
Pakaian yang kita gunakan sehari-hari juga tidak boleh sembarangan dalam memilih warna.
Ada beberapa warna pakaian yang boleh dan dianjurkan untuk digunakan dalam kehidupan
sehari-hari.
1.Warna Hijau Pakaian berwarna hijau bagus dan diPerbolehkan untuk digunakan karena
meruPakan warna yang sangat bermanfaat bagi penglihatan dan Paling bagus untuk mata
orang Yang memandangnya.

Allah swt berfirman

"Mereka berpakaian sutra halus yang hijau dan sutra tebal dan memakai gelang terbuat 
dari perak, dan Rabb memberikan mereka minuman yang bersih (dan suci)." (QS. Al - 

lnsan 176]: 21.


lbnu Baththal mengatakan bahwa pakaian hijau termasuk pakaian penghuni surga dan
cukup dengan ini sebagai kemuliaan baginYa.
2. Warna Putih Pakaian berwarna Putih di perbolehkan untuk di gunakan karena melihal
kesucian dan kejernihan warnanya. Selain itu, kotoran atau najis Pada pakaian berwarna
Putih mudah terlihat sehingga bisa segera dibersihkan.
lbnu Abbas ra meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda,

"Kenakanlah pakaian yang putih karena ia merupakan pakaian terbaik kalian, dan kafani lah
orang yang meninggal dunia dengannya." (HR. Lima perawi selain an - Nasa'i)
3. Warna dalam Bentuk Garis dan Bordir Nabi Muhammad SAW. sangat menyukai warna -
warna pakaian bermotif garis maupun bordir. warna dalam bentuk garis lebih bisa menahan
kotor daripada yang lainnya.
4. Warna Hitam
Warna hitam boleh digunakan oleh laki - laki maupun perempuan.
Aisyah ra meriwayatkan bahwa suatu pagi, Rasulullah SAW. keluar
mengenakan pakaian wol bergaris dari bulu berwarna hitam. (HR. Muslim, Ahmad, Abu
Dawud, dan at-Tirmidzi)
Aisyah ra meriwayatkan, "Aku pernah membuat burdah berwarna hitam untuk Rasulullah
SAW. dan beliau memakainya. Akan tetapi, ketika beliau berkeringat dan mencium bau wol
saat memakainya, beliau segera melepasnya."
Selain warna-warna yang dihalalkan, ada pula warna yang diharamkan atau dimakruhkan, di
antaranya :

1.Warna Kuning
Laki - laki boleh mengenakan pakaian berwarna kuning yang bukan hasil warna kunyit atau
'ushfur.

Laki-laki boleh mengenakan warna kuning


Pada riwayat Abu Dawud dan an-Nasa'i disebutkan bahwa lbnu umar dulu mewarnai
jenggotnya dengan warna kuning hingga pakaiannya penuh dengan warna kuning.
Ada yang bertanya kepadanya, "Kenapa engkau mewarnai dengan warna kuning?" Dia
menjawab, "Aku pernah melihal Rasulullah SAW. mewarnai dengannya dan tidak ada yang
lebih beliau sukai daripada warna itu. Dulu, beliau mewarnai seluruh pakaian hingga
serbannya dengan warna itu."
An-Nasa'i meriwayatkan dari Zaid bin Aslam ra bahwa dia melihat ibnu Umar ra mewarnai
jenggotnya dengan khaluq. Lalu, dia bertanya, "Abu Abdurrahman, kenapa engkau
mewarnai jenggotmu dengan khaluQ" lbnu Umar menjawab, "Aku pernah melihal Rasulullah
sAw mewarnai dengannya."

2.Warna Merah
Para ulama masih berbeda pendapat tentang aturan hukum bagi laki - laki Yang
menggunakan pakaian berwarna merah. Sebagian ulama, antara Lain kelompok
HambaliYah dan mayoritas Hanafiyah menyatakan
bahwa hukum mengenakan pakaian yang berwarna merah yang tidak dicampuri warna lain
bagi lelaki itu makruh. Mereka mengkhususkan larangan tersebut pada warna merah polos
tanPa ada campuran warna lain.

Pakaian merah yang sudah dicampur hukumnya makruh bagi laki-laki.

Ali bin Abi Thalib ra meriwayatkan, "Rasullullah SAW.


 
HADIST
telah melarangku memakai cincin emas, mengenakan pakaian sutra, dan pakaian berwarna
merah polos." (HR. Ahmad dan para penyusun kitab Sunan).
Ahmad dan an-Nas'i juga meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW. bersabda,
"Aku tidak menduduki pelana yang berwarna sangat merah, tidak mengenakan
pakaian yang dicelup dengan 'ushfur, dan tidak mengenakan pakaian yang tepiannya
dijahit dengan sutra." (HR. Abu Dawud).
3. Mu’ashfar (Pakaian yang dicelup dengan 'Ushfur)
'Ushfur adalah tumbuhan yang tumbuh di musim panas . yang bunganya berbentuk silinder.
Ada yang tumbuh di perkampungan dan ada pula yang tumbuh liar. Keduanya tumbuh di
tanah Arab. Bunganya dapat digunakan sebagai bumbu. Dari tumbuhan ini juga dapat
dihasilkan bahan pewarna berwarna merah.
Para ulama masih berbeda pendapat tentang hukum mengenakan pakaian yang dicelup
dengan 'ushfur bagi laki - laki.
Sebagian ulama, di antaranya Madzhab Syaf iyah dan Zhahiriyah mengharamkannya. Dalil
yang mereka gunakan adalah beberapa riwayat berikut.
Abdullah bin Amr bin al-Ash ra meriwayatkan bahwa suatu ketika Rasulullah SAW.
melihalnya memakai dua helai pakaian yang dicelup dengan ‘ushfur. Lalu, beLiau bersabda,
"lni termasuk pakaian orang kafir.
Manfaat Berpakaian Sesuai Syariat Islam
Syariat islam mengatur tentang adab berpakaian bukan tanpa alasan. Sebagai umat islam, ada
beberapa manfaat jika kita mematuhi syariat islam tentang berpakaian. Setidaknya ada 10
manfaat berpakaian sesuai syariat islam, berikut ini diantaranya.
Manfaat pertama : Menghindarkan diri dari dosa akibat mengumbar aurat
Dikisahkan bahwa kelak bahwa manusia yang paling banyak masuk neraka yaitu dari kaum
wanita? Mengapa, sebagain besar penyebabnya adalah wanita tersebut tidak berpakaian yang
menutup aurat. Jadi, manfaat utama berpakaian menurut syariat islam adalah menghindarkan
diri dari dosa dan menjauhkan dari siksa neraka.
Manfaat kedua : Menghindari fitnah pandangan negatif
“Ajining raga ana ing busana” atau harga diri seseorang ada pada pakaiannya. Manfaat kedua
berpakaian menurut syariat islam adalah menghindari pandangan negatif terhadap diri kita. Jika
ada orang memakai pakaian yang sedikit terbuka dan memperlihatkan lekuk tubuh, maka akan
timbul pandangan negatif. Dikira orang tersebut adalah wanita nakal, wanita penggoda, wanita
murahan, dan sebagainya. Untuk menghindari penilaian tersebut, disinilah manfaat dari
berpakaian. Jika orang berpakaian sesuai syariat islam, maka akan lebih di hargai orang lain.
Manfaat ketiga : Mencegah rasa cemburu pasangan hidup kita
Manfaat berpakaian sesuai syariat kali ini khusus untuk yang sudah berumah tangga. Dalam
berumah tangga, yang berhak untuk melihat aurat istri adalah suami, dan sebaliknya.
Bagaimana jika seorang istri dengan sengaja memperlihatkan auratnya kepada laki-laki lain
dengan cara berpakaian tidak sesuai syariat islam? Tentu saja hal ini akan membuat sang suami
cemburu dan membuat konflik dalam rumah tangga. Untuk itulah, manfaat berpakaian sangat
besar.
Manfaat keempat : Memberikan sesuatu yang spesial bagi suami atau isteri kita
Seperti yang disampaikan sebelumnya, bahwa aurat hanya untuk pasangan sah kita. Jadi kita
hanya memamerkan aurat pada suami/ istri kita. Oleh karena itu, penting bagi kit auntuk
menjaga aurat kita, agar jangan sampai ada orang lain (pacar) yang melihat aurat kita sebelum
pasangan kita. Hal ini karena kita untuk memberikan kejuta atau yang spesial untuk pasangan
hidup kita. Jika kita dapat menjaga aurat untuk suami/ istri kita kelak, maka kita akan sangat
disayang oleh pasangan kita.
Manfaat kelima : Mencegah timblnya penyakit dan gangguan kesehatan
Ada berbagai penyakit yang akan muncul jika kita tidak menutup aurat kita, khsusunya diruang
terbuka, misalnya kanker kulit, kulit menjadi hitam, noda flek di kulit, kulit terbakar, dan lain
sebagainya. Kita dapat mencegah berbagai penyakit tersebut dengan memakai pakaian sesuai
syariat islam yang dapat melindungi tubuh dari berbagai penyebab penyakit atau gangguan
kesehatan lainnya.
Manfaat keenam : Melindungi tubuh dan kulit dari lingkungan
Dengan berpakaian sesuai syariat islam, maka akan menutupi tubuh secara sempurna. Manfaat
yang akan kita dapatkan yaitu kita tidak merasakan kedinginan saat suhu sedang dingin, dan
tidak akan merasakan kepanasan saat mentari bersinar terik. Begitu juga dengan kotoran atau
debu, akan terhalang mengenai kulit kita secara langsung langsung karena tertutu pakaian,
sehingga kebersihan tubuh dapat tetap terjaga dengan baik.
Manfaat ketujuh : Melindungi diri kita dari berbagai tindak kejahatan
Pada umumnya, wanita yang auratnya terbuka adalah yang paling sering menjadi korban tindak
kriminal seperti penjambretan, perampokan, hipnotis, dan lain sebagainya. Coba bandingkan
dengan wanita yang tampil tidak menarik di mata penjahat karena berpakaian sesuai syariat
islam. Pasti membuat pelaku kejahatan enggan menjahati wanita tersebut.
Manfaat kedelapan : Menutupi aib rahasia yang ada pada diri kita
Jika ada cacat pada tubuh maupun kulit, kita bisa kita menutupi kekurangan tersebut dengan
memakai pakaian sesuai syariat islam, sehingga tidak ada seorang pun yang tahu kecacatan
yang terjadi pada diri kita. Apabila kekurangan tersebut diumbar di depan orang banyak dengan
memakai pakaian tidak sesuai syariat islam, pasti orang-orang akan tahu kekurangan yang kita
punya.
Manfaat kesembilan : Mencegah timbulnya hawa nafsu lawan jenis
Laki-laki normal pada umumnya akan terangsang jika melihat wanita yang memakai pakaian
ketat, modis, rok mini ketat atau celana pendek, wajah dimakeup seksi, rambut disalon, dan lain
sebagainya. Banyak lelaki yang ingin berinteraksi dengan perempuan yang seperti itu baik
secara paksa maupun tanpa paksaan.
Manfaat kesepuluh : Menunjukkan diri sebagai bukan perempuan / laki-laki murahan
Menutup aurat adalah salah satu identitas orang-orang yang baik. Ditambah lagi dengan perilaku
yang baik dan sopan maka tidak mungkin ada orang yang mengatakan kita sebagai perempuan
murahan atau pria murahan.
Demikian manfaat berpakaian menurut syariat islam. Semoga dapat memberikan pelajaran bagi
kita tentang pentingnya mengenakan pakaian menurut syariat islam.

Anda mungkin juga menyukai