Anda di halaman 1dari 5

Fosil Gajah Sangiran

Museum Purbakala Sangiran merupakan salah satu museum yang menyimpan benda
purbakala. Keberadaan museum tersebut kini dilestarikan sehingga dapat dijadikan media
pembelajaran bagi masyarakat akan sejarah yang telah terjadi. Museum sangiran adalah sebuah
situs purbakala yang mempunyai banyak sejarah-sejarah kehidupan pada jaman lebih dari 2 juta
tahun yang lalu. Temuan fosil fauna di situs Sangiran Kabupaten Sragen, Jawa Tengah
merupakan fakta tentang adanya kehidupan air pada masa lampau di kawasan tersebut.
Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Krikilan memiliki tiga ruang display, ruang
display pertama menyajikan Kekayaan Sangiran, display kedua mengenai langkah-langkah
kemanusiaan, dan display ketiga menampilkan diorama kehidupan manusia purba pada 500.000
juta tahun yang lalu. Pada display kedua terdapat fosil rahang atas gajah purba (fragmen maxilla
Stegodon sp.) memiliki panjang 86 cm, fragmen gading gajah purba (fragmen Incisivus
Elephantidae) sekitar 158 cm, tulang paha kiri gajah purba (Femur sinistra Stegodon sp)
memiliki panjang 100 cm, dan tulang paha kanan gajah purba (Femur dextra Elephantidae)
memiliki panjang 120 cm. Fosil gajah tersebut ditampilkan secara terbuka dan bisa di pegang
oleh pengunjung. Pengunjung akan diajak merasakan wujud asli dari fosil gajah purba yang
berumur 500.000 juta tahun.

Gambar 1. Fosil gajah purba yang berumur 500.000 juta tahun

Kehadiran fragmen-fragmen fosil gajah purba itu membawa pengunjung kembali ke masa
kejayaan mereka. Menunjukkan gajah sebagai hewan perkasa pada jamannya. Simpulan dari
identifikasi temuan berbagai fosil menunjukkan bahwa di Sangiran pernah menjadi hunian tiga
generasi gajah purba yaitu Stegodon, Mastodon dan Elephas. Ketiga jenis gajah tersebut pernah
hidup di Sangiran antara 1 juta sampai 200.000 tahun yang lalu. Ciri fisik yang membedakan
ketiganya adalah tipe gigi dan bentuk gadingnya.
Gambar 2. Fosil Gading Gajah Stegodon

Gambar 3. Fosil Gajah Purba di Sangiran

Gajah tipe Stegodon merupakan gajah paling yang paling banyak ditemukan di Sangiran.
Fosil Stegodon paling banyak ditemukan dibanding fosil gajah purba lainnya yang pernah hidup
di Sangiran. Dengan latar belakang tersebut, Museum Manusia Purba Sangiran memamerkan
fosil gajah tipe Stegodon dengan susunan anatomi yang relatif lengkap. Berdasar pada jenis serta
lapisan tanah tempat fosil ditemukan, gajah purba itu diperkirakan hidup di muka bumi sekitar
700 ribu hingga 800 ribu tahun lalu. Fragmen-fragmen fosil itu, seakan bercerita tentang
kehidupan 300 ribu hingga 700 ribu tahun yang lalu, saat mereka hidup dan berkembang di
Sangiran. Stegodon yang banyak ditemukan di Sangiran berjenis Stegodon trigonocephalus,
merupakan jenis gajah purba yang paling banyak ditemukan di Sangiran. Spesies yang beratap
tengkorak menonjol membentuk segitiga. Ukuran tubuhnya lebih besar dibandingkan dengan
gajah sekarang. memiliki sepasang gading yang tumbuh pada rahang atas dengan bentuk
membulat dan agak melengkung. Ukuran gading Stegodon sangat panjang, bisa mencapai empat
meter. Gigi Stegodon bertipe brachyodont yaitu jenis gigi yang sesuai untuk melumat dedaunan
yang lembut. Dilihat dari ukuran tulang dan gadingnya yang diperkirakan mencapai 4 meter,
postur fisik Stegodon ini tergolong raksasa. Beratnya bisa mencapai 12 ton dengan panjang
dengan panjang badan sekitar 8 meter.
Gajah tipe Mastodon adalah jenis gajah paling primitif di antara ketiga spesies gajah
sangiran. Dengan postur fisik tidak berbeda jauh dengan gajah sekarang. Mastodon memiliki
empat gading, dua berukuran besar tumbuh di rahang atas, dan dua gading lainnya berukuran
relative kecil di rahang bawah. Gigi geraham Mastodon bertipe bunodont yang digunakan untuk
menguyah daun-daun dan tunas tumbuhan.
Gajah tipe Elephas merupakan jenis gajah yang paling modern, merupakan generasi
ketiga gajah purba. Fosil-fosilnya banyak ditemukan di lapisan Kabuh. Bentuknya relatif sama
dengan gajah sekarang. Bentuk gading Elephas relatif lurus dan digunakan untuk
menumbangkan pepohonan yang akar dan cabangnya menjadi makanan. Gigi Elephas bertipe
hypsodont (bermahkota tinggi) yang digunakan untuk mengunyah makanan yang keras seperti
rumput kering dan biji-bijian.
Berdasarkan informasi yang didapatkan dari beberapa sumber, mengatakan bahwa tipe
gajah Stegodon terlihat mirip dengan gajah modern yang ada saat ini. Kemiripannya dapat dilihat
dari besar tubuh, memiliki gading dan juga memiliki hidung yang panjang alias belalai. Tapi
perlu menjadi catatan bahwa, tipe gajah Stegodon bukanlah nenek moyang dari gajah modern
dan secara evolusi keduanya juga ternyata bukan merupakan kerabat dekat. Dibalik persamaan
tersebut, tipe gajah Stegodon dan gajah modern lebih banyak perbedaan antara keduanya.

Perbandingan keduanya dapat dilihat dari bagian-bagian sebagai berikut :


1. Taksonomi
Gajah stegodon berasal dari famili stegodontidae dan gajah modern berasal famili
elephantidae.
2. Berat badan
Untuk gajah Stegodon berat badannya tergantung dari jenisnya. Kisaran berat
badan gajah stegodong berkisar antara 350 kg sampai 400 kg, untuk jenis Gajah
Stegodon Sondaari. Dan untuk jenis gajah Stegodon Zdanskyi berat badannya
diperkirakan sekitar 13 ton.
Sedangkan pada gajah modern terbagi menjadi 2 jenis berdasarkan daerah asal,
yaitu: Gajah Afrika 2.268 kg hingga 6.350 kg, dan Gajah Asia : 2.041 kg hingga
4.990 kg.
Perbandingan berat badan antara gajah Stegodon untuk jenis Zdanskyi dengan
gajah modern jenis afrika yang paling berat sekitar 2 kali lipat atau (2:1), dimana
gajah Stegodon untuk jenis Zdanskyi lebih berat. Dan perbandingan berat badan
antara gajah Stegodon untuk jenis Zdanskyi dengan gajah modern jenis asia sekitar 3
sampai 4 kali lipat, (3:1 atau 4:1).
3. Bentuk tubuh
Bentuk tubuh pada gajah modern baik berasal dari afrika ataupun asia umumnya
jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan gajah Stegodon. Postur tubuh gajah
Stegodon cendrung besar dan kekar sehingga sering disebut sebagai “binaragawan
gajah”. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tenaga yang dihasilkan oleh gajah stegodon
jauh lebih besar bahkan bisa berkali-kali lipat dibandingkan dengan gajah modern.
4. Posisi dan Panjang gading
Gajah modern mempunyai jarak antara dua posisi gading lebih renggang sehingga
belalainya bisa masuk diantara dua gading tersebut. sedangkan pada gajah Stegodon
jarak antara dua gading lebih rapat sehingga belalai tidak bisa masuk secara penuh
diantara dua gading. Ukuran gading gajah Stegodon sangat panjang, bisa mencapai 4
meter, (lihat pada gambar. 2). Sedangkan pada gajah modern pernah diketahui dan
dicatat panjang gadingnya sampai 3 meter. Akan tetapi pada saat ini panjang gading
gajah modern rata – rata hanya berkisar paling panjang 2 meter. Hal ini disebabkan
adanya seleksi alam dan juga adanya perburuan liar.
Perbandingan ukuran gading antara gajah Stegodon dan gajah modern
diperkirakan (2 : 1), dimana panjang gading gajah Stegodon 2 kali lipat lebih panjang
daripada gajah modern.
5. Penyebaran dan Status
Pada gajah modern jenis Afrika tersebar di sub-Sahara Afrika, hutan hujan di
Afrika Tengah dan Barat, serta di Mali. Status jumlah gajah Afrika dikatakan cukup
rawan, dikarena adanya perburuan liar untuk di perdagangkan. Gajah jenis asia
tersebar diantara dearah Nepal, India dan Asia Tenggara. Untuk statusnya sendiri bisa
dikatakan teracam punah.
Gajah Stegodon tersebar di antara benua Asia dan Afrika. Statusnya sekarang
sudah punah sejak 125 ribu tahun yang lalu. Fosil dari gajah Stegodon ditemukan di
beberapa Negara antara lain Jepang, China, Myanmar, India, Suriah, Libya, Kenya,
dan juga Indonesia. Untuk di Indonesia terdapat di daerah Majalengka, Flores, dan
Sulewesi.

Kamelia Mauleto (181442201)

Daftar Pustaka

Gajah. wikipedia.org. Diunduh 25 November 2019.


Perbedaan Gajah Modern dan Gajah Stegodon. https://kumparan.com/kumparansains/memahami-
perbedaan-gajah-modern-dan-stegodon-1548382252715024860. Diunduh 25 November 2019.

Anda mungkin juga menyukai