Anda di halaman 1dari 20

PERILAKU SINGA (PANTHERA LEO) DAN PERSEBARAN DISJUCTION February, 2017

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Singa merupakan satwa pemangsa yang termasuk dalam keluarga Felidae dan merupakan
salah satu kucing besar selain harimau. Bahkan termasuk pemangsa terbesar di daratan benua
Afrika. Selama dua dekade terakhir, singa di alam mengalami penurunan populasi sekitar 30%.
Penyebab utama penurunan populasi antara lain disebabkan banyak manusia yang membunuh
satwa ini sebagai usaha mempertahankan diri dan ternaknya, disertai dengan menurunnya
jumlah mangsa. Berdasarkan data tersebut, IUCN menggolongkan satwa ini ke dalam daftar
satwa yang rentan terhadap kepunahan atau vulnerable (Sumber: IUCN, 2017).

Singa merupakan kucing sosial yang hidup dalam kelompok yang disebut pride, yang
terdiri dari jantan tunggal atau gabungan jantan (7 jantan) dan 20 betina sampai musim
kawinnya. Singa betina dalam satu pride bersaudara atau sepupu, tapi singa jantan akan datang
dari pride yang berbeda. Singa jantan mempertahankan singa betina dari singa jantan yang lain,
dan melakukan kompetisi yang sengit antara singa jantan. Rata-rata kepemilikan singa jantan
atas pride mereka hanya sampai 2-3 tahun, namun tergantung pada ukuran dan kekuatan dari
koalisinya. Singa jantan yang berkelompok melakukan koalisi yang lebih baik daripada singa
jantan yang hidup sendiri atau tidak berkelompok (Main, 2013).

Semua anak singa menghadapi kematian yang tinggi, dengan berbagai alasan, termasuk
cedera, kekurangan makanan, penyakit dan dibunuh oleh singa dewasa (nantinya). Tapi ketika
singa jantan mulai mencapai kematangan seksual atau beranjak dewasa, sekitar usia 2 tahun,
jantan yang lebih tua dalam pride akan mengusir mereka keluar dari pride. Semua singa betina,
yang ada hubungan keluarga, biasanya tetap tinggal di dalam pride (Main, 2013).

Beberapa faktor yang mempengaruhi pola pengelompokan singa adalah pertahanan,


kelompok teritorial, menyamakan singa betina dalam pola perkembangbiakan dan bersama-sama
meningkatkan keturunannya. Faktor eksternal seperti tekanan antropogenik juga mempengaruhi
pola pengelompokan singa dan perilaku sosialnya (Mosser dkk, 2009).

1
PERILAKU SINGA (PANTHERA LEO) DAN PERSEBARAN DISJUCTION February, 2017

1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan paper ini adalah ;
- Mengetahui perilaku singa, mengapa singa jantan dikeluarkan dari kelompoknya dan
dihubungkan dengan pengelolaan sumber daya genetika (PSDG).
- Mengetahui mengapa ada persebaran makhluk hidup yang persebarannya secara
disjunction (terpisah).

2
PERILAKU SINGA (PANTHERA LEO) DAN PERSEBARAN DISJUCTION February, 2017

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Singa (Panthera leo)

Singa dalam bahasa latin Panthera leo adalah spesies hewan dari keluarga Felidae yaitu
jenis kucing-kucingan. Keluarga ini dapat dibedakan dari keluarga Canidae dengan karakteristik
berupa moncong yang lebih pendek, gigi premolar atas terakhir (carnassials) yang berkembang
baik, serta gigi taring yang besar. Singa merupakan anggota genus Panthera yang berarti kucing
yang mengaum. Secara lengkap klasifikasi dari singa sebagai berikut.lasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Carnivora
Famili : Felidae
Subfamili : Pantherinae - (leopard, jaguar, lion, tiger, snow leopard)
Genus : Panthera
Spesies : Panthera leo (Feldhamer et al, 1999)

2.2 Morfologi, Reproduksi dan Masa Hidup

Singa memiliki otot tubuh padat sampai dada, dengan kepala bulat dan kumis yang
sangat panjang. Bentuk dan konstruksi tengkorak ini juga disesuaikan untuk berburu. Singa
memiliki rahang yang kuat dan pendek, penglihatan yang sangat tajam dan pendengaran yang
sangat baik. Cakar besar dan kaki depan digunakan untuk mencengkram mangsanya (Nagel et
al., 2003). Kepala dan tubuh singa berukuran sampai delapan kaki, dua inci, dan ekor berukuran
tiga kaki sampai lima inci. Bobotnya bisa sampai 550 pound (1 pon = 0,453592 kg), artinya
sekitar 275 kg (Yamaguchi et al, 2004).

Singa jantan ditumbuhi bulu tebal di sekitar tengkuknya yang disebut dengan surai. Hal
ini lebih menguntungkan untuk melindungi tengkuknya, terutama dalam perkelahian bebas
antara kucing besar yang cenderung menerkam tengkuk untuk melumpuhkan musuhnya
(Feldhamer et al, 1999). Selain bertindak sebagai perlindungan, surai juga membuatnya terlihat

3
PERILAKU SINGA (PANTHERA LEO) DAN PERSEBARAN DISJUCTION February, 2017

lebih besar dan ganas. Panjang surai bervariasi dan berwarna, beberapa sangat gelap dan tumbuh
dengan baik dari tengkuk hingga ke bawah tubuh singa hampir ke perut.

Gambar 2.1 Morfologi Singa (Sumber: Nagel et al., 2003).

Manfaat lannya dari surai adalah berperan penting dalam perilaku sosialnya. Di padang
rumput terbuka, sulit untuk melakukan penyergapan terhadap mangsa, keberhasilan dalam
berburu yang baik akan mengurangi terjadinya cedera. Keuntungan surai pada singa jantan
adalah untuk menakut-nakuti lawannya seperti hyena, dan juga singa jantan lainnya. Singa
Afrika betina memilih jantan favoritnya melalui fitur surai; semakin panjang surai dan rambut
yang gelap (hitam) maka semakin banyak singa betina yang akan memilih singa jantan tersebut.
Surai akan membantu singa jantan mempertahankan wilayah mereka melawan hewan
pengganggu lainnya. Surai memberikan perlindungan yang baik selama perkelahian, surai tidak
berkembang sangat baik sampai singa jantan berusia 3 sampai 4 tahun. Pada saat usia 3 sampai 4
tahun, singa jantan memiliki percepatan pertumbuhan ukuran tubuh dan panjang surai (Nagel et
al., 2003).

Singa akan bereproduksi setiap saat sepanjang tahun, dan kematangan reproduksi semua
betina akan matang pada saat yang bersamaan. Kematangan reproduksi pada singa jantan secara
fisik pada usia 30 bulan dan betina pada usia 24 bulan. Mereka umumnya tidak berhasil
bereproduksi sampai keanggotaan pride telah beranjak dewasa (Nagel et al., 2003). Ovulasi
diinduksi oleh kopulasi (Yamaguchi et al, 2004). Hal ini memungkinkan mereka akan
melahirkan secara bersamaan satu sama lain, sehingga dapat berbagi tanggung jawab menyusui.
Setiap betina yang menyusui di dalam pride, akan menyusui setiap anak milik pride. Singa
betina akan melahirkan 1-6 ekor bayi setelah periode usia kehamilan 15-17 minggu atau sekitar
110 hari (Yamaguchi et al, 2004). Betina akan melahirkan kembali setelah 20 bulan atau hingga
anak yang dibesarkan matang. Rasio jenis kelamin bayi saat lahir adalah 1:1. Bayi yang baru
dilahirkan buta dan tak berdaya, dan beratnya sekitar 2-4 pound (1 pon = 0,453592 kg), artinya
4
PERILAKU SINGA (PANTHERA LEO) DAN PERSEBARAN DISJUCTION February, 2017

sekitar 1-2 kg. Dan mulai bisa berjalan dalam waktu 2 minggu. Anakan singa disapih pada
delapan bulan dan dikeluarkan (komunal) pada usia mencapai kematangan seksual, pada usia
sekitar 2 tahun (remaja) (Nagel et al., 2003).

Kematian anakan sangat tinggi pada singa. Kurang dari setengah yang akan bertahan
pada tahun pertama mereka. Jantan muda akan meninggalkan pride mereka pada usia sekitar 2-4
tahun, jika mereka bisa lolos, akan tinggal lebih lama, tapi kadang-kadang mereka dipaksa
keluar lebih cepat pada usia 13-20 bulan (Nagel et al., 2003).

Masa hidup singa di alam liar atau alam bebas secara umum berkisar antara 10 sampai 16
tahun. Usia singa betina lebih panjang dibandingkan dengan singa jantan (Yamaguchi et al,
2004). Untuk betina berkisar usia 15-18 tahun, dan untuk singa jantan hanya berkisar usia 10-12
tahun. Sedangkan di penangkaran, singa dapat hidup sekitar 20-30 tahun (Feldhamer et al,
1999).

2.3 Perilaku, Cara Hidup dan Berburu

Singa banyak menghabiskan waktu untuk berdiam diri atau beristirahat dan tidak aktif
selama sekitar 20 jam per hari. Namun, meskipun demikian singa dapat aktif setiap saat
dibutuhkan. Puncak aktivitas mereka umumnya setelah senja dengan bersosialisasi, merawat
diri, dan buang air besar. Semburan intermiten (sela menyela) dari aktivitas mereka diikuti
melalui jam malam sampai subuh, dan juga aktivitas berburu yang paling sering terjadi pada
malam hari. Mereka menghabiskan rata-rata dua jam sehari untuk berjalan dan 50 menit untuk
makan (Place et al., 2011).

Singa jantan dalam sebuah pride biasanya membentuk hubungan dekat yang membantu
dalam mempertahankan keluarga dan mengusir singa jantan yang mengganggu. Singa
menggunakan berbagai suara, terutama gemuruh, sehingga dapat didengar sampai jarak lebih
dari 5-6 mil, Suara ini berfungsi untuk membiarkan anggota dari pride lain mengetahui
keberadaannya, dan sebagai sinyal untuk singa jantan yang lain untuk menjauh dari pride nya.
Di Afrika orang-orang percaya bahwa singa berbicara dan mengatakan "dia Inchi ya nani-
yangu, yangu, yangu" atau yang artinya “daerahnya ini, Ini milikku, milikku, milikku!"
(Yamaguchi et al, 2004).

Singa cenderung paling sosial dari semua felid-felid liar, yang sebagian besar tetap hidup
soliter di alam. Singa memiliki dua jenis organisasi sosial. Beberapa singa hidup menetap dalam

5
PERILAKU SINGA (PANTHERA LEO) DAN PERSEBARAN DISJUCTION February, 2017

pride, hidup dalam kelompok singa betina yang merupakan saudaranya, pasangan mereka, dan
keturunan mereka. Betina membentuk unit sosial yang stabil dalam pride dan tidak bisa
mentolerir kehadiran betina luar (betina asing). Keanggotaan singa betina hanya terjadi dengan
adanya perubahan kelahiran dan kematian singa betina, meskipun demikian ada beberapa betina
yang meninggalkan pride dan menjadi nomaden (berpindah-pindah). Meskipun pride sangat
besar, yang terdiri dari hingga 30 individu, setelah diamati, rata-rata pride terdiri dari lima atau
enam betina, anak mereka (yang terdiri dari dua jenis kelamin yang berbeda), dan satu atau dua
jantan (dikenal sebagai koalisi, jika lebih dari satu) yang kawin dengan betina dewasa. Jumlah
jantan dewasa di koalisi biasanya dua tetapi bisa meningkat sampai sebanyak empat sebelum
menurun lagi dari waktu ke waktu. Satu-satunya pengecualian untuk pola ini adalah pride singa
Tsavo yang selalu memiliki hanya satu jantan dewasa. Anaknya jantan dikeluarkan dari pride ibu
mereka ketika mereka mencapai kematangan (beranjak dewasa) pada usia sekitar 2-3 tahun
(Lehmann et al., 2008).

Perilaku organisasi kedua diberi label “nomaden”, yang memiliki kisaran luas dan
bergerak secara sporadis, baik tunggal atau berpasangan. Singa yang memiliki pasangan,
memiliki frekuensi lebih sering atau lebih banyak daripada jantan yang memiliki hubungan
darah yang telah dikeluarkan dari pride kelahiran mereka. Singa dapat beralih gaya hidup; singa
perantau bisa menjadi warga atau sebaliknya. Jantan, sebagai aturan, hidup setidaknya pada
beberapa bagian dari kehidupan mereka sebagai pengembara, dan beberapa tidak pernah dapat
bergabung dengan pride lain. Seekor betina yang nomaden (berkeliling atau berpindah-pindah)
memiliki kesulitan yang lebih besar bergabung dengan pride baru, sebagai betina di sebuah pride
yang terkait, dan mereka menolak sebagian besar usaha betina yang tidak ada hubungan
keluarga untuk bergabung dengan grup keluarga mereka (Place et al., 2011). Daerah pride yang
ditempati disebut pride area (area pride), sedangkan yang oleh nomaden adalah range (kisaran
wilayah). Jantan yang berhubungan dengan pride cenderung untuk tinggal di pinggiran,
berpatroli wilayah mereka (Lehmann et al., 2008).

Singa jantan akan datang dan bergabung dengan betina setelah membunuh singa jantan
lainnya. Kebanyakan singa akan tetap berada di wilayah yang sama sepanjang tahun, namun
beberapa ada yang nomaden dan mengikuti mangsanya secara musiman. Singa hidup bersama
dalam suatu pride berdasarkan kelompok betina (singa betina) dan anaknya. Pada kasus di singa
Afrika, kebanyakan singa Afrika hidup pada pride-nya (Yamaguchi et al, 2004).

6
PERILAKU SINGA (PANTHERA LEO) DAN PERSEBARAN DISJUCTION February, 2017

Semua singa betina dalam pride akan berbagi dalam membesarkan anaknya. Singa jantan
menandai pride mereka dengan urine. Masing-masing singa jantan memiliki kepuasan memiliki
daerah pusat kekuasaannya sendiri dan mereka akan mempertahankan wilayahnya sampai mati.
Singa-singa betina akan tinggal menetap pada pride, namun berbeda dengan singa jantan yang
harus meninggalkan pride mereka terdahulu untuk membentuk atau mengambil alih pride
mereka sendiri. Kadang-kadang mereka tinggal sendiri namun singa jantan jarang bertahan lama
pada pride mereka (Yamaguchi et al, 2004). Singa jantan dipercaya lebih unggul dan perkasa
dibandingkan dengan kucing besar lainnya, tetapi kelemahan singa ialah tidak bisa memanjat
pohon sebagus kucing-kucing besar lainnya (Feldhamer et al, 1999).

Singa merupakan hewan karnivora yang dominan di habitatnya dan akan mengusir dan
membunuh pesaingnya. Singa memiliki kelompok yang besar, berbagi wilayah dan berburu
bersama secara teratur. Makanan singa terdiri dari rusa, kijang, zebra, babi hutan, kerbau, dan
mamalia lainnya (Yamaguchi et al, 2004).

Singa betina bertugas mencari makanan untuk kelompok atau pasangannya. Singa betina
melakukan sebagian besar berburu untuk pride mereka. Mereka adalah pemburu lebih efektif,
karena mereka lebih kecil, lebih cepat, dan lebih gesit daripada jantan dan tidak terbebani oleh
surai (berupa rambut pada leher) yang mencolok, yang menyebabkan overheating (kepanasan
berlebih) saat beraktivitas. Mereka bertindak sebagai kelompok terkoordinasi dengan anggota
yang melakukan peran yang sama secara konsisten untuk stalk (mengikuti dengan hati-hati) dan
berhasil menjatuhkan mangsa (Lehmann et al., 2008). Mangsa akan didekati secara perlahan
sampai dalam jangkauan, lalu singa akan menyergap dan membunuh mangsanya dengan
menggigit lehernya. Singa betina akan membuat jalan bagi singa jantan untuk makan yang
pertama buruannya dengan kenyang. Singa jantan akan berburu ketika tidak ada singa betina
yang berburu untuknya. Ukuran pride bervariasi tergantung pada mangsa yang tersedia
(Yamaguchi et al, 2004).

Mangsa yang lebih kecil dimakan di lokasi perburuan, dan dibagi di antara para
pemburu; ketika hasil buruan lebih besar sering diseret ke daerah pride. Untuk berbagi hasil
buruan yang lebih besar, meskipun demikian anggota pride sering berperilaku agresif terhadap
satu sama lain karena masing-masing mencoba untuk mengkonsumsi makanan sebanyak
mungkin. Hasil dari berburu, singa jantan memiliki kecenderungan untuk mendominasi hasil
buruan setelah singa-singa betina berhasil memburu. Mereka lebih cenderung untuk berbagi

7
PERILAKU SINGA (PANTHERA LEO) DAN PERSEBARAN DISJUCTION February, 2017

dengan anaknya dibandingkan dengan singa-singa betina, namun jantan jarang berbagi makanan
hasil buruan mereka sendiri (Lehmann et al., 2008).

Singa merupakan hewan karnivora, sehingga yang menjadi makanan utamanya adalah
daging, di alam liar singa memangsa hewan buruannya dari hewan ungulata yang berukuran
kecil sampai yang berukuran medium. Hewan yang diburu oleh singa memiliki bobot badan
antara 190-550 Kg, dan bobot mangsa yang paling sering diburu yaitu hewan dengan bobot 350
Kg. Beberapa hewan yang sering diburu adalah jerapah, zebra, banteng bison, dan gemsbok.
Dalam perburuan mangsanya singa betina terlebih dahulu membentuk kelompok dimana mangsa
yang akan diburu sudah terlebih dahulu sudah diintai, ketika buruan sudah didapatkan maka
singa akan menyerang organ vital sehingga hewan yang menjadi mangsanya akan mati
(Yamaguchi et al, 2004).

Kemudian peran singa jantan membagi hasil buruan dimana makanan akan dibagi
kedalam 3 tahpan yaitu tahapan pertama untuk para anak singa, tahapan kedua adalah bagian
untuk singa jantan, dan pada tahapan ketiga adalah untuk bagian singa betina (Spong, 2002).
Biasanya perburuan dilakukan pada malam hari karena untuk mempermudah proses perburuan
karena sebagian hewan yang menjadi bahan buruannya merupakan jewan diurnal, sedangkan
singa sendiri termasuk hewan nokturnal (Schaller, 1972).

Baik jantan dan betina dapat mempertahankan pride dari penyusup, namun singa jantan
lebih baik dan cocok untuk tujuan ini karena tubuh yang gempal, dan lebih kuat. Beberapa
individu secara konsisten memimpin pertahanan terhadap penyusup, sementara yang lain tetap
tertinggal. Singa memiliki peran tertentu dalam pride. Mereka dapat memberikan layanan
berharga lainnya dalam grup. Sebuah hipotesis alternatif adalah bahwa ada beberapa hadiah
terkait dengan menjadi seorang pemimpin yang menyusup, dan pangkat singa betina di pride
tercermin dalam hal ini. Jantan yang berhubungan dengan pride harus mempertahankan
hubungan mereka dengan pride dari jantan luar yang mencoba untuk mengambil alih hubungan
mereka dengan pride (Place et al., 2011).

Hasil dari penelitian bahwa perilaku jantan mungkin tidak terpengaruh oleh ukuran
koalisi, dan lebih didorong oleh faktor-faktor sosial. Sedangkan betina di sisi lain tampaknya
didorong oleh faktor-faktor diluar sumber daya sosial. Jantan merubah perilaku teritorial mereka
daripada menanggapi pengaruh sosial. Meskipun berdasarkan ukuran sampel yang kecil, hasil
ini memiliki implikasi penting bagi pengelolaan konservasi populasi kecil dari singa. Dampak
sosial dari cadangan makanan di sekitarnya dapat menyebabkan heterogenitas dalam pengaruh
8
PERILAKU SINGA (PANTHERA LEO) DAN PERSEBARAN DISJUCTION February, 2017

ekologi singa, dan perlu diperhitungkan dalam pengelolaan populasi mangsa (misalnya lokasi
berburu) (Lehmann et al., 2008).

2.4 Habitat, Pride (Kelompok) dan Distribusi (Persebaran)

Berbeda dengan harimau yang memiliki habitat dengan vegetasi yang padat, singa
biasanya memilih wilayah berupa padang terbuka sebagai habitatnya. Habitat singa umumnya
adalah savana, datara berumput, hutan terbuka, dan semak belukar. Singa juga dapat memasuki
kawasan semi-gurun dan bahkan pernah ditemukan di daerah pegunungan dengan ketinggian
5000 meter. Kelompok singa yang menempati pride tertentu memiliki wilayah jelajah seluas 20-
400 km2. Singa yang nomaden dapat memiliki luas jajahan mencapai 4000 km2 dengan sebagai
area tumpang tindih dengan wilayah jelajah singa lain (Nowak, 2005).

Singa merupakan spesies yang paling suka berkelompok membentuk unit sosial yang
dikenal sebagai Pride (Etotepe dkk, 2014). Biasanya terdiri dari seekor jantan dan banyak
betina. Kelompok ini menjaga daerah kekuasaannya (Feldhamer et al, 1999). Pride terdiri dari
jantan tunggal atau gabungan jantan (7 jantan) dan 20 betina sampai musim kawinnya. Singa
betina dalam satu pride bersaudara atau sepupu, tapi singa jantan akan datang dari pride yang
berbeda. Singa jantan mempertahankan singa betina dari singa jantan yang lain, dan melakukan
kompetisi yang sengit antara singa jantan. Rata-rata kepemilikan singa jantan atas pride mereka
hanya sampai 2-3 tahun, namun tergantung pada ukuran dan kekuatan dari koalisinya. Singa
jantan yang berkelompok melakukan koalisi yang lebih baik daripada singa jantan yang hidup
sendiri atau tidak berkelompok (Yamaguchi et al, 2004). Hal yang menarik pada sosialisasi singa
adalah mereka membentuk pemimpin yang mendominasi di dalam pride, pertemanan antara
sesama betina pada pride sangat kompak, sementara sesama singa jantan biasanya tidak
berhubungan baik dan merupakan saingan dalam melakukan perkawinan dengan betina
(Etotepe dkk, 2014).

Pride dan inti dalam rumah (core home) jantan terkonsentrasi di sepanjang sungai.
Kisaran pride ini rumah (95% kisaran 64,4 km 2 dan 50% inti 10,3 km2) lebih besar dari kisaran
rumah (home) jantan (95% kisaran 56,3 km2 dan 50% inti 5.0 km2) dengan ukuran inti ganda
dari jantan. Ada perbedaan mencolok antara berbagai rumah musim panas (November-April)
dan daerah digunakan di musim dingin (Mei - Oktober). Singa (gabungan pride dan jantan)
dimanfaatkan hampir seluruh cadangan di musim panas (95% kisaran 77,4 km 2 dan 50% inti
10,6 km2) dengan inti besar meliputi area yang lebih besar jauh dari sungai. Rentang rumah
musim dingin memiliki berbagai 95% dari 58,9 km2 dan inti 50% dari 6,1 km2. Hampir 70% dari
9
PERILAKU SINGA (PANTHERA LEO) DAN PERSEBARAN DISJUCTION February, 2017

cadangan terletak dalam 500 m air umumnya permanen, dan 58,2% dari musim panas jelajah
95%, dan 86,8% dari inti musim panas 50% dalam 500 m air; sedangkan 99,1% dari kisaran inti
musim dingin dalam 500 m air (Lehmann et al., 2008).

Meskipun pride adalah unit sosial yang stabil, namun itu merupakan pembagian
kelompok sosial, dimana individu biasanya ditemukan dalam berbagai subkelompok ukuran dan
komposisi. Dalam satu kelompok singa biasanya mempunyai hubungan keluarga, namun
sepertiga dari betina akan membubarkan kelompoknya membentuk yang baru. Singa jantan
meninggalkan kelompoknya pada usia 4 tahun dan mengasingkan diri (hidup sendiri) atau
membentuk koalisi dengan singa jantan yang lain. Kelompok singa jantan bersaing satu sama
lain dalam kelompoknya, dan singa jantan yang masuk akan membunuh atau mengusir
keturunan induk koalisi sebelumnya, sehingga mempercepat kembalinya induk betina untuk
melakukan seksual (Mosser dkk, 2009).

Beberapa faktor yang mempengaruhi pola pengelompokan singa adalah pertahanan,


kelompok teritorial, menyamakan singa betina dalam pola perkembangbiakan dan bersama-sama
meningkatkan keturunannya. faktor eksternal seperti tekanan antropogenik juga mempengaruhi
pola pengelompokan singa dan perilaku sosialnya (Mosser dkk, 2009).

Distribusi singa secara historis ditemukan di Afrika, Eropa, Kawasan Timur Tengah dan
Bagian Barat Daya Asia, yang terdapat di semua tipe habitat, kecuali padang pasir yang sangat
kering dan hutan basah. Di luar Afrika, keberadaan singa hingga saat ini hanya sebagai satu
peninggalan penduduk yaitu singa Asia (Panthera leo persica) di hutan Gir India. Singa Afrika
terdapat di benua Afrika, kecuali di Gurun Sahara dan di hutan hujan. Singa Afrika kini
menempati kurang dari 4.500.000 Km2 , setelah menghilang dari 78% persebarannya. Singa
Afrika hidup di Afrika Utara, seperti Pegunungan Atlas Tinggi, sampai tahun 1940-an, tetapi
sekarang telah punah di seluruh Afrika Utara (Aljazair, Mesir, Libya, Maroko, Tunisia dan
Sahara Barat). Dokumentasi pada tahun 2008, menggambarkan bahwa status singa Afrika terus
memburuk. spesies ini ditemukan di negara-negara Afrika: Angola, Benin, Botswana, Burkina
Faso, Kamerun, Central Republik Afrika, Chad, Ethiopia, Guinea, Guinea-Bissau, Kenya,
Malawi, Mali, Mozambik, Namibia, Niger, Nigeria, Rwanda, Senegal, Somalia, Afrika Selatan,
Sudan, Swaziland, Tanzania,Uganda, Zambia, dan Zimbabwe (Place, 2011).

10
PERILAKU SINGA (PANTHERA LEO) DAN PERSEBARAN DISJUCTION February, 2017

Gambar 2.2 Peta Distribusi Panthera leo

Populasi dari singa Asia (Panthera leo persica) hidup di hutan Gir, Gujarat, India. Singa
Asia mempunyai distribusi dari Syria timur tengah sampai india timur. Singa mendiami bagian
utara dan pusat India dan ditemukan dalam jumlah besar di Punjab, Haryana, Rajasthan, Uttar
Pradesh, Madhya Pradesh, Gujarat dan Bihar (Meena, 2008).

2.5 Survive (Bertahan Hidup) dan Mekanisme Kepemimpinan dalam Pride

Umumnya singa jantan tinggal pada pride yang sama selama 2-3 tahun dan hanya
memiliki satu singa jantan yang berperan sebagai induk (ayah) dalam kelompok setiap pride.
Asosiasi singan jantan dan betina dalam suatu pride berbeda-beda pada daerah yang berbeda.
Singa jantan berperan sendiri dan mengatur wilayahnya dengan bekeliling, memberikan penanda
wilayah kekuasaan berupa aroma, dan auman. Strategi ini juga sangat efektif dalam
mempertahankan wilayah kekuasaannya dan juga lebih efektif dalam menakut-nakuti penyusup
untuk masuk ke pridenya, sumber daya yang terdapat dalam pride tersebut terjaga, dan
mendapatkan akses ke pride tetangga sehingga mendapatkan keturunan yang lebih banyak
(Place et al., 2011).

Namun sangat sulit hidup bagi anak singa, terutama anak singa jantan. Hanya sekitar 1
dari 8 anak singa jantan yang dapat bertahan hidup sampai dewasa. Dan tidak mudah menjadi
raja bagi singa. Dapat dilihat pada pride (kelompok pada wilayah tertentu) singa, bahwa ada
lebih banyak singa betina dibandingkan singa jantan. Biasanya hanya ada sekitar 2 atau 3 atau
11
PERILAKU SINGA (PANTHERA LEO) DAN PERSEBARAN DISJUCTION February, 2017

bahkan hanya 1 singa jantan, meskipun singa jantan dan betina awalnya lahir dengan jumlah
yang sama. Pada umumnya semua anak singa (baik jantan maupun betina) menghadapi kematian
yang tinggi, dengan berbagai alasan, termasuk cedera, kekurangan makanan, penyakit dan
dibunuh oleh singa dewasa (nantinya). Tapi ketika singa jantan mulai mencapai kematangan
seksual (beranjak dewasa) sekitar usia 2 tahun, jantan yang lebih tua dalam pride akan mengusir
mereka keluar dari pride. Semua singa betina, yang ada hubungan keluarga, biasanya tetap
tinggal di dalam pride (Main, 2013).

Bagi singa jantan muda, "pengkhianatan oleh darahnya sendiri membuat dia bingung,
tapi ini adalah ritual kuno yaitu membuang jantan muda ke dalam dunia yang tidak diketahui,
ke sebuah dunia yang dapat membuatnya hidup, atau mati". Setelah dikeluarkan, singa jantan
muda menjelajah (berkeliaran) sendiri ke pedesaan (pinggiran kota) atau di wilayah kecil, sering
dengan saudara atau sepupu jantan mereka lainnya, bernegosiasi tentang “no-cat's-land” atau
wilayah tanpa kucing besar Panthera (singa), di antara daerah jajahan (teritori) singa-singa
lainnya. Jika mereka nyasar ke wilayah ini, mereka mungkin akan diserang atau dibunuh.
Mayoritas singa jantan mati dalam masa ini. Pengembaraan ini juga membuat mereka kontak
dengan manusia, karena perluasan penduduk pedesaan, sehingga meningkatkan kemungkinan
mereka akan dibunuh (Main, 2013).

Pengeluaran jantan muda dari kelompoknya disebabkan naluri jantan dewasa yang
memungkinkan akan memangsa anaknya dalam kondisi hidup yang tidak memungkinkan,
seperti masa krisis makan yang diakibatkan perubahan iklim dan cuaca yang ekstrim. Dalam
keterbatasan makanan, jantan dewasa akan memangsa anaknya sendiri. Karenanya naluri
sebagai jantan dewasa yang mengetahui akan hal tersebut menjadikan alasan baginya untuk
mengusir jantan muda untuk meluar dari kelompoknya (pride) (Lehmann et al., 2008).

Ketika akan mengambil alih suatu pride, singa jantan akan membunuh anak singa yang
masih kecil dan mengeluarkan singa jantan dan betina yang masih di bawah umur (belum dapat
bereproduksi) dalam pride tersebut, karena ketersediaan mangsa yang mendorong satu atau lebih
singa memilih untuk meninggalkan atau mengambil makanan singa lain. Apalagi diketahui
bahwa singa betina membutuhkan makanan sekitar 8.7 kg/hari selama musim dingin dan 14
kg/hari selam musim hujan (ketikan mangsa melimpah) sedangkan singa jantan membutuhkan
makanan dua kali lebih banyak dari betina dan anakannya dapat makan sebanyak 1-3 kali lebih
banyak dari singa remaja (Place et al., 2011).

12
PERILAKU SINGA (PANTHERA LEO) DAN PERSEBARAN DISJUCTION February, 2017

Selanjutnya, penghapusan jantan tampaknya memiliki keuntungan dari penurunan


mangsa off-take sebagai makanan, tapi tidak fundamental bergeser mulai perilaku, bahkan di
hadapan pengaruh sosial yang heterogen. Hal ini relevan dengan cadangan-kepemilikan bersama
yang memiliki lintas batasan untuk berbagai operator (Lehmann et al., 2008).

Jantan dan betina menunjukkan preferensi yang kuat untuk saluran drainase dan sungai.
Hal ini sebagian besar disebabkan oleh pergeseran ketersediaan mangsa, peluang untuk
menangkap mangsa, atau perlindungan bagi anaknya, terutama bila daerah itu yang paling
sangat disukai oleh singa-singa betina. Karongwe dan Makalali keduanya cadangan kecil di
mana gerakan mangsa yang dibatasi oleh pagar, satu-satunya gerakan lokal menjadi mangsa
yang bergerak lebih dekat ke sungai dan daerah yang kaya air lainnya di musim dingin. Hal ini
juga penting untuk dicatat bahwa Karongwe penuh atas kapasitas herbivora dukung. Oleh karena
itu, tidak ada keterbatasan sumber daya tapi singa masih dilacak mangsa di musim,
menunjukkan bahwa ini bisa menjadi pendorong sumber daya ekologi spasial (Lehmann et al,
2008).

Meskipun sepasang jantan menggunakan zona penyangga sesuai dengan ketersediaan,


baik koalisi dan satu pride jantan menunjukkan preferensi untuk kedua aroma menandai dan
menderu di daerah ini, yang mencerminkan pengaruh sosial dari timur. Pride jantan melakukan
patroli paling teritorial saat sendirian, ketika ia bisa menempuh jarak lebih, dan tidak
menempatkan anggota bangga pada risiko yang tidak perlu dalam hal pertemuan. Singa betina
yang diamati untuk tanda aroma dan gemuruh, tetapi biasanya sementara di hadapan pride
jantan, mungkin karena menderu meningkatkan risiko mereka untuk menarik jantan berpotensi
infanticidal (membunuh anak). Juga mencatat bahwa banyak perilaku teritorial terjadi di
sepanjang saluran drainase di dekatnya Taman Nasional Kruger. Ini bisa jadi karena sungai
sering perbatasan alami antara rentang rumah, atau daerah yang menawarkan singa jantan
kesempatan berburu yang lebih baik (Lehmann et al., 2008).

Jika mereka mampu bertahan cukup lama, untuk menemukan daerah baru yang
menjanjikan, langkah berikutnya adalah untuk mengambil alih pride lain untuk menjadi
pemimpin di dalam sebuah pride. Tapi tentu saja ada jantan pride yang memiliki semua itu,
sehingga mereka akhirnya harus bertempur, untuk memperebutkan pride, agar menjadi
pemimpin, hingga sering menyebabkan kematian. Atau mereka biasanya melakukan ini sebagai
koalisi, yang terdiri dari tiga atau empat "besar jantan" bekas perkelahian mereka (Main, 2013).

13
PERILAKU SINGA (PANTHERA LEO) DAN PERSEBARAN DISJUCTION February, 2017

Pride dipimpin oleh satu jantan yang dominan. Ketika singa jantan yang baru mengambil
alih pride atau baru bergabung dengan pride baru, mereka akan mengusir jantan pada pride
tersebut. Kemudian singa jantan akan membunuh anak yang tersisa yang bukan anak
biologisnya, dan tidak mau membuang waktu membiarkan gen pride singa lain yang akan
menjadi generasi penerus pride. "Mereka tidak bisa menjadi ayah tiri”. Kemudian menguasai
pride dan kawin dengan betina untuk menghasilkan anaknya sendiri. Hal ini membuat singa
betina akan menerima singa jantan dan mampu menghasilkan keturunannya yang lebih baik
untuk bertahan hidup. Karena singa betina tidak akan mau kawin jika mereka masih menyusui,
sehingga membunuh anaknya memungkinkan singa jantan untuk kawin dengan betina, dan
berkembang biak (Main, 2013).

Singa jantan (berusia sekitar tiga tahun) yang pergi meninggalkan pride asalnya (baik
secara sukarela ataupun diusir), pada tahap ini, memiliki sedikit rambut tetapi secara seksual
sudah aktif. Singa jantan membentuk koalisi (gabungan) yang terdiri dari 2-9 individu selama
fase nomaden bersama singa jantan yang berasal dari pride yang sama ataupun yang berasal dari
pride berbeda. Koalisi singa jantan menjadi berhasil ketika mereka tinggal pada pride
pertamanya ketika berusia sekitar 4 tahun dan dapat bertahan dalam pride tersebut selama kira-
kira 26 bulan. Singa jantan agresif dalam mempertahankan dan mengambil alih suatu pride
sehinga menyebabkan singa jantan mengalami luka-luka (cedera), maka dengan demikian umur
singa jantan di batasi yaitu 12 tahun saja yang dianggap efektif dalam mempertahankan dan
mengambil alih suatu pride (Place et al., 2011).

2.6 Persebaran Makhluk Hidup Terpisah (Disjunction)

Dalam persebaran makhluk hidup terdapat istilah disjunction atau persebaran terpisah.
Persebaran makhluk hidup secara terpisah (disjunction) disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:
a) Topografi
b) Iklim
c) Tanah atau Fragmentasi
d) Campur Tangan Manusia

Peristiwa iklim dan geologi masa lalu dapat digunakan untuk menafsirkan distribusi
kehadiran organisme. Dengan menggunakan analisis kronologis dan spasial spesies dapat
dilakukan untuk membantu menjelaskan distribusi kehadiran organisme (Murillo et al., 2016).

14
PERILAKU SINGA (PANTHERA LEO) DAN PERSEBARAN DISJUCTION February, 2017

Dampak persebaran terpisah (disjunction) adalah susahnya dalam beradaptasi dengan


lingkungannya, gagal migrasi, dan terjadinga perkawinan sejenis (inbreeding).

Studi tentang asal-usul dan pemeliharaan distribusi terpisah adalah bagian dari studi
biogeografi. Distribusi terpisah dapat muncul menyusul kepunahan populasi menengah dari
berbagai organisme sebelumnya secara terus menerus dan kemudian diatur oleh spesialisasi
iklim. Dengan menggabungkan data molekuler dan model distribusi sejarah potensial maka
dapat dievaluasi:
(1) waktu pemisahan antara dua populasi spesies,
(2) apakah distribusi terpisah bisa muncul sebagai akibat dari fragmentasi dari berbagai
sebelumnya luas karena perubahan iklim, dan
(3) jika distribusi terpisah mungkin saat ini dikelola oleh spesialisasi masing-masing
populasi dengan kondisi iklim yang berbeda (Jaramillo et al., 2014).
Model distribusi berdasarkan data lingkungan menunjukkan bahwa iklim mungkin tidak
cocok untuk berbagai penuh terus menerus selama 130.000 tahun terakhir, namun potensi
distribusinya menjadi jauh lebih besar dari saat ini. Tes divergence iklim menunjukkan bahwa
niche perbedaan yang signifikan antara populasi adalah penjelasan kemungkinan untuk
pemeliharaan rentang terpisah mereka. Namun, berdasarkan iklim kisaran organisme bisa
berpotensi menjadi jauh lebih besar daripada saat biasa, menunjukkan faktor ekologi atau
sejarah lainnya telah mempengaruhi itu. Hasil kami menunjukkan bahwa distribusi organisme
telah mengalami discontinous untuk jangka waktu yang panjang dan bahwa populasi
menunjukkan relung iklim yang berbeda memiliki implikasi taksonomi dan konservasi
(Jaramillo et al., 2014).

15
PERILAKU SINGA (PANTHERA LEO) DAN PERSEBARAN DISJUCTION February, 2017

BAB III
DISKUSI

Perilaku singa jika dikaitkan dengan Sumber Daya Genetika, maka akan diperoleh
sebagai berikut :

1. Sex-Ratio (rasio jumlah jantan dan betina) tidak seimbang.


Dalam hal ini populasi singa jantan lebih sedikit dibandingkan singa betina. Hal ini
disebabkan karena :
a) Ketika singa jantan yang dikeluarkan dari kelompoknya (pride) dan sudah terasing, maka
singa tersebut akan menjadi sulit untuk mencari mangsanya (makanan) dengan
perburuan sendirian, sehingga mengakibatkan kelaparan hingga terjadinya kematian.
b) Singa jantan muda yang dikeluarkan dari kelompok akan berkeliaran sendiri di pedesaan
atau di wilayah kecil, namun bisa juga bersama dengan saudara atau sepupu mereka,
yang selanjutnya akan menyebabkan terjadi perebutan lahan antara wilayah dengan singa
lainnya. Dalam hal ini dapat menyebabkan kematian singa jantan.
c) Jika singa jantan yang dikeluarkan dari kelompoknya nyasar ke wilayah pinggiran (dekat
dengan wilayah penduduk), maka mereka mungkin akan diserang dan / atau dibunuh.
Karena manusia tidak mau mengambil resiko terancam dengan kehadiran singa di
wilayah mereka. Dalam masa ini menyebabkan singa jantan mayoritas menjadi mati.
2. Keragaman Genetik Singa Menurun.

a) Ketika singa jantan mengambil alih wilayah baru, mereka hampir selalu membunuh
‘anakan jantan’ dalam prideyang dikuasainya (karena mereka bukan anak biologis
mereka dan tidak mau membuang waktu membiarkan gen dari singa lain pada pride
tersebut akan diteruskan) dengan kata lain "Mereka tidak mau menjadi ayah tiri”. Selain
itu singa betina juga tidak akan mau kawin sementara mereka sedang menyusui,
sehingga membunuh anaknya adalah cara yang memungkinkan singa jantan untuk kawin
hingga akhirnya berkembang biak. Hal ini menyebabkan menurunnya keragaman genetik
dari singa jantan.
b) Singa betina hidup berkelompok dalam pride hanya dengan saudara betinanya yang lain,
sepupunya dan anaknya yang betina. Kelompok singa betina tidak bisa mentolerir
kehadiran singan betina yang bukan dari keluarga (tidak ada hubungan darah) dengan
mereka. Sehingga hal ini akan menurunkan keragaman genetik pada singa betina.

16
PERILAKU SINGA (PANTHERA LEO) DAN PERSEBARAN DISJUCTION February, 2017

Pada persebaran makhluk hidup jika dikaitkan dengan Pengelolaan Sumber Daya
Genetika, maka dapat menyebabkan menurunnya dan bahkan hilangnya keragaman makhluk
hidup tersebut.

a) Hilangnya keragaman makhluk hidup akibat sulitnya beradaptasi.


Organisme yang penyebarannya secara terpisah (disjunction) akan mengalami kesulitan
dalam beradaptasi.
b) Hilangnya keragaman makhluk hidup akibat gagal migrasi ke tempat yang lebih layak.
c) Hilangnya keragaman makhluk hidup akibat inbreeding (perkawinan sedarah).
Perkawinan sedarah dapat menurunkan keragaman genetik pada organisme.

17
PERILAKU SINGA (PANTHERA LEO) DAN PERSEBARAN DISJUCTION February, 2017

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

1) Semua anak singa menghadapi kematian yang tinggi, dikarekana cedera, kekurangan
makanan, penyakit dan dibunuh oleh singa dewasa (nantinya). Tapi ketika singa jantan
mulai mencapai kematangan seksual atau beranjak dewasa, sekitar usia 2-3 tahun, jantan
yang lebih tua dalam pride akan mengusir mereka keluar dari pride. Semua singa betina,
yang ada hubungan keluarga, biasanya tetap tinggal di dalam pride
2) Singa jantan muda dikeluarkan dari kelompoknya disebabkan naluri singa jantan dewasa
yang memungkinkan akan memangsa anaknya sendiri dalam kondisi tidak
memungkinkan, seperti masa krisis makanan yang diakibatkan perubahan iklim dan
cuaca yang ekstrim.
3) Umumnya singa jantan tinggal pada pride yang sama selama 2-3 tahun dan hanya
memiliki satu singa jantan yang berperan sebagai induk (ayah) dalam kelompok setiap
pride. Asosiasi singa jantan dan betina dalam suatu pride berbeda-beda di daerah yang
berbeda. Singa jantan berperan sendiri dan mengatur wilayah nya dengan bekeliling,
memberikan penanda wilayah kekuasaan berupa aroma, dan auman.
4) Perilaku singa dikaitkan dengan Sumber Daya Genetika adalah (1) Sex-Ratio (rasio
jumlah jantan dan betina) tidak seimbang, yaitu populasi singa jantan lebih sedikit
dibandingkan singa betina. (2) Keragaman Genetik Singa Menurun.
5) Persebaran Disjunct disebabkan oleh Topografi, Iklim, Tanah atau Fragmentasi, Campur
Tangan Manusia.
6) Dampak persebaran terpisah (disjunction) adalah susahnya dalam beradaptasi dengan
lingkungannya, gagal migrasi, dan terjadinga perkawinan sejenis (inbreeding).

4.2 Saran

Perlu adanya studi literatur dan penelitian yang lebih mendalam mengenai Perilaku singa
dan persebaran disjunction.

18
PERILAKU SINGA (PANTHERA LEO) DAN PERSEBARAN DISJUCTION February, 2017

REFERENSI

Etotepe, A., Sogbohossou, H. Bauer, A. Loverlde, P. Funston. 2014. “Social Structure of Lion
(Panthera leo) Is Affected by Management in Pendjari Biosphere Reserve Benin”. PLOS
ONE Vol.9 No.1.

Feldhamer, G. A., S. H. Vessey, L. C. Drickamer. 1999. “Mammalogy: Adaptation, Diversity,


and Ecology”. USA: McGraw-Hill.

IUCN Red List “Threatened Species”. Version 2016-3. <www.iucnredlist.org>. Downloaded


on 02 February 2017.
Lehmann, M. B., P. J. Funston , C. R. Owen, and R. Slotow. 2008. “Home Range Utilisation
and Territorial Behaviour of Lions (Panthera leo) on Karongwe Game Reserve, South
Africa”. Journal Plos One, San Fransisco, California, US. http://dx.doi.org/10.1371/
journal.pone.000399(http://journals.plos.org/plosone/article?
id=10.1371/journal.pone.0003998). Diakses 31 Januari 2017.
Main, D. 2013. “Becoming King: Why So Few Male Lions Survive to Adulthood”. This story
was generated during a reporting trip to Botswana paid for by National Geographic and
not affiliated with TechMedia Network (http://www.livescience.com/41572-male-lion-
survival.html). Diakses 31 Janauari 2017.
Meena. 2008. “Reproduction Strategy and Behaviour of Male Asiatic Lions”. Thesis, Forest
Research Institute (University) Dehra Dun, Uttarakhand.
Mosser, A., C. Packer. 2009. “Group Territoriality And The Benefits Of Sociality In The
African Lion, Panthera Leo”. Animal Behaviour 78 (2009) 359-370.
Murillo-A, J. C, T. F. Stuessy, and E. Ruiz. 2016. “Explaining disjunct distributions in the
flora of southern South America: evolutionary history and biogeography
of Myrceugenia (Myrtaceae)”. Journal of biogeography.
(http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/jbi.12702/full) Diakses 15 Februari 2017.

Nagel, D., S. Hilsberg, A. Benesch, and J. Scholz. 2003. “Functional Morphology and Furm
Patterns In Recent And Fossil Panthera species”. Scripta Geologica 126: 227-240
Nowak, R. M. 2005. “Walker’s Carnivores of the World”. Baltimore: John Hopkins Iniv Press
Place, J. et al. 2011. “Before the Secretary of the Interior Petition to List the African Lion
(Panthera leo) as Endangered Pursuant to the U.S. Endangered Species Act”. The
International Fund for Animal Welfare
Schaller, G. 1972. “The Serengeti Lion”. Univ. Of Chicago, Chicago.
Spong, G. 2002. “Space Use Lion Phantera leo In The Selous Game Reserve : Social and
ecoligical Factor”. Behay Ecol Sciobiol 52:303-307.

19
PERILAKU SINGA (PANTHERA LEO) DAN PERSEBARAN DISJUCTION February, 2017

Yamaguchi, N., A. Cooper, L. Werdelin, D. W. Macdonald. 2004. “Evolution Of The mane


and group-living in the Lion Phantera leo”: a review. J. ZooI. Lond.
Jaramillo, M. L., A. R. Guevara, and C. D. Cadena. 2014. “Genetic Differentiation, Niche
Divergence, and the Origin and Maintenance of the Disjunct Distribution in the
Blossomcrown Anthocephala floriceps (Trochilidae)”. Journal Plos One
http://dx.doi.org/10.1371/journal.pone.0108345

20

Anda mungkin juga menyukai