1
2
makin tinggi bangunan makin besar tegangan yang terjadi akibat beban
guling gempa. (Gambar 1).
TIDAK BAIK
BAIK TIDAK BAIK
BAIK
H>4b
H<4b
b b
2
3
3
4
4
5
Notasi penting untuk gambar denah ruang yaitu ukuran ruang, letak
kolom, dan duga lantai dari jalan atau halaman.
3. Langkah Menggambar Denah dan Potongan
Agar dapat diperoleh hasil gambar yang benar, baik dan cepat, perlu
diperhatikan langkah-langkah menggambar sebagai berikut::
Pastikan letak gambar sesuai hukum proyeksi kuadran I
Tentukan skala gambar sesuai kertas yang akan digunakan
Mulailah dengan menarik garis sumbu ukuran ruang-ruang
Tentukan letak kolom struktur, ada gedung yang mengambil ukuran
as ruang dari kolomnya, namun ada pula yang mengambil ukuran as
dari dindingnya
Tentukan letak pintu dan jendela dan arah pembukaannya
Sesudah seluruh ruang tergambar, mulai ditebalkan bagian kolom
dahulu menyusul dinding dan pintu jendela
Selesaikan rendering dinding, lantai dan arah pembukaan pintu
Menggambar notasi dari nama ruang, tinggi lantai, ukuran ruang dan
notasi lainnya
Untuk gambar potongan dimulai dari as lantai, kolom dan dinding
lainnya
Notasi vertikal gambar potongan dengan satuan meter agar mudah
dibaca, sedangkan yang lain dengan sentimeter dan milimmeter.
Contoh gambar denah dan potongan pada gambar 4 dan gambar 5
dan gambar 6. PETUNJUK UTARA SITE
5
6
6
7
1. Standar gambar
Gambar kerja harus dibuat sesuai standar dokumen pekerjaan teknik,
mencakup gambar-gambar konstruksi yang dilengkapi catatan dan
informasi yang penting yang mudah ditafsirkan dengan cepat dan benar.
Standar gambar terkait dengan media gambar, arah utara, skala, notasi
(huruf, angka dan simbol) dan rendering bahan.
Media gambar harus mudah direproduksi dan cukup awet, gambar
kerja pada saat ini umumnya menggunakan media kertas putih HVS
yang berukuran standar: A0: 841x1189, A1: 594x841, A2: 420x594,
A3: 297x420, A4: 210x297 mm. Semua kertas gambar dipotong di
luar margin, garis margin terletak di dalam dimensi.
Notasi arah utara harus dilukiskan pada gambar situasi (site plan) dan
denah bangunan. Simbol arah utara situasi dan denah sedikit
berbeda, baik bentuk maupun arahnya. Simbol arah utara situasi,
arah panah harus menghadap sisi media gambar, sedangkan arah
utara denah tidak harus menghadap sisi atas media gambar.
Skala gambar kerja harus ditulis di bawah judul setiap gambar,
terutama gambar detail. Gambar-gambar yang mungkin diperbesar
7
8
8
9
15 mm
DENAH DETAIL
9
10
10
11
11
12
15
12
13
13
5 GRID KOLOM HORISONTAL (5)
14
14
15
15 mm
NOTASI
15 mm SKEDUL
DENAH
JUDUL
DETAIL
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
MAK 7 M 9-12 M
20
21
mlemah. Ukuran minimum antara muka gigi dengan ujung kayu muka
minimum 12 cm, (Heinz Frick, 2004).
Ukuran kayu yang dipergunakan untuk kuda-kuda kayu yaitu, balok:
8x12, 8x14, 8x15, 6x10, 6x12, usuk: 5x7, 4x6 dan untuk reng: 2x3, dan
3x4 cm. (Gambar 40).
21
22
Jarak gording pada kuda-kuda kayu ditentukan oleh jenis bahan dan
ukuran penutup atap. Untuk bahan penutup atap genteng, jarak gording
antara 1,5 m sampai 2,5 m. Untuk penutup atap asbes gelombang, jarak
gording diambil 1 m. Jarak antar kuda-kuda ditentukan oleh ukuran
gording yang dipakai, untuk gording kayu, jarak kuda-kuda maksimum 3
m, jarak yang lebih besar 3 m mengakibatkan gording melentur terlalu
besar. Jenis kuda-kuda kayu pada struktur atap terdiri konstruksi kuda
utuh, setengah kuda-kuda dan kuda pincang pada susut ruang untuk
menyagga jurai. (Gambar 42).
22
23
23
24
atap beton yang datar dibuat miring 1%-2% untuk memudahkan air hujan
mengalir. Untuk mempertahankan fungsi atap beton, diperlukan
penyelesaian permukaan dengan bahan tertentu yang dapat
mengurangan mencegah rembesan air hujan seperti water proofing cair
atau lembaran.
24
25
25
26
26
27
Menggambar Atap
Rangkaian gambar atap terdiri: gambar denah rangka atap, kosntruksi
kuda-kuda, dan detail sambungan kuda-kuda. Skala gambar untuk denah
atap 1:50, 1:100 dan 1:200, dan untuk gambar kosntruksi kuda-kuda skala
1:100 dan 1:50, dan untuk detail hubungan konstruksi dengan skala 1:25 dan
1:10. Untuk dapat membuat gambar konstruksi yang benar, jelas dan standar,
perlu memperhatikan prinsip-prinsip dan langkah menggambar sebagai
berikut:
1. Standar gambar atap
Gambar kerja harus dibuat sesuai standar dokumen pekerjaan teknik,
mencakup gambar-gambar konstruksi yang dilengkapi catatan dan
informasi yang penting yang mudah ditafsirkan dengan cepat dan benar.
Standar gambar terkait dengan media gambar, arah utara, skala, notasi
(huruf, angka dan simbol) dan rendering bahan.
Media gambar harus mudah direproduksi dan cukup awet, gambar
kerja pada saat ini umumnya menggunakan media kertas putih HVS
yang berukuran standar: A0: 841x1189, A1: 594x841, A2: 420x594,
A3: 297x420, A4: 210x297 mm. Semua kertas gambar dipotong di
luar margin, garis margin terletak di dalam dimensi.
Notasi arah utara harus dilukiskan pada gambar situasi (site plan) dan
denah bangunan. Simbol arah utara situasi dan denah sedikit
berbeda, baik bentuk maupun arahnya. Simbol arah utara situasi,
27
28
28
29
H1 H2
29
30
Tebalkan gambar struktur atap mulai dari paling atas yaitu: usuk,
gording, jurai, kuda-kuda dan terakhir garis tembok atau kolom.
Hapus semua garis pertolongan unsur-unsur konstruksi yang tidak
terpakai.
Tarik garis-garis ukuran yang jaraknya cukup untuk menulis notasi
ukuran.
Tuliskan notasi ukuran ruang, grid kuda-kuda, potongan konstruksi
dan nama konstruksi yang tergambar.
Mulailah menggambar detail kuda-kuda diawali dengan menggambar
garis tipis sebagai sumbu bentuk kuda-kuda dan ukuran masing-
masing batang kuda-kuda dengan skala yang benar.
Pastikan ukuran potongan unsur-unsur konstruksi kuda-kuda dan
detainya dengan skala yang benar dari tiap sumbunya.
Gambar perkuatan konstruksi atap seperti ikatan angin, pengaku
horisontal dan lain-lain untuk mendukung gaya gempa
Tebalkan garis gambar setiap unsur konstruksi dengan menonjolkan
bagian unsur yang terpotong seperti gording, dan potongan bahan
lainnya.
Hapus semua garis-garis bantu yang tidak terpakai.
Contoh seting gambar kerja rencana atap pada gambar 48.
15 mm
NOTASI
15 mm
DETAIL
KONSTRUKSI
DENAH
JUDUL
DETAIL KOMPONEN
30
31
31
32
- - -
- -
- - -
+ - + +
- -
- - - - - -
+ + + + +
4.50
9.00
K1 - KUDA UTUH 2 UNIT K2 – SETENGAH KUDA 2 UNIT
3.00 2.00
15
a
a
15
8
ANGKER DIA 12 mm BEGEL PELAT
4X40 mm
BALOK RING 15x20
32
33
8X12
4.00
0.7
2L 60.606
2L 60.606
7 0.7
9.00 2L
1.50
KUDA-KUDA
2L
2L 60.606
60
.6
06
2L
60
.6
2L 60.606
06
3.00
2.10 4.25 2L
60
.60
6
K3 JURAI
2L 70.70.7
BALOK
GD 8X12 15X20
LIS PLANK 2X30
3.00
GD 8X12
K3
GD 8X12
K1 K1 K2
9.00
K2
K3
3x10=30.00
1. Ketentuan Utama
34
35
35
36
c. Perkuatan Rangka.
36
37
37
38
38
39
Pasangan harus tetap datar dan tegak lurus, tebal adukan ± 1 cm,
dengan variasi 3 mm, semua siar terisi penuh, tebal siar sama
dengan tebal adukan. Tebal plesteran beserta acian tidak boleh
lebih dari 1,5 cm, dimana tebal kamprotan 2 mm - 3 mm dan tebal
acian 0,5 mm - 1 mm.
39
40
B. Spesifikasi Teknis
1. Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan persiapan meliputi pengkoordinasian dan mempersiapkan
format-format pengendalian evaluasi pelaksanaan rehabilitasi antara lain:
2. Pekerjaan Galian/Urugan
Meliputi penggalian tanah untuk pondasi batu kali atau batu belah lainnya
dan pekerjaan lain yang memerlukan penggalian tanah dan pengurugan
kembali galian disisi pondasi.
3. Pekerjaan Pondasi
Sebelum membuat pondasi, yang perlu mendapat perhatian yaitu apakah
tanah dimana pondasi tersebut akan dibuat merupakan tanah keras, tanah
basah, atau tanah berawa.
40
41
Apabila tanah akan digunakan untuk pasangan batu kali, maka tanah yang
kurang baik perlu dilakukan perbaikan dengan cara mengurug dengan
sirtu (pasir batu) hingga cukup memenuhi kekerasan.
Pondasi harus kedap air, artinya tidak dapat ditembus resapan air dan
tidak meneruskan uap lembab ke bagian bangunan yang terletak
diatasnya serta tahan terhadap unsur tanah agresif, pada umumnya
digunakan spesi dengan campuran 1pc : 4 ps.
Jika ruang dibangun diatas bangunan yang sudah ada sebelumnya, maka
perlu diperhatikan apakah pondasi terdahulu telah disiapkan untuk
struktur bangunan bertingkat atau belum. Jika belum maka harus
dilakukan perbaikan/peningkatan kekuatan pondasi. Hal ini dapat
dilakukan dengan menambahkan sepatu atau pondasi beton (foot plat)
pada bagian-bagian tertentu yang diperlukan seperti pada setiap bagian
struktur kolom.
4. Pekerjaan Dinding
Dinding pada umumnya terbuat dari pasangan batu bata, namun pada
daerah tertentu dimungkinkan dibuat dari bahan lain yang terdapat di
sekitar lokasi yang akan dikerjakan, misalnya dari papan kayu atau bahan
yang lainnya. Pada dasarnya apapun bahan/material yang digunakan
untuk pembuatan dinding semaksimal mungkin dapat memberikan rasa
aman dan nyaman bagi pengguna ruang tersebut.
41
42
2) Batu bata pecah terpasang tidak lebih dari 20 % dari jumlah batu
utuh terpasang.
5) Pada bagian luar diberi lapisan acian dengan rata dan halus
sehingga bebas dari keretakan ataupun cacat-cacat lainnya
42
43
Jika menggunakan bahan dari kayu, dipilih kayu minimal kelas kuat 2
dan diupayakan kayu tersebut dilindungi terhadap hama perusak kayu.
Dalam hal ini banyak cara yang dapat dilakukan, misalnya dengan cara
pencelupan, pengolesan bahan anti rayap dan sebagainya.
5. Pekerjaan Beton
43
44
Daun Pintu Ruang Kelas membuka keluar dengan daun pintu double
ukuran lebar minimal masing–masing 65 cm yang terbuat dari panil.
Jendela ruang kelas menggunakan kaca bening tebal 5 mm, jalusi
menggunakan papan kayu tebal minimal 2 cm atau kaca tidak penuh
dengan tebal 5 mm. Tinggi pintu 210 cm dari muka lantai, tinggi ventilasi
minimal 40 cm dari ambang atas pintu, tinggi jendela daerah selasar
minimal 110 cm dari lantai, sedangkan pada sisi lainnya minimal 90 cm.
Daun pintu dibuat panil dengan tebal slimaran 4 cm dan isian panil tebal 3
cm. Untuk memperoleh penerangan alami yang cukup baik disyaratkan
luas jendela minimal 20% dari luas lantai dengan daun jendela tebal 3 cm,
sedangkan luas ventilasi disyaratkan 6% sampai dengan 10% dari luas
lantai agar dapat diperoleh sirkulasi udara yang cukup baik. Model daun
pintu dan jendela disarankan dibuat khusus untuk rehabilitasi gedung
44
45
Untuk memperoleh ikatan yang kuat terhadap dinding, kusen harus diberi
angkur dari besi 10 mm sebanyak yang diperlukan. Semua pekerjaan
kayu yang dicat, harus dimeni dan diplamir terlebih dahulu. Pengecatan
dilakukan dengan pelapisan lebih dari satu kali sehingga diperoleh hasil
yang baik, rapi, halus dan rata.
8. Pekerjaan Pengecatan/Politur
45
46
Oleh karena lebar ruangan 7 m sedangkan kayu yang ada di pasaran pada
umumnya ukuran panjang 4 m, maka diperlukan sambungan pada rangka
kuda-kuda, balok bubungan/nok, maupun gording. Untuk penyambungan
rangka kuda-kuda kayu, yang harus diperhatikan adalah arah gaya yang
terjadi pada masing-masing batang rangka tersebut. Gaya yang terjadi
berupa gaya tekan dan gaya tarik. Pada batang yang menerima gaya
tekan, dapat dibuat sambungan lubang dan pen sedangkan batang yang
menerima gaya tarik, sambungan dapat berbentuk sambungan miring
berkait atau menggunakan alat penyambung baut. Untuk perkuatan pada
sambungan kayu dipasang plat besi (beugel) dan dibaut.
46
47
47
48
48
49
49
50
tampang dan volume pasangan dan disesuaikan dengan beban dan daya
dukung tanahnya. Campuran pasangan untuk pondasi batu kali minimal 1 PC:
8 pasir, untuk pasangan yang tahan gempa dengan perbandingan 1 PC: 6
pasir. Ukuran geometrik pondasi bagian bawah pada umumnya 70 cm dan
bagian muka pondasi atas 30 cm.
Untuk menghitung RAB pasangan pondasi batu kali diperlukan data
pendukung: (1) daftar harga satuan bahan dan upah, (2) daftar analisa harga
satuan pekerjaan, dan (3) perhitungan volume pekerjaan. Berikut diberikan
contoh perhitungan RAB pasangan pondasi batu kali yang sederhana.
SPESIFIKASI
NO URAIAN SATUAN HARGA SATUAN
BAHAN
UPAH TENAGA :
1 Tukang Batu Org/Hari Rp 35.000,00
2 Tukang Kayu Org/Hari Rp 37.500,00
3 Tukang Besi Org/Hari Rp 35.000,00
4 Tukang Cat Org/Hari Rp 35.000,00
5 Kepala Tukang Batu Org/Hari Rp 37.500,00
6 Kepala Tukang Kayu Org/Hari Rp 41.500,00
7 Kepala Tukang Besi Org/Hari Rp 37.500,00
8 Pekerja Org/Hari Rp 30.000,00
9 Mandor Org/Hari Rp 44.000,00
HARGA BAHAN :
1 Pasir Cor / Pasir Beton m³ Rp 85.000,00
2 Pasir Pasang m³ Rp 65.000,00
3 Pasir Urug m³ Rp 55.000,00
4 Tanah Urug dipadatkan m³ Rp 45.500,00
5 Koral m³ Rp 176.500,00
6 Split 2/3 m³ Rp 180.000,00
7 Batu kali Belah 15/20 m³ Rp 85.000,00
8 Batu Alam tempel 20 x 30 m² Rp 80.000,00
9 Bata Merah bh Rp 400,00
10 Buis beton m' Rp 35.400,00
11 Semen Portland (PC) kg Rp 1.100,00
12 Semen warna g Rp 3.500,00
13 Stepnoising 80x400 bh Rp 17.500,00
14 Besi Beton Polos kg Rp 8.250,00
50
51
SPESIFIKASI
NO URAIAN SATUAN HARGA SATUAN
BAHAN
15 Besi Beton Ulir kg Rp 8.250,00
16 Kawat Beton kg Rp 12.500,00
17 Plywood tbl : 9 mm lbr Rp 125.000,00
18 Paku Triplek kg Rp 15.000,00
19 Paku Besar/Sedang kg Rp 15.000,00
20 Minyak begesting ltr Rp 8.500,00
Kayu papan kelas III
21 m3 Rp 1.550.000,00
(begesting)
Balok Kayu kelas II
22 m3 Rp 2.550.000,00
(begesting)
23 Kayu bengkerai m3 Rp 6.500.000,00
24 Triplek t = 4 mm lbr Rp 46.500,00
_sni-2835-2008_Pekerjaan Tanah
1 1M³ Galian tanah sampai 1 meter hal 3
Upah : (Rp) (Rp) (Rp)
51
52
Jumlah 4: 320.548
52
53
Jumlah : 54.532
Jumlah : 60.542
53
54
15 Tebal ½ batu
Tinggi 3 m
PAS DINDING BATA
Panjang 3 m
TEGEL LANTAI + 0.00
MUKA LANTAI 0.00 1
4
SLOOF BETON URUG PASIR 25
Campuran 1 pc : 6 psr
MUKA TANAH - 0.30
BATU KOSONG 25
10 -1.35
70
110
54
55
Jumlah : 22.085
Jumlah :
25.521
Campuran 1 pc : 6 psr
MUKA TANAH - 0.30
70
Volume plesteran : (3x3)x2=18 m2
PAS BATU KALI URUG TANAH
BATU KOSONG 25
10 -1.35
70
110
55
56
Jumlah : 93.489
Harga per
kg 9.349
2 1m3 beton 1 pc : 2 ps : 3 kr
bahan : (Rp) (Rp) (Rp)
56
57
Jumlah : 599.878
3 1 m3 beton 1 pc : 3 ps : 5 kr
bahan : (Rp) (Rp) (Rp)
Jumlah : 500.263
Jumlah : 102.673
57
58
Jumlah : 186.697
Jumlah : 60.000
BATU KOSONG 25 m3
Volume besi : 1 p 12 dan 2 p 8
10 -1.35
70
110 Berat besi tulangan=d2x0,006165xpj
TP =122x0,006165x12=10,60 kg
Bg =82x0,006165x12x2=9,64 kg
Vol bekisting : 2(0,20x3,00)= 1,20 m2
58
59
59