Anda di halaman 1dari 12

TUGAS 12

MEMAHAMI SIMBUL DAN STANDART DALAM SISTEM


PNEUMATIC

KELOMPOK 18 :

DWI PURNOMO : 1421600152


WILDANA AULIYA ULOH : 1421600146

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
SIMBOL-SIMBOL (CARA PENGGAMBARAN) KATUP DAN SALURAN PNEUMATIK

Pada pertemuan yang keempat untuk sesi kontrol elektro pneumatik kali ini kita akan
membahas tentang simbol-simbol atau cara penggambaran katup dan saluran pneumatik dalam
diagram rangkaian kontrol elektro pneumatik. Untuk memahami bahasan tersebut silahkan pelajari
dan simak uraian berikut ini.
Sistem kontrol pneumatik terdiri dari beberapa komponen sinyal dan bagian kerja.
Komponen-komponen sinyal dan kontrol menggunakan rangkaian atau urut-urutan kerja dari
bagian kerja yang disebut sebagai katup (valve). Ada sementara orang yang menyebut ventil (dari
bahasa Jerman atau Belanda). Jadi katup pneumatik adalah perlengkapan pengontrol ataupun
pengatur, baik untuk mulai (start), berhenti (stop), arah aliran angin.
Untuk memudahkan membaca fungsi dari setiap jenis katup yang akan digunakan, maka
secara internasional digunakan sebagai fungsi katup-katup tersebut. Katup-katup yang dimaksud
misalnya dari jenis konstruksi katup bola, katup cakra, katup geser, dan sebagainya. Hal ini tidak
ubahnya dengan perlengkapan listrik bahwa yang digambar pada suatu gambar kerja adalah bukan
benda-benda atau alat-alat listrik secara fisik, melainkan digambar secara simbol-simbol dari
setiap komponen peralatan listrik tersebut. Sejauh ini simbol-simbol katup pneumatik (bahkan
untuk bidang hidrolik pun) secara internasional yang sudah beredar dan diakui oleh beberapa
negara adalah seperti yang telah ditegaskan oleh DIN 24300 yaitu yang mengikuti rekomendasi
CETOP (Comite Europeen des Transmissions Oleohydrau-liques et Pneumatiques) dan ISO/R
1219 –1970.
Katup digambarkan dengan segi empat, banyaknya segi empat menentukan banyaknya posisi
yang dimiliki oleh sebuah katup (lihat gambar 1).

Gambar 1

Penamaan katup ditentukan berdasarkan banyaknya lubang pada salah satu posisi per banyaknya posisi
dalam setiap lubang juga posisi awal dari katup. Posisi normal katup selalu berada pada posisi sebelah
kanan, sehingga simbol-simbol saluran selalu diletakkan pada kotak sebelah kanan (lihat gambar 2).
Gambar 2

Katup pada gambar 2 di atas mempunyai dua lubang yaitu lubang P dan lubang A dimana
lubang P adalah tempat masuknya udara bertekanan ke dalam katup, sedangkan lubang A adalah
lubang keluaran udara dari dalam katup. Katup tersebut mempunyai dua posisi yaitu posisi tertutup
(kotak sebelah kanan) dan posisi terbuka (kotak sebelah kiri), sedangkan pada posisi normal katup
tersebut berada pada posisi tertutup (kotak sebelah kanan alirannya tertutup).
Katup pada gambar 3 di bawah mempunyai dua lubang seperti halnya katup pada gambar 2,
dan katup tersebut mempunyai dua posisi yaitu posisi terbuka (kotak sebelah kanan) dan posisi
tertutup (kotak sebelah kiri). Pada posisi normal katup tersebut berada pada posisi terbuka
(terdapat arah panah dari P ke A menandakan aliran terbuka).

Gambar 3

Menurut fungsinya katup-katup pneumatik secara garis besar dibagi menjadi 6 (enam)
kelompok, yaitu: 1) katup pengarah atau directional way valve, 2) katup non-balik atau non-return
valve, 3) katup pengontrol tekanan atau pressure control valve, 4) katup pengontrol aliran atau
flow control valve, 5) katup penutup atau shut-off valve, dan 6) katup-katup kombinasi atau
combination valves.
Tetapi yang akan dibahas pada pertemuan kali ini adalah poin yang pertama yaitu katup
pengarah (directional way valve), sedangkan katup-katup lainnya akan dibahas pada pertemuan
atau kesempatan berikutnya.

1. Katup Pengarah (directional way valve)


Katup pengarah adalah perlengkapan yang menggunakan lubang-lubang saluran kecil yang
akan dilewati oleh aliran angin, terutama untuk mulai (start) dan berhenti (stop) serta mengarahkan
aliran itu.
Dalam membuat diagram rangkaian (circuit diagram) pneumatik, setiap jenis katup yang
digunakan harus digambarkan secara simbol-simbol saja. Simbol-simbol ini hanya untuk
menunjukkan fungsinya, bukan merupakan prinsip kerja dari konstruksi katupnya. Untuk
memahami dan cara menggambar katup pengarah, perhatikan Gambar 4 s/d 9 di bawah ini dan
harap disimak dengan sebaik-baiknya.
Pada katup-katup yang dapat diatur (disetel) kembali, misalnya dengan pegas pengembali
(spring return) maka posisi normal ditentukan sebagai posisi perubahan diambil dengan
menggerakkan bagian-bagian dari katup ketika katup tersebut tidak dihubungkan. Posisi awal
adalah bahwa posisi diambil dengan menggerakkan bagian-bagian katup setelah pemasangan
dalam sistem dan menghubung-kan tekanan yang mencatu (men-supply), misalnya secara manual,
mekanik, elektrik, dan yang dimaksud dalam perubahan program awal. Dengan kata lain, posisi
normal adalah posisi katup sebelum mendapat gerakan kontrol.

Gambar 4

Katup pada gambar 4 di atas mempunyai tiga lubang yaitu lubang P, lubang A dan lubang
R, dimana lubang P adalah tempat masuknya udara bertekanan ke dalam katup, lubang A adalah
lubang keluaran udara dari dalam katup yang akan dihubungkan ke komponen berikutnya,
sedangkan lubang R adalah lubang pembuangan udara ke atmosfir. Katup tersebut mempunyai dua
posisi yaitu posisi tertutup (kotak sebelah kanan) dan posisi terbuka (kotak sebelah kiri). Pada
posisi normal katup tersebut berada pada posisi tertutup (karena aliran udara dari lubang P ke
lubang A ditutup), sedangkan lubang A tersambung ke lubang pembuangan R, artinya udara yang
telah melakukan kerja dibuang melalui lubang A ke lubang R.

Gambar 5 Katup antara lubang P ke lubang A terbuka, sedang lubang R tertutup

Gambar 6 Katup yang mempunyai 4 lubang dan 2 posisi

Gambar 7
Gambar 8

Gambar 9

Setiap katup dilengkapi dengan pembuangan udara yang telah dianggap selesai melakukan
tugas. Model pembuangan udara bekas itu ada dua alternatif yaitu dibuang secara langsung dan
lewat saluran penghubung (Gambar 4 s/d 9). Pada umumnya juga telah dilengkapi dengan peredam
(silencer) supaya saat udara angin tidak menimbulkan kebisingan. Alat peredam suara ini biasanya
tidak nampak dari luar secara fisik, melainkan dibuat sembunyi sehingga tidak akan nampak sama
sekali.
Untuk menjamin bahwa katup dipasang dengan tepat maka setiap saluran penyambungnya
diberi tanda huruf besar atau angka. Tanda-tanda itu dibuat supaya saat membuat rangkaian
diagram pneumatik menjadi lebih mudah mengkonstruksi-nya. Tanda-tanda saluran yang umum
digunakan seperti ditunjukkan pada Tabel 1 berikut ini. Tanda dan penomoran itu telah merujuk
kepada ISO-1219.

Tabel 1. Simbol-Simbol dan Penomoran pada Lubang Saluran (Katup) Pneumatik

Manfaat pemberian tanda-tanda ini adalah untuk memudahkan saat pemasangan awal atau
membuat konstruksi baru, atau mungkin untuk pengecekan karena harus melakukan rekonstruksi,
perbaikan, dan sebagainya. Hal ini penting jika jumlah katup-katup sebagai komponen bahwa
katup pengarah itu berpenandaan 2/2-way, 3/2-way, 4/2-way, 5/2-way, 3/3-way, 4/3-way, dan
sebagainya.rangkaian diagram pneumatik banyak sekali.
Jumlah katup pengarah banyak sekali macamnya, untuk itu perlu penulis ringkas seperti terlihat
pada gambar 10 di bawah ini. Jika sedang mengamati katup dari jenis katup pengarah maka yang
pertama diperhatikan adalah jumlah lubangnya. Dihitung dulu jumlahnya, misalnya 2, 3, 4, 5, 6,
dan seterusnya. Setelah itu baru melihat jumlah posisinya, misalnya 2, 3, dan mungkin 4 posisi.
Terakhir adalah mengambil kesimpulan

Gambar 10 Ringkasan Katup Pengarah dari Macam-Macam Katup Pneumatik

alve (part 1)

Tak terasa sudah 3 bulan ini begitu banyak waktu kuhabiskan dikeriuhan yang sepi dalam
lingkungan “under construction”. Terngiang dengan jelas statement seorang senior se-almamater
di milis alumni : “Dengan menulis kita akan membawa EPOS (Energi Positif), dan yang paling
penting, menulis dapat membawa kebahagian..bagaimana mungkin????karena dengan
menulis…kita memberi kesesama kita…sembawa senyum, kebahagiaan dan kepuasan
spiritual…”

Mangstab…malam ini, dari tepian Kali Malang, Cikarang, Bekasi, kugerakkan tangan ini untuk
memulai menuangankan catatan harian ku – Catatan seorang Engineer –

Hari Ke-1

Begitu banyak istilah di dunia engineering, salah satu istilah yang paling sering sering kita dengar
adalah valve.

Valve, atau yang bila kita terjemahkan bebas kedalam bahasa Indonesia, dapat diartikan sebagai
katup atau pembatas. Sesuai arti katanya, valve mempunyai tugas utama yaitu untuk membatasi
atau mengatur lalu lintas fluida dalam suatu saluran atau pipa.

Ada beberapa pembagian kelompok untuk valve, antara lain adalah :


1. Berdasarkan cara kerjanya untuk membatasi,
2. Berdasarkan kegunaan/pemanfaatannya,
3. Berdasarkan penggeraknya,
4. Berdasarkan standar pembuatannya,
5. Berdasarkan kelas kerjanya,
6. Berdasarkan materialnya, dll

Berdasarkan cara kerjanya, valve dapat kita kelompokkan menjadi :


a. Gate Valve (Katup tipe pintu)

Valve tipe ini adalah salah satu jenis valve yang paling banyak kita jumpai. Cara kerjanya sangat
sederhana, yaitu membatasi aliran fluida dengan cara membuka atau menutup pintu utama keatas
dan kebawah. Cara yang sama seperti yang diadopsi untuk membatasi aliran pada kanal atau irigasi
di sawah.

b. Butterfly Valve (Katup tipe kupu-kupu)


Sesuai dengan namanya, valve tipe ini cara kerjanya adalah dengan memutar piringan (disk) pada
sumbu utamanya untuk membuka atau menutup jalan fluida. Gerakan memutar ini mirip dengan
gerakan mengepak pada kupu-kupu, sehingga dinamakan butterfly valve, atau katup tipe kupu-
kupu.

c. Ball Valve (katup tipe bola)

Untuk valve jenis ini, metode buka-tutup jalur menggunakan bola (disk pada butterfly valve)
berlubang ditengahnya. Jika posisi bola ada dijalur, valve dalam kondisi tertutup, dan sebaliknya,
jika posisi lubang ditengah bola yang ada di jalur, valve dalam posisi terbuka.

Ada 2 tipe Ball Valve, pertama, ukuran lubang di bolanya ada yang full (penuh) dengan ukuran
diameter rumahnya (koneksinya), yang kemudian disebut Full Bore,

dan ada juga yang ukuran lubangnya yang lebih kecil dari ukuran diameter rumahnya
(koneksinya), yang dikenal dengan nama Reduced Bore.
d.GlobeValve
Valve yang satu ini menciptakan jalur khusus dalam rumah valve, dimana aliran fluida masuk,
kebawah, naik keatas dan keluar.

Pada posisi fluida dari bawah keatas inilah metode buka-tutup jalur dilaksanakan, dengan bantuan
penyumbat yang bergerak turun-naik.

Dengan metode ini, aliran fluida tidak bergejolak terlalu besar, sehingga tidak menimbulkan
turbulensi.

Dari beberapa metode buka-tutup jalur ini, terdapat nilai lebih dan kekurangan pada masing-
masing tipe, yaitu antara lain :

* Butterfly valve adalah valve yang secara konstruksi paling sederhana. Oleh karena itu, dari segi
biaya pembuatan juga yang paling murah. Dilain sisi, karena konstruksi yang sangat sederhana,
valve tipe ini juga kekuatan tahan alirannya juga yang paling rendah.
* Ball valve adalah jenis valve yang mempunyai respon waktu buka-tutup paling singkat, oleh
karena itu paling pas untuk penggunaan yang membutuhkan respon cepat, semisal untuk fluida
udara/gas.

* Globe valve, dengan konstruksinya yang kokoh, mempunyai kekuatan tahan yang paling baik.
Tapi, karena konstruksinya yang kokoh itu juga, pembuatannya jadi lebih sulit sehingga
membutuhkan biaya yang lebih tinggi.

* Untuk level pembukaan valve yang paling lebar, Gate valve adalah pilihan yang pas. Selain itu,
cara kerjanya yang sederhana juga menyebabkan biaya produksinya tidak terlalu mahal, sehingga
menempatkan valve jenis ini sebagai valve yang paling banyak digunakan.

Berdasarkan kegunaan/penggunaannya, valve bisa kita kelompokkan manjadi :

a) Maintenance valve
Untuk kegunaan jenis inilah valve paling umum diadakan, untuk mempermudah proses
perawatan.
b) ByPass Valve
Pada kondisi ini valve umumnya bekerja Normally Closed (NC), dan hanya akan
digunakan (open), ketika valve pada jalur utama sedang bermasalah atau diperbaiki,
dengan harapan sistem tetap bekerja dengan baik
c) Safety Valve
Valve yang satu ini di desain untuk memastikan bahwa tekanan didalam jalur berada pada
tekanan normalnya, ketika tekanan dalam jalur naik melebihi set point, maka valve akan
bekerja untuk membuang kelebihan tekanan ke udara luar.

Berdasarkan penggeraknya, valve dapat dikelompokkan menjadi :

a. Manual Valve
valve jenis ini menggunakan 100% usaha manusia untuk buka-tutup nya atau dengan kata
lain, manual pengoperasiannya.

untuk tipe ini, batang (stem) valve dihubungkan (joint/couple) dengan penggerak
(aktuator) yang berupa motor listrik. Pada pelaksanaannya, ada yang menggunakan listrik
AC (alternating current = listrik arus bolak-balik) dan ada juga yang menggunakan listrik
DC (direct current = listrik arus searah).

b. Solenoid Valve
pada jenis valve ini, penggerak buka-tutup valve adalah rangkaian elektro-magnet yang
ditimbulkan oleh kumparan yang dilalui arus listrik.
c. Hidraulic Valve
untuk jenis ini, penggerak utama valve adalah fluida cairan (hidro), bisa berupa oli
ataupun yang lainnya.
a) Pneumatic Valve
pada Pneumatic valve, sumber penggerak utama adalah fluida udara/gas, yang umumnya
berupa udara bertekanan (compressed air).Manual valve paling sederhana
* Motorized valve paling mudah digunakan, tinggal dihubungkan dengan sumber power,
langsung Jreeeenng
* Solenoid valve lebih murah dibandingkan dengan Motorized valve, karena tidak
menggunakan motor, hanya kumparan saja
* Hidraulic valve tentunya memberikan kekuatan yang paling besar, dan sebaliknya, juga
membutuhkan biaya yang besar dari instalasi dan pemeliharaan
* Pnuematic valve, biaya relatif lebih murah bila dibandingkan Hidraulic, instalasi lebih
sederhana (fluida udara/gas), lebih cepat responnya, tetapi kekuatannya lebih lemah jika
dibandingkan dengan Hidraulic valve

Valve (Part 2)

Hari Ke-2

Berdasarkan standar pembuatannya, valve kita kategorikan ke dalam :

a. Standar ANSI (America National Standards Institute)

b. Standar DN (Deutsches Institut für Normung = Institut Standar Jerman)

c. JIS (Japanese Industrial Standards), dll

secara umum, pembuatan valve didasarkan pada standar-standar yang ada didunia. Untuk di
Indonesia, barang-barang yang beredar kebanyakan standar ANSI dan JIS, tetapi tidak menutup
kemungkinan untuk standar DIN juga masuk.

Yang perlu diingat, walaupun terdengar sangat sederhana, pemilihan valve berdasarkan standar ini
juga sangat penting, karena akan menyangkut ke material bantunya, yaitu Flange/Thread dan juga
jenis dan banyaknya Mur-Baut.

Belajar dari pengalaman, pemilihan suatu standar produksi sangat tergantung dari
Client/User/Owner yang bersangkutan. Misal, untuk User dengan kebangsaan Jepang, tentunya
jepang-minded, begitu juga untuk Client yang bersal dari eropa, standar eropa adalah harga mati.

Berdasarkan kelas kerjanya, valve dikelompokkan menjadi :

a. Kelas JIS 10 K / ANSI 150 PSI

b. Kelas JIS 16 K / ANSI 230 PSI

c. Kelas JIS 20 K / ANSI 300 PSI, dll sangat tergantung pada kelas pipa yang digunakan.
Berdasarkan material utamanya, valve-valve secara umum dapat kita kelompokkan menjadi :

a. Valve Brass (Kuningan) / Bronze (Perunggu)

b. Valve Cast Iron ( Besi tuang)

c. Ductile Iron (Besi yang dapat dibentuk)

d. Stainless Steel, dll

Seleksi valve berdasarkan materialnya ini sangat penting mengingat perbedaan kondisi kerja,
semisal valve yang akan digunakan untuk air limbah sebisa mungkin berbahan dasar Stanless Steel
ketimbang Cast Iron, dll

Anda mungkin juga menyukai