DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
NAMA : JULIANI
SRI SURYA NINGSIH
SEMESTER / UNIT : V / 3 ( TIGA )
PRODI : PBS
DOSEN PEMBIMBING : Dr. EARLY RIDHO KISMAWADI,
S. E. I, M.A
A. Latar Belakang
Keberadaan bank dalam perekonomian modern merupakan suatu
kebutuhan yang tak terpisahkan dengan kehidupan masyarakat. Perkembangan
pesat yang terjadi pada lembaga keuangan perbankan membawa perubahan
terhadap beberapa aspek yang berhubungan dengan lembaga keuangan tersebut.
Salah satu aspek yang mengalami perubahan yaitu undang-undang tentang
perbankan.
Sejak diberlakukannya Undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang
perubahan atas Undangundang No. 7 Tahun 1992, industri perbankan di Indonesia
mulai menerapkan dua sistem perbankan yaitu sistem perbankan konvensional
berdasarkan bunga (Bank Konvensional) dan sistem perbankan berdasarkan bagi
hasil (profit and loss sharing) atau peranti akad-akad yang sesuai dengan prinsip
syariah Islam.
Bank Syariah sebagaimana bank konvensional memiliki fungsi sebagai
perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu
menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat.
Praktek Perbankan Syariah pada dasarnya harus mengandung prinsip syariah,
sebagaimana dalam Peraturan Bank Indonesia No. 10/16/PBI/2008 pada pasal 2
ayat 3 dijelaskan bahwa pemenuhan prinsip syariah harus dilaksanakan dengan
memenuhi ketentuan pokok hukum islam antara lain prinsip keadilan dan
keseimbangan, 2 kemaslahatan dan universalisme (alamiyah) serta tidak
mengandung gharar, maysir, ribā, zalim dan objek haram.
Economic Value of Time adalah sebuah konsep dimana waktulah yang
memiliki nilai ekonomi, bukanlah uang memiliki nilai waktu. Economic Value of
Time memiliki arti memaksimumkan nilai ekonomis suatu dana pada periodik
waktu. Jadi faktor yang menentukan nilai waktu adalah bagaimana seseorang
memanfaatkan waktu itu. Semakin efektif (tepat guna) dan efisien (tepat cara),
maka akan semakin tinggi nilai waktunya. Hal ini jika ditarik dalam konteks
1
ekonomi, maka bentuknya adalah diperoleh setelah menjalankan aktivitas bisnis.
Jadi barang siapa yang melaksanakan aktivitas bisnis secara efektif dan efisien, ia
akan mendapatkan keuntungan.
B. Rumusan Masalah
Disini penulis akan memaparkan permasalahan – permasalahan yang
berikutnya tentang Economic Value Of Time, berikut sub – sub yang akan di
bahas :
1. Apa yang dimaksud dengan economic value of time?
2. Jelaskan perubahan pada endowment point dan dampaknya terhadap
permintaan?
3. Jelaskan Present Value versus profitability ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Fetria Eka Yudiana, Dimensi Waktu Dalam Analisis Time Value Of Money Dan Economic Value
Of Time. Jurnal Muqtasid Volume 4 Nomor 1, Juni 2013, hal. 139.
3
melaksanakan kewajibannya kepada pihak lainnya. Demikian juga
dengan penggunaan discount rate dalam menentukan nisbah bagi hasil.
2
Ibid., hal. 140.
4
B. Perubahan Pada Endowment Point dan Dampaknya pada
Permintaan
Endowment Point di tentukan oleh berapa besar current income dan berapa
besar future income. Oleh karena itu, setiap perubahan pada current dan futurei
income akan mengubah endowment point.3
1. Perubahan Dalam Current Income
a. Peningkatan Current Income
Bayangkanlah Endowment Point Hafizh sebesar 1000 kg beras saat
ini dan 1000 kg beras tahun depan. Secara grafis, ini digarfikan
oleh titik Y (1000, 1000). Satu-satunya pedagang beras di daerah
itu adalah Barri. Berdasarkan pengalamanya berdagang beras, Barri
menawarkan beras kepada Hafizh dengan rasio Pt/Po= 1,25.
Dengan rasio ini, kita dapat menggabar budget line Hafizh.
Pada budget line ini titik optimal bagi Hafizh terjadi pada titik
optimal bagi Hafizh terjadi pada titik O (800, 1250) yaitu pola
konsumsi optimal baginyaadalah mengkonsumsi 800 kg beras
tahun ini, dan mengkonsumsi 1250 kg beras tahun depan.
Sekarang katakanlah Hafizh mendapat warisan pada tahun ini
sebesar 500 kg beras, artinya current income nya menjadi 1500 kg.
Secara grafis, kenaikan current income akibat warisan telah
mengubah endwowment point Hafizh dari titik Y (1000, 1000)
menjadi Y’ (1500, 1000). Dengan rasio Pt/Po 1,25, maka kita dapat
menggmbarkan budget line baru dengan menggeser budget
line lama ke kanan sampai melalui titik endwowment point baru.
Pertanyaanya adalah dimana titik optimal baru? Jawabanya,
wallahu a’lam. Karena titik optimal terjadi ketika budget line
bersinggungan dengan utillity function, padahal kita belum pernah
menggambarkan utillity functionnya.
Jika bagi Hafizh Future goods adalah giffen goods maka titik
optimal dapat terjadi pada titik U’. Jika bagi Hafizh current
3
Nopirin. Ekonomi Moneter. Buku II. (Yogyakarta : BPFE.UGM., 1996) hal. 189.
5
goods adalah giffen goods, maka titik optimal dapat terjadi pada
titik bottom B’. Jika bagi Hafizh current dan future
goods adalah nominal goods, maka titik optimal terjadi saat
mengkonsumsi lebih banyak current goods dan lebih banyak future
goods, misalnya pada titik O’.
Sekarang anggaplah titik optimal baru terjadi pada titik O’ (1100,
1500). Dengan demikian, kita dapat menggambar kurva permintaan
yang baru. Karena rasio Pt/Po tetap 1,25, maka yang terjadi adalah
pergeseran kurva permintaan ke kanan sampai melalui titik optimal
baru. Berikut ini tabel untuk menggambarkan kurva permintaan
beras saat ini(current goods).
penjual Pt/Po Quantitiy Demand (current goods, kg
beras
Barri 1,25 800
Barri 1,25 1100
6
Sekarang, katakanlah Mutia dijanjikan oleh ayahnya mendapat hadiah
ulang tahun pada tahun depan sebesar 500 kg jagung, artinya future
income-nya menjadi 1500 kg. Secara grafis, kenaikan future
income akibat hadiah ulang tahun ini adalah mengubah endowment
point Mutia dari titik Y (1000, 1000) menjadi titik Y’ (1000, 1500).
Dengan rasio Pt/po 1,25, maka kita dapat menggambarkan budget
line baru dengan menggeser budget line lama ke kanan samapai
melalui endwoment point baru. Pertanyaanya adalah dimana titik optimal
baru? Jawabanya, wallahu a’lam. Karena titik optimal terjadi
ketika budget line bersinggungan dengan utillity fungction, padahal kita
belum pernah menggambarkan grafik utility function-nya.5
Sekarang anggaplah titik optimal baru terjadi pada titik O’ (1300, 1125).
Dengan demikian, kita dapat menggambarkan kurva permintaan yang
baru. Karena rasio Pt/po tetap 1,25, maka yang terjadi adalah pergeseran
kurva permintaan ke kanan sampai melalui titik optimal baru. Berikut
tabel untuk menggambarkan bagian nama pembentukan kurva permintaan
beras saat ini (current goods).
Penjual Pt/Po Quantity Demanded (Current Goods, kg
beras)
Barri 1,25 1100
Barri 1,25 1300
5
Ibid., hal. 191.
7
C. Present Value Versus Prifitability
Metode Net Present Value adalah menghitung selisih antara nilai
sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan kas bersih
(operasional maupun terminal cash flow) di masa yang akan datang.6
Keuntungan dari metode Net Present Value ini :
- Memperhatikan nilai waktu dari pada uang (time value of money)
- Mengutamakan aliran kas yang lebih awal
- Tidak mengabaikan aliran kas selama periode proyek atau investasi
6
Badan Pusat Statistik. Produk Domestik Regional Bruto dalam angka. ( Jawa Tengah: BPS,
2012) hal. 26.
8
Indeks profitabilitas menyajikan paralel antara biaya dan keuntungan
proyek tertentu. Dengan membagi nilai sekarang dari arus kas masa depan
properti dengan investasi awal, kita mendapatkan indeks profitabilitas. Jika
indeks profitabilitas di atas 1,0, maka profitabilitasnya positif , tetapi jika di
bawah 1,0 maka investasi mungkin akan gagal. Dengan kata lain, indeks
profitabilitas terdiri dari rasio antara nilai sekarang dari arus kas masa depan
dan investasi awal.
Ukuran indeks profitabilitas 1,0 kemungkinan merupakan angka terendah
yang diinginkan, dan jika lebih rendah dari itu, itu menandakan bahwa nilai
sekarang dari proyek lebih rendah dari investasi awal. Karena itu, proyek mungkin
akan dibuang.7
Sebenarnya, kedua langkah tersebut mempertimbangkan ARUS
KAS masa depan properti investasi. Namun, nilai sekarang bersih memberi
Anda selisih dolar , sementara indeks profitabilitas memberikan rasio .
Misalnya, katakanlah properti investasi real estat komersial memerlukan
investasi 1 juta dolar. Nilai sekarang dengan aliran pendapatan adalah $
1.100.000. Net present value ( NPV ) akan menjadi $ 100,000, sementara rasionya
adalah 1,10. Ini menunjukkan bahwa proyek tersebut kemungkinan besar akan
berhasil.
Meskipun ini tampak sama, memahami perbedaan antara keduanya dapat
membantu Anda membandingkan properti pendapatan komersial dengan cepat
dan mudah. Karena indeks profitabilitas adalah rasio, itu mutlak : ini memberi
tahu Anda proporsi dolar yang dikembalikan ke dolar yang diinvestasikan (bukan
jumlah tertentu). Indeks profitabilitas memungkinkan Anda untuk
membandingkan profitabilitas dua properti tanpa memperhatikan jumlah uang
yang diinvestasikan di masing-masing properti.
Indeks profitabilitas menunjukkan berapa banyak nilai yang akan kita
peroleh dengan berinvestasi. Di sini, setiap dolar memberi $ 1,10. Indeks
profitabilitas adalah alternatif dari nilai sekarang bersih. Indeks Profitabilitas akan
7
Ibid., hal. 27-28.
9
lebih besar dari 1,0 jika nilai sekarang bersih tampak positif. Kalau tidak, itu akan
menjadi negatif.
Kedua perhitungan ini sangat penting untuk menentukan apakah proyek
akan berhasil atau gagal. Mereka sering disebut sama karena hubungan dekat
mereka . Namun, ada sedikit perbedaan antara kedua istilah ini: yaitu, indeks
profitabilitas tidak menunjukkan jumlah arus kas aktual.
Anda harus berhati-hati ketika menggunakan kedua metode bersama-sama,
karena telah terdeteksi bahwa mereka dapat menilai proyek secara berbeda. Suatu
proyek tertentu dapat diklasifikasikan pertama dengan satu metode sedangkan
terakhir dengan metode lainnya. Untuk investor yang melakukan satu atau
beberapa investasi properti, NPV dapat memberikan wawasan yang lebih baik
dengan memberikan total pengembalian yang diharapkan. Untuk seorang investor
yang melakukan banyak investasi di banyak properti, indeks profitabilitas dapat
memberikan pengambilan keputusan yang lebih baik karena memberikan, pada
dasarnya, persentase pengembalian investasi per properti. Dua ukuran ini, ketika
digunakan secara harmonis, dapat membantu dengan keputusan diversifikasi juga.
Perhitungan
Nilai Sekarang dari Arus Kas Masa Depan / Investasi Awal Diperlukan
Ini sama dengan 1 + nilai sekarang bersih / investasi awal yang diperlukan.
Indeks profitabilitas 1,0 berarti bahwa nilai sekarang bersih properti lebih
besar dari investasi awalnya; 1.0 adalah, oleh karena itu rasio minimum dapat
diterima untuk PI. Indeks profitabilitas lebih besar dari 1,0 berarti bahwa tujuan
investasi awal telah terlampaui, dan dengan demikian properti mungkin
merupakan investasi yang baik.8
Perlu diingat bahwa walaupun menggunakan PI adalah cara yang efisien
untuk menentukan peringkat proyek investasi dalam hal keinginan, itu tidak
memperhitungkan tingkat bunga , dan mungkin tidak memberikan angka yang
akurat untuk proyek yang saling eksklusif.
8
Cahyanugraha, Benny. Menganalisis pengaruh Investasi, Inflasi, Jumlah Penduduk dan Jumlah
Pasar Terhadap PDRB sektor Perdagangan, 2008, hal 231.
10
Metode Indeks Profitabilitas
Metode NPV
NPV atau Net Present Value adalah salah satu metode atau teknik utama
untuk mengevaluasi investasi.
Formula
CF (Arus kas) / (1 + r) t
9
Iskandar, Putong. Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro. (Indonesia: Ghalia
,2003) hal. 59.
11
Di sini, r menunjukkan tingkat diskonto, sementara t adalah waktu arus kas.
Kelemahan dari metode ini adalah relativitasnya. Proyek dapat memiliki indeks
profitabilitas yang sesuai dengan investasi terpisah dan pengembalian dolar yang
berbeda, yang berkontribusi terhadap NPV dominan.
Net Present Value dianggap sebagai salah satu jenis evaluasi, analisis, dan
pemilihan investasi besar yang paling diinginkan . Namun, harus sangat berhati-
hati ketika memperkirakan arus kas, karena perkiraan arus kas yang salah dapat
menyebabkan NPV yang menipu.10
Hal lain yang harus Anda perhitungkan adalah bahwa tingkat diskonto
sama untuk arus kas masuk dan keluar, dan masalahnya di sini adalah bahwa
tarifnya berbeda ketika meminjamkan atau meminjam.
Namun, NPV adalah ukuran pertama dan terpenting dari evaluasi
investasi, dibandingkan dengan metode lain seperti menentukan tingkat
pengembalian, periode pengembalian, tingkat pengembalian internal (dan Indeks
Profitabilitas). Bahkan, indeks profitabilitas terkait dengan Net Present Value, di
mana nilai menyajikan ukuran absolut, dan indeks menyajikan ukuran relative.
Pemilik meningkatkan kekayaan investor dengan menyambut proyek-
proyek yang memiliki nilai lebih tinggi daripada biaya sebenarnya, yang
memiliki Net Present Value yang diharapkan positif. Terkadang investasi dapat
ditunda dan memilih waktu yang paling cocok untuk investasi, dan dengan
demikian meningkatkan arus kas.
10
Sukirno, Sadono. Pengantar Ekonomi Makro. (Jakarta : PT. Raja Grasindo Perseda, 1994) hal.
37.
12
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Islam adalah ekonomi yang berbasis bagi hasil. Dalam ekonomi bagi hasil, maka
dan return usaha yang terjadi secara riil. Inilah, maknanya ajaran islam yang
memanfaatkan waktu itu. Semakin efektif (tepat guna) dan efisien (tepat cara),
maka akan semakin tinggi nilai waktunnya. Metode Net Present Value adalah
penerimaan kas bersih (operasional maupun terminal cash flow) di masa yang
akan datang.
Metode Profitability Index adalah menghitung melalui perbandingan
antara lain nilai sekarang (present value) dari rencana penerimaan–penerimaan
kas bersih di masa yang akan datang dengan nilai sekarang (present value)
dari investasi yang telah dilaksanakan, jadi perhitungan profitability Index dapat
dihitung dengan membandingkan antara Present Value kas masuk dengan Present
Value kas keluar
13
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2012. Produk Domestik Regional Bruto dalam angka. Jawa
Tengah: BPS
Cahyanugraha, Benny. 2008. Menganalisis pengaruh Investasi, Inflasi, Jumlah
Penduduk dan Jumlah Pasar Terhadap PDRB sektor Perdagangan
Surakarta
Fetria Eka Yudiana, Dimensi Waktu Dalam Analisis Time Value Of Money Dan
Economic Value Of Time. Jurnal Muqtasid Volume 4 Nomor 1, Juni 2013
Nopirin. 1996. Ekonomi Moneter. Buku II. Yogyakarta: BPFE.UGM.
Putong, Iskandar. 2003. Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro. Indonesia : Ghalia
Sadono, Sukirno. 1994. Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta: PT. Raja Grasindo
Perseda.