u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
PUTUSAN
Nomor 49 P/HUM/2016
si
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
MAHKAMAH AGUNG
ne
ng
Memeriksa dan mengadili perkara permohonan keberatan hak uji materiil
terhadap Surat Keputusan Kepala Dinas Tata Ruang Kota Bitung Nomor
do
gu 06/TR.D.SKPB/I/2016 tanggal 5 Januari 2016, tentang Pembongkaran pada
Tanah Negara yang diperuntukkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus di
In
Kelurahan Tanjung Merah Kecamatan Matuari Kota Bitung, pada tingkat
A
pertama dan terakhir telah memutuskan sebagai berikut, dalam perkara:
JOHN PETRUS WANTAH, kewarganegaraan Indonesia,
ah
lik
tempat tinggal Lingkungan V, RT 003, RW 003, Kelurahan
Manembo-nembo Tengah, Kecamatan Matuari, Kota Bitung-
am
ub
Sulawesi Utara, pekerjaan Wiraswasta.
Berdasarkan Surat Kuasa tanggal 6 November 2016 mewakili
dan bertindak atas nama Masyarakat yang menempati kawasan
ep
k
si
Selanjutnya disebut sebagai Pemohon;
melawan:
ne
ng
do
Bitung, Sulawesi Utara:
gu
lik
Matuari Kota Bitung, dengan dalil-dalil yang pada pokoknya sebagai berikut:
es
ng
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
1. Bahwa Pemohon dengan ini bermohon kepada Mahkamah Agung agar
si
sudilah kiranya melakukan pengujian formil terhadap Surat Keputusan
Kepala Dinas Tata Ruang Kota Bitung Nomor 06/TR.D.SKPB/I/2016
ne
ng
tanggal 5 Januari 2016, tentang Pembongkaran pada Tanah Negara
yang di peruntukkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus di Kelurahan
Tanjung Merah Kecamatan Matuari Kota Bitung,yang pembentukannya
do
gu tidak memenuhi ketentuan yang berlaku, yaitu Asas Kelembagaan atau
pejabat pembentuk yang tepat dan Asas Kesesuaian Antara Jenis,
In
A
hierarki dan materi muatan sebagaimana tertuang dalam ketentuan Pasal
5 huruf (b) dan (c) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
ah
lik
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan;
2. Bahwa Pasal 24A Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 (selanjutnya mohon disebut “UUD 1945”) menyatakan:
am
ub
“Mahkamah Agung berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji
peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap
ep
undang-undang, dan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh
k
undang-undang”;
ah
si
Mahkamah Agung sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor
ne
ng
do
gu
lik
4. Bahwa hal serupa terdapat dalam Pasal 20 ayat (2) huruf b Undang-
Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman yang
m
ub
undang”;
ep
5. Bahwa penegasan yang sama juga tercantum dalam Pasal 9 ayat (2)
ah
ng
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
dengan Undang-Undang, pengujiannya dilakukan oleh Mahkamah
R
Agung”;
si
6. Bahwa Pedoman atau Tata Cara hanya bersifat teknis administrative dan
ne
ng
tidak boleh membuat atau menciptakan norma hukum baru yang sama
sekali tidak diatur dalam undang-undang. Jika materi pedoman atau tata
cara berisi norma hukum baru, maka norma hukum yang demikian dapat
do
gu diabaikan daya ikatnya, Norma hukum yang demikian tidak dapat
dipaksakan berlakunya dalam lalulintas hukum;
In
A
7. Bahwa kewenangan regulasi atau membuat peraturan perundang-
undangan, pada pokoknya, lahir dari adanya prinsip kedaulatan rakyat,
ah
lik
oleh karena itu setiap peraturan yang akan ditetapkan oleh pemerintah
mengikat untuk umum, haruslah atas persetujuan wakil-wakil yang duduk
di Dewan Perwakilan Rakyat;
am
ub
8. Bahwa berdasarkan uraian-uraian yang Pemohon kemukakan dalam
angka 1 s/d 7 di atas, maka tidak ada keraguan sedikit pun untuk
ep
menyatakan bahwa Mahkamah Agung berwenang untuk memeriksa,
k
si
Maka Surat Keputusan Kepala Dinas Tata Ruang Kota Bitung Nomor
06/TR.D.SKPB/I/2016 tanggal 5 Januari 2016, tentang Pembongkaran pada
ne
ng
do
gu
lik
ub
c) Bahwa Sesuai Risalah Rapat DPRD Kota Bitung pada tanggal 22 Maret
R
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Resimen Koordinator Sulawesi Utara Nomor Btg 7/2/5/59 tanggal 13-1-
si
1960, yang telah memenuhi sifat-sifat pada UUPA Nomor 5/1960
tertanggal 24 September 1960.(lampiran P-10);
ne
ng
d) Bahwa pengertian Tanah bekas Hak Erfpacht (hak usaha) adalah berasal
dari secara umum Tanah Tanah Hak Milik adat (bukan berasal dari tanah
negara )dalam hal ini Masyarakat Kelurahan tanjung Merah secara Turun
do
gu temurundengan usaha Perkebunan kelapa sawit dalam Penanaman
Modal (Bagi hasil) Pola kemitraan Perusahaan Asing pada zaman sejak
In
A
Kolonial Belanda selama/setiap 75 Tahun yaitu : meliputi hak kebendaan
untuk menarik penghasilan seluas-luasnya untuk waktu yang lama dari
ah
lik
sebidang tanah milik orang lain dengan kewajiban membayar sejumlah
uang atau penghasilan tiap-tiap Tahun yang dinamakan “pacht”
sebagaimana di maksud Pasal 720 KUHPerdata,yang di artikan tanah
am
ub
hak Erphact Masyarakat Kawasan Erphact Tanjung Merah secara Hukum
berasal dari Tanah Hak Milik Adat/Pasini;
ep
e) Bahwa Pemohon adalah beberapa kelompok masyarakat yang secara
k
atas tanah seluas sekitar 92,6 ha (sembilan puluh dua koma enam
R
si
hektar) yang terletak di Kelurahan Tanjung Merah (dahulu bernama
Negeri Tanjung Merah), Kecamatan Matuari, Kota Bitung, Sulawesi
ne
ng
Utara;
f) Bahwa sejak di tetapkannya dengan surat Resimen Koordinator
do
gu
lik
ub
g) Bahwa Hak Guna Usaha (HGU ) dalam pengertian Hukum Barat sebelum
dikonversi berasal dari hak erfacht, yang pengaturannya terdapat dalam
ka
kenikmatan yang penuh (polle geenot) atas suatu benda yang tidak
ah
ng
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
h) Bahwa Sertipikat Hak Guna Usaha Nomor 2 an PT Ranomut kemudian
si
beralih kepada PT Asa, namun kedudukan kepemilikan masyarakat
Kawasan Erphact-Tanjung Merah Kota Bitung tidak berubah,mengingat
ne
ng
kerjasama perkebunan kelapa sawit (kelapa dalam) dengan PT
Asa,sama hal nya yang di lakukan Hak Guna Usaha PT Ranomut,atau
sejak awalnya dengan Pola kemitraan Perusahaan Asing pada zaman
do
gu sejak Kolonial Belanda selama/setiap 75 Tahun, dengan hak Erpchact;
i) Bahwa karena mempunyai ikatan asal usul leluhur yang secara turun
In
A
temurun bermukim di wilayah geografis tertentu (in casu Kelurahan
Tanjung Merah, Kecamatan Matuari, Kota Bitung, Sulawesi Utara), dan
ah
lik
sampai saat ini keberadaan Pemohon masih eksis, dimana eksistensi
tersebut selaras dengan ketentuan Pasal 24 ayat 2 Peraturan Pemerintah
Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, yang berbunyi :
am
ub
Dalam hal tidak atau tidak lagi tersedia secara lengkap alat-alat
pembuktian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pembukuan hak dapat
ep
dilakukan berdasarkan kenyataan penguasaan fisik bidang tanah yang
k
si
dengan syarat:
a. penguasaan tersebut dilakukan dengan itikad baik dan secara
ne
ng
do
gu
ataupun pihaklainnya.
Penjelasan Pasal 24 ayat 2 Peraturan Pemerintah. Nomor 24 Tahun
ah
lik
ub
ng
kepemilikan tanah yang sah menurut hukum, yaitu surat Termohon kepada
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Komnas HAM RI tanggal 17 Maret 2015 Nomor 91/TR.b/III/2015 yaitu
si
dengan menyatakan tanah hak milik masyarakat Kawasan Erphact-Tanjung
Merah Kota seluas 92,6 Ha (sembilan puluh dua koma enam hektar)
ne
ng
statusnya adalah tanah exs Hak Guna Usaha Nomor 2 an PT Ranomut
yangtelah berakhir haknya pada tanggal 31 Desember 2001,dan tidak
diperpanjang lagi sehingga tanahnya menjadi tanah negara, hal ini sesuai
do
gu dengan ketentuan Pasal 17 ayat (1) huruf a Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna
In
A
Bangunan dan Hak Pakai Atas tanah yang menyatakan bahwa HGU hapus
karena berakhirnya jangka waktu sebagaimana di tetapkan dalam keputusan
ah
lik
pemberian atau perpanjangannya .kemudian ayat (2) menyatakan Hapusnya
Hak Guna Usaha sebagaimana di maksud dalam ayat (1) mengakibatkan
menjadi tanah negara” (Lampiran P-12);
am
ub
k) Bahwa Termohon mengimplementasikan/menyatakan kepemilikannya yang
dimaksud pada Petitum dengan melakukan rencana upaya
ep
pengosongan/penggusuran terhadap pemukiman Kawasan Erphact Tanjung
k
si
b. Surat Nomor 82/TR.d/111/2015 tanggal 3 Maret 2015;
c. Surat Nomor 88/TR.d/111/2015 tanggal 10 Maret 2015;
ne
ng
do
gu
lik
Pemerintah Kota;
m) Dan pada tanggal 5 Februari 2016 Termohon melakukan pembongkaran
m
ub
bangunan tanpa ganti rugi di atas tanah milik Pemohon seluas 92,6 Ha
(sembilan puluh dua koma enam hektar), sesuai data kerugian Pemohon
ka
belas juta seratus Sembilan belas ribu delapan ratus lima puluh rupiah ).
ah
(Lampiran P-17);
R
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Maret 2015 Nomor 91/TR.b/III/2015 pada halaman 2 (dua) petitum 4
R
(empat), Termohon menyampaikan, yang berbunyi:” Pada dasarnya
si
Pemerintah Kota Bitung tidak melakukan tindakan intimidasi Penggusuran
ne
ng
baik berupa pernyataan maupun provokasi terhadap masyarakat yang
menamakan Masyarakat Adat Kawasan Erphact kelurahan Tanjung Merah
“.(Lampiran P-18);
do
gu o) Bahwa bukti lain Termohon Inkonsistensi, yaitu pada tanggal 3 Februari
2016 Komnas Ham RI melalui surat nya Nomor 0.177/K/PMT/II/2016,tentang
In
A
permintaan klarifikasi terkait rencana pembongkaran/penggusuran di
kawasan ekonomi khusus, yang pada intinya mengingatkan termohon
ah
lik
tentang kesepakatan pada tanggal 9 November 2015, diantaranya :
1. Pemkot Bitung akan memberikan penjelasan tertulis terkait rencana
penanganan warga di lokasi sengketa.misalnya ganti rugi,rusunawa dan
am
ub
sebagainya;
2. Perkembangan pendataan yang di laksanakan oleh Pemda Bitung
ep
khususnya terhadap 15 KK yang menjadi prioritas;
k
si
Februari 2016 Komnas Ham RI melalui suratnya Nomor
0.177/K/PMT/II/2016, tentang permintaan klarifikasi terkait rencana
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
c. Bahwa sesuai yang di maksud dalam petitum a dan petitum b, Termohon
si
menyatakan secara tegas secara hukum tanah pemukiman masyarakat
kawasan Erphact-kelurahan Tanjung Merah-Kota Bitung,adalah tanah
ne
ng
Negara atau seolah aset Negara yang di peruntukkan sebagai
pembangunan kawasan ekonomi khusus;
d. Bahwa Termohon dalam melakukan rencana upaya Penggusuran dan
do
gu Pengosongan terhadap pemukiman kawasan Erphact Tanjung Merah tidak
mempunyai legal stunding/kedudukan Hukum sebagai berikut :
In
A
i. Tidak pernah melakukan penguasaan Fisik Tanah secara langsung
maupun tidak langsung dengan penguasaan beritikad baik;
ah
lik
ii. Tidak mempunyai bukti kepemilikan tanah yang di maksud
sebagaimana Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara dan/atau;
am
ub
iii. Tidak mempunyai bukti kepemilikan tanah yang di maksud
sebagaimana Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27
ep
Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah.
k
si
sebagai Kawasan Ekonomi Khusus di Kelurahan Tanjung Merah
Kecamatan Matuari Kota Bitung;
ne
ng
do
gu
lik
dibeli atau diperoleh atas beban APBD atau berasal dari perolehan
lainnya yang sah;
m
ub
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
sebagai Kawasan Ekonomi Khusus di Kelurahan Tanjung Merah
si
Kecamatan Matuari Kota Bitung;
bertentangan terhadap: Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
ne
ng
27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah;
Pasal 1 Ayat 1) yang berbunyi: “Barang Milik Negara adalah semua
barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan
do
gu Belanja Negara atau berasal dari perolehan lainnya yang sah“;
dan ayat 2 yang berbunyi :“Barang Milik Negara adalah semua barang
In
A
yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah atau berasal dari perolehan lainnya yang sah;
ah
lik
g. Bahwa Surat Termohon Nomor 06/TR.D.SKPB/I/2016 tanggal 5 Januari
2016,tentang Pembongkaran pada Tanah Negara yang di peruntukkan
sebagai Kawasan Ekonomi Khusus di Kelurahan Tanjung Merah
am
ub
Kecamatan Matuari Kota Bitung bertentangan terhadap:
Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor
ep
3 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Pengkajian Dan Penanganan Kasus
k
Tanah Aset adalah tanah barang milik negara atau barang milik daerah
R
si
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004
tentang Perbendaharaan Negara;
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
1) Biaya Pra Investasi;
si
2) Biaya Pembebasan tanah;(Lampiran P-20);
i. Bahwa Termohon meng Implementasikandengan ketentuan Pasal 17
ne
ng
ayat (1) huruf a Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 40
Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak
Pakai Atas tanah sebagai Pemilik Tanahadalah bertentangan dengan
do
gu UUPA yang menganut didalam Pasal 33 UUD 1945, tidak ada tempatnya
Negara bertindak sebagai pemilik tanah dan adalah lebih tepat jika
In
A
negara bertindak sebagai badan penguasa sesuai di maksud dalam
larangan pengasingan hak atas tanahdi dalam Stb. 1875 Juncto Nomor
ah
lik
179;
j. Bahwa cukup jelas dan tegas pengertian tanah Negara (bukan aset
Negara) ditemukan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1953
am
ub
(L.N. 1953, Nomor 14, T.L.N. Nomor 362),Dalam Peraturan Permerintah
tersebut tanah negara dimaknai sebagai tanah yang dikuasai penuh oleh
ep
negara. Substansi dari pengertian tanah negara ini adalah tanah-tanah
k
memang bebas dari hak-hak yang melekat diatas tanah tersebut, apakah
ah
hak barat maupun hak adat (vrij landsdomein). Dengan terbitnya Undang
R
si
Undang Pokok Agraria Tahun 1960, pengertian tanah Negara ditegaskan
bukan dikuasai penuh akan tetapi merupakan tanah yang dikuasai
ne
ng
do
gu
lik
ub
orang dan perbuatan hukum yang mengenai bumi, air dan ruang
angkasa.”
ka
Bahwa tidak semuanya tanah Ex HGU (Hak Guna Usaha) berasal dari tanah
ep
hak milik adat, tidak secara otomatis menjadi Milik/aset Negara, hal tersebut
R
ng
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Menurut Mahkamah Konstitusi Tindakan Okupansi merupakan kasus yang ada
si
sejak masa Hindia Belanda, yaitu ketika itu memberikan banyak hak Erfpacht
tanpa batas yang jelas, sehingga melanggar hak ulayat (tanah adat) sesuai
ne
ng
hukum adat (erfelijk individueel bezitrecht). Kondisi ini mengakibatkan konflik
kepemilikan tanah termasuk tanah yang menjadi aset perkebunan antara
pemilik hak Erfpacht dengan masyarakat adat yang menguasai hak
do
gu ulayat.Masalah muncul lagi setelah Pemerintah Pendudukan Jepang
mengizinkan rakyat menduduki tanah perkebunan milik pemegang Erfpacht
In
A
untuk digarap dengan sistem bagi hasil dengan Pemerintah Pendudukan
Jepang, kemudian pasca kemerdekaan Indonesia, pendudukan tanah itu masih
ah
lik
berlangsung sehingga menimbulkan sengketa antara rakyat dengan
Pemerintah, termasuk terhadap pengusaha perkebunan yang mendapat izin
pengusahaan perkebunan.Beragam peraturan perundang-undangan kemudian
am
ub
diterbitkan untuk menyelesaikan kasus-kasus tersebut;
Mahkamah Konstitusi menilai, masalah pendudukan tanah tanpa izin
ep
pemiliksangat beragam.sehingga penyelesaiannya harus mengacu pada
k
si
Mahkamah Konstitusi berkeyakinan kasus-kasus yang sekarang timbul di
daerah-daerah perkebunan, sangat mungkin disebabkan oleh tiadanya batas
ne
ng
yang jelas antara wilayah hak ulayat dan hak individual berdasarkan hukum
adat dengan hak-hak baru yang diberikan oleh negara berdasarkan ketentuan
do
gu
lik
ub
tanah semakin intensif. Sebaliknya, hubungan tanah dengan hak ulayat semakin
lemah.
ka
Adapun pemberian hak-hak baru dalam bentuk Hak Guna Usaha (selanjut
ep
disingkat HGU) atau Hak Pakai (maupun Hak Pengelolaan) berdasarkan ipso
ah
jure;
R
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Menurut Mahkamah Konstitusi, seharusnya negara konsisten dengan
si
Penjelasan Pasal 9 ayat (2) Undang-Undang Perkebunan tentang eksistensi
masyarakat hukum adat, kemudian Peraturan Menteri Agraria/Kepala Badan
ne
ng
Pertahanan Nasional (PMA/Ka.BPN) Nomor 5 Tahun 1999 tentang Pedoman
Penyelesaian Masalah Hak Ulayat Masyarakat Hukum Adat, dalam Pasal 5 ayat
(1) menyatakan: Penelitian dan penentuan masih adanya hak ulayat
do
gu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dilakukan oleh Pemerintah Daerah
dengan mengikutsertakan para pakar hukum adat, masyarakat hukum adat
In
A
yang ada di daerah yang bersangkutan, LSM dan instansi-instansi yang
mengelola sumber daya alam;
ah
lik
Mahkamah Konstitusi berpendapat, sebelum dilakukan penelitian yang
komprehensif untuk memastikan keberadaan masyarakat hukum adat dengan
batas wilayahnya yang jelas dan pasti sebagaimana dimaksud oleh penjelasan
am
ub
Pasal 9 ayat (2) Undang-Undang Perkebunan, sulit menentukan siapakah yang
melanggar Pasal 21 dan dikenakan sanksi pidana sesuai Pasal 47 Undang-
ep
Undang Perkebunan. Ketidak jelasan rumusan Pasal 21 Undang-Undang
k
Perkebunan dan kemudian diikuti oleh ancaman pidananya dalam Pasal 47;
ah
si
dan berpotensi besar terhadap hak-hak konstitusional warga negara. Kedua
Pasal ini dinilai bertentangan dengan Pasal 28 D ayat (1) Undang-Undang
ne
ng
do
gu
lik
ub
Masyarakat Kelurahan tanjung Merah yang telah kami lampirkan Bukti dan
dalilnya;
ka
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
“Bahwa kejahatan-kejahatan tersebut di dalam Pasal ini biasa di sebut sebagai
R
kejahatan “stellionat” penggelapan hak atas tanah atas barang-barang yang
si
tidak bergerak (onroerende geoderen);
ne
ng
Bahwa berdasarkan alasan hukum yang telah dikemukakan, maka kiranya
cukup beralasan hukum untuk menyatakan bahwa Surat Termohon Nomor
06/TR.D.SKPB/I/2016 tanggal 5 Januari 2016,tentang Pembongkaran pada
do
gu Tanah Negara yang di peruntukkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus di
Kelurahan Tanjung Merah,Kecamatan Matuari, Kota Bitung, sepanjang
In
A
ditujukan terhadap/meliputi tanah Pemukiman Masyarakat Erphact di wilayah
Kelurahan Tanjung Merah,Kecamatan Matuari,Kota Bitung adalah bertentangan
ah
lik
dengan :
1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara1.
Bagian Pertama, Pengertian (Lampiran P-12), 2. Pasal 1 ayat (10), 3. Pasal
am
ub
1ayat (11), Lebih lanjut 4. Pasal 49 ayat (1), 5. Pasal 49 ayat (2);
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2014 tentang
ep
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah Pasal 1 Ayat (1) dan ayat (2);
k
si
Pengelolaan Pengkajian Dan Penanganan Kasus PertanahanBab I
Ketentuan Umum Pasal 1 Ayat (6).
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Ha (sembilan puluh dua koma enam hektar), di wilayah Kelurahan Tanjung
si
Merah, Kecamatan Matuari, Kota Bitung, dan memerintahkan
pengumumannya dimuat dalam Berita Negara Republik Indonesia;
ne
ng
4. Membebankan biaya perkara menurut hukum.
Atau: Putusan seadil-adilnya (ex aequo et bono).
Menimbang, bahwa untuk mendukung dalil-dalil permohonannya,
do
gu Pemohon telah mengajukan surat-surat bukti berupa:
1. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk atas nama John Petrus Wantah (Bukti P-1);
In
A
2. Fotokopi lembar data Tanda Penduduk masyarakat kawasan Erphact,
Kelurahan Tanjung Merah, Kecamatan Maturi, Kota Bitung, Sulawesi Utara
ah
lik
(Bukti P-2);
3. Satu bundel Surat Kuasa (Bukti P-3);
4. Fotokopi Surat Keputusan Kepala Dinas Tata Ruang Kota Bitung Nomor
am
ub
06/TR.D.SKPB/I/2016 tanggal 5 Januari 2016, tentang Pembongkaran pada
Tanah Negara yang diperuntukkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus di
ep
Kelurahan Tanjung Merah, Kecamatan Maturi, Kota Bitung (Bukti P-4);
k
si
6. Fotokopi Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2014
tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Bukti P-6);
ne
ng
do
gu
lik
10. Fotokopi Risalah Rapat DPRD Kota Bitung pada tanggal 22 Maret 2012
DPRD Kota Bitung (Bukti P-10);
m
ub
12. Fotokopi Surat Kepala Dinas Tata Ruang Kota Bitung kepada Komnas HAM
ep
13. Fotokopi Surat Kepala Dinas Tata Ruang Kota Bitung Nomor 71/TR.d/II/2015
M
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
14. Fotokopi Surat Kepala Dinas Tata Ruang Kota Bitung Nomor
si
82/TR.d/III/2015 tanggal 3 Maret 2015 (Bukti P-14);
15. Fotokopi Surat Kepala Dinas Tata Ruang Kota Bitung Nomor
ne
ng
88/TR.d/III/2015 tanggal 10 Maret 2015 (Bukti P-15);
16. Fotokopi Surat Kepala Dinas Tata Ruang Kota Bitung Nomor
249/TR.D.SKPL/IX/2015 tanggal 21 September 2015 (Bukti P-16);
do
gu 17. Fotokopi data kerugian masyarakat kawasan Erphact, Kelurahan Tanjung
Merah, Kecamatan Maturi, Kota Bitung, Sulawesi Utara (Bukti P-17);
In
A
18. Fotokopi Surat Komnas HAM RI kepada Termohon pada tanggal 3 Februari
2016 Komnas HAM RI melalui suratnya Nomor 0.177/K/PMT/II/2016 tentang
ah
lik
permintaan klarifikasi terkait rencana pembongkarang/penggusuran di
kawasan ekonomi khusus (Bukti P-18);
19. Fotokopi Peraturan Menteri Koordinator Perekonomian Nomor PER-
am
ub
07/M.EKON/10/2011 (Bukti P-19);
20. Fotokopi Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 55/PUU-VII/2010.
ep
Menimbang, bahwa permohonan keberatan hak uji materiil tersebut
k
si
Nomor 49/PER-PSG/XI/49 P/HUM/2016 tanggal 23 November 2016;
Menimbang, bahwa terhadap permohonan Pemohon tersebut,
ne
ng
do
gu
lik
undang;
2. Berdasarkan Pasal 9 ayat (2) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011
m
ub
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
- Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
si
- Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;
- Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;
ne
ng
- Peraturan Pemerintah;
- Peraturan Presiden;
- Peraturan Daerah Provinsi; dan
do
gu - Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
4. Selanjutnya Pasal 8 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
In
A
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan mengatur peraturan
perundang-undangan lain selain yang diatur dalam Pasal 7 yaitu :
ah
lik
- Peraturan Majelis Permusyawaratan Rakyat;
- Peraturan Dewan Perwakilan rakyat;
- Peraturan Dewan Perwakilan Daerah;
am
ub
- Peraturan Mahkamah Agung;
- Peraturan Mahkamah Konstitusi;
ep
- Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan;
k
si
- Peraturan Menteri;
- Peraturan Badan, Lembaga, atau Komisi yang setingkat yang dibentuk
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
“
Peraturan Perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang memuat
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
norma hukum yang mengikat secara umum dan dibentuk atau ditetapkan
si
oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang melalui prosedur
yang ditetapkan dalam Peraturan Perundang-undangan;
ne
ng
6. Terkait dengan Keputusan Kepala Dinas Tata Ruang Kota Bitung Nomor
06/TR.d.SKPB/l/2016 tanggal 5 Januari 2016 tentang Pembongkaran
Bangunan pada Tanah Negara yang diperuntukan sebagai Kawasan
do
gu Ekonomi Khusus di Kelurahan Tanjung Merah Kecamatan Matuari Kota
Bitung, apabila dikaitkan dengan bunyi Pasal 7 dan Pasal 8 serta Pasal 1
In
A
angka 2 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan tidak masuk ke dalam salah satu bentuk
ah
lik
peraturan perundang-undangan sehingga tidak memenuhi kualifikasi
sebagai objek uji materiil di Mahkamah Agung, sebab bukan merupakan
perbuatan atau tindakan hukum yang bersifat regeling (Peraturan yang
am
ub
bersifat umum dan berlaku terus menerus) akan tetapi keputusan yang
bersifat nyata, konkrit atau penetapan yang bersifat adminstratife hal ini
ep
termuat dalam Pasal 1 angka (3) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986
k
si
tentang Pengadilan Tata Usaha Negara menyebutkan bahwa Keputusan
Tata Usaha Negara adalah penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh
ne
ng
badan atau pejabat tata usaha negara yang berisikan tindakan hukum
tata usaha negara yang berdasarkan peraturan perundang-undangan
do
gu
lik
ub
ng
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
- Kesatuan masyarakat hukum adat sepanjang masih hidup dan
si
sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang diatur dalam Undang-Undang;
ne
ng
- Badan hukum publik atau privat;
- Lembaga Negara;
b. Bahwa Pemohon adalah warga negara Indonesia yang bagian dari
do
gu kelompok masyarakat serta mewakili dan bertindak atas nama
Masyarakat yang menempati kawasan eks Erphact, Kelurahan Tanjung
In
A
Merah Kecamatan Matuari Kota Bitung, karenanya adalah patut dan
layak secara hukum agar pemohon mengacu pada Undang-Undang
ah
lik
Nomor 41 Tahun 1999 Bab IX Pasal 67 ayat (1) untuk mengajukan
pengujian Keputusan Kepala Dinas Tata Ruang Nomor
06/TR.d.SKPB/l/2016 tanggal 5 Januari 2016 terhadap Undang-Undang
am
ub
Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara 1. Bagian
Pertama, Pengertian, 2. Pasal 1 ayat (10), 3. Pasal 1 ayat (11), lebih
ep
lanjut, 4. Pasal 49 ayat (1), 5. Pasal 49 ayat (2), Peraturan Pemerintah
k
si
Negara terdapat pada Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional RI
Nomor 3 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Pengkajian dan Penanganan
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung, karenanya permohonan Pemohon
si
harus dinyatakan tidak dapat diterima.
III. Pokok Materi Permohonan
ne
ng
1. Bahwa alasan hukum permohonan Hak Uji Materiil atas Keputusan
Kepala Dinas Tata Ruang Kota Bitung Nomor 06/TR.d-SKPB/l/2016
tanggal 5 Januari 2016 tentang Pembongkaran Bangunan pada Tanah
do
gu Negara yang diperuntukan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus di
Kelurahan Tanjung Merah Kecamatan Matuari Kota Bitung adalah karena
In
A
keputusan a quo menurut pemohon bertentangan dengan Peraturan
Perundang-undangan yaitu :
ah
lik
- Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara, 1. Bagian Pertama, Pengertian, 2. Pasal 1 ayat (10), 3. Pasal
1 ayat (11), lebih lanjut 4. Pasal 49 ayat (1), 5, Pasal 49 ayat (2).
am
ub
- Peraturan Pemerintah RI Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara/Daerah Pasal 1 ayat (1) dan ayat (2).
ep
- Pengertian Tanah Negara terdapat pada Peraturan Kepala Badan
k
si
Umum Pasal 1 ayat (6).
Berdasarkan pokok permohonan pemohon hak Uji Materiil yang terkait
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
Peraturan Perundang-Undangan berbunyi "Undang-Undang adalah
si
Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan
Rakyat dengan persetujuan bersama Presiden”;
ne
ng
2. Bahwa terkait dengan Tanah Negara yang dimaksud oleh pemohon dalam
materi muatan terhadap hak uji materiil Keputusan Kepala Dinas Tata
Ruang a quo adalah Tanah Negara Eks HGU Nomor 2 Tanjung Merah
do
gu seluas 92,96 ha yang diberikan berdasarkan Keputusan Menteri Dalam
Negeri Nomor SK.16/HGU/DA/77 tanggal 5 Mei 1977 dan didaftarkan hak
In
A
tersebut pada tanggal 21 Oktober 1980 dan diterbitkan sertipikat HGU
Nomor 2 Tanjung Merah diatas Tanah Negara dengan pemegang hak
ah
lik
adalalah PT Ranomut yang telah berakhir haknya pada tanggal 31
Desember Tahun 2001 dan berdasarkan ketentuan Pasal 34 UUPA Nomor
5 Tahun 1960 juncto Pasal 17 Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996
am
ub
status tanah HGU yang telah berakhir jangka waktunya menjadi Tanah
Negara serta Pasal 2 UUP Agraria 1960 peruntukan/pengaturan dan
ep
penggunaannya dilakukan oleh Negara, dan berdasarkan Peraturan Daerah
k
Kota Bitung Nomor 11 Tahun 2013 tentang RTRW Kota Bitung Tahun 2013
ah
si
ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2014 tentang
Kawasan Ekonomi Khusus Bitung seluas 534 ha termasuk didalamnya
ne
ng
tanah Negara Eks HGU Nomor 2 Tanjung Merah seluas 92,96 ha;
3. Bahwa terhadap status hukum tanah Negara Eks HGU Nomor 2 Tanjung
do
gu
Merah seluas 92,96 ha telah diuji baik lewat Pengadilan Negeri maupun
Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) di Manado yaitu :
- Perkara Perdata Nomor 38/Pdt.G/2012/PN.Btg tanggal 30 April 2012
In
A
lik
ub
tetap;
R
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
sebagai Tergugat 3, Pemerintah Kota Bitung sebagai Tergugat 4,
si
Kapolres Bitung sebagai Tergugat 5, Kapala Kantor Pertanahan Kota
Bitung sebagai Tergugat 6, serta Pemerintah Provinsi Sulut sebagai
ne
ng
Tergugat 7. gugatan tersebut oleh Majelis hakim dalam amar putusan
menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima, kemudian
Penggugat mengajukan upaya hukum banding ke Pengadilan Tinggi
do
gu Manado, namun dalam amar putusan Majelis Hakim Pengadilan Tinggi
Manado menguatkan putusan Pengadilan Negeri Bitung kemudian
In
A
Penggugat mengajukan upaya hukum Kasasi di mahkamah Agung RI
yang tercatat dengan nomor registrasi 132 K/PDT/2015, dimana Majelis
ah
lik
Hakim Kasasi yang memeriksa dan mengadili perkara tersebut dalam
amar putusan menolak permohonan Kasasi dari Ivone Martha Palilingan.
- Perkara Perdata Nomor 18/Pdt.G/2014/PN.Btg tanggal 18 Februari 2014
am
ub
antara Bernardino Moningka Vega ahli waris dari Ny. Cornelia Moningka
Vega selaku Direktur PT Asa Engineering Pertama yang sebelumnya
ep
menguasai tanah eks HGU Nomor 2 Tanjung Merah berdasarkan
k
si
sebagai Turut Tergugat 1 serta Walikota Bitung Turut Tergugat 2 dimana
Majelis hakim dalam amar putusannya menyatakan gugatan Penggugat
ne
ng
tidak dapat diterima dan putusan tersebut telah berkekuatan hukum tetap;
- Perkara Nomor 47.G.2015/PTUN.Mdo tanggal 23 September 2015 antara
do
gu
John Wantah dkk selaku Penggugat melawan Kepala Dinas Tata Ruang
Kota Bitung selaku Tergugat. Dengan objek sengketa Surat Keputusan
Kepala Dinas Tata Ruang Kota Bitung Nomor 249/TR.d-SKPL/IX/2015
In
A
lik
ub
dapat dimaknai bahwa terhadap Tanah Negara Eks HGU Nomor 2 Tanjung
R
mengklaim tanah dimaksud adalah tanah milik adat atau dari orang tua
M
ng
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
mereka sejak dahulu sehingga menempati dan menguasai tanah negara
si
yang telah berakhir haknya sejak tanggal 31 Desember 2001;
4. Bahwa terhadap Surat Keputusan a quo, dilaksanakan berdasarkan
ne
ng
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu :
- Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, dalam
Pasal 61 berbunyi "Dalam pemanfaatan ruang, setiap orang wajib
do
gu menaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan”;
Dalam Pasal 62 "setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana
In
A
dimaksud dalam Pasal 61, dikenai sanksi administrasi”;
Dalam Pasal 63 "Sanksi administrasi sebagaimana dimaksud dalam
ah
lik
Pasal 62 dapat berupa: Peringatan tertulis, penghentian sementara
kegiatan, penghentian sementara pelayanan umum, penutupan lokasi,
pencabutan izin, pembatalan izin, pembongkaran bangunan, pemulihan
am
ub
fungsi ruang dan atau/denda administrasi;
- Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
ep
Penataan Ruang, dalam Pasal 182 ayat (1) Setiap orang yang melakukan
k
si
pada ayat (1) huruf a meliputi: Pemanfaatan ruang yang tidak sesuai
dengan rencana tata ruang;
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
atau badan yang akan memanfaatkan ruang, wajib memiliki izin
si
Pemanfaatan Ruang dari Pemerintah Kota;
5. Bahwa penertiban bangunan yang dilakukan dengan surat Keputusan
ne
ng
Kepala Dinas Tata Ruang tersebut, berpedoman pada Pasal 101 huruf g
angka 2 Peraturan Daerah Kota Bitung Nomor 11 Tahun 2013 tentang
RTRW Kota Bitung Tahun 2013-2033 yang menyatakan "Apabila pelanggar
do
gu mengabaikan surat pemberitahuan yang disampaikan, Pejabat yang
berwenang melakukan penertiban mengeluarkan surat keputusan
In
A
pengenaan sanksi pembongkaran bangunan”;
6. Bahwa akibat dari Surat Keputusan Kepala Dinas Tata Ruang a quo,
ah
lik
Pemerintah Kota Bitung telah merelokasi masyarakat yang rumahnya
terkena penertiban ke beberapa rumah susun yang ada di Kota Bitung;
7. Bahwa apa yang diuraikan oleh pemohon dalam permohonan Hak Uji
am
ub
Materiil terhadap Surat Keputusan Kepala Dinas Tata Ruang tersebut, yang
mengatasnamakan masyarakat yang menempati kawasan eks Erphacht
ep
Kelurahan Tanjung Merah, bukanlah masyarakat adat Tanjung Merah, akan
k
si
Merah sejak Tahun 2011 dengan melakukan jual beli, berkebun dan
membangun rumah tanpa izin dari Pemerintah;
ne
ng
do
gu
lik
ub
Negara dan tanah yang dikuasai oleh Kementerian dan lembaga dengan
hak pakai yang merupakan aset/bagian dari aset negara/daerah dimana
ka
Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai
R
atas Tanah menyebutkan Tanah yang dapat diberikan dengan Hak Guna
es
ng
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
10. Bahwa Keputusan Kepala Dinas Tata Ruang a quo, penetapannya tidak 1
si
(satu) pun bertentangan dengan isi rumusan peraturan perundang-
undangan, khususnya:
ne
ng
- Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara, 1. Bagian Pertama, Pengertian, 2. Pasal 1 ayat (10), 3. Pasal 1
ayat (11), lebih lanjut 4. Pasal 49 ayat (1), 5. Pasal 49 ayat (2);
do
gu - Peraturan Pemerintah RI Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara/Daerah Pasal 1 ayat (1) dan ayat (2);
In
A
- Pengertian Tanah Negara terdapat pada Peraturan Kepala Badan
Pertanahan Nasional RI Nomor 3 Tahun 2011 tentang Pengelolaan
ah
lik
Pengkajian dan Penanganan Kasus Pertanahan Bab I Ketentuan Umum
Pasal 1 ayat (6).
Karena keputusan tersebut tidak lain dimaksudkan untuk memenuhi
am
ub
ketentuan bahwa pelaksanaannya tidak berarti tanpa pengaturan,
pengelolaan barang/aset milik Negara/Daerah tetapi lebih memperhatikan
ep
pemanfaatan ruang sesuai dengan peraturan perundang-undangan
k
si
dikemukakan oleh Pemohon dalam pokok permohonannya tidak beralasan
hukum dan haruslah ditolak atau tidak dapat diterima;
ne
ng
PERTIMBANGAN HUKUM
Menimbang, bahwa maksud dan tujuan permohonan keberatan hak uji
do
gu
lik
ub
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
kedua dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 dan Pasal 1 ayat (1)
si
Peraturan Mahkamah Agung Nomor 01 Tahun 2011 tentang Hak Uji Materiil;
Menimbang, bahwa Pasal 24 A ayat (1) UUD 1945 dan Pasal 31 A ayat
ne
ng
(1) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 tentang Mahkamah Agung dan Pasal
20 ayat (2) huruf b Undang-Undang 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan
Kehakiman, bahwa: “Mahkamah Agung berwenang menguji peraturan
do
gu perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap undang-undang”;
Menimbang, bahwa kerangka (bentuk luar/kenvorm) peraturan
In
A
perundang-undangan sesuai lampiran II Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, sebagai berikut:
ah
lik
1. Judul
2. Pembukaan
1. Frase dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa;
am
ub
2. Jabatan Pembentuk Peraturan Perundang-undangan;
3. Konsiderans;
ep
4. Dasar Hukum;
k
5. Diktum;
ah
3. Batang Tubuh
R
si
1. Ketentuan Umum;
2. Materi Pokok yang diatur;
ne
ng
do
gu
5. Penutup
6. Penjelasan (jika diperlukan)
7. Lampiran (jika diperlukan).
In
A
lik
ub
e. Lembaran Daerah;
ah
g. Berita Daerah.
es
Menimbang, bahwa sesuai uraian di atas, objek Hak Uji Materiil tidak
M
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
kerangka/bentuk luar (kenvorm), maupun rumusan perintah pengundangan dan
si
penempatan peraturan perundang-undangan dalam Lembaran Negara
RI/Tambahan Lembaran Negara RI/Berita Negara RI/Tambahan Berita Negara
ne
ng
RI/ (vide Pasal 81 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 dan lampiran II),
selain itu substansi objek Hak Uji Materiil juga tidak memuat norma hukum yang
mengikat secara umum atau bersifat mengikat (regeling);
do
gu Menimbang, bahwa dengan demikian, objek Hak Uji Materiil bukan
merupakan peraturan perundang-undangan sebagaimana dimaksud dalam
In
A
ketentuan Pasal 1 angka 2, Pasal 7 ayat (1) dan Pasal 8 Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2011;
ah
lik
Menimbang, bahwa oleh karena obyek permohonan hak uji materiil
dimaksud bukan merupakan peraturan perundang-undangan di bawah undang-
undang sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Pasal 31 ayat (1) Undang-
am
ub
undang Nomor 5 Tahun 2004 tentang perubahan pertama Undang-Undang
Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung dan perubahan kedua dengan
ep
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 dan Pasal 1 ayat (1) Peraturan
k
Mahkamah Agung Nomor 01 Tahun 2011 tentang Hak Uji Materiil. Oleh
ah
si
permohonan keberatan hak uji materiil dari Pemohon tersebut harus dinyatakan
tidak dapat diterima;
ne
ng
do
gu
lik
ub
ng
Agung pada hari Selasa, tanggal 14 November 2017, oleh Dr. H.Yulius, S.H.,
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
M.H., Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai
si
Ketua Majelis, Dr. Yosran, S.H., M.Hum. dan Dr. H. Irfan Fachruddin, S.H., C.N.
Hakim-Hakim Agung sebagai Anggota Majelis, dan diucapkan dalam sidang
ne
ng
terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis beserta Hakim-Hakim
Anggota Majelis tersebut dan dibantu oleh Rut Endang Lestari, S.H., Panitera
Pengganti dengan tidak dihadiri oleh para pihak.
do
gu
Anggota Majelis: Ketua Majelis,
In
A
Ttd./Dr. Yosran, S.H., M.Hum. Ttd./Dr. H.Yulius, S.H., M.H.
Ttd./Dr. Irfan Fachruddin, S.H., C.N.
ah
lik
am
ub
Biaya-biaya : Panitera Pengganti
1. M e t e r a i…… Rp 6.000,00 Ttd./ Rut Endang Lestari, S.H.
ep
k
2. R e d a k s i…... Rp 5.000,00
3. Administrasi…... Rp 989.000,00
ah
Jumlah : Rp1.000.000,00
R
si
ne
ng
Untuk Salinan
MAHKAMAH AGUNG – RI
do
gu
a.n. Panitera
Panitera Muda Tata Usaha Negara,
In
A
H. ASHADI, SH
ah
lik
NIP. : 195409241984031001
ub
ka
ep
ah
es
M
ng
on
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27