Anda di halaman 1dari 21

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Kontrasepsi Suntik

2.1.1 Pengertian kontrasepsi

Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya

kehamilan.Upaya ini dapat bersifat sementara dapat juga bersifat

permanen.Penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu variabel

yang mempengaruhi fertilitas.(Prawiroharjo,2010)

Kontrasepsi adalah suatu alat,obat,atau cara yang

digunakan untuk mencegah terjadinya konsepsi atau pertemuan

antara sel telur dengan sel jantan (sperma) di dalam kandungan atau

rahim(BKKBN,2011)

2.1.2 Syarat-syarat Kontrasepsi

Syarat yang harus dipenuhi oleh metode kontrasepsi

a. Aman pemakaiannya

b. Efek samping yang merugikan tidak ada

c. Cara penggunaanya sederhana

d. Harganya murah supaya dapat dijangkau oleh masyarakat

e. Dapat diterima oleh pasangan suami istri

f. Pemakaian jangka lama


2.1.3 Tujuan penggunaan kontrasepsi

2.1.3.1.1 Menunda kehamilan pasangan dengan istri berusia

dibawah 20 tahun dianjurkan menunda kehamilan.

2.1.3.1.2 Menjarangkan kehamilan (mengatur kesuburan).

Masa saat istri berusia 20-30 tahun adalah yang paling baik untuk

melahirkan 2 anak dengan jarak kelahiran 3-4 tahun.

2.1.3.1.3 Mengakhiri kesuburan (tidak ingin hamil lagi).

Saat ini usia istri diatas 30 tahun setelah mempunyai 2 anak.

2.1.4 Macam-macam kontrasepsi

2.1.4.1 Kontrasepsi hormonal

a. Pantang berkala

b. Kondom

c. kontrasepsi dalam rahim (AKDR)

2.1.5 Kontrasepsi suntik

2.1.5.1 Pengertian Kontrasepsi Suntik

Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah

terjadinya kehamilan dengan melalui suntikan hormonal

(Vincentia, 2007).Kontrasepsi suntik DMPA berisi hormone

progesterone saja dan tidak mengandung hormone esterogen.Dosis

yang berisikan 150 mg/ml depot medroksiprogesteron yang


disuntikan secara intramuskuler (IM) setiap 12 minggu (Varney,

2007).

2.1.5.2 Macam-macam kontrasepsi suntik progestin

a. Depoprovera mengandung 150 mg DMPA (Depo

MedroxiProgesteron Asetat). Yang diberikan setiap 3 bulan dengan

cara intramuskuler.

b. Depo Noristerat, mengandung 200 mg Norentindron enetat,yang

diberikan setiap 2 bulan dengan cara intamuskuler.(Syaifudin,

2007)

2.1.5.3 Mekanisme Kerja

Mekanisme kerja kontarsepsi suntik 3 bulan/ DMPA(Hrtanto, 2008)

a. Primer : Mencegah ovulasi

Kadar folikel stimulating hormone (FSH) dan leutening hormone (LH)

menurun serta tidak terjadi lonjakan LH.Pada pemakaian DMPA,

endometrium menjadi dangkal dan atrofis dengan kelenjar – kelenjar

yang tidak. Dengan pemakaian jangka lama endometrium bisa menjadi

semakin sedikit sehingga hamper tidak didapatkan jaringan bisa

dilahkukan biopsy, tetapi perubahan tersebut akan kembali normal

dalam waktu 90 hari setelah suntikan DMPA berakhir.


b. Sekunder

1. Mengentalkan lender servik sehingga menurunkan kemampuan

penetrasi seperma.

2. Membuat endometrium menjadi kurang baik untuk implementasi

dari ovum yang telah dibuahi.

3. Menghambat transportasi gamet oleh tuba.

2.1.5.4 Efektifitas

Kontrasepsi suntikan progestine memiliki efektifitas yang tinggi. Yaitu 0,3

kehamilan per 100 perempuan pertahun, asal penyuntikanya dilahkukan secara

teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan (Saifuddin, 2007).

2.1.5.5 Keuntungan

a. Sangat efektif

b. Pencegahan kehamilan jangka panjang

c. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri

d. Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap

penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah.

e. Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI.

f. Klien tidak perlu menyimpan pil.

g. Dapat digunakan oleh perempuan > 35 atau perimenopouse.

h.Membantu mencegah terjadinya kangker endometrium dan kehamilan

ektopik.
i. Menurunkan terjadinya penyakit jinak payudara.

j. Mencegah terjadinya radang panggul.

k.Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sicke cell)

2.1.5.6 Keterbatasan

a. Sering ditemukan ganguan haid.

b. Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus

kembali untuk suntik).

c. Tidak dapat dihentikan sewaktu – waktu sebelum suntikan berikutnya.

d. Permasalahan kenaikan berat badan merupakan evek samping tersering.

e. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular

seksual,Hepatitis B,maupun HIV.

f. Terlambat kesuburan setelah penghentian pemakaian.

g. Terlambat kembalinya kesuburan bukan terjadinya kerusakan/kelainan

pada organ melainkan belum habisnya pelepasan obat suntikan.

h. Terjadinya perubahan lipid serum pada penggunaan jangka panjang.

i. Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pda

vagina, menurunkan libido, nervositas dan jerawat.

2.1.5.7 Kontraindikasi

a. Hamil atau yang dicurigai hamil

b. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya

c. Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid,terutama aminore.


d. Menderita kangker payudara atau riwayat kangker payudara dan

diabetes dengan komplikasi.

2.1.5.8 Waktu mulai menggunakan kontrasepsi suntik progestin

a. Mulai hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid.

b. Setiap saat selama siklus haid, selama aseptor tidak hamil.

c. Pada ibu yang tidak hamil, injeksi pertama dapat diberikan setiap saat,

asalkan ibu tidak hamil, selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh

melahkukan hubungan seksual.

d. Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin

mengganti dengan kontrasepsi suntikan. Bila ibu tidak hamil, suntikan

dapat segera diberikan atau tidak perlu menunggu sampai haid

berikutnya datang.

e. Bila ibu sedang menggunakan kontrasepsi suntikan jenis lain dan

ingin mengganti dengan kontrasepsi suntikan yang lain, kontrasepsi

suntikan yang diberikan dimulai pada saat jadwal kontrasepsi suntikan

yang sebelumnya.

2.1.5.9 Yang boleh menggunakan konstrasepsi suntik.

a. Usia reproduksi

b. Nulipura dan yeng telah memiliki anak

c. Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki

efektivitas tinggi
d. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai

e. Setelah melahirkan dan tidak menyusui

f. Setelah abortus dan keguguran

g. Perokok

h. Tekanan darah > 180/110 mmhg. Dengan masalah gangguan

pembekuan darah atau anemia bulan sabit

i. Mengunakan obat untuk epilepsy dan tuberculosis

j. Tidak dapat memakai alat kontrasepsi yang mengandung estrogen

k. Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi

l. Anemia defisiensi besi

m. Mendekati usia menapouse yang tidak mau atau tidak boleh

menggunakan pil kontrasepsi kombinasi.

2.1.5.10 Yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi suntik

a. Hamil atau yang dicurigai hamil (resiko cacat pada janin 7 per

100.000 kelahiran).

b. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.

c. Tidak dapat menerima gangguan haid terutama aminore.

d. Menderita kangker payudara

e. Diabetes militus disertai komplikasi


2.1.5.11 Cara penggunaan

a. Kontrasepsi suntik progestin DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan

cara disuntik intramuskuler dalam daerah pantat. Apabila suntikan

diberikan terlalu dangkal, penyerapan kontrasepsi suntikan akan

lambat dan tidak akan bekerja segera dan efektif. Pemberian

kontrasepsi Progestin Noristerat untuk 3 injeksi berikutnya akan

diberikan setiap 8 minggu. Mulai dengan injeksi kelima diberikan

setiap 12 minggu.

b. Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alcohol 60 – 90 %.

Biarkan kelit kering sebelum disuntik, setelah kulit kering baru

disuntik.

c. Kocok dengan baik dan hindarkan terjadinya gelembung – gelembung

udara. Kontrasepsi suntik tidak perlu di inginkan biola terdapat

endapan putih pada dasar ampul.Upayakan menghilangkanya dengan

menghangatkanya.

2.1.5.12 Informasi lain yang perlu disampaikan

a. Dapat terjadi efek samping peningktan berat badan, dan efek

penambahan berat badan sering dikeluhkan oleh para klien, dan

biasanya terjadi pergantian kontrasepsi setelah merasakan

ketidaknyamanan pada penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan.


b. Karena terlambat kembalinya kesuburan, penjelasan perlu diberikan

pada ibu usia muda yang ingin menunda kehamilanya, atau bagi ibu

yang merencanakan kehamilan berikutnya dalam waktu dekat.

c. Setelah suntikan dihentikan, haid tidak segera datang. Haid baru

datang kembali pada umumnya setelah 6 bulan.Selama tidak haid

tersebut dapat saja terjadi kehamilan.Bila setelah 3 sampai 6 bulan

tidak juga haid, klien harus kembali ke tenaga kesehatan untuk dicari

penyebabnya.

d. Bila klien tidak kembali pada jadwal yang telah ditentukan, suntikan

dapat diberikan 2 minggu sebelum jadwal. Dapat juga suntikan

diberikan 2 minggu setelah jadwal yang telah ditetapkan, asal saja

terjadi kehamilan.Klien tidak dibenarkan melahkukan hubungan

seksual selama 7 hari, bila perlu dapat juga menggunakan kontrasepsi

darurat.

e. Bila klien ingin mengganti dengan kontrasepsi suntikkan yang lain

sebaiknya jangan dilahkukan andai kata terpaksa juga dilahkukan

sesuai dengan jadwal suntikan dan kontrasepsi yang sebelumnya.

f. Bila klien lupa jadwal suntiknya, suntikan dapat segera diberikan asal

saja diyakini ibu tersebut tidak hamil.

2.1.5.13 Peringatan bagi pemakai kontrasepsi suntikan progestin

a. Setiap terlambat haid harus diperkirakan adanya kemungkinan

rahanhamil.
b. Nyeri abdomen bawah yang berat kemungkinan gejala kehamilan

ektopik terganggu.
c. Timbulnya abses atau perdarahan pada tempat injeksi.
d. Kenaikan berat bdan yang biasanya terjadi pada aseptor KB 3 bulan.

2.1.5.14 Penanganan

a. Bila terjadi kenaikan berat badan konseling pada aseptor dan tidak

mengalami ketidaknyamanan pada kenaikan berat badan, berikan

konseling tentang diet jika pada konseling diet tidak mengurangi berat

badan lahkukan konseling berganti kontrasepsi yang tidak

menyebabkan kenaikan berat badan seperti AKDR.

b. Bila ditemukan perdarahan atau spoting setelah haid, maka harus

dicari penyebabnya. Obatilah penyebab perdarahan tersebut dengan

cara yang sesuai, atau konsultasi dengan tenaga kesehatan.

c. Bila gangguan tersebut menetap, perlu dicari penyebababnya dan bila

ditemukan kelainan ginekologi, klien perlu diobati atau dirujuk.

2.2 Konsep dasar penambahan berat badan

2.2.1 Pengertian Berat badan

Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting yang

digunakan sebagai ukuran laju pertumbuhan fisik, disamping itu berat badan

digunakan sebagai ukuran perhitungan dosis obat dan makanan. Berat badan

menggambarkan jumlah dari protein, lemak, air, dan mineral pada tulang.(Ari

Sulistyowati, 2011).Berat badan merupakan pilihan utama karena berbagai yaitu

parameter yang baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu singkat karena

perubahan-perubahan konsumsi makanan dan kesehatan.


Menurut Hartanto (2009), faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan

berat badan pada akseptor kontrasepsi hormonal meliputi retensi cairan karena hal

ini berkaitan dengan adanya penambahan kadar hormon estrogen dalam tubuh,

bertambahnya lemak dalam tubuh karena adanya ketidaksesuaian antara asupan

kalori dengan aktivitas sehari-hari, penimbunan lemak pada akseptor KB juga

dapat ditimbulkan karena efek metabolism hormon akibat peningkatan kadar

estrogen dan progesteron dalam darah dan meningkatnya selera makan karena

peningkatan selera makan pada akseptor KB berkaitan dengan fluktuasi kadar

estrogen dan progesterone dalam tubuh. Peningkatan kadar progesterone

menyebabkan bertambahnya nafsu makan.

Menurut Narudin (2008), penyebab penambahan berat badan dikarenakan

oleh keturunan atau genetik karena seorang anak mempunyai kecendrungan

menjadi gemuk jika orangtuanya gemuk, genetik juga berperan dalam

mempengaruhi fungsi hormon yang mengatur perlemakan dalam tubuh. Terlalu

banyak makan akan menyebabkan penambahan berat badan terutama jika

makanan yang dikonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat sederhana.

Para ahli berpendapat bahwa karbohidrat sederhana seperti gula, soft drink, bir

dan anggur akan menyebabkan penambahan berat badan karena jenis ini lebih

mudah diserap oleh tubuh.

Metabolisme yang lambat juga dapat meningkatkan berat badan karena

perempuan mempunyai otot tubuh yang lebih kecil dari laki-laki, otot membakar

kalori lebih banyak dari jaringan tubuh yang lain sehingga metabolisme pada
perempuan jauh lebih lambat daripada laki-laki. Hal ini akan menyebabkan

perempuan akan lebih mudah gemuk jika dibanding dengan laki-laki. Kurangnya

aktivitas fisik karena orang yang beraktivitas aktif akan membakar kalori lebih

banyak dari pada yang beramals-malasan dan faktor psikologis. Pada beberapa

orang emosi mempengaruhi kebiasaan makan, bahkan ada orang yang tiba-tiba

ingin makan banyak saat sedang emosi (Narudin, 2008).

Pemakaian kontrasepsi suntik baik kontrasepsi suntik bulanan maupun

tribulanan mempunyai efek samping utama yaitu perubahan berat badan. Faktor

yang mempengaruhi perubahan berat badan akseptor KB suntik adalah adanya

hormon progesteron yang kuat sehingga merangsang hormon nafsu makan yang

ada di hipotalamus. Dengan adanya nafsu makan yang lebih banyak dari biasanya

tubuh akan kelebihan zat-zat gizi. Kelebihan zat-zat gizi oleh hormon progesteron

dirubah menjadi lemak dan disimpan di bawah kulit. Perubahan berat badan ini

akibat adanya penumpukan lemak yang berlebih hasil sintesa dari karbohidrat

menjadi lemak (Mansjoer, 2003).

Kenaikan berat badan, kemungkinan disebabkan karena hormon

progesteron mempermudah perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak,

sehingga lemak di bawah kulit bertambah, selain itu hormon progesteron juga

menyebabkan nafsu makan bertambah dan menurunkan aktivitas fisik, akibatnya

pemakaian suntikan dapat menyebabkan berat badan bertambah.


Pada dasarnya perubahan berat badan dipengaruhi oleh beberapa

faktor.Secara umum faktor tersebut dapat dibagi atas dua golongan besar yaitu

faktor intern dan faktor ekstern (Bindiknakes, 2011).

1. Faktor intern:

Adalah faktor yang dapat mempengaruhi berat badan seseorang dan

bersumber dari atau pada tubuh itu sendiri. Dalam hal ini terbagi menjadi 4

bagian yaitu:

a. Usia.

Analoginya perkembangan berat badan akan sangat baik pada umur

tertentu dan akan sangat berkurang sejalan dengan bertambahnya grafik

umur kita.

b. Kejiwaan.

Secara tidak langsung aspek kejiwaan (psikologis) juga dominan

dalam mempengaruhi kerja metabolisme di dalam tubuh.

c. Hereditas.

Kadang-kadang dapat terjadi di dalam suatu keluarga timbulnya

sifatdominasi dalam hal menurunkan bentuk fisik keturunannya.

d. Genetik
Orang – orang yang varian gen dari keluarga gemuk cenderung

menumpuk lemak di dalam tubuhnya. Sekitar 1 dari sepuluh orang (10

%) diduga membawa varian gen ini.

e. Regulasi termis

Manusia pada dasarnya adalah makhluk berdarah panas yang

menghabiskan energi untuk mempertahankan suhu tubuhnya. Selain

membutuhkan energi untuk mempertahankan suhu tubuhnya ( rata-

rata 370c ), sejumlah energi juga diperlukan untuk mempertahankan

aktifitas organ – organ vital seperti jantung dan paru – paru. Energi

yang diperlukan ini berasal dari makananan yang dikonsumsi oleh

seseorang.

f. Metabolisme

Metabolisme secara singkat adalah proses pengolahan

(pembentukan dan penguraian ) zat – zat yang diperlukan oleh

tubuh untuk menjalankan fungsinya. Metabolisme lemak

merupakan salah satu faktor penentu da;am diet. Seseorang dapat

meningkatkan pembakaran lemak dengan meningkatkan massa otot

di dalam tubuh. Ketika massa otot meningkat, metabolisme

makananan meningkat, Proses ini akan meningkatkan nilai

kebutuhan kalori.

2. Faktor ekstern
Maksudnya adalah semua faktor yang dapat berpengaruh terhadap

perubahan berat badan secara langsung dan bersumber dari luar tubuh.

a. Makanan.

Aneka jenis makanan yang kita konsumsi sehari-hari sangat berguna

dalam proses pertumbuhan berat badan kita.

b. Lingkungan fisik.

Gangguan lainnya secara langsung mempengaruhi berat badan

seseorang misalnya luka yang menyebabkan perdarahan berat,

kecelakaan yang menyebabkan rusak atau terpotongnya salah satu

anggota tubuh kita.

Menurut Hartanto (2010) salah satu efek samping dari metode suntikan

adalah adanya penambahan berat badan. Umumnya pertambahan berat badan

tidak terlalu besar, bervariasi antara kurang dari satu kilogram sampai lima

kilogram dalam tahun pertama. Penyebab pertambahan berat badan tidak jelas.

Tampaknya terjadi karena bertambahnya lemak tubuh, dan bukan karena retensi

cairan tubuh. Hipotesa para ahli: DMPA (Depot medroxy progesterone acetate)

merangsang pusat pengendali nafsu makan di hipotalamus yang menyebabkan

akseptor makan lebih banyak dari pada biasanya.

Wanita yang menggunakan kontrasepsi Depot medroxy progesterone

acetate (DMPA) atau dikenal dengan KB suntik tiga bulan, rata-rata mengalami

peningkatan berat badan sebanyak 11 pon atau 5,5 kilogram, dan mengalami
peningkatan lemak tubuh sebanyak 3,4% dalam waktu tiga tahun pemakaian,

berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh University of Texas Medical Branch

(UTMB) (Mansjoer, 2007). Sedangkan pada kontrasepsi suntik bulanan efek

samping terhadap berat badan sangatlah ringan, umumnya pertambahan berat

badan sedikit (Hartanto, 2009).

Efek samping utama pemakaian DMPA adalah kenaikan berat badan.

Sebuah penelitian melaporkan peningkatan berat badan lebih dari 2,3 kilogram

pada tahun pertama dan selanjutnya meningkat secara bertahap hingga mencapai

7,5 kilogram selama enam tahun. Sedangkan pemakaian cyclofem berat badan

meningkat rata-rata dua hingga tiga kilogram tahu pertama pemakaian, dan terus

bertambah selama tahun kedua (Varney, 2008).

Efek samping utama bagi beberapa akseptor pemakai kontrasepsi suntik

adalah kenaikan berat badan.Bukti menunjukkan kenaikan berat badan selama

penggunaan DMPA, hal ini karena dalam kontrasepsi suntik mengandung hormon

progesteron dan estrogen. Hormon estrogen merangsang pusat nafsu makan yang

ada di hipotalamus.

Dengan bertambahnya nafsu makan, karbohidrat yang dikonsumsi dari

makanan oleh hormon progesteron dirubah menjadi lemak, sehingga terjadi

penumpukan lemak yang menyebabkan berat badan bertambah.Menurut para ahli

DMPA KB suntik mempengaruhi adanya perubahan berat badan. Pengaruh KB

suntik terhadap perubahan berat badan yaitu bahwa kandungan hormone


progesterone dalam bentuk hormone sintetis Depo Medroksi Progesteron Asetat

(DMPA) mempermudah metabolisme perubahan karbohidrat dan gula menjadi

lemak sehingga lemak dibawah kulit bertambah dan menurunkan aktivitas fisik.

Selain itu hormone Progesteron (DMPA) juga merangsang pusat pengendali nafsu

makan di hipotalamus yang menyebabkan nafsu makan bertambah sehingga

akseptor makan lebih banyak dari biasanya. Akibatnya pemakaian kontrasepsi

dapat menyebabkan perubahan berat badan diantaranya terjadi kenaikan berat

badan. Kegemukan yang terjadi pada akseptor KB suntik DMPA pada dasarnya

dikarenakan hormone progesterone yang dapat menyebabkan nafsu makan

bertambah apabila dosis yang tinggi dan berlebihan karena menurut para ahli

DMPA merangsang pusat pengendali nafsu makan di hipotalamus yang

menyebabkan akseptor makan lebih banyak dari biasanya.

2.3 Penambahan berat badan dengan minat aseptor KB 3 bulan

Minat adalah kesadaran atau ketertarikan seseorang terhadap suatu obyek,

masalah, orang atau situasi yang mempunyai kaitan dengan dirinya. Artinya minat

harus dipandang sebagai suatu kesadaran karena minat merupakan aspek

psikologis seseorang yang menaruh perhatian tinggi terhadap kegiatan tertentu

yang dan mendorong yang bersangkutan untuk melahkukan kegiatan tersebut.

Sementara itu, tinggi rendahnya perhatian dan dorongan psikologis pada setiap

orang belum tentu sama, maka tinggi rendahnya minat terhadap obyek pada setiap

orang juga belum sama.


KB suntik 3 bulan mengandung progesterone sebanyak 150 mg dalam

bentuk partikel kecil, pemberian suntikan setiap 12 minggu pemakaian DMPA

dapat menyebabkan kenaikan berat badan yang berlangsung selama memakai

kontrasepsi. Penyebab pasti terjadinya kenaikan berat badan selama memakai KB

suntik 3 bulan ini belum jelas, namun diduga penyebabnya adalah dengan adanya

penambahan progesteron menyebabkan adanya kenaikan berat badan pada

aseptor. Kebanyakan dari wanita menggeluhkan kenaikan berat badan dan mulai

merasakan ketidaknyamanan terhadap kenaikan berat badan yang dialaminya, Dan

banyak juga dari wanita yang ingin beralih ke kontrasepsi yang menurut mereka

tidak dapat menyebabkan kenaikan berat badan. Kebanyakan dari para aseptor KB

lebih memilih aseptor KB yang tidak membuat mereka merasakan efek yang

membuat tidak nyaman seperti kenaikan berat badan,keputihan dan bahkan

perdarahan yang lama, dan kenaikan berat badan di pengaruhi oleh beberapa

faktor yaitu:

1. Faktor intern:

Adalah faktor yang dapat mempengaruhi berat badan seseorang dan

bersumber dari atau pada tubuh itu sendiri. Dalam hal ini terbagi menjadi 4

bagian yaitu:

a. Usia.

Analoginya perkembangan berat badan akan sangat baik pada umur

tertentu dan akan sangat berkurang sejalan dengan bertambahnya grafik

umur kita.
b. Kejiwaan.

Secara tidak langsung aspek kejiwaan (psikologis) juga dominan dalam

mempengaruhi kerja metabolisme di dalam tubuh.

g. Hereditas.

Kadang-kadang dapat terjadi di dalam suatu keluarga timbulnya

sifatdominasi dalam hal menurunkan bentuk fisik keturunannya.

h. Genetik

Orang – orang yang varian gen dari keluarga gemuk cenderung

menumpuk lemak di dalam tubuhnya. Sekitar 1 dari sepuluh orang (10 %)

diduga membawa varian gen ini.

i. Regulasi termis

Manusia pada dasarnya adalah makhluk berdarah panas yang menghabiskan

energi untuk mempertahankan suhu tubuhnya. Selain membutuhkan energi

untuk mempertahankan suhu tubuhnya ( rata-rata 37Oc ), sejumlah energi

juga diperlukan untuk mempertahankan aktifitas organ – organ vital seperti

jantung dan paru – paru. Energi yang diperlukan ini berasal dari makananan

yang dikonsumsi oleh seseorang.

j. Metabolisme

Metabolisme secara singkat adalah proses pengolahan (pembentukan dan

penguraian ) zat – zat yang diperlukan oleh tubuh untuk menjalankan

fungsinya. Metabolisme lemak merupakan salah satu faktor penentu da;am

diet. Seseorang dapat meningkatkan pembakaran lemak dengan

meningkatkan massa otot di dalam tubuh. Ketika massa otot meningkat,


metabolisme makananan meningkat, Proses ini akan meningkatkan nilai

kebutuhan kalori.

2. Faktor ekstern

Maksudnya adalah semua faktor yang dapat berpengaruh terhadap

perubahan berat badan secara langsung dan bersumber dari luar tubuh.

a. Makanan.

Aneka jenis makanan yang kita konsumsi sehari-hari sangat berguna

dalam proses pertumbuhan berat badan kita.

b. Lingkungan fisik.

Gangguan lainnya secara langsung mempengaruhi berat badan

seseorang misalnya luka yang menyebabkan perdarahan berat,

kecelakaan yang menyebabkan rusak atau terpotongnya salah satu

anggota tubuh kita.

2.4 Kerangka konsep

2.4.1 kerangka konsep adalah konsep yang dipakai sebagai landasan berfikir

dalam kegiatan ilmu (Nursalam,2006)


Kerangka Konsep
Penggunaan KB suntik

1-5
Keseimbangan Hormon Naik
>5 kg

Penambahan berat badan

1-5 kg
Turun
Faktor Intern : Faktor ekstrn : >5 kg
1. Usia 1. Pola makan
2. Kejiwaan 2. Pola tidur
3. Hereditas 3. Lingkungan
4. Genetik
5. Metabolism
e

Keterangan :
: diteliti
---------------- : tidak diteliti

2.5 Hipotesis penelitian

Hipotetis dalam penelitian ini adalah :

Ha : “ Pengaruh penambahan berat badan dengan minat aseptor KB

3 bulan untuk melanjutkan kontrasepsi 3 bulan di BPM Ny Nur Laila hayati

SKM.M.ph di rogojampi “

Anda mungkin juga menyukai