TENTANG
MEMUTUSKAN:
Pasal 1
Monitoring selama pembiusan harus dikerjakan minimal tiap 5 menit meliputi tensi, nadi,
ECG, dan SpO2.
Pasal 2
Jenis monitoring anestesi polanya harus seragam untuk pasien yang serupa yang
menerima tindakan anestesi yang sama.
Pasal 3
Status fisiologis pasien harus dimonitor secara terus menerus selama pemberian teknik
anestesi sampai selesai operasi.
Pasal 4
Setiap pasien pasca anestesi dimonitor dan didokumentasikan kedalam status anestesi
pasien dipindahkan ke ruang recovery oleh petugas yang kompeten dengan
menggunakan kriteria yang baku.
Pasal 5
Pasien dari ruang pulih sadar/dihentikan monitoring selama masa pemulihan, dapat
dipindahkan ke ruangan memakai salah satu kriteria alternatif berikut :
a. Dengan persetujuan dokter anestesi yang berkompeten penuh.
b. Dipindahkan oleh seorang penata anestesi atau seorang petugas yang setaraf
kompetensinya sesuai dengan kriteria pasca anestesi.
c. Pasien dapat dipindahkan ke unit lain sebagai tempat yang mampu memberikan
pelayanan pasca anestesi/ pasca sedasi terhadap pasien tertentu antara lain ICU.
Pasal 6
Hasil monitoring dituliskan kedalam rekam medis status anestesi pasien pada kolom
monitoring pasca anestesi.
Pasal 7
Pemindahan pasien dari ruang pulih sadar harus dilakukan serah terima oleh petugas
recovery room (RR) dan petugas dari unit lain.
Pasal 8
Panduan monitoring selama anestesi/pembedahan mulai diberlakukan di RS. Awa Bros
Betang Pambelum Palangka Raya .