Anda di halaman 1dari 5

POLRI DAERAH JAWA BARAT

BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN


RUMKIT BHAYANGKARA TK II SARTIKA ASIH BANDUNG

KEPUTUSAN KEPALA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK II SARTIKA ASIH BANDUNG


Nomor : Kep / 57 / I / 2017/PAB

tentang

KEBIJAKAN PELAYANAN ANESTESI


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK II SARTIKA ASIH BANDUNG

KEPALA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK II SARTIKA ASIH BANDUNG


Menimbang : bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan di Instalasi
Bedah Sentral RSBSA diperlukan penetapan kebijakan
pelayanan Anestesi sebagai acuan bagi penyelenggaraan
pelayanann di Instalasi Bedah Sentral RSBSA, di pandang perlu
menetapkan keputusan.
Mengingat : 1. Undang – undang Republik Indonesia Nomor : 2 tahun
2002, tentang Kepolisian Negara Indonesia
2. Undang – undang Republik Indonesia Nomor : 36 tahun
2009, tentang Kesehatan;
KONSEPTOR
3. Undang – undang Republik Indonesia Nomor : 44 tahun
REGULASI
2009, tentang Rumah Sakit;
SEKRETARIS
AKREDITASI 4. Peraturan Kapolri No 11 tahun 2011 tentang Susunan
WAKIL KETUA Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Bhayangkara Polri;
AKREDITASI
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
KASUBAG
RENMIN Nomor 129 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
519/Menkes/Per/III/2010 tentang Pelayanan Anestesi;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien;
8. Keputusan Kapolri Nomor :kep / 612 / VIII /2013
tentang Pengangkatan Dalam Jabatan di Lingkungan Polri;

Memperhatikan
….
-2- KEPUTUSAN KARUMKIT BHAYANGKARA BANDUNG
NOMOR : KEP / 57 / I / 2017/PAB
TANGGAL : 9 Januari 2017

Memperhatikan : -

ME MUTUSKAN :
Menetapkan : 1. Kebijakan pelayanan Anestesi Rumah Sakit Bhayangkara TK II
Sartika Asih Bandung sebagaimana tercantum lampiran
Keputusan ini;

2. Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam Surat


Keputusan ini, maka akan diadakan perbaikan dan perubahan
seperlunya;

3. Hal-hal yang berhubungan dengan perkembangan keadaan yang


memerlukan pengaturan lebih lanjut akan diatur dengan
keputusan tersendiri;

4. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya

Ditetapkan di : Bandung
Pada tanggal : 2017
KARUMKIT BHAYANGKARA TK II SARTIKA ASIH BANDUNG

dr.HISBULLOH HUDA,SpPD
KOMBES POL NRP.66070549
-3- KEPUTUSAN KARUMKIT BHAYANGKARA BANDUNG
POLRI DAERAH JAWA BARAT NOMOR : KEP / 57 / I / 2017/PAB
BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN TANGGAL : 9 Januari 2017
RUMKIT BHAYANGKARA TK. II SARTIKA ASIH BANDUNG

KEBIJAKAN PELAYANAN ANESTESI


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK II SARTIKA ASIH BANDUNG

Kebijakan Umum

1. Pelayanan anestesi (termasuk sedasi moderat dan dalam) memenuhi standar di rumah
sakit, nasional dan peraturan perundang – undangan yang berlaku.
2. Pelayanan anestesi yang adekuat, reguler dan nyaman harus selalu berorientasi kepada
mutu dan keselamatan pasien dan tersedia untuk memenuhi kebutuhan pasien.
3. Pelayanan anestesi dilakukan 24 jam, untuk keadaan darurat diluar jam kerja yang
ditentukan, disesuaikan dengan jadwal on call yang telah dibuat.
4. Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar prosedur
operasional yang berlaku, etika profesi, etiket, dan menghormati hak pasien.
5. Koordinator pelayanan anestesi di rumah sakit dibawah tanggung jawab
dokterspesialis anestesi.
6. Tugas dan tanggung jawab koordinator pelayanan anestesi diatur dalam SK Karumkit.
7. Semua petugas di anestesi wajib memiliki ijin sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
8. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan dalam K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja).
9. Informed consent atau persetujuan pembiusan dari pasien yang akan dilakukan
tindakan pembiusan harus ada secara tertulis karena menyangkut legalitas yang
dilakukan dokter anestesi.
10. Setiap tindakan anestesi yang dilakukan ditulis dalam rekam medis pasien.

Kebijakan Khusus
1. Pasien yang akan menjalani operasi elektif dilakukan asesmen pra sedasi / pra
anestesi. Asessment pra sedasi / pra anestesi dilakukan oleh tim anestesi dibawah
tanggung jawab dokter anestesi. Assement dilakukan di ruang perawatan 1 hari
sebelum tindakan operasi.
2. Asesmen pra sedasi / pra anestesi untuk pasien emergensi / cito dilakukan oleh dokter
anestesi di IGD atau di ruang persiapan kamar operasi sebelum operasi dilakukan.
-4- KEPUTUSAN KARUMKIT BHAYANGKARA BANDUNG
3. Asesmen pra induksi untuk pasien dilakukan oleh dokter
NOMOR anestesi
: KEP / 57 sesaat
/ sebelum
I obat
/ 2017/PAB
anestesi diberikan. TANGGAL : 9 Januari 2017
4. Persiapan pra anestesi dilakukan di ruang perawatan, setelah dilakukan asesmen pra
sedasi / pra anestesi yang dilakukan oleh dokter anestesi atau tim anestesi. Dokter
4 Persiapan......
anestesi atau tim anestesi akan memberikan instruksi untuk persiapan anestesi.
5. Dokter anestesi memberikan edukasi tentang tehnik anestesi dan komplikasi anestesi
pada pasien atau keluarga pasien (Inform Consent)
6. Penyusunan rencana termasuk identifikasi perbedaan Antara populasi dewasa dan
anak atau pertimbangan khusus lainnya.
7. Mendokumentasikan data yang diperlukan tim pelayanan anestesi untuk dapat bekerja
dan berkomunikasi yang efektif.
8. Tim anestesi menentukan frekuensi dan jenis monitoring pasien yang diperlukan.
9. Menggunakan peralatan spesialistik pada kasus-kasus spesialistik
10. Pelayanan pra anestesi setiap pasien dilakukan di ruang persiapan sebelum
pasienmasuk ke ruang kamar operasi.
11. Pelayanan anestesi sedasi ringan untuk pemasangan Endotracheal Tube di IGD atau di
ICU dilayani oleh dokter spesialis anestesi atau tim anestesi.
12. Pelayanan anestesi termasuk didalamnya sedasi sedang, berat/dalam di setiap
pembedahan dilayani oleh dokter spesialis anestesi atau tim anestesi yang menguasai :
a. Tehnik sebagai modus sedasi
b. Monitoring intra dan pasca anestesi yang tepat
c. Respons terhadap komplikasi anestesi
d. Penggunaan zat-zat reserval
e. Menguasai BHD
13. Pelaksanaan tindakan anestesi lokal dapat dilakukan oleh dr. operator bedah atau
dokter anestesi sesuai dengan standar prosedur operasional.
14. Pelaksanaan pelayanan anestesi umum/general, anestesi regional/spinal untuk
pasienoperasi elektif maupun darurat dilakukan oleh dokter anestesi atau tim anestesi,
dilakukan sesuai dengan standar prosedur operasional.
15. Pasien operasi dilakukan monitoring selama pra induksi, durante operasi dan post
operasi. Monitoring dilakukan oleh tim anestesi.
16. Monitoring pasien selama tindakan anestesi dan pasca anestesi sesuai dengan
kebijakan yang berlaku.
17. Pelayanan anestesi lokal, monitoring pasien selama 15 – 30
-5- KEPUTUSAN menit oleh
KARUMKIT perawat
BHAY kamarBANDUNG
ANGKARA
operasi utnuk mengawasi tanda – tanda vital NOMOR
dan keadaan: KEP / 57
pasien./ I / 2017/PAB
TANGGAL :
umum
9 Januari 2017
18. Pelayanan anestesi general untuk pasien ODS/rawat jalan dilakukan monitoring
diruang pulih sadar selama 1 – 2 jam atau kondisi pasien sesuai dengan kriteria
transferke ruang ODS di IGD. diruang ..
19. Transfer pasien untuk perawatan selanjutnya dari kamar operasi ke ruang perawatan,
ODS dan ke ICU menggunakan kriteria yang telah ditentukan :
a. Untuk pasien dari kamar operasi ke ruang perawatan atau ODS dengan anestesi umum
: pasien anak/bayi dengan menggunakan steward score dengan kriteria : penilaian
pergerakan, pernafasan dan kesadaran dengan nilai total > 5, pasien dapat dipindahkan
ke ruang perawatan. Pasien dewasa denganmenggunakan aldrette score dengan
kriteria : penilaian pergerakan, pernafasan, kesadaran tekanan darah dan warnakulit
dengan nilai total 8, pasien dapat dipindahkan ke ruang perawatan.
b. Untuk pasien dari kamar operasi ke ruang perawatan dengan anestesi regional :
menggunakan bromage skor dengan kriteria : gerakan penuh dari tungkai, tak mampu
ekstensi tungkai, tak mampu fleksi lutut, tak mampu fleksi pergelangan kaki dengan
nilai skor 2 dapat dipindahkan ke ruang perawatan.
c. Untuk pasien dari kamar operasi ke ICU : pasien dengan terpasang endotracheal tube
transfer dengan menggunakan ambubag atau jackson rees dan O2 transport dengan
terlebih dulu membersihkan jalan napas.
20. Penggantian gas medis anestesi baik O2 maupun N2O dilakukan oleh perawat
anestesidengan di bantu oleh perawat kamar operasi, bila terjadi kebocoran atau
kerusakanpada tabung maupun regulator akan mennghubungi IPPRS.
21. Penggunaan alat medis anestesi berupa mesin anestesi (Anmedic Falcon SE dan
SoftLander), bedside monitor (GE Dash 2500), suction (gima supertobi dan Atmos LC
16) dilakukan test sebelum digunakan dan dilakukan pemeriksaan teratur oleh IPPRS
atau tehnisi dari luar RS.
22. Setiap pasien yang akan diberikan tindakan anestesi diberikan informasi / penyuluhan
serta edukasi mengenai prosedur yang akan dijalani oleh dokter spesialis anestesi atau
tim anestesi.
23. Pada setiap pasien yang akan diberikan tindakan anestesi, prinsip pencegahan dan
pengendalian infeksi selalu dijalankan.Bila dokter spesialis anestesi rumah sakit
berhalangan / sedang keluar kota, akan direkomendasikan dokter dari luar rumah sakit
sesuai dengan rekomendasi direktur dan dokter penanggung jawab pelayanan anestesi.
-5- KEPUTUSAN KARUMKIT BHAYANGKARA BANDUNG
NOMOR
24. Tenaga dokter spesialis anestesi dari luar yang : KEP / 57 oleh/ dokterI spesialis
direkomendasikan / 2017/PAB
TANGGAL : 9 Januari 2017
anestesi rumah sakit dan Kepala rumah sakit yaitu : dr. Bima Sp.An,
25. Pelaksanaan Pungsi lumbal yang dilakukan untuk test diagnostic invasive dilakukan
oleh dokter spesialis anestesi atau tim anestesi.
25. Pelaksanaan ..
Ditetapkan di : Bandung
Pada tanggal : 9 Januari 2017
KARUMKIT BHAYANGKARA TK II SARTIKA ASIH BANDUNG

dr.HISBULLOH HUDA,SpPD
KOMBES POL NRP.66070549

Anda mungkin juga menyukai