Anda di halaman 1dari 11

SEJARAH SINGKAT PEMERINTAHAN KABUPATEN TAPANULI

SELATAN DARI ZAMAN BELANDA, ZAMAN KEMERDEKAAN SAMPAI


PEMEKARAN

OLEH
Drs. H. SYAHRUDDIN NASUTION

I. Zaman Hindia Belanda


Menurut sejarah bahwa Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat Kolonial
Belanda di Tapanuli Selatan yang sekarang,sebelum pemerintahan
Inggris dengan perjanjian (Traktaat London) 17 Maret 1824.
Inggris menyerahkan hak-haknya di Sumatera kepada Belanda dan
sebagai gantinya Belanda memberikan semenanjung Malak termasuk
Singapura.
Sejak Pemerintah Kolonial Belanda menguasaiSumatera, mereka
memperluas wilayah–wilayah dan mulai meletakkan sistim
Pemeerintahan Kolonial Belanda mengeluarkan Staat Blad nomor
193 di Sibolga, kemudian dengan Staat Blad Nomor 496 tahun 1906
Kresidenan Tapanuli dimasukkan menjadi bagian dari Gubernur
Sumatera yang berkedudukan di Medan dan dibagi atas beberapa
Afdaeling, salah satu diantaranya afdeling Padangsidimpuan yang
dikepalai oleh seorang Asisten Residen berkedudukan di
Padangsidimpuan.
Kemudian dikeluarkan pula Staat blad Nomor 563 Tahun 1937,
wilayah keresidenan Tapanuli yang dibagi 5 Afdaeling ditetapkan
menjadi 4 afdaeling, termasuk didalamnya Tapanuli Selatan.

1
Afdaeling Padangsidimpuan dibagi 3 (Tiga) onder afdaeling, masing-
masing dikepalai oleh seorang Contreleur dibantu oleh masing-
masing Demang,yaitu:
1. Onder Afdaeling Angkola dan Sipirok, berkedudukan di
Padangsidimpuan. Order ini dibagi atas tiga distrik, masing-
masing dikepalai oleh Asisten Demang, yaitu:
a. Distrik Angkola berkedudukan di Padangsidimpuan
b. Distrik Batangtoru berkedudukan di Batangtoru
c. Distrik Sipirok berkedudukan di Sipirok
2. Onder Afdeling Padang Lawas, nerkedudukan di Sibuhuan, order
ini dibagi atas 3 (tiga) distrik, masing-masing dikeoalai ole Asisten
Demang, yaitu:
a. Distrik Padang Bolak berkedudukan di Gunung Tua
b. Distrik Barumun dan Sosa berkedudukan di Sibuhuan
c. Distrik Dolok berkedudukan di Sipiongo
3. Onder Afdaeling Mandailing Natal, berkedudukan di Kota Nopan,
Onder ini dibagi atas 5 (lima) Onder Distrik,masing-masing
dikepalai oleh Seorang Asisten Demang, yaitu:
a. Distrik Panyabungan berkedudukan di Panyabungan
b. Distrik Kota Nopan berkedudukan di Kota Nopan
c. Distrik Muara sipongi berkedudukan di Muara Sipongi
d. Distrik Natal berkedudukan di Natal
e. Distrik Batang Natal berkedudukan di Muara soma

Tapanuli Selatan adalah merupakan pencerminan pembagian


wilayah yang diatur dengan staad Blad Nomor 563 tahun 1937.

2
II. Zaman Penjajahan Jepang
Pada zaman penjajahan Jepang struktur pemerintahan tidak
banyak berubah, Afdaeling Padangsidimpuan yang dikepalai oleh
Asisten residen diganti dengan nama Gunseibu.
Setiap Onder Afdaeling dikepalai oleh seorang Gunco dan
masing– masing Onder Distrik dipegang oleh Hokogunco.

III. Sampai Zaman Kemerdekaan / Peralihan


Sesudah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agutus 1945,pada tanggal
12 Oktober 1945 oleh Gubernur Sumatera Utara pada waktu itu Mr.
Tengku Muhammad Hasan menyerahkan sebagian pembentukan
daerah otonom.
Mengingat strategi perjuangan mempertahankan kemerdekaan
pada tanggal 1 Juli 1946,wilayah afdeeling Padangsidimpuan
dibentuk menjadi 3 Kabupaten yaitu:
1. Daerah Angkola Sipirok dibentuk menjadi Kabupaten yang
dikepalai oleh seorang Bupati yang berkedudukan di
Padangsidimpuan
2. Daerah Padang Lawas dijadikan sebagai suatu Kabupaten yang
dikepalai oleh seorang Bupati yang berkedudukan di Gunung Tua,
Bupati pertamanya adalah Parlindungan Lubis kemudian Sutan
Ketimbung
3. Daerah Mandailing Natal dijadikan suatu Kabupaten yang
dikepalai oleh seorang Bupati yang berkedudukan di
Panyabungan, Bupati Pertamanya adalah Raja Junjungan Lubis
kemudian Fachruddin Nasution

3
Pada hari Jum’at tanggal 24 Nopember 1950 dibentuklah
Kabupaten Tapanuli Selatan dan seluruh pegawaui yang ada pada
kantor Bupati Angkola Sipirok, Padang Lawas dan Mandailing Natal
ditentukan sebagai peagwai kantor Bupati Tapanuli Selatan yeng
berkedudukan di Padangsidimpuan, dengan demikian tiga Kabupaten
yaitu kabupaten Angkola Sipirok, Kabupaten Padang Lawas dan
Kabupaten Mandailing Natal telah dilebur menjadi satu Kabupaten
Tapanuli Selatan dengan Bupati pertamanya Muda Siregar dengan
Gelar Sutan Doli (1950-1951).

4
Rencana Pemekaran Kabupaten Tapanuli Selatan dan
Penataan/Pengembangan Kota Administrasi Padangsidimpuan

Rencana pemekaran Kabupaten Tapanuli Selatan didasari atas


pertimbangan baik aspek historis,luas wilayah, penduduk,ekonomi dan
aspek lainnya. Sebagaimana tertera dalam pasal 4 ayat 1 Undang-Undang
Nomor 5 tahun 1974 tentang pokok- pokok pemerintahan di daerah.

Untuk mengatasi hal tersebut, Bupati Tapanuli Selatan dengan surat


keputusan No.130/1039/1991 dan Nomor 130/1040/1991 dibentuk tim
yan terdiri dari unsur-unsur instansi / Dinas yang ada di pemerintahan
Daerah Tk. II Tapanuli Selatan diikuti oleh sekretaris wilayah daerah Tk II
Tapanuli Selatan (Drs. H. Syakhruddin Nasution ).

Tim bertugas dan berusaha mempersiapkan keberhasilan


terlaksananya pemekaran / penambahan Kabupaten Tk. II serta
peningkatan status Kota Administratif Padangsidimpuan menjadi
Kotamadya Padangsidimpuan.

Adapun rencana pemekaran Kabupaten Daerah TK. II Tapanuli


Selatan sesuai yang digariskan Pemerintah Tingkat I Sumatera Utara
dengan tolak ukur dalam keampuan dari suatu daerah Tingkat II untuk
dimekarkan. Dari hasil kajian tersebut maka recana pemekaran /
pengembangan ini terdiri dari :

1. Pemerintahan kabupaten Daerah Tk. II Padang Lawas Angkola Sipirok


berkedudukan di Sipirok, Kecamatan Sipirok.
2. Pemerintah Kabupaten Daerah Tk. II Padang Lawas itu kota
berkedudukan di sibuhuan Kec. Barumun cadangan Gunungtua
Kecamatan Padang Bolak.
5
3. Pemerintahan Kabupaten Daerah TK. II Mandailing Natal ibu kota
berkedudukan di panyabungan Kec. Kota Nopan.

Semua hasil rencana pemekaran ini disampaikan kepada DPRD


Kabupaten Tapanuli Selatan Tanggal 18 Maret 1992 Sesuai nota Perjanjian
Bupati Kepala Daerah Tingkat II Tapanuli Selatan dalam dapat pimpinan
Khusus DPRD Kabupaten Daerah Tk.II Tapanuli Selatan.

Surat keputusan DPRD Kabupaten Daerah Tk. II Tapanuli Selatan


No. 15/KPTS/1992 tanggal 21 Maret 1992 tentang persetujuan
pemekaran Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Tapanuli Selatan
Menjadi 3 (Tiga) wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II ditandatanani oleh
Ketua DPRD Kabupaten Tapanuli Selatan (H. Z. Hidayat)

Dengan memperhatikan sejarah tersebut maka disepakatilah hari


jadi Kabupaten Tapanuli Selatan pada tahun 1950 dan jatuh pada tanggal
24 Nopember yang mengacu pada Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1956
dan dituangkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan
Nomor 8 Tahun 2008. Kabupaten Tapanuli Selatan yang Dulu telah
beberapa kali dimekarkakn menjadi beberapa Kebupaten dan Kota yaitu :

1. Kapaten Mandailing Natal dengan Ibu Kotanya Panyabungan dibentuk


beradasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun
1998 dan disahkan pada Tanggal 23 Nopember 1998;
2. Kota Padangsidimpuan dengan Kotanya Padangsidimpuan dibentuk
berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2001
dan disahkan pada tanggal 24 Agustus 2001;

6
3. Kabupaten Padang Lawas Utara dengan Ibukotanya Gunungtua
dibentuk berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 37
Tahun 2007 yang disahkan pada Tanggal 10 Agustus 2007;
4. Kabupaten Padang Lawas dengan Ibu Kotanya Sibuhuan dibentuk
berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun
2007 yang disahkan pada tanggal 10 Agustus 2007;

Perpindahan Ibu Kota Kabupaten Tapanuli Selatan dari Kota


Padangsidimpuan ke Sipirok adalah didasarkan pada undang-undang
nomor 37 dan 38 Tahun 2007. Pembangunan Pusat Perkantoran
Pemerintah Tapanuli Selatan dan Gedung DPRD Tapanuli Selatan dimulai
tanggal 10 Agustus 2012 dan diresmikan Tanghal 12 Agustus 2014.
Kabupaten Tapanuli Selatan yang dulu dan sekarang sudah terdiri dari 4
Kabupaten dan 1 Kota, tetapi karena secara Histori berasal dari 1
Kabupaten, maka sekarang kelimanya disebut dengan Tapanuli Bagian
Selatan atau TABAGSEL.1

1
Terlampir : Nama Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Tapanuli Selatan

7
BUPATI DAN WAKIL BUPATI PERIODE – KE PERIODE

No. Nama Bupati Periode

1. Muda Siregar Gelar Sutan Doli 1950 -1951

2. Raja Junjungan Lubis 1951 - 1954

3. Abdul Aziz Lubis 1954

4. Wahid R 1954

5. Abdul Aziz Lubis 1954

6. Muhammad Nasib Nasution 1954 – 1955

7. Abdul Aziz Lubis 1955 – 1956

8. M.Nurdin Nasution 1956 – 1961

9. M.Nurdin Nasution 1961 – 1969

10. Ahmad Negara Nasution 1969 – 1970

11. M.Nurdin Nasution 1970 – 1974

12. Bgd. Syarif Hasibuan 1974 – 1979

13. Hamzah Lubis 1979 – 1984

14. H.A. Rasyid Nasution, S.H 1984 – 1989

15. Drs. Toharuddin Siregar 1989 – 1994

16. Drs. H. Soaloon Siregar 1994 – 1999

17. Ir. Suangkupon Siregar, MSc 1999 – 2000

18. Drs. M. Saleh Harahap 2000 – 2005

19. Ir. Abdul Rahim Siregar 2005

8
20. Ir. Ongku P. Hasibuan, MM 2005 – 2010

21. H. Syahrul M Pasaribu 2010 – 2015

22. Drs. H. Sarmadan Hasibuan, SH. MM 2015 – 2016

23. H. Syahrul M Pasaribu 2016 – Sekarang

No. Nama Wakil Bupati Periode


1. Drs. H. Syahruddin Nasution 1996 - 2000
2. Harry L. Siregar, SE.MBA 2000 - 2005
3. Ir. Aldinz Rapolo Siregar 2005 - 2010
4. Ir. Aldinz Rapolo Siregar 2010 - 2015
5. Ir. Aswin Efendi Siregar 2016 - sekarang

9
Sejarah Singkat Pada Zaman Kemerdekaan

Sibuhuan Ibukota Kabupaten Padang Lawas mempunyai sejarah


singkat bahwa upacara Proklamasi kemerdekaan dan pengibaran bendera
Merah Putih pertamakali dilaksanakan yaitu di Sanjar kuliling (Jln
Merdeka) Sibuhuan. Tepatnya di rumah M. Yusuf Hasibuan gelar Tongku
Simpang Hasibuan bersama Sung Syahmin Hasibuan dan Pallit Nasution.

Upacara dilaksanakan dengan hikmat dihadiri tokoh-tokoh Pejuang


kemerdekaan dengan Irup Baginda Syarif Hasibuan dan komandan
upacara Kiron.

Tongku Sumpang pernah ditahan Polisi Belanda yang pada waktu itu
komandan Polisi Belanda yang pada waktu nitu komandan Polisi Belanda
bernama Sajiman. Namun penahaanan tidjk lama

Nama-nama Tokoh Pahlawan kemerdekaan yaitu:

1. Tongku Sumpang Hasibuan


2. Bung Salim Hasibuan
3. Palit Nasution
4. Tongku Syarif Hasibuan (Firman)
5. Ja Mulia Nasution
6. Ja Mompang Nasution
7. Batara Gading Nasution
8. Ja Nauli
9. Abbas Nasution
10. Janril Nasution
11. Baginda Muda Hasibuan
12. Sutan Raja Hatimbulan
10
13. Syukma
14. Halil (H. Julu)
15. Sutan Naporas (H.Julu)
16. Abidan (Panggonan)
17. A. Rahman Pasaribu (U. Satu)
18. Dll

Semangat juang yang telah dibuktikan oleh tokoh-tokoh Pahlawan melalui


adanya Upacara Proklamasi kemerdekaan dan Pengibaran Bendera Merah
Putih di Sibuhuan pada hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia
tahun 1945. Sejarahnya perlu diketahui oleh generasi Penerus Padang
Lawas Khususnya Warga Sibuhuan.

Hal ini perlu perhatian Pemerintah melalui usulan Pengurus IKABAYA–


Jakarta untuk mendirikan tanda berupa Monumen atau Taman Bahagia di
Kabupataen Padang Lawas.

Padangsidimpuan, 8 Desember 2019

Drs. H. Syahruddin Nasution


Mantan Sekwilda Tapanuli Selatan
Mantan Wakil Bupati Tapanuli Selatan

11

Anda mungkin juga menyukai