Penggunaan BIM menjadi strategi untuk menjawab tingginya ekspektasi masyarakat akan layanan
jasa konstruksi yang efisien, transparan dan memberikan hasil optimal serta mampu meminimalisir
terjadinya Contract Change Order (CCO) sebagai salah satu hambatan diproyek.
PENDAHULUAN
Pada tahap pelaksanaan, pekerjaan Kesalahan dalam perencanaan dan
konstruksi melibatkan Kontraktor Pelaksana desain
dan Konsultan Manajemen Konstruksi. Secara Perubahan desain disebabkan oleh
konvensional, komunikasi dan kordinasi faktor penyelidikan tanah yang
dilakukan secara linier. Dan ini mempersulit kurang detail; dan gambar desain
kolaborasi diantara pihak-pihak yang yang kurang matang.
terlibat ketika produk dari konsultan
perencana bermasalah. Kesalahan dalam perhitungan
estimasi volume
Berdasarkan penelitian sebelumnya terkait
permasalahan yang ditimbulkan oleh produk Ketidak sesuaian antara gambar
perencana sehingga memicu terjadinya dan kondisi lapangan
Contract Change Order (CCO) adalah Perencanaan gambar/spesifikasi
sebagai berikut : yang tidak jelas
PENDAHULUAN
Pencapaian waktu, biaya, dan mutu yang sesuai dengan yang diharapkan dapat dilakukan
apabila semua kegiatan yang ada digambarkan dengan jelas, dan terlebih dahulu
mendefinisikan tujuan yang hendak dicapai sebagai acuan untuk membuat perencanaan
proyek (Dahlan dan Wijaya 2009).
Metode BIM menawarkan pendekatan berbeda. BIM (Building Information Modeling)
meniru proses bangunan sebenarnya dimana elemen seperti dinding, jendela, lempengan
dan atap, dan lain-lain dibuat seperti kenyataannya. Dan semua data disimpan terpusat
dalam model bangunan virtual yang dapat diakses langsung oleh masing-masing pihak.
Transfer informasi ke pihak-pihak yang terlibat didalam pembangunan menjadi mudah
dan review yang dilaksanakan antara kontraktor dengan konsultan manajemen konstruksi
tidak mengakibatkan overlaping schedule karena semua data dan informasi berada pada
satu server bersama sehingga mudah di kontrol apapun yang terjadi.
PENDAHULUAN