Anda di halaman 1dari 22

KEBIJAKAN PENERAPAN

TEKNOLOGI
BUILDING
INFORMATION
MODELING (BIM)

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


KEBIJAKAN PENERAPAN
TEKNOLOGI
BUILDING
INFORMATION
MODELING (BIM)

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


PERMASALAHAN KONSTRUKSI BIDANG BANGUNAN GEDUNG

1. Masa Pembangunan Terlalu Ketat


2. Penjadwalan Program Tidak Memadai oleh
Penyedia Jasa
3. Hasil konsultan perencana yang tidak
memadai (Gambar perencanaan tidak
DAMPAK
aplikatif dan perlu banyak penyesuaian)
4. Perubahan permintaan dari owner yang 1. Pekerjaan terlambat
tidak terkendali 2. Penambahan biaya
5. Estimasi biaya pembangunan tidak akurat 3. Kegagalan konstruksi
6. Lemahnya koordinasi antara penyedia jasa
dan pemilik pekerjaan
7. Pengawasan yang Lemah
8. Metode Konstruksi yang Tidak Sesuai
9. Volume Pekerjaan antara RAB dengan
Gambar Rencana Teknis tidak sesuai
10. Clash antara Pekerjaan Arsitektur, Struktur,
dan MEP saat tahap konstruksi
KONSEKUENSI
Di Amerika Serikat

USD (milyar) Di Indonesia

177.5
Biaya rework mencapai
biaya untuk memperbaiki

30%
kesalahan, mencari data proyek
dan menanggulangi konflik

USD (milyar) tidak termasuk redesain, pengujian

31
dan pengukuran yang mencapai
dibelanjakan untuk rework karena

50%
kesalahan komunikasi dan data yang tidak
akurat pada lokasi pekerjaan selama 2018
(mencapai 3-23% nilai kontrak)

Survey terhadap 600 perusahaan konstruksi di Amerika


dari nilai kontrak
KEBUTUHAN

akurasi presisi

kecepatan Clash
detection

Kolaborasi team
Teknologi BIM mampu memangkas waktu, kesalahan, dan biaya dengan sangat baik
TUJUAN IMPLEMENTASI BIM MANFAAT IMPLEMENTASI

1 Peningkatan efisiensi dan akurasi


Peningkatan
Kolaborasi
produktivitas dan Proses desain dan konstruksi lebih
stakeholder 2
efisiensi proses ramping dan transparan
konstruksi
konstruksi
3 Akurasi dalam perhitungan

Menghindari kesalahan mulai


4
Regulator aktif perencanaan hingga pelaksanaan
memberikan Peningkatan mutu,
approval, pengendalian 5 Waktu pelaksanaan lebih cepat
memonitor dan biaya dan
supervisi progres manajemen waktu
konstruksi Mempermudah proses monitoring dan
6
evaluasi di setiap tahapan pembangunan
KEBIJAKAN PENERAPAN
BUILDING INFORMATION
MODELLING
(BIM)
Kerangka Pengembangan BIM
INSTRUMENTAL INPUT
• UU no.17 tahun 2007 tentang RPJP 2005-2025
• UU no. 2tahun 2017 tentang jasa konstruksi
• Perpres 2/2015 tentang RPJMN 2015-2019
• Paket ekonomi I s/d XVI oleh Presiden Jokowi
• Making Indonesia 4.0
• Arahan Menteri PUPR: 5 terobosan untuk percepatan pembangunan infrastruktur

KONDISI SAAT INI MASALAH


• Rework masih terjadi • belum tersedia peraturan OUTCOME
pada proyek infrastruktur mengenai penerapan BIM pada
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
• Implementasi BIM pada
• Penggunaan teknologi pengembangan infrastruktur IMPLEMENTASI BIM DALAM setiap pembangunan
informasi masih belum • Kesenjangan pengetahuan tentang PEMBANGUNAN infrastrutur PUPR
digunakan secara luas BIM antara konsultan, kontraktor INFRASTRUKTUR • Mengurangi rework dan
• Belum adanya Kesadaran dan pemilik pekerjaan • aspek legal sampah pada tiap proyek
pentingnya dokumentasi • Proyek skala kecil tidak mampu • platform digital (efektif dan efisien)
proyek, dari tahap desain menyediakan software BIM, • Meningkatkan nilai
sampai operasi dan sehingga menjadi pengeluaran
• Standarisasi komponen
kompetitif industry
pemeliharaan bagi konsultan/kontraktor • Kebijakan harga software konstruksi nasional
• Kurangnya kerjasama • Belum ada koordinasi dengan
(kolaborasi) antar Kementerian Perindustrian terkait
penyelenggara konstruksi dengan perispan BIM library

PENGEMBANGAN LINGKUNGAN STRATEGIS


• BIM telah diterapkan di singapura, cina, UK, malysia dll
• BIM telah diterapkan secara voluntary oleh BUMN dalam proyek-proyeknya
• Telah ada institute BIM Indonesia, yang bias menjadi partner kerjasama dalam penerapan BIM
• Pengembang software BIM mulai memperkenalkan produknya dengan hrga khusus, dan secara
rutin menyelenggarakan konferensi BIM, dan juga bekerjasama dengan universitas untuk
melakukan pelatihan BIM bagi mahasiswa
KEBIJAKAN DAN REGULASI

•Menyiapkan regulasi Menyiapkan plaform


terkait produk dan digital yang bisa diakses Standarisasi komponen
Pembelian software
persetujuan berbasis IT oleh kontraktor dan konstruksi (library
BIM tidak termasuk
pada proses konstruksi. pemilik pekerjaan. content), dengan
dalam pengeluaran
Bidding, penyerahan Kapasitas dan melibatkan
pemerintah
perizinan dll dibuat keamanan harus Kemenperind
secara online diperhatikan
ROADMAP PENERAPAN BIM
2017 2024
DIGITAL KOLA INTE
ADOPSI
ISASI BORASI GRASI

• Stakeholder • Perizinan (e- • Standar terkait • Implementasi


konstruksi submission) kolaborasi industri cloud construction
mengadopsi BIM • Monitoring dan konstruksi management
• Penyusunan standard supervisi dengan • Implementasi • Integrasi sistem
BIM Nasional (SNI) teknologi digital Virtual Design dan proses konstruksi
• Standar kurikulum • Dimulainya pasar Lean Contruction (perizinan, claim,
dan kompetensi BIM digital untuk sektor (VDC) commisioning,
untuk universitas dan konstruksi • Implementasi BIM handover, dll)
profesi (penguatan (3D s/d 7D)
database)

9
UU No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa
Konstruksi,

Pasal 5 ayat (5) :


Pemerintah Pusat memiliki kewenangan
mengembangkan standar material dan peralatan
konstruksi, serta inovasi teknologi konstruksi
Lampiran Peraturan Menteri PUPR no. 22/2018 :

Penggunaan Building Information


Modelling (BIM) wajib diterapkan pada
BGN tidak sederhana dengan kriteria luas di
atas 2.000 m2 dan di atas 2 lantai

Jumlah Bangunan Gedung Negara dengan


luas lebih dari 2.000 m2 dan
di atas 2 lantai sejak 2008 -2018
adalah sejumlah 435 bangunan
DIMENSI BIM
Penggunaan BIM wajib diterapkan pada BGN tidak
sederhana dengan kriteria luas di atas 2.000 m2 dan di
atas 2 lantai

a. gambar arsitektur e. rincian volume


b. gambar struktur pelaksanaan pekerjaan
Keluaran dari c. gambar utilitas f. rencana anggaran biaya
perancangan (mekanikal dan
elektrikal)
d. gambar lansekap

3D 5D
• 3D model data • Quantity extraction
DIMENSI BIM • Reinforcement & • Cost Estimation
structur analisys
• Clash detection
PENERAPAN BIM
PADA PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG
DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

Renovasi Renovasi dan


Pembangunan Pembangunan Pembangunan
Stadion Utama Pengembangan
Pasar Atas Arena Aquatic Istora Bangkit
Gelora Bung Stadion
Bukittinggi Papua Papua
Karno Manahan Solo
BIM 7 DIMENSI
Simulasi Installation Schedule oleh BIM pada Renovasi dan Pengembangan Stadion Manahan Solo
BIM 5 DIMENSI
BIM MODEL PADA PEMBANGUNAN
ARENA AQUATIC PAPUA
CAD drawings and Diagram System

BIM 5 DIMENSI

BIM berkisar pada model data terpadu yang melibatkan berbagai pemangku
kepentingan seperti Arsitek, Insinyur Sipil, Insinyur Struktural, Insinyur Sistem MEP,
Pembangun, Produsen dan Pemilik Proyek dapat mengekstrak dan menghasilkan
pandangan dan informasi sesuaidengan kebutuhan mereka.
Scheduling
4D-BIM (pemodelan informasi bangunan empat
dimensi) digunakan untuk kegiatan perencanaan
l o ka s i ko n st r u ks i . D i m e n s i ke e m p at B I M
memungkinkan peserta untuk mengekstrak dan
memvisualisasikan kemajuan aktivitas mereka
sepanjang masa proyek.

Estimating

5D-BIM (pemodelan informasi bangunan lima


dimensi) digunakan untuk pelacakan anggaran
dan analisis biaya kegiatan terkait. Dimensi
kelima BIM yang terkait dengan 3D dan 4D
(Time) memungkinkan peserta untuk
memvisualisasikan kemajuan aktivitas mereka
dan biaya terkait dari waktu ke waktu.

Anda mungkin juga menyukai