Anda di halaman 1dari 7

Kepala Teknik Tambang (KTT), Penanggungjawab Teknik dan Lingkungan

(PTL) & Kepala Teknik Bawah Tanah (KTBT)

Sesuai Permen ESDM 26 2018, dalam pelaksanaan kaidah teknik pertambangan


yang baik, maka Setiap Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP
Operasi Produksi & IUPK Operasi Produksi, IUJP (Perusahaan Jasa
Pertambangan), WAJIB;

1. mengangkat KTT sebagai pemimpin tertinggi di


lapangan untuk mendapatkan pengesahan dari KaIT
(Kepala Inspektur Tambang),
2. memiliki Tenaga Teknis pertambangan yang
berkompeten sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan,
3. dalam hal IUP Operasi Produksi ada dilakukan
penambangan bawah tanah, maka Pemegang IUP /
KTT wajib menunjuk KTBT (Kepala Teknik
Bawah Tanah) untuk bertanggung jawab di divisi
bawah tanah, yang berkompetensi dan
bertanggungjawab kepada KTT,
4. Menteri menetapkan kompetensi KTT, KTBT dan
Tenaga Teknis pertambangan sebagaimana
dimaksud,
5. dalam hal IUP-OP khusus pengolahan dan/atau
pemurnian, maka pemegang IUP wajib
mengangkat PTL (Penanggung Jawab Lingkungan)
yang di syahkan KaIT dan memiliki Tenaga Teknis
yang berkompetensi sesuai peraturan perundangan,
6. dalam hal perusahaan jasa pertambangan, maka
mengangkat Penanggung Jawab Operasional (PJO)
yang berkompeten dan disyahkan oleh KTT, PJO
juga harus mempunyai Tenaga Teknis yang
berkompetensi
Kriteria KTT/PTL/KTBT;
KTT kelas IV : untuk pemegang IPR (Izin Pertambangan Rakyat),
mempunyai sertifikat kualifikasi atau telah mengikuti Pendidikan/bimbingan
teknis terkait penerapan kaidah pertambangan yang baik,

KTT kelas III : memiliki sertifikat POP (Pengawas Operasional Pratama)


atau sertifikat kualifikasi yang diakui KaIT, tahap eksplorasi & tahap operasi
produksi dengan metoda tambang semprot (hidrolis), tambang bor, tambang
terbuka jenjang tunggal, kuari & kapal keruk/isap, rata-rata produksi kurang dari :
batubara kurang dari 150 metrik ton per hari, 1 ton bijih mineral per hari, untuk
kuari 250 ton mineral batuan & mineral bukan logam per hari, tanpa
menggunakan bahan peledak, jumlah pekerja kurang dari 50 orang

KTT kelas II : bersertifikat POM (Madya), jumlah produksi tambang


terbuka batubara kurang dari 500 metric ton per hari, mineral logam < 1500 ton
bijih per hari, tambang semprot < 5 ton bijih per hari, kapal keruk < 5 ton bijih per
hari, mineral batuan kuari & bukan logam < 500 ton per hari, jumlah pekerja <
200 orang

KTT kelas I : bersertifikat POU, jumlah produksi tambang terbuka batubara


atau bawah tanah > 500 metric ton per hari, mineral logam > 1500 ton bijih per
hari, tambang semprot > 5 ton bijih per hari, kapal keruk > 5 ton bijih per hari,
mineral batuan kuari & bukan logam > 500 ton per hari, jumlah pekerja > 200
orang

PTL kelas III : bersertifikat POP, bekerja pada pengolahan mineral bukan
logam dan batuan

PTL kelas II : bersertifikat POM, bekerja di pengolahan dan/atau


pemurnian mineral logam atau pengolahan batubara, jumlah produksi < 100.000
ton per tahun, jumlah pekerja < 1000 orang

PTL kelas I : bersertifikat POU, bekerja di pengolahan dan/atau pemurnian


mineral logam atau pengolahan batubara, jumlah produksi > 100.000 ton per
tahun, jumlah pekerja > 1000 orang

KTBT : bersertifikat POU, bekerja dalam divisi tambang bawah tanah &
menduduki jabatan tertinggi di divisinya,

Tugas dan tanggung jawab KTT atau PTL terdiri


atas:
1. membuat peraturan internal perusahaan mengenai
penerapan kaidah Teknik pertambangan yang baik;
2. mengangkat pengawas operasional dan pengawas
teknis;
3. mengesahkan Penanggung Jawab Operasional
(PJO);
4. melakukan evaluasi kinerja PJO;
5. memastikan semua perusahaan jasa pertambangan
yang beroperasi di bawahnya memenuhi kewajiban
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan;
6. menerapkan standar sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan;
7. menyampaikan laporan kegiatan jasa pertambangan
kepada KaIT sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan;
8. memiliki tenaga teknis pertambangan yang
berkompeten sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan;
9. melaksanakan manajemen risiko pada setiap proses
bisnis dan subproses kegiatan pertambangan;
10. menerapkan sistem manajemen keselamatan
pertambangan (SMKP) dan melakukan pengawasan
penerapan sistem manajemen keselamatan
pertambangan yang dilaksanakan oleh perusahaan
jasa pertambangan yang bekerja di wilayah
tanggung jawabnya;
11. melaporkan penerapan kaidah teknik
pertambangan yang baik kepada KaIT, baik laporan
berkala, akhir, dan/atau khusus sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan;
12. melaporkan pelaksanaan kegiatan pengelolaan
dan pemantauan lingkungan secara berkala sesuai
dengan bentuk yang ditetapkan;
13. melaporkan jumlah pengadaan, penggunaan,
penyimpanan, dan persediaan bahan dan limbah
berbahaya dan beracun secara berkala setiap 6
(enam) bulan;
14. melaporkan adanya gejala yang berpotensi
menimbulkan pencemaran dan/atau perusakan
lingkungan;
15. menyampaikan laporan kasus lingkungan
paling lambat 1 x 24 (satu kali dua puluh empat) jam
setelah terjadinya kasus lingkungan berikut upaya
penanggulangannya;
16. menyampaikan pemberitahuan awal dan
melaporkan kecelakaan, kejadian berbahaya,
kejadian akibat penyakit tenaga kerja, dan penyakit
akibat kerja;
17. menyampaikan laporan audit internal
penerapan sistem manajemen keselamatan
pertambangan mineral dan batubara;
18. menetapkan tata cara baku untuk
penanggulangan pencemaran dan/atau perusakan
lingkungan pada tempat yang berpotensi
menimbulkan perusakan dan pencemaran
lingkungan;
19. menetapkan tata cara baku untuk penerapan
kaidah Teknik pertambangan yang baik;
20. melaksanakan konservasi sumber daya mineral
dan batubara; dan
21. KTT menetapkan tata cara baku kegiatan
pengelolaan teknis pertambangan mineral dan
batubara.
Job Description
We are currently in the process of initiating the operation phase of
an Andesite mine. We are looking for the following qualifications:
Kami sedang dalam proses pengembangan operasional tambang
batu Andesit. Kami ingin mengundang anda dengan kualifikasi
berikut untuk mengirimkan cv anda :

 Memiliki sertifikat POM/POU


 Memililki pengalaman di bidang pertambangan paling
sedikit 5 tahun (lebih diutamakan yang memiliki
pengalaman di bidang pertambangan batu split dengan
peledakan)
 Memiliki latar belakang mining engineering atau tekhnik
tambang

KEPALA TEKNIK TAMBANG (KTT) adalah seseorang yang


memimpin dan bertanggung jawab atas terlaksananya serta
ditaatinya peraturan perundang-undangan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) pada suatu kegiatan usaha pertambangan
di wilayah yang menjadi tangung jawabnya.
II. JOB DESCRIPTION
a. Tugas Utama

 Memimpin dan bertanggung jawab atas terlaksananya serta


di taatinya peraturan Perundangan-undangan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja di wilayah Izin Usaha Pertambangan
(IUP).
 Bertanggung jawab atas terlaksananya penanganan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Pengelolaan
Lingkungan pada wilayah Izin Usaha Pertambangan.

b. Kontrol, Menyusun dan Mengurus perizinan

 Melaksanakan Inspeksi, Pengawasan dan Pengujian


 IUP Eksplorasi
 UKL-UPL/AMDAL
 IUP-OP (Operasi Produksi)
 Izin Tempat Pembuangan Sementara Limbah Bahan
Beracun Berbahaya (B3)
 Izin Penataan Titik Setling Pond /AAT
 Izin Kelistrikan
 Memastikan bahwa setiap pekerja Tambang dan lokasi
bekerja dalam keadaan aman dan Secara aktif memberikan
kontribusi positif terhadap K3 dan lingkungan.

C. Membuat Laporan Kewajiban Pemegang IUP- OP

 Membuat laporan triwulan pengelolaan K3L


 Laporan perkembangan Tambang
 Laporan cadangan bahan galian
 Laporan produksi dan penjualan
 Laporan Rencana Reklamasi (RR)
 Laporan Rencana Penutupan Tambang (Mine Closure)

D. Tugas Berkala

 Bertanggung jawab atas terlaksananya kegiatan


pertambangan (gali/bongkar,muat, angkut) bahan galian
agar sesuai dengan regulasi peraturan pemerintah
pusat/daerah dan target produksi tercapai.
 Membuat laporan tentang pengelolaan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) dan Lingkungan

e. Wewenang Kepala Teknik Tambang

 Laporan perkembangan kemajuan tambang serta hasil


produksi yang diperoleh.
 Memasuki tempat kegiatan usaha pertambangan setiap
saat
 Menghentikan sebagian waktu atau seluruh kegiatan
pertambangan mineral dan batubara apabila kegiatan
pertambangan dinilai dapat membahayakan keselamatan
pekerja tambang, keselamatan umum dan menimbulkan
pencemaran atau kerusakan lingkungan.
 Mengusulkan penghentian sementara kegiatan
pertambangan kepada kepala Inspektur tambang.

Anda mungkin juga menyukai