Penulis
ERNIATI BACHTIAR
Editor:
Dr. Sri Gusty, ST., MT.
Dr. Ismail Marzuki, M.Si
Penerbit
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS FAJAR
Material Ramah Lingkungan “Mortar Geopolimer-Fly Ash”
Penulis:
Dr. Erniati Bachtiar. S.T., M.T.
Editor:
Dr. Sri Gusty, ST., MT.
Dr. Ismail Marzuki, M.Si
ISBN
……………………….
Penerbit
Fakultas Teknik Universitas Fajar
Jl. Prof Abdurrahman Basalamah No. 101, Makassar
Prakata
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Alhamdulilahi Rabbil Aalamin, puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas
Rahmat dan Hidayah-NYA penulis dapat menyelesaikan buku ini. Buku
ini membahas tentang material geopolimer ramah lingkungan yang
berbahan dasar fly ash untuk pembuatan mortar yang dikemas dengan
Judul Material Ramah Lingkungan “Mortar Geopolimer-Fly Ash”.
Abu terbang (fly ash) adalah salah satu produk limbah PLTU yang akan
merusak lingkungan jika hanya sekedar ditumpuk/ditimbun karena
dengan penimbunan yang sembarangan berpotensi mengancam
kelestarian lingkungan, selain mudah beterbangan dan mengotori
udara, partikel-partikel logam berat yang dikandungnya sangat mudah
larut dan mencemari sumber-sumber air. Fly ash Emisi CO2 yang
dihasilkan oleh industri semen berasal dari reaksi kalsinasi maupun
akibat penggunaan bahan bakar fosil selama proses produksi. Jika
dijumlahkan, proses ini akan melepaskan 1 ton CO2 ke atmosfir
dalam setiap produksi 1 ton semen Portland. Untuk itu berbagai
macam usaha telah dan sedang dilakukan untuk meminimalisir emisi
CO2 yang dihasilkan industri semen, salah satunya adalah
mengurangi/menghindari penggunaan semen pada beton dengan
mengganti, baik sebagian mupun seluruh semen dengan bahan
yang lebih ramah lingkungan, salah satunya adalah fly ash yang
merupakan limbah hasil pembakaran batu bara. Oleh karena itu sangat
penting untuk mencari alternatif bahan ikat pada mortar yang ramah
lingkungan sebagai pengganti semen Portland.
Fly ash memiliki kandungan kimia Alminium (Al) dan Silikat (Si) yang
memiliki peranan penting dalam ikatan polimerisasi sehingga fly ash
dapat dimanfaatkan sebagai pengikat seperti semen. Fly ash dapat
menggantikan semen dalam pembuatan mortar dengan system
polimerisasi. Geopolimer sendiri merupakan senyawa anorganik
alumino silikat yang disintesiskan dari bahan-bahan yang banyak
mengandung Silika dan Aluminium melalui proses polimerisasi. Dalam
buku ada pembahasan tentang mortar geopolimer. Mortar merupakan
adukan yang dibuat dari agregat halus (pasir) dan pasta geopolimer
sebagai pengikat. Geopolimer yang dipakai berasal dari bahan dasar fly
ash yang direaksikan dengan alkali aktivator berupa Sodium hidroksida
(NaOH) dan Sodium silikat (Na2SiO3), sehingga membentuk fly ash
geopolimer mortar.
Penulis termotivasi dalam menulis buku ini karena ada bebera hal
antara lain: Pertama amanah sebagai dosen untuk menulis sehingga
bisa sebagai bahan referensi bagi mahasiswa, akademisi, pemerintah,
masyarakat dan industri yang tertarik dengan material ramah
lingkungan khususnya fly ash sebagai pengganti semen, Kedua Luaran
dari hasil penelitian Riset Dasar Tahun Ke-2 yang berjudul Karkateristik
Mikrostruktur Mortar dan Beton Geopolimer Berbasis Material Fly Ash
Batu Bara Limbah PLTU Sulawesi Selatan, dan Ketiga memberi contoh
positif kepada teman-teman Dosen/Peneliti dan keluarga khususnya
anak-anak Penulis kedepan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Direktur Jenderal
Penguatan Riset dan Pengembangan Sumber Daya Kemenristek DIKTI
RI sebagai penyandang dana dalam Penelitian dan Penulisan Buku ini
melalui skema Penelitian Berbasis Komptensi (PBK)-2018 (tahun
Pertama) dan Riset Dasar- 2019 (tahun kedua).
Buku ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat
mengharapkan saran dan kritikan yang konstruktif. Semoga dengan
adanya Buku ini akan menjadi bagian Positif bagi perkembangan
material konstruksi yang ramah lingkungan di Indonesia, Aamiin Yaa
Rabbal Aalamin.
Makassar, 9 November 2019
Penulis
Erniati Bachtiar
Al2O4 Oxidoalumane 38
Al2Si2O5 Kaolin 37
AlQ4(4Si) 46
C Celcius 23
Ca Kalsium 24
3H2O 38
K Kalium 25
K+ Kalium Ion 37
Li Litium 24
M2SO3 97
M3PO4 97
MF Maxifloor 97
Mg2 Magnesium 35
MK Metakaoli 30
Mn Kation 37
n Derajat Kondensasi 37
Na Natrium 25
2Na38
Na2Al2Si3O1035
Na2CO396
NaOH Natrium Hidroksida 23
(OH)4 23
P Beban 70
Pa Apparent porosity 67
pH Potensial Hidrogen 65
PSS 42
Si2O438
Si2O523
Si4+38
SiO231
SiO2+ Al2O3+ Fe2O3106106
Sn36
SNI103
TEM Transmission Electron Microscopy 84
Ti36
USA20
w37
wH2O37
XRD42
Zn36
I.1 SEJARAH TEKNOLOGI GEOPOLIMER
Penemuan penemuan material bahan pengikat untuk
konstrukruksi yang ramah linkungan semakin berkembang sering
dengan kebutuhan dan perkembangan teknologi. Pengikat yang
sekarang ini berkebang adalah semen. Namun produksi semen
memberikan efek rumah kaca, dimana tiap industri memproduksi
semen maka akan menghasilkan gas CO2. Para peneliti
mengembangkan penelitiannya agar bisa menggantikan semen
sebagian atau seluruhnya dengan material baru.
Si: Al = 0, siloxo
Si: Al = 2, sialate-siloxo
Si: Al = 3, sialate-disiloxo
𝑀1𝑛+
⁄
[(𝐴𝑙𝑂2 )(𝑆𝑖𝑂2 )𝑥 ]2𝐻2 𝑂 .............................................(2.1)
𝑛
Mn[(-SiO2)z-AlO2]n. wH2O
0,2<M2O/SiO2<0,48
3,3<SiO2/Al2O3<4,5
10,0<H2O/M2O<25
(http://fisika-bumi.blogspot.com/2011/03/polimer-organik.html)
III.1 Bahan Dasar Geopolimer
Di awal perkembangannya, sebagian besar geopolimer
disintesis melalui aktivasi-alkali kaolin terdehidroksilasi
(dehydroxylated kaolinite) atau metakaolin. Akhir-akhir ini,
berbagai mineral Al-Si seperti abu terbang (fly ash), furnace slag,
pozzolan dan campuran metakaolin/abu terbang atau
kaolin/stilbite, telah digunakan untuk memproduksi geopolimer.
Material yang paling menarik adalah pemanfaatan material sisa
produksi (bahan buangan industri) untuk memproduksi semen
geopolimer yang ekonomi dan ramah lingkungan atau mineral
struktural yang tahan panas dan api.
Mineral Lempung
(www.hardnesstester.com)
a. Kadar Air (w / c)
b. Alkali Aktivator
1. Resolusi Superior 0.1 ~ 0.2 nm, lebih besar dari SEM (1~3
nm)
2. Mampu mendapatkan informasi komposisi dan kristalografi
dari bahan uji dengan resolusi tinggi
3. Memungkinkan untuk mendapatkan berbagai signal dari satu
lokasi yang sama.
A. Agregat Halus
Material yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari
agregat alam yaitu agregat halus (pasir) yang berasal dari
kabupaten Takalar dan fly ash (abu terbang) yang berasal dari
kabupaten Jeneponto dan Barru. Pengujian ini dilakukan di
Laboratorium Bahan dan Beton Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Fajar. Pengujian agregat ini mengacu pada SNI
(Standar Nasional Indonesia).
B. Fly ash
Pengujian XRF
Karakterisasi dari sampel fly ash dengan analisis X-Ray
Fluorosence (XRF) yang dilakukan di laboratorium FMIPA
Universitas Hasanuddin. Komposisi yang terkandung dalam Fly
ash dari hasil XRF dapat dilihat pada Tabel IV.1.
Pengujian XRD
a. Fly ash PLTU A
Hasil pengujian fly ash dengan metode XRD yang telah dianalisis dapat
dilihat pada Gambar IV.15, dimana Fly ash A “PLTU Jenneponto” terdiri
dari Cristal sebesar 51,02% dan amorf sebesar 48,97%.
𝐾𝜆
𝐷= (2)
𝛽𝐶𝑜𝑠 𝜃
Tabel. IV…
𝑷
𝒇′ 𝒄 = .............................................................. (IV.1)
𝑨
IV.8 Potensi Limbah Fly Ash Batu Bara Pltu Sulsel Sebagai
Pengikat
Berdasarkan SNI-03-6825-2002, pengujian kuat tekan yaitu
memberi beban monoton secara terus menerus dengan laju yang
konstan pada benda uji di antara dua batang pembebanan yang
akan menciptakan tegangan tekan. Pada pengujian kuat tekan
posisi benda uji yang berbentuk kubus pada saat dibebani yaitu
dalam keadaan berdiri/tegak. Tegangan tekan yang dialami benda
uji lama kelamaan akan menyebabkan benda uji runtuh/hancur.
Sehingga, kuat tekan adalah tegangan tekan pada pembebanan
maksimum yang menyebabkan benda uji mengalami
runtuh/hancur.
GM_C85 : Mortar Geopolimer yang dicuring dalam oven pada suhu 85oC
GM_FA.A, GM_FA.B : Mortar Geopolimer basis fly ash A, Mortar Geopolimer
basis fly ash B
https://www.geopolymer.org/science/introduction/
http://www.geopolymer.org/about/business-fellows/
https://en.wikipedia.org/wiki/Geopolymer
http://www.geopolymer.org/applications/geopolymer-cement
https://en.wikipedia.org/wiki/Zeolite#cite_note-1
https://materialcerdas.wordpress.com/teori-dasar/transmission-
electron-microscopy-tem/
De Vargas AS, Dal Molin DCC, Vilela ACF, Da Silva FJ, Pavao
B, Veit H, 2011. The effects of Na2O/SiO2 molar ratio,
curing temperature and age on compressive strength,
morphology and microstructure of alkali-activated fly ash-
based geopolymers. Cem Concr Compos 2011;33:653–60