Anda di halaman 1dari 5

BAGIAN-BAGIAN RUNWAY (LANDASAN PACU):

1. Runway Lighting
Yaitu lampu yang dipasang sepanjang landas pacu (runway) baik disamping
maupun ditengah, lampu runway juga dipasang pada akhir landasan pacu.
3. Pre-Threshold
Merupakan tanda berwarna kuning yang ditempatkan di luar ujung runway di
belakang threshold panah. Fungsinya sebagai penunjuk bahwa daerah tidak
boleh dipergunakan untuk tinggal dan lepas landas.
4. PAPI (Precision Approach Path Indicator)
Alat bantu visual yang menyediakan informasi panduan untuk membantu pilot
dalam mempertahankan posisi pesawat dengan pendekatan yang benar
(dalam dimensi vertikal) ke touch down point di runway. Pada umumnya posisi
PAPI terletak di samping landasan pacu sekitar 300 meter diluar batas landas
dari landasan pacu.
5. Runway Designator
Garis berwarna putih dalam bentuk dua angka atau kombinasi dua angka dan
satu huruf tertentu terletak pada threshold dan runway center line marking
sebagai identitas runway. Fungsinya adalah sebagai petunjuk arah runway
yang digunakan untuk lepas landas dan pendaratan.
6. Center Line
Terdiri dari garis putus-putus berwarna putih terletak di tengah sepanjang
runway. Merupakan suatu garis dan celah yang memiliki panjang tidak kurang
dari 50 meter dan tidak lebih dari 75 meter yang berfungsi sebagai petunjuk
garis tengah runway.
7. Touchdown Zone
Tanda pada runway yang terdiri dari garis-garis berwarna putih berpasangan
di kiri-kanan garis tengah runway sebagai penunjuk panjang runway yang
masih tersedia pada saat melakukan pendaratan.
8. Aiming Point
Tanda di runway yang terdiri dari dua garis lebar berwarna putih sebagai
penunjuk tempat pertama roda pesawat yang diharapkan untuk menyentuh
runway saat mendarat.
9. Threshold
Tanda berupa garis putih sejajar dengan arah runway yang terletak 6 meter
dari awal runway yang berfungsi sebagai tanda permulaan yang digunakan
untuk pendaratan.
10. Stopway
Area segiempat dipermukaan tanah pada ujung landasan yang disiapkan
sebagai daerah aman bagi pesawat yang gagal take-off.

Cara menentukan arah runway dan arti angka tersebut?


Angka tersebut selain berfungsi sebagai identitas landasan pacu juga menunjukkan
ke mana landasan pacu tersebut mengarah. Arah timur-barat? Utara-selatan?
Ataukah serong barat laut-tenggara atau barat daya-timur laut? Bagaimana cara
menentukan angka-angka tersebut?

Sebelum menentukan arah landasan pacu, perencana bandara akan


melakukan survey lebih dulu terhadap arah angin dominan atau arah angin yang
paling sering terjadi di lokasi calon bandara tersebut. Setelah mengetahui arah angin
dominan di lokasi calon bandara, biasanya sang perencana akan merencanakan arah
landasan pacu searah dengan arah angin dominan tersebut. Misal, arah angin
dominannya adalah ke arah timur, maka rencana landasan pacu pun akan dibuat
mengarah timur-barat. Mengapa? Pesawat yang sedang lepas landas berlawanan
arah angin akan memperpendek jarak take-off. Sedang pesawat yang mendarat
berlawanan dengan arah angin juga akan memperpendek jarak landing-nya.

Bagaimana jika arah angin tidak ada yang dominan? Aspek pemanfaatan lahan
dengan layout landasan pacu dan bangunan terminal yang efisien akan menjadi
pertimbangan utama dalam menentukan arah landasan pacu.

Berbeda dengan kompas, mata angin, gambar masterplan dan gambar-gambar


rencana lain, yang mengambil arah utara sebagai acuan, penentuan arah landasan
pacu mengambil arah selatan sebagai acuan. Arah selatan dianggap sebagai titik 0˚.
Untuk lebih jelas, perhatikan gambar di bawah ini.
Misal, sebuah landasan pacu mengarah 40˚ dari arah selatan, berarti mengarah barat
daya-timur laut. Caranya, putar searah jarum jam dari arah selatan sebesar 40˚. Di
ujung landasan tersebut (arah barat daya) akan ditulis angka 4 atau 04 (mewakili 40˚).
Bagaimana dengan angka di ujung lain (arah timur laut) dari landasan pacu tersebut?
Tambahkan sudut 180˚ dari sudut 40˚, diperoleh sudut sebesar 220˚. Di ujung
landasan yang arah timur laut tersebut akan ditulis angka 22 (mewakili sudut 220˚).

Contoh lain, sebuah landasan pacu mengarah 130˚ dari arah selatan, berarti
mengarah barat laut-tenggara. Dengan cara yang sama seperti di atas, maka di ujung
barat laut landasan pacu tersebut akan ditulis angka 13 (mewakili 130˚). Sedangkan
di ujung tenggara landasan pacu tersebut akan ditulis angka 31 (mewakili 310˚ yang
diperoleh dari 130˚ + 180˚). Untuk lebih mudahnya, selisih angka antara ujung
landasan yang satu dengan lainnya adalah 18 (mewakili sudut 180˚, karena landasan
pacu pasti lurus. Belum ada sejarahnya landasan pacu bengkok).
Bagaimana jika landasan pacu tersebut mengarah persis utara-selatan? Jika
demikian, maka ujung utara landasan pacu akan ditulis angka 18 (mewakili 180˚ dari
arah selatan). Ujung selatan landasan pacu akan ditulis 36. Landasan pacu Bandara
Sam Ratulangi, Manado bisa menjadi contoh untuk kasus ini.
(Ujung selatan landasan pacu Bandara Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara)

Uraian di atas diperuntukkan bagi bandara dengan landasan pacu tunggal.


Bagaimana dengan bandara-bandara besar yang mempunyai landasan pacu lebih
dari satu?

Jika ada dua landasan pacu yang sejajar, maka akan ditambahi notasi R (right/kanan)
dan L (left/kiri) di bawah angka-angka tersebut. Contohnya di Bandara Soekarno
Hatta, Cengkareng, Bandara Heathrow, London, Bandara Flughafen di München dan
masih banyak lagi. Jika ada 3 landasan pacu yang sejajar, maka landasan pacu yang
tengah akan ditambahi notasi C (center/tengah). Contohnya di Bandara Changi,
Singapura. Tambahan notasi R, L dan C ini akan memudahkan pilot di landasan pacu
mana dia harus mendaratkan pesawatnya, sesuai arahan petugas menara kontrol
(ATC).
(Notasi pada landasan pacu tengah di Bandara Changi, Singapura)

Anda mungkin juga menyukai