PENYELENGGARAAN
ANGKUTAN
PENUMPANG UMUM DI
WILAYAH PERKOTAAN
DALAM TRAYEK
TETAP DAN TERATUR
DEPARTEMEN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT
ii
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN
DARAT
Nomor : 274/HK.105/DRJD/96
Tentang
1
6. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 tentang
Kendaraan dan Pengemudi (Lembaran Negara RI Tahun
1993 Nomor 64 dan Tambahan Lembaran Negara RI Nomor
8530);
MEMUTUSKAN
Pasal 1
(1) Penyelenggaraan angkutan penumpang umum di wilayah perkotaan dalam
trayek tetap dan teratur adalah satu cara penyelenggaraan angkutan untuk
memindahkan orang dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan
mobil bus umum atau mobil penumpang umum yang terikat dalam trayek
tetap dan teratur dengan dipungut bayaran.
2
Pasal 2
Pasal 3
Pasal 4
Ditetapkan di : J A K A R T A
Pada tanggal : 16 April 1996
ttd
SOEJONO
3
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL
PERHUBUNGAN DARAT
NOMOR : 274/HK.105/DJRD/96
TANGGAL : 16 APRIL 1996
4
BAB I
PENDAHULUAN
1. Pengertian
c. Angkutan kota adalah angkutan dari suatu tempat ke tempat lain dalam
wilayah kota dengan mempergunakan mobil bus umum dan/atau mobil
penumpang umum yang terikat dalam trayek tetap dan teratur;
5
f. Mobil bus kecil adalah mobil bus yang dilengkapi sekurang-kurangnya 9
(sembilan) sampai dengan 19 (sembilan belas) tempat duduk tidak
termasuk tempat duduk pengemudinya;
k. Trayek kota, yaitu trayek yang seluruhnya berada dalam satu wilayah
Kotamadya Daerah Tingkat II atau trayek dalam Daerah Khusus
Ibukota Jakarta;
6
n. Armada adalah asset berupa kendaraan mobil bus/MPU yang
dipertanggung jawabkan perusahaan, baik yang dalam keadaan siap
guna ataupun dalam konservasi;
p. Siap Guna (SG) adalah sejumlah mobil bus / MPU yang disiapkan
untuk pelayanan angkutan penumpang umum, termasuk bus / MPU
yang sedang dalam perawatan di bengkel;
q. Siap Guna Operasi (S.G.O) adalah sejumlah mobil bus / MPU yang
secara teknis telah diperiksa dan dinyatakan laik jalan oleh petugas
teknis, tetapi kelengkapan administratif belum sempurna;
r. Siap Operasi (S.O) mobil bus / MPU yang beroperasi langsung untuk
memproduksi jasa angkutan;
u. Ukuran kota adalah ukuran dari suatu kota yang dilihat dari jumlah
penduduk dan sebagai faktor untuk menentukan klasifikasi jenis
kendaraan umum.
7
a. Maksud
Penyusunan pedoman ini dimaksudkan untuk memberi petunjuk kepada
pihak/Instansi yang berkepentingan dalam perencanaan
penyelenggaraan Angkutan Penumpang Umum di daerah perkotaan.
2. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai melalui pedoman penyelenggaraan Angkutan
penumpang umum di daerah perkotaan adalah agar pihak / Instansi
yang berkepentingan dapat mengevaluasi pengaturan pelayanan
Angkutan kota di daerahnya serta melihat kemungkinan untuk
menerapkan sistem trayek angkutan kota.
3. Ruang Lingkup
8
BAB II
1. Jaringan Trayek
Rute angkutan umum yang baik adalah arah yang mengikuti pola
pergerakan penumpang angkutan sehingga tercipta pergerakan
yang lebih efisien. Trayek angkutan umum harus dirancang sesuai
dengan pola pergerakan penduduk yang terjadi, sehingga transfer
moda yang terjadi pada saat penumpang mengadakan perjalanan
dengan angkutan umum dapat diminimumkan.
9
3) Kepadatan penduduk
4) Daerah pelayanan
10
TABEL II.1
KLASIFIKASI TRAYEK
TABEL II.2
JENIS ANGKUTAN
Ukuran
Kota Kota Raya Kota Besar Kota Sedang Kota Kecil
> 1.000.000 500.000- 100.000- < 100.000
Penduduk 1.000.000 500.000 Penduduk
Klasifi- Penduduk Penduduk
kasi Trayek
Utama • KA • Bus besar • Bus besar/ • Bus
• Bus besar sedang sedang
(SD/DD)
Cabang • Bus besar/ • Bus sedang • Bus sedang/ • Bus kecil
sedang kecil
Ranting • Bus sedang/ • Bus kecil • MPU • MPU
kecil
Langsung • Bus besar • Bus besar • Bus sedang • Bus
sedang
11
2. Cara Menentukan Wilayah Pelayanan Angkutan Penumpang Umum
12
Koridor 400 m kanan 400 m kiri :
a) Lahan sepanjang koridor.
b) Kesempatan kerja sepanjang koridor.
optimal.
1) Analisa Permintaan
Analisis pemintaan dilakukan dengan cara :
a) menelaah rencana pengembangan kota, inventarisasi tata guna
tanah, dan aktivitas ekonomi wilayah perkotaan;
b) menelaah data penduduk, inventarisasi data perjalanan yang
termaksud di dalamnya asal tujuan perjalanan, maksud perjalanan
pemilihan moda angkutan (moda split), dan jumlah penduduk serta
penyebarannya;
13
c) menelaah pertumbuhan penumpang masa lalu dan pertumbuhan
beberapa parameter lain, misalnya pemilikan kendaraan dan
pendapatan.
14
4) Penyusunan Rencana
a) Rencana pengembangan angkutan umum didasarkan pada
permintaan dan kebijakan yang berlaku, yaitu :
15
Rencana
Pengembangan
Kota
Penduduk Prediksi
Permintaan
Inkam Perkapita Rute
Rute
Kinerja Rute Frekuensi
Penumpang
dan Operasi
Sarana
Rencana
Frekuensi Pengembangan
MULAI
Angkutan Umum Kota
Terminal
Kinerja SELESAI
Tempat Henti Prasarana Instansi Yang
Berwenang
Bentuk
Pengusahaan Jenis
Pengusahaan
Perizinan dan
Pengendalian
16
3. Pedoman Praktis
Pedoman praktis ini hanya merupakan salah satu keterangan yang dapat
digunakan dalam menentukan wilayah pelayanan angkutan penumpang
umum bila proses perencanaan sebagaimana dimaksud dalam Subbab II.2.4
tidak dapat dilaksanakan. Pedoman praktis ini tidak dapat digunakan untuk
angkutan perintis.
Cara perhitungan :
a) Jumlah pendud uk kelurahan : P (jiwa)
b) Jumlah penduduk potensi melakukan pergerakan = jumlah
penduduk usia 5 -- 65 tahun : Pm (jiwa)
c) Angka pemilihan kendaraan pribadi dihitung berdasarkan
K=V
P
Keterangan :
K = angka pemilikan kendaraan pribadi (kend/penduduk)
V = jumlah kendaraan pribadi (kendaraan)
P = jumlah penduduk seluruhnya (penduduk)
17
d) Kemampuan pelayanan kendaraan pribadi sama dengan
kemampuan kendaraan pribadi untuk melayani jumlah penduduk
potensial yang melakukan pergerakan.
Perhitungan kemampuan pelayanan kendaraan pribadi adalah
L = K.Pm.C
Keterangan :
L = kemampuan pelayanan kendaraan pribadi
K = angka pemilikan kendaraan pribadi
Pm = jumlah penduduk potensial melakukan pergerakan
C = jumlah penumpang yang diangkut oleh kendaraan
pribadi
M = Pm - ( L1 + L2)
M = Pm - ( (V1/P.Pm.C1) + (V2/P.Pm.C2) )
M = Pm . ( 1 - ( (V1/P.C1) + (V2/P.C2)).
18
penumpang untuk perjalanan pergi-pulang setiap hari, dapat
digunakan faktor 2.
D = ftr x M
D > R x P min
19
TABEL II.5
JENIS ANGKUTAN
Jenis Angkutan Jumlah Minimum
- Bus lantai tunggal 50 unit
- Bus lantai tunggal patas 50 unit
- Bus lantai ganda 50 unit
- Bus sedang 20 unit
- Bus kecil 20 unit
- MPU 20 unit
D
N = -----
Pmin
20
Proses itu dilakukan terhadap kelurahan-kelurahan yang
berada di dalam batas wilayah terbangun kota berurutan
menjauhi pusat kota, sampai pada kelurahan yang
mempunyai nilai N < R.
Keterangan :
∗ Titik terjauh ditentukan pada perpotongan antara batas
wilayah terbangun dan jaringan jalan utama kota untuk
kelurahan yang termasuk dalam wilayah pelayanan.
∗ Pedoman praktis ini tidak dapat digunakan untuk
angkutan perintis.
21
Fromulir Perhitungan Permintaan Pelayanan Angkutan Penumpang Umum di Wilayah Perkotaan
Formulir Menentukan Jumlah Permintaan
Formulir I
Kelurahan P *) Pm *) V1 *) V2 *) K1 K2 L1 ") L2 ") M D
(3) : (1) (4) : (1) (5) x (2 ) x (6) x (2) x 2 (2) - ((7) + 2 x (9)
3 (8) )
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
22
c. Contoh Penerapan.
23
Formulir Perhitungan Permintaan Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Umum di
Wilayah Perkotaan dalam Trayek Tetap dan Teratur
Kelurahan P *) Pm *) V1 *) V2 *) K1 K2 L1 ‘) L2 “) M D
(3) : (1) (4) : (1) (5)x(2)x3 (6)x(2)x2 (2)-((7)+(8)) 2 x (9)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1. Pasar I 2.543 1.708 11 79 0,0043 0,0.12 22 106 1.580 3.160
2. Pasar II 3.226 2.181 1 45 0,0003 0,0139 2 60 2.119 4.238
3. Pasar III 3821 2.581 2 49 0,0005 0,0128 4 66 2.511 5.022
4. Ds. Muara 5.349 3.617 250 - 0,0467 - 337 3.280 6.560
Enim
5.Ds. Kepur 1.837 1.242 2 8 0,0011 0,0043 4 16 1.222 2.444
6. Tungkal 2.411 1.833 14 80 0,0058 0,0332 31 121 1.681 3.362
24
Formulir Penentuan Jumlah Armada dan Titik Terjauh Pelayanan
Formulir II
Kelurahan D *) P min“) N Keterangan
(2) : (3) N > R ‘)
(memenuhi atau tdk
memenuhi)
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Pasar I 3.160 250 12.64 12,64 < 20 (tidak memenuhi)
2. Pasar II 4.238 250 16.9 16,9 < 20 (tidak memenuhi)
3. Pasar III 5.022 250 20 20 = 20 (memenuhi)
4. Ds. Muara 6.560 250 26.24 26,24 > 20 (memenuhi)
Enim
5.Ds. Kepur 2.444 250 9.776 9,77 < 20 (tidak memenuhi)
6. Tungkal 3.362 250 13.45 13.45 < 20 (tidak memenuhi)
25
BAB III
1. Umum
Tuntutan akan hal tersebut dapat dipenuhi bila penyediaan armada angkutan
penumpang umum berada pada garis yang seimbang dengan permintaan
jasa angkutan umum.
Jumlah armada yang “tepat” sesuai dengan kebutuhan sulit dipastikan; yang
dapat dilakukan adalah jumlah yang mendekati besarnya kebutuhan.
Ketidakpastian itu disebabkan oleh pola pergerakan penduduk yang tidak
merata sepanjang waktu, misalnya pada saat jam-jam sibuk permintaan
tinggi, dan pada saat sepi permintaan rendah.
2. Dasar-Dasar Perhitungan
26
TABEL III-1
KAPASITAS KENDARAAN
27
C T ABA = (TAB + TBA) + ( σ AB2 + σ BA2) + (TTA + TTB)
Keterangan:
C T ABA = waktu sirkulasi dari A ke B, kembali ke A
TAB = waktu perjalanan rata-rata dari A ke B
TBA = waktu perjalanan rata-rata dari B ke A
σ AB = deviasi waktu perjalanan dari A ke B
σ BA = deviasi waktu perjalanan dari B ke A
TTA = waktu henti kendaraan di A
TTB = waktu henti kendaraan di B
60.C.Lf
H =
P
28
CT
K =
H x fA
d. Contoh perhitungan
Contoh perhitungan jumlah kendaraan didasarkan pada kebutuhan
kendaraan pada asumsi periode tersibuk.
Maka :
• Waktu sirkulasi dari A ke B, kembali ke A
2 2
CTABA = (TAB + TBA) + (σAB + σBA ) + (TTA + TTB)
σAB = deviasi waktu perjalanan dari A ke B
= 5 % x 41,58 = 2,079
σBA = deviasi waktu perjalanan dari B ke A
= 5 % x 38,35 = 1,917
TTA = 10 % x 41,58 = 4,158
TTB = 10 % x 38,35 = 3,835
29
2 2
CTABA = (41,58+38,35) + (21,079 +1,917 ) + (4,158+3,835)
CTABA = 95,92 menit
60.C.Lf
H =
P
60 x 30 x 0.7
H =
145
H = 8,69 menit
CTABA
K =
H x fA
95,92
=
8,69 x 1
= 11,04
K = 11 unit
30
W
K’ = K x
CTABA
240
Maka : K’ = K x
95,92
= 11 x 2,502
K’ = 27 trip kendaraan
31
Formulir Perhitungan Menentukan Jumlah Armada (per trayek, per jenis angkutan)
Formulir Perhitungan Armada per Waktu Sirkulasi (K) dan Jumlah Armada pada Periode Sibuk (K’)
Formulir IV
H K K'
CT ABA ") P *) C *) 60 : (2) (1) W *) (5) x (6)
0,9 x (3) (4) x 100 % (1)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
32
3. Penyusunan Jadwal
Contoh :
Diketahui waktu antara 10 menit, jumlah kendaraan 10 unit dan lama
perjalanan dari A ke B = 45 menit, dengan waktu henti di tujuan = 5 (+ 10%
dari waktu tempuh).
33
BAB IV
PENENTUAN TARIP
1. Pengertian Umum
34
c. Faktor muat (load factor) merupakan perbandingan antara kapasitas
terjual dan kapasitas tersedia untuk satu perjalanan yang biasa
dinyatakan dalam persen (%). Faktor muat untuk perhitungan tarif
umumnya adalah 70%.
g. Rit adalah satu kali perjalanan kendaraan dari tempat asal ke tempat
tujuan.
i. Jarak tempuh/rit adalah jarak km yang ditempuh untuk satu kali jalan
dari tempat asal ke tempat tujuan.
j. Jarak tempuh/ hari adalah jarak km yang ditempuh dalam satu hari.
35
k. Frekuensi adalah jumlah rit dalam kurun waktu tertentu (per jam, per
hari).
l. Kapasitas angkut/kapasitas tersedia adalah kapasitas maksimal yang
tersedia untuk penumpang (duduk dan berdiri) sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
n. Hari operasi per bulan adalah jumlah hari operasi dalam satu bulan.
r. Seat - km (Pnp - km) terjual adalah jumlah produksi yang terjual yang
dihitung dengan mengalikan jumlah tempat duduk terjual dengan jarak
tempuh dari tempat asal ke tempat tujuan lalu dikalikan dengan
frekuensi.
36
• produksi rit
• produksi penumpang orang (penumpang diangkut)
• produksi penumpang km (seat - km)
b. Produksi Rit
Jumlah rit diperoleh dari perhitungan :
Jumlah bus SO x frekuensi/hari x hari operasi/bulan x bulan
operasi/tahun.
37
3. Struktur Biaya
Jika ditinjau dari kegiatan usaha angkutan, biaya yang dikeluarkan, untuk
suatu produksi jasa angkutan yang akan dijual kepada pemakai jasa, dapat
dibagi dalam tiga bagian, yaitu :
a. yang dikeluarkan untuk pengelolaan perusahaan,
b. yang dikeluarkan untuk operasi kendaraan, dan
c. yang dikeluarkan untuk retribusi, iuran, sumbangan, dan yang
berkenaan dengan pemilikan usaha, kendaraan dan operasi.
Untuk memudahkan perhitungan biaya pokok, perlu dilakukan
pengelompokan biaya dengan teknik pendekatan sebagai berikut.
38
2) Biaya tidak langsung : biaya yang secara tidak langsung
berhubungan dengan produk jasa yang
dihasilkan, yang terdiri atas
a. Biaya Langsung
1) Penyusutan kendaraan produktif
2) Bunga modal kendaraan produktif
3) Awak bus (sopir dan kondektur)
• Gaji / upah
• Tunjangan kerja operasi (uang dinas)
• Tunjangan sosial
4) Bahan bakar minyak (BBM)
5) Ban
6) Servis kecil
39
7) Servis besar
8) Pemeriksaan (Overhoul)
9) Penambahan oli
10) Suku cadang dan bodi
11) Cuci bus
12) Retribusi terminal
13) STNK/pajak kendaraan
14) Kir
15) Asuransi
• Asuransi kendaraan
• Asuransi awak bus
40
b. Biaya tidak langsung
1) Biaya pegawai selain awak kendaraan
a) Gaji/upah
b) Uang lembur
c) Tunjangan sosial
• Tunjangan perawatan kesehatan
• Pakaian dinas
• Asuransi kecelakaan
2) Biaya pengelolaan
a) Penyusutan bangunan kantor
b) Penyusutan pool dan bengkel
c) Penyusutan inventaris / alat kantor
d) Penyusutan sarana bengkel
e) Biaya administrasi kantor
f) Biaya pemeliharaan kantor
g) Biaya pemeliharaan pool dan bengkel
h) Biaya listrik dan air
i) Biaya telepon dan telegram
j) Biaya perjalanan dinas selain awak kendaraan
k) Pajak perusahaan
l) Izin trayek
m) Izin usaha
n) Biaya pemasaran
41
4. Asumsi Perhitungan Biaya
7 Jarak tempuh antar servis kecil Km 5000 5000 4000 4000 4000
14 Hari jalan siap operasi hr/th 365 365 365 365 365
15 SO : SGO % 80 80 80 80 80
16 Nilai residu % 20 20 20 - -
Catatan :
1) Untuk DKI penggunaan BBM 2,6 Km/ l dan di luar DKI 3 Km / l
2) MPU penggunaan BBM 9 Km/ l
3) Daya tempuh ban tergantung koefisien gesek jalan
a. Pedoman Umum
Pada umumnya untuk menghitung biaya pokok, dasar struktur biaya
pada Subbab IV -3 dapat digunakan untuk setiap jenis kendaraan dan
42
setiap jenis pelayanan angkutan. Perbedaannya adalah bahwa
penambahan tingkat pelayanan, dapat dihitung secara tersendiri.
43
d. Biaya pokok per kendaraan-km itu selanjutnya dibagi dengan seat-
km terjual untuk memperoleh biaya pokok per penumpang-km.
2) Bunga modal
Bunga modal dihitung dengan rumus :
n+1
------- x modal x tingkat bunga/tahun
2
------------------------------------------------------
masa penyusutan
Keterangan :
n = masa pengembalian pinjaman
44
3) Gaji dan tunjangan awak kendaraan
Awak kendaraan terdiri dari sopir dan kondektur.
Penghasilan kotor awak kendaraan berupa gaji tetap, tunjangan
sosial dan uang dinas jalan / tunjangan kerja operasi.
5) Ban
Ban yang digunakan sebanyak 10 untuk bus, dengan perincian
2 ban baru dan 8 vulkanisasi, dengan daya tempuh 24.000 km.
Ban angkutan mobil penumpang umum sebanyak 4 buah ban
baru dengan daya tempuh 25.000 km.
6) Servis kecil
Servis kecil dilakukan dengan patokan km tempuh antar-servis,
yang disertai penggantian oli mesin dan penambahan gemuk
serta minyak rem.
7) Service besar
Servis besar dilakukan setelah beberapa kali servis kecil atau
dengan patokan km tempuh, yaitu penggantian oli mesin, oli
gardan, oli transmisi, platina, busi, filter oli, kondensor.
45
9) Suku Cadang dan Body
Biaya yang diperhitungkan untuk keperluan suku cadang mesin,
bagian chasis dan bagian body diperhitungkan per tahun
sebesar 5 % dari harga bus.
j) Cuci bus
Untuk bus kota dilakukan setiap hari
k) Retribusi Terminal
Biaya retribusi terminal per bus diperhitungkan per hari atau per
bulan.
m) KIR
Kir kendaraan dilakukan minimal sekali setiap 6 bulan.
n) Asuransi
(1) Asuransi Kendaraan
Asuransi kendaraan pada umumnya hanya dilakukan oleh
perusahaan yang membeli kendaraan secara kredit bank.
Namun demikian asuransi kendaraan perlu diperhitungkan
sebagai pengaman dalam menghadapi resiko.
Biaya premi dihitung per bus per tahun.
(2) Asuransi Awak Kendaraan
Pada umumnya awak kendaraan wajib diasuransikan oleh
perusahaan angkutan.
46
b. Komponen Biaya Tak Langsung
47
(i) Telepon dan telegram serta porto
48
Tabel Pengolongan Struktur Biaya Pokok
Biaya Langsung Biaya Tidak Langsung
Tetap Rp/Seat-Km Tidak Tetap Rp/Seat-Km Tetap Rp/Seat-Km Tidak Tetap Rp/Seat-Km
1 Penyusutan 1 Bahan Bakar Mintak (BBM) 1 Biaya pegawai selain awak
2 Bunga Modal Kend. Produktif 2 Ban kendaraan
3 Awak Bus (Supir dan Kondektur) 3 Service kecil - Gaji/upah
- Gaji/Upah 4 Service besar - Uang lembur
- Tunjangan kerja operasi 5 Overhoul - Tunjangan Sosial :
- Tunjangan Sosial 6 Penambahan olie * Tunjangan perawatan kes.
4 Cuci bus 7 Suku cadanga dan body * Pakaian dinas
5 STNK 8 Retribusi terminal * Asuransi kecelakaan
6 KIR 2 Biaya Pengelolaan
7 Asuransi - Penyusutan bangunan kantor
- Asuransi kendaraan - Penyusutan Pool dan bengkel
- Asura nsi awak bus - Penyusutan Inventaris/alat kantor
- Penyusutan sarana bengkel
- Biaya administarsi kantor
- Biaya pemeliharaan kantor
- Biaya pemeliharaan pool
dan bengkel
- Biaya listrik dan air
- Biaya telepon dan telegram
- Biaya perjalanan dinas selain
awak kendaraan
- Pajak perusahaan
- Ijin trayek
- Ijin usaha - Biaya
Pemasaran
- Biaya lain lain
49
6. Contoh Perhitungan Biaya Pokok Angkutan Bus Kota
a. Karakteristik Kendaraan :
1) Type : Besar SD/DD/ Sedang (Microbus) *)
2) Jenis Pelayanan : Bus Lintas (Biasa) / Patas / Patas AC *)
3) Kapasitas/ daya angkut penumpang : ...80... Orang
50
b) Bunga Modal **)
(1) Bunga Modal/th :
(n+1)
( -------- x Harga kend. x tingkat bunga/ th)
2 = Rp. .......... / th
Masa Penyusutan
dimana :
n = masa pengembalian peinjaman
51
dimana :
- Gaji :
• Sopir = Rp 250.000 / bulan
• Kondektir = Rp 150.000 / bulan
- Tunjangan Kerja operasi :
• Sopir = Rp 75.000 / bulan
• Kondektir = Rp 50.000 / bulan
- Tunjangan Sosial :
• Sopir = Rp 50.000 / bulan
• Kondektir = Rp. 25.000 / bulan
Pemakaian BBM/bus/hr.
----------------------------------- = Rp.............. /bus-km
Km-tempuh/hari.
52
e) BAN
1) Jumlah Pemakaian Ban = ......10..........buah (2 baru, 8 vulkanisir)
2) Daya tahan ban =....24.000......km
3) Harga ban/buah = Rp. 250.000 (ban baru)
= Rp. 100.000 (Baru vulkanisir)
4) Biaya ban/Bus-Km =
Jumlah Pemakaian ban x harga ban/buah .
---------------------------------------------------------- = Rp........... /bus-Km
Km daya tahan ban
f) Service kecil
(1) Service kecil dilakukan setiap .5000..Km
(2) Biaya bahan :
- Olie mesin = .6.L x Rp.5.500 /L = Rp.33.000.
- Gemuk = ..1,75 Kg x Rp.8.000 /kg = Rp.14.000.
- Minyak rem = . 1 L x Rp.15.000 /L = Rp.15.000.
- Solar / bensin = ...-... L x Rp. .- /l = Rp .-..
(3) Upah/service
(bila dilakukan
diluar) ................-................ = Rp. .-..
-------------
Jumlah = Rp.62.000.
53
g) Service besar
(1) Service besar dilakukan setiap .10.000 km
(2) Biaya bahan :
• Olie mesin = 6 l x Rp. 5500 /l = Rp33.000.
• Olie Gardan = 3 l x Rp. 9000 /l = Rp.27.000
• Olie Transmisi = 3 l x Rp. 9000 /l = Rp.27.000
• Gemuk = 2 kg x Rp. 8000 /kg = Rp.16.000
• Minyak rem = 1 l x Rp.15.000 /l = Rp. 15.000
• Platina = .................................= Rp...
• Busi = .............bh x Rp. ..../bh = Rp...
• Kondensor = .............bh x Rp. ..../bh = Rp...
• Filter
(oli + udara) = 1 bh x Rp. 75.000/bh = Rp. 75.000
• Solar/bensin = 4 l x Rp. 380 /l = Rp 1.520
(3) Upah Service
(bila dilakukan pihak luar) ................................ = Rp.........
Jumlah = Rp. 194.520
194.520
= Rp 19,45 / bus-Km
10.000
h) Biaya General Overhoul
1) Biaya overhoul dilakukan setiap .... km
2) Biaya overhoul
• Upah Rp. 250.000
• Bahan Rp. 1.500.000
--------------------
Jumlah Rp. 1.750.000
54
3) Biaya overhoul / tahun
Km / tahun x Biaya overhoul = Rp. .....
Km overhoul
811.125
= Rp. 11,33 / Bus - Km
69.525
i) Penambahan olie mesin
1) Penambahan olie mesin/hari = 0,25 liter
2) Km-tempuh/hari = 225 Km
3) Harga olie/ liter = Rp. 5.500
4) Biaya penambahan olie/ bus-km = Rp. -
j) Cuci Bus
1) Biaya Cuci Bus/hari/bus = Rp. 1.500
2) Biaya Cuci Bus/bulan = Rp. 37.500
3) Biaya Cuci Bus/Bus-Km =
55
Biaya Cuci Bus/Bulan
------------------------------ = Rp. ...../Bus-Km
Prod Bus-Km/Bulan
37.500
= Rp. 6,472 / Bus - Km
231,75 x 25
K) Retribusi terminal
1) Retribusi terminal/hr = Rp. 3.000
2) Biaya retribusi terminal/Bus-Km :
Retribusi terminal/hari
----------------------------- = Rp. .../Bus-Km
Prod. Bus- Km/hari.
3.000
231,75 = Rp. 12,945 / Bus - Km
l) S T N K/ Pajak Kendaraan
1) Biaya STNK/bus = Rp. 700.000
2) Biaya STNK/bus-km =
Biaya STNK
----------------- = Rp............................./Bus-Km.
Prod. Bus-Km/th
700.000
69.525 = Rp. 10,07 / Bus - Km
m) Kir
1) Frekwensi kir/th = 2 kali
2) Biaya setiap kali kir = Rp. 50.000
3) Biaya kir/th = Rp. 100.000
4) Biaya kir/Bus-Km :
Biaya kir/th
-----------------------= Rp. .................../Bus-Km.
Prod. Bus-Km/th
56
100.000
= Rp. 1,44 / Bus - Km
69.525
n) Asuransi
1) Asuransi kendaraan/th = Rp. 232.500 (1,5/1000 x Harga Kend.)
2) Asuransi awak bus/th = Rp . 96.000
------------------
Jumlah = Rp. 328.500
328.500
= Rp. 4,72 / Bus - Km
69.525
Rekapitulasi biaya langsung per Bus-Km :
• Penyusutan = Rp. 356,7
• Bunga modal = Rp. -
• Gaji dan Tunjangan awak bus = Rp. 124,27
• BBM = Rp. 146,1
• Ban = Rp. 54,16
• Service kecil = Rp. 12,40
• Service Besar = Rp. 19,45
• General overhoul (upah,
suku cadang & body) = Rp. 11,33
• Penambahan olie msein = Rp. 5,93
• Cuci Bus = Rp. 6,47
• Retribusi terminal = Rp. 12,94
• STNK/Pajak Kendaraan = Rp. 10,07
• KIR = Rp. 1,44
• Asuransi = Rp. 4,72
Jumlah = Rp. 765,98
57
2) Biaya Tidak Langsung
a) Biaya tidak langsung per segmen usaha pertahun
(1) Biaya pegawai selain awak bus :
a) Gaji * = Rp. 21.360.000
b) Lembur = Rp. 800.000
c) Tunjangan Sosial. = Rp. 7.980.000
------------------------
Sub Total (1) = Rp. 30.140.000
Dimana :
- Ratio pegawai selain awak bus/bus = 1,1
- Ratio teknisi / bus = 0,8
- Gaji pegawai selain awak bus :
• Administrasi = Rp. 100.000 / bulan
• Teknisi = Rp. 85.000 / bulan
- Tunjangan Sosial :
• Administrasi = Rp. 35.000 / bulan
• Teknisi = Rp. 35.000 / bulan
- Lembur diperkirakan dalam 1 tahun = Rp. 800.000
58
k) Pajak Perusahaan = Rp. 6.300.000
l) Ijin Trayek = Rp. 250.000
m) Ijin usaha = Rp. 4.000.000
n) Biaya Pemasaran = Rp. 1.000.000
o) Lain-lain (diluar unsur unsur biaya = Rp. 2.000.000
pengelolaan tersebut diatas) ----------------------
Sub total (2) = Rp. 28.170.000
5.831.000
= 83,87 / Bus - Km
69.525
59
849,85
= 10,62 / Pnp - Km
1 x 80
5) Posisi biaya pada berbagai tingkat Faktor muat :
100 % Rp 10.62 /pnp-Km
90% Rp 11.80 /pnp-Km
80 % Rp 13.27 /pnp-Km
70 % Rp 15.17 /pnp-Km
60 % Rp 17.71 /pnp-Km
50 % Rp 21.24 /pnp-Km
40 % Rp 26.55 /pnp-Km
a) Biaya langsung :
• Penyusutan 356,7 6,369 41,98
• Bunga Modal - - -
• Gaji& Tunj.awak bus 124,272 2,219 14,63
• BBM 146,10 2,609 17,19
• Ban 54,16 0,967 6,38
• Service kecil 12,40 0,221 1,46
• Service besar 19,45 0,347 2,30
• Penambahan olie
5,93 0,106 0,07
mesin
• General Overhoul
(upah suku cadang &
11,67 0,208 1,37
body) 1,44 0,025 0,02
• KIR 6,47 0,115 0,08
• Cuci Bus 12,94 0,231 1,53
• Retribusi terminal 10,07 0,179 1,18
• STNK 4,72 0,084 0,05
• Asuransi
b) Biaya tidak langsung :
• Biaya pegawai selain 43,35 0,774 5,10
awak bus 40,52 0,723 4,76
• Biaya pengelolaan
Jumlah 849,85 15,17 100,0
* Dengan faktor muat ( Lf ) = 70 %
60
7. Pedoman Perhitungan Biaya Fasilitas Tambahan
61
8. Contoh Perhitungan Biaya Fasilitas Tambahan
a. Karakteristik Kendaraan
1) Type : Besar SD
2) Jenis Pelayanan : Bus Patas AC
3) Kapasitas / daya angkut penumpang : 49 orang
4) Km - tempuh / rit : 15 Km
5) Frekwensi / hari : 15 rit
6) Km- tempuh / hari (4)x5) + 3% = 231,75 Km / hari
7) Km - tempuh / bulan (6) x 25 hari) = 5793,75 Km / bulan
8) Km - tempuh / tahun (7) x 12 bulan) = 69525 Km / Tahun
5
4) Biaya Pemeliharaan / tahun = 5% x 8.000.000
= Rp. 400.000
5) Biaya Perbaikan / tahun = 15 % x 8.000.000 = Rp. 1.200.000
6) Biaya BBM / tahun :
a. Pemakaian BBM / tahun = 69.525 : 5 = 13.905
(1 liter untuk 5 km)
b. Harga BBM = Rp. 380
c. Biaya BBM / tahun = Rp. 380 x 13.905 = 5.283.900
62
8) Biaya AC per Bus - Km :
8.483.900 = Rp 122,02
69525
63
BAB V
ASPEK SARANA DAN PRASARANA
1. Umum
2. Kelas Jalan
Kelas jalan terdiri atas
a. jalan kelas I,
b. jalan kelas II,
c. jalan kelas III A,
d. jalan kelas III B,
e. jalan kelas III C.
64
TABEL V.1
KELAS JALAN BERDASARKAN FUNGSI DAN JENIS ANGKUTAN
Ukuran dan Berat Kendaraan
Bermotor
Kelas Jalan Panjang Lebar MST Kecepatan Fungsi Jenis Angkutan
(mm) ( mm ) ( Ton ) Paling Rendah
( untuk dalam kota
)
Kelas III A 18.000 2.500 8 20-40 km/jam Arteri • Bus lantai ganda
atau • Bus tempel
Kolektor • Bus lantai tunggal
• Bus sedang
• MPU
Kelas III C 9.000 2.100 8 10-20 km/jam Lokal • Bus lantai tunggal
• Bus sedang
• MPU
Prasarana jalan yang dapat mendukung pelayanan trayek mempunyai ciri - ciri
seperti pada tabel berikut.
TABEL V.2
PRASARANA JALAN YANG MENDUKUNG PELAYANAN TRAYEK
Trayek Fungsi Kecepatan Paling Lebar Jenis Angkutan
Jalan Rendah Jalan
( untuk dalam kota)
65
3. Prasyarat Pelayanan
a. Prasyarat umum
1) Waktu tunggu di pemberhentian rata-rata 5 -- 10 menit dan
maksimum 10 -- 20 menit
2) Jarak untuk mencapai perhentian di pusat kota 300--500 m; untuk
pingiran kota 500--1000 m
3) Penggantian rute dan moda pelayanan, jumlah pergantian rata-rata
0--1, maksimum 2
4) Lama perjalanan ke dan dari tempat tujuan setiap hari, rata-rata 1,0
-- 1,5 jam, maksimum 2 -- 3 jam
5) Biaya perjalanan, yaitu persentase perjalanan terhadap
pendapatan rumah tangga
b. Prasyarat khusus
• Faktor layanan
• Faktor keamanan penumpang
• Faktor kemudahan penumpang mendapatkan bus
• Faktor lintasan
66
Rincian prasyarat pelayanan untuk tiap jenis pelayanan dapat dilihat pada Tabel
V.3 berikut.
TABEL V.3
PEDOMAN KUALITAS PELAYANAN ANGKUTAN PENUMPANG UMUM DI
WILAYAH PERKOTAAN DALAM TRAYEK TETAP DAN TERATUR
Klasifikasi Pelayanan
Kualitas Non ekonomi Ekonomi Keterangan
Patas - AC Lambat - AC Patas Lambat
1. Kenyamanan • Fasilitas tempat • Fasilitas tempat • Fasilitas tempat • Fasilitas tempat
duduk duduk disediakan duduk duduk
menggunakan • Juga mengangkut menggunakan disediakan
karet busa (lentur) penumpang karet busa (lentur) • Juga
• Mengangkut dengan berdiri • Mengangkut mengangkut
penumpang • Dilengkapi penumpang penumpang
sesuai dengan pedingin udara sesuai dengan dengan berdiri
tempat duduk (AC) (*) tempat duduk
yang disediakan yang disediakan
• Dilengkapi dengan
pendingin udara
(AC) (*)
Pakai kaca gelap
4. Lintasan Pada lintasan utama • Pada lintasan Pada lintasan utama • Pada lintasan
kota trayek utama utama kota, trayek kota trayek utama utama kota,
dan langsung cabang, ranting dan langsung trayek cabang,
ranting
Kendaraan • Bus besar lantai • Bus besar lantai • Bus besar lantai • Bus besar lantai
tunggal (Patas AC) ganda tunggal ganda
• Bus besar lantai • Bus besar lantai • Bus besar lantai
tunggal ganda tunggal
• Bus sedang • Bus sedang
• MPU
0
Ket : ( * ) Pendingin Udara ( AC) dengan derajat 25 C, yang diukur dari titik tengah bus
67
4. Pedoman Kendaraan
c. Kapasitas kendaraan
• Kapasitas penumpang
o Kapasitas dengan tempat duduk
o Kapasitas berdiri
• Muatan sumbu terberat
68
BAB V
ASPEK SARANA DAN PRASARANA
1. Umum
2. Kelas Jalan
Kelas jalan terdiri atas
a. jalan kelas I,
b. jalan kelas II,
c. jalan kelas III A,
d. jalan kelas III B,
e. jalan kelas III C.
69
TABEL V.1
KELAS JALAN BERDASARKAN FUNGSI DAN JENIS ANGKUTAN
Ukuran dan Berat Kendaraan
Bermotor
Kelas Jalan Panjang Lebar MST Kecepatan Fungsi Jenis Angkutan
(mm) ( mm ) ( Ton ) Paling Rendah
( untuk dalam kota
)
Kelas III A 18.000 2.500 8 20-40 km/jam Arteri • Bus lantai ganda
atau • Bus tempel
Kolektor • Bus lantai tunggal
• Bus sedang
• MPU
Kelas III C 9.000 2.100 8 10-20 km/jam Lokal • Bus lantai tunggal
• Bus sedang
• MPU
Prasarana jalan yang dapat mendukung pelayanan trayek mempunyai ciri - ciri
seperti pada tabel berikut.
TABEL V.2
PRASARANA JALAN YANG MENDUKUNG PELAYANAN TRAYEK
Trayek Fungsi Kecepatan Paling Lebar Jenis Angkutan
Jalan Rendah Jalan
( untuk dalam kota)
70
3. Prasyarat Pelayanan
a. Prasyarat umum
1) Waktu tunggu di pemberhentian rata-rata 5 -- 10 menit dan
maksimum 10 -- 20 menit
2) Jarak untuk mencapai perhentian di pusat kota 300--500 m; untuk
pingiran kota 500--1000 m
3) Penggantian rute dan moda pelayanan, jumlah pergantian rata-rata
0--1, maksimum 2
4) Lama perjalanan ke dan dari tempat tujuan setiap hari, rata-rata 1,0
-- 1,5 jam, maksimum 2 -- 3 jam
5) Biaya perjalanan, yaitu persentase perjalanan terhadap
pendapatan rumah tangga
b. Prasyarat khusus
• Faktor layanan
• Faktor keamanan penumpang
• Faktor kemudahan penumpang mendapatkan bus
• Faktor lintasan
71
Rincian prasyarat pelayanan untuk tiap jenis pelayanan dapat dilihat pada Tabel
V.3 berikut.
TABEL V.3
PEDOMAN KUALITAS PELAYANAN ANGKUTAN PENUMPANG UMUM DI
WILAYAH PERKOTAAN DALAM TRAYEK TETAP DAN TERATUR
Klasifikasi Pelayanan
Kualitas Non ekonomi Ekonomi Keterangan
Patas - AC Lambat - AC Patas Lambat
1. Kenyamanan • Fasilitas tempat • Fasilitas tempat • Fasilitas tempat • Fasilitas tempat
duduk duduk disediakan duduk duduk
menggunakan • Juga mengangkut menggunakan disediakan
karet busa (lentur) penumpang karet busa (lentur) • Juga
• Mengangkut dengan berdiri • Mengangkut mengangkut
penumpang • Dilengkapi penumpang penumpang
sesuai dengan pedingin udara sesuai dengan dengan berdiri
tempat duduk (AC) (*) tempat duduk
yang disediakan yang disediakan
• Dilengkapi dengan
pendingin udara
(AC) (*)
Pakai kaca gelap
4. Lintasan Pada lintasan utama • Pada lintasan Pada lintasan utama • Pada lintasan
kota trayek utama utama kota, trayek kota trayek utama utama kota,
dan langsung cabang, ranting dan langsung trayek cabang,
ranting
Kendaraan • Bus besar lantai • Bus besar lantai • Bus besar lantai • Bus besar lantai
tunggal (Patas AC) ganda tunggal ganda
• Bus besar lantai • Bus besar lantai • Bus besar lantai
tunggal ganda tunggal
• Bus sedang • Bus sedang
• MPU
0
Ket : ( * ) Pendingin Udara ( AC) dengan derajat 25 C, yang diukur dari titik tengah bus
72
4. Pedoman Kendaraan
c. Kapasitas kendaraan
• Kapasitas penumpang
o Kapasitas dengan tempat duduk
o Kapasitas berdiri
• Muatan sumbu terberat
73
BAB VI
TANDA-TANDA KENDARAAN DAN AWAK
1. Tanda-tanda Kendaraan
a. Ukuran papan trayek bagi bus kota serta huruf tulisan pada papan
trayek dimaksud adalah sebagaimana terlihat pada Gambar VI.1.
b. Papan trayek diletakkan di kaca kendaraan bagian depan atau di
bagian belakang sebagaimana terlihat pada Gambar VI.2 dan VI.3.
c. Spesifikasi teknis papan trayek adalah sebagai berikut.
1) Papan trayek terbuat dari bahan plat besi atau aluminium dengan
tebal 1 -- 2 mm, dicat dengan warna dasar gelap dan huruf dengan
warna putih, atau berwarna dasar terang dengan huruf berwarna
merah
2) Papan trayek diberi penerangan dengan dua buah lampu, masing-
masing berkekuatan 10 watt yang dihubungkan dengan lampu seri
kendaraan sehingga bila lampu dihidupkan secara otomatis lampu
papan trayek juga menyala.
d. Lambang dan tulisan tambahan adalah sebagai berikut.
1) Logo dan nama perusahaan diletakan di bagian belakang
badan kendaraan, di pintu pengemudi (sisi kanan kendaraan),
di sisi kiri kendaraan di samping pintu depan, sebagaimana
pada Gambar VI.4.
74
2) Nomor urut kendaraaan diletakan di bagian belakang badan
kendaraan, di pintu pengemudi (sisi kanan kendaraan), di
bawah logo dan nama perusahaan, dan di sisi kiri kendaraan
bagian belakang, sebagaimana pada Gambar VI.4.
3) Tulisan Bus Kota diletakan di bagian atas kaca jendela, baik
pada sisi kiri maupun sisi kanan kendaraan, sebagaimana
pada Gambar VI.5
4) Tulisan Patas atau Patas AC diletakan di sisi depan ataupun
belakang kendaraan sebagaimana pada Gambar VI.7.
5) Tarif dituliskan di kaca jendela sisi kiri kendaraan
sebagaimana pada Gambar VI.5
6) Tempat perhentian sepanjang rute yang dilalui digambarkan di
bagian dalam kendaraan di atas jendela, di sisi kiri ataupun
kanan kendaraan, (Gambar VI.8 dan Gambar VI.9).
7) Iklan dapat dipasang di kiri dan kanan badan kendaraan
(Gambar VI.4) atau dapat dipasang di seluruh badan
kendaraan, sepanjang identifikasi bus/perusahaan tidak hilang
(yang tercantum pada nomor 1 sampai dengan 5).
2. Kelengkapan Awak
a. Jatidiri pengemudi dikeluarkan oleh tiap-tiap perusahaan angkutan
dengan peryaratan sebagai berikut.
1) Jatidiri pengemudi harus ditulis dengan huruf cetak yang jelas
terbaca; ukuran kartu jatidiri pengemudi sebagaimana Gambar
VI.8 ukuran foto pengemudi adalah 4 cm x 6 cm.
2) Tanda jatidiri pengemudi diletakan di dalam kendaraan dibagian
depan pengemudi
3) Spesifikasi teknis tanda jatidiri adalah sebagai berikut :
(a) terbuat dari kertas karton tipis warna putih dengan latar
belakang (bayangan) gambar logo perusahaan,
(b) dilaminasi;
75
(c) disertai foto pengemudi yang hitam-putih atau berwarna
dengan menggunakan kertas dof.
76
4) Spesifikasi teknis kartu pengenal awak angkutan umum adalah
sebagai berikut :
(a) terbuat dari kertas karton tipis,
(b) dilaminasi,
(c) disertai foto awak angkutan umum yang hitam putih atau
berwarna dengan mengunakan kertas dof.
3. Pengendalian
a. Perusahaan harus mengawasi dan mengendalikan penerbitan dan
penggunaan tanda jatidiri dan kartu pengemudi awak angkutan umum.
b. Bila pengemudi dan/atau kondektur sudah tidak bekerja lagi pada
perusahaan angkutan yang bersangkutan, tanda jatidiri pengemudi
dan/atau kartu pengenal awak angkutan umum harus ditarik dari
pengemudi/kondektur yang bersangkutan kemudian dimusnahkan.
c. Tanda jatidiri atau kartu pengenal yang sudah rusak, tidak terbaca,
ataupun hilang, harus segera diganti dengan yang baru.
77
d. Tanda jatidiri pengemudi atau kartu pengenal awak angkutan umum
harus selalu terpasang selama yang bersangkutan menjalankan tugas.
e. Masa berlaku tanda jatidiri pengemudi adalah satu tahun dan dapat
diperpanjang selama yang bersangkutan masih menjadi anggota.
78
f.
Kode Trayek Nama Trayek
BEKASI - BLOK M 7 cm
15 cm
P27 LEWAT TOL 5,5 cm 22 cm
Cawang - Komdak - Senayan (Pintu 1)
100 cm
Catatan :
1. Tebal huruf kode trayek = 2,50 cm
2. Tebal huruf keterangan trayek = 2,00 cm
3. Untuk bus sedang, ukuran dikalikan faktor 0,75.
4. Mobil penumpang umum atau bus kecil dapat
menggunakan pekatan (sticker) saja dengan huruf
jelas/warna terang (tulisan tetap dapat terlihat jelas pada
malam hari ataupun pada saat hujan).
79
Gambar VI.2
Papan Trayek di Bagian Depan Kendaraan
Gambar VI.3
Papan Trayek di Bagian Belakang Kendaraan
80
Gambar VI.4
Iklan, logo, nama, dan nomor urut di bagian kanan kendaraan
Gambar VI.4
Iklan, logo, nama, dan nomor urut di bagian kiri kendaraan
81
Gambar VI.5
Tulisan di samping kanan kendaraan
Gambar VI.5
Tulisan di samping kiri kendaraan
82
Gambar VI.6
83
Gambar VI.6
84
Gambar VI.7 Keterangan Rute
85
TANDA JATI DIRI PENGEMUDI
2 cm
PT. XYZ
Jln ......................., Kota Kode Pos
Nama :
No. SIM :
NIP :
6 cm Berlaku s.d. : 10 cm
Foto Pengemudi
4 cm
14 cm
86
KARTU PENGENAL AWAK
PT. XYZ 1,5 cm
Jln ..............................., Kota, Kode
Pos
Nama :
NIP :
4 cm Foto Awak PEK : 5 cm
Angkutan Dikeluarkan Tgl
Umum :
Direktur Operasi
3 cm
8,5 cm
87
BAB VII
ASPEK KEPENGUSAHAAN
1. Kewajiban Pengusaha
Pengusaha kendaraan angkutan umum berkewajiban sebagai berikut :
a) mengoperasikan kendaraan yang memenuhi ketentuan laik jalan dan
persyaratan perlengkapan kendaraan;
b) mengoperasikan kendaraan sesuai dengan jumlah yang diizinkan;
c) memiliki atau menguasai tempat penyimpanan kendaraan (pool)
dengan luas yang cukup sesuai dengan jumlah kendaraan yang
dimiliki (luas lahan yang diperlukan untuk 1 kendaraan sekitar 3,4 x
12,5 m2) serta dilengkapi dengan fasilitas dan teknisi untuk
pemeliharaan ringan (seperti ganti ban, ganti oli);
d) menyediakan pakaian seragam yang rapi dan sopan bagi pengemudi
dan awak kendaraan;
e) melaporkan kegiatan pengoperasian setiap bulan kepada pemberi izin.
Laporan tersebut meliputi kode trayek, nama trayek, panjang trayek,
jumlah kendaraan yang melayani (jumlah kendaraan SO), jumlah rit
yang ditempuh, jumlah penumpang yang diangkut untuk setiap trayek
tiap bulan;
f) melaporkan kepada pemberi izin usaha dan pemberi izin trayek (jika
ada) perubahan pada data perusahaan, selambat-lambatnya 14 hari
setelah terjadi perubahan;
g) mengasuransikan awak kendaraan dan penumpang;
h) mempekerjakan pengemudi yang memenuhi persyaratan untuk
mengemudikan kendaraan di jalan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
88
b) tidak melayani trayek yang diberi izin selama satu bulan terus-
menerus;
c) tidak mengoperasikan kendaraan sesuai dengan jumlah yang telah
diberi izin (meskipun telah diberi peringatan secara tertulis);
d) melanggar ketentuan yang bersifat teknis administratif dalam
pengusahaan dan pengoperasian kendaraan.
4. Pencabutan Izin
Pencabutan izin dapat dikenakan tanpa melalui proses peringatan jika
perusahaan yang bersangkutan:
a) melakukan kegiatan yang dianggap membahayakan keamanan
negara;
b) memperoleh izin dengan cara tidak sah;
c) melakukan tindakan yang mengakibatkan terancamnya keselamatan
jiwa manusia.
ttd
SOEJONO
89