07 Laporan Ujicoba Epantau
07 Laporan Ujicoba Epantau
REPUBLIK INDONESIA
TA. 2018
Disiapkan Oleh :
ALFA RADITYA YULIANANDA, S.KOM.
NIP. 19860622 201712 1 001
ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK
SISTEM INFORMASI E-PANTAU PADA SUB SEKSI INSARKOM WASDAKIM
KANTOR IMIGRASI KELAS III PAMEKASAN
Oleh :
ALFA RADITYA YULIANANDA, S.KOM.
NIP. 19860622 201712 1 001
Mengetahui, Menyetujui,
Kepala Kantor Kasubsi Insarkom Wasdakim
Segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala, karena atas berkah dan rahmat-Nya, penulis
mampu untuk menyusun Laporan Hasil Pengujian Perangkat Lunak Sistem Informasi
Pemantauan Keberadaan Orang Asing yang diberi nama e-Pantau. Laporan ini berisi proses
dan hasil pelaksanaan uji coba, serta rekomendasi hasil uji coba perangkat lunak Sistem
Informasi e-Pantau.
Dalam pelaksanaan pengujian perangkat lunak, penulis mendapatkan bantuan, bimbingan dan
dukungan dari berbagai pihak. Penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Jawa Timur.
2. Keluarga tercinta Bapak Ir. Dwi Wahyu Saputro, Ibu Sri Nataliani, adik Betha
Wishnova Yuliananda dan juga calon istri tercinta Fransisca Vianita Purnama yang
tak henti-hentinya memberikan doa dan semangat untuk menyelesaikan latihan dasar
dengan sebaik-baiknya.
3. Kepala Kantor Imigrasi Kelas III Pamekasan Bapak Usman S.H., M.Hum.; Kasubsi
Lalintuskim Bapak Achmad Buhari, S.H.; serta Kaur Tata Usaha Bapak Arief
Chandra, S.H. atas segala dukungan dan motivasi yang telah diberikan selama ini.
4. Bapak Redi Restuanto atau yang mewakili selaku mentor yang sudah memberikan
bimbingan dan bantuan selama penulis mengerjakan rancanan aktualisasi ini.
5. Serta pihak-pihak lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang turut
membantu penulis dalam melaksanakan pengujian perangkat lunak ini.
Akhir kata, semoga laporan hasil pengujian perangkat lunak Sistem Informasi e-Pantau ini
bisa bermanfaat bagi kita semua. Penulis mohon maaf apabila ada kesalahan dalam
pembuatan Laporan Hasil Ujicoba Perangkat Lunak Sistem Informasi e-Pantau ini. Pepatah
bijak mengatakan tiada gading yang tak retak, oleh karena itu penulis memohon masukan,
saran dan kritik yang membangun dari seluruh pembaca untuk perbaikan ke depannya.
Penulis
DAFTAR ISI
v
4.2.2 Pengujian Kotak Putih (White Box Test) ........................................................... 35
4.2.3 Pengujian Kotak Hitam (Black Box Test) .......................................................... 56
4.2.4 Hasil Analisa Black Box .................................................................................... 75
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
Gambar 32 Flowchart Manajemen Data Pengguna ................................................................. 55
Gambar 33 Struktur Tabel Tempat Menginap ......................................................................... 57
Gambar 34 Struktur Tabel Orang Asing .................................................................................. 58
Gambar 35 Struktur Tabel Pengguna ....................................................................................... 58
viii
DAFTAR TABEL
ix
BAB I
PENDAHULUAN
Pamekasan merupakan salah satu dari sekian kabupaten di Jawa Timur yang memiliki
kantor imigrasi. Kantor imigrasi yang ada di Pamekasan merupakan Kantor Imigrasi Kelas III
dengan ruang lingkup kerja meliputi 4 kabupaten yang ada di Pulau Madura. Sebagai kantor
imigrasi yang masih berada dalam Kelas III, Kantor Imigrasi Pamekasan memiliki struktur
dan target kerja yang lebih sederhana dibandingkan kantor imigrasi yang berada dalam kelas
I dan II. Kantor Imigrasi Kelas III Pamekasan sendiri dibentuk berdasarkan Keputusan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor M.HH-03.OT.01.01
Tahun 2011 tentang Pembentukan Kantor Imigrasi Kelas III Pamekasan dan Kantor Imigrasi
Kelas III Kediri. Saat ini, Kantor Imigrasi Kelas III Pamekasan beralamat di Jalan Raya
Panglegur No. 14 IM Tlanakan Pamekasan, berdiri di atas lahan hak pinjam pakai dari
Pemerintah Daerah Pamekasan, yang merupakan bekas kantor Dinsosnakertrans Kabupaten
Pemekasan.
Walaupun memiliki struktur dan target kerja yang lebih sederhana, Kantor Imigrasi
Kelas III Pamekasan khususnya pada Sub Seksi Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian
memiliki tanggung jawab yang berat dalam hal pengawasan orang asing. Pengawasan orang
asing termasuk pengawasan administrasi serta pengawasan aktivitas orang asing tersebut
selama berada di wilayah Pulau Madura. Beberapa ancaman yang dapat diidentifikasi, antara
lain masuknya ideologi yang tidak sesuai dengan Pancasila, adanya kejahatan transaksional,
dan tenaga kerja ilegal, ialah sedikit dari sekian ancaman yang harus diantisipasi. Bahkan
orang asing yang telah memiliki dokumen keimigrasian pun wajib diantisipasi dengan prinsip
skeptisme atau kehati-hatian yang dilakukan secara terkoordinir, sistematis dan partisipatif.
Setiap orang asing juga berpotensi memiliki "peran ganda" ketika beraktivitas di Madura. Hal
tersebut dapat memberikan ancaman dari sisi keamanan wilayah, ketertiban sosial maupun
ketenagakerjaan.
Dalam melahirkan rencana aksi dalam penguatan pengawasan orang asing di Madura,
ada beberapa kesimpulan dan rekomendasi yang dapat diambil di antaranya ialah,
10
dilakukannya penguatan koordinasi antar instansi terutama entitas imigrasi khususnya yang
tergabung dalam Tim Pengawasan Orang Asing (Tim PORA) dalam hal ketersediaan data
orang asing.
Untuk dapat mengatasi isu di atas, maka diperlukan sebuah system informasi yang
mampu menampung data-data tentang profil dan keberadaan orang asing tersebut dalam basis
data tunggal (single database). Hal ini perlu dilakukan agar lokasi keberadaan orang asing
tersebut dapat dipetakan, dengan diwakili ikon titik dengan bantuan antarmuka peta Google
Maps, di mana ketika titik tersebut diklik, maka akan menampilkan tabel berisi daftar orang
asing yang pernah mengunjungi atau bermalam di lokasi tersebut.
Pengguna system informasi ini dibagi menjadi 2 macam, yaitu pengguna biasa (guest
user) dan administrator. Pengguna biasa hanya memiliki hak akses untuk melihat peta
pemetaan keberadaan orang asing, data tempat menginap, dan data orang asing. Pengguna
biasa tidak dapat melakukan modifikasi data seperti mengubah data atau menghapus data.
Administrator memiliki semua hak akses yang dimiliki oleh pengguna biasa, ditambah hak
untuk dapat melakukan modifikasi data.
Aplikasi akan dibuat berbasis web. Hal ini karena pertimbangan bahwa antarmuka
Google Maps sudah mengonsumsi memori komputer cukup banyak. Sementara, banyak jenis
bahasa pemrograman aplikasi berbasis desktop yang memiliki ukuran besar dan lambat dalam
menampilkan module utama Aplikasi. Oleh karena itu, Penulis memilih bahasa pemrograman
berbasis web seperti PHP Hypertext Processor (PHP) yang terkenal begitu cepat dalam
eksekusi kode programnya.
Fitur-fitur yang akan Penulis sematkan di dalam aplikasi Sistem Informasi e-Pantau
ini antara lain adalah sebagai berikut :
1. Manajemen data Orang Asing
Data orang asing ini diantaranya adalah nama, tempat dan tanggal lahir,
kebangsaan, tanggal kedatangan, nomor Paspor, nomor Ijin Tinggal (jika ada),
serta lama tinggal di Indonesia.
2. Manajemen data Tempat Penginapan Orang Asing
Data tempat penginapan orang asing ini berisi nama lokasi, jenis lokasi (hotel,
kost, atau rumah pribadi), serta koordinat latitude dan longitude.
3. Pemetaan keberadaan Orang Asing
Dalam pemetaan orang asing, tidak hanya menampilkan lokasi keberadaan orang
asing secara keseluruhan saja, namun juga dapat dilakukan penyaringan (filter)
11
data. Misalnya, di mana letak keberadaan Orang Asing yang masih menginap
hingga saat ini.
4. Penyajian data Statistik Sebaran Orang Asing
Aplikasi system informasi e-Pantau ini juga diharapkan dapat melakukan
rekapitulasi data dan kemudian menyajikan hasil rekapitulasi data dalam bentuk
diagram batang maupun pie-chart.
Ruang lingkup pengujian perangkat lunak ini terbatas pada Sub Seksi Insarkom dan
Wasdakim Kantor Imigrasi Kelas III Pamekasan. Hal ini dikarenakan proses operasi
Pengawasan Orang Asing, baik secara mandiri maupun gabungan bersama Tim PORA,
berada di bawah kewenangan Sub Seksi Informasi, Sarana, Komunikasi, Pengawasan dan
Penindakan Keimigrasian (Insarkom – Wasdakim) Kantor Imigrasi Kelas III Pamekasan.
Metode pemecahan masalah yang digunakan oleh Penulis adalah dengan terlebih
dahulu melakukan analisis terkait fitur, kelebihan dan kekurangan dari perangkat lunak
tersebut, serta menganalisis apakah sudah sesuai dengan kebutuhan atau belum. Setelah itu,
Penulis akan membuat laporan hasil ujicoba perangkat lunak. Tahap terakhir adalah Penulis
membuat dokumen petunjuk penggunaan perangkat lunak Sistem Informasi e-Pantau sebagai
bahan panduan untuk pengguna, termasuk administrator maupun pengguna biasa.
12
1.5 Rencana dan Penjadwalan Kerja
a. Rencana
Target yang ingin dicapai selama pengujian system informasi diharapkan membantu
memberikan solusi atas isu pemetaan keberadaan orang asing yang ada di sub seksi
Insarkom Wasdakim Kantor Imigrasi Kelas III Pamekasan.
b. Penjadwalan Kerja
Proses pengujian perangkat lunak system informasi e-Pantau dilakukan dalam waktu
4 (empat) minggu atau 20 (dua puluh) hari kerja, yaitu minggu ke IV bulan Oktober
sampai dengan minggu ke III bulan November tahun 2018.
Laporan Hasil Ujicoba Sistem Informasi e-Pantau ini ditulis dengan sistematika
seperti di bawah ini :
a. Pra Laporan
a. Sampul depan dan sampul dalam
Bagian ini berisi judul Laporan Hasil Ujicoba, logo Imigrasi, instansi
Kementerian tempat Penulis melakukan ujicoba sistem.
b. Lembar pengesahan dari UPT
Bagian ini berisi judul Laporan, nama instansi, yang menyusun laporan beserta
tandatangan, serta diketahui oleh Kepala Kantor dan disetujui oleh Kasubsi
Insarkom Wasdakim beserta tandatangan.
c. Daftar isi
Bagian ini berisi bab-bab dan subbab-subbab dari laporan dan lokasi halamannya.
d. Daftar gambar / table
Bagian ini berisi daftar-daftar gambar / tabel yang terdapat pada laporan dan
lokasi halamannya.
b. Isi Laporan
a. Bab I Pendahuluan
Latar Belakang Penugasan
Bagian ini berisi secara detail mengenai latar belakang penugasan ujicoba
sistem pada instansi.
13
Lingkup Penugasan
Bagian ini berisi penjelasan mengenai cakupan tugas yang dilakukan
selama tahapan Ujicoba system.
Target Pemecahan Masalah
Bagian ini berisi target penyelesaian masalah dalam pelaksanaan tahapan
Ujicoba system.
Metode Pemecahan Masalah
Bagian ini menjelaskan proses atau metode yang dilakukan selama
pelaksanaan tahapan Ujicoba system.
Rencana dan Penjadwalan Kerja
Bagian ini berisi timeline kerja dalam menyelesaikan target pemecahan
masalah.
Ringkasan Sistematika Penulisan Laporan
Bagian ini menjelaskan secara inti apa saja isi dari setiap bab dan format
penulisan Laporan Hasil Ujicoba.
b. Bab II Tinjauan Umum Perusahaan
Sejarah Perusahaan
Bagian ini menjelaskan hal ikhwal sejarah dan bagian-bagian (sub seksi)
yang terdapat pada Kantor Imigrasi Kelas III Pamekasan.
Visi Misi Perusahaan
Bagian ini berisi visi dan misi yang menjadi tujuan dalam pelayanan
keimigrasian pada Kantor Imigrasi Kelas III Pamekasan
Lokasi/Unit Pelaksanaan Kerja
Bagian ini menjelaskan tentang alamat UPT Kantor Imigrasi Kelas III
Pamekasan
Struktur Organisasi
Bagian ini menampilkan gambar struktur organisasi dari Kantor Imigrasi
Kelas III Pamekasan
c. Bab III Teori Dasar
System Development Life Cycle (SDLC)
Bagian ini berisi teori dasar Siklus Hidup Pengembangan Sistem dalam
pembuatan Sistem Informasi e-Pantau
System Development Model
14
Bagian ini menjelaskan model-model dalam Pengembangan Sistem
Informasi serta fase-fase yang menjadi tahapan pengembangan system
informasi
Software Testing
Bagian ini berisi tentang definisi dari ujicoba perangkat lunak, tujuan
pengujian perangkat lunak dan tahapan-tahapan yang harus dilakukan
dalam mengujicoba sebuah perangkat lunak
Software Tester
Bagian ini menjelaskan tentang pelaku dalam ujicoba system serta tugas-
tugas dari pengujicoba (tester) dari sistem
d. Bab IV Analisa Ujicoba Perangkat Lunak Sistem Informasi e-Pantau
System Development Life Cycle pada Sistem Informasi e-Pantau
Bagian ini berisi penerapan Siklus Hidup Pengembangan Sistem pada
perangkat lunak Sistem Informasi e-Pantau
User Acceptance Testing (UAT)
Bagian ini berisi tentang rencana strategi dalam UAT, pembuatan test
scenario, mengeksekusi test scenario, serta melaporkan setiap kesalahan
(bug) yang ditemukan
e. Bab V Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Bagian ini berisi kesimpulan yang dapat ditarik dari tahapan Ujicoba
system yang telah dilakukan
Saran
Bagian ini berisi saran untuk pengembangan perangkat lunak dari
kesimpulan yang telah dijabarkan
c. Penutup
Bagian ini berisi daftar pustaka dan hal-hal lain yang menjadi lampiran dalam
Laporan Hasil Ujicoba Perangkat Lunak Sistem Informasi e-Pantau.
15
BAB 2
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
16
Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.2333,30 Km². Secara geografis berada
pada 6° 05’ sampai dengan 7° 13’ Lintang Selatan dan 113° 08’ sampai dengan
113° 39’ Bujur Timur. Dari sisi administratif pemerintahan, di sebelah Utara
dibatasi Laut Jawa, di sebelah Selatan dibatasi Selat Madura, di sebelah Barat
dibatasi Kabupaten Bangkalan dan di sebelah Timur berbatasan dengan
Kabupaten Pamekasan. Kabupaten Sampang terdiri dari 14 kecamatan, 180 desa
dan 6 kelurahan.
c. Kabupaten Pamekasan
Kabupaten Pamekasan menjadi wilayah terdekat ketiga dengan Provinsi Jawa
Timur. Kabupaten Pamekasan memiliki luas wilayah 792,30 Km². Secara
geografis berada pada 6°51’ sampai dengan 7° 31’ Lintang Selatan dan 113° 19’
sampai dengan 113° 58’ Bujur Timur. Dari sisi administratif pemerintahan, di
sebelah Utara dibatasi Laut Jawa, di sebelah Selatan dibatasi Selat Madura, di
sebelah Barat dibatasi Kabupaten Sampang dan di sebelah Timur berbatasan
dengan Kabupaten Sumenep. Kabupaten Pamekasan terdiri dari 13 kecamatan,
178 desa dan 11 kelurahan.
d. Kabupaten Sumenep
Kabupaten ini merupakan kabupaten dengan jarak paling jauh dengan Provinsi
Jawa Timur. Kabupaten Sumenep ini merupakan pusat kerajaan Madura pada
jaman dahulu kala. Kabupaten Sumenep memiliki luas wilayah 2.093,457 Km².
Luas daratan 1.146,927 Km² luas pulau 946,530 Km², dan luas perairan ±
50.000 Km². Secara geografis, Kabupaten Sumenep berada pada 4º55’ sampai
dengan 7°24’ Lintang Selatan dan 113°54’ sampai dengan 116°48’ Bujur
Timur. Dari sisi administratif pemerintahan, di sebelah Utara dibatasi Laut
Jawa, di sebelah Selatan dibatasi Selat Madura, di sebelah Barat dibatasi
Kabupaten Pamekasan dan di sebelah Timur berbatasan dengan Laut Flores.
Kabupaten Sumenep ini terdiri dari 27 kecamatan (18 kecamatan daratan dan 9
kecamatan kepulauan), 328 desa (242 desa di daratan dan 86 desa di Kepulauan)
dan 4 kelurahan.
Wilayah Kerja dengan geografis yang luas dan demografis yang cukup besar,
membuat aktivitas pelayanan dan pengawasan keimigrasian semakin dinamis dan
kompleks. Seiring dengan perkembangan keadaan dan potensi di wilayah kerja
tersebut, Kantor Imigrasi Kelas III Pamekasan senantiasa mengembangkan segala
sarana dan prasarana penunjang pelaksanaan tugas dan fungsi keimigrasian dalam
17
rangka mewujudkan good immigration services, baik itu terhadap Warga Negara
Indonesia (WNI) maupun Warga Negara Asing (WNA), dengan tetap mengedepankan
aspek keamanan dan penegakan hukum.
Visi
Masyarakat Memperoleh Kepastian Pelayanan dan Penegakan Hukum Keimigrasian
Misi
1. Memperkuat penegakan hukum keimigrasian yang adil dan akuntabel
2. Mendukung terciptanya keamanan negara yang stabil
3. Meningkatkan pelayanan keimigrasian yang prima
4. Mendukung pembangunan kesejahteraan masyarakat yang berkesinambungan
Lokasi kantor Imigrasi Kelas III Pamekasan berada di Jalan Raya Panglegur,
Kecamatan Tlanakan, Kabupaten Pamekasan, Provinsi Jawa Timur 69371.
18
BAB 3
TEORI DASAR
System Development Life Cycle (SDLC) atau Siklus Hidup Pengembangan Sistem adalah
suatu metode tradisional yang digunakan untuk membangun, memelihara dan mengganti
suatu sistem informasi (Jogiyanto, 1993). SDLC dalam rekayasa sistem dan rekayasa
perangkat lunak, adalah proses pembuatan dan pengubahan sistem serta model dan
metodologi yang digunakan untuk mengembangkan sistem-sistem tersebut. Banyak ragam
kerangka kerja berdasarkan pengembangan SDLC, yang masing-masing memiliki kekuatan
dan kelemahan sendiri-sendiri. Beberapa contoh metodologi pengembangan perangkat lunak
yang tersedia, antara lain waterfall, prototyping, incremental, spiral, RAD.
Secara konseptual siklus pengembangan sebuah sistem informasi berdasarkan Siklus Hidup
Pengembangan Sistem (System Development Life Cycles). Siklus Hidup Pengembangan
Sistem merupakan penerapan pendekatan sistem untuk mengembangkan dan menggunakan
sistem berbasis komputer (M.C.Leod, 2004). Tahapan-tahapan dalam SDLC adalah sebagai
berikut :
1. Perencanaan Sistem
Pada tahapan ini dibentuk struktur kerja strategis yang luas, pandangan sistem
informasi baru yang jelas akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan pemakai informasi,
proyek sistem dievaluasi dan dipisahkan berdasarkan prioritasnya. Proyek dengan
prioritas tertinggi akan dipilih untuk pengembangan, dengan menyusun perencanaan
penggunaan sumber daya yang akan digunakan untuk mendukung pengembangan
sistem. Pada tahap ini direncanakan dari aspek teknis (sarana prasarana yang
dipergunakan untuk mengembangkan sistem), aspek ekonomi (anggaran yang
dibutuhkan untuk mengembangkan sistem), dan aspek sumber daya manusia (siapa
yang akan mengembangkan; manajemen puncak, analis, dan programmer, dan siapa
sasaran dari sistem yang dikembangkan).
19
2. Analisis Sistem
Pada tahapan ini dilakukan proses penilaian, identifikasi dan evaluasi komponen dan
hubungan timbal balik yang terkait dalam pengembangan sistem, definisi masalah,
tujuan, kebutuhan, prioritas dan kendala sistem, ditambah identifikasi biaya, dan
keuntungan. Ruang lingkup analisis sistem ditentukan pada tahap ini. Profesional
sistem mewawancarai calon pengguna dan bekerja dengan pengguna yang
bersangkutan untuk mencari penyelesaian masalah dan menentukan kebutuhan
pengguna. Selain itu analis juga akan menguji kelayakan sistem dari aspek ekonomi,
teknis dan SDM sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh sistem.
3. Perencanaan Sistem Secara Umum/Konseptual
Tahapan ini dibentuk alternative perancangan konseptual untuk perluasan pandangan
kebutuhan pengguna (berdasarkan umur, status, profesi, gender pengguna).
Alternatif perancangan konseptual memungkinkan manajer dan pengguna untuk
memilih rancangan terbaik yang cocok untuk kebutuhan mereka. Pada tahap ini
analis sistem mulai merancang proses dengan mengidentifikasikan laporan dan
output yang akan dihasilkan oleh sistem yang diusulkan. Sistem dibuat desain
antarmuka (interface), hak dan wewenang pengguna, content system, dikonsep
bagaimana sistem nantinya akan bekerja.
4. Evaluasi dan Seleksi Sistem
Pada tahap ini, nilai kualitas sistem dan biaya/keuntungan dari laporan dengan
proyek sistem dinilai secara hati-hati dan diuraikan dalam laporan evaluasi dan
seleksi sistem. Karena akhir tahap perancangan sistem menyediakan point utama
untuk keputusan investasi. Evaluasi dilaksanakan tidak hanya pada tahap ini tetapi
juga dilaksanakan disetiap tahapan SDLC. Semua aspek sistem di evaluasi: teknis,
ekonomi, laporan uji kelayakan, dsb.
5. Perancangan Sistem
Pada tahap ini menyediakan spesifikasi untuk perancangan sesuai konseptual. Semua
komponen dirancang dan dijelaskan secara detil. Perencanaan output (layout)
dirancang untuk semua layar, form-form tertentu dan laporan-laporan yang dicetak.
Semua output ditinjau ulang dan disetujui oleh pemakai dan didokumentasikan.
Akhir tahap ini laporan rancangan sistem secara detil dihasilkan. Tahap ini sistem
yang masih dalam bentuk konsep diwujudkan dalam bentuk desain. Siapa pengguna
dan apa hak dan wewenang pengguna. Semua kebutuhan yang sudah dikumpulkan
20
disusun satu persatu. Semua komponen baik manajemen, analis dan programen
bekerja sama mewujudkan konsep tersebut.
6. Implementasi Sistem dan Pemeliharaan Sistem
Tahap ini sistem siap untuk dibuat dan diinstalasi, beberapa tugas harus dikoordinasi
dan dilaksanakan untuk implementasi sistem baru. Laporan implementasi yang
dibuat pada tahap ini ada dua bagian, yaitu rencana implementasi dalam bentuk
Gantt Chart atau program dan evaluation review technique (PERT) chart dan
penjadwalan proyek serta teknik manajemen. Evaluasi dibutuhkan pada tahap ini
untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan sistem dikembangkan. Jika masih
terdapat kekurangan maka akan dilakukan perbaikan sampai sistem tersebut berjalan
sesuai dengan rencana. Setelah itu sistem akan diinstalasi dan dilakukan perawatan
agar sistem dapat bekerja dengan optimal.
Model Waterfall adalah suatu metodologi pengembangan perangkat lunak yang mengusulkan
pendekatan kepada perangkat lunak sistematik dan sekuensial yang mulai pada tingkat
kemajuan sistem pada seluruh analisis, design, kode, pengujian dan pemeliharaan. Model ini
21
sangat simple dan dapat dikerjakan secara berurutan sehingga cocok digunakan untuk projek
besar.
Kelebihan Metode Waterfall adalah sebagai berikut :
Mudah untuk dimengerti dan mudah untuk digunakan
Dapat digunakan untuk staff yang belum berpengalaman
Kualitas dari sistem yang dihasilkan akan baik
Dokumen pengembangan sistem sangat terorganisir, karena setiap fase harus
terselesaikan dengan lengkap sebelum melangkah ke fase berikutnya.
Sedangkan kekurangan Metode Waterfall diantaranya adalah :
Diperlukan majemen yang baik
Kesalahan kecil akan menjadi masalah besar jika tidak diketahui sejak awal
pengembangan
Pelanggan sulit menyatakan kebutuhan secara eksplisit sehingga tidak dapat
mengakomodasi ketidakpastian pada saat awal pengembangan
Teknik V-Shape Model sering disebut sebagai pengembangan dari teknik waterfall. V-Shape
digunakan untuk verifikasi dan validasi dan merupakan model standar yang banyak dipakai di
negara-negara Eropa seperti standar untuk proyek pertahanan dan administrasi federal di
22
Jerman. Model V-Shape ini cocok digunakan untuk projek kecil dengan pengerjaan waktu
yang cukup lama.
Keuntungan menggunakan teknik V-Shape Model adalah sebagai berikut :
Merupakan model pengembangan terstruktur
Setiap fase dapat diimplementasikan dengan dokumentasi yang detail dari fase
sebelumnya
Aktivitas pengujian dapat dimulai di awal proyek, sehingga mengurangi waktu proyek
Kelemahan menggunakan teknik V-Shape Model yaitu :
Dokumentasi harus cukup detail agar fase selanjutnya dapat berjalan dengan baik.
Metode ini biasa digunakan jika apabila klien hanya memberikan kebutuhan umum software
saja, tanpa memberikan detail berupa input, proses, dan output. Namun dalam prosesnya
cenderung lambat karena user akan menambah komponen dari luar sistem. Sehingga
kepastian penyelesaian project pun tidak jelas. Pada model prototype biasa digunakan ketika
system requirement yang tidak terlalu lengkap dan projek yang dikerjakan kecil.
23
Kelebihan Prototyping Model adalah sebagai berikut :
Adanya komunikasi baik antara pengembang dengan pelanggan
Pengembang dapat bekerja lebih baik untuk memenuhi kebutuhan pelanggan
Pelanggan berperan aktif dalam pengembangan system
Menghemat waktu dalam pengembangannya
Penerapan lebih mudah karena pemakai akan mengetahui apa yang diharapkan.
Kelemahan Prototyping Model yaitu :
Kualitas sistem kurang baik karena hanya mengedepankan aspek kenyamanan user
Pengembang kadang-kadang menggunakan implementasi yang sembarangan
Tidak mencerminkan proses perancangan yang baik
24
Kekurangan Metode RAD yaitu :
Tidak cocok untuk proyek skala besar
Proyek bisa gagal karena waktu yang disepakati tidak dipenuhi
Sistem yang tidak bisa dimodularisasi tidak cocok untuk model
Resiko teknis yang tinggi juga kurang cocok untuk model ini
Model Incremental, merupakan model pengembangan system yang dipecah sehingga model
pengembangannya secara increment / bertahap berdasarkan kemampuan fungsional. Model
ini adalah mem Selain itu juga merupakan perbaikan dari model waterfall dan sebagai standar
pendekatan top-down. Model incremental ini biasanya digunakan untuk membuat perangkat
lunak dalam waktu yang lama dengan system requirement tidak harus lengkap.
Kelebihan Metode Incremental adalah sebagai berikut :
Bersifat interatif atau perulangan
Mampu mengakomodasi perubahan secara fleksibel
Prioritas tinggi pada pelayanan system adalah yang paling diuji
Produk yang dihasilkan semakin lama semakin lengkap, hingga versi akhir dari
sebuah produk akan dianggap paling lengkap dan sempurna karena mengalami
perbaikan yang berkesinambungan
Model ini cocok jika jumlah anggota tim pengembangan / pembangunan software
terbatas
25
Pelanggan dapat memakai inkremen yang pertama sebagai bentuk prototype dan
mendapatkan pengalaman yang dapat menginformasikan persyaratan untuk inkremen
system berikutnya
Resiko untuk kegagalan proyek secara keseluruhan lebih rendah
Kekurangan Metode Incremental adalah :
Inkremen harus relative lebih kecil (tidak lebih dari 20.000 baris kode) dan setiap
inkremen harus menyediakan sebagian dari fungsional system
Adanya kesulitan untuk memetakan persyaratan pelanggan pada inkremen dengan
ukuran yang benar
Butuh waktu yang relatif lebih lama untuk menghasilkan produk yang lengkap
Model Spiral, merupakan model pengembangan system yang digambarkan berupa spiral.
Model spiral ini tidak merepresentasikan rangkaian tahapan dengan penelusuran balik (back-
tracking), tidak ada fase-fase tahapan yang tetap seperti spesifikasi atau perancangan. Setiap
untaian pada pada spiral menunjukkan fase software process. Dimana model ini merupakan
gabungan dari model waterfall dan prototype. Model ini cocok digunakan untuk projek besar
dan tidak memerlukan system requirement yang lengkap sebab pengerjaannya dapat dipantau
26
oleh user dan developer sehingga mereka dapat mengerti dengan baik mengenai software ini
begitu juga dengan resiko yang mungkin didapat pada setiap aktivitas yang dilakukan
Kelebihan Metode Spiral adalah sebagai berikut :
Dapat digunakan untuk sistem yang besar
Sangat cocok sebagai mekanisme mengurangi resiko
Kekurangan Metode Spiral yaitu :
Terlalu banyak memikirkan resiko yang akan terjadi
Masih jarang digunakan
Metode ini lambat dan mahal karena setiap tahapan yang dilalui harus
mengikutsertakan pemesan
27
3.2.7 Agile Model
Metode Agile adalah salah satu dari beberapa metode yang digunakan dalam pengembangan
sooftware. Metode agile adalah jenis pegembangan sistem jangka pendek yang memerlukan
adaptasi cepat dan pengembang terhadap perubahan dalam bentuk apapun. Dalam Agile
Software Development interaksi dan personel lebih penting dari pada proses dan alat,
software yang berfungsi lebih penting daripada dokumentasi yang lengkap, kolaborasi
dengan klien lebih penting dari pada negosiasi kontrak, dan sikap tanggap terhadap
perubahan lebih penting daripada mengikuti rencana. Metode agile juga dapat diartikan
sekelompok metodologi pengembangan software yang didasarkan pada prinsip-prinsip yang
sama atau pengembangan system jangka pendek yang memerlukan adaptasi cepat dari
pengembang terhadap perubahan dalam bentuk apapun. Metode ini jg merupakan membuang
beberapa tahapan yang tidak mempunyai nilai/value dan menekankan pada pengembangan
sederhana dan iterative/berulang. Model ini cocok untuk projek yang membutuhkan
pengerjaan dengan waktu yang cepat dan membutuhkan dana yang kecil.
Kelebihan dari Agile Method adalah sebagai berikut :
Meningkatkan kepuasan kepada klien
Pembangunan system dibuat lebih cepat
Mengurangi resiko kegagalan implementasi software dari segi non-teknis
Jika pada saat pembangunan system terjadi kegagalan,kerugian dari segi materi
relative kecil
Kekurangan dari Agile Method adalah :
Kebutuhan software sulit diprediksi dari awal dan selalu akan berubah. Selain itu,
prioritas klien juga sering berubah seiring berjalannya proyek
Desain dan pembangunan sering tumpang tindih. Sulit diperkirakan seberapa jauh
desain yang diperlukan sebelum pembangunan
Analisis, desain, pembangunan dan testing tidak dapat diperkirakan seperti yang
diinginkan.
28
Gambar 9 Model Agile
Merupakan bagian dari metode agile software development. Dimana model ini
mengembangkan sistem dengan statis atau dinamis requirement dan aktivitas utamanya
adalah coding. Model ini biasanya cocok digunakan untuk projek besar dan dana yang cukup
besar dengan waktu yang cukup lama.
Keuntungan menggunakan teknik XP adalah sebagai berikut :
Menjalin komunikasi yang baik dengan klien
Meningkatkan Komunikasi dan Sifat Saling Menghargai antar Developer
Dapat menampilkan prototype
Kelemahan menggunakan teknik XP yaitu :
Membutuhkan banyak programmer
Developer harus selalu siap dengan perubahan karena perubahan selalu diterima
Tidak bisa membuat kode yang detail di awal (prinsip simplicity dan juga anjuran
untuk melakukan apa yang diperlukan hari itu juga). (McLeod & Schell, 2004; Willy
Sudiarto Raharjo; Martin, 1991)
30
BAB 4
ANALISA UJI COBA PERANGKAT LUNAK
System Development Life Cycle atau Siklus Hidup Pengembangan Sistem yang sering disebut
juga Model Pengembangan Sistem Informasi bukanlah istilah asing dalam dunia Teknologi
31
Informasi. Dalam keseluruhan proyek pengembangan Sistem Informasi tentu harus melewati
tahapan-tahapan ini sebelum dapat diimplementasikan dan digunakan.
Pada proyek Sistem Informasi e-Pantau, ada beberapa tahapan yang dilakukan dalam
pengembangan perangkat lunak seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
Konsultasi Awal
Pengkodean
Sosialisasi
Implementasi
Dari gambar di atas, tahapan yang dilakukan dalam pengembangan perangkat lunak dapat
dijabarkan sebagai berikut :
1. Konsultasi Awal
Tahapan awal dari pengembangan perangkat lunak adalah konsultasi awal dengan
Pimpinan UPT dan atasan langsung selaku pemberi perintah sekaligus pengguna
untuk pengerjaan proyek pengembangan perangkat lunak Sistem Informasi e-Pantau.
Konsultasi ini diperlukan untuk menggali tujuan, kebutuhan dan fungsi dari perangkat
lunak yang akan dibangun.
2. Analisa Kebutuhan Pengguna
Hasil dari kegiatan konsultasi awal berupa notulensi berisi tujuan dan desain awal
perangkat lunak. Notulensi ini selanjutnya digunakan sebagai dasar analisa kebutuhan
32
perangkat lunak, yang dituangkan dalam bentuk diagram Aliran Data (Data Flow
Diagram/DFD) maupun diagram Hubungan Antar-Entitas (Entity Relationship
Diagram/ERD).
Tahap selanjutnya adalah melakukan perancangan perangkat lunak. Hal ini dilakukan
dengan melakukan dekomposisi fungsi dari diagram yang telah dibuat dalam tahapan
sebelumnya, menjadi rancangan rinci baik dari segi fungsi, menu dan tampilan pada
perangkat lunak yang akan dibuat.
3. Pengkodean
Setelah hasil analisa kebutuhan dan rancangan rinci perangkat lunak disetujui oleh
pengguna, maka Penulis melakukan eksekusi dengan membuat pengkodean (coding)
dengan menggunakan bahasa skrip (scripting language) PHP yang dihubungkan
dalam basis data MySQL. Dalam proses pengkodean, hal-hal yang dilakukan oleh
Penulis adalah sebagai berikut :
a. Membangun basis data diberi nama “Pantau.mdb” dengan tabel-tabel yang
telah dirancang pada tahap 2.
b. Melakukan penataan menu dan tampilan perangkat lunak Sistem Informasi e-
Pantau menggunakan Cascading Style Sheet (CSS).
c. Membuat koneksi ke dalam basis data Pantau.mdb dengan bahasa skrip PHP.
d. Eksekusi dengan melakukan pengkodean menggunakan bahasa skrip PHP.
Modul dalam perangkat lunak Sistem Informasi e-Pantau terdiri atas modul
manajemen data Pengguna, modul manajemen data Tempat Menginap, modul
manajemen data Orang Asing, modul pemetaan Orang Asing dan modul statistik
sebaran Orang Asing.
4. White Box Test
Pengujian white box dilakukan untuk menguji kode program perangkat lunak Sistem
Informasi e-Pantau dan basis data “Pantau.mdb” apakah bekerja sesuai dengan
kebutuhan atau tidak. Sebagai contoh, pengujian struktural akan mengungkapkan
tempat penyimpanan database masih memiliki ruang penyimpanan username
sebanyak 80 karakter, tetapi pada kenyataannya hanya memungkinkan menyimpan 40
karakter.
5. Black Box Test
Pengujian black box dilakukan dengan cara menguji tampilan serta modul-modul
yang ada pada perangkat lunak Sistem Informasi e-Pantau. Sebagai contoh, menguji
fungsi penyimpanan data yang telah diinput dalam modul Input Data Orang Asing
33
dengan mengklik tombol Simpan, apabila form tidak diinput secara lengkap, apakah
ada pesan kesalahan yang ditampilkan oleh sistem atau tidak.
6. Revisi Pengkodean (Jika Ada)
Tahapan ini dilakukan oleh programmer perangkat lunak Sistem Informasi e-Pantau
saat ditemukan kesalahan (error/bug) dalam perangkat lunak. Programmer
melakukan penelusuran kesalahan (error tracking) untuk mengetahui di mana letak
kesalahan pada perangkat lunak. Setelah ditemukan sumber kesalahan, programmer
segera melakukan revisi pengkodean untuk memperbaiki kesalahan tersebut.
7. Implementasi
Setelah perbaikan selesai dilakukan, maka tahapan berikutnya adalah implementasi
perangkat lunak dengan cara mengupload basis data dan perangkat lunak ke dalam
web server Kantor Imigrasi Pamekasan agar dapat diakses secara terbatas dari luar.
Dikatakan diakses secara terbatas karena terdapat form login untuk melindungi data
dari akses pihak-pihak yang tidak dikehendaki.
8. Sosialisasi
Ini merupakan tahap akhir dari pembangunan perangkat lunak Sistem Informasi e-
Pantau. Pada tahapan ini, Penulis melakukan sosialisasi di hadapan pengguna, dalam
hal ini pimpinan UPT, atasan langsung serta anggota tim Pengawasan Orang Asing
dengan cara mendemokan perangkat lunak Sistem Informasi. Hal ini diperlukan agar
pengguna mengetahui cara penggunaan perangkat lunak. Selain itu, untuk
mempermudah pengguna, pada tahap ini juga dibagikan buku petunjuk penggunaan
perangkat lunak Sistem Informasi e-Pantau.
Oleh karena keterbatasan waktu, Penulis tidak dapat melakukan keseluruhan jenis pengujian.
Hanya ada 2 macam pengujian yang akan dilakukan oleh Penulis seperti yang telah
disebutkan pada gambar di atas, yaitu Pengujian White Box dan Pengujian Black Box.
System Development Life Cycle (SDLC) pada perangkat lunak Sistem Informasi e-Pantau
mengacu pada Incremental Model, karena dalam pengembangannya perangkat lunak Sistem
Informasi e-Pantau dibagi menjadi 4 bagian yaitu manajemen data Pengguna, manajemen
data Orang Asing, manajemen data Tempat Menginap, serta pemetaan data dan penyajian
data sebaran Orang Asing, di mana model pengembangannya dilakukan secara
increment/bertahap.
34
4.2.2 Pengujian Kotak Putih (White Box Test)
Penulis melakukan pengujian pada modul login, lebih spesifik proses ketika username dan
password sudah diinputkan oleh pengguna Sistem Informasi e-Pantau. Kode program untuk
validasi data pengguna dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Sebelum melakukan pengujian, terlebih dahulu dibuat skenario ujicoba seperti berikut ini :
35
Pada pengujian ini kami mencoba memasukkan Username dan Passwordnya secara berturut-
turut sesuai dengan scenario uji dengan memberikan kondisi dimana Username dan
Password yang benar adalah “alfa.raditya” dan “22juni1986”.
Dan setelah memasukkan Username dan Password tersebut maka muncul suatu pesan
kesalahan jika Hasil adalah gagal sepeti pada Gambar.
36
4.2.2.1.2 Branch Coverage
Pada metode ini, source code pada Gambar 11 diubah dalam bentuk flowchart seperti pada
gambar berikut.
Pada metode branch coverage ini, dilakukan beberapa tes dengan memasukkan Username dan
Password yang berbeda dengan “alfa.raditya” dan “22juni1986” (dalam contoh di atas, salah
satu form dikosongkan, dan kedua form diisi dengan “1” dan “1”) dan hasilnya adalah semua
tes tersebut akan melewati tahap kondisi dan muncul pesan kesalahan. Sedangkan bila
memasukkan “alfa.raditya” dan “22juni1986” maka akan proses kemunculan pesan kesalahan
akan dilewati dan masuk ke halaman utama Sistem Informasi e-Pantau.
Penulis melakukan pengujian pada modul Manajemen Data Tempat Menginap, lebih spesifik
proses ketika nama, koordinat dan lokasi kota/kabupaten sudah diinputkan oleh pengguna
Sistem Informasi e-Pantau. Kode program untuk validasi data yang sudah diinputkan oleh
pengguna dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
37
Gambar 15 Kode Program Input Data Tempat Menginap
38
Gambar 17 Kode Program Hapus Data Tempat Menginap
Sebelum melakukan pengujian, terlebih dahulu dibuat skenario ujicoba seperti berikut ini :
Pada pengujian ini kami mencoba memasukkan data tempat menginap seperti Nama, Lokasi
Kota/Kabupaten dan Koordinatnya secara berturut-turut sesuai dengan scenario uji dengan
memberikan kondisi dimana Nama diisi nama tempat menginap atau pemilik, Lokasi
Kota/Kabupaten dipilih salah satu diantara 4 kabupaten dan Koordinatnya yang benar adalah
“xxxx, xxxx” dengan xxx merupakan angka desimal koordinat.
39
Dan setelah memasukkan Nama, Lokasi dan Koordinat tersebut maka muncul suatu pesan
kesalahan jika Hasil adalah gagal sepeti pada Gambar.
Pada metode ini, source code pada Gambar 15, 16 dan gambar 17 diubah dalam bentuk
flowchart seperti pada gambar berikut.
40
Gambar 20 Flowchart Manajemen Data Tempat Menginap
Pada metode branch coverage ini, dilakukan beberapa tes dengan memasukkan Nama,
Koordinat dan Lokasi Kota/Kabupaten yang berbeda dengan “alfa.raditya”, “22juni1986”,
dan salah satu pilihan dari 4 kota/kabupaten di wilayah pulau Madura (dalam contoh di atas,
salah satu form dikosongkan) dan hasilnya adalah semua tes tersebut akan melewati tahap
kondisi dan muncul pesan kesalahan. Sedangkan bila memasukkan Nama, memilih Lokasi
dan memasukkan koordinat dengan format yang benar maka akan proses kemunculan pesan
kesalahan akan dilewati dan data akan disimpan ke dalam tabel hotel di basis data Pantau,
serta sistem akan mengarahkan kembali ke halaman input data tempat menginap Sistem
Informasi e-Pantau.
41
4.2.2.3 Modul Manajemen Data Orang Asing
Penulis melakukan pengujian pada modul Manajemen Data Orang Asing, lebih spesifik
proses ketika nama, jenis kelamin, kebangsaan, nomor paspor, tanggal lahir, alamat tinggal,
tujuan kedatangan, alamat tujuan, tanggal menginap dan lama menginap sudah diinputkan
oleh pengguna Sistem Informasi e-Pantau. Kode program untuk validasi data yang sudah
diinputkan oleh pengguna dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
42
Gambar 22 Kode Program Ubah Data Orang Asing
43
Sebelum melakukan pengujian, terlebih dahulu dibuat skenario ujicoba seperti berikut ini :
1 kosong dipilih dipilih A123456 1950-03-01 dipilih dipilih 2018-05-05 3 Mohon isi nama
tidak
2 Alfa dipilih A123456 1950-03-01 dipilih dipilih 2018-05-05 3 Mohon pilih jenis kelamin
dipilih
tidak
3 Alfa dipilih A123456 1950-03-01 dipilih dipilih 2018-05-05 3 List belum dipilih
dipilih
4 Alfa dipilih dipilih kosong 1950-03-01 dipilih dipilih 2018-05-05 3 Mohon isi no paspor
5 Alfa dipilih dipilih A123456 kosong dipilih dipilih 2018-05-05 3 Mohon isi tanggal lahir
tidak
7 Alfa dipilih dipilih A123456 1950-03-01 dipilih 2018-05-05 3 List belum dipilih
dipilih
tidak
8 Alfa dipilih dipilih A123456 1950-03-01 dipilih 2018-05-05 3 List belum dipilih
dipilih
9 Alfa dipilih dipilih A123456 1950-03-01 dipilih dipilih kosong 3 Mohon isi tanggal menginap
10 Alfa dipilih dipilih A123456 1950-03-01 dipilih dipilih 1949-12-01 3 Tanggal menginap tidak boleh
44
mendahului tanggal lahir
11 Alfa dipilih dipilih A123456 1950-03-01 dipilih kosong 2018-05-05 kosong Mohon isi Lama Menginap
Pada pengujian ini kami mencoba memasukkan data orang asing seperti Nama Lengkap, Jenis Kelamin, Kebangsaan, Nomor Paspor, Nomor
ITAS, tanggal lahir, dan lain-lain secara berturut-turut sesuai dengan scenario uji.
45
Dan kurang lengkap salah satu form atau ada yang formatnya salah pada form tersebut maka
muncul suatu pesan kesalahan jika Hasil adalah gagal sepeti pada Gambar.
Pada metode ini, source code pada Gambar 21, 22 dan gambar 23 diubah dalam bentuk
flowchart seperti pada gambar berikut.
46
Gambar 26 Flowchart Manajemen Data Orang Asing
Pada metode branch coverage ini, dilakukan beberapa tes dengan memasukkan Nama
Lengkap, Jenis Kelamin, Kebangsaan, Nomor Paspor, Nomor ITAS, tanggal lahir, dan lain-
lain secara berturut-turut yang nilainya tidak sesuai dengan ketentuan dan hasilnya adalah
semua tes tersebut akan melewati tahap kondisi dan muncul pesan kesalahan. Sedangkan bila
memasukkan Nama Nama Lengkap, Jenis Kelamin, Kebangsaan, Nomor Paspor, Nomor
ITAS, tanggal lahir, dan lain-lain secara berturut-turut yang nilainya sesuai dengan ketentuan
maka akan proses kemunculan pesan kesalahan akan dilewati dan data akan disimpan ke
dalam tabel orangasing di basis data Pantau, serta sistem akan mengarahkan kembali ke
halaman input data orang asing Sistem Informasi e-Pantau.
47
4.2.2.4 Modul Manajemen Data Pengguna
Penulis melakukan pengujian pada modul Manajemen Data Pengguna, lebih spesifik proses
ketika nama, jenis kelamin, status, unsur, dan lain-lain sudah diinputkan oleh pengguna
Sistem Informasi e-Pantau. Kode program untuk validasi data yang sudah diinputkan oleh
pengguna dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
48
49
Gambar 28 Kode Program Ubah Data Pengguna
50
Skenario ujicoba pada modul Pengguna dibagi 2 macam, yaitu untuk petugas Imigrasi dan anggota Tim PORA. Bila Status dipilih adalah
Anggota Tim PORA, maka skenario ujicoba adalah sebagai berikut :
1 kosong dipilih dipilih dipilih alfa.raditya 22juni1986 22juni1986 Admin Mohon isi nama
tidak
2 Alfa dipilih dipilih alfa.raditya 22juni1986 22juni1986 Admin Mohon pilih jenis kelamin
dipilih
tidak
3 Alfa dipilih dipilih alfa.raditya 22juni1986 22juni1986 Admin List belum dipilih
dipilih
tidak
4 Alfa dipilih dipilih alfa.raditya 22juni1986 22juni1986 Admin List belum dipilih
dipilih
5 Alfa dipilih dipilih dipilih kosong 22juni1986 22juni1986 Admin Mohon isi Username
6 Alfa dipilih dipilih dipilih alfa.raditya kosong 22juni1986 Admin Mohon isi Password
8 Alfa dipilih dipilih dipilih alfa.raditya 22juni1986 22juni1986 tidak dipilih List belum dipilih
51
Namun jika status yang dipilih adalah petugas Imigrasi, maka skenario ujicobanya adalah seperti tabel di bawah ini.
19860622 Insarkom
1 kosong dipilih dipilih III A alfa.raditya 22juni1986 22juni1986 Admin Mohon isi nama
2017121001 Wasdakim
Insarkom
4 Alfa dipilih dipilih kosong III A alfa.raditya 22juni1986 22juni1986 Admin Mohon isi NIP
Wasdakim
8 Alfa dipilih dipilih 19860622 III A Insarkom alfa.raditya kosong 22juni1986 Admin Mohon isi
52
2017121001 Password
Wasdakim
Password dan
19860622 Insarkom Konfirmasi
9 Alfa dipilih dipilih III A alfa.raditya 22juni1986 22061986 Admin
2017121001 Wasdakim Password harus
sama
Pada pengujian ini kami mencoba memasukkan data orang asing seperti Nama Lengkap, Jenis Kelamin, Status, Unsur, NIP, Golongan dan lain-
lain secara berturut-turut sesuai dengan scenario uji.
53
Dan kurang lengkap salah satu form atau ada yang formatnya salah pada form tersebut maka
muncul suatu pesan kesalahan jika Hasil adalah gagal sepeti pada Gambar.
Pada metode ini, source code pada Gambar 27, 28 dan gambar 29 diubah dalam bentuk
flowchart seperti pada gambar berikut.
54
Gambar 32 Flowchart Manajemen Data Pengguna
Pada metode branch coverage ini, dilakukan beberapa tes dengan memasukkan Nama
Lengkap, Jenis Kelamin, Status, Unsur, NIP, Golongan dan lain-lain secara berturut-turut
yang nilainya tidak sesuai dengan ketentuan dan hasilnya adalah semua tes tersebut akan
melewati tahap kondisi dan muncul pesan kesalahan. Sedangkan bila memasukkan Nama
Lengkap, Jenis Kelamin, Status, Unsur, NIP, Golongan dan lain-lain secara berturut-turut
yang nilainya sesuai dengan ketentuan maka akan proses kemunculan pesan kesalahan akan
dilewati dan data akan disimpan ke dalam tabel orangasing di basis data Pantau, serta sistem
akan mengarahkan kembali ke halaman input data pengguna Sistem Informasi e-Pantau.
Dari hasil analisa White Box yang Penulis lakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa action
dari keempat modul yang diuji (Modul Login, Modul Manajemen Data Tempat Menginap,
Modul Manajemen Data Orang Asing dan Modul Manajemen Data Pengguna) ketika tombol
Simpan diklik sudah 100% sesuai dengan yang diharapkan.
55
4.2.3 Pengujian Kotak Hitam (Black Box Test)
Dalam proses uji coba dengan metode blackbox juga dilakukan proses pembentukan scenario
uji, penulis membuat batasan input dan hasil diharapkannya berbeda pada tiap kasus. Batasan
input untuk txtbox tidak selalu bertipe data karakter. Hasil yang diharapkan juga berbeda
antara inputan dengan tipe data karakter, numeric, penanggalan, dan sebagainya. Berikut
adalah analisa batasan nilai variabel dari setiap modul yang ada pada perangkat lunak Sistem
Informasi e-Pantau.
Berikut adalah batasan input dari setiap data inputan dan output beserta kisaran output yang
akan menjadin acuan pembuat scenario tes. Hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah.
JENIS HASIL YG
TEST CASE
INPUT DIHARAPKAN
Numerik Panjang input lebih dari 3 karakter Input tidak dapat disimpan
Tanggal tidak dipilih atau tidak diinput Input tidak dapat disimpan
Tanggal
Tanggal dipilih dan diinput Input dapat disimpan
56
dalam basis data
Sedangkan pada struktur basis data Pantau, terdapat 3 tabel utama yang digunakan untuk
akses data oleh pengguna dalam berinteraksi dengan sistem informasi e-Pantau adalah
sebagai berikut :
57
Gambar 34 Struktur Tabel Orang Asing
Jika pada bab 4.2.2 ujicoba dilakukan pada dengan target berupa modul secara utuh (modul
login, manajemen data tempat menginap, manajemen data orang asing dan manajemen data
pengguna) maka pada bab 4.2.3, ujicoba dilakukan secara lebih spesifik pada bagian-bagian
dari setiap modul yang ada.
58
4.2.3.1 Skenario Uji Modul Login
Textbox tidak
Isi textbox Username Sesuai dengan
Panjang input lebih dapat diisi ketika
4 dengan panjang lebih hasil yang
dari 25 karakter karakter sudah
dari 25 karakter diharapkan
mencapai 25
Isi textbox Username Input textbox dengan Textbox tidak Tidak sesuai
5 dengan memasukkan menyisipkan karakter dapat diisi dengan dengan hasil yang
karakter spasi spasi karakter spasi diharapkan
59
Tempat Menginap Tempat Menginap Tempat Menginap diharapkan
Sistem menghapus
Data Tempat
Pengguna memilih Pengguna mengklik Sesuai dengan
Menginap sesuai
3 menu Hapus Data menu Hapus Data hasil yang
ID tempat
Tempat Menginap Tempat Menginap diharapkan
menginap yang
diklik
Input dapat
Isi textbox Nama
Panjang input max 75 disimpan dan
5 dengan panjang max Textbox dapat diisi
karakter muncul pesan
75 karakter
Sukses
Textbox tidak
Isi textbox Nama Sesuai dengan
Panjang input lebih dapat diisi ketika
6 dengan panjang lebih hasil yang
dari 75 karakter karakter sudah
dari 75 karakter diharapkan
mencapai 75
60
Pointer mouse tidak Input tidak dapat Tidak sesuai
10 memilih Tipe disimpan dan dengan hasil yang
Penginapan muncul pesan error diharapkan
Input dapat
Isi textbox Koordinat
Panjang input max 20 disimpan dan
12 dengan panjang max Textbox dapat diisi
karakter muncul pesan
20 karakter
Sukses
Textbox tidak
Isi textbox Koordinat Sesuai dengan
Panjang input lebih dapat diisi ketika
13 dengan panjang lebih hasil yang
dari 15 karakter karakter sudah
dari 20 karakter diharapkan
mencapai 15
61
4.2.3.3 Modul Manajemen Data Orang Asing
Sistem menghapus
Pengguna memilih Pengguna mengklik Sesuai dengan
Data Orang Asing
3 menu Hapus Data menu Hapus Data hasil yang
sesuai ID orang
Orang Asing Orang Asing diharapkan
asing yang diklik
62
Input dapat
Pointer mouse
Input dapat disimpan dan
9 memilih Jenis
disimpan muncul pesan
Kelamin
Sukses
Input dapat
Memilih combobox Pointer mouse Input dapat disimpan dan
12
Kebangsaan memilih Kebangsaan disimpan muncul pesan
Sukses
Input dapat
Isi textbox No Paspor
Panjang input max 15 disimpan dan
15 dengan panjang max Textbox dapat diisi
karakter muncul pesan
15 karakter
Sukses
Textbox tidak
Isi textbox No Paspor Sesuai dengan
Panjang input lebih dapat diisi ketika
16 dengan panjang lebih hasil yang
dari 15 karakter karakter sudah
dari 15 karakter diharapkan
mencapai 15
63
Textbox tidak Tidak sesuai
Isi textbox No Paspor Input dimasukkan
17 dapat diisi dengan dengan hasil yang
dengan spasi dalam spasi
spasi diharapkan
Input dapat
Isi textbox No ITAS
Panjang input max 15 disimpan dan
19 dengan panjang max Textbox dapat diisi
karakter muncul pesan
15 karakter
Sukses
Textbox tidak
Isi textbox No ITAS Sesuai dengan
Panjang input lebih dapat diisi ketika
20 dengan panjang lebih hasil yang
dari 15 karakter karakter sudah
dari 15 karakter diharapkan
mencapai 15
Input dapat
Pointer mouse
Isi textbox Tanggal Input dapat disimpan dan
23 memilih Tanggal
Lahir disimpan muncul pesan
Lahir
Sukses
64
Alamat Tinggal Alamat Tinggal diharapkan
Input dapat
Pointer mouse
Input dapat disimpan dan
26 memilih Alamat
disimpan muncul pesan
Tinggal
Sukses
Pointer tidak
Input tidak dapat
mengklik checkbox Input tidak dapat
disimpan dan
28 Sama dan tidak disimpan dan
muncul pesan
memilih Alamat muncul pesan error
error
Tujuan
Memilih checkbox
Sama dan Alamat Pointer tidak
Tujuan mengklik checkbox Input dapat
29
Sama namun memilih Input dapat disimpan dan
Alamat Tujuan disimpan muncul pesan
Input dapat
Pointer mouse
Memilih combobox Input dapat disimpan dan
32 memilih Tujuan
Tujuan Kedatangan disimpan muncul pesan
Kedatangan
Sukses
65
Pointer mouse
Pointer mouse Sesuai dengan
dipindahkan ke
34 dapat memilih hasil yang
textbox Tanggal
Tanggal Menginap diharapkan
Menginap
Input dapat
Isi textbox Tanggal Pointer mouse
Input dapat disimpan dan
35 Menginap memilih Tanggal
disimpan muncul pesan
Menginap
Sukses
66
4.2.3.4 Modul Manajemen Data Pengguna
Sistem menghapus
Pengguna memilih Pengguna mengklik Sesuai dengan
Data Pengguna
3 menu Hapus Data menu Hapus Data hasil yang
sesuai ID pengguna
Pengguna Pengguna diharapkan
yang diklik
67
Jenis Kelamin dipindahkan ke radio dapat memilih hasil yang
button Jenis Kelamin Jenis Kelamin diharapkan
Input dapat
Pointer mouse
Input dapat disimpan dan
9 memilih Jenis
disimpan muncul pesan
Kelamin
Sukses
17 Isi textbox NIP Panjang input lebih Textbox tidak Sesuai dengan
68
dengan panjang lebih dari 18 karakter dapat diisi ketika hasil yang
dari 18 karakter karakter sudah diharapkan
mencapai 18
Textbox tidak
Isi textbox NIP Input textbox dengan Tidak sesuai
dapat diisi dengan
18 dengan memasukkan menyisipkan karakter dengan hasil yang
karakter selain
non-numerik selain numerik diharapkan
numerik
Textbox tidak
Isi textbox Golongan Sesuai dengan
Panjang input lebih dapat diisi ketika
21 dengan panjang lebih hasil yang
dari 5 karakter karakter sudah
dari 5 karakter diharapkan
mencapai 5
Textbox tidak
Isi textbox Jabatan Sesuai dengan
Panjang input lebih dapat diisi ketika
24 dengan panjang lebih hasil yang
dari 50 karakter karakter sudah
dari 50 karakter diharapkan
mencapai 50
Textbox tidak
Isi textbox Jabatan Input textbox dengan Tidak sesuai
dapat diisi dengan
25 dengan memasukkan menyisipkan karakter dengan hasil yang
karakter selain
non-numerik selain numerik diharapkan
numerik
69
Kursor dapat Sesuai dengan
Kursor dipindahkan
26 Isi textbox Unit Kerja mengisi textbox hasil yang
ke textbox Unit Kerja
Unit Kerja diharapkan
Textbox tidak
Isi textbox Unit Kerja Sesuai dengan
Panjang input lebih dapat diisi ketika
28 dengan panjang lebih hasil yang
dari 20 karakter karakter sudah
dari 20 karakter diharapkan
mencapai 20
Textbox tidak
Isi textbox Username Sesuai dengan
Panjang input lebih dapat diisi ketika
31 dengan panjang lebih hasil yang
dari 25 karakter karakter sudah
dari 25 karakter diharapkan
mencapai 25
Isi textbox Username Input textbox dengan Textbox tidak Tidak sesuai
32 dengan memasukkan menyisipkan karakter dapat diisi dengan dengan hasil yang
karakter spasi spasi karakter spasi diharapkan
Pengguna
Isi textbox memasukkan Input dapat Input dapat
34
Konfirmasi Password Konfirmasi Password disimpan disimpan
yang sama dengan
70
Password
Pengguna
Input tidak dapat
memasukkan Input tidak dapat
Isi textbox disimpan dan
36 Konfirmasi Password disimpan dan
Konfirmasi Password muncul pesan
yang berbeda dengan muncul pesan error
error
Password
Pointer mouse
Memilih combobox Input dapat Input dapat
38 memilih Jenis
Jenis Pengguna disimpan disimpan
Pengguna
Tabel 11 Skenario Uji Komponen Modul Manajemen Data Pengguna Status Imigrasi
71
menu Edit Data menu Edit Data form Edit Data hasil yang
Pengguna Pengguna Pengguna diharapkan
Sistem menghapus
Pengguna memilih Pengguna mengklik Sesuai dengan
Data Pengguna
3 menu Hapus Data menu Hapus Data hasil yang
sesuai ID pengguna
Pengguna Pengguna diharapkan
yang diklik
Input dapat
Pointer mouse
Input dapat disimpan dan
9 Memilih radio button memilih Jenis
disimpan muncul pesan
Jenis Kelamin Kelamin
Sukses
72
Pointer mouse Pointer mouse Sesuai dengan
11 dipindahkan ke combo dapat memilih hasil yang
Status Status diharapkan
Input dapat
Pointer mouse Input dapat disimpan dan
16 Memilih combobox
memilih Unsur disimpan muncul pesan
Unsur
Sukses
73
Textbox tidak
Isi textbox Username Sesuai dengan
Panjang input lebih dapat diisi ketika
20 dengan panjang lebih hasil yang
dari 25 karakter karakter sudah
dari 25 karakter diharapkan
mencapai 25
Pengguna
memasukkan
Isi textbox Input dapat Input dapat
22 Konfirmasi Password
Konfirmasi Password disimpan disimpan
yang sama dengan
Password
Pengguna
Input tidak dapat
memasukkan Input tidak dapat
Isi textbox disimpan dan
24 Konfirmasi Password disimpan dan
Konfirmasi Password muncul pesan
yang berbeda dengan muncul pesan error
error
Password
Tabel 12 Skenario Uji Komponen Modul Manajemen Data Pengguna Status Tim PORA
74
4.2.4 Hasil Analisa Black Box
Dalam pengujian black box ini, pada kolom hasil yang didapat menghasilkan nilai yang valid
dan berikut hasil perhitungan analisa dari keempat modul yang telah diuji melalui skenario
uji di atas, dapat dilihat pada tabel 12.
JUMLAH
NO MODUL TEST HASIL
VALID INVALID
CASE
1 Form Login 6 5 1 83 %
75