Anda di halaman 1dari 7

TEKNIK MEMAKAI DAN MELEPAS JAS OPERASI

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Prinsip bedah yang utama adalah mencegah terjadinya infeksi luka operasi,
sehingga masuknya bibit penyakit ke dalam luka dapat ditekan sekecil mungkin.
Selanjutnya setiap orang yang ikut dalam bedah steril harus mandi dan
mengenakan jas operasi yang streril sebelum membantu operasi danoperasi
beikutnya.
Hal ini sesuai dengan rekomendasi 1 mengenai teknis aseptik dari AORN (The
Association of Operating Room Nurse) yaitu perhimpunan perat kamar bedah
seduania yang dibentuk pada tahun 1949 di New York, Amerika Serikat.
Rekomendasi tersebut menyatakan bahwa petugas yang sudah melakukan scrub
harus mengenakan baju bedah/jas operasi dan arung tangan steril.
Sebelum meninggalkan kamr bedahn setelah menangani tindakan pembedahan,
petugass harus melepas dan meletakkan jas operasi pada tempat yang telah
disediakan untuk itu.
B. Pengertian
Prosedur memakai jas operasi steril sebagai persiapan scrub nurse sebelum
tindakan pembedahan dan melepas jas operasi setelah tindakan pembedahan
C. Tujuan
1. Memakai jas operasi
Menciptakan pembatas dan mempertahankan sterilitas lapangan operasi
2. Melepas jas operassi
Mencegah terjadinya infeksi nosokomial dari jas operasi terhadap lingkungan
II. MATERI
A. Bahan Jas Operasi
Jas operasi dapat dibuat dari bahan linen atau kertas. Perbedaan antara jas operasi
linen dan kertas sebagai berikut:
NO LINEN KERTAS
1 Dapat dipakai kembali Hanya sekali pakai
2 Lebih berat (diperlukan linen Lebih ringan, tahan air, tidak
dengan beberapa ketebalan untuk merembes
mengurangi perembesan
3 Lebih enak dipakai Kaku, bisa robek
4 Kurang abrasif Dapat menimbulkan rasa gatal,
reaksi alergi
B. Prosedur Memakai Jas Operasi
1. Buka bungkus steril yang berisi jas operasi
2. Pengerinagn tangan untuk mengeringkan lengan gunakan handuk penyerap
yang steril. Handuk diambil sambil berhati-hati agar tidak meneteskan air ke
jas operai atau menyentuhnya. Caranya dengan melangkah mundur dari mejja
dan biarkan lipatan handuk terlepas, keringkan telapak tangan kemudian lipat
handuk yang belum dipakai untuk mnegeringkan satu lengan, handuk dibalik
untuk mengeringkan lengan kedua. Gerakannya adalah dari tangan,
pergelangan tangan sampa ke siku, kemudian handuk di uang ke arah luar
handuk dibuang.
3. Angkat jas yang terlipat dari kemasan steril tanpa menyentuh bungkus sarung
tangan atau pembungkus steril. Ingat tangan memang bersih tapi tidak steril
4. Pegang tepi leher yang ada, buka jas didepan andatetapi hanya menyentuh
bagian dalam jas. Pastikan bahwa and berada dalam ruangan yang cukup luas
untuk membuka jas tanpa menyentuh peralatan. Berdiri jauh dari pintu
5. Temukan lubang lengan pada jas dan masukkan kedua lengan ke dalamnya,
jangan biarkan tangan anda melewati manset jas ketika melakukan teknik
sarung tangan tertutup
6. Perawat kelilling (Circulating Nurse) yang di dalam ruangopersi
kanmemegang bagian dalam jas dan menarik lengan jas ke atas, kemudian
mengikat tali leher dan tali pinggang di belakang. Hanya boleh menyentuh
bagian dalam jas yang terkontaminasi.
7. Lakukan teknik memakai sarung tangan tertutup (lihat teknik memakai sarung
tangan tertutup)
8. Setelah anda memakai sarung tangan berikan pelindung yang membungkus
tali pengikat dari panel belakang perawat sirkulasi
9. Selama perawat sirkulasi memegang kertas pelindung, berputarlah 360
kemudian ambil tali dari pembungkus pelindung dan ikat tali pinggang di
depan.
10. Bila dengan jas linen steril, berikan tali pinggang pada perawat sirkuler yang
akan mengambil dan memegangnya dengan forcep steril.
11. Buka lipatan jas dengan cara melepas bagian yang terjepit tangan dan
perhatikan jangan sampai terkontaminasi
12. Tangan kiri tetap memegang bagian leher jas dan masukan tangan kanan ke
lubang lengan ja kanan, diikuti dengan lengan kiri dimasukkan ke lubang
lengan jas kiri.
13. Perawat sirkuler berdiri di belaknagnya untuk membantu mengikatkan tali jas,
dengan menarik leher jas dari bagian sebelah dalam dan selanjutnya ikat
semua tali bagian belakang, buka ikatan tali pinggang dan berikan salah satu
ujung tali tersebut kepada sirkuler. Tim bedah yang memakai jas steril
memberikan ujung tali yang akan diikat kepada perawat sirkuler/tim bedah
lain untuk didekatkan ke sisi yang lain selanjutnya tali diikat oleh tim bedah
yang memakai jas operasi.

Catatan:
Jas operasi dianggap steril di bagian depan dari bahu sampai umbilical (2,5 cm di
bawah area kerah sampai setinggi meja), dan lengan baju dianggap steril sampai
sekitar 5 cm di atas siku (Arlington, TX).

C. Prosedur Melepas Jas Operasi


1. Mengganti jas terkontainasi
Jika jas terkontaminasi dan perlu diganti, pertama kali tanggalkan jas lalu
sarung tangan, hal ini memungkinkan anda untuk mengenakan kembali jas
dan sarung tangan tanpa cuci tangan lagi. Jika sarung tangan dilepaskan
terlebih dahulu, diikuti dengan jas yang tidak steril, maka harus dilakukan
cuci tangan ulang sebelum memakai kembali jas dan sarung tangan (bila
petugas meninggalkan kamar bedah dengan menanggalkan jas dan sarung
tangnnya, maka sebelum ke daerah steril, ia harus cuci tangan lagi).
2. Melepas jas operasi
a. Perawat sirkuler melepas tali belakang jas operasi, tim bedah yang
memakai jas operasi melepas tali jas bagian depan dengan tetap memakai
sarung tangan, tarik bahu jas kanan dengan tangan kiri ke bawah sampai
turun ke lengan bawah, kemudian tahan jas, lakukan pada bahu kiri
dengan tangan kanan dengan teknik yang ama.
b. Saat melepaskan jas dari lengan, tarik lengan jas dari tubuh dengan
memfleksikan siku.
c. Lipat jas operasi dengan posisi luar jas ada di dalam lipatan
d. Masukkan jas operasi yang sudah terlipat ke tempat yang sudah
disediakan.

Gambar cara memaka jas steril

Gambar 1
Perawat instrumentator yang jas memakai jas mengambil handuk kecil lap tangan steril di
atas jas dari bungkusan yang telah dibuka untuk mengeingkan tangan
Gambar 2
Perawat instrumentator memegang jauh lap tangan steril, keringkan jari-jari, telapak tangan
dan punggung tangan, lalu lipat lap tangan menjadi dua bagian, satu bagian untuk tangan
kiri dan satu bagian untuk tangan kanan, selanjutnya melipat lap tangan menjadi segitiga
dengan cara memutar dari pergelangan tangan menuju ke siku untuk mengeringkan kedua
tangan. Setelah selesai buang lap tangan pada tempatnya.
Gambar 3
Perawat instrumentator mengambil jas pada bagian bawah sisi leher jas, langsung
mengangkatnya ke atas dan menjauh u tuk mencegah menyentuh sisi pembungkusnya.
Pastikan bagian dalam pembungkus yang steril meutupi meja (jas dilipat terbalik)
Gambar 4
Perawat instrumen yang akan memakai jas operasi perlahan membuka lapisan jas,
kemudian memasukkan lengannya ke dalam lengan jas tanpa menyentuh bagian luar jas
yang steril dengan tangan telanjang.
Gambar 5
Meparat instrumentatr memasukkan tangan tepat pada lubang lengan jas operasi.
Perhatikan jangan sampai ujung tangan menyentuh bagian luar jas operasi
Gambar 6
Perawat sirkulasi menarik jas perawat instrumen seluruhnya, mengikat tali bagian dalam
belakang jas dan mengikat tali leher. Supaya perawat instrumen melaukan teknik
pemasangan sarung tangan tertutup, memegang bagian dalam lipatan dengan menarik jas
dan membiarkan manset lengan baju menutupi tangan.

Menagnggalkan Jas yang Terkontaminai


Gambar 1
Dengan tetap memakai sarung tangan, kendorkan manset dan goyangkan jas ke bawah
sampai turun pergelangan tangan. Kemudian tahan jas di bagian bahu kanan (membuka
atau melepaskan ikatan dibantu perawat sirkuler atau dengan tangan kiri)
Gambar 2
Saat melepaskan jas dari lengan, tarik lengan jas dari tubuh denganmemfleksikan siku
kanan dan kiri bergantian.
Gambar 3
Pegang bau yang lainnya dengan tangan satunya dan lepaskan semua jas, lepaskan dengan
terbalik sehngga lengan tetap bersih
DRAPPING

I. LATAR BELAKANG
Association of Surgical Technologi (AST), 2008, mengembangkan dan
merekomendasikan tentang standar drapping sebagai panduan untuk mendukung
pelayanan perawatan di kamar bedah dalam penekanan standar praktik terbaik yang
berhubungan dengan drapping pada prosedur bedah.
Tujuan dari standar yang direkomendasikan adalah untuk memberikan garis tegas
bahwa anggota tim bedah dapat menggunakan standar praktik tersebut serta
dikembangkan dalam menerapkan kebijakan pada prosedur drapping di kamar bedah.
Standar yang direkomendasikan dan disajikan dengan pengertian bahwa standar
tersebut menjadi tanggung jawab dari tenaga kesehatan untuk mengembangkan,
menyetujui, dan menetapkan kebijakan dan prosedur drapping bedah sesuai
denganprotokol yang diterapkan di kamar bedah.

II. REKOMENDASI
Berikut ini adalah rekomendasi standar praktik yang terkait dengan drapping pada
prosedur bedah. Tujuan utama dari drappping adalah untuk mengisolasi area bedah
dari area lainnya dari tubuh pasien saat berada di meja operasi dalam rangka untuk
mengurangi resiko infeksi area operasi (SSI). Drapping berfungsi sebagai penghalang
atau barrier dari sumber-sumber infeksi baik yang berasal dari kontaminasi endogen
maupun eksogen. Kulit pasien merupakan sumber berkembang biaknya kuman yang
diidentifikasi sebagai sumber utama SSI. Drapping tidak hanya memberikan
kontribusi untuk melindungi area operasi, namun memperluas area steril yang
memungkinkan ahli bedah dan anggota tim bedah lain yang lain untuk menempatkan
instrumentasi steril dan persediaan lain pada drapping, misalnya membangun zona
netral untuk sayatan bedah.
Drapping dilakukan secara rutin dalam prosedur bedah terhadap pasien, oleh karena
itu standar rekomendasi menjadi acuan kerja, seperti pilihan drapping, karakteristik
drapping yang diinginkan, baik drapping sekali pakai maupun yang digunakan
kembali dan secara umum menjadi pedoman drapping. Semua anggota tim bedah
harus terlibat dalam proses mengembangkan dan melaksanakan kebijakan di
pelayanan kamar bedah yang terkait dengan prosedur drapping.
A. KARAKTERISTIK BAHAN DRAPPING
1. Resisten terhadap abrasi
2. Sebagai barier (anti mikroorganisme)
3. Biocompatibility (Free Toxic)
4. Drapebility
5. Dapat mencegah listrik statik
6. Nonflamble (tidak menginduksi kebakaran)
7. Bebas serat
8. Tensile strenght (kuat terkadap tahanan)
B. JENIS DRAPPING
1. Drapping pakai ulang (reuseable)
a. Penggunaannya terutama untuk penggunaan drapping atau jas operasi
yang digunakan berkali-kali, bahannya impermiable terhadap cairan
(dalam kondisi tertentu)
b. Proses pencucian, setrika dan sterilisasi menyebabkan seratnya menyusut
c. Siklus di atas menyebabkan kencenderungan mengubah struktur material
d. Beberapa pabrikan melaporkan kerusakan struktur material setelah 75-100
kali siklus
2. Drapping sekali pakai
a. Mencegah penetrasi bakteri dan lelehan cairan
b. Lembut, bebas serat, ringan, padat, tahan kelembaban, non iritasi dan
bebas listrik statik.
c. Menurunkan kontaminasi mikroorganisme berbahaya/infeksius dari
ekskresi dan cairan tubuh damal proses loundry dimana pada bahan pakai
ulang mempunyai resiko yang besar.
d. Penyimpanan, transportasi dan pembuanagan limbah biasanya menjadi
masalah.
e. Penggunaan insenerator cukup baik tetapi harus diolah denagan baik agar
tidak mencemarkan lingkungan.
C. BAHAN UNTUK DRAPPING
1. Linen
a. Memerlukan pencucian
b. Memerlukan pelipatan yang benar
c. Memerlukan proses sterilisasi
d. Adanya lipatan/jahitan yang menjadi tempat kuman
e. Tidak kedap air sumber kontaminasi
1) Macam tenun/linen untuk drapping
a) Laken operasi besar rapat
b) Pembungkus alat
c) Alas meja dorong (trolley)
d) Duk lubang
e) Duk rapat
f) Laken kecil
g) Sarung mayo
h) Bahu & celana operasi
i) Jas operasi
j) Topi operasi
k) Sarung couter
l) Schort
m) Kantong kannule, suction & couter
n) Sarung kaki
o) Sarung tabung O2
p) Lap tangan/handuk
q) Baju pasien
r) Perlak besar dan kecil
2) Ukuran tenun untuk draping
a) Sarung tangan mayo 140 cm X 75 cm
b) Sarung mayo dan tray 80 cm X 55 cm
c) Sarung kaki 120 cm X 60 cm
d) Sarung couter 10 cm X 200 cm
e) Duk rapat 100 cm X 75 cm
f) Duk lubang 80 cm X 80 cm Ø 10 cm
g) Laken kecil 146 cm X 140 cm

Anda mungkin juga menyukai