Anda di halaman 1dari 10

1.

PERWASITAN DALAM SEPAK BOLA

Syarat-syarat menjadi Wasit

Untuk menjadi wasit harus memenuhi persyaratan sebagai berikut.

 Berbadan sehat menurut keterangan dokter (tidak berkacamata, tidak buta warna, dan
penglihatan baik).
 Umura antara 24 sampai 40 tahun.
 Berijazah SMA atau sederajat.
 Memahami dan melaksanakan janji wasit.
 Mengetahui dan memahami peraturan sepak bola dengan baik.

Perlengkapan Wasit

 Perlengkapan pakaian dan sepatu bola yang lengkap.


 Peluit.
 Notes dan alat tulis.
 Pencatat waktu (jam, stop match).
 Koin untuk undian.
 Kartu merah dan kartu kuning.

Kerja Sama antara Wasit, Hakim Garis, dan Wasit Cadangan

Dalam memimpin suatu perrandingan wasit dibantu oleh 2 orang hakim garis dan 1 wasit
cadangan. Tugas dan kewenangan yang diberikan kepadanya dimulai setelah memasuki
lapangan permainan. Wasit dan hakim garis harus saling bekerja sama yang baik dalam
menjalankan tugasnya, supaya pertandingan dapat berjalan dengan baik dan lancar. Berhasil
atau tidaknya seorang wasit dalam memimpin tergantung dari kerja sama pengadil lapangan
tersebut.

Tugas Seorang Wasit

 Menegakkan dan menjalankan peraturan.


 Membuat putusan yang memihak pada tim yang membuat pelanggaran.
 Membuat catatan jalannya pertandingan.
 Memberikan hukuman tentangan (penalty kick).
 Memberikan tendangan bebas langsung atau tidak langsung.
 Memberikan teguran dan peringatan pada pemain yang membuat pelangaran.
 Menghentikan permainan untuk sementara atau seterusnya.
 Menentukan bola sesuai dengan syarat atau standar tidak.

Tugas Hakim Garis


 Membantu tugas wasit dengan berpegang teguh pada peraturan-peraturan yang
berlaku.
 Memberi isyarat kepada wasit dalam hal-hal sebagai berikut: (1). Menentukan arah bola
(trow in, corner kick, goal kick). (2) Menentukan seorang pemain off-side atau tidak.

Tugas Wasit Cadangan

 Menggantikan wasit atau hakim garis apabila ada yang berhalangan.


 Mengurus pergantian pemain.
 Memberi isyarat pada wasit jika pertandingan sudah selesai.
 Mengatur official dan pemain pengganti.
 Menerima isyarat dari wasit tentang penghentian pertandingan.
 Memberikan pendapatnya bila diterima oleh wasit utama.

Isyarat-isyarat Wasit dan Hakim Garis

Isyarat ialah sutau tanda berkenaan dengan permainan. Dalam permainan sepak bola isyarat
tersebut dapat diberikan oleh wasit atau hakim garis, atau wasit pengganti.

a. Isyarat Wasit

Bunyi Peluit

Bunyi peluit dari wasit umumnya ada 2 macam yang didasarkan atas tujuan atau kegunaannya.
Bunyi peluit dua kali pendek yang diikuti panjang. Ini digunakan wasit sebagai isyarat dalam hal-
hal sebagai berikut:

 Agar para pemain siap untuk memasuki lapangan permainan.


 Permainan dalam babak 1 selesai.
 Permainan dalam babak 2 selesai.

Bunyi peluit panjang satu kali, ini digunakan wasit sebagai isyarat dalam hal-hal berikut ini.

 Permainan dapat dimulai


 Penghentian permainan untuk sementara karena ada kejadian: (1). Terjadi pelanggaran
atas peraturan karena ada kejadian. (2) Bola keluar lapangan. (3) Terjadi gol. (4) Adanya
Pemain yang cidera. (5) Gangguan oleh cuaca atau penonton.

Gerakan Tangan

Untuk lebih memperjelas keputusannya isyarat wasit yang berupa bunyi peluit akan diikuti
dengan gerakan tangan sebagai isyarat. Isyarat tangan itu diantaranya:
 Mengangkat salah satu tangan lurus ke atas baik tangan kanan atau kiri berarti, terjadi
pelanggaran dengan hukuman tendangan bebas tidak langsung.
 Mengangkat kedua tangan di depan dada menghadap ke bawah dan digerakkan
menyilang berarti, tidak terjadi pelanggaran.
 Kedua tangan menggantung sejajar di samping badan dengan telapak tangan
menghadap kedepan selanjutnya digerakkan ke depan berarti, meminta pemain untuk
mundur ke belakang.
 Salah satu tangan meunjuk titik tengah berarti, terjadi bola masuk ke gawang/gol secara
sah.
 Salah satu tangan menunjuk ke suatu tempat, sedang tangan yang lain menunjuk ke
suatu arah, berarti menunjukkan tempat terjadinya pelanggaran dan arah bola.
 Pada permulaan permainan wasit mengangkat salah satu tangan ke arah hakim garis
dan pemain, berarti meminta yang bersangkutan siap untuk memulai pertandingan.

Isyarat Hakim Garis

Untuk memberikan isyarat hakim garis menggunakan bendera. Isyarat itu adalah mengangkat
bendera lurus ke atas, berarti memberitahu kepada wasit untuk menghentikan permainan
karena bola keluar atau ada kejadian ataupun terjadi pelanggaran, dengan menunjukkan
bendera ke arah tempat tersebut.

Isyarat Wasit Cadangan

Isyarat dari wasit cadangan diberikan dari luar lapangan, isyarat itu antara lain:

 Adanya pergantian pemain;


 Memberitahukan sisa waktu pertandingan.

2. PERWASITAN DALAM BOLA BASKET

Klasifikasi Wasit Bola Basket

Wasit pada basket ditentukan oleh Pengurus Besar Basket Seluruh Indonesia (PB PERBASI).
Dalam hal ini dibantu oleh komisi wasit. Hak dan kewajiban komisi wasit, menatar, mengangkat,
menghentikan wasit dari tingkat C sampai A, dan mengusulkan para wait untuk mengikuti ujian
wasit internasional. Klasifikasi wasit PERBASI terdiri atas wasit anggota (C), wasit daerah (B2),
wasit wilayah (B1), wasit nasional (A), dan wasit internasional.

Perlengkapan Wasit Bola Basket

Perlengkapan wasit dalam permainan bola basket antara lain:


 Peluit;
 Celana panjang berwarna abu-abu;
 Kemeja atau kaos abu-abu;
 Sepatu basket atau;
 Sepatu tenis.

Dasar perwasitan dalam bola basket harus mengetahui apa itu tugas dan kewajiban wasit bola
basket.

Tugas dan Kewajiban Wasit Bola Basket

Pertandingan bola basket dipimpin oleh dua orang wasit, yaitu wasit I (referee) dan wasit II
(umpire). Berikut ini kewajiban dan kekuasaan khusus wasit I.

 Melaksanakan bola loncat pada tiap permulaan babak.


 Memeriksa dan mengesahkan semua perlengkapan alat pertandingan dan alat-alat
petugas meja.
 Menetapkan jam permainan yang resmi dan menyesuaikan tanda perwasitan kepada
wasit II dan petugas meja.
 Melarang pemain menggunakan alat-alat yang mungkin dapat membahayakan pemain
lain.
 Bila terjadi perbedaan pendapat mengenai gol yang terjadi, maka wasit I harus
memutuskan masuk atau tidaknya.
 Berhak menghentikan pertandingan bila keadaan menghendaki.
 Bila di antara petugas meja terdapat perbedaan pendapat, wasit I harus memutuskan
persoalan ini.
 Memeriksa dan mengesahkan angka dalam daftar angka apabila tiap akhir suatu babak.
 Memutuskan setiap peristiwa yang tidak tertampung dalam peraturan permainan dan
peraturan pertandingan.

Sebelum pertandingan dimulai wasit harus mengadakan pemeriksaan alat dan fasilitas
pertandingan, menyesuaikan tanda-tanda perwasitan, pemeriksaan pemain dan undian tempat.
Pada tiap permulaan babak, wasit I harus mengadakan bola loncat, wasit I harus memberi
tanda dengan cara ibu jari tangan diacungkan ke atas kepada wasit II. Kemudian wasit II
bertanya kepada petugas meja apakah sudah dapat dimulai, bila petugas meja menjawab juga
dengan ibu jari tangan, wasit II segera memberi jawabab kepada wasit I dengan mengacungkan
ibu jari. Bila semuanya telah siap, segeralah wasit I melaksanakan bola loncat.

Setelah bola loncat pertama dilaksanakan, maka tidak ada lagi istilah wasit I dan wasit II, tetapi
yang ada wasit pemandu dan wasit penyerta. Dalam menjatuhkan keputusan, antara wasit I
dan wasit II tidak ada perbedaan kekuasaan. Bila terjadi keputusan yang berlawanan tetapi
bersifat setaraf, maka harus diadakan bola loncat.
Wasit pemandu adalah wasit yang mempunyai kewajiban untuk mendahului bola bila itu ada di
daerah kananya, tetapi jika wasit itu berdiri di tengah-tengah garis samping menghadap ke
tengan lapangan dan bola ada di daerah sebelah kirinya, maka wasit itu harus bertugas untuk
menyertai bola ini disebut wasit penyerta. Bila bola ada di sebelah kanan wasit II, maka ia harus
bertugas sebagai wasit pemandu, segera menempati posisi di bawah basket di luar garis akhir,
bila bolaada di sebelah kiri wasit I, maka wasit I harus bertugas menjadi penyerta.

Pedoman Menjatuhkan Kesalahan Perorangan

Menjatuhkan suatu kesalahan kepada pemain haruslah tepat, sebab dari suatu kesalahan
seorang pemain dapat langsung dikeluarkan setelah melakukan kesalahan lima kali dan pihak
lawannya mungkin dapat memperoleh angka. Berikut ini pedoman menjatuhkan kesalahan
perorangan.

 Pada waktu mengamati suatu peristiwa, wasit benar-benar melihat dengan nyata semua
pemain yang ikut berperan dalam peristiwa itu sejak sebelum kejadian, saat kejadian
dan akibat kejadian.
 Tidak ada persinggungan tidak ada kesalahan.
 Persinggungan yang bagaimana pun kerasnya diperbolehkan bila kedua pemain yang
bertanding mempunyai jarak yang sama terhadap bola melakukan persinggungan wajar.
 Menjatuhkan blocking hanya terhadap pemain penyerang yang tidak menguasai bola.
 Pertanggungjawaban persinggungan dilihat dari vertikalitas pemain, yaitu tabung
silinder yang dibuat bila pemain dalam sikap berdiri tegak berkacak pinggang dengan
kedua belah tangannya dan berputar. Kalau seorang pemain keluar dari vertikalitasnya
dan mengadakan persinggungan maka harus bertanggung jawab akan persinggungan
tersebut.
 Bila dua pemain dari kedua regu pada waktu yang bersamaan atau hampir bergerak
dengan arah yang sama, maka pemain yang dibelakangbertanggung jawab akan
persinggungan tersebut.
 Bila dua pemain dua regu pada waktu yang bersamaan atau hampir bersamaan bergerak
dengan arah berlawanan, maka pemain yang regunya menguasai bola pertanggung
jawab akan persinggungan tersebut.
 Seorang pemimpin berhak menempati tempat di mana pun di dalam lapangan
permainan, asalkan memberi kesempatan kepada pemain lawan berhenti atau
mengubah arah untuk meghindar.

 Setiap terjadi pelanggaran, tiup peluit sambil mengangkat tangan dengan telapak
tangan terbuka memberi tanda pelanggaran, dan menunjuk ke arah mana bola harus
dilempar.
 Bila terjadi lemparan ke dalam setalah bola dikuasai oleh pelempar, wasit yang terdekat
harus mengacungkan tangan dengan telapak tangan terbuka, dan baru diturunkan
setelah bola disentuh oleh salah seorang pemain yang ada di dalam lapangan
permainan.
 Bila terjadi kesalahan, wasit yang melihat kejadian segera meniup peluit. Sambil
mengangkat tangan dengan mengepal dan menunjuk pemain yang melakukan
kesalahan, kemudian menuju ke arah petugas meja, hingga tidak tertutup oleh para
pemain yang melakukan kesalahan, apa yang dilakukan, lalu memberi tanda lemparan
ke samping, tembakan satu kali (dua kali atau tiga untuk dua).
 Ingat selalu menempati kedudukan pemandu dan penyerta. Tiap terjadi kesalahan dan
bola loncat harus berpindah tempat. Aturlah selalu agar perpindahan antara pemandu
dan penyerta selalu berjalan lancar dan ambillah jalan yang paling praktis dalam saling
mengisi tempat pemandu dan penyerta. Binalah kerja sama antara kedua wasit.
 Setelah kedudukan wasit pemandu dan penyerta dipenuhi, usahakan selalu bergerak
untuk memperoleh tempat pengamatan yang tepat dan menjaga konsistensi.
 Wasit penyerta mempunyai kewajiban khusus mengamati persinggungan pemain antara
pinggang ke atas dan pengamatan terhadap bola masuk. Bila bola masuk, harus
memberi tanda kepada petugas meja dengan mengacungkan dua jari dan digerakkan ke
bawah. Wasit pemandu berkewajiban khusus mengamati persinggungan pemain antara
pinggang sampai kaki.

Tanda-tanda saat Tembakan Hukuman

 Bila dilaksanakan satu kali tembakan hukuman, maka tembakan itu segera akan
dijatuhkan permainan lagi. Setelah pemain menempati posisinya, segera wasit penyerta
memberitahukan bahwa tembakan hanya satu kali dengan mengacungkan jari telunjuk
hingga semua pemain mengerti akan maksudnya. Kemudian menyertakan bola kepada
penembak. Setelah itu, menjatuhkan diri dari daerah tembakan hukuman sambil
mengangkat satu tangan dengan telapak tangan terbuka.
 Bila dilangsungkan dua kali tembakan hukuman, setelah para pemain menempati
posisinya kemudia wasit I memberi tanda dengan dua jari. Wasit menyerahkan bola
kepada penembak, mundur beberapa langkah sambil mengangkat kedua belah
tangannya. Bila tembakan kedua akan dilaksanakan, lakukan no. (a/di atas)
 Bila dilangsungkan tembakan hukuman 3 untuk 2, maka setelah pemain menempati
posisinya wasit penyerta memberi tanda 3 jari kemudian lakukan seperti no. (b/di atas)
 Bila tembakan hukuman masuk, maka wasit penyerta harus memberi tanda kepada
petugas meja dengan mengacungkan jari telunjuk dan digerakkan ke bawah.

3. PERWASITAN DALAM BOLA VOLI

Syarat-syarat menjadi Wasit Bola Voli

 Berbadan sehat dan mempunyai fisik yang normal.


 Mempunyai bakat untuk menjadi seorang wasit.
 Senang terhadap permainan bola voli.
 Berpendidikan serendah-rendahnya lulusan SMA.
 Berumur antara 20-40 tahun.
 Mempunyai dedikasi yang baik.
 Haruslah menjadi anggota salah satu perkumpulan bola voli.

Perlengkapan Wasit

Perlengkapan wasit antara lain:

 Mengenakan celana putih;


 Baju kaos putih polos berkerah;
 Sepatu karet putih;
 dan memakai badge wasit yang sesuai dengan klasifikasinya.

Tugas, Kewajiban, dan Wewenang Wasit

Tugas-tugas Wasit

 Memimpin pertandingan agar berjalan lancar.


 Meningkatkan keterampilan, kemampuan, dan pengetahuan tentang perwasitan bola
voli.
 Menyebarluaskan peraturan permainan bola voli di masyarakat.
 Meningkatkan mutu perwasitan di masyarakat pada khususnya dan di Indonesia pada
umumnya.

Kewajiban dan Wewenang Wasit

 Berkewajiban memimpin pertandingan bola voli baik di tingkat cabang, daerah,


nasional, maupun internasional.
 Tidak berhak memimpin pertandingan di atas klasifikasi sertifikat yang dimilikinya.

Prosedur Mewasiti

Hanya wasit I dan II yang diperbolehkan meniup peluit selama pertandingan.

 Wasit I memberikan tanda untuk service yang memulai suatu pertandingan.


 Wasit I dan II memberikan tanda pada akhir suatu permainan (bola mati, setelah mereka
merasa yakin bahwa terjadi suatu kesalahan serta mereka telah memahami sifat
pelanggarannya).
 Peniupan peluit pada waktu bola mati bertujuan untuk menunjukkan bahwa mereka
menyetujui atau menolak suatu permohonan regu.
 Wasit I dapat meniup peluit untuk memberikan peringatan atau menjatuhkan hukuman
salah sikap seorang anggota pemain atau regu itu sendiri.
 Pada waktu wasit meniup peluit untuk memberikan tanda penghentian permainan
mereka harus sudah bisa menunjukkan sifat kesalahan dan isyarat tangan yang resmi,
pemain yang bersalah, serta regu pilihan yang melakukan service, sekaligus memberikan
tanda apakah ada regu yang mendapatkan angka dari kesalahan tersebut.
 Wasit dan hakim harus dapat menunjukkan sifat kesalahan dengan isyarat tangan yang
resmi atau suatu pengajuan penghentian seperti berikut ini. (1). Isyarat hanya dilakukan
untuk seketika, isyarat itu dilakukan dengan satu tangan untuk menunjukkan pemain
yang bersalah atau menunjukkan permohonan. (2) Setelah itu wasit menunjukkan
pemain yang bersalah jika penghentian itu karena kesalahan . (3) Wasit I mengakhiri
dengan menunjukkan regu yang mendapat giliran service.

Posisi Wasit

 Wasit I melakukan tugasnya sambil duduk atau berdiri di atas kursi wasit yang
ditempatkan di salah satu ujung net. Pandangannya kira-kira 50 cm, di atas garis
horizontal pinggir atas net.
 Wasit II menjalankan tugas sambil berdiri di sisi lain berseberangan serta menghadap
wasir II ketika suatu regu melakukan service, dia harus berdiri di sepanjang daerah regu
penerima service. Setelah itudia boleh pindah ke depan meja pencatat.

Kekuasaan Wasit I

 Memimpin pertandingan dari awal hingga berakhirnya permainan. Dia mempunyai


kekuasaan terhadap seluruh pembantunya, serta terhadap kedua regu yang bertanding.
 Memiliki kekuasaan dalam upaya kelancaran permainan, termasuk upaya untuk tidak
tercantum dalam peraturan.
 Selama pertandingan semua keputusan berdasarkan pada peraturan adalah mutlak dan
dia mempunyai wewenang untuk membatalkan keputusan petugas lain, jika menurut
pendapatnya mereka itu kurang tepat pertimbangannya. Wasit dapat mengganti salah
seorang petugas seandainya tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.
 Satu-satunya yang mempunyai wewenang untuk menentukan baik buruknya suatu
lapangan permainan, sebelum pertandingan atau sewaktu permainan itu berlangsung.
 Sebelum atau sewaktu permainan berlangsung wasit I dan wasit II harus mengawasi
bola, apakah bola tersebut benar-benar telah memenuhi persyaratan. Sebuah bola yang
tidak memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan atau bola tadi menjadi basah atau
licin harus segera diganti.

Tanggung Jawab Wasit

Sebelum Pertandingan

 Memeriksa keadaan lapangan permainan dan perlengkapan pertandingan.


 Melakukan undian untuk menentukan hak service pertama dan penempatan lapangan.
 Mengawasi pemanasan kedua regu.

Selama Pertandingan Berlangsung


 Mempunyai kekuasaan untuk memberikan wewenang dalam menentukan kesalahan
pukulan service, posisi regu yang melakukan giliran service, pentabiran, sentuhan pada
jalan bola service, kesalahan menyentuh bola. Kesalahan di atas neta beserta pita
horizontal dan kesalahan simultan/bersamaan.
 Wasit I tidak boleh membiarkan suatu perdebatan atas pengajuan kapten, dia harus
dapat menjelaskan penafsiran sera penerapan peraturan.
 Jika kapten tidak sepaham dalam penafsirannya itu, dia memintakan agar hal tersebut
dicatat pada lembar skor, wasit I harus memberi izin untuk pencatatan proses tersebut
di akhir pertandingan.

Sesudah Pertandingan

Wasit mengesahkan skor dengan menandatangani daftar skor dan cepat menuju ke ruang
wasit.

Perwasitan dalam bola voli berhasil karena adanya kerjasama antara wasit I, wasit II, dan hakim
garis, sehingga jalannya pertandingan menjadi lancar dengan izin Allah.

Tugas Wasit II

Wasit II merupakan pembantu bagi wasit I dan dapat menggantikan, mewakili, dan
menjalankan tugas wasit I pada keadaan memaksa. Berikut ini tugas khusus wasit II.

 Mengawasi posisi pemain selama permainan berlangsung, begitu pula pada waktu
perpindah tempat set penentuan.
 Mengawasi tindak tanduk anggota masing-masing regu yang duduk di bangku cadangan
dan bila ternyata ada salah sikap dia harus melaporkannya kepada wasit I.
 Selama pertandingan berlangsung dia harus mencegah kemungkinan adanya pemain
cadangan yang melakukan pemanasan di luar area pertandingan.
 Mengawasi jumlah time out dan pergantian yang telah dilakukan oleh masing-masing
regu dan melaporkan data tersebut kepada wasit I dan pelatih yang bersangkutan pada
saat terjadi penghentian.
 Menolak pengajuan penghentian yang tidak layak, mengabulkan permohonan yang sah,
dan mengawasi jangka waktu pelaksanaannya.
 Dapat menunjukkan kesalahan lain tanpa meniup peluit walau bukan daerah
tanggungannya, tetapi dia tidak boleh menekan wasit I.
 Menetapkan perlu atau tidaknya mengeringkan permukaan lantai permainan yang
dianggap basah atau licin.

Hakim Garis (Linesman)

Hakim garis bertanggung jawab memberikan isyarat mengenai kesalahan yang menjadi
wewenangnya. Berikut ini posisi hakim garis.
 Jika menggunakan empat orang hakim garis, mereka berdiri di daerah bebas pada jarak
kira-kira 1-3 m dari tiap sudut lapangan, menghadap perpanjangan garis imajiner yang
harus diawasinya.
 Jika menggunakan dua hakim garis, mereka harus berdiri di sudut yang bersebrangan
atau diagonal pada sudut agar dapat mengawasi garis belakang dan garis samping yang
terdekat padanya.

Anda mungkin juga menyukai