Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN FIELDTRIP STUDY COMPARATIVE THAILAND – INDONESIA

( peran perguruan tinggi dan partisipasi masyarakat )

KELOMPOK 3

Pembimbing : Atika……

Oleh :

1. Bella Putri Utami 186131006


2. Devi Anggraini 186131003
3. Deviana Breda Amanda 186131019
4. Devi Novitasari 186131007
5. Maryati 186131018
6. Mona Jesica Efendi 186131023
7. Murni Sihaloho 186131020
8. Novitasari 186131031
9. Samsul Ma’arif 186131014
10. Tri Windia Sari 186131016
11. Zahratul Fauziah 1861310…

MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS MITRA INDONESIA
BANDAR LAMPUNG
2019
BAB 1
PENDAHULUAN

Pendahuluan Secara Umum

Senin 5 Agustus 2019, 28 orang mahasiswa Program Studi Kesehatan


Masyarakat dengan didampingi 4 Dosen pembimbing dan 2 staff Universitas Mitra
Indonesia Lampung bertolak ke Thailand untuk mengikuti Program International Field
Study. Program ini merupakan salah satu program wajib bagi mahasiswa Program Studi
Kesehatan Masyarakat, namun untuk pertama kalinya program ini dilaksanakan di luar
negeri Selama 5 hari di Bangkok, Thailand .
Sesampainya disana kami sudah di sambut oleh Kun Rudi yang sudah menunggu
kami selama 4 jam lamanya di Bandara Internasional Don Mueang . Kun Rudi adalah
selaku Tour Guide , setelah semua rekan selesai melakukan pengecekan di Imigrasi Kun
Rudi mengantar kami ke dalam bus, di dalam bus menuju hotel beliau menjelasan sedikit
tentantang apa ada di Bangkok , seperti nama Raja Bangkok saat ini, sarana prasarana
yang terdapat di Bangkok, sejarah Bangkok dan masih banyak lagi .

Kedatangan Para Rombongan di di Bandara Internasional Don Mueang

Adapun kegiatan yang dilakukan mahasiswa UMITRA selama 5 hari di Bangkok


adalah mengunjungi KBRI di Bangkok melakukan diskusi dan silaturahmi di KBRI kami
disambut sangat hangat oleh H.E. KBRI Mr. Ahmad Rusdi. Duta besar adalah pejabat
diplomatik yang ditugaskan ke pemerintahan asing berdaulat, atau ke sebuah organisasi
internasional, untuk bekerja sebagai pejabat mewakili negerinya. Munurut H.E. KBRI Mr.
Ahmad Rusdi tugas KBRI adalah pengurusan surat-surat yang masuk dari Indonesia ,
perlindungan terhadap masyarakat Indonesia bila mendapatkan masalah di Bangkok
seperti kehilangan Paspor dan bantuan hukum apabila masyarakat Indonesia melakukan
tindakan kriminal, diplomasi, pencegahan dan penekanan potensi konflik di negara
Bangkok serta beliau mengatakan bahwa kesehatan WNI disana di tanggung oleh KBRI
Beliau juga menyayangkan betapa banyaknya dibuka beasiswa untuk melanjutkan
study di Bangkok tetapi WNI tidak banyak yang meminati mereka lebih memilih ke negara
Eropa yang biyaya hidupnya lebih tinggi di bangkan di Bangkok . Beliau serta
membandingkan perkembangan pembangunan , kesehatan di Bangkok lebih pesat
dibandingkan di Indonesia .

Foto bersama H.E. KBRI Mr. Ahmad Rusdi di Bangkok

Para siswa dan dosen UMITRA melakukan diskusi bersama H.E. KBRI
Mr. Ahmad Rusdi besarta Prof.Dr. Mustari, M.Pd
Pemberian Cendra Mata Oleh Para Dosen UMITRA Lampung
kepada H.E. KBRI Mr. Ahmad Rusdi

Setelah melukan diskusi dan silaturahmi di KBRI kami selanjutnya melakukan


analisis situasi untuk menemukan masalah kesehatan yang ada di Monthong Tambon
Health Promoting Hospital serta mengetahui peran tenaga kesehatan yang ada di sana .
Kami mendengarkan pemaparan para tenaga kesehatan disana dan saling bertukar
pengetahuan perbedaan siatuasi kesehatan yang ada di Monthong Tambon Health
Promoting Hospital dengan Puskesmas-puskesmas yang ada di Indonesia . Di sana tidak
ada satupun dari mereka yang dapat berbahasa Inggris sehingga Kun Rudi menjadi
Translator untuk kami , beliau menerjemahkan Bahasa Thailand ke dalam Bahasa
Indonesia .

Para Rombongan saat Mendengarkan Pemaparan dari Para Tenaga Kesehatan di Aula
Monthong Tambon Health Promoting Hospital
Foto Bersama Rombongan UMITRA dengan Para Tenaga Kesehatan di
Monthong Tambon Health Promoting Hospital

Di hari kedua kami mengunjungi Mahidol University untuk melakukan seminar


yang di paparkan oleh Bapak Stephen L.Hamann dan dilanjut oleh istri beliau yang
bernama Assoc.Prof.Dr. Naowarut Charoenca membahas tentang Tobacco . Di akhir
acara kami di ajak mengunjungi Panti Lansian dan Puskesmas Kota binaan Mahidol
University yaitu Health care 4 yang terletak tidak jauh dari Mahidol University.
Sesampainya disana kami sangat terkesan oleh penyambutan para lansia yang tinggal
di panti tersebut, kami di kenankan kalung sambutan tamu oleh masing-masing lansia
tersebut serta di berikan minuman dan snake yang tak lain adalah hasil karya mereka
sendiri .

Foto Rombongan Field Trip UMITRA di Depan Mahidol University


Foto Bersama Rombongan Field Trip UMITRA dengan Bapak Stephen L.Hamann dan
Assoc.Prof.Dr. Naowarut Charoenca beserta para staff Mahidol University

Para Rombongan sedang Mendengarkan pemaparan Dr. Nattinee Isarankura Direktur


Health Care 4
Foto Bersama di Health Care 4
Departemen Kesehatan Bangkok Metropolitan Administration

Dan yang paling banyak diminati oleh para wanita , kami mengunjungi wisata
belanja di MBK . MBK Center, juga dikenal dengan namai Mahboonkrong (bahasa
Thai: มาบุญครอง), adalah sebuah pusat perbelanjaan besar
di Bangkok, Thailand. Dengan ketinggian delapan tingkat, pusat perbelanjaan ini berisi
sekitar 2.000 toko, restoran, dan gerai layanan, termasuk 4 lantai Tokyu department
store.
MBK Center terletak di Distrik Pathum Wan, di sudut barat daya dari persimpangan
Rama I Road dan Phaya Thai Road. Ia dekat dengan Siam Square, yang dapat dicapai
melalui lantai dua melalui jembatan untuk pejalan kaki yang melintas di atas Phaya Thai
Road, Siam Center dan Siam Paragon, yang terdapat di seberang Rama I Road dilihat
dari arah Siam Square.

Dihari ketiga seperti biasanya, moning call tepat pukul 05.00. Akhirnya kami
semua sudah siap di lobby hotel pukul 06.30 . Setelah menikmati makan pagi, semua
teman-teman kami berkumpul bersama para dosen mengulas apa yang telah kami
dapatkan selama kami berada di Bangkok . Para masing-masing kelompok memaparkan
hasil komperatif study yang kami dapatkan, serta diberikan feed back oleh para dosen
tentunya .
Foto pada Saat Mahasiswa dan Para Dosen Mungulas
Hasil komperatif study

Tepat pukul 08.00 wita kami sudah berangkat, kali ini kami akan mengunjungi Bee
Farm Natural Honey Store, sebuah peternakan lebah. Disini kami disambut oleh
pemandu setempat dan sangat pasih berbahasa Indonesia. Dengn sangat gesitnya
beliau memaparkan tentang kegunaan madu, riwayat dan kelebihan royal jelly, juga
keistimewaan pollen. Madu Bangkok katanya diternakkan di daerah segitiga emas
antara, Thailand, Kamboja dan Laos. Dimana disini banyak terdapat tanaman opium,
yang menyebabkan madunya sangat baik untuk kesehatan.
Mereka juga mendemontrasikan cara-cara mengetahui madu asli. Ada 3 cara
mengetahaui madu asli, pertama dengan jalan menyendok lalu angkat dan
tuangkan. Apabila alirannya putus, itu berarti madunya mengandung air dan
sebaliknya. Cara kedua, dengan jalan mencampur madu dengan air, apabila madu itu
menbentuk kotak-kotak seperti rumah lebah, itu berarti madunya baik dan sebaliknya.
Yang ketiga, madu yang baik adalah tidak ada endapan.

Lalu kami bergegas menuju Wat Arun Tample ,setelah turun dari bis 5 menit
berjalan kaki, kami tiba ditepi sungai chaophraya, airnya sangat besar, alirannya deras,
warnanya pekat atau puwek, enceng gondok tumbuh dimana-mana. Sampah non
organik juga berserakan disini. Setelah semuanya berkumpul, kami akan segera naik
perahu.
Hulu sungai chaophraya sebenarnya ada 4 sungai yaitu sungai wang, sungai nan,
sungai young dang sungai ping yang menyatu dan mengalir dari utara Thailand menuju
daerah selatan Thailand dan bermuaran di teluk Siam. Sungai Chaophraya sebenarnya
merupakan sungai terbesar yang ada di Thailand. Dan kami bersandar di mukla kuil Wat
Arum. Dari kejauhan, kuil ini terlihat sangat indah dan berkilauan. Kuil ini didirikan oleh
Raja Rama II pada tahun 1767 dengan tinggi 74 meter. Kuil ini dihiasi dengan pecahan-
pecahan keramik yang berwarna warni sehingga kelihatan sangat indah. Candi Wat
Arum konon artinya fajar menyingsing.
Dan yang kami nanti-nanti adalah yah pratunam fashion mall . Sesuai dengan
namanya, shopping mall yang satu ini adalah tempat utama untuk berbelanja di kawasan
Pratunam. Satu hari tidak akan cukup untuk menjelajahi seluruh bagian mall ini karena
ada lebih dari 2,000 toko yang menjual berbagai macam busana yang trendy. Dari
pakaian ala artis Korea sampai gaun yang indah .
BAB 2
PEMBAHASAN

1. Mahidol University
Universitas Mahidol ( MU ), sebuah lembaga penelitian otonom di Thailand,
berawal dari pendirian Rumah Sakit Siriraj pada tahun 1888. Universitas ini kemudian
diganti namanya pada tahun 1969 oleh Raja Bhumibol Adulyadej setelah
ayahnya,Pangeran Mahidol dari Songkhla , yang secara luas dianggap sebagai "Bapak
Kedokteran Modern dan Kesehatan Masyarakat Thailand. Ada total 629 program yang
ditawarkan oleh MU secara keseluruhan di 17 fakultas, 6 perguruan tinggi, 9 lembaga
penelitian, dan 6 kampus. Mahidol University International College (MUIC), perguruan
tinggi internasional pertama di Thailand, menawarkan berbagai program sarjana dan
pascasarjana internasional. Divisi terbarunya adalah Seni Rupa dan Terapan yang
menampung Program Media Hiburan (EMP) dan Program Desain Komunikasi
(CDP).EMP dan CDP menawarkan gelar Bachelor of Arts, dan EMP memiliki 3 jurusan
— Film, TV, atau Animasi.
Universitas Mahidol terletak di ibu kota Bangkok , MU memiliki beberapa kampus:
satu kampus di pinggiran kota dan dua kampus di dalam kota di daerah metropolitan
Bangkok, bersama dengan situs kantor bertingkat pusat kota untuk College of
Management, dan kampus provinsi di Kanchanaburi, Provinsi Nakhon Sawan dan
Amnat Charoen.
Di dalam seminar yang di paparkan oleh Stephen L.Hamann dan Assoc.Prof.Dr.
Naowarut Charoenca membahas tentang peraturaturan tentang rokok, pengendalian
tembakau, larangan merokok dan Beliau juga menyampaikan bahwa rokok merupakan
penyebab nomor satu angka kematian di Tahun 2014 . Pemerintah Thailand
menerapkan bungkus rokok yang tidak menarik agar masyarakat berfokus pada gambar
efek rokok dan dan untuk mengurangi peminatan masyarakat untuk membeli rokok .
Assoc.Prof.Dr. Naowarut Charoenca menyampaikan cara pengukurn kadar nikotin
di dalam tubuh manusia melalui air liur, air seni , rambut dan darah .
Bahkan Kementrian Kesehatan Masyarakat Thailand, merokok hanya boleh
dinyalakan disejumblah tempat tertentu . Terhitung 3 Februari 2019 , Thailand
menerapkan denda nominal tinggi bagi para perokok, yaitu sebesar 100 ribu bath atau
Rp 42 juta rupiah . Setidaknya , seseorang baru diperbolehkan merokok kurang lebih 3
hingga 5 meter dari ruang atau bangunan public . Di Thailand juga telah membuat daftar
sementara sejumblah area di larang merokok . Di antaranya ada bioskop, sekolah, halte
pasar hingga tempat parker .
Mulai 12 September 2019 semua rokok yang dijual di Thailand akan hadir tampa
logo dan merek dagang. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari kompanye berkelanjutan
untuk mengurangi komsumsi tembakau . Kebijakan Thailand tentang kemasan rokok ini
tertuang dalam Undang-Undang Pengendalian Tembakau 2017 atau 2017 Tobacco
Control . kebijakan itu juga mengamanatkan bahwa pembeli tembakau harus berusia
20 tahun, melarang iklan rokok, promosi dan sponsor rokok di Thailand .

Mahidol University juga memiliki peran penting bagi pelayanan masyarakat


Thailand . Dimana Mahodol university memiliki puskesmas kota binaan yang bernama
Health Canter 4 . Bahkan tidak hanya Health Care 4 disana juga terdapat panti lansia
di mana para lansia tersebut juga dilatih untuk membentuk lansia produktif serta mereka
pula di bekali sedikit cara meriksa kesehatan mendasar .
Thailand sendiri memiliki 300 RS dan 27 Health Center. Sistem pelayanan di
Thailand menerapkan system Centralisasi dimana RS langsung membawahi Health
Center .
Health Canter 4 atau seperti Pusmesmas kota ini membuka pelayanan dari jam 8
pagi sampai jam 8 malam , petugas Health Canter 4 di bagi dalam 2 shift. Di mana
pelayanan maupun poli buka dan tutup pada waktu yang bersamaan . Terdapat
emergency room, laboratorium , ruangan PTM, ruangan penyakit menular,home care,
maternal and chaild health, dan klinik-klinik ketergantungan obat-obatan.
Pasien-pasien disana dilayani dengan sangat baik, dimana bila ada masyarakat
yang tidak patuh minum obat Nakes melakukan kunjungan rumah yang di beri dana
bantuan oleh Global Pan untuk pelayanan pasien TB . Begitu pula dengan pasien HIV ,
dilakukan sampai pemeriksaan CD4 di Health Canter 4 tersebut dan akan dilakukan
rujukan ke RS untuk mendapatkan pengobatan ARV .
2. Peran Masyarakat Di Monthong Tambon Health Promoting Hospital :

Di Subdistrik monthong terdapat Monthong Tambon Health Promoting Hospital


yang terdapat total penduduk sebanyak 2.891 jiwa dan terdapat 11 desa . Monthong
Tambon Health Promoting Hospital ini di fasilitasi oleh pemerintah Thailand . Semua
kebutuhan di Monthong Tambon Health Promoting Hospital ini pemerintahlah yang
menyediakan seperti obat-obatan alat-alat kesehatan sampai biyaya listrik bila
puskesmas desa ini kekurangan dana maka akan memintah oleh rumah sakit
pemerintah .
Di puskesmas desa ini, peran masyarakat sangatlah baik , dimana terdapat satu
kader yang membina 15 kepala keluarga . Bila ada masyarakat Subdistrik Monthong
yang sakit, maka kader lah yang pertama kali akan turun untuk melihat bagaimana
kondisi masyarakat tersebut . kaser-kader ini pula telah dibekali ilmu kesehatan oleh
NAKES setempat sebelum para kader mempunyai tanggung jawab penuh terhadap
masyarakatnya . Setelah itu barulah kader melaporkan dan membawa masyarakat yang
sakit ke Monthong Tambon Health Promoting Hospital ini, apabila sakit yang di derita
oleh pasien sudah sangat parah, barulah akan di bawa ke rumah sakit yang besar .
Kader-kader di Monthong Tambon Health Promoting Hospital ini di beri gajih
sebesar kurang lebih RP 500.000,- oleh Pemerintah Thailand .
Di Thailand penyakit TB lah yang menjadi focus permasalahan kesehatan
tertinggi. Tak sedikit masyarakat yang tidak patuh meminum obat, disini lah peran kader
sangatlah terlihat penting, mereka berlaku seperti Bidan desa bila di Indonesia , mereka
mendata setiap warga siapa saja yang terkena TB dan mendampingi untuk meminum
obat . Peran kader seperti ini sangatlah perlu di beri apresiasi karena kesadaran
kesehatan untuk masyarakat-masyarakatnya sangat lah besar .
Dan kami sangatlah terkesan oleh pernyataan dari salah satu Nakes yang
mengatakan bahwa beliau menimba ilmu kesehatan di kota dan setalah kuliahnya
berakhir beliau balik ke daerah asal karna kecintaannya pada tanah air serta ingin
membangun masyarakatnya yang sehat .
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pembelajaaran yang dapat kita ambil dari 2 tempat yang telah di bahas di
pemahasan di atas adalah :

1. Thailand adalah negara yang memiliki jenjang pendidikan yang mirip seperti yang
diterapkan di Indonesia, mulai pendidikan usia dini sampai perguruan tinggi tidak
terdapat perbedaan yang mendasar. Perbedaan yang signifikan terletak pada
pendidikan vokasi. Pendidikan vokasi di Thailand menerapkan lama belajar 5
(lima) tahun dimana tamatannya setara dengan lulusan diploma 2 tahun di
Indonesia sedangkan Pendidikan vokasi di Indonesia menerapkan lama belajar 3
(tiga) tahun. Oleh karena itu, di Thailand tidak dikenal perguruan tinggi Politeknik
seperti di Indonesia. Politeknik di Thailand berperan sebagai institusi longlife
learning’ atau institusi yang memberikan sertifikat bagi keahlian tertentu, seperti
mengelas, menjahit dll
2. Thailand juga menerapkan wajib belajar 9 tahun, seperti di Indonesia, namun
pendidikan gratis diberikan sampai tamat sekolah menengah atas.
3. Kualitas Pendidikan Tinggi di Thailand lebih baik jika dibandingkan dengan
kualitas Pendidikan Tinggi di Indonesia jika berdasarkan Berdasarkan hasil riset
QS World Rangking University Tahun 2015/2016 dimana Universitas Indonesia
yang berada pada peringkat 358 berada jauh dibawah Universitas Thailand yang
menempati posisi 253 yaitu Chulalongkorn University.
4. Di Indonesia kewajiban memakai seragam sekolah hanya sampai jenjang Sekolah
Menengah Atas (SMA). Masuk dunia perkuliahan pakaian bebas asalkan rapi dan
sopan. Tapi, itu tidak berlaku di Thailand. Peraturan pendidikan di negara ini
mewajibkan memakai seragam sampai jenjang Strata 1 (bachelor degree). Jadi
jangan kaget kalau di kampus/universitas Thailand melihat mahasiswa S1-nya
pada pakai seragam hitam putih, biru krem, atau warna yang lain.
5. Untuk kebijakan rokok di Thailand memiliki sedikit kesamaan yang dimana
kenaikan pajak rokok dialokasikan untuk dana kesehatan masyarakat di Thailand
dan Indonesia pun menurut Presiden Rakyat Indonesia untuk menutupi deposit
BPJS dana pajak rokok di alokasikan pula ke BPJS tapi tidak seluruhnya,
6. Untuk kebijakan Thailand tentang larangan merokok di tempat-tempat umum
Indonesia pun telah memberlakukan hal yang sama terdapat kawasan tampa
rokok tetapi tidak untuk tempat parkir, halte , dll seperti di Thailand
7. Tetapi di Thailand sudah sangat berani untuk membuat larangan merokok
ditempat umum dengan denda yang sangat besar dan melarang iklan rokok di
media serta promosi rokok melalui spanduk-spanduk, pemerintah Indonesia
belum melakukan hal itu
8. Untuk dari sisi kesehatan , dilihat dari perbedaan antara puskesmas kota di
Thailand dengan puskesmas di kota yang terdapat di Indonesia , puskesmas di
Thailand buka dari pukul 08.00 - 20.00 , sedangkan di Indonesia puskesmas hanya
di layani dari pukul 08.00 – 14.00 WIB
9. Untuk pemeriksaan penunjang seperti lab untuk pasien HIV di puskesmas kota di
Thailand sudah sampai bisa melakukan CD4 sedangkan di Indonesia puskesmas
belum dapat melakukannya, di Indonesia melakukan CV4 dilakukan di rumah sakit
besar yang ada di kota .
10. Dan untuk peran masyarakat Thailand di pedesaan dalam peran kader setempat
terdapat berbeda dengan peran pedesaan yang ada di Indonesia , di Thailand
kader hanya membina 15 KK sedangkan di Indonesia 1 desa hanya memiliki 2
kader kesehatan kurang lebih 1 kader membina 150 KK bilang terdapat 300 KK
dalam satu desa .
11. Kader di Thailand pun di beri gaji setiap bulannya oleh pemerintah yang dimana
gaji kader yang berada di Indonesia diberikan oleh Nakes di daerah setempat yang
berkoordinasi oleh Dinas Kesehatan setempat .

B. Saran

Dengan adanya kegiatan ini keharapkan dapat membuka wawasan kita semua betapa
luasnya dunia ini , betapa banyaknya perbedaan-perbedaan yang ada , banyak sekali
yang dapat dipelajari guna membangun kesehatan Indonesia yang lebih maju lagi .

Di harapkan pemerintah Indonesia dapat mencontoh dari sisi pendidikan maupun


kebijakan kesehatan Thailand yang jauh lebih maju dan dapat di jadikan tolak ukur
kebarhasilan di negara kita agar Indonesia tidak jauh tertinggal oleh negara-negara Asia
lainnya .
DAFTAR PUSAKA

https://www.suara.com/lifestyle/2019/02/15/210236/peraturan-baru-merokok-di-thailand-bisa-
bikin-jatuh-miskin
https://tirto.id/thailand-terapkan-kemasan-rokok-polos-indonesia-kapan-ehpR
https://en.wikipedia.org/wiki/Mahidol_University

Anda mungkin juga menyukai