Rencana Kerja
Direktorat Jenderal Pengendalian DAS
dan Hutan Lindung
Tahun 2019
ii
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN HUTAN LINDUNG
NOMOR P.12/PDASHL/SET/KUM.1/11/2018
TENTANG
RENCANA KERJA DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAERAH
ALIRAN SUNGAI DAN HUTAN LINDUNG TAHUN 2019
6. Peraturan ……….
-2-
MEMUTUSKAN :
Pasal 1
Pasal 2
Pasal 3 .................…
-3-
Pasal 3
Pasal 4
Pasal 5
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal : 5 November 2018
DIREKTUR JENDERAL,
TTD
DUDI ISKANDAR
NIP. 19730716 199503 1 001
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PENGENDALIAN DAS DAN HUTAN LINDUNG
NOMOR: P.12/PDASHL/SET/KUM.1/11/2018
TANGGAL : 5 NOVEMBER 2018
TENTANG RENCANA KERJA DIREKTORAT
JENDERAL PENGENDALIAN DAERAH ALIRAN
SUNGAI DAN HUTAN LINDUNG TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah salah satu unit lanskap yang
representatif dalam pengelolaan sumberdaya lahan, dimana air merupakan
“perajut” keterkaitan antar atribut. Hutan merupakan salah satu atribut lahan
yang memiliki peran besar dalam menentukan rona lanskap DAS, karena
kemampuannya dalam regulasi air.
Terkait hal tersebut, diperlukan pendekatan lanskap dalam
mempertemukan variasi pandangan antar sektor. Lanskap sebagai area
dengan konfigurasi topografi, penutupan vegetasi, tata guna lahan dan pola
permukiman dengan proses-proses dan kegiatan-kegiatan alamiah serta
budayanya. Lanskap divisualisasikan juga sebagai hamparan dimana terjadi
interaksi luas antar atribut-atribut lahan. Pendekatan lanskap
memungkinkan penilaian dampak berbagai aktivitas sektor, karena
keterkaitan antar atribut dapat dipetakan, dinilai bentuknya dan diukur
magnitude-nya. Tata kelola lanskap pada dasarnya merupakan upaya
peningkatan harmoni interaksi antar atribut.
Keterlanjuran over-eksploitasi dan bencana telah terjadi dan itu
merubah daya dukung lahan yang selanjutnya mereduksi kapital pendukung
kehidupan. Maka yang pertama-tama perlu dilakukan dalam upaya
mengkoreksi hubungan manusia dengan hutan ialah pemulihan daya dukung
lahan. Namun demikian, karena multifungsi hutan diikuti oleh multi
kepentingan dari multisektor, maka ada kerumitan manakala perspektif
multisektor hendak dipertemukan. Antar sektor terdapat variabilitas
B.1. Kedudukan
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi pembangunan lingkungan
hidup dan kehutanan bidang PDASHL, Direktorat Jenderal PDASHL sesuai
landasan hukum yang meliputi:
a. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi SDA Hayati
dan ekosistemnya;
b. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan;
c. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
d. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
e. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2014 tentang Konservasi Tanah dan
Air;
f. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1995 tentang Perbenihan
Tanaman;
g. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air;
B.2. Tugas
Sesuai dengan Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2015 tentang
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Direktorat Jenderal
Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung mempunyai tugas
B.3. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah
Aliran Sungai dan Hutan Lindung menyelenggarakan fungsi:
a. Perumusan kebijakan dibidang penyelenggaraan pengelolaan daerah
aliran sungai, pembinaan kesatuan pengelolaan hutan lindung,
perbenihan tanaman hutan, penanaman dan pemeliharaan tanaman
hutan, pemulihan kerusakan ekosistem perairan darat, rehabilitasi
hutan dan lahan, serta konservasi tanah dan air;
b. Pelaksanaan kebijakan dibidang penyelenggaraan pengelolaan daerah
aliran sungai, pembinaan kesatuan pengelolaan hutan lindung,
perbenihan tanaman hutan, penanaman dan pemeliharaan tanaman
hutan, rehabilitasi hutan dan lahan, serta konservasi tanah dan air;
c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria dibidang
penyelenggaraan pengelolaan daerah aliran sungai, pembinaan
kesatuan pengelolaan hutan lindung, perbenihan tanaman hutan,
penanaman dan pemeliharaan tanaman hutan, pemulihan kerusakan
ekosistem perairan darat, rehabilitasi hutan dan lahan, serta
konservasi tanah dan air;
d. Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan
pengelolaan daerah aliran sungai, pembinaan kesatuan pengelolaan
hutan lindung, perbenihan tanaman hutan, penanaman dan
pemeliharaan tanaman hutan, pemulihan kerusakan ekosistem
perairan darat, rehabilitasi hutan dan lahan, serta konservasi tanah
dan air;
e. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisiatas pelaksanaan urusan
penyelenggaraan pengelolaan daerah aliran sungai, pembinaan
kesatuan pengelolaan hutan lindung, perbenihan tanaman hutan,
penanaman dan pemeliharaan tanaman hutan, pemulihan kerusakan
ekosistem perairan darat, rehabilitasi hutan dan lahan, serta
konservasi tanah dan air di daerah;
f. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan pengelolaan
daerah aliran sungai, pembinaan kesatuan pengelolaan hutan lindung,
Direktorat Jenderal
Pengendalian DAS dan
Hutan Lindung
Sekretariat
Direktorat
Jenderal
UPT
3. Pembinaan 1. Membina internalisasi RPDAS ke 1. Jumlah RPDAS yang diinternalisasi ke 28 RPDAS Prioritas Bidang
Penyelenggaraan dalam RTRW dalam RTRW
Pengelolaan DAS 2. Membina Rencana dan Evaluasi 2. Data Kinerja DAS 34 BPDASHL Prioritas Bidang
Pengendalian DAS
3. Melaksanakan layanan dukungan 3. Layanan Dukungan Manajemen Eselon 1 Layanan Prioritas Bidang
manajemen di satker I
4. Pembinaan 1. Membina penyediaan benih tanaman 1. Luas sumber benih berkualitas dan 80 Ha Prioritas Bidang
Pengembangan hutan yang berkualitas ASDG
Perbenihan 2. Membina penyediaan bibit berkualitas 2. Jumlah bibit berkualitas dan bibit 52,5 juta batang Prioritas Bidang
Tanaman Hutan produktif yang disediakan dan
didistribusikan
3. Membina pengelolaan sumber benih 3. Sumber benih terkelola 10.500 Ha Prioritas Bidang
4. Melaksanakan layanan dukungan 4. Layanan Dukungan Manajemen Eselon 1 Layanan Prioritas Bidang
manajemen di satker I
Sasaran lokus kegiatan secara indikatif telah diinput pada aplikasi KRISNA
(Kolaborasi Perencanaan dan Informasi Kinerja Anggaran) Bappenas pada
penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2019. Pada aplikasi KRISNA
Rencana Kerja Direktorat Jenderal PDASHL Tahun 2019 40
(sebagaimana terlampir), telah disusun komponen dan anggaran pada setiap
lokasi.
C.1. Arahan
Sebagaimana arahan Presiden RI terkait 70% dari anggaran Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada TA 2019 diperuntukkan untuk
penanaman/RHL. Penanaman agar tidak “diecer-ecer” agar berdampak signifikan untuk
menyelamatkan waduk-waduk, danau prioritas, DAS prioritas dan DAS rawan bencana.
Lahan kritis didalam kawasan hutan difokuskan pada Daerah Tangkapan Air
(DTA) Waduk/ Bendungan baik baru maupun eksisting, DTA 15 Danau Prioritas, 15 DAS
Prioritas, DAS Rawan Bencana.
Metode yang dilakukan untuk penentuan calon lokasi RHL dilaksanakan secara
penapisan berbasis spasial dengan teknik overlay (tumpangsusun) antara lahan kritis di
kawasan hutan pada Daerah Tangkapan Air (DTA) Waduk/ Bendungan baik baru
maupun eksisting, DTA 15 Danau Prioritas, 15 DAS Prioritas, DAS Rawan Bencana yang
menjadi “pilar” prioritas lokasi yang berada di kawasan hutan pada provinsi-provinsi
yang ditetapkan. Pada metode ini dilakukan penapisan pada areal diluar kawasan hutan,
lahan yang tidak termasuk lahan kritis, lahan dengan potensi erosi <60 ton/ha/tahun,
lahan dengan kelas lereng <25%, lahan yang telah dilaksanakan RHL dalam kurun 2010-
2017, areal yang telah memiliki ijin (baik ijin pemanfaatan kawasan hutan, penggunaan
kawasan hutan dan ijin lainnya di kawasan hutan), dan areal yang telah masuk dalam
Program Tanah Objek Reformasi Agraria (TORA).
Issu utama yang akan di RHL kan adalah pengendalian erosi dan sedimentasi
sehingga dilakukan pendekatan dari penutupan lahan. Berdasarkan klas penutupan
lahan, yang menjadi sasaran lokasi RHL berupa belukar/ semak, tanah terbuka,
pertanian lahan kering dan pertanian lahan kering campuran. Setelah dilakukan
penapisan-penapisan dengan berbagai penapisan ini, maka dilakukan verifikasi calon
lokasi baik oleh unit eselon I lain maupun oleh Ditjen PDASHL. Hal ini dilakukan untuk
memetakan kondisi permasalahan sosial yang ada serta sinkronisasi dengan dokumen
perencanaan pengelolaan kawasan yang telah ada, misalnya Rencana Pengelolaan
Kawasan Konservasi maupun Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang pada KPH
(KPHL dan KPHP). Diagram alur proses penapisan disajikan pada Gambar 2.
Berdasarkan unit eselon I, RHL Tahun 2019 melibatkan secara langsung 4 unit
eselon I yakni Ditjen Pengendalian DAS dan Hutan Lindung sebagai penanggung jawab
RHL secara keseluruhan dan khususnya RHL di KPHL, Ditjen Pengelolaan Hutan
Produksi Lestari sebagai penanggung jawab RHL di KPHP, Ditjen Konservasi Sumber
Fungsi Kawasan
1. Lahan Kritis
2. Erosi > 60
ton/ha/th
3. Kelas Lereng
Provinsi terpilih
Lokasi Indikatif
Peta Penutupan
Lahan
Klas Peta Penutupan
Lahan:
1. Belukar/Semak
2. Tanah Terbuka Lokasi Definitif
3. Pertanian Lahan
Kering
4. Pertanian Lahan Penilaian stakeholders
Kering Campur (KSDAE, PHPL, PDASHL, BLI)
5. Belukar Rawa
Lokasi Kegiatan
RHL
Pengelolaan DAS harus terintegrasi lintas sektor, lintas disiplin ilmu dan lintah
wilayah administrasi mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan hingga
pengendalian dan evaluasinya.
Sesuai dengan program Direktorat Jenderal Pengendalian DAS dan Hutan Lindung
yaitu “Pengendalian DAS dan Hutan Lindung” dan sasaran program serta sasaran
kegiatan,maka seluruh jajaran Direktorat Jenderal Pengendalian DAS dan Hutan
Lindung agar bersinergi baik satuan kerja di daerah maupun di pusat dengan mengacu
rencana kerja ini.
DIREKTUR JENDERAL,
TTD
DUDI ISKANDAR
NIP. 19730716 199503 1 001
Anggaran
Program/Unit/Kegiatan/Output Volume
(xRp1000)
018-Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kritis Secara Sipil Teknis 3000-Unit 56,084,000
Total 3,512,913,670
Anggaran
Program/Unit/Kegiatan/Output/Komponen Volume
(xRp1000)
051-Penanaman 24,000,000
018-Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kritis Secara Sipil Teknis 3000-Unit 56,084,000
Total 3,512,913,670
05-Pemberian Akses Kelola Sumber Daya Alam melalui Perhutanan Sosial 83,911,400
2,987,572,40
04-Pemantapan Ketahanan Energi, Pangan, dan Sumber Daya Air
0
01-Pembangunan Konservasi Tanah dan Air (KTA) secara Sipil Teknis dan
2,932,072,400
Vegetatif.
10580-
001-Penyediaan Benih Berkualitas dan Materi Genetik Unggul 12,000,000
Hektar
5000000-
002-Penyediaan Bibit Berkualitas 10,500,000
batang
47500000
012-Penyediaan Bibit Berkualitas dan Bibit Produktif 140,000,000
-batang
206000-
017-Rehabilitasi Hutan dan Lahan secara Vegetatif 2,713,488,400
Ha
3000-Unit
018-Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kritis Secara Sipil Teknis 56,084,000
Total 3,071,483,800
Anggaran
Program/Unit/Tematik/Output Volume
(xRp1000)
Anggaran
Program/Unit/Nawacita/Output Volume
(xRp1000)
029.04.07-Program Pengendalian DAS dan Hutan Lindung 3,020,317,876
04-Ditjen Pengendalian DAS dan Hutan Lindung 3,020,317,876
Anggaran
Program/Lokasi/Output/Volume Total
(xRp1000)
029.04.07-Program Pengendalian DAS dan Hutan Lindung 3,512,913,670
00-Pusat 106,359,700
001-Jumlah KPHL yang Beroperasi 3,970,000
150-KPHL
001-Jumlah RPDAST yang diinternalisasi ke dalam RTRW 1,400,000
28-RPDAS
001-Pembinaan Kegiatan Rehablitasi Hutan dan Lahan Kritis Secara Vegetatif 6,166,700
206000-Ha
001-Sumber benih berkualitas dan ASDG 1,500,000
80-Hektar
002-Jumlah bibit berkualitas dan bibit produktif yang disediakan dan didistribusikan 1,000,000
52500000-batang
002-Pembinaan Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kritis Secara Sipil Teknis 686,300
3000-Unit
002-Rencana dan Evaluasi Pengendalian DAS 3,205,000
34-Provinsi
004-Pembinaan Forest Program II (Development of Integrated Biodiversity Conservation and 2,138,000
Watershed Management)
1-Kegiatan
004-Sumber Benih terkelola 1,235,400
10500-Hektar
005-Jumlah Danau yang ditingkatkan kualitas airnya dan diturunkan sedimentasinya 643,170
15-Danau
006-Jumlah DAS yang segmen sungai dan mata airnya dipulihkan ekosistemnya 3,772,530
15-DAS
950-Layanan Dukungan Manajemen Eselon I 40,955,100
1-Layanan
994-Layanan Perkantoran 39,687,500
1-Layanan
11-Provinsi Aceh 214,075,216
001-Penyediaan Benih Berkualitas dan Materi Genetik Unggul 100,000
10580-Hektar
002-Rehabilitasi Hutan Mangrove 1,734,050
1000-Ha
003-Data Kinerja DAS 420,000
34-BPDASHL
012-Penyediaan Bibit Berkualitas dan Bibit Produktif 3,345,000
47500000-batang
017-Rehabilitasi Hutan dan Lahan secara Vegetatif 192,090,475
206000-Ha
018-Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kritis Secara Sipil Teknis 2,343,750
3000-Unit
020-Penyediaan Sarana Pengendalian Kerusakan Perairan Darat 763,835
234-Unit
031-Pengamanan Kolaboratif KPH Bersama Masyarakat 6,425,650
150-KPH
970-Layanan Dukungan Manajemen Satker 995,000
1-Layanan
994-Layanan Perkantoran 5,857,456
1-Layanan
12-Provinsi Sumatera Utara 235,842,736
001-Penyediaan Benih Berkualitas dan Materi Genetik Unggul 342,177
10580-Hektar
Total 3,512,913,670