Toxic Anterior Segment Syndrome
Toxic Anterior Segment Syndrome
PENDAHULUAN
2.1 Definisi
Toxic anterior segment syndrome (TASS) adalah peradangan akut pada ruang atau
segmen anterior mata yang terjadi setelah operasi katarak. Awalnya TASS disebut sebagai
endopthalmitis steroal post operasi. Pada tahun 1992 Monson et al menamainya sebagai
Toxic anterior segment syndrome. TASS merupakan reaksi inflamasi steril post-operasi
yang disebabkan oleh beberapa bahan yang non-infeksius yang mengenai segmen anterior
selama operasi dan menyebabkan kerusakan toksik pada jaringan intraokular.4 TASS
berhubungan dengan cairan irigasi, obat-obatan, dan bahan-bahan lain yang digunakan pada
bilik mata depan saat pembedahan.5
2.2 Etiologi
Setiap zat yang digunakan selama atau segera setelah operasi katarak yang dapat
mengakses segmen anterior mata dapat menyebabkan TASS. Endotelium kornea sangat
sensitif untuk segala bentuk bahan toksik seperti struktur dalam anterior segmen mata pada
umumnya. Etiologi TASS relatif luas dan dapat mencakup cairan irigasi dengan larutan
garam seimbang dan bahan aditif yang digunakan. Selain itu, setiap cairan oftalmik lain
yang digunakan selama operasi, khususnya yang mengandung bahan pengawet atau
menstabilkan agen dapat menyebabkan toksisitas pada endotel kornea dan endapan. Obat-
obatan seperti antibiotik dan anestesi yang disuntikkan ke mata mungkin juga terkait
dengan TASS. Selain itu, residu oftalmik bahan viscosurgical (OVDs) dapat menyebabkan
inflamasi pasca operasi. Terakhir, penting untuk diingat bahwa setiap enzim atau deterjen
yang digunakan dalam pembersihan instrumen digunakan dalam anterior-segmen operasi
mungkin meninggalkan residu yang dapat menyebabkan TASS.6
2.3 Patofisiologi
Jika terdapat kerusakan pada endotel kornea, sel tersebut akan berkurang secara
signifikan. Saat lahir, kebanyakan orang mempunyai sekitar 5.000 sel/mm 2. Jumlah ini
berkurang menjadi 2.500-3.000 sel/mm2 saat mencapai usia duapuluhan. Jumlah tersebut
kemudian menetap, dan jika ada kerusakan dari eksternal, jumlah sel akan menurun 0,6%
setiap tahun. Jika jumlah nya terus turun hingga 800 sel/mm2, pasien akan mengalami
dekompensasi yang akan menyebabkan kehilangan kejernihan kornea karena adanya
edem.7
TASS timbul dari masuknya bahan toksik ke ruang anterior secara tidak sengaja.
Hal ini menyebabkan reaksi inflamasi yang bervariasi keparahannya tergantung pada jenis
dan lamanya terpapar toksin. Ciri histopatologi TASS adalah kerusakan pada segmen
anterior. Nekrosis seluler dan/atau apoptosis dan kerusakan matriks ekstraseluler yang
muncul menyebabkan respon inflamasi akut. Endotel kornea berlokasi pada segmen
anterior, dan area ini sensitif terhadap bahan-bahan toksik, oleh karena itu kornea rentan
terhadap kerusakan yang muncul. Endotel kornea merupakan struktur yang sering terkena
karena ketidakmampuannya untuk beregenerasi dan mengganti sel yang mati.1,7
Bahan toksik secara spesifik menyebabkan kerusakan akut pada endotelial junction
dengan hilangnya fungsi dari barrier. Hal ini menyebabkan sel endotel yang masih bagus
bermigrasi dan menyebar ke seluruh area kerusakan dalam usahanya untuk menjaga sistem
pompa endotelial. Timbulnya edem kornea “limbus ke limbus” karena adanya kerusakan
kornea yang luas. Jika kerusakan yang parah muncul, sel yang masih baik tidak dapat
mengkompensasi kerusakan yang terjadi, dan berikutnya akan menimbulkan edem kornea
yang permanen.1
TASS juga dapat menyebabkan kerusakan iris dan trabekular. Kerusakan pada iris
akan menyebabkan dilatasi pada pupil dan reaksi konstriksi yang buruk. Kerusakan pada
trabekular meshwork dapat menyebabkan penurunan aliran, jaringan parut, dan
pembentukan sinekia anterior yang menimbulkan peningkatan tekanan intraokular.
Kurusakan trabekular yang permanen dapat menyebabkan glaukoma sekunder.1
2.4 Diagnosis
2.4.1 Riwayat Penyakit
Dalam peradangan pascaoperasi, membedakan TASS dari infeksius endophthalmitis
sangat penting. Namun, ini bisa sulit, karena kedua kondisi dapat timbul dengan cara yang
sama.8
Ciri dari TASS adalah onset yang cepat, biasanya dalam waktu 12-24 jam. TASS
bisa hadir sebagai peradangan dengan onset lama pasca operasi, yang dapat
membingungkan dengan infeksius endophthalmitis. Pasien dengan TASS biasanya tidak
ada nyeri, namun jika muncul nyeri biasanya ringan.8
2. Reaksi ruang anterior bisa sedang sampai berat dengan kehadiran hypopyon dan
fibrin. Tidak seperti infeksius endophthalmitis, peradangan vitreous jarang terjadi,
dan jika itu terjadi, itu dianggap sebagai hasil dari difusi posterior dari ruang
anterior.
3. Refleks pupil dapat menghilang.
4. Tekanan intraokular dapat meningkat yang disebabkan oleh kerusakan trabecular
meshwork.
5. Edem macula cystoid telah dilaporkan pada beberapa kasus.
2.5 Penatalaksanaan
Medikamentosa
Terapi medis untuk TASS adalah kortikosteroid dan obat anti-inflammatory drugs
(NSAID). Setelah TASS didiagnosis, pasien harus memulai pengobatan dengan steroid
topikal. Regimen yang dianjurkan adalah 1 tetes setiap 30-60 menit selama 3 hari pertama
dan kemudian dosis diturunkan secara bertahap.1,6,9
Biasanya respon terhadap pengobatan cepat sekali pada pengobatan dengan steroid
topikal. Pasien kontrol ulang pada hari yang sama atau hari berikutnya untuk memastikan
bahwa diagnosis pasien adalah TASS dan bukan suatu infeksius endophthalmitis karena
dalam kasus tersebut, pengobatan dengan steroid saja akan memperburuk kondisi.1,5
Penilaian yang hati-hati dan pengobatan tekanan intraokular tinggi adalah penting
untuk mencegah kerusakan saraf optik. Obat anti-inflamasi tetes telah terbukti menjadi obat
yang sangat membantu dalam beberapa kasus TASS. 1,6
Steroid Topikal1,9
Obat golongan ini dapat mengurangi peradangan. Pengobatan kortikosteroid sering
dimulai hanya setelah berkonsultasi dengan dokter spesialis mata. Obat yang sering
digunakan adalah:
Prednisolone acetate 1% (Pred Forte, Omnipred Plus)
Merupakan steroid yang terkuat dari kelompoknya dan pilihan terbaik untuk uveitis.
Mengurangi inflamasi dengan menekan migrasi leukosit polimorfonuklear dan
membalikkan peningkatan permeabilitas kapiler. 1,9
Pembedahan
Dalam kasus di mana lensa intraokular diduga menjadi penyebab peradangan,
pertukaran lensa intraokular mungkin diperlukan jika tidak ada respon terhadap pengobatan
medis ditunjukkan. Jika edema kornea bertahan lebih dari 6 minggu meskipun telah
ditatalaksana dengan pengobatan medis, yang mana dekompensasi kornea kemungkinan
permanen dan transplantasi kornea diperlukan. Jika tekanan intraokular tidak dapat
dikontrol secara medis, prosedur seton valve mungkin diperlukan.1,4
BAB III
KESIMPULAN
1. Toxic anterior segment syndrome (TASS) adalah peradangan akut pada ruang atau
segmen anterior mata yang terjadi setelah operasi katarak.
2. Setiap zat yang digunakan selama atau segera setelah operasi katarak yang dapat
mengakses segmen anterior mata dapat menyebabkan TASS.
3. Diagnosis TASS dapat ditegakkan berdasarkan riwayat penyakit, pemeriksaan
ophtalmologi dan pemeriksaan penunjang.
4. Penatalaksanaan TASS dengan menggunakan obat antiinflamasi non steroid, steroid
topikal, dan dengan pembedahan.
5. Pencegahan TASS yaitu mencakup pencegahan semua langkah pra operasi,
intraoperatif, dan pasca operasi.
6. Prognosis TASS tergantung pada derajat keparahannya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Al-Ghoul AR. Toxic anterior segment syndrome. 2012. [diakses tanggal 29 Juli
2012]. Dikutip dari : (http://emedicine.medscape.com/article/1190343-overview)
2. Mamalis Nick. Toxic anterior segment syndrome. 2012. [diakses tanggal 29 Juli
2012]. Dikutip dari :
(http://elibrary.rajavithi.go.th/homelibrary/EBook_data/Cataract%20Surgery/48.
pdf)
3. Hellinger WC, et al. Outbreak of toxic anterior segment syndrome following
cataract surgery associated with impurities in autoclav steam moisture. Infection
Control and Hospital Epidemiology, Vol. 27, No. 3 (March 2006), pp. 294-298
4. Andonegui J, Jimenez lasanta L, Aliseda D, Lameiro F. Outbreak of toxic anterior
segment syndrome after vitreous surgery. ARCH SOC ESP OFTALMOL. 2009; 84:
403-406
5. Suhardjo, Sasongko MB, Anugrahsari S. Lensa mata dan katarak. Dalam : Suhardjo,
dkk, editors. Ilmu kesehatan mata. Yogyakarta : Bagian Ilmu Penyakit Mata FK
UGM; 2007. h. 85-101.
6. Mammalis N, Edelhauser HF, Dawson DG, Chew J, LeBoyer RM, Werner L. Toxic
anterior segment syndrome. J Cataract Refract Surg 2006;32:324.
7. Choi JS, Shyn KW. Development of toxic anterior segment syndrome after
uneventful phaco surgery. Korean Journal of Ophthalmology 2008;22:220-227
8. Holland SP, Morck DW, Lee TL. Update on toxic anterior segment syndrome. Curr
Opin Ophthalmol. Feb 2007;18(1):4-8
9. Sabbagh OM. Update on toxic anterior segment syndrome, New protocols for
cleaning, processing and sterilization are on the way to help surgeons and centers
prevent this condition. 2007. [diakses tanggal 29 Juli 2012]. Dikutip dari :
(http://www.revophth.com/content/d/glaucoma/p/22873/c/24944/)
10. American Society of Cataract and Refractive Surgery, American Society of
Ophthalmic Registered Nurses. Recommended practices for cleaning and sterilizing
intraocular surgical instruments. Fairfax, VA. American Society of Cataract and
Refractive Surgery. 2007
11. Edelhauser HF, Van Horn DL, Schultz RO, Hyndiuk RA. Comparative toxicity of
intraocular irrigating solutions on the corneal endothelium. Am J Ophthalmol. Apr
1976;81(4):473-81